SlideShare a Scribd company logo
PEDOMAN TEKNIS
Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Sektor Pertanian

Direktorat Pembiayaan Pertanian
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Kementerian Pertanian
2012
KATA PENGANTAR
Dalam rangka membantu para petani dan pelaku agribisnis di
bidang permodalan, pemerintah telah menyediakan skim kredit
program penjaminan, yang Imbal Jasa Penjaminan (IJP)
disediakan oleh pemerintah. Skim kredit yang didukung dengan
pola penjaminan, pemerintah bekerjasama dengan Lembaga
Penjaminan yang dinamakan Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR
dapat digunakan untuk membiayai semua sektor usaha produktif
termasuk sektor pertanian.
KUR secara efektif dilaksananakan tahun 2008, dan
pelaksanaannya KUR mengalami penyempurnaan
dengan perkembangan dan kebutuhan di lapangan
ketentuan KUR mikro, besarnya penjaminan untuk
pertanian dan perluasan bank pelaksana.

dalam
sesuai
seperti
sektor

Agar skim KUR ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk
pengembangan usaha di sektor pertanian, maka diperlukan
Pedoman Teknis KUR Sektor Pertanian. Buku ini merupakan
pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan baik di pusat
maupun di tingkat daerah dalam pemanfaatan KKP-E sehingga
penyaluran dan pengembalian kreditnya dapat berjalan lancar
dan tepat sasaran. Diharapkan kepada seluruh jajaran
Kementerian Pertanian dan Pemerintah Daerah dapat
melakukan koordinasi dengan instansi terkait termasuk dengan
Perbankan Pelaksana KUR.
Jakarta,
Januari 2012
Direktur Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian,

Sumarjo Gatot Irianto
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................
DAFTAR ISI.......................................................................

i
ii

I. PENDAHULUAN...........................................................
1.1. Latar Belakang.......................................................
1.2. Landasan Hukum..................................................
1.3. Tujuan dan Sasaran.............................................
1.4. Pengertian..............................................................
1.5. Ruang lingkup……….............................................

1
1
3
4
5
8

II. KETENTUAN POKOK PERSYARATAN DEBITUR
DAN PROSEDUR MEMPEROLEH KUR... ………….
2.1. Ketentuan Pokok...................................................
2.2. Persyaratan Debitur..............................................
2.3. Prosedur Memperoleh KUR.................................

9
9
11
12

II. USAHA YANG DIBIAYAI KUR.....................................

13

V. TUGAS BANK PELAKSANA, PERUSAHAAN
PENJAMIN DAN PEMERINTAH..................................
4.1. Bank Pelaksana.....................................................
4.2. Perusahaan Penjamin..........................................
4.3. Pemerintah.............................................................

15
15
16
17

V. PEMBINAAN, MONITORING DAN EVALUASI SERTA
PELAPORAN...................................................................
5.1. Pembinaan............................................................
5.2. Monitoring dan evaluasi.......................................
5.3. Pelaporan...............................................................

18
18
19
20

PENUTUP........................................................................ 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan pertanian tetap memegang peran strategis
dalam perekonomian nasional. Peran strategis tersebut
digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui
pembentukan kapital, penyediaan bahan pangan, bahan baku
industri, pakan dan bio energi, penyerapan tenaga kerja,
sumber devisa negara dan sumber pendapatan serta
pelestarian lingkungan melalui praktek usahatani yang ramah
lingkungan. Dalam rangka membantu permodalan dan
memberdayakan para petani/peternak/pekebun dan pelaku
agribisnis pada umumnya, pemerintah telah meluncurkan
berbagai skim kredit program dengan insentif yang diberikan
kepada debitur berupa subsidi suku bunga dan atau
penjaminan kredit.
Kredit Usaha Rakayat (KUR) merupakan salah satu skim
kredit yang diberikan oleh Perbankan dengan pola
penjaminan, yang bekerjasama dengan Lembaga Penjamin
yang ditetapkan oleh Pemerintah. KUR ini dapat
dimanfaatkan untuk membiayai semua usaha produktif

1
termasuk sektor pertanian yang layak (feasible) tetapi belum
bankable dari aspek agunan tambahan.
Sehubungan
Pertanian

dengan

telah

hal

tersebut

menandatangani

diatas
Nota

Kementerian
Kesepahaman

bersama (MoU) dengan 6 ( enam ) Perbankan dan 2 ( dua )
Perusahaan

Penjamin

tentang

Penjaminan

Kredit/Pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah ,
dan Koperasi ( UMKM-K ). UMKM-K termasuk didalamnya
sektor pertanian yang mempunyai usaha produtif.
Berdasarkan MoU antara pemerintah dengan Perbankan dan
Perusahaan Penjamin disebutkan bahwa tugas pemerintah
antara lain : (1) mempersiapkan Usaha Mikro, Kecil,
Menengah dan Koperasi yang melakukan usaha produktif
yang bersifat individu, kelompok, kemitraan dan atau cluster
untuk

dapat

dibiayai

dengan

kredit/

pembiayaan,

(2)

menetapkan kebijakan dan prioritas bidang usaha yang akan
menerima penjaminan kredit/pembiayaan, (3) melakukan
pembinaan dan pendampingan selama masa kredit atau
pembiayaan, dan (4) memfasilitasi hubungan antara Usaha
Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi dengan pihak lainnya

2
seperti perusahaan inti/off taker yang memberikan kontribusi
dan dukungan untuk kelancaran usaha.
Adapun tugas Bank Pelaksana adalah melakukan penilaian
kelayakan usaha dan memutuskan pemberian kredit /
pembiayaan. Sedangkan tugas Lembaga Penjamin adalah
memberikan

persetujuan

penjaminan

atas

kredit

/

pembiayaan yang diberikan oleh Bank Pelaksana.
Agar pemanfaatan KUR sektor pertanian berhasil baik dan
berjalan lancar maka diperlukan Pedoman Teknis Kredit
Usaha Rakyat Sektor Pertanian. Pedoman ini merupakan
acuan petugas di tingkat pusat dan daerah, serta menjadi
referensi Perbankan dan pemangku kepentingan terkait
dalam menyalurkan KUR sektor pertanian.
1.2. Landasan Hukum
a. Instruksi Presiden (Inpres) No. 6 Tahun 2007 tentang
Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
b. Nota Kesepahaman Bersama (MoU) antara 6 (enam)
Departemen/Kementerian dengan 2 (dua) Perusahaan
Penjamin dan 6 (enam) Bank Pelaksana tentang
3
c.

d.

e.

f.

Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada Usaha Mikro,
Kecil, Menengah, dan Koperasi, tanggal 9 Oktober 2007,
dan telah dirubah tiga kali, terakhir melalui Addendum III
MoU Bulan Agustus 2010.
Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
No.5 Tahun 2008 tentang Komite Kebijakan Penjaminan
Kredit /Pembiayaan bagi UMKM-K
Peraturan Menteri Keuangan No. 22/PMK.05/2010 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan No :
135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit
Usaha Rakyat, tanggal 28 Januari 2010.
Keputusan Deputi Bidang Koordinasi Makro dan Keuangan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Selaku
Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Penjaminan
Kredit/Pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah,
dan Koperasi No. KEP – 01/D.I.M.EKON/01/2010 tentang
Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan Kredit
Usaha Rakyat, tanggal 25 Januari 2010.
Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Selaku
Ketua
Komite
Kebijakan
Penjaminan
Kredit/Pembiayaan
Kepada
Usaha
Mikro,
Kecil,
Menengah, dan Koperasi No : KEP-07/M.EKON/01/2010
tentang Penambahan Bank Pelaksana Kredit Usaha
Rakyat, tanggal 26 Januari 2010.

4
1.3. Tujuan dan Sasaran
Tujuan
a. memberikan acuan bagi pemangku kepentingan di pusat
dan daerah dalam penyaluran KUR sektor pertanian;
b. meningkatkan penyaluran kredit/pembiayaan (KUR)
kepada
Petani,
Kelompoktani,
dan
Gabungan
Kelompoktani ;
c. mendukung program-program di Kementerian Pertanian
(tanaman
pangan,
hortikultura,
perkebunan
dan
peternakan);
d. membantu penanggulangan kemiskinan dan perluasan
kesempatan kerja di sektor pertanian.

Sasaran
a. terlaksananya penyaluran KUR kepada petani/peternak/
pekebun, kelompok tani, gabungan kelompok tani dan
koperasi;
b. terpenuhinya modal bagi petani/peternak/ pekebun,
kelompok tani, gabungan kelompok tani dan koperasi
dalam melaksanakan usahanya;

5
c. meningkatnya petani/peternak/ pekebun, kelompok tani,
gabungan kelompok tani dan koperasi yang memanfaatkan
KUR
1.4. Pengertian
a. Usaha layak (feasible) adalah usaha calon debitur yang
menguntungkan sehingga mampu membayar bunga dan
seluruh kewajiban pokok.
b. Belum bankable adalah debitur yang belum dapat
memenuhi persyaratan perkreditan dari perbankan antara
lain dalam hal penyediaan agunan.
c. Kredit Usaha Rakyat yang selanjutnya disebut KUR adalah
kredit
modal kerja dan atau kredit investasi yang
diberikan oleh Perbankan kepada UMKM-K yang feasible
tetapi belum bankable termasuk sektor pertanian, memiliki
usaha produktif yang didukung dengan Program
Penjaminan.
d. KUR Mikro adalah KUR yang diberikan dengan plafon
sampai dengan Rp. 20 juta per debitur.
e. KUR Retail adalah KUR yang diberikan dengan plafon
diatas Rp. 20 juta sampai dengan Rp. 500 juta per debitur.
f. Debitur KUR adalah Usaha Mikro, Kecil, Menengah,
Koperasi dan Kelompok Usaha.

6
g. Debitur sektor pertanain adalah petani/peternak/pekebun
secara individu dan atau melalui Kelompok Usaha seperti
: kelompok tani, gabungan kelompok tani, Asosiasi Petani,
koperasi yang mengusahakan dibidang pertanian.
h. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia
beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha
di bidang pertanian yang meliputi usaha hulu, usaha tani,
agro industri, pemasaran dan jasa penunjang.
i. Kelompok Tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun
yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan,
kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber
daya, tempat) dan keakraban untuk meningkatkan dan
mengembangkan usaha anggota.
j. Gabungan Kelompoktani (Gapoktan) adalah kumpulan
beberapa kelompoktani yang bergabung dan bekerjasama
untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
k. Koperasi adalah Koperasi Primer sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian,
l. Usaha agribisnis adalah usaha pertanian yang terdiri atas 4
(empat) sub-sistem, yaitu : (1) sub-sistem hulu adalah
kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi
(input) pertanian, (2) sub-sistem pertanian primer adalah
kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi
yaitu : Budidaya, (3) sub-sistem agribisnis hilir adalah
mengolah dan memasarkan komoditas pertanian, (4) sub7
sistem penunjang adalah kegiatan yang menyediakan jasa
penunjang antara lain permodalan, teknologi dan lain-lain.
m. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang
perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memenuhi kriteria : (1) memiliki kekayaan bersih paling
banya Rp. 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha, atau (2) memiliki hasil penjualan tahunan
paling banyak Rp. 300 juta.
n. Usaha Kecil adalah usaha produktif berdiri sendiri yang
memenuhi kriteria : (1) memiliki kekayaan bersih lebih dari
Rp. 50 juta sampai paling banyak Rp. 500 juta, atau (2)
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300 juta
sampai paling banyak Rp. 2,5 milyar.
o. Usaha Menengah adalah usaha produktif yang berdiri
sendiri yang memenuhi kriteria : (1) memiliki kekayaan
bersih lebih dari Rp. 500 juta sampai dengan paling
banyak Rp. 10 milyar atau (2) memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp. 2,5 milyar sampai dengan paling
banyak Rp. 50 milyar.
p. Perbankan adalah perusahaan yang melakukan kegiatan
usaha dalam bidang layanan perbankan yang salah
satunya dalam bentuk penyaluran kredit/pembiayaan untuk
membantu UMKM-K termasuk sektor pertanian.
q. Perusahaan Penjaminan adalah perusahaan yang
melakukan kegiatan dalam bentuk pemberian penjaminan
kredit/pembiayaan untuk membantu UMKM-K termasuk
sektor pertanian guna memperoleh kredit/pembiayaan dari
Bank.
8
r. Lembaga Linkage adalah lembaga yang menerus
pinjamkan KUR dari Bank Pelaksana kepada UMKM-K
seperti Koperasi Sekunder, Koperasi Primer, Badan Kredit
Desa, Baitul Mal Wa Tanwil, Bank Perkreditan Rakyat,
Lembaga Keuangan Non Bank, Lembaga Keuangan Mikro.
1.5. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Teknis ini meliputi pendahuluan,
ketentuan pokok, persyaratan debitur dan prosedur
memperoleh KUR, usaha sektor pertanian yang dibiayai
KUR, tugas Bank pelaksana, Perusahaan Penjaminan, dan
pemerintah, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan
serta penutup.

