1. MAKALAH GEOGRAFI REGIONAL DUNIA
“Negara Myanmar”
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas ujian akhir semester 4 (empat)
Dosen Pembimbing: Shodikin, M.Sc
Disusun oleh :
Serlyna Febriyanti 1113015000094
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2015
2. KATA PENGANTAR
Segala puji saya panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam karena nikmat
dan Hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini tepat pada waktu
yang telah ditentukan. Shalawat beserta salam tak lupa saya panjatkan kepada Nabi Muhammad
SAW, manusia terbaik sepanjang zaman yang telah membawa umat Manusia dari zaman penuh
kebodohan menuju zaman yang serba moderen dan penuh dengan teknologi seperti sekarang ini.
Makalah ini berjudul “Negara Myanmar”, makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
UAS (Ujian Akhir Semester), Program Studi Pendidikan IPS semester IV (Empat), Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam pembuatan makalah ini, tentunya saya sebagai penyusun mendapat berbagai
halangan dan rintangan, namun dengan berbagai bentuk bantuan dan dukungan dari banyak
pihak, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan Makalah ini. Maka selayaknya
penulis mengucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Sodikin, M. Sc, selaku dosen pengampu Mata Kuliah Geografi Regional Dunia.
2. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan baik dukungan moriil maupun materiil
sehingga saya dapat menjalani perkuliahan dengan lancar dan tanpa hambatan yang berarti.
3. Seluruh rekan Program Studi Pendidikan IPS semester IV (Empat) A seperjuangan.
Saya sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dalam
kerangka penulisan maupun dalam ketepatan pembahasan dikarenakan berbagai kekurangan
yang dimiliki. Maka dari itu, saya selaku penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas
segala kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Saya membuka sebesar-besarnya pintu
saran dan kritik yang bersifat membangun kepada kami demi perbaikan dimasa yang akan
datang. Terima kasih
Ciputat, 28 Juni 2015
Penulis
3. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Maksud dan Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1. Sejarah Negara Myanmar
2. Kondisi Geografis Negara Myanmar
3. Kondisi Kependudukan Negara Myanmar
4. Kondisi Perekonomian Negara Myanmar
5. Kegiatan Pariwisata Negara Myanmar
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
4. BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Negara Myanmar (atau yang juga dikenal sebagai negara Birma / Burma) adalah salah satu
negara di Asia Tenggara. Negara seluas 680 ribu km2 ini telah diperintah oleh pemerintahan
militer sejak kudeta tahun 1988. Negara yang termasuk negara berkembang ini memiliki
populasi sebanyak 50 juta jiwa. Ibu kota ini sebelumnya terletak di Yangon, namun dipindah ke
Naypyidawpada tanggal 7 November 2005.
Perubahan nama dari Burma menjadi Myanmar dilakukan oleh pemerintahan junta militer
pada tanggal 18 Juni 1989. Junta militer mengubah nama Burma menjadi Myanmar agar etnis
non-Burma merasa menjadi bagian dari negara. Walaupun begitu, perubahan nama ini tidak
sepenuhnya diadopsi oleh dunia internasional, terutama di negara-negara persemakmuran
Inggris. Beberapa negara Eropa seperti Inggris dan Irlandia yang tidak mengakui legitimasi
kekuasaan junta militer tetap menggunakan "Burma" untuk merujuk kepada negara tersebut.
PBB, yang mengakui hak negara untuk menentukan nama negaranya, menggunakan
Myanmar, begitu pula dengan Perancis dan Jerman. Di Jerman, kementerian luar negeri
menggunakan Myanmar, tetapi hampir seluruh media Jerman menggunakan "Burma".
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya negara Myanmar ?
