SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
PAPER TOKOH MATIUS
Ditunjukan Kepada Dosen Pengampuh Tehologi PB II
Di Sekolah Tinngi Teologi Mawar Saron Lampung
Oleh:
Stefanus Sony Seran
NIM: 20178619
SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA MAWAR SARON LAMPUNG
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB 1: PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.1. Cerita Berdasarkan Kitab Matius. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB II
1.2. Penguyuban Matius. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB. III : PENUTUP
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kata Pengantar
Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan sayang-
Nya memberikan pengetahuan,kemampuan dan kesempatan kepada penyusun sehingga mampu
meyelesaikan penyusunan Peper ini. Peper ini ditulis sebagai tugas mata kuliah Theologia PB II.
Penyusun meyadari, dalam penulisan makalah ini masih ada kemukinan kekurangan-
kekurangan karena keterbatasan kemampuan penyusun, untuk itu,masukan yang bersifat
membangun akan sangat membantu penyusun untuk semakin membebenih kekuragannya
Ucapkan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah
ini untuk ucapkan terimakasih, semoga makalah ini dapat berguna, sebagai karya dari kita dan
untuk semua amin…
Pendahuluan
Matius: Penulis Kitab Injil dan Pengikut Yesus
Matius adalah seorang pemungut cukai yang tamak, sampai Yesus Kristus memilih dia
menjadi seorang murid. Matius si Pemungut Cukai. Kita pertama kali menjumpai Matius
di Kapernaum, di meja pajaknya di jalan raya. Dia sedang mengumpulkan iuran wajib untuk
barang-barang impor yang dibawa oleh para petani, pedagang, dan karavan. Di bawah
sistem Kerajaan Romawi, Matius harus membayar semua pajak di muka/terlebih dahulu, lalu
menariknya dari warga dan pelancong untuk mendapatkannya kembali bagi dirinya. Rasul
Matius Pemungut cukai biasanya terkenal korup karena mereka memeras jauh lebih banyak dan
lebih tinggi dari yang diharuskan untuk memastikan supaya mereka mendapat keuntungan
pribadi. Karena keputusan mereka dijalankan oleh para prajurit Romawi, maka tidak seorang pun
berani menolak.
Rasul Matius
Matius bernama Lewi sebelum dipanggil oleh Yesus. Kita tidak tahu apakah Yesus
memberinya nama Matius atau dia sendiri yang menggantinya, tetapi namanya merupakan
kependekan dari Matatias, yang artinya "pemberian Yahweh", atau sederhananya "pemberian
Allah". Pada hari yang sama ketika Yesus mengajak Matius untuk mengikut Dia, Matius
mengadakan pesta perpisahan yang besar di rumahnya di Kapernaum, mengundang teman-
temannya supaya mereka juga bisa bertemu dengan Yesus. Sejak waktu itu, Matius tidak lagi
memungut cukai, tetapi memungut jiwa-jiwa bagi Kristus.
Meskipun masa lalunya penuh dosa, Matius secara unik memenuhi syarat sebagai
seorang murid. Dia adalah seorang pencatat yang akurat dan pengamat pribadi yang tajam. Dia
menangkap detail yang paling kecil. Sifat-sifat ini sangat menolong dia ketika dia menulis kitab
Injil Matius sekitar 20 tahun kemudian. Yesus memanggil Matius. Kalau dilihat dari luar,
memilih seorang pemungut cukai sebagai salah seorang pengikut-Nya yang terdekat adalah hal
yang memalukan dan tidak pantas bagi Yesus, sebab mereka (pemungut cukai) sangat dibenci
oleh orang-orang Yahudi. Akan tetapi, dari empat penulis kitab Injil, Matius menghadirkan
Yesus sebagai Mesias yang diharapkan oleh orang Yahudi, menyesuaikan catatan-catatannya
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.
Matius memperlihatkan salah satu kehidupan yang diubahkan secara radikal di dalam
Alkitab sebagai respons atas ajakan Yesus. Dia tidak ragu; dia tidak melihat ke belakang. Dia
meninggalkan kehidupan yang berlimpah kekayaan dan rasa aman untuk menerima kemiskinan
dan ketidakpastian. Dia menolak kesenangan dunia demi janji hidup yang kekal. Sisa dari kisah
hidup Matius tidak jelas. Menurut tradisi, dia berkhotbah selama 15 tahun di Yerusalem setelah
kematian dan kebangkitan Yesus, lalu pergi bekerja di ladang misi ke negara-negara lain.
Bab I
1.1. Cerita Berdasarkan Narasi Matius
Sama dengan narasi-narasi lainnya, Injil Matius bisa dikatakan terdiri atas dua bagian.
Chatman menunjukan kedua bagian ini sebagai “cerita” dan “urain tentangnya”. “Cerita”. Injil
Matius adalah tentang Yesus mulai dari kandungan dan dilahirkan sampai pada kematian dan
kebangkitan-Nya. “Uraian” Injil Matius adalah sarana yang dengannya cerita tentang kehidupan
Yesus dituturkan, sedangkan “uraian” adalah “bagaimana” cerita itu dituturkan.
A. Peristiwa-peristiwa
Cerita tentang sebuah narasi seperti tokoh Matius, menurut Chatman, meliputi tiga unsur,
yaitu: “peristiwa-peristiwa”, “tokoh-tokoh”, dan “tempat kedudukan”. “Peristiwa-peristiwa”
adalah rangkaian kejadian, atau “perbuatan”, yang merentangkan panjang cerita dan terdiri atas
“plot” atau “alur” sebuah cerita. Untuk menciptakan sebuah didalam suatu rangkaian waktu dan
sebab akibat tertentu sedemikian rupa untuk memproleh tanggapan yang diinginkan dari pihak
pembaca.
B. Peran-peran
Dalam skema Chatman cerita yang disampaikan sebuah narasi yang mencangkup bukan
hanya peristiwa-peristiwa dan “plot”, melaikan juga peran-peran. Secara khas, “peran-peran
adalah orang-orang yang tampil dalam sebuah karya narasi seperti Injil Matius. Kelompok
“orang-orang” banyak misalnya, dapat berfungsi sebagai seorang peran. “pemberian peranan”
(karakterisasi) berkaitan dengan cara penulis menghidupkan para peran dalam sebuah narasi.
Untuk menjadikan peran-peran itu hidup, seorang penulis mempunyai sekurang-kurangnya dua
metode yang tersedia baginya.
Orang dapat membedahkan jenis-jenis peran atas dasar watak atau pembawaan yang
dipunyainya. Chatman merumuskan watak sebuah sifat pribadi dari seorang peran yang tampil
dengan taat asas untuk sebagian atau keseluruhan cerita . Demikian dalam Injil Matius
digambarkan sebagai orang yang taat terhadap Allah dan berbelas kasih terhadap orang banyak.
