[Ringkasan]
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan data stunting dan keluarga berisiko stunting di 21 desa di Kecamatan Palas dari tahun 2019 hingga Februari 2023;
2. Ada beberapa inovasi penanganan stunting yang dilakukan seperti KMS BESTI, LUMPANG BESTI, dan KOMPAK MASEE;
3. TPPS Kecamatan dan Desa melakukan berbagai kegiatan untuk menurunkan stunting seperti verifikasi
juknisDinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan cakupan program setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur cq Sub Subtansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat sesuai format dalam Lampiran. Untuk meningkatkan kemampuan pendamping dalam pendampingan
>> Materi:
Strategi komunikasi pendampingan menggunakan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) >> tenaga Promkes
Cara pengukuran antropometri dan aplikasi Buaian >> tenaga Gizi
Cara menentukan ibu hamil anemia >> Bidan
Pelaksanaan skrining TBC terhadap ibu hamil (e-Tibi) >> PJ program TBC
Pelaksanaan skrining Penyakit Tidak Menular pada ibu hamil (Hipertensi = e-Desi) 🡪PJ Program Hipertensi
>> Sasaran: 100 orang kader pendamping
[Ringkasan]
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan data stunting dan keluarga berisiko stunting di 21 desa di Kecamatan Palas dari tahun 2019 hingga Februari 2023;
2. Ada beberapa inovasi penanganan stunting yang dilakukan seperti KMS BESTI, LUMPANG BESTI, dan KOMPAK MASEE;
3. TPPS Kecamatan dan Desa melakukan berbagai kegiatan untuk menurunkan stunting seperti verifikasi
juknisDinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan cakupan program setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur cq Sub Subtansi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat sesuai format dalam Lampiran. Untuk meningkatkan kemampuan pendamping dalam pendampingan
>> Materi:
Strategi komunikasi pendampingan menggunakan Komunikasi Antar Pribadi (KAP) >> tenaga Promkes
Cara pengukuran antropometri dan aplikasi Buaian >> tenaga Gizi
Cara menentukan ibu hamil anemia >> Bidan
Pelaksanaan skrining TBC terhadap ibu hamil (e-Tibi) >> PJ program TBC
Pelaksanaan skrining Penyakit Tidak Menular pada ibu hamil (Hipertensi = e-Desi) 🡪PJ Program Hipertensi
>> Sasaran: 100 orang kader pendamping
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Posyandu untuk mencapai target penurunan stunting dan AKI-AKB. Beberapa program yang dijelaskan adalah peningkatan cakupan imunisasi, pemberian makanan tambahan, edukasi gizi, serta transformasi layanan kesehatan ibu dan anak di Posyandu seperti kunjungan rumah dan kelas ibu hamil & balita. Data menunjukkan korelasi yang lemah ant
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kualitas Posyandu dan pelayanan kesehatan primer untuk menurunkan stunting dan AKI-AKB di Indonesia. Beberapa program kunci adalah meningkatkan cakupan Posyandu aktif, memperkuat pemantauan tumbuh kembang anak, edukasi gizi, dan layanan antenatal untuk ibu hamil. Capaian indikator Posyandu aktif pada 2022 masih di bawah target RPJMN, menunjukkan perlu
Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah kota Semarang dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak melalui program Sayangi Dampingi Ibu Anak Kota Semarang dengan melakukan integrasi data dan layanan kesehatan lintas sektor, serta keterlibatan masyarakat. Program tersebut diharapkan dapat menjamin akses layanan kesehatan yang menyeluruh bagi ibu hamil, bersalin, dan anak.
Upaya pemerintah dalam mencegah stunting meliputi program posyandu, pemberian tablet tambah darah, dan kampanye gizi. Stunting berdampak buruk pada pembangunan kesehatan karena menurunkan kualitas SDM. Pemerintah berupaya menurunkan stunting melalui kerja sama lintas sektor dan program berbasis masyarakat. Kendala meliputi kurangnya komitmen bersama dan pengembangan program berbasis sumber daya lokal.
