SlideShare a Scribd company logo
SISTEM TRANSMISI DISTRIBUSI
RENCANA TEKNIS TERINCI (DED)
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PERSIAPAN DAN
PENGUMPULAN
DATA SEKUNDER
Pengumpulan Data
Sekunder :
Peta Dasar,
Topografi, morfologi,
tata guna lahan,
foto udara atau citra
satelit
Data
Kependudukan Dan
Sosial Ekonomi
Kondisi SPAM
Eksisting Termasuk
Data Pemakaian Air
Pelanggan
Studi – Studi Terkait
Dan Peraturan Yang
Belaku
KRITERIA
PERENCANAAN
Persiapan Peralatan
PENGUMPULAN
DATA PRIMER
Survey Wilayah
Studi Dan SPAM
Eksisting
Survey Topografi
Penyelidikan Tanah
Survey Sumber
Daya Energi
Survey Ketersediaan
Bahan Konstruksi
Dan Mekanikal
Elektrikal
Survey Harga
Satuan
 Kompilasi Data
Sekunder Dan
Primer
 Kebutuhan Sistem
 Perpipaan
Transmisi
 Reservoir Distribusi
 Perpipaan
Distribusi
 Kebutuhan Pompa
 Zona Dan Blok
Pelayanan
RENCANA KEGIATAN
RENCANA TEKNIS TERINCI (DED)
SISTEM TRANSMISI DAN UNIT DISTRIBUSI
ANALISA DAN
EVALUASI DATA
 Laporan
Rencana Teknis
Terinci Unit
Transmisi Dan
Unit Distribusi
 Memo Design
 Gambar Teknis
 RAB Dan BOQ
 Spesifikasi
Teknis
RENCANA
TEKNIS TERINCI
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PERPIPAAN
I P A
AIR BAKU
PELAYANAN
DISTRIBUSI
R
UNIT
AIR BAKU
UNIT
PRODUKSI
UNIT DISTRIBUSI UNIT PELAYANAN
TRANSMISI
AIR BAKU
TRANSMISI
AIR MINUM
SPAM REGIONAL
CATATAN :
 PADA SPAM REGIONAL ADA TAMBAHAN RESERVOIR OFF TAKE.
 PADA SPAM REGIONAL UNIT DISTRIBUSI DAN UNIT PELAYANAN SPAM PERKOTAAN, MERUPAKAN SATU UNIT
PELAYANAN
SEBAGAI CONTOH : GAMBAR SKEMATIK SPAM REGIONAL DUROLIS DI BAWAH INI.
UNIT PELAYANAN
UNIT DISTRIBUSI
 Sistem transmisi meliputi sistem perpipaan transmisi air baku dan
dan sistem perpipaan transmisi air minum
 Sistem transmisi air baku berfungsi mengalirkan air dari sumber air
ke Unit Produksi/IPA atau mengalirkan air minum ke reservoir
distribusi bila kualitas air sudah memenuhi persyaratan kualitas air
minum.
 Sistem transmisi air minum berfungsi mengalirkan air dari reservoir
produksi ke reservoir distribusi
 Unit distribusi air berfungsi mengalirkan air minum terkirim secara
merata (Kualitas, Kuantitas, Kontinuitas dan Tekanan) dari reservoir
distribusi ke seluruh wilayah pelayanan
SISTEM TRANSMISI DAN UNIT DISTRIBUSI
 Jalur pipa diupayakan sependek mungkin dengan menghindari jalur
yang mengakibatkan konstruksi sulit dan mahal, seperti mengurangi
jalur yang harus membangun jembatan, perlintasan jalan, perlintasan
dengan infrastruktur lainnya, jalan kereta api dan lain-lain
 Jalur pipa harus mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaan
 Menghindari perbedaan elevasi yang terlalu tinggi, ataupun head
pompa yang terlalu tinggi dalam sistem perpompaan, yang
mengakibatkan kebutuhan klas pipa dan aksesories yang lebih tinggi.
 Perletakan reservoir distribusi yang dekat dengan wilayah pelayanan
 Bangunan penunjang dalam jalur perpipaan:
 Bak Pelepas Tekan (BPT) pada sistem pengaliran gravitasi
 Stasion Booster (untuk menambah tekanan pada sistem
perpompaan)
 Jembatan pipa
 Syphon (perlintasan di bawah sungai / saluran)
HAL YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENENTUAN
JALUR PERPIPAAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI
GAMBAR
TYPICAL
JEMBATAN
PIPA
Perletakan perlengkapan
penunjang yang penting
dalam jalur perpipaan
transmisi dan distribusi :
 Katup / Valve
 Katup Udara (Air
Valve)
 Katup Penguras (Wash
Out / Blow Off)
PERLETAKAN PERLENGKAPAN PERPIPAAN (i)
Sistem Pengaliran Secara Gravitasi
Katup / Valve :
Katup berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air dalam pipa, dipasang pada :
 Lokasi ujung pipa tempat aliran air masuk atau aliran air keluar;
 Setiap percabangan;
 Pipa outlet pompa;
 Pipa penguras atau wash out
Tipe katup yang dapat dipakai pada jaringan pipa distribusi adalah Katup Gerbang
(Gate Valve) dan Katup kupu-kupu (Butterly Valve).
Katup Udara (Air Valve) :
Dipasang pada titik tertinggi di sepanjang pipa distribusi, di jembatan
pipa dan pada jalur lurus setiap jarak tertentu.
Katup Penguras (Wash Out / Blow Off)
Dipasang pada tempat-tempat yang relatif rendah sepanjang jalur
pipa, ujung jalur pipa yang mendatar dan menurun dan titik awal jembatan.
PERLETAKAN PERLENGKAPAN PERPIPAAN (ii)
CONTOH TYPICAL PEMASANGAN GATE/BUTTERFLY VALVE
CONTOH TYPICAL PEMASANGAN AIR VALVE
FLANGE ADAPTOR
PVC
PVC
GATE
VALVE
CONTOH TYPICAL WASH OUT UNTUK DAERAH
RAWA
KRITERIA DESIGN PERPIPAAN TRANSMISI
PIPA TRANSMISI
 Hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan perpipaan adalah
kaitan antara kekuatan pipa dengan tekanan pada pada pipa.
 v (kecepatan dalam pipa)
 PVC antara 0.3 – 4.5 meter/detik; HDPE antara 0,3 – 3 meter/detik
 Steel dan DCIP antara 0,3 – 6 meter/detik
(disarankan kecepatan antara 0,3 – 1 meter/detik)
 Tekanan pada pipa antara 10 – 60 meter, pada sistem perpompaan.
Sehingga beban energi tidak terlalu tinggi, tidak memerlukan pipa
dengan bahan yang lebih tebal yang akan mengurangi kapasitas
aliran dengan nominal diameter yang sama
 Untuk sistem gravitasi diperlukan BPT (Bak Pelepas Tekan) bila
tekanan > 70 meter untuk pipa PVC dan HDPE atau disesuaikan
dengan spesifikasi teknis pipa. Sedangkan untuk pipa Steel dan DCIP
diperlukan BPT bila tekanan > 100 meter.
 Perhitungan dimensi pipa transmisi menggunakan QMD :
 Fmd = ( 1.1 – 1.3 ) ; Fmd = Faktor Max Day = Faktor Maksimum
Qmd= Fmd X Qrata2 Qmd = Qmax day = Qmaksimum
harian
Sistem pengaliran air minum pada Sistem
distribusi sangat tergantung kondisi
topografi wilayah pelayanan dan lokasi IPA
 Sistem distribusi secara gravitasi :
Bila daerah pelayanan di bawah dari
lokasi IPA dan Reservoir Distribusi
 Sistem distribusi secara pemompaan :
Bila wilayah pelayanan datar
 Kombinasi sistem gravitasi dengan
sistem perpompaan
SISTEM
PENDISTRIBUSIAN AIR
1. Sistem Pengaliran
2. Sistem Jaringan (Pola pendistribusian)
3. Sistem Waktu Pengaliran
4. Sistem Perpipaan
Sistem Jaringan atau Pola Pendistribusian Air :
 Sistem Loop :
Sistem Jaringan Distribusi Tertutup
 Sistem Bercabang
 Gabungan Sistem Loop dan Bercabang
Sistem Waktu Pengaliran :
 Sistem Continuous :
Pengaliran kontinyu atau terus menerus
selama 24 jam
 Sistem Intermitten :
Pengaliran dengan pengaturan waktu,
misal pagi 2 – 4 jam : malam 2 – 4 jam
Sistem Perpipaan :
 Jaringan Distribusi Utama (Primer) :
adalah rangkaian pipa distribusi yang
membentuk zona distribusi
 Jaringan Distribusi Pembawa (Sekunder)
adalah jalur pipa yang menghubungkan antara
jaringan pipa primer dengan sel utama
 Jaringan Distribusi Pembagi (Tertier)
 Jaringan Distribusi Layanan
KRITERIA DESIGN PERPIPAAN DISTRIBUSI
 v (kecepatan dalam pipa)
 PVC antara 0.3 – 4.5 meter/detik; hdpe antara 0,3 – 3 meter/detik
 Steel dan DCIP antara 0,3 – 6 meter/detik (disarankan kecepatan
antara 0,3 – 2 meter/detik)
 Tekanan yang diinginkan minimum 5 m di titik tapping sambungan
pelanggan, maksimum 60 meter pada sistem distribusi.
Namun disarankan tekanan pada sistem antara 15 – 40 meter untuk
mencegah kebocoran dan juga penggunaan energi yang lebih
rendah.
 Perhitungan dimensi pipa distribusi menggunakan QPH :
 Fph = ( 1.5 – 3 )
Fph = Faktor peak hour = faktor jam puncak
 Gunakan Rumus Hardy Cross
 Program yg biasa digunakan : Epanet 2.0, Alied, UNDP, Watercad dan
lain –lain
 C pipa baru = 120 – 140 (faktor kekasaran pipa)
