Media Sosial, Manfaat dan Risiko (Presentasi di SMP Sekolah Alam Bogormataharitimoer MT
Â
Disampaikan pada sesi Internet Sehat Festival SALAM
6 Desember 2014.
Presentasi ini diunggah dalam format PDF, jika memiliki bandwidth yang memungkinkan, akan diunggah format PPT-nya agar mudah dimodifikasi oleh siapa saja yang memerlukan.
Media Sosial, Manfaat dan Risiko (Presentasi di SMP Sekolah Alam Bogormataharitimoer MT
Â
Disampaikan pada sesi Internet Sehat Festival SALAM
6 Desember 2014.
Presentasi ini diunggah dalam format PDF, jika memiliki bandwidth yang memungkinkan, akan diunggah format PPT-nya agar mudah dimodifikasi oleh siapa saja yang memerlukan.
Kekerasan seksual yang dilakukan oleh anak terhadap anak merupakan sebuah bentuk perilaku tidak hanya dimaknai sebagai hubungan seksual biasa tetapi juga merupakan serangan seksual yang dilakukan oleh anak terhadap anak yang menimbulkan perlukaan pada organ seksual, menimbulkan dampak psikologis pada korban dan bahkan menimbulkan luka atau lecet pada organ tubuh lainnya hingga menimbulkan kematian. Agresiftas seksual anak memiliki pola tidak sama dengan orang dewasa, sebagian besar kekerasan seksual yang dilakukan anak, dilakukan secara berkelompok. Eskalasi seksual tidak hanya terjadi di perkotaan tetapi juga di perdesaan bahkan di pedalaman sekalipun. Faktor yang paling dominan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap terjadinya kekerasan seksual adalah paparan pornografi yang dialami oleh anak. Faktor-faktor lain tidak bisa diangap remeh yaitu pengaruh teman sebaya, minimnya pendidikan dalam memanfaatkan bahaya internet pada anak, terbatasnya pengetahuan orang tua dan guru dalam melindungi anakanak dari bahaya internet.
Presentasi Internet Sehat untuk Anak SDUnggul Sagena
Â
Contoh presentasi tentang Internet Sehat dan Aman untuk Anak Sekolah Dasar. Beberapa tentang keamanan di Sosial Media sengaja tidak ditampilkan karena sejatinya anak-anak belum boleh menggunakan sosial media yang ada saat ini seperti Facebook, Path, Line dan sejenisnya.
Kekerasan seksual yang dilakukan oleh anak terhadap anak merupakan sebuah bentuk perilaku tidak hanya dimaknai sebagai hubungan seksual biasa tetapi juga merupakan serangan seksual yang dilakukan oleh anak terhadap anak yang menimbulkan perlukaan pada organ seksual, menimbulkan dampak psikologis pada korban dan bahkan menimbulkan luka atau lecet pada organ tubuh lainnya hingga menimbulkan kematian. Agresiftas seksual anak memiliki pola tidak sama dengan orang dewasa, sebagian besar kekerasan seksual yang dilakukan anak, dilakukan secara berkelompok. Eskalasi seksual tidak hanya terjadi di perkotaan tetapi juga di perdesaan bahkan di pedalaman sekalipun. Faktor yang paling dominan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap terjadinya kekerasan seksual adalah paparan pornografi yang dialami oleh anak. Faktor-faktor lain tidak bisa diangap remeh yaitu pengaruh teman sebaya, minimnya pendidikan dalam memanfaatkan bahaya internet pada anak, terbatasnya pengetahuan orang tua dan guru dalam melindungi anakanak dari bahaya internet.
Presentasi Internet Sehat untuk Anak SDUnggul Sagena
Â
Contoh presentasi tentang Internet Sehat dan Aman untuk Anak Sekolah Dasar. Beberapa tentang keamanan di Sosial Media sengaja tidak ditampilkan karena sejatinya anak-anak belum boleh menggunakan sosial media yang ada saat ini seperti Facebook, Path, Line dan sejenisnya.