Diseminasi dan Publikasi hasil Pengukuran Pertumbuhan dan Perkembangan.pptxjunk40
Surveilans gizi adalah kegiatan pengamatan status gizi masyarakat secara teratur dan berkelanjutan untuk mengambil keputusan dalam meningkatkan status gizi. Dokumen ini menjelaskan cara melakukan surveilans gizi melalui pengumpulan data secara rutin dari berbagai sumber untuk dianalisis dan diinterpretasi agar hasilnya dapat digunakan untuk tindakan yang tepat waktu dalam rangka meningkatkan status g
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Muh Saleh
Disain dan Lokasi
Survei potong lintang menggunakan kerangka sampel Blok
Sensus (BS) Susenas bulan Maret 2018 dari BPSPopulasi adalah rumah tangga mencakup seluruh provinsi dan
kabupaten/kota (34 Provinsi, 416 kabupaten dan 98 kota) di
Indonesia
Sumber : Bahan Paparan Litbangkes Kemenkes RI
Paparan penanganan masalah sosial kemasyarakatanWdd Wuryanto
Dokumen tersebut membahas kebijakan pemerintah dalam menangani masalah sosial melalui koordinasi antar kementerian dan program-program seperti penanggulangan kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan pengangguran."
Dokumen tersebut membahas upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir. Data menunjukkan bahwa sebagian besar kematian terjadi pada masa nifas dan bayi baru lahir kurang dari satu minggu, sehingga perlu ditingkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kehamilan, persalinan, dan nifas.
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017Muh Saleh
Paparan rencana kerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2017 yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan. Dokumen ini membahas tema pembangunan kesehatan, capaian, permasalahan, dan program prioritas kesehatan tahun 2017 seperti layanan kesehatan ibu dan anak, gizi masyarakat, sanitasi dan pencegahan penyakit.
Analisis situasi Kota Serang membahas tentang profil kesehatan dan sosial ekonomi masyarakat Kota Serang. Prevalensi stunting masih diatas standar WHO dan Kota Serang masuk kategori kuning untuk kasus stunting. Dilakukan analisis terhadap ketersediaan sumber daya, anggaran, dan kebijakan untuk percepatan penurunan stunting.
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Posyandu untuk mencapai target penurunan stunting dan AKI-AKB. Beberapa program yang dijelaskan adalah peningkatan cakupan imunisasi, pemberian makanan tambahan, edukasi gizi, serta transformasi layanan kesehatan ibu dan anak di Posyandu seperti kunjungan rumah dan kelas ibu hamil & balita. Data menunjukkan korelasi yang lemah ant
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kualitas Posyandu dan pelayanan kesehatan primer untuk menurunkan stunting dan AKI-AKB di Indonesia. Beberapa program kunci adalah meningkatkan cakupan Posyandu aktif, memperkuat pemantauan tumbuh kembang anak, edukasi gizi, dan layanan antenatal untuk ibu hamil. Capaian indikator Posyandu aktif pada 2022 masih di bawah target RPJMN, menunjukkan perlu
Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah kota Semarang dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak melalui program Sayangi Dampingi Ibu Anak Kota Semarang dengan melakukan integrasi data dan layanan kesehatan lintas sektor, serta keterlibatan masyarakat. Program tersebut diharapkan dapat menjamin akses layanan kesehatan yang menyeluruh bagi ibu hamil, bersalin, dan anak.
Upaya pemerintah dalam mencegah stunting meliputi program posyandu, pemberian tablet tambah darah, dan kampanye gizi. Stunting berdampak buruk pada pembangunan kesehatan karena menurunkan kualitas SDM. Pemerintah berupaya menurunkan stunting melalui kerja sama lintas sektor dan program berbasis masyarakat. Kendala meliputi kurangnya komitmen bersama dan pengembangan program berbasis sumber daya lokal.
