Dokumen tersebut membahas tentang ketahanan nasional Indonesia, termasuk konsep Asta Gatra yang meliputi aspek alamiah (Tri Gatra) dan aspek sosial (Panca Gatra), serta faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti geografi, demografi, dan sumber daya alam.
Ketahanan nasional sebagai geostrategi Indonesiafatimmatuzzahro
Makalah ini membahas tentang konsep ketahanan nasional Indonesia sebagai geostrategi negara. Konsep ketahanan nasional Indonesia diwujudkan dalam bentuk Astagatra yang terdiri dari Trigatra (sumber daya alam, penduduk, wilayah) dan Pancagatra (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan). Tujuan ketahanan nasional Indonesia adalah mewujudkan cita-cita proklamasi untuk melindungi bangsa Indonesia dan memajukan
Dokumen tersebut membahas tentang ketahanan nasional Indonesia. Terdapat beberapa poin penting yaitu definisi geostrategi dan ketahanan nasional sebagai salah satu konsep khas Indonesia, berisi pengaturan dan penyelenggaraan negara. Selanjutnya dibahas model-model ketahanan nasional seperti AstaGatra, Tri Gatra, Panca Gatra, dan tantangan integrasi nasional bagi ketahanan Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang geostrategi Indonesia dan ketahanan nasional. Geostrategi didefinisikan sebagai strategi yang memanfaatkan kondisi lingkungan untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Tujuan ketahanan nasional adalah menghadapi ancaman dalam dan luar negeri. Implementasi geostrategi dilakukan dengan menanamkan prinsip-prinsipnya dalam pola pikir dan tindakan masyarakat dan pemerint
Setiap bangsa sudah pasti mempunyai cita-cita yang ingin diwujudkan dalam hidup dan kehidupan nyata. Cita-cita itu merupakan arahan dan atau tujuan yang sebenar-benarnya dan mempunyai fungsi sebagai penentu arah dari tujuan nasionalnya. Namun demikian, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional itu bukan sesuatu yang mudah diwujudkan karena dalam perjalanannya kearah itu akan muncul energi baik yang positif maupun negatif yang memaksa suatu bangsa untuk mencari solusi terbaik, terarah, konsisten, efektif, dan efisien.
Dokumen tersebut membahas tentang ketahanan nasional Indonesia, termasuk konsep Asta Gatra yang meliputi aspek alamiah (Tri Gatra) dan aspek sosial (Panca Gatra), serta faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti geografi, demografi, dan sumber daya alam.
Ketahanan nasional sebagai geostrategi Indonesiafatimmatuzzahro
Makalah ini membahas tentang konsep ketahanan nasional Indonesia sebagai geostrategi negara. Konsep ketahanan nasional Indonesia diwujudkan dalam bentuk Astagatra yang terdiri dari Trigatra (sumber daya alam, penduduk, wilayah) dan Pancagatra (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan). Tujuan ketahanan nasional Indonesia adalah mewujudkan cita-cita proklamasi untuk melindungi bangsa Indonesia dan memajukan
Dokumen tersebut membahas tentang ketahanan nasional Indonesia. Terdapat beberapa poin penting yaitu definisi geostrategi dan ketahanan nasional sebagai salah satu konsep khas Indonesia, berisi pengaturan dan penyelenggaraan negara. Selanjutnya dibahas model-model ketahanan nasional seperti AstaGatra, Tri Gatra, Panca Gatra, dan tantangan integrasi nasional bagi ketahanan Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang geostrategi Indonesia dan ketahanan nasional. Geostrategi didefinisikan sebagai strategi yang memanfaatkan kondisi lingkungan untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Tujuan ketahanan nasional adalah menghadapi ancaman dalam dan luar negeri. Implementasi geostrategi dilakukan dengan menanamkan prinsip-prinsipnya dalam pola pikir dan tindakan masyarakat dan pemerint
Setiap bangsa sudah pasti mempunyai cita-cita yang ingin diwujudkan dalam hidup dan kehidupan nyata. Cita-cita itu merupakan arahan dan atau tujuan yang sebenar-benarnya dan mempunyai fungsi sebagai penentu arah dari tujuan nasionalnya. Namun demikian, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional itu bukan sesuatu yang mudah diwujudkan karena dalam perjalanannya kearah itu akan muncul energi baik yang positif maupun negatif yang memaksa suatu bangsa untuk mencari solusi terbaik, terarah, konsisten, efektif, dan efisien.
Dokumen tersebut membahas tentang ketahanan nasional Indonesia, mulai dari pengertian, perkembangan teori, dan strategi pembinaannya. Ketahanan nasional dijelaskan sebagai kemampuan bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman dengan meningkatkan keuletan dan kekuatan nasional. Teori ketahanan nasional telah berkembang dari konsep dinamis hingga sistem berfikir. Strategi utamanya adalah meningkatkan kekuatan nasional lebih cepat d
Dokumen membahas tentang perbandingan penanganan illegal fishing oleh pemerintahan SBY dan Jokowi. Pemerintahan SBY dianggap kurang tegas karena membiarkan kapal Vietnam yang membakar kapal nelayan lain, sementara Jokowi lebih tegas dengan menenggelamkan kapal nelayan asing yang melakukan illegal fishing. Pendapat penulis lebih mendukung gaya Jokowi karena diperlukan perlakuan tegas untuk menjaga kedaul
Ketahanan Nasional Sebagai Geostrategi Bangsa IndonesiaArip Rahman Hakim
Kondisi dinamis bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk menghadapi dan mengatasi segala tantangan, baik dari luar maupun dalam negeri, serta menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara untuk mencapai tujuan nasional. Ketahanan nasional merupakan kondisi dan konsepsi yang menilai kekuatan dan kelemahan bangsa dalam berbagai aspe
Globalisasi membawa tantangan bagi ketahanan nasional Indonesia. Untuk meningkatkan ketahanan, diperlukan peningkatan sumber daya manusia, pengaturan ruang wilayah dan sumber daya alam, serta pemahaman akan budaya dan identitas nasional berdasarkan Pancasila.
Dokumen ini membahas tentang geostrategi bangsa Indonesia yang dirumuskan dalam konsepsi Ketahanan Nasional. Ketahanan Nasional dijadikan sebagai konsep geostrategi Indonesia yang diwujudkan melalui lima aspek (trigatra, pancagatra, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan & keamanan). Konsep ini menitikberatkan pada letak geografi, kekayaan alam, dan kemampuan penduduk Indonesia.
Tugas makalah ketahanan nasional ( harits )Rietz Wiguna
Makalah ini membahas tentang ketahanan nasional Indonesia dan masalah energi di Indonesia. Ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan bangsa termasuk sumber daya alam seperti energi. Indonesia menghadapi tantangan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang terus meningkat serta mengatasi permasalahan efisiensi, pendanaan, dan lingkungan hidup dalam pengembangan energi.
Dokumen tersebut membahas tantangan dalam memelihara kesatuan dan persatuan NKRI, baik tantangan internal maupun eksternal. Tantangan internal meliputi keanekaragaman bangsa, kesenjangan sosial ekonomi, separatisme, dan radikalisme. Sedangkan tantangan eksternalnya adalah globalisasi, intervensi asing, dan jaringan narkoba internasional. Dokumen ini juga menjelaskan peran serta warga negara dalam menjaga persatuan dan kesatuan bang
Geostrategi merupakan strategi memanfaatkan konstelasi geografi suatu negara untuk menentukan kebijakan dan tujuan mencapai tujuan nasional. Geostrategi Indonesia memanfaatkan konstelasi geografi Indonesia menentukan kebijakan dan tujuan mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia. Ketahanan Nasional adalah kemampuan manusia memperjuangkan kehidupan.
Dokumen tersebut membahas latar belakang terbentuknya negara Indonesia yang dilatar belakangi perjuangan bangsa Indonesia melawan ancaman dari dalam dan luar negeri. Dokumen ini juga menjelaskan pengertian dan unsur-unsur penting ketahanan nasional seperti asas, sifat, dan fungsinya dalam mempertahankan kedaulatan dan keutuhan negara Indonesia. Langkah pembinaan ketahanan nasional meliputi peningkatan pengamalan Pancasila se
Menjelang 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada tahun 2045, Indonesia diproyeksikan menjadi negara berpendapatan tinggi dan menjadi peringkat kelima negara dengan PDB terbesar di dunia.
Untuk memastikan gambaran tersebut dapat terwujud, Visi Indonesia Tahun 2045 menetapkan empat pilar pembangunan sebagai tahapan dan prasyarat yang harus dilalui oleh bangsa Indonesia, terdiri dari: (i) Pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi; (ii) Pembangunan ekonomi berkelanjutan; (iii) Pemerataan pembangunan; serta (iv) Pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan.
Analisis Stabilitas Ketahanan Nasional IndonesiaErvina Nurjanah
Dokumen tersebut membahas tentang analisis stabilitas ketahanan nasional Indonesia. Ketahanan nasional mencakup berbagai aspek seperti penduduk, sumber daya alam, wilayah, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan keamanan. Ketahanan nasional Indonesia diukur dari kondisi delapan unsur yang disebut Asta Gatra, yaitu tiga unsur alamiah (Tri Gatra) dan lima unsur sosial (Panca Gatra). Semua unsur saling
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pendidikan karakter merupakan agenda penting bagi Indonesia untuk membangun karakter bangsa yang kuat sejak sebelum kemerdekaan. Dokumen ini membahas konsep dan politik pendidikan karakter serta tantangan-tantangan yang dihadapi Indonesia dalam membangun karakter bangsa. Pendidikan karakter dipandang penting untuk menghadapi tantangan globalisasi, teknologi, dan melemahnya karakter bangsa.
