SlideShare a Scribd company logo
Vol I no. 1.  April 2012 
Embrio, Jurnal Kebidanan                                                                                                            36 
ANALISIS TENTANG PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA
IBU BERSALIN DI RSUD SIDOARJO
Damarati 1
, Yulis Pujiningsih 2
1.Tenaga Pengajar Prodi D-III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
2.Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
ABSTRAK
Ketuban pecah dini merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan. Ketuban
pecah dini adalah pecahnya ketuban satu jam sebelum terdapat tanda- tanda persalinan.
Faktor-faktor yang berhubungan erat dengan ketuban pecah dini sulit diketahui. Kemungkinan
adalah infeksi, golongan darah ibu dan anak tidak sesuai, multi graviditas (paritas), merokok,
defisiensi gizi (vitamin C), inkompetensi servik, polyhidramnion, riwayat ketuban pecah dini,
kelainan selaput ketuban. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendapatkan data paritas
dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu bersalin di RSUD Sidoarjo. Dalam penelitian ini
digunakan metode deskriptif dengan desain penelitian cross sectional yang pengambilan
sampelnya dilakukan secara probablility sampling dan tipe yang digunakan adalah sampel
random. Jumlah populasi selama bulan April-Mei 2011 sebanyak 340 orang dan jumlah
sampelnya sebanyak 183 orang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 183
ibu bersalin didapatkan sebanyak 138 orang (75,41%) tidak mengalami ketuban pecah dini dan
sebanyak 45 orang (24,59%) mengalami ketuban pecah dini. Dari 71 orang ibu primipara, 55
orang (77,46%) tidak mengalami ketuban pecah dini dan 16 orang (22,54%) mengalami
ketuban pecah dini, sedangkan dari 101 ibu multipara 76 orang (75,24%) tidak mengalami
ketuban pecah dini dan 25 orang (24,76%) mengalami ketuban pecah dini, Dan dari 11 orang
ibu grande multipara, 7 orang (63,64%) tidak mengalami ketuban pecah dini dan 4 orang
(36,36%) mengalami ketuban pecah dini. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa sebagian
besar ibu bersalin 101 orang (55,20%) adalah multipara.Sebagian besar ketuban pecah dini
dialami oleh grande multipara sebanyak 4 orang (36,36%). Sebagian besar ibu bersalin 138
orang (75,41%) tidak mengalami ketuban pecah dini.
Kata Kunci: Paritas, ketuban pecah dini
____________________________________________________________________________
PENDAHULUAN
Berbagai permasalahan yang
membahayakan ibu hamil saat ini sangat
rentan terjadi, hal ini seiring banyaknya
kejadian atau kasus-kasus yang ditemui di
dunia kebidanan terkait dengan tanda-tanda
bahaya kehamilan. Yang paling menonjol
saat ini adalah kejadian Ketuban Pecah Dini
(KPD) adalah pecahnya ketuban ditunggu
samapai 1 jam tidak diikuti tanda-tanda
persalinan (inpartu). Sebagian besar
ketuban pecah dini terjadi di atas usia
kehamilan 37 minggu, sedangkan dibawah
36 minggu tidak terlalu banyak. Ketuban
pecah dini merupakan masalah yang
kontroversi dalam obstetric yang berkaitan
dengan penyebabnya.
Menurut Hidayat (2009) walaupun
banyak publikasi tentang KPD, namun
penyebabnya masih belum diketahui dan
tidak dapat ditentukan secara pasti.
Beberapa laporan menyebutkan faktor-
faktor mana yang lebih berperan sulit
diketahui. Beberapa laporan menyebutkan
faktor-faktor yang berhubungan erat dengan
KPD sulit diketahui. Kemungkinan faktor
predisposisi adalah infeksi, golongan darah
ibu dan anak tidak sesuai, multi graviditas
(paritas), merokok, defisiensi gizi (vitamin
C), inkompetensi servik, polihidramnion,
riwayat KPD sebelumnya, kelainan selaput
ketuban.
Menurut Hidayat (2009) komplikasi
paling sering terjadi pada ketuban pecah
dini sebelum usia kehamilan 37 minggu
adalah sindroma distress pernapasan, yang
terjadi pada 10-40% bayi baru lahir. Risiko
infeksi meningkat pada kejadian ketuban
pecah dini, selain itu juga terjadinya
prolapsus tali pusat. Risiko kecacatan dan
kematian janin meningkat pada ketuban
pecah dini preterm. Hipoplasia paru
Vol I no. 1.  April 2012 
Embrio, Jurnal Kebidanan                                                                                                            37 
merupakan komplikasi fatal yang terjadi
pada ketuban pecah dini preterm.
Kejadiannya mencapai 100% apabila
ketuban pecah dini preterm terjadi pada
usia kehamilan kurang dari 23 minggu.
Menurut Manuaba (2010) kejadian
ketuban pecah dini mendekati 10% dari
semua persalinan. Pada umur kehamilan
kurang dari 34 minggu sekitar 4 %. Menurut
Wahyuni (2009) kejadian ketuban pecah
dini di indonesia sebanyak 35,70% -
55,30% dari 17.665 kelahiran, sedangkan
data kejadian ketuban pecah dini di
RSUD Sidoarjo belum ada secara pasti,
namun pada saat praktik klinik pada
tanggal 29 Nopember- 12 Desember
2010 dari 20 orang ibu bersalin
ditemukan 8 orang mengalami ketuban
pecah dini. Dari adanya data yang belum
pasti mengenai kejadian ketuban pecah
dini di RSUD Sidoarjo maka peneliti ingin
melakukan penelitian tentang gambaran
paritas dengan kejadian ketuban pecah
dini pada ibu bersalin di RSUD Sidoarjo.
Rumusan masalah pada penelitian
ini adalah bagaimana pengaruh paritas
terhadap kejadian ketuban pecah dini di
RSUD Sidoarjo.
Tujuan umum penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh paritas dengan
kejadian ketuban pecah dini pada ibu
bersalin periode bulan April-Mei 2011 di
Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo.
Tujuan Khususnya adalah :
1) Mengidentifikasi paritas ibu bersalin di
RSUD Sidoarjo. 2) Mengidentifikasi ketuban
pecah dini pada ibu bersalin di RSUD
Sidoarjo. 3) Menganalisis ketuban pecah
dini dengan paritas di RSUD Sidoarjo.
BAHAN DAN METODE
Dalam penelitian ini menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan
cross sectional dimana data yang
menyangkut variabel bebas atau risiko dan
variabel terikat atau variabel akibat akan
dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.
Metode penelitian deskriptif adalah suatu
keadaan secara objektif. Dalam penelitian
ini ingin menggambarkan tentang paritas
dengan kejadian ketuban pecah dini di
RSUD Sidoarjo. Populasi dalam penelitian
ini adalah ibu bersalin di VK RSUD Sidoarjo
periode bulan April-Mei 2011 sebanyak 340
orang.
Pengambilan sampel dilakukan
secara acak besarnya sampel sebanyak
183 orang. Variabel dalam penelitian ini
terdiri dari 2 variabel yaitu variable bebas
dan variable terikat. Variable bebas adalah
paritas dan Variabel tergantung dari