Diseminasi dan Publikasi hasil Pengukuran Pertumbuhan dan Perkembangan.pptxjunk40
Surveilans gizi adalah kegiatan pengamatan status gizi masyarakat secara teratur dan berkelanjutan untuk mengambil keputusan dalam meningkatkan status gizi. Dokumen ini menjelaskan cara melakukan surveilans gizi melalui pengumpulan data secara rutin dari berbagai sumber untuk dianalisis dan diinterpretasi agar hasilnya dapat digunakan untuk tindakan yang tepat waktu dalam rangka meningkatkan status g
Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) Tahun 2018Muh Saleh
Disain dan Lokasi
Survei potong lintang menggunakan kerangka sampel Blok
Sensus (BS) Susenas bulan Maret 2018 dari BPSPopulasi adalah rumah tangga mencakup seluruh provinsi dan
kabupaten/kota (34 Provinsi, 416 kabupaten dan 98 kota) di
Indonesia
Sumber : Bahan Paparan Litbangkes Kemenkes RI
Paparan penanganan masalah sosial kemasyarakatanWdd Wuryanto
Dokumen tersebut membahas kebijakan pemerintah dalam menangani masalah sosial melalui koordinasi antar kementerian dan program-program seperti penanggulangan kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan pengangguran."
Dokumen tersebut membahas upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir. Data menunjukkan bahwa sebagian besar kematian terjadi pada masa nifas dan bayi baru lahir kurang dari satu minggu, sehingga perlu ditingkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kehamilan, persalinan, dan nifas.
Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017Muh Saleh
Paparan rencana kerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat tahun 2017 yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan. Dokumen ini membahas tema pembangunan kesehatan, capaian, permasalahan, dan program prioritas kesehatan tahun 2017 seperti layanan kesehatan ibu dan anak, gizi masyarakat, sanitasi dan pencegahan penyakit.
Analisis situasi Kota Serang membahas tentang profil kesehatan dan sosial ekonomi masyarakat Kota Serang. Prevalensi stunting masih diatas standar WHO dan Kota Serang masuk kategori kuning untuk kasus stunting. Dilakukan analisis terhadap ketersediaan sumber daya, anggaran, dan kebijakan untuk percepatan penurunan stunting.
1. PANGAN LOKAL
SEBAGAI
SUMBER GIZI KELUARGA
Dr. YULIANTO PRABOWO, Mkes.
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH
RAKOR DKP PROV. JATENG, MAGELANG, 27 NOPEMBER 2018
2. “JAWA TENGAH BERDIKARI DAN
SEMAKIN SEJAHTERA. (TETEP)
MBOTEN KORUPSI, MBOTEN
NGAPUSI”
1. Membangun masyarakat Jawa Tengah yang religius, toleran
dan guyup utuk menjaga Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Memperluas reformasi birokrasi melalui penguatan koordinasi
dengan Pemerintah Kabupaten/Kota.
3.Mengurangi kemiskinan dan pengangguran
dengan memperkuat basis ekonomi rakyat dan membuka
ruang usaha baru.
4.Menjadikan rakyat Jawa Tengah lebih
M I S I
GUBERNUR JAWA TENGAH TAHUN 2018 - 2023
3.
