2. 2
Pendahuluan
• Issu lingkungan global akibat aktivitas manusia :
pemanasan global, perubahan iklim, deplesi
ozon, penyebaran bahan-bahan berbahaya dan
beracun
• Proses produksi yang kurang efisien
mengakibatkan deplesi sumberdaya alam.
• Limbah industri masih dianggap sebagai “bahan
buangan” dan dipandang sebagai “cost center”
• Produsen belum banyak memikirkan dan
bertanggung jawab terhadap “limbah” dari
produk pasca pakai.
4. 4
Konsep sejenis Produksi Bersih
Minimisasi Limbah
Reduce, Reuse, Recycle (3R)
Pencegahan Pencemaran
Pembatasan Pemakaian
Bahan-bahan Berbahaya dan Beracun
Eco-Efficiency
Green Productivity
Desain ramah Lingkungan
Teknologi Bersih
Rethink, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery (5R)
Responsible Care
6. 6
Sektor Penerapan Produksi Bersih
• PRODUK : penurunan dampak negatif produk terhadap
lingkungan, kesehatan dan keselamatan selama daur
hidup produk tersebut, mulai dari pengambilan bahan
baku, proses produksi dan pemakaian produk sampai
menjadi limbah dan pembuangannya
• PROSES : konservasi bahan baku, air dan energi,
pencegahan pemakaian bahan-bahan beracun dan
berbahaya, pengurangan kuantitas dan tingkat toksisitas
semua emisi dan limbah langsung dari sumbernya pada
saat proses produksi
• JASA : memadukan masalah lingkungan ke dalam
perencanaan dan pelayanan
7. 7
Indikator Kinerja
EFISIENSI ZERO DEFECT
(Pengurangan Biaya Produksi)
Lingkungan ZERO WASTE
(Penurunan Limbah )
Kesehatan dan Keselamatan Kerja ZERO INJURY
(Penurunan Kecelakaan Kerja)
8. Skala Penerapan
Mikro :
Kimia Hijau
[Green
Chemistry]
Meso :
Eco-efficiency,
Resource
Efficiency
Green
Engineering
Makro :
Ekologi
Industri
Eco-Industrial
Park
Sumber : van Berkel, 2000
9. Prinsip-prinsip Kimia Hijau
The Twelve Principles of Green Chemistry
Anastas dan Warner (1998)
• Prevention
• Atom Economy
• Less Hazardous Chemical Synthesis
• Designing Safer Chemicals
• Safer Solvents and Auxiliaries
• Design for Energy Efficiency
• Use of Renewable Feedstocks
• Reduce Derivatives
• Catalysis
• Design for Degradation
• Real-time analysis for Pollution Prevention
• Inherently Safer Chemistry for Accident Prevention
10. Prinsip-prinsip Teknologi Hijau
The Twelve Principles of Green Engineering
Anastas dan Zimmerman (2003)
• Inherent Rather Than Circumstantial
• Prevention Instead of Treatment
• Design for Separation
• Maximize Efficiency
• Output-Pulled Versus Input-Pushed
• Conserve Complexity
• Durability Rather Than Immortality
• Meet Need, Minimize Excess
• Minimize Material Diversity
• Integrate Material and Energy Flows
• Design for Commercial “Afterlife”
• Renewable Rather Than Depleting
11. Pengembangan Teknologi Bersih
• Teknologi Energi Berkelanjutan
– proses temperatur rendah tekanan atmosferik,
– pengembangan energi batu terbarukan
• Teknologi Proses Kimia
– sintesis produk dengan katalis non logam
– proses dengan selektivitas tinggi
– mempertinggi ekonomi atomik
• Teknologi Informasi Maju
– pengukuran, pencatatan, pengolahan data “real time”
• Bioteknologi
– sintesis produk dengan reaksi enzimatik
• Nanoteknologi
– mengembangkan proses, produk dan teknologi berskala nano
Geiser, 2002
12. Aspek Eko-efisiensi
[WBCSD]
1. A reduction in the material intensity of goods or
services;
