SlideShare a Scribd company logo
PANGAN LOKAL
SEBAGAI
SUMBER GIZI KELUARGA
Dr. YULIANTO PRABOWO, Mkes.
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH
RAKOR DKP PROV. JATENG, MAGELANG, 27 NOPEMBER 2018
“JAWA TENGAH BERDIKARI DAN
SEMAKIN SEJAHTERA. (TETEP)
MBOTEN KORUPSI, MBOTEN
NGAPUSI”
1. Membangun masyarakat Jawa Tengah yang religius, toleran
dan guyup utuk menjaga Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Memperluas reformasi birokrasi melalui penguatan koordinasi
dengan Pemerintah Kabupaten/Kota.
3.Mengurangi kemiskinan dan pengangguran
dengan memperkuat basis ekonomi rakyat dan membuka
ruang usaha baru.
4.Menjadikan rakyat Jawa Tengah lebih
M I S I
GUBERNUR JAWA TENGAH TAHUN 2018 - 2023
INDEKS KELUARGA SEHAT (IKS)
PROV. JAWA TENGAH
Sumber: Aplikasi Keluarga Sehat 3 September 2018, 6 Oktober 2018 dan 12 November
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
0,188 0,188 0,189
Kondisi November
KOTA / KABUPATEN IKS
PERINGKAT
PROVINSI
PERINGKAT
NASIONAL
KOTA SURAKARTA 0,375 1 5
KOTA MAGELANG 0,315 2 19
KOTA SEMARANG 0,315 3 19
KOTA TEGAL 0,283 4 36
KOTA SALATIGA 0,275 5 41
KLATEN 0,252 6 54
REMBANG 0,237 7 66
BOYOLALI 0,226 8 79
KUDUS 0,222 9 84
SUKOHARJO 0,222 10 84
PATI 0,217 11 92
PURBALINGGA 0,208 12 104
SRAGEN 0,186 13 122
DEMAK 0,184 14 127
MAGELANG 0,181 15 137
SEMARANG 0,175 16 148
KARANGANYAR 0,172 17 151
BATANG 0,168 18 159
KOTA PEKALONGAN 0,166 19 165
PURWOREJO 0,162 20 175
KENDAL 0,157 21 185
GROBOGAN 0,155 22 191
TEMANGGUNG 0,154 23 193
KEBUMEN 0,151 24 202
BANYUMAS 0,143 25 221
JEPARA 0,141 26 227
BLORA 0,137 27 238
PEKALONGAN 0,136 28 240
WONOGIRI 0,136 29 240
PEMALANG 0,114 30 297
CILACAP 0,113 31 302
TEGAL 0,112 32 305
BREBES 0,084 33 388
BANJARNEGARA 0,076 34 406
WONOSOBO 0,072 35 417
CAPAIAN 12 INDIKATOR
NASIONAL
17.08%
23.97%
35.17%
44.74%
45.88%
47.81%
79.54%
86.63%
86.69%
89.88%
91.69%
94.92%
17.08%
23.97%
35.17%
44.74%
45.88%
47.81%
79.54%
86.63%
86.69%
89.88%
91.69%
94.92%
15.78%
23.80%
34.72%
44.35%
44.55%
47.25%
79.40%
86.93%
86.39%
90.97%
91.66%
95.51%
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan
tidak ditelantarkan
Penderita hipertensi yang berobat teratur
Penderita TB Paru yang berobat sesuai
standar
Anggota keluarga tidak ada yang merokok *)
Keluarga mengikuti program KB *)
Keluarga sudah menjadi anggota JKN
Bayi mendapatkan ASI Eksklusif
Pertumbuhan Balita dipantau
Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan
kesehatan
Keluarga memiliki akses/menggunakan
jamban keluarga
Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap
*)
Keluarga memiliki akses/menggunakan
sarana air bersih
Sumber: Aplikasi Keluarga Sehat 3 September 2018, 6 Oktober 2018 dan 12 November
KETERANGAN
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
PROVINSI DI JAWA TENGAH
4.62
5.07
7.47
7.59
7.78
8.11
8.12
8.75
8.75
9.9
10.65
10.8
11.1
11.38
11.46
11.96
12.28
12.42
12.61
12.9
13.04
13.27
13.41
13.81
13.94
14.02
14.15
17.05
17.21
17.37
18.35
18.8
19.14
19.6
20.32
13.01
10.64
0
5
10
15
20
25
Kab/Kota Jawa Tengah Nasional
Di atas Provinsi Jawa
Tengah dan Nasional
15 Kabupaten
(Blora 13,04%, Grobogan 13,27%, Demak 13,41%, Purworejo 13,81%, Cilacap 13,94%, Sragen 14,02%, Klaten 14,15%,
Banyumas 17,05%, Banjarnegara 17,21%, Pemalang 17,37%, Rembang 18,35%, Purbalingga 18,80%, Brebes 19,14%,
Kebumen 19,60%, dan Wonosobo 20,32%)
Di bawah Provinsi Jawa
Tengah dan di atas
Nasional
10 Kabupaten
(Kota Surakarta 10,65%, Kab. Batang 10,80%, Kendal 11,10%, Pati 11,38%, Temanggung 11,46%, Boyolali 11,96%,
Karanganyar 12,28%, Magelang 12,42%, Pekalongan 12,61%, dan Wonogiri 12,90%)
Di bawah Provinsi Jawa
Tengah dan Nasional
10 Kabupaten/Kota
(Kota Semarang 4,62%, Tegal 8,11%, Salatiga 5,07%, Pekalongan 7,47%, Magelang 8,75%, Kab. Kudus 7,59%, Semarang
7,78%, Jepara 8,12%, Kab. Sukoharjo 8,5%, dan Tegal 9,0%)
POSISI RELATIF TINGKAT KEMISKINAN KABUPATEN/ KOTA DIBANDINGKAN
NASIONAL DAN PROVINSI (PERIODE MARET 2017*)
*) data rilis terakhir BPS Jateng
2
3
4
6
7 7
8
9 9
10 10
11 11 11
12 12
13
14 14 14 14
15 15 15
16 16 16
18 18
20
21
23
25 25
31
-
5
10
15
20
25
30
35
KASUS KEMATIAN IBU
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017
475
3.19
4.60
4.65
5.27
5.42
5.79
6.14
6.71
6.75
7.02
7.07
7.26
7.26
7.68
7.95
7.99
8.18
8.33
8.80
8.83
9.10
9.51
10.03
10.20
11.18
11.19
11.28
12.57
12.73
13.77
14.95
15.59
16.35
17.13
19.26
23.69
-
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
PROPORSI KEMATIAN IBU
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 (Per/10.000KH)
PRIORITAS LOCUS MASALAH AKI
DAN KEMISKINAN PROVINSI JATENG
(-)
(-)
KEMISKINAN
A
K
I
Kab.Temanggung
Kab.Demak
Kab.Kebumen
Kota Surakarta
Kab.Banyumas
Kab.Magelang
Kab.Wonogiri
Kab.Grobogan
Kab.Sragen
Kab.Wonosobo
Kab.Purbalingga
Kab.Karanganyar
Kab.Cilacap
Kab.Banjarnegara
Kab.Batang
Kab.Blora
Kab.Klaten
Kab.Pekalongan
Kab.Pemalang
Kab.Boyolali
Kab.Brebes
Kab.Pati
Kab.Purworejo
Kab.Kendal
Kab.Rembang
Kota Salatiga
Kota Magelang
Kota Pekalongan
Kab.Semarang
Kota Semarang
Kab.Kudus
Kab.Jepara
Kab.Tegal
Kota Tegal
Kab.Sukoharjo
KUADRAN I
AKI (-)
Kemsikinan (-)
Prioritas I AKI
KUADRAN II
AKI (-)
Kemsikinan (+)
Prioritas II AKI
KUADRAN III
AKI (+)
Kemsikinan (-)
Prioritas III AKI
KUADRAN IV
AKI (+)
Kemsikinan (+)
Prioritas IV AKI
Komitmen
Pimpinan, Linsek,
Pemberdayaan dan
Parsisipasi
Masyarakat
Dukungan
Pemda, Lintas
Sektor,
Pemberdayaan
dan Parsisipasi
Masyarakat
Linsek, Komitmen
Pemda,
Pemberdayaan
dan Parsisipasi
Masyarakat
Maintenance
Monitoring -
Evaluasi
FISKAL
A
KI
PRIORITAS LOCUS MASALAH AKI
DAN KEMAPUAN FISKAL DAERAH
Kab.Pekalongan
Kab.Semarang
Kota Pekalongan
Kota Salatiga
Kota Magelang
Kota Semarang
Kab.Blora
Kab.Banjarnega
ra
Kab.Pemalang
Kab.Pati
Kab.Brebes
(-)
(-)
Kab.Wonogiri
Kab.Wonosobo
Kab.Grobogan
Kab.Purbalingga
Kab.Kebumen
Kab.Demak
Kab.Boyolali
Kab.Batang
Kab.Klaten
Kab.Purworejo
Kab.Rembang
Kab.Kendal
Kab.Temanggung
Kab.Cilacap
Kab.Sragen
Kab.Magelang
Kab.Tegal
Kab.Jepara
Kab.Karanganyar Kab.Sukoharjo
KUADRAN I
AKI (-)
Fiskal (-)
Prioritas I AKI