NUR HANIS IBTISAM BINTI JAMALUDDIN
A163363
FAKULTI PENDIDIKAN [IJAZAH SARJANA MUDA PENDIDIKAN DENGAN KEPUJIAN (PENDIDIKAN KHAS)]
Mooc 3 : Bahagian 3 : Amalan terbaik dalam pembangunan sosial.
Transformasi peran guru di era pendidikan digitalBukik Setiawan
Â
Presentasi Transformasi peran guru di era pendidikan digital di presentasikan di Kopdar @GuraruID dan penyerahan Guraru Award 2013 di The Plaza, 23 Nopember 2013.
Seiring perkembangan di era digital, teknologi semakin canggih, dengan mudahnya informasi diakses. Jika dulu informasi didapatkan dari media konvensional seperti koran dan televisi, kini masyarakat bisa mengaksesnya hanya dari genggaman tangan dengan menggunakan perangkat smartphone. Informasi tersebut tentunya tak hanya hiburan, tapi juga ilmu yang berguna untuk pendidikan. Peserta didik bisa belajar IPTEKS dengan cara yang lebih menyenangkan dan interaktif lewat teknologi. Tak lagi hanya duduk menyimak dosen yang mengajar di depan kelas.
Inilah menjadi tantangan pendidikan kita kekinian, bagaimana proses pembelajaran yang seharusnya di dalam dunia pendidikan di era digital saat ini berbenah. Proses pembelajaran yang konvensional atau tradisional di diubah. Pendidikan konvensional yang lebih menekankan kepada mengingat, menghapalkan, memperoleh informasi hanya dari satu arah atau mengaplikasikan prosedur sederhana yang membuat peserta didik tidak mahir dalam berpikir kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.
Seminar Nasional
Literasi Digital dalam Agama dan Sains untuk Mewujudkan Kecakapan Hidup Abad 21 Auditorium Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9 Mei 2018
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
Tanamkan Akhlak Sebelum Literasi DigitalMurad Maulana
Â
Di era internet kemampuan literasi digital memang penting, tapi lebih penting lagi upaya menanamkan akhlak terlebih dahulu pada anak-anak kita. Mulai dari akhlak yang baik, kemampuan teknis literasi digital mumpuni, maka hasil perilaku pencarian informasi akan berdampak positif.
02-Materi Peran Komunitas Pendidikan di Era Digital (Webinar LiDig 31-07-21) OK.pdf
1. PERAN KOMUNITAS AKADEMIK
DALAM PENDIDIKAN
DI ERA DIGITAL
G e r a k a n N a s i o n a l L i t e r a s i D i g i t a l 2 0 2 1
2. DR.ARIS SETIAWAN
• Pegiat L iterasi
• Pendidik
• Penulis
www.arissetiawan.com arissetiawan.1402 Aris Setiawan
arissetiawan.140284@gmail.com 0852-5045-7655
3. Yuk, kita berbagi dan diskusi!
1
2
3
Apa itu komunitas akademik?
Komunitas akademik: peran
dan fungsi?
Pendidikan era digital?
4
5
6
Pendidikan era digital: kondisi
aktual & faktual?
Komunitas pendidikan: agen of
change pendidikan era digital?
Implikasi, kendala, dan solusi?
5. Komunitas?
“ S e ke l o m p o k o ra n g y a n g s a l i n g
p e d u l i s a t u s a m a l a i n l e b i h d a r i
y a n g s e h a r u s n y a , d i m a n a d a l a m
s e b u a h ko m u n i t a s t e r j a d i
h u b u n g a n p r i b a d i y a n g e ra t a n t a r
p a ra a n g g o t a ko m u n i t a s
t e r s e b u t . ”
( K e r t a j a y a H e r m a w a n )
6. Komunitas? K e l o m p o k s o s i a l y a n g d a p a t
d i s e b u t s e b a g a i “m a s y a ra k a t
s e t e m p a t ” , b e r t e m p a t t i n g g a l
d a l a m w i l a y a h t e r t e n t u
d e n g a n b a t a s t e r t e n t u ,
d i m a n a ke l o m p o k i t u d a p a t
m e m e n u h i ke b u t u h a n h i d u p
s e r t a m e m i l i k i i n t e ra k s i d i
a n t a ra p a ra a n g g o t a n y a .
