Dokumen tersebut membahas persiapan sektor pertanian Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, yang mencakup upaya liberalisasi perdagangan, tantangan dan peluang, serta persiapan internal seperti peningkatan daya saing dan penguatan ekspor.
Perencanaan Kegiatan PIP 2014 dalam Rangka Mendukung Kebijakan Ditjen PPHPStenly Mandagi
Dokumen tersebut merupakan rencana kegiatan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian tahun 2014 dalam rangka mendukung kebijakan kementerian. Rencana tersebut mencakup pengembangan sistem informasi pasar dan ketersediaan komoditas, peningkatan mutu dan standardisasi, serta pengembangan pemasaran domestik dan internasional untuk mendukung pencapaian target kementerian yaitu swasembada pangan, diversifikasi,
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai subdit informasi pasar di Direktorat Pemasaran Domestik Kementerian Pertanian. Subdit ini bertugas menganalisis pasar hasil pertanian, mengembangkan database informasi pasar, dan memfasilitasi workshop analisis pemasaran. Analisis yang dilakukan antara lain laporan harga mingguan, biaya usaha tani, biaya pemasaran, serta margin pemasaran.
Materi ini disampaikan oleh Ir. Sri Kuntarsih, MM (Direktur Pemasaran Domestik Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian RI) pada Pertemuan Koordinasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Tingkat Nasional di Hotel Aston Manado, 5 Maret 2013
Panduan Pengajuan Usulan Kegiatan PPHP Tahun 2014 (eProposal)Stenly Mandagi
Kontak untuk bagian perencanaan Direktorat Jenderal PPHP dan Bidang PPHP Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara memberikan informasi tentang nomor telepon, alamat email, dan website untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Dokumen tersebut membandingkan sikap dan tindakan yang dianggap baik untuk seorang bos dan staff. Bagi bos, sikap konsisten, fleksibel, berani mengambil keputusan, proaktif, optimis, dan rajin menjalin hubungan dengan pelanggan dianggap positif. Sedangkan bagi staff, sikap keras kepala, plin plan, gegabah, melanggar aturan, pesimistis, dan sering kelayapan dianggap negatif.
1. Indonesia menghadapi berbagai hambatan non-tarif dalam mengekspor produk perikanan dan pertanian ke negara-negara tujuan utama seperti Uni Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat. Hambatan tersebut berupa standar mutu, sanitasi, dan residu yang ketat.
2. Standarisasi produk yang ketat di negara-negara tersebut menyebabkan biaya ekspor Indonesia meningkat dan kesulitan bersaing di pasar internasional.
3. Jargon mendukung
Perencanaan Kegiatan PIP 2014 dalam Rangka Mendukung Kebijakan Ditjen PPHPStenly Mandagi
Dokumen tersebut merupakan rencana kegiatan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian tahun 2014 dalam rangka mendukung kebijakan kementerian. Rencana tersebut mencakup pengembangan sistem informasi pasar dan ketersediaan komoditas, peningkatan mutu dan standardisasi, serta pengembangan pemasaran domestik dan internasional untuk mendukung pencapaian target kementerian yaitu swasembada pangan, diversifikasi,
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai subdit informasi pasar di Direktorat Pemasaran Domestik Kementerian Pertanian. Subdit ini bertugas menganalisis pasar hasil pertanian, mengembangkan database informasi pasar, dan memfasilitasi workshop analisis pemasaran. Analisis yang dilakukan antara lain laporan harga mingguan, biaya usaha tani, biaya pemasaran, serta margin pemasaran.
Materi ini disampaikan oleh Ir. Sri Kuntarsih, MM (Direktur Pemasaran Domestik Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian RI) pada Pertemuan Koordinasi Pelayanan Informasi Pasar (PIP) Tingkat Nasional di Hotel Aston Manado, 5 Maret 2013
Panduan Pengajuan Usulan Kegiatan PPHP Tahun 2014 (eProposal)Stenly Mandagi
Kontak untuk bagian perencanaan Direktorat Jenderal PPHP dan Bidang PPHP Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara memberikan informasi tentang nomor telepon, alamat email, dan website untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Dokumen tersebut membandingkan sikap dan tindakan yang dianggap baik untuk seorang bos dan staff. Bagi bos, sikap konsisten, fleksibel, berani mengambil keputusan, proaktif, optimis, dan rajin menjalin hubungan dengan pelanggan dianggap positif. Sedangkan bagi staff, sikap keras kepala, plin plan, gegabah, melanggar aturan, pesimistis, dan sering kelayapan dianggap negatif.
