Dokumen tersebut berisi agenda dan materi pelatihan Capaian Pembelajaran yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Materi pelatihan ini membahas tentang pengertian Capaian Pembelajaran, strategi pencapaian Capaian Pembelajaran menggunakan kerangka kerja Understanding by Design, serta contoh Capaian Pembelajaran untuk beberapa mata pelajaran.
Dokumen tersebut membahas sosialisasi Kurikulum Merdeka kepada kepala sekolah dan pengawas sekolah. Terdapat penjelasan mengenai struktur kurikulum, penyusunan kurikulum operasional sekolah, prinsip pembelajaran dan asesmen, serta penggunaan perangkat ajar."
Paparan Modul Merancang Pembelajaran Bagian 1 Menyusun TP dan ATP (Dasmen dan...yoritomo3
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang merancang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan backward design untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran berdasarkan capaian pembelajaran. Dokumen juga membahas mengenai karakteristik peserta didik dan sekolah yang perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan pembelajaran.
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...Irman Ramly
Modul ini membahas pembelajaran berpihak pada murid dengan cara memenuhi kebutuhan belajar setiap murid. Modul ini menjelaskan konsep pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodasi perbedaan antarmurid dalam hal kemampuan akademik, minat, dan profil belajar. Modul ini juga menganjurkan identifikasi kebutuhan belajar murid untuk merancang pembelajaran yang relevan bagi setiap murid untuk mencapai hasil
Materi Presentasi Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan.pptxEkaPratiwi92
Dokumen ini membahas perencanaan berbasis data di satuan pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dokumen menjelaskan bahwa perencanaan berbasis data menggunakan profil pendidikan sebagai sumber data utama dan menganalisis masalah secara ilmiah untuk merumuskan program perbaikan. Perencanaan berbasis data terintegrasi dalam siklus perencanaan satuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan asesmen dalam kurikulum merdeka, yang mencakup tiga poin utama:
1) Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran dan digunakan untuk perbaikan pembelajaran berkelanjutan.
2) Terdapat berbagai teknik asesmen formatif dan sumatif yang dapat digunakan, sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
3) Hasil asesmen digunakan untuk meng
Program supervisi kepala sekolah contoh untuk smkMuhamad Anugrah
Program supervisi kepala sekolah SMK menjelaskan rencana supervisi akademik dan manajerial untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengelolaan sekolah. Rencana supervisi akademik meliputi pengembangan silabus, peningkatan metode pembelajaran, dan analisis hasil belajar. Sedangkan supervisi manajerial meliputi pengelolaan kurikulum, sarana prasarana, dan kerjasama dengan stakeholder. Program ini diharapkan dapat meningkatkan prof
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran (ATP) berdasarkan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD). Ia menjelaskan bahwa TP harus terdiri dari kompetensi dan konten, sedangkan ATP harus menggambarkan urutan pengembangan kompetensi dan tahapan pembelajaran antar dan intra fase. Dokumen ini memberikan contoh-contoh
Dokumen tersebut membahas sosialisasi Kurikulum Merdeka kepada kepala sekolah dan pengawas sekolah. Terdapat penjelasan mengenai struktur kurikulum, penyusunan kurikulum operasional sekolah, prinsip pembelajaran dan asesmen, serta penggunaan perangkat ajar."
Paparan Modul Merancang Pembelajaran Bagian 1 Menyusun TP dan ATP (Dasmen dan...yoritomo3
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang merancang pembelajaran dengan menggunakan pendekatan backward design untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran berdasarkan capaian pembelajaran. Dokumen juga membahas mengenai karakteristik peserta didik dan sekolah yang perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan pembelajaran.
Modul 2.1 Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar M...Irman Ramly
Modul ini membahas pembelajaran berpihak pada murid dengan cara memenuhi kebutuhan belajar setiap murid. Modul ini menjelaskan konsep pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodasi perbedaan antarmurid dalam hal kemampuan akademik, minat, dan profil belajar. Modul ini juga menganjurkan identifikasi kebutuhan belajar murid untuk merancang pembelajaran yang relevan bagi setiap murid untuk mencapai hasil
Materi Presentasi Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan.pptxEkaPratiwi92
Dokumen ini membahas perencanaan berbasis data di satuan pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dokumen menjelaskan bahwa perencanaan berbasis data menggunakan profil pendidikan sebagai sumber data utama dan menganalisis masalah secara ilmiah untuk merumuskan program perbaikan. Perencanaan berbasis data terintegrasi dalam siklus perencanaan satuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan asesmen dalam kurikulum merdeka, yang mencakup tiga poin utama:
1) Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran dan digunakan untuk perbaikan pembelajaran berkelanjutan.
2) Terdapat berbagai teknik asesmen formatif dan sumatif yang dapat digunakan, sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
3) Hasil asesmen digunakan untuk meng
Program supervisi kepala sekolah contoh untuk smkMuhamad Anugrah
Program supervisi kepala sekolah SMK menjelaskan rencana supervisi akademik dan manajerial untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengelolaan sekolah. Rencana supervisi akademik meliputi pengembangan silabus, peningkatan metode pembelajaran, dan analisis hasil belajar. Sedangkan supervisi manajerial meliputi pengelolaan kurikulum, sarana prasarana, dan kerjasama dengan stakeholder. Program ini diharapkan dapat meningkatkan prof
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan tujuan pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran (ATP) berdasarkan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD). Ia menjelaskan bahwa TP harus terdiri dari kompetensi dan konten, sedangkan ATP harus menggambarkan urutan pengembangan kompetensi dan tahapan pembelajaran antar dan intra fase. Dokumen ini memberikan contoh-contoh
E 2 144 dian purnama sari -- peta konsep modul 1Dian Sari
Modul ini membahas tentang nilai-nilai dan peran guru penggerak serta pembelajaran berbasis MERRDEKA untuk menginternalisasikan nilai-nilai tersebut pada calon guru penggerak. Modul ini mengajak peserta untuk merefleksi nilai-nilai pribadi, mengeksplorasi konsep nilai dan peran guru penggerak, serta merancang perubahan untuk menerapkannya.
Modul ini membahas pengembangan modul ajar, meliputi tujuan pengembangan modul ajar, konsep dan prosedur pengembangan modul ajar, serta modifikasi modul ajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Modul ini juga menjelaskan komponen-komponen penting dalam pengembangan modul ajar seperti tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran.
