SlideShare a Scribd company logo
Wakil Menteri PAN dan RB
ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
SDM APARATUR DI INDONESIA
• Pengaturan kepegawaian di berbagai undang-undang (antara
lain Undang-Undang 14/2010 tentang Guru dan Dosen; UU
32/2004 dan UU 8/1974 jo 43/1999)
• PNS belum dianggap sebagai sebuah profesi
• Penetapan formasi PNS belum melalui analisis jabatan, analis
beban kerja dan perencanaan SDM.
• Penempatan dan pengangkatan dalam jabatan belum berbasis
kompetensi
• Terbatasnya mobilitas PNS
• 9 dari 10 PNS tidak pernah diberi kesempatan
mengembangkan diri
• Kualifikasi dan kompetensi PNS tidak sesuai kebutuhan
PERMASALAHAN KEBIJAKAN DAN
MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI INDONESIA
2
• Masalah overstaff dan understaff
• Desentralisasi pengadaan PNS menyuburkan semangat
kedaerahan dan memperlemah NKRI
• Budaya kinerja PNS yang masih rendah
• Sistem remunerasi dan tunjangan bervariasi antar
instansi.
• Remunerasi masih belum terkait dengan pencapaian
kinerja
• Promosi jabatan masih bersifat tertutup
• Rekrutment PNS masih belum objektif dan transparan
PERMASALAHAN KEBIJAKAN DAN
MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI INDONESIA
3
• Berasal dari kurang lengkapnya dan kurang jelasnya
kebijakan yang mengatur mengenai kepegawaian
• Berasal dari masalah-masalah implementasi kebijakan
dan sanksi di bidang kepegawaian
SUMBER PERMASALAHAN KEPEGAWAIAN
UNTUK ITU DIPERLUKAN :
1. STRATEGI PENGEMBANGAN SDM
2. REVISI UNDANG-UNDANG KEPEGAWAIAN NEGARA
3. PERATURAN PELAKSANAANNYA
4
Strategi Reformasi Birokrasi Nasional
5
3 Sasaran RB
1. Terwujudnya
pemerintahan yang
bersih dan bebas
korupsi, kolusi, dan
nepotisme;
2. Meningkatnya
kapasitas dan
akuntabilitas
kinerja birokrasi
3. Meningkatnya
kualitas pelayanan
publik
PENATAAN JUMLAH DAN DISTRIBUSI PNS
a. Analisis & Pemetaan Jabatan di K/L & Pemda
b. Kebijakan Minus Growth (Penerimaan < Jumlah PNS
Pensiun setiap tahun)
c. Kebijakan Pembatasan dan/atau Pengurangan
Belanja Pegawai
d. Monev Redistribusi/Realokasi PNS
e. Kebijakan Pemberian Pensiun Dini secara sukarela
Melihat ulang
kebutuhan riil PNS
Menurunkan
pertumbuhan jumlah
PNS
Mengatur
Redistribusi/Realokasi
PNS
Mengurangi Belanja
Pegawai
Merencanakan
kebutuhan CPNS
sesuai kebutuhan
Birokrasi yang
efektif, efisien
dan melayani
SISTEM SELEKSI CPNS DAN PROMOSI PNS SECARA TERBUKA
a. Kebijakan seleksi CPNS melalui:
• Kerjasama dengan Konsorsium PTN untuk seleksi CPNS
• Penggunaan Computer Assissted Text (CAT) untuk
seleksi CPNS
b. Kebijakan Promosi PNS
• Penguatan Assessment Center untuk Promosi Jabatan,
Diklat Penjenjangan dan/atau Fungsional
c. Kebijakan Pengisian Lowongan Jabatan Secara Terbuka
Antar Instansi baik Tingkat Nasional maupun Regional
Menciptakan sistem
rekruitmen dan
promosi yang selektif
Menjaring calon-calon
yang berkualitas
Mengurangi KKN
dalam proses seleksi
Mendorong kinerja
birokrasi melalui
penempatan pegawai
yang tepat
Birokrasi yang
efektif, efisien,
bersih dan
melayani
PROFESIONALISASI PNS
a. Penetapan Standar Kompetensi
b. Peningkatan Kemampuan PNS Berbasis Kompetensi
c. Sistem Nasional Diklat PNS Berbasis Kompetensi
d. Penegakan Etika dan Disiplin Pegawai Negeri
e. Sertifikasi Kompetensi Profesi
f. Mutasi dan Rotasi Sesuai dengan Kompetensi Secara Periodik
g. Pengukuran Kinerja Individu
h. Penguatan Jabatan Fungsional:
• Penambahan jumlah
• Penetapan Pola Karier
• Peningkatan Kemampuan
• Peningkatan Tunjangan
Menciptakan standar
kompetensi jabatan
yang menjadi acuan
bagi penembatan
dalam jabatan
Meningkatkan dan
menjaga kualitas SDM
Aparatur
Meningkatkan disiplin
dan kinerja PNS
Mendorong PNS
untuk memberikan
kontribusi kinerja
melalui jabatan
fungsional
Birokrasi yang
efektif, efisien,
bersih dan
melayani
REFORMASI
BIROKRASI
UU No. 39
Tahun 2008
Kementerian
Negara
UU No 25
Tahun 2009
Pelayanan
Publik
RUU
Adminsitrasi
Pemerintahan
RUU
Aparatur Sipil
Negara
RUU Sistem
Pengawasan
Intern
Pemerintah
FONDASI UNTUK
REFORMASI UNDANG-UNDANG BIROKRASI
9
• mewujudkan Aparatur Sipil
Negara yang memiliki
integritas, profesional,
melayani dan sejahtera.
VISI
• memindahkan Aparatur Sipil
Negara dari Comfort Zone ke
Competitive Zone
MISI
VISI DAN MISI RUU ASN
10
Meningkatkan :
a. Independensi dan netralitas ,
b. Kompetensi,
c. Kinerja/ produktivitas kerja,
d. Integritas,
e. Kesejahteraan,
f. Kualitas pelayanan publik, dan
g. Pengawasan dan akuntabilitas
APARATUR SIPIL NEGARA
TUJUAN UTAMA RUU ASN
11
Memberlakukan sistem merit melalui :
• seleksi dan promosi berbasis kompetensi secara kompetitif
dan adil
• penerapan prinsip fairness
• penggajian, reward and punishment berbasis kinerja
• standar integritas dan perilaku untuk kepentingan publik
• manajemen SDM secara efektif dan efisien
• perlindungan pegawai dari intervensi politik dan tindakan
semena-mena.
PRINSIP DASAR RUU ASN
12
• Diskriminatif (SARA dan Gender)
• Kolusif, nepotisme, dan favoritisme
• Menghalangi hak konstitusional
• Mempergunakan aktivitas politik yang koersif
• Menghalangi hak untuk berkompetisi
LARANGAN DALAM MERIT SISTEM
13
I. Ketentuan Umum
II. Asas, Prinsip, Nilai Dasar, dan Kode Etik
III. Jenis Status dan Kedudukan ASN
IV. Fungsi, Tugas dan Peran ASN
V. Jabatan ASN
VI. Hak dan Kewajiban ASN
VII. Kelembagaan (KASN, LAN, dan BKN)
VIII. Manajemen ASN
IX. Pencalonan dan Pengangkatan Dalam Pejabat Negara
X. Organisasi (Korps Profesi Pegawai ASN)
XI. Sistem Informasi ASN
XII. Penyelesaian Sengketa Pegawai ASN
XIII. Larangan-Larangan
XIV. Ketentuan Pidana
XV. Ketentuan Penutup
SISTEMATIKA RUU ASN
14
15
UU POKOK KEPEGAWAIAN
(UU 8/1974 JO 43/1999)
VI BAB
41 Pasal
12 PP
RUU ASN
(SETELAH PEMBAHASAN)
PERBEDAAN STRUKTUR
XV BAB
134 Pasal
17 RPP
(telah disiapkan)
16
UU POKOK KEPEGAWAIAN
(UU 8/1974 JO 43/1999)
Pendekatan Administrasi
Kepegawaian
Sistem karier tertutup
PNS belum ditetapkan sebagai
profesi
PEGAWAI NEGERI :
• Pegawai Negeri Sipil :
o Pusat
o Daerah
o PTT
• TNI (sudah ada UU tersendiri)
• POLRI (sudah ada UU tersendiri)
RUU ASN
(SETELAH PEMBAHASAN)
PERBEDAAN SUBSTANSI
Pendekatan Manajemen SDM
Sistem karier terbuka
ASN sebagai profesi.
APARATUR SIPIL NEGARA :
• Pegawai Negeri Sipil Republik
Indonesia
• Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja (PPPK)
17
UU POKOK KEPEGAWAIAN
(UU 8/1974 JO 43/1999)
Jabatan :
• Struktural : Eselon I s.d V
• Fungsional : Keahlian
Keterampilan
Pejabat yang berwenang mengangkat,
memindahkan dan memberhentikan PNS
(Pejabat Pembina Kepegawaian):
• Presiden
• Didelegasikan kepada pejabat non
karier (Menteri, Gubernur,
Bupati/Walikota) dan karier (Kepala
LPNK)
RUU ASN
(SETELAH PEMBAHASAN)
PERBEDAAN SUBSTANSI
Jabatan :
• Struktural : Jabatan Pimpinan
Tinggi & Jabatan Administrasi
• Fungsional : Keahlian
Keterampilan
Pejabat yang berwenang mengangkat,
memindahkan dan memberhentikan PNS
(Pejabat Pembina Kepegawaian):