9
BAB II
KETENTUAN POKOK, PERSYARATAN DEBITUR
DAN PROSEDUR MEMPEROLEH KUR
2.1. Ketentuan Pokok
a. Sumber dana KUR sepenuhnya dari Bank Pelaksana.
b. Debitur KUR adalah debitur yang tidak sedang menerima
kredit/pembiayaan dari perbankan atau tidak sedang
menerima kredit program dari pemerintah yang dibuktikan
dengan hasil Sistim Informasi Debitur (SID), dikecualikan
bagi pemegang kartu kredit, kendaraan untuk jenis kredit
kepemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor, kartu
kredit, dan kredit konsumtif lainnya masih diperbolehkan
menerima KUR.
c. Besarnya kredit/pembiayaan mikro (KUR Mikro) sampai
dengan Rp. 20 juta, tidak memerlukan pengecekan pada
Sistim Informasi Debitur ( SID).
d. Besarnya kredit maksimum Rp. 500 juta per debitur.
10
e. Suku bunga :
1) Suku bunga maksimum 22 % per tahun, untuk kredit
sampai dengan Rp. 20 juta (KUR Mikro);
2) Suku bunga maksimum 14 %, untuk kredit diatas Rp.
20 juta s/d Rp. 500 juta (KUR Retail);
f. Mekanisme penyaluran KUR :
1) Langsung kepada debitur;
2) Tidak langsung melalui Lembaga linkage. Penyaluran
KUR melalui lembaga linkage dapat dilakuak dengan
pola Executing atau Channeling.
g. Penyaluran KUR melalui lembaga linkage dengan pola
Executing, dengan ketentuan :
1) Plafon kredit kepada lembaga linkage maksimum
Rp. 2 milyar;
2) Suku bunga dari Perbankan kepada lembaga linkage
maksimum 14% per tahun;
3) Plafon kredit dari lembaga linkage kepada debitur
maksimum Rp. 100 juta per debitur, dengan suku
bunga maksimum 22% per tahun;
4) Lembaga
linkage
bertanggungjawab
atas
pengembalian KUR yang diterima dari Bank
Pelaksana
5) Lembaga linkage tersebut diperbolehkan sedang
memperoleh kredit/ pembiayaan dari perbankan
11
tetapi tidak sedang memperoleh kredit program
pemerintah.
h. Penyaluran KUR melalui lembaga linkage dengan pola
chanelling, dengan ketentuan :
1) Plafon dan suku bunga mengikuti ketentuan KUR
mikro dan KUR ritel;
2) Debitur KUR bertanggungjawab atas
KUR.

pengembalian

3) Lembaga linkage diperbolehkan sedang memperoleh
kredit/pembiayaan dari perbankan maupun kredit
program pemerintah;

i.

4) Lembaga linkage berhak memperoleh fee dari Bank
Pelaksana.
Besarnya Penjaminan :
Prosentase jumlah penjaminan oleh Perusahaan
Penjamin sebesar 80% dari kredit/pembiayaan yang
diberikan Perbankan untuk sektor pertanian, kelautan dan
perikanan, kehutanan dan industri kecil.

j. Jangka Waktu Kredit :
1) Kredit Modal Kerja maksimum 3 (tiga) tahun dan
dapat diperpanjang sampai 6 tahun;
2) Kredit Investasi maksimun 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang sampai 10 tahun.
12
3) Khusus kredit investasi untuk usaha perkebunan
tanaman keras

dapat diberikan secara langsung

maksimum 10 tahun.
2.2. Persyaratan Debitur
1) Individu : Petani/Peternak/pekebun dengan syarat: (1)
usia minimal 21 tahun atau sudah menikah, (2)
mempunyai identitas diri (KTP dan Kartu Keluarga).
2) Kelompoktani atau Gapoktan yang dibina oleh Dinas
Teknis setempat/ Kantor Cabang Dinas/ Balai Penyuluh
Pertanian.
3) Koperasi mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
4) Badan hukum lain sesuai ketentuan yang berlaku.
5) Ketentuan lain yang ditetapkan Perbankan.
2.3.

Prosedur Memperoleh KUR :
a.

Petani/peternak/pekebun,
Kelompoktani,

dan

Kelompoktani,

Koperasi

calon

gabungan

debitur

yang

membutuhkan kredit/ pembiayaan dapat menghubungi
Kantor

Cabang/Kantor

Cabang

Pembantu

Bank

Pelaksana terdekat.

13
b.

Debitur

menyusun

rencana

kebutuhan

kredit/pembiyaan;
c.

Debitur

mengajukan

surat

permohonan

kredit/pembiayaan langsung kepada perbankan yang
dilampiri

dengan

rencana

penggunaan

kredit/pembiayaan yang diketahui oleh Dinas Teknis
setempat;
d.

Bank Pelaksana akan melakukan penilaian kelayakan
usaha debitur.

e.

Jika usulan debitur dinilai memenuhi syarat oleh
perbankan, maka akan diberikan persetujuan kredit.
Keputusan pencairan kredit/pembiayaan berada di Bank
Pelaksana.

14
BAB III
USAHA YANG DIBIAYAI KUR
KUR untuk sektor pertanian diarahkan untuk mendukung programprogram Kementerian Pertanian dalam rangka pemenuhan
permodalan untuk mengembangkan usahanya. Usaha sektor
pertanian yang dapat dibiayai KUR meliputi aspek :
1. Aspek Budidaya (on-farm).
a. Tanaman pangan : padi, jagung, kedele, kacang tanah,
kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar dll.
b. Hortikultura : jeruk, pisang, mangga, manggis, durian,
bawang merah, cabe merah, kentang, rimpang, tanaman
hias/anggrek dll.
c. Perkebunan : karet, kelapa sawit, kelapa, kakao, kopi,
cengkeh, tebu, jambu mete, dan rempah-rempah dll.
d. Peternakan : sapi potong, sapi perah, kerbau, ayam buras,
ayam ras, itik, kambing, domba, kelinci dan babi dll.
2. Aspek Hulu
a. Pengadaan/perdagangan sarana produksi : pupuk,
pestisida, herbisida, dll.
b. Pengadaan alsintan pra panen : traktor, pompa air, bajak,
luku, pacul, mesin pembibitan (seedler), alat tanam biji-bijian
(seeder) dll.

15
3. Aspek Hilir
a. Pengadaan/pemasaran hasil produksi : tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan peternakan.
b. Pengadaan alsintan tanaman pangan : combine harvester,
threser, corn sheller, rice milling unit, sabit, dryer, pompa air,
mesin penyiang padi bermotor, alat tanam biji-bijian, mesin
panen, mesin perontok polong, mesin pengupas ,kacang
tanah , dll.
c. Pengadaan alsintan hortikultura : pengolah bawang goreng,
pengolah kripik buah (vacuum frying), pengolah selai/dodol,
pengolah juice buah-buahan, mesin sortasi buah dll.
d. Pengadaan alsintan perkebunan antara lain meliputi :
pengolah kelapa sawit mini, sangrai kopi, sangrai kakao,
pengolah teh, pengolah lada, pengolah kelapa, kepras tebu,
alat tebang (tracer), mesin pengolah biji jarak dll.
e. Pengadaan alsintan peternakan antara lain meliputi : paket
inseminasi buatan, mesin tetas, pencacah daging, pemerah
susu, pasteurisasi susu, mesin pellet, dll.
f. Usaha budidaya, pengelolaan hasil dan pengadaan/
pembiayaan Alsintan
Rincian usaha yang dibiayai KUR dan perkiraan besarnya
kredit terdapat pada lampiran 1 s/d 3.

16
BAB IV
TUGAS BANK PELAKSANA , PERUSAHAAN PENJAMIN DAN
PEMERINTAH
Dalam pelaksanaan penyaluran KUR , sesuai dengan MoU yang
ditandatangani

bahwa pihak-pihak yang terkait langsung sudah

disepakati tugas masing-masing. Pihak-pihak
Pelaksana, Perusahaan Penjaminan dan

meliputi Bank

Kementerian Teknis

(Pemerintah).
4.1. Bank Pelaksana
1) Bank Pelaksana KUR yang sudah ditetapkan sampai saat
ini meliputi Bank Umum dan Bank Pembangunan daerah
yaitu :
a. PT. Bank BRI (Persero), Tbk
b. PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk
c. PT. Bank BNI (Persero), Tbk
d. PT. Bank Bukopin, Tbk
e. PT. Bank BTN (Persero), Tbk
f.

PT. Bank Syariah Mandiri

g. PT. Bank DKI
h. PT. Bank Nagari
17
i.

PT. Bank Jabar Banten

j.

PT. Bank Jateng

k. BPD DIY
l.

PT. Bank Jatim

m. PT. Bank NTB
n. PT. Bank Kalbar
o. BPD Kalsel
p. PT. Bank Kalteng
q. PT. Bank Sulut
r.

PT. Bank Maluku

s. PT. Bank Papua
2) Tugas Bank Pelaksana :
Bank Pelaksana mempunyai tugas melakukan penilaian
kelayakan usaha dan memutuskan kredit/pembiayaan
sesuai ketentuan yang berlaku pada Perbankan.
4.2. Perusahaan Penjamin
1) Perusahaan Penjaminan :
a. PT. (Persero) Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo).
b. Perum Jaminan Kredit Indonesia Jamkrindo).

18
2) Tugas Perusahaan Penjaminan
Perusahaan Penjamin mempunyai tugas memberikan
persetujuan penjaminan atas kredit/pembiayaan yang
diberikan oleh Perbankan sesuai ketentuan yang berlaku
pada Perusahaan Penjaminan.
4.3. Pemerintah
Pemerintah dalam hal ini jajaran Kementerian Pertanian dan
Dinas Teknis/badan lingkup Pertanian di tingkat propinsi dan
Kabupaten/ kota mempunyai tugas :
a. Melakukan identifikasi petani/ peternak/pekebun dan
pelaku agribisnis yang layak usahanya untuk dibiayai
dengan KUR tetapi belum sesuai ketentuan perbankan
belum bankable.
b. Melakukan upaya intermediasi akses kredit/pembiayaan
kepada Petani, Kelompoktani, gabungan kelompoktani
dan Koperasi ke Lembaga Perbankan.
c. Membantu mencarikan off taker atau penjamin pasar.
d. Mengembangkan pola kerjasama kemitraan.
e. Melakukan pembinaan dan pendampingan, bimbingan
dan pengawasan agar kredit/pembiayaan dimanfaatkan
secara optimal dan tepat sasaran.
19
BAB V
PEMBINAAN, MONITORING DAN EVALUASI
SERTA PELAPORAN
Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan KUR bagi petani/
peternak/pekebun dan pelaku agribisnis maka diperlukan adanya
pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan secara rutin dan
berjenjang dari Tingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota.
5.1

Pembinaan
a. Pembinaan dalam pelaksanaan KUR sektor pertanian di
tingkat pusat dilakukan oleh Tim yang dikoordinasikan
oleh Direktorat PembiayaanPertanian bersama Eselon I
terkait , Bank Pelaksana KUR dan instansi lain terkait.
Pembinaan di tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota
dilakukan Dinas Teknis/Badan lingkup pertanian yang
berkoordinasi dengan instansi tekait lainnya dan Cabang
Bank Pelaksana setempat.
b. Pembinaan diarahkan dalam hal (1) menginventarisir
petani/ peternak/pekebun dan pelaku agribisnis yang
feasible tetapi belum bankable, (2) membimbing petani,
peternak

dan

pelaku

agribisnis

dalam

menyusun

kelayakan usaha sebagai referensi Perbankan dalam
20
pemberian kredit/pembiayaan, (3) memfasilitasi petani/
peternak/pekebun

dan

pelaku

agribisnis

dalam

mengakses kredit/pembiayaan kepada Perbankan, (4)
membantu

dalam

pemasaran

hasil

melalui

pola

kerjasama kemitraan, dan (5) memberikan pemahaman
kepada petani/ peternak/pekebun dan pelaku agribisnis
bahwa kredit adalah kepercayaan dan hutang harus
dikembalikan.
5.2

Monitoring dan Evaluasi
a. Monitoring dan evaluasi dimulai dari (1) identifikasi
debitur/UMKMK pertanian yang layak didanai KUR, (2)
pengajuan kredit/pembiayaan, (3) besarnya penyaluran
kredit/pembiayaan, (4) jumlah debitur individu, kelompok,
dan
atau
koperasi),
(5)
besarnya
pangsa
kredit/pembiayaan sektor pertanian terhadap total
kredit/pembayaan Perbankan, (6) tingkat pengembalian
kredit/pembiayaan, (7) posisi kolektibilitas, (8) identifikasi
permasalahan dan upaya pemecahannya dan (9)
penyempurnaan skim KUR.
b. Monitoring dan evaluasi di tingkat pusat dilakukan oleh
Tim yang dibentuk di pusat, dan di tingkat propinsi serta
kabupaten/kota dilakukan Tim yang dibentuk di tingkat
propinsi dan Tim kabupaten/kota yang berkoordinasi
dengan Cabang Bank Pelaksana setempat.
21
5.3 Pelaporan
a. Cabang Bank Pelaksana KUR diharapkan dapat
menyampaikan
laporan
bulanan
perkembangan
penyaluran dan pengembalian KUR yang dikelolanya
kepada Dinas Teknis (Tanaman Pangan dan Hortikultura,
Perkebunan, Peternakan) setempat selambat-lambatnya
tanggal 10 bulan berikutnya.
b. Dinas
Teknis
(Tanaman
Pangan,
Hortikultura,
Perkebunan, dan Peternakan) menyampaikan laporan
penyaluran dan pengembalian KUR kepada Direktorat
Pembiayaan Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana
dan sarana Pertanian, Kementerian Pertanian selambatlambatnya tanggal 15 bulan berikutnya.

22
BAB VI
PENUTUP
Pedoman Umum KUR sektor pertanian merupakan tindak lanjut
diterbitkannya Instruksi Presiden (Inpres) No. 6/Tahun 2007
tentang kebijakan percepatan pengembangan sektor riil dan
pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil,

Menengah, dan Koperasi

(UMKM-K) dan MoU antara Pemerintah dengan Lembaga
Penjamin

dan

Bank

Pelaksana

tentang

penjaminan

kredit/pembiayaan kepada UMKM-K yang telah diubah melalui
Addendum I, II dan III serta dijabarkan dalam Standar Operasional
dan Prosedur KUR.
Pedoman ini sebagai acuan bagi pemangku kepentingan baik di
pusat dan daerah dalam pemanfaatan KUR untuk mendukung
usaha sektor pertanian, sehingga penyaluran dan pengembalian
KUR dapat berjalan lancar, dan tepat sasaran.

Jakarta, Januari 2012
Direktorat Pembiayaan Pertanian
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
23
24
LAMPIRAN 1.
USAHA BUDIDAYA KOMODITAS DAN BESARNYA KREDIT

Sub Sektor Tanaman Pangan
Tabel 1. Kebutuhan Indikatif Kredit Sub sektor Tanaman Pangan menurut
Komoditas dan Komponen Biaya : Padi Sawah Irigasi, Gogo Rancah/ Padi
Ladang, Padi Hibrida dan Padi Pasang Surut/ Lebak.
No

Komponen

1.
2.
3.
4.

Benih
Pupuk
Pestisida
Biaya Garap dan
Pemeliharaan
Biaya Panen dan
Pasca Panen

5.