KUADRAN II
AKI (-)
Fiskal (+)
Prioritas I AKI
KUADRAN III
AKI (+)
Fiskal (-)
Prioritas III AKI
KUADRAN IV
AKI (+)
Fiskal (+)
Prioritas IV AKI
Kab.Banyumas
Kab.Kudus
Kota Surakarta
Kota Tegal
Prioritas &
Keseimbangan
Anggaran.
SDM
Dukungan
Anggaran.
Maintenance
Monitoring -
Evaluasi
Dukungan
Kesehatan dlm
Pembangunan
21.00
21.04
22.08
22.70
22.93
23.79
23.97
24.23
24.50
25.15
25.79
25.89
25.93
26.15
26.62
27.23
27.24
27.95
28.09
28.15
28.52
28.52
29.97
30.00
30.84
30.92
31.29
31.71
31.76
32.36
32.50
34.36
35.63
37.00
37.58
37.58
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
PREVALENSI STUNTING TAHUN 2017
PROVISI JAWA TENGAH
28,52
STUNTI
N
PRIORITAS LOCUS MASALAH STUNTING &
KEMISKINAN PROVINSI JATENG
(-)
(-)
KUADRAN I
Stunting (-)
Kemiskinan (-)
Prioritas I StunitingI
KUADRAN II
Stunting (-)
Kemiskinan (+)
Prioritas I StuntingI
KUADRAN III
Stunting (+)
Kemiskinan (-)
Prioritas III Stunting
KUADRAN IV
Stunting (+)
Kemiskinan (+)
Prioritas IV Stunting
KEMISKINAN
Kota Pekalongan
Kab.Tegal
Kab.Karanganyar
Kab.Wonogiri
Kab.Banyumas
Kab.Sragen
Kab.Purworejo
Kab.Demak
Kab.Boyolali
Kab.Kendal
Kab.Klaten
Kab.Cilacap
Kab.Purbalingga
Komitmen
Pimpinan,
Linsek,
Pemberdayaan
dan Parsisipasi
Masyarakat
Linsek, Komitmen
Pemda,
Pemberdayaan
dan Parsisipasi
Masyarakat
Dukungan
Pemda, Lintas
Sektor,
Pemberdayaan
dan Parsisipasi
Masyarakat
Kota Surakarta
Kab.Kudus
Kab.Semarang
Kota Magelang
Kota Salatiga
Kota Semarang
Kota Tegal
Kab.Banjarnegara
Kab.Kebumen
Kab.Wonosobo
Kab.Magelang
Kab.Grobogan
Kab.Blora
Kab.Rembang
Kab.Pati
Kab.Temanggung
Kab.Batang
Kab.Pekalongan
Kab.Pemalang
Kab.Brebes
2.73
5.02
5.21
5.51
6.23
6.31
6.37
6.59
7.16
7.53
7.55
7.85
7.98
8.17
8.29
8.37
8.40
8.44
8.84
8.99
9.24
9.95
10.06
10.26
11.39
12.07
12.33
12.43
12.56
12.62
12.65
13.24
13.37
13.98
14.88
14.90
-
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
16.00
AKB PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017
8,84
A
K
B
PRIORITAS LOCUS MASALAH AKB
DAN KEMISKINAN PROVINSI
JATENG
(-)
(-)
KUADRAN I
Stunting (-)
Kemiskinan (-)
Prioritas I AKB
KUADRAN II
Stunting (-)
Kemiskinan (+)
Prioritas I AKB
KUADRAN III
Stunting (+)
Kemiskinan (-)
Prioritas III AKB
KUADRAN IV
Stunting (+)
Kemiskinan (+)
Prioritas IV AKB
KEMISKINAN
Komitmen
Pimpinan, Linsek,
Pemberdayaan dan
Parsisipasi
Masyarakat
Linsek, Komitmen
Pemda,
Pemberdayaan
dan Parsisipasi
Masyarakat
Dukungan
Pemda, Lintas
Sektor,
Pemberdayaan
dan Parsisipasi
Masyarakat
Kab.Blora
Kab.Rembang
Kab.Temanggung
Kab.Kendal
Kab.Batang
Kab.Brebes
Kab.Banjarnegara
Kab.Purworejo
Kab.Wonosobo
Kab.Klaten
Kab.Wonogiri
Kab.Karanganyar
Kab.Grobogan
Kab.Sukoharjo
Kab.Kudus
Kab.Jepara
Kab.Semarang
Kab.Tegal
Kota
Semarang
Kota Magelang
Kota Salatiga
Kota
Pekalongan
Kota Tegal
Kab.Demak
Kab.Pekalongan
Kab.Pemalang
Kota Surakarta
Kab.Cilacap
Kab.Banyumas
Kab.Purbalingga
Kab.Kebumen
Kab.Magelang
Kab.Boyolali
Kab.Sragen
Kab.Pati
118,62
126,55
111,16
109,65
88,58 77,10
118
118 117 117
116
0
20
40
60
80
100
120
140
2013 2014 2015 2016 2017 2018
AKI
TARGET
ANGKA KEMATIAN IBU TAHUN 2013 - 2017
ANGKA KEMATIAN BAYI TAHUN 2013 - 2017
11,8
11,9 11,85 11,8
11,75
11
11,8
11,54
11,64
11,8
10,47
9,5
10
10,5
11
11,5
12
12,5
2013 2014 2015 2016 2017 2018
TARGET
AKABA
AKABA TAHUN 2013 - 2017
17
INDONESIA MENGHADAPI BEBAN GANDA MASALAH GIZI
(Double Burden of Malnutrition)
18
Indonesia termasuk dalam 17 negara dengan 3
masalah gizi terjelek, diantara 117 negara
negara di dunia
(Global Nutrition Report, 2014)
37.2% Balita Pendek
12.1 % Balita Kurus
28,9% Kegemukan pada Penduduk
>18 th
• Kondisi pertumbuhan pendek dan kurus pada Balita :
• menghambat kemampuan kognitif (inteligensia) dan motorik anak
• meningkatkan risiko PTM pada masa dewasa,
• Kegemukan pada orang dewasa merupakan faktor risiko PTM
11,9 % Balita dgn Berat Badan
Kurang
MASALAH GIZI JAWA TENGAH
Status Gizi
(Data PSG 2015-2016)
Ambang batas
Masalah
(WHO,2010)
Pemantauan Status Gizi (%)
2014 2015 2016 2017
> 10% 15.17 16.0 16.86 17.01
> 20% 22,57 24,8 23.00 28.52
> 5% 8.18 9.10 9.60 9.28
Balita Gizi Kurang- BB/U
(underwight)
Balita Pendek – TB/U
(stunting)
Balita Kurus- BB/TB
(wasting)
Sumber: Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000)
Konsekuensi Pembangunan Pangan dalam Perbaikan Gizi Masyarakat
Pertumbuhan
massa tubuh
dan komposisi badan
Metabolisme
glukosa, lipids, protein
Hormon/receptor/gen
Perkembangan
otak
Kognitif dan
Prestasi belajar
Kekebalan,
Kapasitas kerja
Diabetes, Obesitas,
Jantung dan pemb darah,
kanker, stroke,
dan disabilitas lansia
Gangguan gizi pada
1000 hari pertama
kehidupan
(janin dan
bayi 2 tahun)
Dampak jangka pendek Dampak jangka panjang
Dampak gangguan gizi:
- Kemampuan kognitif, fisik dan penyakit
- Konsekuensi penurunan produktifitas, daya saing dan pertumbuhan ekonomi
23
Distribusi Penyakit di Indonesia Berdasarkan Penyebab, 1990-2010
Pola penyakit dalam 2 dekade telah berubah, semula TB, HIV, Kusta, Filariasis,
Pernafasan Akut, menjadi stroke, penyakit jantung, dan diabetes.
24
Analisis Kausalitas Pangan dan Gizi
Pergeseran Penyebab Kematian di Indonesia tahun 1990, 2010, dan 2015
Pembiayaan nasional akan meningkat diperkirakan tahun 2020 5,8 M USD
Analisis Kausalitas Pangan dan Gizi
25
Tren terakhir PTM/Penyakit Kronis dan Kelebihan Gizi di Indonesia
PTM dan Kelebihan Gizi
(proporsi dan kelompok umur)
Riskesdas
Metode
2007 2013
Stroke (per mil ≥15 tahun) 8.3 12.1 Wawancara
Hipertensi (≥18 tahun) 7.6 9.5 Wawancara
31.7 25.8 Pengukuran klinis
Diabetes (% ≥15 tahun) 1.1 2.1 Wawancara
5.7 6.9 Pengukuran klinis
Pre-diabetes (% ≥15 tahun) 10.2 36.3 Pengukuran klinis
Kolesterol tinggi(% ≥15 tahun) 35.9 Pengukuran klinis
Low High Density Lipoproteins (% ≥15 tahun) 22.9 Pengukuran klinis
High Low Density Lipoproteins (% ≥15 tahun) 15.9 Pengukuran klinis
High triglycerides (% ≥15 tahun) 11.9 Pengukuran klinis
Overweight dan obesitas (%≥18 tahun) 19.1 26.0 Pengukuran
Overweight dan obesitas (%<5 tahun) 12.2 11.9 Pengukuran
Obesitas sentral (%≥18 tahun) 18.8 26.6 Pengukuran
