SlideShare a Scribd company logo
POKOK
BAHASAN
Tanah yang memiliki sifat konsistensi dibagi dalam 4 keadaan
pokok :
- Padat (solid)
- Semi padat (semi solid)
- Plastis (plastic)
- Cair (liquid)
Keadaan-keadaan tersebut terjadi karena adanya perubahan kadar air
( wc)
BATAS
CAIR
(LL)
BATAS
PLASTIS
(PL)
BATAS
SUSUT
(SL)
PADAT SEMI PADAT PLASTIS CAIR
A. Konsistensi tanah
A. Konsistensi
Tanah
1. Batasa Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Aktivitas (A)
B. Struktur
Tanah
wc
1
POKOK
BAHASAN
Konsistensi tanah
Apabila tanah berbutir halus
mengandung mineral lempung, maka
tanah tersebut dapat diremas-remas
tanpa menimbulkan retakan. Sifat
kohesif ini disebabkan karena adanya air
yang terserap di sekeliling permukaan
dari partikel lempung.
Suatu hal yang penting pada tanah
berbutir halus adalah sifat plastisitasnya.
Plastisitas disebabkan oleh adanya
partikel mineral lempung dalam tanah.
2
A. Konsistensi
Tanah
1. Batasa Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Aktivitas (A)
B. Struktur
Tanah
POKOK
BAHASAN
Konsistensi tanah
3
 Istilah plastisitas menggambarkan
kemampuan tanah dalam menyesuaikan
perubahan bentuk pada volume yang
konstan tanpa retak-retak atau remuk
• Tanah berbutir halus yang mengandung
mineral lempung dapat berbentuk cair,
plastis, semi padat, atau padat, tergantung
pada kadar airnya.
• Kedudukan fisik tanah berbutir halus pada
kadar air tertentu disebut konsistensi.
• Konsistensi bergantung pada gaya tarik
antara partikel mineral lempung.
A. Konsistensi
Tanah
1. Batasa Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks
Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur
Tanah
POKOK
BAHASAN
Konsistensi tanah
A. Kosistensi Tanah
1. Batas Cair (LL)
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
1. BATAS CAIR ( LIQUID LIMIT = LL)
Batas cair (Liquid Limit) LL, adalah kadar air tanah pada
batas antara keadaan cair dan keadaan plastis.
Batas cair ini dapat didefinisikan secara kasar sebagai
keadaan menutupnya celah yang dibuat pada tanah
lempung cair (campuran tanah dan air tanpa kuat geser
yang dapat diukur), setelah 25 kali pukulan. 4
POKOK
BAHASAN
Contoh tanah dimasukkan dalam cawan. Tinggi contoh dalam cawan
kira-kira 8 mm. Alat pembuat alur (grooving tool) dikerukkan tepat di
tengah-tengah cawan hingga menyentuh dasarnya. Kemudian, dengan
alat penggetar, cawan di ketuk-ketukkan pada landasan dengan tinggi
jatuh 1 cm. Persentase kadar air yang dibutuhkan untuk menutup celah
sepanjang 12,7 mm pada dasar cawan, sesudah 25 kali pukulan/ketukan,
didefinisikan sebagai batas cair tanah tersebut.
Batas cair biasanya ditentukan dari uji Casagrande (1948). Gambar
skematis dan alat pengukur batas cair dapat dilihat pada gambar:
5
A. Kosistensi Tanah
1. Batas Cair (LL)
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
Konsistensi tanah
POKOK
BAHASAN
BATAS CAIR ( LIQUID LIMIT = LL)
LL = kadar air tanah dimana apabila dibuat goresan pada tanah
tersebut dengan spatula standard akan menutup pada 25 kali
pukulan.
Apparatus and grooving
tool
Groove cut in sample
prior to the test
Groove closed over 12.5
mm – soil at wL if this
requires 25 “blows”
6
A. Kosistensi Tanah
1. Batas Cair
(LL)
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
Konsistensi tanah
• Untuk menentukan Batas Cair (LL) dilakukan dengan
menggunakan alat yang terdiri dari mangkok kuningan
yang bertumpu pada dasar karet yang keras, yang dapat
diangkat dan dijatuhkan dengan menggunakan pengungkit
yang diputar.
• Cara melakukan pengujian, pasta tanah diletakkan di
dalam mangkok kuningan, kemudian tanah digores
ditengahnya dengan menggunakan alat standar .
POKOK
BAHASAN
A. Kosistensi Tanah
1. Batas Cair
(LL)
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
Konsistensi tanah
• Dengan menjalankan alat pemutar, mangkok kuningan
dinaik-turunkan dari ketinggian (10 mm) sampai goresan
tanah menutup kembali.
• Jumlah putaran sampai saat goresan tanah menutup dicatat
sebagai jumlah pukulan (N) untuk kadar air yang terdapat
pada sampel tanah.
• Pengujian ini diulang kembali paling sedikit 4x dengan kadar
air yang berbeda, untuk mendapatkan jumlah pukulan (N)
setiap kali pengujian antar 15 sampai 35 pukulan.
POKOK
BAHASAN
A. Kosistensi Tanah
1. Batas Cair
(LL)
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
Konsistensi tanah
• Selanjutnya kadar air/moisture content (w) dari sampel tanah
(dalam %) dan jumlah pukulan/Number of Blows (N) untuk setiap
masing-masing uji digambarkan di atas kertas grafik semi-log.
• Hubungan antara kadar air (w) dan log N dapat dianggap sebagai
suatu garis lurus. Garis tersebut dinamakan sebagai kurva aliran
(flow curve).
• Kadar air (W) yang bersesuaian dengan N= 25, yang di ditentukan
dari kurva aliran, adalah Batas Cair [Liquid Limit (LL)] dari tanah
yang bersangkutan.
• Kemiringan dari garis aliran (flow
line) didefinisikan sebagai indeks
aliran (flow index) dan dapat
ditulis sebagai :