4. INDEKS KELUARGA SEHAT (IKS)
PROV. JAWA TENGAH
Sumber: Aplikasi Keluarga Sehat 3 September 2018, 6 Oktober 2018 dan 12 November
SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
0,188 0,188 0,189
Kondisi November
KOTA / KABUPATEN IKS
PERINGKAT
PROVINSI
PERINGKAT
NASIONAL
KOTA SURAKARTA 0,375 1 5
KOTA MAGELANG 0,315 2 19
KOTA SEMARANG 0,315 3 19
KOTA TEGAL 0,283 4 36
KOTA SALATIGA 0,275 5 41
KLATEN 0,252 6 54
REMBANG 0,237 7 66
BOYOLALI 0,226 8 79
KUDUS 0,222 9 84
SUKOHARJO 0,222 10 84
PATI 0,217 11 92
PURBALINGGA 0,208 12 104
SRAGEN 0,186 13 122
DEMAK 0,184 14 127
MAGELANG 0,181 15 137
SEMARANG 0,175 16 148
KARANGANYAR 0,172 17 151
BATANG 0,168 18 159
KOTA PEKALONGAN 0,166 19 165
PURWOREJO 0,162 20 175
KENDAL 0,157 21 185
GROBOGAN 0,155 22 191
TEMANGGUNG 0,154 23 193
KEBUMEN 0,151 24 202
BANYUMAS 0,143 25 221
JEPARA 0,141 26 227
BLORA 0,137 27 238
PEKALONGAN 0,136 28 240
WONOGIRI 0,136 29 240
PEMALANG 0,114 30 297
CILACAP 0,113 31 302
TEGAL 0,112 32 305
BREBES 0,084 33 388
BANJARNEGARA 0,076 34 406
WONOSOBO 0,072 35 417
6. 4.62
5.07
7.47
7.59
7.78
8.11
8.12
8.75
8.75
9.9
10.65
10.8
11.1
11.38
11.46
11.96
12.28
12.42
12.61
12.9
13.04
13.27
13.41
13.81
13.94
14.02
14.15
17.05
17.21
17.37
18.35
18.8
19.14
19.6
20.32
13.01
10.64
0
5
10
15
20
25
Kab/Kota Jawa Tengah Nasional
Di atas Provinsi Jawa
Tengah dan Nasional
15 Kabupaten
(Blora 13,04%, Grobogan 13,27%, Demak 13,41%, Purworejo 13,81%, Cilacap 13,94%, Sragen 14,02%, Klaten 14,15%,
Banyumas 17,05%, Banjarnegara 17,21%, Pemalang 17,37%, Rembang 18,35%, Purbalingga 18,80%, Brebes 19,14%,
Kebumen 19,60%, dan Wonosobo 20,32%)
Di bawah Provinsi Jawa
Tengah dan di atas
Nasional
10 Kabupaten
(Kota Surakarta 10,65%, Kab. Batang 10,80%, Kendal 11,10%, Pati 11,38%, Temanggung 11,46%, Boyolali 11,96%,
Karanganyar 12,28%, Magelang 12,42%, Pekalongan 12,61%, dan Wonogiri 12,90%)
Di bawah Provinsi Jawa
Tengah dan Nasional
10 Kabupaten/Kota
(Kota Semarang 4,62%, Tegal 8,11%, Salatiga 5,07%, Pekalongan 7,47%, Magelang 8,75%, Kab. Kudus 7,59%, Semarang
7,78%, Jepara 8,12%, Kab. Sukoharjo 8,5%, dan Tegal 9,0%)
POSISI RELATIF TINGKAT KEMISKINAN KABUPATEN/ KOTA DIBANDINGKAN
NASIONAL DAN PROVINSI (PERIODE MARET 2017*)
*) data rilis terakhir BPS Jateng
7. 2
3
4
6
7 7
8
9 9
10 10
11 11 11
12 12
13
14 14 14 14
15 15 15
16 16 16
18 18
20
21
23
25 25
31
-
5
10
15
20
25
30
35
KASUS KEMATIAN IBU
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017
475
9. PRIORITAS LOCUS MASALAH AKI
DAN KEMISKINAN PROVINSI JATENG
(-)
(-)
KEMISKINAN
A
K
I
Kab.Temanggung
Kab.Demak
Kab.Kebumen
Kota Surakarta
Kab.Banyumas
Kab.Magelang
Kab.Wonogiri
Kab.Grobogan
Kab.Sragen
Kab.Wonosobo