Qph= Fph X Qrata2 Qph = Qpeak hour = Qjam puncak
AIR BAKU
PELAYANAN
PIPA
TRANSMISI
AIR BAKU
IPA R
R
PELAYANAN
Qmd
Qmd
PIPA
DISTRIBUSI
PIPA
DISTRIBUSI
Qjpuncak
Qjpuncak
DEBIT YANG DIGUNAKAN DALAM PERHITUNGAN PIPA
RESERVOIR DISTRIBUSI
Fungsi Reservoir :
 Kebutuhan air pada saat jam puncak dapat terpenuhi oleh sistem
 Tetap tersedia aliran air dalam sistem pada saat terjadi kegagalan atau penghentian
operasi instalasi pengolah, pemadaman listrik
 Menyediakan air untuk kebutuhan pemadaman kebakaran dan kebutuhan darurat
lainnya.
PENEMPATAN RESERVOIR :
 Lokasi sedekat mungkin dengan pusat wilayah pelayanan
 Reservoir ditempatkan pada lokasi tertinggi pada wilayah pelayanan yang
memungkinkan dengan pengaliran secara gravitasi
 Pada wilayah pelayanan yang cukup jauh dari reservoir distribusi, yang
mengakibatkan tekanan pada sistem melebihi 60 meter, dapat digunakan reservoir
booster yang dekat dengan wilayah pelayanan
 Tinggi reservoir distribusi pada sistem gravitasi, ditentukan berdasarkan perhitungan
hidrolis jaringan pipa distribusi. Tinggi muka air minimum, merupakan muka air
reservoir rencana.
Volume Reservoir Distribusi :
 Volume = ( 15 - 20 %) x Qmd/1000 x 86400 m3
RESERVOIR PENGUAT (BOOSTER)
Fungsi Reservoir Booster adalah untuk menaikkan tekanan berdasarkan pertimbangan
teknis :
 Jarak Jalur Pipa Terjauh
 Kondisi Topografi
 Kemiringan hidrolis maksimum pipa akan digunakan. Kemiringan Hidrolis berkisar
Reservoir Menara
Reservoir Beton
Reservoir Tangki
CONTOH SKEMATIK SISTEM EKSISTING
Pipa Transmisi
Air Baku
Pipa Distribusi
Utama
Faktor penentu dalam membuat perencanaan secara
keseluruhan termasuk Unit Transmisi Dan Distribusi adalah
Mengetahui KEBUTUHAN AIR
 Kebutuhan Pelanggan dan Calon Pelanggan
 Kebutuhan Sistem (Air Baku - Produksi -
Transmisi - Distribusi)
Apa yang dimaksud dengan Kebutuhan air ?
Kunci untuk penyediaan air adalah mengerti tentang :
KEBUTUHAN AIR
KEBUTUHAN PELANGGAN / KONSUMEN
 Jumlah Penduduk Yang akan dilayani
 Pola Pemakaian Air Yang Terkait Taraf Hidup (Kesejahteraan)
 Domestik (non-niaga) : Kebutuhan Perkapita x Jumlah Penduduk
 Non-Domestik : tergantung jenis pelanggan (niaga, industri, institusi
pendidikan, perkantoran, dll.
 Fasilitas Umum : terutama untuk menyiram taman kota dan Hidran
Pemadam Kebakaran
PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
 Pertumbuhan Penduduk
 Perubahan Pola Pemakaian Air
 Jumlah Air Terjual
 Jumlah Air Didistribusikan
 Jumlah Air Diproduksi
 Jumlah Air Baku
KEBUTUHAN STANDAR
PEMAKAIAN AIR
Jenis Kebutuhan
Kategori Kota
I II III IV V
1. Rumah Tangga (l/org/hari) 200 175 150 120 100
2. Konsumsi Hidran Umum (l/org/hari). 60 40 40 30 30
3. Sisa Tekanan di Jaringan terjauh (m). 10 10 5 5 5
4. Jam Operasi 24 24 24 24 24
5. Cakupan Pelayanan (%) 80 80 80 80 80
I = Kota Metropolitan : (penduduk > 1.000.000)
II = Kota Besar : 500.000 – 1.000.000
III = Kota Sedang : 100.000 – 500.000
IV = Kota Kecil : 20.000 – 100.000
V = Kota Pedesaan : < 20.000 Catatan :
Dalam membuat proyeksi kebutuhan air, ada
data DRD (Data Rekening Ditagih) PDAM,
maka gunakan data DRD sebagai acuan
pemakaian/kebutuhan air eksisting
KUNCI PENTING DALAM MENENTUKAN
KEBUTUHAN AIR DAERAH PERENCANAAN
 Pola pemakaian air suatu daerah dapat diketahui dari pengelola
air di daerah tersebut (PDAM), serta juga wawancara langsung
dengan masyarakat.
 DRD selama 5 tahun terakhir, yang menunjukkan pola
konsumsi air yang terdiri dari pelanggan rumah tangga, sosial,
niaga dan non domestik lainnya dapat dijadikan acuan awal
untuk menentukan proyeksi kebutuhan air
KEBUTUHAN AIR PADA SISTEM
KEBUTUHAN SISTEM
 Kapasitas Intake & transmisi air baku
= Kapasitas Produksi + Kehilangan air untuk operasional
unit produksi
 Kapasitas Unit Produksi
= [ Kebutuhan Pelanggan + Kebocoran ] * faktor
pemakaian maksimum harian (maximum day)
 Kapasitas Transmisi air minum
= Kapasitas Rata2 * faktor maksimum harian (maksimum
day)
 Kapasitas Distribusi air minum
= Kapasitas Rata2 * faktor pemakaian jam puncak (peak
flow)
AIR BAKU
IPA R
Res.
offtake
PELAYANAN
Res.
offtake
Res.
offtake
Kab/kota A
Kab/kota B
Kab/kota C
Qmd
Qmd
Qjpuncak
Qjpuncak
Qmd
CONTOH KEBUTUHAN AIR SPAM REGIONAL
 Bila sudah ada pengelola air atau PDAM, maka
:
 Data konsumsi air 5 tahun terkahir dapat
diminta ke PDAM.
 Data Produksi dan Distribusi Air 5 tahun
 Data fasilitas lainnya
 Dari data BPS didapat :
 Data penduduk dan data jiwa per KK
 Data niaga, fasilitas pendidikan dan lain-
lain.
 Dapat dianalisa kapasitas sistem eksisting,
sehingga kebutuhan masing – masing
kabupaten/kota dapat dihitung
Eksisting Kab/Kota A
 Jumlah Penduduk
 Jumlah
Pelanggan
 Pemakaian Air
Pelanggan/Tahun
 Qr, Qmd, Qph
Rencana
CONTOH MEMBUAT PROYEKSI KEBUTUHAN
AIR
TABEL PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH PDAM KOTA X
NO I T E M UNIT
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2028
1 Jumlah Penduduk
- Wilayah Administrasi Pop. 608.862 616.891 624.920 632.948 640.977 649.006 689.150
- Daerah Pelayanan Pop. 608.862 616.891 624.920 632.948 640.977 649.006 689.150
- Penduduk Terlayani Pop. 508.138 524.357 582.425 591.173 599.954 610.066 675.367
% 83,46 85,00 93,20 93,40 93,60 94,00 98,00
2 Pelayanan Domestik
- Sambungan Rumah % 88,64 89,00 90,00 91,00 92,00 93,00 96,00
Jumlah Penduduk Terlayani Pop. 450.438 466.678 524.183 537.968 551.958 567.361 648.352
Jumlah Penduduk/rumah Pop./unit 6 6 6 6 6 6 6
Konsumsi Air l/org/hari 115 120 125 130 135 140 160
Jumlah Sambungan unit 75.073 77.780 87.364 89.661 91.993 94.560 108.059
Tambahan SR unit 5.971 2.707 9.584 2.297 2.332 2.567 1.815
Kapasitas Pemakaian Untuk SR l/detik 613,42 650,59 758,37 809,44 862,43 919,34 1.200,65
m3/bulan 1.612.073 1.709.740 1.992.987 2.133.042 2.266.478 2.416.012 3.112.091
- Hidran Umum % 11,36 11,00 10,00 9,00 8,00 7,00 4,00
Jumlah Penduduk Terlayani Pop. 57.700 57.679 58.243 53.206 47.996 42.705 27.015
Jumlah Penduduk/HU Pop./unit 50 50 50 50 50 50 50
Konsumsi Air l/org/hari 32 25 30 30 30 30 30
Jumlah Sambungan unit 1.154 1.154 1.165 1.064 960 854 540
Kapasitas Pemakaian Untuk HU l/detik 22,08 16,69 20,22 18,47 16,67 14,83 9,38
m3/bulan 58.038 43.860 53.146 48.683 43.797 38.968 24.651
Kapasitas Pemakaian Domestik l/detik 635,51 667,28 778,59 827,92 879,10 934,16 1.210,03
m3/bulan 1.670.111 1.753.600 2.046.133 2.181.726 2.310.275 2.454.980 3.136.404
3 Pelayanan Non Domestik
a. Sosial Khusus Unit 411 421 431 441 451 461 510
m3/unit/bln 39 42 44 46 48 50 60
m3/bulan 15.859 17.508 18.786 20.104 21.461 22.859 30.389
b. Niaga Besar Unit 375 379 383 387 391 395 413
m3/unit/bln 146 160 176 194 213 235 380
m3/bulan 54.609 60.711 67.487 75.010 83.364 92.639 156.940
c. Niaga Menengah Unit 2.268 2.368 2.468 2.568 2.678 2.793 3.468
m3/unit/bln 35 37 39 41 43 45 58
m3/bulan 79.554 87.215 95.443 104.275 114.179 125.036 201.144
d. Niaga Kecil Unit 2.197 1.947 2.005 2.065 2.127 2.190 2.500
m3/unit/bln 34 36 38 40 42 46 60
m3/bulan 75.503 70.257 75.967 82.153 88.850 100.740 150.000
e. Industri Besar Unit 13 14 14 14 14 15 15
m3/unit/bln 309 324 340 357 375 394 505
m3/bulan 4.013 4.538 4.765 5.003 5.253 5.910 7.575
f. Industri Kecil Unit 11 12 12 13 14 15 19
m3/unit/bln 98 103 108 113 119 125 160
m3/bulan 1.077 1.234 1.295 1.473 1.666 1.874 3.040
g. Pelabuhan Unit 1 1 1 1 1 1
