SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
PENCEMARANDI LINGKUNGAN INDUSTRI
alanindra
INDUSTRIALIS
ASI
Posisi sentral dalam ekonomi masyarakat
modern
Motor penggerak  peningkatan kemakmuran
Memperluas landasan pembangunan dan
memenuhi kebutuhan
Efisien untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya yang terus berubah
Mengekstraksi material dari basis sumber daya alam, dan memasukkan baik
produk maupun limbah ke lingkungan hidup manusia
Berbagai perubahan dalam pemanfaatan energi dan sumber daya alam 
PENCEMARAN
Meningkatkan permintaan sumber daya alam dan “memaksakan” daya tampung
sistem alam untuk menyerap hasil sampingan berupa LIMBAH
Industri Mengolah masukan (input)  produk Pencemaran
Pengamatan terhadap sumber
pencemar
Input
Proses
Output
Limbah yang keluar
dari pabrik
Bahan beracun dan
berbahaya (B3)
Industri kimia organik maupun anorganik
B3 sebagai bahan baku atau penolong
Proses fisika, kimia, dan biologi dalam
industri
LINGKUNGAN Penurunan kualitas lingkungan
PENGADAAN
Penyimpanan
Perlakuan
Bahan baku +
bahan penolong
Air dan bahan
bakar
PRA PROSES
Pencucian
Pencampuran
Pengolahan
Penyimpanan
PROSES
PRODUK
Utama
Sampingan
Antara
Limbah
DAUR
ULANG
DAUR
ULANG
LIMBAH NON-EKONOMIS
Bocoran
Tumpahan
Kecerobohan
Bahan buangan yang
kehadirannya pada suatu saat
dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena
tidak memiliki nilai ekonomi
dan dapat menimbulkan
perubahan pada kualitas
lingkungan.
Limbah B-3  mengandung
bahan polutan yang memiliki
sifat racun dan berbahaya 
bahan yang dalam jumlah
relatif sedikit tetapi berpotensi
untuk merusak lingkungan
hidup dan sumber daya
Spesifikasi limbah diukur dari jumlah kandungan bahan pencemar di dalam limbah.
Kandungan pencemar  beberapa parameter  semakin sedikit jumlah parameter &
semakin kecil konsentrasi  semakin kecil terjadinya pencemaran lingkungan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas limbah
Volume limbah
Kandungan bahan
pencemar
Frekuensi
pembuangan
Kemungkinan akibat masuknya limbah ke lingkungan :
 Lingkungan tidak mendapat pengaruh yang berarti
 Ada perubahan tetapi tidak mengakibatkan pencemaran
 Memberikan perubahan dan menimbulkan pencemaran
Klasifikasi
Limbah
Nilai ekonomis
Ekonomis
Non Ekonomis
Karakteristik
Limbah cair
Limbah padat
Limbah gas
Sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
dan atau beracun yang karena sifat dan konsentrasinya atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau
merusak dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, dan
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain (PP No 18 Tahun
1999)
Kriteria limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) menurut PP No 18
Tahun 1999:
Mudah meledak
Mudah terbakar
Bersifat reaktif
Beracun
Menyebabkan infeksi
Bersifat korosif
Berdasarkan
Sumber
Berdasarkan Karakteristik
Sumber spesifik
Sumber tidak spesifik
Sumber bahan kimia
kadaluwarsa, tumpahan,
bekas kemasan dan
buangan produk yang tidak
memenuhi spesifikasi
Mudah meledak
Sangat mudah menyala
Beracun
Korosif
Iritatif
Karsinogenik
Teratogenik
Mutagenik
Bahan-bahan tertentu selain polutan (bahan pencemar) yang lepas ke
udara atau yang dibuang ke lingkungan yang disimpan ataupun masih
dalam proses di dalam pabrik
Sifat fisis dan kimianya masih berbahaya bagi lingkungan apabila sampai
terlepas
Banyak digunakan sebagai bahan penolong maupun bahan utama industri
kimia. Juga banyak dihasilkan dari produk jadi atau produk sampingan
Benzena, siklo-hexanol, asam sulfat, amonium hidroksida, amonium