Jumlah

Padi Sawah
Irigasi
(Rp)
187.500
2.250.000
200.000
3.800.000

Gogo
Rancah/ Padi
Ladang
(Rp.)
440.000
4.110.000
200.000
4.160.000

Padi
Hibrida

Padi Pasang
Surut/ Lebak

(Rp.)
750.000
2.250.000
200.000
3.800.000

( Rp.)
300.000
1.550.000
200.000
2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

2.200.000

8.637.500

11.110.000

9.200.000

6.450.000

Tabel 2. Kebutuhan Indikatif Kredit Sub sektor Tanaman Pangan menurut
Komoditas dan Komponen Biaya : Jagung, Kedele dan Koro.
No

Komponen

1.
2.
3.
4.

Benih
Pupuk
Pestisida
Biaya Garap dan
Pemeliharaan
Biaya Panen dan
Pasca Panen

5.

Jumlah

Jagung
(Rp)
675.000
1.870.000
200.000
1.920.000

Kedelai
(Rp.)
500.000
1.535.000
375.000
2.200.000

Koro
(Rp.)
800.000
770.000
300.000
2.000.000

2.600.000

1.400.000

2.000.000

7.265.000

6.010.000

5.870.000

22
Tabel 3. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Tanaman Pangan menurut Komoditas dan
Komponen Biaya : Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar.

No.

1.
2.
3.
4.
5.

Kacang
Tanah
(Rp)
2.400.000
457.500
100.000
2.880.000

Jumlah

Ubi Kayu

Ubi Jalar

(Rp.)
1.500.000
1.932.500
1.560.000

(Rp.)
3.200.000
2.140.000
2.450.000

1.600.000

1.000.000

1.050.000

7.637.500

Benih
Pupuk
Pestisida
Biaya Garap dan
Pemeliharaan
Biaya Panen dan
Pasca Panen

Kacang
Hijau
(Rp)
375.000
205.000
100.000
2.760.000

1.800.000

Komponen

5.040.000

5.992.500

8.840.000

Sumber : Ditjen Tanaman Pangan, Diolah Direktorat Pembiayaan Pertanian

Tabel 4. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan
Komponen Biaya : Pembenihan Padi, Padi Hibrida, Jagung dan Kedelai.
No

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Komponen

Benih
Pupuk
Pestisida
Biaya Garap dan
Pemeliharaan
Biaya Panen dan
Pasca Panen
Biaya
Pengepakan
Sertifikasi
Jumlah

Cabai
(Rp.)
250.000
2.950.000
1.060.000
3.875.000

Bawang
Merah
(Rp.)
4.000.000
1.055.000
1.130.000
17.605.000

Bawang
Putih
(Rp.)
450.000
2.950.000
760.000
2.275.000

1.200.000

2.800.000

1.000.000

500.000

250.000

1.200.000

250.000

40.000

40.000

40.000

40.000

9.875.000

26.880.000

8.675.000

Kentang
(Rp.)
800.000
1.400.000
660.000
2.995.000
800.000

6.945.000

Sub sektor Hortikultura
Tabel 5. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan
Komponen Biaya : Cabai, Bawang Merah, Bawang Putih, dan Kentang

No

Komponen

Cabai

1.
2.
3.

On Farm/Budidaya
Sarana Produksi
Pasca Panen
Jumlah

(Rp.)
15.790.000
35.542.500
10.750.000

Bawang
Merah
(Rp.)
16.700.000
31.024.000
6.500.000

Bawang
Putih
(Rp.)
21.080.000
18.375.000
5.235.000

Kentang
(Rp.)
10.515.000
46.506.000
4.835.000

62.082.500

54.224.000

44.690.000

61.856.000

23
Tabel 6. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan
Komponen Biaya : Jahe, Kencur dan Kunyit.

No

On Farm/Budidaya
Sarana Produksi
Pasca Panen

Jahe
(Rp.)
5.000.000
32.450.000
1.500.000

Kencur
(Rp.)
5.000.000
30.450.000
1.500.000

Kunyit Putih
(Rp.)
5.000.000
25.450.000
1.500.000

Jumlah

1.
2.
3.

Komponen

38.950.000

36.950.000

31.950.000

Tabel 7. Kebutuhan Indikatif Kredit Sub sektor Tanaman Pangan menurut
Komoditas dan Komponen Biaya : Pisang, Nenas, Buah Naga dan Melon.
No

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Komponen

Benih/Bibit
Pupuk
Pestisida
Biaya Garap dan
Pemeliharaan
Peralatan
Panen dan Pasca
Panen
Jumlah

Pisang

Nenas

(Rp.)
3.200.000
4.610.000
900.000
4.120.000

(Rp.)
8.000.000
9.560.000
1.000.000
14.120.000

Buah
Naga*)
(Rp.)
64.000.000
6.478.000
870.000
14.630.000

Melon

3.670.000
1.500.000

1.320.000
4.000.000

7.051.000
4.500.000

11.617.500
1.680.000

18.000.000

38.000.000

97.529.000

52.739.500

(Rp.)
5.200.000
14.052.000
3.225.000
16.965.000

Keterangan *). Untuk buah Naga biaya tersebut diluar biaya pembuatan tegakan

Tabel 8. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas
dan Komponen Biaya Semangka, Pepaya, Salak, Strawberi

No

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Komponen
Benih/Bibit
Pupuk
Pestisida
Biaya Garap dan
Pemeliharaan
Peralatan
Panen dan Pasca
Panen
Jumlah

Semangka
(Rp.)
2.990.000
6.005.000
3.255.000
10.140.000

Pepaya
(Rp)
2.500.000
5.860.000
1.750.000
6.900.000

Salak
(Rp)
12.500.000
7.070.000
19.500.000

Strawberi
(Rp)
50.000.000
17.339.200
10.200.000
12.175.000

7.283.000
750.000

1.190.500
800.000

5.465.000
4.500.000

5.150.000
3.600.000

30.423.000

19.000.000

49.125.000

98.464.200

24
Tabel 9. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas
dan Komponen Biaya: Durian, Mangga, Manggis, Jeruk dan Apel
(Pemeliharaan).
No

Komponen

1.
2.
3.
4.

Benih/Bibit
Pupuk
Pestisida
Biaya Garap
dan
Pemeliharaan
Peralatan
Biaya Panen
dan Pasca
Panen

5.
6.

Jumlah

Durian
(Rp)
2.400.000
2.300.000
2.803.500
17.490.000

Mangga
(Rp)
2.400.000
1.610.000
1.690.000
9.720.000

Manggis
(Rp)
2.400.000
2.300.000
2.010.100
11.580.000

Jeruk
(Rp)
3.750.000
9.355.000
22.680.000
25.680.000

Apel
(Rp)
4.500.000
10.117.500
10.050.000
25.230.000

5.675.000
4.500.000

5.075.000
2.100.000

6.9350.000
2.550.000

6.665.000
7.200.000

6.615.000
5.550.000

35.168.500

22.595.500

27.775.100

74.900.000

62.062.500

Tabel 10. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan
Komponen Biaya : Melinjo dan Kedondong Cina.
No

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Komponen
On Farm/Budidaya
Sarana Produksi
Pasca Panen
Benih / Bibit
Pupuk
Biaya Garap dan
Pemeliharaan
Biaya Panen dan
Pasca Panen
Jumlah

Melinjo
(Rp.)
13.000.000
23.375.000
4.200.000

Kedondong Cina
(Rp)

22.500.000
7.650.000
14.125.000
4.500.000
40.575.000

48.775.000

25
Tabel 11. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas
dan Komponen Biaya : Kubis, Tomat dan Seledri
No

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Komponen
Benih/Bibit
Pupuk
Pestisida
Biaya Garap dan
Pemeliharaan
Peralatan
Biaya Panen dan
Pasca Panen
Jumlah

Kubis
(Rp)
2.250.000
2.987.000
450.000
2.232.000

Tomat
(Rp)
1.200.000
18.260.000
2.930.000
10.450.000

Seledri
(Rp)
750.000
2.460.000
350.000
1.560.000

1.700.000

9.137.500
3.450.000

300.000
1.500.000

9.619.000

45.427.500

6.920.000

Tabel 12. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan
Komponen Biaya : Bawang Daun, Brokoli, Ketimun dan Kacang Panjang
No

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Komponen
Benih/Bibit
Pupuk
Pestisida
Biaya Garap dan
Pemeliharaan
Peralatan
Biaya Panen dan
Pasca Panen
Jumlah

Bw. Daun
(Rp.)
3.000.000
3.890.000
375.000
2.150.000

Brokoli
(Rp)
1.950.000
3.439.000
630.000
4.050.000

Ketimun
(Rp)
435.000
4.378.000
450.000
5.125.000

Kc.Panjang
(Rp)
1.050.000
7.120.000
300.000
3.625.000

823.000
1.700.000

4.691.000
1.700.000

3.900.000
1.000.000

700.000
750.000

11.938.000

16.460.000

15.288.000

13.545.000

Tabel 13. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas
dan Komponen Biaya : Paprika, Terung dan Jamur
No

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Komponen

Benih/Bibit
Pupuk
Pestisida
Biaya Garap dan
Pemeliharaan
Peralatan
Biaya Panen dan
Pasca Panen
Bangunan Kubung
Jumlah

Paprika

Terung

Jamur
Jamur Kuping
Merang
(Rp)
(Rp)
210.000
15.000.000
5.000
1.579.000
3.910.000

(Rp.)
3.675.000
7.625.000
1.375.000
10.500.000

(Rp)
90.000
6.679.400
450.000
3.897.000

76.795.000
-

300.000
500.000

3.081.000
400.000

19.080.000
1.800.000

99.970.000

11.916.400

5.000.000
10.270.000

18.870.000
58.665.000

26
Tabel 14. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas
dan Komponen Biaya: Krisan, Mawar, Gladiol, Sedap Malam dan Melati
No

3.
4.
5.

6.

Mawar

Gladiol

(Rp)
Benih/Bibit
100.000.000
Pupuk/Media
20.000.000
Tanam
Pestisida
10.000.000
Peralatan/Ru
15.000.000
mah lindung
Garap&peme 15.000.000
liharaan,
listrik
10.000.000
Panen dan
paking

(Rp)
6.000.000
6.000.000

Jumlah

1.
2.

Komponen

Krisan

170.000.000

(Rp)
4.000.000
8.000.000

Sedap
Malam
(Rp)
5.000.000
10.000.000

Melati
(Rp)
12.000.000
6.000.000

3.000.000
150.000

3.000.000
150.000

5.000.000
150.000

1.000.000
150.000

6.000.000

4.500.000

5.000.000

6.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

5.000.000

26.150.000

24.650.000

30.150.000

30.150.000

Tabel 15. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas
dan Komponen Biaya: Anggrek pot, Anggrek potong (Skala 1.000 m2).
No

Komponen

1.
2.
3.
4.
5.

Benih/Bibit
Pupuk/Media Tanam
Obat-obatan/Pestisida
Peralatan/Rumah lindung
Garap&pemeliharaan,
listrik
Pot
Panen dan paking
Jumlah

6.
7.

Anggrek Pot
(Rp)
140.000.000
11.000.000
2.000.000
2.000.000
5.000.000

Anggrek
Potong
(Rp)
150.000.000
12.000.000
2.500.000
2.000.000
5.000.000

10.000.000
170.000.000

10.000.000
15.000.000
196.500.000

Sumber : Ditjen Hortikultura, Diolah Direktorat Pembiayaan Pertanian

27
Sub Sektor Perkebunan
Tabel 16. Komoditas dan Besarnya Kredit : Tebu, Kapas, Jarak Kepyar, Tembakau dan
Nilam

No

Komponen

1.

Biaya Garap,
Pemeliharaan
Biaya Tebang
dan Angkut
Biaya Beban
Hidup
Sarana
Produksi
- Bibit
- Pupuk
Paket OPT
Lain-lain

2.
3.
4.

5.
6.

Jumlah

Tebu

Kapas

(Rp)
6.000.000

(Rp)
3.050.000

Jarak
Kepyar
(Rp)
1.675.000

Tembakau

Nilam

5.500.000

-

-

-

-

500.000

-

-

-

-

2.500.000
3.000.000
500.000
-

1.125.000
1.080.000
340.000
-

275.000
225.000
100.000
37.500

1.400.000 13.500.000
1.858.500 3.517.500
400.000
100.000
5.400.000 5.000.000

18.000.000

5.595.000

2.312.500

14.458.500 34.597.500

(Rp)
(Rp)
5.700.000 12.180.000

Tabel 17. Komoditas dan Besarnya Kredit Rehabilitasi : Kakao, Kopi, Teh, dan Cengkeh

No

Komponen

1.

Biaya Garap dan
Pemeliharaan
Biaya Tebang
dan Angkut
Biaya Beban
Hidup
Sarana Produksi
- Bibit
- Pupuk
Paket OPT
Lain-lain

2.
3
4.

5.
6.

Jumlah

Rehabilitasi
Kakao
(Rp)
15.598500

Rehabilitasi
Kopi
(Rp)
5.544.000

Rehabilitasi
Teh
(Rp)
3.360.000

Rehabilitasi
Cengkeh
(Rp)
3.828.000

-

-

-

-

-

-

-

-

3.064.500
3.998.250
540.000
2.450.000

3.780.000
330.000
750.000
66.000

5.000.000
920.000
1.040.625
-

1.500.000
4.660.000
1.000.000
-

25.651.250

10.470.000

10.320.625

10.988.000

28
Tabel 18. Komoditas dan Besarnya Kredit Rehabilitasi : Lada, Kayu Manis, Panili, dan Pala

No

Komponen

1.

Biaya Garap dan
Pemeliharaan
Biaya Tebang
dan Angkut
Biaya Beban
Hidup
Sarana Produksi
- Bibit
- Pupuk
Paket OPT
Lain-lain

2.
3
4.

5.
6.

