Dokumen tersebut membahas metodologi pengumpulan data, analisis data, dan pencatatan data dalam penelitian hukum. Secara garis besar dibahas mengenai cara-cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan angket, serta tahapan analisis data seperti validasi, koding, dan tabulasi."
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii Latifah Tio
Dokumen tersebut membahas tentang kebutuhan data dan metode pengumpulan data yang akurat dan valid untuk keperluan perencanaan suatu wilayah. Data diperlukan untuk menganalisis kondisi fisik dan nonfisik suatu wilayah, yang kemudian diolah menjadi informasi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat kebijakan perencanaan. Beberapa metode pengumpulan data yang disebutkan meliputi survei, observasi, telaah d
Dokumen tersebut membahas metodologi pengumpulan data, analisis data, dan pencatatan data dalam penelitian hukum. Secara garis besar dibahas mengenai cara-cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan angket, serta tahapan analisis data seperti validasi, koding, dan tabulasi."
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii Latifah Tio
Dokumen tersebut membahas tentang kebutuhan data dan metode pengumpulan data yang akurat dan valid untuk keperluan perencanaan suatu wilayah. Data diperlukan untuk menganalisis kondisi fisik dan nonfisik suatu wilayah, yang kemudian diolah menjadi informasi yang dapat digunakan sebagai acuan dalam membuat kebijakan perencanaan. Beberapa metode pengumpulan data yang disebutkan meliputi survei, observasi, telaah d
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimenMuel DJaja
Dokumen tersebut menjelaskan beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif, seperti wawancara, kuesioner, observasi, dokumen, dan focus group discussion. Teknik-teknik tersebut mencakup penjelasan mengenai jenis, prinsip, dan contoh penerapannya.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis penelitian dan metodologinya, meliputi penelitian historis, deskriptif, perkembangan, kasus, korelasional, eksperimental, dan tindakan. Dokumen tersebut juga menjelaskan langkah-langkah pokok setiap jenis penelitian beserta contoh-contohnya.
Penelitian survei merupakan metode pengumpulan data kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner atau melakukan wawancara terhadap sampel populasi untuk menggambarkan tren atau karakteristik populasi secara keseluruhan. Dokumen tersebut menjelaskan jenis-jenis desain survei, cara merancang dan menyebarkan kuesioner serta melakukan wawancara dalam penelitian survei.
Modul 2. sub modul 1. Pentingnya Data dalam Analisis Kebijakanunitpublikasi
Modul ini membahas pentingnya data dalam analisis kebijakan berdasarkan pendekatan Evidence-Based Policy. Tujuannya adalah membantu peserta memahami berbagai jenis data dan metode pengumpulan datanya untuk menganalisis masalah kebijakan dan merumuskan kebijakan. Modul ini juga menjelaskan teknik-teknik untuk menyederhanakan masalah kebijakan agar dapat dipecahkan berdasarkan data.
Kursus ini membincangkan penyelidikan tindakan dalam pendidikan, termasuk definisi, model, proses, kaedah pengumpulan dan analisis data serta penulisan laporan dan artikel. Pelajar akan mempelajari pelbagai jenis penyelidikan, reka bentuk kajian, etika penyelidikan, dan proses merancang serta melaksanakan penyelidikan tindakan sendiri di sekolah. Kursus ini memberi fokus kepada memperoleh kemahir
Dokumen tersebut membahas tentang metodologi penelitian kuantitatif yang mencakup pengertian, ciri-ciri, perbedaan, dan prosedur penelitian kuantitatif."
Dokumen tersebut membahas tentang statistika dan pengumpulan data, termasuk definisi statistika, jenis data, cara pengumpulan data, dan metode pengumpulan data seperti sensus dan sampling."
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas metode penelitian yang digunakan untuk meneliti sistem informasi akuntansi pengelolaan dana PNPM Mandiri di Kabupaten Deli Serdang.
2. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi.
3. Analisis data dilakukan dengan mengklasifikasi data, menganalisis str
METODE PENGUMPULAN DATA DAN PENGEDITAN, PENGKODEAN, DAN PENGINPUTAN DATAelfridariani25
Dokumen ini membahas metode pengumpulan data dan pengolahan data dalam penelitian. Terdapat dua jenis data, yaitu data primer yang dikumpulkan langsung dari lapangan dan data sekunder yang bersumber dari dokumen. Pekerja lapangan bertugas mengumpulkan data primer melalui observasi atau kuisioner. Proses pengumpulan data perlu didokumentasikan dengan baik untuk memastikan tujuan penelitian tercapai. Kendala umum dalam pengumpulan data
Teknik pengumpulan data penelitian eksperimenMuel DJaja
Dokumen tersebut menjelaskan beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif, seperti wawancara, kuesioner, observasi, dokumen, dan focus group discussion. Teknik-teknik tersebut mencakup penjelasan mengenai jenis, prinsip, dan contoh penerapannya.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis penelitian dan metodologinya, meliputi penelitian historis, deskriptif, perkembangan, kasus, korelasional, eksperimental, dan tindakan. Dokumen tersebut juga menjelaskan langkah-langkah pokok setiap jenis penelitian beserta contoh-contohnya.
Penelitian survei merupakan metode pengumpulan data kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner atau melakukan wawancara terhadap sampel populasi untuk menggambarkan tren atau karakteristik populasi secara keseluruhan. Dokumen tersebut menjelaskan jenis-jenis desain survei, cara merancang dan menyebarkan kuesioner serta melakukan wawancara dalam penelitian survei.
Modul 2. sub modul 1. Pentingnya Data dalam Analisis Kebijakanunitpublikasi
Modul ini membahas pentingnya data dalam analisis kebijakan berdasarkan pendekatan Evidence-Based Policy. Tujuannya adalah membantu peserta memahami berbagai jenis data dan metode pengumpulan datanya untuk menganalisis masalah kebijakan dan merumuskan kebijakan. Modul ini juga menjelaskan teknik-teknik untuk menyederhanakan masalah kebijakan agar dapat dipecahkan berdasarkan data.
Kursus ini membincangkan penyelidikan tindakan dalam pendidikan, termasuk definisi, model, proses, kaedah pengumpulan dan analisis data serta penulisan laporan dan artikel. Pelajar akan mempelajari pelbagai jenis penyelidikan, reka bentuk kajian, etika penyelidikan, dan proses merancang serta melaksanakan penyelidikan tindakan sendiri di sekolah. Kursus ini memberi fokus kepada memperoleh kemahir
Dokumen tersebut membahas tentang metodologi penelitian kuantitatif yang mencakup pengertian, ciri-ciri, perbedaan, dan prosedur penelitian kuantitatif."
Dokumen tersebut membahas tentang statistika dan pengumpulan data, termasuk definisi statistika, jenis data, cara pengumpulan data, dan metode pengumpulan data seperti sensus dan sampling."
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas metode penelitian yang digunakan untuk meneliti sistem informasi akuntansi pengelolaan dana PNPM Mandiri di Kabupaten Deli Serdang.
2. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi.
