METODOLOGI ILMU EKONOMI DAN METODE PENELITIAN : FILSAFAT, HAKEKAT, & METODE ILMIAH.
Bahan ajar mahasiswa s1 Fakultas Ekonomi UNHAS Makassar.
Prof. Dr. Muhammad Yunus Zain, S.E., M.A.
Penulisan akademik untuk pemula_Rolip SaptamajiRolip Saptamaji
Presentasi ini adalah materi paparan yang ditampilkan pada pelatihan penulisan akademik di STDI Bandung. Presentasi yang berisi pengenalan awal konsep penulisan ilmiah, penerapan dan struktur umumnya ini dilengkapi dengan penjelasan tentang penggunaan microsoft word untuk membantu kemudahan sitasi dan format penulisan berstandar internasional. Presentasi ini merupakan materi dasar yang masih dapat dikembangkan.
Semua bahan yang terkandung dalam tesis, termasuk tanpa had teks, logo, ikon, gambar dan semua
karya seni lain, adalah bahan hak cipta Universiti Putra Malaysia melainkan dinyatakan sebaliknya.
Penggunaan boleh dibuat daripada mana-mana bahan yang terkandung dalam tesis untuk tujuan
bukan komersial daripada pemegang hak cipta. Penggunaan bahan secara komersil hanya boleh
dibuat dengan kebenaran nyata oleh pemilik dokumen.
Penulisan akademik untuk pemula_Rolip SaptamajiRolip Saptamaji
Presentasi ini adalah materi paparan yang ditampilkan pada pelatihan penulisan akademik di STDI Bandung. Presentasi yang berisi pengenalan awal konsep penulisan ilmiah, penerapan dan struktur umumnya ini dilengkapi dengan penjelasan tentang penggunaan microsoft word untuk membantu kemudahan sitasi dan format penulisan berstandar internasional. Presentasi ini merupakan materi dasar yang masih dapat dikembangkan.
Semua bahan yang terkandung dalam tesis, termasuk tanpa had teks, logo, ikon, gambar dan semua
karya seni lain, adalah bahan hak cipta Universiti Putra Malaysia melainkan dinyatakan sebaliknya.
Penggunaan boleh dibuat daripada mana-mana bahan yang terkandung dalam tesis untuk tujuan
bukan komersial daripada pemegang hak cipta. Penggunaan bahan secara komersil hanya boleh
dibuat dengan kebenaran nyata oleh pemilik dokumen.
2. WHAT IS Economic TTHHEEOORRYY:: SSttaattee ooff tthhee aarrttss
May-12
MYZ: FE-UNHAS
Microeconomics
results: partial &
GE:
-Consumer’s efficiency
MRSij= relatif price ij
-Porduction efficiency
MRTSij= relative factor
price ij
-Exchange efficiency
(market efficiency)
2
Two classic welfare theorem
-market hold, CE is Pareto
efficient
-market failure, redistribution
initial endowment, the CE is also
Pareto optimal
Source of Market failure &
government intervention
Field development:
-Public Economics (Choice)
-New Political Economy
-Regional economics
-HRE: Labor Ec.; Health Ec
-others subjects
-Development Economics
-International economics
-monetary economics
-others subjects
The state & results of Macroeconomics
Four Functional
Management? And
Accounting
3. Contoh: Again to New Political Economy:
Toward A Multidiscipline?
State of the arts and results of
Social-political Theory (B)
State of the arts and results of
Economic Theory (A)
New political Economy
Ekonomi politik
Politik ekonomi?
What/how (before the fact):
-behavioral foundation
-Rational (self-interest?)
What/how (before and
after the fact):
-process
-institutional setting
Why (event)
New (?) Paradigm A or B; or both
Facts:
empirical
questions
science
Mathematics & Philosophy: an ARTS
3 MYZ: FE-UNHAS May-12
4. PENDEKATAN FILSAFAT ILMU
• Pendekatan ontologis, epistemologis,
dan aksiologis. Pendekatan ontologis
dijadikan sebagai acuan untuk
menentukan hakikat dari ilmu ekonomi .
• Sedangkan pendekatan epistemologis
dipergunakan untuk melihat prinsip-prinsip
dasar, ciri-ciri, dan cara ker ja
ilmu ekonomi.
