Dokumen tersebut membahas tentang administrasi kurikulum di sekolah. Administrasi kurikulum bertujuan untuk melaksanakan dan mengembangkan kurikulum agar dapat mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan administrasi kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi kurikulum oleh kepala sekolah dan staf sekolah.
2. LATAR BELAKANG
Kata-kata pendidikan, bimbingan, pengajaran, belajar, pembelajaran sering
disebut sebagai istilah teknis yang kegiatan-kegiatannya lebur dalam aktivitas
pendidikan. Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang sadar diranncang
untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan iImu
pengetahuan, pandangan hidup, sikap hidup, dan keterampilan hidup baik yang
bersifat manual individual dan sosial. Dalam prosesnya, pendidikan berdampak
pada kualitas yang diperoleh, dimana kualitas itu sangat sulit diukur sebagaimana
yang dikemukakan oleh Sagala (2000) bahwa persoalan kualitas amat rumit dan
kompleks, bukan hanya konsep kualitas itu amat relatif tetapi faktor yang terkait
begitu kompleks dan tidak sederhana. Dalam proses pendidikan hubungan timbal
balik antara pendidik dan anak didik berkelanjutan ke arah tujuan yang hendak
diwujudkan bersama yaitu tujuan pendidikan atau tujuan proses belajar mengajar
dengan hasil yang berkualitas.
Oleh sebab itu, untuk mencapai hal tersebut tentunya sangat perlu ada
managemen yang mengaturnya. Kompleksitas yang ada dalam proses pendidikan
tidaklah sederhana karena berkaitan dengan pembelajaran, kurikulum, tenaga
kependidikan yang profesional, fasilitas, anggaran dan sebagainya. Dengan
adanya administrasi dalam pendidikan maka semua komponen tersebut di atas
dapat diatur dan dikelola sebaik-baiknya. Dalam hal ini seorang kepala sekolah
yang sejatinya adalah seorang top leader mempunyai kewajiban dalam
menjalankan administrasi di lembaga/sekolah yang dipimpinnya.
Salah satu komponen yang sangat perlu mendapat perhatian adalah
kurikulum. Karena memang kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi
keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dab tepat akan sulit
untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Menurut
Daryanto, pada jenis dan tingkat sekolah apapun, yang menjadi tugas utama
kepala sekolah ialah menjamin adanya program pengajaran yang baik bagi murid-
3. murid. Inilah tanggung jawab kepala sekolah yang paling banyak tantangannya,
sedangkan stafnya mendapat bagian tanggung jawab dalam menbantu usaha
pelaksanaan dan pengembangan program pengajaran yang efektif.Oleh sebab itu
seorang kepala sekolah harus mengetahui kebijaksanaan dan langkah-langkah
administratif yang sedang berlaku.
4. PEMBAHASAN
A. Pengertian Adminstrasi Kurikulum
Secara sederhana administrasi ini berasal dari kata latin “ad” dan
“ministro”. Ad mempunyai arti “kepada” dan ministro berarti “melayani”.
Secara bebas diartikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau
pengabdian terhadap subjek tertentu. Kini administrasi ini mempunyai
pengertian atau konotasi yang luas. Secara garis besarnya pengertian itu
antara lain:
1. Mempunyai pengertian sama dengan manajemen
2. Menyuruh orang agar bekerja secara produktif
3. Memanfaatkan manusia material, uang metode secara terpadu
4. Mencapai suatu tujuan melalui orang lain
5. Fungsi eksekutif pemerintah
Administrasi itu adalah subsistem dari organisasi itu sendiri yang unsurunsurnya terdiri dari unsur organisasi yaitu tujuan, orang-orang, sumber dan
waktu (Abidin, 2010).
Dalam banyak literatur kurikulum diartikan sebagai suatu dokumen atau
rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh
peserta didik melalui suatu pengalaman belajar. Pengertian ini mengandung
arti bahwa kurikulum harus tertuang dalam satu atau beberapa dokumen atau
rencana tertulis (Winchester, 2010).
Di dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005, tentang
Standar Nasional Pendidikan (SNP), dinyatakan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan
pembelajaran
untuk
mencapai
tujuan
pendidikan
tertentu.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah dengan
berpedoman pada standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL), serta
5. panduan
penyusunan
kurikulum
yang
dibuat
oleh
BSNP
dengan
memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum (Winchester, 2010).
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan pendidikan tertentu (PPRI No.
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 5 ayat 2). Standar
isi yang memuat administrasi struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum
TK/SD/MI/SDLB/SMP dan kalender akademik(Winchester, 2010).