3. Analisis data dilakukan dengan mengklasifikasi data, menganalisis str
METODE PENGUMPULAN DATA DAN PENGEDITAN, PENGKODEAN, DAN PENGINPUTAN DATAelfridariani25
Dokumen ini membahas metode pengumpulan data dan pengolahan data dalam penelitian. Terdapat dua jenis data, yaitu data primer yang dikumpulkan langsung dari lapangan dan data sekunder yang bersumber dari dokumen. Pekerja lapangan bertugas mengumpulkan data primer melalui observasi atau kuisioner. Proses pengumpulan data perlu didokumentasikan dengan baik untuk memastikan tujuan penelitian tercapai. Kendala umum dalam pengumpulan data
2. • Kompetensi Belajar
• Para peserta diharapkan mampu melaksanakan pengumpulan & pengolahan
data dan informasi wilayah pengembangan strategis.
• Indikator Hasil Belajar
1. Merancang desain survey pengumpulan data dan informasi infrastruktur
dan pengembangan wilayah
2. Melakukan kompilasi data & informasi infrastruktur dan pengembangan
wilayah
3. Menganalisis data & informasi infrastruktur dan pengembangan wilayah
4. Menganalisis keterpaduan pengembangan wilayah dan infrastruktur
dalam WPS
2
3. Pengumpulan Data & Informasi Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah
• Desain Survey dan Perangkat Survey
• Pengumpulan Data
• Verifikasi Data
1
• Jenis dan Kebutuhan Data
4. Kompilasi Data & Informasi Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah
• Penyusunan Profil dan Kinerja Wilayah
Pengembangan Strategis
• Penyusunan Profil dan Kinerja Infrastruktur Wilayah
Pengembangan Strategis
2
5. Pengolahan dan Analisis Data & Informasi Infrastruktur
dan Pengembangan Wilayah
• Analisis Geografis, Fisik, dan Lingkungan
• Analisis Sosial-Ekonomi
• Analisis Pengembangan Infrastruktur
3
• Analisis Keterpaduan Perencanaan dan Sinkronisasi
Program Pembangunan Infrastruktur WPS
• Analisis Sumber Pembiayaan Pembangunan
Infrastruktur WPS
• Analisis Kelayakan Investasi Pembangunan
Infrastruktur Wilayah Strategis
• Analisis Pemeringkatan dan Penentuan
Kawasan Prioritas
6. Penyajian Data & Informasi Infrastruktur dan
Pengembangan Wilayah
• Penyajian Data
• Macam-macam Penyajian Data dalam Bentuk Tabel
• Macam-macam Penyajian Data dalam Bentuk
Grafik & Diagram
4
7. 1. Pengumpulan Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Desain Survey dan Perangkat Survey
• Pengumpulan Data
7
1
8. 1. Pengumpulan Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Desain Survey dan Perangkat Survey
• Survey adalah salah satu metode penelitian yang
umumnya mengkaji populasi yang besar dengan
menggunakan sampel populasi yang bertujuan untuk
membuat deskripsi, generalisasi, atau prediksi tentang
opini, perilaku, dan karakteristik yang ada dalam
populasi tersbut.
• Penelitian survey menurut Soehartono (2000:54)
diklasifikasikan mempunyai dua tujuan, pertama
bertujuan untuk memberikan gambaran/penjelasan
tentang sesuatu dan kedua bertujuan untuk
melakukan analisis.
8
1
9. 1. Pengumpulan Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Desain Survey dan Perangkat Survey
• Menurut Irawan Soehartono (2000:54) terdapat beberapa jenis survey, yaitu :
1. Sample Survey, survey yang dilakukan pada sebagai populasi (sampel)
2. Sensus, survey yang dilakukan pada seleuruh anggota populasi.
3. Public Opinion Poll, survey yang mengajukan pertanyaan kepada
responden tentang suatu topic pendapat umum, misalnya :sikap
terhadap anak jalan.
4. Cross sectional Survey, survey yang membandingkan dua kelompok orang
tau lebih untuk melihat perbedaan yang ada pada kelompok-kelompok
tersebut.
5. Survey Longitudinal, survey yang akan melihat perubahan atau
perkembangan yang terjadi dalam perjalanan waktu.
9
1
10. 1. Pengumpulan Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Desain Survey dan Perangkat Survey
1. Merumuskan masalah penelitian dan menentukan tujuan survey.
2. Menentukan konsep dan hipotesa serta menggali kepustakaan.
3. Pengambilan sampel.
4. Pembuatan kuisioner dan instrument-instrumen.
5. Perkerjaan lapangan, termasuk memilih dan melatih pewawancara.
6. Pengolahan data.
7. Analisis dan pelaporan.
10
1
11. 1. Pengumpulan Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Metode Pengumpulan Data
• Wawancara
• Observasi
• Angket (Kuisioner)
• Studi Dokumen
11
1
12. 1. Pengumpulan Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Pengumpulan Data
• Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya
jawab langsung antara peneliti dan
narasumber. Seiring perkembangan teknologi,
metode wawancara dapat pula dilakukan
melalui media-media tertentu, misalnya
telepon, email, atau skype. Wawancara terbagi
atas dua kategori, yakni wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur.
12
1
13. 1. Pengumpulan Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Pengumpulan Data
• Observasi
• Observasi adalah metode pengumpulan data yang
kompleks karena melibatkan berbagai faktor dalam
pelaksanaannya. Metode pengumpulan data
observasi tidak hanya mengukur sikap dari
responden, namun juga dapat digunakan untuk
merekam berbagai fenomena yang terjadi. Teknik
pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk
penelitian yang bertujuan untuk mempelajari
perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala
alam. Metode ini juga tepat dilakukan pada
responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar.
Metode pengumpulan data observasi terbagi menjadi
dua kategori, yakni participant observation dan non-
participant observation
13
1
14. 1. Pengumpulan Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Pengumpulan Data
• Angket (kuesioner)
• Kuesioner merupakan metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab. Kuesioner
merupakan metode pengumpulan data yang lebih
efisien bila peneliti telah mengetahui dengan pasti
variabel yag akan diukur dan tahu apa yang
diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner
juga cocok digunakan bila jumlah responden
cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
14
1
15. 1. Pengumpulan Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Pengumpulan Data
• Studi Dokumen
• Studi dokumen adalah metode pengumpulan
data yang tidak ditujukan langsung kepada
subjek penelitian. Studi dokumen adalah
jenis pengumpulan data yang meneliti
berbagai macam dokumen yang berguna
untuk bahan analisis. Dokumen yang dapat
digunakan dalam pengumpulan data
dibedakan menjadi dua, yakni dokumen
primer dan dokumen sekunder
15
1
16. 1. Pengumpulan Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Verifikasi Data
• Verifikasi data atau proses pengumpulan data sangat diperlukan agar
diperoleh data yang relevan. Dalam kerangka berpikir ilmiah, verifikasi
data termasuk berpikir empiris yang dilakukan setelah berpikir rasional
selesai sampai membuahkan hipotesis. Proses verifikasi data dimulai dari
pengamatan di lapangan untuk memperoleh data, yakni informasi yang
kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Data yang dimaksud, dapat
berupa data kuantitatif (ukuran jumlah dalam bentuk angka-angka) atau
data kualitatif (baik, sedang, kurang).
• Untuk mendapatkan keabsahan data perlu adanya uji kredibelitas
(Sugiono, 2008: 121) yang meliputi:
16
1
17. 1. Pengumpulan Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Verifikasi Data
• Perpanjangan Pengamatan
• Dengan perpanjangan pengamatan
peneliti difokuskan pada pengujian
terhadap data yang telah diperoleh
setelah dicek ke lapangan benar atau
tidak. Bila setelah dicek kembali ke
lapangan data sudah benar berarti
kredibel, maka waktu perpanjangan
pengamatan dapat diakhiri.
