1. Perkembangan Kebijakan dan Skim Riset dan
Pengabdian Masyarakat
Ocky Karna Radjasa
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
Kemenristek Dikti
Surakarta, 10 Nopember 2017
2. Tri Dharma PT dan Kemenristek Dikti
Pendidikan
Penelitian Pengabdian
KINERJA PT
HILIRISASI dan
KOMERSIALISASI
CORE
4. Mengurangi ketimpangan rasio
penelitian dengan PPM dosen
TAHUN
Jumlah judul Jumlah dana
Penelitian Pengabdian Penelitian Pengabdian
2013 13,378 2.134 743.886.541.463 116,711.645.000
2014 7.411 2.431 390.233.510.780 134.413.000.000
2015 12.604 2,922 897.905.500.000 158.725.000.000
2016 15,330 3.307 1.015.835.450.000 182.649.800.000
T O T A L 48.723 10.794 3.047.861.002.243 592.499.445.000
Rasio Penelitian
terhadap PkM
4.5 1 5.7 1
9. COMPARATION AMONG OF
THEM
HUMAN RESOURCES IS ONE OF KEY INDICATORS FOR GLOBAL COMPETITION AND
INDUSTRIALIZATION.
IF COMPARED TO OTHER OECD COUNTRY, INDONESIA CONSISTS OF PEOPLE WITH
LOWER HIGH EDUCATION BACKGROUND (7.20%), OR LESS THAN 32% POPULATION
ONLY HAVE MEDIUM-HIGH EDUCATION. BUT THE GOVERNMENT IS ALWAYS
IMPROVING THIS SITUATION SO WE EXPECT MORE NUMBER OF INDONESIAN
PEOPLE WILL BE MORE EDUCATED IN THE FUTURE
RATIO OF INDONESIAN RESEARCHERS IS 544 RESEARCHERS PER 1 MILLION
POPULATION (YEAR 2014). TURKEY = 1.730, PR CHINA = 1.285, JAPAN = 7.021,
MALAYSIA 2.384, SINGAPURA 7.199, AND BRAZIL 1203 (http://data.uis.unesco.org; 11 July
2014)
Source: KP3EI, 2013
I. EDUCATION IN SOME
COUNTRIES
High
Medium
Low
High
Medium
Low
High
Medium
Low
14. 1
Prinsip dasar dari teknologi diteliti dan
dilaporkan.
2
Formulasi konsep dan/ atau aplikasi formulasi.
3
Pembuktian konsep fungsi dan/atau karakteristik
penting secara analitis dan eksperimental
4
Validasi komponen/ subsistem dalam
lingkungan laboratorium
5
Validasi komponen/subsistem dalam
suatu lingkungan yang relevan
6
Demonstrasi model atau prototipe
sistem/ subsistem dalam suatu
lingkungan yang relevan
7
Demonstrasi prototipe sistem dalam
lingkungan sebenarnya
9
Sistem benar-benar teruji/terbukti melalui
keberhasilan pengoperasian
Riset
Dasar
Riset
Terapan
Riset
Pengembangan
8
Sistem telah lengkap dan handal melalui
pengujian dan demonstrasi dalam lingkungan
sebenarnya
9
TINGKAT
TRL/TKT
(BARU
AKAN
DIMULAI
2017)
HANYA + 6% (DARI 15.480 DIBEAYAI)
HASIL RISET SIMLITABMAS
YANG >= TRL 7 (DATA 2016)
15. Hulu
Hilir
Ilustrasi Hilirisasi Hasil Riset dan Pengembangan
TKT 1
TKT 4
TKT 3
TKT 5
TKT 7
TKT 8
TKT 9
TKT 2
RISET
DASAR
RISET
TERAPAN
RISET PENGEMBANGAN
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
16. TRL
7
TRL
8
TRL
6
TRL
9
TRL
5
Penghasil Teknologi Pengguna Teknologi
Kesenjangan
“LEMBAH KEMATIAN”
Penguatan Inovasi
Penguatan R&D
DUNIA USAHA
• Pembelajaran
• Kelembagaan
• Sumber Daya
TRL
1,2,3,4
AKADEMISI + R&D
PENGUATAN INOVASI
SISTEM PRODUK
• PPBT
• Inovasi Industri
• Sistem Inovasi