Penilaian dalam pembelajaran kurikulum merdeka dilakukan secara berkelanjutan selama proses pembelajaran berlangsung dan pada akhir semester. Guru tidak hanya melakukan penilaian tertulis tetapi juga mengamati sikap dan keaktifan siswa. Hasil penilaian dilaporkan dalam bentuk angka dan narasi dalam rapor.
Dokumen tersebut membahas tentang ruang kolaborasi dan diskusi kelompok mengenai analisis kompetensi dan elemen yang terkandung dalam suatu silabus mata pelajaran tertentu. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk membahas dan membuat presentasi mengenai kompetensi yang ingin dicapai silabus tersebut, elemen-elemennya, dan hubungan antara elemen dengan kompetensi.
Prosedur penyusunan alur tujuan pembelajaran meliputi menentukan lingkup materi, melakukan analisis kompetensi dasar, mengidentifikasi kompetensi yang ingin dicapai, menganalisis elemen profil pelajar, dan menyusun tujuan pembelajaran secara linear berdasarkan 3 aspek yaitu kompetensi, konten, dan variasi untuk kemudian ditentukan indikator pencapaian kompetensi.
Dokumen ini berisi sasaran kinerja pegawai untuk periode 1 Januari hingga 31 Desember 2023. Terdapat tujuh sasaran utama yang mencakup peningkatan mutu pendidikan, kualitas program penunjang pemerintahan, dan pengembangan objek pemajuan kebudayaan. Dukungan sarana prasarana IT dan anggaran diperlukan untuk memenuhi target-target kinerja yang ditetapkan. Kinerja akan dievaluasi setiap bulan dan tahun untuk mendapat
Dina-Penyelarasan Kurikulum dengan IDUKADina575992
Dokumen ini membahas penyelarasan kurikulum SMK dengan dunia industri untuk memastikan lulusan SMK memiliki kompetensi yang dibutuhkan industri. Dibahas pula prosedur penyelarasan kurikulum dan implementasi budaya kerja industri di sekolah."
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang profil SDN Gulangpongge 01 yang meliputi visi, misi, tujuan, sarana prasarana, kegiatan pembelajaran, prestasi guru dan siswa, serta kegiatan sekolah seperti persiapan lomba dan capaian prestasi.
Modul 1.2_Ruang Kolaborasi_Presentasi_Muhammad Riyanto.pptxNurilFile
Dokumen ini merupakan ringkasan kegiatan kelompok B dalam memperkenalkan konsep jual beli kepada siswa SD melalui role playing. Kelompok ini memiliki kekuatan nilai kolaboratif, inovatif, mandiri, reflektif, dan berpihak pada murid dalam mendesain kegiatan pengenalan konsep tersebut.
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdfIrman Ramly
Modul ini membahas pembelajaran sosial dan emosional (PSE) untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis secara optimal. Modul ini menjelaskan pentingnya PSE dan lima kompetensi sosial dan emosional yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan Rencana Program Tahunan (RPT) di Taman Kanak-kanak (TK) yang mencakup karakteristik satuan pendidikan, pengorganisasian pembelajaran, dan rencana pembelajaran dengan memperhatikan capaian pembelajaran dan tujuan pembelajaran.
E 2 144 dian purnama sari -- peta konsep modul 1Dian Sari
Modul ini membahas tentang nilai-nilai dan peran guru penggerak serta pembelajaran berbasis MERRDEKA untuk menginternalisasikan nilai-nilai tersebut pada calon guru penggerak. Modul ini mengajak peserta untuk merefleksi nilai-nilai pribadi, mengeksplorasi konsep nilai dan peran guru penggerak, serta merancang perubahan untuk menerapkannya.
Modul ini membahas pengembangan modul ajar, meliputi tujuan pengembangan modul ajar, konsep dan prosedur pengembangan modul ajar, serta modifikasi modul ajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. Modul ini juga menjelaskan komponen-komponen penting dalam pengembangan modul ajar seperti tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran.
Penilaian dalam pembelajaran kurikulum merdeka dilakukan secara berkelanjutan selama proses pembelajaran berlangsung dan pada akhir semester. Guru tidak hanya melakukan penilaian tertulis tetapi juga mengamati sikap dan keaktifan siswa. Hasil penilaian dilaporkan dalam bentuk angka dan narasi dalam rapor.
Dokumen tersebut membahas tentang ruang kolaborasi dan diskusi kelompok mengenai analisis kompetensi dan elemen yang terkandung dalam suatu silabus mata pelajaran tertentu. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil untuk membahas dan membuat presentasi mengenai kompetensi yang ingin dicapai silabus tersebut, elemen-elemennya, dan hubungan antara elemen dengan kompetensi.
Prosedur penyusunan alur tujuan pembelajaran meliputi menentukan lingkup materi, melakukan analisis kompetensi dasar, mengidentifikasi kompetensi yang ingin dicapai, menganalisis elemen profil pelajar, dan menyusun tujuan pembelajaran secara linear berdasarkan 3 aspek yaitu kompetensi, konten, dan variasi untuk kemudian ditentukan indikator pencapaian kompetensi.
Dokumen ini berisi sasaran kinerja pegawai untuk periode 1 Januari hingga 31 Desember 2023. Terdapat tujuh sasaran utama yang mencakup peningkatan mutu pendidikan, kualitas program penunjang pemerintahan, dan pengembangan objek pemajuan kebudayaan. Dukungan sarana prasarana IT dan anggaran diperlukan untuk memenuhi target-target kinerja yang ditetapkan. Kinerja akan dievaluasi setiap bulan dan tahun untuk mendapat
Dina-Penyelarasan Kurikulum dengan IDUKADina575992
Dokumen ini membahas penyelarasan kurikulum SMK dengan dunia industri untuk memastikan lulusan SMK memiliki kompetensi yang dibutuhkan industri. Dibahas pula prosedur penyelarasan kurikulum dan implementasi budaya kerja industri di sekolah."
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang profil SDN Gulangpongge 01 yang meliputi visi, misi, tujuan, sarana prasarana, kegiatan pembelajaran, prestasi guru dan siswa, serta kegiatan sekolah seperti persiapan lomba dan capaian prestasi.