• Dan pendekatan aksiologis diperlukan
untuk melihat fungsi dan kegunaan
ilmu ekonomi dalam menyelesaikan
berbagai persoalan yang dihadapi
manusia dalam kehidupan sehari-hari.
May-12 MYZ: FE-UNHAS 4
5. Secular Wor ldview :
Pahami akar sekulerisasi
dari mana?
• Scientific worldview memandang alam semesta sebagai
mesin yang bekerja secara otomatis mengikuti hukum
alam. Secular worldview membatasi visi hidup manusia
hanya pada sebatas eksistensi-nya di dunia. Secular
worldview menggantungkan diri sepenuhnya pada akal
pikiran manusia tanpa PERLU PETUNJUK-NYA?
• Dalam pandangan hidup sekuler, tujuan utama aktivitas
adalah mengejar self-interest dengan rasionalitas
sempurna (khusus) sebagai kondisi dan kriteria yang
tidak dapat diganggu gugat (kata Alfred Marshall
rasionalitas khusus dari para economic manSEKULER).
Di bawah asumsi ini, more is better than less menjadi
sebuah keniscayaan. Self-interest menjadi identik
dengan selfishness dimana keuntungan personal
mendominasi dan jauh mengalahkan manfaat sosial.
Tampaknya diperlukan konsep manusia RELIGIUS.
May-12 MYZ: FE-UNHAS 5
6. METODOLOGI ILMU EKONOMI
ANTARA SEKULAR DAN RELIGIUS:
Definisi Metodologi Ilmu
• Dengan merangkum berbagai definisi metodologi, lebih khusus dalam ilmu sosial, Machlup
memformulasikannya sebagai:
• The study of the principles that guide the students of any branch
of knowledge, and especially of any higher learning (science) in
deciding whether to accept or to reject certain propositions as a
part of the body of ordered knowledge in general or of their own
discipline (science).
• Machlup tampak mengikuti aliran methodological dualism, dengan menyatakan
bahwa ilmu ekonomi masuk dalam kategori science, sekalipun berbeda dengan
natural sciences, namun dia tidak banyak memberikan penjelasan terperinci tentang
perbedaan tersebut.
• Adalah Mark Blaug, termasuk yang berbeda dengannya, mengikuti pandangan
methodoligal monism. Pandangan ini menyatakan bahwa kedua kategori ilmu
tersebut memiliki metodologi yang sama, dengan doktrinnya, the unity of sciences.
Karenanya, tambah Backhouse yang mendukung Blaug, metodologi ilmu ekonomi pun
tidak menyimpang dari metodologi ilmu-ilmu pengetahuan alam. Pandangan kedua ini
tampak lebih diterima secara luas oleh para ekonom.
• Worldview, Rationality dan Kelangkaan menjadi persoalan mendasar yang
terkait erat dengan perbincangan metodologi dalam ilmu ekonomi.
• Lihat pada Royal Brandis “On the Current State of Methodology in Economics”, Research in History of Economic Thought and Methodology vol. 2, halaman 151-160.
• Lihat Roger Backhouse, New Direction in Economic Methodology, (London: Routledge, 1994), halaman 1-24.
May-12 MYZ: FE-UNHAS 6
7. Metodologi Ilmu Ekonomi-Modern
• Pada mulanya, ilmu ekonomi modern
adalah cabang dari filsafat, yang dijadikan
tempat sumber segala ilmu pengetahuan
modern,
• Kemudian datanglah Adam Smith bersama
David Hume, Bentham, Mill dan disusul
pula oleh Say yang memformulasikan
konsep equilibrium pasar beserta
perangkat mekanismenya, mengikuti jejak
para pendahulu mereka, Newtonian dan
kawan-kawannya, dalam bidang fisika.
• Dan gugatan Keynes dengan mengikuti
Einstein.
May-12 MYZ: FE-UNHAS 7
8. Masudul Alam Choudhury (2005)
• I argue that the submissive attitude and advice on equating the [religious views] and Western
methodologies and even empiricism, and thereby calling for adopting Western methods of analysis,
constitutes a flawed reasoning. Note here that I have made a major difference between the concepts
of Methods and Methodology as shown by italics. Choudhury (1999) explains that methodology and
methods are interrelated scientific primitives together used for understanding praxis and applying it
to inferential consequences of the methodological premise by the corresponding analytical methods.