m3/unit/bln 91.250 96.725 102.529 108.680 115.201 154.165
m3/bulan - 91.250 96.725 102.529 108.680 115.201 154.165
Kapasitas Pemakaian Non Domestik l/detik 87,75 126,60 137,16 148,20 161,13 176,66 267,60
m3/bulan 230.615 332.712 360.467 390.547 423.455 464.260 703.253
4 Total Keb.Dom & Non Dom (Terjual) l/detik 723,26 793,88 915,75 976,12 1.040,23 1.110,82 1.477,63
m3/bulan 1.900.726 2.086.312 2.406.601 2.572.273 2.733.729 2.919.240 3.839.657
5 Kehilangan Air % 26,64% 26,00% 25,00% 25,00% 25,00% 25,00% 25,00%
l/detik 262,61 278,93 305,25 325,37 346,74 370,27 487,02
m3/bulan 690.145 733.029 802.200 857.424 911.243 973.080 1.279.886
7 Total Kebutuhan Rata-rata (Distribusi) l/detik 985,87 1.072,81 1.221,00 1.301,49 1.386,98 1.481,10 1.948,08
m3/bulan 2.590.871 2.819.341 3.208.801 3.429.697 3.644.972 3.892.320 5.119.543
8 Faktor Harian Maksimum 1,032 1,100 1,100 1,100 1,100 1,100 1,100
Kebutuhan Harian Maksimum l/detik 1.017,54 1.180,09 1.343,11 1.431,64 1.525,67 1.629,21 2.142,88
m3/bulan 2.674.095 3.101.275 3.529.681 3.772.667 4.009.470 4.281.552 5.631.497
9 Kapasitas Terpasang
a. IPA A l/detik 500 500 500 500 500 500 500
b. IPA B l/detik 650 650 650 650 650 650 650
c. IPA Baru dan Up Rating l/detik 500 500 500 500 1000 1000
10 Total Kapasitas Terpasang l/detik 1.150,0 1.650,0 1.650,0 1.650,0 1.650,0 2.150,0 2.150,0
11 Sisa Kapasitas Terpasang l/detik 132,5 469,9 306,9 218,4 124,3 520,8 7,1
12 Kebutuhan Reservoir Distribusi m3 17.583 20.392 23.209 24.807 26.364 28.153 37.029
TAHUN
KAPASITAS SISTEM TRANSMISI & DISTRIBUSI
SPAM REGIONAL ABC
KEBUTUHAN SISTEM
 Kapasitas pipa transmisi air baku SPAM REG ABC
 Kapasitas Pipa Transmisi/Jaringan Distribusi Utama
 Volume Reservoir Off take Kab/Kota A, B dan C
 Volume Reservoir Booster Kab/Kota A, B dan C, bila diperlukan
Booster
 Kapasitas Sistem Distribusi
= Kapasitas Rata2 * faktor pemakaian jam puncak (peak flow)
PERHITUNGAN DIMENSI
PIPA
Q (m3/det) = 0,2785 . C . D2,63 . S0,54
Q = Debit Air (m3/det)
C = Koefisien Kekasaran
Pipa
D = Diameter Pipa (m)
H = Kehilangan Tekanan
(m)
L = Panjang Pipa (m)
S = H / L
L
Titik A
Titik B
Hs
KEHILANGAN TEKANAN PADA PIPA
(HEAD LOSS MAYOR) DAN PADA
AKSESORIES (HEAD LOSS MINOR)
KEHILANGAN TEKANAN PADA
PIPA (HEAD LOSS MAYOR)
L Q1,85
H = 1,214 x 1010
C1,85 D4,87
dimana :
 H = Kehilangan tekanan (m)
 L = Panjang pipa (m)
 Q = Debit air (liter/detik)
 D = Diameter dalam pipa (mm)
 C = Koefisien kekasaran pipa.
KEHILANGAN TEKANAN PADA
AKSESORIES (HEAD LOSS MINOR)
 Hl = k v2/2.g
 K= konstanta (tergantung
aksesories, tabel k)
 v = kecepatan air pada pipa
 g = percepatan gravitasi, 9,81
m/det2
Pendekatan :
 Hl = (10% - 30%) dari kehilangan
tekanan pipa
TOTAL KEHILANGAN TEKANAN
Hltotal = Hpipa + Hs + Hlaksesoris
BAHAN PIPA (i)
 Bahan pipa yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis SNI,
British Standar atau standar lain yang juga diakui di Indonesia.
 Penentuan bahan pipa harus memperhatikan kondisi tanah pada jalur
pemasangan pipa
 Standard Pipa PVC
 JIS K 6741:2000 Aksesories JIS K 6742:2000
 SNI 06- 0084-2002
 Standard Pipa HDPE SNI 06-4829-2005 / iso 4427.96
 Standard Pipa Black atau Galvanized Welded Steel Pipe BS 1387.67
 Standard Pipa Steel SNI 07-0822-1989, SII 2527-90, JIS G 3452, JIS G
3457
BAHAN PIPA (ii)
SIZE CARBON STEEL1
BAHAN PIPA (iii)
SIZE CARBON STEEL2
BAHAN PIPA (iv)
BAHAN PIPA (v)
Standard Pipa Steel Spiral Welded
AWWA C 200
Internal coating Cement AWWA C
205; internal coating liquid epoxy
iso 15741
External coating Liquid Epoxy
AWWA C 210; ISO 12944
External coating Coaltar Enamel
AWWA C 203; BS 4147
External coating Polyethylene and
Polyproylene ISO 21809-1 ; ISO
21809-4.
BAHAN PIPA (vi)
Standard Pipa DCIP ISO 2531, BS EN 545, EN598
 Internal coating Cement ISO 4179
 External Zinc dan Bitumen ISO 8179, ISO 8180
PEMILIHAN PIPA YANG EKONOMIS
Perhitungan dengan menggunakan beberapa alternatif perhitungan
dimensi pipa, dengan melihat aspek:
 Nominal Diameter
 Nominal Tekanan atau klas pipa
 Tekanan
 Harga Pipa
BANYAK KASUS TERJADI KESALAHAN KARENA PERENCANA MENGHITUNG DIAMETER
NOMINAL, TANPA MELIHAT KETEBALAN PIPA TERUTAMA UNTUK PIPA PVC DAN
HDPE, YANG CUKUP TEBAL TERHADAP DIAMETER NOMINALNYA, SEHINGGA SANGAT
BERPENGARUH TERHADAP KAPASITAS ATAUPUN KEHILANGAN TEKANAN PADA PIPA
Pipa Alternatif 1 ND.....
Item Perhitungan Outside Diameter (OD) Pipa (mm)
PN 12,5 PN 10 PN 8 PN 6,3 ND
Tebal Pipa (mm) -
ID Pipa (mm) ID = ND
Luas ID Pipa (m2)
Panjang Jalur Pipa (m)
Head Statis (m)
HL Pipa (m)
HL Aksesoris Pipa (m)
Sisa Tekan (m)
Total Head (m)
Harga Pipa (Rp/m)
Pipa Alternatif 2 ND.....
Item Perhitungan Outside Diameter (OD) Pipa (mm)
PN 12,5 PN 10 PN 8 PN 6,3 ND
Tebal Pipa (mm) -
ID Pipa (mm) ID = ND
Luas ID Pipa (m2)
Panjang Jalur Pipa (m)
Head Statis (m)
HL Pipa (m)
HL Aksesoris Pipa (m)
Sisa Tekan (m)
Total Head (m)
Harga Pipa (Rp/m)
DAFTAR ISI
LAPORAN RENCANA TEKNIS RINCI
SISTEM TRANSMISI DAN DISTRBUSI
 BAB I PENDAHULUAN
 BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
 BAB III KONDISI EKSISTING SPAM DI TIAP KABUPATEN/KOTA
 BAB IV KRITERIA PERENCANAAN
 BAB V PROYEKSI KEBUTUHAN AIR
 BAB VI ANALISA DAN EVALUASI SISTEM
 BAB VII USULAN SISTEM
 BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA
PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
DAN DATA PRIMER
PENGUMPULAN DATA (i)
DATA SEKUNDER :
 Peta – peta yang didapat digunakan sebagai bahan acuan awal
untuk mengenal wilayah yang akan menjadi wilayah perencanaan.
 Data kependudukan dan sosial ekonomi diperlukan dalam
perencanaan zona atau blok pelayanan yang belum ada dalam
Studi Kelayakan SPAM Regional maupun SPAM Kabupaten/Kota
 Data Kondisi SPAM eksisting yang didapat akan memberi informasi
mengenai kondisi dan permasalahan PDAM saat ini pada unit
transmisi dan distribusi. Sedangkan pemakaian air pelanggan
(DRD/Data Rekening Ditagih) akan membantu dalam perencanaan
pembuatan zona maupun blok pelayanan yang efektif.
PETA
SPAM
KOTA X
WTP DELITUA
+ 57.00
PENGUMPULAN DATA (ii)
DATA PRIMER :
 Survey ke sistem eksisting dilakukan sebelum melakukan pengukuran
topografi pada jalur pipa transmisi, pipa distribusi dan lokasi – lokasi
penempatan bangunan reservoir, rumah pompa dan lainnya.
 Survey topografi dilakukan untuk mengetahui beda tinggi antara
sumber ke unit produksi dan wilayah pelayanan; jalur pipa transmisi
dan distribusi; potongan melintang jalur pipa dan rencana tapak
bangunan
 Survey penyelidikan tanah diperlukan untuk mengetahui karakteristik
tanah maupun struktur tanah yang diperlukan dalam menghitung
struktur bangunan
 Survey sumber daya energi diperlukan untuk mengetahui
ketersediaan dan kondisi sumber daya energi yang ada
 Survey ketersediaan bahan – bahan konstruksi maupun elektrikal di
DATA YANG DIPERLUKAN DALAM RANCANGAN TEKNIS
TERINCI PERPIPAAN
 HASIL SURVEY DAN PENGKAJIAN POTENSI DAN KEBUTUHAN AIR
MINUM
 HASIL SURVEI DAN PENGKAJIAN TOPOGRAFI :
 PETA SITUASI RENCANA JALUR PIPA TRANSMISI SKALA 1 : 1000
 POTONGAN MEMANJANG RENCANA JALUR PIPA , SKALA
VERTIKAL 1 :100; SKALA HORISONTAL 1 :1000
 POTONGAN MELINTANG RENCANA JALUR PIPA SKALA 1 : 100
 PETA SITUASI BANGUNAN PERLINTASAN SKALA 1 : 100 DENGAN
INTERVAL 1 KETINGGIAN 1 METER
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah PermukimanPola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
infosanitasi
 