Dokumen tersebut membahas tentang ketahanan nasional Indonesia, mulai dari pengertian, perkembangan teori, dan strategi pembinaannya. Ketahanan nasional dijelaskan sebagai kemampuan bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman dengan meningkatkan keuletan dan kekuatan nasional. Teori ketahanan nasional telah berkembang dari konsep dinamis hingga sistem berfikir. Strategi utamanya adalah meningkatkan kekuatan nasional lebih cepat d
Dokumen membahas tentang perbandingan penanganan illegal fishing oleh pemerintahan SBY dan Jokowi. Pemerintahan SBY dianggap kurang tegas karena membiarkan kapal Vietnam yang membakar kapal nelayan lain, sementara Jokowi lebih tegas dengan menenggelamkan kapal nelayan asing yang melakukan illegal fishing. Pendapat penulis lebih mendukung gaya Jokowi karena diperlukan perlakuan tegas untuk menjaga kedaul
Ketahanan Nasional Sebagai Geostrategi Bangsa IndonesiaArip Rahman Hakim
Kondisi dinamis bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk menghadapi dan mengatasi segala tantangan, baik dari luar maupun dalam negeri, serta menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara untuk mencapai tujuan nasional. Ketahanan nasional merupakan kondisi dan konsepsi yang menilai kekuatan dan kelemahan bangsa dalam berbagai aspe
Globalisasi membawa tantangan bagi ketahanan nasional Indonesia. Untuk meningkatkan ketahanan, diperlukan peningkatan sumber daya manusia, pengaturan ruang wilayah dan sumber daya alam, serta pemahaman akan budaya dan identitas nasional berdasarkan Pancasila.
Dokumen ini membahas tentang geostrategi bangsa Indonesia yang dirumuskan dalam konsepsi Ketahanan Nasional. Ketahanan Nasional dijadikan sebagai konsep geostrategi Indonesia yang diwujudkan melalui lima aspek (trigatra, pancagatra, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan & keamanan). Konsep ini menitikberatkan pada letak geografi, kekayaan alam, dan kemampuan penduduk Indonesia.
Tugas makalah ketahanan nasional ( harits )Rietz Wiguna
Makalah ini membahas tentang ketahanan nasional Indonesia dan masalah energi di Indonesia. Ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan bangsa termasuk sumber daya alam seperti energi. Indonesia menghadapi tantangan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang terus meningkat serta mengatasi permasalahan efisiensi, pendanaan, dan lingkungan hidup dalam pengembangan energi.
Dokumen tersebut membahas tantangan dalam memelihara kesatuan dan persatuan NKRI, baik tantangan internal maupun eksternal. Tantangan internal meliputi keanekaragaman bangsa, kesenjangan sosial ekonomi, separatisme, dan radikalisme. Sedangkan tantangan eksternalnya adalah globalisasi, intervensi asing, dan jaringan narkoba internasional. Dokumen ini juga menjelaskan peran serta warga negara dalam menjaga persatuan dan kesatuan bang
Geostrategi merupakan strategi memanfaatkan konstelasi geografi suatu negara untuk menentukan kebijakan dan tujuan mencapai tujuan nasional. Geostrategi Indonesia memanfaatkan konstelasi geografi Indonesia menentukan kebijakan dan tujuan mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia. Ketahanan Nasional adalah kemampuan manusia memperjuangkan kehidupan.
Dokumen tersebut membahas latar belakang terbentuknya negara Indonesia yang dilatar belakangi perjuangan bangsa Indonesia melawan ancaman dari dalam dan luar negeri. Dokumen ini juga menjelaskan pengertian dan unsur-unsur penting ketahanan nasional seperti asas, sifat, dan fungsinya dalam mempertahankan kedaulatan dan keutuhan negara Indonesia. Langkah pembinaan ketahanan nasional meliputi peningkatan pengamalan Pancasila se
Menjelang 100 tahun kemerdekaan Indonesia pada tahun 2045, Indonesia diproyeksikan menjadi negara berpendapatan tinggi dan menjadi peringkat kelima negara dengan PDB terbesar di dunia.
Untuk memastikan gambaran tersebut dapat terwujud, Visi Indonesia Tahun 2045 menetapkan empat pilar pembangunan sebagai tahapan dan prasyarat yang harus dilalui oleh bangsa Indonesia, terdiri dari: (i) Pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi; (ii) Pembangunan ekonomi berkelanjutan; (iii) Pemerataan pembangunan; serta (iv) Pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan.
Analisis Stabilitas Ketahanan Nasional IndonesiaErvina Nurjanah
Dokumen tersebut membahas tentang analisis stabilitas ketahanan nasional Indonesia. Ketahanan nasional mencakup berbagai aspek seperti penduduk, sumber daya alam, wilayah, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan keamanan. Ketahanan nasional Indonesia diukur dari kondisi delapan unsur yang disebut Asta Gatra, yaitu tiga unsur alamiah (Tri Gatra) dan lima unsur sosial (Panca Gatra). Semua unsur saling
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pendidikan karakter merupakan agenda penting bagi Indonesia untuk membangun karakter bangsa yang kuat sejak sebelum kemerdekaan. Dokumen ini membahas konsep dan politik pendidikan karakter serta tantangan-tantangan yang dihadapi Indonesia dalam membangun karakter bangsa. Pendidikan karakter dipandang penting untuk menghadapi tantangan globalisasi, teknologi, dan melemahnya karakter bangsa.
Teks tersebut membahas tentang landasan sosiologi pendidikan di Indonesia. Secara garis besar, teks tersebut menjelaskan bahwa pendidikan di Indonesia didasarkan pada pendekatan integralistik dimana setiap anggota masyarakat saling terkait dan berhubungan erat untuk mencapai tujuan bersama. Teks tersebut juga membahas ruang lingkup kajian sosiologi pendidikan yaitu hubungan antara sistem pendidikan dengan aspek masyarak
Musni Umar: Cinta Lahirkan Kepedulian Lingkungan di DKI Jakartamusniumar
Dokumen tersebut membahas berbagai persoalan lingkungan di DKI Jakarta, termasuk lingkungan sosial, ekonomi, hukum, politik, dan keamanan. Penulis berargumen bahwa pendekatan multi disiplin ilmu yang dibalut dengan konsep cinta diperlukan untuk memecahkan persoalan-persoalan tersebut. Cinta diyakini mampu melahirkan kepedulian dan tanggung jawab untuk mereka yang terpuruk serta menciptakan kedamaian dan ke
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan ekonomi di Indonesia. Secara singkat, dokumen menjelaskan pengertian pembangunan ekonomi, perencanaan pembangunan ekonomi, indikator keberhasilan pembangunan Indonesia, dan masalah-masalah pembangunan ekonomi di Indonesia seperti kemiskinan, keterbelakangan, lapangan kerja, dan pemerataan pembangunan.
Dampak positif negatif kebijakan politik ekonomi masa orde barusman 1 kejayan
Dokumen tersebut membahas tentang evaluasi kehidupan politik dan ekonomi Indonesia pada masa Orde Baru, meliputi pendekatan keamanan, dampak positif dan negatif kebijakan politik dan pembangunan ekonomi, serta beberapa peristiwa pelanggaran HAM.
Dokumen tersebut membahas tentang revitalisasi pendidikan karakter di Indonesia. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa pendidikan karakter penting untuk membentuk bangsa Indonesia, namun saat ini pendidikan karakter di Indonesia sedang mengalami krisis yang ditandai dengan menurunnya moral pada generasi muda. Dokumen juga membahas faktor-faktor penyebab krisis pendidikan karakter dan usaha yang dilakukan untuk merevitalisasinya."
Dampak positif negatif kebijakan politik ekonomi masa orde baru indriendah03
Dokumen tersebut membahas tentang kehidupan politik dan ekonomi Indonesia pada masa Orde Baru. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa pendekatan keamanan pada masa Orde Baru memberikan hasil positif seperti menciptakan suasana aman dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun juga berdampak negatif seperti pemerintahan yang otoriter dan sentralistik serta demokrasi yang semu. Dokumen juga menyebutkan bahwa keberhasilan
Putusan Pendahuluan ICJ atas gugatan Afrika SelatanRepublikaDigital
This document is an order from the International Court of Justice regarding South Africa's request for provisional measures in its case against Israel concerning alleged violations of the Genocide Convention in Gaza. It provides background on the filing of the case, procedural history, and oral arguments presented by both sides. It recalls the context of ongoing conflict in Gaza and expresses concern for loss of life. The court is considering South Africa's request that it order Israel to suspend military operations in Gaza and take other measures to prevent further harm to Palestinians, as well as Israel's request to reject the measures and remove the case from the court's general list.
This document is an order from the International Court of Justice regarding South Africa's request for provisional measures in its case against Israel concerning alleged violations of the Genocide Convention in Gaza. It provides background on the filing of the case, procedural history, and oral arguments presented by both sides. It notes the ongoing conflict and humanitarian crisis in Gaza that prompted the case. South Africa is requesting the Court order Israel to immediately suspend military operations in Gaza and take measures to prevent further harm to Palestinians. Israel is requesting the Court reject South Africa's requests for provisional measures and remove the case from the Court's general list. The order recalls resolutions by the UN General Assembly on the situation in Gaza.
1. The Director of the UN's New York Office for Human Rights is resigning in protest over the UN's failure to stop the ongoing genocide of Palestinians and hold Israel accountable for human rights violations.
2. He argues that Israel's treatment of Palestinians constitutes genocide and apartheid, and that key UN members like the US are complicit by supporting Israel militarily, economically, and diplomatically.
3. In his resignation letter, he calls on the UN to take a principled stance in support of Palestinian human rights based on international law, including supporting a single democratic state for Palestinians and Israelis with equal rights.