Jumlah

Rehabilitasi
Lada
(Rp)
16.368.000

Rehabilitasi
Kayu Manis
(Rp)
3.600.000

Rehabilitasi
Panili
(Rp)
1.650.000

Rehabilitasi
Pala
(Rp)
3.564.000

-

-

-

-

-

-

-

-

4.000.000
3.200.000
1.100.000
165.000

3.500.000
4.250.000
2.000.000
150.000

25.200.000
6.325.000
600.000
150.000

1.540.000
4.010.000
1.000.000
165.000

24.833.000

13.500.000

33.925.000

10.279.000

Tabel 19. Komoditas dan Besarnya Kredit Pengembangan : Kakao, Kopi dan Teh

No

Komponen

1. Biaya Garap dan
Pemeliharaan
2. Biaya Tebang
dan Angkut
3 Biaya Beban
Hidup
4. Sarana Produksi
- Bibit
- Pupuk
5. Paket OPT
6. Lain-lain
Jumlah

Pengembangan Pengembanga Pengembangan Pengembangan
Kopi Arabika
Teh
Kakao
n Kopi
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Robusta
(Rp)
17.716.265
27.900.000
27.900.000
9.940.500
-

-

-

-

-

-

-

-

5.160.000
7.605.750
1.350.000
2.528.625

4.930.000
6.136.900
1.782.000
350.000

6.640.000
6.136.900
1.782.000
350.000

12.500.000
15.264.000
1.840.000
2.380.000

26.584.875

41.098.900

42.808.900

49.700.265

29
Tabel 20. Komoditas dan Besarnya Kredit Pembibitan : Karet dan Kelapa Sawit

No

Komponen

1. Biaya Garap dan Pemeliharaan : dederan biji,
persiapan lahan pembibitan, pembibitan rootstock
dan pembibitan polybag (Karet), pre nursery dan
pembibitan utama (Kelapa Sawit).
2. Bahan Bahan
- Benih, dll.
- Pupuk, pestisida, dll.
3. Peralatan
4. Lain-lain
Jumlah

Pembibitan
Pembibitan
Karet
Kelapa Sawit
(Rp)
(Rp)
73.338.000
74.970.000

99.575.000
16.075.000
825.000
5.900.000
195.713.000

122.515.000
4.375.000
9.300.000
211.160.000

Sumber : Ditjen Perkebun, Diolah Direktorat Pembiayaan Pertanian

Sub Sektor Peternakan
Tabel 21. Komoditas dan Besarnya Kredit : Ayam Buras, Ayam Petelur, Ayam Ras Pedaging
dan Itik

No.

Komponen

1.

Bibit
a. Betina
b. Jantan
Biaya Kandang
Peralatan dan
Mesin Tetas
Pakan
- Starter
- Finisher
Obat-obatan dan
Operasional
Lain-lain

2.
3.
4.

5.
6.

Jumlah

Ayam
Buras
(Rp)

Ayam Ras
Petelur
(Rp)

Ayam Ras
Pedaging
(Rp)

Itik
(Rp).

58.500.000
6.300.000
4.000.000
5.000.000

55.000.0000
-

8.400.000
-

50.000.000
5.500.000
5.000.000
6.000.000

25.600.000
346.500

27.500.000
17.000.000

14.355.000
51.450.000
24.500.000

31.680.000
550.000

253.000

500.000

1.295.000

1.270.000

100.000.000

100.000.000

100.000.000

100.000.000

30
Tabel 22. Usaha Budidaya,Sapi Potong, Sapi Perah Betina, Pembesaran Sapi
Perah dan Kerbau
No

1.
2
3.
4.
5.

6

Komponen
Sapi Potong/Perah
Kandang
Peralatan
Pelayanan Teknis
Pakan :
- HMT
- Konsentrat
Lain-lain (Obat, vitamin, mineral)
Jumlah

Sapi
(Rp)
76.000.000
5.000.000
1.400.000
500.000

Kerbau
(Rp)
76.000.000
2.500.000
1.900.000
-

12.500.000
3.500.000
1.100.000
100.000.000

15.000.000
3.500.000
1.100.000
100.000.000

Tabel 23. Usaha Biaya Penggemukan Sapi Perah Jantan/ Sapi Potong

No
1.
2
3.
4.
5.

6

Komponen
Sapi Potong/Perah
Kandang
Peralatan
Pelayanan Teknis
Pakan :
- HMT
- Konsentrat
Lain-lain, (Obat, vitamin, mineral)
Jumlah

Sapi
(Rp)
76.000.000
5.000.000
1.400.000
500.000
12.500.000
3.500.000
1.100.000
100.000.000

Tabel 24. Usaha Budidaya dan Besarnya Kredit : Kambing/Domba, Kelinci, Babi
dan Burung Puyuh

No

Komponen

1.
2.
3.
4.
.

Induk+Pejantan
Kandang
Peralatan
Pakan :
- HMT
- Konsentrat
Obat2an dll.
Jumlah

5.

Kambing/
Domba
(Rp)
63.600.000
7.000.000
2.000.000
20.000.000
5.600.000
1.800.000
100.000.000

Kelinci
(Rp)

Babi

66.000.000
17.000.000
2.500.000
12.000.000
2.500.000
100.000.000

61.000.000
7.000.000
1.700.000
28.800.000
1.500.000
100.000.000

Burung
Puyuh
(Rp)
40.000.000
10.000.000
2.500.000
45.000.000
2.500.000
100.000.00
0

Sumber : Ditjen Peternakan, Diolah Direktorat Pembiayaan Pertanian

31
LAMPIRAN 2
KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL YANG DIBIAYAI KUR

Pengolahan Hasil Tanaman Pangan
Tabel 25. Besarnya Kredit : Keripik, Tepung Ubi kayu dan Ubi Jalar

No.

1.
2.
3.
4.

Komponen

Peralatan
Bahan Baku
Tenaga kerja
Lain-lain
Jumlah

Keripik
(Rp)
33.000.000
129.450.000
60.000.000
222.450.000

Tepung
Ubi Kayu
(Rp)
3.350.000
56.850.000
12.000.000
72.200.000

Tepung
Ubi Jalar
(Rp)
3.350.000
62.850.000
12.000.000
78.200.000

Pengolahan Hasil Hortikultura
Tabel 26. Besarnya Kredit : Saos Cabe, Sari Buah dan Jus Buah

No.
1.
2.
3.
4.

Komponen
Peralatan
Bahan Baku
Tenaga kerja
Lain-lain
Jumlah

Saos Cabe
(Rp)
20.500.000
323.400.000
30.000.000
373.900.000

Sari Buah
(Rp)
4.800.000
50.000.000
10.000.000
64.800.000

Jus Buah
(Rp)
10.850.000
68.900.000
10.000.000
89.750.000

Pengolahan Hasil Peternakan
Tabel 27. Besarnya Kredit : Abon, Susu, dan Dendeng
Abon
No
1.
2.
3.
4.

Komponen
Peralatan
Bahan Baku
Tenaga kerja
Lain-lain
Jumlah

(Rp)
3.680.000
105.600.000
49.000.000
158.280.000

Susu
(Rp)
71.000.000
225.000.000
49.000.000
345.000.000

Dendeng
(Rp)
900.000
460.000.000
35.000.000
495.900.000

32
Pengolahan hasil Perkebunan
Tabel 28. Besarnya Kredit Pengolahan : VCO, Gambir, Gula Merah, dan Nilam

No

Komponen

1.
2
3.
4.

Peralatan
Bahan Baku
Tenaga kerja
Lain-lain
Jumlah

VCO
(Rp)

Gambir
(Rp)

Gula Merah
(Rp)

Nilam
(Rp)

3.680.000
105.600.000
49.000.000
-

71.000.000
225.000.000
49.000.000
-

900.000
460.000.000
35.000.000
-

65.000.000
229.050.000
63.000.000

158.280.000

345.000.000

495.900.000

357.050.000

33
LAMPIRAN 3
JENIS ALSINTAN YANG DIBIAYAI KUR
NO.

JENIS ALSINTAN

A.
1.
2.
3.
4.

18.
19.
20.
21

TANAMAN PANGAN
Traktor roda-2
Power Thresher
Corn Sheller
Rice Milling Unit (Mesin Penggilingan Padi)
- Elevator
- Sparator dan Grader
- Cleaner
Pompa Air Diameter 4”
Mist Blower MD 150
Powersprayer SCN 30
Handsprayer Manual
Reaper
Seedler (Mesin Pembibitan)
Power Weeder {Mesin Penyiang Padi Bermotor)
Seeder (Alat Tanam Biji-bijian) 3 baris
Seeder (Alat Tanam Biji-bijian) 6 baris
Paddy Mower, Reaper, Combine Harvester
(Mesin Panen)
Sleader (Mesin Perontok Polong Kacang Tanah)
Peanut Shell (Mesin Pengupas Kacang Tanah)
Mesin Sortasi Buah Motor Listrik
Mesin Sortasi Buah Motor Bensin
Pengolahan Kedelai
• Perontok Kedelai
• Pengering Biji Kedelai (Type Box)
• Pemanen Type Mower
• Penanam Biji Kedelai ditarik TR-4
• Penanam Biji Kedelai ditarik TR-2
Dryer cap 5 ton
Dryer cap 7,5 ton
Dryer cap 10 ton
Mesin Penyawut Singkong

22

Ridger (Alat Pembuat Alur)

5.
6.
7.
8.
9,
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.

PLAFON
KREDIT
(Rp. Juta)
18
17
15
21,5
10
2,5
9
17
1,3
0,65
0,5
18
35
7
12
24
3,5
8
5,5
14
15,5
89,5
17
30
6
30
6,5
175
200
250
3,5
0,8

34
23
24

B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
C.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22,

Mesin Pengolah Biji Jarak
Alat Pembuat Pupuk Organik (APPO)
8,5 PK Kapasitas 500 kg/jam
HORTIKULTURA
Pengolahan Bawang Goreng
Pengolah Keripik Buah (Vacum Frying)
Pengolah Keripik Buah (Non Frying)
Pengolah Selai/Dodol
Perajang
Pengolah Juice Buah-buahan
Alat Pembuat Pupuk Organik (APPO)
Mesin Juicer
PETERNAKAN
Inseminasi Buatan
Mesin Tetas
Peralatan Tempat Pemotong Ayam
Pencacah Daging
Press Jerami
Mesin Cetak UMBB
Pemerah Susu
Pasteurisasi Susu
Timbangan susu
Milk Can
Cooling Unit
Mesin Pellet
Mesin Giling Pakan Ternak
Pencabut Bulu Ayam
Pembuat Roti Pakan
Alat Pemanas DOC
Alat Pengering Pakan
Alat Press Jerami
Chooper
Mesin pengolah pupuk organik
Reaktor biogas
Mesin Pengolah Pakan (Mixer, Penepung Pelet)

0,72
25

PLAFON
KREDIT
9
35
6
8
18
18
25
12,5
PLAFON
KREDIT
35
10
40
22
25
20
30
25
25
3
185
25
20
5
20
8
20
25
20
20
20
18

35
D.
1.
2.
3.
4
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.

PERKEBUNAN
Sangrai Kopi
Pembubuk/Penggilingan Kopi
Alat Kemas Kopi
Mesin Tebang dan Kepras Tebu
Alat Pengupas Kulit Kopi
Pengering Kopi
Alat Sortasi Kopi
Sangrai Kakao
Pembubuk/Penggiling Kakao
Pemecah Biji Kopi
Pemasta Kakao
Pemeras Lendir Kakao
Alat Sortasi Biji Kakao
Pengempa Minyak Kelapa
Pengemas Minyak Kelapa
Pengolah Sabut Kelapa
Pengolah Gula Semut Kelapa
Pengkristal Kelapa
Pengolahan Karet Busa
Pengolahan Minyak Nilam
Pengolahan Tebu
Mesin Pengolah Biji Jarak
Mesin Tebang dan Kepras Tebu
Tungku Pengovenan Tembakau Virginia

PLAFON
KREDIT
53
20
3
15
34
53
34
35
22
22
25
72
21
63
10
56,50
44,50
22
200
200
500
72
15
10

36

More Related Content

What's hot

Pemerintah kabupaten ogan komering ulu timur
Pemerintah kabupaten ogan komering ulu timurPemerintah kabupaten ogan komering ulu timur
Pemerintah kabupaten ogan komering ulu timurRehan Putra
 
Proposal kampoeng ternak
Proposal kampoeng ternakProposal kampoeng ternak
Proposal kampoeng ternak
saz_yan
 
Peresmian PT.Krakatau Posco
Peresmian PT.Krakatau PoscoPeresmian PT.Krakatau Posco
Peresmian PT.Krakatau Posco
Salitu Lapanlapan
 
Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh
Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di AcehPresentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh
Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh
OJK Indonesia
 
Dirut BRI - Rakor Menteri Anggota TKPK
Dirut BRI - Rakor Menteri Anggota TKPKDirut BRI - Rakor Menteri Anggota TKPK
Dirut BRI - Rakor Menteri Anggota TKPKkhoiril anwar
 

What's hot (6)

10 pro bisnis
10 pro bisnis10 pro bisnis
10 pro bisnis
 
Pemerintah kabupaten ogan komering ulu timur
Pemerintah kabupaten ogan komering ulu timurPemerintah kabupaten ogan komering ulu timur
Pemerintah kabupaten ogan komering ulu timur
 
Proposal kampoeng ternak
Proposal kampoeng ternakProposal kampoeng ternak
Proposal kampoeng ternak
 
Peresmian PT.Krakatau Posco
Peresmian PT.Krakatau PoscoPeresmian PT.Krakatau Posco
Peresmian PT.Krakatau Posco
 
Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh
Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di AcehPresentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh
Presentasi Kepala Eksekutif IKNB OJK dalam Seminar Nasional OJK di Aceh
 
Dirut BRI - Rakor Menteri Anggota TKPK
Dirut BRI - Rakor Menteri Anggota TKPKDirut BRI - Rakor Menteri Anggota TKPK
Dirut BRI - Rakor Menteri Anggota TKPK
 

Similar to 3.1. pedum kur 2012

Kredit Usaha Rakyat
Kredit Usaha RakyatKredit Usaha Rakyat
Kredit Usaha Rakyat
allusio
 
Magazine Cooperative Agustus 2020_v2
Magazine Cooperative Agustus 2020_v2Magazine Cooperative Agustus 2020_v2
Magazine Cooperative Agustus 2020_v2
kemenkop
 
PPT Kel 4_Prak.Pembangunan Pertanian.pptx
PPT Kel 4_Prak.Pembangunan Pertanian.pptxPPT Kel 4_Prak.Pembangunan Pertanian.pptx
PPT Kel 4_Prak.Pembangunan Pertanian.pptx
Dika517554
 