penelitian ini adalah kejadian ketuban
pecah dini.
Paritas adalah banyaknya anak yang
dilahirkan oleh ibu dari anak pertama
sampai dengan anak terakhir yang dicatat
dalam rekam medik. Ketuban pecah dini
adalah Ketuban pecah, dan sampai dengan
1 jam belum diikuti tanda-tanda inpartu
yang dicatat dalam rekam medik.
Pengumpulan data dengan
menggunakan lembar pengumpul data.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan
cara tabulating, peneliti memindahkan data
dari rekam medik kedalam tabel untuk
dibuat rekapitulasi secara keseluruhan
sehingga mempermudah peneliti dalam
membuat tabel sesuai karakteristik masing-
masing pada hasil penelitian. Waktu
penelitian ini dilakukan pada bulan April-
Mei 2011. Tempat penelitian ini diadakan di
RSUD Sidoarjo.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data paritas ibu bersalin
Tabel 1. Distribusi Frekuensi paritas ibu
bersalin di VK RSUD Sidoarjo bulan
April-Mei 2011
Paritas f %
Primipara 71 38,80
Multipara 101 55,20
Grande multipara 11 6,00
Total 183 100
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
bahwa dari 183 ibu bersalin, sebanyak 101
orang (55,20%) ibu bersalin adalah
multipara.
Vol I no. 1.  April 2012 
Embrio, Jurnal Kebidanan                                                                                                            38 
Data ketuban pecah dini
Tabel 2 Distribusi Frekuensi kejadian
ketuban pecah dini pada ibu
bersalin di VK RSUD Sidoarjo bulan
April-Mei 2011.
KPD f %
Tidak (-) 138 75,41
Ya (+) 45 24,59
Total 183 100
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
bahwa dari 183 ibu bersalin, sebanyak 138
orang (75,41%) tidak mengalami KPD.
Data ketuban pecah dini pada primipara
Tabel 3 Distribusi Frekuensi kejadian
ketuban pecah dini pada primipara
di RSUD Sidoarjo bulan April-Mei
2011
Berdasarkan tabel 3 menunjukan
bahwa dari 71 ibu primipara sebanyak 55
orang (77,46%) tidak mengalami KPD.
Data ketuban pecah dini pada multipara
Tabel 4 Distribusi Frekuensi kejadian
ketuban pecah dini pada multipara
di RSUD Sidoarjo bulan April-Mei
2011.
Berdasarkan tabel 4 menunjukan
bahwa dari 101 orang ibu multipara,
sebanyak 76 orang (75,24%) tidak
mengalami KPD
Data ketuban pecah dini pada grande
multipara
Tabel 4 Distribusi Frekuensi kejadian
ketuban pecah dini pada grande
multipara di RSUD Sidoarjo bulan
April-Mei 2011.
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan
bahwa dari 11 orang grande multipara, 7
orang (63,64%) tidak mengalami KPD.
Analisis Data
Analisis Data paritas ibu bersalin dengan
kejadian ketuban pecah dini.
Tabel 6 Analisis Dataparitas ibu bersalin
dengan kejadian ketuban pecah dini
di RSUD Sidoarjo periode bulan
April-Mei 2011
Paritas
KPD
Jumlah
YA(+) TDK(-)
f % f % f %
Primipara 16 22,54 55 77,46 71 100
Multipara 25 24,76 76 75,46 101 100
Grandemultipara 4 36,36 7 63,64 11 100
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan
bahwa dari 71 orang ibu kelompok
primipara, sebagian besar yaitu 55 orang
(77,46%) ibu bersalin tidak mengalami
KPD. Sedangkan dari 101 orang ibu
kelompok multipara, sebanyak 76 orang
(75,46%) ibu bersalin tidak mengalami
KPD. Dan dari 11 orang ibu kelompok
grandemultipara, sebanyak 7 orang
(63,64%) ibu bersalin tidak mengalami
KPD.
Keadaan Paritas Ibu Bersalin di RSUD
Sidoarjo.
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
bahwa dari 183 ibu bersalin, sebagian
besar yaitu 101 orang (55,20%) ibu bersalin
adalah multipara.
Hal ini sesuai dengan teori
Wiknjosastro (2007), yang menyatakan
bahwa Paritas 2-3 (multipara) merupakan
paritas paling aman ditinjau dari sudut
kematian maternal. Paritas 1 dan paritas
tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka
KPD f %
Tidak (-) 55 77,46
Ya (+) 16 22,5
Total 71 100
KPD f %
Tidak (-) 76 75,24
Ya (+) 25 24,76
Total 101 100
KPD f %
Tidak (-) 7 63,64
Ya (+) 4 36,36
Total 11 100
Vol I no. 1.  April 2012 
Embrio, Jurnal Kebidanan                                                                                                            39 
kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi
paritas, lebih tinggi kematian maternal.
Resiko pada paritas satu dapat ditangani
dengan asuhan obstetrik lebih baik,
sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat
dikurangi atau dicegah dengan keluarga
berencana.
Banyaknya ibu multipara yang bersalin di
RSUD Sidoarjo menggambarkan bahwa
program keluarga berencana sudah
berhasil khususnya di kabupaten Sidoarjo.
Keberhasilan program KB di kabupaten
Sidoajo menepis opini yang ada di
masyarakat bahwa banyak anak banyak
rejeki.
Opini tersebut sudah tidak berlaku
pada saat ini karna sebagian besar
masyarakat sudah mengerti bahwa semakin
banyak anak semakin banyak komplikasi
pada saat hamil atau melahirkan.
Oleh karena itu, ibu dengan paritas
2-3 dianggap aman dalam menjalani proses
kehamilan dan persiapan persalinannya,
karena pada paritas ini ibu sudah memiliki
pengalaman dalam menjalani proses
kehamilan dan persalinannya. Selain itu,
pada ibu multipara motilitas uterus dan
kelenturan leher rahim masih berfungsi
dengan baik.
Kejadian Ketuban Pecah dini di RSUD
Sidoarjo.
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
bahwa sebanyak 45 orang (24,59%)
mengalami ketuban pecah dini.
Tingginya kejadian ketuban pecah
dini sebanyak 45 orang (24,59%) dari
183 orang yang bersalin di RSUD
Sidoarjo tidak sesuai dengan teori
Manuaba (2010), yang menyatakan
bahwa Insidensi ketuban pecah dini
mendekati 10% dari semua persalinan.
Selain itu, tingginya angka kejadian
ketuban pecah dini di VK RSUD Sidoarjo
juga dikarenakan RS tersebut merupakan
RS rujukan tipe B non pendidikan untuk
wilayah disekitar Kabupaten Sidoarjo.
Sehingga banyaknya kejadian Ketuban
pecah dini dikarenakan banyaknya
rujukan ibu bersalin dengan ketuban
pecah dini dari pelayanan-pelayanan
kesehatan disekitar Kabupaten Sidoarjo,
sehingga banyaknya kejadian ketuban
pecah dini dikarenakan jumlah rujukan
dari pelayanan kesehatan disekitar
kabupaten Sidoarjo yang cukup sering.
Meskipun banyak publikasi tentang
ketuban pecah dini, namun penyebabnya
masih belum diketahui dan tidak dapat
ditentukan secara pasti. Beberapa laporan
menyebutkan faktor-faktor yang
berhubungan erat dengan ketuban pecah
dini, misalnya paritas. Ketuban pecah dini
merupakan masalah kontroversial dalam
kasus kebidanan. Ketuban pecah dini
seringkali menimbulkan konsekuensi yang
dapat menimbulkan morbiditas dan
mortalitas pada ibu maupun bayi terutama
kematian perinatal yang cukup tinggi.