Laporan Dewan HAM PBB Tentang Belanja Senjata MyanmarRepublikaDigital
The Special Rapporteur documents over $1 billion USD in arms, dual-use goods, equipment, and raw materials exported to the Myanmar military since the February 2021 coup. The report identifies suppliers in Russia, China, Singapore, India, and Thailand that have transferred weapons, manufacturing equipment, and materials despite international condemnation of the military's human rights abuses. It concludes that sanctions are failing to curb arms flows because they are not well coordinated or enforced, allowing arms dealers to circumvent them. The Special Rapporteur recommends fully enforcing arms embargoes and targeting the military's sources of revenue to protect human rights in Myanmar.
Risalah Rapat Komisi I DPR dan Menkominfo pada 1 Februari 2021RepublikaDigital
Rapat Kerja Komisi I DPR RI dengan Menteri Kominfo membahas empat hal yaitu evaluasi kinerja Kominfo tahun 2020, realisasi anggaran 2020, persiapan APBN 2021, dan isu-isu aktual seperti transformasi digital dan peran Kominfo dalam penanganan Covid-19. Dalam rapat, Menteri Kominfo menjelaskan program strategis Kominfo tahun 2020 terkait penyediaan infrastruktur TIK, pengelolaan pos dan informatika, pemanfaatan teknologi, dan komunik
Buku ini membahas model bisnis pengembangan ekonomi pesantren berbasis energi terbarukan khususnya PLTS. Diuraikan bagaimana pesantren dapat memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi untuk mendukung berbagai aktivitas dan usaha ekonomi pesantren.
Dokumen tersebut membahas tentang tren global demokrasi yang mengalami regresi di banyak negara dalam 10 tahun terakhir meskipun Indonesia menunjukkan tren positif. Dokumen juga membahas rencana pembangunan Ibu Kota Negara baru di Kalimantan sebagai representasi keadilan dan pemerataan serta proyeksi ekonomi Indonesia 2023 yang diperkirakan tumbuh 4,8% meskipun ada tantangan ekspor.
Surat Edaran ini menjelaskan bahwa vaksinasi meningitis menjadi kewajiban bagi jamaah haji yang berkunjung ke Arab Saudi, sedangkan tidak diwajibkan bagi jamaah umrah. Vaksinasi meningitis tetap dianjurkan bagi jamaah umrah, terutama yang memiliki komorbid. Surat ini juga menginstruksikan dinas-dinas kesehatan dan fasilitas kesehatan untuk mensosialisasikan kebijakan ini dan melakukan pengawasan serta
This document presents the 2023 edition of The Muslim 500, which identifies the most influential Muslims in the world. It includes the Persons of the Year for 2023, with Maulana Mahmood A. Madani named Man of the Year for his leadership of Jamiat Ulama-i-Hind in defending Indian Muslims, and Aisha Bewley named Woman of the Year for her prolific translations of classical Islamic texts to English. The publication also features the Top 50 most influential Muslims, 450 additional influential figures grouped into categories, obituaries for those who passed away, guest contributions on current issues, and various appendices and indices.
Ekspor Indonesia mengalami kontraksi 2,2% pada Juli 2022 dibanding Juni akibat penurunan ekspor beberapa komoditas utama. Namun, ekspor non-migas masih tumbuh 32% secara tahunan. Pertumbuhan ekspor Januari-Juli 2022 tercatat 36,45% dibanding periode yang sama tahun lalu, didukung kenaikan harga komoditas ekspor seperti batu bara, minyak sawit, dan nikel.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan statistik ekspor dan impor Indonesia pada bulan Juni 2022. Ekspor Indonesia naik 21,3% dibanding Mei 2022 menjadi US$26,09 miliar, didorong kenaikan ekspor minyak kelapa sawit sebesar 862,7%. Neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2022 surplus sebesar US$4,53 miliar.
Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 merupakan dokumen yang merangkum kondisi ekonomi syariah global dan nasional, serta menetapkan strategi dan program untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah di Indonesia selama 5 tahun ke depan. Dokumen ini menetapkan visi pertumbuhan ekonomi syariah sebesar 7% per tahun, melalui empat strategi utama yaitu penguatan rantai nilai halal, keuangan syariah, UMKM, dan e
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
1. Kepemimpinan Presiden Megawati ... | Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri | 49
KEPEMIMPINAN PRESIDEN MEGAWATI
PADA ERA KRISIS MULTIDIMENSI, 2001-2004
THE LEADERSHIP OF PRESIDENT MEGAWATI
IN THE ERA OF MULTIDIMENSIONAL CRISIS, 2001-2004
Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri
UNIVERSITAS PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA
(megawatisoekarnoputri.msp@gmail.com)
Abstrak–Pada1997-1998,Indonesiamenghadapiberbagaimacamkrisisyangmenimbulkangejolak
dan mengubah jalannya sejarah bangsa ini. Dimulai dari krisis ekonomi nasional, dan berlanjut pada
munculnya berbagai bentuk ancaman, seperti konflik etnis dan agama, serta maraknya separatisme
dan terorisme. Krisis multidimensi tersebut berpotensi menghantar Indonesia pada perpecahan
dan dicap sebagai negara gagal. Penelitian ini bertujuan untuk memberi pemahaman tentang
hubungan antara krisis multidimensi dan kepemimpinan presiden pada kurun waktu tahun 2001
hingga 2004. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus
dipakai untuk menggali tacit knowledge dari pengambil keputusan tertinggi saat itu, yang tidak lain
adalah Presiden Republik Indonesia kelima Megawati Soekarnoputri. Penelitian ini menggunakan
kerangka teori Byman dan Pollack (2001) sebagai pisau analisis dengan metode penelitian kualitatif.
Hasil temuan penelitian yang diperoleh antara lain, walaupun dalam masa pemerintahan yang relatif
singkat, kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri berhasil mengatasi sebagian besar krisis
multidimensi yang dihadapi oleh Indonesia saat itu. Kebijakan strategis di bidang ekonomi, politik,
hukum, sosial, dan lingkungan diambil dengan landasan pemikiran yang inovatif, melalui berbagai
upaya dialog, perundingan, pembuatan program, pengesahan peraturan perundang-undangan,
hingga pemberlakuan operasi militer demi menjaga kedaulatan dan keamanan Negara Indonesia.
Dampak dari berbagai kebijakan tersebut masih bisa dirasakan hingga saat ini, seperti pemilihan
umum secara langsung, otonomi daerah, meletakkan fondasi pembangunan kemaritiman.
Keberhasilan tersebut menjadi landasan yang kokoh bagi presiden selanjutnya untuk melanjutkan
program pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat di Indonesia. Salah satu kontribusi
penelitian ini adalah mengeksplisitkan aspek-aspek yang melatarbelakangi pengambilan keputusan
strategis pada era 2001-2004, yang diharapkan bisa berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan
dan saran praktis dalam rangka proses penyusunan perencanaan dan kebijakan strategis
pembangunan, baik pada tataran suatu negara maupun global.
Kata Kunci : kebijakan strategis, kepemimpinan presiden, kepemimpinan strategis, krisis
multidimensi, pembangunan nasional
Abstract – In 1997 - 1998, Indonesia faced various crises that caused turmoil and changed the course
of this nation’s history. Starting from the national economic crisis, and continues to the emergence
of various forms of threats, such as ethnic and religious conflicts, as well as rampant separatism
and terrorism. This multidimensional crisis has the potential to lead Indonesia to a division and to
be labeled a failed state. This study aims to provide an understanding of the relationship between
multidimensional crises and presidential leadership from 2001 to 2004. To achieve this goal, qualitative
research with a case study approach was used to explore tacit knowledge from the highest decision
makers at that time, who was none other than the fifth President of Republic of Indonesia, Megawati
Soekarnoputri. This study uses the theoretical framework of Byman and Pollack (2001) as an analysis
instrument with qualitative research methods. The results of the research found that during her
relatively short administration, President Megawati Soekarnoputri’s leadership was successful in
overcoming most of the multidimensional crises faced by Indonesia at that time. Strategic policies
2. 50 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2021, Volume 11 Nomor 1
in the economic, political, legal, social and environmental fields are taken with an innovative basis
of thought, through various efforts in dialogue, negotiations, programming, enactment of laws and
regulations, to enacting military operations in order to safeguard the sovereignty and security of the
Indonesian State. The impact of these various policies can still be felt today, such as direct elections,
regional autonomy, laying the foundations for maritime development. This success has provided a
solid foundation for the next president to continue the development program and increase the
welfare of the people in Indonesia. One of the contributions of this research is to make clear the
aspects underlying strategic decision making in the 2001-2004 era, which are expected to be useful for
the development of science and practical advice in the process of formulating strategic development
planning and policies, both at the level of a country and globally.
Keywords: multidimensional crisis, national development, presidential leadership, strategic
leadership, strategic policy
Pendahuluan
Pada tahun 1997-1998, Indonesia
menghadapi krisis ekonomi yang akhirnya
berkembang menjadi krisis nasional. Krisis
ini bermula dari hilangnya kepercayaan
terhadap kemampuan perekonomian
nasional dalam menghadapi krisis
keuangan yang juga melanda negara-
negara kawasan Asia. Krisis tersebut
terjadi karena peningkatan utang swasta
berjangka pendek maupun jangka
panjang yang mencapai sekitar 157%
PDB pada tahun 1998 (Kuncoro, 2011).