1. Indonesia menghadapi berbagai hambatan non-tarif dalam mengekspor produk perikanan dan pertanian ke negara-negara tujuan utama seperti Uni Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat. Hambatan tersebut berupa standar mutu, sanitasi, dan residu yang ketat.
2. Standarisasi produk yang ketat di negara-negara tersebut menyebabkan biaya ekspor Indonesia meningkat dan kesulitan bersaing di pasar internasional.
3. Jargon mendukung
Dokumen tersebut membahas tentang kedaulatan pangan Indonesia sebelum dan sesudah Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Secara khusus membahas peluang dan tantangan dalam perdagangan hortikultura dengan negara-negara ASEAN dan China melalui kesepakatan seperti ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA). Juga membandingkan produksi pangan utama Indonesia dengan negara lain.
Isu strategis pengelolaan industri dalam perpekstif kebijakan fiskalMahammad Khadafi
Dokumen tersebut membahas tentang peran Undang-Undang Perindustrian dalam pembangunan industri Indonesia untuk menjadi negara industri yang tangguh. Dokumen ini juga membandingkan kebijakan industri dan pendidikan Indonesia dengan Korea Selatan, serta menyimpulkan bahwa Indonesia perlu meningkatkan belanja riset dan pengembangan serta melindungi industri dalam negeri."
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Dokumen tersebut membahas realisasi program kegiatan tahun 2019 dan 2020 serta target produksi padi tahun 2020 per provinsi.
2) Terdapat tabel yang menunjukkan perkembangan kontrak BANPER 2020 per provinsi dan komoditas.
3) Juga terdapat data realisasi luas tanam Oktober-Februari 2019/2020 dan target Maret 2020 per provinsi untuk padi dan jagung.
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi sistem mutu. Secara singkat, dokumentasi sistem mutu berguna untuk menjadi acuan dalam penerapan dan pengembangan sistem mutu, memungkinkan orang lain untuk meneruskan pekerjaan, dan sebagai bukti penerapan sistem mutu. Dokumen tersebut juga membahas tentang struktur dokumentasi yang meliputi panduan mutu, prosedur, instruksi kerja, dan formulir.
Dokumen tersebut membahas tentang Good Manufacturing Practices (GMP) yang merupakan prasyarat dasar dan program umum bagi industri pangan untuk menghasilkan produk bermutu, layak dan aman secara konsisten. Dokumen tersebut menjelaskan berbagai aspek GMP mulai dari lokasi, bangunan, fasilitas sanitasi, persyaratan kualitas air, hingga persyaratan higienis lainnya yang harus dipenuhi oleh suatu pabrik pangan untuk me
Kandungan ajmalisin pada kultur kalus catharanthus roseus yang diberi perlaku...Stenly Mandagi
Catharanthus roseus (L.) G. Don merupakan tanaman yang mengandung metabolit sekunder di antaranya ajmalisin yang telah digunakan dalam pengobatan penyakit terkait sirkulasi darah. Kultur in vitro telah banyak digunakan sebagai teknologi yang efektif untuk memproduksi metabolit sekunder yang bermanfaat. Berbagai metode untuk meningkatkan produksi senyawa alkaloid pada kultur in vitro telah digunakan. Penambahan triptofan telah dilaporkan melalui beberapa penelitian dapat meningkatkan kandungan metabolit sekunder pada C. roseus. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh pemberian prekursor triptofan pada kultur kalus C. roseus.
Catharanthus roseus (L.) G. Don is a plant containing secondary metabolites such as ajmalicine which are useful and have been used in the treatment of blood circulatory diseases. In-vitro cultures have been widely used as an effective technology for producing useful secondary metabolites. Various methods for increasing the production of alkaloids in in-vitro cultures have been used. The addition of tryptophan has been reported through several studies to increase secondary metabolite content in C. roseus. This research was conducted to study the effect of giving tryptophan precursor on callus culture of C. roseus.