Analisis Kausalitas Pangan dan Gizi
26
Prevalensi Penyakit Stroke berdasarkan Status Sosio-ekonomi
Riskesdas 2013 menunjukan, stroke bukan penyakit kelas menengah ke atas namun berkaitan
dengan kekurangan gizi kronis pada saat periode kiritis, 1000 HPK dan gaya hidup
Analisis Kausalitas Pangan dan Gizi
27
28
PENDEKATAN “CONTINUUM OF CARE”
& “LIFE CYCLE”
BERKESINAMBUNGAN & THD SELURUH TAHAPAN
SIKLUS HIDUP MANUSIA
PENDEKATAN KELUARGA
SASARAN RENCANA AKSI NASIONAL
PANGAN DAN GIZI
No Indikator
Status awal
(2014)
Target
2019
1 Skor PPH 83,4 92,5
2 Tingkat konsumsi kalori (kkal/kapita/hari) 1967 Kkal 2150 Kkal
3 Konsumsi ikan (kg/kap/tahun) 38,0 54,5
4 Prevalensi anemia pada ibu hamil (%) 37,1 28
5 Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (%) 10,2 8
6 Persentase bayi dengan usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan
ASI eksklusif (%)
38,0 50
7 Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita (%) 19,6 17
8 Prevalensi kurus (wasting) pada anak balita (%) 12 9,5
9 Prevalensi pendek dan sangat pendek (stunting) pada anak baduta
(bayi di bawah 2 tahun) (%)
32,9 28
10 Prevalensi berat badan lebih dan obesitas pada penduduk usia >18
tahun (%)
15,4 15,4
GERAKAN NASIONAL
PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI
(Perpres Nomor 42 Tahun 2013)
Gerakan Nasional Sadar Gizi
Upaya bersama pemerintah dan masyarakat melalui
penggalangan, partisipasi & kepedulian pemangku
kepentingan yang terencana dan terkoordinasi untuk
percepatan perbaikan gizi masyarakat, terutama pada
1000 hari pertama kehidupan.
32
PERBAIKAN GIZI KELUARGA
Representasi kecukupan asupan gizi untuk seluruh
anggota keluarga
Kecukupan gizi keluarga menggambarkan tingkat
ketersediaan pangan dalam keluarga
Ketersediaan pangan keluarga tergantung pada
ketersediaan pangan daerah (s/d tingkat pasaran)
Ketersediaan Pangan
Kuantitas cukup : jumlah memenuhi kebutuhan
Kualitas baik : bermutu dan beragam
BAGAIMANA MEMENUHI KECUKUPAN
GIZI KELUARGA ?
 PEDOMAN GIZI SEIMBANG
 MAKANAN BERAGAM, BERGIZI, SEIMBANG, & AMAN (B2SA)
MAKANAN LOKAL UNTUK MEMENUHI
KEBUTUHAN GIZI KELUARGA
GIZI SEIMBANG :
Susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman
pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan
memantau berat badan secara teratur dalam rangka
mempertahankan berat badan normal untuk mencegah
masalah gizi.
4 Pilar Gizi
Seimbang
4
3
2
1
Empat Pilar Gizi Seimbang
1. Mengonsumsi anekaragam pangan
2. Membiasakan perilaku hidup bersih
3. Melakukan aktivitas fisik
4.Memantau Berat Badan (BB) secara teratur
untuk mempertahankan berat badan normal
PEDOMAN GIZI SEIMBANG :
1. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
2. Perbanyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
3. Biasakan mengkonsumsi laukpauk mengandung protein
tinggi
4. Biasakan mengkonsumsi aneka ragam makanan pokok
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
6. Biasakan sarapan pagi
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air besih mengalir
10.Lakukan aktifitas fisik yang cukup dan pertahankan berat
badan normal
Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
Bersyukur atas khasanah kuliner asli Indonesia.
Ketersediaan aneka bahan pangan lokal, baik pangan
nabati maupun hewani.
Keragaman olahan pangan dan jenis masakan.
Kekayaan paduan menu/hidangan Nusantara.
Kreatifitas dan inovasi kuliner kekinian dari pangan lokal.
1.
Perbanyak makan sayuran dan buah
Sayur dan buah kaya akan vitamin dan mineral, sumber
zat pengatur/pemelihara kesehatan tubuh.
Makanan rendah kalori dan tinggi serat, untuk
keseimbangan asupan energi.
Tersedia dalam jenis yang beraneka ragam.
Bisa dimakan mentah ataupun matang.
Sumber anti oksidan untuk mencegah penyakit kanker.
2.
Biasakan mengkonsumsi protein tinggi
Sumber nutrisi pertumbuhan, penting untuk bayi dan anak
balita, ibu hamil dan ibu menyusui, remaja dan lansia.
Protein bermutu tinggi berasal dari protein hewani.
Protein hewani juga penting untuk mencegah anemi.
Ikan merupakan sumber protein hewani yang baik, karena
mengandung asam lemak tak jenuh ganda.
3.
Konsumsi aneka ragam makanan pokok
Konsumsi aneka ragam makanan pokok melengkapi
nutrisi sehari-hari.
Ketergantungan pada satu makanan pokok akan
mengganggu keseimbangan nutrisi.
Ketergantungan pada satu makanan pokok akan
menyulitkan kontinuitas ketersediaan pangan tsb.
4.
Batasi konsumsi pangan manis, asin, berlemak
Berhubungan dengan berjangkitnya penyakit degeneratif.
Manis : diabetes mellitus
Asin : hipertensi
Lemak : jantung koroner, stroke.
5.
Biasakan sarapan pagi
Ditujukan terutama untuk anak sekolah, sebagai suplai
energi dalam proses belajar.
Mencegah makanan yang tidak sehat yang dikonsumsi di
sekolah.
Memberikan makanan yang lebih lengkap nilai gizinya.
Catatan : hati-hati dengan iklan.
6.
Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
Air termasuk zat gizi, merupakan unsur utama
pembangunan jaringan/organ tubuh.
Air merupakan katalisator metabolisme zat gizi.
Air menjadi pelarut banyak vitamin dan mineral agar bisa
dicerna dan dimetabolisme.
Air menjadi pelarut zat-zat sisa metabolisme yang harus
dibuang keluar tubuh.
Air yang kurang bersih sumber penularan penyakit.
7.
Biasakan membaca label pada kemasan pangan
Pangan kemasan meskipun memberikan kepraktisan,
tetapi menyimpan potensi bahaya penyakit.
Pengamatan perubahan bentuk, warna, bau pada
makanan kemasan sangat penting untuk menghindari
terjangkitnya berbagai penyakit.
Cermati tanggal kedaluwarsa makanan kemasan.
8.
Cuci tangan pakai sabun dgn air besih mengalir
Berkaitan dengan higiene penjamah makanan.
Sederhana tetapi sangat berguna.
9.
Aktifitas fisik dan jaga berat badan normal
Aktifitas fisik dan olah raga setiap hari merupakan
kebutuhan untuk memelihara kesehatan dan kebugaran
tubuh.
Semua bagian tubuh sesungguhnya membutuhkan latihan
gerak untuk mempertahankan fungsinya.
“Kesehatan memang bukan segalanya, tetapi tanpa
kesehatan segalanya tidak ada artinya”.
10.
HIDUP LEBIH SEHAT
DENGAN MAKANAN LOKAL
TERIMA
KASIH