17
1
18. 1. Pengumpulan Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Verifikasi Data
• Member Check
• Adalah proses pengecekan data yang
diperoleh penliti kepada pemberi data. Tujuan
member check adalah untuk mengetahui
seberapa jauh data yang diperoleh sesuai
dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
18
1
19. 1. Pengumpulan Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Verifikasi Data
• Triangulasi
• Dalam pengujian kredibelitas diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai
cara dan berbagai waktu. Triangulasi, proses ini ditandai
dengan cara mencek keabsahan data dengan cara
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data sebagai
pembanding yang dapat digunakan untuk memeriksa
keabsahan data (Hopkin, 1993).
19
1
20. 1. Pengumpulan Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Verifikasi Data
• Menggunakan Bahan Referensi
• Yang dimaksud dengan bahan referensi adalah adanya pendudkung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil
wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara, foto-foto dan
film hasil perekaman dengan handycam.
20
1
21. 1. Pengumpulan Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Verifikasi Data
• Expert Opinion
• Yaitu pengecekan terakhir terhadap
kesahihan temuan penelitian pada pakar
yang profesional di bidang ini termasuk
dengan para pembimbing.
21
1
22. 1. Pengumpulan Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Jenis dan Kebutuhan Data
1. Arah kebijakan pengembangan wilayah/kawasan strategis;
2. Arah kebijakan pembangunan sektor;
3. Produk kajian/rencana terkait perencanaan pengembangan infrastruktur
wilayah/kawasan;
4. Data kondisi eksisiting wilayah/kawasan perencanaan
5. Potensi dan permasalahan yang dihadapi
6. Permasalahan terkait dengan keterpaduaan perencanaan infrastruktur
7. Arahan prioritas
22
1
23. 1. Pengumpulan Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
23
1
Data kondisi eksisiting wilayah/kawasan perencanaan yang meliputi
• Posisi geografis wilayah
• Fungsi yang dikembangkan
• Kondisi fisik dasar & lingkungan
• Kondisi tata guna lahan eksisting
• Kondisi sosial-budaya
• Kondisi kependudukan
• Kondisi perekonomian
• Kondisi kawasan fungsional
• Kondisi jaringan infrastruktur PUPR
• Kondisi jaringan infrastruktur non-PUPR
24. • Penyusunan Profil dan
Kinerja Wilayah
Pengembangan Strategis
• Penyusunan Profil dan
Kinerja Infrastruktur
Wilayah Pengembangan
Strategis
• Pemeringkatan dan
Penentuan Prioritas WPS
24
2. Kompilasi Data & Informasi Infrastruktur
Dan Pengembangan Wilayah
2
25. 2. Kompilasi Data & Informasi Infrastruktur
Dan Pengembangan Wilayah
• Penyusunan Profil dan Kinerja WPS
Profil dan kinerja Wilayah Pengembangan Strategis muatannya
terdiri:
• Data & informasi Kependudukan
• Data & informasi Wilayah
• Data & informasi Infrastruktur
• Data & informasi Perekonomian
• Data & informasi Kawasan Perkotaan
• Data & informasi Hinterland/Pedesaan
25
2
27. 2. Kompilasi Data & Informasi Infrastruktur
Dan Pengembangan Wilayah
• Penyusunan Profil dan Kinerja Infrastruktur WPS
Berikut ini adalah daftar klasifikasi dari infrastruktur
• Infrastruktur Air Bersih
• Infrastruktur Air Limbah
• Infrastruktur Drainase
• Infrastruktur Persampahan
• Infrastruktur Jaringan Jalan
• Infrastruktur Jaringan Listrik
• Infrastruktur Jaringan Telepon
• Fasilitas Umum
27
2
29. 3. Pengolahan Dan Analisis Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Analisis Geografis,
Fisik, dan Lingkungan
• Analisis Posisi Wilayah
Pengembangan Strategis
dalam Konstelasi Regional
dan Global
• Analisis Lingkungan Fisik
Wilayah Pengembangan
Strategis
• Analisis Daya Dukung dan
Daya Tampung Wilayah
Pengembangan Strategis
29
3
30. Analisis Posisi WPS dalam Konstelasi Regional dan
Global
• Analisis posisi WPS dalam konstelasi regional dan global dimaksudkan untuk
mengetahui dan menggambarkan bagaimana keterkaitan dan interaksi baik secara
spasial maupun sosial-ekonomi WPS terhadap wilayah yang lebih luas (dengan
WPS lainnya dalam pulau maupun luar pulau), juga keterkaitan dan interaksi
antar kawasan/pusat pertumbuhan yang ada didalam WPS itu sendiri.
• Pola dan kekuatan interaksi antara dua wilayah atau lebih sangat dipengaruhi
oleh keadaan alam dan sosial daerah tersebut, serta kemudahan yang
mempercepat proses hubungan kedua wilayah itu. Menurut Edward Ullman, ada
tiga faktor utama yang mendasari atau memengaruhi timbulnya interaksi
antarwilayah, yaitu sebagai berikut:
30
3
31. Analisis Posisi WPS dalam Konstelasi Regional dan
Global
a. Adanya Wilayah – wilayah
yang Saling Melengkapi
(Regional Complementary)
Regional Complementary
adalah terdapatnya wilayah-
wilayah yang berbeda dalam
ketersediaan atau
kemampuan sumber daya.
31
3
b. Adanya Kesempatan untuk
Berintervensi (intervening
Opportunity)
Kesempatan berintervensi dapat
diartikan sebagai suatu
kemungkinan perantara yang
dapat menghambat timbulnya
interaksi antar wilayah
32. Analisis Posisi WPS dalam Konstelasi Regional dan
Global
c. Adanya Kemudahan Transfer atau Pemindahan dalam Ruang (Spatial Transfer
Ability)
• Faktor yang juga memengaruhi kekuatan interaksi adalah kemudahan
pemindahan manusia, barang, jasa, gagasan, dan informasi antara satu wilayah
dan wilayah lainnya.
• Kemudahan pergerakan antar wilayah ini sangat berkaitan dengan:
• jarak antar wilayah, baik jarak mutlak maupun relatif;
• biaya transportasi;
• kemudahan dan kelancaran prasarana dan sarana transportasi antar wilayah.
32
3
33. Analisis Lingkungan Fisik WPS
• Pengumpulan Data:
• Klimatologi
• Topografi
• Geologi
• Hidrologi
• Sumber Daya Mineral/ Bahan Galian
• Bencana Alam
• Penggunaan Lahan
• Analisis Kemampuan Lahan
• Analisis Kesesuaian Lahan
• Rekomendasi Kesesuaian Lahan
33
3
34. Analisis Kemampuan Lahan
• Kemampuan lahan adalah penilaian atas kemampuan lahan untuk
penggunaan tertentu yang dinilai dari masing-masing faktor
penghambat.
• Klasifikasi kemampuan lahan (Land Capability Classification) adalah
penilaian lahan (komponen-komponen lahan) secara sistematik dan
pengelompokannya ke dalam beberapa kategori berdasarkan atas sifat-
sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaannya
secara lestari. Kemampuan lahan dipandang sebagai kapasitas lahan itu
sendiri untuk suatu macam atau tingkat penggunaan umum. Klasifikasi
kemampuan Lahan dapat dilihat pada Tabel berikut.