Kematian perinatal yang cukup tinggi ini
antara lain disebabkan karena akibat
kurang bulan, dan kejadian infeksi yang
meningkat karena partus tak maju, partus
lama dan partus buatan yang sering
dijumpai pada pengelolaan kasus ketuban
pecah dini terutama pada pengelolaan
konservatif.
Pembahasan tentang paritas dengan
kejadian ketuban pecah dini pada
ibu bersalin.
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
bahwa dari 71 orang ibu kelompok
primipara, sebagian besar yaitu 55 orang
(77,46%) ibu bersalin tidak mengalami
KPD. Sedangkan dari 101 orang ibu
kelompok multipara, sebanyak 76 orang
(75,46%) ibu bersalin tidak mengalami
KPD. Dan dari 11 orang ibu kelompok
grandemultipara, sebanyak 7 orang
(63,64%) ibu bersalin tidak mengalami
KPD.
Hal ini tidak sesuai dengan teori
Manuaba (2010) yang menyatakan bahwa
paritas (multi/ grande multipara) merupakan
faktor penyebab umu terjadinya ketuban
pecah dini. Sedangkan menurut Geri
Morgan dan Carole Hamilton (2009), paritas
merupakan salah satu faktor yang
mengakibatkan ketuban pecah dini karena
peningkatan paritas yang memungkinkan
kerusakan serviks selama proses kelahiran
sebelumnya dan teori Dr.Prasanthi (2009)
yang menyebutkan bahwa risiko terjadinya
ketuban pecah dini lebih banyak terjadi
pada grandemultipara yang disebabkan
oleh motilitas uterus berlebih, perut
gantung, kelenturan leher rahim yang
berkurang sehingga dapat terjadi
Vol I no. 1.  April 2012 
Embrio, Jurnal Kebidanan                                                                                                            40 
pembukaan dini pada serviks, yang
mengakibatkan terjadinya ketuban pecah
dini.
Dari hasil penelitian yang
menunjukan bahwa sebagian besar ibu
bersalin tidak mengalami ketuban pecah
dini mungkin disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu pemeriksaan kehamilan yang
teratur. Kebiasaan hidup sehat, seperti
mengonsumsi makanan yang sehat, minum
cukup, olahraga teratur dan berhenti
merokok. Membiasakan diri membersihkan
daerah kemaluan dengan benar, yakni dari
depan ke belakang, terutama setelah
berkemih atau buang air besar.
Memeriksakan diri ke dokter bila ada
sesuatu yang tidak normal di daerah
kemaluan, misalnya keputihan yang berbau
atau berwarna tidak seperti biasanya. Untuk
sementara waktu, berhenti melakukan
hubungan seksual bila ada indikasi yang
menyebabkan ketuban pecah dini, seperti
mulut rahim yang lemah.
Menurut Ayah Bunda (2011)
Mengonsumsi 100 mg vitamin C secara
teratur saat usia kehamilan lebih dari 20
minggu bisa mencegah terjadinya ketuban
pecah dini. Dari hasil penelitian dari
National Institute of Perinatology di Meksiko
City, pada 120 wanita hamil yang secara
acak diberikan 100 mg vitamin C, pada saat
kehamilan memasuki usia 20 minggu.
Vitamin C telah diketahui berperan penting
dalam mempertahankan keutuhan
membran (lapisan) yang menyelimuti janin
dan cairan ketuban. Walaupun penelitian
sebelumnya telah menghubungkan kadar
yang rendah dari vitamin C pada ibu
dengan meningkatnya resiko terjadinya
pecahnya membran secara dini atau yang
disebut dengan ketuban pecah dini
("premature rupture of membranes",
PROM), tapi penelitian itu tidak
menjelaskan tentang penggunaan
suplemen vitamin C dalam menurunkan
risiko terjadinya KPD.
Untuk itu, penelitian di Meksiko ini
dilakukan. Dari hasil pemberian suplemen
vitamin C yang dimulai pada saat usia
kehamilan 20 minggu, menunjukkan
peningkatan dari kadar vitamin C dalam
darah dibanding dengan kelompok kontrol
(tidak diberikan suplemen vitamin C). Dan
peningkatan ini berhubungan juga dengan
menurunnya resiko untuk mengalami KPD.
Pada kelompok kontrol, terjadi KPD pada
14 dari 57 kehamilan (25%), sedang pada
kelompok ibu yang diberikan vitamin C,
terjadi penurunan KPD, yaitu hanya terjadi
pada 4 dari 52 kehamilan.
Simpulan dan Saran
Berdasarkan tujuan penelitian yaitu
mengetahui tentang paritas dengan
kejadian ketuban pecah dini di VK RSUD
Sidoarjo pada Bulan April-Mei 2011 dengan
183 ibu bersalin, maka kesimpulan yang
didapat adalah sebagai berikut 1) Sebagian
besar ibu bersalin 101 orang (55,20%)
adalah multipara. 2) Sebagian besar
ketuban pecah dini dialami oleh grande
multipara sebanyak 4 orang (36,36%). 3)
Sebagian besar ibu bersalin 138 orang
(75,41%) tidak mengalami ketuban pecah
dini.
Berdasarkan hasil penelitian maka
disarankan sebagai berikut :
1) Bagi Tenaga Kesehatan diharapkan agar
lebih meningkatkan Komunikasi, Informasi,
dan Edukasi mengenai komplikasi
kehamilan misalnya ketuban pecah dini.
Selain itu, bidan juga harus menyarankan
kepada pasien agar rutin melakukan
kunjungan antenatal sebagai deteksi dini
adanya tanda-tanda bahaya kehamilan.
2) Bagi masyarakat hendaknya selalu
memperhatiakn kondisi kehamilannya dan
selalu memeriksakan ke tenaga kesehatan.
DAFTAR ACUAN
Ayah Bunda. 2011. Ketuban pecah dini.
http//www.ayahbunda.co.id/artikel/ke
hamilan/tips/mengatasi ketuban
pecah dini.
Bobak, dkk. 2005. Keperawatan maternitas.
Jakarta : EGC
Friedman, 2005. Keperawatan Keluarga.
Jakarta : EGC
Harry Oxorn dan William R.forte 2010. Ilmu
kebidanan patologi dan fisiologi
persalinan.
Hidayat, Asri, dkk. 2009. Asuhan Patologi
Kebidanan. Jogjakarta : Nuha Medika
Vol I no. 1.  April 2012 
Embrio, Jurnal Kebidanan                                                                                                            41 
Ketuban pecah dini. http://bidan-
raka.blogspot.com/2011/04/ketuban-pecah-
dini-kpd-atau-premature.html
Liu, David TY. 2008. Manual Persalinan.
Jakarta :EGC
Manuaba, I.B.G, dkk. . 2008. Gawat Darurat
Obstetri Ginekologo & Obstetri
Ginekologi Sosial Untuk profesi
Bidan. Jakarta : EGC
_________. 2010. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan KB.
Jakarta :EGC
Morgan, Geri dan Hamilton Carole. 2009.
Obstetri & Ginekologi. Jakarta : EGC
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Nursalam, Siti Pariani. 2001. Pendekatan
Praktis Metodologi Riset
Keperawatan. Jakarta: Sagung
Seto.
Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan
Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Prasanthi. 2009. Morbiditas dan Mortalitas
Perinatal Kasus Ketuban Pecah
Dini. http://www.nikita/konsultasi-
ibu/hamil.2009.php. (Diakses pada
tanggal 25 februari 2011).
Santoso, Gempur. 2007. Fundamental
metodologi penelitian kuantitatif dan
kualitatif. Jakarta : Perstasi Pustaka.
Tim JNPK-KR. 2008. Asuhan persalinan
normal. Jakarta:JNPK-KR.
Wiknjosastro, H,.2007. Ilmu kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo.