More Related Content

Similar to 45974463DINKES.pptx

Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023
Muh Saleh
 
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdfSosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
puskkintamaniIII
 
Tugumuda 140923.pptx
Tugumuda 140923.pptxTugumuda 140923.pptx
Tugumuda 140923.pptx
AdelyaSaputra
 
PPT Stunting UMY.pptx
PPT Stunting UMY.pptxPPT Stunting UMY.pptx
PPT Stunting UMY.pptx
FitriYunus
 
Diseminasi dan Publikasi hasil Pengukuran Pertumbuhan dan Perkembangan.pptx
Diseminasi dan Publikasi hasil Pengukuran Pertumbuhan dan Perkembangan.pptxDiseminasi dan Publikasi hasil Pengukuran Pertumbuhan dan Perkembangan.pptx
Diseminasi dan Publikasi hasil Pengukuran Pertumbuhan dan Perkembangan.pptx
junk40
 
Anc 2008
Anc 2008Anc 2008
Rencana Program Prioritas Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahum 2017
Rencana Program Prioritas Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahum 2017Rencana Program Prioritas Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahum 2017
Rencana Program Prioritas Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahum 2017
Muh Saleh
 
CAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI BARAT
CAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI  SULAWESI BARATCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI  SULAWESI BARAT
CAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI BARATMuh Saleh
 
STUNTING DAN PENCEGAHANNYA UNTUK ANAK KITA
STUNTING DAN PENCEGAHANNYA UNTUK ANAK KITASTUNTING DAN PENCEGAHANNYA UNTUK ANAK KITA
STUNTING DAN PENCEGAHANNYA UNTUK ANAK KITA
ASHARI34
 
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Muh Saleh
 
BAHAN_VIDCON-LINTAS_SEKTOR.pptx
BAHAN_VIDCON-LINTAS_SEKTOR.pptxBAHAN_VIDCON-LINTAS_SEKTOR.pptx
BAHAN_VIDCON-LINTAS_SEKTOR.pptx
HotmaLasmaria
 