• Presiden
• Didelegasikan kepada Pejabat non
karier (Menteri) dan Karier (Kepala
LPNK, Sekda)
18
UU POKOK KEPEGAWAIAN
(UU 8/1974 JO 43/1999)
Pembentukan Komisi Kepegawaian
Negara (KKN) dijabat ex-officio
Kepala BKN (sampai sekarang belum
dibentuk)
Batas Usia Pensiun (BUP) tidak diatur
secara eksplisit (diatur dalam
Peraturan Pemerintah)
Sistem Informasi ASN tidak diatur
secara eksplisit
RUU ASN
(SETELAH PEMBAHASAN)
PERBEDAAN SUBSTANSI
Pembentukan Komisi Aparatur Sipil
Negara (KASN) bertugas menjamin
penerapan sistem merit
Batas Usia Pensiun (BUP) diatur
secara eksplisit dimuat dalam batang
tubuh RUU
Sistem informasi ASN secara nasional
dan terintegrasi antar instansi
pemerintah;
19
UU POKOK KEPEGAWAIAN
(UU 8/1974 JO 43/1999)
Sistem penggajian dengan skala
ganda
Sanksi pidana tidak diatur
RUU ASN
(SETELAH PEMBAHASAN)
PERBEDAAN SUBSTANSI
Perubahan struktur gaji ke arah skala
tunggal secara bertahap
Pengaturan sanksi pidana bagi
pejabat/ pegawai yang
menyalahgunakan wewenang dalam
pengadaan calon pegawai ASN atau
pengisian calon pimpinan tinggi.
• Memiliki standar pelayanan profesi
• Memiliki dan menegakkan kode etik dan kode perilaku profesi
• Memiliki sistem pendidikan dan pelatihan profesi
• Memiliki standar sertifikasi profesi
• Memiliki organisasi profesi yang independen
ASN SEBAGAI SEBUAH PROFESI
20
21
1. PNS (Pasal 1 butir 3 & Pasal 7)
a. Berstatus pegawai tetap
dan Memiliki NIP secara
Nasional;
b. Menduduki jabatan
pemerintahan.
2. PPPK (Pasal 1 butir 4 & Pasal 7)
a. Diangkat dengan perjanjian
kerja sesuai keperluan
instansi menurut ketentuan
Peraturan Perundang-
undang.
b. Melaksanakan tugas
pemerintahan.
JENIS PEGAWAI ASN
21
a. Jabatan pelaksana;
b. Jabatan pengawas; dan
c. Jabatan administrator.
JENIS JABATAN ASN
Tugas pokok pelayanan fungsional yang berdasarkan keahlian dan
keterampilan. Terbagi menjadi:
(1) Fungsional keahlian: pratama, muda, madya, utama.
(2) Fungsional Keterampilan: Pemula, terampil, mahir.
Sekelompok jabatan tinggi pada
instansi, yaitu:
a. Jabatan Pimpinan Tinggi Utama;
b. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya;
c. Jabatan Pimpinan Tinggi
Pratama.
3. Jabatan Pimpinan Tinggi (Pasal 18)
22
1. Jabatan Administrasi (Pasal 14)
2. Jabatan Fungsional (Pasal 17)
23
I. Struktural II. Fungsional
Berbagai macam
Jabatan Fungsional
(saat ini ada 118
Jabatan Fungsional)
JENIS JABATAN ASN
23
Jabatan Pimpinan
Tinggi*
* Eselon I dan II di K/L dan Pemda
Jabatan Administratif
• Kewenangan: mengangkat, memindahkan, &
memberhentikan ASN berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
• Pejabat yang Berwenang ditingkat Kementerian, dan
LPNK adalah Menteri dan Pimpinan Lembaga. (Pasal
17A (1))
• Pejabat yang Berwenang ditingkat Sekretariat
Lembaga Negara, Lembaga Non Struktural,
Pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota adalah
Pejabat Karir Tertinggi. (Pasal 17A(2))
PEJABAT YANG BERWENANG
24
1. Presiden selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan
tertinggi pembinaan dan manajemen ASN.
2. Untuk melakukan pembinaan profesi dan pegawai ASN,
Presiden mendelegasikan sebagian kekuasaan pembinaan
dan manajemen ASN kepada:
a. Menteri;
b. LAN;
c. BKN;
d. KASN.
(Pasal 23)
KEWENANGAN KEBIJAKAN DAN
PEMBINAAN MANAJEMEN ASN
25
a. Perumusan dan penetapan
kebijakan,
b. Koordinasi dan sinkronisasi
kebijakan,
c. Pengawasan atas pelaksanaan
kebijakan ASN
PENDELEGASIAN KEWENANGAN
a. Penelitian, pengkajian kebijakan
manajemen ASN,
b. Pembinaan dan penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan ASN
a. Penyelenggaraan manajemen ASN
b. Pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan NSPK manajemen
ASN
3. BKN (Pasal 23 ayat (2d))
4. KASN (Pasal 23 ayat (2b))
Monitoring dan evaluasi kebijakan dan
manajemen ASN untuk menjamin
pemberlakuan sistem merit
26
1. Menteri (Pasal 23 ayat (2a))
2. LAN (Pasal 23 ayat (2c))
1. Kedudukan hukum dan sifat: (Pasal 25)
a. Lembaga Non Struktural
b. Mandiri, bebas dari intervensi politik
2. Tujuan : (Pasal 26)
a. menjamin pemberlakuan sistem merit dalam kebijakan dan
manajemen ASN;
b. menjamin kebijakan dan manajemen ASN sebagai pemersatu
bangsa;
c. menjamin terwujudnya imparsialitas ASN; dan
d. menjamin terwujudnya pembinaan profesi ASN.
3. Fungsi : (Pasal 28)
Monitoring, mengevaluasi dan memberikan rekomendasi mengenai
kebijakan dan manajemen profesi ASN.
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA
27
4. Wewenang (Pasal 30)
a. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kebijakan dan
manajemen ASN untuk menjamin pemberlakuan sistem merit
ASN;
b. Menyusun prosedur dan kriteria pelaksanaan seleksi dalam
rangka promosi untuk pengisian jabatan pimpinan tinggi; dan
c. Memonitor pelaksanaan proses seleksi promosi jabatan pimpinan
tinggi yang dilaksanakan oleh instansi untuk menjamin sistem
merit ASN berjalan.
5. Tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi KASN (Pasal 31)
KASN melaporkan pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenangnya
termasuk yang terkait dengan kebijakan dan kinerja ASN
sekurang-kurangnya pada setiap akhir tahun kepada Presiden.
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA
28
1. KASN, terdiri atas: (Pasal 32)
1. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota.
2. 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota
3. 5 (lima) orang anggota.
2. Unsur keanggotaan: (Pasal 35)
a. Wakil pemerintah 4 orang
b. Akademisi /Praktisi 3 orang
3. Seleksi : (Pasal 36)
1. Anggota KASN diseleksi dan diusulkan oleh tim seleksi yang dibentuk dan
dipimpin oleh Menteri;
2. Anggota tim seleksi harus memiliki pengalaman & pengetahuan di bid. ASN;
3. Tim seleksi menyampaikan 3 (tiga) kali jumlah anggota dari masing-masing
unsur untuk dipilih dan ditetapkan oleh Presiden.
KEANGGOTAAN KASN
29
• Sifat Dasar pengisian: Dilakukan secara kompetitif dan terbuka dikalangan
PNS. Untuk kalangan Non PNS harus mendapat persetujuan Presiden.
• Seleksi: dilakukan oleh Panitia Seleksi yang dibentuk oleh Pejabat yang
Berwenang;
• Proses Pengisian jabatan:
• Pimpinan Tinggi Utama dan Madya dilakukan pada tingkat nasional,
• Pimpinan Tinggi Pratama dilakukan pada tingkat nasional, propinsi,
atau antar intansi dalam 1 (satu) kabupaten/kota.
• Pemilihan dan Penetapan:
• Panitia Seleksi menyampaikan 3 (tiga) nama calon Jabatan Pimpinan
Tinggi Utama dan Madya kepada Menteri . Selanjutnya menteri
Menyampaikan kepada Presiden melalui Tim Penilai Akhir (TPA).
• Panitia seleksi daerah menyampaikan 3 (tiga) nama calon Jabatan
Pimpinan Tinggi Pratama daerah kepada Kepala Daerah melalui
Baperjakat.
(Pasal 19)
PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI
30
• Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki maksimal selama 5
(lima) tahun.
• Pejabat yang telah habis masa jabatannya harus mengikuti
seleksi/uji kompetensi kembali untuk menduduki jabatan yang