sulfat, amonium nitrat, hidrokarbon, karbondioksida, belerang oksida
Masalah yang sering dijumpai  penyimpanan, pengolahan, pengemasan,
dan pengangkutan  pengamanan dan pengawasan harus ditingkatkan
dari waktu ke waktu
Contoh: tragedi Chernobyl di Uni Soviet dan tragedi Bophal di India
Sektor industri pangan  tahu, tempe, tapioka,
industri pengolahan ikan,
Mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein,
lemak, garam-garam mineral, dan sisasisa bahan
kimia yang digunakan dalam pengolahan dan
pembersihan.
Akibat bila tidak diberi perlakuan yang tepat:
Bau yang menyengat
BOD tinggi bila dibuang langsung ke perairan akan mengganggu kese-imbangan
ekologik
Menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya
Industri kimia  alkohol, parfum, minyak pelumas 
membutuhkan banyak air  besarnya limbah cair
yang dikeluarkan di lingkungan sekitar
Limbah cair dari sisa produksi dan sisa pencucian
peralatan, limbah padat berupa onggokan hasil perasan,
endapan CaSO4, gas berupa uap alkohol  kategori
limbah B3 yang mencemari air dan udara
Industri bahan baku dari bahan galian  batako puti, genteng, batu kapur/ gamping dan kerajinan batu
bata  penggalian terus menerus  kubah-kubah yang tidak mengandung hara  tidak segera
direklamasi  tidak dapat ditanami untuk ladang pertanian
Sektor sandang kulit  pencucian
batik, batik printing, penyamakan
kulit  memerlukan air sebagai
medium dalam jumlah besar
Air buangan dalam jumlah besar 
sisa-sisa warna, BOD tinggi, kadar
minyak tinggi dan beracun
Mengganggu keseimbangan ekologis
dan mematika hewan serta biota
perairan
Bahan-bahan pencemar yang
mungkin dihasilkan dari proses-
proses dalam industri besi-baja/
logam
Debu
Karbon Monoksida (CO)
Karbondioksida (CO2)
Belerang dioksida (SO2)
Minyak pelumas
Asap
Kasus pencemaran Teluk Buyat akibat pembuangan limbah tailing
(submarine tailing disposal) pada aktivitas penambangan besar-besaran
oleh PT. Newmont Minahasa Raya Sulawesi
PT Freeport Papua yang beroperasi sejak tahun 1967  hancurnya
gunung Grasberg, tercemarnya sungai Aigwa, meluapnya Danau
Wanagon, tailing mengkontaminasi hampir 35.820 hektar daratan dan
84.158 hektar Laut Arafura
Pencemaran sungai Barito, Kahayan, dan Kapuas di Kalimantan oleh air
raksa (merkuri) akibat penambangan emas di sepanjang Daerah Aliran
Sungai (DAS)
Pembuangan limbah pabrik di Sungai Cikijing selama puluhan tahun di
Jawa Barat
Kasus lumpur Lapindo di Porong Sidoharjo menyebabkan ribuan rumah
terendam lumpur serta kerusakan vegetasi di sekitarnya
Pencemaran oleh limbah industri
tekstil dan garmen di Kabupaten
Karanganyar Jawa Tengah
Tahun 1980-an
Gagasan pembangunan berkelanjutan (sustainable
development)
Pembangunan Berwawasan Lingkungan (PBL) 
sektor industri
Introduksi dalam
kebijakan pembangunan
nasional
UU No 4 1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup
PP No 29 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Sektor Industri
Memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dan
kelanggengan sumber daya
Pengolahan Limbah Limbah B-3
Kepmen LH No 51/MENLH/10/1995 mengenai parameter limbah cair (air
buangan industri) yang harus diperhatikan: COD, BOD, minyak nabati,
minyak mineral, zat padat tersuspensi, pH, temperatur, amonia bebas,
nitrat, senyawa aktif biru metilen, sulfida, fenol, sianida
Pengolahan limbah  pelaksanaan pembangunan fasilitas instalasi
pengolahan limbah (IPAL) atau unit pengolahan limbah (UPL) yang benar
dan pengoperasian yang cermat.
Tahapan pengolahan air limbah:
 pengolahan awal (pretreatment)
 pengolahan tahap pertama (primary treatment)
