Dokumen tersebut membahas tentang pengolahan limbah industri, meliputi definisi limbah industri, jenis-jenisnya berdasarkan sumber, senyawa, dan wujud limbah, serta karakteristik dan dampaknya terhadap lingkungan. Dokumen ini juga menjelaskan langkah-langkah merancang pengelolaan limbah industri mulai dari membentuk tim pengelola, menilai limbah, hingga menerapkan dan meninjau rencana pengelolanya.
3. MACAM LIMBAH
1. Limbah berdasarkan senyawanya
2. Limbah berdasarkan sumbernya
3. Limbah berdasarkan wujudnya
4. JENIS LIMBAH INDUSTRI BERDASARKAN
SENYAWANYA
1. Limbah Anorganik
2. Limbah Organik
3. Limbah B3
5. JENIS LIMBAH INDUSTRI BERDASARKAN
SUMBERNYA
1. Limbah Rumah Tangga
2. Limbah Industri
3. Limbah Pertanian
4. Limbah Medis
5. Limbah Tambang
6. Limbah Pariwisata
7. JENIS LIMBAH INDUSTRI BERDASARKAN WUJUDNYA:
CAIR
Limbah cair adalah limbah yang bentuknya cair dan berasal
dari sisa-sisa hasil buangan kegiatan domestik atau proses
produksi. Limbah cair itu sendiri berupa air yang sudah
tercampur atau tersuspensi dengan bahan-bahan buangan
hasil dari sisa-sisa produksi. Limbah cair dapat
diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu limbah cair
domestik (domestic wastewater), limbah cair industri
(industrial wastewater), rembesan dan luapan (infiltration
and inflow), dan air hujan (strom water).
8. JENIS LIMBAH INDUSTRI BERDASARKAN WUJUDNYA:
PADAT
Limbah padat adalah limbah yang bentuknya padat dan
berasal dari sisa hasil kegiatan domestik atau aktivitas industri.
Contoh-contoh limbah padat, seperti kertas, serbuk besi, kain,
plastik, kayu-kayuan, dan serbuk besi. Limbah padat dapat
diklasifikasikan menjadi enam bagian, yaitu sampah organik
mudah busuk (garbage), sampah anorganik dan organik tidak
membusuk (rubbish), sampah abu (ashes), sampah bangkai
binatang (dead animal), sampah sapuan (street sweeping), dan
sampah industri (industrial waste).
9. JENIS LIMBAH INDUSTRI BERDASARKAN WUJUDNYA:
GAS
Limbah gas tentunya disebabkan oleh suatu zat pencemar. Zat
pencemar melalui udara dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian
yaitu partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan dapat dilihat
secara langsung seperti asap, fume, kabut, uap air, debu.
Sedangkan, gas adalah bentuk limbah gas yang tidak dapat dilihat
secara fisik namun beberapa contoh dari gas ini memiliki bau dan
sifatnya toxic. Contoh gas yang dimaksud adalah NOx, CO, SO2, CO2.
Di dalam sebuah pabrik atau Industri pengendalian pencemaran udara
sangat penting, dan dibagi menjadi dua bentuk yaitu penanggulangan
emisi debu dan penanggulangan emisi senyawa pencemar.
10. SUMBER LIMBAH INDUSTRI
• Sisa proses industri
• Proses pencucian peralatan
• Proses pendingin
• Tumpahan bahan baku cair
11. KARAKTERISTIK LIMBAH INDUSTRI
• Limbah memiliki beberapa karakteristik umum.
• Di antaranya berukuran mikro, bersifat dinamis, penyebarannya berdampak
luas, dan berdampak jangka panjang.
12. KARAKTERISTIK LIMBAH INDUSTRI
• Berukuran Mikro
Karekteristik ini merupakan karakterisik pada besar kecilnya limbah/ volumenya.
Contoh dari limbah yang berukuran mikro atau kecil atau bahkan tidak bias terlihat
adalah limbah industri berupa bahan kimia yang tidak terpakai yang di buang tidak
sesuai dengan prosedur pembuangan yang dianjurkan.