34
Kelas Kemampuan Lahan Keterangan
Zona E Kemampuan Pengembangan Rendah
Zona D Kemampuan Pengembangan Kurang
Zona C Kemampuan Pengambangan Sedang
Zona B Kemampuan Pengembangan Cukup
Zona A Kemampuan Pengembangan Tinggi
3
35. Analisis Kemampuan Lahan
Metode Klasifikasi Kemampuan Lahan
• Overlay Map
Metode ini didasarkan pada overlay atau tumpang tindih peta yang sebelumnya sudah di
skorkan untuk tiap jenis petanya.
• Metode statistik
Metode ini didasarkan pada analisis statistik variabel penentu kualitas lahan yang disebut
diagnostic land characteristic (variabel x) terhadap kualitas lahannya (variabel y)
• Metode matching
Metode ini didasarkan pada pencocokan antara kriteria kesesuaian lahan dengan data
kualitas lahan. Evaluasi kemampuan lahan dengan cara matchingdilakukan dengan
mencocokkan antara karakteristik lahan dengan syarat penggunaan lahan tertentu.
• Metode pengharkatan (scoring)
Metode ini didasarkan pemberian nilai pada masing-masing satuan lahan sesuai dengan
karakteristiknya.
35
3
37. Analisis Lingkungan Fisik WPS
• Analisis Kesesuaian Lahan
• Ruang mempunyai tiga jenis penggunaan
ruang yang mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing agar tercipta
kehidupan yang dinamis antara manusia dan
alam. Jenis-jenis pola ruang tersebut adalah
kawasan lindung, kawasan penyangga, dan
kawasan budidaya. Untuk menentukan
fungsi suatu kawasan dibutuhkan data fisik
suatu wilayah yaitu kelerengan, jenis tanah,
dan intensitas hujan. Ketiga indikator ini
mempunya bobot skor masing berdasarkan
SK Menteri Pertanian Nomor
837/KPTS/UM/11.1980.
37
3
38. Analisis Lingkungan Fisik WPS
• Analisis Kesesuaian Lahan untuk Permukiman
• Untuk mengukur kesesuaian lahan permukiam menggunakan parameter yang
dikeluarkan USDA (United States Department of Agriculture). Parameter sifat
lahan permukiman yang dikeluarkan USDA dipengaruhi oleh drainase, air
tanah, banjir kelerengan, serta jenis batuan yang terdapat dalam wilayah
tersebut. Kesesuaian lahan permukiman ini erat kaitannya daya tampung
suatu wilayah. Berikut ini ada parameter kesesuaian lahan permukiman :
38
3
39. Parameter Kesesuaian Lahan untuk Permukiman (USDA,
1971)
39
Sifat Lahan
Kesesuaian Lahan
Baik Sedang Buruk
Drainase Dengan ruang bawah tanah; baik
sampai sangat baik
Tanpa ruang bawah tanah; sedang
sampai sangat baik
Sedang
Agak buruk
Agak jelek - sangat jelek
Jelek - sangat jelek
Air tanah musiman (1
bulan atau lebih)
Dengan ruang bawah tanah >150 cm
Tanpa ruang bawah tanah >75 cm
> 75 cm
> 50 cm
< 75 cm
< 50 cm
Banjir Tanpa Tanpa Jarang - sering
Lereng 0 – 8 % 8 – 15 % > 15 %
Pot. Kembang kerut Rendah Sedang Tinggi
Besar butir GW, GP, GM, GC, SM, SC, CL, dengan
PI* < 15
ML, CL dengan PI* < 15 CH, OL, OH
Batu kecil Tanpa - sedikit Sedang Agak banyak – sangat banyak
Batu besar (batuan) Tanpa Sedikit Sedang – sangat banyak
Dalamnya hamparan batu Tanpa ruang bawah tanah > 150 cm
Dengan ruang bawah tanah > 100 cm
100 - 150 cm
50 – 100 cm
< 100 cm
< 50 cm
3
42. Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung WPS
• Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
• Kemampuan Lahan
• Daya Dukung Sumber Daya Air
• Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan dan Kaitannya dengan
Berlanjutnya Kota
42
3
43. Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung WPS
• Daya Dukung Lingkungan
Pengertian daya dukung lingkungan menurut Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
yaitu kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Daya dukung lingkungan
adalah jumlah maksimum manusia yang dapat didukung oleh
bumi dengan sumberdaya alam yang tersedia. Jumlah maksimum
tersebut adalah jumlah yang tidak menyebabkan kerusakan pada
lingkungan dan kehidupan di bumi dapat berlangsung secara
”sustainable”.
43
3
44. Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung WPS
• Penentuan daya dukung lingkungan hidup dilakukan berdasarkan
3 (tiga) pendekatan, yaitu:
• Kemampuan lahan untuk alokasi pemanfaatan ruang.
• Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan lahan.
• Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan air
44
3
45. Analisis Lingkungan Fisik WPS
• Analisis Daya Tampung Lingkungan
• Selain menggunakan metode analisis kesesuaian lahan, ada metode lain yang dapat
melengkapi metode diatas, yaitu analisis daya tampung wilayah. Metode ini
diperlukan sebagai bentuk responsif terhadap dinamika pertumbuhan penduduk
yang saat ini tidak terhindarkan.
• Konsekuensi pertumbuhan dan perkembangan penduduk yang menempati lahan,
menyebabkan kepadatan hunian menjadi bertambah. Hal ini dapat mengakibatkan
penurunan kemampuan lahan, yaitu berupa daya tampung lingkungan. Yang
dimaksud dengan daya tampung lingkungan disini adalah kemampuan wilayah
secara administrasi dalam menampung jumlah penduduk sebagai pengguna lahan.
• Daya tampung dan daya dukung lingkungan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus yang dikutip dari Bappeda adalah sebagai berikut :
45
3
46. Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan dan
Kaitannya dengan Berlanjutnya Kota
• Konsep dasar dari pembangunan yang berlanjut ada dua yaitu
konsep kebutuhan (concept of needs) dan konsep keterbatasan
(concept of limitations). Konsep pemenuhan kebutuhan difokuskan
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, sementara konsep
keterbatasan adalah ketersediaan dan kapasitas yang dimiliki
lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
• Berlanjutnya pembangunan dapat terwujud apabila terjadi
keseimbangan antara kebutuhan dan keterbatasan yang ada saat
itu. Upaya keseimbangan itu dapat dilakukan dua arah yaitu
dengan mengendalikan kebutuhan dengan mengubah perilaku
konsumsi dan sebaliknya meningkatkan kemampuan untuk
meminimalkan keterbatasan melalui pengembangan teknologi,
finansial, dan institusi.
46
3
47. Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung WPS
• Dasar Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup
• Metode Penentuan Kemampuan Lahan untuk Alokasi Pemanfaatan Ruang
• Metode Perbandingan Ketersediaan dan Kebutuhan Air
47
3
48. Metode Penentuan Kemampuan Lahan untuk
Alokasi Pemanfaatan Ruang
• Metode ini menjelaskan cara mengetahui alokasi pemanfaatan
ruang yang tepat berdasarkan kemampuan lahan untuk Kawasan
Industri yang dikategorikan dalam bentukkelas dan subkelas.