• The original premise of praxis is invariably epistemological in nature. Epistemology is subsequently
integrated by a scientific discursive approach with ontology, and thereafter, with the ontic (evidential)
domain of analysis, application and policy. Methods belong to the ontological and ontic domains,
when the analysis and application of the original methodological premise is to be formulated and
applied for understanding reality.
• Yet, in the absence of the epistemological methodology it is possible for methods to be used
independently of the ontological and ontic understanding. When this is the case, the methods fail to
have substantive relevance in the light of methodology. They exist merely as procedural artifacts of an
analysis but not the true and relevant one. Choudhury (1999, op cit, p. 348) writes, “Methods can exist
without methodology as was explained in the case of the reductionist design of rationalism. But
methodology cannot exist without self-determined methods. Such methods must be derived from the
essence of the methodology itself. They must be such instruments that mobilize the ontological-epistemological
nature of divinely unified systems into explanatory relations.” We will explain the
difficulties that are encountered in such academic ventures from the [religious man] side.
12/07/14 MYZ: FE-UNHAS 8
9. Epistemologi
• Teori ilmu pengetahuan
• Mempertanyakan problem ilmu, proses
pembentukan ilmu dan siapa yang
menyepakati suatu ilmu.
• ”the theory of the nature of knowing
and the means by which we know.”
• Menguji hakikat ilmu pengetahuan atau
keabsahannya.
• Pahami: hakikat Prior science and
Posterior science
May-12 MYZ: FE-UNHAS 9
10. Struktur Ilmu
• Relativitas Ilmu(Spacial)
• Ilmu: Ibn Khaldun tumbuh berkembang
seiring pertumbuhan dan perkembangan
peradaban yang melahirkannya.
• Lakatosian: Dimana riset perkembang, ilmu
itu juga berkembang
• Khunian: Revolusi Ilmu dengan perubahan
world view
• Ilmu lahir dari worldviews produsennya yang
bersifat ideologis.
• Ilmu dilahirkan untuk Mengatasi Masalah riil
Masyarakat
May-12 MYZ: FE-UNHAS 10
11. Kebutuhan terhadap ilmu
baru
• Realitas kelemahan ilmu
sejenis
• Relativitas teori mengharuskan
adanya teori baru.
• Teori out of date harus diganti
dengan teori up to date.
• Ilmu harus hidup dan
dihidupkan agar tidak stagnan.
May-12 MYZ: FE-UNHAS 11
12. Kegagalan
Ilmu ekonomi
• Gagal menciptakan
kesejahteraan masyarakat.
• Melepaskan diri dari aspek
moral dan agama
• Sejumlah teorinya tidak sesuai/
tidak cocok di negeri lain
• the death of economics.
May-12 MYZ: FE-UNHAS 12
13. Unsur-Unsur Ilmu
• masalah
• sikap ilmu: curiosias, spekulasi,
obyektif, terbuka, dan tentatif.
• Punya metode yang khas dalam
memecahkan masalahnya.
• Adanya subyek komunitas.
• Menghasilkan kesimpulan
• Mempunyai pengaruh positif bagi
kehidupan manusia.
May-12 MYZ: FE-UNHAS 13
14. Aliran Epistimologi dalam Filsafat.
• Aliran idealisme-subjektif.
• Empirisme
• rasionalisme
• Positivisme
•MaIy-12dealismeM YdZ: FE-iUNaHASlektik 14
15. Metodologi:
• Model investigasi keilmuan
atau worldviews
• How should the inquirer go
about finding out knowable
May-12 MYZ: FE-UNHAS 15
22. BERHATI-HATI PADA Metode
• Apresiasi penemuPano islmtmiaho ydanegr tnerijsadti pada abad 19-21,
di abad millinium ini, dalam era baru globalisme, dunia
tidak lain sedang kita rasakan semakin diarahkan menjadi
satu: one wor ld perkembangan pemikiran pun bergulir
cepat.
• Esensinya, Peradaban Barat dalam pencarian
kebenaran menghentikan teks (menutup rapi segala
hikmah kitab suci): maka yg ditemukan lebih banyak
kebatilan dengan hawa nafsu dan subjektif-ber laku
intelejen- dan masih filsafat Yunani Kuno di zaman
Moderen.
• Maka Rasionalisme Descar tes habis di Nietzche (matinya Tuhan), meski
Sigmund Freud telah menyelam jauh ke alam bawah sadar manusia. Namun
dengan Filsafat maka teks terbuka terhadap perbedaan.