Informasi Pilihan Teknologi. SANIMAS
Informasi Pilihan Teknologi. SANIMASInformasi Pilihan Teknologi. SANIMAS
Informasi Pilihan Teknologi. SANIMAS
Oswar Mungkasa
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Joy Irman
 
Pemrosesan akhir sampah
Pemrosesan akhir sampahPemrosesan akhir sampah
Pemrosesan akhir sampah
infosanitasi
 
Komponen Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Komponen Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Komponen Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Komponen Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Joy Irman
 
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - MCK Umum - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - MCK Umum - Perencanaan TeknisSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - MCK Umum - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - MCK Umum - Perencanaan Teknis
Joy Irman
 
Permasalahan dan Sasaran Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Permasalahan dan Sasaran Pembangunan Air Minum dan SanitasiPermasalahan dan Sasaran Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Permasalahan dan Sasaran Pembangunan Air Minum dan SanitasiJoy Irman
 
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan Lumpur
Joy Irman
 
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapanTangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Bambang Supriatna
 
01. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR.ppt
01. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR.ppt01. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR.ppt
01. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR.ppt
arianto132771
 
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan Permukiman
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan PermukimanPetunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan Permukiman
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan Permukiman
Joy Irman
 
PPT Of Sewerage System
PPT Of Sewerage SystemPPT Of Sewerage System
PPT Of Sewerage Systemhesli oktavia
 
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Oswar Mungkasa
 
DESINFEKSI.ppt
DESINFEKSI.pptDESINFEKSI.ppt
DESINFEKSI.ppt
EndangRiyanto
 
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampahPerhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Nurul Angreliany
 
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
Joy Irman
 
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distrKriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr
112233445566123456789
 

What's hot (20)

Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah PermukimanPola Penanganan Air Limbah Permukiman
Pola Penanganan Air Limbah Permukiman
 
Informasi Pilihan Teknologi. SANIMAS
Informasi Pilihan Teknologi. SANIMASInformasi Pilihan Teknologi. SANIMAS
Informasi Pilihan Teknologi. SANIMAS
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) - Sistem Setempat (SPAL-...
 
Pemrosesan akhir sampah
Pemrosesan akhir sampahPemrosesan akhir sampah
Pemrosesan akhir sampah
 
Komponen Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Komponen Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)Komponen Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
Komponen Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T)
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
 
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
Opsi Teknologi Pengelolaan Air Limbah Sistem Terpusat - Pengelolaan Akhir (IPAL)
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - MCK Umum - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - MCK Umum - Perencanaan TeknisSistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - MCK Umum - Perencanaan Teknis
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - MCK Umum - Perencanaan Teknis
 
Permasalahan dan Sasaran Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Permasalahan dan Sasaran Pembangunan Air Minum dan SanitasiPermasalahan dan Sasaran Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
Permasalahan dan Sasaran Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
 
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Unit Pengeringan Lumpur
 
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapanTangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
Tangki septik sistem terpisah dengan bidang peresapan
 
Bar screening
Bar screeningBar screening
Bar screening
 
01. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR.ppt
01. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR.ppt01. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR.ppt
01. PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR.ppt
 
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan Permukiman
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan PermukimanPetunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan Permukiman
Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Penyehatan Lingkungan Permukiman
 
PPT Of Sewerage System
PPT Of Sewerage SystemPPT Of Sewerage System
PPT Of Sewerage System
 
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
 
DESINFEKSI.ppt
DESINFEKSI.pptDESINFEKSI.ppt
DESINFEKSI.ppt
 
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampahPerhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
Perhitungan jumlah trip kendaraan pengangkut sampah
 
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
Perencanaan Teknis Jaringan Perpipaan Air Limbah Sistem Terpusat (SPAL-T)
 
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distrKriteria perencanaan teknis_sistem_distr
Kriteria perencanaan teknis_sistem_distr
 

Similar to 1.ppt

Standar & kriteria distribusi spam
Standar & kriteria distribusi spamStandar & kriteria distribusi spam
Standar & kriteria distribusi spam
DaniKadarusman
 
Perencanaan teknis ded
Perencanaan teknis dedPerencanaan teknis ded
Perencanaan teknis ded
Maman Suryaman
 