Namun, utang-utang tersebut ternyata
tidak dimanfaatkan pada sektor yang
produktif seperti pertanian, kelautan
dan perikanan, industri manufaktur
(pengolahan), dan industri komoditas
ekspor, tetapi justru ditanamkan pada
sektor-sektor kurang produktif, seperti:
konsumsi, real estate dan lainnya. Di sisi
lain, pertumbuhan sektor perbankan yang
semakin pesat ternyata tidak dibarengi
dengan mekanisme pangawasan
yang efektif, sehingga banyak bank di
Indonesia yang ‘tidak sehat’ dan pada
akhirnya menimbulkan kredit macet
yang tidak terkendali (Basri, 2011). Kedua
kondisi ini kemudian dihadapkan dengan
terdepresiasinya nilai kurs rupiah yang
sangat tajam akibat krisis finansial yang
terjadi di Thailand. Pada saat itu, bank-
bank yang ada di Indonesia tidak mampu
menahan krisis tersebut dan justru
menyebabkan krisis berskala nasional
(Badang Kebijakan Fiskal, 2012). Krisis
tersebut terus berlangsung hingga tahun
2001 dan berdampak pada kebijakan
presiden selaku pemimpin Negara
selanjutnya.
Selain krisis ekonomi, pada kurun
waktu tahun 2001-2004, Indonesia juga
mengalami beberapa ancaman nasional,
seperti: konflik etnis dan agama, serta
ancaman separatisme dan terorisme.
Menurut Wirutomo (2003), konflik etnis
yang terjadi di Indonesia pada dasarnya
disebabkan oleh dua hal, yaitu: 1)
terjadinya perubahan konstelasi politik
pada masa reformasi dan iklim kebebasan
yang dijunjung tinggi menjadi lahan untuk
mengungkapkan keresahan beberapa
3. Kepemimpinan Presiden Megawati ... | Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri | 51
kelompok etnik dan 2) tidak meratanya
pembangunan di berbagai wilayah di
Indonesia.
Hasil kajian Harahap (2018)
mengungkapkan bahwa pernah terjadi
konflik bernuansa etnis dan agama di
beberapa wilayah Indonesia sebagai
akibat dari dinamika politik, sosial dan
ekonomi yang terjadi di masyarakat.
Salah satu contoh konflik etnis yang
terjadi di Indonesia antara lain: konflik
suku Dayak dan Madura di Kalimantan
Barat. Sedangkan contoh konflik agama
yang pernah terjadi di Indonesia adalah:
1) konflik antara penganut agama Kristen
dan Islam di Ambon, Maluku, pada tahun
1998-2000 dan 2) konflik agama yang
terjadi di Poso, Sulawesi Tengah, pada
tahun 1998-2001.
Disisilain,hasilkajianWindiani(2017)
mengungkapkan bahwa Indonesia juga
pernah mengalami beberapa ancaman
separatisme dan terorisme pada kurun
waktu 2000-2004 berupa:
a. Ancaman teror di Gereja GKPI dan
Gereja Katolik Medan serta rumah
Dubes Filipina pada tahun 2000;
b.
Peledakan beberapa Gereja di
malam Natal pada tahun 2000 dan
2001;
c. Peledakan bom di Kuta Bali dan di
Mc Donald Makasar pada tahun
2002;
d. Peledakan bom di JW Marriot pada
tahun 2003; dan
e. Peledakan bom di Kedubes Australia
pada tahun 2004.
Ancaman terorisme tersebut terjadi
karena salah satu kelompok teroris yang
paling sering diduga bertanggungjawab
terhadap aksi-aksi teror di dunia berbasis
di Indonesia, yaitu kelompok Jamaah
Islamiyah (JI). Kelompok teroris tersebut
diperkirakan merupakan salah satu
jaringan teroris internasional, Al-Qaeda.
Berbagai ancaman di atas datang
silih berganti beriringan dengan
pergantianpemimpindiIndonesia.Kondisi
tersebut tentunya menjadi tantangan
yang berat bagi seorang pemimpin
untuk menentukan arah kebijakan
pemerintahan suatu negara sehingga
diperlukan kajian lebih lanjut terkait
kepemimpinan presiden Indonesia dalam
menghadapi krisis multidimensi tersebut.
Oleh karena itu, peneliti melaksanakan
sebuah penelitian untuk mengkaji dan
menganalisis kepemimpinan presiden
pada era krisis multidimensi pada kurun
waktu tahun 2001 hingga 2004.
Kepemimpinan Strategis
Isu utama dalam kajian-kajian ilmiah
tentang kepemimpinan terfokus pada
bagaimana pemimpin mampu melakukan
perubahan pada lembaga atau organisasi
yang dipimpinnya. Atau dengan kata
lain, kajian ilmiah berupaya menjelaskan
seperti apa pemimpin yang efektif, yaitu
4. 52 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2021, Volume 11 Nomor 1
yang mampu menggerakkan pengikutnya
melakukan perubahan.
Sejalan dengan perkembangan
zaman, fokus atau pendekatan penelitian
tentang kepemimpinan juga mengalami
pergeseran (Byman, 1986). Pendekatan
klasik yang muncul mula-mula adalah
pemimpin yang efektif dilihat karakternya
(misalnya ramah, baik, sifat sosial),
dan perilaku atau behavioral (misalnya
berempati pada bawahan, mendorong
orang lain untuk maju). Dalam
perkembangan selanjutnya, penelitian
bergeser pada pendekatan kontigensi.
Pemimpin yang efektif bergantung pada
kesesuaian antara situasi yang dihadapi
dan gaya kepemimpinannya (Fielder,
1967).
Saat ini, penelitian tentang
kepemimpinan didominasi oleh paham
yang dikenal sebagai new leadership
theories (Avolio, 2007), seperti
kepemimpinan transaksional versus
transformasional, dan kepemimpinan
autentik. Kepemimpinan transaksional
lebih mengutamakan paradigma
behavior-reward, dimana hubungan
antara pemimpin dan para pengikutnya
lebih didasarkan pada pertukaran
usaha dan kerja dari para pekerja untuk
mendapatkan kompensasi. Perilaku
utama pemimpin transaksional yang
efektif adalah mengetahui apa yang ingin
didapatkan pengikut dan menjanjikan
kompensasi yang relevan.
Sementara itu, kepemimpinan
transformasional lebih berupaya untuk
menantang anggota organisasi untuk
melahirkan karya-karya yang istimewa.
Kepemimpinan transformasional sangat
efektif dalam memadukan pendekatan
“behavioral” (orientasi pada manusia)
dan “contingency” (orientasi pada
situasi). Tipe kepemipinan ini sesuai
untuk organisasi yang dinamis, yang
mementingkan perubahan, dan/
atau berada dalam lingkungan yang
bergejolak, seperti krisis multidimensi
di Indonesia pada awal era reformasi.
Salah satu syarat penting keberhasilan
kepemimpinan transformasional adalah
sang pemimpin memiliki karisma dan
mampu menggunakannya secara tepat.
Kepemimpinan transformasional
tidak menggerakkan para pengikutnya
berdasarkan hubungan biaya-manfaat
personal, melainkan menginspirasi
pengikutnya untuk terlibat sebagai agen
perubahan untuk memperoleh manfaat
bersama. Pemimpin transformasional
secara intelektual merangsang dan
membantu untuk memfasilitasi
berpikir rasional dan problem solving
pada pengikut. Kepemimpinan
transformasional yang efektif termasuk
kemampuannya membuat semua
bawahannya merasa menjadi bagian dari
kelompoknya (in-group). Sebagian besar
penelitiantelahmembuktikanbahwahasil
kerja yang didapatkan dari kepemimpinan
5. Kepemimpinan Presiden Megawati ... | Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri | 53
transformasional adalah positif.
Seorang peneliti dari Harvard
Business School, Larry Greiner, pada
tahun 1972 menjelaskan bahwa organisasi
yang tumbuh selalu diwarnai dengan
masa tenang (evolusi) dan masa
bergolak (krisis atau revolusi). Organisasi
yang terus tumbuh selalu berhasil
melewati setiap masa krisis. Salah satu
kunci keberhasilan tersebut adalah
kepemimpinan transformasional yang
efektif di organisasi tersebut.
Kepemimpinan transformasional ini
menjadi fondasi utama untuk memahami
bagaimana Presiden Megawati
Soekarnoputri berhasil membawa
perubahan, melewati krisis multidmensi
(yang mengancam gagalnya Indonesia
sebagai sebuah bangsa), hingga mampu
menghantar Indonesia pada era yang
lebih stabil di masa selanjutnya.
Metode Penelitian
Penelitian ini memakai pendekatan
kualitatif dengan studi kasus tujuan
untuk memperoleh pemahaman secara
mendalam dan komprehensif tentang
sebuah fenomena yang dialami subyek
penelitian, misalnya: perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dan lain-lain secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu
konteks khusus yang alamiah (Moleong,
2008). Pendekataan yang dipakai adalah
studi kasus tacit knowledge dengan yang
bermaksud untuk mendeskripsikan hasil
penelitian dan menemukan gambaran
menyeluruh mengenai suatu keadaan.
Pengetahuan yang terdapat di dalam otak
atau pikiran seseorang sesuai dengan
pemahaman dan pengalaman orang itu
sendiri. Biasanya pengetahuan ini tidak
terstruktur, susah untuk didefinisikan
dan diberitahukan dengan bahasa formal
kepada orang lain dan isinya mencakup
pemahaman pribadi. Pengetahuan ini
umumnya belum terdokumentasi karena
pengetahuan ini masih terdapat di dalam
pikiran seseorang.
Pendekatan ini dipilih karena
fenomena yang diteliti merupakan sebuah
kasus yang memerlukan pengkajian
secara deskriptif kualitatif yang
mendalam (Moleong, 2008). Menurut
Yin (2013), pendekatan studi kasus dapat
didefenisikan sebagai kegiatan inkuiri
empiris yang menyelidiki fenomena di
dalam konteks kehidupan nyata, bilamana
batas-batas antara fenomena dan
konteks tidak tampak dengan tegas dan
dimana multisumber bukti dimanfaatkan.
Pendekatan studi kasus cocok dipakai
untuk mendalami pertanyaan mengapa
(why) atau bagaimana (how) atas sebuah
fenomena (Yin, 2013).