 pengolahan tahap kedua (secondary treatment)
 pengolahan tahap ketiga (tertiary treatment)
 pengolahan lumpur (sludge treatment)
Pengendalian limbah gas dalam kegiatan industri 
pengendalian pada sumber pencemar dan pengenceran limbah
gas, penanggulangan emisi debu dan penanggulangan emisi
senyawa pencemar
Pemisahan debu dan gas secara simultan  memanfaatkan
sifat fisik debu sekaligus sifat gas yang dapat terlarut
dalam cairan
Beberapa metode umum dalam pemisahan secara simultan:
 Menara percik
 Siklon basah
 Pemisah venturi
 Scrubber
Yang harus diperhatikan dalam pengolahan limbah padat: jumlah, sifat fisik
dan kimia, kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Proses pengolahan limbah padat: pemisahan, penyusutan ukuran,
pengomposan, pembuangan
Persyaratan pengolahan limbah B3
Lokasi pengolahan: di dalam area penghasil (daerah bebas banjir, jarak
dengan fasilitas umum minimal 50 meter), di luar area penghasil (daerah
bebas banjir, jarak dengan jalan utama minimal 150 m, jarak dengan
daerah penduduk minimal 300 m, jarak dengan sumber air dan perairan
minimal 300 m, jarak dengan wilayah terlindungi minimal 300 m.
Fasilitas pengolahan: sistem keamanan, sistem pencegahan terhadap
kebakaran, sistem penanggulangan keadaan darurat, sistem pengujian
peralatan, pelatihan karyawan
Penanganan limbah B3
Penanganan sebelum diolah: analisis kandungan untuk menetapkan
prosedur yang tepat dalam pengolahan limbah sesuai dengan karakteristik
dan kandungan limbah
Pengolahan limbah B3
• Redoks, elektrolisa, netralisasi,
pengendapan, stabilisasi, adsorpsi,
penukaran ion dengan pirolisa
KIMIA
• Pembersihan gas, pemisahan cairan
dan penyisihan komponen-komponen
spesifik dengan metode kristalisasi,
dialisa, osmosis balik, dll
FISIKA
• Mengurangi potensi racun dan
kandungan limbah B3 dengan
membatasi daya larut, penyebaran,
dan daya racun sebelum limbah
dibuang
STABILISASI/
SOLIDIFIKASI
• Pembakaran materi limbah
menggunakan alat khusus
insinerator dengan efisiensi
pembakaran harus mencapai 99,99%
atau lebih
INSINERASI
Concentration thickening: mengurangi
volume lumpur yang akan diolah dengan
cara meningkatkan kandungan padatan.
Treatment, stabilization, and
conditioning: menstabilkan senyawa
organik dan menghancurkan patogen
De-watering and drying: menghilangkan
atau mengurangi kandungan air dan
sekaligus mengurangi volume lumpur
Disposal: proses pembuangan akhir
limbah B3
STABILISASI
Proses pencampuran limbah
dengan bahan tambahan untuk
menurunkan laju migrasi bahan
pencemar dari limbah serta
mengurangi toksisitas limbah.
SOLIDIFIKASI
Proses pemadatan suatu bahan
berbahaya dengan penambahan
aditif.
Macroencapsulation,
microencapsulation, precipitation,
adsorbsi, absorbsi, detoxification
Metode lapangan: in drum mixing,
in-situ mixing, plant mixing
Mengurangi volume dan massa limbah
hingga sekitar 90% (volume) dan
75% (berat)
Menghasilkan energi dalam bentuk
panas
Sebagian besar komponen limbah B3
dapat dihancurkan dan limbah
berkurang dengan cepat
Menghasilkan energi dalam bentuk
panas
BIOREMIDIASI
Penggunaan bakteri dan
mikroorganisme lain untuk
mendegradasi limbah B3
Teknik dasar: stimulasi
mikroorganisme asli di lokasi
tercemar, inokulasi
mikroorganisme ke lokasi
tercemar, penerapan
immobilized enzyme
Jenis-jenis: biostimulasi,
bioaugmentasim bioremidiasi
intrinsik
FITOREMIDIASI
Penggunaan tumbuhan untuk
menghilangkan, memindahkan,
menstabilkan, atau menghancurkan
limbah B3
Tahapan:
fitoakumulasi(fitoekstraksi),
rhizofiltrasi, fitostabilisasi,
rhizodegradasi, fitodegradasi,
fitovolatilisasi
PENCEMARAN INDUSTRI