Modul 1.2_Ruang Kolaborasi_Presentasi_Muhammad Riyanto.pptxNurilFile
Dokumen ini merupakan ringkasan kegiatan kelompok B dalam memperkenalkan konsep jual beli kepada siswa SD melalui role playing. Kelompok ini memiliki kekuatan nilai kolaboratif, inovatif, mandiri, reflektif, dan berpihak pada murid dalam mendesain kegiatan pengenalan konsep tersebut.
Modul 2.2. Angkatan 5 Reguler. Pembelajaran Sosial dan Emosional - Final.pdfIrman Ramly
Modul ini membahas pembelajaran sosial dan emosional (PSE) untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis secara optimal. Modul ini menjelaskan pentingnya PSE dan lima kompetensi sosial dan emosional yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan Rencana Program Tahunan (RPT) di Taman Kanak-kanak (TK) yang mencakup karakteristik satuan pendidikan, pengorganisasian pembelajaran, dan rencana pembelajaran dengan memperhatikan capaian pembelajaran dan tujuan pembelajaran.
Materi 2 - Capaian Pembelajaran Dalam Kurikulum Merdeka.pptxssuser218d651
Dokumen tersebut membahas tentang Capaian Pembelajaran (CP) yang merupakan tujuan akhir di setiap fase pembelajaran siswa. CP dirancang dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, serta disusun menggunakan metode Backward Design yang dimulai dari menentukan tujuan akhir. CP digunakan untuk mengukur pencapaian minimum peserta didik untuk setiap mata pelajaran dan dibagi ke dalam be
Dokumen tersebut membahas tentang capaian pembelajaran (CP) yang merupakan tujuan akhir setiap fase pembelajaran siswa. Dibahas pula unsur-unsur dalam CP seperti fase, elemen, dan contoh capaian pembelajaran untuk mata pelajaran seni rupa. CP dirancang untuk memandu proses pembelajaran siswa agar tepat sasaran dan bermakna.
Dokumen tersebut membahas tentang agenda dan kesepakatan kelas dalam kegiatan pembelajaran daring yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Dokumen ini juga menjelaskan konsep Capaian Pembelajaran (CP) sebagai tujuan akhir setiap fase pembelajaran siswa yang dirumuskan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk setiap mata pelajaran. CP dirancang men
Dokumen tersebut berisi materi pelatihan untuk guru mengenai Capaian Pembelajaran (CP), yang mencakup pengertian dan tujuan CP, proses penyusunan CP menggunakan metode Backward Design, elemen-elemen dalam CP, dan bentuk-bentuk pemahaman yang diharapkan dalam CP.
Dokumen tersebut membahas tentang Capaian Pembelajaran (CP) pada pendidikan di Indonesia. CP merupakan tujuan akhir di setiap fase pembelajaran siswa yang dirancang berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk memastikan peserta didik mencapai kompetensi minimum. CP ditetapkan dalam 6 fase mulai dari TK hingga SMA dan disesuaikan untuk peserta didik berkebutuhan khusus.
Dokumen tersebut membahas tentang Capaian Pembelajaran (CP) yang merupakan tujuan akhir setiap fase pembelajaran siswa. CP dirumuskan dalam bentuk fase, bukan per tahun, dan selalu berpusat pada siswa. CP masing-masing mata pelajaran terdiri atas beberapa elemen kompetensi esensial yang memiliki capaian per fase. CP disusun menggunakan metode backward design dengan mempertimbangkan pemahaman sebagai
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
2. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Agenda
● Perkenalan
● Kesepakatan Kelas
● Ice Breaking
● Mulai Dari Diri
● Eksplorasi Konsep
● Ruang Kolaborasi
● Demonstrasi Kontekstual
● Elaborasi Pemahaman
● Rencana Aksi Nyata
3. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Perkenalan
Pada kolom chat,
tuliskan nama anda,
asal instansi dan
daerah, dan satu kata
sifat yang paling
mewakili diri anda
4. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
1. Hadir tepat waktu
2. Menghormati diri sendiri dan orang lain (nyalakan
kamera, berkolaborasi dengan peserta lain, dan
bersikap santun)
3. Bergiliran bicara (mute saat tidak berbicara dan
gunakan fitur raise hand saat akan bicara)
KESEPAKATAN KELAS
6. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Debrief
● Apa yang anda dapatkan dari kegiatan ice breaking tadi yang
akan anda bawa untuk hidup anda selanjutnya?
● Apakah anda memahami tujuan ice breaking tadi?
● Apakah anda memenuhi tujuan dan durasi ice breaking tadi?
● Apa kompetensi yang diperlukan dalam mencapai tujuan ice
breaking tadi?
● Adakah kaitannya dengan sesi pemahaman CP hari ini?
7. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Mulai Dari Diri
• Apa saja hal yang anda perhatikan/pertimbangkan sebagai landasan saat
merencanakan pembelajaran di kelas?
• Apa yang selama ini menjadi tujuan besar dari proses pembelajaran siswa
yang anda lakukan ?
• Bagaimana selama ini cara anda mengetahui bahwa siswa telah memahami
apa yang dipelajarinya?
• Bagaimana selama ini anda mendorong siswa untuk membentuk
pemahamannya sendiri melalui pengalaman-pengalaman yang nyata dan
relevan dengan hidupnya sehari-hari?
9. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, bukan sebuah
perlombaan balap. Hal yang terpenting dalam sebuah
perjalanan adalah tujuannya. Tanpa tujuan, kita pastilah
hanya buang-buang waktu dan biaya saja. Jika sebuah
tujuan jelas dan penting bagi hidup kita, pastilah kita akan
mencari dan menggunakan berbagai cara untuk
mencapainya, seberapapun lamanya atau seberapapun
menantangnya.
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan tujuan akhir di setiap
fase pembelajaran siswa. Capaian pembelajaran (CP) adalah
kompetensi minimum yang harus dicapai peserta didik untuk
setiap mata pelajaran. CP dirancang dengan mengacu pada
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi.
Sumber gambar: Nick Fewings/ www.unsplash.com
10. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tujuan Pendidikan Indonesia adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah menetapkan Kerangka
Dasar Kurikulum yang terdiri dari Struktur Kurikulum, Capaian
Pembelajaran, dan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen.
11. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pengertian CP
“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus
dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD.
Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata
pelajaran.
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat
menggunakan CP pendidikan khusus. Peserta didik berkebutuhan khusus tanpa
hambatan intelektual menggunakan CP reguler dengan menerapkan prinsip
modifikasi kurikulum.”
(lihat: Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 958 tahun 2020 Tentang Capaian Pembelajaran
Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah)
13. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
CP dan strategi mencapai CP menggunakan
Kerangka Kerja Understanding by Design
Understanding by Design merupakan sebuah kerangka kerja dengan fokus pada proses
perencanaan dan struktur yang memandu pengembangan kurikulum, asesmen, dan
instruksi pembelajaran. Proses perencanaan ini fokus pada dua hal:
1. Pengajaran dan asesmen untuk membangun pemahaman dan kemampuan
learning transfer (kemampuan mengimplementasikan hasil belajar dalam sebuah
performa otentik)
2. Merancang kurikulum “Terbalik” (backward), dengan mulai dari tujuan akhirnya
terlebih dulu
14. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
CP disusun menggunakan
metode Backward Design
Metode perancangan kurikulum pendidikan ini dimulai dengan menentukan tujuan
akhir yang diinginkan terlebih dahulu sebelum menentukan kegiatan pembelajaran dan
asesmen yang digunakan.
Backward Design melibatkan 3 tahap perencanaan:
Identifikasi hasil
yang diinginkan
Menentukan
bukti-bukti yang
dapat diterima
Merencanakan
pengalaman
belajar dan
instruksi
15. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Identifikasi hasil yang diinginkan - CP, TP dan ATP
Apa pembelajaran yang dapat terus
melekat, bernilai, dan bisa diterapkan
dalam kehidupan siswa, jauh setelah ia lulus mata
pelajaran tersebut?
16. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara,
CPmemberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu untuk
mencapainya (fase).
Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap pengemudi
memiliki kebebasan untuk memilih jalur, cara, dan alat
untuk menempuh perjalanan tersebut, yang disesuaikan
dengan titik keberangkatan, kondisi, kemampuan, dan
kecepatan masing-masing.
Dalam mencapai CP, kita perlu membangun kompetensi
untuk melakukan perjalanan tersebut agar tiba di tujuan
pada waktu yang ditentukan. Setiap satuan pendidikan
dipersilakan mengatur strategi efektif untuk mencapai CP,
sesuai dengan kemampuan dan potensinya.
Sumber gambar: https://www.theaa.com/driving-school/driving-
lessons/advice/show-me-tell-me
17. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Garis finish CP ada di akhir kelas 12. Untuk
mencapai garis finish tersebut, pemerintah
membuatnya ke dalam 6 etape yang disebut fase.
Setiap fase lamanya 1-3 tahun.
Penggunaan istilah “fase” dilakukan untuk
membedakannya dengan kelas karena peserta
didik di satu kelas yang sama bisa jadi belajar
dalam fase pembelajaran yang berbeda.
Fase memberikan keleluasaan dan keadilan bagi
guru dan siswa untuk menyesuaikan rancangan
pembelajaran dengan tahapan perkembangan,
kemampuan, minat, konteks, dan kecepatan
belajar siswa (Teaching at The Right Level).
Dengan penggunaan Fase, diharapkan siswa akan
dapat memiliki waktu lebih panjang untuk
memahami dan mendalami konsep-konsep dan
keterampilan untuk mencapai sebuah
kompetensi yang dibangun CP.
sumber gambar: https://momobil.id/news/penjelasan-arti-indikator-huruf-di-
speedometer-mobil/
18. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per tahun
CP selalu berpusat pada siswa, bukan pada ketuntasan materi
Jenjang PAUD
• Fase Fondasi (TK B)
Jenjang SD
• Fase A (Kelas 1-2 SD)
• Fase B (Kelas 3-4 SD)
• Fase C (Kelas 5-6 SD)
Jenjang SMP
• Fase D (Kelas 7-9 SMP)
Jenjang SMA/SMK
• Fase E (Kelas 10 SMA)
• Fase F (Kelas 11-12 SMA)
19. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus, apabila mengalami hambatan
intelegensi dapat menggunakan CP pendidikan khusus, namun jika tidak
mengalami hambatan intelegensi dapat menggunakan CP reguler
dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum.
Untuk CP Diksus, penentuan fase CP untuk siswa berdasarkan pada hasil
Asesmen Diagnostik. Sangat mungkin sekali, di sebuah kelas terdapat
perbedaan CP yang digunakan.
20. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Untuk SLB Capaian Pembelajaran didasarkan pada usia mental
yang ditetapkan berdasarkan hasil asesmen
• Fase A : Pada umumnya usia
mental (≤7 tahun)
• Fase B : Pada umumnya usia
mental (±8 tahun)
• Fase C : Pada umumnya usia
mental (±8 tahun)
• Fase D : Pada umumnya usia
mental (±9 tahun)
• Fase E : Pada umumnya usia
mental (±10 tahun)
• Fase F : Pada umumnya usia
mental (±10 tahun)
21. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Elemen Dalam CP
Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa
elemen atau kelompok kompetensi esensial yang
berlaku sama untuk semua fase pada mata
pelajaran tersebut.
Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian
per fasenya sendiri yang saling menunjang untuk
mencapai pemahaman yang dituju.
Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama
atau berbeda dengan mata pelajaran lainnya.
Contoh:
• Dalam CP PAUD terdapat elemen Nilai Agama dan Budi
Pekerti, Jati Diri, dan Dasar-dasar Literasi dan STEAM
• Dalam CP Matematika terdapat elemen Bilangan, Aljabar,
Pengukuran, Geometri, dan Analisis Data dan Peluang.
22. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Elemen dalam CP
Jika pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, diperlukan beberapa kompetensi esensial agar tepat
waktu dan selamat mencapai tujuan. Contohnya, jika ingin melakukan perjalanan dengan cara
mengemudikan mobil, ada beberapa elemen yang perlu dipelajari seperti mengenali bagian dan
cara kerja mobil, mengemudi, keselamatan mengemudi, navigasi dan pengendalian emosi. Masing-
masing elemen memiliki capaiannya sendiri yang saling menunjang agar seseorang dapat
memenuhi CP mengemudikan mobil.