( L o re n O. O s b a r n &
M a r t i n H . N e u m ey e r )
7. “Kel om pok at au kum pul an orang y ang
beri nt eraksi dal am bi dang akadem i s
unt uk m enc apai suat u t uj uan
bersam a . ”
(Seno Soebekt i )
Komunitas Akademik?
8. Komponen Komunitas Pendidikan
 Berdasarkan l okasi at au
t em pat (by lo ca tio n /pla ce )
(SD, SMP, SMA/K, PT, dl l .)
 Berdasarkan m i nat (ba se d o n
in te re st)
(profesi , kel ompok penul i s ,
m i nat ri set , dl l . )
9. Penting bagi para pendidik,
orang tua, dan pendidik
untuk bergabung dalam
komunitas akademik
Di era digital seperti saat ini!
Bergerak atau tergantikan!
10. PERAN KOMUNITAS AKADEMIK DALAM
PERILAKU DIGITAL SEHAT
Orang tua / Stake
holder
Lembaga pendidikan
Warga sekolah/kampus
Komite sekolah, wali murid
PAUD s.d. Perguruang Tinggi
Formal & nonformal
Pendidik, tenaga kependidikan, &
peserta didik
13. Pendidikan Era Digital
1 2 3
Peserta didik bukan subkoordinat
pendidik KBM daring/online aneka sumber & e-resources
Peserta didik bukanlah “gelas
kosong” / “”kertas putih”
Pemanfaatan beragam
platform/aplikasi pembelajaran
Siswa berhak mendapat akses
beragam sumber pembelajaran
14. Critical Thinking (Berpikir Kritis) Communication (Komunikasi)
Collaboration (Kolaborasi) Creativity (Kreativitas)
SIM 4C Pendidikan Era Digital
15. Fight Until The End!
Komunitas Akademik dalam Pendidikan Era Digital
Lakukan dan Kembangkan Praktik Baik
dalam dunia Pendidikan
Bangun Jejaring, Relasi, & Sponsorship
dalam Pendidikan
Miliki Kompetensi Dasar Era Digital bagi
semua warga belajar (pendidik & peserta)
16. “If you’re not doing some things
that are crazy, then you’re doing
the wrong things.”
Jika Anda tidak melakukan sesuatu
yang gila, maka Anda sedang
melakukan sesuatu yang salah
Larry Page,
Founder Google Inc.
19. “Setiap orang bisa
mencuri idemu, namun
tidak setiap orang bisa
mencuri tindakanmu.
Dikelilingi banyak orang
dengan cara pandang
yang berbeda denganmu
sangatlah bermafaat”
~Nadiem Makariem~
20. Big Problem! = Tantangan & Peluang
Belum siapnya komunitas akademik untuk menyeimbangkan
teknologi yang ada dan etika budaya mayarakat
21. Literasi digital merupakan kerja besar, sehingga
pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Pemerintah
perlu mendapatkan dukungan seluruh komponen
bangsa agar semakin banyak masyarakat melek
digital.”
Joko Widodo – Presiden RI
23. Sekadar Pantun…
burung gagak, burung gelatik
hinggap di ranting jatuh terpental
ayo semua komunitas akademik
sukseskan pendidikan era digital
jatuh tersandung dapatlah luka
jika kena garam pastilah perih
sudah berkenan kita berjumpa
saya ucapkan banyak terimakasih