Paparan penanganan masalah sosial kemasyarakatan
Paparan penanganan masalah sosial kemasyarakatanPaparan penanganan masalah sosial kemasyarakatan
Paparan penanganan masalah sosial kemasyarakatan
Wdd Wuryanto
 
PIS-PK
PIS-PKPIS-PK
v4 kelas ibu hamil 2022.pdf
v4 kelas ibu hamil 2022.pdfv4 kelas ibu hamil 2022.pdf
v4 kelas ibu hamil 2022.pdf
KesgaGiziPayakumbuh
 
Success story bupati deli serdang
Success story bupati deli serdangSuccess story bupati deli serdang
Success story bupati deli serdang
Sigit Pramulia
 
MATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptx
MATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptxMATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptx
MATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptx
MeiLia12
 
Paparan anc terpadu final edit
Paparan anc terpadu final editPaparan anc terpadu final edit
Paparan anc terpadu final edit
Dokter Tekno
 
Layanan ILA Kominfo
Layanan ILA KominfoLayanan ILA Kominfo
Layanan ILA Kominfo
Arya898958
 
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Muh Saleh
 
Template PPTx Untirta.pptx
Template PPTx Untirta.pptxTemplate PPTx Untirta.pptx
Template PPTx Untirta.pptx
CerebroCortex1
 

Similar to 45974463DINKES.pptx (20)

Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023Kompetensi Kader Posyandu 2023
Kompetensi Kader Posyandu 2023
 
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdfSosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
Sosialisasi Kompetensi Kader Posyandu 2023 Puskesmas.pdf
 
Tugumuda 140923.pptx
Tugumuda 140923.pptxTugumuda 140923.pptx
Tugumuda 140923.pptx
 
PPT Stunting UMY.pptx
PPT Stunting UMY.pptxPPT Stunting UMY.pptx
PPT Stunting UMY.pptx
 
Diseminasi dan Publikasi hasil Pengukuran Pertumbuhan dan Perkembangan.pptx
Diseminasi dan Publikasi hasil Pengukuran Pertumbuhan dan Perkembangan.pptxDiseminasi dan Publikasi hasil Pengukuran Pertumbuhan dan Perkembangan.pptx
Diseminasi dan Publikasi hasil Pengukuran Pertumbuhan dan Perkembangan.pptx
 
Anc 2008
Anc 2008Anc 2008
Anc 2008
 
Rencana Program Prioritas Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahum 2017
Rencana Program Prioritas Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahum 2017Rencana Program Prioritas Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahum 2017
Rencana Program Prioritas Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahum 2017
 
CAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI BARAT
CAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI  SULAWESI BARATCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI  SULAWESI BARAT
CAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI BARAT
 
STUNTING DAN PENCEGAHANNYA UNTUK ANAK KITA
STUNTING DAN PENCEGAHANNYA UNTUK ANAK KITASTUNTING DAN PENCEGAHANNYA UNTUK ANAK KITA
STUNTING DAN PENCEGAHANNYA UNTUK ANAK KITA
 
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018
 
BAHAN_VIDCON-LINTAS_SEKTOR.pptx
BAHAN_VIDCON-LINTAS_SEKTOR.pptxBAHAN_VIDCON-LINTAS_SEKTOR.pptx
BAHAN_VIDCON-LINTAS_SEKTOR.pptx
 
Paparan penanganan masalah sosial kemasyarakatan
Paparan penanganan masalah sosial kemasyarakatanPaparan penanganan masalah sosial kemasyarakatan
Paparan penanganan masalah sosial kemasyarakatan
 
PIS-PK
PIS-PKPIS-PK
PIS-PK
 
v4 kelas ibu hamil 2022.pdf
v4 kelas ibu hamil 2022.pdfv4 kelas ibu hamil 2022.pdf
v4 kelas ibu hamil 2022.pdf
 
Success story bupati deli serdang
Success story bupati deli serdangSuccess story bupati deli serdang
Success story bupati deli serdang
 
MATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptx
MATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptxMATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptx
MATERI KEBIJAKAN DAN EVALUAS PPROGRAM KIA - GIZI.pptx
 
Paparan anc terpadu final edit
Paparan anc terpadu final editPaparan anc terpadu final edit
Paparan anc terpadu final edit
 
Layanan ILA Kominfo
Layanan ILA KominfoLayanan ILA Kominfo
Layanan ILA Kominfo
 
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017
 
Template PPTx Untirta.pptx
Template PPTx Untirta.pptxTemplate PPTx Untirta.pptx
Template PPTx Untirta.pptx
 

