Dokumen tersebut membahas proyeksi jumlah penduduk dan kebutuhan air minum Kecamatan Pringsewu hingga tahun 2030. Berdasarkan data tahun 2014, jumlah penduduk terbanyak berada di Kelurahan Pringsewu Selatan dengan 9.778 jiwa. Proyeksi penduduk dilakukan menggunakan metode aritmatika, geometri, dan least square untuk memperkirakan pertumbuhan penduduk di masa mendatang. Proyeksi
Konsep penataan kawasan di bantaran sungai dengan straddle apartmentintanprnamasari
Dokumen tersebut memberikan gambaran umum tentang kondisi wilayah Kelurahan Kebon Manggis, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur. Terdapat informasi mengenai batas wilayah, kependudukan, perekonomian, transportasi, fasilitas sosial dan umum, serta utilitas di wilayah tersebut. Dokumen ini bertujuan untuk menganalisis kondisi saat ini di Kelurahan Kebon Manggis sebagai dasar dalam perencanaan pembangunan wilayah di masa dat
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perundang-undangan terkait penataan ruang, sumber daya air, dan pengembangan sistem penyediaan air minum.
2. Persyaratan kualitas dan kuantitas air minum juga dijelaskan seperti standar kebutuhan air bersih per orang.
3. Definisi air minum dan bersih serta komponen-komponen sistem penyediaan air minum diuraikan.
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas tentang workshop penguatan kapasitas penyusunan rencana pembangunan jangka menengah kecamatan. Terdapat beberapa poin penting yaitu proses penyusunan indikator kinerja yang baik harus memenuhi kriteria SMART, langkah-langkah penyusunan indikator kinerja, serta evaluasi pelaksanaan musrenbang di daerah yang mencakup tahap persiapan, pelaksanaan, dan pasca musrenbang.
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
Pedoman ini membahas penyusunan perencanaan teknis pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM), mencakup ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi, muatan perencanaan teknis, tenaga ahli penyusunan, tata cara penyusunan per komponen SPAM, keluaran perencanaan teknis, survei-survei yang dibutuhkan, serta tata cara perancangan anggaran biaya.
Dokumen ini merupakan rencana perencanaan sistem penyediaan air bersih di Desa Pungkol, Kecamatan Tatapaan, Kabupaten Minahasa Selatan. Dokumen ini membahas latar belakang masalah kurangnya air bersih di desa tersebut, tujuan perencanaan sistem air bersih, dan metode analisis kebutuhan air bersih hingga tahun 2031 dengan menggunakan beberapa metode analisis seperti regresi linier, logaritma, dan e
Analisis dan Pembahasan Kajian Neraca SDA Kota Depok.pptxsugiripurnama1
Kajian ini bertujuan untuk menganalisis sumber daya air di Kota Depok dengan melakukan inventarisasi data, proyeksi pertumbuhan penduduk, dan mengidentifikasi potensi sumber air. Hasilnya digunakan untuk merekomendasikan kebijakan pemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan."
Konsep penataan kawasan di bantaran sungai dengan straddle apartmentintanprnamasari
Dokumen tersebut memberikan gambaran umum tentang kondisi wilayah Kelurahan Kebon Manggis, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur. Terdapat informasi mengenai batas wilayah, kependudukan, perekonomian, transportasi, fasilitas sosial dan umum, serta utilitas di wilayah tersebut. Dokumen ini bertujuan untuk menganalisis kondisi saat ini di Kelurahan Kebon Manggis sebagai dasar dalam perencanaan pembangunan wilayah di masa dat
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perundang-undangan terkait penataan ruang, sumber daya air, dan pengembangan sistem penyediaan air minum.
2. Persyaratan kualitas dan kuantitas air minum juga dijelaskan seperti standar kebutuhan air bersih per orang.
3. Definisi air minum dan bersih serta komponen-komponen sistem penyediaan air minum diuraikan.
MONITORING DAN EVALUASI PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANDadang Solihin
Dokumen tersebut membahas tentang workshop penguatan kapasitas penyusunan rencana pembangunan jangka menengah kecamatan. Terdapat beberapa poin penting yaitu proses penyusunan indikator kinerja yang baik harus memenuhi kriteria SMART, langkah-langkah penyusunan indikator kinerja, serta evaluasi pelaksanaan musrenbang di daerah yang mencakup tahap persiapan, pelaksanaan, dan pasca musrenbang.
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
Pedoman ini membahas penyusunan perencanaan teknis pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM), mencakup ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi, muatan perencanaan teknis, tenaga ahli penyusunan, tata cara penyusunan per komponen SPAM, keluaran perencanaan teknis, survei-survei yang dibutuhkan, serta tata cara perancangan anggaran biaya.
Dokumen ini merupakan rencana perencanaan sistem penyediaan air bersih di Desa Pungkol, Kecamatan Tatapaan, Kabupaten Minahasa Selatan. Dokumen ini membahas latar belakang masalah kurangnya air bersih di desa tersebut, tujuan perencanaan sistem air bersih, dan metode analisis kebutuhan air bersih hingga tahun 2031 dengan menggunakan beberapa metode analisis seperti regresi linier, logaritma, dan e
Analisis dan Pembahasan Kajian Neraca SDA Kota Depok.pptxsugiripurnama1
Kajian ini bertujuan untuk menganalisis sumber daya air di Kota Depok dengan melakukan inventarisasi data, proyeksi pertumbuhan penduduk, dan mengidentifikasi potensi sumber air. Hasilnya digunakan untuk merekomendasikan kebijakan pemanfaatan sumber daya air yang berkelanjutan."
Dokumen tersebut membahas proyeksi kebutuhan air bersih di suatu kota untuk 20 tahun ke depan dengan mempertimbangkan proyeksi jumlah penduduk, kebutuhan air domestik dan non-domestik, serta metode proyeksi penduduk untuk menentukan kebutuhan air di masa mendatang.