Pada penelitian ini, fenomena yang
ingin didalami adalah kepemimpinan
PresidenRIMegawatiSoekarnoputripada
tahun 2001-2004, dengan mengamati
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkannya.
6. 54 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2021, Volume 11 Nomor 1
Sedangkan konteks yang melingkupinya
adalah krisis multidimensi di awal era
reformasi.
Analisis dan Pembahasan
Permasalahan utama pada masa
pemerintahan Presiden Megawati
Soekarnoputri adalah kondisi Indonesia
yang sedang berada dalam krisis
multidimensional. Sebagian besar dari
krisis tersebut merupakan bagian dan
kelanjutandarikrisisekonomi,krisispolitik,
krisis kepercayaan dan krisis keamanan
nasional yang telah dilanda oleh Indonesia
sejak tahun 1997 (Lukman, 2004). Selain
itu, Indonesia juga mengalami beberapa
krisis yang merupakan imbas dari
perkembangan lingkungan internasional
yang menyebabkan terjadinya krisis
global.
Dalam menghadapi krisis
multidimensional tersebut, negara
sebagai institusi tunggal yang memiliki
kewenangan penuh dalam penyelesaian
krisismelaluipenerbitandanimplementasi
berbagai kebijakan sangat bergantung
terhadap faktor kepemimpinan.
Sebagaimana yang diutarakan oleh Daniel
L. Byman dan Kenneth M. Pollack dalam
jurnalnya yang berjudul “Let Us Now
Praise Great Men: Bringing the Statesman
Back In”, individu yang menempati posisi
pemimpin negara mempunyai peranan
penting dalam membentuk intensi,
pengaruh, kekuatan, strategi, hingga
perilaku negara secara keseluruhan
sebagai sebuah institusi.
Krisis keamanan multidimensional
yang dihadapi Indonesia selama
pemerintahan Presiden Megawati
Soekarnoputri merupakan ranah politik
domestik sekaligus politik internasional.
Sehingga kajian mengenai kepemimpinan
negara merupakan hal yang esensial
mengingat posisi pemimpin negara
sebagaiaktorutamayangterlibatdidalam
pengambilan keputusan di level domestik
sekaligus figur representasi utama sebuah
negara di level internasional. Pandangan
teoretis mengenai pentingnya faktor
kepemimpinan tersebut tertuang dalam
jurnal Robert D. Putnam yang berjudul
“Diplomacy and Domestic Politics: The
Logic of Two-Level Games”.
Barry Buzan (1991), pakar keamanan
dunia dalam bukunya yang berjudul
“People, States and Fears: An Agenda
for International Security Studies in Post
Cold War” membagi sektor keamanan
ke dalam lima bidang yaitu militer,
politik, lingkungan, ekonomi dan sosial.
Lima bidang di sektor keamanan inilah
yang menjadi tantangan dan prioritas
kebijakan pemerintah Presiden Megawati
Soekarnoputri (23 Juli 2001 –20 Oktober
2004). Sehingga dilaksanakan analisis
terkait kepemimpinan Presiden Megawati
Soekarnoputri sesuai dengan konsep
keamanan nasional sebagai berikut:
7. Kepemimpinan Presiden Megawati ... | Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri | 55
Kepemimpinan Presiden Megawati pada
Bidang Ekonomi
Sejak pertama kali dilantik, sistem
pemerintahan Presiden Megawati
berupaya memberikan kondisi yang
kondusif untuk membangun kembali
ekonomi yang porak poranda sejak
terjadinya krisis, pendarahan dan koma
ekonomi-politik sejak 1998 hingga 2001.
Empat masalah utama di bidang ekonomi
adalah utang jatuh tempo, kas negara
yang tidak memadai, masih lemahnya
dayabelimasyarakat,danmengembalikan
kepercayaan asing kepada Indonesia.
Keempat masalah ini membutuhkan
penyelesaian segera dan simultan jika
tidak ingin Indonesia jatuh ke dalam krisis
utang.
Pada awal masa pemerintahannya,
Indonesia memiliki utang sebesar USD
150,8 milyar sebagai warisan dari Orde
Baru (Robinson & Rosser, 1998). Nilai
utang tersebut lebih dari 90% PDB
Indonesia sehingga Indonesia tidak punya
akses ke pasar uang dan pasar modal
internasional.
Sebagai seorang pemimpin, Presiden
Megawati mengikuti perundingan Paris
Club dan London Club sebagai upaya
untuk menegosiasikan ulang utang-
utang Indonesia pada saat itu. Alhasil,
Megawati berhasil meminta penundaan
pembayaran utang sebesar USD 5,8
milyar pada pertemuan Paris Club 12 April
2002. Selanjutnya, pada tahun 2003,
Indonesia menganggarkan pembayaran
utang Negara sebesar 116,3 triliun rupiah.
Selain itu, sejak krisis ekonomi 1997,
pendapatan per kapita bangsa Indonesia
hanya sebesar USD 465. Namun berkat
kebijakan pemulihan situasi keamanan,
pendapatan per kapita naik menjadi USD
930 pada 2004. Namun tidak sampai satu
bulan setelah dilantik, pasar merespons
ketenangan Megawati.
Pada tahun 2002, nilai ekspor
Indonesia mencapai USD 57,158 Milyar
dan impor sebesar USD 1,229 Milyar.
Selanjutnya, nilai ekspor dan impor pada
tahun 2003 terus naik dan mencapai
nilai USD 61,02 Milyar untuk ekspor dan
USD 32,39 Milyar untuk impor. Selain itu,
kebijakan privatisasi BUMN tahun 2003
terbukti mampu menaikkan pertumbuhan
ekonomi nasional sebanyak 4,1% dan
menekan inflasi sebesar 5,06%. Kebijakan
privatisasiinidilakukandalamkondisikrisis
untuk melindungi perusahaan negara dari
intervensi publik dan pembayaran utang
negara.
Di sisi lain, Presiden Megawati juga
berhasil membangun kerja sama dengan
International Monetary Fund (IMF) dengan
menugaskan Dorodjatun Kuntjoro-Jakti,
Ph.D selaku Menko Perekonomian, Dr.
Boediono selaku Menteri Keuangan dan
Burhanuddin Abdullah selaku Gubernur
Bank Indonesia untuk menyelesaikan
sekitar 20 Letter of Intent (LOI) dengan
IMF dan World Bank. Kondisi tersebut
8. 56 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2021, Volume 11 Nomor 1
berdampak pada adanya kucuran
pinjaman IMF sebesar sekitar SDR 400
juta untuk memperkuat posisi cadangan
devisa setiap LOI yang diterima.
Presiden Megawati juga terus-
menerus meyakinkan bahwa Indonesia
tetap teguh kepada agenda Reformasi,
yang disertai demokratisasi dan
desentralisasikepadaDuniaUsahadariAS,
Jepang, dan negara-negara Eropa lainnya.
Akhirnya, CGI, IMF, dan World Bank, serta
pihak-pihak Penanaman Modal Asing
(PMA) bersedia melaksanakan program-
program yang diajukan oleh Kabinet
Gotong Royong.
Menurut Prof. Dorodjatun Kuntjoro-
Jakti, M.A., Ph.D selaku Menteri
Koordinator Perekonomian Kabinet
Gotong Royong menjelaskan bahwa
kondisi tersebut membuktikan bahwa
kesabaran dan kegigihan presiden
Megawati dalam mempertahankan
martabat Negara Indonesia di mata dunia
berhasil. Pendapat ini didukung oleh Prof.
Dr. H. Boediono, M.Ec selaku Menteri
Keuangan Kabinet Gotong Royong yang
mengungkapkan bahwa suasana politik
di dalam negeri mulai membaik dan
tidak lagi terdengar suara-suara yang
mempertanyakan kesinambungan fiskal
Indonesia diantara para pelaku pasar
dunia (Dahuri dan Samah, 2019).
Presiden Megawati juga berhasil
membawa Indonesia keluar dari krisis
energi setelah berhasil meyakinkan
banyak pimpinan perusahaan energi
duniauntukmelakukaninvestasilangsung
di bidang perminyakan yang berhasil
mencapai angka Rp. 200 triliun per tahun.
Beberapa proyek raksasa migas juga
terus berlangsung hingga tahun 2008
sebagaimana penjelasan Prof. Purnomo
Yusgiantoro, M.Sc., M.A., Ph.D yang saat
itu menjabat sebagai Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) di Kabinet
Gotong Royong (Dahuri & Samah, 2019).
Disisi lain, menurut Prof. Dr. Ir.
Bungaran Saragih, M.Ec. selaku Menteri
Pertanian di Kabinet Gotong Royong
mengungkapkan bahwa pada masa
akhir Kabinet Gotong Royong, Indonesia
berhasil keluar dari krisis pangan yang
ditandai dengan produksi komoditas
pangan yang relatif tinggi dan harga-
harga pangan sudah terkendali, serta
tidak dirasakan lagi unjuk rasa para petani,
pekebun, peternak dan konsumen. Selain
itu, impor pangan juga dapat ditekan,
bahkan pada tahun 2004 pemerintah
melarang impor beras sebagai bentuk
usaha pemanfaatan swadaya pangan
nacional (Dahuri & Samah, 2019).
Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS
sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan,
Kabinet Gotong Royong mengungkapkan
bahwa Presiden Megawati Soekarnoputri
sejak awal pemerintahannya pada Juli
2001 telah menetapkan Kelautan dan
Perikanan sebagai salah satu prioritas
pembangunan nasional dan sektor
9. Kepemimpinan Presiden Megawati ... | Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri | 57
unggulan (leading sector). Kemudian,
pada 7 Juli 2003 Presiden Megawati
Soekarnoputri mencanangkan GERBANG
MINA BAHARI (Gerakan Nasional
Pembangunan Kelautan dan Perikanan)
diatas Kapal Dalpele, TNI-AL di Teluk
Tomini. Pada intinya GERBANG MINA
BAHARI menetapkan sektor Kelautan
dan Perikanan, Pariwisata Bahari, Industri
dan Jasa Maritim, dan Perhubungan
Laut sebagai prime mover (penghela)
pembangunan ekonomi nasional. Secara
simultan, sektor-sektor pembangunan
lainnya dan kebijakan politik-ekonomi
mendukung sektor-sektor prime
mover tersebut. Sedangkan, dasar dari
pembangunan Kelautan dan Perikanan
adalah Sustainable Development
(Pembangunan Berkelanjutan), yakni
mengharmoniskan antara upaya
peningkatan pertumbuhan ekonomi,
pemerataan kesejahteraan, dan
perlestarian lingkungan.
Hasilnya sangat menggembirakan,
yang tercermin pada peningkatan
volume produksi perikanan, nilai ekspor,
kontirbusi sektoir kelautan dan perikanan
terhadap Penerimaan Domestik
Bruto (PDB), kesejahteraan nelayan,
pembudidayaan ikan, dan masyarakat
pesisir, dan indeks kualitas lingkungan
pesisir dan laut (Dahuri & Samah, 2019).
Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra,
S.H., M.Sc. selaku Menteri Kehakiman
dan HAM Kabinet Gotong Royong juga
mengungkapkan bahwa kerja sama yang
baik antara Kabinet Gotong Royong
berhasil membawa Indonesia keluar dari
krisis multidimensi yang dihadapi kala
itu. Sehingga kepercayaan masyarakat
terhadap kemampuan Negara mengelola
krisis terus meningkat (Dahuri & Samah,
2019).
Kepemimpinan Presiden Megawati pada
Bidang Politik
Kestabilan pemerintahan Indonesia
merupakan hal yang penting saat awal
pemerintahan Presiden Megawati. Hal
ini diperlukan untuk memantapkan
kondisi nasional dalam menghadapi
masalah-masalah yang ada. Oleh karena
itu, salah satu langkah awal yang diambil
oleh Presiden Megawati saat menjabat
adalah membangun tatanan politik yang
baru melalui amandemen UUD 1945.
Selanjutnya, pemerintah melakukan
penyesuaian seluruh ketentuan
perundang-undangan sesuai dengan
amandemen yang telah ditetapkan. Di
sisi lain, pemerintah juga menyusun
berbagai peraturan perundang-undangan
yang belum dimiliki dalam rangka untuk
melengkapi amanat UUD 1945 setelah
amandemen. Beberapa peraturan
perundang-undangan yang dimaksud
adalah:
1. Revisi Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah;
10. 58 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2021, Volume 11 Nomor 1
2. Rancangan Undang-Undang
tentang Mahkamah Konstitusi;
3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2002 Tentang Partai Politik;
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2003 Tentang Pemilihan Umum;
5.
Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2003 tentang Susunan
Dan Kedudukan Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, Dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah; dan
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2003 tentang pemilihan Presiden
dan Wakil Presiden.
Belajar dari pemerintahan presiden
sebelumnya, Presiden Megawati
Soekarnoputri lebih memperhatikan dan
mempertimbangkan peran DPR dalam
penentuan kebijakan luar negeri dan
diplomasi seperti diamanatkan dalam
UUD 1945 (Wuryandari, 2008).
Presiden Megawati Soekarnoputri
juga lebih memprioritaskan diri untuk
mengunjungi berbagai wilayah konflik
di Tanah Air seperti: Aceh, Maluku, Irian
Jaya, Kalimantan Selatan atau Timor
Barat. Dengan kata lain, anggaran
presiden ke luar negeri dapat dihemat
dan dialokasikan untuk membantu
mengurangi penderitaan rakyat di
daerah-daerah tersebut, tanpa harus
mengabaikan pelaksanaan politik luar
negeri dan diplomasi sebagai salah
satu aspek penting penyelenggaraan
pemerintah yang pelaksanaannya di
bawah koordinasi Menteri Luar Negeri.
Yang lebih penting, untuk membuktikan
kepada rakyat bahwa pemerintahan
Megawati Soekarnoputri memiliki
sense of urgency dan sense of crisis yang
belum berhasil dibangun pemerintahan
sebelumnya (Wuryandari, 2008).
Menurut Jenderal TNI Hari Sabarno,
S.I.P., M.M. selaku Menteri Dalam Negeri
Kabinet Gotong Royong mengungkapkan
bahwa konsep pemerintahan saat itu
berfokus pada kebijakan desentralisasi,
dimana penyelenggaraan otonomi
daerah dilaksanakan secara adil untuk
memberikan kewenangan kepada
daerah untuk mengelola daerahnya
sendiri dengan tetap berwawasan pada
persatuan dan kesatuan nasional. Dalam
konsep memandu otonomi daerah dan
menjaga kesatuan bangsa, arah kebijakan
desentralisasi yang diambil adalah:
1. memberlakukan kebijakan otonomi
daerah yang proporsional dan
konsisten,
2. menyelenggarakan perimbangan
keuangan yang adil,
3. meningkatkan pemerataan
pelayanan publik yang mudah
terakses,
4. memperbaiki kesenjangan dalam
pembangunan ekonomi dan
pendapatan daerah, serta
11. Kepemimpinan Presiden Megawati ... | Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri | 59
5.
menghormati nilai-nilai budaya
daerah berdasarkan amanat
konstitusi (Dahuri dan Samah, 2019).
Kebijakan pemerintah terkait
otonomi daerah ini diatur dalam Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Otonomi Daerah dan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Pembagian
Keuangan antara Pusat dan Daerah.
Pembangunan otonomi daerah ini
bertujuan untuk mendorong kemampuan
daerah dalam mengelola dan mengatur
masyarakat dan wilayahnya secara
mandiri. Kemandirian yang tercipta
diharapkan akan mampu mendorong
terjadinya percepatan pembangunan,
pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan rakyat di daerah
(Komunitas Peduli Komunikasi Indonesia,
2004).
Di sisi lain, Presiden Megawati
mengembalikan hak pilih kepada rakyat
melalui Pemilihan Umum (Pemilu) pada
tahun 2004. Hal ini tercatat dalam sejarah
demokrasi yang dilaksanakan secara
rapi, bersemangat dan terpuji. Sehingga
suara rakyat kembali diperhitungkan dan
menjadi penentu terpilihnya anggota
pemerintahan. Pada tahun yang sama,
Presiden Megawati menyelenggarakan
Pemilihan Umum Legislatif dan Presiden
secara langsung secara serentak pada
tanggal 5 April 2004. Kegiatan pemilu ini
diikuti oleh 48 Partai politik. Dimana pada
proses pemilu Presiden dilaksanakan
dalam 2 (dua) putaran. Putaran pertama
tanggal 5 Juli 2004 dan putaran kedua
pada tanggal 20 September 2004 (Dahuri
dan Samah, 2019).
Kepemimpinan Presiden Megawati pada
Bidang Sosial
Di bawah kepemimpinan Presiden
Megawati Soekarnoputri, Kabinet
Gotong Royong berhasil menuntaskan
konflik sosial hingga peningkatan
kesejahteraan sosial. Dalam rangka
menyelesaikan konflik yang ada di tengah
masyarakat, pemerintah melakukan
berbagai pendekatan, baik yang bersifat
politik, sosial maupun kultural. Berikut
adalah beberapa konflik yang berhasil
diselesaikan pada masa pemerintahan
Presiden Megawati:
a. Penyelesaian Konflik Poso yang
telah berlangsung sejak tahun
1998 melalui perjanjian Malino
I yang dilaksanakan di Malino
selama 15 hari. Perjanjian tersebut
dilaksanakan oleh Jusuf Kalla selaku
MenkoKesraeraPresidenMegawati
pada tanggal 20 Desember 2001.
b. Penyelesaian konflik berkepan-
jangan di Aceh melalui upaya
dialog dan perundingan, hingga
akhirnya diterapkan darurat
militer dan melaksanakan operasi
terpadu untuk mengatasi kelompok
separatis di Aceh, yaitu Gerakan
Aceh Merdeka (GAM).
12. 60 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2021, Volume 11 Nomor 1
c. Penyelesaian Konflik Ambon,
Maluku, melalui perundingan damai.
Dimana pemerintah memfasilitasi
5 (lima) kali kegiatan perundingan
dengan 2 (dua) kelompok yang
berkonflik. Perundingan tersebut
dilaksanakan di Malino selama
17 hari. Perundingan tersebut
menghasilkan Deklarasi Malino II
pada tanggal 12 Februari 2002.
d.
Pemulihan Pariwisata Pasca
Bom Bali melalui 4 (empat)
program pemulihan, yaitu: Rescue,
Rehabilitasi, Normalisasi dan
Ekspansi. Kegiatan pemulihan
tersebut berhasil meningkatkan
jumlah kunjungan wisatawan manca
negara yang sempat merosot pasca
tragedi bom Bali. Keberhasilan ini
juga mengembalikan kepercayaan
dunia kepada pariwisata Indonesia.
e.
Penanganan Masalah Tenaga
Kerja Indonesia di Malaysia melalui
penyusunan kesepakatan bersama
antara pemerintah Indonesia dan
Malaysia. Hal ini menjadi langkah
awal penanganan menyeluruh
pemerintah Indonesia terhadap
para pahlawan devisa Negara.
Penyelesaian konflik-konflik
tersebut dijelaskan oleh Muhammad
Jusuf Kalla dalam buku “The Brave Lady:
Megawati dalam Catatan Kabinet Gotong
Royong” karya Dahuri dan Samah (2019).