Dokumen tersebut membahas tentang dinamika kelompok belajar untuk mengintegrasikan peserta dalam proses pembelajaran dan membuat kesepakatan kontrak belajar. Terdapat beberapa tahapan seperti perkenalan, penyegaran suasana, kerja sama dalam kelompok, dan membangun tim kerja untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan usaha yang mencakup tujuan, komponen-komponen utama seperti pasar, produk, modal, tenaga kerja, manajemen, jaringan pemasaran, hukum, dan kriteria memilih usaha. Juga membahas diversifikasi usaha, format analisis keuangan dan non keuangan, menyusun rencana usaha kelompok tani, menghitung biaya dan kelayakan usaha, serta pendapatan usaha.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan pemandu lapangan tingkat II untuk pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Terdapat tiga tujuan pembelajaran yaitu mengenai latar belakang pengolahan hasil, sifat, jenis dan klasifikasi produk olahan, serta proses pengolahan hasil. Dokumen ini juga menjelaskan tentang sumber daya yang dibutuhkan dalam pengolahan hasil, sifat-sifat umum sayuran dan buah-buahan, serta
Dokumen tersebut membahas tentang kemitraan usaha, termasuk definisi, tujuan, manfaat, prinsip, skema, dan implementasinya. Beberapa skema kemitraan yang dijelaskan adalah pola inti plasma, subkontrak, dan keagenan.
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai Cara Pengolahan yang Baik (GMP) untuk meningkatkan mutu produk olahan, efisiensi usaha, dan lingkungan yang ramah lingkungan. GMP mencakup pedoman tentang fasilitas, proses produksi, pengemasan, penyimpanan, kesehatan pegawai, sistem pengawasan, dan sertifikasi untuk mencegah kontaminasi dan menjaga kesehatan pegawai.
Dokumen tersebut membahas tentang kedaulatan pangan Indonesia sebelum dan sesudah Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Secara khusus membahas peluang dan tantangan dalam perdagangan hortikultura dengan negara-negara ASEAN dan China melalui kesepakatan seperti ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA). Juga membandingkan produksi pangan utama Indonesia dengan negara lain.
Isu strategis pengelolaan industri dalam perpekstif kebijakan fiskalMahammad Khadafi
Dokumen tersebut membahas tentang peran Undang-Undang Perindustrian dalam pembangunan industri Indonesia untuk menjadi negara industri yang tangguh. Dokumen ini juga membandingkan kebijakan industri dan pendidikan Indonesia dengan Korea Selatan, serta menyimpulkan bahwa Indonesia perlu meningkatkan belanja riset dan pengembangan serta melindungi industri dalam negeri."
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Dokumen tersebut membahas realisasi program kegiatan tahun 2019 dan 2020 serta target produksi padi tahun 2020 per provinsi.
2) Terdapat tabel yang menunjukkan perkembangan kontrak BANPER 2020 per provinsi dan komoditas.
3) Juga terdapat data realisasi luas tanam Oktober-Februari 2019/2020 dan target Maret 2020 per provinsi untuk padi dan jagung.
Similar to Kesiapan Sektor Pertanian Menghadapi AEC 2015 (6)
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi sistem mutu. Secara singkat, dokumentasi sistem mutu berguna untuk menjadi acuan dalam penerapan dan pengembangan sistem mutu, memungkinkan orang lain untuk meneruskan pekerjaan, dan sebagai bukti penerapan sistem mutu. Dokumen tersebut juga membahas tentang struktur dokumentasi yang meliputi panduan mutu, prosedur, instruksi kerja, dan formulir.
Dokumen tersebut membahas tentang Good Manufacturing Practices (GMP) yang merupakan prasyarat dasar dan program umum bagi industri pangan untuk menghasilkan produk bermutu, layak dan aman secara konsisten. Dokumen tersebut menjelaskan berbagai aspek GMP mulai dari lokasi, bangunan, fasilitas sanitasi, persyaratan kualitas air, hingga persyaratan higienis lainnya yang harus dipenuhi oleh suatu pabrik pangan untuk me
Kandungan ajmalisin pada kultur kalus catharanthus roseus yang diberi perlaku...Stenly Mandagi
Catharanthus roseus (L.) G. Don merupakan tanaman yang mengandung metabolit sekunder di antaranya ajmalisin yang telah digunakan dalam pengobatan penyakit terkait sirkulasi darah. Kultur in vitro telah banyak digunakan sebagai teknologi yang efektif untuk memproduksi metabolit sekunder yang bermanfaat. Berbagai metode untuk meningkatkan produksi senyawa alkaloid pada kultur in vitro telah digunakan. Penambahan triptofan telah dilaporkan melalui beberapa penelitian dapat meningkatkan kandungan metabolit sekunder pada C. roseus. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh pemberian prekursor triptofan pada kultur kalus C. roseus.