sama pada periode berikutnya.
• Pejabat Pimpinan Tinggi yang tidak memenuhi kinerja yang
diperjanjikan dalam waktu 1 tahun, dapat dipindahkan pada
jabatan lain sesuai dengan kompetensi yang dimiliki melalui uji
kompetensi kembali.
• Pejabat yang tidak memenuhi kinerja dalam waktu 1 tahun dan
akan ditempatkan pada jabatan yag lebih rendah diberikan
kesempatan 6 bulan untuk menunjukkan kinerjanya.
(Pasal 19D dan Pasal 19E)
POLA KARIR
JABATAN PIMPINAN TINGGI
31
1. Dasar penetapan kebutuhan :
a. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan
b. Perencanaan kebutuhan SDM 5 tahun dengan rincian per tahun
berdasarkan prioritas kebutuhan
c. Ditetapkan Menteri dengan memperhatikan pendapat Menteri
Keuangan dan pertimbangan teknis Kepala BKN.
2. Metode: analisis jabatan dan analisis beban kerja
(Pasal 49 & Pasal 50)
PENETAPAN KEBUTUHAN DAN
PENGENDALIAN JUMLAH
32
• Setiap pegawai ASN berhak diberi kesempatan untuk
mengembangkan diri .
• Pengembangan diri dimaksud antara lain melalui pendidikan
dan pelatihan, seminar, kursus, workshop, dan penataran.
• Pengembangan diri sebagaimana dimaksud harus dievaluasi
oleh Pejabat yang Berwenang dan dipergunakan sebagai salah
satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan
karir selanjutnya.
• Dalam rangka pengembangan diri sebagaimana dimaksud
setiap instansi wajib menyusun rencana pengembangan
kompetensi tahunan yang tertuang dalam Rencana Kerja
Anggaran Tahunan masing-masing instansi.
(Pasal 86A)
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
33
1. Penilaian kinerja:
a. Dilakukan oleh Pejabat yang Berwenang di Instansi ybs.
b.Pada tingkat individu dan tingkat unit/organisasi,
c. Berdasarkan perencanaan kinerja
d.Diukur dari target, sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai
2. Prinsip: objektif, terukur, akuntabel, partisipasi, dan
transparan.
3. Manfaat hasil penilaian kinerja:
a. Pengembangan pegawai
b.Pengangkatan jabatan dan kenaikan pangkat
c. Pemberian tunjangan dan sanksi, mutasi, dan promosi serta
mengikuti pendidikan dan pelatihan.
(Pasal 73)
MANAJEMEN KINERJA
34
1. Gaji PNS (Pasal 75)
a. Prinsip dasar : adil dan layak
b. Tujuan dan dasar penggajian: memacu produktivitas, menjamin
kesejahteraan, dan berdasarkan pada kinerja.
c. Pembiayaan :
• PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada APBN;
• PNS yang bekerja pada pemerintah daerah dibebankan pada APBD;
2. Tunjangan (Pasal 76)
Selain gaji, PNS juga menerima tunjangan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
KESEJAHTERAAN PNS
35
3. Tunjangan Kemahalan
a. Penerima:
• PNS yang bekerja pada instansi vertikal di daerah
• PNS pada pemerintah daerah
b. Besaran:
• sesuai dengan tingkat kemahalan dan sesuai dengan kemampuan
keuangan negara/pemerintah daerah.
• tingkat kemahalan diukur berdasarkan indeks harga yang berlaku di
daerahnya masing-masing.
c. Pembiayaan:
• APBN bagi PNS yang bekerja pada instansi vertikal didaerah
• APBD bagi PNS yang bekerja pada pemerintah daerah
(Pasal 77)
KESEJAHTERAAN PNS
36
1. Dasar pemberian penghargaan: (Pasal 79)
Diberikan secara selektif kepada PNS berdasarkan pertimbangan
atas kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan
prestasi kerja.
2. Bentuk penghargaan: (Pasal 80)
a. Tanda kehormatan;
b. Kenaikan pangkat secara istimewa;
c. Promosi jabatan secara istimewa berdasarkan kompetensi dan
kompetisi;
d. Kesempatan prioritas untuk pengembangan diri; dan/atau
e. Kesempatan menghadiri acara-acara resmi dan kenegaraan.
PENGHARGAAN PNS
37
Jenis : (Pasal 86)
a. Pemberhentian dengan hormat:
(meninggal dunia, atas permintaan sendiri, mencapai BUP,
perampingan organisasi, tidak cakap jasmani dan/atau
rohani, tidak memiliki kompetensi dan tidak mencapai
sasaran kerja selama 2 tahun)
a. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri
b. Pemberhentian tidak dengan hormat
c. Pemberhentian sementara
PNS yang diberhentikan karena melakukan penyelewengan terhadap
Pancasila dan UUD 45, dan/atau menjadi terpidana karena melakukan
tindak pidana kejahatan jabatan tidak dapat diangkat kembali
sebagai pegawai ASN dan/atau menduduki jabatan ASN. (Pasal 87)
PEMBERHENTIAN PNS
38
1. BUP bagi Jabatan Administrasi adalah 56 tahun.
1. BUP bagi Jabatan Pimpinan Tinggi Madya adalah 58 tahun.
2. BUP bagi Jabatan Pimpinan Tinggi Utama adalah 60 tahun.
3. BUP bagi Jabatan Fungsional sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(Pasal 90)
BATAS USIA PENSIUN (BUP)
39
1. Tujuan: perlindungan kesinambungan penghasilan hari
tua (Pasal 88)
2. Sifat: sebagai hak dan penghargaan atas pengabdian
PNS (Pasal 88)
3. Ruang lingkup: (Pasal 88)
• Jaminan Pensiun dan Jaminan Duda/Janda PNS, dan Jaminan
Hari Tua PNS
• Diberikan dalam rangka Program Sistem Jaminan Sosial
Nasional.
4. Sumber pembiayaan: (Pasal 90)
• Pemerintah selaku pemberi kerja
• Iuran PNS yang bersangkutan.
PENSIUN PNS
40
1. Kriteria Pengangkatan PPPK :
• harus sesuai dengan kebutuhan organisasi;
• terbatas pada jangka waktu tertentu ; dan
• harus mendapat persetujuan Menteri PAN dan RB
2. PPPK tidak dapat diangkat menjadi PNS. Jika ingin pindah
status menjadi PNS harus mengundurkan diri sebagai PPPK,
dan harus mengikuti semua proses serta memenuhi
persyaratan untuk dapat diangkat menjadi PNS. (Pasal 99A)
MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH
DENGAN PERJANJIAN KERJA (PPPK)
41
1. Tujuan: menjamin perolehan hak-hak pegawai dalam pelaksanaan tugas
(Pasal 91 dan Pasal 103)
2. Jenis: (Pasal 91 dan Pasal 103)
a. Perlindungan hukum:
• Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugasnya
• memperoleh bantuan hukum atas dugaan kesalahan yang
dilakukan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya
b. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja :
• Perlindungan terhadap risiko gangguan keamanan kerja,
• Perlindungan kecelakaan kerja,
• Perlindungan kebakaran pada waktu kerja,
• Bencana alam,
• Kesehatan lingkungan kerja, dan/atau
• Risiko lain.
PERLINDUNGAN ASN
42
1. Nama : Korps Pegawai ASN
2. Kedudukan: wadah ASN untuk menyalurkan aspirasinya.
3. Tujuan :
a. Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN
b. Mewujudkan jiwa Korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
4. Fungsi :
a. Pembinaan dan pengembangan profesi ASN.
b. Memberikan perlindungan hukum dan advokasi.
c. Memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik instansi.
d. Peningkatan kesejahteraan anggota Korps Pegawai ASN RI.
(Pasal 109)
ORGANISASI ASN
43
Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini
harus sudah ditetapkan paling lambat 2 (dua)
tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.
 Saat ini sudah disiapkan semua RPP yang
diperintahkan oleh RUU ASN (17 RPP)
KETENTUAN TRANSISI
44
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to ARAH_STRATEGI_DAN_KEBIJAKAN_PENGEMBANGAN.pptx