Sinergi consulting
Keterkaitan Pendidikan, R&D dan Inovasi
17. INDIKATOR PROGRAM
TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
KPI 1
Jumlah kekayaan Intelektual
terdaftar
1.580 1.735 1.910 2.100 2.305
KPI 2 Jumlah Publikasi Internasional 5.008 6.229 7.769 9.689 12.089
KPI 3
Jumlah Prototipe Laboratorium
(TRL hingga 6)
530 632 783 930 1.081
KPI 4 Jumlah Prototipe Industri (TRL 7) 5 15 20 20 20
PROGRAM Penguatan riset dan pengembangan
OUTCOME Peningkatan relevansi dan produktifitas riset dan pengembangan
KEKAYAAN INTELEKTUAL, PUBLIKASI, PROTOTIPE
Peningkatan Hasil Penelitian – HKI, Publikasi, Prototipe
18. HASIL
SUMBER DAYA
PENELITIAN
MANAGEMEN
PENELITIAN
LUARAN
PENELITIAN
REVENUE
GENERATING
Peneliti
http://forlap.dikti.go.id
Kelembagaan
Standar prosedur
Pemakalah
HKI dan Luaran lainnya
Kontrak kegiatan
Dana dari DRPM dan Non-
DRPM
Fasilitas Penunjang
Forum Ilmiah
Publikasi di jurnal
Buku Ajar
Unit Bisnis
30%
15%
50%
5%
KOMPONEN EVALUASI
KONTIBUTOR 1.447 PT DARI TOTAL 3.246
EVALUASI KINERJA R&D PERGURUAN TINGGI INDONESIA
N
o
Periode
Evaluasi (Thn)
Plattinum
(Mandiri)
Gold
(Utama)
Silver
(Madya)
Brown
(Binaan)
Total
Kontrbutor
1 2007-2009 10 22 71 291 394
2 2010-2012 14 36 79 772 901
3 2013-2015 25 73 160 1.219 1.447
NO PENDIDIKAN TINGGI NEGERI SWASTA TOTAL
1 DIBAWAH RISTEKDIKTI 122 3.124 3.246
2 MAHASISWA 1.962.250 4.156.483 6.118.733
3 DOSEN 68.122 145.798 213.920
Sumber: Ditjen Penguatan Risbang, 2016
19. Mengurangi ketimpangan rasio
penelitian dengan PPM dosen
TAHUN
Jumlah judul Jumlah dana
Penelitian Pengabdian Penelitian Pengabdian
2013 13,378 2.134 743.886.541.463 116,711.645.000
2014 7.411 2.431 390.233.510.780 134.413.000.000
2015 12.604 2,922 897.905.500.000 158.725.000.000
2016 15,330 3.307 1.015.835.450.000 182.649.800.000
T O T A L 48.723 10.794 3.047.861.002.243 592.499.445.000
Rasio Penelitian
terhadap PkM
4.5 1 5.7 1
21. Klaster Perguruan Tinggi berbasis Kinerja Pengabdian
kepada Masyarakat Periode 2013-2015
• Kelompok Unggul (1-15) dicirikan dengan
kekuatan utama yang seimbang pada
Sumber Daya (SD), Manajemen (M), dan
Luaran (L), yang jauh lebih tinggi
dibandingkan universitas lainnya (catatan :
Revenue Generating (R) tidak tampak
karena tertutup oleh data universitas)
• Kelompok Sangat Bagus (16-66) dicirikan
dengan kekuatan yang seimbang pada SD,
M, dan L dimana minimal 2 komponen
lebih tinggi dibandingkan dibandingkan
universitas lain (tapi masih dibawah
kelompok I)
• Kelompok Memuaskan(67-198) memiliki
satu komponen dari SD, M, atau L lebih
tinggi dengan mendekati rata-rata nasional
dibandingkan universitas lain (tapi masih
dibawah kelompok I dan II)
• Kelompok Kurang Memuaskan (199-808)
22. PENGERTIAN
Standar Biaya Keluaran (SBK): besaran biaya yang ditetapkan
untuk menghasilkan keluaran
(output)/sub keluaran (sub
output).