Munculnya gerakan separatis di
Aceh dan Papua, serta konflik sosial yang
terjadi di Poso dan Maluku tentunya
sangat mengancam keamanan nasional
Indonesia. Dalam menghadapi konflik
tersebut, Presiden Megawati mencoba
menyelesaikan konflik melalui upaya
perdamaian. Selain itu, maraknya aksi
separatisme dan terorisme di Indonesia
membuat Presiden Megawati dan
kabinetnya bersikap tegas dengan cara
menerbitkan dua Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang (Perppu),
yaitu: Perppu Nomor 1 Tahun 2002
tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Terorisme dan Perppu Nomor 2 Tahun
2002 tentang Pemberlakuan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2002 tersebut pada
peristiwa peledakan bom di Bali pada
tanggal 12 Oktober 2002 (Komunitas
Peduli Komunikasi Indonesia, 2004).
Melalui penerbitan kedua Perppu ini,
presiden berharap proses pengungkapan
kasus terorisme di Indonesia menjadi
lebih mudah dan dilaksanakan sesuai
peraturan yang berlaku. Perppu tersebut
juga menjadi landasan hukum yang kuat
bagipihakkepolisiandalammelaksanakan
operasi pemberantasan kelompok
terorisme di Indonesia (Adian, 2003).
Selain itu, masalah sosial lain
yang dialami oleh Indonesia pada masa
pemerintahan presiden Megawati
adalah masalah kemiskinan. Hal ini
13. Kepemimpinan Presiden Megawati ... | Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri | 61
timbul sebgai akibat dari krisis moneter
yang menyebabkan banyak pabrik yang
ditutup dan terpaksa memutus hubungan
kerja (PHK) para karyawannya. Kondisi ini
menyebabkanpeningkatanpengangguran
dan kriminalitas yang semakin tinggi.
Kondisi ini menyebabkan Indonesia
masuk ke dalam daftar negara miskin
di dunia bersama Kamboja, Ghana dan
lain-lain. Untuk mengatasi masalah sosial
ini, Predisen Megawati mengeluarkan
beberapa kebijakan pengentasan
kemiskinan, salah satunya melalui
pembentukan Komite Penanggulangan
Kemiskinan, program Jaring Pengaman
Sosial, program Pemberdayaan Dalam
Mengatasi Dampak Krisis Ekonomi, dan
lain sebagainya (Sumantyo, 2008).
Kepemimpinan Presiden Megawati pada
Bidang Lingkungan
Pada bidang lingkungan, pemerintahan
Presiden Megawati belajar dari masa lalu
terkait kasus lepasnya Pulau Sipadan dan
Ligitan pada tahun 2002. Pemerintahan
Presiden Megawati Soekarnoputri
kemudian memulai beberapa langkah
progresif, diantaranya melalui penamaan
pulau-pulau di Indonesia yang tak
berpenghuni. Pengarsipan nama-nama
pulau kini semakin digiatkan, dan ide
tersebut tentu saja datang dari Presiden
Megawati (Dahuri dan Samah, 2019).
Selain itu, Presiden Megawati juga
sempat menghentikan beberapa aktivitas
pertambangan yang dinilai merusak
lingkungan, seperti:
a. Aktivitas pertambangan Freeport
di Papua yang dianggap melanggar
aturan internasional tentang
AMDAL (dampak lingkungan);
b.
Kontrak pertambangan minyak
Caltex di Blok Natuna Kepulauan
Riau; dan
c. KontrakpertambanganMigasCaltex
di Riau Daratan (Dahuri dan Samah,
2019).
Selanjutnya,berdasarkanpenjelasan
Dr. Ir. Mohamad Prakosa, Ph.D selaku
Menteri Kehutanan Kabinet Gotong
Royong, pada tahun 2003 pemerintahan
Presiden Megawati meluncurkan
program penanaman pohon skala
besar dalam bentuk Gerakan Nasional
Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN)
untuk pertama kalinya. Program GERHAN
ini untuk menyikapi perlunya rehabilitasi
wilayah terdegradasi yang luasnya
semakin meningkat dan kerusakan hutan
dan lahan yang terjadi dalam beberapa
tahun terakhir ini (Dahuri dan Samah,
2019).
Kepemimpinan Presiden Megawati pada
Bidang Militer
Reformasi nasional dan penciptaan
situasi masyarakat yang lebih demokratis
memerlukan peran TNI yang dinamis,
siap, dan mampu melakukan penyesuaian
dengan berbagai perubahan yang ada. Hal
14. 62 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2021, Volume 11 Nomor 1
ini dinyatakan oleh Presiden Megawati
sebagai berikut: “The TNI has pledged its
commitment to continue carrying out its
internal reforms by way of taking concrete
measures to position itself professionally
and functionally as the instrument of state
defense and to uphold the enforcement of
democracy as well as to abide by the law
and to respect human rights”.
Salah satu peran TNI di dalam
sistem politik demokratis yang dilakukan
Presiden Megawati juga secara khusus
memutuskan transfer wewenang
pelaksanaan operasi keamanan di
Maluku dari tangan Polisi ke tangan TNI
yang terbukti efektif untuk memulihkan
stabilitas keamanan pada tahun 2002.
Presiden Megawati juga menghidupkan
kembaliKodamIskandarMudapadabulan
Februari 2002. Selanjutnya, pada tahun
2003, Megawati menetapkan status Aceh
sebagai Daerah Operasi Militer dengan
dukungan penuh dari parlemen. Sekitar
30.000 personel TNI dan 12.000 personel
Polri dikirim ke Aceh untuk melakukan
operasi kontra-pemberontakan dan
supervisi urusan sipil.
Menurut Prof. Dr. Yusril Ihza
Mahendra, S.H., M.Sc. selaku Menteri
Kehakiman dan HAM Kabinet Gotong
Royong, perubahan yang cukup besar
pada bidang militer didasarkan pada
pengesahan Undang-Undang No. 3
Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
Disahkannya undang-undang tersebut
membuat perubahan yang cukup besar
dan mendasar pada organisasi TNI/Polri.
Dimana kebijakan yang tertuang dalam
UU No. 3 tahun 2002 kemudian menjadi
cikal bakal baik definisi, tujuan, peran,
fungsi, sasaran dan pelaksana pertahanan
negara. Selain menjadikan Indonesia
sebagai negara yang aman bagi rakyatnya
dan membangun perdamaian dengan
negara lain, kebijakan pertahanan ini juga
memasukkan aspek geografis Indonesia
yang merupakan negara kepulauan
sebagai salah satu pertimbangan
penyusunan pertahanan negara.
Dalam kebijakan pertahanan tersebut,
TNI ditempatkan sebagai komponen
utama pertahanan yang didukung oleh
komponen cadangan dan komponen
pendukung.
Pada masa pemerintahannya,
Presiden Megawati berusaha menarik
lembaga pemerintah di luar bidang
pertahanan untuk membantu TNI dalam
menghadapi ancaman non-militer. TNI
juga diberikan empat tugas pokok yakni
mempertahanankan kedaulatan negara
dan keutuhan wilayah, melindungi
kehormatan dan keselamatan bangsa,
menjalankan operasi militer selain perang,
dan ikut melaksanakan perdamaian dunia
secara regional maupun internasional
(Dahuri dan Samah, 2019).
Di masa kepemimpinan Presiden
Megawati Soekarnoputri, peningkatan
kesejahteraan personel TNI dan Polri
15. Kepemimpinan Presiden Megawati ... | Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri | 63
terus digalakkan. Bantuan presiden
itu sekiranya akan meningkatkan
kesejahteraan anggota TNI/Polri dan
keluarganya. Selain itu, bantuan tersebut
juga akan dipakai sebagai peningkatan
disiplin dan moral para prajurit TNI dan
Polri.
Rumah-rumah dinas TNI dan
Polri tersebut adalah bantuan Presiden
pada 2002 senilai Rp 7,5 miliar untuk
masing-masing angkatan di lingkungan
TNI/Polri. Sejatinya, bantuan tersebut
berwujud ratusan unit rumah, perbaikan
mess serta berbagai sarana fisik milik
TNI/Polri lainnya. Selain itu, Presiden
Megawati juga menempatkan beberapa
purnawirawan TNI/Polri untuk masuk
ke dunia politik menjadi Gubernur di
dalam proses politik melalui pemilihan
baik DPRD Provinsi maupun Pemilukada
secara langsung. Berikut adalah beberapa
daftar purnawirawan tersebut:
Tabel 1. Daftar Purnawirawan TNI/Polri yang didukung Presiden Megawati menjadi Gubernur
No Nama Jabatan Masa Bakti
1
Letnan Jenderal TNI
(Purn.) Dr. (H.C.) H.
Sutiyoso
Gubernur DKI Jakarta
ke-14
6 Oktober 1997 –7 Oktober
2007
2
Mayjen TNI (Purn.)
Raden Nana Nuriana
Gubernur Jawa Barat
ke-13
13 Juni 1993 –13 Juni 2003
3
Mayjen TNI (Purn.) H.
Imam UtomoSoeparno
Gubernur JawaTimur
ke-12
23 Agustus 1998 –26 Agustus
2008
4
Mayor Jenderal TNI
(Purn.) Mardiyanto
Gubernur Jawa Tengah
ke-11
1998–2008
5
Mayor Jenderal TNI
(AD) H. Suwarna Abdul
Fatah
Gubernur Kalimantan
Timur ke-10 dan 11
2003-2006
6
Mayjen TNI (Purn.) H.