Dokumen atau rencana tertulis itu berisikan pernyataan mengenai
kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik yang mengikuti kurikulum
tersebut. Pengertian kualitas pendidikan di sini mengandung makna bahwa
kurikulum sebagai dokumen merencanakan kualitas hasil belajar yang harus
dimpiliki peserta didik, kualitas bahan/konten pendidikan yang harus
dipelajari peserta didik, kualitas proses pendidikan yang harus dialami peserta
didik. Kurikulum dalam bentuk fisik ini seringkali menjadi fokus utama
dalam setiap proses pengembangan kurikulum karena ia menggambarkan ide
atau pemikiran para pengambil keputusan yang digunakan sebagai dasar bagi
pengembangan kurikulum sebagai suatu pengalaman (Winchester, 2010).
Aspek yang tidak terungkap secara jelas tetapi tersirat dalam definisi
kurikulum sebagai dokumen adalah bahwa rencana yang dimaksudkan
dikembangkan berdasarkan suatu pemikiran tertentu tentang kualitas
pendidikan
yang
diharapkan.
Perbedaan
pemikiran
atau
ide
akan
menyebabkan terjadinya perbedaan dalam kurikulum yang dihasilkan, baik
sebagai dokumen mau pun sebagai pengalaman belajar. Oleh karena itu Oliva
(1997:12) mengatakan "Curriculum itself is a construct or concept, a
verbalization of an extremely complex idea or set of ideas" (Winchester,
2010).
Perbedaan ruang lingkup kurikulum juga menyebabkan berbagai
perbedaan dalam definisi. Ada yang berpendapat bahwa kurikulum adalah
"statement of objectives" (Mc Donald; Popham), ada yang mengatakan
6. bahwa kurikulum adalah rencana bagi guru untuk mengembangkan proses
pembelajaran atau instruksi (Saylor, Alexander, & Lewis, 1981) Ada yang
mengatakan bahwa kurikulum adalah dokumen tertulis yang berisikan
berbagai komponen sebagai dasar bagi guru untuk mengembangkan
kurikulum guru (Zais,1976:10).
Ada juga pendapat resmi negara seperti yang dinyatakan dalam UndangUndang nomor 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa kurikulum adalah
"seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untukmencapai tujuan pendidikan tertentu" (pasal 1
ayat 19) (Winchester, 2010).
Definisi yang dikemukakan diatas menggambarkan pengertian yang
membedakan antara apa yang direncanakan (kurikulum) dengan apa yang
sesungguhnya terjadi di kelas (instruction atau pengajaran). Memang banyak
akhl kurikulum yang menentang pemisahan ini tetapi banyak pula yang
menganut pendapat adanya perbedaan antara keduanya. Kelompok yang
menyetujui pemisahan itu beranggapan bahwa kurikulum adalah rencana
yang mungkin saja terlaksana tapi mungkin juga tidak sedangkan apa yang
terjadi di sekolah/kelas adalah sesuatu yang benar-benar terjadi yang mungkin
berdasarkan rencana tetapi mungkin juga berbeda atau bahkan menyimpang
dari apa yang direncanakan (Winchester, 2010).
Perbedaan titik pandangan ini tidak sama dengan perbedaan cara pandang
antara kelompok akhli kurikulum dengan ahli teaching (pangajaran). Baik
ahli kurikulum maupun pengajaran mempelajari fenomena kegiatan kelas
tetapi
dengan
latar
belakang
teoritik
dan
tujuan
yang
berbeda.
Istilah dalam kurikulum seperti "planned activities", "written document",
"curriculum as intended", "curriculum as observed", "hidden curriculum",
"curriculum as reality", "school directed experiences", "learner actual
experiences" menggambarkan adanya perbedaan antara kurikulum dengan
apa yang terjadi di kelas (Winchester, 2010).
7. Definisi yang dikemukakan oleh Unruh dan Unruh (1984:96) mewakili
pandangan ini dimana mereka menulis : curriculum is defined as a plan for
achieving intended learning outcomes: a plan concerned with purposes, with
what is to be learned, and with the result of instruction.
Olivia (1997:8.) mengatakan bahwa we may think of the curriculum as a
program, a plan, content, and learning experiences, whereas we may
characterize instruction as methods, the teaching act, implementation, and
presentation (Winchester, 2010).
Pengertian di atas menggambarkan definisi kurikulum dalam arti teknis
pendidikan. Pengertian tersebut diperlukan ketika proses pengembangan
kurikulum sudah menetapkan apa yang ingin dikembangkan, model apa yang
seharusnya digunakan dan bagaimana suatu dokumen harus dikembangkan.
Kebanyakan dari pengertian itu berorientasi pada kurikulum sebagai upaya
untuk mengembangkan diri peserta didik, pengembangan disiplin ilmu, atau
kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik untuk suatu pekerjaan tertentu.
