2. PENGERTIAN ADIL
Kata adil sering disinonimkan dengan kata al
musawah (persamaan) dan al qisth
(moderat/seimbang) dan kata adil dilawankan dengan
kata dzalim. Prinsip ini benar-benar merupakan
akhlak mulia yang sangat ditekankan dalam syari’at
Islam, sehingga wajar kalau tuntunan dan aturan
agama semuanya dibangun di atas dasar keadilan dan
seluruh lapisan manusia diperintah untuk berlaku
adil.
3. Adil adalah memberikan hak kepada orang yang
berhak menerimanya tanpa ada pengurangan, dan
meletakkan segala urusan pada tempat yang
sebenarnya tanpa ada aniaya, dan mengucapkan
kalimat yang benar tanpa ada yang ditakuti kecuali
terhadap Allah swt saja. Allah swt berfirman
4. Artinya:”Wahai orang-orang yang beriman, jadilah
kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi Karena Allah biarpun terhadap dirimu
sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia
Kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu Karena ingin menyimpang dari kebenaran.
dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah
adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu
kerjakan.(QS. An-Nisa’:135)
5. Islam memerintahkan kepada kita agar kita berlaku
adil kepada semua manusia. yaitu keadilan seorang
Muslim terhadap orang yang dicintai, dan keadilan
seorang Muslim terhadap orang yang dibenci.
Sehingga perasaan cinta itu tidak bersekongkol
dengan kebathilan, dan perasaan benci itu tidak
mencegah dia dari berbuat adil (insaf) dan
memberikan kebenaran kepada yang berhak.[4]
Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman,
jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap
dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu .”
(An-Nisa’: 135)
6. Dalil tentang adil
Artinya:”Dan Allah Telah meninggikan langit dan dia
meletakkan neraca (keadilan).8. Supaya kamu jangan
melampaui batas tentang neraca itu.9. Dan
Tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah
kamu mengurangi neraca itu.”. (QS. Ar-Rahman:7-9)
7. Artinya:“Sesungguhnya kami Telah mengutus rasul-
rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata
dan Telah kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan
neraca (keadilan) supaya manusia dapat
melaksanakan keadilan. dan kami ciptakan besi yang
padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia, (supaya mereka
mempergunakan besi itu) dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan
rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
(QS. Al-Hadidi:25)
8. Dan Allah Ahkamul Hâkimîn memerintah untuk
berlaku adil secara mutlak
“Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku
adil kendatipun dia adalah kerabat(mu).” (QS. Al-An’âm :
152)
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian orang
yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena
Allah, biarpun terhadap diri kalian sendiri atau ibu bapak
dan kaum kerabat kalian. Jika ia kaya ataupun miskin,
maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah
kalian mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari
kebenaran. Dan jika kalian memutar balikkan (kata-kata)
atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjaan.”
(QS. An-Nisâ` : 135)
9. Dan Rabbul ‘Izzah tetap memerintahkan
untuk berlaku adil walaupun terhadap musuh
sendiri
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi
orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran)
karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu
kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Mâ`idah : 8)
10. Dan Allah memuji orang-orang yang berlaku adil,
“Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada
umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan
yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan.”
(QS. Al-A’râf : 181)
Dan Nabi-Nya telah diperintah untuk menyatakan,
“Dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara
kalian.” (QS. Asy-Syûrô: 15)
11. Cotoh perilaku adil
Abu Yusuf duduk di kursi hakim, lalu datang
seseorang bersama al Hadi, raja abbasiyah
mempersengketakan sebuah kebun, Abu Yusuf
melihat bahwa kebenaran ada di tangan orang itu,
sedangkan sultan datang membawa para saksi, maka
Qadhi berkata: lawan anda meminta agar anda
bersumpah bahwa para saksi itu jujur. maka al Hadi
tidak ingin bersumpah, karena hal itu menurunkan
wibawanya, maka Abu Yusuf mengembalikan ketun
itu kepada pemiliknya
12. Qadhi Muhammad bin Umar at thalhi memanggil khalifah
almanshur al Abbasi dan beberapa kuli angkut ke majlis
pengadilan dihalaman masjid, beliau mendudukkan kedua
belah pihak di hadapannya, lalu beliau memenangkan
perkara untuk para kuli angkut tersebut.
Penduduk Samarkand menyampaikan pengaduan kepada
Amirul mukminin Umar bin Abdul aziz atas panglima
pasukannya Qutaibah, karena pasukan Islam masuk
Negara mereka dan memeranginya tanpa peringatan
sebelumnya sebagaimana diwajibkan oleh syari’at al-
Qur’an, maka amirul mukminin mengalihkan pengaduan
mereka kepada Qadhi, lalu penduduk Samarkand
memenangkan perkara, karena Qadhi membuat putusan
agar umat Islam keluar dari Samarkand.