More Related Content

What's hot

Toksikologi logam-berat vedro
Toksikologi logam-berat vedroToksikologi logam-berat vedro
Toksikologi logam-berat vedrovedro agasi
 
Proses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi komposProses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi komposJuleha Usmad
 
Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3Instansi
 
Konsep dasar kimia air
Konsep dasar kimia airKonsep dasar kimia air
Konsep dasar kimia airMAYAKUSU
 
FAKTOR-FAKTOR KUALITAS LINGKUNGAN
FAKTOR-FAKTOR KUALITAS LINGKUNGANFAKTOR-FAKTOR KUALITAS LINGKUNGAN
FAKTOR-FAKTOR KUALITAS LINGKUNGANMawar 99
 
kimia anorganik "BORON"
kimia anorganik "BORON"kimia anorganik "BORON"
kimia anorganik "BORON"Atiyah Yovers
 
proses pengelolaan air limbah secara kimia
proses pengelolaan air limbah secara kimiaproses pengelolaan air limbah secara kimia
proses pengelolaan air limbah secara kimiamun farid
 
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi CairMetode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi CairYuke Puspita
 
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara Jar
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara JarSNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara Jar
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara JarMuhamad Imam Khairy
 
Presentasi polusi udara
Presentasi polusi udaraPresentasi polusi udara
Presentasi polusi udaraSally Atika
 
Golongan vii a halogen
Golongan vii a halogenGolongan vii a halogen
Golongan vii a halogenila ila
 
SEMI LOGAM (Metaloid) Kimia XII
SEMI LOGAM (Metaloid) Kimia XIISEMI LOGAM (Metaloid) Kimia XII
SEMI LOGAM (Metaloid) Kimia XIIAmalia Dewi
 
Tanah dan Pencemaran
Tanah dan PencemaranTanah dan Pencemaran
Tanah dan Pencemaranannisaroshi
 
Ppt tugas senyawa turunan alkana
Ppt tugas senyawa turunan alkanaPpt tugas senyawa turunan alkana
Ppt tugas senyawa turunan alkanaAfif Adhinata
 
Rpp tata nama dan rumus kimia
Rpp tata nama dan rumus kimiaRpp tata nama dan rumus kimia
Rpp tata nama dan rumus kimiaolanascorepta
 
Simbol bahan kimia berbahaya
Simbol bahan kimia berbahayaSimbol bahan kimia berbahaya
Simbol bahan kimia berbahayaWWTF_Production
 

What's hot (20)

Toksikologi logam-berat vedro
Toksikologi logam-berat vedroToksikologi logam-berat vedro
Toksikologi logam-berat vedro
 
Timbal
TimbalTimbal
Timbal
 
Proses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi komposProses sampah organik menjadi kompos
Proses sampah organik menjadi kompos
 
Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3Pengelolaan limbah B3
Pengelolaan limbah B3
 
Konsep dasar kimia air
Konsep dasar kimia airKonsep dasar kimia air
Konsep dasar kimia air
 
FAKTOR-FAKTOR KUALITAS LINGKUNGAN
FAKTOR-FAKTOR KUALITAS LINGKUNGANFAKTOR-FAKTOR KUALITAS LINGKUNGAN
FAKTOR-FAKTOR KUALITAS LINGKUNGAN
 
kimia anorganik "BORON"
kimia anorganik "BORON"kimia anorganik "BORON"
kimia anorganik "BORON"
 
proses pengelolaan air limbah secara kimia
proses pengelolaan air limbah secara kimiaproses pengelolaan air limbah secara kimia
proses pengelolaan air limbah secara kimia
 
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi CairMetode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
Metode AOP untuk Mengolah Limbah Resi Cair
 
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara Jar
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara JarSNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara Jar
SNI 19-6449-2000 tentang Metode Pengujian Koagulasi - Flokulasi dengan Cara Jar
 
Pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkunganPencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan
 
Presentasi polusi udara
Presentasi polusi udaraPresentasi polusi udara
Presentasi polusi udara
 
Limbah cair
Limbah cairLimbah cair
Limbah cair
 
Golongan vii a halogen
Golongan vii a halogenGolongan vii a halogen
Golongan vii a halogen
 
SEMI LOGAM (Metaloid) Kimia XII
SEMI LOGAM (Metaloid) Kimia XIISEMI LOGAM (Metaloid) Kimia XII
SEMI LOGAM (Metaloid) Kimia XII
 
Tanah dan Pencemaran
Tanah dan PencemaranTanah dan Pencemaran
Tanah dan Pencemaran
 
Ppt tugas senyawa turunan alkana
Ppt tugas senyawa turunan alkanaPpt tugas senyawa turunan alkana
Ppt tugas senyawa turunan alkana
 