13. KARAKTERISTIK LIMBAH INDUSTRI
• Bersifat Dinamis
Cara pencemarannya yang tidak dalam waktu singkat menyebar dan
mengakibatkan pencermaran. Biasanya limbah dalam menyebar di perlukan waktu
yang cukup lama dan tidak diketahui dengan hanya melihat saja. Hal ini
dikarenakan ukuran limbah yang tidak dapat dilihat.
14. KARAKTERISTIK LIMBAH INDUSTRI
• Berdampak luas (penyebarannya)
Luasnya dampak yang di timbulkan oleh limbah ini merupakan efek dari
karakteristik limbah yang berukuran mikro yang tak dapat dilihat dengan mata
tellanjang. Contoh dari besarnya dampak yang ditimbulkan yaitu adanya istilah
“Minamata disease” atau keracunan raksa (Hg) di Jepang yang mengakibatkan
nelayan-nelayan mengidap paralis (hilangnya kemampuan untuk bergerak karena
kerusakan pada saraf). Kejadian ini terajadi di Teluk Minamata dan Sungai Jintsu
karena pencemaran oleh raksa (Hg).
15. KARAKTERISTIK LIMBAH INDUSTRI
• Berdampak jangka panjang (antar generasi)
Dampak yang ditimbulkan limbah terutama limbah kimia biasanya tidak sekedar
berdampak pada orang yang terkena tetapi dapat mengakibatkan turunannya
mengalami hal serupa.
21. DAMPAK LIMBAH INDUSTRI TERHADAP
LINGKUNGAN
2. Dampak Limbah Terhadap Alam dan Lingkungan
• Udara yang kotor dan tercemar akan merusak kesehatan paru-paru dan
mengakibatkan masalah kesehatan bagi makhluk hidup yang terpapar.
• Sementara pencemaran air juga sering ditemukan, terutama akibat
pembuangan limbah pabrik ke sungai yang sering terjadi pada beberapa kasus.
Dampaknya terlihat pada rusaknya ekosistem dan biota air. Serta berdampak
pada ketidaktersediaannya air bersih.
• Sementara pencemaran limbah pada tanah dapat berakibat buruk yakni
berkurangnya kesuburan tanah. Hal ini tentu saja akan berdampak buruk bagi
manusia. Karena tanah ini merupakan tempat yang ideal untuk menyiapkan
ketersediaan bahan makanan bagi manusia.
1. Dampak Limbah Terhadap Kesehatan Manusia
• Masyarakat Indonesia masih sering menggunakan air tanah sebagai sumber
air bersih. Apabila air tanah tercemar, maka berbagai masalah kesehatan
pun akan muncul. Selain itu, keberadaan limbah padat yang tidak diolah
juga menyebabkan adanya sampah beracun.
• Ini bisa berakibat buruk yaitu berdampak pada timbulnya berbagai
penyakit. Baik penyakit yang menular melalui rantai makanan, penyakit
akibat lalat, tikus atau hewan lainnya. Merupakan penyakit yang
ditimbulkan akibat adanya limbah beracun.
23. 1. MEMBENTUK TIM PENGELOLA LIMBAH
Tentukan tim pengelola limbah yang bertanggung jawab untuk menangani dan mengelola limbah di setiap
area produksi dan untuk keseluruhan industri. Tim pengelola limbah ini harus mencakup beberapa pekerja
yang kompeten, seperti operator pabrik, insinyur, ahli kimia/kimiawan, atau manajer produksi. Koordinator
tim bertanggung jawab untuk mengirim laporan secara berkala kepada pimpinan perusahaan terkait
semua hal yang berhubungan dengan pengelolaan limbah. Pembentukan tim pengelola limbah
disesuaikan dengan ukuran perusahaan.
24. 2. MENENTUKAN RUANG LINGKUP PENGELOLAAN LIMBAH
Koordinator tim harus menetapkan ruang lingkup, termasuk tujuan dan sasaran pengelolaan limbah. Setiap industri tentu
berbeda tergantung jenis, kegiatan produksi yang dilakukan, dan teknologi pengelolaan limbah yang tersedia.