Dengan metode ini dapat diketahui lahan yang sesuai untuk
Kawasan Industri, lahan yang harus dilindungi dan lahan yang
dapat digunakan untuk pemanfaatan lainnya.
1. Klasifikasi Kemampuan Lahan: mencakup sifat tanah (fisik dan kimia),
topografi, drainase, dan kondisi lingkungan hidup lain. Berdasarkan
karakteristik lahan tersebut, dapat dilakukan klasifikasi kemampuan lahan
ke dalam tingkat kelas, sub kelas, dan unit pengelolaan.
2. Kemampuan Lahan dalam Tingkat Kelas
3. Kemampuan Lahan dalam Tingkat Sub Kelas
4. Kemampuan Lahan Pada Tingkat Unit Pengelolaan
48
3
49. Metode Perbandingan Ketersediaan dan Kebutuhan Air
• Metode ini menunjukan cara penghitungan daya dukung air di
suatu wilayah, dengan mempertimbangkan ketersediaan dan
kebutuhan akan sumber daya air bagi penduduk yang hidup di
wilayah itu. Dengan metode ini, dapat diketahui secara umum
apakah sumber daya air di suatu wilayah dalam keadaan surplus
atau defisit. Keadaan surplus menunjukkan bahwa ketersediaan air
di suatu wilayah tercukupi, sedangkan keadaan defisit
menunjukkan bahwa wilayah tersebut tidak dapat memenuhi
kebutuhan akan air.
• Status daya dukung air diperoleh dari pembandingan antara
ketersediaan air (SA) dan kebutuhan air (DA).
Bila SA > DA , daya dukung air dinyatakan surplus.
Bila SA < DA , daya dukung air dinyatakan defisit atau terlampaui. 49
3
50. 3. Pengolahan Dan Analisis Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Analisis Sosial-Ekonomi
• Analisis Basis Ekonomi di Wilayah Pengembangan Strategis
• Analisis Kependudukan dan Intensitas Ruang di Wilayah Pengembangan
Strategis
50
3
51. Analisis Basis Ekonomi di WPS
• Produk Domestik Regional Bruto
• Kontribusi Sektoral dan Struktur Perekonomian
• Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita
• Tingkat Kemiskinan
• Garis Kemiskinan
• Analisis Shift Share
• Metode Location Quotient
• Indeks Gini
• Metode Gravitasi
51
3
52. Analisis Kebutuhan dan Intensitas Ruang di WPS
• Analisis kebutuhan ruang dibuat dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa besar luas lahan yang dibutuhkan oleh kelompok-
kelompok aktivitas yang direncanakan agar dapat berfungsi dan
berjalan dengan baik, sehingga tercipta keberlangsungan aktivitas
di kawasan perancangan. Terdiri dari:
• Analisis Kependudukan
• Analisis Intensitas Ruang
52
3
53. Analisis Kebutuhan dan Intensitas Ruang di WPS
• Analisis Intensitas Ruang
• Intensitas ruang adalah besaran pembangunan yang diperbolehkan
berdasarkan KDB, KLB, KDH, atau kepadatan penduduk. Aturan
pemanfaatan ruang minimum terdiri dari:
• Koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum
• Koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum
• Koefisien dasar hijau (KDH) minimum
53
3
54. 3. Pengolahan Dan Analisis Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Analisis Pengembangan Infrastruktur
• Analisis KPI / IKU Wilayah Pengembangan Strategis
• Analisis Kebutuhan Infrastruktur di Wilayah Pengembangan Strategis
• Analisis Keterpaduan Perencanaan dan Sinkronisasi Program Pembangunan
Infrastruktur Wilayah Pengembangan Strategis
• Analisis Sumber Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Wilayah
Pengembangan Strategis
• Analisis Kelayakan Ekonomi/ Investasi Pembangunan Infrastruktur Wilayah
Pengembangan
54
3
55. 3. Pengolahan Dan Analisis Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Analisis Sosial-Ekonomi
• Analisis Basis Ekonomi di Wilayah Pengembangan Strategis
• Indeks Gini mengukur pencapaian tingkat pemerataan pendapatan adalah
dengan nilai koefisien atau rasio gini yang berada dalam selang 0 sampai
dengan 1.
• Rasio gini sama dengan 0 menunjukkan adanya kemerataan yang sempurna
(setiap orang mendapatkan porsi yang sama). Sedangkan angka 1
menunjukkan adanya ketidakmerataan yang sempurna dalam pembagian
pendapatan.
• IG < 0,4 artinya tingkat ketimpangan rendah
• 0,4 <IG < 0,5 artinya tingkat ketimpangan moderat
• IG > 0,5 artinya tingkat ketimpangan tinggi
55
3
56. Analisis Kebutuhan dan Intensitas Ruang di WPS
• Analisis kebutuhan ruang dibuat dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa besar luas lahan yang dibutuhkan oleh kelompok-
kelompok aktivitas yang direncanakan agar dapat berfungsi dan
berjalan dengan baik, sehingga tercipta keberlangsungan aktivitas
di kawasan perancangan. Terdiri dari:
• Analisis Kependudukan
• Analisis Intensitas Ruang
56
3
57. Analisis Kebutuhan dan Intensitas Ruang di WPS
• Analisis Kependudukan
• Analisis sosial kependudukan antara lain terdiri
atas laju pertumbuhan penduduk, kepadatan
penduduk, sex ratio, depedenci ratio, proyeksi
jumlah penduduk, proyeksi kepadatan
penduduk dan proyeksi sosial budaya di
Wilayah Koridor.
57
3
58. Analisis Kebutuhan dan Intensitas Ruang di WPS
• Proyeksi Penduduk Metode yang digunakan untuk menganalisis
aspek kependudukan, dibagi menjadi lima metode analisis yaitu
• Metode Regresi Linier,
• Metode Lung Polynomial,
• Metode Geometrik,
• Metode Eksponensial, dan
• Metode proyeksi akibat bangkitan kegiatan.
58
3
59. Proyeksi Penduduk Akibat Bangkitan Kegiatan
• Pertambahan jumlah penduduk disebabkan oleh per tambahan secara alamiah
dan pertambahan akibat migrasi. Pertambahan penduduk pendatang ini salah
satunya diakibatkan oleh bangkitan kegiatan yang diakibatkan pembangunan
infrastruktur, contohnya seperti ketika adanya pembangunan kawasan industri.
• Misalnya ketika akan dibangunnya kawasan indutri seluas 1.500 Ha dengan
asumsi setiap 1 Ha lahan industri membangkitkan 100 orang maka, total
kawasan indutri tersebut akan membakitkan 150.000 orang. Dengan hasil total
kebangkitan penduduk akibat kegiatan tersebut selanjutnya menghasilkan
kebutuhan (demand) akan infrastruktur untuk memenuhi standar pelayanan
minimal kualitas hidup penduduk yang akan bermukim akibat adanya
bangkitan kegiatan tersebut.
• Untuk kepentingan perencanaan wilayah, pengetahuan mengenai pertambahan
penduduk akibat bangkitan kegiatan ini sangat penting. Hal ini merupakan
masalah kualitatif yang harus dikaji secara lebih mendalam dan tentu saja
memerlukan data yang sangat lengkap. Data termudah yang dapat diperoleh
adalah data kuantitatif.