Namun meskipunkedua sifat ini jelas dikaitkan pada Dia, tetapi fakta bahwa ia berbelas kasih
dinyatakan secara tersurat, sedangkan fakta bahwa Ia taat haruslah disimpulkan. Namun jika ada
beberapa watak yang disimpulkan pembaca.
C. Peran-peran
Dalam skema Chatman cerita yang disampaikan sebuah narasi mencangkup bukan hanya
peristiwa-peristiwa dan plot, melaikan juga peran-peran. Secara khas peran-peran adalah orang
yang tampil dalam sebuah karya narasi seperti Injil Matius. Kelompok, orang banyak misalnya,
dapat berfungsi sebagai seorang peran (karakterisasi) berkaitan dengan cara penulis
menghidupkan cara peran dalam sebuah narasi.
Disini kita bisa lihat bahwa tokoh Matius ini menuliskan banyak sekali peran-peran atau
tokoh dan kelompok. Matius menuliskan dengan dengan jelas bahwa pada zaman Tuhan Yesus
banyak sekali kelompok-kelompok yang berada pada waktu itu. Matius menuliskan banyak
sekali pera yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tersebut. Disini kita bisa lihat bahwa orang
dapat membedahkan jenis peran atas dasar watak atau pembawaan yang dipunyainya. Chatman
merumuskan watak sebagai sifat pribadi seseorang peran yang ditampil dengan taat dengan asas
untuk sebagian sebuah carita.
D. Para Murid
Meskipun merupakan suatu kelompok, para murid bisa dilihat sebagai suatu peran saja
sama seperti Yesus, mereka berperan campuran. Namun apabila,dalam hal Yesus dikatakan
bahwa Ia banyak sekali mempunyai banyak watak, maka dalam hal para murid meraka bukan
hanya memiliki banyak watak, tetapi juga watak-watak mereka bertentangan. Kecuali untuk
perbuatan Yudas yang berkihianatdan barangkali drama kebangkitan di Galilea, para murid tidak
banayak memperngaruhi plot cerita Matius. Tentu saja ini bukan hanya untuk menyangkali
bahwa tidak ada juga adegan-adegan atau khotbah-khotbah yang melibatkan para murid yang
mempunyai makna penting untuk masa sesudah kematian dan kebangkitan Yesus.
Oleh karena para murid memiliki watak-watak yang bertentangan, maka pembaca
diundang, tergantung pada sikap yang diperlihatkan oleh Matius sebagai narator dan Yesus
terhadap mereka pada kesempatan tertentu, untuk menidentifikasi diri dengan atau mengambil
jarak dari mereka. Karena itu, melalui pengakuan atau penyangkalan bersyarat seperti itu,
pembaca menjadi terlatih dalam nilai-nilai yang menata kehidupan kemuridan dalam cerita
Matius.
E. Para Pemimpin Keagamaan
Sebutan “para pemimpin” itu sendiri dipakai dalam cerita Matius untuk menunjukan
kepada kelompok-kelompok orang yang menduduki posisi berkuasa di Israel. Karena itu dari
sudut kritik sastra sebutan ini juga dapat juga dengan jitu dipakai untuk menunjukan kepada
semua kelompok orang seperti itu. Yang termaksud dalam pemimpin ini adalah kaun Farisi,
Saduki, Imam-imam kepala, tua-tua, dan Para ahli Taurat. Dalam salah satu bagian tersebut juga
kaum Herodian. Oleh karena semua kelompok ini disajikan didalam cerita Matius sebagai suatu
kesatuan yang menentang Yesusn maka mereka dapat dilihat sebagai suatu peran saja.
Kecuali Yesus sendiri, para pemimpin keagamaan adalah orang-orang yang paling
mempengaruhi perkembangan plot cerita Matius pengambaran watak mereka dibentuk oleh
pertentangan mereka dengan Yesus. Tetapi jika Yesus adalah peran “campuran” maka mereka
adalah peran “terbatas”. Banyak watak yang dikenakan mereka pada hakikatnya merupakan
pengejawantahan dari suatu “watak dasar” dan tidak ada bukti bahwa ada perubahan yang terjadi
dalam rangkaian cerita itu. Sikap-sikap yang secara tetap diperlihatkan oleh Yohanes Pembaptis,
Yesus, dan Matius sebagai narator terhadap pemimpin keagamaan ini menyebabkan pembaca
menjauh dari para pemimpin itu. Hal yang sama dapat juga dikatakan untuk tokoh-tokoh seperti
Herodes Agung, Arkhelaus, Herodes Antipas, Pilatus dan tentara-tentara Roma yang
memperlakukan Yesus dengan kasar dan menyelibkan-Nya dan kepala pasukan dan tentara yang
diperitahkan untuk menjaga kubur Yesus. Meskipun aneka ragam kelompok para pemimpin ini
dijabarkan sebagai suatu kesatuan dan bukan sabagai partai-partai atau golongan-golongan yang
berbeda dan malah saling bertentangan seperti yang diketahui dari sejarah sejauh ini, namum
beberapa perbedaan historis diantara mereka dapat diamati. Misalnya ungkapan klise yang
biasanya dikenakan kepada Dewan Tertinggi atau Sanhedriadalah imam-imam kepala dan tua-
tua. Yang lain-lainnya yang juga merupakan anggota Sanhedrin adalah para ahli Taurat dan
Imam besar, yang berperan sebagai ketua adalah Kayafas. Secara historis sampai kejatuhan
Yerusalem pada tahun 70 M. Sanhedri mempunyai kuasa-kuasa yang luas di Palestina yaitu
kuasa di bidang keagamaan, politik, dan hukum. Namun perlulah diperhitungakan kekuasaan
dari beberapa gubernur yang ditunjukan olrh Roma untuk wilayah Palestina. Di dalam cerita
Matius gubernur Roma yang perlu diperhatikan tentu saja adalah Pilatus. Hanya dengan izinnya
dan dibawah naungan jabatanya.
F. Orang Banyak
Jika pemberian watak para pemimpin keagamaan semuanya negatif, maka tidaklah
demikian untuk orang banyak( orang-orang Yahudi). Seperti para pemimpin, orang banyak juga
bisa dilihat sebagai suatu peran yaitu peran terbata. Mereka tidak mempunyai banyak watak. Dan
yang ada pada mereka tidak berubah sampai akhir cerita Matius yaitu ketika mereka secara tiba-
tiba mereka tampil bersama Yudas mereka menangkap Yesus. Pengambaran watak orang banyak
ini berkembang dalam dua alur: melalui interaksi dengan Yesus dan melalui keberadaan mereka
yang dipertentangkan dengan para pemimpin keagamaan. Sampai pada penangkapan Yesus,
sikap pembaca terhadap orang banyak umumnya adalah menyetujui dan menaruh simpati.
Melalui interaksi dengan Yesus orang banyak menunjukan bahwa mereka menyenangi Yesus.
Yesus sendiri memandang orang banyak dengan penuh belas kasihan, karena mereka lelah dan
terlantar, tidak ada gembala. Mereka mengikuti Yesus, berkumpul disekitar-Nya. Ia mengajar
mereka dan mereka takjub terhadap pengajaran-Nya. Ia menyembuhkan penyakit mereka dan