Dalam hal ini, tim pengelola juga harus mengetahui alasan program penilaian limbah perlu dilakukan dan tujuannya,
serta kebijakan perusahaan tentang perlindungan lingkungan, seperti program minimisasi limbah.
Terkait penilaian limbah, koordinator pengelola limbah harus membentuk tim penilaian limbah di setiap area produksi,
termasuk menunjuk orang yang bertanggung jawab atas implementasi program penilaian secara keseluruhan.
25. 3. MEMBUAT PERENCANAAN SEBELUM MELAKUKAN
SURVEI/PENILAIAN
Langkah selanjutnya adalah tahap pra-penilaian limbah. Proses penilaian limbah berfokus pada operasi
pabrik dan prosesnya, gambaran umum mengenai bahan baku produksi, serta metode pengolahan
dan pembuangan limbah.
Tim pengelola limbah harus:
a. Membuat daftar semua kegiatan produksi di pabrik
b. Mengumpulkan informasi yang tersedia tentang setiap kegiatan produksi
c. Memberikan gambaran umum tentang semua zat atau bahan baku produksi
d. Memberikan gambaran umum tentang semua limbah dan emisi yang dihasilkan di masing-masing area
produksi
e. Membuat daftar semua langkah perlindungan lingkungan. Hal ini mengacu pada UU Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
f. Mengidentifikasi semua persyaratan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan limbah untuk
setiap kegiatan produksi
g. Membuat daftar permasalahan terkait limbah atau pencemaran limbah yang diketahui
h. Menetapkan prioritas kegiatan produksi yang akan dinilai
i. Menjalankan ruang lingkup pengelolaan limbah.
26. 4. MELAKUKAN SURVEI/PENILAIAN LIMBAH
(WASTE ASSESSMENT)
Proses penilaian limbah di masing-masing area produksi mencakup jenis limbah yang
dihasilkan, melakukan sampling, analisis, dan pengukuran limbah, investigasi pemanfaatan
limbah, dan dampak yang ditimbulkan limbah terhadap lingkungan. Penilaian limbah harus
dilaksanakan secara metodis dan sistematis. Perhatikan hal apa saja yang harus ditindaklanjuti
selama penilaian limbah.
27. 5. MELAKUKAN EVALUASI DAN ANALISIS
KELAYAKAN
Pada tahap ini, tim pengelola dan penilaian limbah melakukan evaluasi hasil penilaian limbah,
mengidentifikasi peluang-peluang yang memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan, dan
mengembangkan beberapa opsi untuk program minimisasi limbah.
Lakukan analisis kelayakan secara teknis dan ekonomi pada masing-masing opsi untuk menentukan peluang
minimisasi limbah mana yang dipilih atau diadopsi.
• Minimisasi limbah adalah upaya untuk mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas, dan tingkat bahaya
limbah yang berasal dari proses produksi, dengan cara pengurangan penggunaan sumber daya dan energi
dan/atau pemanfaatan limbah berupa penggunaan kembali (reuse), daur ulang (recycle), dan perolehan
kembali (recovery).
• Setelah upaya minimisasi limbah dilakukan dengan maksimal, kemudian limbah yang terbentuk
selanjutnya diolah dengan memperhatikan baku mutu lingkungan yang berlaku.
28. 6. MEMBUAT LAPORAN HASIL PENILAIAN
LIMBAH
• Laporan penilaian limbah harus didokumentasikan dengan baik dan menyertakan
informasi yang sudah dikumpulkan. Laporan penilaian limbah biasanya mencakup
jenis-jenis limbah yang dihasilkan, bahaya atau dampak yang ditimbulkan, dan
minimisasi limbah yang akan dilakukan.
•
29. 7. MEMBUAT RENCANA PENGELOLAAN LIMBAH
Dalam membuat rencana pengelolaan limbah, tim pengelola juga harus mengidentifikasi biaya operasional
dari strategi minimisasi limbah yang dipilih. Informasi ini dapat berfungsi sebagai dasar untuk mengukur
kemajuan dan penghematan biaya lingkungan.