1
2
2
1
log
N
N
w
w
IF
dimana :
IF = indeks aliran
w1 = kadar air tanah yang
bersesuaian dgn jumlah
pukulan N1
w2 = kadar air tanah yang
bersesuaian dgn jumlah
pukulan N
POKOK
BAHASA
N
A. Kosistensi
Tanah
1. Batas Cair
(LL)
2. Batas
Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks
Kecairan
5. Aktivitas
(A)
B. Struktur
Tanah
POKOK
BAHASAN
Konsistensi tanah
BATAS
CAIR (LL) 14X 20X 29X 41X
A. Nomor Cawan A B C D
B.
Berat cawan + contoh
basah
(gr) 20.85 24.81 22.95 21.76
C.
Berat cawan + contoh
kering
(gr) 17.06 20.25 18.96 18.26
D. Berat air = B -C (gr) 3.79 4.56 3.99 3.50
E. Berat cawan (gr) 9.17 10.34 9.88 10.01
F.
Berat contoh kering
= C - E
(gr) 7.89 9.91 9.08 8.25
G. Kadar air = (D . 100)/F (%)
48.04 46.01 43.94 42.42
13
A. Kosistensi Tanah
1. Batas Cair
(LL)
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
POKOK
BAHASAN
Konsistensi tanah
y = -0.203x + 50.4
R² = 0.956
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
50.00
10 100
Kadar
Air
(%)
Jumlah Ketukan
Grafik Batas Cair
20 30 40
25
14
A. Kosistensi Tanah
1. Batas Cair
(LL)
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
POKOK
BAHASAN
Konsistensi tanah
Kemiringan dari garis dalam kurva didefinisikan sebagai indeks
aliran (flow index) dan dinyatakan dalam persamaan :
IF =
dengan,
IF = indeks aliran
w1 = kadar air (%) pada N1 pukulan
w2 = kadar air (%) pada N2 pukulan
)
/
log( 1
2
2
1
N
N
w
w 
15
A. Kosistensi Tanah
1. Batas Cair
(LL)
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
POKOK
BAHASAN
Konsistensi tanah
Perhatikan bahwa nilai w1 dan w2 dapat ditukarkan untuk
memperoleh nilai positifnya,. walaupun kemiringan kurva
sebenarnya negatif.
Dan banyak uji batas-cair, Waterways Experiment Station di
Vicksburg, Mississipi (1949), mengusulkan persamaan batas cair :
LL = wn
dengan
N = jumlah pukulan, untuk menutup celah 0,5 in (12,7 mm)
wn = kadar air
tg β = 0, 121 (tapi tg tidak sama dengan 0,121 untuk semua jenis
tanah)

tg
N






25
16
A. Kosistensi Tanah
1. Batas Cair
(LL)
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
POKOK
BAHASAN
Konsistensi tanah
2. BATAS PLASTIS ( PLASTIC LIMIT = PL)
Batas plastis (Plastic Limit) PL, didefinisikan
sebagai kadar air dimana tanah apabila
digulung sampai dengan diameter 1/8 in (3,2
mm) akan retak-retak atau putus. Batas plastis
merupakan batas terendah keplastisan suatu
tanah.
17
A. Kosistensi
Tanah
1. Batas Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks
Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
• Batas Plastis (PL) didefinisikan sebagai kadar air, dimana apabila
tanah digulung sampai dengan diameter ⅛ inch (3,2 mm)
menjadi retak-retak.
• Batas Plastis merupakan batas terendah dari tingkat keplastisan
suatu tanah.
• Cara pengujiannya sangat sederhana, yaitu dengan cara
menggulung massa tanah berukuran elipsoida dengan telapak
tangan diatas kaca datar.
• Indeks Plastisitas [Plasticity Index (PI)] adalah perbedaan
antara batas cair (LL) dan batas batas palstis (PL) suatu
tanah.
PI = LL − PL
POKOK
BAHASAN
A. Kosistensi Tanah
1. Batas Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
• Suatu tanah akan menyusut apabila air yang
dikandungnya secara perlahan-lahan hilang dalam tanah.
• Dengan hilangnya air secara terus menerus, tanah akan
mencapai suatu tingkat keseimbangan dimana
penambahan kehilangan air tidak akan menyebabkan
perubahan volume.
• Kadar air dimana perubahan volume suatu masa tanah
berhenti didefinisikan sebagai Batas Susut [Shrinkage
Limit (SL)]
wi
Volume
tanah
Kadar air
(%)
Batas
Susut
Batas
Plastis
Batas
Cair
Vi
∆
w
Vf
POKOK
BAHASAN
A. Kosistensi
Tanah
1. Batas Cair
2. Batas
Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks
Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur
Tanah
POKOK
BAHASAN
BATAS PLASTIS ( PLASTIC LIMIT = PL)
PL = Kadar air tanah dimana apabila tanah
tersebut digulung sampai dengan diameter 3.2
mm mulai terjadi retak-retak.
20
A. Kosistensi
Tanah
1. Batas Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
POKOK
BAHASAN
BATAS PLASTIS ( PLASTIC LIMIT = PL)
PL = Kadar air tanah dimana apabila tanah
tersebut digulung sampai dengan diameter 3.2
mm mulai terjadi retak-retak.
21
A. Kosistensi
Tanah
1. Batas Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
POKOK
BAHASAN
Konsistensi tanah
INDEKS PLASTIS (PLASTICITY INDEX = IP)
Indeks plastisitas (Plastis Indeks) PI, adalah
perbedaan antara batas cair dan batas plastis atau :
PI = LL – PL
22
A. Kosistensi
Tanah
1. Batas Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
POKOK
BAHASAN
Konsistensi tanah
PI Sifat Tanah
Macam
Tanah
Kohesi
0
< 7
7 – 17
> 17
Nonplastis
Plastisitas rendah
Plastisitas sedang
Plastisitas tinggi
Pasir
Lanau
Lempung
berlanau
Lempung
Nonkohesif
Kohesif
sebagian
Kohesif
Kohesif
Nilai Indeks Plastisitas dan Macam Tanah
23
A. Kosistensi
Tanah
1. Batas Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
POKOK
BAHASAN
Konsistensi tanah
Percobaan batas susut dilaksanakan dalam
laboratorium dengan cawan porselin diameter
44,4 mm dengan tinggi 12,7 mm.
Bagian dalam cawan dilapisi dengan pelumas
dan diisi dengan tanah jenuh sempurna.
Kemudian dikeringkan dalam oven.
Volume ditentukan dengan mencelupkannya
dengan air raksa.
3. Uji Batas Susut
24
A. Kosistensi
Tanah
1. Batas Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
• Uji batas susut dilakukan di laboratorium dengan
menggunakan mangkok porselin berdiameter 44,4
mm dan tinggi 12,7 mm.
• Mangkok diisi dengan tanah basah sampai penuh,
kemudian permukaan tanah dengan mangkok
diratakan dengan menggunakan penggaris sehingga
permukaan tanah tersebut dengan mangkok menjadi
sama tinggi.
• Berat tanah basah di dalam mangkok ditimbang,
• Kemudian tanah di dalam mangkok dikeringkan di
dalam oven.
• Volume dari contoh tanah yang telah dikeringkan
ditentukan dengan cara menggunakan air raksa.
POKOK
BAHASAN
A. Kosistensi
Tanah
1. Batas Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
POKOK
BAHASAN
Konsistensi tanah
Batas susut dinyatakan dalam persamaan :