mereka menyaksikan perbuatan mujizat-Nya dan menjadi takut, heran. Dua kali orang banyak
merasa lapar ketika mereka bersama Yesus. Yesus memberikan mereka makan. Akan tetapi
orang-orang banyak dapat juga menjadi penghalang seperti dalam cerita tentang anak seorang
kepala ibadat mereka menertawakan perkataan Yesus bahwa “anak ini tidak mati, tetapi tidur”,
atau mencoba mendiamkan dua orang buta yang memohon kepada Yesus supaya disebuhkan.
Disini kita bisa lihat bahwa ketika Matius mengikuti Yesus banyak orang yang
menertawakan dia dan menjadi penghambat di perjalanan, tetapi Yesus tidak pernah membalas
mereka Tuhan Yesus membatu mereka disaat mereka sedang berada dalam kesesakan, Matius
menuliskan bahwa pekerjaan Tuhan Yesus yang sangat hebat dan luar biasa yang dikerjakan-Nya
untuk umat manusia. Tetapi banyak orang yang tidak mau mepercayainya dan mereka tidak
segan-segan untuk menolak dia. Sekalipun orang banyak ini bersahabat, namun mereka adalah
orang-orang tidak beriman kepada Yesus. Benar, mereka pernah bertanya tentang apakah Ia
adalah Anak Daud dan mereka pun menyambu-Nya sebagai Anak Daud pada waktu Ia masuk ke
Yerusalem. Tetapi bentuk tata bahasa yang mereka pakai ketika bertanya kepada Yesus bentuk
yang mengharapkan jawaban negative. Dan mereka ditanyakan siapakah Yesus yang mereka
sambut sebagai Anak Daud itu, maka jawab mereka adalah bahwa ia adalah seorang nabi dari
Nazaret. Betul, “nabi” adalah gagasan yang keliru sebab Yesus yang sebenarnya adalah Mesias
Bab II
1.2. Panguyuban Matius
A. Keanggotaan Panguyuban Matius
Lazimnya masa kesengsaraan mesianis tampak mengacu kepada tahap yang lebih
kemudian dari abad pertama dan pembaca dimaksud dari Injil Matius mengacu kepada orang-
orang Kristen asal Yahudi atau kafir yang berbahasa Yunani yang barangkali ada di Antiokhia
Siria. Untuk menentukan waktu penulisan Injil ini mungkin akan menolong kalau perumpamaan
mengenai perjamuan agung diperhatikan. Dapat ditemukan apa yang para ahli anggap sebagai
singgungan yang jelas terhadap kehancuran Yerusalem. Dari sudut sejarah penulis Injil pertama,
peristiwa ini tampaknya sudah terjadi dimasa lalu. Selain itu, ada keterangan bahwa Ignatius,
yang menulis tidak lama sebuah abad pertama, peristiwa ini tampaknya sudah terjadi di masa
lalu tampaknya mengetahui Injil Matius. Dengan keterangan ini orang biasa segera
menyimpulkan bahwa waktu penulisan Injil ini adalah tahun 85 atau 90 M.
Naskah Injil Matius itu sendiri menyaksikan bahwa bahasa yang dipakai oleh pembaca
dimaksud Matius adalah bahasa Yunani, hal ini pada gilirannya, menyarankan bahwa tempat asal
Injil ini sangat mungkin adalah suatu kota. Perkiraan yang baik adalah Antiokhia di Siria.
Demikian pun, mutu bahasa Injil ini sedemikian rupa sehingga sama sekali bukanlah “Yunani
terjemahan”, terjemahan sekunder, misalnya, dari yang asli berbahasa Ibrani atau Aram. Dalam
suatu analisis terhadap bahasa Injil ini, seorang ahli menyatakan meskipun penulis Injil pertama
memperhatikan “suasana Semitis” dan kadang-kadang mengambil ahli Semitisme dari sumber-
sumbernya atau bahkan ini sendiri memberikan suatu warna Semitis terhadap suatu ungkapan.
Gambaran Injil pertama ini tentang Yesus juga bercorak Yahudi, Ia adalah “Anak Abraham”
yang didalam-Nya seluruh sejarah Israel mencapai titik puncaknya. Selanjutnya Ia adalah
“Mesias” atau “Dia Yang Akan Datang” yang secara khsus diutus kepada “kawana domba yang
hilang” dari umat Israel. Ia juga adalah “Anak Daud”, tokoh rajani yang berada dalam garis
keturunan Daud dan Raja orang Yahudi “Israel” yang menderita demi umat-Nya. Pendeknya
sesungguhnya Yesus adalah “Anak Allah” atau “Imanuel’, se-Orang yang melalui-Nya Allah
berdiam bersama umat-Nya sampai akhir zaman dan yang akan, sebagai pengenapan nubuatan
Perjanjian Lama tentang Anak Manusia, kembali untuk menghakimi semua manusia.
B. Kedudukan Sosial
Disini kita bisa lihat bahwa pada waktu itu tampaknya Matius adalah orang yang
berbeda. Tampak juga bahwa rumah tinggal mereka adalah di daerah perkotaan. Dibandingkan
dengan markus yang memakai kata “kota” (Polis) delapan kali dan kata “kampung” (kome) tujuh
kali, maka penulis Injil Matius memakai kata “kampong” hanya empat kali tetapi kata “kota”
tidak kurang dari dua puluh enam kali. Statistik Injil Matius ini akan lebih menarik lagi kalau
memperthatikan bahwa “kota” merupakan tempat kedudukan dalam kehidupan untuk bagian
yang penting dan berarti dari kehidupan dan pelayanan Yesus dan untuk pelayanan murid juga.
Demikianlah Yesus dibesarkan dikota Nazaret. Dalam menuaikan pelayanan-Nya, Ia menjadikan
kota Kapernaum, Ia mengunjungi semua kota di Galilea. Akhirnya Ia menyelesaikan pelayanan-
Nya di kota Yerusalem. Untuk para murid, dalam kotbha missioner-Nya, Yesus juga
menjelaskna bahwa mereka melaksanakan pelayanan mereka dilingkungan kota. Bila demikian,
bisa jadi para pembaca yang semula dimaksud Injil Matius adalah anggota-anggota dari suatu
“gereja kota”.
Kuat petunjuk juga bahwa para pembaca semula dimaksud ini adalah orang-orang berada.
Contohnya, Yesus menurut Lukas memaklumkan berkat kepada orang miskin. Tetapi Yesus
menurut Matius memberkati orang yang miskin di hadapan Allah. Yesus menurut Markus
memerintahkan para murid agar dalam pelayanan misi mereka tidak membawa uang dalam ikat
pinggang, tetapi menurut Matius, Yesus memerintahkan untuk tidak membawa emas atau perak
atau tembaga dalam ikat pinggang. Yesus menurut Lukas, menyampaikan perumpamaan tentang
uang mina, sedangkan menurut Matius, Yesus menyampaikan perumpamaan tentang talenta
salah satu talenta sebanding dengan lima puluh kali satu mina. Yesus dalam lukas mengucapkan
perkataan tuan rumah dalam perumpamaan tentang perjamuan kawin. Pergilah dengan segera
kesegala jalan dan lorong kota dan bawalah kemarin orang-orang lumpuh. Sebaliknya, Yesus
menurut Matius tidak memberikan petunjuk yang begitu tersurat kepada orang-orang tampa hak
seperti itu hanya kecuali mengatakan demikian, karena itu pergilah ke persimpangan-