Rpp tata nama dan rumus kimia
Rpp tata nama dan rumus kimiaRpp tata nama dan rumus kimia
Rpp tata nama dan rumus kimia
 
[Presentasi] Logam Besi (Fe)
[Presentasi] Logam Besi (Fe)[Presentasi] Logam Besi (Fe)
[Presentasi] Logam Besi (Fe)
 
Simbol bahan kimia berbahaya
Simbol bahan kimia berbahayaSimbol bahan kimia berbahaya
Simbol bahan kimia berbahaya
 

Similar to PENCEMARAN INDUSTRI

Biotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cairBiotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cairRiska_21
 
Biotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cairBiotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cairShoetiaone
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptwahyufajar30
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptNovriadi10
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptYusufGanteng2
 
pengelolaan_lingkungan.ppt
pengelolaan_lingkungan.pptpengelolaan_lingkungan.ppt
pengelolaan_lingkungan.pptFakhrulRozi26
 
P2 PLI - Ruang Lingkup Limbah.pptx
P2 PLI - Ruang Lingkup Limbah.pptxP2 PLI - Ruang Lingkup Limbah.pptx
P2 PLI - Ruang Lingkup Limbah.pptxLindriFiamelda1
 
Tindak Pidana LH Pencemaran Laut.pdf
Tindak Pidana LH Pencemaran Laut.pdfTindak Pidana LH Pencemaran Laut.pdf
Tindak Pidana LH Pencemaran Laut.pdfAbdulBariGufroon
 
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdfMI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdfHendrawanSetya
 
420101136-4-Pengelolaan-Limbah-Cair-Rs.pptx
420101136-4-Pengelolaan-Limbah-Cair-Rs.pptx420101136-4-Pengelolaan-Limbah-Cair-Rs.pptx
420101136-4-Pengelolaan-Limbah-Cair-Rs.pptxUlfaMarliawati3
 
Pencemaran air
Pencemaran airPencemaran air
Pencemaran airNizar Arik
 
Pencemaran air (H2O)
Pencemaran air (H2O)Pencemaran air (H2O)
Pencemaran air (H2O)yenilolita
 
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantations
Kelompok water treatment limbah cair  pt gunung madu plantationsKelompok water treatment limbah cair  pt gunung madu plantations
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantationsKetut Swandana
 
Pengelolaan Limbah pada Industri Farmasi
Pengelolaan Limbah pada Industri FarmasiPengelolaan Limbah pada Industri Farmasi
Pengelolaan Limbah pada Industri Farmasissuser4219cb
 
kelola limbah.pptx
kelola limbah.pptxkelola limbah.pptx
kelola limbah.pptxDeniAhmad9
 
Pemanfaatan Sampah / Limbah Sebagai Energi Terbarukan
Pemanfaatan Sampah / Limbah Sebagai Energi TerbarukanPemanfaatan Sampah / Limbah Sebagai Energi Terbarukan
Pemanfaatan Sampah / Limbah Sebagai Energi TerbarukanNahdya Maulina
 
Tugas individu 4 Dampak Reayasa Lingkungan
Tugas individu 4 Dampak Reayasa LingkunganTugas individu 4 Dampak Reayasa Lingkungan
Tugas individu 4 Dampak Reayasa LingkunganRahayu Ratri
 

Similar to PENCEMARAN INDUSTRI (20)

Biotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cairBiotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cair
 
Biotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cairBiotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cair
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
 
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).pptPENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR (4).ppt
 
pengelolaan_lingkungan.ppt
pengelolaan_lingkungan.pptpengelolaan_lingkungan.ppt
pengelolaan_lingkungan.ppt
 
P2 PLI - Ruang Lingkup Limbah.pptx
P2 PLI - Ruang Lingkup Limbah.pptxP2 PLI - Ruang Lingkup Limbah.pptx
P2 PLI - Ruang Lingkup Limbah.pptx
 
Tindak Pidana LH Pencemaran Laut.pdf
Tindak Pidana LH Pencemaran Laut.pdfTindak Pidana LH Pencemaran Laut.pdf
Tindak Pidana LH Pencemaran Laut.pdf
 
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdfMI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
MI.4-Pengolahan-Limbah-Cair-Fasyankes_Edit.pdf
 
Biotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cairBiotek pengolahan limbah_cair
Biotek pengolahan limbah_cair
 