2. Bagaimana kondisi geografis negara Myanmar ?
3. Bagaimana kondisi kependudukan negara Myanmar ?
4. Bagaimana kondisi perekonomian negara Myanmar?
5. Bagaimana kegiatan pariwisata negara Myanmar ?
5. 3. Tujuan
1. Mengetahui sejarah berdirinya negara Myanmar.
2. Mengetahui kondisi geografis negara Myanmar.
3. Mengetahui kondisi kependudukan negara Myanmar.
4. Mengetahui kondisi perekonomian negara Myanmar.
5. Mengetahui kegiatan pariwisata negara Myanmar.
6. BAB II
PEMBAHASAN
1. Sejarah Negara Myanmar
Nama resm : Pyidaungzu Myanma
Naingngandaw
Ibukota : Yangoon/Rangoon
Luas wilayah : ± 678.500 km²
Jumlah penduduk : ± 42.720.200 (2004)
Kepadatan : ± 63 jiwa/km²
Agama : Mayoritas Buddha (85%), selebihnya Islam, Kristen, Hindu, dan Animisme
Suku bangsa : Birma (mayoritas), Karen, Shan, Rakhine, Cina, dan India
Mata uang : Kyat
Bahasa : Birma
Lagu kebangsaan : Gba Majay Bma
Kemerdekaan : 4 Januari 1948 (dari kekuasaan Inggris)
Negara Myanmar (atau yang juga dikenal sebagai negara Birma / Burma) adalah salah satu
negara di Asia Tenggara. Negara seluas 680 ribu km2 ini telah diperintah oleh pemerintahan
militer sejak kudeta tahun 1988. Negara yang termasuk negara berkembang ini memiliki
populasi sebanyak 50 juta jiwa. Ibu kota ini sebelumnya terletak di Yangon, namun dipindah ke
Naypyidawpada tanggal 7 Nomvember 2005.
Pada 1988, terjadi gelombang demonstrasi besar menentang pemerintahan junta militer.
Gelombang demonstrasi ini berakhir dengan tindak kekerasan yang dilakukan tentara terhadap
7. para demonstran. Lebih dari 3000 orang terbunuh. Perubahan nama dari Birma menjadi
Myanmar dilakukan oleh pemerintahan junta militer pada tanggal 18 Juni 1989. Junta militer
mengubah nama Birma menjadi Myanmar agar etnis non-Birma merasa menjadi bagian dari
negara. Walaupun begitu, perubahan nama ini tidak sepenuhnya diadopsi oleh dunia
internasional, terutama di negara-negara persemakmuran Inggris. Beberapa negara Eropa seperti
Inggris dan Irlandia yang tidak mengakui legitimasi kekuasaan junta militer tetap menggunakan
“Burma” untuk merujuk kepada negara tersebut.
PBB, yang mengakui hak negara untuk menentukan nama negaranya, menggunakan
Myanmar, begitu pula dengan Perancis dan Jerman. Di Jerman, kementerian luar negeri
menggunakan Myanmar, tetapi hampir seluruh media Jerman menggunakan “Burma”.
Pemerintah AS, yang tidak mengakui legitimasi kekuasaan junta militer tetap menggunakan
“Burma” tetapi mayoritas media besar seperti The New York Times, CNN dan Associated Press
menggunakan Myanmar.
Pemerintah junta juga mengubah nama Rangoon menjadi Yangon. Pada tanggal 7 November
2005, pemerintah membangun ibu kota baru, bernama Naypyidaw. Mereka juga mengubah lagu
kebangsaan dan bendera pada tanggal 21 Oktober 2010.
2. Kondisi Geografis Negara Myanmar
a. Letak Astronomis dan Batas Wilayah
Myanmar teletak di bagian barat laut Asia Tenggara. Secara astronomis terletak pada garis
10,5º LU - 26º LU dan 93º BT - 111,5º BT. Luas wilayah Myanmar sekitar 676.551 km². Secara
geografis batas negara Myanmar adalah:
utara : China,
timur : Laos dan Thailand,
selatan: Laut Andaman,
barat: Teluk Benggala, Bangladesh, dan India.