Amin Syam
Gubernur Sulawesi
Selatan ke-6
19 Januari 2003 –19 Januari
2008
7
Mayor Jenderal TNI
(Purn) Haji Tengku Rizal
Nurdin
Gubernur Sumatera
Utara ke-1
15 Juni 1998 –5 September 2005
8
Letnan Jenderal TNI
(Purn.) H. Bibit Waluyo
Gubernur Jawa Tengah
ke-13
23 Agustus 2008 –23 Agustus
2013
9
Mayor Jenderal TNI
(Purn.) Tri Tamtomo
Calon Gubernur
Sumatera Utara
Pemilukada langsung, tidak
terpilih
10
Jenderal TNI (Purn)
Agum Gumelar
Calon Gubernur Jawa
Barat
Pemilukada langsung, tidak
terpilih
11
Brigjen TNI (Purn) Karel
A. Ralahalu
Gubernur Maluku ke-13 2003 –2013
12
Mayjen TNI (Purn)
Zainal Basri Palaguna
Gubernur Sulawesi
Selatan ke-5
1993 –2003
13
Komjen Pol (Purn) I
Made Mangku Pastika
Gubernur Bali 2008 –2013
Sumber: Dahuri dan Samah, 2019.
16. 64 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2021, Volume 11 Nomor 1
Masa kepemimpinan Megawati
menorehkan tinta emas dalam penataan
hubungan sipil-militer di Indonesia.
Keputusan Panglima TNI Endriartono
Sutartodi tahun 2002 bahwa TNI tidak
akan duduk di MPR mulai tahun 2004, lima
tahun lebih cepat dari rencana semula,
yaitu: tahun 2009 menjadi catatan yang
sangat positif. Tahun 2004 DPR-RI berhasil
menuntaskan dan mengesahkan Undang-
undang No. 34 tahun 2004 mengenai
Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Undang-undang TNI ini menjadi landasan
hukum yang kuat bagi pemisahan TNI dari
panggung politik nasional.
Di kancah internasional, Amerika
Serikat pernah menetapkan embargo
milter terhadap Indonesia dengan
cara menghentikan penjualan seluruh
peralatan maupun suku cadang Alutsista
ke Indonesia. Saat itu, Presiden AS,
Bill Clinton menuding Indonesia telah
melakukan pelanggaran Hak Asasi
Manusia (HAM) di Timor Timur.
Embargo tersebut mengakibatkan
Indonesia tidak bisa membeli peralatan
militer termasuk suku cadang alutsista
strategis berupa pesawat tempur F-16 dan
F-5. Kondisi ini menyebabkan penurunan
tingkat kesiapan alutsista TNI sampai 50
persen. Nasib serupa juga dialami alutsista
TNI yang dibeli dari sekutu AS seperti: tank
Scorpion. Ketika embargo masih berlaku,
Inggris secara terang-terangan melarang
penggunaan tank Scorpion saat konflik
di Aceh.
Pada saat itu, TNI memanfaatkan
pesawat tempur Sukhoi jenis SU-27 dan
SU-30 serta dua buah helikopter jenis MI-
35 yang dibeli dari Rusia sebagai alutsista
utamanya. Kebijakan ini bertujuan agar
TNI –AU dapat mempertahankan wilayah
udaraRIsecaralebihefektiflagimengingat
sudah banyak pesawat-pesawat tempur
Indonesia yang sudah tidak layak terbang
dan banyak yang termakan usia.
Kepemimpinan strategis juga
ditunjukkan Presiden Megawati dalam
kepemimpinannya dengan membentuk
badan-badan yang di kemudian hari men-
jadi sangat penting dalam menjalankan
tugasnegaraantaralain:BadanKoordinasi
Nasional Penanggulangan Bencana dan
Penangangan Pengungsi (sekarang
BNPB), Badan Narkotika Nasional (BNN),
Komisi Nasional Lanjut Usia, Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(BMKG), Komisi Nasional Perlindungan
Anak Indonesia (sekarang KPAI), Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Komisi
Penyiaran Indonesia (KPI), Mahkamah
Konstitusi (MK), Komisi Yudisial (KY),
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan
Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi.
Kesimpulan
Kepemimpinan Presiden Megawati
berhasil mengatasi sebagian besar
krisis multidimensi yang dihadapi oleh
Indonesia pada tahun 2001-2004. Krisis
17. Kepemimpinan Presiden Megawati ... | Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri | 65
tersebut terdiri atas: 1) krisis ekonomi
yang diselesaikan melalui berbagai upaya
perundingan, diplomasi, dan kebijakan
pembangunan ekonomi berkualitas dan
berkelanjutan,2)krisispolitikdalamnegeri
dan luar negeri yang diselesaikan melalui
kebijakan-kebijakan politik dan diplomasi
sesuai amanat UUD 1945, 3) krisis sosial
yang berupa konflik masyarakat etnik dan
agama yang diselesaikan melalui berbagai
perundingan damai dan kesepakatan
bersama, 4) konflik lingkungan yang
diselesaikan melalui pengesahan
kebijakan pemerintah dan pembentukan
Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan
dan Lahan (GERHAN), dan, 5) krisis
bidang pertahanan dan keamanan yang
diselesaikan melalui pengesahan Undang-
Undang No. 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara dan kebijakan
penyejahteraan prajurit TNI/Polri.
Keberhasilan-keberhasilan tersebut
menjadi pencapaian terbesar Presiden
Republik Indonesia pada tahun 2001-2004
(Era Presiden Megawati Soekarnoputri).
Dengan menggunakan kerangka analisa
Byman, D., & Pollack, K. (2001) mengenai
kepemimpinan individu, Presiden
Megawati Soekarnoputri sebagai aktor
sentral dalam kepemimpinan nasional
berperan besar dalam menentukan
arah kebijakan negara. Kepemimpinan
Presiden Megawati kemudian
membentuk perilaku Indonesia menjadi
negara dengan ekonomi yang lebih
terdesentralisasi, sistem politik yang lebih
demoktratis, situasi sosial antar etnis yang
lebih kondusif, tata kelola lingkungan
yang lebih baik, serta memiliki kapabilitas
pertahanan yang kompeten. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
Presiden Megawati Soekarnoputri adalah
faktor yang menentukan keberhasilan
Indonesia untuk keluar dari krisis
multidimensional melalui kapasitasnya
sebagai pemimpin negara yang mampu
berperan dalam pengambilan kebijakan
di level domestik sekaligus menjadi
representasi negara di lingkungan
internasional.
Keberhasilan tersebut juga menjadi
landasan yang kokoh bagi presiden
selanjutnya untuk melanjutkan program
pembangunan dan peningkatan
kesejahteraan nasional di Indonesia.
Daftar Pustaka
Adian, Donny Gahral. (2003). Mencegah
Lahirnya Terorisme Negara:
Indonesia Pasca Bom Bali. XXXII, No.
1. Jakarta: CSIS.
Avolio, B. J. (2007). Promoting more
integrative strategies for leadership
theory-building. American
Psychologist, 62(1), 25–33. DOI:
10.1037/0003-066X.62.1.25
Basri, M.C. (2013). A Tale of Two Crises:
Indonesia’s Political Economy.
Working Papers 57, JICA Research
Institute. DOI: 10.18884/00000660.
Byman, D., & Pollack, K. (2001). Let Us
Now Praise Great Men: Bringing the
Statesman Back In. International
Security, 25(4), 107-146.
18. 66 | Jurnal Pertahanan & Bela Negara | April 2021, Volume 11 Nomor 1
Buzan, Barry. (1991). People, States and
Fear: An Agenda for International
Security Studies in Post Cold War.
United Kingdom: Lynne Rienner
Publisher.
Bryman, A. (1986). Leadership in
Organizations. London: Routledge
and Kegan Paul.
Badan Kebijakan Fiskal. (2012). Laporan
Tim Kajian Pola Krisis Ekonomi.
Jakarta: Kementerian Keuangan
Republik Indonesia.
Dahuri, R. dan K. Samah. (2019). The
Brave Lady: Megawati dalam Catatan
Kabinet Gotong Royong. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Fiedler, F.E. (1967). A Theory of Leadership
Effectiveness. New York: McGraw-
Hill Fleishman, E.A.
Harahap, Suheri. (2019). Konflik Etnis dan
Agama di Indonesia. Jurnal Ilmiah
Sosiologi Agama (JISA). 1(2),1-19.
DOI: 10.30829/jisa. v1i2.5096.
Kuncoro, M. (2011). The Global Economic
Crisis and Its Impact on Indonesia’s
Education. Journal of Indonesiaa
Economy and Business, 26(1), 47-63.
Komunitas Peduli Komunikasi Indonesia.
(2004). Megawati Membangun
Negeri. Jakarta: Komunitas Peduli
Komunikasi Indonesia Press.
Lukman, A. (2004). Krisis Multidimensi
dan Sengketa Tanah di Indonesia.
Hukum dan Perdagangan, Oktober-
Desember, 292-316.
Moleong, J Lexy. (2008). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset.
Putnam, R. (1988). Diplomacy and
Domestic Politics: The Logic of
Two-Level Games. International
Organization, 42(3), 427-460.
Robinson, R. & Rosser, A. (1998).
Contesting Reform: Indonesia’s
New Order and the IMF. World
Development, 26(8), 1593-1609.
Sumantyo, Riwi. (2008). Masalah
Kemiskinan dan Ketenagakerjaan
Kita. Jakarta: Harian Merdeka.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 30 Tahun 2002 tentang
Partai Politik.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2003 tentang
Pemilihan Umum.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 22 Tahun 2003 tentang
Susunan Dan Kedudukan Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2003 tentang
pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2004 tentang
Tentara Nasional Indonesia.
Wirutomo, Paulus. (2012). “Menggagas
Indonesia Masa Depan?”. Makalah
yang dipresentasikan dalam Dies
Natalis Universitas Indonesia. Lihat
Konflik Etnik di Indonesia: Satu
Kajian Kes di Bandararaya Medan.
Wuryandari (Ed). (2008). Politik Luar
Negeri Indonesia di Tengah Pusaran
Politik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Windiani, Reni. (2017). Peran Indonesia
dalam Memerangi Terorisme. Jurnal
Ilmu Sosial, 16, (2), 135-152.
Yin, Robert K. (2013). Studi Kasus: Desain
dan Metode. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.