Bahan Tayang Analisis SANRI 6 dan 7
Bahan Tayang Analisis SANRI 6 dan 7Bahan Tayang Analisis SANRI 6 dan 7
Bahan Tayang Analisis SANRI 6 dan 7
Heru Syah Putra
 
Slide-PP-11-Manajemen-PNS.pdf
Slide-PP-11-Manajemen-PNS.pdfSlide-PP-11-Manajemen-PNS.pdf
Slide-PP-11-Manajemen-PNS.pdf
armansyah44
 
PPT Pembinaan Manajemen ASN KAB PROBOLINGGO.pptx
PPT Pembinaan Manajemen ASN KAB PROBOLINGGO.pptxPPT Pembinaan Manajemen ASN KAB PROBOLINGGO.pptx
PPT Pembinaan Manajemen ASN KAB PROBOLINGGO.pptx
Handik Hariyanto
 
Penjabaran UU 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Penjabaran UU 5/2014 tentang Aparatur Sipil NegaraPenjabaran UU 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Penjabaran UU 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Dadang Solihin
 
Pola karier pns (uu 43 vs uu 5)
Pola karier pns (uu 43 vs uu 5)Pola karier pns (uu 43 vs uu 5)
Pola karier pns (uu 43 vs uu 5)
National Institute of Public Administration
 
Manajemen asn prajab iv
Manajemen asn prajab ivManajemen asn prajab iv
Manajemen asn prajab iv
hoyin rizmu
 
Formasi pengadaan-recruitment-seleksi
Formasi pengadaan-recruitment-seleksiFormasi pengadaan-recruitment-seleksi
Formasi pengadaan-recruitment-seleksi
Bayu Rizky Aditya
 
Diklat PPD.pdf
Diklat PPD.pdfDiklat PPD.pdf
Diklat PPD.pdf
aviana3
 
Perka bkn-nomor-35-tahun-2011-pedoman-penyusunan-pola-karier-pegawai-negeri-s...
Perka bkn-nomor-35-tahun-2011-pedoman-penyusunan-pola-karier-pegawai-negeri-s...Perka bkn-nomor-35-tahun-2011-pedoman-penyusunan-pola-karier-pegawai-negeri-s...
Perka bkn-nomor-35-tahun-2011-pedoman-penyusunan-pola-karier-pegawai-negeri-s...
Gus Priyono Koes
 
20170427_JPT Sistem Karier PPT Teladan.pdf
20170427_JPT Sistem Karier PPT Teladan.pdf20170427_JPT Sistem Karier PPT Teladan.pdf
20170427_JPT Sistem Karier PPT Teladan.pdf
chrystamtomo1
 
Profesionalisme ASN - Kakanreg III BKN (24 November 2022).pptx
Profesionalisme ASN - Kakanreg III BKN (24 November 2022).pptxProfesionalisme ASN - Kakanreg III BKN (24 November 2022).pptx
Profesionalisme ASN - Kakanreg III BKN (24 November 2022).pptx
farhan735885
 
BAHAN_KABUPATEN_MALANG (1).pptx
BAHAN_KABUPATEN_MALANG (1).pptxBAHAN_KABUPATEN_MALANG (1).pptx
BAHAN_KABUPATEN_MALANG (1).pptx
MuhammadZainaltuanay
 
PPT ZOOM 1 Peran dan Tugas Formasi Jabatan Fungsional Kepegawaian.pdf
PPT ZOOM 1 Peran dan Tugas Formasi Jabatan Fungsional Kepegawaian.pdfPPT ZOOM 1 Peran dan Tugas Formasi Jabatan Fungsional Kepegawaian.pdf
PPT ZOOM 1 Peran dan Tugas Formasi Jabatan Fungsional Kepegawaian.pdf
YemimaGraceTangke
 
Bkn
BknBkn
ATURAN DASAR KEPEGAWAIAN Aparatur Sipil Negara.pptx
ATURAN DASAR KEPEGAWAIAN Aparatur Sipil Negara.pptxATURAN DASAR KEPEGAWAIAN Aparatur Sipil Negara.pptx
ATURAN DASAR KEPEGAWAIAN Aparatur Sipil Negara.pptx
sabarpsormin1
 
Analisisbebankerja 090618214301-phpapp02 (1)
Analisisbebankerja 090618214301-phpapp02 (1)Analisisbebankerja 090618214301-phpapp02 (1)
Analisisbebankerja 090618214301-phpapp02 (1)Siti Djawijah
 
Manajemen asn haeli edit
Manajemen asn haeli editManajemen asn haeli edit
Manajemen asn haeli edit
kwanhaeli
 
Manajemen ASN.pptx
Manajemen ASN.pptxManajemen ASN.pptx
Manajemen ASN.pptx
UDPUTRI1
 
kualitas mutu bkd kota makassar
kualitas mutu bkd kota makassarkualitas mutu bkd kota makassar
kualitas mutu bkd kota makassar
mayamiyimuyu
 

Similar to ARAH_STRATEGI_DAN_KEBIJAKAN_PENGEMBANGAN.pptx (20)