Catharanthus roseus (L.) G. Don is a plant containing secondary metabolites such as ajmalicine which are useful and have been used in the treatment of blood circulatory diseases. In-vitro cultures have been widely used as an effective technology for producing useful secondary metabolites. Various methods for increasing the production of alkaloids in in-vitro cultures have been used. The addition of tryptophan has been reported through several studies to increase secondary metabolite content in C. roseus. This research was conducted to study the effect of giving tryptophan precursor on callus culture of C. roseus.
Dokumen tersebut membahas tentang dinamika kelompok belajar untuk mengintegrasikan peserta dalam proses pembelajaran dan membuat kesepakatan kontrak belajar. Terdapat beberapa tahapan seperti perkenalan, penyegaran suasana, kerja sama dalam kelompok, dan membangun tim kerja untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan usaha yang mencakup tujuan, komponen-komponen utama seperti pasar, produk, modal, tenaga kerja, manajemen, jaringan pemasaran, hukum, dan kriteria memilih usaha. Juga membahas diversifikasi usaha, format analisis keuangan dan non keuangan, menyusun rencana usaha kelompok tani, menghitung biaya dan kelayakan usaha, serta pendapatan usaha.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan pemandu lapangan tingkat II untuk pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Terdapat tiga tujuan pembelajaran yaitu mengenai latar belakang pengolahan hasil, sifat, jenis dan klasifikasi produk olahan, serta proses pengolahan hasil. Dokumen ini juga menjelaskan tentang sumber daya yang dibutuhkan dalam pengolahan hasil, sifat-sifat umum sayuran dan buah-buahan, serta
Dokumen tersebut membahas tentang kemitraan usaha, termasuk definisi, tujuan, manfaat, prinsip, skema, dan implementasinya. Beberapa skema kemitraan yang dijelaskan adalah pola inti plasma, subkontrak, dan keagenan.
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai Cara Pengolahan yang Baik (GMP) untuk meningkatkan mutu produk olahan, efisiensi usaha, dan lingkungan yang ramah lingkungan. GMP mencakup pedoman tentang fasilitas, proses produksi, pengemasan, penyimpanan, kesehatan pegawai, sistem pengawasan, dan sertifikasi untuk mencegah kontaminasi dan menjaga kesehatan pegawai.
Dokumen tersebut membahas tentang pembukuan usaha yang merupakan catatan administrasi kegiatan usaha untuk mengetahui perkembangan usaha, peningkatan pendapatan, dan membuat keputusan bisnis. Pembukuan usaha terdiri atas buku catatan kegiatan usaha dan buku catatan keuangan, dengan manfaat membantu pengambilan keputusan bisnis yang tepat.
PENGUMPULAN
SORTASI
PEMBERSIHAN/PENCUCIAN
GRADING/PENGKELASAN
PENGEMASAN
PELABELAN
PENGAWETAN DAN PENYIMPANAN
STANDARISASI MUTU
PENGANGKUTAN
SARANA/PRASARANA
KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
2. Tujuan Dibentuknya AEC 2015 sesuai Empat Pilar
AEC Blueprint :
1. ASEAN sebagai Pasar Tunggal dan berbasis produksi
regionaldengan elemen aliran bebas
barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran
modal yang lebih bebas;
2. ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing
ekonomi yang tinggi, dengan elemen peraturan
kompetisi,perlindungan konsumen, hak atas kekayaan
intelektual (HAKI) pengembangan
infrastruktur, perpajakan dan e-commerce;
3. Tujuan Dibentuknya AEC 2015 sesuai Empat Pilar
AEC Blueprint :
3. ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi
yang merata dengan elemen pengembangan UKM dan
prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara CLMV; dan
4. ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh
dengan perekonomian global dengan elemen pendekatan
yang koheren dalam hubungan ekonomi di luar
kawasan, dan meningkatkan peran serta dalam jejaring
produksi global.