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMNOptimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Anas Ferdian
 
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMNOptimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Anas Ferdian
 
Cooperative Juni 2020
Cooperative Juni 2020Cooperative Juni 2020
Cooperative Juni 2020
Aris Dwi Sulistiawan
 
PERAN BPR DALAM PENGEMBANGAN USAHA KECIL
PERAN BPR DALAM PENGEMBANGAN USAHA KECILPERAN BPR DALAM PENGEMBANGAN USAHA KECIL
PERAN BPR DALAM PENGEMBANGAN USAHA KECIL
Sfatma29
 
template ppt
template ppttemplate ppt
template ppt
FegiIrawan
 
POJK No.6_POJK.07_2022_Perlindungan Konsumen di Sektor Keuangan_Highlights.pdf
POJK No.6_POJK.07_2022_Perlindungan Konsumen di Sektor Keuangan_Highlights.pdfPOJK No.6_POJK.07_2022_Perlindungan Konsumen di Sektor Keuangan_Highlights.pdf
POJK No.6_POJK.07_2022_Perlindungan Konsumen di Sektor Keuangan_Highlights.pdf
AristoElyanTambuwun1
 
COKELAT 11_LR
COKELAT 11_LRCOKELAT 11_LR
COKELAT 11_LR
Igor Rangga
 
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
Fajar Baskoro
 
KUR 2022.ppt
KUR 2022.pptKUR 2022.ppt
KUR 2022.ppt
ipungchannel
 
Peran bank perkredittan rakyat dalam sektor mikro (
Peran  bank perkredittan rakyat dalam sektor mikro (Peran  bank perkredittan rakyat dalam sektor mikro (
Peran bank perkredittan rakyat dalam sektor mikro (stmt trisakti
 
PER-09/MBU/07/2015 tentang PKBL BUMN
PER-09/MBU/07/2015 tentang PKBL BUMNPER-09/MBU/07/2015 tentang PKBL BUMN
PER-09/MBU/07/2015 tentang PKBL BUMN
Dody Heriawan Priatmoko
 
Per 09 mbu 07 2015 program kemitraan & program bl bumn
Per 09 mbu 07 2015 program kemitraan & program bl bumnPer 09 mbu 07 2015 program kemitraan & program bl bumn
Per 09 mbu 07 2015 program kemitraan & program bl bumn
Dody Heriawan Priatmoko
 
Selayang pandang jamur tiram wendi
Selayang pandang jamur tiram wendiSelayang pandang jamur tiram wendi
Selayang pandang jamur tiram wendi
ayazz11
 
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdfBuku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Fajar Baskoro
 
Aplikasi Crowde Solusi Investasi Masa Kini
Aplikasi Crowde Solusi Investasi Masa KiniAplikasi Crowde Solusi Investasi Masa Kini
Aplikasi Crowde Solusi Investasi Masa Kini
tani57
 
Makalah kesejahteraan petani
Makalah kesejahteraan petaniMakalah kesejahteraan petani
Makalah kesejahteraan petani
Operator Warnet Vast Raha
 
Perencanaan BUMDesa YANG BAIK DAN BENAR.pptx
Perencanaan BUMDesa YANG BAIK DAN BENAR.pptxPerencanaan BUMDesa YANG BAIK DAN BENAR.pptx
Perencanaan BUMDesa YANG BAIK DAN BENAR.pptx
abdirrahimi
 

Similar to 3.1. pedum kur 2012 (20)

Kredit Usaha Rakyat
Kredit Usaha RakyatKredit Usaha Rakyat
Kredit Usaha Rakyat
 
Magazine Cooperative Agustus 2020_v2
Magazine Cooperative Agustus 2020_v2Magazine Cooperative Agustus 2020_v2
Magazine Cooperative Agustus 2020_v2
 
PPT Kel 4_Prak.Pembangunan Pertanian.pptx
PPT Kel 4_Prak.Pembangunan Pertanian.pptxPPT Kel 4_Prak.Pembangunan Pertanian.pptx
PPT Kel 4_Prak.Pembangunan Pertanian.pptx
 
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMNOptimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
 
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMNOptimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
Optimalisasi dan Repositioning PKBL BUMN
 
Cooperative Juni 2020
Cooperative Juni 2020Cooperative Juni 2020
Cooperative Juni 2020
 
PERAN BPR DALAM PENGEMBANGAN USAHA KECIL
PERAN BPR DALAM PENGEMBANGAN USAHA KECILPERAN BPR DALAM PENGEMBANGAN USAHA KECIL
PERAN BPR DALAM PENGEMBANGAN USAHA KECIL
 
template ppt
template ppttemplate ppt
template ppt
 
POJK No.6_POJK.07_2022_Perlindungan Konsumen di Sektor Keuangan_Highlights.pdf
POJK No.6_POJK.07_2022_Perlindungan Konsumen di Sektor Keuangan_Highlights.pdfPOJK No.6_POJK.07_2022_Perlindungan Konsumen di Sektor Keuangan_Highlights.pdf
POJK No.6_POJK.07_2022_Perlindungan Konsumen di Sektor Keuangan_Highlights.pdf
 
COKELAT 11_LR
COKELAT 11_LRCOKELAT 11_LR
COKELAT 11_LR
 
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
Ringkasan_Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMK...
 
KUR 2022.ppt
KUR 2022.pptKUR 2022.ppt
KUR 2022.ppt
 
Peran bank perkredittan rakyat dalam sektor mikro (
Peran  bank perkredittan rakyat dalam sektor mikro (Peran  bank perkredittan rakyat dalam sektor mikro (
Peran bank perkredittan rakyat dalam sektor mikro (
 
PER-09/MBU/07/2015 tentang PKBL BUMN
PER-09/MBU/07/2015 tentang PKBL BUMNPER-09/MBU/07/2015 tentang PKBL BUMN
PER-09/MBU/07/2015 tentang PKBL BUMN
 
Per 09 mbu 07 2015 program kemitraan & program bl bumn
Per 09 mbu 07 2015 program kemitraan & program bl bumnPer 09 mbu 07 2015 program kemitraan & program bl bumn
Per 09 mbu 07 2015 program kemitraan & program bl bumn
 
Selayang pandang jamur tiram wendi
Selayang pandang jamur tiram wendiSelayang pandang jamur tiram wendi
Selayang pandang jamur tiram wendi
 
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdfBuku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
Buku-Pemetaan Program Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).pdf
 
Aplikasi Crowde Solusi Investasi Masa Kini
Aplikasi Crowde Solusi Investasi Masa KiniAplikasi Crowde Solusi Investasi Masa Kini
Aplikasi Crowde Solusi Investasi Masa Kini
 
Makalah kesejahteraan petani
Makalah kesejahteraan petaniMakalah kesejahteraan petani
Makalah kesejahteraan petani
 
Perencanaan BUMDesa YANG BAIK DAN BENAR.pptx
Perencanaan BUMDesa YANG BAIK DAN BENAR.pptxPerencanaan BUMDesa YANG BAIK DAN BENAR.pptx
Perencanaan BUMDesa YANG BAIK DAN BENAR.pptx
 