Doll (1993:47-51) menamakannya sebagai "the scientific curriculum" dan
menyimpulkan sebagai "clouded and myopic" (Winchester, 2010).
Peserta didik akan menjadi anggota masyarakat yang secara individu
maupun kelompok tidak hanya dibentuk oleh masyarakat (dalam posisi
menerima = pasif) tetapi harus mampu memberi dan mengembangkan
masyarakat ke arah yang diinginkan (posisi aktif). Artinya, kurikulum
merupakan rancangan dan kegiatan pendidikan yang secara maksimal
mengembangkan potensi kemanusiaan yang ada pada diri seseorang baik
sebagai individu mau pun sebagai anggota masyarakat untuk kehidupan
dirinya, masyarakat, dan bangsanya di masa mendatang (Winchester, 2010).
Merujuk pada pengertian administrasi, secara sederhana sebagai kegiatan
mengerahkan, maka istilah administrasi kurikulum menekankan pada upaya
bagaimana mengerahkan kurikulum sehingga kurikulum dapat dilaksanakan
secara tepat dalam berbagai kegiatan pendidikan. Seperti yang diketahui
bahwa kurikulum mengandung rencana kegiatan yamg akan dilakukan selama
proses belajar mengajar. Dengan demikian, kegiatan administrasi kurikulum
8. tiada lain adalah berbagai kegiatan yang yang bertujuan untuk melaksanakan
dan mengembangkan kurikulum sehingga kurikulum dapat dijadikan sebagai
instrument dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan (Yusuf, 2011).
Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta
pembinaan secara kontinyu terhadap situasi belajar mengajar secara efektif
dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan (Chekie, 2011).
B. Tujuan Administrasi kurikulum
Menurut Meysin (2009), tujuan administrasi kurikulum yaitu sebagai
berikut:
1. Membantu
para
pelaksana
pendidikan
dalam
memahami
cara
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengendalikan, serta
menilai proses belajar mengajar di sekolah.
2. Meningkatkan
keterkaitan
dan
kesepadanan
pendidikan
dengan
lingkungan sebagai sumber belajar dan kebutuhan siswa untuk bekal hidup
di masyarakat.
C. Kegiatan Pokok Operasional Kurikulum
Seorang kepala sekolah mempunyai tanggung jawab dalam memenej
kurikulum yang akan di terapkan di sekolah yang dipimpinnya. Oleh sebab
itu, kepala sekolah harus mengetahui hal-hal yang menyangkut pengelolan
kurikulum yang nantinya akan menetukan tercapai atau tidaknya tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Menurut Imron Fauzi pelaksanaan dan
pembinaan kurikulum meliputi tiga hal, yakni:
1. Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum di dalam
kurikulum sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapai dasar-dasar
dan tujuan pendidikan dan pengajaran
2. menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum beserta materi-materi,
sumber-sumber dan metode-metode pelaksanaanya, disesuaikan dengan
pembaharuan pendidikan dan pengajaran serta kebutuhan mesyarakat dan
lingkungan sekolah
9. Sejalan dengan Fauzi, Ary Gunawan mengemukakan bahwa secara
operasional kegiatan administrasi/manajemen kurikulum itu meliputi tiga
kegiatan pokok, yaitu: Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru,
kegiatan yang berhubungan dengan peserta didik, kegiatan yang berhubungan
dengan seluruh civitas akademika atau warga sekolah/lembaga pendidikan
(Chekie, 2011).
10. PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh
serta pembinaan secara kontinyu terhadap situasi belajar mengajar secara
efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan.
2. Tujuan administrasi kurikulum yaitu sebagai berikut:
a. Membantu para pelaksana pendidikan dalam memahami cara
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengendalikan,
serta menilai proses belajar mengajar di sekolah.
b. Meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan pendidikan dengan
lingkungan sebagai sumber belajar dan kebutuhan siswa untuk bekal
hidup di masyarakat.
3. Kegiatan pokok operasional kurikulum meliputi:
a. Mempedomani dan merealisasikan apa yang tercantum di dalam
kurikulum sekolah yang bersangkutan dalam usaha mencapai dasardasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran.
b. menyusun dan melaksanakan organisasi kurikulum beserta materimateri, sumber-sumber dan metode-metode pelaksanaanya, disesuaikan
dengan pembaharuan pendidikan dan pengajaran serta kebutuhan
mesyarakat dan lingkungan sekolah.
B. Saran
Saran kami sebagai selaku penyusun makalah, mengharapkan masukan
dari para pembaca yang berisifat membangun untuk memperbaiki
penyusunan makalah selanjutnya.