59
3
60. 3. Pengolahan Dan Analisis Data & Informasi
Infrastruktur Dan Pengembangan Wilayah
• Analisis Pengembangan Infrastruktur
• Analisis KPI / IKU Wilayah Pengembangan Strategis
• Analisis Kebutuhan Infrastruktur di Wilayah Pengembangan Strategis
• Analisis Keterpaduan Perencanaan dan Sinkronisasi Program Pembangunan
Infrastruktur Wilayah Pengembangan Strategis
• Analisis Sumber Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Wilayah
Pengembangan Strategis
• Analisis Kelayakan Ekonomi/ Investasi Pembangunan Infrastruktur Wilayah
Pengembangan
60
3
61. Analisis KPI / IKU WPS
• Perumusan KPI secara umum didasarkan pada Permen PU No. 1
Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang dengan batas waktu pencapaian
sampai tahun 2019.
• SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagaimana
dimaksud meliputi jenis pelayanan dasar:
• Sumber Daya Air
• Jalan
• Cipta Karya
• Jasa Konstruksi
• Penataan Ruang
61
3
62. Analisis KPI / IKU WPS
• Sumber daya air
• Penyediaan air baku untuk kebutuhan masyarakat dengan indikator:
• Persentase tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal
sehari-hari; dan
• Persentase tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi
yang sudah ada sesuai dengan kewenangannya
• Jalan
• Penyediaan jalan untuk melayani kebutuhan masyarakat dengan
indikator:
• Persentase tingkat kondisi jalan kabupaten/kota baik dan sedang; dan
• Persentase terhubungnya pusat-pusat kegiatan dan pusat produksi
(konektivitas) di wilayah kabupaten/kota.
62
3
63. Analisis KPI / IKU WPS
• Cipta Karya
• Penyediaan air minum dengan indicator persentase penduduk yang
mendapatkan akses air minum yang aman
• Penyediaan sanitasi dengan indikator:
• Persentase penduduk yang terlayani system air limbah yang memadai
• Persentase pengurangan sampah di perkotaan
• Persentase pengoperasian tempat pembuangan akhir (TPA)
• Persentase penduduk yang terlayani system jaringan drainase skala kota sehingga
tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 6 jam) lebih dari 2 kali setahun
• Penataan bangunan dan lingkungan dengan indikator persentase jumlah izin
mendirikan bangunan (IMB) yang diterbitkan
• Penanganan permukiman kumuh perkotaan dengan indikator persentase
berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan
63
3
64. Analisis Kebutuhan Infrastruktur WPS
• Infrastruktur Jaringan Jalan
• Tingkat Pelayanan
• Kapasitas Ruas Jalan
• Volume Lalu lintas
• Derajat Kejenuhan
• Fasilitas Pejalan Kaki
• Trotoar
• Fasilitas Penyebrang Jalan
64
3
65. Analisis Kebutuhan Infrastruktur WPS
• Infrastruktur Air Bersih
• Seleksi Kegiatan dan Pemilihan Prasarana
• Komponen Prasarana
• Tingkat Pemakaian Air
• Indikasi Kebutuhan Rehabilitasi dan Optimalisasi
• Penentuan Kebutuhan Air Domestik dan Non Domestik
• Pengukuran Debit Air Baku
• Pemeriksaan Kualitas Air Baku
65
3
68. Analisis Kebutuhan Infrastruktur WPS
• Infrastruktur Air Limbah
• Penentuan Skema Dasar
• Periode Desain
• Daerah Rencana
• Sistem dan Proses Pengolahan Air Limbah
• Timbulan Air Buangan Domestik dan Non Domestik
68
3
71. Sistem Pengelolaan Air Limbah
Permen PU No. 4/PRT/M/2017
71
S P A L D
SPALD
Setem
pat
SPAL
D
Terpu
sat
Komunal
Individu
Skala
Permukiman
Skala Kawasan
Tertentu
Skala
Perkotaan
< 10 KK
1 KK
2 – 10 KK
11-4.000 KK
> 4.000 KK
> 10 KK
3
72. Analisis Kebutuhan Infrastruktur WPS
• Infrastruktur Persampahan
• Tingkat Pelayanan
• Strategi Pelayanan
• Frekuensi Pelayanan
• Kriteria Penentuan Kualitas Pengelolaan Pelayanan
• Penentuan Daerah Pelayanan
• Fungsi dan Nilai Kawasan
• Kepadatan Penduduk
• Daerah Pelayanan
• Kondisi Lingkungan
• Tingkat Pendapatan Penduduk
• Topografi
72
3
74. Analisis Kebutuhan Infrastruktur WPS
• Infrastruktur Drainase
• Beban Limpasan
• Perhitungan beban limpasan untuk areal tertutup, menggunakan
perhitungan debit air hujan menurut Suripin (2003) dengan rumus;
• Qp = 0,002778 C I A
• Kapasitas Aliran Saluran
• Perhitungan kapasitas aliran saluran dengan rumus Manning, untuk mengetahui besar
debit pembuangan atau debit di Area atau Kawasan menurut Suripin (2003) dengan
rumus;
• Q= A. V
• V = 1/n. Rh2/3 .S1/2
74
3
76. Analisis Kebutuhan Infrastruktur WPS
• Infrastruktur Jaringan Listrik dan Telekomunikasi
• Energi Listrik
• Pembangkit
• Gardu
• Jaringan Kabel
• Telekomunikasi
• Model Permintaan
• Pendekatan Pemodelan
• Pendekatan Ability To Pay
• Pendekatan Sistem Zona
• Model Kebutuhan
• Mikroskopis (Survey langsung)
• Makroskopis (Parameter Pertumbuhan Penduduk, PDRB, Kepadatan Telepon, Daftar Tunggu
PTSN-Telkom)
76
3
77. Analisis Keterpaduan Perencanaan dan
Sinkronisasi Program Infrastruktur WPS
• Dalam rangka mewujudkan keterpaduan dan sinkronisasi
pelaksanaan kegiatan yang telah diprogramkan, dilaksanakan
proses musyawarah antar pelaku pembangunan melalui forum
musyawarah perencanaan pembangunan atau Musrenbang, seperti
Musrenbang Daerah Kabupaten/Kota, Rapat Koordinasi Pusat
(Rakorpus), Musrenbang Provinsi, dan Musrenbang Nasional
(Musrenbangnas).
77
3
78. Analisis Sumber Pembiayaan Pembangunan
Infrastruktur WPS
• Konsep Incremental Capital Output Ratio (ICOR)
• Perhitungan yang diperoleh berupa angka yang menunjukan perbandingan
antara investasi yang diperlukan untuk dapat meningkatkan tambahan
pendapatan atau output.
• Angka ini dihitung untuk perkiraan kebutuhan secara menyeluruh maupun
sektoral.
• Dengan angka ICOR ini akan dapat dihitung perkiraan kebutuhan investasi
secara total serta alokasi sektoral.