[1] Dokumen tersebut merangkum rencana pengembangan sistem prasarana wilayah di Kabupaten Pamekasan, termasuk jaringan energi, telekomunikasi, air bersih, persampahan, dan air limbah untuk periode 2017-2037. [2] Rencananya mencakup pembangunan pembangkit listrik tenaga surya dan uap, perluasan jaringan telekomunikasi dan air bersih, serta pengembangan sistem pengelolaan sampah dan limbah. [3] Tujuann
Dokumen tersebut merangkum kebijakan Gubernur Jawa Tengah untuk memberikan bantuan keuangan kepada pemerintah desa guna pembangunan infrastruktur. Bantuan akan diberikan kepada 7.809 desa berdasarkan kategori miskin, dengan alokasi dana antara Rp40-100 juta. Dokumen ini juga menjelaskan peran pemerintah provinsi, kabupaten dan kecamatan dalam pelaksanaan bantuan tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah kebijakan Gubernur Jawa Tengah memberikan bantuan keuangan kepada 7809 desa untuk pembangunan infrastruktur. Bantuan ini dibagi berdasarkan kategori desa miskin tinggi, sedang, dan rendah dengan alokasi dana berbeda. Prosesnya meliputi penyusunan proposal oleh desa, verifikasi di tingkat kabupaten dan provinsi, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan proyek infrastruktur.
Dokumen tersebut membahas strategi sanitasi kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur untuk periode 2013-2018, mencakup program dan kegiatan pengembangan air limbah domestik, persampahan, dan drainase lingkungan beserta indikasi sumber pendanaannya."
Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan pustaka mengenai uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas data, multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Selain itu, dibahas pula mengenai konsep tarif air minum, alokasi air, pemulihan biaya penuh, willingness to pay, evaluasi tarif dasar air, dan ekonomi sumber daya air. Metode analisis yang digunakan antara lain analisis regresi linear berganda, uji F, uji
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakartabramantiyo marjuki
Kombinasi kalkulasi hirarki pusat pertumbuhan dan pelayanan wilayah, interaksi keruangan di dalam wilayah dan analisis ekonomi wilayah. Menggunakan Teori pusat pertumbuhan, pusat pelayanan skalogram guttman dan indeks sentralitas marshall, interaksi keruangan teori grafik kansky dan analisis ekonomi Location Quotient dan Shift Share
Rapat konsultasi publik membahas tema pembangunan RKPD tahun 2019 dengan fokus pada penguatan pelayanan dasar untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan. Dokumen menjelaskan prioritas pembangunan Kabupaten Manggarai Timur dalam jangka panjang dan menengah serta capaian pembangunan tahun sebelumnya.
Laporan ini memaparkan proyeksi penduduk Kota Pangkep dari tahun 2007 hingga 2010. Data penduduk dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, umur, dan kecamatan. Perhitungan survival ratio dan proyeksi penduduk dilakukan untuk memprediksi pertumbuhan penduduk di masa depan. Hasilnya menunjukkan survival ratio dan proyeksi jumlah penduduk untuk setiap kelompok umur.
Dokumen tersebut membahas kebijakan dan strategi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di bidang pengembangan Pelayanan Lingkungan Permukiman (PLP) khususnya sanitasi, dengan target pencapaian akses universal sanitasi pada tahun 2019. Dibahas pula tantangan dan kerangka kerja serta kerangka pendanaan untuk mencapai target tersebut.
Laporan ini membahas tentang analisis sistem penyediaan air bersih di Kabupaten Nganjuk Kecamatan Ngluyu. Mencakup latar belakang masalah keterbatasan air bersih, tujuan analisis kebutuhan dan ketersediaan air baku, serta tinjauan pustaka mengenai komponen sistem distribusi air dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air.
Dokumen tersebut membahas proyeksi kebutuhan air bersih di suatu kota untuk 20 tahun ke depan dengan mempertimbangkan proyeksi jumlah penduduk, kebutuhan air domestik dan non-domestik, serta metode proyeksi penduduk untuk menentukan kebutuhan air di masa mendatang.
[1] Dokumen tersebut merangkum rencana pengembangan sistem prasarana wilayah di Kabupaten Pamekasan, termasuk jaringan energi, telekomunikasi, air bersih, persampahan, dan air limbah untuk periode 2017-2037. [2] Rencananya mencakup pembangunan pembangkit listrik tenaga surya dan uap, perluasan jaringan telekomunikasi dan air bersih, serta pengembangan sistem pengelolaan sampah dan limbah. [3] Tujuann
Dokumen tersebut merangkum kebijakan Gubernur Jawa Tengah untuk memberikan bantuan keuangan kepada pemerintah desa guna pembangunan infrastruktur. Bantuan akan diberikan kepada 7.809 desa berdasarkan kategori miskin, dengan alokasi dana antara Rp40-100 juta. Dokumen ini juga menjelaskan peran pemerintah provinsi, kabupaten dan kecamatan dalam pelaksanaan bantuan tersebut.
Ringkasan dokumen tersebut adalah kebijakan Gubernur Jawa Tengah memberikan bantuan keuangan kepada 7809 desa untuk pembangunan infrastruktur. Bantuan ini dibagi berdasarkan kategori desa miskin tinggi, sedang, dan rendah dengan alokasi dana berbeda. Prosesnya meliputi penyusunan proposal oleh desa, verifikasi di tingkat kabupaten dan provinsi, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan proyek infrastruktur.
Dokumen tersebut membahas strategi sanitasi kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur untuk periode 2013-2018, mencakup program dan kegiatan pengembangan air limbah domestik, persampahan, dan drainase lingkungan beserta indikasi sumber pendanaannya."
Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan pustaka mengenai uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas data, multikolinieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Selain itu, dibahas pula mengenai konsep tarif air minum, alokasi air, pemulihan biaya penuh, willingness to pay, evaluasi tarif dasar air, dan ekonomi sumber daya air. Metode analisis yang digunakan antara lain analisis regresi linear berganda, uji F, uji
Pusat Pelayanan dan Interaksi Keruangan Kawasan Perkotaan Yogyakartabramantiyo marjuki
Kombinasi kalkulasi hirarki pusat pertumbuhan dan pelayanan wilayah, interaksi keruangan di dalam wilayah dan analisis ekonomi wilayah. Menggunakan Teori pusat pertumbuhan, pusat pelayanan skalogram guttman dan indeks sentralitas marshall, interaksi keruangan teori grafik kansky dan analisis ekonomi Location Quotient dan Shift Share
Rapat konsultasi publik membahas tema pembangunan RKPD tahun 2019 dengan fokus pada penguatan pelayanan dasar untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan. Dokumen menjelaskan prioritas pembangunan Kabupaten Manggarai Timur dalam jangka panjang dan menengah serta capaian pembangunan tahun sebelumnya.
Laporan ini memaparkan proyeksi penduduk Kota Pangkep dari tahun 2007 hingga 2010. Data penduduk dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, umur, dan kecamatan. Perhitungan survival ratio dan proyeksi penduduk dilakukan untuk memprediksi pertumbuhan penduduk di masa depan. Hasilnya menunjukkan survival ratio dan proyeksi jumlah penduduk untuk setiap kelompok umur.
Dokumen tersebut membahas kebijakan dan strategi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di bidang pengembangan Pelayanan Lingkungan Permukiman (PLP) khususnya sanitasi, dengan target pencapaian akses universal sanitasi pada tahun 2019. Dibahas pula tantangan dan kerangka kerja serta kerangka pendanaan untuk mencapai target tersebut.
Laporan ini membahas tentang analisis sistem penyediaan air bersih di Kabupaten Nganjuk Kecamatan Ngluyu. Mencakup latar belakang masalah keterbatasan air bersih, tujuan analisis kebutuhan dan ketersediaan air baku, serta tinjauan pustaka mengenai komponen sistem distribusi air dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan air.
1. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 1
CV YARA PASHMA
V. RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM
5.1. PENDUDUK
Berdasarkan perkembangan jumlah penduduk kepadatan penduduk
kecamatan Pringsewu pada tahun 2013 adalah 1.491 jiwa/km2, dimana artinya
setiap 1 kilometer persegi wilayah di kecamatan Pringsewu rata rata dihuni oleh
sekitar 1.491 jiwa penduduk. Diantara 11 pekon dan 4 kelurahan yang terdapat
dikecamatan Pringsewu, kelurahan Pringsewu Selatan mempunyai jumlah
penduduk yang paling banyak dibandingkan yang lainnya. Dengan penduduk
laki-laki berjumlah 4.961 orang dan penduduk perempuan berjumlah 4.817
orang sehingga jumlah keseluruhan penduduk pekon Pringsewu Selatan pada
tahun 2013 adalah sebesar 9.778 orang.
Hal ini juga berarti 13 persen penduduk di kecamatan Pringsewu berada
di kelurahan Pringsewu Selatan. Kemudian yang mempunyai penduduk paling
sedikit adalah pekon Bumi Ayu, dimana penduduknya hanya terdiri dari 861
penduduk laki-laki dan 845 penduduk perempuan sehingga total penduduknya
hanya 1.706 orang. Dan wilayah yang mempunyai kepadatan tertinggi adalah
kelurahan Pringsewu Selatan dengan 4.889 jiwa penduduk per 1 kilometer
persegi. Dan kepadatan penduduk paling rendah adalah pekon Bumiayu
dengan 315 jiwa/km2. Lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk Kecamatan
Pringsewu secara lengkap dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1. Jumlah Penduduk Kecamatan Pringsewu Per-Desa/Pekon
Desa/ Pekon Laki-Laki Perempuan Jumlah
Margakarya 1.743 1.854 3.597
Waluyojati 2.208 2.154 4.362
Pajaresuk 3.690 3.614 7.304
2. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 2
CV YARA PASHMA
Desa/ Pekon Laki-Laki Perempuan Jumlah
Sidoharjo 3.484 3.525 7.009
Podomoro 2.755 2.527 5.282
Bumiarum 1.752 1.597 3.349
Fajaragung 1.313 1.239 2.552
Rejosari 1.764 1.734 3.498
Pringsewu Utara 4.752 4.688 9.440
Pringsewu Selatan 4.961 4.817 9.778
Pringsewu Barat 3.962 3.795 7.757
Pringsewu Timur 3.824 3.866 7.690
Bumiayu 861 845 1.706
Fajaragung Barat 1.057 1.050 2.107
Podosari 2.035 1.996 4.031
Kecamatan Pringsewu 40.161 39.301 79.462
Sumber : Statistik Kecamatan Pringsewu 2014
5.2. PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK
Pertumbuhan jumlah penduduk merupakan faktor utama dalam
kepentingan penataan jaringan distribusi air minum. Kebutuhan akan air minum
akan semakin meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah penduduk. Untuk
itu dalam pelaksanaan penataan jaringan distribusi air minum diperlukan
proyeksi penduduk dari daerah perencanaan tersebut.
Proyeksi pertumbuhan penduduk pada prinsipnya adalah suatu usaha
perkiraan yang didasarkan pada trend/ kecendrungan yang dihasilkan dari
sejumlah data yang ada pada tahun-tahun sebelumnya.