Pilar pertama menjadi perhatian utama ASEAN dan untuk mewujudkan
AEC pada tahun 2015 maka seluruh negara ASEAN harus melakukan
liberalisasi perdagangan
4. Upaya yang sedang dilakukan pada Liberalisasi
Perdagangan Barang yaitu :
1. Penghapusan Hambatan Tarif
(kecuali Produk SL dan HSL)
2. Penghapusan hambatan Non tarif
3. Ketentuan Asal Barang (ROO)
4. Fasilitasi Perdagangan
5. Penyatuan Kepabeanan
6. ASEAN Single Window
7. Harmonisasi standard dan pengaturan teknis
penghambat perdagangan
5. Persiapan yang sudah & sedang dilakukan ASEAN
menghadapi AEC 2015:
A. 99,11 % tarif ASEAN-6 pada tahun 2010 telah diturunkan menjadi
0 %, sedangkan 98,86 % tarif ASEAN-4 berkisar antara 0-5 %.
B. Di bidang jasa, integrasi dilakukan secara bertahap melalui paket
komitmen melalui perjanjian ASEAN Framework Agreement on
Services (AFAS).
C. Di bidang investasi, eif ACIA segera dilaksanakan.
D. Persyaratan AFAS-8: 80 dari 127 subsektor akan diintegrasikan
(FEP untuk PIS 70 %, non-PIS dan jasa logistik 51 %)
E. Beberapa isu masih dalam progress: monitoring dan notifikasi
NTBs, trade repository, pembenahan customs, standards (goods
and services), peningkatan daya saing, HAKI, proteksi
konsumen, UKM, sektor-specifik (PIS: agro-
based, automotive, electronics, fisheries, rubber-
based, textiles&apparel, wood-based, air travel, e-
6. Potensi Pasar Tunggal ASEAN
Berdasarkan “Key Indicators”menunjukan bahwa AEC 2015 merupakan
kekuatan pasar yang cukup potensial karena menguasai sekitar 4 % GDP dunia
ASEAN Key Indicators, 2011
GDP
NO Negara GDP (USD Populasi Per Capita GDP (PPP) as share
Milyar) (Juta) (USD) (%) of World Total
1 Indonesia 845,7 244,2 3,509 1,43
2 Thailand 345,6 70,7 5,394 0,76
3 Malaysia 278,7 29 9,700 0.57
4 Singapore 259,8 5,3 49,271 0.40
5 Philippines 213,1 95,3 2,223 0.50
6 Vietnam 122,7 90,0 1,374 0.38
7 Brunei D 15,5 0.4 36,584 0.03
8 Cambodia 12,9 14,4 852 0.04
9 Myanmar - - - -
10 Laos - - - -
Sumber : World Economic Forum, The Global Competitiveness Report 2012-2013
7. Profil Perdagangan Indonesia dalam Forum ASEAN
Nilai Perdagangan Ekspor Intra ASEAN, untuk Komoditi
Pertanian pada Tahun 2009 – 2011 (000 USD)
Nilai Ekspor ke ASEAN
Negara
2009 2010 2011
Brunei 226,654 no data No data
Cambodia 736,431 25,156 No data
Indonesia 1,658,546 5,422,113 6,664,524
Laos 282,118 No data No data
Malaysia 3,804,324 4,350,501 5,823,192
Myanmar 633,487 295,091 No data
Philippines 2,205,602 476,415 654,034
Singapore 2,978,695 2,832,417 3,923,079
Thailand 1,149,743 5,134,657 6,788,553
Vietnam 1,643,622 no data No data
Sumber : www.trademap.org diolah oleh Dit. Pemasaran Internasional.
8. Profil Perdagangan Indonesia dalam Forum ASEAN
Nilai Perdagangan Impor Intra ASEAN, untuk Komoditi
Pertanian pada Tahun 2009 – 2011 (000 USD)
Nilai Impor ke ASEAN
Negara
2009 2010 2011
Brunei 91 no data no data
Cambodia 63,384 268,310 No data
Indonesia 3,492,748 2,084,771 4,096,281
Laos 40,349 No data No data
Malaysia 2,862,121 4,772,302 6,481,101
Myanmar 128,272 229,787 No data
Philippines 400,547 2,746,717 1,969,467
Singapore 1,309,282 3,445,124 4,353,019
Thailand 3,729,200 1,186,396 1,708,984
Vietnam 1,821,453 No data No data
Sumber : www.trademap.org diolah oleh Dit. Pemasaran Internasional.