8. b. Bentang Alam
Bentang alam negara Myanmar didominasi oleh pegunungan lipatan berbentuk tapal kuda dan
lembah Sungai Irawadi. jalur pegunungan yang tinggi seolah memagari Myanmar di bagian
barat, timur, dan utara. Di sebelah barat membujur Pegunungan Arakan dari utara ke selatan
dengan ketinggian mencapai 2.700 m dan merupakan batas alam dengan negara di sebelah
baratnya.
Sistem pegunungan yang lain adalah Pegunungan Bilauktaung yang merupakan lanjutan dari
Plato Shan dan menjadi batas alam dengan Thailand. Di bagian tengah Myanmar, terdapat
dataran rendah aluvial yang subur yang membentang dari delta dan lembah Sungai Irawadi dan
lembah Sungai Sitang. Dataran rendah ini secara ekonomis sangat penting artinya bagi Myanmar
Iklim.
Myanmar terletak pada derah tropis. Musim hujan berlangsung pada bulan Mei sampai
Oktober karena pengaruh angin muson barat daya yang hangat dan lembab. Musim kemarau
berlangsung pada bulan November hingga pertengahan Februari karena pengaruh angin muson
barat laut yang sejuk. Suhu udara di Myanmar berkisar antara 16² C - 38² C. Wilayah dataran
rendah Mandalay merupakan daerah bayangan hujan karna hanya mendapat curah hujan rata-rata
700mm setiap tahun.
3. Kondisi Kependudukan Negara Myanmar
Pada tahun 2003 penduduk Myanmar berjumlah 49,4 juta jiwa. Kepadatan penduduknya 73
jiwa per km2, angka pertumbuhan penduduk 1,6%. Penduduk Myanmar terdiri atas beberapa
etnis. Kelompok terbesar adalah orang Burma keturunan Tibet dan orang Burma yang mewarisi
peradaban bangsa-bangsa Pyus dan Monyang yang jumlahnya sekitar 69% dari penduduk
Myanmar.
Suku bangsa yang lain adalah Shan 98,5%), Karen (6,2%), Rakhin (4,5%), Mon (2,4%),
Cina (2,2%), dan Kachin (1,4%). Agama penduduk, meliputi Budha (89,4%), Kristen (4,9%),
Islam (3,8%), Hindu (0,5%), kepercayaan suku (1,1%); lain-lain (0,3%). Mata pencaharian
utama penduduk adalah bercocok tanam. Bahasa resmi yang digunakan adalah Burma yang
9. berkaitan dengan bahasa Tibet. Sebagian penduduknya menggunakan bahasa Inggris,
sedangkan penduduk yang tinggal di bukit memiliki bahasa sendiri. Satuan mata uangnya Kyat.
4. Kondisi Ekonomi Negara Myanmar
System Ekonomi
Myanmar menganut sistem ekonomi liberal. Ekonomi liberal adalah teori ekonomi
yang diuraikan oleh tokoh-tokoh penemu ekonomi klasik sepertiAdam Smith atau French
Physiocrats. Sistem ekonomi klasik tersebut mempunyai kaitannya dengan "kebebasan
(proses) alami" yang dipahami oleh sementara tokoh-tokoh ekonomi sebagai ekonomi liberal
klasik. Meskipun demikian, Smith tidak pernah menggunakan penamaan paham tersebut
sedangkan konsep kebijakan dari ekonomi (globalisasi) liberal ialah sistem ekonomi
bergerak kearah menuju pasar bebas dan sistem ekonomi berpaham perdagangan bebas dalam
era globalisasi yang bertujuan menghilangkan kebijakan ekonomi proteksionisme.
Meskipun kaya sumber daya alam, ekonomi Myanmar sebagian besar telah mengalami
stagnasi sejak tahun 1997 karena manajemen makroekonomi yang buruk, utang sektor publik
yang besar, penurunan tajam dalam investasi asing, kebijakan isolasionis dan sanksi
perdagangan. Pendapatan rendah, tinggi pengeluaran pertahanan (dianggap sebanyak 40%) dan
kerugian berat oleh perusahaan negara telah menyebabkan defisit anggaran besar. Ukuran
ekonomi hitam di Myanmar membatasi kemampuan pemerintah untuk meningkatkan
pendapatan pajak, dan penghindaran pajak meluas. Kurs manajemen yang miskin, dengan nilai
tukar resmi kyat terlalu overvalue.