Bahan Tayang Analisis SANRI 6 dan 7
Bahan Tayang Analisis SANRI 6 dan 7Bahan Tayang Analisis SANRI 6 dan 7
Bahan Tayang Analisis SANRI 6 dan 7
 
Slide-PP-11-Manajemen-PNS.pdf
Slide-PP-11-Manajemen-PNS.pdfSlide-PP-11-Manajemen-PNS.pdf
Slide-PP-11-Manajemen-PNS.pdf
 
PPT Pembinaan Manajemen ASN KAB PROBOLINGGO.pptx
PPT Pembinaan Manajemen ASN KAB PROBOLINGGO.pptxPPT Pembinaan Manajemen ASN KAB PROBOLINGGO.pptx
PPT Pembinaan Manajemen ASN KAB PROBOLINGGO.pptx
 
Penjabaran UU 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Penjabaran UU 5/2014 tentang Aparatur Sipil NegaraPenjabaran UU 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Penjabaran UU 5/2014 tentang Aparatur Sipil Negara
 
Pola karier pns (uu 43 vs uu 5)
Pola karier pns (uu 43 vs uu 5)Pola karier pns (uu 43 vs uu 5)
Pola karier pns (uu 43 vs uu 5)
 
Manajemen asn prajab iv
Manajemen asn prajab ivManajemen asn prajab iv
Manajemen asn prajab iv
 
Formasi pengadaan-recruitment-seleksi
Formasi pengadaan-recruitment-seleksiFormasi pengadaan-recruitment-seleksi
Formasi pengadaan-recruitment-seleksi
 
Diklat PPD.pdf
Diklat PPD.pdfDiklat PPD.pdf
Diklat PPD.pdf
 
Perka bkn-nomor-35-tahun-2011-pedoman-penyusunan-pola-karier-pegawai-negeri-s...
Perka bkn-nomor-35-tahun-2011-pedoman-penyusunan-pola-karier-pegawai-negeri-s...Perka bkn-nomor-35-tahun-2011-pedoman-penyusunan-pola-karier-pegawai-negeri-s...
Perka bkn-nomor-35-tahun-2011-pedoman-penyusunan-pola-karier-pegawai-negeri-s...
 
20170427_JPT Sistem Karier PPT Teladan.pdf
20170427_JPT Sistem Karier PPT Teladan.pdf20170427_JPT Sistem Karier PPT Teladan.pdf
20170427_JPT Sistem Karier PPT Teladan.pdf
 
Profesionalisme ASN - Kakanreg III BKN (24 November 2022).pptx
Profesionalisme ASN - Kakanreg III BKN (24 November 2022).pptxProfesionalisme ASN - Kakanreg III BKN (24 November 2022).pptx
Profesionalisme ASN - Kakanreg III BKN (24 November 2022).pptx
 
BAHAN_KABUPATEN_MALANG (1).pptx
BAHAN_KABUPATEN_MALANG (1).pptxBAHAN_KABUPATEN_MALANG (1).pptx
BAHAN_KABUPATEN_MALANG (1).pptx
 
PPT ZOOM 1 Peran dan Tugas Formasi Jabatan Fungsional Kepegawaian.pdf
PPT ZOOM 1 Peran dan Tugas Formasi Jabatan Fungsional Kepegawaian.pdfPPT ZOOM 1 Peran dan Tugas Formasi Jabatan Fungsional Kepegawaian.pdf
PPT ZOOM 1 Peran dan Tugas Formasi Jabatan Fungsional Kepegawaian.pdf
 
Bkn
BknBkn
Bkn
 
ATURAN DASAR KEPEGAWAIAN Aparatur Sipil Negara.pptx
ATURAN DASAR KEPEGAWAIAN Aparatur Sipil Negara.pptxATURAN DASAR KEPEGAWAIAN Aparatur Sipil Negara.pptx
ATURAN DASAR KEPEGAWAIAN Aparatur Sipil Negara.pptx
 
Analisisbebankerja 090618214301-phpapp02 (1)
Analisisbebankerja 090618214301-phpapp02 (1)Analisisbebankerja 090618214301-phpapp02 (1)
Analisisbebankerja 090618214301-phpapp02 (1)
 
Bahan presentasi uu asn revisi12 juni 2014
Bahan presentasi uu asn revisi12 juni 2014Bahan presentasi uu asn revisi12 juni 2014
Bahan presentasi uu asn revisi12 juni 2014
 
Manajemen asn haeli edit
Manajemen asn haeli editManajemen asn haeli edit
Manajemen asn haeli edit
 
Manajemen ASN.pptx
Manajemen ASN.pptxManajemen ASN.pptx
Manajemen ASN.pptx
 
kualitas mutu bkd kota makassar
kualitas mutu bkd kota makassarkualitas mutu bkd kota makassar
kualitas mutu bkd kota makassar
 

Recently uploaded

2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
HasmiSabirin1
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TariHappie
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Muh Saleh
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
ssuserd13850
 
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
MuhamadIkbalThola1
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
JOHANNESSIMANJUNTAK8
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
LtcLatif
 
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
teraspky798
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
adilaks
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Tri Widodo W. UTOMO
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Muh Saleh
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
gabatgibut09
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
PemerintahanNagariKu1
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
kemendagatang
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Mirza Sohirin
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
HanifahCindyPratiwi
 

Recently uploaded (17)

2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
2024 Sosialisasi Penulisan Ijazah DS (1).pptx
 
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptxTATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
TATACARA PENGGUNAAN APLIKASI SIGA-VERVAL (1).pptx
 
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023
 
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdfAD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
AD Metodologi dan Pengukuran SDGs Desa.pdf
 
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan PublikPentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
Pentingnya Bela Negara dalam Kepemimpinan Pelayanan Publik
 
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinasPPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
PPT_KADIS PORA.pptx untuk seleksi terbuka lelang jabatan kepala dinas
 
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARUPAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
PAPARAN BP TAPERA MENGENAI PERATURAN TERBARU
 
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta KerjaPengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
 
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui InovasiNANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
NANI BILI Kabupaten Sorong Melalui Inovasi
 
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptxMateri Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
Materi Bimtek SPT Tahunan Orang Pribadi PPT.pptx
 
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat IIVisitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
Visitasi Kepemimpinan Nasional - PKN Tingkat II
 
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMERPETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
 
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
buku saku indeks profesionalitas Aparatur Sipil Negara (ASN)
 
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docxNotulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
Notulen Rapat 2023 pemerintahan desa.docx
 
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdfSTANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL  SOSIAL KULTURAL.pdf
STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL SOSIAL KULTURAL.pdf
 
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
Presentasi Pemberhentian/Pensiun SIASN 2023
 
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
Eksum RTR KSN Soroako, hasil penyusunan tahun 2020
 