 



2
2
1
2
2
1 )
(
)
(
m
v
v
m
m
m
SL w

dengan
m1 = berat tanah basah dalam cawan percobaan (g)
m2 = berat tanah kering oven (g)
v1 = volume tanah basah dalam cawan (cm3)
v2 = volume tanah kering oven (cm3)
26
A. Kosistensi
Tanah
1. Batas Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
Atau :
• Batas Susut (SL) dapat ditentukan dengan rumus
sebagai berikut :
SL = wi (%) - ∆w (%)
%
100
2
2
1



m
m
m
wi
dimana :
wi = kadar air tanah mula-mula pada saat ditempatkan di dalam
mangkok uji batas susut
m1 = massa tanah basah dalam mangkok pada saat permulaan
pengujian (gram)
m2 = massa tanah kering (gram)
∆w = perubahan kadar air tanah (yaitu antara kadar air mula-mula
dan kadar air pada batas susut)
Vi = volume contoh tanah basah pada saat permulaan pengujian
(cm3)
Vf = volume tanah kering sesudah dikeringkan di dalam oven
(cm3)
ρw = kerapatan air (gr/cm3)
%
100
)
(
2




m
V
V
w
w
f
i 
POKOK
BAHASAN
A. Kosistensi
Tanah
1. Batas Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
POKOK
BAHASAN
Konsistensi tanah
Harga-harga Batas Atterberg untuk Mineral Lempung
Mineral
Batas Cair
(%)
Batas Plastis
(%)
Batas Susut
(%)
Montromorillonite
Nontrinite
Illite
Kaolinite
Halloysite
terhidrasi
Halloysite
Attapulgite
Chlorite
100-900
37-72
60-120
30-110
50-70
35-55
160-230
44-47
50-100
19-27
35-60
25-40
47-60
30-45
100-120
36-40
8,5-15
-
15-17
25-29
-
-
-
-
28
A. Kosistensi
Tanah
1. Batas Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
POKOK
BAHASAN
LL
PL
SL
SOLID SEMI SOLID PLASTIS CAIR
0


LI 0 1
INDEKS KECAIRAN (LIQUIDITY INDEX= LI)
0 < LI < 1  Tanah berada dalam daerah plastis
LI > 1  Tanah dalam keadaan cair/hampir cair
IP
PL
w
LI C 

29
A. Kosistensi
Tanah
1. Batas Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks
Kecairan
5. Aktivitas (A)
B. Struktur Tanah
POKOK
BAHASAN
NAMA MINERAL LEMPUNG AKTIVITAS (A)
MONTMORILLONITE ( BENTONITE) 1 – 7
ILLITE 0.5 – 1
KAOLINITE 0.5
HALLOYSTE 0.5
ATTAPULGITE 0.5 – 1.2
ALLPHANE 0.5 – 1.2
A =
% BUTIRAN YANG LEBIH KECIL 2 
IP
5. Aktivitas (A)
30
A. Kosistensi
Tanah
1. Batas Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks
kecairan
5. Aktivitas
tanah
B. Struktur Tanah
POKOK
BAHASAN
1. STRUKTUR TANAH :
- Susunan geometrik partikel tanah
- Gaya antar partikel
2. TANAH BERBUTIR KASAR ( GRANULAR SOIL)
 Gaya antar partikel sangat kecil  diabaikan ,
jadi :
struktur tanah = susunan geometrik partikel
3. TANAH BERBUTIR HALUS YANG KOHESIVE
(COHESIVE SOIL; MIS. LEMPUNG)
 Gaya antar partikel  sangat dominan
Jadi : struktur tanah kohesive = susunan geometrik
partikel tanah + gaya antar partikel
B. STRUKTUR TANAH
31
A. Kosistensi
Tanah
1. Batas Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks
kecairan
5. Aktivitas
Tanah
B. Struktur Tanah
• Struktur tanah didefinisikan sebagai
susunan geometrik butiran tanah.
• Diantara faktor - faktor yang
mempengaruni struktur tanah adalah
bentuk, ukuran dan komposisi mineral
dari butiran tanah serta sifat dan
komposisi dari air tanah.
• Secara umum tanah dapat dimasukkan ke
dalam dua kelompok yaitu :
- Tanah tak berkohesi (cohesionless
soil) dan
- Tanah kohesif (cohesive soil)
POKOK
BAHASAN
A. Kosistensi
Tanah
1. Batas Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks
kecairan
5. Aktivitas
Tanah
B. Struktur Tanah
• Struktur tanah tak berkohesi pada umumnya
dapat dibagi dalam dua kategori pokok :
• Struktur butir-tunggal(single-grained)
• Struktur sarang lebah (honey combed)
• Pada struktur butir tunggal, butiran tanah
berada dalam posisi stabil dan tiap-tiap butir
bersentuhan satu terhadap yang lain.
• Bentuk dan pembagian ukuran butiran tanah
serta kedudukannya mempengaruhi sifat
kepadatan tanah.
• Pada tanah asli, butiran dengan ukuran
terkecil menempati rongga diantara butiran
besar.
POKOK
BAHASAN
A. Kosistensi
Tanah
1. Batas Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks
kecairan
5. Aktivitas
Tanah
B. Struktur Tanah
• Struktur sarang lebah (honey combed)
- Pada struktur sarang lebah, pasir halus dan
lanau membentuk lengkungan-lengkungan
kecil hingga merupakan rantai butiran.
- Tanah yang mempunyai struktur sarang
lebah mempunyai angka pori yang besar
dan biasanya dapat memikul beban statis
yang tak begitu besar.
- Apabila struktur tanah ini dibebani dengan
beban yang berat, atau beban getar,
struktur tanah akan rusak dan
menyebabkan penurunan yang besar.
POKOK
BAHASAN
A. Kosistensi
Tanah
1. Batas Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks
kecairan
5. Aktivitas
Tanah
B. Struktur Tanah
• Untuk dapat memahami dasar dari struktur tanah kohesif,
perlu diketahui tipe dari gaya-gaya yang bekerja antara
butir-butir tanah lempung yang terlarut dalam air.
• Bilamana dua butiran lempung dalam larutan terletak
berdekatan satu terhaap yang lain, lapisan ganda terdifusi
dari kedua butiran tersebut akan menyebabkan gaya tolak-
menolak .
• Pada waktu yang sama, timbul juga gaya tarik-menarik
antar butiran lempung yang disebabkan oleh gaya Van Der
Waal (gaya tarik-menarik antar molekul-molekul yang
berdekatan) yang tidak tergantung pada sifat air.
• Kedua gaya tarik-menarik dan tolak-menolak ini akan
bertambah dengan berkurangnya jarak antar partikel-
partikel lempung, tetapi kecepatan penambahan untuk
kedua gaya tersebut tidak sama.
• Bilamana jarak antar partikel-partikel sangat kecil, gaya
tarik-menarik adalah lebih besar dari gaya tolak-menolak.
POKOK
BAHASAN
A. Kosistensi
Tanah
1. Batas Cair
2. Batas Plastis
3. Batas Susut
4. Indeks
kecairan
5. Aktivitas
Tanah
B. Struktur Tanah
36