78
3
79. Analisis Sumber Pembiayaan Pembangunan
Infrastruktur WPS
• Kebutuhan dana pembangunan infrastruktur di Indonesia relatif
sangat besar mengingat kualitas infrastruktur Indonesia masih
relatif tertinggal dibandingkan negara Asia lainnya
• Perlu adanya upaya untuk untuk memenuhi kebutuhan dana
tersebut. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya
untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut melalui pendirian
beberapa lembaga pembiayaan
79
3
82. Analisis Kelayakan Investasi Pembangunan
Infrastruktur Wilayah Strategis
• Tujuan dilakukan studi kelayakan adalah untuk mengetahui
apakah suatu proyek layak atau tidak untuk dijalankan
• Kelayakan suatu proyek biasanya diukur dengan empat macam
kelayakan, yaitu:
• Kelayakan teknis
• Kelayakan ekonomi dan finansial
• Kelayakan politis
• Kelayakan administratif
82
3
83. Analisis Kelayakan Investasi Pembangunan
Infrastruktur Wilayah Strategis
83
3
Kelayakan
Teknis
Efektivitas dan
ketercukupan
Kelayakan
Ekonomi
Kriteria yang
yang dan tak
terlihat, dapat
atau tidak dapat
diukur secara
moneter, dan
langsung atau
tak langsung
diukur dengan
analisis biaya-
keuntungan
Kelayakan
Politis
(acceptability),
(appropriateness),
(responsiveness),
(legality), dan
(equity)
Kelayakan
Administratif
Kewenangan,
komitmen
kelembagaan,
kemampuan, dan
dukungan
organisasional
84. Kelayakan Ekonomi dan Finansial
• Analisis Consumer Surplus
Konsep pendekatan consumer surplus adalah dengan adanya
pengurangan biaya yang harus dikeluarkan oleh pengguna untuk
memperoleh atau menggunakan fasilitas/jasa/produk tertentu
84
3
85. Kelayakan Ekonomi dan Finansial
• Analisis Producer Surplus
Pendekatan surplus produsen dilakukan dengan memperhatikan
sektor tertentu (misalnya pertanian dan produk tertentu)
85
3
86. Kriteria Kelayakan Investasi
• Kriteria (indikator) investasi ini pada dasarnya dikembangkan
dalam usaha mencari suatu ukuran atau unjuk-kerja yang
menyeluruh yang dapat menggambarkan tingkat kelayakan
proyek dalam suatu indeks tunggal
• Setiap kriteria mempunyai kebaikan serta kelemahan. Secara
umum dikenal enam jenis atau metoda kriteria investasi yaitu:
1. Pay-back Period
2. Net Present Value (NPV)
3. Internal Rate of Return (IRR)
4. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C)
86
3
87. Kriteria Kelayakan Investasi
87
3
Pay-back
Period
Komponen
manfaat dan
komponen biaya
yang dihasilkan
merepresentasika
n kondisi cash-flow
Net Present
Value (NPV)
Nilai opportunity
cost dari uang
adalah tergantung
pada waktu
Internal Rate
of Return
(IRR)
Besaran yang
menunjukkan
harga discount
rate pada saat
besaran NPV
sama dengan nol
Net Benefit-
Cost Ratio
(Net B/C)
Mencari indeks
yang
menggambarkan
tingkat efektifitas
pemanfaatan
biaya terhadap
manfaat yang
akan diperoleh
88. Analisis Pemeringkatan dan Penentuan Kawasan
Prioritas
• Penentuan kawasan prirotas didasarkan pada tingkat kepentingan
dari suatu kawasan yang akan dibangun untuk diprioritaskan
pelaksanaan pembangunannya berdasarkan kriteria yang sudah
ditetapkan
• Untuk dapat menyusun prioritas pengembangan kawasan,
dibutuhkan adanya sejumlah kriteria yang dapat digunakan
sebagai basis untuk menentukan bagaimana idealnya penanganan
kawasan tersebut harus disusun
88
3
89. Kriteria dalam Penentuan Kawasan Prioritas
89
3
NO. VARIABEL ANALISIS KRITERIA KAWASAN YANG DIPRIORITASKAN
1 Posisi Kawasan dalam Konstelasi Regional dan Global Memiliki peran strategis secara regional, nasional, dan global
2 Basis Ekonomi Pengembangan Kawasan Memiliki basis ekonomi yang berpengaruh terhadap kawasan yang lebih
luas (regional, nasional)
3 Lingkungan Fisik Struktur dan Bentuk Serta Kecenderungan
Perkembangan Kawasan
Memiliki karakter kawasan yang kuat, dengan permasalahan yang perlu
segera ditangani
4 Arahan Pengembangan Wilayah Diarahkan sebagai wilayah pusat pertumbuhan dengan skala pelayanan
regional, nasional, internasional
5 Daya Dukung dan Daya Tampung Memiliki daya dukung/tampung yang tinggi sebagai kawasan perkotaan
menurut standar kepadatan penduduk; yang dihitung berdasarkan:
luas rencana pola ruang permukiman perkotaan
Intensitas penggunaan ruang permukiman perkotaan (rencana
kepadatan)
6 Kependudukan dan Intensitas Ruang Mendekati atau bahkan melewati ambang batas kepadatan “tinggi”
7 Penentuan Kebutuhan Pengembangan Infrastruktur Ada kebutuhan pengembangan infrastruktur yang berskala internasional,
nasional, atau beberapa provinsi
8 Keterpaduan Program dan Sinkronisasi Pembangunan
Infrastruktur;
Beserta Sumber Pembiayaan Infrastruktur yang sudah ada
kajian FS, DED, Lingkungan
Ada dukungan program dari pusat, BUMN, swasta (asing & nasional),
provinsi, & kabupaten/kota yang sinkron & terpadu untuk memenuhi
kebutuhan pengembangan infrastruktur pada point ke-7 di atas, yang sudah
dikaji: FS, DED, Lingkungan (Amdal dll)
90. Analisis Pemeringkatan dan Penentuan Kawasan
Prioritas
• Analisis Multi Kriteria (Multi Criteria Analysis) merupakan
alternatif teknik yang mampu menggabungkan sejumlah kriteria
dengan besaran yang berbeda (multi-variable) dan dalam persepsi
pihak terkait yang bermacam-macam (multi-facet)
• Diantara beragam pendekatan AMK terdapat beberapa tampilan
utama (key features) yang secara generik sama, yaitu (1) proses
skoring dan pembobotan (scoring and weighting) dan (2)
pembentukan matriks kinerja (performance matrix)
90
3
91. Analisis Pemeringkatan dan Penentuan Kawasan
Prioritas
• Pembobotan dan Penilaian (Weighting and Scoring)
• Perbandingan bobot relatif (relative weighting) antar kriteria dihasilkan dari
penilaian stakeholders yang memahami pengembangan
• Pembobotan (weighting) diperoleh dari pairwise comparison hasil persepsi para
responden
• Penilaian (scoring) untuk jumlah program yang yang banyak paling cocok
dilakukan dengan pendekatan expert judgement dari ahli
91
3
92. Analisis Pemeringkatan dan Penentuan Kawasan
Prioritas
• Pembentukan Matriks Kinerja (Performance Matrix)
• Matriks kinerja (performance matrix) merupakan representasi dari kapabilitas
suatu kawasan dalam memenuhi keinginan seluruh kriteria prioritas kawasan
yang ditetapkan (overall performance)
• Dengan adanya matriks kinerja ini akan dapat ditetapkan preferensi umum
(overall preference) dari setiap kawasan; mana yang lebih diprioritaskan, dan
mana yang kurang dipriporitaskan
92
3
93. 4. Penyajian Data & Informasi Infrastruktur
dan pengembangan wilayah
• Macam-macam penyajian Data dalam Bentuk Tabel
• Tabel Baris Kolom
• Tabel Kontingensi
• Tabel Silang
• Macam-macam Penyajian Data Dalam Bentuk Grafik
• Grafik Histogram / Batang
• Grafik Poligon
• Grafik Kurve
• Grafik Garis
• Diagram Lingkarang
• Infografik
93
4
94. 4. Penyajian Data & Informasi Infrastruktur
dan pengembangan wilayah
• Penyajian Data
• Kecenderungan kognitif manusia adalah untuk mengurangi informasi yang
kompleks menjadi ringkas, selektif dan disederhanakan atau konfigurasi
mudah dipahami. Pemahaman bisa dilakukan melalui pemilihan data yang
tidak pernah dipertanyakan.