9. Profil Perdagangan Indonesia dalam Forum ASEAN
Nilai Impor Perdagangan Intra dan Eksternal
ASEAN, untuk Komoditi Pertanian pada Tahun 2011 (000
USD)
Negara Impor dari Impor dari Dunia Total Impor
ASEAN Selain ASEAN
Brunei no data 338,228 338,228
Cambodia No data 1,302,775 1,302,775
Indonesia 4,096,281 16,896,768 20,993,049
Laos No data 500,308 500,308
Malaysia 6,481,101 15,911,294 22,392,395
Myanmar No data 1,600,442 1,600,442
Philippines 1,969,467 6,670,843 8,640,310
Singapore 4,353,019 11,905,266 16,258,285
Thailand 1,708,984 8,590,293 10,299,277
Vietnam No data 10,922,467 10,922,467
Sumber : www.trademap.org diolah oleh Dit. Pemasaran Internasional.
10. Profil Perdagangan Indonesia dalam Forum ASEAN
Nilai Ekspor Perdagangan Intra dan Eksternal ASEAN,
untuk Komoditi Pertanian pada Tahun 2011 (000 USD)
Negara Ekspor ke Ekspor ke Dunia Total Ekspor
ASEAN Selain ASEAN
Brunei No data 6,099 6,099
Cambodia No data 231,644 231,644
Indonesia 6,664,524 29,728,437 36,392,961
Laos No data 184,906 184,906
Malaysia 5,823,192 29,555,984 35,379,176
Myanmar No data 612,990 612,990
Philippines 654,034 4,753,651 5,407,685
Singapore 3,923,079 8,678,051 12,601,130
Thailand 6,788,553 29,706,972 36,495,525
Vietnam No data 10,519,620 10,519,620
Sumber : www.trademap.org diolah oleh Dit. Pemasaran Internasional.
Komoditi pertanian yang banyak diperdagangkan (ekspor) ke ASEAN meliputi produk perkebunan (sawit, mete,
kelapa, karet, kopi, kakao, gula dll), tanaman pangan (singkong, beras, kedelai), hortikultura (pisang, nenas).
Komoditi pertanian yang banyak diperdagangkan (impor)dari ASEAN adalah produk peternakan (daging
sapi/boneless, susu, MBM), perkebunan (kopi, sawit, gula mentah, cocoa bean, tembakau, karet), tanaman
pangan (beras, gandum dan kedelai) dan hortikultura (apel).
11. Profil Perdagangan Indonesia dalam Forum ASEAN
Market Share Ekspor Indonesia ke intra ASEAN
Komoditi Negara Pesaing Market Share
Indonesia
CPO dan olahan lain sawit Malaysia 89,94 %
Biji Kakao Malaysia 94,9 %
Kopra (Kelapa) Malaysia dan Filipina 63,90 %
Kopi Vietnam 37,18 %
Lada Vietnam 54,99 %
Karet alam Thailand, Vietnam dan 12,26 %
Singapura
Gandum Thailand, Malaysia 3,48 %
dan Singapura
Nenas Filipina 57,89 %
Mete Vietnam, Singapura 8,61 %
Manioc/Cassava Thailand dan Vietnam 3%
Sumber : Sumber : http://witsworldbankorg/, Diolah Dit Pemasaran Internasional, Ditjen PPHP
12. Profil Perdagangan Indonesia dalam Forum ASEAN
Market Share Ekspor Indonesia ke Eksternal ASEAN (Dunia)
Jenis Komoditi Negara Pesaing Market Share
Indonesia
CPO dan olahan lain Malaysia 34,31 %
sawit
Biji Kakao Malaysia 94,55 %
Kopra (Kelapa) Malaysia dan 35,59 %
Filipina
Kopi Vietnam 34,90 %
Lada Vietnam, Singapura 27,33 %
Karet alam Thailand 13,63 %
Gandum Thailand,Malaysia& 3,48 %
Singapura
Nenas Filipina dan Thailand 15,35 %
Mete Vietnam 3,16 %
Manioc/Cassava Thailand dan 1,77 %
Vietnam
Sumber : Sumber : http://witsworldbankorg/, Diolah Dit Pemasaran Internasional, Ditjen PPHP
13. Peluang Ekspor Komoditi Pertanian di negara
ASEAN dan Mitra
Permintaan Produk Pertanian dari beberapa negara
ASEAN dan Mitra Dialognya
No Negara Produk Yang dibutuhkan dari Indonesia
1 Singapura Sayuran, umbi dan Buah, dengan target 20 % dari pangsa
Singapura setiap tahun (saat ini masih sekitar 4,2 %)
2 China Salak, manggis, protocol untuk alpukat dan duku (sedang
disusun 2012). Sejak Februari 2013 ekspor manggis ke China
dihentikan sementara oleh China. Pemerintah sedang
bernegosiasi kembali dengan China.