ARAH_STRATEGI_DAN_KEBIJAKAN_PENGEMBANGAN.pptx

  • 1. Wakil Menteri PAN dan RB ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SDM APARATUR DI INDONESIA
  • 2. • Pengaturan kepegawaian di berbagai undang-undang (antara lain Undang-Undang 14/2010 tentang Guru dan Dosen; UU 32/2004 dan UU 8/1974 jo 43/1999) • PNS belum dianggap sebagai sebuah profesi • Penetapan formasi PNS belum melalui analisis jabatan, analis beban kerja dan perencanaan SDM. • Penempatan dan pengangkatan dalam jabatan belum berbasis kompetensi • Terbatasnya mobilitas PNS • 9 dari 10 PNS tidak pernah diberi kesempatan mengembangkan diri • Kualifikasi dan kompetensi PNS tidak sesuai kebutuhan PERMASALAHAN KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI INDONESIA 2
  • 3. • Masalah overstaff dan understaff • Desentralisasi pengadaan PNS menyuburkan semangat kedaerahan dan memperlemah NKRI • Budaya kinerja PNS yang masih rendah • Sistem remunerasi dan tunjangan bervariasi antar instansi. • Remunerasi masih belum terkait dengan pencapaian kinerja • Promosi jabatan masih bersifat tertutup • Rekrutment PNS masih belum objektif dan transparan PERMASALAHAN KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI INDONESIA 3
  • 4. • Berasal dari kurang lengkapnya dan kurang jelasnya kebijakan yang mengatur mengenai kepegawaian • Berasal dari masalah-masalah implementasi kebijakan dan sanksi di bidang kepegawaian SUMBER PERMASALAHAN KEPEGAWAIAN UNTUK ITU DIPERLUKAN : 1. STRATEGI PENGEMBANGAN SDM 2. REVISI UNDANG-UNDANG KEPEGAWAIAN NEGARA 3. PERATURAN PELAKSANAANNYA 4
  • 5. Strategi Reformasi Birokrasi Nasional 5 3 Sasaran RB 1. Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme; 2. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi 3. Meningkatnya kualitas pelayanan publik
  • 6. PENATAAN JUMLAH DAN DISTRIBUSI PNS a. Analisis & Pemetaan Jabatan di K/L & Pemda b. Kebijakan Minus Growth (Penerimaan < Jumlah PNS Pensiun setiap tahun) c. Kebijakan Pembatasan dan/atau Pengurangan Belanja Pegawai d. Monev Redistribusi/Realokasi PNS e. Kebijakan Pemberian Pensiun Dini secara sukarela Melihat ulang kebutuhan riil PNS Menurunkan pertumbuhan jumlah PNS Mengatur Redistribusi/Realokasi PNS Mengurangi Belanja Pegawai Merencanakan kebutuhan CPNS sesuai kebutuhan Birokrasi yang efektif, efisien dan melayani
  • 7. SISTEM SELEKSI CPNS DAN PROMOSI PNS SECARA TERBUKA a. Kebijakan seleksi CPNS melalui: • Kerjasama dengan Konsorsium PTN untuk seleksi CPNS • Penggunaan Computer Assissted Text (CAT) untuk seleksi CPNS b. Kebijakan Promosi PNS • Penguatan Assessment Center untuk Promosi Jabatan, Diklat Penjenjangan dan/atau Fungsional c. Kebijakan Pengisian Lowongan Jabatan Secara Terbuka Antar Instansi baik Tingkat Nasional maupun Regional Menciptakan sistem rekruitmen dan promosi yang selektif Menjaring calon-calon yang berkualitas Mengurangi KKN dalam proses seleksi Mendorong kinerja birokrasi melalui penempatan pegawai yang tepat Birokrasi yang efektif, efisien, bersih dan melayani
  • 8. PROFESIONALISASI PNS a. Penetapan Standar Kompetensi b. Peningkatan Kemampuan PNS Berbasis Kompetensi c. Sistem Nasional Diklat PNS Berbasis Kompetensi d. Penegakan Etika dan Disiplin Pegawai Negeri e. Sertifikasi Kompetensi Profesi f. Mutasi dan Rotasi Sesuai dengan Kompetensi Secara Periodik g. Pengukuran Kinerja Individu h. Penguatan Jabatan Fungsional: • Penambahan jumlah • Penetapan Pola Karier • Peningkatan Kemampuan • Peningkatan Tunjangan Menciptakan standar kompetensi jabatan yang menjadi acuan bagi penembatan dalam jabatan Meningkatkan dan menjaga kualitas SDM Aparatur Meningkatkan disiplin dan kinerja PNS Mendorong PNS untuk memberikan kontribusi kinerja melalui jabatan fungsional Birokrasi yang efektif, efisien, bersih dan melayani
  • 9. REFORMASI BIROKRASI UU No. 39 Tahun 2008 Kementerian Negara UU No 25 Tahun 2009 Pelayanan Publik RUU Adminsitrasi Pemerintahan RUU Aparatur Sipil Negara RUU Sistem Pengawasan Intern Pemerintah FONDASI UNTUK REFORMASI UNDANG-UNDANG BIROKRASI 9
  • 10. • mewujudkan Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas, profesional, melayani dan sejahtera. VISI • memindahkan Aparatur Sipil Negara dari Comfort Zone ke Competitive Zone MISI VISI DAN MISI RUU ASN 10
  • 11. Meningkatkan : a. Independensi dan netralitas , b. Kompetensi, c. Kinerja/ produktivitas kerja, d. Integritas, e. Kesejahteraan, f. Kualitas pelayanan publik, dan g. Pengawasan dan akuntabilitas APARATUR SIPIL NEGARA TUJUAN UTAMA RUU ASN 11
  • 12. Memberlakukan sistem merit melalui : • seleksi dan promosi berbasis kompetensi secara kompetitif dan adil • penerapan prinsip fairness • penggajian, reward and punishment berbasis kinerja • standar integritas dan perilaku untuk kepentingan publik • manajemen SDM secara efektif dan efisien • perlindungan pegawai dari intervensi politik dan tindakan semena-mena. PRINSIP DASAR RUU ASN 12
  • 13. • Diskriminatif (SARA dan Gender) • Kolusif, nepotisme, dan favoritisme • Menghalangi hak konstitusional • Mempergunakan aktivitas politik yang koersif • Menghalangi hak untuk berkompetisi LARANGAN DALAM MERIT SISTEM 13
  • 14. I. Ketentuan Umum II. Asas, Prinsip, Nilai Dasar, dan Kode Etik III. Jenis Status dan Kedudukan ASN IV. Fungsi, Tugas dan Peran ASN V. Jabatan ASN VI. Hak dan Kewajiban ASN VII. Kelembagaan (KASN, LAN, dan BKN) VIII. Manajemen ASN IX. Pencalonan dan Pengangkatan Dalam Pejabat Negara X. Organisasi (Korps Profesi Pegawai ASN) XI. Sistem Informasi ASN XII. Penyelesaian Sengketa Pegawai ASN XIII. Larangan-Larangan XIV. Ketentuan Pidana XV. Ketentuan Penutup SISTEMATIKA RUU ASN 14
  • 15. 15 UU POKOK KEPEGAWAIAN (UU 8/1974 JO 43/1999) VI BAB 41 Pasal 12 PP RUU ASN (SETELAH PEMBAHASAN) PERBEDAAN STRUKTUR XV BAB 134 Pasal 17 RPP (telah disiapkan)
  • 16. 16 UU POKOK KEPEGAWAIAN (UU 8/1974 JO 43/1999) Pendekatan Administrasi Kepegawaian Sistem karier tertutup PNS belum ditetapkan sebagai profesi PEGAWAI NEGERI : • Pegawai Negeri Sipil : o Pusat o Daerah o PTT • TNI (sudah ada UU tersendiri) • POLRI (sudah ada UU tersendiri) RUU ASN (SETELAH PEMBAHASAN) PERBEDAAN SUBSTANSI Pendekatan Manajemen SDM Sistem karier terbuka ASN sebagai profesi. APARATUR SIPIL NEGARA : • Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia • Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
  • 17. 17 UU POKOK KEPEGAWAIAN (UU 8/1974 JO 43/1999) Jabatan : • Struktural : Eselon I s.d V • Fungsional : Keahlian Keterampilan Pejabat yang berwenang mengangkat, memindahkan dan memberhentikan PNS (Pejabat Pembina Kepegawaian): • Presiden • Didelegasikan kepada pejabat non karier (Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota) dan karier (Kepala LPNK) RUU ASN (SETELAH PEMBAHASAN) PERBEDAAN SUBSTANSI Jabatan : • Struktural : Jabatan Pimpinan Tinggi & Jabatan Administrasi • Fungsional : Keahlian Keterampilan Pejabat yang berwenang mengangkat, memindahkan dan memberhentikan PNS (Pejabat Pembina Kepegawaian): • Presiden • Didelegasikan kepada Pejabat non karier (Menteri) dan Karier (Kepala LPNK, Sekda)