45974463DINKES.pptx

  • 1. PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER GIZI KELUARGA Dr. YULIANTO PRABOWO, Mkes. KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH RAKOR DKP PROV. JATENG, MAGELANG, 27 NOPEMBER 2018
  • 2. “JAWA TENGAH BERDIKARI DAN SEMAKIN SEJAHTERA. (TETEP) MBOTEN KORUPSI, MBOTEN NGAPUSI” 1. Membangun masyarakat Jawa Tengah yang religius, toleran dan guyup utuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Memperluas reformasi birokrasi melalui penguatan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota. 3.Mengurangi kemiskinan dan pengangguran dengan memperkuat basis ekonomi rakyat dan membuka ruang usaha baru. 4.Menjadikan rakyat Jawa Tengah lebih M I S I GUBERNUR JAWA TENGAH TAHUN 2018 - 2023
  • 3.
  • 4. INDEKS KELUARGA SEHAT (IKS) PROV. JAWA TENGAH Sumber: Aplikasi Keluarga Sehat 3 September 2018, 6 Oktober 2018 dan 12 November SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER 0,188 0,188 0,189 Kondisi November KOTA / KABUPATEN IKS PERINGKAT PROVINSI PERINGKAT NASIONAL KOTA SURAKARTA 0,375 1 5 KOTA MAGELANG 0,315 2 19 KOTA SEMARANG 0,315 3 19 KOTA TEGAL 0,283 4 36 KOTA SALATIGA 0,275 5 41 KLATEN 0,252 6 54 REMBANG 0,237 7 66 BOYOLALI 0,226 8 79 KUDUS 0,222 9 84 SUKOHARJO 0,222 10 84 PATI 0,217 11 92 PURBALINGGA 0,208 12 104 SRAGEN 0,186 13 122 DEMAK 0,184 14 127 MAGELANG 0,181 15 137 SEMARANG 0,175 16 148 KARANGANYAR 0,172 17 151 BATANG 0,168 18 159 KOTA PEKALONGAN 0,166 19 165 PURWOREJO 0,162 20 175 KENDAL 0,157 21 185 GROBOGAN 0,155 22 191 TEMANGGUNG 0,154 23 193 KEBUMEN 0,151 24 202 BANYUMAS 0,143 25 221 JEPARA 0,141 26 227 BLORA 0,137 27 238 PEKALONGAN 0,136 28 240 WONOGIRI 0,136 29 240 PEMALANG 0,114 30 297 CILACAP 0,113 31 302 TEGAL 0,112 32 305 BREBES 0,084 33 388 BANJARNEGARA 0,076 34 406 WONOSOBO 0,072 35 417
  • 5. CAPAIAN 12 INDIKATOR NASIONAL 17.08% 23.97% 35.17% 44.74% 45.88% 47.81% 79.54% 86.63% 86.69% 89.88% 91.69% 94.92% 17.08% 23.97% 35.17% 44.74% 45.88% 47.81% 79.54% 86.63% 86.69% 89.88% 91.69% 94.92% 15.78% 23.80% 34.72% 44.35% 44.55% 47.25% 79.40% 86.93% 86.39% 90.97% 91.66% 95.51% 0% 20% 40% 60% 80% 100% Penderita gangguan jiwa berat, diobati dan tidak ditelantarkan Penderita hipertensi yang berobat teratur Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar Anggota keluarga tidak ada yang merokok *) Keluarga mengikuti program KB *) Keluarga sudah menjadi anggota JKN Bayi mendapatkan ASI Eksklusif Pertumbuhan Balita dipantau Persalinan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan Keluarga memiliki akses/menggunakan jamban keluarga Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap *) Keluarga memiliki akses/menggunakan sarana air bersih Sumber: Aplikasi Keluarga Sehat 3 September 2018, 6 Oktober 2018 dan 12 November KETERANGAN SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER PROVINSI DI JAWA TENGAH
  • 6. 4.62 5.07 7.47 7.59 7.78 8.11 8.12 8.75 8.75 9.9 10.65 10.8 11.1 11.38 11.46 11.96 12.28 12.42 12.61 12.9 13.04 13.27 13.41 13.81 13.94 14.02 14.15 17.05 17.21 17.37 18.35 18.8 19.14 19.6 20.32 13.01 10.64 0 5 10 15 20 25 Kab/Kota Jawa Tengah Nasional Di atas Provinsi Jawa Tengah dan Nasional 15 Kabupaten (Blora 13,04%, Grobogan 13,27%, Demak 13,41%, Purworejo 13,81%, Cilacap 13,94%, Sragen 14,02%, Klaten 14,15%, Banyumas 17,05%, Banjarnegara 17,21%, Pemalang 17,37%, Rembang 18,35%, Purbalingga 18,80%, Brebes 19,14%, Kebumen 19,60%, dan Wonosobo 20,32%) Di bawah Provinsi Jawa Tengah dan di atas Nasional 10 Kabupaten (Kota Surakarta 10,65%, Kab. Batang 10,80%, Kendal 11,10%, Pati 11,38%, Temanggung 11,46%, Boyolali 11,96%, Karanganyar 12,28%, Magelang 12,42%, Pekalongan 12,61%, dan Wonogiri 12,90%) Di bawah Provinsi Jawa Tengah dan Nasional 10 Kabupaten/Kota (Kota Semarang 4,62%, Tegal 8,11%, Salatiga 5,07%, Pekalongan 7,47%, Magelang 8,75%, Kab. Kudus 7,59%, Semarang 7,78%, Jepara 8,12%, Kab. Sukoharjo 8,5%, dan Tegal 9,0%) POSISI RELATIF TINGKAT KEMISKINAN KABUPATEN/ KOTA DIBANDINGKAN NASIONAL DAN PROVINSI (PERIODE MARET 2017*) *) data rilis terakhir BPS Jateng
  • 7. 2 3 4 6 7 7 8 9 9 10 10 11 11 11 12 12 13 14 14 14 14 15 15 15 16 16 16 18 18 20 21 23 25 25 31 - 5 10 15 20 25 30 35 KASUS KEMATIAN IBU PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 475
  • 9. PRIORITAS LOCUS MASALAH AKI DAN KEMISKINAN PROVINSI JATENG (-) (-) KEMISKINAN A K I Kab.Temanggung Kab.Demak Kab.Kebumen Kota Surakarta Kab.Banyumas Kab.Magelang Kab.Wonogiri Kab.Grobogan Kab.Sragen Kab.Wonosobo Kab.Purbalingga Kab.Karanganyar Kab.Cilacap Kab.Banjarnegara Kab.Batang Kab.Blora Kab.Klaten Kab.Pekalongan Kab.Pemalang Kab.Boyolali Kab.Brebes Kab.Pati Kab.Purworejo Kab.Kendal Kab.Rembang Kota Salatiga Kota Magelang Kota Pekalongan Kab.Semarang Kota Semarang Kab.Kudus Kab.Jepara Kab.Tegal Kota Tegal Kab.Sukoharjo KUADRAN I AKI (-) Kemsikinan (-) Prioritas I AKI KUADRAN II AKI (-) Kemsikinan (+) Prioritas II AKI KUADRAN III AKI (+) Kemsikinan (-) Prioritas III AKI KUADRAN IV AKI (+) Kemsikinan (+) Prioritas IV AKI Komitmen Pimpinan, Linsek, Pemberdayaan dan Parsisipasi Masyarakat Dukungan Pemda, Lintas Sektor, Pemberdayaan dan Parsisipasi Masyarakat Linsek, Komitmen Pemda, Pemberdayaan dan Parsisipasi Masyarakat Maintenance Monitoring - Evaluasi
  • 10. FISKAL A KI PRIORITAS LOCUS MASALAH AKI DAN KEMAPUAN FISKAL DAERAH Kab.Pekalongan Kab.Semarang Kota Pekalongan Kota Salatiga Kota Magelang Kota Semarang Kab.Blora Kab.Banjarnega ra Kab.Pemalang Kab.Pati Kab.Brebes (-) (-) Kab.Wonogiri Kab.Wonosobo Kab.Grobogan Kab.Purbalingga Kab.Kebumen Kab.Demak Kab.Boyolali Kab.Batang Kab.Klaten Kab.Purworejo Kab.Rembang Kab.Kendal Kab.Temanggung Kab.Cilacap Kab.Sragen Kab.Magelang Kab.Tegal Kab.Jepara Kab.Karanganyar Kab.Sukoharjo KUADRAN I AKI (-) Fiskal (-) Prioritas I AKI KUADRAN II AKI (-) Fiskal (+) Prioritas I AKI KUADRAN III AKI (+) Fiskal (-) Prioritas III AKI KUADRAN IV AKI (+) Fiskal (+) Prioritas IV AKI Kab.Banyumas Kab.Kudus Kota Surakarta Kota Tegal Prioritas & Keseimbangan Anggaran. SDM Dukungan Anggaran. Maintenance Monitoring - Evaluasi Dukungan Kesehatan dlm Pembangunan