persimpangan jalan dan undanglah mereka ke pesta perkawinan sebanyak yang kamu jumpai
disana. Dan dalam Markus dan Lukas, Yusuf dari Arimatea adalah seorang aggota dewan yang
menanti-nantikan kerajaan Allah. Tetapi Matius, ia adalah seorang yang kaya yang juga adalah
murid Yesus.
C. Lingkungan Sosial
Disini kita lihat bahwa tampaknya pasti bahwa suasana sosial dan keagamaan kalau kita
membaca yang semula dimaksud Injil Matius adalah suasana pertentangan yang hebat. Pada satu
pihak, terlihat seakan-akan mereka hidup dalam lingkungan orang kafir yang memusuhi mereka.
Apakah misi mereka kepada bangsa-bangsa lain merupakan alasan satu satunya atau bukan, yang
jelas mereka dibahwa kepada pengadilan oleh penguasa kafir, dilecehkan secara dihukum
(diserahkan kepada penindasan) dibenci oleh semua orang dan malah dibunuh. Jelaslah bahwa
orang Kristen ini sedang menghadapi penganiyaan ditangan sesame dari orang-orang dari
bangsa-bangsa lain.
Pada pihak lain, tampak juga bahwa mereka hidup dalam lingkungan penguyuban Yahudi
yang sangat bersemangat. Ada banyak bukti. Misalnya, ketika Matius melaporkan Yesus yang
mengatakan dalam perumpamaan tentang “ilalang diantara gandum”. Biarkanlah keduanya
tumbuh bersama sampai pada musim menuai maka yang ada dalam pikirannya mungkin
hubungan Gereja dengan Israel. Begitu juga, jika cerita tentang membayar pajak untuk Bait
Allah dapat ditafsirkan dalam arti bahwa orang-orang Kristen dalam penguyuban jemaat Matius
sedang didorong, terlepas dari “kebebasan” mereka, untuk tidak meyakiti orang-orang Yahudi
dengan menolak serta dalam pengumpulan sumbangan untuk menyokong kepemimpia bapa-bapa
di Yamnia, maka kesatua Injil juga bisa jadi dibicara tetang hubungan antara orang-orang Yahudi
dan para orang-orang semula yang dimaksud oleh Matius.
Barang kali pengambaran Matius tentang Yesus, tentang para murid, dan tentang para
pemimpin keagamaan juga menunjukan bahwa para pembaca semula yang semua dimaksud oleh
Matius ini dekat sekali dengan orang-orang Yahudi. Dengan demikian, boleh jadi Matius
melukiskan Yesus Anak Allah sebagai orang Israel yang ideal dan telah mengangkat-Nya diatas
Musa sebagai Guru Aggung yang mengajarkan kehendak Allah. Selain itu, ketika Matius
mengambarkan kesalehan Kristen sebagai kebenaran yang lebih besar dari pada kebenaran ahli-
ahli Taurat dan orang-orang Farisi barangkali juga yang ada dalam pikirannya adalah orang-
orang Yahudi yang tinggal bersebelahan. Hal yang sama berlaku juga untuk kata-kata keras yang
dilontarkan kepada para pemimpin keagamaan dalam Injil ini. Pada aras lain, meskipun tugas
utama para pembaca yang semula dimaksud Matius adalah untuk menjadi bangsa-bangsa lain
murid Yesus.
D. Organisasi
Dipanggil melalui baptisan untuk mengikut Yesus. Anak Allah yang dibangkitkan dan
dimuliakan yang dipimpin dan yang tinggal bersama jemaat-Nya, para pembaca yang semula
dimaksud oleh Injil Matius bahwa diri mereka adalah anak-anak Allah dan saudara-saudara
Yesus dan saudara-saudara lain. Sebagai anak-anak Allah, mereka adalah orang-orang kecil,
karena mereka mengerti bahwa diri mereka sepenuhnya bergantung pada Bapa sorgawi mereka.
Sebagai saudara-saudara Yesus dan saudara satu sama yang lain, mereka juga adalah pelayan-
pelayan dan hamba-hamba satu sama lain. Dan sebagai pengikut-pengikut Yesus, mereka adalah
juga murid-murid (mathetawi), sebab mereka telah menerima kuk dan mereka belajar, dari Dia.
Karena itu, secara internal, para pembaca yang semula dimaksud Matius ini memahami bahwa
mereka adalah jemaat, yaitu suatu penyubuan, atau persaudaraan, anak-anak Allah dan murid-
murid Yesus.
Dalam penyubuan ini, dapat dibedakan dua atau tiga kelompok. Kelompok pertama
adalah kelompok para Nabi. Pada prinsipnya keseluruhan penyubuan ini memandang dirinya
berada dalam tradisi nabi-nabi Perjanjian Lama dan kedua belas murid Yesus. Akan tetapi,
tampak disana ada juga orang-orang Kristen tertentu dalam penyubuan itu yang dianggap sebagai
nabi-nabi. Tampak mereka adalah misionaris keliling yang memberitakan Injil Kerajaan Allah
kepada orang-orang Yahudi, tetapi terutama kepada orang-orang dari bangsa lain.
Sulit mengatakan pakah parah nabi Kristen ini berada di luar batas-batas penyubuan atau
jemaat Matius. Ada petunjuk terhadap para nabi yang tampaknya aktif dalam jemaat ini. Para
nabi ini menyatakan sebagai palsu sebagai serigala-serigala yang buas yang datang kepadamu
yang menyamar sebagi domba. Juga mereka kaum entusiastis karena dikatakan bahwa dalam
nama Yesus mereka telah bernubuat, mengusir setan dan bernubuat dan membuat banyak
mujizat. Akan tetapi pekerjaan mereka dinilai bertentangan dengan pengakuan mereka akan
nama Yesus. Akibatnya mereka dihukum dalam perkataan Yesus sebagai pelaku-pelaku
kejahatan yang akan dibuang dari hadapan Allah yang dimuliakan pada hari terakhir. Intinya
adalah bolehkah disimpilkan dari petunjuk terhadap nabi-nabi palsu seperti itu sebagai orang-
orang yang aktif dalam jemaat Matius bahwa sebaliknya, nabi-nabi Kristen yang sah ini juga
harus dianggap sebagai orang-orang yang terlibat dalam pelayanan.
Bab III
Kesimpulan
Jadi Matius adalah satu di antara empat Injil Perjanjian Baru (PB). Injil secara tradisi
disalin dalam urutan dengan Matius terlebih dulu, disusul dengan Markus, Lukas dan Yohanes.
Bersama-sama Injil Markus dan Lukas, Injil ini digolongkan Injil sinoptis. Kitab Matius
mempunyai amanat tentang "Kabar Baik" (injil; bahasa Inggris: gospel) bahwa Yesus adalah
Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Tuhan, ini dapat terlihat melalui contoh Doa Bapa Kami.
Melalui Kerajaan Allah inilah Yesus Kristus akan memulihkan kondisi Bumi dan kehidupan
umat manusia.
Oleh karena itu, hal inilah yang akan menjadi kesaksian bagi semua bangsa, barulah akhir
sistem dunia ini berakhir. Melalui Yesus itulah Tuhan menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di
dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup
sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja
melainkan untuk seluruh dunia.