  • 18. 18 UU POKOK KEPEGAWAIAN (UU 8/1974 JO 43/1999) Pembentukan Komisi Kepegawaian Negara (KKN) dijabat ex-officio Kepala BKN (sampai sekarang belum dibentuk) Batas Usia Pensiun (BUP) tidak diatur secara eksplisit (diatur dalam Peraturan Pemerintah) Sistem Informasi ASN tidak diatur secara eksplisit RUU ASN (SETELAH PEMBAHASAN) PERBEDAAN SUBSTANSI Pembentukan Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) bertugas menjamin penerapan sistem merit Batas Usia Pensiun (BUP) diatur secara eksplisit dimuat dalam batang tubuh RUU Sistem informasi ASN secara nasional dan terintegrasi antar instansi pemerintah;
  • 19. 19 UU POKOK KEPEGAWAIAN (UU 8/1974 JO 43/1999) Sistem penggajian dengan skala ganda Sanksi pidana tidak diatur RUU ASN (SETELAH PEMBAHASAN) PERBEDAAN SUBSTANSI Perubahan struktur gaji ke arah skala tunggal secara bertahap Pengaturan sanksi pidana bagi pejabat/ pegawai yang menyalahgunakan wewenang dalam pengadaan calon pegawai ASN atau pengisian calon pimpinan tinggi.
  • 20. • Memiliki standar pelayanan profesi • Memiliki dan menegakkan kode etik dan kode perilaku profesi • Memiliki sistem pendidikan dan pelatihan profesi • Memiliki standar sertifikasi profesi • Memiliki organisasi profesi yang independen ASN SEBAGAI SEBUAH PROFESI 20
  • 21. 21 1. PNS (Pasal 1 butir 3 & Pasal 7) a. Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional; b. Menduduki jabatan pemerintahan. 2. PPPK (Pasal 1 butir 4 & Pasal 7) a. Diangkat dengan perjanjian kerja sesuai keperluan instansi menurut ketentuan Peraturan Perundang- undang. b. Melaksanakan tugas pemerintahan. JENIS PEGAWAI ASN 21
  • 22. a. Jabatan pelaksana; b. Jabatan pengawas; dan c. Jabatan administrator. JENIS JABATAN ASN Tugas pokok pelayanan fungsional yang berdasarkan keahlian dan keterampilan. Terbagi menjadi: (1) Fungsional keahlian: pratama, muda, madya, utama. (2) Fungsional Keterampilan: Pemula, terampil, mahir. Sekelompok jabatan tinggi pada instansi, yaitu: a. Jabatan Pimpinan Tinggi Utama; b. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya; c. Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama. 3. Jabatan Pimpinan Tinggi (Pasal 18) 22 1. Jabatan Administrasi (Pasal 14) 2. Jabatan Fungsional (Pasal 17)
  • 23. 23 I. Struktural II. Fungsional Berbagai macam Jabatan Fungsional (saat ini ada 118 Jabatan Fungsional) JENIS JABATAN ASN 23 Jabatan Pimpinan Tinggi* * Eselon I dan II di K/L dan Pemda Jabatan Administratif
  • 24. • Kewenangan: mengangkat, memindahkan, & memberhentikan ASN berdasarkan peraturan perundang-undangan. • Pejabat yang Berwenang ditingkat Kementerian, dan LPNK adalah Menteri dan Pimpinan Lembaga. (Pasal 17A (1)) • Pejabat yang Berwenang ditingkat Sekretariat Lembaga Negara, Lembaga Non Struktural, Pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota adalah Pejabat Karir Tertinggi. (Pasal 17A(2)) PEJABAT YANG BERWENANG 24
  • 25. 1. Presiden selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan tertinggi pembinaan dan manajemen ASN. 2. Untuk melakukan pembinaan profesi dan pegawai ASN, Presiden mendelegasikan sebagian kekuasaan pembinaan dan manajemen ASN kepada: a. Menteri; b. LAN; c. BKN; d. KASN. (Pasal 23) KEWENANGAN KEBIJAKAN DAN PEMBINAAN MANAJEMEN ASN 25
  • 26. a. Perumusan dan penetapan kebijakan, b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, c. Pengawasan atas pelaksanaan kebijakan ASN PENDELEGASIAN KEWENANGAN a. Penelitian, pengkajian kebijakan manajemen ASN, b. Pembinaan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ASN a. Penyelenggaraan manajemen ASN b. Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan NSPK manajemen ASN 3. BKN (Pasal 23 ayat (2d)) 4. KASN (Pasal 23 ayat (2b)) Monitoring dan evaluasi kebijakan dan manajemen ASN untuk menjamin pemberlakuan sistem merit 26 1. Menteri (Pasal 23 ayat (2a)) 2. LAN (Pasal 23 ayat (2c))
  • 27. 1. Kedudukan hukum dan sifat: (Pasal 25) a. Lembaga Non Struktural b. Mandiri, bebas dari intervensi politik 2. Tujuan : (Pasal 26) a. menjamin pemberlakuan sistem merit dalam kebijakan dan manajemen ASN; b. menjamin kebijakan dan manajemen ASN sebagai pemersatu bangsa; c. menjamin terwujudnya imparsialitas ASN; dan d. menjamin terwujudnya pembinaan profesi ASN. 3. Fungsi : (Pasal 28) Monitoring, mengevaluasi dan memberikan rekomendasi mengenai kebijakan dan manajemen profesi ASN. KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA 27
  • 28. 4. Wewenang (Pasal 30) a. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kebijakan dan manajemen ASN untuk menjamin pemberlakuan sistem merit ASN; b. Menyusun prosedur dan kriteria pelaksanaan seleksi dalam rangka promosi untuk pengisian jabatan pimpinan tinggi; dan c. Memonitor pelaksanaan proses seleksi promosi jabatan pimpinan tinggi yang dilaksanakan oleh instansi untuk menjamin sistem merit ASN berjalan. 5. Tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi KASN (Pasal 31) KASN melaporkan pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenangnya termasuk yang terkait dengan kebijakan dan kinerja ASN sekurang-kurangnya pada setiap akhir tahun kepada Presiden. KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA 28
  • 29. 1. KASN, terdiri atas: (Pasal 32) 1. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota. 2. 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota 3. 5 (lima) orang anggota. 2. Unsur keanggotaan: (Pasal 35) a. Wakil pemerintah 4 orang b. Akademisi /Praktisi 3 orang 3. Seleksi : (Pasal 36) 1. Anggota KASN diseleksi dan diusulkan oleh tim seleksi yang dibentuk dan dipimpin oleh Menteri; 2. Anggota tim seleksi harus memiliki pengalaman & pengetahuan di bid. ASN; 3. Tim seleksi menyampaikan 3 (tiga) kali jumlah anggota dari masing-masing unsur untuk dipilih dan ditetapkan oleh Presiden. KEANGGOTAAN KASN 29
  • 30. • Sifat Dasar pengisian: Dilakukan secara kompetitif dan terbuka dikalangan PNS. Untuk kalangan Non PNS harus mendapat persetujuan Presiden. • Seleksi: dilakukan oleh Panitia Seleksi yang dibentuk oleh Pejabat yang Berwenang; • Proses Pengisian jabatan: • Pimpinan Tinggi Utama dan Madya dilakukan pada tingkat nasional, • Pimpinan Tinggi Pratama dilakukan pada tingkat nasional, propinsi, atau antar intansi dalam 1 (satu) kabupaten/kota. • Pemilihan dan Penetapan: • Panitia Seleksi menyampaikan 3 (tiga) nama calon Jabatan Pimpinan Tinggi Utama dan Madya kepada Menteri . Selanjutnya menteri Menyampaikan kepada Presiden melalui Tim Penilai Akhir (TPA). • Panitia seleksi daerah menyampaikan 3 (tiga) nama calon Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama daerah kepada Kepala Daerah melalui Baperjakat. (Pasal 19) PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI 30