  • 12. STUNTI N PRIORITAS LOCUS MASALAH STUNTING & KEMISKINAN PROVINSI JATENG (-) (-) KUADRAN I Stunting (-) Kemiskinan (-) Prioritas I StunitingI KUADRAN II Stunting (-) Kemiskinan (+) Prioritas I StuntingI KUADRAN III Stunting (+) Kemiskinan (-) Prioritas III Stunting KUADRAN IV Stunting (+) Kemiskinan (+) Prioritas IV Stunting KEMISKINAN Kota Pekalongan Kab.Tegal Kab.Karanganyar Kab.Wonogiri Kab.Banyumas Kab.Sragen Kab.Purworejo Kab.Demak Kab.Boyolali Kab.Kendal Kab.Klaten Kab.Cilacap Kab.Purbalingga Komitmen Pimpinan, Linsek, Pemberdayaan dan Parsisipasi Masyarakat Linsek, Komitmen Pemda, Pemberdayaan dan Parsisipasi Masyarakat Dukungan Pemda, Lintas Sektor, Pemberdayaan dan Parsisipasi Masyarakat Kota Surakarta Kab.Kudus Kab.Semarang Kota Magelang Kota Salatiga Kota Semarang Kota Tegal Kab.Banjarnegara Kab.Kebumen Kab.Wonosobo Kab.Magelang Kab.Grobogan Kab.Blora Kab.Rembang Kab.Pati Kab.Temanggung Kab.Batang Kab.Pekalongan Kab.Pemalang Kab.Brebes
  • 14. A K B PRIORITAS LOCUS MASALAH AKB DAN KEMISKINAN PROVINSI JATENG (-) (-) KUADRAN I Stunting (-) Kemiskinan (-) Prioritas I AKB KUADRAN II Stunting (-) Kemiskinan (+) Prioritas I AKB KUADRAN III Stunting (+) Kemiskinan (-) Prioritas III AKB KUADRAN IV Stunting (+) Kemiskinan (+) Prioritas IV AKB KEMISKINAN Komitmen Pimpinan, Linsek, Pemberdayaan dan Parsisipasi Masyarakat Linsek, Komitmen Pemda, Pemberdayaan dan Parsisipasi Masyarakat Dukungan Pemda, Lintas Sektor, Pemberdayaan dan Parsisipasi Masyarakat Kab.Blora Kab.Rembang Kab.Temanggung Kab.Kendal Kab.Batang Kab.Brebes Kab.Banjarnegara Kab.Purworejo Kab.Wonosobo Kab.Klaten Kab.Wonogiri Kab.Karanganyar Kab.Grobogan Kab.Sukoharjo Kab.Kudus Kab.Jepara Kab.Semarang Kab.Tegal Kota Semarang Kota Magelang Kota Salatiga Kota Pekalongan Kota Tegal Kab.Demak Kab.Pekalongan Kab.Pemalang Kota Surakarta Kab.Cilacap Kab.Banyumas Kab.Purbalingga Kab.Kebumen Kab.Magelang Kab.Boyolali Kab.Sragen Kab.Pati
  • 15. 118,62 126,55 111,16 109,65 88,58 77,10 118 118 117 117 116 0 20 40 60 80 100 120 140 2013 2014 2015 2016 2017 2018 AKI TARGET ANGKA KEMATIAN IBU TAHUN 2013 - 2017
  • 16. ANGKA KEMATIAN BAYI TAHUN 2013 - 2017
  • 17. 11,8 11,9 11,85 11,8 11,75 11 11,8 11,54 11,64 11,8 10,47 9,5 10 10,5 11 11,5 12 12,5 2013 2014 2015 2016 2017 2018 TARGET AKABA AKABA TAHUN 2013 - 2017 17
  • 18. INDONESIA MENGHADAPI BEBAN GANDA MASALAH GIZI (Double Burden of Malnutrition) 18 Indonesia termasuk dalam 17 negara dengan 3 masalah gizi terjelek, diantara 117 negara negara di dunia (Global Nutrition Report, 2014) 37.2% Balita Pendek 12.1 % Balita Kurus 28,9% Kegemukan pada Penduduk >18 th • Kondisi pertumbuhan pendek dan kurus pada Balita : • menghambat kemampuan kognitif (inteligensia) dan motorik anak • meningkatkan risiko PTM pada masa dewasa, • Kegemukan pada orang dewasa merupakan faktor risiko PTM 11,9 % Balita dgn Berat Badan Kurang
  • 19.
  • 20. MASALAH GIZI JAWA TENGAH Status Gizi (Data PSG 2015-2016) Ambang batas Masalah (WHO,2010) Pemantauan Status Gizi (%) 2014 2015 2016 2017 > 10% 15.17 16.0 16.86 17.01 > 20% 22,57 24,8 23.00 28.52 > 5% 8.18 9.10 9.60 9.28 Balita Gizi Kurang- BB/U (underwight) Balita Pendek – TB/U (stunting) Balita Kurus- BB/TB (wasting)
  • 21.
  • 22.
  • 23. Sumber: Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000) Konsekuensi Pembangunan Pangan dalam Perbaikan Gizi Masyarakat Pertumbuhan massa tubuh dan komposisi badan Metabolisme glukosa, lipids, protein Hormon/receptor/gen Perkembangan otak Kognitif dan Prestasi belajar Kekebalan, Kapasitas kerja Diabetes, Obesitas, Jantung dan pemb darah, kanker, stroke, dan disabilitas lansia Gangguan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan (janin dan bayi 2 tahun) Dampak jangka pendek Dampak jangka panjang Dampak gangguan gizi: - Kemampuan kognitif, fisik dan penyakit - Konsekuensi penurunan produktifitas, daya saing dan pertumbuhan ekonomi 23
  • 24. Distribusi Penyakit di Indonesia Berdasarkan Penyebab, 1990-2010 Pola penyakit dalam 2 dekade telah berubah, semula TB, HIV, Kusta, Filariasis, Pernafasan Akut, menjadi stroke, penyakit jantung, dan diabetes. 24 Analisis Kausalitas Pangan dan Gizi
  • 25. Pergeseran Penyebab Kematian di Indonesia tahun 1990, 2010, dan 2015 Pembiayaan nasional akan meningkat diperkirakan tahun 2020 5,8 M USD Analisis Kausalitas Pangan dan Gizi 25
  • 26. Tren terakhir PTM/Penyakit Kronis dan Kelebihan Gizi di Indonesia PTM dan Kelebihan Gizi (proporsi dan kelompok umur) Riskesdas Metode 2007 2013 Stroke (per mil ≥15 tahun) 8.3 12.1 Wawancara Hipertensi (≥18 tahun) 7.6 9.5 Wawancara 31.7 25.8 Pengukuran klinis Diabetes (% ≥15 tahun) 1.1 2.1 Wawancara 5.7 6.9 Pengukuran klinis Pre-diabetes (% ≥15 tahun) 10.2 36.3 Pengukuran klinis Kolesterol tinggi(% ≥15 tahun) 35.9 Pengukuran klinis Low High Density Lipoproteins (% ≥15 tahun) 22.9 Pengukuran klinis High Low Density Lipoproteins (% ≥15 tahun) 15.9 Pengukuran klinis High triglycerides (% ≥15 tahun) 11.9 Pengukuran klinis Overweight dan obesitas (%≥18 tahun) 19.1 26.0 Pengukuran Overweight dan obesitas (%<5 tahun) 12.2 11.9 Pengukuran Obesitas sentral (%≥18 tahun) 18.8 26.6 Pengukuran Analisis Kausalitas Pangan dan Gizi 26
  • 27. Prevalensi Penyakit Stroke berdasarkan Status Sosio-ekonomi Riskesdas 2013 menunjukan, stroke bukan penyakit kelas menengah ke atas namun berkaitan dengan kekurangan gizi kronis pada saat periode kiritis, 1000 HPK dan gaya hidup Analisis Kausalitas Pangan dan Gizi 27