More Related Content

What's hot

Hukum Mengajar dalam Pembimbingan
Hukum Mengajar dalam PembimbinganHukum Mengajar dalam Pembimbingan
Hukum Mengajar dalam PembimbinganJohan Setiawan
 
Apa itu teologi perjanjian lama
Apa itu teologi perjanjian lamaApa itu teologi perjanjian lama
Apa itu teologi perjanjian lamaKirenius Wadu
 
Sekolah Sabat - Triwulan 1 2024 - Pelajaran 9
Sekolah Sabat - Triwulan 1 2024 - Pelajaran 9Sekolah Sabat - Triwulan 1 2024 - Pelajaran 9
Sekolah Sabat - Triwulan 1 2024 - Pelajaran 9Adam Hiola
 
Kau berharga (You are Special)
Kau berharga (You are Special) Kau berharga (You are Special)
Kau berharga (You are Special) audhie senas
 
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir ZamanEskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zamanslametwiyono
 
Menjadi Saksi Tuhan Sampai Akhir Hayat
Menjadi Saksi Tuhan Sampai Akhir HayatMenjadi Saksi Tuhan Sampai Akhir Hayat
Menjadi Saksi Tuhan Sampai Akhir HayatSABDA
 
Serial Pemuridan: Profil Murid Kristus
Serial Pemuridan: Profil Murid KristusSerial Pemuridan: Profil Murid Kristus
Serial Pemuridan: Profil Murid KristusJohan Setiawan
 
SABDA MLC: Kelas Online: Diskusi Pengantar Doktrin Alkitab
SABDA MLC: Kelas Online: Diskusi Pengantar Doktrin AlkitabSABDA MLC: Kelas Online: Diskusi Pengantar Doktrin Alkitab
SABDA MLC: Kelas Online: Diskusi Pengantar Doktrin AlkitabSABDA
 
Unicidad con el hermano alvaro 1
Unicidad con el hermano alvaro 1Unicidad con el hermano alvaro 1
Unicidad con el hermano alvaro 1Adonay Rojas Ortiz
 
Amanat agung (Khotbah Bulan Misi GBI)
Amanat agung (Khotbah Bulan Misi GBI)Amanat agung (Khotbah Bulan Misi GBI)
Amanat agung (Khotbah Bulan Misi GBI)Ruddy Karundeng
 
Bersepakat dengan Allah
Bersepakat dengan AllahBersepakat dengan Allah
Bersepakat dengan AllahHengky Tjia
 
AntropologíA Biblica
AntropologíA BiblicaAntropologíA Biblica
AntropologíA Biblicaededi20077
 
Sekolah Sabat - Triwulan 1 2023 - Pelajaran 12
Sekolah Sabat - Triwulan 1 2023 - Pelajaran 12Sekolah Sabat - Triwulan 1 2023 - Pelajaran 12
Sekolah Sabat - Triwulan 1 2023 - Pelajaran 12Adam Hiola
 
Seminar wahyu pasal 1 pendahuluan revised 07 mei 2016
Seminar wahyu pasal 1 pendahuluan revised 07 mei 2016Seminar wahyu pasal 1 pendahuluan revised 07 mei 2016
Seminar wahyu pasal 1 pendahuluan revised 07 mei 2016David Syahputra
 
LA TEOLOGIA DEL REEMPLAZO ORIGEN Y DESARROLLO
LA TEOLOGIA DEL REEMPLAZO ORIGEN Y DESARROLLOLA TEOLOGIA DEL REEMPLAZO ORIGEN Y DESARROLLO
LA TEOLOGIA DEL REEMPLAZO ORIGEN Y DESARROLLORicardo Mojica
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran 1
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran 1Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran 1
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran 1Adam Hiola
 

What's hot (20)

Hukum Mengajar dalam Pembimbingan
Hukum Mengajar dalam PembimbinganHukum Mengajar dalam Pembimbingan
Hukum Mengajar dalam Pembimbingan
 
Menjadi murid yesus
Menjadi murid yesusMenjadi murid yesus
Menjadi murid yesus
 
Apa itu teologi perjanjian lama
Apa itu teologi perjanjian lamaApa itu teologi perjanjian lama
Apa itu teologi perjanjian lama
 
Sekolah Sabat - Triwulan 1 2024 - Pelajaran 9
Sekolah Sabat - Triwulan 1 2024 - Pelajaran 9Sekolah Sabat - Triwulan 1 2024 - Pelajaran 9
Sekolah Sabat - Triwulan 1 2024 - Pelajaran 9
 
Kau berharga (You are Special)
Kau berharga (You are Special) Kau berharga (You are Special)
Kau berharga (You are Special)
 
MISI DALAM SURAT-SURAT PAULUS
MISI DALAM SURAT-SURAT PAULUSMISI DALAM SURAT-SURAT PAULUS
MISI DALAM SURAT-SURAT PAULUS
 
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir ZamanEskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
Eskatologi: Urgensi Memahami Akhir Zaman
 
Menjadi Saksi Tuhan Sampai Akhir Hayat
Menjadi Saksi Tuhan Sampai Akhir HayatMenjadi Saksi Tuhan Sampai Akhir Hayat
Menjadi Saksi Tuhan Sampai Akhir Hayat
 
Serial Pemuridan: Profil Murid Kristus
Serial Pemuridan: Profil Murid KristusSerial Pemuridan: Profil Murid Kristus
Serial Pemuridan: Profil Murid Kristus
 
SABDA MLC: Kelas Online: Diskusi Pengantar Doktrin Alkitab
SABDA MLC: Kelas Online: Diskusi Pengantar Doktrin AlkitabSABDA MLC: Kelas Online: Diskusi Pengantar Doktrin Alkitab
SABDA MLC: Kelas Online: Diskusi Pengantar Doktrin Alkitab
 
Bayar harga
Bayar hargaBayar harga
Bayar harga
 
Unicidad con el hermano alvaro 1
Unicidad con el hermano alvaro 1Unicidad con el hermano alvaro 1
Unicidad con el hermano alvaro 1
 
Amanat agung (Khotbah Bulan Misi GBI)
Amanat agung (Khotbah Bulan Misi GBI)Amanat agung (Khotbah Bulan Misi GBI)
Amanat agung (Khotbah Bulan Misi GBI)
 
Bersepakat dengan Allah
Bersepakat dengan AllahBersepakat dengan Allah
Bersepakat dengan Allah
 
AntropologíA Biblica
AntropologíA BiblicaAntropologíA Biblica
AntropologíA Biblica
 
Sekolah Sabat - Triwulan 1 2023 - Pelajaran 12
Sekolah Sabat - Triwulan 1 2023 - Pelajaran 12Sekolah Sabat - Triwulan 1 2023 - Pelajaran 12
Sekolah Sabat - Triwulan 1 2023 - Pelajaran 12
 
7 perkataan yesus
7 perkataan yesus7 perkataan yesus
7 perkataan yesus
 
Seminar wahyu pasal 1 pendahuluan revised 07 mei 2016
Seminar wahyu pasal 1 pendahuluan revised 07 mei 2016Seminar wahyu pasal 1 pendahuluan revised 07 mei 2016
Seminar wahyu pasal 1 pendahuluan revised 07 mei 2016
 
LA TEOLOGIA DEL REEMPLAZO ORIGEN Y DESARROLLO
LA TEOLOGIA DEL REEMPLAZO ORIGEN Y DESARROLLOLA TEOLOGIA DEL REEMPLAZO ORIGEN Y DESARROLLO
LA TEOLOGIA DEL REEMPLAZO ORIGEN Y DESARROLLO
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran 1
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran 1Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran 1
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2023 - Pelajaran 1
 

Recently uploaded

SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Adam Hiola
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 

Recently uploaded (7)

SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 5
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 