Meskipun liberalisasi awal 1990-an, sekarang ada hambatan yang signifikan untuk
perusahaan swasta. Selain kebijakan ekonomi tidak jelas, inflasi, nilai tukar distorsi, korupsi,
kontrol pada perdagangan, dan pengambilan keputusan dengan sewenang-wenang mereka yang
berkuasa, krisis dalam investasi sektor perbankan swasta telah menghambat pertumbuhan
sektor swasta dan putus asa dalam dan luar negeri. Singkatnya, Myanmar dianggap sebagai
tujuan risiko tinggi untuk investasi luar negeri.
10. Gas alam adalah salah satu sumber terbesar Myanmar pendapatan ekspor hukum, terhitung
sekitar 30 persen dari total ekspor, dengan pertumbuhan lebih lanjut diharapkan dan permintaan
energi yang meningkat dari negara-negara tetangga, terutama India, Cina dan Thailand.
Perkiraan Intelijen Ekonomi Satuan bahwa perekonomian akan tumbuh sekitar 2-3 persen pada
2008, inflasi akan terus meningkat, dan meskipun pertumbuhan lanjutan di sektor minyak dan
gas, sisa ekonomi akan tetap lemah.
Myanmar mengambil langkah-langkah untuk tumbuh dalam perekonomian global dengan
mengekspor beras, tenaga hidroelektrik dan minyak bumi, serta memproduksi garmen - namun
negara ini akan sukses jika meniru keberhasilan perekonomian Afrika yang berkembang,
demikian menurut analis tentang perekonomian yang berkembang. “Prospeknya tampak cerah,
asalkan negara ini menjaga kestabilan politik. Mereka mengawali kembali dari titik paling
rendah, tetapi kini tampak jelas bahwa mereka mulai bangkit," kata Martin Hutchinson, mantan
bankir perdagangan dan analis ekonomi untuk Reuters Breakingviews, khusus mengenai
negara-negara yang perekonomiannya berkembang.
“Penghasilan per kapita memang masih sangat rendah, hanya $800-$1.000 [USD] tetapi
mereka memiliki sumber daya, dan sekarang mereka akhirnya membuka diri sehingga terdapat
banyak perusahaan internasional yang tertarik untuk berinvestasi di sana," kata Hutchinson.
Menteri energi Myanmar mengatakan bahwa Exxon Mobil dan Oil India adalah di antara 59
perusahaan energi global yang merencanakan untuk berinvestasi dalam cadangan minyak dan
gas alam di Myanmar – diperkirakan bernilai $75 miliar [USD].
Myanmar dulunya merupakan sumber minyak bumi yang terutama bagi Kerajaan Inggris,
tetapi industri ini bisa dikatakan hampir mati di bawah penindasan kekuasaan militer selama
setengah abad dan nyaris terisolasi secara total sejak awal tahun 1960-an. Hanya dengan 60 juta
orang dan area daratan terbesar di Asia Tenggara, Myanmar berpotensi memperoleh
keuntungan dari negara tetangganya India dan China untuk kebutuhan bahan baku. Malaysia
dan Thailand, rekan bangsa di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara [ASEAN], juga
membutuhkan tenaga listrik yang dihasilkan di Myanmar.
11. Bloomberg juga melaporkan bahwa Woodside Petroleum, produsen minyak dan gas kedua
terbesar di Australia, sedang menjajaki kemungkinan memperoleh cadangan di lepas pantai
Myanmar. “Kegiatan yang berpacu dengan waktu untuk mengembangkan sumber daya
Myanmar telah dimulai,” kata Shihoko Goto, analis ekonomi Asia di Woodrow Wilson Center,
di Washington, D.C. “Kegiatan ini dipimpin oleh perusahaan-perusahaan Jepang dan Korea
Selatan, tetapi negara macan Asia lainnya, – Thailand, Taiwan dan Malaysia – juga sudah
terlibat secara sangat aktif.”