3.1. pedum kur 2012

  • 1. PEDOMAN TEKNIS Kredit Usaha Rakyat (KUR) Sektor Pertanian Direktorat Pembiayaan Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Dalam rangka membantu para petani dan pelaku agribisnis di bidang permodalan, pemerintah telah menyediakan skim kredit program penjaminan, yang Imbal Jasa Penjaminan (IJP) disediakan oleh pemerintah. Skim kredit yang didukung dengan pola penjaminan, pemerintah bekerjasama dengan Lembaga Penjaminan yang dinamakan Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR dapat digunakan untuk membiayai semua sektor usaha produktif termasuk sektor pertanian. KUR secara efektif dilaksananakan tahun 2008, dan pelaksanaannya KUR mengalami penyempurnaan dengan perkembangan dan kebutuhan di lapangan ketentuan KUR mikro, besarnya penjaminan untuk pertanian dan perluasan bank pelaksana. dalam sesuai seperti sektor Agar skim KUR ini dapat dimanfaatkan secara optimal untuk pengembangan usaha di sektor pertanian, maka diperlukan Pedoman Teknis KUR Sektor Pertanian. Buku ini merupakan pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan baik di pusat maupun di tingkat daerah dalam pemanfaatan KKP-E sehingga penyaluran dan pengembalian kreditnya dapat berjalan lancar dan tepat sasaran. Diharapkan kepada seluruh jajaran Kementerian Pertanian dan Pemerintah Daerah dapat melakukan koordinasi dengan instansi terkait termasuk dengan Perbankan Pelaksana KUR. Jakarta, Januari 2012 Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Sumarjo Gatot Irianto i
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................... DAFTAR ISI....................................................................... i ii I. PENDAHULUAN........................................................... 1.1. Latar Belakang....................................................... 1.2. Landasan Hukum.................................................. 1.3. Tujuan dan Sasaran............................................. 1.4. Pengertian.............................................................. 1.5. Ruang lingkup………............................................. 1 1 3 4 5 8 II. KETENTUAN POKOK PERSYARATAN DEBITUR DAN PROSEDUR MEMPEROLEH KUR... …………. 2.1. Ketentuan Pokok................................................... 2.2. Persyaratan Debitur.............................................. 2.3. Prosedur Memperoleh KUR................................. 9 9 11 12 II. USAHA YANG DIBIAYAI KUR..................................... 13 V. TUGAS BANK PELAKSANA, PERUSAHAAN PENJAMIN DAN PEMERINTAH.................................. 4.1. Bank Pelaksana..................................................... 4.2. Perusahaan Penjamin.......................................... 4.3. Pemerintah............................................................. 15 15 16 17 V. PEMBINAAN, MONITORING DAN EVALUASI SERTA PELAPORAN................................................................... 5.1. Pembinaan............................................................ 5.2. Monitoring dan evaluasi....................................... 5.3. Pelaporan............................................................... 18 18 19 20 PENUTUP........................................................................ 21 ii
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian tetap memegang peran strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan kapital, penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, pakan dan bio energi, penyerapan tenaga kerja, sumber devisa negara dan sumber pendapatan serta pelestarian lingkungan melalui praktek usahatani yang ramah lingkungan. Dalam rangka membantu permodalan dan memberdayakan para petani/peternak/pekebun dan pelaku agribisnis pada umumnya, pemerintah telah meluncurkan berbagai skim kredit program dengan insentif yang diberikan kepada debitur berupa subsidi suku bunga dan atau penjaminan kredit. Kredit Usaha Rakayat (KUR) merupakan salah satu skim kredit yang diberikan oleh Perbankan dengan pola penjaminan, yang bekerjasama dengan Lembaga Penjamin yang ditetapkan oleh Pemerintah. KUR ini dapat dimanfaatkan untuk membiayai semua usaha produktif 1
  • 5. termasuk sektor pertanian yang layak (feasible) tetapi belum bankable dari aspek agunan tambahan. Sehubungan Pertanian dengan telah hal tersebut menandatangani diatas Nota Kementerian Kesepahaman bersama (MoU) dengan 6 ( enam ) Perbankan dan 2 ( dua ) Perusahaan Penjamin tentang Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah , dan Koperasi ( UMKM-K ). UMKM-K termasuk didalamnya sektor pertanian yang mempunyai usaha produtif. Berdasarkan MoU antara pemerintah dengan Perbankan dan Perusahaan Penjamin disebutkan bahwa tugas pemerintah antara lain : (1) mempersiapkan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi yang melakukan usaha produktif yang bersifat individu, kelompok, kemitraan dan atau cluster untuk dapat dibiayai dengan kredit/ pembiayaan, (2) menetapkan kebijakan dan prioritas bidang usaha yang akan menerima penjaminan kredit/pembiayaan, (3) melakukan pembinaan dan pendampingan selama masa kredit atau pembiayaan, dan (4) memfasilitasi hubungan antara Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi dengan pihak lainnya 2
  • 6. seperti perusahaan inti/off taker yang memberikan kontribusi dan dukungan untuk kelancaran usaha. Adapun tugas Bank Pelaksana adalah melakukan penilaian kelayakan usaha dan memutuskan pemberian kredit / pembiayaan. Sedangkan tugas Lembaga Penjamin adalah memberikan persetujuan penjaminan atas kredit / pembiayaan yang diberikan oleh Bank Pelaksana. Agar pemanfaatan KUR sektor pertanian berhasil baik dan berjalan lancar maka diperlukan Pedoman Teknis Kredit Usaha Rakyat Sektor Pertanian. Pedoman ini merupakan acuan petugas di tingkat pusat dan daerah, serta menjadi referensi Perbankan dan pemangku kepentingan terkait dalam menyalurkan KUR sektor pertanian. 1.2. Landasan Hukum a. Instruksi Presiden (Inpres) No. 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. b. Nota Kesepahaman Bersama (MoU) antara 6 (enam) Departemen/Kementerian dengan 2 (dua) Perusahaan Penjamin dan 6 (enam) Bank Pelaksana tentang 3
  • 7. c. d. e. f. Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi, tanggal 9 Oktober 2007, dan telah dirubah tiga kali, terakhir melalui Addendum III MoU Bulan Agustus 2010. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No.5 Tahun 2008 tentang Komite Kebijakan Penjaminan Kredit /Pembiayaan bagi UMKM-K Peraturan Menteri Keuangan No. 22/PMK.05/2010 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan No : 135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat, tanggal 28 Januari 2010. Keputusan Deputi Bidang Koordinasi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi No. KEP – 01/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat, tanggal 25 Januari 2010. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Selaku Ketua Komite Kebijakan Penjaminan Kredit/Pembiayaan Kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi No : KEP-07/M.EKON/01/2010 tentang Penambahan Bank Pelaksana Kredit Usaha Rakyat, tanggal 26 Januari 2010. 4
  • 8. 1.3. Tujuan dan Sasaran Tujuan a. memberikan acuan bagi pemangku kepentingan di pusat dan daerah dalam penyaluran KUR sektor pertanian; b. meningkatkan penyaluran kredit/pembiayaan (KUR) kepada Petani, Kelompoktani, dan Gabungan Kelompoktani ; c. mendukung program-program di Kementerian Pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan); d. membantu penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di sektor pertanian. Sasaran a. terlaksananya penyaluran KUR kepada petani/peternak/ pekebun, kelompok tani, gabungan kelompok tani dan koperasi; b. terpenuhinya modal bagi petani/peternak/ pekebun, kelompok tani, gabungan kelompok tani dan koperasi dalam melaksanakan usahanya; 5
  • 9. c. meningkatnya petani/peternak/ pekebun, kelompok tani, gabungan kelompok tani dan koperasi yang memanfaatkan KUR 1.4. Pengertian a. Usaha layak (feasible) adalah usaha calon debitur yang menguntungkan sehingga mampu membayar bunga dan seluruh kewajiban pokok. b. Belum bankable adalah debitur yang belum dapat memenuhi persyaratan perkreditan dari perbankan antara lain dalam hal penyediaan agunan. c. Kredit Usaha Rakyat yang selanjutnya disebut KUR adalah kredit modal kerja dan atau kredit investasi yang diberikan oleh Perbankan kepada UMKM-K yang feasible tetapi belum bankable termasuk sektor pertanian, memiliki usaha produktif yang didukung dengan Program Penjaminan. d. KUR Mikro adalah KUR yang diberikan dengan plafon sampai dengan Rp. 20 juta per debitur. e. KUR Retail adalah KUR yang diberikan dengan plafon diatas Rp. 20 juta sampai dengan Rp. 500 juta per debitur. f. Debitur KUR adalah Usaha Mikro, Kecil, Menengah, Koperasi dan Kelompok Usaha. 6
  • 10. g. Debitur sektor pertanain adalah petani/peternak/pekebun secara individu dan atau melalui Kelompok Usaha seperti : kelompok tani, gabungan kelompok tani, Asosiasi Petani, koperasi yang mengusahakan dibidang pertanian. h. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang pertanian yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agro industri, pemasaran dan jasa penunjang. i. Kelompok Tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya, tempat) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. j. Gabungan Kelompoktani (Gapoktan) adalah kumpulan beberapa kelompoktani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. k. Koperasi adalah Koperasi Primer sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, l. Usaha agribisnis adalah usaha pertanian yang terdiri atas 4 (empat) sub-sistem, yaitu : (1) sub-sistem hulu adalah kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi (input) pertanian, (2) sub-sistem pertanian primer adalah kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yaitu : Budidaya, (3) sub-sistem agribisnis hilir adalah mengolah dan memasarkan komoditas pertanian, (4) sub7
  • 11. sistem penunjang adalah kegiatan yang menyediakan jasa penunjang antara lain permodalan, teknologi dan lain-lain. m. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria : (1) memiliki kekayaan bersih paling banya Rp. 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau (2) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300 juta. n. Usaha Kecil adalah usaha produktif berdiri sendiri yang memenuhi kriteria : (1) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50 juta sampai paling banyak Rp. 500 juta, atau (2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300 juta sampai paling banyak Rp. 2,5 milyar. o. Usaha Menengah adalah usaha produktif yang berdiri sendiri yang memenuhi kriteria : (1) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500 juta sampai dengan paling banyak Rp. 10 milyar atau (2) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2,5 milyar sampai dengan paling banyak Rp. 50 milyar. p. Perbankan adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang layanan perbankan yang salah satunya dalam bentuk penyaluran kredit/pembiayaan untuk membantu UMKM-K termasuk sektor pertanian. q. Perusahaan Penjaminan adalah perusahaan yang melakukan kegiatan dalam bentuk pemberian penjaminan kredit/pembiayaan untuk membantu UMKM-K termasuk sektor pertanian guna memperoleh kredit/pembiayaan dari Bank. 8
  • 12. r. Lembaga Linkage adalah lembaga yang menerus pinjamkan KUR dari Bank Pelaksana kepada UMKM-K seperti Koperasi Sekunder, Koperasi Primer, Badan Kredit Desa, Baitul Mal Wa Tanwil, Bank Perkreditan Rakyat, Lembaga Keuangan Non Bank, Lembaga Keuangan Mikro. 1.5. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pedoman Teknis ini meliputi pendahuluan, ketentuan pokok, persyaratan debitur dan prosedur memperoleh KUR, usaha sektor pertanian yang dibiayai KUR, tugas Bank pelaksana, Perusahaan Penjaminan, dan pemerintah, pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan serta penutup. 9
  • 13. BAB II KETENTUAN POKOK, PERSYARATAN DEBITUR DAN PROSEDUR MEMPEROLEH KUR 2.1. Ketentuan Pokok a. Sumber dana KUR sepenuhnya dari Bank Pelaksana. b. Debitur KUR adalah debitur yang tidak sedang menerima kredit/pembiayaan dari perbankan atau tidak sedang menerima kredit program dari pemerintah yang dibuktikan dengan hasil Sistim Informasi Debitur (SID), dikecualikan bagi pemegang kartu kredit, kendaraan untuk jenis kredit kepemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor, kartu kredit, dan kredit konsumtif lainnya masih diperbolehkan menerima KUR. c. Besarnya kredit/pembiayaan mikro (KUR Mikro) sampai dengan Rp. 20 juta, tidak memerlukan pengecekan pada Sistim Informasi Debitur ( SID). d. Besarnya kredit maksimum Rp. 500 juta per debitur. 10
  • 14. e. Suku bunga : 1) Suku bunga maksimum 22 % per tahun, untuk kredit sampai dengan Rp. 20 juta (KUR Mikro); 2) Suku bunga maksimum 14 %, untuk kredit diatas Rp. 20 juta s/d Rp. 500 juta (KUR Retail); f. Mekanisme penyaluran KUR : 1) Langsung kepada debitur; 2) Tidak langsung melalui Lembaga linkage. Penyaluran KUR melalui lembaga linkage dapat dilakuak dengan pola Executing atau Channeling. g. Penyaluran KUR melalui lembaga linkage dengan pola Executing, dengan ketentuan : 1) Plafon kredit kepada lembaga linkage maksimum Rp. 2 milyar; 2) Suku bunga dari Perbankan kepada lembaga linkage maksimum 14% per tahun; 3) Plafon kredit dari lembaga linkage kepada debitur maksimum Rp. 100 juta per debitur, dengan suku bunga maksimum 22% per tahun; 4) Lembaga linkage bertanggungjawab atas pengembalian KUR yang diterima dari Bank Pelaksana 5) Lembaga linkage tersebut diperbolehkan sedang memperoleh kredit/ pembiayaan dari perbankan 11