Rencana pengelolaan limbah yang dibuat belum berbentuk dokumen teknis, tetapi lebih kepada
pembahasan tentang bagaimana penilaian limbah dilakukan dan bagaimana strategi minimisasi limbah
itu dipilih dan diimplementasikan. Hal tersebut harus ditentukan secara jelas, tindakan apa yang akan
dilakukan, kapan melakukannya, dan tujuan apa yang akan dicapai atau diharapkan.
Rencana pengelolaan limbah harus menjadi dokumen yang mudah dibaca dan dipahami pekerja serta pihak-
pihak lain yang berada di sekitar lingkungan perusahaan. Dokumen rencana pengelolaan limbah merupakan
titik awal atau panduan awal untuk meminimalkan produksi limbah.
30. 8. MENERAPKAN RENCANA PENGELOLAAN
LIMBAH
• Setelah rencana pengelolaan limbah disetujui oleh pimpinan perusahaan, beberapa strategi bisa
disosialisasikan dan dijelaskan kepada pekerja, serta diterapkan sesuai dengan prosedur yang
tertuang dalam rencana.
• Dalam beberapa kasus, rencana pengelolaan limbah memerlukan persetujuan pemerintah daerah
setempat. Tim pengelola limbah harus memantau pelaksanaan rencana, performa perbaikannya, dan
meninjau ulang rencana secara berkala.
31. 9. MEMANTAU DAN MENINJAU ULANG RENCANA
PENGELOLAAN LIMBAH
Minimisasi limbah adalah proses, bukan tujuan. Rencana pengelolaan limbah harus ditinjau dan diperbarui
secara berkala karena untuk memastikan bahwa pengelolaan limbah yang kurang efektif tidak terulang
kembali dan untuk mengidentifikasi peluang minimisasi limbah yang baru.
Kegiatan industri tidak lepas dari kehidupan manusia. Dengan adanya kegiatan industri, maka proses produksi berlangsung sehingga produk akhir dapat digunakan oleh keberlangsungan hidup manusia. Tetapi, keberadaan Industri tidak hanya memberi dampak positif, salah satu dampak negatif yang ditimbulkan ialah limbah industri.
Mahasiswa mampu menjelaskan macam, jenis, sumber, karakteristik dan dampak/ masalah limbah industri.
Mahasiswa mampu menjelaskan langkah-langkah dalam perancangan pengolahan limbah industri.
Limbah organik adalah limbah yang berasal dari makhluk hidup yang mudah diuraikan secara alami dan mudah membusuk. Contoh-contoh dari limbah organik, seperti dedaunan yang jatuh ke tanah, rumput, sisa-sisa makanan, kulit sayur-sayuran dan buah-buahan, kotoran manusia dan kotoran hewan, dan tulang-tulang hewan. Pada umumnya, limbah-limbah organik yang sering kita lihat berasal dari rumah, restoran, hotel, dan pertanian.
2. Limbah Anorganik
Limbah anorganik adalah limbah yang berasal dari sisa-sisa aktivitas manusia dan limbah ini sangat susah terurai secara alami dan pembusukan secara alami. Maka dari itu, limbah jenis ini sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Contoh-contoh dari limbah anorganik, seperti sisa sabun cuci baju atau piring, botol minuman bekas, kantong plastik, kaleng-kalengan, kertas, kain, kertas, dan masih banyak lagi.
3. Limbah B3
Jenis-jenis limbah berdasarkan senyawanya yang terakhir adalah limbah B3. Istilah “B3” merupakan kepanjangan dari Bahan Berbahaya dan Beracun. Dari namanya saja, limbah ini sudah bisa mengancam dan membahayakan lingkungan hidup. Bahkan, kesehatan manusia juga sangat terancam dengan adanya limbah B3. Limbah B3 menjadi berbahaya karena di dalam limbahnya terdapat senyawa-senyawa yang sulit untuk diurai dan beracun. Senyawa-senyawa itu berupa logam berat, seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn. Selain itu, senyawa-senyawa berbahaya ini juga dapat ditemukan pada zat kimia, seperti sianida, fenol, pestisida, sulfida, dan lain-lain.