More Related Content

What's hot

Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan me...
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan  me...Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan  me...
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan me...Operator Warnet Vast Raha
 
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaru
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaruHubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaru
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaruOperator Warnet Vast Raha
 
Bab ii kehamilan risiko tinggi
Bab ii kehamilan risiko tinggiBab ii kehamilan risiko tinggi
Bab ii kehamilan risiko tinggiRahma Agustin
 
Pendahuluan asfiksia berat
Pendahuluan asfiksia beratPendahuluan asfiksia berat
Pendahuluan asfiksia berat
Midwife Wahyuni
 
IKM preklinik blok 26 Amira 102015060 Skenario 10
IKM preklinik blok 26 Amira 102015060 Skenario 10IKM preklinik blok 26 Amira 102015060 Skenario 10
IKM preklinik blok 26 Amira 102015060 Skenario 10
AmiraYasmine1
 
Pp proposal kehamilan resiko tinggi pada ibu hamil
Pp proposal kehamilan resiko tinggi pada ibu hamilPp proposal kehamilan resiko tinggi pada ibu hamil
Pp proposal kehamilan resiko tinggi pada ibu hamil
refmaeka
 
Gemeli kel.3
Gemeli kel.3Gemeli kel.3
Gemeli kel.3
RinaPratiwi8
 
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...
Bli De Bean
 
Bab Awal AKI
Bab Awal AKIBab Awal AKI
Bab Awal AKI
buzzfirdausy
 

What's hot (15)

Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan me...
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan  me...Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan  me...
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang risiko persalinan dengan keputusan me...
 
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaru
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaruHubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaru
Hubungan umur dan paritas ibu dengan kejadian bblr di rsud banjarbaru
 
Bab ii kehamilan risiko tinggi
Bab ii kehamilan risiko tinggiBab ii kehamilan risiko tinggi
Bab ii kehamilan risiko tinggi
 
103315179 karya-tulis-ilmiah-full
103315179 karya-tulis-ilmiah-full103315179 karya-tulis-ilmiah-full
103315179 karya-tulis-ilmiah-full
 
Askeb asfiksia
Askeb asfiksiaAskeb asfiksia
Askeb asfiksia
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Pendahuluan asfiksia berat
Pendahuluan asfiksia beratPendahuluan asfiksia berat
Pendahuluan asfiksia berat
 
IKM preklinik blok 26 Amira 102015060 Skenario 10
IKM preklinik blok 26 Amira 102015060 Skenario 10IKM preklinik blok 26 Amira 102015060 Skenario 10
IKM preklinik blok 26 Amira 102015060 Skenario 10
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Pp proposal kehamilan resiko tinggi pada ibu hamil
Pp proposal kehamilan resiko tinggi pada ibu hamilPp proposal kehamilan resiko tinggi pada ibu hamil
Pp proposal kehamilan resiko tinggi pada ibu hamil
 
1682 1132-1-pb
1682 1132-1-pb1682 1132-1-pb
1682 1132-1-pb
 
Gemeli kel.3
Gemeli kel.3Gemeli kel.3
Gemeli kel.3
 
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...
Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trime...
 