420101136-4-Pengelolaan-Limbah-Cair-Rs.pptx
420101136-4-Pengelolaan-Limbah-Cair-Rs.pptx420101136-4-Pengelolaan-Limbah-Cair-Rs.pptx
420101136-4-Pengelolaan-Limbah-Cair-Rs.pptx
 
35891
3589135891
35891
 
Pencemaran air
Pencemaran airPencemaran air
Pencemaran air
 
Pencemaran air (H2O)
Pencemaran air (H2O)Pencemaran air (H2O)
Pencemaran air (H2O)
 
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantations
Kelompok water treatment limbah cair  pt gunung madu plantationsKelompok water treatment limbah cair  pt gunung madu plantations
Kelompok water treatment limbah cair pt gunung madu plantations
 
61 200-1-pb
61 200-1-pb61 200-1-pb
61 200-1-pb
 
Pengelolaan Limbah pada Industri Farmasi
Pengelolaan Limbah pada Industri FarmasiPengelolaan Limbah pada Industri Farmasi
Pengelolaan Limbah pada Industri Farmasi
 
kelola limbah.pptx
kelola limbah.pptxkelola limbah.pptx
kelola limbah.pptx
 
Pemanfaatan Sampah / Limbah Sebagai Energi Terbarukan
Pemanfaatan Sampah / Limbah Sebagai Energi TerbarukanPemanfaatan Sampah / Limbah Sebagai Energi Terbarukan
Pemanfaatan Sampah / Limbah Sebagai Energi Terbarukan
 
Tugas individu 4 Dampak Reayasa Lingkungan
Tugas individu 4 Dampak Reayasa LingkunganTugas individu 4 Dampak Reayasa Lingkungan
Tugas individu 4 Dampak Reayasa Lingkungan
 