Myanmar memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan produksi berasnya.
Pertama, untuk menyediakan pangan bagi rakyatnya sendiri, kedua untuk menghasilkan
kemakmuran dalam bidang pertanian pokok yang selalu merupakan prasyarat sangat penting
bagi pengembangan industri, dan ketiga untuk mengekspor surplus panen ke China dan India.
Khususnya China yang tengah mencari tambahan impor pangan dari Asia Tenggara dan
sub-Sahara Afrika sebagai pelindung terhadap tahun-tahun kemarau yang makin meningkat,
yang disebabkan oleh pemanasan global. Dalam dua dari tiga tahun terakhir, panen China telah
turun secara drastis akibat gelombang panas dan kemarau yang disebabkannya. Pasukan
cadangan China telah dimobilisasikan untuk membantu para petani mengatasi kondisi
kekeringan tersebut.
Masalah infrastruktur; sumber daya alam yang melimpah
Bank Dunia mencermati bahwa Myanmar pernah menjadi negara pengekspor beras teratas
di dunia namun selama beberapa puluh tahun terakhir, ekspor berasnya hanya secuil pangsa
pasar dunia. Myanmar jelas membutuhkan pertumbuhan secara mendesak. Bank Dunia
melaporkan bahwa jumlah kemiskinannya adalah 26 persen. Kebanyakan indikator sosial
menunjukkan angka yang sangat rendah. Contohnya, 32 persen balita menderita busung lapar.
Infrastruktur yang buruk dengan akses terbatas merupakan penghalang utama dalam
menyediakan layanan kesehatan dan pendidikan pokok serta menghambat perkembangan
ekonomi, demikian yang dilaporkan.
Hampir separuh jalan tidak dapat dilalui selama musim hujan. Sekitar 75 persen penduduk
tidak memiliki listrik, dan pemakaian listrik merupakan salah satu yang terendah di dunia – 20
12. kali lipat lebih sedikit daripada angka rata-rata dunia. Infrastruktur listrik yang ada hanya dapat
memenuhi sekitar separuh permintaan saat ini, menyebabkan seringnya terjadi pemadaman
listrik dan penjatahan pasokan listrik. Akses ke air minum juga sangat terbatas di banyak
daerah.
Namun, Myanmar secara potensial memiliki tenaga hidroelektrik yang sangat kaya, dan
dengan investasi asing yang memadai, negara ini dapat dengan mudah memenuhi kebutuhan
dalam negeri dan mengekspor surplus listrik ke negara sekitarnya yang memiliki perekonomian
industri yang amat membutuhkan tenaga listrik. Negara ini juga berpotensi menyediakan rute
untuk jalinan pipa melalui daratan untuk memintas kemacetan di Selat Malaka.
Myanmar juga sangat kaya dengan sumber daya alam, seperti kayu, timah, timah sari,
perunggu, antimon, tungsten, timbel dan batu bara. The Economist menyatakan dalam
terbitannya tanggal 15 Juni, “Myanmar memiliki industri ekspor garmen yang menjanjikan
pada awal tahun 1990-an. Ini dapat dibangun kembali tanpa mendera tenaga kerja.” Berkat
kampanye penjangkauan dunia Thein Sein yang bersejarah, masa depan Myanmar tampak lebih
cerah daripada sebelumnya, sejak memperoleh kemerdekaannya 66 tahun lalu.
5. Kegiatan Pariwisata Negara Myanmar
Sejak Presiden Thein Sein berkuasa, Myanmar memiliki haluan liberal dan demokrasi.
Dampaknya terlihat pada jumlah pengunjung. Negara yang semakin terbuka ini,
membangkitkan ketertarikan dunia internasional. Di paruh pertama tahun ini, 30 persen lebih
banyak turis yang datang ke Myanmar dibandingkan tahun 2011 lalu.