Bab Awal AKI
Bab Awal AKIBab Awal AKI
Bab Awal AKI
 
KTI BBLR
KTI BBLRKTI BBLR
KTI BBLR
 

Viewers also liked

Colliers Advantage brochure
Colliers Advantage brochureColliers Advantage brochure
Colliers Advantage brochureAmber Terriaco
 
Microsoft office excel
Microsoft office excelMicrosoft office excel
Microsoft office excelJano Jano
 
Embracing Continuous Integration
Embracing Continuous IntegrationEmbracing Continuous Integration
Embracing Continuous Integration
IT MegaMeet
 
урок по вулканам исправлен
урок по вулканам исправленурок по вулканам исправлен
урок по вулканам исправленMarinaOstraeva
 
Strategy illustrated frameworks
Strategy illustrated frameworksStrategy illustrated frameworks
Strategy illustrated frameworks
Strategy Illustrated
 
Colliers advantage brochure
Colliers advantage brochureColliers advantage brochure
Colliers advantage brochureAmber Terriaco
 
彭勇Edit ouc-china-2013
彭勇Edit ouc-china-2013彭勇Edit ouc-china-2013
彭勇Edit ouc-china-2013
Yong Peng
 
Fairudz shahura j1 f111059
Fairudz shahura j1 f111059Fairudz shahura j1 f111059
Fairudz shahura j1 f111059irashahura
 
Offers For All
Offers For AllOffers For All
Offers For All
Kamal Jat
 
Present continous
Present continousPresent continous
Present continousloredana14
 
NeuroRescescue EU Cluster of Excellence on Neuroscience
NeuroRescescue EU Cluster of Excellence on NeuroscienceNeuroRescescue EU Cluster of Excellence on Neuroscience
NeuroRescescue EU Cluster of Excellence on Neuroscience
PARC DE SALUT
 
Endocrinological basis-of-seasonal-infertility-in-pigs3604(1)
Endocrinological basis-of-seasonal-infertility-in-pigs3604(1)Endocrinological basis-of-seasonal-infertility-in-pigs3604(1)
Endocrinological basis-of-seasonal-infertility-in-pigs3604(1)Julie Delabbio
 
Jeopardy pearson
Jeopardy pearsonJeopardy pearson
Jeopardy pearsonmonilu750
 

Viewers also liked (14)

Colliers Advantage brochure
Colliers Advantage brochureColliers Advantage brochure
Colliers Advantage brochure
 
Microsoft office excel
Microsoft office excelMicrosoft office excel
Microsoft office excel
 
Embracing Continuous Integration
Embracing Continuous IntegrationEmbracing Continuous Integration
Embracing Continuous Integration
 
School breaks
School breaksSchool breaks
School breaks
 
урок по вулканам исправлен
урок по вулканам исправленурок по вулканам исправлен
урок по вулканам исправлен
 
Strategy illustrated frameworks
Strategy illustrated frameworksStrategy illustrated frameworks
Strategy illustrated frameworks
 
Colliers advantage brochure
Colliers advantage brochureColliers advantage brochure
Colliers advantage brochure
 
彭勇Edit ouc-china-2013
彭勇Edit ouc-china-2013彭勇Edit ouc-china-2013
彭勇Edit ouc-china-2013
 
Fairudz shahura j1 f111059
Fairudz shahura j1 f111059Fairudz shahura j1 f111059
Fairudz shahura j1 f111059
 
Offers For All
Offers For AllOffers For All
Offers For All
 
Present continous
Present continousPresent continous
Present continous
 
NeuroRescescue EU Cluster of Excellence on Neuroscience
NeuroRescescue EU Cluster of Excellence on NeuroscienceNeuroRescescue EU Cluster of Excellence on Neuroscience
NeuroRescescue EU Cluster of Excellence on Neuroscience
 
Endocrinological basis-of-seasonal-infertility-in-pigs3604(1)
Endocrinological basis-of-seasonal-infertility-in-pigs3604(1)Endocrinological basis-of-seasonal-infertility-in-pigs3604(1)
Endocrinological basis-of-seasonal-infertility-in-pigs3604(1)
 
Jeopardy pearson
Jeopardy pearsonJeopardy pearson
Jeopardy pearson
 

Similar to Analisis tentang paritas

74 136-1-sm
74 136-1-sm74 136-1-sm
74 136-1-sm
andi wlda ita
 
Meningkatkan Frekuensi Menyusui Mempercepat Onset Laktasi
Meningkatkan Frekuensi Menyusui Mempercepat Onset LaktasiMeningkatkan Frekuensi Menyusui Mempercepat Onset Laktasi
Meningkatkan Frekuensi Menyusui Mempercepat Onset Laktasi
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
 
manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M” PIII A0 post partum hari ke -VIII de...
manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M”  PIII A0 post partum  hari ke -VIII de...manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M”  PIII A0 post partum  hari ke -VIII de...
manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M” PIII A0 post partum hari ke -VIII de...
Warnet Raha
 
RUSLI+TAHER,+NURHIKMAH.pdf
RUSLI+TAHER,+NURHIKMAH.pdfRUSLI+TAHER,+NURHIKMAH.pdf
RUSLI+TAHER,+NURHIKMAH.pdf
AkperKesdamBinjai
 
manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...
manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...
manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...
Warnet Raha
 
4794-Article Text-9774-1-10-20180403.pdf
4794-Article Text-9774-1-10-20180403.pdf4794-Article Text-9774-1-10-20180403.pdf
4794-Article Text-9774-1-10-20180403.pdf
AkperKesdamBinjai
 
PLASENTA PREVIA 2.docx
PLASENTA PREVIA 2.docxPLASENTA PREVIA 2.docx
PLASENTA PREVIA 2.docx
josen sembiring
 
35 kti
35 kti35 kti
35 kti
Irfan R
 
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IB...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE  TERHADAP PENGETAHUAN IB...PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE  TERHADAP PENGETAHUAN IB...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IB...
UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
09031995
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Analisis tentang paritas (20)

74 136-1-sm
74 136-1-sm74 136-1-sm
74 136-1-sm
 
Bu ANTIk.pptx
Bu ANTIk.pptxBu ANTIk.pptx
Bu ANTIk.pptx
 
Meningkatkan Frekuensi Menyusui Mempercepat Onset Laktasi
Meningkatkan Frekuensi Menyusui Mempercepat Onset LaktasiMeningkatkan Frekuensi Menyusui Mempercepat Onset Laktasi
Meningkatkan Frekuensi Menyusui Mempercepat Onset Laktasi
 
manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M” PIII A0 post partum hari ke -VIII de...
manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M”  PIII A0 post partum  hari ke -VIII de...manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M”  PIII A0 post partum  hari ke -VIII de...
manajemen asuhan kebidanan pada Ny “M” PIII A0 post partum hari ke -VIII de...
 
RUSLI+TAHER,+NURHIKMAH.pdf
RUSLI+TAHER,+NURHIKMAH.pdfRUSLI+TAHER,+NURHIKMAH.pdf
RUSLI+TAHER,+NURHIKMAH.pdf
 
manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...
manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...
manajemen kebidanan pada Ny “S” dengan Letak Sungangdi BPS bunda amud Kabupat...
 