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersih
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersihPertemuan 3 pengantar plumbing air bersih
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersih
M Agphin Ramadhan
 
01 Manajemen Operasi dan Pemeliharaan SPAM, Yulianto, S.H..pdf
01 Manajemen Operasi dan Pemeliharaan SPAM, Yulianto, S.H..pdf01 Manajemen Operasi dan Pemeliharaan SPAM, Yulianto, S.H..pdf
01 Manajemen Operasi dan Pemeliharaan SPAM, Yulianto, S.H..pdf
ahmadwaskithoaji
 
mekanika flida
mekanika flidamekanika flida
mekanika flida
Girindra Damar
 
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdfIrigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Aswar Amiruddin
 
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfIrigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Aswar Amiruddin
 
Irigasi gravitasi
Irigasi gravitasiIrigasi gravitasi
Irigasi gravitasi
Rizal Fahmi
 
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdfPerhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
WawanWalcott
 
Fire Hydrant Utility
Fire Hydrant UtilityFire Hydrant Utility
Fire Hydrant Utility
AresSaga1
 
ahli muda teknik sumber daya air jenjang 7.pptx
ahli muda teknik sumber daya air jenjang 7.pptxahli muda teknik sumber daya air jenjang 7.pptx
ahli muda teknik sumber daya air jenjang 7.pptx
boynugraha727
 
SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK.pdf
SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK.pdfSISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK.pdf
SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK.pdf
KhoirinNida6
 
MATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptx
MATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptxMATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptx
MATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptx
Tawakkal2
 
Modul epanet
Modul epanetModul epanet
Modul epanet
Susilo Susilo
 
Teori Irigasi.doc
Teori Irigasi.docTeori Irigasi.doc
Teori Irigasi.doc
AndiAdillahFirstania1
 
Perancangan sistem plambing_instalasi_air_bersih_d (1)
Perancangan sistem plambing_instalasi_air_bersih_d (1)Perancangan sistem plambing_instalasi_air_bersih_d (1)
Perancangan sistem plambing_instalasi_air_bersih_d (1)
deni_hermawan
 
03. Melaksanakan Pekerjaan Bangunan Air Limbah Permukiman.pdf
03. Melaksanakan Pekerjaan Bangunan Air Limbah Permukiman.pdf03. Melaksanakan Pekerjaan Bangunan Air Limbah Permukiman.pdf
03. Melaksanakan Pekerjaan Bangunan Air Limbah Permukiman.pdf
PieterHutagalung1
 
utilitas gedung
utilitas gedungutilitas gedung
utilitas gedung
leeyurijoona
 
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdfIrigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Aswar Amiruddin
 

Similar to 1.ppt (20)

Standar & kriteria distribusi spam
Standar & kriteria distribusi spamStandar & kriteria distribusi spam
Standar & kriteria distribusi spam
 
Perencanaan teknis ded
Perencanaan teknis dedPerencanaan teknis ded
Perencanaan teknis ded
 
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersih
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersihPertemuan 3 pengantar plumbing air bersih
Pertemuan 3 pengantar plumbing air bersih
 
01 Manajemen Operasi dan Pemeliharaan SPAM, Yulianto, S.H..pdf
01 Manajemen Operasi dan Pemeliharaan SPAM, Yulianto, S.H..pdf01 Manajemen Operasi dan Pemeliharaan SPAM, Yulianto, S.H..pdf
01 Manajemen Operasi dan Pemeliharaan SPAM, Yulianto, S.H..pdf
 
mekanika flida
mekanika flidamekanika flida
mekanika flida
 
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdfIrigasi dan Bangunan Air 4.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 4.pdf
 
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdfIrigasi dan Bangunan Air 6.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 6.pdf
 
Irigasi gravitasi
Irigasi gravitasiIrigasi gravitasi
Irigasi gravitasi
 
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdfPerhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
Perhitungan_Saluran_dan_Drainase.pdf
 
Fire Hydrant Utility
Fire Hydrant UtilityFire Hydrant Utility
Fire Hydrant Utility
 
ahli muda teknik sumber daya air jenjang 7.pptx
ahli muda teknik sumber daya air jenjang 7.pptxahli muda teknik sumber daya air jenjang 7.pptx
ahli muda teknik sumber daya air jenjang 7.pptx
 
SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK.pdf
SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK.pdfSISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK.pdf
SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK.pdf
 
MATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptx
MATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptxMATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptx
MATERI OPERASI & PEMELIHARAAN SPAM OK.pptx
 
Sda
SdaSda
Sda
 
Modul epanet
Modul epanetModul epanet
Modul epanet
 
Teori Irigasi.doc
Teori Irigasi.docTeori Irigasi.doc
Teori Irigasi.doc
 
Perancangan sistem plambing_instalasi_air_bersih_d (1)
Perancangan sistem plambing_instalasi_air_bersih_d (1)Perancangan sistem plambing_instalasi_air_bersih_d (1)
Perancangan sistem plambing_instalasi_air_bersih_d (1)
 
03. Melaksanakan Pekerjaan Bangunan Air Limbah Permukiman.pdf
03. Melaksanakan Pekerjaan Bangunan Air Limbah Permukiman.pdf03. Melaksanakan Pekerjaan Bangunan Air Limbah Permukiman.pdf
03. Melaksanakan Pekerjaan Bangunan Air Limbah Permukiman.pdf
 
utilitas gedung
utilitas gedungutilitas gedung
utilitas gedung
 
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdfIrigasi dan Bangunan Air 9.pdf
Irigasi dan Bangunan Air 9.pdf
 