Matius Tokoh

  • 1. PAPER TOKOH MATIUS Ditunjukan Kepada Dosen Pengampuh Tehologi PB II Di Sekolah Tinngi Teologi Mawar Saron Lampung Oleh: Stefanus Sony Seran NIM: 20178619 SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA MAWAR SARON LAMPUNG
  • 2. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . BAB 1: PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1.1. Cerita Berdasarkan Kitab Matius. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . BAB II 1.2. Penguyuban Matius. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . BAB. III : PENUTUP Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
  • 3. Kata Pengantar Puji syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan sayang- Nya memberikan pengetahuan,kemampuan dan kesempatan kepada penyusun sehingga mampu meyelesaikan penyusunan Peper ini. Peper ini ditulis sebagai tugas mata kuliah Theologia PB II. Penyusun meyadari, dalam penulisan makalah ini masih ada kemukinan kekurangan- kekurangan karena keterbatasan kemampuan penyusun, untuk itu,masukan yang bersifat membangun akan sangat membantu penyusun untuk semakin membebenih kekuragannya Ucapkan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen pembimbing mata kuliah ini untuk ucapkan terimakasih, semoga makalah ini dapat berguna, sebagai karya dari kita dan untuk semua amin…
  • 4. Pendahuluan Matius: Penulis Kitab Injil dan Pengikut Yesus Matius adalah seorang pemungut cukai yang tamak, sampai Yesus Kristus memilih dia menjadi seorang murid. Matius si Pemungut Cukai. Kita pertama kali menjumpai Matius di Kapernaum, di meja pajaknya di jalan raya. Dia sedang mengumpulkan iuran wajib untuk barang-barang impor yang dibawa oleh para petani, pedagang, dan karavan. Di bawah sistem Kerajaan Romawi, Matius harus membayar semua pajak di muka/terlebih dahulu, lalu menariknya dari warga dan pelancong untuk mendapatkannya kembali bagi dirinya. Rasul Matius Pemungut cukai biasanya terkenal korup karena mereka memeras jauh lebih banyak dan lebih tinggi dari yang diharuskan untuk memastikan supaya mereka mendapat keuntungan pribadi. Karena keputusan mereka dijalankan oleh para prajurit Romawi, maka tidak seorang pun berani menolak. Rasul Matius Matius bernama Lewi sebelum dipanggil oleh Yesus. Kita tidak tahu apakah Yesus memberinya nama Matius atau dia sendiri yang menggantinya, tetapi namanya merupakan kependekan dari Matatias, yang artinya "pemberian Yahweh", atau sederhananya "pemberian Allah". Pada hari yang sama ketika Yesus mengajak Matius untuk mengikut Dia, Matius mengadakan pesta perpisahan yang besar di rumahnya di Kapernaum, mengundang teman- temannya supaya mereka juga bisa bertemu dengan Yesus. Sejak waktu itu, Matius tidak lagi memungut cukai, tetapi memungut jiwa-jiwa bagi Kristus. Meskipun masa lalunya penuh dosa, Matius secara unik memenuhi syarat sebagai seorang murid. Dia adalah seorang pencatat yang akurat dan pengamat pribadi yang tajam. Dia menangkap detail yang paling kecil. Sifat-sifat ini sangat menolong dia ketika dia menulis kitab Injil Matius sekitar 20 tahun kemudian. Yesus memanggil Matius. Kalau dilihat dari luar, memilih seorang pemungut cukai sebagai salah seorang pengikut-Nya yang terdekat adalah hal yang memalukan dan tidak pantas bagi Yesus, sebab mereka (pemungut cukai) sangat dibenci oleh orang-orang Yahudi. Akan tetapi, dari empat penulis kitab Injil, Matius menghadirkan Yesus sebagai Mesias yang diharapkan oleh orang Yahudi, menyesuaikan catatan-catatannya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.
  • 5. Matius memperlihatkan salah satu kehidupan yang diubahkan secara radikal di dalam Alkitab sebagai respons atas ajakan Yesus. Dia tidak ragu; dia tidak melihat ke belakang. Dia meninggalkan kehidupan yang berlimpah kekayaan dan rasa aman untuk menerima kemiskinan dan ketidakpastian. Dia menolak kesenangan dunia demi janji hidup yang kekal. Sisa dari kisah hidup Matius tidak jelas. Menurut tradisi, dia berkhotbah selama 15 tahun di Yerusalem setelah kematian dan kebangkitan Yesus, lalu pergi bekerja di ladang misi ke negara-negara lain.
  • 6. Bab I 1.1. Cerita Berdasarkan Narasi Matius Sama dengan narasi-narasi lainnya, Injil Matius bisa dikatakan terdiri atas dua bagian. Chatman menunjukan kedua bagian ini sebagai “cerita” dan “urain tentangnya”. “Cerita”. Injil Matius adalah tentang Yesus mulai dari kandungan dan dilahirkan sampai pada kematian dan kebangkitan-Nya. “Uraian” Injil Matius adalah sarana yang dengannya cerita tentang kehidupan Yesus dituturkan, sedangkan “uraian” adalah “bagaimana” cerita itu dituturkan. A. Peristiwa-peristiwa Cerita tentang sebuah narasi seperti tokoh Matius, menurut Chatman, meliputi tiga unsur, yaitu: “peristiwa-peristiwa”, “tokoh-tokoh”, dan “tempat kedudukan”. “Peristiwa-peristiwa” adalah rangkaian kejadian, atau “perbuatan”, yang merentangkan panjang cerita dan terdiri atas “plot” atau “alur” sebuah cerita. Untuk menciptakan sebuah didalam suatu rangkaian waktu dan sebab akibat tertentu sedemikian rupa untuk memproleh tanggapan yang diinginkan dari pihak pembaca. B. Peran-peran Dalam skema Chatman cerita yang disampaikan sebuah narasi yang mencangkup bukan hanya peristiwa-peristiwa dan “plot”, melaikan juga peran-peran. Secara khas, “peran-peran adalah orang-orang yang tampil dalam sebuah karya narasi seperti Injil Matius. Kelompok “orang-orang” banyak misalnya, dapat berfungsi sebagai seorang peran. “pemberian peranan” (karakterisasi) berkaitan dengan cara penulis menghidupkan para peran dalam sebuah narasi. Untuk menjadikan peran-peran itu hidup, seorang penulis mempunyai sekurang-kurangnya dua metode yang tersedia baginya. Orang dapat membedahkan jenis-jenis peran atas dasar watak atau pembawaan yang dipunyainya. Chatman merumuskan watak sebuah sifat pribadi dari seorang peran yang tampil dengan taat asas untuk sebagian atau keseluruhan cerita . Demikian dalam Injil Matius digambarkan sebagai orang yang taat terhadap Allah dan berbelas kasih terhadap orang banyak. Namun meskipunkedua sifat ini jelas dikaitkan pada Dia, tetapi fakta bahwa ia berbelas kasih