SBK
SBK yang berlaku
untuk beberapa/
seluruh
kementerian
negara/lembaga
SBK yang berlaku
untuk satu
kementerian
negara/lembaga
tertentu
a. Sub Keluaran (Sub Output)
Perencanaan, Pemeriksaan,
Pendidikan, dan Pelatihan;
b. Sub Keluaran (Sub Output)
Penelitian.
batas tertinggi yang besarannya
tidak dapat dilampaui dalam
penyusunan dan dalam
pelaksanaan rencana kerja dan
anggaran kementerian
negara/lembaga Tahun Anggaran
2017;
Peraturan
Menteri
Keuangan
Nomor
106/PMK.02/2016
23. TABEL BIAYA DASAR PENELITIAN
Merupakan biaya penelitian
maksimal berdasarkan jenis dan
bidang fokus penelitian
• Pendanaan disesuaikan dengan ketersediaan alokasi anggaran
BESARAN SBK 2017 - SUB OUTPUT
PENELITIAN
24. BIAYA TAMBAHAN
Merupakan biaya tambahan maksimal
yang dapat diberikan untuk mencapai
targert ouput seperti tersebut pada
tabel
BESARAN SBK 2017 - SUB OUTPUT
PENELITIAN
25. PERHITUNGAN BIAYA PENELITIAN BERBASIS
SBK
CONTOH PERHITUNGAN:
Untuk Penelitian Dasar di Bidang TIK
(Bea dasar Rp 93,9 Jt), dengan target
Publikasi Internasional terindeks
(Anggaran tambahan Rp 50 Jt) di berikan
anggaran Penelitian Maksimal sebesar:
Rp. 93.900.000 + Rp. 50.000.000 = Rp.
143.900.000.
BESARAN
ANGGARAN
BATAS
TERTINGGI
ANGGARAN
TAMBAHAN
OUTPUT
26. Permenristekdikti No. 69/2016
TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE PENILAIAN
DAN/ATAU REVIEWER DAN TATACARA PELAKSANAAN
PENILAIAN PENELITIAN MENGGUNAAN STANDAR BIAYA
KELUARAN TAHUN 2017
Beberapa poin penting:
PASAL 1 Definisi SBK dan Penyelenggara
PASAL 2 Penetapan besaran biaya oleh Komite Penilai dan/atau Reviewer
PASAL 3 Jenis dan Penetapan Komite Penilai/ reviewer dan anggotanya
PASAL 4 Persyaratan Komite Penilai
PASAL 5 Persyaratan Reviewer
PASAL 6 Tugas Komite Penilai/ Reviewer
PASAL 7 Pembiayaan tim komite Penilaian
PASAL 8 Tahapan Pelaksanaan penelitian
27. KOMITE PENILAIAN / REVIEWER
• Komite Penilaian/Reviewer --> Komite Penilaian/Reviewer Proposal
dan Komite Penilaian/Reviewer Keluaran Penelitian (Pasal 1)
• Komite Penilaian/Reviewer dibentuk oleh Penyelenggara Penelitian
(Pasal 3)
(1) Komite Penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) terdiri atas:
a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota; dan
b. paling sedikit 2 (dua) orang anggota.
(2) Ketua Komite Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dijabat
oleh pejabat struktural pada Penyelenggara Penelitian.
(3) Anggota Komite Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
harus memenuhi persyaratan:
a. pejabat struktural atau profesi lainnya yang memiliki kompetensi di
bidang terkait atau pejabat fungsional setingkat madya/setara sesuai
bidang keilmuan atau keahliannya; dan
b. mempunyai tanggungjawab, integritas, dan jujur melaksanakan
tugas-tugas sebagai penilai.
Reviewer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) paling sedikit harus
memenuhi persyaratan:
a. pejabat struktural atau profesi lainnya yang memiliki kompetensi di
bidang terkait atau pejabat fungsional paling rendah tingkat
madya/setara sesuai bidang keilmuan atau keahliannya;
b. berpengalaman sebagai Reviewer; dan
c. mempunyai tanggungjawab, integritas, dan jujur melaksanakan tugas-
tugas sebagai penilai.
28. TATA CARA PENILAIAN
• Penyelenggara dan Pelaksana Penelitian menandatangani kontrak kerja penelitian berbasis keluaran/output yang
berupa kontrak penelitian.
• Dalam pelaksanaan anggaran, besaran penggunaan satuan biaya untuk Sub Keluaran (Sub Output) Penelitian
didasarkan pada hasil penilaian komite penilaian dan/atau reviewer,
• Pedoman pembentukan komite penilaian dan/atau reviewer, dan tata cara pelaksanaan penilaian penelitian
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang riset dan teknologi.