1.ppt

  • 1. SISTEM TRANSMISI DISTRIBUSI RENCANA TEKNIS TERINCI (DED) SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
  • 2. PERSIAPAN DAN PENGUMPULAN DATA SEKUNDER Pengumpulan Data Sekunder : Peta Dasar, Topografi, morfologi, tata guna lahan, foto udara atau citra satelit Data Kependudukan Dan Sosial Ekonomi Kondisi SPAM Eksisting Termasuk Data Pemakaian Air Pelanggan Studi – Studi Terkait Dan Peraturan Yang Belaku KRITERIA PERENCANAAN Persiapan Peralatan PENGUMPULAN DATA PRIMER Survey Wilayah Studi Dan SPAM Eksisting Survey Topografi Penyelidikan Tanah Survey Sumber Daya Energi Survey Ketersediaan Bahan Konstruksi Dan Mekanikal Elektrikal Survey Harga Satuan  Kompilasi Data Sekunder Dan Primer  Kebutuhan Sistem  Perpipaan Transmisi  Reservoir Distribusi  Perpipaan Distribusi  Kebutuhan Pompa  Zona Dan Blok Pelayanan RENCANA KEGIATAN RENCANA TEKNIS TERINCI (DED) SISTEM TRANSMISI DAN UNIT DISTRIBUSI ANALISA DAN EVALUASI DATA  Laporan Rencana Teknis Terinci Unit Transmisi Dan Unit Distribusi  Memo Design  Gambar Teknis  RAB Dan BOQ  Spesifikasi Teknis RENCANA TEKNIS TERINCI
  • 3. SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PERPIPAAN I P A AIR BAKU PELAYANAN DISTRIBUSI R UNIT AIR BAKU UNIT PRODUKSI UNIT DISTRIBUSI UNIT PELAYANAN TRANSMISI AIR BAKU TRANSMISI AIR MINUM
  • 4. SPAM REGIONAL CATATAN :  PADA SPAM REGIONAL ADA TAMBAHAN RESERVOIR OFF TAKE.  PADA SPAM REGIONAL UNIT DISTRIBUSI DAN UNIT PELAYANAN SPAM PERKOTAAN, MERUPAKAN SATU UNIT PELAYANAN SEBAGAI CONTOH : GAMBAR SKEMATIK SPAM REGIONAL DUROLIS DI BAWAH INI. UNIT PELAYANAN UNIT DISTRIBUSI
  • 5.  Sistem transmisi meliputi sistem perpipaan transmisi air baku dan dan sistem perpipaan transmisi air minum  Sistem transmisi air baku berfungsi mengalirkan air dari sumber air ke Unit Produksi/IPA atau mengalirkan air minum ke reservoir distribusi bila kualitas air sudah memenuhi persyaratan kualitas air minum.  Sistem transmisi air minum berfungsi mengalirkan air dari reservoir produksi ke reservoir distribusi  Unit distribusi air berfungsi mengalirkan air minum terkirim secara merata (Kualitas, Kuantitas, Kontinuitas dan Tekanan) dari reservoir distribusi ke seluruh wilayah pelayanan SISTEM TRANSMISI DAN UNIT DISTRIBUSI
  • 6.  Jalur pipa diupayakan sependek mungkin dengan menghindari jalur yang mengakibatkan konstruksi sulit dan mahal, seperti mengurangi jalur yang harus membangun jembatan, perlintasan jalan, perlintasan dengan infrastruktur lainnya, jalan kereta api dan lain-lain  Jalur pipa harus mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaan  Menghindari perbedaan elevasi yang terlalu tinggi, ataupun head pompa yang terlalu tinggi dalam sistem perpompaan, yang mengakibatkan kebutuhan klas pipa dan aksesories yang lebih tinggi.  Perletakan reservoir distribusi yang dekat dengan wilayah pelayanan  Bangunan penunjang dalam jalur perpipaan:  Bak Pelepas Tekan (BPT) pada sistem pengaliran gravitasi  Stasion Booster (untuk menambah tekanan pada sistem perpompaan)  Jembatan pipa  Syphon (perlintasan di bawah sungai / saluran) HAL YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENENTUAN JALUR PERPIPAAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI
  • 8. Perletakan perlengkapan penunjang yang penting dalam jalur perpipaan transmisi dan distribusi :  Katup / Valve  Katup Udara (Air Valve)  Katup Penguras (Wash Out / Blow Off) PERLETAKAN PERLENGKAPAN PERPIPAAN (i) Sistem Pengaliran Secara Gravitasi
  • 9. Katup / Valve : Katup berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air dalam pipa, dipasang pada :  Lokasi ujung pipa tempat aliran air masuk atau aliran air keluar;  Setiap percabangan;  Pipa outlet pompa;  Pipa penguras atau wash out Tipe katup yang dapat dipakai pada jaringan pipa distribusi adalah Katup Gerbang (Gate Valve) dan Katup kupu-kupu (Butterly Valve). Katup Udara (Air Valve) : Dipasang pada titik tertinggi di sepanjang pipa distribusi, di jembatan pipa dan pada jalur lurus setiap jarak tertentu. Katup Penguras (Wash Out / Blow Off) Dipasang pada tempat-tempat yang relatif rendah sepanjang jalur pipa, ujung jalur pipa yang mendatar dan menurun dan titik awal jembatan. PERLETAKAN PERLENGKAPAN PERPIPAAN (ii)
  • 10. CONTOH TYPICAL PEMASANGAN GATE/BUTTERFLY VALVE
  • 13. KRITERIA DESIGN PERPIPAAN TRANSMISI PIPA TRANSMISI  Hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan perpipaan adalah kaitan antara kekuatan pipa dengan tekanan pada pada pipa.  v (kecepatan dalam pipa)  PVC antara 0.3 – 4.5 meter/detik; HDPE antara 0,3 – 3 meter/detik  Steel dan DCIP antara 0,3 – 6 meter/detik (disarankan kecepatan antara 0,3 – 1 meter/detik)  Tekanan pada pipa antara 10 – 60 meter, pada sistem perpompaan. Sehingga beban energi tidak terlalu tinggi, tidak memerlukan pipa dengan bahan yang lebih tebal yang akan mengurangi kapasitas aliran dengan nominal diameter yang sama  Untuk sistem gravitasi diperlukan BPT (Bak Pelepas Tekan) bila tekanan > 70 meter untuk pipa PVC dan HDPE atau disesuaikan dengan spesifikasi teknis pipa. Sedangkan untuk pipa Steel dan DCIP diperlukan BPT bila tekanan > 100 meter.  Perhitungan dimensi pipa transmisi menggunakan QMD :  Fmd = ( 1.1 – 1.3 ) ; Fmd = Faktor Max Day = Faktor Maksimum Qmd= Fmd X Qrata2 Qmd = Qmax day = Qmaksimum harian
  • 14. Sistem pengaliran air minum pada Sistem distribusi sangat tergantung kondisi topografi wilayah pelayanan dan lokasi IPA  Sistem distribusi secara gravitasi : Bila daerah pelayanan di bawah dari lokasi IPA dan Reservoir Distribusi  Sistem distribusi secara pemompaan : Bila wilayah pelayanan datar  Kombinasi sistem gravitasi dengan sistem perpompaan SISTEM PENDISTRIBUSIAN AIR 1. Sistem Pengaliran 2. Sistem Jaringan (Pola pendistribusian) 3. Sistem Waktu Pengaliran 4. Sistem Perpipaan Sistem Jaringan atau Pola Pendistribusian Air :  Sistem Loop : Sistem Jaringan Distribusi Tertutup  Sistem Bercabang  Gabungan Sistem Loop dan Bercabang Sistem Waktu Pengaliran :  Sistem Continuous : Pengaliran kontinyu atau terus menerus selama 24 jam  Sistem Intermitten : Pengaliran dengan pengaturan waktu, misal pagi 2 – 4 jam : malam 2 – 4 jam Sistem Perpipaan :  Jaringan Distribusi Utama (Primer) : adalah rangkaian pipa distribusi yang membentuk zona distribusi  Jaringan Distribusi Pembawa (Sekunder) adalah jalur pipa yang menghubungkan antara jaringan pipa primer dengan sel utama  Jaringan Distribusi Pembagi (Tertier)  Jaringan Distribusi Layanan
  • 15. KRITERIA DESIGN PERPIPAAN DISTRIBUSI  v (kecepatan dalam pipa)  PVC antara 0.3 – 4.5 meter/detik; hdpe antara 0,3 – 3 meter/detik  Steel dan DCIP antara 0,3 – 6 meter/detik (disarankan kecepatan antara 0,3 – 2 meter/detik)  Tekanan yang diinginkan minimum 5 m di titik tapping sambungan pelanggan, maksimum 60 meter pada sistem distribusi. Namun disarankan tekanan pada sistem antara 15 – 40 meter untuk mencegah kebocoran dan juga penggunaan energi yang lebih rendah.  Perhitungan dimensi pipa distribusi menggunakan QPH :  Fph = ( 1.5 – 3 ) Fph = Faktor peak hour = faktor jam puncak  Gunakan Rumus Hardy Cross  Program yg biasa digunakan : Epanet 2.0, Alied, UNDP, Watercad dan lain –lain  C pipa baru = 120 – 140 (faktor kekasaran pipa) Qph= Fph X Qrata2 Qph = Qpeak hour = Qjam puncak