  • 7. dinyatakan secara tersurat, sedangkan fakta bahwa Ia taat haruslah disimpulkan. Namun jika ada beberapa watak yang disimpulkan pembaca. C. Peran-peran Dalam skema Chatman cerita yang disampaikan sebuah narasi mencangkup bukan hanya peristiwa-peristiwa dan plot, melaikan juga peran-peran. Secara khas peran-peran adalah orang yang tampil dalam sebuah karya narasi seperti Injil Matius. Kelompok, orang banyak misalnya, dapat berfungsi sebagai seorang peran (karakterisasi) berkaitan dengan cara penulis menghidupkan cara peran dalam sebuah narasi. Disini kita bisa lihat bahwa tokoh Matius ini menuliskan banyak sekali peran-peran atau tokoh dan kelompok. Matius menuliskan dengan dengan jelas bahwa pada zaman Tuhan Yesus banyak sekali kelompok-kelompok yang berada pada waktu itu. Matius menuliskan banyak sekali pera yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tersebut. Disini kita bisa lihat bahwa orang dapat membedahkan jenis peran atas dasar watak atau pembawaan yang dipunyainya. Chatman merumuskan watak sebagai sifat pribadi seseorang peran yang ditampil dengan taat dengan asas untuk sebagian sebuah carita. D. Para Murid Meskipun merupakan suatu kelompok, para murid bisa dilihat sebagai suatu peran saja sama seperti Yesus, mereka berperan campuran. Namun apabila,dalam hal Yesus dikatakan bahwa Ia banyak sekali mempunyai banyak watak, maka dalam hal para murid meraka bukan hanya memiliki banyak watak, tetapi juga watak-watak mereka bertentangan. Kecuali untuk perbuatan Yudas yang berkihianatdan barangkali drama kebangkitan di Galilea, para murid tidak banayak memperngaruhi plot cerita Matius. Tentu saja ini bukan hanya untuk menyangkali bahwa tidak ada juga adegan-adegan atau khotbah-khotbah yang melibatkan para murid yang mempunyai makna penting untuk masa sesudah kematian dan kebangkitan Yesus. Oleh karena para murid memiliki watak-watak yang bertentangan, maka pembaca diundang, tergantung pada sikap yang diperlihatkan oleh Matius sebagai narator dan Yesus terhadap mereka pada kesempatan tertentu, untuk menidentifikasi diri dengan atau mengambil jarak dari mereka. Karena itu, melalui pengakuan atau penyangkalan bersyarat seperti itu,
  • 8. pembaca menjadi terlatih dalam nilai-nilai yang menata kehidupan kemuridan dalam cerita Matius. E. Para Pemimpin Keagamaan Sebutan “para pemimpin” itu sendiri dipakai dalam cerita Matius untuk menunjukan kepada kelompok-kelompok orang yang menduduki posisi berkuasa di Israel. Karena itu dari sudut kritik sastra sebutan ini juga dapat juga dengan jitu dipakai untuk menunjukan kepada semua kelompok orang seperti itu. Yang termaksud dalam pemimpin ini adalah kaun Farisi, Saduki, Imam-imam kepala, tua-tua, dan Para ahli Taurat. Dalam salah satu bagian tersebut juga kaum Herodian. Oleh karena semua kelompok ini disajikan didalam cerita Matius sebagai suatu kesatuan yang menentang Yesusn maka mereka dapat dilihat sebagai suatu peran saja. Kecuali Yesus sendiri, para pemimpin keagamaan adalah orang-orang yang paling mempengaruhi perkembangan plot cerita Matius pengambaran watak mereka dibentuk oleh pertentangan mereka dengan Yesus. Tetapi jika Yesus adalah peran “campuran” maka mereka adalah peran “terbatas”. Banyak watak yang dikenakan mereka pada hakikatnya merupakan pengejawantahan dari suatu “watak dasar” dan tidak ada bukti bahwa ada perubahan yang terjadi dalam rangkaian cerita itu. Sikap-sikap yang secara tetap diperlihatkan oleh Yohanes Pembaptis, Yesus, dan Matius sebagai narator terhadap pemimpin keagamaan ini menyebabkan pembaca menjauh dari para pemimpin itu. Hal yang sama dapat juga dikatakan untuk tokoh-tokoh seperti Herodes Agung, Arkhelaus, Herodes Antipas, Pilatus dan tentara-tentara Roma yang memperlakukan Yesus dengan kasar dan menyelibkan-Nya dan kepala pasukan dan tentara yang diperitahkan untuk menjaga kubur Yesus. Meskipun aneka ragam kelompok para pemimpin ini dijabarkan sebagai suatu kesatuan dan bukan sabagai partai-partai atau golongan-golongan yang berbeda dan malah saling bertentangan seperti yang diketahui dari sejarah sejauh ini, namum beberapa perbedaan historis diantara mereka dapat diamati. Misalnya ungkapan klise yang biasanya dikenakan kepada Dewan Tertinggi atau Sanhedriadalah imam-imam kepala dan tua- tua. Yang lain-lainnya yang juga merupakan anggota Sanhedrin adalah para ahli Taurat dan Imam besar, yang berperan sebagai ketua adalah Kayafas. Secara historis sampai kejatuhan Yerusalem pada tahun 70 M. Sanhedri mempunyai kuasa-kuasa yang luas di Palestina yaitu kuasa di bidang keagamaan, politik, dan hukum. Namun perlulah diperhitungakan kekuasaan dari beberapa gubernur yang ditunjukan olrh Roma untuk wilayah Palestina. Di dalam cerita
  • 9. Matius gubernur Roma yang perlu diperhatikan tentu saja adalah Pilatus. Hanya dengan izinnya dan dibawah naungan jabatanya. F. Orang Banyak Jika pemberian watak para pemimpin keagamaan semuanya negatif, maka tidaklah demikian untuk orang banyak( orang-orang Yahudi). Seperti para pemimpin, orang banyak juga bisa dilihat sebagai suatu peran yaitu peran terbata. Mereka tidak mempunyai banyak watak. Dan yang ada pada mereka tidak berubah sampai akhir cerita Matius yaitu ketika mereka secara tiba- tiba mereka tampil bersama Yudas mereka menangkap Yesus. Pengambaran watak orang banyak ini berkembang dalam dua alur: melalui interaksi dengan Yesus dan melalui keberadaan mereka yang dipertentangkan dengan para pemimpin keagamaan. Sampai pada penangkapan Yesus, sikap pembaca terhadap orang banyak umumnya adalah menyetujui dan menaruh simpati. Melalui interaksi dengan Yesus orang banyak menunjukan bahwa mereka menyenangi Yesus. Yesus sendiri memandang orang banyak dengan penuh belas kasihan, karena mereka lelah dan terlantar, tidak ada gembala. Mereka mengikuti Yesus, berkumpul disekitar-Nya. Ia mengajar mereka dan mereka takjub terhadap pengajaran-Nya. Ia menyembuhkan penyakit mereka dan mereka menyaksikan perbuatan mujizat-Nya dan menjadi takut, heran. Dua kali orang banyak merasa lapar ketika mereka bersama Yesus. Yesus memberikan mereka makan. Akan tetapi orang-orang banyak dapat juga menjadi penghalang seperti dalam cerita tentang anak seorang kepala ibadat mereka menertawakan perkataan Yesus bahwa “anak ini tidak mati, tetapi tidur”, atau mencoba mendiamkan dua orang buta yang memohon kepada Yesus supaya disebuhkan. Disini kita bisa lihat bahwa ketika Matius mengikuti Yesus banyak orang yang menertawakan dia dan menjadi penghambat di perjalanan, tetapi Yesus tidak pernah membalas mereka Tuhan Yesus membatu mereka disaat mereka sedang berada dalam kesesakan, Matius menuliskan bahwa pekerjaan Tuhan Yesus yang sangat hebat dan luar biasa yang dikerjakan-Nya untuk umat manusia. Tetapi banyak orang yang tidak mau mepercayainya dan mereka tidak segan-segan untuk menolak dia. Sekalipun orang banyak ini bersahabat, namun mereka adalah orang-orang tidak beriman kepada Yesus. Benar, mereka pernah bertanya tentang apakah Ia adalah Anak Daud dan mereka pun menyambu-Nya sebagai Anak Daud pada waktu Ia masuk ke Yerusalem. Tetapi bentuk tata bahasa yang mereka pakai ketika bertanya kepada Yesus bentuk yang mengharapkan jawaban negative. Dan mereka ditanyakan siapakah Yesus yang mereka