6. bab i
6. bab i6. bab i
6. bab i
 
65772511 proposal-farid
65772511 proposal-farid65772511 proposal-farid
65772511 proposal-farid
 
4794-Article Text-9774-1-10-20180403.pdf
4794-Article Text-9774-1-10-20180403.pdf4794-Article Text-9774-1-10-20180403.pdf
4794-Article Text-9774-1-10-20180403.pdf
 
PLASENTA PREVIA 2.docx
PLASENTA PREVIA 2.docxPLASENTA PREVIA 2.docx
PLASENTA PREVIA 2.docx
 
Kdp
KdpKdp
Kdp
 
Kdp
KdpKdp
Kdp
 
Kdp
KdpKdp
Kdp
 
35 kti
35 kti35 kti
35 kti
 
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IB...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE  TERHADAP PENGETAHUAN IB...PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE  TERHADAP PENGETAHUAN IB...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IB...
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Jurnal 2
Jurnal 2Jurnal 2
Jurnal 2
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 

Analisis tentang paritas

  • 1. Vol I no. 1.  April 2012  Embrio, Jurnal Kebidanan                                                                                                            36  ANALISIS TENTANG PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN DI RSUD SIDOARJO Damarati 1 , Yulis Pujiningsih 2 1.Tenaga Pengajar Prodi D-III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya 2.Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ABSTRAK Ketuban pecah dini merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban satu jam sebelum terdapat tanda- tanda persalinan. Faktor-faktor yang berhubungan erat dengan ketuban pecah dini sulit diketahui. Kemungkinan adalah infeksi, golongan darah ibu dan anak tidak sesuai, multi graviditas (paritas), merokok, defisiensi gizi (vitamin C), inkompetensi servik, polyhidramnion, riwayat ketuban pecah dini, kelainan selaput ketuban. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendapatkan data paritas dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu bersalin di RSUD Sidoarjo. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif dengan desain penelitian cross sectional yang pengambilan sampelnya dilakukan secara probablility sampling dan tipe yang digunakan adalah sampel random. Jumlah populasi selama bulan April-Mei 2011 sebanyak 340 orang dan jumlah sampelnya sebanyak 183 orang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 183 ibu bersalin didapatkan sebanyak 138 orang (75,41%) tidak mengalami ketuban pecah dini dan sebanyak 45 orang (24,59%) mengalami ketuban pecah dini. Dari 71 orang ibu primipara, 55 orang (77,46%) tidak mengalami ketuban pecah dini dan 16 orang (22,54%) mengalami ketuban pecah dini, sedangkan dari 101 ibu multipara 76 orang (75,24%) tidak mengalami ketuban pecah dini dan 25 orang (24,76%) mengalami ketuban pecah dini, Dan dari 11 orang ibu grande multipara, 7 orang (63,64%) tidak mengalami ketuban pecah dini dan 4 orang (36,36%) mengalami ketuban pecah dini. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa sebagian besar ibu bersalin 101 orang (55,20%) adalah multipara.Sebagian besar ketuban pecah dini dialami oleh grande multipara sebanyak 4 orang (36,36%). Sebagian besar ibu bersalin 138 orang (75,41%) tidak mengalami ketuban pecah dini. Kata Kunci: Paritas, ketuban pecah dini ____________________________________________________________________________ PENDAHULUAN Berbagai permasalahan yang membahayakan ibu hamil saat ini sangat rentan terjadi, hal ini seiring banyaknya kejadian atau kasus-kasus yang ditemui di dunia kebidanan terkait dengan tanda-tanda bahaya kehamilan. Yang paling menonjol saat ini adalah kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban ditunggu samapai 1 jam tidak diikuti tanda-tanda persalinan (inpartu). Sebagian besar ketuban pecah dini terjadi di atas usia kehamilan 37 minggu, sedangkan dibawah 36 minggu tidak terlalu banyak. Ketuban pecah dini merupakan masalah yang kontroversi dalam obstetric yang berkaitan dengan penyebabnya. Menurut Hidayat (2009) walaupun banyak publikasi tentang KPD, namun penyebabnya masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Beberapa laporan menyebutkan faktor- faktor mana yang lebih berperan sulit diketahui. Beberapa laporan menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat dengan KPD sulit diketahui. Kemungkinan faktor predisposisi adalah infeksi, golongan darah ibu dan anak tidak sesuai, multi graviditas (paritas), merokok, defisiensi gizi (vitamin C), inkompetensi servik, polihidramnion, riwayat KPD sebelumnya, kelainan selaput ketuban. Menurut Hidayat (2009) komplikasi paling sering terjadi pada ketuban pecah dini sebelum usia kehamilan 37 minggu adalah sindroma distress pernapasan, yang terjadi pada 10-40% bayi baru lahir. Risiko infeksi meningkat pada kejadian ketuban pecah dini, selain itu juga terjadinya prolapsus tali pusat. Risiko kecacatan dan kematian janin meningkat pada ketuban pecah dini preterm. Hipoplasia paru
  • 2. Vol I no. 1.  April 2012  Embrio, Jurnal Kebidanan                                                                                                            37  merupakan komplikasi fatal yang terjadi pada ketuban pecah dini preterm. Kejadiannya mencapai 100% apabila ketuban pecah dini preterm terjadi pada usia kehamilan kurang dari 23 minggu. Menurut Manuaba (2010) kejadian ketuban pecah dini mendekati 10% dari semua persalinan. Pada umur kehamilan kurang dari 34 minggu sekitar 4 %. Menurut Wahyuni (2009) kejadian ketuban pecah dini di indonesia sebanyak 35,70% - 55,30% dari 17.665 kelahiran, sedangkan data kejadian ketuban pecah dini di RSUD Sidoarjo belum ada secara pasti, namun pada saat praktik klinik pada tanggal 29 Nopember- 12 Desember 2010 dari 20 orang ibu bersalin ditemukan 8 orang mengalami ketuban pecah dini. Dari adanya data yang belum pasti mengenai kejadian ketuban pecah dini di RSUD Sidoarjo maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang gambaran paritas dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu bersalin di RSUD Sidoarjo. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh paritas terhadap kejadian ketuban pecah dini di RSUD Sidoarjo. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh paritas dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu bersalin periode bulan April-Mei 2011 di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo. Tujuan Khususnya adalah : 1) Mengidentifikasi paritas ibu bersalin di RSUD Sidoarjo. 2) Mengidentifikasi ketuban pecah dini pada ibu bersalin di RSUD Sidoarjo. 