• Teks dalam filsafat dianggap, mengungkung, menipu, tdk bermakna
(Nietzche, Kar l Marx, Mar tin Heidegger, Michael Foucault, Jacques
Der rida, dan lainnya dgn metode masing-masing).
• Nietzche dengan Logosentrisme (teks kode makna hakikat & metafor);
Heidegger dengan fenomenologi-hermeneutik (tak terucap penting tuk
memahami yang terucap); Althusser dengan metode “penjiwaan”, iapun
tulusuri Kar l Marx (Teks penuh dengan kepentingan); Foucault dengan
arkeologi-nya (teks mengawasi-menutupi hakikat); Deleuze dengan
strukturalisnya (makna tdk termaterikan, hanya kumpulan relasi: yg ada
hanya posisi dan perbedaanya); terkahir Der rida dengan Dekonstruksi
(teks tdk berfungsi menjelaskan: hanya arena kesenjangan dan
kontradiksi. Karena makna lahir dari pembacaan, dekonstruksi teks,
kemudian melahirkan makna dan menghilangkan jati diri).
May-12 MYZ: FE-UNHAS 22
23. Ide ketimbang Vested Interest
• Sejumlah pemikiran memang benar telah dan akan selalu kembali lahir. Lalu, masalah
regulasi pengelolaan dan pembentukan “standardisasi global” terutama terkait bentuk
institusi sistem finansial global memang selalu menjadi biang keladinya. Sebab pada
inti dan ujungnya dikatakan akan selalu tercipta global financial bubling and instability,
seperti sebelumnya diduga Stiglitz (2002), von Mises (2004), Krugman (2008), dan
Minksy (2008). Dalam kaitan ini semua, Paul Krugman kemudian mengatakan:
• “…economics inevitably takes place in a political context, and one cannot understand
the world as it appeared a few years ago without considering the fundamental political
fact of the 1990s: the collapse of socialism. Not merely as a ruling ideology, but as an
idea with the power to move men’s minds.” (Paul R. Krugman, 2008: p.10)
•
• Dengan esensi yang sama, sebagai sindiran dan mungkin sekaligus peringatan atau
bahkan mungkin dapat pula menjadi penyejuk segala kerisauan kita semua, tampaknya
kita perlu dan sangat menarik untuk kembali menyimak juga pernyataan J.M. Keynes
berikut:
• “... [The] ideas of economists and political philosophers, both when they are right
and when they are wrong, are more powerful than is commonly understood.... Practical
men, who belief themselves to be quite exempt from any intellectual influences, are
usually the slaves of some defunct economists. ... [For] in the field of economic and
political philosophy there are not many who are influenced by new theories after they
are twenty-five or thirty years of age, so that the ideas which civil servants and
politicians and even agitators apply to current events are not likely to be the newest.
But, soon or late, it is ideas, not vested interests, which are dangerous for good or evil”
(Keynes, 1935). Demikian Keynes (1935) mengingatkan kita semua, baik sebagai
praktisi, politikus, pengamat ekonomi dan akademisi-peneliti bahwa mungkin saja benar
selalu ada sesuatu yang "more powerful than is commonly understood."
May-12 MYZ: FE-UNHAS 23
25. Metode Penelitian
Zaman dahulu :
- coba-coba (trial & error ?)
- pengalaman (sendiri > , orang lain <)
- naluri
® Perkembangan lambat
Zaman Modern :
- coba-coba (dioptimumkan)
- pengalaman (sendiri < + orang lain >)
- spekulasi
- Metode Ilmiah (scientific approach)
® Perkembangan cepat
26. Metode Penelitian
Teknik (Engineering)
... mengembangkan cara –cara …
Secara teknis, ekonomis, etis, dll,
harus feasible (layak)
Bagaimana ?
