2. LATAR BELAKANG
Salah satu topik penting dalam
membicarakan TCP/IP
Sebagai pengidentifikasian dengan
angka kepada setiap mesin di dalam
jaringan IP
Alamat IP adalah software , bukan
hardware
Diperlukan untuk komunikasi antar host
3. Terminologi
Bit 1 bit sama dengan satu digit; Bernilai 0 atau 1. Simbol
“b”
Byte Satu byte sama dengan 8 bit. Simbol “B”
Octet Octet terdiri atas 8 bit, yang merupakan bilangan
biner 8 bit umumnya.
Network Address Digunakan dalam routing untuk
menunjukkan pengiriman paket ke remote network. Contoh:
10.0.0.0, 172.16.0.0,dan 192.168.10.0
Broadcast address Alamat yang digunakan oleh aplikasi
dan host untuk mengirim informasi ke semua titik di dalam
jaringan. Contoh: 255.255.255.255 (broadcast ke semua
jaringan), 172.16.255.255 (broadcast ke semua subnet dan
host pada network address 172.16.0.0, dst
Host address Alamat yang memberikan identifikasi secara
unik pada tiap mesin di dalam network
4. Skema Hierarki Pengalamatan
IP
Untuk IP versi 4, Alamat IP terdiri atas 32 bit. Bit ini
terbagi menjadi 4 bagian yang dikenal sebagai octet
atau byte,dimana masing-masing terdiri atas 1 byte (8
bit)
3 Metode pengalamatan IP:
Dotted-decimal, contoh: 172.16.30.56
Biner, contoh:
10101100.0010000.00011110.00111000
Heksadesimal, contoh: AC.10.1E.38
5. STMIK INDONESIA JK-002
Sebuah komputer dapat memiliki lebih dari satu IP, tergantung sistem
operasinya. Windows 9x hanya mengijinkan 1 (satu) IP untuk setiap
komputer sedangkan Windows NT dan Linux mengijinkan sebuah
komputer memiliki lebih dari 1 IP address.
Angka 0 dipakai untuk menunjukkan network id (net id) sedangkan 255
dipakai untuk broadcast, jadi IP 15.10.10.2 berarti net id =
15.10.10.0, hal ini berarti angka 0 dan 255 tidak boleh dipakai sebagai
nomor IP komputer menurut aturan resmi.
IP address
8. STMIK INDONESIA JK-005
Di dalam IP Address terdapat kelas-kelas yang berkaitan dengan Network
Address dan Host Address. Kelas-kelas tersebut adalah kelas A, B, C, D, dan
E. Kita hanya akan membahas kelas A, B dan C saja, karena yang paling
sering digunakan.
Kelas A 1 – 127 1 – 255 1 – 255 1 – 255
Kelas B 128 – 191 1 – 255 1 – 255 1 – 255
Kelas C 192 – 223 1 – 255 1 – 255 1 – 255
Kelas D 224 – 239 1 – 255 1 – 255 1 – 255
Kelas E 240 – 255 1 – 255 1 – 255 1 – 255
9. Class D sebagai alamat multicast dan
Class E untuk penelitian
Alamat spesial:
Alamat network ketika semuanya 0
○ Diartikan sebagai jaringan / segmen ini
Alamat network semuanya 1
○ Diartikan sebagai semua jaringan
Network 127.0.0.1
○ Digunakan untuk loopback test. Memungkinkan
sebuah node/host mengirimkan paket ke dirinya
sendiri tanpa mengganggu traffic jaringan
IP address
10. STMIK INDONESIA JK-006
Sebuah alamat IP terdiri dari 2 (dua) bagian, yakni:
Network ID
Merupakan identitas alamat dari sebuah jalur. Semua device yang terhubung
pada jalur fisik yang sama harus memiliki Network ID yang sama.
Host ID
Merupakan identitas bagi host (workstation, server, interface router dan
device lain yang terhubung ke jaringan TCP/IP).
IP address
Kelas A 10 1 – 255 1 – 255 1 – 255
Kelas B 172 16 – 31 1 – 255 1 – 255
Kelas C 192 168 1 – 255 1 – 255
11. STMIK INDONESIA JK-007
Kelas Format Default Subnet Mask
A Net.Node.Node.Node 255.0.0.0
B Net.Net.Node.Node 255.255.0.0
C Net.Net.Net.Node 255.255.255.0
IP address
Mekanisme pembagian NetworkID dan Host ID diatur oleh nilai Subnet
Mask. Masing – masing kelas telah memiliki nilai default Subnet Mask.
12. Private IP Address
Not routeable to internet
Ditujukan untuk kebutuhan keamanan
Penghematan jumlah alamat IP yang berharga
Private IP address yang disediakan adalah sebagai
berikut:
Class A : 10.0.0.0 sampai 10.255.255.255
Class B : 172.16.0.0 sampai 172.31.255.255
Class C: 192.168.0.0 sampai 192.168.255.255
13. Broadcast Address
Broadcast layer 2
Akan mengirimkan ke semua node dalam LAN (jaringan lokal)
Dikenal juga dengan hardware broadcast
Tidak bisa melalui router kecuali berubah menjadi paket unicast
Broadcast layer 3
Berupa network broadcast dengan semua bit host dalam kondisi on
(bernilai 1)
Contoh broadcast message adalah ARP (Address Resolution Protocol)
Unicast
Broadcast yang mempunyai alamat tujuan IP yang pasti atau ditujukan
untuk host yang spesifik
Multicast
Multicast memungkinkan komunikasi point-to-multipoint yang berbeda
dari broadcast.