PENYELENGGARA
PENELITI
KOMITEPENILAI
DAN/
REVIEWER
PROPOSAL
KOMITEPENILAI
DAN/ REVIEWER
KELUARAN
PENELITIAN
Pengajuan
Proposal
Berbasis SBK
Output
Propo
sal
Pedoman
Teknis
Pengajuan
Biaya
Penelitian
Penilaian
Kelayakan
Proposal
Penetap
an
Penilaia
n
Propos
al
Biaya
Peneliti
an
Hasil
Peneliti
an
Penetap
an
Penilaia
n
Peneliti
an
Proses
Pencair
an
Proses
Peneliti
an
Proses Penilaian
Kelayakan
Penelitian
PROSES PENJAMINAN
MUTU
29. PROSES PENGELOLAAN PENELITIAN
• Proses 1 – 6 dilakukan pada tahun N-1, mulai dari penerbitan petunjuk
teknis hingga penetapan
• Proses 7-11 pada tahun N
• Pedoman
Pengelolaan
Penelitian
merupakan
undangan untuk
para
peneliti/kelompok
peneliti untuk
seleksi berisikan
gambaran program,
jadwal /
mekanisme, dll
• Pelaksana
Penelitian bisa dari
individu/kelompok
individu; K/L/SKPD;
perguruan tinggi;
organisasi
kemasyarakatan;
dan badan usaha
sesuai dengan Jenis
Program Penelitian
31. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
RENCANA INDUK RISET NASIONAL 2017-2045
VISI
“Indonesia Berdaya
Saing dan Berdaulat
Berbasis Iptek”
"Indonesia Berdaya Saing"
Riset menjadi motor utama untuk menghasilkan invensi dan
inovasi yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan
daya saing bangsa.
“Berdaulat berbasis iptek”
RIRN menjadi titik awal membentuk Indonesia yang mandiri
secara sosial ekonomi melalui penguasaan dan keunggulan
komparatif iptek yang tinggi secara global.
MISI
1. Menciptakan masyarakat Indonesia yang inovatif berbasis ilmu
pengetahuan dan teknologi
2. Menciptakan keunggulan kompetitif bangsa secara global
berbasis riset
TUJUAN:
1. Meningkatkan literasi ilmu pengetahuan dan teknologi;
2. Meningkatkan kapasitas, kompetensi, dan sinergi riset
Indonesia; dan
3. Memajukan perekonomian nasional berbasis ilmu
pengetahuan dan teknologi.
SASARAN:
1. Meningkatnya kapasitas Riset Nasional yang mencakup
kuantitas dan kualitas Sumber Daya Iptek;
2. Meningkatnya relevansi dan produktivitas Riset serta
peran pemangku kepentingan dalam kegiatan Riset; &
3. Meningkatnya kontribusi Riset terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional.
BERKONTRIBUSI DALAM
PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL
& PENINGKATAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
Rencana Induk Nasional 2017 -2045
Rencana Induk Riset Nasional 2017 -2045
SASARAN:
1. Meningkatnya kapasitas Riset Nasional yang mencakup
kuantitas dan kualitas Sumber Daya Iptek;