More Related Content

What's hot

03 batas batas-atterberg
03 batas batas-atterberg03 batas batas-atterberg
03 batas batas-atterberg
Nurjayadi Nurjayadi
 
Bab 1 sondir
Bab 1 sondirBab 1 sondir
Bab 1 sondir
antonius giovanni
 
Jembatan Rangka Baja.pdf
Jembatan Rangka Baja.pdfJembatan Rangka Baja.pdf
Jembatan Rangka Baja.pdf
AgusSudiana4
 
Analisa struktur bangunan air
Analisa struktur bangunan airAnalisa struktur bangunan air
Analisa struktur bangunan air
infosanitasi
 
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH (di Posting : M. Afif Salim, ST, Mahasiswa Magister ...
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH (di Posting : M. Afif Salim, ST, Mahasiswa Magister ...PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH (di Posting : M. Afif Salim, ST, Mahasiswa Magister ...
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH (di Posting : M. Afif Salim, ST, Mahasiswa Magister ...
afifsalim
 
batas batas-atterberg
batas batas-atterbergbatas batas-atterberg
batas batas-atterberg
leekprie
 
Makalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sigMakalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sig
Eko Artanto
 
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIEDKlasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
muhamad ulul azmi
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 7
Rekayasa hidrologi pertemuan 7 Rekayasa hidrologi pertemuan 7
Rekayasa hidrologi pertemuan 7
Aswar Amiruddin
 
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aceh Engineering State
 
Acuan Normatif Pelaksanaan Konstruksi SPAL Terpusat (SNI, ISO, dll)
Acuan Normatif Pelaksanaan Konstruksi SPAL Terpusat (SNI, ISO, dll)Acuan Normatif Pelaksanaan Konstruksi SPAL Terpusat (SNI, ISO, dll)
Acuan Normatif Pelaksanaan Konstruksi SPAL Terpusat (SNI, ISO, dll)
Joy Irman
 
SNI 6371-2015 Klasifikasi Tanah menurut USCS.pdf
SNI 6371-2015 Klasifikasi Tanah menurut USCS.pdfSNI 6371-2015 Klasifikasi Tanah menurut USCS.pdf
SNI 6371-2015 Klasifikasi Tanah menurut USCS.pdf
MuhammadLuthfi995084
 
Laporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika TanahLaporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika Tanah
Reza Bae
 
Perancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik JalanPerancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik Jalan
Christian indrajaya, ST, MT
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergIwan Sutriono
 
Sni 1742 2008 (proctor)
Sni 1742 2008 (proctor)Sni 1742 2008 (proctor)
Sni 1742 2008 (proctor)
MuhammadToyeb
 
PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 1 Laporan pengujian tanpa bahan tambah
PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 1 Laporan pengujian tanpa bahan tambahPRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 1 Laporan pengujian tanpa bahan tambah
PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 1 Laporan pengujian tanpa bahan tambah
bawon15505124020
 
bangunan air
bangunan air bangunan air
bangunan air
Ezra Sebayang
 
Sni 19 6724-2002 -jkh
Sni 19 6724-2002 -jkhSni 19 6724-2002 -jkh
Sni 19 6724-2002 -jkh
Luhur Moekti Prayogo
 

What's hot (20)

03 batas batas-atterberg
03 batas batas-atterberg03 batas batas-atterberg
03 batas batas-atterberg
 
Bab 1 sondir
Bab 1 sondirBab 1 sondir
Bab 1 sondir
 
Jembatan Rangka Baja.pdf
Jembatan Rangka Baja.pdfJembatan Rangka Baja.pdf
Jembatan Rangka Baja.pdf
 
Analisa struktur bangunan air
Analisa struktur bangunan airAnalisa struktur bangunan air
Analisa struktur bangunan air
 
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH (di Posting : M. Afif Salim, ST, Mahasiswa Magister ...
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH (di Posting : M. Afif Salim, ST, Mahasiswa Magister ...PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH (di Posting : M. Afif Salim, ST, Mahasiswa Magister ...
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH (di Posting : M. Afif Salim, ST, Mahasiswa Magister ...
 
batas batas-atterberg
batas batas-atterbergbatas batas-atterberg
batas batas-atterberg
 
Makalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sigMakalah perpetaan & sig
Makalah perpetaan & sig
 
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIEDKlasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
Klasifikasi tanah AASHTO DAN UNIFIED
 
Rekayasa hidrologi pertemuan 7
Rekayasa hidrologi pertemuan 7 Rekayasa hidrologi pertemuan 7
Rekayasa hidrologi pertemuan 7
 
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
Aliran Seragam pada Saluran Terbuka (Hidrolika)
 
Acuan Normatif Pelaksanaan Konstruksi SPAL Terpusat (SNI, ISO, dll)
Acuan Normatif Pelaksanaan Konstruksi SPAL Terpusat (SNI, ISO, dll)Acuan Normatif Pelaksanaan Konstruksi SPAL Terpusat (SNI, ISO, dll)
Acuan Normatif Pelaksanaan Konstruksi SPAL Terpusat (SNI, ISO, dll)
 
SNI 6371-2015 Klasifikasi Tanah menurut USCS.pdf
SNI 6371-2015 Klasifikasi Tanah menurut USCS.pdfSNI 6371-2015 Klasifikasi Tanah menurut USCS.pdf
SNI 6371-2015 Klasifikasi Tanah menurut USCS.pdf
 
Laporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika TanahLaporan resmi Mekanika Tanah
Laporan resmi Mekanika Tanah
 
Perancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik JalanPerancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik Jalan
 
Kp 03 2010 saluran
Kp 03 2010 saluranKp 03 2010 saluran
Kp 03 2010 saluran
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas Atterberg
 
Sni 1742 2008 (proctor)
Sni 1742 2008 (proctor)Sni 1742 2008 (proctor)
Sni 1742 2008 (proctor)
 
PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 1 Laporan pengujian tanpa bahan tambah
PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 1 Laporan pengujian tanpa bahan tambahPRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 1 Laporan pengujian tanpa bahan tambah
PRAKTIKUM BAHAN BANGUNAN 1 Laporan pengujian tanpa bahan tambah
 
bangunan air
bangunan air bangunan air
bangunan air
 
Sni 19 6724-2002 -jkh
Sni 19 6724-2002 -jkhSni 19 6724-2002 -jkh
Sni 19 6724-2002 -jkh
 

Similar to 4. KONSISTENSI TANAH.pptx

Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptx
Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptxKuliah 3 Konsistensi Tanah.pptx
Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptx
Ilham Ipong
 
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas cair
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas cairPraktek Mekanika Tanah - Uji batas cair
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas cair
noussevarenna
 
Pertemuan 3 Kerapatan Relatif.pdf
Pertemuan 3 Kerapatan Relatif.pdfPertemuan 3 Kerapatan Relatif.pdf
Pertemuan 3 Kerapatan Relatif.pdf
Haerulanwar38
 
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastis
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastisPraktek Mekanika Tanah - Uji batas plastis
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastis
noussevarenna
 
6&7.SLIDE REMBESAN RINGKAS Rembesan air tanah
6&7.SLIDE REMBESAN RINGKAS Rembesan air tanah6&7.SLIDE REMBESAN RINGKAS Rembesan air tanah
6&7.SLIDE REMBESAN RINGKAS Rembesan air tanah
MuhammadRahmanYulian
 
Studi pustaka gerakan tanah
Studi pustaka gerakan tanahStudi pustaka gerakan tanah
Studi pustaka gerakan tanahdiyantiai
 
ilmu tanah.ppt
ilmu tanah.pptilmu tanah.ppt
ilmu tanah.ppt
DikaSaputra38
 
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptxKuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
Ilham Ipong
 
1-KOMPOSISI TANAH.pdf
1-KOMPOSISI TANAH.pdf1-KOMPOSISI TANAH.pdf
1-KOMPOSISI TANAH.pdf
RAHMADSYAHRANGKUTI2
 
1-KOMPOSISI TANAH.pdf
1-KOMPOSISI TANAH.pdf1-KOMPOSISI TANAH.pdf
1-KOMPOSISI TANAH.pdf
RAHMADSYAHRANGKUTI2
 
Pertemuan 4 Batas-Batas Cair.pdf
Pertemuan 4 Batas-Batas Cair.pdfPertemuan 4 Batas-Batas Cair.pdf
Pertemuan 4 Batas-Batas Cair.pdf
Haerulanwar38
 
T2 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T2 mektan 1_iwansutriono_41112120104.pptT2 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T2 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
Iwan Sutriono
 
KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN TANAH DENGAN DENSITAS PADA TANAH LATOSOL DAN ...
KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN TANAH DENGAN DENSITAS PADA TANAH LATOSOL DAN ...KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN TANAH DENGAN DENSITAS PADA TANAH LATOSOL DAN ...
KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN TANAH DENGAN DENSITAS PADA TANAH LATOSOL DAN ...
Repository Ipb
 
BATAS-BATAS ATTERBERG.docx
BATAS-BATAS ATTERBERG.docxBATAS-BATAS ATTERBERG.docx
BATAS-BATAS ATTERBERG.docx
Muh. Aksal
 
7 Mektan.AirTanah.pptx
7 Mektan.AirTanah.pptx7 Mektan.AirTanah.pptx
7 Mektan.AirTanah.pptx
sugiharto62
 
2 kuliah pa bab ii hta tan
2 kuliah pa bab ii hta tan2 kuliah pa bab ii hta tan
2 kuliah pa bab ii hta tan
Andrew Hutabarat
 
PrePost Restik
PrePost RestikPrePost Restik
PrePost Restik
rindaaulutamii
 
Propost Sertik
Propost SertikPropost Sertik
Propost Sertik
rindaaulutamii
 
Id 02 htat_2013
Id 02 htat_2013Id 02 htat_2013
Id 02 htat_2013
Hafiz Agassi
 

Similar to 4. KONSISTENSI TANAH.pptx (20)

Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptx
Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptxKuliah 3 Konsistensi Tanah.pptx
Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptx
 
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas cair
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas cairPraktek Mekanika Tanah - Uji batas cair
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas cair
 
Pertemuan 3 Kerapatan Relatif.pdf
Pertemuan 3 Kerapatan Relatif.pdfPertemuan 3 Kerapatan Relatif.pdf
Pertemuan 3 Kerapatan Relatif.pdf
 
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastis
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastisPraktek Mekanika Tanah - Uji batas plastis
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastis
 
6&7.SLIDE REMBESAN RINGKAS Rembesan air tanah
6&7.SLIDE REMBESAN RINGKAS Rembesan air tanah6&7.SLIDE REMBESAN RINGKAS Rembesan air tanah
6&7.SLIDE REMBESAN RINGKAS Rembesan air tanah
 
Studi pustaka gerakan tanah
Studi pustaka gerakan tanahStudi pustaka gerakan tanah
Studi pustaka gerakan tanah
 
ilmu tanah.ppt
ilmu tanah.pptilmu tanah.ppt
ilmu tanah.ppt
 
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptxKuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
 
1-KOMPOSISI TANAH.pdf
1-KOMPOSISI TANAH.pdf1-KOMPOSISI TANAH.pdf
1-KOMPOSISI TANAH.pdf
 
1-KOMPOSISI TANAH.pdf
1-KOMPOSISI TANAH.pdf1-KOMPOSISI TANAH.pdf
1-KOMPOSISI TANAH.pdf
 
Pertemuan 4 Batas-Batas Cair.pdf
Pertemuan 4 Batas-Batas Cair.pdfPertemuan 4 Batas-Batas Cair.pdf
Pertemuan 4 Batas-Batas Cair.pdf
 
T2 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T2 mektan 1_iwansutriono_41112120104.pptT2 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T2 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
 
KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN TANAH DENGAN DENSITAS PADA TANAH LATOSOL DAN ...
KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN TANAH DENGAN DENSITAS PADA TANAH LATOSOL DAN ...KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN TANAH DENGAN DENSITAS PADA TANAH LATOSOL DAN ...
KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN TANAH DENGAN DENSITAS PADA TANAH LATOSOL DAN ...
 