Memungkinkan beberapa peneria menerima pesan tanpa membanjiri
pesan ke semua host pada satu broadcast domain
Hanya meneruskan paket ke host yang berlangganan. Contoh: IPTV
14. Network Address Translation
(NAT)
Ide utama Menghemat alamat global internet
Meningkatkan keamanan jaringan dengan
menyembunyikan alamat IP internal dari jaringan di luar
Inside network menjadi sasaran penerjemahan dari
alamat private menjadi alamat global/public
Beberapa ciri khas NAT:
Static NAT
○ Pemetaan one to one
Dynamic NAT
○ Mapping private IP ke salah satu public IP dari beberapa public
IP yang ter-register
Overloading NAT (NAT overload)
○ Dynamic NAT yang memetakan beberapa unregistered IP ke IP
tunggal yang terregister (many to one) dengan menggunakan
port yang berlainan
○ Dikenal juga dengan PAT (Port Address Transalation)
15. STMIK INDONESIA JK-008
Merupakan sebuah teknik peminjaman bagian host untuk dijadikan
bagian network, yang berakibat memperbanyak jumlah subnet dan
memperkecil jumlah host dalam tiap-tiap subnet. Alasannya:
Mengurangi trafik jaringan, jika tidak menggunakan router sebuah host
tidak dapat berkomunikasi dengan host yang memiliki alamat network
yang berbeda.
Meningkatkan performance jaringan, yang merupakan akibat dari
berkurangnya trafik.
Menyederhanakan managemen, lebih mudah mengidentifikasi dan
mengisolasi masalah yang terjadi dalam jaringan.
16. STMIK INDONESIA JK-009
Teknik subnetting pada implementasinya akan berkaitan dengan subnet
mask. Sama halnya dengan IP Address, subnet mask dibentuk dari
bilangan binner. Agar pengguna lebih mudah mengenal dan
menggunakan subnet mask, bilangan subnet mask dikonversi ke dalam
bentuk bilangan desimal.
Subnetting
Desimal 255 255 0 0
Binner 11111111 11111111 00000000 00000000
Bit 1 menandai bagian network address, bit 0 menandai bagian host
address.
18. STMIK INDONESIA JK-011
Cara Menghitung Subnetting
Contoh:
IP Network Address: 192.168.1.0/26
Artinya:
IP Address: 192.168.1.0
Subnet Mask: 11111111.11111111.11111111.11000000
: 255.255.255.192
Yang mesti dihitung dalam teknik subnetting adalah
1. Jumlah Subnet
2. Jumlah Host per Subnet
3. Blok Subnet
4. Alamat Host dan Broadcast
19. STMIK INDONESIA JK-012
Cara Menghitungnya:
1. Jumlah Subnet = 2ˣ
dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2
oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi
Jumlah Subnet adalah 2² = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y– 2
dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet
terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host.
3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64.
Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet
lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Alamat Host dan Broadcast = host pertama adalah 1 angka setelah
subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
20. STMIK INDONESIA JK-013
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192
Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255
21. STMIK INDONESIA JK-014
Contoh Kasus:
Anda seorang administrator jaringan yang ditugaskan di sebuah
kantor cabang. Kantor cabang tersebut terdiri dari 20 departemen dan
masing-masing departemen terdiri dari 5 user. Anda ditugaskan untuk
membentuk sistem pengalamatan jaringan yang terdapat dikantor
cabang tersebut. Agar dapat berkomunikasi dengan kantor pusat,
administrator kantor pusat memberi satu alamat network: 201.222.5.0.
manager dikantor cabang menginginkan masing-masing departemen
memiliki network address yang berbeda.
22. STMIK INDONESIA JK-015
Solusi:
IP Network Address: 201.222.5.0
Default Subnet Mask: 255.255.255.0
: 11111111.11111111.11111111.00000000
Jumlah minimal subnet (Departemen) yang harus dibentuk: 20 Subnet
Jumlah minimal host (User) pada tiap-tiap subnet: 5 Host
Yang mesti dihitung dalam teknik subnetting adalah:
1. Jumlah Subnet
2. Jumlah Host per Subnet
3. Blok Subnet
4. Alamat Host dan Broadcast
23. STMIK INDONESIA JK-016
1. Jumlah Subnet (2ˣ) / Departemen
2ˣ = 20
Kita harus mencari nilai X agar hasil perpangkatannya = 20 atau
lebih besar dari 20 (>20)
X = 5
32 > 20
Dari hasil diatas kita dapat menentukan bahwa nilai bit 0 yang
harus diubah/dipinjam menjadi bit 1 adalah sebanyak 5
11111111.11111111.11111111.00000000
11111111.11111111.11111111.11111000
Jadi Subnet Mask baru yang digunakan setelah di Subneting
adalah:
255.255.255.248
24. STMIK INDONESIA JK-017
2. Jumlah Host per Subnet (2y– 2) / User
2y– 2 = 5
Kita harus mencari nilai Y agar hasil perpangkatannya = 5 atau
lebih besar dari 5 (>5)
Y = 3
6 > 5
3. Blok Subnet
256 – 248 = 8
Hasil dari pengurangan diatas mengindikasikan bahwa alamat
Subnet selalu kelipatan 8
0, 8, 16, 24, 32, 40, 48, 56, 64, 72, 80, 88, 96,
104, 112, 120, 128, 136, 144, 152.