3 Korea Nenas, pisang, mangga, manggis dan paprika (kendala SPS
Selatan ketat)
4 Jepang Pisang dan Nenas (IJ-EPA), saat ini masih belum bisa
dipenuhi Indonesia
5 Australia Manggis, mangga (rencana) dan buah tropis lainnya
6 New Pemerintah sedang negosiasi dengan NZ terkait ekspor
Zealand manggis dan pihak NZ telah datang ke Kemtan dan akan
mengunjungi daerah produsen manggis di Jawa Barat (18-19
Pebruari 2013).
14. Peluang dan Tantangan AEC 2015
Peluang Indonesia dalam AEC 2015 untuk sektor Pertanian:
1. Ekspansi Pasar (Penduduk Indonesia 40 % dari
ASEAN, GDP ASEAN 4 % dunia)
2. Meningkatkan Produktifitas dan jaringan distribusi
3. Meningkatkan mobilitas Tenaga Kerja
4. Meningkatkan masuknya Investasi asing
Tantangan / Kendala yang dihadapi Indonesia menyongsong AEC 2015:
1. Laju Peningkatan Ekspor (Indonesia, masih berada dibawah ASEAN 5
lainnya)
2. Laju inflasi (Indonesia cukup tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN
lainnya)
3. Kesamaan keunggulan komparatif (kesamaan
produk, geografis, budaya dlsb)
4. SDM : kesiapan SDM ikut mempengaruhi kesiapan menghadapi AEC
2015, mengingat aliran tenaga kerja intra ASEAN menjadi lebih lancar
dan tanpa hambatan.
5. Tingkat Perkembangan ekonomi
15. Persiapan Sektor Pertanian menghadapi AEC 2015
Dalam menghadapi AEC 2015 seluruh lini termasuk
produk pertanian harus memperhatikan 3 hal
penting yaitu :
1. Peningkatan Daya Saing (peningkatan produktifitas,
distribusi, infrastruktur, perbankan, efisiensi
regulasi dll)
2. Pengamanan Pasar Domestik (mis: lebih mencintai
produk lokal), dan
3. Penguatan Ekspor dengan memperhatikan 3 K
(kualitas, kuantitas dan kontinyuitas).
16. Point penting dalam menghadapi Pasar Tunggal
ASEAN :
Internal:
1. Menyiapkan grand design policy, yang dijabarkan dalam bentuk
matriks berisikan rencana dan implementasi aksi, termasuk program dan
kegiatan didaerah-daerah dalam usaha mengembangkan sektor pertanian
menuju pasar tunggal ASEAN dan persaingan global.
2. Menentukan dan menyiapkan komoditas andalan dan produk olahan
berbasis pertanian andalan yang dapat bersaing di pasar global yang akan
diberi prioritas peningkatan mutu.
3. Menentukan dan menyiapkan komoditas pertanian andalan yang mampu
“bertahan” (menguasai pasar domestik) dan “menyerang” (masuk dan
bersaing di pasar global). Ciri-ciri komoditi pertanian Indonesia pada
umumnya memiliki daya komparatif dan kompetitif, dimana daya
komparatif lebih besar daripada kompetitif sehingga perlu insentif disektor
pertanian.
4. Melakukan evaluasi peraturan dan ketentuan terkait dan membuat
sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah; harmonisasi dan keberlanjutan
program; dan sinergi kegiatan pengembangan produk pertanian.
17. Point penting dalam menghadapi Pasar Tunggal
ASEAN :
Eksternal:
1. Aktif melakukan komunikasi dan koordinasi antar
stakeholders di sektor pertanian.
2. Melakukan sosialisasi AEC 2015 kepada para
pembina, pengusaha dan stakeholders lainnya.
3. Menyelenggarakan berbagai jenis pelatihan/pengawalan
kepada produsen/pelaku usaha (penerapan teknologi dan
inovasi).
4. Membuka desk khusus AEC 2015 guna melayani para
stakeholders yang membutuhkan informasi.
5. Pemerintah menyediakan dana untuk melaksanakan
program dimaksud.