PENCEMARAN INDUSTRI

  • 2. INDUSTRIALIS ASI Posisi sentral dalam ekonomi masyarakat modern Motor penggerak  peningkatan kemakmuran Memperluas landasan pembangunan dan memenuhi kebutuhan Efisien untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya yang terus berubah Mengekstraksi material dari basis sumber daya alam, dan memasukkan baik produk maupun limbah ke lingkungan hidup manusia Berbagai perubahan dalam pemanfaatan energi dan sumber daya alam  PENCEMARAN Meningkatkan permintaan sumber daya alam dan “memaksakan” daya tampung sistem alam untuk menyerap hasil sampingan berupa LIMBAH
  • 3. Industri Mengolah masukan (input)  produk Pencemaran Pengamatan terhadap sumber pencemar Input Proses Output Limbah yang keluar dari pabrik Bahan beracun dan berbahaya (B3) Industri kimia organik maupun anorganik B3 sebagai bahan baku atau penolong Proses fisika, kimia, dan biologi dalam industri LINGKUNGAN Penurunan kualitas lingkungan
  • 4. PENGADAAN Penyimpanan Perlakuan Bahan baku + bahan penolong Air dan bahan bakar PRA PROSES Pencucian Pencampuran Pengolahan Penyimpanan PROSES PRODUK Utama Sampingan Antara Limbah DAUR ULANG DAUR ULANG LIMBAH NON-EKONOMIS Bocoran Tumpahan Kecerobohan
  • 5. Bahan buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomi dan dapat menimbulkan perubahan pada kualitas lingkungan. Limbah B-3  mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun dan berbahaya  bahan yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan sumber daya
  • 6. Spesifikasi limbah diukur dari jumlah kandungan bahan pencemar di dalam limbah. Kandungan pencemar  beberapa parameter  semakin sedikit jumlah parameter & semakin kecil konsentrasi  semakin kecil terjadinya pencemaran lingkungan Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas limbah Volume limbah Kandungan bahan pencemar Frekuensi pembuangan Kemungkinan akibat masuknya limbah ke lingkungan :  Lingkungan tidak mendapat pengaruh yang berarti  Ada perubahan tetapi tidak mengakibatkan pencemaran  Memberikan perubahan dan menimbulkan pencemaran
  • 8. Sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan konsentrasinya atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain (PP No 18 Tahun 1999) Kriteria limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) menurut PP No 18 Tahun 1999: Mudah meledak Mudah terbakar Bersifat reaktif Beracun Menyebabkan infeksi Bersifat korosif
  • 9. Berdasarkan Sumber Berdasarkan Karakteristik Sumber spesifik Sumber tidak spesifik Sumber bahan kimia kadaluwarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi Mudah meledak Sangat mudah menyala Beracun Korosif Iritatif Karsinogenik Teratogenik Mutagenik
  • 10. Bahan-bahan tertentu selain polutan (bahan pencemar) yang lepas ke udara atau yang dibuang ke lingkungan yang disimpan ataupun masih dalam proses di dalam pabrik Sifat fisis dan kimianya masih berbahaya bagi lingkungan apabila sampai terlepas Banyak digunakan sebagai bahan penolong maupun bahan utama industri kimia. Juga banyak dihasilkan dari produk jadi atau produk sampingan Benzena, siklo-hexanol, asam sulfat, amonium hidroksida, amonium sulfat, amonium nitrat, hidrokarbon, karbondioksida, belerang oksida Masalah yang sering dijumpai  penyimpanan, pengolahan, pengemasan, dan pengangkutan  pengamanan dan pengawasan harus ditingkatkan dari waktu ke waktu Contoh: tragedi Chernobyl di Uni Soviet dan tragedi Bophal di India
  • 11.
  • 12. Sektor industri pangan  tahu, tempe, tapioka, industri pengolahan ikan, Mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein, lemak, garam-garam mineral, dan sisasisa bahan kimia yang digunakan dalam pengolahan dan pembersihan. Akibat bila tidak diberi perlakuan yang tepat: Bau yang menyengat BOD tinggi bila dibuang langsung ke perairan akan mengganggu kese-imbangan ekologik Menyebabkan kematian ikan dan biota perairan lainnya
  • 13. Industri kimia  alkohol, parfum, minyak pelumas  membutuhkan banyak air  besarnya limbah cair yang dikeluarkan di lingkungan sekitar Limbah cair dari sisa produksi dan sisa pencucian peralatan, limbah padat berupa onggokan hasil perasan, endapan CaSO4, gas berupa uap alkohol  kategori limbah B3 yang mencemari air dan udara Industri bahan baku dari bahan galian  batako puti, genteng, batu kapur/ gamping dan kerajinan batu bata  penggalian terus menerus  kubah-kubah yang tidak mengandung hara  tidak segera direklamasi  tidak dapat ditanami untuk ladang pertanian
  • 14. Sektor sandang kulit  pencucian batik, batik printing, penyamakan kulit  memerlukan air sebagai medium dalam jumlah besar Air buangan dalam jumlah besar  sisa-sisa warna, BOD tinggi, kadar minyak tinggi dan beracun Mengganggu keseimbangan ekologis dan mematika hewan serta biota perairan
  • 15. Bahan-bahan pencemar yang mungkin dihasilkan dari proses- proses dalam industri besi-baja/ logam Debu Karbon Monoksida (CO) Karbondioksida (CO2) Belerang dioksida (SO2) Minyak pelumas Asap