BATAS-BATAS ATTERBERG.docx
BATAS-BATAS ATTERBERG.docxBATAS-BATAS ATTERBERG.docx
BATAS-BATAS ATTERBERG.docx
 
7 Mektan.AirTanah.pptx
7 Mektan.AirTanah.pptx7 Mektan.AirTanah.pptx
7 Mektan.AirTanah.pptx
 
2 kuliah pa bab ii hta tan
2 kuliah pa bab ii hta tan2 kuliah pa bab ii hta tan
2 kuliah pa bab ii hta tan
 
PrePost Restik
PrePost RestikPrePost Restik
PrePost Restik
 
Propost Sertik
Propost SertikPropost Sertik
Propost Sertik
 
Id 02 htat_2013
Id 02 htat_2013Id 02 htat_2013
Id 02 htat_2013
 
Laporan resmi
Laporan resmiLaporan resmi
Laporan resmi
 

4. KONSISTENSI TANAH.pptx

  • 1. POKOK BAHASAN Tanah yang memiliki sifat konsistensi dibagi dalam 4 keadaan pokok : - Padat (solid) - Semi padat (semi solid) - Plastis (plastic) - Cair (liquid) Keadaan-keadaan tersebut terjadi karena adanya perubahan kadar air ( wc) BATAS CAIR (LL) BATAS PLASTIS (PL) BATAS SUSUT (SL) PADAT SEMI PADAT PLASTIS CAIR A. Konsistensi tanah A. Konsistensi Tanah 1. Batasa Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah wc 1
  • 2. POKOK BAHASAN Konsistensi tanah Apabila tanah berbutir halus mengandung mineral lempung, maka tanah tersebut dapat diremas-remas tanpa menimbulkan retakan. Sifat kohesif ini disebabkan karena adanya air yang terserap di sekeliling permukaan dari partikel lempung. Suatu hal yang penting pada tanah berbutir halus adalah sifat plastisitasnya. Plastisitas disebabkan oleh adanya partikel mineral lempung dalam tanah. 2 A. Konsistensi Tanah 1. Batasa Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah
  • 3. POKOK BAHASAN Konsistensi tanah 3  Istilah plastisitas menggambarkan kemampuan tanah dalam menyesuaikan perubahan bentuk pada volume yang konstan tanpa retak-retak atau remuk • Tanah berbutir halus yang mengandung mineral lempung dapat berbentuk cair, plastis, semi padat, atau padat, tergantung pada kadar airnya. • Kedudukan fisik tanah berbutir halus pada kadar air tertentu disebut konsistensi. • Konsistensi bergantung pada gaya tarik antara partikel mineral lempung. A. Konsistensi Tanah 1. Batasa Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah
  • 4. POKOK BAHASAN Konsistensi tanah A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair (LL) 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah 1. BATAS CAIR ( LIQUID LIMIT = LL) Batas cair (Liquid Limit) LL, adalah kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan keadaan plastis. Batas cair ini dapat didefinisikan secara kasar sebagai keadaan menutupnya celah yang dibuat pada tanah lempung cair (campuran tanah dan air tanpa kuat geser yang dapat diukur), setelah 25 kali pukulan. 4
  • 5. POKOK BAHASAN Contoh tanah dimasukkan dalam cawan. Tinggi contoh dalam cawan kira-kira 8 mm. Alat pembuat alur (grooving tool) dikerukkan tepat di tengah-tengah cawan hingga menyentuh dasarnya. Kemudian, dengan alat penggetar, cawan di ketuk-ketukkan pada landasan dengan tinggi jatuh 1 cm. Persentase kadar air yang dibutuhkan untuk menutup celah sepanjang 12,7 mm pada dasar cawan, sesudah 25 kali pukulan/ketukan, didefinisikan sebagai batas cair tanah tersebut. Batas cair biasanya ditentukan dari uji Casagrande (1948). Gambar skematis dan alat pengukur batas cair dapat dilihat pada gambar: 5 A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair (LL) 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah Konsistensi tanah
  • 6. POKOK BAHASAN BATAS CAIR ( LIQUID LIMIT = LL) LL = kadar air tanah dimana apabila dibuat goresan pada tanah tersebut dengan spatula standard akan menutup pada 25 kali pukulan. Apparatus and grooving tool Groove cut in sample prior to the test Groove closed over 12.5 mm – soil at wL if this requires 25 “blows” 6 A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair (LL) 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah Konsistensi tanah
  • 7. • Untuk menentukan Batas Cair (LL) dilakukan dengan menggunakan alat yang terdiri dari mangkok kuningan yang bertumpu pada dasar karet yang keras, yang dapat diangkat dan dijatuhkan dengan menggunakan pengungkit yang diputar. • Cara melakukan pengujian, pasta tanah diletakkan di dalam mangkok kuningan, kemudian tanah digores ditengahnya dengan menggunakan alat standar . POKOK BAHASAN A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair (LL) 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah Konsistensi tanah
  • 8. • Dengan menjalankan alat pemutar, mangkok kuningan dinaik-turunkan dari ketinggian (10 mm) sampai goresan tanah menutup kembali. • Jumlah putaran sampai saat goresan tanah menutup dicatat sebagai jumlah pukulan (N) untuk kadar air yang terdapat pada sampel tanah. • Pengujian ini diulang kembali paling sedikit 4x dengan kadar air yang berbeda, untuk mendapatkan jumlah pukulan (N) setiap kali pengujian antar 15 sampai 35 pukulan. POKOK BAHASAN A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair (LL) 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah Konsistensi tanah