• Display data bisa meliputi berbagai jenis matriks, grafik, diagram, dan
jaringan. Dalam analisis data, display data memiliki tiga fungsi yaitu:
mereduksi data dari kompleks menjadi yang sederhana, menyimpulkan
interpretasi peneliti terhadap data dan menyajikan data sehingga tampil
menyeluruh (alwasilah, 2011:120).
94
4
95. 4. Penyajian Data & Informasi Infrastruktur
dan pengembangan wilayah
• Penyajian Data Tabel
• Tabel Baris Kolom
• Tabel yang lebih tepat disebut tabel baris kolom ini adalah tabel-tabel yang dibuat
selain dari tabel kontingensi dan distribusi frekuensi yaitu tabel yang terdiri dari
baris dan kolom yang mempunyai ciri tidak terdiri dari faktor-faktor yang terdiri
dari beberapa kategori dan bukan merupakan data kuantitatif yang dibuat menjadi
beberapa kelompok.
95
No. Nama
Kapasitas
Operasi (l/det)
1.
2.
dst
4
96. 4. Penyajian Data & Informasi Infrastruktur
dan pengembangan wilayah
• Penyajian Data Tabel
• Tabel Kontingensi
• Tabel kontingensi merupakan bagian dari tabel baris kolom, akan tetapi tabel
ini mempunyai ciri khusus, yaitu untuk menyajikan data yang terdiri atas dua
faktor atau dua variabel, faktor yang satu terdiri atas b kategori dan lainnya
terdiri atas k kategori, dapat dibuat daftar kontingensi berukuran b x k dengan
b menyatakan baris dan k menyatakan kolom.
• Contoh jenis penggunaan lahan di Desa tertentu
96
No Desa Luas
(Ha)
Jenis Penggunaan Lahan
Permukiman Sawah Kebun Hutan Dll
1.
2.
dst
4
97. 4. Penyajian Data & Informasi Infrastruktur dan
pengembangan wilayah
• Penyajian Data Tabel
• Tabel Silang
• Data hasil penelitian yang berupa perhitungan frekuensi pemunculan data juga dapat
disajikan ke dalam bentuk tabel silang. Tabel silang dapat hanya terdiri dari satu
variable tetapi dapat juga terdiri dari dua variable. Tergantung pertanyaan atau
keadaan yang ingin dideskripsikan. Dengan demikian, pemilihan penyajian data ke
dalam tabel silang satu atau dua variable akan tergantung dari data yang diperoleh.
(Burhan Nurgiyantoro, 2004:42)
97
No. Kabupaten /Kota
Jumlah Penduduk
Jumlah
Laki - Laki Perempuan
1.
2.
dst dst dst dst dst
4
98. 4. Penyajian Data & Informasi Infrastruktur
dan pengembangan wilayah
• Penyajian Data Tabel
• Tabel Kontingensi
• Tabel kontingensi merupakan bagian dari tabel baris kolom, akan tetapi tabel
ini mempunyai ciri khusus, yaitu untuk menyajikan data yang terdiri atas dua
faktor atau dua variabel, faktor yang satu terdiri atas b kategori dan lainnya
terdiri atas k kategori, dapat dibuat daftar kontingensi berukuran b x k dengan
b menyatakan baris dan k menyatakan kolom.
• Contoh jenis penggunaan lahan di Desa tertentu
98
No Desa Luas
(Ha)
Jenis Penggunaan Lahan
Permukiman Sawah Kebun Hutan Dll
1.
2.
dst
4
99. 4. Penyajian Data & Informasi Infrastruktur
dan pengembangan wilayah
• Penyajian Data Grafik
• Grafik Histogram / Batang
• Histogram merupakan grafik dari distribusi frekuensi suatu variable.
Tampilan histogram berupa petak-petak empat persegi panjang. Sebagai
sumbu horizontal boleh memakai tepi-tepi kelas, batas-batas kelas atau nilai
variabel yang diobservasi, sedang sumbu vertical menunjukkan frekuensi.
99
7/21/17, 7'18 AM
Kang Amir: Ketimpangan Antar-Wilayah: Melebar atau Merapat?
4
100. 4. Penyajian Data & Informasi Infrastruktur
dan pengembangan wilayah
• Penyajian Data Grafik
• Grafik Poligon
• Poligon merupakan grafik
distribusi dari distribusi frekuensi
bergolong suatu variable.
Tampilan polygon berupa garis-
garis patah yang diperoleh dengan
cara menghubungkan puncak dari
masing-masing nilai tengah kelas.
100
• Grafik Kurve
• Kurve merupakan perataan atau
penghalusan dari garis-garis
polygon. Gambar polygon sering
tidak rata karena adanya perbedaan
frekuensi data skor dan data skor itu
sendiri mencerminkan fluktuasi
sampel. Pembuatan kurve dilakukan
dengan meratakan garis gambar
polygon yang tidak rata dan terlihat
tidak beraturan sehingga menjadi
rata.
4
101. 4. Penyajian Data & Informasi Infrastruktur
dan pengembangan wilayah
• Penyajian Data Grafik
• Grafik Garis
• Grafik garis dibuat biasanya untuk menunjukkan perkembangan suatu keadaan. Perkembangan tersebut
bias naik bias turun. Hal ini akan Nampak secara visual melalui garis dalam grafik. Dalam grafik terdapat
garis vertical yang menunjukkan jumlah dan yang mendatar menunjukkan variable tertentu yang
ditunjukkan pada gambar dibawah, yang perlu diperhatikan dalam membuat grafik adalah ketepatan
membuat skala pada garis vertical yang akan mencerminkan keadaan jumlah hasil observasi.
101
4
102. 4. Penyajian Data & Informasi Infrastruktur
dan pengembangan wilayah
• Penyajian Data Diagram
• Diagram Lingkaran
• Cara lain untuk menyajikan data hasil penelitian adalah dengan diagram
lingkaran. Diagram lingkaran digunakan untuk membandingkan data dari
berbagai kelompok.
• Penyajian data tersebut dalam diagram lingkaran adalah sebagai berikut:
1. Cari persentase masing-masing data tersebut.
2. Cari Luas sudut yang dibutuhkan untuk setiap data.
102
4
103. 4. Penyajian Data & Informasi Infrastruktur
dan pengembangan wilayah
• Penyajian Data Grafik Poligon
• Infografik
• Infografik adalah representasi visual informasi, data atau ilmu pengetahuan secara
grafis. Grafik ini memperlihatkan informasi rumit dengan singkat dan jelas, seperti
pada papan, peta, jurnalisme, penulisan teknis, dan pendidikan. Infografik
mengilustasikan informasi yang memiliki sedikit teks, dan berperan sebagai ringkasan
visual untuk konsep sehari-hari
103
4