Agar data menentukan kebutuhan air minum pada masa mendatang
perlu terlebih dahulu diperhatikan keadaan pertumbuhan penduduk yang ada
pada saat ini dan proyeksi jumlah penduduk di masa mendatang. Hasil analisa
ini selanjutnya digunakan sebagai dasar perhitungan penataan jaringan
distribusi air minum. Proyeksi jumlah penduduk dilakukan dengan
menggunakan metode yaitu :
1. Metode Aritmatika
2. Metode Geometri
3. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 3
CV YARA PASHMA
3. Metode Least Square
5.2.1. Metoda Aritmatika
Metoda ini didasarkan pada angka kenaikan penduduk rata-rata setiap
tahun. Metoda ini digunakan jika data berkala menunjukkan jumlah
penambahan yang relatif sama setiap tahunnya. Metoda ini juga merupakan
metoda proyeksi dengan regresi sederhana. Persamaan umumnya adalah :
Y = a + bx
Dimana :
Y = nilai variabel berdasarkan garis regresi, populasi ke - n
x = Bilangan independen, bilangan yang dihitung dari tahun awal
a = konstanta
22
2
XiXin
XiYiXiXiYi
a
b = koefesien arah garis (gradien) regresi linier
22
XiXin
YiXiXiYin
b
5.2.2. Metode Geometri
Metoda ini didasarkan pada rasio pertambahan penduduk rata-rata
tahunan. Sering digunakan untuk memperkirakan data yang perkembangannya
melaju sangat cepat. Persamaan umumnya adalah:
bXaY .
4. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 4
CV YARA PASHMA
Persamaan diatas dapat dikembalikan kepada model linier dengan mengambil
logaritma napirnya (Ln), dimana :
Ln Y = Ln a + b x Ln X
Persamaan tersebut linier dalam Ln X dan Ln Y.
n
Ln(Xi)bLn(Yi)
a
22
ln(X))Ln(Xin
Ln(Yi)Ln(Xi)Ln(Yi))(Ln(Xi)n
b
Dimana :
Y = Nilai variabel Y berdasarkan garis regresi, populasi ke - n
X = Bilangan independen, bilangan yang dihitung dari tahun awal
a = konstanta
b = koefesien arah garis (gradien) regresi linier
5.2.3. Metode Least Square
Salah satu metode peramalan dengan garis regresi sederhana adalah
dengan menggunakan metode Least Square. Persamaan yang digunakan
dalam metode Least Square ini adalah :
Ŷ = a + bx
Keterangan :
Ŷ = Nilai variabel berdasarkan garis regresi
x = variabel independen x
a = konstanta
b = koefisien arah regresi linear
adapun persamaan a dan b adalah :
5. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 5
CV YARA PASHMA
Bila koefisien b telah dihitung terlebih dahulu maka koefisien a dapat ditentukan
dengan persamaan lain : a = Y – Bx
Dimana Y dan X masing-masing adalah rata-rata untuk variabel Y dan X.
5.2.4. Pemilihan Metode Proyeksi
Pemilihan metoda dilakukan dengan menghitung standar deviasi
(simpangan baku) dan nilai koefisien korelasi.
Persamaan Standar Deviasi :
)1(
)()( 22
nn
xxn
S ii
Persamaan Koefisien Korelasi :
2
2'
)(
)(
1
yy
yy
r
i
i
dimana :
xI = P – P’
yI = P = Jumlah penduduk awal
y = Pr = Jumlah penduduk rata-rata
y’ = P’ = Jumlah penduduk yang akan dicari
Pemilihan metoda proyeksi yang paling tepat jika :
Harga “S“ yang paling kecil.
Harga “r” yang paling mendekati 1 atau –1.
6. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 6
CV YARA PASHMA
Fungsi S dan r dalam statistik :
Harga “S” menunjukkan besarnya penyimpangan data dari nilai rata –
rata
Harga “r” nilai yang menunjukkan hubungan antara dua parameter.
Berdasarkan metode proyeksi penduduk diatas, maka didapatkan proyeksi
penduduk Kecamatan Pringsewu yang dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2. Proyeksi Penduduk Kelurahan/ Desa Kecamatan Pringsewu
2014-2025
Desa
Jumlah Penduduk
2014 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2030
Margakarya 3597 3731 3824 3918 4015 4115 4217 4374
Waluyojati 4362 4525 4637 4752 4869 4990 5113 5304
Pajaresuk 7304 7577 7764 7957 8153 8355 8562 8882
Sidoharjo 7009 7271 7451 7635 7824 8018 8216 8523
Podomoro 5282 5479 5615 5754 5896 6042 6192 6423
Bumiarum 3349 3474 3560 3648 3739 3831 3926 4073
Fajaragung 2552 2647 2713 2780 2849 2919 2992 3103
Rejosari 3498 3629 3718 3811 3905 4001 4101 4254
PringsewuUtara 9440 9793 10035 10283 10538 10799 11066 11479
PringsewuSelatan 9778 10143 10394 10652 10915 11185 11462 11890
PringsewuBarat 7757 8047 8246 8450 8659 8874 9093 9433
PringsewuTimur 7690 7977 8175 8377 8584 8797 9015 9351
Bumiayu 1706 1770 1814 1858 1904 1952 2000 2075
FajaragungBarat 2107 2186 2240 2295 2352 2410 2470 2562
Podosari 4031 4182 4338 4500 4668 4783 4902 5085
Bulokarto(Kec.GadingRejo) 3242 3363 3489 3619 3754 3847 3942 4090
JUMLAH 82704 82430 84523 86670 88872 91072 93326 96812
Sumber : Hasil Analisa Konsultan, 2015
5.3. PROYEKSI KEBUTUHAN AIR MINUM
Perhitungan kebutuhan air minum didasarkan pada jumlah penduduk,
jumlah dan jenis kegiatan perkotaan yang memerlukan air, dan standar
pemakaian air. Kebutuhan air terdiri dari domestik dan non domestik.
7. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 7
CV YARA PASHMA
Kebutuhan domestik adalah kebutuhan yang berdasarkan jumlah penduduk dan
pemakaian air per orang. Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air untuk
kegiatan penunjang kota, yang terdiri dari kegiatan komersial yang berupa
industri, perkantoran, dan lain-lain, maupun kegiatan sosial seperti sekolah,
rumah sakit dan tempat ibadah.
Sebagai referensi, tingkat konsumsi air dapat diperbandingkan dengan
standar kebutuhan air minum yang berlaku sebagai berikut :
Domestik perkotaan : 120 – 150 ltr/org/hr (Permen PU No. 18/2007)
Domestik perdesaan : Minimal 60 ltr/org/hr (Permen PU No. 18/2007)
Non-Domestik : Tambahan 15 % x kebutuhan domestik (Permen PU No.
18/2007)
Berikut besar proyeksi kebutuhan air minum Kecamatan Pringsewu
sampai tahun 2030 dapat dilihat pada tabel 5.3 dan grafik kebutuhan air
Kecamatan Pringsewu dapat dilihat pada gambar 5.1.
8. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 8
CV YARA PASHMA
Tabel 5.3. Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Pringsewu Sampai 2030
Sumber : Hasil Analisa Konsultan, 2015
A 2014 2017 2019 2021 2023 2025 2027 2030
1 Jumlah Penduduk jiwa 82704 82430 84523 86670 88872 91072 93326 96812
2 Tingkat Pelayanan % 9.22% 18.35% 23.81% 28.99% 33.90% 38.57% 42.99% 46.61%
3 Penduduk Terlayani jiwa 7625 15125 20125 25125 30125 35125 40125 45125
4 Jumlah Penduduk Per SR Jiwa 5 5 5 5 5 5 5 5
B KEBUTUHAN DOMESTIK
1 Jumlah SRAktif unit 1525 3025 4025 5025 6025 7025 8025 9025
2 Pemakaian Per Orang lt/ hari 90 90 90 90 90 120 120 120
3 Kebutuhan Air SR lt/ det 7.94 15.76 20.96 26.17 31.38 48.78 55.73 62.67
4 Jumlah HU unit 5 5 5 5 5 5 5 5
5 Kebutuhan Air HU lt/ det 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09
6 Kebutuhan Domestik lt/ det 8.03 15.84 21.05 26.26 31.47 48.87 55.82 62.76
C KEBUTUHAN NON DOMESTIK
15 % Dari Kebutuhan Domestik lt/ det 1.20 2.38 3.16 3.94 4.72 7.33 8.37 9.41
Total Kebutuhan Non Domestik lt/ det 1.20 2.38 3.16 3.94 4.72 7.33 8.37 9.41
D KEBUTUHAN TOTALAIR lt/det 9.23 18.22 24.21 30.20 36.19 56.20 64.19 72.17
E KEHILANGAN AIR
% Kehilangan Air % 44.50 40.50 36.50 32.50 28.50 24.50 20.50 16.50
Jumlah Kehilangan Air lt/ det 4.11 7.38 8.84 9.81 10.31 13.77 13.16 11.91
F KEBUTUHAN AIR RATA RATA (D+E) lt/det 13.34 25.60 33.04 40.01 46.50 69.97 77.35 84.08
G KEBUTUHAN AIR MAKSIMUM
Faktor Koefisien 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15
Kebutuhan Air lt/ det 15.34 29.44 38.00 46.01 53.48 80.47 88.95 96.70
H KEBUTUHAN JAM PUNCAK
Faktor Koefisien 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7 1.7
Kebutuhan Air lt/ det 22.68 43.51 56.17 68.02 79.05 118.95 131.49 142.94
lt/ det 86.15 85.86496 88.04513 90.28131 92.57497 126.4884 129.6192 134.4612
VOLNo. URAIAN
KEPENDUDUKAN
KEBUTUHAN AIR RATA RATA PENDUDUK KECAMATAN
TAHUN
9. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 9
CV YARA PASHMA
Gambar 5.1 Grafik Kebutuhan Air Kecamatan Pringsewu
5.4. Kondisi Teknis Eksisting
Pelayanan penyediaan air bersih kota Pringsewu dikelola oleh PDAM.
PDAM kota Pringsewu pada mulanya merupakan bagian dari PDAM Way
Agung Kabupaten Tanggamus atau sejak berdirinya Kabupaten Tanggamus
pada tahun 1997. Artinya bahwa secara teknis penyediaan air bersih di kota ini
sudah ada sejak lama yaitu tahun 1997. Namun hingga akhir pada tahun 2009
Pringsewu resmi berpisah dari kabupaten induknya Tanggamus, yang otomatis
PDAM di kedua wilayah inipun berpisah. Pemisahan aset PDAM sendiri terjadi
pada bulan Agustus 2010.
Periode Agustus 2010 hingga Juli 2011 terjadi kekosongan pengelolaan
SPAM di Kabupaten Pringsewu atau dengan kata lain PDAM berhenti
beroperasi. Baru pada tanggal 25 Juli 2011 turunlah Peraturan Bupati
Kabupaten Pringsewu Nomor 19 Tahun 2011, tentang Pembentukan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Sekampung. Pada pertengahan
bulan Oktober 2011, PDAM Way Sekampung mulai kembali beroperasi, setelah
mendapat bantuan daya listrik dan pompa sentri yang dibangun di IPA Bumi
Arum dari Pemerintah Pusat melalui Satuan Kerja Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Air Minum (PKPAM) Propinsi Lampung.
10. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 10
CV YARA PASHMA
5.4.1. JARINGAN PERPIPAAN (JP)
Daerah pelayanan air bersih dengan sistem perpipaan saat ini hanya
melayani sebagian wilayah perkotaan Pringsewu, yaitu pekon Sidoharjo, pekon
Podomoro, pekon Margakaya, pekon podosari, pekon Bumi Arum, Kelurahan
Pringsewu Timur, Kelurahan Pringsewu Barat, Kelurahan Pringsewu Selatan
dan Kelurahan Pringsewu Utara.
Jumlah pelanggan air bersih perkotaan Pringsewu ada sebanyak 1.364
unit sambungan yang berarti cakupan pelayanannya sebesar ± 4 % dari jumlah
penduduk yang ada di wilayah ini. Sedangkan volume jaringan pipa yang ada di
wilayah perkotaan Pringsewu ada sebanyak ±162 km, artinya bahwa masih
sangat jauh cakupan layanan yang ada dibandingkan besaran volume pipa
yang tertanam. Hal ini menjadi tugas PDAM dalam mengejar jumlah
sambungan, guna menambah besaran cakupan layanannya.
Sedangkan sumber air baku yang dimanfaatkan PDAM adalah sungai
Way Sekampung dengan kapasitas produksi sebesar 75 lpd. Artinya bahwa
masih banyak kapasitas yang belum dioptimalkan untuk melayani kebutuhan air
bersih masyarakat. Daerah pelayanan PDAM Pringgsewu dan jumlah SR dapat
dilihat pada tabel 5.4
Tabel 5.4. Jumlah penduduk dan SR Eksisiting Daerah Pelayanan
Pringsewu 2014
Kelurahan/ Pekon
Pendudu
k
SR Penduduk
Terlayani
Tingkat
Pelayanan
PringsewuBarat 7757 130 650 8.38%
Bumiarum 3349 209 1045 31.20%
Bumiayu 1706 0 0 0.00%
Pajaresuk 7304 0 0 0.00%
Rejosari 3498 170 850 24.30%
Podosari 4031 29 145 3.60%
Podomoro 5282 142 710 13.44%
PringsewuUtara 9440 144 720 7.63%
11. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 11
CV YARA PASHMA
Kelurahan/ Pekon
Pendudu
k
SR Penduduk
Terlayani
Tingkat
Pelayanan
PringsewuSelatan 9778 294 1470 15.03%
Waluyojati 4362 0 0 0.00%
Fajaragung 2552 0 0 0.00%
FajaragungBarat 2107 0 0 0.00%
PringsewuTimur 7690 210 1050 13.65%
Margakarya 3597 2 10 0.28%
Sidoharjo 7009 74 370 5.28%
Bulokarto(KecGadingRejo) 3242 121 605 18.66%
Jumlah 82704 1525 7625 9.22%
Sumber : PDAM Pringsewu, 2014
5.4.2. BUKAN JARINGAN PERPIPAAN (BJP)
Untuk penyediaan air bersih yang bukan jaringan perpipaan di wilayah
perkotaan Pringsewu, menggunakan atau memanfaatkan sumur-sumur
dangkal. Baik dengan cara menggali sumur atau membuat pengeboran air
tanah dangkal dan menggunakan pompa air untuk pemanfaatan airnya.
Secara volume kuantitas air tanah dangkal di wilayah ini banyak
dipengaruhi oleh iklim. Saat iklim kemarau, banyak sumur-sumur dangkal yang
ada mengalami penurunan kapasitas. Sehingga menurut kami, ini merupakan
peluang bagi PDAM untuk menambah jumlah sambungan baru. Dan secara
kualitas air tanah dangkalnya kurang baik dan banyak mengadung unsure
kapur dan mineral logam, hal ini hampir rata-rata kondisi air tanah dangkal
sama disemua tempat di Propinsi Lampung. Sehingga banyak masyarakat
perkotaan membeli air kemasan sebagai sumber air minumnya. Sedangkan air
sumur dangkal hanya digunakan untuk kebutuhan mandi, cuci dan kakus
(MCK).
5.5. RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR
Rencana penataan jaringan distribusi air pada kecamatan pringsewu
didasari pada kehilangan air yang cukup tinggi, yang diduga adanya kebocoran
12. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 12
CV YARA PASHMA
pipa maupun adanya air yang tidak berekening. Dalam pelaksanaan
pengendalian kebocoran secara aktif kebocoran yang tidak terlaporkan dan
kebocoran halus (rembes) pada sambungan atau retak-retak yang sangat kecil
ditanggulangi dengan penggantian pipa dan pembentukan “district metered
area” (DMA)
5.5.1. Pembangunan DMA (District Metering Area)
Pembangunan DMA adalah untuk membagi wilayah pelayanan menjadi
zone hidrolik yang lebih kecil, dengan tujuan untuk;
a) mempercepat waktu tanggap dan mempercepat untuk
menemukan dan memperbaiki kebocoran/kerusakan pipa
transmisi/distribusi.
b) membagi jaringan distribusi kebeberapa DMA , sehingga aliran ke
wilayah tersebut bisa dipantau secara berkala, untuk
memperkirakan besarnya dan menemukan kebocoran halus
(rembes) ”back-ground leakage”
c) untuk mengelola tekanan pada setiap DMA, sehingga jaringan
dioperasikan pada tingkat tekanan yang optimum.
Merencanakan DMA, idealnya didahului dengan pemodelan hidraulika,
juga memahami operasi jaringan distribusi yang merupakan faktor penting.
Karena itu merencanakan DMA sangat spesifik, dan DMA satu sistem
penyediaan air minum berbeda dengan sistem penyediaan air minum yang lain.
Umumnya dimulai dari pipa induk dan maju kearah pipa lain yang lebih kecil.