3) Menganalisis ketuban pecah dini dengan paritas di RSUD Sidoarjo. BAHAN DAN METODE Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas atau risiko dan variabel terikat atau variabel akibat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Metode penelitian deskriptif adalah suatu keadaan secara objektif. Dalam penelitian ini ingin menggambarkan tentang paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di RSUD Sidoarjo. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin di VK RSUD Sidoarjo periode bulan April-Mei 2011 sebanyak 340 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara acak besarnya sampel sebanyak 183 orang. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu variable bebas dan variable terikat. Variable bebas adalah paritas dan Variabel tergantung dari penelitian ini adalah kejadian ketuban pecah dini. Paritas adalah banyaknya anak yang dilahirkan oleh ibu dari anak pertama sampai dengan anak terakhir yang dicatat dalam rekam medik. Ketuban pecah dini adalah Ketuban pecah, dan sampai dengan 1 jam belum diikuti tanda-tanda inpartu yang dicatat dalam rekam medik. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar pengumpul data. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara tabulating, peneliti memindahkan data dari rekam medik kedalam tabel untuk dibuat rekapitulasi secara keseluruhan sehingga mempermudah peneliti dalam membuat tabel sesuai karakteristik masing- masing pada hasil penelitian. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan April- Mei 2011. Tempat penelitian ini diadakan di RSUD Sidoarjo. HASIL DAN PEMBAHASAN Data paritas ibu bersalin Tabel 1. Distribusi Frekuensi paritas ibu bersalin di VK RSUD Sidoarjo bulan April-Mei 2011 Paritas f % Primipara 71 38,80 Multipara 101 55,20 Grande multipara 11 6,00 Total 183 100 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 183 ibu bersalin, sebanyak 101 orang (55,20%) ibu bersalin adalah multipara.
  • 3. Vol I no. 1.  April 2012  Embrio, Jurnal Kebidanan                                                                                                            38  Data ketuban pecah dini Tabel 2 Distribusi Frekuensi kejadian ketuban pecah dini pada ibu bersalin di VK RSUD Sidoarjo bulan April-Mei 2011. KPD f % Tidak (-) 138 75,41 Ya (+) 45 24,59 Total 183 100 Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa dari 183 ibu bersalin, sebanyak 138 orang (75,41%) tidak mengalami KPD. Data ketuban pecah dini pada primipara Tabel 3 Distribusi Frekuensi kejadian ketuban pecah dini pada primipara di RSUD Sidoarjo bulan April-Mei 2011 Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa dari 71 ibu primipara sebanyak 55 orang (77,46%) tidak mengalami KPD. Data ketuban pecah dini pada multipara Tabel 4 Distribusi Frekuensi kejadian ketuban pecah dini pada multipara di RSUD Sidoarjo bulan April-Mei 2011. Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa dari 101 orang ibu multipara, sebanyak 76 orang (75,24%) tidak mengalami KPD Data ketuban pecah dini pada grande multipara Tabel 4 Distribusi Frekuensi kejadian ketuban pecah dini pada grande multipara di RSUD Sidoarjo bulan April-Mei 2011. Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa dari 11 orang grande multipara, 7 orang (63,64%) tidak mengalami KPD. Analisis Data Analisis Data paritas ibu bersalin dengan kejadian ketuban pecah dini. Tabel 6 Analisis Dataparitas ibu bersalin dengan kejadian ketuban pecah dini di RSUD Sidoarjo periode bulan April-Mei 2011 Paritas KPD Jumlah YA(+) TDK(-) f % f % f % Primipara 16 22,54 55 77,46 71 100 Multipara 25 24,76 76 75,46 101 100 Grandemultipara 4 36,36 7 63,64 11 100 Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa dari 71 orang ibu kelompok primipara, sebagian besar yaitu 55 orang (77,46%) ibu bersalin tidak mengalami KPD. Sedangkan dari 101 orang ibu kelompok multipara, sebanyak 76 orang (75,46%) ibu bersalin tidak mengalami KPD. Dan dari 11 orang ibu kelompok grandemultipara, sebanyak 7 orang (63,64%) ibu bersalin tidak mengalami KPD. Keadaan Paritas Ibu Bersalin di RSUD Sidoarjo. Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 183 ibu bersalin, sebagian besar yaitu 101 orang (55,20%) ibu bersalin adalah multipara. Hal ini sesuai dengan teori Wiknjosastro (2007), yang menyatakan bahwa Paritas 2-3 (multipara) merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka KPD f % Tidak (-) 55 77,46 Ya (+) 16 22,5 Total 71 100 KPD f % Tidak (-) 76 75,24 Ya (+) 25 24,76 Total 101 100 KPD f % Tidak (-) 7 63,64 Ya (+) 4 36,36 Total 11 100
  • 4. Vol I no. 1.  April 2012  Embrio, Jurnal Kebidanan                                                                                                            39  kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Resiko pada paritas satu dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana. Banyaknya ibu multipara yang bersalin di RSUD Sidoarjo menggambarkan bahwa program keluarga berencana sudah berhasil khususnya di kabupaten Sidoarjo. Keberhasilan program KB di kabupaten Sidoajo menepis opini yang ada di masyarakat bahwa banyak anak banyak rejeki. Opini tersebut sudah tidak berlaku pada saat ini karna sebagian besar masyarakat sudah mengerti bahwa semakin banyak anak semakin banyak komplikasi pada saat hamil atau melahirkan. Oleh karena itu, ibu dengan paritas 2-3 dianggap aman dalam menjalani proses kehamilan dan persiapan persalinannya, karena pada paritas ini ibu sudah memiliki pengalaman dalam menjalani proses kehamilan dan persalinannya. Selain itu, pada ibu multipara motilitas uterus dan kelenturan leher rahim masih berfungsi dengan baik. Kejadian Ketuban Pecah dini di RSUD Sidoarjo. Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa sebanyak 45 orang (24,59%) mengalami ketuban pecah dini. Tingginya kejadian ketuban pecah dini sebanyak 45 orang (24,59%) dari 183 orang yang bersalin di RSUD Sidoarjo tidak sesuai dengan teori Manuaba (2010), yang menyatakan bahwa Insidensi ketuban pecah dini mendekati 10% dari semua persalinan. Selain itu, tingginya angka kejadian ketuban pecah dini di VK RSUD Sidoarjo juga dikarenakan RS tersebut merupakan RS rujukan tipe B non pendidikan untuk wilayah disekitar Kabupaten Sidoarjo. Sehingga banyaknya kejadian Ketuban pecah dini dikarenakan banyaknya rujukan ibu bersalin dengan ketuban pecah dini dari pelayanan-pelayanan kesehatan disekitar Kabupaten Sidoarjo, sehingga banyaknya kejadian ketuban pecah dini dikarenakan jumlah rujukan dari pelayanan kesehatan disekitar kabupaten Sidoarjo yang cukup sering. Meskipun banyak publikasi tentang ketuban pecah dini, namun penyebabnya masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Beberapa laporan menyebutkan faktor-faktor yang berhubungan erat dengan ketuban pecah dini, misalnya paritas. Ketuban pecah dini merupakan masalah kontroversial dalam kasus kebidanan. Ketuban pecah dini seringkali menimbulkan konsekuensi yang dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas pada ibu maupun bayi terutama kematian perinatal yang cukup tinggi. Kematian perinatal yang cukup tinggi ini antara lain disebabkan karena akibat kurang bulan, dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus lama dan partus buatan yang sering dijumpai pada pengelolaan kasus ketuban pecah dini terutama pada pengelolaan konservatif. Pembahasan tentang paritas dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu bersalin. Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 71 orang ibu kelompok primipara, sebagian besar yaitu 55 orang (77,46%) ibu bersalin tidak mengalami KPD. Sedangkan dari 101 orang ibu kelompok multipara, sebanyak 76 orang (75,46%) ibu bersalin tidak mengalami KPD. Dan dari 11 orang ibu kelompok grandemultipara, sebanyak 7 orang (63,64%) ibu bersalin tidak mengalami KPD. Hal ini tidak sesuai dengan teori Manuaba (2010) yang menyatakan bahwa paritas (multi/ grande multipara) merupakan faktor penyebab umu terjadinya ketuban pecah dini. Sedangkan menurut Geri Morgan dan Carole Hamilton (2009), paritas merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan ketuban pecah dini karena peningkatan paritas yang memungkinkan kerusakan serviks selama proses kelahiran sebelumnya dan teori Dr.Prasanthi (2009) yang menyebutkan bahwa risiko terjadinya ketuban pecah dini lebih banyak terjadi pada grandemultipara yang disebabkan oleh motilitas uterus berlebih, perut gantung, kelenturan leher rahim yang berkurang sehingga dapat terjadi
  • 5. Vol I no. 1.  April 2012  Embrio, Jurnal Kebidanan                                                                                                            40  pembukaan dini pada serviks, yang mengakibatkan terjadinya ketuban pecah dini. Dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa sebagian besar ibu bersalin tidak mengalami ketuban pecah dini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pemeriksaan kehamilan yang teratur. Kebiasaan hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan yang sehat, minum cukup, olahraga teratur dan berhenti merokok. Membiasakan diri membersihkan daerah kemaluan dengan benar, yakni dari depan ke belakang, terutama setelah berkemih atau buang air besar. Memeriksakan diri ke dokter bila ada sesuatu yang tidak normal di daerah kemaluan, misalnya keputihan yang berbau atau berwarna tidak seperti biasanya. Untuk sementara waktu, berhenti melakukan hubungan seksual bila ada indikasi yang menyebabkan ketuban pecah dini, seperti mulut rahim yang lemah. Menurut Ayah Bunda (2011) Mengonsumsi 100 mg vitamin C secara teratur saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu bisa mencegah terjadinya ketuban pecah dini. Dari hasil penelitian dari National Institute of Perinatology di Meksiko City, pada 120 wanita hamil yang secara acak diberikan 100 mg vitamin C, pada saat kehamilan memasuki usia 20 minggu. Vitamin C telah diketahui berperan penting dalam mempertahankan keutuhan membran (lapisan) yang menyelimuti janin dan cairan ketuban. Walaupun penelitian sebelumnya telah menghubungkan kadar yang rendah dari vitamin C pada ibu dengan meningkatnya resiko terjadinya pecahnya membran secara dini atau yang disebut dengan ketuban pecah dini ("premature rupture of membranes", PROM), tapi penelitian itu tidak menjelaskan tentang penggunaan suplemen vitamin C dalam menurunkan risiko terjadinya KPD. Untuk itu, penelitian di Meksiko ini dilakukan. Dari hasil pemberian suplemen vitamin C yang dimulai pada saat usia kehamilan 20 minggu, menunjukkan peningkatan dari kadar vitamin C dalam darah dibanding dengan kelompok kontrol (tidak diberikan suplemen vitamin C). Dan peningkatan ini berhubungan juga dengan menurunnya resiko untuk mengalami KPD. Pada kelompok kontrol, terjadi KPD pada 14 dari 57 kehamilan (25%), sedang pada kelompok ibu yang diberikan vitamin C, terjadi penurunan KPD, yaitu hanya terjadi pada 4 dari 52 kehamilan. Simpulan dan Saran Berdasarkan tujuan penelitian yaitu mengetahui tentang paritas dengan kejadian ketuban pecah dini di VK RSUD Sidoarjo pada Bulan April-Mei 2011 dengan 183 ibu bersalin, maka kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut 1) Sebagian besar ibu bersalin 101 orang (55,20%) adalah multipara. 2) Sebagian besar ketuban pecah dini dialami oleh grande multipara sebanyak 4 orang (36,36%). 3) Sebagian besar ibu bersalin 138 orang (75,41%) tidak mengalami ketuban pecah dini. Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan sebagai berikut : 1) Bagi Tenaga Kesehatan diharapkan agar lebih meningkatkan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi mengenai komplikasi kehamilan misalnya ketuban pecah dini. Selain itu, bidan juga harus menyarankan kepada pasien agar rutin melakukan kunjungan antenatal sebagai deteksi dini adanya tanda-tanda bahaya kehamilan. 2) Bagi masyarakat hendaknya selalu memperhatiakn kondisi kehamilannya dan selalu memeriksakan ke tenaga kesehatan. DAFTAR ACUAN Ayah Bunda. 2011. Ketuban pecah dini. http//www.ayahbunda.co.id/artikel/ke hamilan/tips/mengatasi ketuban pecah dini. Bobak, dkk. 2005. Keperawatan maternitas. Jakarta : EGC Friedman, 2005. Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC Harry Oxorn dan William R.forte 2010. Ilmu kebidanan patologi dan fisiologi persalinan. Hidayat, Asri, dkk. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Jogjakarta : Nuha Medika
  • 6. Vol I no. 1.  April 2012  Embrio, Jurnal Kebidanan                                                                                                            41  Ketuban pecah dini. http://bidan- raka.blogspot.com/2011/04/ketuban-pecah- dini-kpd-atau-premature.html Liu, David TY. 2008. Manual Persalinan. Jakarta :EGC Manuaba, I.B.G, dkk. . 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologo & Obstetri Ginekologi Sosial Untuk profesi Bidan. Jakarta : EGC _________. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta :EGC Morgan, Geri dan Hamilton Carole. 2009. Obstetri & Ginekologi. Jakarta : EGC Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam, Siti Pariani. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto. Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika Prasanthi. 2009. Morbiditas dan Mortalitas Perinatal Kasus Ketuban Pecah Dini. http://www.nikita/konsultasi- ibu/hamil.2009.php. (Diakses pada tanggal 25 februari 2011). Santoso, Gempur. 2007. Fundamental metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif. Jakarta : Perstasi Pustaka. Tim JNPK-KR. 2008. Asuhan persalinan normal. Jakarta:JNPK-KR. Wiknjosastro, H,.2007. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.