  • 9. • Selanjutnya kadar air/moisture content (w) dari sampel tanah (dalam %) dan jumlah pukulan/Number of Blows (N) untuk setiap masing-masing uji digambarkan di atas kertas grafik semi-log. • Hubungan antara kadar air (w) dan log N dapat dianggap sebagai suatu garis lurus. Garis tersebut dinamakan sebagai kurva aliran (flow curve). • Kadar air (W) yang bersesuaian dengan N= 25, yang di ditentukan dari kurva aliran, adalah Batas Cair [Liquid Limit (LL)] dari tanah yang bersangkutan. • Kemiringan dari garis aliran (flow line) didefinisikan sebagai indeks aliran (flow index) dan dapat ditulis sebagai :           1 2 2 1 log N N w w IF dimana : IF = indeks aliran w1 = kadar air tanah yang bersesuaian dgn jumlah pukulan N1 w2 = kadar air tanah yang bersesuaian dgn jumlah pukulan N POKOK BAHASA N A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair (LL) 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13. POKOK BAHASAN Konsistensi tanah BATAS CAIR (LL) 14X 20X 29X 41X A. Nomor Cawan A B C D B. Berat cawan + contoh basah (gr) 20.85 24.81 22.95 21.76 C. Berat cawan + contoh kering (gr) 17.06 20.25 18.96 18.26 D. Berat air = B -C (gr) 3.79 4.56 3.99 3.50 E. Berat cawan (gr) 9.17 10.34 9.88 10.01 F. Berat contoh kering = C - E (gr) 7.89 9.91 9.08 8.25 G. Kadar air = (D . 100)/F (%) 48.04 46.01 43.94 42.42 13 A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair (LL) 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah
  • 14. POKOK BAHASAN Konsistensi tanah y = -0.203x + 50.4 R² = 0.956 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00 10 100 Kadar Air (%) Jumlah Ketukan Grafik Batas Cair 20 30 40 25 14 A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair (LL) 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah
  • 15. POKOK BAHASAN Konsistensi tanah Kemiringan dari garis dalam kurva didefinisikan sebagai indeks aliran (flow index) dan dinyatakan dalam persamaan : IF = dengan, IF = indeks aliran w1 = kadar air (%) pada N1 pukulan w2 = kadar air (%) pada N2 pukulan ) / log( 1 2 2 1 N N w w  15 A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair (LL) 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah
  • 16. POKOK BAHASAN Konsistensi tanah Perhatikan bahwa nilai w1 dan w2 dapat ditukarkan untuk memperoleh nilai positifnya,. walaupun kemiringan kurva sebenarnya negatif. Dan banyak uji batas-cair, Waterways Experiment Station di Vicksburg, Mississipi (1949), mengusulkan persamaan batas cair : LL = wn dengan N = jumlah pukulan, untuk menutup celah 0,5 in (12,7 mm) wn = kadar air tg β = 0, 121 (tapi tg tidak sama dengan 0,121 untuk semua jenis tanah)  tg N       25 16 A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair (LL) 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah
  • 17. POKOK BAHASAN Konsistensi tanah 2. BATAS PLASTIS ( PLASTIC LIMIT = PL) Batas plastis (Plastic Limit) PL, didefinisikan sebagai kadar air dimana tanah apabila digulung sampai dengan diameter 1/8 in (3,2 mm) akan retak-retak atau putus. Batas plastis merupakan batas terendah keplastisan suatu tanah. 17 A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah
  • 18. • Batas Plastis (PL) didefinisikan sebagai kadar air, dimana apabila tanah digulung sampai dengan diameter ⅛ inch (3,2 mm) menjadi retak-retak. • Batas Plastis merupakan batas terendah dari tingkat keplastisan suatu tanah. • Cara pengujiannya sangat sederhana, yaitu dengan cara menggulung massa tanah berukuran elipsoida dengan telapak tangan diatas kaca datar. • Indeks Plastisitas [Plasticity Index (PI)] adalah perbedaan antara batas cair (LL) dan batas batas palstis (PL) suatu tanah. PI = LL − PL POKOK BAHASAN A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah
  • 19. • Suatu tanah akan menyusut apabila air yang dikandungnya secara perlahan-lahan hilang dalam tanah. • Dengan hilangnya air secara terus menerus, tanah akan mencapai suatu tingkat keseimbangan dimana penambahan kehilangan air tidak akan menyebabkan perubahan volume. • Kadar air dimana perubahan volume suatu masa tanah berhenti didefinisikan sebagai Batas Susut [Shrinkage Limit (SL)] wi Volume tanah Kadar air (%) Batas Susut Batas Plastis Batas Cair Vi ∆ w Vf POKOK BAHASAN A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah
  • 20. POKOK BAHASAN BATAS PLASTIS ( PLASTIC LIMIT = PL) PL = Kadar air tanah dimana apabila tanah tersebut digulung sampai dengan diameter 3.2 mm mulai terjadi retak-retak. 20 A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah
  • 21. POKOK BAHASAN BATAS PLASTIS ( PLASTIC LIMIT = PL) PL = Kadar air tanah dimana apabila tanah tersebut digulung sampai dengan diameter 3.2 mm mulai terjadi retak-retak. 21 A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah
  • 22. POKOK BAHASAN Konsistensi tanah INDEKS PLASTIS (PLASTICITY INDEX = IP) Indeks plastisitas (Plastis Indeks) PI, adalah perbedaan antara batas cair dan batas plastis atau : PI = LL – PL 22 A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah
  • 23. POKOK BAHASAN Konsistensi tanah PI Sifat Tanah Macam Tanah Kohesi 0 < 7 7 – 17 > 17 Nonplastis Plastisitas rendah Plastisitas sedang Plastisitas tinggi Pasir Lanau Lempung berlanau Lempung Nonkohesif Kohesif sebagian Kohesif Kohesif Nilai Indeks Plastisitas dan Macam Tanah 23 A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah
  • 24. POKOK BAHASAN Konsistensi tanah Percobaan batas susut dilaksanakan dalam laboratorium dengan cawan porselin diameter 44,4 mm dengan tinggi 12,7 mm. Bagian dalam cawan dilapisi dengan pelumas dan diisi dengan tanah jenuh sempurna. Kemudian dikeringkan dalam oven. Volume ditentukan dengan mencelupkannya dengan air raksa. 3. Uji Batas Susut 24 A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah
  • 25. • Uji batas susut dilakukan di laboratorium dengan menggunakan mangkok porselin berdiameter 44,4 mm dan tinggi 12,7 mm. • Mangkok diisi dengan tanah basah sampai penuh, kemudian permukaan tanah dengan mangkok diratakan dengan menggunakan penggaris sehingga permukaan tanah tersebut dengan mangkok menjadi sama tinggi. • Berat tanah basah di dalam mangkok ditimbang, • Kemudian tanah di dalam mangkok dikeringkan di dalam oven. • Volume dari contoh tanah yang telah dikeringkan ditentukan dengan cara menggunakan air raksa. POKOK BAHASAN A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah
  • 26. POKOK BAHASAN Konsistensi tanah Batas susut dinyatakan dalam persamaan :           2 2 1 2 2 1 ) ( ) ( m v v m m m SL w  dengan m1 = berat tanah basah dalam cawan percobaan (g) m2 = berat tanah kering oven (g) v1 = volume tanah basah dalam cawan (cm3) v2 = volume tanah kering oven (cm3) 26 A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah Atau :
  • 27. • Batas Susut (SL) dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut : SL = wi (%) - ∆w (%) % 100 2 2 1    m m m wi dimana : wi = kadar air tanah mula-mula pada saat ditempatkan di dalam mangkok uji batas susut m1 = massa tanah basah dalam mangkok pada saat permulaan pengujian (gram) m2 = massa tanah kering (gram) ∆w = perubahan kadar air tanah (yaitu antara kadar air mula-mula dan kadar air pada batas susut) Vi = volume contoh tanah basah pada saat permulaan pengujian (cm3) Vf = volume tanah kering sesudah dikeringkan di dalam oven (cm3) ρw = kerapatan air (gr/cm3) % 100 ) ( 2     m V V w w f i  POKOK BAHASAN A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah
  • 28. POKOK BAHASAN Konsistensi tanah Harga-harga Batas Atterberg untuk Mineral Lempung Mineral Batas Cair (%) Batas Plastis (%) Batas Susut (%) Montromorillonite Nontrinite Illite Kaolinite Halloysite terhidrasi Halloysite Attapulgite Chlorite 100-900 37-72 60-120 30-110 50-70 35-55 160-230 44-47 50-100 19-27 35-60 25-40 47-60 30-45 100-120 36-40 8,5-15 - 15-17 25-29 - - - - 28 A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah
  • 29. POKOK BAHASAN LL PL SL SOLID SEMI SOLID PLASTIS CAIR 0   LI 0 1 INDEKS KECAIRAN (LIQUIDITY INDEX= LI) 0 < LI < 1  Tanah berada dalam daerah plastis LI > 1  Tanah dalam keadaan cair/hampir cair IP PL w LI C   29 A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks Kecairan 5. Aktivitas (A) B. Struktur Tanah
  • 30. POKOK BAHASAN NAMA MINERAL LEMPUNG AKTIVITAS (A) MONTMORILLONITE ( BENTONITE) 1 – 7 ILLITE 0.5 – 1 KAOLINITE 0.5 HALLOYSTE 0.5 ATTAPULGITE 0.5 – 1.2 ALLPHANE 0.5 – 1.2 A = % BUTIRAN YANG LEBIH KECIL 2  IP 5. Aktivitas (A) 30 A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks kecairan 5. Aktivitas tanah B. Struktur Tanah
  • 31. POKOK BAHASAN 1. STRUKTUR TANAH : - Susunan geometrik partikel tanah - Gaya antar partikel 2. TANAH BERBUTIR KASAR ( GRANULAR SOIL)  Gaya antar partikel sangat kecil  diabaikan , jadi : struktur tanah = susunan geometrik partikel 3. TANAH BERBUTIR HALUS YANG KOHESIVE (COHESIVE SOIL; MIS. LEMPUNG)  Gaya antar partikel  sangat dominan Jadi : struktur tanah kohesive = susunan geometrik partikel tanah + gaya antar partikel B. STRUKTUR TANAH 31 A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks kecairan 5. Aktivitas Tanah B. Struktur Tanah
  • 32. • Struktur tanah didefinisikan sebagai susunan geometrik butiran tanah. • Diantara faktor - faktor yang mempengaruni struktur tanah adalah bentuk, ukuran dan komposisi mineral dari butiran tanah serta sifat dan komposisi dari air tanah. • Secara umum tanah dapat dimasukkan ke dalam dua kelompok yaitu : - Tanah tak berkohesi (cohesionless soil) dan - Tanah kohesif (cohesive soil) POKOK BAHASAN A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks kecairan 5. Aktivitas Tanah B. Struktur Tanah
  • 33. • Struktur tanah tak berkohesi pada umumnya dapat dibagi dalam dua kategori pokok : • Struktur butir-tunggal(single-grained) • Struktur sarang lebah (honey combed) • Pada struktur butir tunggal, butiran tanah berada dalam posisi stabil dan tiap-tiap butir bersentuhan satu terhadap yang lain. • Bentuk dan pembagian ukuran butiran tanah serta kedudukannya mempengaruhi sifat kepadatan tanah. • Pada tanah asli, butiran dengan ukuran terkecil menempati rongga diantara butiran besar. POKOK BAHASAN A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks kecairan 5. Aktivitas Tanah B. Struktur Tanah
  • 34. • Struktur sarang lebah (honey combed) - Pada struktur sarang lebah, pasir halus dan lanau membentuk lengkungan-lengkungan kecil hingga merupakan rantai butiran. - Tanah yang mempunyai struktur sarang lebah mempunyai angka pori yang besar dan biasanya dapat memikul beban statis yang tak begitu besar. - Apabila struktur tanah ini dibebani dengan beban yang berat, atau beban getar, struktur tanah akan rusak dan menyebabkan penurunan yang besar. POKOK BAHASAN A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks kecairan 5. Aktivitas Tanah B. Struktur Tanah
  • 35. • Untuk dapat memahami dasar dari struktur tanah kohesif, perlu diketahui tipe dari gaya-gaya yang bekerja antara butir-butir tanah lempung yang terlarut dalam air. • Bilamana dua butiran lempung dalam larutan terletak berdekatan satu terhaap yang lain, lapisan ganda terdifusi dari kedua butiran tersebut akan menyebabkan gaya tolak- menolak . • Pada waktu yang sama, timbul juga gaya tarik-menarik antar butiran lempung yang disebabkan oleh gaya Van Der Waal (gaya tarik-menarik antar molekul-molekul yang berdekatan) yang tidak tergantung pada sifat air. • Kedua gaya tarik-menarik dan tolak-menolak ini akan bertambah dengan berkurangnya jarak antar partikel- partikel lempung, tetapi kecepatan penambahan untuk kedua gaya tersebut tidak sama. • Bilamana jarak antar partikel-partikel sangat kecil, gaya tarik-menarik adalah lebih besar dari gaya tolak-menolak. POKOK BAHASAN A. Kosistensi Tanah 1. Batas Cair 2. Batas Plastis 3. Batas Susut 4. Indeks kecairan 5. Aktivitas Tanah B. Struktur Tanah
  • 36. 36