  • 15. tetapi tidak sedang memperoleh kredit program pemerintah. h. Penyaluran KUR melalui lembaga linkage dengan pola chanelling, dengan ketentuan : 1) Plafon dan suku bunga mengikuti ketentuan KUR mikro dan KUR ritel; 2) Debitur KUR bertanggungjawab atas KUR. pengembalian 3) Lembaga linkage diperbolehkan sedang memperoleh kredit/pembiayaan dari perbankan maupun kredit program pemerintah; i. 4) Lembaga linkage berhak memperoleh fee dari Bank Pelaksana. Besarnya Penjaminan : Prosentase jumlah penjaminan oleh Perusahaan Penjamin sebesar 80% dari kredit/pembiayaan yang diberikan Perbankan untuk sektor pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan dan industri kecil. j. Jangka Waktu Kredit : 1) Kredit Modal Kerja maksimum 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang sampai 6 tahun; 2) Kredit Investasi maksimun 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang sampai 10 tahun. 12
  • 16. 3) Khusus kredit investasi untuk usaha perkebunan tanaman keras dapat diberikan secara langsung maksimum 10 tahun. 2.2. Persyaratan Debitur 1) Individu : Petani/Peternak/pekebun dengan syarat: (1) usia minimal 21 tahun atau sudah menikah, (2) mempunyai identitas diri (KTP dan Kartu Keluarga). 2) Kelompoktani atau Gapoktan yang dibina oleh Dinas Teknis setempat/ Kantor Cabang Dinas/ Balai Penyuluh Pertanian. 3) Koperasi mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. 4) Badan hukum lain sesuai ketentuan yang berlaku. 5) Ketentuan lain yang ditetapkan Perbankan. 2.3. Prosedur Memperoleh KUR : a. Petani/peternak/pekebun, Kelompoktani, dan Kelompoktani, Koperasi calon gabungan debitur yang membutuhkan kredit/ pembiayaan dapat menghubungi Kantor Cabang/Kantor Cabang Pembantu Bank Pelaksana terdekat. 13
  • 17. b. Debitur menyusun rencana kebutuhan kredit/pembiyaan; c. Debitur mengajukan surat permohonan kredit/pembiayaan langsung kepada perbankan yang dilampiri dengan rencana penggunaan kredit/pembiayaan yang diketahui oleh Dinas Teknis setempat; d. Bank Pelaksana akan melakukan penilaian kelayakan usaha debitur. e. Jika usulan debitur dinilai memenuhi syarat oleh perbankan, maka akan diberikan persetujuan kredit. Keputusan pencairan kredit/pembiayaan berada di Bank Pelaksana. 14
  • 18. BAB III USAHA YANG DIBIAYAI KUR KUR untuk sektor pertanian diarahkan untuk mendukung programprogram Kementerian Pertanian dalam rangka pemenuhan permodalan untuk mengembangkan usahanya. Usaha sektor pertanian yang dapat dibiayai KUR meliputi aspek : 1. Aspek Budidaya (on-farm). a. Tanaman pangan : padi, jagung, kedele, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar dll. b. Hortikultura : jeruk, pisang, mangga, manggis, durian, bawang merah, cabe merah, kentang, rimpang, tanaman hias/anggrek dll. c. Perkebunan : karet, kelapa sawit, kelapa, kakao, kopi, cengkeh, tebu, jambu mete, dan rempah-rempah dll. d. Peternakan : sapi potong, sapi perah, kerbau, ayam buras, ayam ras, itik, kambing, domba, kelinci dan babi dll. 2. Aspek Hulu a. Pengadaan/perdagangan sarana produksi : pupuk, pestisida, herbisida, dll. b. Pengadaan alsintan pra panen : traktor, pompa air, bajak, luku, pacul, mesin pembibitan (seedler), alat tanam biji-bijian (seeder) dll. 15
  • 19. 3. Aspek Hilir a. Pengadaan/pemasaran hasil produksi : tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. b. Pengadaan alsintan tanaman pangan : combine harvester, threser, corn sheller, rice milling unit, sabit, dryer, pompa air, mesin penyiang padi bermotor, alat tanam biji-bijian, mesin panen, mesin perontok polong, mesin pengupas ,kacang tanah , dll. c. Pengadaan alsintan hortikultura : pengolah bawang goreng, pengolah kripik buah (vacuum frying), pengolah selai/dodol, pengolah juice buah-buahan, mesin sortasi buah dll. d. Pengadaan alsintan perkebunan antara lain meliputi : pengolah kelapa sawit mini, sangrai kopi, sangrai kakao, pengolah teh, pengolah lada, pengolah kelapa, kepras tebu, alat tebang (tracer), mesin pengolah biji jarak dll. e. Pengadaan alsintan peternakan antara lain meliputi : paket inseminasi buatan, mesin tetas, pencacah daging, pemerah susu, pasteurisasi susu, mesin pellet, dll. f. Usaha budidaya, pengelolaan hasil dan pengadaan/ pembiayaan Alsintan Rincian usaha yang dibiayai KUR dan perkiraan besarnya kredit terdapat pada lampiran 1 s/d 3. 16
  • 20. BAB IV TUGAS BANK PELAKSANA , PERUSAHAAN PENJAMIN DAN PEMERINTAH Dalam pelaksanaan penyaluran KUR , sesuai dengan MoU yang ditandatangani bahwa pihak-pihak yang terkait langsung sudah disepakati tugas masing-masing. Pihak-pihak Pelaksana, Perusahaan Penjaminan dan meliputi Bank Kementerian Teknis (Pemerintah). 4.1. Bank Pelaksana 1) Bank Pelaksana KUR yang sudah ditetapkan sampai saat ini meliputi Bank Umum dan Bank Pembangunan daerah yaitu : a. PT. Bank BRI (Persero), Tbk b. PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk c. PT. Bank BNI (Persero), Tbk d. PT. Bank Bukopin, Tbk e. PT. Bank BTN (Persero), Tbk f. PT. Bank Syariah Mandiri g. PT. Bank DKI h. PT. Bank Nagari 17
  • 21. i. PT. Bank Jabar Banten j. PT. Bank Jateng k. BPD DIY l. PT. Bank Jatim m. PT. Bank NTB n. PT. Bank Kalbar o. BPD Kalsel p. PT. Bank Kalteng q. PT. Bank Sulut r. PT. Bank Maluku s. PT. Bank Papua 2) Tugas Bank Pelaksana : Bank Pelaksana mempunyai tugas melakukan penilaian kelayakan usaha dan memutuskan kredit/pembiayaan sesuai ketentuan yang berlaku pada Perbankan. 4.2. Perusahaan Penjamin 1) Perusahaan Penjaminan : a. PT. (Persero) Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo). b. Perum Jaminan Kredit Indonesia Jamkrindo). 18
  • 22. 2) Tugas Perusahaan Penjaminan Perusahaan Penjamin mempunyai tugas memberikan persetujuan penjaminan atas kredit/pembiayaan yang diberikan oleh Perbankan sesuai ketentuan yang berlaku pada Perusahaan Penjaminan. 4.3. Pemerintah Pemerintah dalam hal ini jajaran Kementerian Pertanian dan Dinas Teknis/badan lingkup Pertanian di tingkat propinsi dan Kabupaten/ kota mempunyai tugas : a. Melakukan identifikasi petani/ peternak/pekebun dan pelaku agribisnis yang layak usahanya untuk dibiayai dengan KUR tetapi belum sesuai ketentuan perbankan belum bankable. b. Melakukan upaya intermediasi akses kredit/pembiayaan kepada Petani, Kelompoktani, gabungan kelompoktani dan Koperasi ke Lembaga Perbankan. c. Membantu mencarikan off taker atau penjamin pasar. d. Mengembangkan pola kerjasama kemitraan. e. Melakukan pembinaan dan pendampingan, bimbingan dan pengawasan agar kredit/pembiayaan dimanfaatkan secara optimal dan tepat sasaran. 19
  • 23. BAB V PEMBINAAN, MONITORING DAN EVALUASI SERTA PELAPORAN Dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan KUR bagi petani/ peternak/pekebun dan pelaku agribisnis maka diperlukan adanya pembinaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan secara rutin dan berjenjang dari Tingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota. 5.1 Pembinaan a. Pembinaan dalam pelaksanaan KUR sektor pertanian di tingkat pusat dilakukan oleh Tim yang dikoordinasikan oleh Direktorat PembiayaanPertanian bersama Eselon I terkait , Bank Pelaksana KUR dan instansi lain terkait. Pembinaan di tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota dilakukan Dinas Teknis/Badan lingkup pertanian yang berkoordinasi dengan instansi tekait lainnya dan Cabang Bank Pelaksana setempat. b. Pembinaan diarahkan dalam hal (1) menginventarisir petani/ peternak/pekebun dan pelaku agribisnis yang feasible tetapi belum bankable, (2) membimbing petani, peternak dan pelaku agribisnis dalam menyusun kelayakan usaha sebagai referensi Perbankan dalam 20
  • 24. pemberian kredit/pembiayaan, (3) memfasilitasi petani/ peternak/pekebun dan pelaku agribisnis dalam mengakses kredit/pembiayaan kepada Perbankan, (4) membantu dalam pemasaran hasil melalui pola kerjasama kemitraan, dan (5) memberikan pemahaman kepada petani/ peternak/pekebun dan pelaku agribisnis bahwa kredit adalah kepercayaan dan hutang harus dikembalikan. 5.2 Monitoring dan Evaluasi a. Monitoring dan evaluasi dimulai dari (1) identifikasi debitur/UMKMK pertanian yang layak didanai KUR, (2) pengajuan kredit/pembiayaan, (3) besarnya penyaluran kredit/pembiayaan, (4) jumlah debitur individu, kelompok, dan atau koperasi), (5) besarnya pangsa kredit/pembiayaan sektor pertanian terhadap total kredit/pembayaan Perbankan, (6) tingkat pengembalian kredit/pembiayaan, (7) posisi kolektibilitas, (8) identifikasi permasalahan dan upaya pemecahannya dan (9) penyempurnaan skim KUR. b. Monitoring dan evaluasi di tingkat pusat dilakukan oleh Tim yang dibentuk di pusat, dan di tingkat propinsi serta kabupaten/kota dilakukan Tim yang dibentuk di tingkat propinsi dan Tim kabupaten/kota yang berkoordinasi dengan Cabang Bank Pelaksana setempat. 21
  • 25. 5.3 Pelaporan a. Cabang Bank Pelaksana KUR diharapkan dapat menyampaikan laporan bulanan perkembangan penyaluran dan pengembalian KUR yang dikelolanya kepada Dinas Teknis (Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perkebunan, Peternakan) setempat selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya. b. Dinas Teknis (Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan, dan Peternakan) menyampaikan laporan penyaluran dan pengembalian KUR kepada Direktorat Pembiayaan Pertanian, Direktorat Jenderal Prasarana dan sarana Pertanian, Kementerian Pertanian selambatlambatnya tanggal 15 bulan berikutnya. 22
  • 26. BAB VI PENUTUP Pedoman Umum KUR sektor pertanian merupakan tindak lanjut diterbitkannya Instruksi Presiden (Inpres) No. 6/Tahun 2007 tentang kebijakan percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKM-K) dan MoU antara Pemerintah dengan Lembaga Penjamin dan Bank Pelaksana tentang penjaminan kredit/pembiayaan kepada UMKM-K yang telah diubah melalui Addendum I, II dan III serta dijabarkan dalam Standar Operasional dan Prosedur KUR. Pedoman ini sebagai acuan bagi pemangku kepentingan baik di pusat dan daerah dalam pemanfaatan KUR untuk mendukung usaha sektor pertanian, sehingga penyaluran dan pengembalian KUR dapat berjalan lancar, dan tepat sasaran. Jakarta, Januari 2012 Direktorat Pembiayaan Pertanian Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 23
  • 27. 24
  • 28. LAMPIRAN 1. USAHA BUDIDAYA KOMODITAS DAN BESARNYA KREDIT Sub Sektor Tanaman Pangan Tabel 1. Kebutuhan Indikatif Kredit Sub sektor Tanaman Pangan menurut Komoditas dan Komponen Biaya : Padi Sawah Irigasi, Gogo Rancah/ Padi Ladang, Padi Hibrida dan Padi Pasang Surut/ Lebak. No Komponen 1. 2. 3. 4. Benih Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Biaya Panen dan Pasca Panen 5. Jumlah Padi Sawah Irigasi (Rp) 187.500 2.250.000 200.000 3.800.000 Gogo Rancah/ Padi Ladang (Rp.) 440.000 4.110.000 200.000 4.160.000 Padi Hibrida Padi Pasang Surut/ Lebak (Rp.) 750.000 2.250.000 200.000 3.800.000 ( Rp.) 300.000 1.550.000 200.000 2.200.000 2.200.000 2.200.000 2.200.000 2.200.000 8.637.500 11.110.000 9.200.000 6.450.000 Tabel 2. Kebutuhan Indikatif Kredit Sub sektor Tanaman Pangan menurut Komoditas dan Komponen Biaya : Jagung, Kedele dan Koro. No Komponen 1. 2. 3. 4. Benih Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Biaya Panen dan Pasca Panen 5. Jumlah Jagung (Rp) 675.000 1.870.000 200.000 1.920.000 Kedelai (Rp.) 500.000 1.535.000 375.000 2.200.000 Koro (Rp.) 800.000 770.000 300.000 2.000.000 2.600.000 1.400.000 2.000.000 7.265.000 6.010.000 5.870.000 22
  • 29. Tabel 3. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Tanaman Pangan menurut Komoditas dan Komponen Biaya : Kacang Tanah, Kacang Hijau, Ubi Kayu dan Ubi Jalar. No. 1. 2. 3. 4. 5. Kacang Tanah (Rp) 2.400.000 457.500 100.000 2.880.000 Jumlah Ubi Kayu Ubi Jalar (Rp.) 1.500.000 1.932.500 1.560.000 (Rp.) 3.200.000 2.140.000 2.450.000 1.600.000 1.000.000 1.050.000 7.637.500 Benih Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Biaya Panen dan Pasca Panen Kacang Hijau (Rp) 375.000 205.000 100.000 2.760.000 1.800.000 Komponen 5.040.000 5.992.500 8.840.000 Sumber : Ditjen Tanaman Pangan, Diolah Direktorat Pembiayaan Pertanian Tabel 4. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya : Pembenihan Padi, Padi Hibrida, Jagung dan Kedelai. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Komponen Benih Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Biaya Panen dan Pasca Panen Biaya Pengepakan Sertifikasi Jumlah Cabai (Rp.) 250.000 2.950.000 1.060.000 3.875.000 Bawang Merah (Rp.) 4.000.000 1.055.000 1.130.000 17.605.000 Bawang Putih (Rp.) 450.000 2.950.000 760.000 2.275.000 1.200.000 2.800.000 1.000.000 500.000 250.000 1.200.000 250.000 40.000 40.000 40.000 40.000 9.875.000 26.880.000 8.675.000 Kentang (Rp.) 800.000 1.400.000 660.000 2.995.000 800.000 6.945.000 Sub sektor Hortikultura Tabel 5. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya : Cabai, Bawang Merah, Bawang Putih, dan Kentang No Komponen Cabai 1. 2. 3. On Farm/Budidaya Sarana Produksi Pasca Panen Jumlah (Rp.) 15.790.000 35.542.500 10.750.000 Bawang Merah (Rp.) 16.700.000 31.024.000 6.500.000 Bawang Putih (Rp.) 21.080.000 18.375.000 5.235.000 Kentang (Rp.) 10.515.000 46.506.000 4.835.000 62.082.500 54.224.000 44.690.000 61.856.000 23
  • 30. Tabel 6. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya : Jahe, Kencur dan Kunyit. No On Farm/Budidaya Sarana Produksi Pasca Panen Jahe (Rp.) 5.000.000 32.450.000 1.500.000 Kencur (Rp.) 5.000.000 30.450.000 1.500.000 Kunyit Putih (Rp.) 5.000.000 25.450.000 1.500.000 Jumlah 1. 2. 3. Komponen 38.950.000 36.950.000 31.950.000 Tabel 7. Kebutuhan Indikatif Kredit Sub sektor Tanaman Pangan menurut Komoditas dan Komponen Biaya : Pisang, Nenas, Buah Naga dan Melon. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Komponen Benih/Bibit Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Peralatan Panen dan Pasca Panen Jumlah Pisang Nenas (Rp.) 3.200.000 4.610.000 900.000 4.120.000 (Rp.) 8.000.000 9.560.000 1.000.000 14.120.000 Buah Naga*) (Rp.) 64.000.000 6.478.000 870.000 14.630.000 Melon 3.670.000 1.500.000 1.320.000 4.000.000 7.051.000 4.500.000 11.617.500 1.680.000 18.000.000 38.000.000 97.529.000 52.739.500 (Rp.) 5.200.000 14.052.000 3.225.000 16.965.000 Keterangan *). Untuk buah Naga biaya tersebut diluar biaya pembuatan tegakan Tabel 8. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya Semangka, Pepaya, Salak, Strawberi No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Komponen Benih/Bibit Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Peralatan Panen dan Pasca Panen Jumlah Semangka (Rp.) 2.990.000 6.005.000 3.255.000 10.140.000 Pepaya (Rp) 2.500.000 5.860.000 1.750.000 6.900.000 Salak (Rp) 12.500.000 7.070.000 19.500.000 Strawberi (Rp) 50.000.000 17.339.200 10.200.000 12.175.000 7.283.000 750.000 1.190.500 800.000 5.465.000 4.500.000 5.150.000 3.600.000 30.423.000 19.000.000 49.125.000 98.464.200 24