Tentu saja jika perjalanan ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum, berjalan kaki, berlari,
bersepeda, atau berlayar, elemen Capaian Pembelajarannya sangat mungkin berbeda dengan
mengemudikan mobil. Mungkin elemennya lebih sedikit/banyak, mungkin mirip atau sama.
Elemen setiap mata pelajaran dapat memiliki persamaan atau perbedaan karakteristik satu
dengan lainnya.
23. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Contoh Capaian Pembelajaran: Seni Rupa
Di akhir fase C, peserta didik mampu menuangkan pengalamannya melalui visual
sebagai ekspresi kreatif secara rinci, ditandai penguasaan ruang dengan
penggunaan garis horizon dalam karyanya. Diharapkan pada akhir fase ini, proses
kreatif dan kegiatan apresiasi peserta didik telah mencerminkan penguasaan
terhadap bahan, alat, teknik, teknologi dan prosedur yang mewakili perasaan dan
empati peserta didik.
24. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Contoh: Elemen CP mapel Seni Rupa
Elemen Fase A Fase B Fase C
Berpikir dan
Bekerja Artistik
Siswa mampu mengenali dan membiasakan
diri dengan berbagai prosedur dasar sederhana
untuk berkarya dengan aneka pilihan media
yang tersedia di sekitar. Siswa mengetahui dan
memahami keutamaan faktor keselamatan
dalam bekerja
Siswa mulai terbiasa secara mandiri menggunakan
berbagai prosedur dasar sederhana untuk berkarya
dengan aneka pilihan media yang tersedia di
sekitar. Siswa mengetahui, memahami dan mulai
konsisten mengutamakan faktor keselamatan
dalam bekerja
Siswa secara mandiri menggunakan berbagai
prosedur dasar sederhana untuk berkarya dengan
aneka pilihan media yang tersedia di sekitar. Siswa
mengetahui, memahami dan konsisten
mengutamakan faktor keselamatan dalam bekerja.
Mengalami Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam
dan menuangkan pengalaman kesehariannya
secara visual dengan menggunakan bentuk-
bentuk dasar geometris. Siswa mengeksplorasi
alat dan bahan dasar dalam berkarya. Siswa
juga mengenali prosedur dasar dalam berkarya
Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan
menuangkan pengalaman kesehariannya secara
visual dengan menggunakan garis pijak dan proporsi
walaupun masih berdasarkan penglihatan sendiri.
Siswa dapat menggunakan alat, bahan dan
prosedur dasar dalam berkarya.
Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan
menuangkan pengalaman kesehariannya secara
visual dengan menggunakan konsep ruang, garis
horison, pemahaman warna, keseimbangan (balance)
dan irama/ritme (rhythm). Siswa dapat menggunakan
dan menggabungkan alat, bahan dan prosedur dasar
dalam berkarya
Menciptakan Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni
rupa berupa garis, bentuk dan warna
Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni
rupa berupa garis, bentuk, tekstur, ruang dan
warna.
Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi, menggunakan dan menggabungkan
elemen seni rupa yang telah dipelajari. Siswa mulai
menggunakan garis horizon. Selain itu, siswa mulai
menunjukkan pemahaman warna, keseimbangan dan
irama/ritme dalam karya
25. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Elemen Fase A Fase B Fase C
Merefleksikan Siswa mampu mengenali dan
menceritakan fokus dari karya yang
diciptakan atau dilihatnya (dari teman
sekelas karya seni dari orang lain) serta
pengalaman dan perasaannya mengenai
karya tersebut.
Siswa mampu mengenali dan
menceritakan fokus dari karya yang
diciptakan atau dilihatnya (dari teman
sekelas karya seni dari orang lain atau era
atau budaya tertentu) serta pengalaman
dan perasaannya mengenai karya
tersebut
Siswa mampu mengenali dan
menceritakan fokus dari karya yang
diciptakan atau dilihatnya (dari teman
sekelas karya seni dari orang lain atau era
atau budaya tertentu) serta pengalaman
dan perasaannya mengenai karya
tersebut
Berdampak Siswa mampu menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan perasaan atau
minatnya
Siswa mampu menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan perasaan,minat atau
konteks lingkungannya
Siswa mampu menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan perasaan,minat atau
konteks lingkungannya
26. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Bentuk Pemahaman Dalam CP
Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme yang membangun
pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata dan kontekstual. Menurut teori
belajar konstruktivisme (constructivist learning theory), pengetahuan bukanlah
kumpulan atau seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat.
Konsep “Memahami” dalam Capaian Pembelajaran (CP) dalam konstruktivisme adalah
proses membangun pengetahuan melalui pengalaman nyata. Pemahaman tidak
bersifat statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan sepanjang siswa
mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman
sebelumnya
Jika mengacu kepada teori konstruktivisme, kemampuan memahami ada di level paling
tinggi, berbeda jika mengacu pada Taksonomi Bloom yang menempatkan kemampuan
memahami di level C2.
27. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Penjelasan
Explanation
Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik,
mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori
menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya.
Interpretasi
Interpretation
Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide,
perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi,
anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.
Aplikasi
Application
Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang
nyata dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi ( menyerupai kenyataan)
Perspektif
Perspective
Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari
sebuah situasi , melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan
memberikan kritik.
Empati
Empathy
Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/ atau
memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu
Pengenalan diri
Self-Knowledge
Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses
berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.
6 aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005)
6 facet of understanding; merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis
28. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman
siswa atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak hirarkis/bukan merupakan
siklus.
Jika siswa melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman ini
(mampu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan/mengaplikasikan,
berempati, memiliki sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri),
berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman.
6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan Tujuan
Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menentukan
asesmen, dan instruksi yang tepat.
29. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Matematika Fase B elemen Bilangan
Penjelasan
Explanation
Mendeskripsikan makna dari bilangan 10.000
dengan kata-kata sendiri, mengaitkan dengan nilai
tempat, mengurutkan dan membandingkan
bilangan 10.000 dengan bilangan lain
Interpretasi
Interpretation
Menerjemahkan makna 10.000 menggunakan
gambar
Aplikasi
Application
Menggunakan pemahaman 10.000 untuk
memecahkan masalah dalam dunia nyata
(misalnya berbelanja di kantin dengan uang
Rp.10.000,00 atau soal cerita/ simulasi jual-beli)
Perspektif
Perspective
Menemukan berbagai cara berbeda untuk
mendapatkan nilai 10.000
Peserta didik menunjukkan
pemahaman dan intuisi bilangan
(number sense) untuk bilangan cacah
sampai dengan 10.000. Mereka dapat
membaca, menulis, menentukan nilai
tempat, membandingkan,
mengurutkan, menggunakan nilai
tempat, melakukan komposisi dan
dekomposisi bilangan. Mereka juga
dapat menyelesaikan masalah
berkaitan dengan uang menggunakan
ribuan sebagai satuan.
30. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Bahasa Indonesia Fase D elemen Menyimak
Interpretasi
Interpretation
Mendeskripsikan makna dari puisi serta
emosi yang ditangkap dari puisi tersebut
Aplikasi
Application
Membacakan/mendeklamasikan atau
membuat karya untuk merespons puisi
Perspektif
Perspective
Melakukan bedah puisi melalui diskusi dari
sudut pandang yang berbeda.
Empati
Empathy
Menaruh diri di posisi penulis puisi dan
mencoba merasakan emosi yang dirasakan
penulis dan dituangkan dalam media yang
berbeda.
Peserta didik memahami informasi
berupa gagasan, pikiran,
pandangan, arahan atau pesan
dari teks deskripsi, narasi, puisi,
eksplanasi dan eksposisi dari teks
visual dan audiovisual untuk
menemukan makna yang tersurat
dan tersirat.
31. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Khusus Fase D elemen Menyimak
Penjelasan
Explanation
Menjelaskan kembali isi sebuah teks cerita
pendek, puisi, drama, atau surat resmi dalam
bentuk lisan atau isyarat
Aplikasi
Application
Mampu mengikuti instruksi kerja tertulis
sederhana. Mampu menceritakan kronologi
sebuah peristiwa berdasarkan arahan
sederhana
Perspektif
Perspective
Berbagi pendapatnya mengenai sebuah teks
cerita pendek, puisi, atau drama
Interpretasi
Interpretation
Bermain peran berdasarkan sebuah teks
cerita pendek, puisi, atau drama
Peserta didik mampu menyimak
dengan saksama, memahami dan
memaknai instruksi, mengidentifikasi
informasi berupa fakta atau proses
kejadian dari teks petunjuk/arahan
sederhana, teks cerita pendek, surat
pribadi, teks puisi, teks drama, dan
surat resmi seperti surat undangan
dan surat pemberitahuan yang
disajikan dalam bentuk lisan atau
isyarat, teks aural (teks yang
dibacakan) dan teks audiovisual.
32. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Seni Tari Fase F elemen Menciptakan
Pengenalan Diri
Self Knowledge
Mengenali kemampuan dan keterampilan gerak
tubuhnya dalam membawakan tarian tradisi.
Memilih teknik, pola gerak tertentu, makna atau
simbol untuk menciptakan tari kreasi pribadi.
Aplikasi
Application
Menerapkan pilihan teknik, pola gerak tertentu,
makna atau simbol untuk menciptakan tari kreasi
pribadi.
Perspektif
Perspective
Menyaksikan/menarikan berbagai tari tradisi dan
memahami perbedaan dan persamaan budaya dari
dua atau lebih daerah melalui tari tradisinya.
Empati
Empathy
Mencoba merasakan emosi yang dirasakan dalam
sebuah karya tari tradisi yang menginspirasinya
untuk kemudian mengekspresikannya emosi
tersebut dengan gayanya sendiri ke dalam tari
kreasinya
Peserta didik mampu menciptakan
tari kreasi yang terinspirasi dari hasil
membandingkan berbagai
pertunjukkan tari tradisi dan kreasi
berdasarkan makna, simbol, dan
nilai estetis dari perspektif berbagai
aspek seni.
33. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
PAUD (Fase Pondasi) elemen Nilai Agama dan Budi Pekerti
Pengenalan Diri
Self Knowledge
Mengenali identitas dirinya dan makhluk hidup
lainnya sebagai ciptaan Tuhan. Mengenal anggota
keluarga intinya
Aplikasi
Application
Mengetahui prosedur perawatan kebersihan diri
(cara mandi, menyikat gigi, menggunakan toilet dll),
adab makan dan minum, menggunakan kata “Terima
Kasih”, “Tolong” dan “Permisi”, terbiasa berdoa.
Perspektif
Perspective
Menceritakan harapannya atau apa yang disukai dari
sikap orang lain terhadap dirinya, berdoa
menggunakan bahasanya sendiri
Empati
Empathy
Role Play, Mengenal aturan dasar dalam sebuah
permainan, mengantri, bergantian menggunakan
sesuatu, membantu orang lain, menyiram tanaman
atau memberi makan atau bermain dengan hewan
Peserta didik mengenali dan
mempraktikkan nilai dan
kewajiban ajaran agamanya.
Anak mengamalkan nilai-nilai
ajaran agamanya dalam interaksi
dengan sesama dan lingkungan
(tumbuhan, hewan, lingkungan
hidup). Anak mengenal
keberagaman dan menunjukkan
sikap menghargai agama dan
kepercayaan orang lain.
34. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Elemen setiap mata
pelajaran dapat berbeda
atau sama satu dengan
lainnya, tergantung
karakteristiknya masing-
masing.
36. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
●Peserta mengenali
kompetensi pada CP
sebuah mata pelajaran
tertentu pada suatu fase
●Peserta menganalisis
peran elemen dalam
membentuk kompetensi
yang akan dicapai dalam
sebuah CP
37. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Diskusi Kelompok (40 menit)
Bersama-sama kelompok kecil (4-6 orang) membaca CP sebuah
mata pelajaran pada fase yang diampunya.
https://drive.google.com/drive/folders/1gPAx_A5AexKroFAwHbu5Gg4Xx1D9jGRL?usp=sharing
Peserta mendiskusikan dan membuat presentasi digital 1-2 halaman
berdasarkan pertanyaan:
• Apa kompetensi yang ingin dituju CP mata pelajaran ini?
• Apa saja elemen dalam CP mata pelajaran pada fase yang saya
ampu?
• Bagaimana elemen-elemen tersebut membentuk kompetensi
yang ingin dituju CP?
• Bagaimana elemen tersebut berperan menentukan proses
pembelajaran?
38. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kelompok:
Nama Anggota :
1. 3.
2. 4.
1. Peserta dipersilakan memodifikasi lembar kerja ini menjadi bagan atau peta pikiran sesuai kebutuhan kelompok.
2. Setiap peserta menyerahkan hasil temuannya pada notulen kelompok untuk dikompilasi ke dalam presentasi.
3. Setiap kelompok menyerahkan satu presentasi saja. Panjang presentasi menyesuaikan hasil diskusi kelompok.
CP Mapel/Fase Elemen CP Capaian Pembelajaran
………………… 1.
2.
3.
4.
Dst.
40. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
● Pilih angka antara 1-8
● Tulis pilihan anda pada
selembar Kertas
● Lihat pertanyaan pada kotak
dengan angka pilihan anda
● Anda memiliki waktu
maksimal 1 menit untuk
menjawab pertanyaan
tersebut
41. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
1.
Apa hal baru yang saya
dapatkan dan
mengubah paradigma
saya dari modul
Pemahaman CP ini?
2.
Bagaimana pandangan
saya mengenai
penggunaan fase dalam
CP?
3.
Bagaimana pandangan
saya mengenai
hubungan
pengurangan konten
materi dengan
pencapaian CP?
4.
Bagaimana menurut
saya seandainya saya
mengajar tanpa
mengetahui
kompetensi yang dituju
siswa?
5.
Apa hal baru yang saya
dapatkan mengenai
kaitan CP dengan
pembelajaran yang
berpusat pada siswa?
6.
Apa saja cara yang
dapat saya gunakan
untuk mengetahui
apakah siswa sudah
memahami apa yang ia
pelajari?
7.
Apa hal baru yang saya
dapatkan dari
penggunaan metode
Backward Design?
8.
Apa hal yang ingin saya
ketahui lebih lanjut
mengenai CP?
43. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pemahaman CP Mata Pelajaran yang Diampu
(15 menit)
Membuat dan mengunggah sebuah peta pikiran/bagan
yang menunjukkan pemahaman, keterampilan dan
konten inti yang perlu dituju di mata pelajaran yang
diampu :
• Pilih dan tuliskan satu elemen pada CP mata
pelajaran yang diampu:
https://drive.google.com/drive/folders/1gPAx_A5AexKroFAwHbu5Gg4Xx1D9jGRL?usp=sharing
• Buat contoh bentuk pemahaman dalam CP
tersebut dengan menggunakan minimal 2 dari 6
Aspek/Facet Pemahaman (lihat contoh).
44. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Nama:
Mata Pelajaran/Fase/Elemen CP :
Elemen CP Mapel/Fase (Salin tempel elemen di sini)
Pengenalan
diri
Interpretasi
Penjelasan
Aplikasi
Perspektif
Empati
*Peserta dipersilakan memodifikasi bagan ini
*Peserta menggunakan minimal 2 dari 6 aspek pemahaman
46. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
1.
Bagaimana elemen-
elemen suatu mapel
membentuk kompetensi
yang dituju CP mapel
tersebut?
2.
Apa saja yang dapat
dilakukan seseorang
untuk menunjukkan
bahwa ia sudah
memahami suatu konsep/
menguasai suatu
keterampilan?
3.
Apa yang dimaksud
dengan kompetensi?
4.
Mengapa CP hanya
memuat tujuan akhir
pembelajaran dan
rentang waktu untuk
mencapainya?
5.
Apa kaitan Capaian
Pembelajaran dengan
pembelajaran yang
berpusat pada siswa?
6.
Mengapa dalam teori
konstruktivisme,
kemampuan
“Memahami” dianggap
sebagai level tertinggi?
7.
Mengapa penting
menentukan hasil yang
diinginkan terlebih dulu
dalam penyusunan CP?
8.
Apa yang sebaiknya
dilakukan saat ada siswa
yang “tertinggal” Fase ?
47. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
● Apakah sekolah dapat membuat CP sendiri?
Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah
dan tidak dapat diubah. Satuan pendidikan
diberikan keleluasaan untuk
menentukan/memodifikasi Kurikulum Operasional
Sekolah (KOS), Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur
Tujuan Pembelajaran (ATP), dan Modul Ajar
berdasarkan CP.
● Mengapa CP disusun menggunakan metode
Backward Design?
Dengan mengetahui tujuan akhir pembelajaran,
guru dapat merancang Tujuan Pembelajaran dan
Alur Tujuan Pembelajaran, asesmen, kegiatan
pembelajaran, dan instruksi yang tepat, bermakna,
relevan dengan kondisi siswa, dan efektif untuk
mencapai tujuan tersebut.
48. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
• Mengapa CP disusun berdasarkan fase dan pengurangan konten
materi akan mendorong tercapainya kompetensi dan bukan
berarti penurunan standar?
Pembelajaran berdasarkan fase merupakan penerapan dari prinsip
pembelajaran sesuai tahap capaian belajar atau yang dikenal juga
dengan istilah Teaching at The Right Level (mengajar pada tahap
capaian yang sesuai). Rentang waktu belajar yang lebih lama
dalam Fase memberikan kesempatan siswa untuk benar-benar
memahami sebuah konsep dan mendalami sebuah keterampilan,
bukan sekadar mengejar ketuntasan materi/ berpusat pada guru
dan konten.
Pengurangan materi merupakan konsekuensi untuk merancang
kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada kompetensi dan
karakter. Materi yang disampaikan harus esensial, relevan dengan
kehidupan, dan bermakna untuk siswa.
Pritchett dan Beatty (2015) menemukan bahwa peserta didik yang
mengalami kesulitan memahami konsep di kelas-kelas awal di
sekolah dasar juga mengalami kesulitan di jenjang-jenjang
berikutnya. Artinya, padatnya materi pelajaran membawa
dampak yang panjang dan siswa kehilangan kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi.
• Apa yang dimaksud dengan kompetensi?
Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
sesuai dengan standardisasi yang diharapkan (Badan Nasional
Sertifikasi Profesi , 2014).
Kompetensi adalah karakter individu yang dapat diukur dan
ditentukan untuk menunjukkan perilaku dan performa kerja
tertentu pada diri seseorang (Spencer, McClelland & Spencer, 1994).