  • 28. 28 PENDEKATAN “CONTINUUM OF CARE” & “LIFE CYCLE” BERKESINAMBUNGAN & THD SELURUH TAHAPAN SIKLUS HIDUP MANUSIA PENDEKATAN KELUARGA
  • 29. SASARAN RENCANA AKSI NASIONAL PANGAN DAN GIZI No Indikator Status awal (2014) Target 2019 1 Skor PPH 83,4 92,5 2 Tingkat konsumsi kalori (kkal/kapita/hari) 1967 Kkal 2150 Kkal 3 Konsumsi ikan (kg/kap/tahun) 38,0 54,5 4 Prevalensi anemia pada ibu hamil (%) 37,1 28 5 Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (%) 10,2 8 6 Persentase bayi dengan usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif (%) 38,0 50 7 Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita (%) 19,6 17 8 Prevalensi kurus (wasting) pada anak balita (%) 12 9,5 9 Prevalensi pendek dan sangat pendek (stunting) pada anak baduta (bayi di bawah 2 tahun) (%) 32,9 28 10 Prevalensi berat badan lebih dan obesitas pada penduduk usia >18 tahun (%) 15,4 15,4
  • 30. GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI (Perpres Nomor 42 Tahun 2013)
  • 31. Gerakan Nasional Sadar Gizi Upaya bersama pemerintah dan masyarakat melalui penggalangan, partisipasi & kepedulian pemangku kepentingan yang terencana dan terkoordinasi untuk percepatan perbaikan gizi masyarakat, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan.
  • 32. 32
  • 33. PERBAIKAN GIZI KELUARGA Representasi kecukupan asupan gizi untuk seluruh anggota keluarga Kecukupan gizi keluarga menggambarkan tingkat ketersediaan pangan dalam keluarga Ketersediaan pangan keluarga tergantung pada ketersediaan pangan daerah (s/d tingkat pasaran) Ketersediaan Pangan Kuantitas cukup : jumlah memenuhi kebutuhan Kualitas baik : bermutu dan beragam
  • 34. BAGAIMANA MEMENUHI KECUKUPAN GIZI KELUARGA ?  PEDOMAN GIZI SEIMBANG  MAKANAN BERAGAM, BERGIZI, SEIMBANG, & AMAN (B2SA)
  • 35. MAKANAN LOKAL UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN GIZI KELUARGA
  • 36. GIZI SEIMBANG : Susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.
  • 38. Empat Pilar Gizi Seimbang 1. Mengonsumsi anekaragam pangan 2. Membiasakan perilaku hidup bersih 3. Melakukan aktivitas fisik 4.Memantau Berat Badan (BB) secara teratur untuk mempertahankan berat badan normal
  • 39. PEDOMAN GIZI SEIMBANG : 1. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan 2. Perbanyak makan sayuran dan cukup buah-buahan 3. Biasakan mengkonsumsi laukpauk mengandung protein tinggi 4. Biasakan mengkonsumsi aneka ragam makanan pokok 5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak 6. Biasakan sarapan pagi 7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman 8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan 9. Cuci tangan pakai sabun dengan air besih mengalir 10.Lakukan aktifitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal
  • 40. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan Bersyukur atas khasanah kuliner asli Indonesia. Ketersediaan aneka bahan pangan lokal, baik pangan nabati maupun hewani. Keragaman olahan pangan dan jenis masakan. Kekayaan paduan menu/hidangan Nusantara. Kreatifitas dan inovasi kuliner kekinian dari pangan lokal. 1.
  • 41. Perbanyak makan sayuran dan buah Sayur dan buah kaya akan vitamin dan mineral, sumber zat pengatur/pemelihara kesehatan tubuh. Makanan rendah kalori dan tinggi serat, untuk keseimbangan asupan energi. Tersedia dalam jenis yang beraneka ragam. Bisa dimakan mentah ataupun matang. Sumber anti oksidan untuk mencegah penyakit kanker. 2.
  • 42. Biasakan mengkonsumsi protein tinggi Sumber nutrisi pertumbuhan, penting untuk bayi dan anak balita, ibu hamil dan ibu menyusui, remaja dan lansia. Protein bermutu tinggi berasal dari protein hewani. Protein hewani juga penting untuk mencegah anemi. Ikan merupakan sumber protein hewani yang baik, karena mengandung asam lemak tak jenuh ganda. 3.
  • 43. Konsumsi aneka ragam makanan pokok Konsumsi aneka ragam makanan pokok melengkapi nutrisi sehari-hari. Ketergantungan pada satu makanan pokok akan mengganggu keseimbangan nutrisi. Ketergantungan pada satu makanan pokok akan menyulitkan kontinuitas ketersediaan pangan tsb. 4.
  • 44. Batasi konsumsi pangan manis, asin, berlemak Berhubungan dengan berjangkitnya penyakit degeneratif. Manis : diabetes mellitus Asin : hipertensi Lemak : jantung koroner, stroke. 5.
  • 45. Biasakan sarapan pagi Ditujukan terutama untuk anak sekolah, sebagai suplai energi dalam proses belajar. Mencegah makanan yang tidak sehat yang dikonsumsi di sekolah. Memberikan makanan yang lebih lengkap nilai gizinya. Catatan : hati-hati dengan iklan. 6.
  • 46. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman Air termasuk zat gizi, merupakan unsur utama pembangunan jaringan/organ tubuh. Air merupakan katalisator metabolisme zat gizi. Air menjadi pelarut banyak vitamin dan mineral agar bisa dicerna dan dimetabolisme. Air menjadi pelarut zat-zat sisa metabolisme yang harus dibuang keluar tubuh. Air yang kurang bersih sumber penularan penyakit. 7.
  • 47. Biasakan membaca label pada kemasan pangan Pangan kemasan meskipun memberikan kepraktisan, tetapi menyimpan potensi bahaya penyakit. Pengamatan perubahan bentuk, warna, bau pada makanan kemasan sangat penting untuk menghindari terjangkitnya berbagai penyakit. Cermati tanggal kedaluwarsa makanan kemasan. 8.
  • 48. Cuci tangan pakai sabun dgn air besih mengalir Berkaitan dengan higiene penjamah makanan. Sederhana tetapi sangat berguna. 9.
  • 49. Aktifitas fisik dan jaga berat badan normal Aktifitas fisik dan olah raga setiap hari merupakan kebutuhan untuk memelihara kesehatan dan kebugaran tubuh. Semua bagian tubuh sesungguhnya membutuhkan latihan gerak untuk mempertahankan fungsinya. “Kesehatan memang bukan segalanya, tetapi tanpa kesehatan segalanya tidak ada artinya”. 10.
  • 50. HIDUP LEBIH SEHAT DENGAN MAKANAN LOKAL