  • 31. • Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki maksimal selama 5 (lima) tahun. • Pejabat yang telah habis masa jabatannya harus mengikuti seleksi/uji kompetensi kembali untuk menduduki jabatan yang sama pada periode berikutnya. • Pejabat Pimpinan Tinggi yang tidak memenuhi kinerja yang diperjanjikan dalam waktu 1 tahun, dapat dipindahkan pada jabatan lain sesuai dengan kompetensi yang dimiliki melalui uji kompetensi kembali. • Pejabat yang tidak memenuhi kinerja dalam waktu 1 tahun dan akan ditempatkan pada jabatan yag lebih rendah diberikan kesempatan 6 bulan untuk menunjukkan kinerjanya. (Pasal 19D dan Pasal 19E) POLA KARIR JABATAN PIMPINAN TINGGI 31
  • 32. 1. Dasar penetapan kebutuhan : a. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan b. Perencanaan kebutuhan SDM 5 tahun dengan rincian per tahun berdasarkan prioritas kebutuhan c. Ditetapkan Menteri dengan memperhatikan pendapat Menteri Keuangan dan pertimbangan teknis Kepala BKN. 2. Metode: analisis jabatan dan analisis beban kerja (Pasal 49 & Pasal 50) PENETAPAN KEBUTUHAN DAN PENGENDALIAN JUMLAH 32
  • 33. • Setiap pegawai ASN berhak diberi kesempatan untuk mengembangkan diri . • Pengembangan diri dimaksud antara lain melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus, workshop, dan penataran. • Pengembangan diri sebagaimana dimaksud harus dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang dan dipergunakan sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karir selanjutnya. • Dalam rangka pengembangan diri sebagaimana dimaksud setiap instansi wajib menyusun rencana pengembangan kompetensi tahunan yang tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran Tahunan masing-masing instansi. (Pasal 86A) PENGEMBANGAN KOMPETENSI 33
  • 34. 1. Penilaian kinerja: a. Dilakukan oleh Pejabat yang Berwenang di Instansi ybs. b.Pada tingkat individu dan tingkat unit/organisasi, c. Berdasarkan perencanaan kinerja d.Diukur dari target, sasaran, hasil dan manfaat yang dicapai 2. Prinsip: objektif, terukur, akuntabel, partisipasi, dan transparan. 3. Manfaat hasil penilaian kinerja: a. Pengembangan pegawai b.Pengangkatan jabatan dan kenaikan pangkat c. Pemberian tunjangan dan sanksi, mutasi, dan promosi serta mengikuti pendidikan dan pelatihan. (Pasal 73) MANAJEMEN KINERJA 34
  • 35. 1. Gaji PNS (Pasal 75) a. Prinsip dasar : adil dan layak b. Tujuan dan dasar penggajian: memacu produktivitas, menjamin kesejahteraan, dan berdasarkan pada kinerja. c. Pembiayaan : • PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada APBN; • PNS yang bekerja pada pemerintah daerah dibebankan pada APBD; 2. Tunjangan (Pasal 76) Selain gaji, PNS juga menerima tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. KESEJAHTERAAN PNS 35
  • 36. 3. Tunjangan Kemahalan a. Penerima: • PNS yang bekerja pada instansi vertikal di daerah • PNS pada pemerintah daerah b. Besaran: • sesuai dengan tingkat kemahalan dan sesuai dengan kemampuan keuangan negara/pemerintah daerah. • tingkat kemahalan diukur berdasarkan indeks harga yang berlaku di daerahnya masing-masing. c. Pembiayaan: • APBN bagi PNS yang bekerja pada instansi vertikal didaerah • APBD bagi PNS yang bekerja pada pemerintah daerah (Pasal 77) KESEJAHTERAAN PNS 36
  • 37. 1. Dasar pemberian penghargaan: (Pasal 79) Diberikan secara selektif kepada PNS berdasarkan pertimbangan atas kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja. 2. Bentuk penghargaan: (Pasal 80) a. Tanda kehormatan; b. Kenaikan pangkat secara istimewa; c. Promosi jabatan secara istimewa berdasarkan kompetensi dan kompetisi; d. Kesempatan prioritas untuk pengembangan diri; dan/atau e. Kesempatan menghadiri acara-acara resmi dan kenegaraan. PENGHARGAAN PNS 37
  • 38. Jenis : (Pasal 86) a. Pemberhentian dengan hormat: (meninggal dunia, atas permintaan sendiri, mencapai BUP, perampingan organisasi, tidak cakap jasmani dan/atau rohani, tidak memiliki kompetensi dan tidak mencapai sasaran kerja selama 2 tahun) a. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri b. Pemberhentian tidak dengan hormat c. Pemberhentian sementara PNS yang diberhentikan karena melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 45, dan/atau menjadi terpidana karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan tidak dapat diangkat kembali sebagai pegawai ASN dan/atau menduduki jabatan ASN. (Pasal 87) PEMBERHENTIAN PNS 38
  • 39. 1. BUP bagi Jabatan Administrasi adalah 56 tahun. 1. BUP bagi Jabatan Pimpinan Tinggi Madya adalah 58 tahun. 2. BUP bagi Jabatan Pimpinan Tinggi Utama adalah 60 tahun. 3. BUP bagi Jabatan Fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Pasal 90) BATAS USIA PENSIUN (BUP) 39
  • 40. 1. Tujuan: perlindungan kesinambungan penghasilan hari tua (Pasal 88) 2. Sifat: sebagai hak dan penghargaan atas pengabdian PNS (Pasal 88) 3. Ruang lingkup: (Pasal 88) • Jaminan Pensiun dan Jaminan Duda/Janda PNS, dan Jaminan Hari Tua PNS • Diberikan dalam rangka Program Sistem Jaminan Sosial Nasional. 4. Sumber pembiayaan: (Pasal 90) • Pemerintah selaku pemberi kerja • Iuran PNS yang bersangkutan. PENSIUN PNS 40
  • 41. 1. Kriteria Pengangkatan PPPK : • harus sesuai dengan kebutuhan organisasi; • terbatas pada jangka waktu tertentu ; dan • harus mendapat persetujuan Menteri PAN dan RB 2. PPPK tidak dapat diangkat menjadi PNS. Jika ingin pindah status menjadi PNS harus mengundurkan diri sebagai PPPK, dan harus mengikuti semua proses serta memenuhi persyaratan untuk dapat diangkat menjadi PNS. (Pasal 99A) MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (PPPK) 41
  • 42. 1. Tujuan: menjamin perolehan hak-hak pegawai dalam pelaksanaan tugas (Pasal 91 dan Pasal 103) 2. Jenis: (Pasal 91 dan Pasal 103) a. Perlindungan hukum: • Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugasnya • memperoleh bantuan hukum atas dugaan kesalahan yang dilakukan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya b. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja : • Perlindungan terhadap risiko gangguan keamanan kerja, • Perlindungan kecelakaan kerja, • Perlindungan kebakaran pada waktu kerja, • Bencana alam, • Kesehatan lingkungan kerja, dan/atau • Risiko lain. PERLINDUNGAN ASN 42
  • 43. 1. Nama : Korps Pegawai ASN 2. Kedudukan: wadah ASN untuk menyalurkan aspirasinya. 3. Tujuan : a. Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN b. Mewujudkan jiwa Korps ASN sebagai pemersatu bangsa. 4. Fungsi : a. Pembinaan dan pengembangan profesi ASN. b. Memberikan perlindungan hukum dan advokasi. c. Memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik instansi. d. Peningkatan kesejahteraan anggota Korps Pegawai ASN RI. (Pasal 109) ORGANISASI ASN 43
  • 44. Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus sudah ditetapkan paling lambat 2 (dua) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.  Saat ini sudah disiapkan semua RPP yang diperintahkan oleh RUU ASN (17 RPP) KETENTUAN TRANSISI 44