Namun, bahaya turisme massal disadari di sana. Perusakan lingkungan, warisan budaya
yang menjadi komersil dan kondisi kerja yang tidak adil bagi warga lokal tidak diinginkan.
Karena itu, pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk yayasan Jerman Hanns-
Seidel untuk merancang strategi perkembangan turisme di Myanmar. "Responsible Tourism
Policy" berisi acuan dimana lingkungan dilindungi, perkembangan ekonomi yang stabil
diperhitungkan dan tingkat kemiskinan dikurangi. Kesinambungan adalah tujuan akhir
pemerintah dan mereka ingin mewujudkannya semaksimal mungkin.
13. Model tiga pilar
"Pariwisata berkesinambungan bergantung pada tiga hal, yakni ekonomi, lingkungan dan
tanggung jawab sosial", jelas Achim Munz, perwakilan yayasan Hanns-Seidel di Myanmar.
Pemerintah harus berfokus pada sektor pariwisata. "Investasi dalam turisme, misalnya dengan
pembangunan infrastruktur sangat penting bagi perkembangan ekonomi Myanmar di masa
mendatang", ujar Munz. Lagipula, pasar harus dijaga agar harga tetap pada tingkat yang bisa
diterima. "Saat ini harga kamar hotel tengah melonjak, jadi turis banyak yang enggan datang."
Di bidang lingkungan, pemerintah merencanakan sistem pembuangan air yang lebih baik,
memperhatikan sistem daur ulang dan memajukan energi matahari. Munz menambahkan, "Bus
ramah lingkungan akan digunakan." Industri kecil akan didukung.
Warga harus dilibatkan
Dari segi sosial, pakar turisme Nicole Häusler berpendapat, "Warga miskin, perempuan dan
remaja harus lebih diintegrasi dan memberi kemungkinan bagi mereka untuk mendapat
pendidikan lanjutan." Warga setempat harus bisa lebih mudah bekerja di hotel, restoran atau
sebagai pemandu wisata dan dengan demikian juga menarik keuntungan dari sektor pariwisata.
"Pemerintah ingin membantu perusahaan kecil yang menjual pekerjaan tangan atau seni. Petani
dan industri kecil juga harus bisa merasakan keuntungannya. Untuk itu, produk dan bahan
pangan lokal akan diutamakan di hotel dan restoran", jelas Häusler.
Petra Thomas tahu pelaksanaan strategi semacam itu tidak mudah. Pegawai di biro
perjalanan ini mengkhususkan diri bagi tur berkesinambungan ke Myanmar. "Kami harus
sering berkompromi. Khususnya saat infrastruktur lokal memberikan batasan. Kami misalnya
masih tetap harus menggunakan pesawat untuk penerbangan dalam negeri, karena jalanannya
masih dalam kondisi buruk."
14. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi negara Myanmar (atau yang juga dikenal sebagai negara Birma / Burma) adalah
salah satu negara di Asia Tenggara. Myanmar teletak di bagian barat laut Asia Tenggara. Secara
astronomis terletak pada garis 10,5º LU - 26º LU dan 93º BT - 111,5º BT. Luas wilayah
Myanmar sekitar 676.551 km². Secara geografis batas negara Myanmar adalah: utara : China,
timur : Laos dan Thailand, selatan: Laut Andaman, barat: Teluk Benggala, Bangladesh, dan
India.
Pada tahun 2003 penduduk Myanmar berjumlah 49,4 juta jiwa. Kepadatan penduduknya 73
jiwa per km2, angka pertumbuhan penduduk 1,6%. Penduduk Myanmar terdiri atas beberapa
etnis. Kelompok terbesar adalah orang Burma keturunan Tibet dan orang Burma yang mewarisi
peradaban bangsa-bangsa Pyus dan Monyang yang jumlahnya sekitar 69% dari penduduk
Myanmar.