2. Meningkatnya relevansi dan produktivitas Riset serta
peran pemangku kepentingan dalam kegiatan Riset; &
3. Meningkatnya kontribusi Riset terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional.
32. FOKUS PERMENRISTEKDIKTI PRN:
PENETAPAN FOKUS RISET
1. Pangan - Pertanian
2. Energi - Energi Baru dan Terbarukan
3. Kesehatan - Obat
4. Transportasi
5. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
6. Pertahanan dan Keamanan
7. Material Maju
8. Kemaritiman
9. Kebencanaan
10. Sosial Humaniora – Seni Budaya – Pendidikan
1. PANGAN
2. ENERGI
3. KESEHATAN
4. TRANSPORTASI
5. PRODUK REKAYASA
KETEKNIKAN
6. HANKAM
7. KEMARITIMAN
8. SOSIAL HUMANIORA
BIDANG RISET RIRN
FOKUS RISET PRN 2017 -- 2019
Ditetapkan
tiap 5 tahun
R-Pepres Rencana Induk Nasional 2017 -2045
Rencana Induk Riset Nasional 2017 -2045
33. FR KESEHATAN - OBAT sd 2019
Penguasaan produksi vaksin utama
(hepatitis, dengue)
Penguasaan sel punca (stem cell)
Penguasaan produk biosimilar dan
produk darah
Pengembangan in vivo diagnostic (IVD) untuk
deteksi penyakit infeksi
Pengembangan in vivo diagnostic (IVD) untuk
penyakit degenerative
Pengembangan alat elektromedik
Pengembangan fitofarmaka
berbasis sumber daya local
Bahan baku obat kimia
Saintifikasi jamu & herbal,
teknologi produksi pigmen
alami
R-Pepres Rencana Induk Nasional 2017 -2045
Rencana Induk Riset Nasional 2017 -2045
34. FR TRANSPORTASI sd 2019
Moda air
Moda jalan dan rel
Moda udara
Sistem cerdas manajemen
transportasi
Kajian kebijakan, social dan
ekonomi transportasi
Riset dasar pendukung
teknologi dan system
transportasi
Manajemen keselamatan
Sarana prasarana pendukung
keselamatan
R-Pepres Rencana Induk Nasional 2017 -2045
Rencana Induk Riset Nasional 2017 -2045
35. FR ENERGI-ENERGI BARU DAN TERBARUKAN
sd 2019 Rancang bangun PLT panas bumi
Rancang bangun PLT mikro hidro darat dan
marine
PLT bioenergy (biomasa, biogas, biofuel) massif
Teknologi pendukung konversi
ke bahan bakar gas (BBG)
Dimethyl ether untuk energy
rumah tangga dan transportasi
Pengembangan komponen
converter kit
Bangunan hemat dan mandiri
energy
Sistem smart grid dan
manajemen konversi energy
Teknologi komponen listrik
hemat energi
Teknologi pendukung EOR
Penyiapan infrastruktur PLTN
Teknologi pendukung clean coal
R-Pepres Rencana Induk Nasional 2017 -2045
Rencana Induk Riset Nasional 2017 -2045
36. FR TIK sd 2019
Teknologi 5G (broadband)
Telekomunikasi berbasis Internet Protocol (IP)
Penyiaran multimedia berbasis digital
IT Security
Sistem TIK e-Government
Sistem TIK e-Business
Framework/Platform penunjang
industry kreatif dan kontrol
Piranti TIK untuk system jaringan
Piranti TIK untuk customer premises
equipment (CPE)
Kebijakan dan social humaniora
pendukung TIK
Teknologi dan konten untuk data
informasi geospatial dan inderaja
Pengembangan teknologi big data
R-Pepres Rencana Induk Nasional 2017 -2045
Rencana Induk Riset Nasional 2017 -2045
37. FR MATERIAL MAJU sd 2019
Ekstraksi dan rancang bangun pabrik logam tanah
jarang
Pengembangan sel surya berbasis non silicon
Pengolahan bijih mineral strategis lokal
Produksi polimer untuk aplikasi
separasi di industry
Material pendukung biosensor
dan kemosensor
Pengembangan membrane
Pengembangan katalisator dan
biokatalisator (enzim) untuk
aplikasi di industri
Karakteristik material berbasis laser
dan optic
Karakteristik material biokompatibel
Kemandirian bahan baku magnet kuat
Desain dan eksplorasi material
pigmen absorber
Pendukung transformasi material
sampah dan pengolahan limbah
Pendukung material struktur
R-Pepres Rencana Induk Nasional 2017 -2045
Rencana Induk Riset Nasional 2017 -2045
38. Kategori Penelitian Skema
Pengelolaan
Kelompok Perguruan Tinggi
Pengusul
Kompetitif
Nasional