Limbah padat biasanya berupa padatan, lumpur atau semi padatan (bubur) dan secara garis besar dapat diklasifikasikan:
Limbah padat mudah terbakar
Limbah padat sukar terbakar
Limbah padat mudah membusuk
Limbah abu (fly ash dan bottom ash)
Lumpur
Limbah yang dapat didaurulang
Limbah radioaktif
Limbah infeksius
Limbah gas adalah limbah yang di mana udara sebagai medianya.. Semakin banyak limbah gas yang naik ke udara, maka kualitas udara semakin menurun. Bahkan, limbah gas yang dibiarkan di udara bisa membuat kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya terganggu. Limbah gas itu sendiri bisa berasal dari asap kendaraan bermotor, asap kebakaran hutan, asap pabrik, dan lain lain. Contoh-contoh limbah gas seperti Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Nitrogen Oksida (NOx), Sulfur Oksida (SOx), Asam Klorida (HCI), Ammonia (NH3), Metan (CH4), Hidrogen Fluorida (HF), Nitrogen Sulfida (NS), dan Klorin (Cl2).
Limbah Industri merupakan buangan hasil proses industri. Jenis limbah yang dihasilkan tergantung pada jenis industri. Misalnya, limbah organik cair atau padat akan banyak dihasilkan oleh industri pengolahan makanan, sedangkan limbah anorganik seperti logam berat akan banyak dihasilkan oleh industi tekstil, pengolahan logam, kertas, dan lainnya. Industri – industri yang melakukan proses pembakaran akan banyak menghasilkan limbah gas.
Perbedaan Karakteristik Limbah domestik & Industri
• Mengandung bahan organik biodegradable tinggi
• Mengandung Nitrogen dan phosphate
• Mengandung mikroorganisme pathogen dan non pathogen
Berukuran mikro
Karekteristik ini merupakan karakterisik pada besar kecilnya limbah/ volumenya. Contoh dari limbah yang berukuran mikro atau kecil atau bahkan tidak bias terlihat adalah limbah industri berupa bahan kimia yang tidak terpakai yang di buang tidak sesuai dengan prosedur pembuangan yang dianjurkan.
Dinamis
Mungkin yang dimaksud dinamis disini adalah tentang cara pencemarannya yang tidak dalam waktu singkat menyebar dan mengakibatkan pencermaran. Biasanya limbah dalam menyerbar di perlukan waktu yang cukup lama dan tidak diketahui dengan hanya melihat saja. Hal ini dikarenakan ukuran limbah yang tidak dapat dilihat.
Berdampak luas (penyebarannya)
Luasnya dampak yang di timbulkan oleh limbah ini merupakan efek dari karakteristik limbah yang berukuran mikro yang tak dapat dilihat dengan mata tellanjang. Contoh dari besarnya dampak yang ditimbulkan yaitu adanya istilah “Minamata disease” atau keracunan raksa (Hg) di Jepang yang mengakibatkan nelayan-nelayan mengidap paralis (hilangnya kemampuan untuk bergerak karena kerusakan pada saraf). Kejadian ini terajadi di Teluk Minamata dan Sungai Jintsu karena pencemaran oleh raksa (Hg).
Berdampak jangka panjang (antar generasi)
Dampak yang ditimbulkan limbah terutama limbah kimia biasanya tidak sekedar berdampak pada orang yang terkena tetapi dapat mengakibatkan turunannya mengalami hal serupa.
Berukuran mikro
Karekteristik ini merupakan karakterisik pada besar kecilnya limbah/ volumenya. Contoh dari limbah yang berukuran mikro atau kecil atau bahkan tidak bias terlihat adalah limbah industri berupa bahan kimia yang tidak terpakai yang di buang tidak sesuai dengan prosedur pembuangan yang dianjurkan.