Kab.Purbalingga
Kab.Karanganyar
Kab.Cilacap
Kab.Banjarnegara
Kab.Batang
Kab.Blora
Kab.Klaten
Kab.Pekalongan
Kab.Pemalang
Kab.Boyolali
Kab.Brebes
Kab.Pati
Kab.Purworejo
Kab.Kendal
Kab.Rembang
Kota Salatiga
Kota Magelang
Kota Pekalongan
Kab.Semarang
Kota Semarang
Kab.Kudus
Kab.Jepara
Kab.Tegal
Kota Tegal
Kab.Sukoharjo
KUADRAN I
AKI (-)
Kemsikinan (-)
Prioritas I AKI
KUADRAN II
AKI (-)
Kemsikinan (+)
Prioritas II AKI
KUADRAN III
AKI (+)
Kemsikinan (-)
Prioritas III AKI
KUADRAN IV
AKI (+)
Kemsikinan (+)
Prioritas IV AKI
Komitmen
Pimpinan, Linsek,
Pemberdayaan dan
Parsisipasi
Masyarakat
Dukungan
Pemda, Lintas
Sektor,
Pemberdayaan
dan Parsisipasi
Masyarakat
Linsek, Komitmen
Pemda,
Pemberdayaan
dan Parsisipasi
Masyarakat
Maintenance
Monitoring -
Evaluasi
10. FISKAL
A
KI
PRIORITAS LOCUS MASALAH AKI
DAN KEMAPUAN FISKAL DAERAH
Kab.Pekalongan
Kab.Semarang
Kota Pekalongan
Kota Salatiga
Kota Magelang
Kota Semarang
Kab.Blora
Kab.Banjarnega
ra
Kab.Pemalang
Kab.Pati
Kab.Brebes
(-)
(-)
Kab.Wonogiri
Kab.Wonosobo
Kab.Grobogan
Kab.Purbalingga
Kab.Kebumen
Kab.Demak
Kab.Boyolali
Kab.Batang
Kab.Klaten
Kab.Purworejo
Kab.Rembang
Kab.Kendal
Kab.Temanggung
Kab.Cilacap
Kab.Sragen
Kab.Magelang
Kab.Tegal
Kab.Jepara
Kab.Karanganyar Kab.Sukoharjo
KUADRAN I
AKI (-)
Fiskal (-)
Prioritas I AKI
KUADRAN II
AKI (-)
Fiskal (+)
Prioritas I AKI
KUADRAN III
AKI (+)
Fiskal (-)
Prioritas III AKI
KUADRAN IV
AKI (+)
Fiskal (+)
Prioritas IV AKI
Kab.Banyumas
Kab.Kudus
Kota Surakarta
Kota Tegal
Prioritas &
Keseimbangan
Anggaran.
SDM
Dukungan
Anggaran.
Maintenance
Monitoring -
Evaluasi
Dukungan
Kesehatan dlm
Pembangunan
12. STUNTI
N
PRIORITAS LOCUS MASALAH STUNTING &
KEMISKINAN PROVINSI JATENG
(-)
(-)
KUADRAN I
Stunting (-)
Kemiskinan (-)
Prioritas I StunitingI
KUADRAN II
Stunting (-)
Kemiskinan (+)
Prioritas I StuntingI
KUADRAN III
Stunting (+)
Kemiskinan (-)
Prioritas III Stunting
KUADRAN IV
Stunting (+)
Kemiskinan (+)
Prioritas IV Stunting
KEMISKINAN
Kota Pekalongan
Kab.Tegal
Kab.Karanganyar
Kab.Wonogiri
Kab.Banyumas
Kab.Sragen
Kab.Purworejo
Kab.Demak
Kab.Boyolali
Kab.Kendal
Kab.Klaten
Kab.Cilacap
Kab.Purbalingga
Komitmen
Pimpinan,
Linsek,
Pemberdayaan
dan Parsisipasi
Masyarakat
Linsek, Komitmen
Pemda,
Pemberdayaan
dan Parsisipasi
Masyarakat
Dukungan
Pemda, Lintas
Sektor,
Pemberdayaan
dan Parsisipasi
Masyarakat
Kota Surakarta
Kab.Kudus
Kab.Semarang
Kota Magelang
Kota Salatiga
Kota Semarang
Kota Tegal
Kab.Banjarnegara
Kab.Kebumen
Kab.Wonosobo
Kab.Magelang
Kab.Grobogan
Kab.Blora
Kab.Rembang
Kab.Pati
Kab.Temanggung
Kab.Batang
Kab.Pekalongan
Kab.Pemalang
Kab.Brebes
14. A
K
B
PRIORITAS LOCUS MASALAH AKB
DAN KEMISKINAN PROVINSI
JATENG