Desentralisasi Mandiri Utama Madya Binaan
A. SKEMA KOMPETITIF NASIONAL
Penelitian Dasar
Penelitian Kerja Sama Luar Negeri (PKLN) -
Penelitian Berbasis Kompetensi (PBK) -
Penelitian Terapan
Penelitian Strategis Nasiona (PSN) -
Penelitian Penciptaan dan Penyajian Seni
(P3S)
-
Penelitian Unggulan Strategis Nasional (PUSN) - -
Penelitian Peningkatan
Kapasitas
Penelitian Dosen Pemula (PDP) - - -
Penelitian Kerja Sama Antar Perguruan Tinggi
(PKPT)
- - -
Penelitian Tim Pascasarjana (PTP) - -
Penelitian Disertasi Doktor (PDD) -
Penelitian Pendidikan Magister menuju
Doktor untuk Sarjana Unggul (PMSDU) - - -
Penelitian Pascadoktor (PPD) -
B. SKEMA DESENTRALISASI
PUPT
Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi
(PDUPT)
- -
Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi
(PTUPT)
- -
Penelitian Pengembangan Unggulan
Perguruan Tinggi (PPUPT)
- -
Kewenangan Pengelolaan dan Pengusulan Penelitian Berdasarkan Kelompok Perguruan Tinggi
39. PERUBAHAN NAMA SKEMA PENGABDIAN
No Skema Edisi X Skema Edisi XI
1 Iptek bagi Masyarakat (IbM) Program Kemitraan Masyarakat (PKM)
2 Iptek bagi Kewirausahaan (IbK) Program Pengembangan
Kewirausahaan (PPK)
3 Iptek bagi Produk Ekspor (IbPE) Program Pengembangan Produk
Eksport (P3E)
4 Iptek bagi Produk Unggulan Daerah
(IbPUD)
Program Pengembangan Produk
Unggulan Daerah (P3UD)
5 Iptek bagi Inovasi Kreativitas Kampus
(IbKIK)
Program Pengembangan Unit Produk
Intelektual Kampus (P2UPIK)
6 Iptek bagi Wilayah (IbW) Program Kemitraan Wilayah (PKW)
7 Iptek bagi Wilayahantara PT-CSR atau PT-
Pemda-CSR
Program Kemitraan Wilayah (PKW-
CSR)
8 Iptek bagi Desa Mitra (IbDM) Program Pengembangan Desa Mitra
(P2DM)
9 Program Hi-Link Tetap
10 Program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran
dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-
PPM)
Tetap
42. Data 2015, Sumber: www.simlitabmas.dikti.go.id per 31 Januari 2016 dan www.sciencedirect.com
PARAMETER PEMETAAN RISET PT
1
2 3
5
BUKU AJAR/TEKS
8
4
6
7
43. KEUNGGULAN RISET NASIONAL
BERDASAR TOTAL 8 PARAMETER
Pertahanan dan Keamanan
Pengentasan Kemiskinan
Maritim
Otonami Daerah dan Desentralisasi
Transportasi
Pengelolaan dan Mitigasi Bencana
Ilmu Bahasa
Infrastruktur
Ilmu Hewani
Seni dan Budaya/Industri Kreatif
Energi Baru dan Terbarukan
Ilmu Tanaman
Ilmu Pendidikan
Ketahanan dan Keamanan Pangan
Perubahan Iklim dan Keanekaragaman Hayati
Material Maju
Ilmu Ekonomi
Pembangunan Manusia dan Daya Saing Bangsa
Integrasi Nasional dan Harmoni Sosial (Sosio…
Ilmu Teknik
MIPA
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kesehatan, Penyakit Tropis, Gizi dan Obat-obatan
19
60
89
90
115
155
200
247
374
389
426
432
532
532
643
825
880
972
1174
1312
1469
1854
2680
44. OUTPUT RISET BOBOT (%)
Jurnal internasional terindeks scopus 17,2
Jurnal internasional (yang terindeks selain scopus) 14,4
Jurnal nasional terakreditasi 10,6
Buku ajar 12,8
Teknologi Tepat Guna 13,2
Kekayaan Intelektual 18
Prototype 14,4
Indeks Klaster Riset Nasional
49. Terima Kasih atas perhatiannya
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI
DAN PENDIDIKAN TINGGI
49
Editor's Notes
HUMAN RESOURCES IS ONE OF KEY INDICATORS FOR GLOBAL COMPETITION AND INDUSTRIALIZATION.
IF COMPARED TO OTHER OECD COUNTRY, INDONESIA CONSISTS OF PEOPLE WITH LOWER HIGH EDUCATION BACKGROUND (7.20%), OR LESS THAN 32% POPULATION ONLY HAVE MEDIUM-HIGH EDUCATION. BUT THE GOVERNMENT IS ALWAYS IMPROVING THIS SITUATION SO WE EXPECT MORE NUMBER OF INDONESIAN PEOPLE WILL BE MORE EDUCATED IN THE FUTURE
RATIO OF INDONESIAN RESEARCHERS IS 544 RESEARCHERS PER 1 MILLION POPULATION (YEAR 2014). TURKEY = 1.730, PR CHINA = 1.285, JAPAN = 7.021, MALAYSIA 2.384, SINGAPURA 7.199, AND BRAZIL 1203 (http://data.uis.unesco.org; 11 July 2014)