Tujuannya adalah memisahkan sedapat mungkin suatu DMA dari pipa induk,
jadi memperbaiki pengendalian tanpa dampak yang berarti pada sistem secara
keseluruhan (misal pada pemadaman kebakaran dlsbnya). Manfaat yang dapat
diperoleh dengan pembentukan DMA antara lain:
a) Untuk prioritasisasi kegiatan deteksi kebocoran
b) Pengaturan tekanan yang ideal
c) Pengendalian air tak berekening melalui DMA sekaligus berguna
13. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 13
CV YARA PASHMA
untuk perbaikan kualitas air dan pelayanan
DMA dipilih di wilayah-wilayah pelayanan yang mempunyai atau dicurigai
kehilangan air yang tinggi, dimana diharapkan terget penurunan yang tinggi.
Wilayah geografis DMA sebaiknya tidak terlalu luas sehingga memudahkan
pemantauan. Jumlah sambungan ideal antara 500 – 3.000. semakin kecil
ukuran DMA, semakin mahal biayanya karena semakin banyak meter dan valve
yang harus dipasang. Tetapi keuntungannya, semakin mudah untuk mendeteksi
dan memperbaiki kebocoran di area yang lebih kecil.
Pembuatan DMA menyebabkan lebih banyak ujung pipa mati, akibat
ditutup dengan valve atau diputus pipanya. Biasanya akan menurunkan kualitas
air karena terjadi endapan, terutama di awal-awal operasional DMA. Keluhan
pelanggan pun dapat meningkat. Hal ini dapat diatasi dengan lebih sering
melakukan pengglontoran/pengurasan (flushing) jaringan distribusi.
Pengoperasian atau pengamatan pola aliran dan tekanan dalam DMA
memerlukan tekanan tertentu. Dalam merencanakan DMA sebaiknya
mempertimbangkan dan memahami tekanan dalam jaringan distribusi.
Tekanan yang semula terlalu rendah dalam tahap awal pengoperasian
mungkin akan mengakibatkan tekanan lebih rendah lagi, apabila dibuat DMA.
Namun dengan perbaikan-perbaikan kebocoran pipa,tekanan akan
meningkat.
Tekanan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah seringkali menimbulkan
keluhan pada pelanggan. Idealnya, perencanaan DMA menggunakan
pemodelan jaringan distribusi melalui komputer, namun tidak semua pengelola
penyedia air minum memiliki sarana ini. Sebagai pemutus hubungan antara
satu jaringan DMA dengan jaringan di sebelahnya, penggunaan valve lebih
dianjurkan daripada pemutusan pipa, supaya lebih mudah dilakukan perubahan
bila dalam perkembangannya batasan DMA harus disesuaikan.
Batas DMA tidak perlu terlalu kaku, sehingga pada suatu saat diperlukan
perubahan, mudah untuk disesuaikan. Jumlah meter induk DMA yang
14. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 14
CV YARA PASHMA
digunakan dibatasi seminimal mungkin, direncanakan setiap DMA
menggunakan hanya 1 (satu) meter induk. Semakin banyak meter induk yang
digunakan, semakin rumit operasi DMA. Meter pelanggan besar, misalnya untuk
pelanggan industri atau niaga besar harus diperlakukan sebagai ekspor air dari
jaringan DMA. Berdasarkan kriteria dan penjelasan tersebut diatas, maka
jumlah DMA per zona serta pengembangan sambungan rumah (SR)
berdasarkan proyeksi jumlah penduduk sampai dengan tahun 2025 setiap zona
bisa dilihat pada tabel 5.5. Terlampir pada gambar 5.2. s/d 5.6 untuk lokasi-
lokasi District Metered Area (DMA) untuk setiap Zona di Area Pelayanan PDAM
Way Sekampung Kecamatan Pringsewu.
15. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 15
CV YARA PASHMA
Tabel 5.5. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Berdasarkan Jumlah Penduduk Per Zona Kecamatan Pringsewu.
Sumber : Hasil Analisa Konsultan
Keterangan:
Zona A : Kel. Pringsewu Barat,Kel Bumiarum,Kel Bumiayu,Kel. Pajaresuk,Kel.Rejosari,Kel.Podosari
Zona B : Kel. Pringsewu Selatan, Kel.Waluyojati, Kel. Fajaragung,Kel.Fajaragung Barat
Zona C : Kel. Pringsewu Utara,Kel. Podomoro,Kel.Sidoharjo
Zona D : Kel. Pringsewu Timur,Kel. Margakarya, Kel. Bulokerto (Kec. Gadingrejo pelayanan Pringsewu)
A B C D A B C D A B C D A B C D
A KEPENDUDUKAN
1 Jumlah Penduduk jiwa 27645 18799 21731 14529 29749 20230 23385 15635 31624 21505 24859 16620 33617 22860 26426 17668
2 Tingkat Pelayanan/ Area Proyeksi % 9.73% 7.82% 8.28% 11.46% 22% 26% 24% 35% 30% 39% 35% 51% 38% 50% 45% 66%
3 Penduduk Terlayani jiwa 2690 1470 1800 1665 6440 5220 5550 5415 9565 8345 8675 8540 12690 11470 11800 11665
4 JumlahPenduduk Per SR Jiwa 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
B KEBUTUHAN DOMESTIK
1 JumlahSR/ Area Proyeksi unit 538 294 360 333 1288 1044 1110 1083 1913 1669 1735 1708 2538 2294 2360 2333
2 PemakaianPer Orang lt/ hari 90 90 90 90 90 90 90 90 120 120 120 120 120 120 120 120
3 KebutuhanAir SRDomestik lt/ det 2.80 1.53 1.88 1.73 6.71 5.44 5.78 5.64 13.28 11.59 12.05 11.86 17.63 15.93 16.39 16.20
C KEBUTUHAN NON DOMESTIK
15 % Dari KebutuhanDomestik lt/ det 0.42 0.23 0.28 0.26 1.01 0.82 0.87 0.85 1.99 1.74 1.81 1.78 2.64 2.39 2.46 2.43
D KEBUTUHAN TOTALAIR lt/det 3.22 1.76 2.16 1.99 7.71 6.25 6.65 6.49 15.28 13.33 13.86 13.64 20.27 18.32 18.85 18.63
E JUMLAH DMA unit 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
URAIAN VOLNo.