(-)
(-)
KUADRAN I
Stunting (-)
Kemiskinan (-)
Prioritas I AKB
KUADRAN II
Stunting (-)
Kemiskinan (+)
Prioritas I AKB
KUADRAN III
Stunting (+)
Kemiskinan (-)
Prioritas III AKB
KUADRAN IV
Stunting (+)
Kemiskinan (+)
Prioritas IV AKB
KEMISKINAN
Komitmen
Pimpinan, Linsek,
Pemberdayaan dan
Parsisipasi
Masyarakat
Linsek, Komitmen
Pemda,
Pemberdayaan
dan Parsisipasi
Masyarakat
Dukungan
Pemda, Lintas
Sektor,
Pemberdayaan
dan Parsisipasi
Masyarakat
Kab.Blora
Kab.Rembang
Kab.Temanggung
Kab.Kendal
Kab.Batang
Kab.Brebes
Kab.Banjarnegara
Kab.Purworejo
Kab.Wonosobo
Kab.Klaten
Kab.Wonogiri
Kab.Karanganyar
Kab.Grobogan
Kab.Sukoharjo
Kab.Kudus
Kab.Jepara
Kab.Semarang
Kab.Tegal
Kota
Semarang
Kota Magelang
Kota Salatiga
Kota
Pekalongan
Kota Tegal
Kab.Demak
Kab.Pekalongan
Kab.Pemalang
Kota Surakarta
Kab.Cilacap
Kab.Banyumas
Kab.Purbalingga
Kab.Kebumen
Kab.Magelang
Kab.Boyolali
Kab.Sragen
Kab.Pati
18. INDONESIA MENGHADAPI BEBAN GANDA MASALAH GIZI
(Double Burden of Malnutrition)
18
Indonesia termasuk dalam 17 negara dengan 3
masalah gizi terjelek, diantara 117 negara
negara di dunia
(Global Nutrition Report, 2014)
37.2% Balita Pendek
12.1 % Balita Kurus
28,9% Kegemukan pada Penduduk
>18 th
• Kondisi pertumbuhan pendek dan kurus pada Balita :
• menghambat kemampuan kognitif (inteligensia) dan motorik anak
• meningkatkan risiko PTM pada masa dewasa,
• Kegemukan pada orang dewasa merupakan faktor risiko PTM
11,9 % Balita dgn Berat Badan
Kurang
19.
20. MASALAH GIZI JAWA TENGAH
Status Gizi
(Data PSG 2015-2016)
Ambang batas
Masalah
(WHO,2010)
Pemantauan Status Gizi (%)
2014 2015 2016 2017
> 10% 15.17 16.0 16.86 17.01
> 20% 22,57 24,8 23.00 28.52
> 5% 8.18 9.10 9.60 9.28
Balita Gizi Kurang- BB/U
(underwight)
Balita Pendek – TB/U
(stunting)
Balita Kurus- BB/TB
(wasting)
21.
22.
23. Sumber: Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000)
Konsekuensi Pembangunan Pangan dalam Perbaikan Gizi Masyarakat
Pertumbuhan
massa tubuh
dan komposisi badan
Metabolisme
glukosa, lipids, protein
Hormon/receptor/gen
Perkembangan
otak
Kognitif dan
Prestasi belajar
Kekebalan,
Kapasitas kerja
Diabetes, Obesitas,
Jantung dan pemb darah,
kanker, stroke,
dan disabilitas lansia
Gangguan gizi pada
1000 hari pertama
kehidupan
(janin dan
bayi 2 tahun)
Dampak jangka pendek Dampak jangka panjang
Dampak gangguan gizi:
- Kemampuan kognitif, fisik dan penyakit
- Konsekuensi penurunan produktifitas, daya saing dan pertumbuhan ekonomi
23
24. Distribusi Penyakit di Indonesia Berdasarkan Penyebab, 1990-2010
Pola penyakit dalam 2 dekade telah berubah, semula TB, HIV, Kusta, Filariasis,
Pernafasan Akut, menjadi stroke, penyakit jantung, dan diabetes.