  • 16. Kasus pencemaran Teluk Buyat akibat pembuangan limbah tailing (submarine tailing disposal) pada aktivitas penambangan besar-besaran oleh PT. Newmont Minahasa Raya Sulawesi PT Freeport Papua yang beroperasi sejak tahun 1967  hancurnya gunung Grasberg, tercemarnya sungai Aigwa, meluapnya Danau Wanagon, tailing mengkontaminasi hampir 35.820 hektar daratan dan 84.158 hektar Laut Arafura Pencemaran sungai Barito, Kahayan, dan Kapuas di Kalimantan oleh air raksa (merkuri) akibat penambangan emas di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Pembuangan limbah pabrik di Sungai Cikijing selama puluhan tahun di Jawa Barat Kasus lumpur Lapindo di Porong Sidoharjo menyebabkan ribuan rumah terendam lumpur serta kerusakan vegetasi di sekitarnya
  • 17. Pencemaran oleh limbah industri tekstil dan garmen di Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah
  • 18. Tahun 1980-an Gagasan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) Pembangunan Berwawasan Lingkungan (PBL)  sektor industri Introduksi dalam kebijakan pembangunan nasional UU No 4 1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup PP No 29 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) Sektor Industri Memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dan kelanggengan sumber daya Pengolahan Limbah Limbah B-3
  • 19. Kepmen LH No 51/MENLH/10/1995 mengenai parameter limbah cair (air buangan industri) yang harus diperhatikan: COD, BOD, minyak nabati, minyak mineral, zat padat tersuspensi, pH, temperatur, amonia bebas, nitrat, senyawa aktif biru metilen, sulfida, fenol, sianida Pengolahan limbah  pelaksanaan pembangunan fasilitas instalasi pengolahan limbah (IPAL) atau unit pengolahan limbah (UPL) yang benar dan pengoperasian yang cermat. Tahapan pengolahan air limbah:  pengolahan awal (pretreatment)  pengolahan tahap pertama (primary treatment)  pengolahan tahap kedua (secondary treatment)  pengolahan tahap ketiga (tertiary treatment)  pengolahan lumpur (sludge treatment)
  • 20.
  • 21. Pengendalian limbah gas dalam kegiatan industri  pengendalian pada sumber pencemar dan pengenceran limbah gas, penanggulangan emisi debu dan penanggulangan emisi senyawa pencemar Pemisahan debu dan gas secara simultan  memanfaatkan sifat fisik debu sekaligus sifat gas yang dapat terlarut dalam cairan Beberapa metode umum dalam pemisahan secara simultan:  Menara percik  Siklon basah  Pemisah venturi  Scrubber
  • 22. Yang harus diperhatikan dalam pengolahan limbah padat: jumlah, sifat fisik dan kimia, kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Proses pengolahan limbah padat: pemisahan, penyusutan ukuran, pengomposan, pembuangan
  • 23. Persyaratan pengolahan limbah B3 Lokasi pengolahan: di dalam area penghasil (daerah bebas banjir, jarak dengan fasilitas umum minimal 50 meter), di luar area penghasil (daerah bebas banjir, jarak dengan jalan utama minimal 150 m, jarak dengan daerah penduduk minimal 300 m, jarak dengan sumber air dan perairan minimal 300 m, jarak dengan wilayah terlindungi minimal 300 m. Fasilitas pengolahan: sistem keamanan, sistem pencegahan terhadap kebakaran, sistem penanggulangan keadaan darurat, sistem pengujian peralatan, pelatihan karyawan Penanganan limbah B3 Penanganan sebelum diolah: analisis kandungan untuk menetapkan prosedur yang tepat dalam pengolahan limbah sesuai dengan karakteristik dan kandungan limbah Pengolahan limbah B3
  • 24. • Redoks, elektrolisa, netralisasi, pengendapan, stabilisasi, adsorpsi, penukaran ion dengan pirolisa KIMIA • Pembersihan gas, pemisahan cairan dan penyisihan komponen-komponen spesifik dengan metode kristalisasi, dialisa, osmosis balik, dll FISIKA • Mengurangi potensi racun dan kandungan limbah B3 dengan membatasi daya larut, penyebaran, dan daya racun sebelum limbah dibuang STABILISASI/ SOLIDIFIKASI • Pembakaran materi limbah menggunakan alat khusus insinerator dengan efisiensi pembakaran harus mencapai 99,99% atau lebih INSINERASI
  • 25. Concentration thickening: mengurangi volume lumpur yang akan diolah dengan cara meningkatkan kandungan padatan. Treatment, stabilization, and conditioning: menstabilkan senyawa organik dan menghancurkan patogen De-watering and drying: menghilangkan atau mengurangi kandungan air dan sekaligus mengurangi volume lumpur Disposal: proses pembuangan akhir limbah B3
  • 26. STABILISASI Proses pencampuran limbah dengan bahan tambahan untuk menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta mengurangi toksisitas limbah. SOLIDIFIKASI Proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Macroencapsulation, microencapsulation, precipitation, adsorbsi, absorbsi, detoxification Metode lapangan: in drum mixing, in-situ mixing, plant mixing
  • 27. Mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat) Menghasilkan energi dalam bentuk panas Sebagian besar komponen limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat Menghasilkan energi dalam bentuk panas
  • 28. BIOREMIDIASI Penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendegradasi limbah B3 Teknik dasar: stimulasi mikroorganisme asli di lokasi tercemar, inokulasi mikroorganisme ke lokasi tercemar, penerapan immobilized enzyme Jenis-jenis: biostimulasi, bioaugmentasim bioremidiasi intrinsik FITOREMIDIASI Penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan, memindahkan, menstabilkan, atau menghancurkan limbah B3 Tahapan: fitoakumulasi(fitoekstraksi), rhizofiltrasi, fitostabilisasi, rhizodegradasi, fitodegradasi, fitovolatilisasi