Dinamis
Mungkin yang dimaksud dinamis disini adalah tentang cara pencemarannya yang tidak dalam waktu singkat menyebar dan mengakibatkan pencermaran. Biasanya limbah dalam menyerbar di perlukan waktu yang cukup lama dan tidak diketahui dengan hanya melihat saja. Hal ini dikarenakan ukuran limbah yang tidak dapat dilihat.
Berdampak luas (penyebarannya)
Luasnya dampak yang di timbulkan oleh limbah ini merupakan efek dari karakteristik limbah yang berukuran mikro yang tak dapat dilihat dengan mata tellanjang. Contoh dari besarnya dampak yang ditimbulkan yaitu adanya istilah “Minamata disease” atau keracunan raksa (Hg) di Jepang yang mengakibatkan nelayan-nelayan mengidap paralis (hilangnya kemampuan untuk bergerak karena kerusakan pada saraf). Kejadian ini terajadi di Teluk Minamata dan Sungai Jintsu karena pencemaran oleh raksa (Hg).
Berdampak jangka panjang (antar generasi)
Dampak yang ditimbulkan limbah terutama limbah kimia biasanya tidak sekedar berdampak pada orang yang terkena tetapi dapat mengakibatkan turunannya mengalami hal serupa.
Dinamis
Mungkin yang dimaksud dinamis disini adalah tentang cara pencemarannya yang tidak dalam waktu singkat menyebar dan mengakibatkan pencermaran. Biasanya limbah dalam menyerbar di perlukan waktu yang cukup lama dan tidak diketahui dengan hanya melihat saja. Hal ini dikarenakan ukuran limbah yang tidak dapat dilihat.
Berdampak luas (penyebarannya)
Luasnya dampak yang di timbulkan oleh limbah ini merupakan efek dari karakteristik limbah yang berukuran mikro yang tak dapat dilihat dengan mata tellanjang. Contoh dari besarnya dampak yang ditimbulkan yaitu adanya istilah “Minamata disease” atau keracunan raksa (Hg) di Jepang yang mengakibatkan nelayan-nelayan mengidap paralis (hilangnya kemampuan untuk bergerak karena kerusakan pada saraf). Kejadian ini terajadi di Teluk Minamata dan Sungai Jintsu karena pencemaran oleh raksa (Hg).
Berdampak jangka panjang (antar generasi)
Dampak yang ditimbulkan limbah terutama limbah kimia biasanya tidak sekedar berdampak pada orang yang terkena tetapi dapat mengakibatkan turunannya mengalami hal serupa.
Berukuran mikro
Karekteristik ini merupakan karakterisik pada besar kecilnya limbah/ volumenya. Contoh dari limbah yang berukuran mikro atau kecil atau bahkan tidak bias terlihat adalah limbah industri berupa bahan kimia yang tidak terpakai yang di buang tidak sesuai dengan prosedur pembuangan yang dianjurkan.
Dinamis
Mungkin yang dimaksud dinamis disini adalah tentang cara pencemarannya yang tidak dalam waktu singkat menyebar dan mengakibatkan pencermaran. Biasanya limbah dalam menyerbar di perlukan waktu yang cukup lama dan tidak diketahui dengan hanya melihat saja. Hal ini dikarenakan ukuran limbah yang tidak dapat dilihat.
Berdampak luas (penyebarannya)
Luasnya dampak yang di timbulkan oleh limbah ini merupakan efek dari karakteristik limbah yang berukuran mikro yang tak dapat dilihat dengan mata tellanjang. Contoh dari besarnya dampak yang ditimbulkan yaitu adanya istilah “Minamata disease” atau keracunan raksa (Hg) di Jepang yang mengakibatkan nelayan-nelayan mengidap paralis (hilangnya kemampuan untuk bergerak karena kerusakan pada saraf). Kejadian ini terajadi di Teluk Minamata dan Sungai Jintsu karena pencemaran oleh raksa (Hg).
Berdampak jangka panjang (antar generasi)
Dampak yang ditimbulkan limbah terutama limbah kimia biasanya tidak sekedar berdampak pada orang yang terkena tetapi dapat mengakibatkan turunannya mengalami hal serupa.