27. M KOMPONEN MEETTOODDEE PPEENNEELLIITTIIAANN
1. CARA ILMIAH
2. DATA
3. TUJUAN
4. KEGUNAAN
KOMPONEN
METODE PENELITIAN
28. CARA ILMIAH
KEGIATAN PENELITIAN
DIDASARKAN CIRI-CIRI
KEILMUAN
RASIONAL
Dilakukan dg cara yg masuk akal shg
Terjangkau penalaran manusia
EMPIRIS
Dapat diamati indera manusia shg
Org lain dpt mengamati dan
Mengetahui cara yg digunakan
SISTEMATIS
Proses yg digunakan menggunakan
langkah yg logis
29. KKRRIITTEERRIIAA DDAATTAA PPEENNEELLIITTIIAANN
VALID
Menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi
pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti
Misal : korban tsunami 900 ribu org dilaporkan berbeda
RREELLIIAABBEELL
Menunjukkan derajat konsistensi data dalam interval waktu tertentu
Misal : peserta penlok 50 org, sumber ditanya tetap 50 org sampai kapanpun
OBYEKTIF
Derajat persamaan persepsi berkenaan dengan kesepakatan antar banyak orang
(interpersonal agreement)
misal : data peneliti berbeda pd satu obyek, berarti data tdk obyektif
30. MACAM
DATA
KUALITATIF
KUANTITATIF
DISKRIT/
NOMINAL
KONTINUM/
HSL PENGUKURAN
ORDINAL
INTERVAL
RATIO
40. KKAARRAAKKTTEERRIISSTTIIKK MMEETTOODDEE
KKUUAANNTTIITTAATTIIFF DDAANN KKUUAALLIITTAATTIIFF
DESAIN
Metode kuantitatif
a. spesifik, jelas, rinci
b. Mantap sejak awal
c. Menjadi pegangan langkah
d. demi langkah
Metode kualitatif
a. Umum
b. Fleksibel
c. Berkembang dan muncul
dalam prose penelitian
41. TUJUAN
Metode kuantitatif
a. Menunjukkan hubungan antar variabel
b. Menguji teori
c. Mencari generalisasi yang mempunyai
nilai prediktif
Metode kualitatif
a. Menemukan pola hubungan yang
bersifat interaktif
b. Menggambarkan realitas yg kompleks
c. Memperoleh pemahaman makna
d. Menemukan teori
42. TEKNIK PENELITIAN
Metode kuantitatif
a. Eksperimen, survey
b. Kuisioner
c. Observasi dan wawancara
terstruktur
Metode kualitatif
a. Participant observation
b. In depth interview
c. Dokumentasi
d. Triangulasi
43. Instrumen
penelitian
Metode kuantitatif
a. Test, angket, wawancara
b. Instrumen yang telah standar
Metode kualitatif
a. Peneliti sebagai instrumen
b. catatan, rekaman, kamera,
handycam, dll
44. DATA
Metode kuantitatif
a. Kuantitatif
b. Hasil pengukuran variabel yang
dioperasionalkan dengan menggunakan
instrumen
Metode kualitatif
a. Deskriptif
b. Dokumen pribadi, catatan lapangan,
ucapan dan tindakan responden,, dll
45. Sampel/
Sumber Data
Metode kuantitatif
a. Besar
b. Representatif
c. Sedapat mungkin random
d. Ditentukan sejak awal
Metode kualitatif
a. Kecil
b. Tidak representatif
c. Purposive
d. Berkembang selama proses penelitian
46. Analisis
Metode kuantitatif
a. Setelah selesai pengumpulan data
b. Deduktif
c. Menggunakan statistik
Metode kualitatif
a. Terus menerus sejak awal sampai
akhir penelitian
b. Induktif
c. Mencari pola, model, tema, teori
47. HUBUNGAN DENGAN
RESPONDEN
Metode kuantitatif
a. Berjarak, bahkan sering tanpa kontak
b. Peneliti merasa lebih
c. Jangka pendek
Metode kualitatif
a. Empati, akrab
b. Kedudukan sama bahkan sebagai
guru/konsultan
c. Jangka lama
48. USULAN DESAIN
Metode kuantitatif
a. Luas dan rinci
b. Literatur berhubungan dengan masalah
dan variabel yang diteliti
c. Prosedur yang spesifik dan rinci langkah-langkahnya
d. Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas
Metode kualitatif
a. Singkat
b. Literatur yang digunakan bersifat sementara,
tidak menjadi pegangan utama
c. Prosedur bersifat umum
d. Masalah bersifat sementara dan akan
ditemukan setelah studi pendahuluan
e. Tidak dirumuskan hipotesis, karena justru akan
menemukan hipotesis
f. Fokus penelitian ditetapkan setelah diperoleh
data awal dari lapangan