Kompetensi terbangun atas aspek kognitif yang berangkaian
dengan aspek afektif atau disposisi tentang ilmu pengetahuan yang
dipelajarinya. Untuk membangun dan mengembangkan kompetensi,
peserta didik perlu mendapatkan kesempatan untuk
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya dalam situasi
yang spesifik dan nyata (Glaesser, 2018)
• Bagaimana 6 aspek pemahaman dapat membantu saya merancang
asesmen dan kegiatan yang efektif membantu pemahaman siswa
mencapai CP?
6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi
pemahaman siswa atas apa yang telah mereka pelajari. Jika siswa
melakukan salah satu dari keenam aspek/facet (mampu menjelaskan
, menginterpretasi, menerapkan, berempati, memiliki sebuah sudut
pandang, atau memiliki pengenalan diri), berarti mereka telah
mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman. Guru dapat
menggunakan 6 Aspek Pemahaman ini untuk menentukan bentuk
pemahaman yang perlu didemonstrasikan siswa/dapat di-ases.
49. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
• Apakah semua mata pelajaran memiliki elemen yang sama
dengan pelajaran lainnya?
Tidak selalu. Setiap mata pelajaran memiliki elemen yang
berbeda-beda atau sama dengan mata pelajaran lain,
tergantung dari karakteristik mata pelajaran itu sendiri
• Apakah elemen CP sebuah mata pelajaran sama untuk semua
fase?
Ya, benar. Elemen dalam CP sebuah mata pelajaran sama dari
fase A-F. Yang membedakan adalah kompleksitas dan
kedalaman materinya, yang artinya kompetensi peserta didik
pun berkembang dari fase ke fase.
Sebagai contoh, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
terdapat 4 elemen utama, yaitu: 1) menyimak, 2) membaca dan
memirsa, 3) berbicara dan merepresentasikan, dan 4) menulis.
Sejak Fase A (kelas I-II SD/sederajat) hingga Fase F (kelas XI-XII
SMA/sederajat), keempat elemen tersebut dipelajari dengan
tingkat kompleksitas kognitif yang terus berkembang
• Apakah sebuah kegiatan pembelajaran harus dapat meliputi
seluruh elemen CP mata pelajaran tersebut?
Tidak. Anda dapat menggunakan hanya 1-2 elemen saja dalam
sebuah kegiatan. Yang terpenting, siswa dapat
mengembangkan kompetensi yang dituju elemen CP tersebut
dengan optimal.
• Bagaimana hubungan dan peran Elemen dengan
kompetensi yang dituju CP?
Setiap elemen memiliki peran dan capaiannya masing-
masing untuk membangun pengetahuan, keterampilan,
atau sikap yang pada saling terhubung dan saling
menunjang membangun kompetensi seseorang agar
dapat mencapai CP mata pelajaran tersebut. Elemen-
elemen tersebut umumnya tidak bersifat hirarkis.
• Apakah CP memuat Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar?
Tidak. CP dinyatakan dalam bentuk paragraf/narasi
berisi kompetensi (kesatuan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kunci) yang perlu dicapai oleh
siswa di akhir sebuah fase.
• Apakah CP menggantikan Standar Kompetensi Lulusan?
Tidak. Dalam kerangka kurikulum, CP kedudukannya di
bawah SNP (Standar Nasional Pendidikan), setara
dengan KI-KD dalam Kurikulum 2013. CP disusun
berdasarakan SKL dan Standar Isi.
50. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
• Bagaimana apabila terdapat perbedaan kemampuan/ level
Capaian Pembelajaran dalam suatu kelas? (Contoh: dalam
kelas 5 ternyata masih ada siswa yang masih berada di fase B,
sementara yang lain sudah sesuai berada di fase C)
Sangat penting untuk melakukan asesmen diagnostik baik
kognitif maupun non kognitif di awal pembelajaran (akan
dibahas pada modul Asesmen). Hasil asesmen diagnostik ini
akan menentukan CP yang akan digunakan dalam kelas
tersebut.
Untuk mengatasinya dapat digunakan Pembelajaran
Berdiferensiasi. Sangat memungkinkan , dalam suatu kelas
digunakan 2 CP. Contoh:
1. Siswa dengan kemampuan umum digunakan CP fase
tersebut (contoh kelas 5 menggunakan CP fase C).
2. Siswa dengan kemampuan melampaui fase C tetap
menggunakan fase C dengan pengayaan/ pendalaman.
Siswa dengan kemampuan ini juga dapat diajak untuk
berbagi kiat belajar dengan temannya (peer teaching)
3. Siswa yang masih berada di fase B menggunakan CP fase
B dengan dampingan guru (remedial)
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus, apabila
mengalami hambatan intelegensi dapat menggunakan
CP pendidikan khusus, namun jika tidak mengalami
hambatan intelegensi dapat menggunakan CP reguler
dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum
• Apakah dengan sistem Fase, apakah siswa yang tertinggal Fase akan
mengalami tinggal kelas/tidak naik kelas?
Tidak. Siswa tetap akan naik kelas dengan catatan perkembangan
masing-masing yang dapat dijadikan landasan untuk merancang
pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai levelnya (Teaching at The
Right Level). Penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak
memberikan banyak manfaat untuk anak (capaian akademik mereka
tidak , malah menurunkan rasa percaya diri anak (self efficacy) tentang
kemampuannya untuk sukses secara akademik.
• Apakah satuan pendidikan dapat membuat CP sendiri?
Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah dan tidak dapat
diubah.
• Mengapa CP hanya memuat tujuan akhir pembelajaran dan rentang
waktu untuk mencapainya?
Setiap satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan
Kurikulum Operasional Sekolah, Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan
Pembelajaran, dan Modul Ajar berdasarkan CP. dengan
mempertimbangkan kekhasan, potensi, dan konteks sekolah, serta
kemampuan siswa dan gurunya.
52. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Rencana Tindak Lanjut
• https://docs.google.com/document/d/1E4awh
AmmbxjifrJLg1VwH_5sLEh-Xunh/edit
• Apa Rencana Tindak Lanjut saya untuk
membagikan pengetahuan yang saya dapat
mengenai cara memahami CP dari
pendekatan konstruktivisme kepada rekan-
rekan saya di sekolah?
• Bagaimana langkah yang efektif untuk
mewujudkan Rencana Tindak Lanjut saya?