2020
ZONA
2025
ZONAZONA
2014 2030
TAHUN
ZONA
16. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 16
CV YARA PASHMA
Gambar 5.2. Rencana Penataan Jaringan Distribusi air Minum dengan Sistem DMA
17. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 17
CV YARA PASHMA
Gambar 5.3. District Metering Area ZONA A
18. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 18
CV YARA PASHMA
Gambar 5.4. District Metering Area ZONA B
19. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 19
CV YARA PASHMA
Gambar 5.5. District Metering Area ZONA C
20. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 20
CV YARA PASHMA
Gambar 5.6. District Metering Area ZONA D
21. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 21
CV YARA PASHMA
5.5.2. Manajemen District Metering Area
Setelah DMA terbentuk valve-valve sudah terpasang untuk
membatasi/mengisolasi jaringan, meter induk sudah terpasang untuk mengukur
aliran pasokan ke DMA, bukan berarti pekerjaan selesai. Justru yang paling
penting adalah mengoperasikan DMA. Ketika DMA sudah teruji, kegiatan
lanjutan adalah mengelola, mengoperasikan dan memeliharanya. Sebaiknya
dibuat SOP (standard operating procedures) untuk mengelola, mengoperasikan
dan memelihara DMA, disesuaikan dengan kebijakan perusahaan.
Kegiatan awal District Metering Area meliputi :
1) Mengatur prosedur pencatatan
2) Mengatur prosedur pemantauan dan pengumpulan data
3) Memberikan informasi kepada semua pihak yang terlibat tentang perubahan
katup
4) Menentukan urutan dan prioritas kegiatan melokalisir kebocoran
5) Memonitor keluhan pelanggan, khususnya pada saat tekanan rendah atau
tidak air.
Gambar. Skematik District Metering Area
22. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 22
CV YARA PASHMA
Operasional pada DMA diuraikan dibawah ini, meliputi:
1) Monitoring aliran dan tekanan secara teratur.
Monitoring dan pencatatan aliran pada meter induk DMA secara teratur
sangat penting sebagai dasar pengelolaan pasokan dan pengendalian
kebocoran. Pola aliran harian yang tidak terlalu berbeda menjadi indikator
tingginya kebocoran di DMA tersebut. Demikian juga pola variasi tekanan
harian dapat menjadi petunjuk.
2) Deteksi kebocoran secara aktif (active leakage control).
Deteksi kebocoran secara aktif (active leakage control) terutama pada
malam hari harus dilakukan secara periodik. Di wilayah yang relatif tidak
terlalu besar, tentu akan lebih mudah mendengarkan suara kebocoran atau
melihat kebocoran- kebocoran yang muncul ke permukaan hanya pada
malam hari saat tekanan tinggi. Temuan harus segera ditindaklanjuti.
3) Penghitungan volume kebocoran.
Penghitungan volume kebocoran dapat dilakukan dengan menghitung aliran
minimum malam dengan konsumsi minimum malam. Caranya, pada saat
konsumsi paling rendah, biasanya sekitar tengah malam, dapat diketahui
dari pola harian aliran dan tekanan, dilakukan pencatatan meter induk
dan meter pelanggan yang ada di DMA. Meter pelanggan yang dibaca
tidak perlu seluruhnya, tetapi minimum 10% dari total jumlah pelanggan.
Pembacaan meter dilakukan dua kali pada malam yang sama, yaitu sekali
pada awal jam minimum (misalnya pukul 24.00) dan diulang pada akhir jam
minimum (misalnya pukul 04.00). Demikian juga meter induk DMA dibaca
pada jam-jam yang sama. Dengan perhitungan matematis akan didapatkan
aliran minimum malam (dari bacaan meter induk) dan konsumsi malam (dari
bacaan meter pelanggan) secara total. Selisih antara aliran minimum malam
dan konsumsi malam adalah kebocoran atau nett night flow. Saat
melaksanakan pembacaan, biasanya memerlukan persiapan, terutama
pemberitahuan kepada para pelanggan yang akan menjadi sampel
pembacaam meter supaya dapat membaca meter pelanggan pada jam-
23. DINAS PEKERJAAN UMUM – KABUPATEN PRINGSEWU
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM KEC. PRINGSEWU
LAPORAN AKHIR 5. 23
CV YARA PASHMA
jam tersebut. Pembacaan meter pelanggan dapat dilakukan oleh para
pembaca meter.
4) Penghitungan konsumsi (aliran malam minimum)
Penghitungan konsumsi sebagai dasar pengelolaan pasokan dan
tekanan. Pengukuran terhadap pola aliran dan pola konsumsi harian akan
menjadi dasar perencanaan pasokan di wilayah DMA, sehingga sesuai
kebutuhan. Pasokan yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan yang
menyebabkan tambahan kebocoran.
5) Pengendalian tekanan.
Dengan area yang terbatas, tekanan lebih mudah dikendalikan. Dari pola
harian tekanan dapat diketahui kapan tekanan rendah dan tinggi sehingga
dapat dilakukan penyesuaian. Untuk kepentingan ini, setiap DMA dilengkapi
dengan PRV (pressure reducing valve) “double pilot”, untuk mengatur jam
kerja PRV, sehingga penurunan tekanan bisa dilakukan tanpa mengganggu
pelayanan kepada pelanggan.
6) Pengujian-pengujian.
Pengujian lain seperti step testing sangat penting dilakukan, terutama untuk
melokalisir kebocoran.