2. A reduction in the energy intensity of goods or services;
3. Reduced dispersion of toxic materials;
4. Improved recyclability;
5. Maximum use of renewable resources;
6. Greater durability of products;
7. Increased service intensity of goods and services.
[www.wbcsd.org]
13. Kawasan Industri Hijau
• sekumpulan industri dan bisnis jasa yang
berlokasi pada suatu tempat di mana pelaku-
pelaku di dalamnya secara bersama
meningkatkan kinerja lingkungan, ekonomi dan
sosialnya melalui kerjasama dalam mengelola
issu lingkungan dan sumberdaya
• Prinsip yang digunakan :
– Waste to product
– Simbiosis industri
14. 14
Penerapan skala mikro
Bahan kimia alami : pewarna makanan, pewarna tekstil, lerak
Bahan bakar yang dapat diperbarui : biodiesel dari minyak
jarak, ethanol dari tebu dan singkong
Bahan baku yang dapat diperbarui : polimer/ plastik dari
jagung
Bahan beracun yang mudah terurai : pestisida alam
Proses katalitik bertekanan dan bersuhu rendah
Bioproses menggunakan enzim
Pemanfaatan sinar matahari untuk pembangkitan energi dan
pemanas
15. Pengembangan
Energi Baru Terbarukan
• Solar water heater
• Solar cell
• Pemakaian sinar
matahari sebagai
sumber energi
didorong oleh faktor
biaya energi listrik
PENERAPAN SKALA MIKRO
wisegeek.org
pocosolar.com
17. Poly lactic acid (PLA) for plastics production
PENERAPAN SKALA MIKRO
www.worldofteaching.com
18. Recovery Emisi CO2 menjadi produk
• Emisi gas rumah kaca karbon dioksida (CO2)
ditimbulkan dari suatu dapur peleburan yang
menggunakan bahan bakar cokes / batubara.
• Perusahaan minuman ringan memerlukan CO2
sebagai bahan essence yang ditambahkan pada
produk minuman.
• Green business dan Green Job diciptakan
dengan memanfaatkan gas buang untuk
diproses menjadi CO2 cair dan padat.
PENERAPAN TEKNOLOGI BERSIH SKALA MESO
19. Recovery CO2 ……
• Bahan baku emisi gas mengandung CO2
kadar 94 % diproses menjadi CO2 cair
dengan kemurnian 99,995 %
• Nilai investasi sebesar US$10 M,
menciptakan tenaga kerja langsung
sebanyak 23 karyawan
• Emisi gas rumah kaca CO2 yang dapat
dicegah (dihambat) sebesar 3 ton/jam.
PT. RMI
PENERAPAN TEKNOLOGI BERSIH
20. Pemakaian Tanur Kupola –
Peleburan Besi Rongsok
• Industri pengecoran besi rongsok
(scrap) menggunakan tungku tungkik
dan bahan bakar kokas (cokes).
• Pemakaian bahan bakar dengan
perbandingan cokes/scrap = 1/7
• Penggantian teknologi dilakukan
dengan memakai tungku Kupola,
investasi yang diperlukan sebesar
Rp 100 juta.
PENERAPAN TEKNOLOGI BERSIH SKALA MESO
21. Pemakaian Tanur Kupola –
Peleburan Besi Rongsok
• Perbandingan pemakaian kokas/besi scrap =
1/14. Efisiensi pemakaian energi yang
diperoleh sebesar 50 %. Emisi gas rumah kaca
turun, kualitas produk meningkat.
• Pengembalian investasi diperoleh dari
penghematan (efisiensi) energi. Waktu
pengembalian kurang dari 1 tahun.
• Perlu skill terkait dengan teknologi tanur baru
PENERAPAN TEKNOLOGI BERSIH