  • 16. AIR BAKU PELAYANAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU IPA R R PELAYANAN Qmd Qmd PIPA DISTRIBUSI PIPA DISTRIBUSI Qjpuncak Qjpuncak DEBIT YANG DIGUNAKAN DALAM PERHITUNGAN PIPA
  • 17. RESERVOIR DISTRIBUSI Fungsi Reservoir :  Kebutuhan air pada saat jam puncak dapat terpenuhi oleh sistem  Tetap tersedia aliran air dalam sistem pada saat terjadi kegagalan atau penghentian operasi instalasi pengolah, pemadaman listrik  Menyediakan air untuk kebutuhan pemadaman kebakaran dan kebutuhan darurat lainnya. PENEMPATAN RESERVOIR :  Lokasi sedekat mungkin dengan pusat wilayah pelayanan  Reservoir ditempatkan pada lokasi tertinggi pada wilayah pelayanan yang memungkinkan dengan pengaliran secara gravitasi  Pada wilayah pelayanan yang cukup jauh dari reservoir distribusi, yang mengakibatkan tekanan pada sistem melebihi 60 meter, dapat digunakan reservoir booster yang dekat dengan wilayah pelayanan  Tinggi reservoir distribusi pada sistem gravitasi, ditentukan berdasarkan perhitungan hidrolis jaringan pipa distribusi. Tinggi muka air minimum, merupakan muka air reservoir rencana. Volume Reservoir Distribusi :  Volume = ( 15 - 20 %) x Qmd/1000 x 86400 m3 RESERVOIR PENGUAT (BOOSTER) Fungsi Reservoir Booster adalah untuk menaikkan tekanan berdasarkan pertimbangan teknis :  Jarak Jalur Pipa Terjauh  Kondisi Topografi  Kemiringan hidrolis maksimum pipa akan digunakan. Kemiringan Hidrolis berkisar
  • 19. CONTOH SKEMATIK SISTEM EKSISTING Pipa Transmisi Air Baku Pipa Distribusi Utama
  • 20. Faktor penentu dalam membuat perencanaan secara keseluruhan termasuk Unit Transmisi Dan Distribusi adalah Mengetahui KEBUTUHAN AIR  Kebutuhan Pelanggan dan Calon Pelanggan  Kebutuhan Sistem (Air Baku - Produksi - Transmisi - Distribusi) Apa yang dimaksud dengan Kebutuhan air ? Kunci untuk penyediaan air adalah mengerti tentang :
  • 21. KEBUTUHAN AIR KEBUTUHAN PELANGGAN / KONSUMEN  Jumlah Penduduk Yang akan dilayani  Pola Pemakaian Air Yang Terkait Taraf Hidup (Kesejahteraan)  Domestik (non-niaga) : Kebutuhan Perkapita x Jumlah Penduduk  Non-Domestik : tergantung jenis pelanggan (niaga, industri, institusi pendidikan, perkantoran, dll.  Fasilitas Umum : terutama untuk menyiram taman kota dan Hidran Pemadam Kebakaran PROYEKSI KEBUTUHAN AIR  Pertumbuhan Penduduk  Perubahan Pola Pemakaian Air  Jumlah Air Terjual  Jumlah Air Didistribusikan  Jumlah Air Diproduksi  Jumlah Air Baku
  • 22. KEBUTUHAN STANDAR PEMAKAIAN AIR Jenis Kebutuhan Kategori Kota I II III IV V 1. Rumah Tangga (l/org/hari) 200 175 150 120 100 2. Konsumsi Hidran Umum (l/org/hari). 60 40 40 30 30 3. Sisa Tekanan di Jaringan terjauh (m). 10 10 5 5 5 4. Jam Operasi 24 24 24 24 24 5. Cakupan Pelayanan (%) 80 80 80 80 80 I = Kota Metropolitan : (penduduk > 1.000.000) II = Kota Besar : 500.000 – 1.000.000 III = Kota Sedang : 100.000 – 500.000 IV = Kota Kecil : 20.000 – 100.000 V = Kota Pedesaan : < 20.000 Catatan : Dalam membuat proyeksi kebutuhan air, ada data DRD (Data Rekening Ditagih) PDAM, maka gunakan data DRD sebagai acuan pemakaian/kebutuhan air eksisting
  • 23. KUNCI PENTING DALAM MENENTUKAN KEBUTUHAN AIR DAERAH PERENCANAAN  Pola pemakaian air suatu daerah dapat diketahui dari pengelola air di daerah tersebut (PDAM), serta juga wawancara langsung dengan masyarakat.  DRD selama 5 tahun terakhir, yang menunjukkan pola konsumsi air yang terdiri dari pelanggan rumah tangga, sosial, niaga dan non domestik lainnya dapat dijadikan acuan awal untuk menentukan proyeksi kebutuhan air
  • 24. KEBUTUHAN AIR PADA SISTEM KEBUTUHAN SISTEM  Kapasitas Intake & transmisi air baku = Kapasitas Produksi + Kehilangan air untuk operasional unit produksi  Kapasitas Unit Produksi = [ Kebutuhan Pelanggan + Kebocoran ] * faktor pemakaian maksimum harian (maximum day)  Kapasitas Transmisi air minum = Kapasitas Rata2 * faktor maksimum harian (maksimum day)  Kapasitas Distribusi air minum = Kapasitas Rata2 * faktor pemakaian jam puncak (peak flow)
  • 25. AIR BAKU IPA R Res. offtake PELAYANAN Res. offtake Res. offtake Kab/kota A Kab/kota B Kab/kota C Qmd Qmd Qjpuncak Qjpuncak Qmd CONTOH KEBUTUHAN AIR SPAM REGIONAL  Bila sudah ada pengelola air atau PDAM, maka :  Data konsumsi air 5 tahun terkahir dapat diminta ke PDAM.  Data Produksi dan Distribusi Air 5 tahun  Data fasilitas lainnya  Dari data BPS didapat :  Data penduduk dan data jiwa per KK  Data niaga, fasilitas pendidikan dan lain- lain.  Dapat dianalisa kapasitas sistem eksisting, sehingga kebutuhan masing – masing kabupaten/kota dapat dihitung Eksisting Kab/Kota A  Jumlah Penduduk  Jumlah Pelanggan  Pemakaian Air Pelanggan/Tahun  Qr, Qmd, Qph Rencana
  • 26. CONTOH MEMBUAT PROYEKSI KEBUTUHAN AIR TABEL PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH PDAM KOTA X NO I T E M UNIT 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2028 1 Jumlah Penduduk - Wilayah Administrasi Pop. 608.862 616.891 624.920 632.948 640.977 649.006 689.150 - Daerah Pelayanan Pop. 608.862 616.891 624.920 632.948 640.977 649.006 689.150 - Penduduk Terlayani Pop. 508.138 524.357 582.425 591.173 599.954 610.066 675.367 % 83,46 85,00 93,20 93,40 93,60 94,00 98,00 2 Pelayanan Domestik - Sambungan Rumah % 88,64 89,00 90,00 91,00 92,00 93,00 96,00 Jumlah Penduduk Terlayani Pop. 450.438 466.678 524.183 537.968 551.958 567.361 648.352 Jumlah Penduduk/rumah Pop./unit 6 6 6 6 6 6 6 Konsumsi Air l/org/hari 115 120 125 130 135 140 160 Jumlah Sambungan unit 75.073 77.780 87.364 89.661 91.993 94.560 108.059 Tambahan SR unit 5.971 2.707 9.584 2.297 2.332 2.567 1.815 Kapasitas Pemakaian Untuk SR l/detik 613,42 650,59 758,37 809,44 862,43 919,34 1.200,65 m3/bulan 1.612.073 1.709.740 1.992.987 2.133.042 2.266.478 2.416.012 3.112.091 - Hidran Umum % 11,36 11,00 10,00 9,00 8,00 7,00 4,00 Jumlah Penduduk Terlayani Pop. 57.700 57.679 58.243 53.206 47.996 42.705 27.015 Jumlah Penduduk/HU Pop./unit 50 50 50 50 50 50 50 Konsumsi Air l/org/hari 32 25 30 30 30 30 30 Jumlah Sambungan unit 1.154 1.154 1.165 1.064 960 854 540 Kapasitas Pemakaian Untuk HU l/detik 22,08 16,69 20,22 18,47 16,67 14,83 9,38 m3/bulan 58.038 43.860 53.146 48.683 43.797 38.968 24.651 Kapasitas Pemakaian Domestik l/detik 635,51 667,28 778,59 827,92 879,10 934,16 1.210,03 m3/bulan 1.670.111 1.753.600 2.046.133 2.181.726 2.310.275 2.454.980 3.136.404 3 Pelayanan Non Domestik a. Sosial Khusus Unit 411 421 431 441 451 461 510 m3/unit/bln 39 42 44 46 48 50 60 m3/bulan 15.859 17.508 18.786 20.104 21.461 22.859 30.389 b. Niaga Besar Unit 375 379 383 387 391 395 413 m3/unit/bln 146 160 176 194 213 235 380 m3/bulan 54.609 60.711 67.487 75.010 83.364 92.639 156.940 c. Niaga Menengah Unit 2.268 2.368 2.468 2.568 2.678 2.793 3.468 m3/unit/bln 35 37 39 41 43 45 58 m3/bulan 79.554 87.215 95.443 104.275 114.179 125.036 201.144 d. Niaga Kecil Unit 2.197 1.947 2.005 2.065 2.127 2.190 2.500 m3/unit/bln 34 36 38 40 42 46 60 m3/bulan 75.503 70.257 75.967 82.153 88.850 100.740 150.000 e. Industri Besar Unit 13 14 14 14 14 15 15 m3/unit/bln 309 324 340 357 375 394 505 m3/bulan 4.013 4.538 4.765 5.003 5.253 5.910 7.575 f. Industri Kecil Unit 11 12 12 13 14 15 19 