24
Analisis Kausalitas Pangan dan Gizi
25. Pergeseran Penyebab Kematian di Indonesia tahun 1990, 2010, dan 2015
Pembiayaan nasional akan meningkat diperkirakan tahun 2020 5,8 M USD
Analisis Kausalitas Pangan dan Gizi
25
26. Tren terakhir PTM/Penyakit Kronis dan Kelebihan Gizi di Indonesia
PTM dan Kelebihan Gizi
(proporsi dan kelompok umur)
Riskesdas
Metode
2007 2013
Stroke (per mil ≥15 tahun) 8.3 12.1 Wawancara
Hipertensi (≥18 tahun) 7.6 9.5 Wawancara
31.7 25.8 Pengukuran klinis
Diabetes (% ≥15 tahun) 1.1 2.1 Wawancara
5.7 6.9 Pengukuran klinis
Pre-diabetes (% ≥15 tahun) 10.2 36.3 Pengukuran klinis
Kolesterol tinggi(% ≥15 tahun) 35.9 Pengukuran klinis
Low High Density Lipoproteins (% ≥15 tahun) 22.9 Pengukuran klinis
High Low Density Lipoproteins (% ≥15 tahun) 15.9 Pengukuran klinis
High triglycerides (% ≥15 tahun) 11.9 Pengukuran klinis
Overweight dan obesitas (%≥18 tahun) 19.1 26.0 Pengukuran
Overweight dan obesitas (%<5 tahun) 12.2 11.9 Pengukuran
Obesitas sentral (%≥18 tahun) 18.8 26.6 Pengukuran
Analisis Kausalitas Pangan dan Gizi
26
27. Prevalensi Penyakit Stroke berdasarkan Status Sosio-ekonomi
Riskesdas 2013 menunjukan, stroke bukan penyakit kelas menengah ke atas namun berkaitan
dengan kekurangan gizi kronis pada saat periode kiritis, 1000 HPK dan gaya hidup
Analisis Kausalitas Pangan dan Gizi
27
28. 28
PENDEKATAN “CONTINUUM OF CARE”
& “LIFE CYCLE”
BERKESINAMBUNGAN & THD SELURUH TAHAPAN
SIKLUS HIDUP MANUSIA
PENDEKATAN KELUARGA
29. SASARAN RENCANA AKSI NASIONAL
PANGAN DAN GIZI
No Indikator
Status awal
(2014)
Target
2019
1 Skor PPH 83,4 92,5
2 Tingkat konsumsi kalori (kkal/kapita/hari) 1967 Kkal 2150 Kkal
3 Konsumsi ikan (kg/kap/tahun) 38,0 54,5
4 Prevalensi anemia pada ibu hamil (%) 37,1 28
5 Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (%) 10,2 8
6 Persentase bayi dengan usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan
ASI eksklusif (%)
38,0 50
7 Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita (%) 19,6 17
8 Prevalensi kurus (wasting) pada anak balita (%) 12 9,5
9 Prevalensi pendek dan sangat pendek (stunting) pada anak baduta
(bayi di bawah 2 tahun) (%)
32,9 28
10 Prevalensi berat badan lebih dan obesitas pada penduduk usia >18
tahun (%)
15,4 15,4
31. Gerakan Nasional Sadar Gizi
Upaya bersama pemerintah dan masyarakat melalui
penggalangan, partisipasi & kepedulian pemangku
kepentingan yang terencana dan terkoordinasi untuk
percepatan perbaikan gizi masyarakat, terutama pada
1000 hari pertama kehidupan.
33. PERBAIKAN GIZI KELUARGA
Representasi kecukupan asupan gizi untuk seluruh
anggota keluarga
Kecukupan gizi keluarga menggambarkan tingkat
ketersediaan pangan dalam keluarga
Ketersediaan pangan keluarga tergantung pada
ketersediaan pangan daerah (s/d tingkat pasaran)
Ketersediaan Pangan
Kuantitas cukup : jumlah memenuhi kebutuhan
Kualitas baik : bermutu dan beragam
36. GIZI SEIMBANG :
Susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman
pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan
memantau berat badan secara teratur dalam rangka
mempertahankan berat badan normal untuk mencegah
masalah gizi.