  • 31. Tabel 9. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya: Durian, Mangga, Manggis, Jeruk dan Apel (Pemeliharaan). No Komponen 1. 2. 3. 4. Benih/Bibit Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Peralatan Biaya Panen dan Pasca Panen 5. 6. Jumlah Durian (Rp) 2.400.000 2.300.000 2.803.500 17.490.000 Mangga (Rp) 2.400.000 1.610.000 1.690.000 9.720.000 Manggis (Rp) 2.400.000 2.300.000 2.010.100 11.580.000 Jeruk (Rp) 3.750.000 9.355.000 22.680.000 25.680.000 Apel (Rp) 4.500.000 10.117.500 10.050.000 25.230.000 5.675.000 4.500.000 5.075.000 2.100.000 6.9350.000 2.550.000 6.665.000 7.200.000 6.615.000 5.550.000 35.168.500 22.595.500 27.775.100 74.900.000 62.062.500 Tabel 10. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya : Melinjo dan Kedondong Cina. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Komponen On Farm/Budidaya Sarana Produksi Pasca Panen Benih / Bibit Pupuk Biaya Garap dan Pemeliharaan Biaya Panen dan Pasca Panen Jumlah Melinjo (Rp.) 13.000.000 23.375.000 4.200.000 Kedondong Cina (Rp) 22.500.000 7.650.000 14.125.000 4.500.000 40.575.000 48.775.000 25
  • 32. Tabel 11. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya : Kubis, Tomat dan Seledri No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Komponen Benih/Bibit Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Peralatan Biaya Panen dan Pasca Panen Jumlah Kubis (Rp) 2.250.000 2.987.000 450.000 2.232.000 Tomat (Rp) 1.200.000 18.260.000 2.930.000 10.450.000 Seledri (Rp) 750.000 2.460.000 350.000 1.560.000 1.700.000 9.137.500 3.450.000 300.000 1.500.000 9.619.000 45.427.500 6.920.000 Tabel 12. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya : Bawang Daun, Brokoli, Ketimun dan Kacang Panjang No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Komponen Benih/Bibit Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Peralatan Biaya Panen dan Pasca Panen Jumlah Bw. Daun (Rp.) 3.000.000 3.890.000 375.000 2.150.000 Brokoli (Rp) 1.950.000 3.439.000 630.000 4.050.000 Ketimun (Rp) 435.000 4.378.000 450.000 5.125.000 Kc.Panjang (Rp) 1.050.000 7.120.000 300.000 3.625.000 823.000 1.700.000 4.691.000 1.700.000 3.900.000 1.000.000 700.000 750.000 11.938.000 16.460.000 15.288.000 13.545.000 Tabel 13. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya : Paprika, Terung dan Jamur No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Komponen Benih/Bibit Pupuk Pestisida Biaya Garap dan Pemeliharaan Peralatan Biaya Panen dan Pasca Panen Bangunan Kubung Jumlah Paprika Terung Jamur Jamur Kuping Merang (Rp) (Rp) 210.000 15.000.000 5.000 1.579.000 3.910.000 (Rp.) 3.675.000 7.625.000 1.375.000 10.500.000 (Rp) 90.000 6.679.400 450.000 3.897.000 76.795.000 - 300.000 500.000 3.081.000 400.000 19.080.000 1.800.000 99.970.000 11.916.400 5.000.000 10.270.000 18.870.000 58.665.000 26
  • 33. Tabel 14. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya: Krisan, Mawar, Gladiol, Sedap Malam dan Melati No 3. 4. 5. 6. Mawar Gladiol (Rp) Benih/Bibit 100.000.000 Pupuk/Media 20.000.000 Tanam Pestisida 10.000.000 Peralatan/Ru 15.000.000 mah lindung Garap&peme 15.000.000 liharaan, listrik 10.000.000 Panen dan paking (Rp) 6.000.000 6.000.000 Jumlah 1. 2. Komponen Krisan 170.000.000 (Rp) 4.000.000 8.000.000 Sedap Malam (Rp) 5.000.000 10.000.000 Melati (Rp) 12.000.000 6.000.000 3.000.000 150.000 3.000.000 150.000 5.000.000 150.000 1.000.000 150.000 6.000.000 4.500.000 5.000.000 6.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 26.150.000 24.650.000 30.150.000 30.150.000 Tabel 15. Kebutuhan Indikatif kredit Sub Sektor Hortikultura menurut Komoditas dan Komponen Biaya: Anggrek pot, Anggrek potong (Skala 1.000 m2). No Komponen 1. 2. 3. 4. 5. Benih/Bibit Pupuk/Media Tanam Obat-obatan/Pestisida Peralatan/Rumah lindung Garap&pemeliharaan, listrik Pot Panen dan paking Jumlah 6. 7. Anggrek Pot (Rp) 140.000.000 11.000.000 2.000.000 2.000.000 5.000.000 Anggrek Potong (Rp) 150.000.000 12.000.000 2.500.000 2.000.000 5.000.000 10.000.000 170.000.000 10.000.000 15.000.000 196.500.000 Sumber : Ditjen Hortikultura, Diolah Direktorat Pembiayaan Pertanian 27
  • 34. Sub Sektor Perkebunan Tabel 16. Komoditas dan Besarnya Kredit : Tebu, Kapas, Jarak Kepyar, Tembakau dan Nilam No Komponen 1. Biaya Garap, Pemeliharaan Biaya Tebang dan Angkut Biaya Beban Hidup Sarana Produksi - Bibit - Pupuk Paket OPT Lain-lain 2. 3. 4. 5. 6. Jumlah Tebu Kapas (Rp) 6.000.000 (Rp) 3.050.000 Jarak Kepyar (Rp) 1.675.000 Tembakau Nilam 5.500.000 - - - - 500.000 - - - - 2.500.000 3.000.000 500.000 - 1.125.000 1.080.000 340.000 - 275.000 225.000 100.000 37.500 1.400.000 13.500.000 1.858.500 3.517.500 400.000 100.000 5.400.000 5.000.000 18.000.000 5.595.000 2.312.500 14.458.500 34.597.500 (Rp) (Rp) 5.700.000 12.180.000 Tabel 17. Komoditas dan Besarnya Kredit Rehabilitasi : Kakao, Kopi, Teh, dan Cengkeh No Komponen 1. Biaya Garap dan Pemeliharaan Biaya Tebang dan Angkut Biaya Beban Hidup Sarana Produksi - Bibit - Pupuk Paket OPT Lain-lain 2. 3 4. 5. 6. Jumlah Rehabilitasi Kakao (Rp) 15.598500 Rehabilitasi Kopi (Rp) 5.544.000 Rehabilitasi Teh (Rp) 3.360.000 Rehabilitasi Cengkeh (Rp) 3.828.000 - - - - - - - - 3.064.500 3.998.250 540.000 2.450.000 3.780.000 330.000 750.000 66.000 5.000.000 920.000 1.040.625 - 1.500.000 4.660.000 1.000.000 - 25.651.250 10.470.000 10.320.625 10.988.000 28
  • 35. Tabel 18. Komoditas dan Besarnya Kredit Rehabilitasi : Lada, Kayu Manis, Panili, dan Pala No Komponen 1. Biaya Garap dan Pemeliharaan Biaya Tebang dan Angkut Biaya Beban Hidup Sarana Produksi - Bibit - Pupuk Paket OPT Lain-lain 2. 3 4. 5. 6. Jumlah Rehabilitasi Lada (Rp) 16.368.000 Rehabilitasi Kayu Manis (Rp) 3.600.000 Rehabilitasi Panili (Rp) 1.650.000 Rehabilitasi Pala (Rp) 3.564.000 - - - - - - - - 4.000.000 3.200.000 1.100.000 165.000 3.500.000 4.250.000 2.000.000 150.000 25.200.000 6.325.000 600.000 150.000 1.540.000 4.010.000 1.000.000 165.000 24.833.000 13.500.000 33.925.000 10.279.000 Tabel 19. Komoditas dan Besarnya Kredit Pengembangan : Kakao, Kopi dan Teh No Komponen 1. Biaya Garap dan Pemeliharaan 2. Biaya Tebang dan Angkut 3 Biaya Beban Hidup 4. Sarana Produksi - Bibit - Pupuk 5. Paket OPT 6. Lain-lain Jumlah Pengembangan Pengembanga Pengembangan Pengembangan Kopi Arabika Teh Kakao n Kopi (Rp) (Rp) (Rp) Robusta (Rp) 17.716.265 27.900.000 27.900.000 9.940.500 - - - - - - - - 5.160.000 7.605.750 1.350.000 2.528.625 4.930.000 6.136.900 1.782.000 350.000 6.640.000 6.136.900 1.782.000 350.000 12.500.000 15.264.000 1.840.000 2.380.000 26.584.875 41.098.900 42.808.900 49.700.265 29
  • 36. Tabel 20. Komoditas dan Besarnya Kredit Pembibitan : Karet dan Kelapa Sawit No Komponen 1. Biaya Garap dan Pemeliharaan : dederan biji, persiapan lahan pembibitan, pembibitan rootstock dan pembibitan polybag (Karet), pre nursery dan pembibitan utama (Kelapa Sawit). 2. Bahan Bahan - Benih, dll. - Pupuk, pestisida, dll. 3. Peralatan 4. Lain-lain Jumlah Pembibitan Pembibitan Karet Kelapa Sawit (Rp) (Rp) 73.338.000 74.970.000 99.575.000 16.075.000 825.000 5.900.000 195.713.000 122.515.000 4.375.000 9.300.000 211.160.000 Sumber : Ditjen Perkebun, Diolah Direktorat Pembiayaan Pertanian Sub Sektor Peternakan Tabel 21. Komoditas dan Besarnya Kredit : Ayam Buras, Ayam Petelur, Ayam Ras Pedaging dan Itik No. Komponen 1. Bibit a. Betina b. Jantan Biaya Kandang Peralatan dan Mesin Tetas Pakan - Starter - Finisher Obat-obatan dan Operasional Lain-lain 2. 3. 4. 5. 6. Jumlah Ayam Buras (Rp) Ayam Ras Petelur (Rp) Ayam Ras Pedaging (Rp) Itik (Rp). 58.500.000 6.300.000 4.000.000 5.000.000 55.000.0000 - 8.400.000 - 50.000.000 5.500.000 5.000.000 6.000.000 25.600.000 346.500 27.500.000 17.000.000 14.355.000 51.450.000 24.500.000 31.680.000 550.000 253.000 500.000 1.295.000 1.270.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 30
  • 37. Tabel 22. Usaha Budidaya,Sapi Potong, Sapi Perah Betina, Pembesaran Sapi Perah dan Kerbau No 1. 2 3. 4. 5. 6 Komponen Sapi Potong/Perah Kandang Peralatan Pelayanan Teknis Pakan : - HMT - Konsentrat Lain-lain (Obat, vitamin, mineral) Jumlah Sapi (Rp) 76.000.000 5.000.000 1.400.000 500.000 Kerbau (Rp) 76.000.000 2.500.000 1.900.000 - 12.500.000 3.500.000 1.100.000 100.000.000 15.000.000 3.500.000 1.100.000 100.000.000 Tabel 23. Usaha Biaya Penggemukan Sapi Perah Jantan/ Sapi Potong No 1. 2 3. 4. 5. 6 Komponen Sapi Potong/Perah Kandang Peralatan Pelayanan Teknis Pakan : - HMT - Konsentrat Lain-lain, (Obat, vitamin, mineral) Jumlah Sapi (Rp) 76.000.000 5.000.000 1.400.000 500.000 12.500.000 3.500.000 1.100.000 100.000.000 Tabel 24. Usaha Budidaya dan Besarnya Kredit : Kambing/Domba, Kelinci, Babi dan Burung Puyuh No Komponen 1. 2. 3. 4. . Induk+Pejantan Kandang Peralatan Pakan : - HMT - Konsentrat Obat2an dll. Jumlah 5. Kambing/ Domba (Rp) 63.600.000 7.000.000 2.000.000 20.000.000 5.600.000 1.800.000 100.000.000 Kelinci (Rp) Babi 66.000.000 17.000.000 2.500.000 12.000.000 2.500.000 100.000.000 61.000.000 7.000.000 1.700.000 28.800.000 1.500.000 100.000.000 Burung Puyuh (Rp) 40.000.000 10.000.000 2.500.000 45.000.000 2.500.000 100.000.00 0 Sumber : Ditjen Peternakan, Diolah Direktorat Pembiayaan Pertanian 31
  • 38. LAMPIRAN 2 KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL YANG DIBIAYAI KUR Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Tabel 25. Besarnya Kredit : Keripik, Tepung Ubi kayu dan Ubi Jalar No. 1. 2. 3. 4. Komponen Peralatan Bahan Baku Tenaga kerja Lain-lain Jumlah Keripik (Rp) 33.000.000 129.450.000 60.000.000 222.450.000 Tepung Ubi Kayu (Rp) 3.350.000 56.850.000 12.000.000 72.200.000 Tepung Ubi Jalar (Rp) 3.350.000 62.850.000 12.000.000 78.200.000 Pengolahan Hasil Hortikultura Tabel 26. Besarnya Kredit : Saos Cabe, Sari Buah dan Jus Buah No. 1. 2. 3. 4. Komponen Peralatan Bahan Baku Tenaga kerja Lain-lain Jumlah Saos Cabe (Rp) 20.500.000 323.400.000 30.000.000 373.900.000 Sari Buah (Rp) 4.800.000 50.000.000 10.000.000 64.800.000 Jus Buah (Rp) 10.850.000 68.900.000 10.000.000 89.750.000 Pengolahan Hasil Peternakan Tabel 27. Besarnya Kredit : Abon, Susu, dan Dendeng Abon No 1. 2. 3. 4. Komponen Peralatan Bahan Baku Tenaga kerja Lain-lain Jumlah (Rp) 3.680.000 105.600.000 49.000.000 158.280.000 Susu (Rp) 71.000.000 225.000.000 49.000.000 345.000.000 Dendeng (Rp) 900.000 460.000.000 35.000.000 495.900.000 32
  • 39. Pengolahan hasil Perkebunan Tabel 28. Besarnya Kredit Pengolahan : VCO, Gambir, Gula Merah, dan Nilam No Komponen 1. 2 3. 4. Peralatan Bahan Baku Tenaga kerja Lain-lain Jumlah VCO (Rp) Gambir (Rp) Gula Merah (Rp) Nilam (Rp) 3.680.000 105.600.000 49.000.000 - 71.000.000 225.000.000 49.000.000 - 900.000 460.000.000 35.000.000 - 65.000.000 229.050.000 63.000.000 158.280.000 345.000.000 495.900.000 357.050.000 33
  • 40. LAMPIRAN 3 JENIS ALSINTAN YANG DIBIAYAI KUR NO. JENIS ALSINTAN A. 1. 2. 3. 4. 18. 19. 20. 21 TANAMAN PANGAN Traktor roda-2 Power Thresher Corn Sheller Rice Milling Unit (Mesin Penggilingan Padi) - Elevator - Sparator dan Grader - Cleaner Pompa Air Diameter 4” Mist Blower MD 150 Powersprayer SCN 30 Handsprayer Manual Reaper Seedler (Mesin Pembibitan) Power Weeder {Mesin Penyiang Padi Bermotor) Seeder (Alat Tanam Biji-bijian) 3 baris Seeder (Alat Tanam Biji-bijian) 6 baris Paddy Mower, Reaper, Combine Harvester (Mesin Panen) Sleader (Mesin Perontok Polong Kacang Tanah) Peanut Shell (Mesin Pengupas Kacang Tanah) Mesin Sortasi Buah Motor Listrik Mesin Sortasi Buah Motor Bensin Pengolahan Kedelai • Perontok Kedelai • Pengering Biji Kedelai (Type Box) • Pemanen Type Mower • Penanam Biji Kedelai ditarik TR-4 • Penanam Biji Kedelai ditarik TR-2 Dryer cap 5 ton Dryer cap 7,5 ton Dryer cap 10 ton Mesin Penyawut Singkong 22 Ridger (Alat Pembuat Alur) 5. 6. 7. 8. 9, 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. PLAFON KREDIT (Rp. Juta) 18 17 15 21,5 10 2,5 9 17 1,3 0,65 0,5 18 35 7 12 24 3,5 8 5,5 14 15,5 89,5 17 30 6 30 6,5 175 200 250 3,5 0,8 34
  • 41. 23 24 B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. C. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22, Mesin Pengolah Biji Jarak Alat Pembuat Pupuk Organik (APPO) 8,5 PK Kapasitas 500 kg/jam HORTIKULTURA Pengolahan Bawang Goreng Pengolah Keripik Buah (Vacum Frying) Pengolah Keripik Buah (Non Frying) Pengolah Selai/Dodol Perajang Pengolah Juice Buah-buahan Alat Pembuat Pupuk Organik (APPO) Mesin Juicer PETERNAKAN Inseminasi Buatan Mesin Tetas Peralatan Tempat Pemotong Ayam Pencacah Daging Press Jerami Mesin Cetak UMBB Pemerah Susu Pasteurisasi Susu Timbangan susu Milk Can Cooling Unit Mesin Pellet Mesin Giling Pakan Ternak Pencabut Bulu Ayam Pembuat Roti Pakan Alat Pemanas DOC Alat Pengering Pakan Alat Press Jerami Chooper Mesin pengolah pupuk organik Reaktor biogas Mesin Pengolah Pakan (Mixer, Penepung Pelet) 0,72 25 PLAFON KREDIT 9 35 6 8 18 18 25 12,5 PLAFON KREDIT 35 10 40 22 25 20 30 25 25 3 185 25 20 5 20 8 20 25 20 20 20 18 35
  • 42. D. 1. 2. 3. 4 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. PERKEBUNAN Sangrai Kopi Pembubuk/Penggilingan Kopi Alat Kemas Kopi Mesin Tebang dan Kepras Tebu Alat Pengupas Kulit Kopi Pengering Kopi Alat Sortasi Kopi Sangrai Kakao Pembubuk/Penggiling Kakao Pemecah Biji Kopi Pemasta Kakao Pemeras Lendir Kakao Alat Sortasi Biji Kakao Pengempa Minyak Kelapa Pengemas Minyak Kelapa Pengolah Sabut Kelapa Pengolah Gula Semut Kelapa Pengkristal Kelapa Pengolahan Karet Busa Pengolahan Minyak Nilam Pengolahan Tebu Mesin Pengolah Biji Jarak Mesin Tebang dan Kepras Tebu Tungku Pengovenan Tembakau Virginia PLAFON KREDIT 53 20 3 15 34 53 34 35 22 22 25 72 21 63 10 56,50 44,50 22 200 200 500 72 15 10 36