m3/unit/bln 98 103 108 113 119 125 160 m3/bulan 1.077 1.234 1.295 1.473 1.666 1.874 3.040 g. Pelabuhan Unit 1 1 1 1 1 1 m3/unit/bln 91.250 96.725 102.529 108.680 115.201 154.165 m3/bulan - 91.250 96.725 102.529 108.680 115.201 154.165 Kapasitas Pemakaian Non Domestik l/detik 87,75 126,60 137,16 148,20 161,13 176,66 267,60 m3/bulan 230.615 332.712 360.467 390.547 423.455 464.260 703.253 4 Total Keb.Dom & Non Dom (Terjual) l/detik 723,26 793,88 915,75 976,12 1.040,23 1.110,82 1.477,63 m3/bulan 1.900.726 2.086.312 2.406.601 2.572.273 2.733.729 2.919.240 3.839.657 5 Kehilangan Air % 26,64% 26,00% 25,00% 25,00% 25,00% 25,00% 25,00% l/detik 262,61 278,93 305,25 325,37 346,74 370,27 487,02 m3/bulan 690.145 733.029 802.200 857.424 911.243 973.080 1.279.886 7 Total Kebutuhan Rata-rata (Distribusi) l/detik 985,87 1.072,81 1.221,00 1.301,49 1.386,98 1.481,10 1.948,08 m3/bulan 2.590.871 2.819.341 3.208.801 3.429.697 3.644.972 3.892.320 5.119.543 8 Faktor Harian Maksimum 1,032 1,100 1,100 1,100 1,100 1,100 1,100 Kebutuhan Harian Maksimum l/detik 1.017,54 1.180,09 1.343,11 1.431,64 1.525,67 1.629,21 2.142,88 m3/bulan 2.674.095 3.101.275 3.529.681 3.772.667 4.009.470 4.281.552 5.631.497 9 Kapasitas Terpasang a. IPA A l/detik 500 500 500 500 500 500 500 b. IPA B l/detik 650 650 650 650 650 650 650 c. IPA Baru dan Up Rating l/detik 500 500 500 500 1000 1000 10 Total Kapasitas Terpasang l/detik 1.150,0 1.650,0 1.650,0 1.650,0 1.650,0 2.150,0 2.150,0 11 Sisa Kapasitas Terpasang l/detik 132,5 469,9 306,9 218,4 124,3 520,8 7,1 12 Kebutuhan Reservoir Distribusi m3 17.583 20.392 23.209 24.807 26.364 28.153 37.029 TAHUN
  • 27. KAPASITAS SISTEM TRANSMISI & DISTRIBUSI SPAM REGIONAL ABC KEBUTUHAN SISTEM  Kapasitas pipa transmisi air baku SPAM REG ABC  Kapasitas Pipa Transmisi/Jaringan Distribusi Utama  Volume Reservoir Off take Kab/Kota A, B dan C  Volume Reservoir Booster Kab/Kota A, B dan C, bila diperlukan Booster  Kapasitas Sistem Distribusi = Kapasitas Rata2 * faktor pemakaian jam puncak (peak flow)
  • 28. PERHITUNGAN DIMENSI PIPA Q (m3/det) = 0,2785 . C . D2,63 . S0,54 Q = Debit Air (m3/det) C = Koefisien Kekasaran Pipa D = Diameter Pipa (m) H = Kehilangan Tekanan (m) L = Panjang Pipa (m) S = H / L L Titik A Titik B Hs
  • 29. KEHILANGAN TEKANAN PADA PIPA (HEAD LOSS MAYOR) DAN PADA AKSESORIES (HEAD LOSS MINOR) KEHILANGAN TEKANAN PADA PIPA (HEAD LOSS MAYOR) L Q1,85 H = 1,214 x 1010 C1,85 D4,87 dimana :  H = Kehilangan tekanan (m)  L = Panjang pipa (m)  Q = Debit air (liter/detik)  D = Diameter dalam pipa (mm)  C = Koefisien kekasaran pipa. KEHILANGAN TEKANAN PADA AKSESORIES (HEAD LOSS MINOR)  Hl = k v2/2.g  K= konstanta (tergantung aksesories, tabel k)  v = kecepatan air pada pipa  g = percepatan gravitasi, 9,81 m/det2 Pendekatan :  Hl = (10% - 30%) dari kehilangan tekanan pipa TOTAL KEHILANGAN TEKANAN Hltotal = Hpipa + Hs + Hlaksesoris
  • 30. BAHAN PIPA (i)  Bahan pipa yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis SNI, British Standar atau standar lain yang juga diakui di Indonesia.  Penentuan bahan pipa harus memperhatikan kondisi tanah pada jalur pemasangan pipa  Standard Pipa PVC  JIS K 6741:2000 Aksesories JIS K 6742:2000  SNI 06- 0084-2002  Standard Pipa HDPE SNI 06-4829-2005 / iso 4427.96  Standard Pipa Black atau Galvanized Welded Steel Pipe BS 1387.67  Standard Pipa Steel SNI 07-0822-1989, SII 2527-90, JIS G 3452, JIS G 3457
  • 34. BAHAN PIPA (v) Standard Pipa Steel Spiral Welded AWWA C 200 Internal coating Cement AWWA C 205; internal coating liquid epoxy iso 15741 External coating Liquid Epoxy AWWA C 210; ISO 12944 External coating Coaltar Enamel AWWA C 203; BS 4147 External coating Polyethylene and Polyproylene ISO 21809-1 ; ISO 21809-4.
  • 35. BAHAN PIPA (vi) Standard Pipa DCIP ISO 2531, BS EN 545, EN598  Internal coating Cement ISO 4179  External Zinc dan Bitumen ISO 8179, ISO 8180
  • 36. PEMILIHAN PIPA YANG EKONOMIS Perhitungan dengan menggunakan beberapa alternatif perhitungan dimensi pipa, dengan melihat aspek:  Nominal Diameter  Nominal Tekanan atau klas pipa  Tekanan  Harga Pipa BANYAK KASUS TERJADI KESALAHAN KARENA PERENCANA MENGHITUNG DIAMETER NOMINAL, TANPA MELIHAT KETEBALAN PIPA TERUTAMA UNTUK PIPA PVC DAN HDPE, YANG CUKUP TEBAL TERHADAP DIAMETER NOMINALNYA, SEHINGGA SANGAT BERPENGARUH TERHADAP KAPASITAS ATAUPUN KEHILANGAN TEKANAN PADA PIPA
  • 37. Pipa Alternatif 1 ND..... Item Perhitungan Outside Diameter (OD) Pipa (mm) PN 12,5 PN 10 PN 8 PN 6,3 ND Tebal Pipa (mm) - ID Pipa (mm) ID = ND Luas ID Pipa (m2) Panjang Jalur Pipa (m) Head Statis (m) HL Pipa (m) HL Aksesoris Pipa (m) Sisa Tekan (m) Total Head (m) Harga Pipa (Rp/m)
  • 38. Pipa Alternatif 2 ND..... Item Perhitungan Outside Diameter (OD) Pipa (mm) PN 12,5 PN 10 PN 8 PN 6,3 ND Tebal Pipa (mm) - ID Pipa (mm) ID = ND Luas ID Pipa (m2) Panjang Jalur Pipa (m) Head Statis (m) HL Pipa (m) HL Aksesoris Pipa (m) Sisa Tekan (m) Total Head (m) Harga Pipa (Rp/m)
  • 39. DAFTAR ISI LAPORAN RENCANA TEKNIS RINCI SISTEM TRANSMISI DAN DISTRBUSI  BAB I PENDAHULUAN  BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN  BAB III KONDISI EKSISTING SPAM DI TIAP KABUPATEN/KOTA  BAB IV KRITERIA PERENCANAAN  BAB V PROYEKSI KEBUTUHAN AIR  BAB VI ANALISA DAN EVALUASI SISTEM  BAB VII USULAN SISTEM  BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA
  • 41. PENGUMPULAN DATA (i) DATA SEKUNDER :  Peta – peta yang didapat digunakan sebagai bahan acuan awal untuk mengenal wilayah yang akan menjadi wilayah perencanaan.  Data kependudukan dan sosial ekonomi diperlukan dalam perencanaan zona atau blok pelayanan yang belum ada dalam Studi Kelayakan SPAM Regional maupun SPAM Kabupaten/Kota  Data Kondisi SPAM eksisting yang didapat akan memberi informasi mengenai kondisi dan permasalahan PDAM saat ini pada unit transmisi dan distribusi. Sedangkan pemakaian air pelanggan (DRD/Data Rekening Ditagih) akan membantu dalam perencanaan pembuatan zona maupun blok pelayanan yang efektif.
  • 43. PENGUMPULAN DATA (ii) DATA PRIMER :  Survey ke sistem eksisting dilakukan sebelum melakukan pengukuran topografi pada jalur pipa transmisi, pipa distribusi dan lokasi – lokasi penempatan bangunan reservoir, rumah pompa dan lainnya.  Survey topografi dilakukan untuk mengetahui beda tinggi antara sumber ke unit produksi dan wilayah pelayanan; jalur pipa transmisi dan distribusi; potongan melintang jalur pipa dan rencana tapak bangunan  Survey penyelidikan tanah diperlukan untuk mengetahui karakteristik tanah maupun struktur tanah yang diperlukan dalam menghitung struktur bangunan  Survey sumber daya energi diperlukan untuk mengetahui ketersediaan dan kondisi sumber daya energi yang ada  Survey ketersediaan bahan – bahan konstruksi maupun elektrikal di
  • 44. DATA YANG DIPERLUKAN DALAM RANCANGAN TEKNIS TERINCI PERPIPAAN  HASIL SURVEY DAN PENGKAJIAN POTENSI DAN KEBUTUHAN AIR MINUM  HASIL SURVEI DAN PENGKAJIAN TOPOGRAFI :  PETA SITUASI RENCANA JALUR PIPA TRANSMISI SKALA 1 : 1000  POTONGAN MEMANJANG RENCANA JALUR PIPA , SKALA VERTIKAL 1 :100; SKALA HORISONTAL 1 :1000  POTONGAN MELINTANG RENCANA JALUR PIPA SKALA 1 : 100  PETA SITUASI BANGUNAN PERLINTASAN SKALA 1 : 100 DENGAN INTERVAL 1 KETINGGIAN 1 METER