Berukuran mikro
Karekteristik ini merupakan karakterisik pada besar kecilnya limbah/ volumenya. Contoh dari limbah yang berukuran mikro atau kecil atau bahkan tidak bias terlihat adalah limbah industri berupa bahan kimia yang tidak terpakai yang di buang tidak sesuai dengan prosedur pembuangan yang dianjurkan.
Dinamis
Mungkin yang dimaksud dinamis disini adalah tentang cara pencemarannya yang tidak dalam waktu singkat menyebar dan mengakibatkan pencermaran. Biasanya limbah dalam menyerbar di perlukan waktu yang cukup lama dan tidak diketahui dengan hanya melihat saja. Hal ini dikarenakan ukuran limbah yang tidak dapat dilihat.
Berdampak luas (penyebarannya)
Luasnya dampak yang di timbulkan oleh limbah ini merupakan efek dari karakteristik limbah yang berukuran mikro yang tak dapat dilihat dengan mata tellanjang. Contoh dari besarnya dampak yang ditimbulkan yaitu adanya istilah “Minamata disease” atau keracunan raksa (Hg) di Jepang yang mengakibatkan nelayan-nelayan mengidap paralis (hilangnya kemampuan untuk bergerak karena kerusakan pada saraf). Kejadian ini terajadi di Teluk Minamata dan Sungai Jintsu karena pencemaran oleh raksa (Hg).
Berdampak jangka panjang (antar generasi)
Dampak yang ditimbulkan limbah terutama limbah kimia biasanya tidak sekedar berdampak pada orang yang terkena tetapi dapat mengakibatkan turunannya mengalami hal serupa.
Karakteristik fisik terbagi menjadi zat padat, bau, suhu, dan warna kekeruhan. Lalu, karakteristik kimia terdiri dari bahan organik, BOD (Biological Oxygen Demand), DO (Dissolved Oxygen), COD (Chemical Oxygen Demand), pH (Puissance d’Hydrogen Scale), dan logam berat.
Terakhir, karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih.
Karakteristik fisik terbagi menjadi zat padat, bau, suhu, dan warna kekeruhan. Lalu, karakteristik kimia terdiri dari bahan organik, BOD (Biological Oxygen Demand), DO (Dissolved Oxygen), COD (Chemical Oxygen Demand), pH (Puissance d’Hydrogen Scale), dan logam berat.
Terakhir, karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih.
Karakteristik fisik terbagi menjadi zat padat, bau, suhu, dan warna kekeruhan. Lalu, karakteristik kimia terdiri dari bahan organik, BOD (Biological Oxygen Demand), DO (Dissolved Oxygen), COD (Chemical Oxygen Demand), pH (Puissance d’Hydrogen Scale), dan logam berat.
Terakhir, karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih.
Karakteristik fisik terbagi menjadi zat padat, bau, suhu, dan warna kekeruhan. Lalu, karakteristik kimia terdiri dari bahan organik, BOD (Biological Oxygen Demand), DO (Dissolved Oxygen), COD (Chemical Oxygen Demand), pH (Puissance d’Hydrogen Scale), dan logam berat.
Terakhir, karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih.
Karakteristik fisik terbagi menjadi zat padat, bau, suhu, dan warna kekeruhan. Lalu, karakteristik kimia terdiri dari bahan organik, BOD (Biological Oxygen Demand), DO (Dissolved Oxygen), COD (Chemical Oxygen Demand), pH (Puissance d’Hydrogen Scale), dan logam berat.
Terakhir, karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih.
Dampak Limbah
Pengaruh limbah terhadap lingkungan dan makhluk hidup tidak dapat diabaikan, sehingga harus ditemukan cara yang tepat untuk mengelola limbah jenis apapun. Dampak dari adanya limbah, antara lain:
Mahasiswa mampu menjelaskan macam, jenis, sumber, karakteristik dan dampak/ masalah limbah industri.
Mahasiswa mampu menjelaskan langkah-langkah dalam perancangan pengolahan limbah industri.