38. Empat Pilar Gizi Seimbang
1. Mengonsumsi anekaragam pangan
2. Membiasakan perilaku hidup bersih
3. Melakukan aktivitas fisik
4.Memantau Berat Badan (BB) secara teratur
untuk mempertahankan berat badan normal
39. PEDOMAN GIZI SEIMBANG :
1. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
2. Perbanyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
3. Biasakan mengkonsumsi laukpauk mengandung protein
tinggi
4. Biasakan mengkonsumsi aneka ragam makanan pokok
5. Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
6. Biasakan sarapan pagi
7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
9. Cuci tangan pakai sabun dengan air besih mengalir
10.Lakukan aktifitas fisik yang cukup dan pertahankan berat
badan normal
40. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan
Bersyukur atas khasanah kuliner asli Indonesia.
Ketersediaan aneka bahan pangan lokal, baik pangan
nabati maupun hewani.
Keragaman olahan pangan dan jenis masakan.
Kekayaan paduan menu/hidangan Nusantara.
Kreatifitas dan inovasi kuliner kekinian dari pangan lokal.
1.
41. Perbanyak makan sayuran dan buah
Sayur dan buah kaya akan vitamin dan mineral, sumber
zat pengatur/pemelihara kesehatan tubuh.
Makanan rendah kalori dan tinggi serat, untuk
keseimbangan asupan energi.
Tersedia dalam jenis yang beraneka ragam.
Bisa dimakan mentah ataupun matang.
Sumber anti oksidan untuk mencegah penyakit kanker.
2.
42. Biasakan mengkonsumsi protein tinggi
Sumber nutrisi pertumbuhan, penting untuk bayi dan anak
balita, ibu hamil dan ibu menyusui, remaja dan lansia.
Protein bermutu tinggi berasal dari protein hewani.
Protein hewani juga penting untuk mencegah anemi.
Ikan merupakan sumber protein hewani yang baik, karena
mengandung asam lemak tak jenuh ganda.
3.
43. Konsumsi aneka ragam makanan pokok
Konsumsi aneka ragam makanan pokok melengkapi
nutrisi sehari-hari.
Ketergantungan pada satu makanan pokok akan
mengganggu keseimbangan nutrisi.
Ketergantungan pada satu makanan pokok akan
menyulitkan kontinuitas ketersediaan pangan tsb.
4.
45. Biasakan sarapan pagi
Ditujukan terutama untuk anak sekolah, sebagai suplai
energi dalam proses belajar.
Mencegah makanan yang tidak sehat yang dikonsumsi di
sekolah.
Memberikan makanan yang lebih lengkap nilai gizinya.
Catatan : hati-hati dengan iklan.
6.
46. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
Air termasuk zat gizi, merupakan unsur utama
pembangunan jaringan/organ tubuh.
Air merupakan katalisator metabolisme zat gizi.
Air menjadi pelarut banyak vitamin dan mineral agar bisa
dicerna dan dimetabolisme.
Air menjadi pelarut zat-zat sisa metabolisme yang harus
dibuang keluar tubuh.
Air yang kurang bersih sumber penularan penyakit.
7.
47. Biasakan membaca label pada kemasan pangan
Pangan kemasan meskipun memberikan kepraktisan,
tetapi menyimpan potensi bahaya penyakit.
Pengamatan perubahan bentuk, warna, bau pada
makanan kemasan sangat penting untuk menghindari
terjangkitnya berbagai penyakit.
Cermati tanggal kedaluwarsa makanan kemasan.
8.
48. Cuci tangan pakai sabun dgn air besih mengalir
Berkaitan dengan higiene penjamah makanan.
Sederhana tetapi sangat berguna.
9.
49. Aktifitas fisik dan jaga berat badan normal
Aktifitas fisik dan olah raga setiap hari merupakan
kebutuhan untuk memelihara kesehatan dan kebugaran
tubuh.
Semua bagian tubuh sesungguhnya membutuhkan latihan
gerak untuk mempertahankan fungsinya.
“Kesehatan memang bukan segalanya, tetapi tanpa
kesehatan segalanya tidak ada artinya”.
10.