  • 10. sambut sebagai Anak Daud itu, maka jawab mereka adalah bahwa ia adalah seorang nabi dari Nazaret. Betul, “nabi” adalah gagasan yang keliru sebab Yesus yang sebenarnya adalah Mesias
  • 11. Bab II 1.2. Panguyuban Matius A. Keanggotaan Panguyuban Matius Lazimnya masa kesengsaraan mesianis tampak mengacu kepada tahap yang lebih kemudian dari abad pertama dan pembaca dimaksud dari Injil Matius mengacu kepada orang- orang Kristen asal Yahudi atau kafir yang berbahasa Yunani yang barangkali ada di Antiokhia Siria. Untuk menentukan waktu penulisan Injil ini mungkin akan menolong kalau perumpamaan mengenai perjamuan agung diperhatikan. Dapat ditemukan apa yang para ahli anggap sebagai singgungan yang jelas terhadap kehancuran Yerusalem. Dari sudut sejarah penulis Injil pertama, peristiwa ini tampaknya sudah terjadi dimasa lalu. Selain itu, ada keterangan bahwa Ignatius, yang menulis tidak lama sebuah abad pertama, peristiwa ini tampaknya sudah terjadi di masa lalu tampaknya mengetahui Injil Matius. Dengan keterangan ini orang biasa segera menyimpulkan bahwa waktu penulisan Injil ini adalah tahun 85 atau 90 M. Naskah Injil Matius itu sendiri menyaksikan bahwa bahasa yang dipakai oleh pembaca dimaksud Matius adalah bahasa Yunani, hal ini pada gilirannya, menyarankan bahwa tempat asal Injil ini sangat mungkin adalah suatu kota. Perkiraan yang baik adalah Antiokhia di Siria. Demikian pun, mutu bahasa Injil ini sedemikian rupa sehingga sama sekali bukanlah “Yunani terjemahan”, terjemahan sekunder, misalnya, dari yang asli berbahasa Ibrani atau Aram. Dalam suatu analisis terhadap bahasa Injil ini, seorang ahli menyatakan meskipun penulis Injil pertama memperhatikan “suasana Semitis” dan kadang-kadang mengambil ahli Semitisme dari sumber- sumbernya atau bahkan ini sendiri memberikan suatu warna Semitis terhadap suatu ungkapan. Gambaran Injil pertama ini tentang Yesus juga bercorak Yahudi, Ia adalah “Anak Abraham” yang didalam-Nya seluruh sejarah Israel mencapai titik puncaknya. Selanjutnya Ia adalah “Mesias” atau “Dia Yang Akan Datang” yang secara khsus diutus kepada “kawana domba yang hilang” dari umat Israel. Ia juga adalah “Anak Daud”, tokoh rajani yang berada dalam garis keturunan Daud dan Raja orang Yahudi “Israel” yang menderita demi umat-Nya. Pendeknya sesungguhnya Yesus adalah “Anak Allah” atau “Imanuel’, se-Orang yang melalui-Nya Allah berdiam bersama umat-Nya sampai akhir zaman dan yang akan, sebagai pengenapan nubuatan Perjanjian Lama tentang Anak Manusia, kembali untuk menghakimi semua manusia.
  • 12. B. Kedudukan Sosial Disini kita bisa lihat bahwa pada waktu itu tampaknya Matius adalah orang yang berbeda. Tampak juga bahwa rumah tinggal mereka adalah di daerah perkotaan. Dibandingkan dengan markus yang memakai kata “kota” (Polis) delapan kali dan kata “kampung” (kome) tujuh kali, maka penulis Injil Matius memakai kata “kampong” hanya empat kali tetapi kata “kota” tidak kurang dari dua puluh enam kali. Statistik Injil Matius ini akan lebih menarik lagi kalau memperthatikan bahwa “kota” merupakan tempat kedudukan dalam kehidupan untuk bagian yang penting dan berarti dari kehidupan dan pelayanan Yesus dan untuk pelayanan murid juga. Demikianlah Yesus dibesarkan dikota Nazaret. Dalam menuaikan pelayanan-Nya, Ia menjadikan kota Kapernaum, Ia mengunjungi semua kota di Galilea. Akhirnya Ia menyelesaikan pelayanan- Nya di kota Yerusalem. Untuk para murid, dalam kotbha missioner-Nya, Yesus juga menjelaskna bahwa mereka melaksanakan pelayanan mereka dilingkungan kota. Bila demikian, bisa jadi para pembaca yang semula dimaksud Injil Matius adalah anggota-anggota dari suatu “gereja kota”. Kuat petunjuk juga bahwa para pembaca semula dimaksud ini adalah orang-orang berada. Contohnya, Yesus menurut Lukas memaklumkan berkat kepada orang miskin. Tetapi Yesus menurut Matius memberkati orang yang miskin di hadapan Allah. Yesus menurut Markus memerintahkan para murid agar dalam pelayanan misi mereka tidak membawa uang dalam ikat pinggang, tetapi menurut Matius, Yesus memerintahkan untuk tidak membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggang. Yesus menurut Lukas, menyampaikan perumpamaan tentang uang mina, sedangkan menurut Matius, Yesus menyampaikan perumpamaan tentang talenta salah satu talenta sebanding dengan lima puluh kali satu mina. Yesus dalam lukas mengucapkan perkataan tuan rumah dalam perumpamaan tentang perjamuan kawin. Pergilah dengan segera kesegala jalan dan lorong kota dan bawalah kemarin orang-orang lumpuh. Sebaliknya, Yesus menurut Matius tidak memberikan petunjuk yang begitu tersurat kepada orang-orang tampa hak seperti itu hanya kecuali mengatakan demikian, karena itu pergilah ke persimpangan- persimpangan jalan dan undanglah mereka ke pesta perkawinan sebanyak yang kamu jumpai disana. Dan dalam Markus dan Lukas, Yusuf dari Arimatea adalah seorang aggota dewan yang menanti-nantikan kerajaan Allah. Tetapi Matius, ia adalah seorang yang kaya yang juga adalah murid Yesus.
  • 13. C. Lingkungan Sosial Disini kita lihat bahwa tampaknya pasti bahwa suasana sosial dan keagamaan kalau kita membaca yang semula dimaksud Injil Matius adalah suasana pertentangan yang hebat. Pada satu pihak, terlihat seakan-akan mereka hidup dalam lingkungan orang kafir yang memusuhi mereka. Apakah misi mereka kepada bangsa-bangsa lain merupakan alasan satu satunya atau bukan, yang jelas mereka dibahwa kepada pengadilan oleh penguasa kafir, dilecehkan secara dihukum (diserahkan kepada penindasan) dibenci oleh semua orang dan malah dibunuh. Jelaslah bahwa orang Kristen ini sedang menghadapi penganiyaan ditangan sesame dari orang-orang dari bangsa-bangsa lain. Pada pihak lain, tampak juga bahwa mereka hidup dalam lingkungan penguyuban Yahudi yang sangat bersemangat. Ada banyak bukti. Misalnya, ketika Matius melaporkan Yesus yang mengatakan dalam perumpamaan tentang “ilalang diantara gandum”. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai pada musim menuai maka yang ada dalam pikirannya mungkin hubungan Gereja dengan Israel. Begitu juga, jika cerita tentang membayar pajak untuk Bait Allah dapat ditafsirkan dalam arti bahwa orang-orang Kristen dalam penguyuban jemaat Matius sedang didorong, terlepas dari “kebebasan” mereka, untuk tidak meyakiti orang-orang Yahudi dengan menolak serta dalam pengumpulan sumbangan untuk menyokong kepemimpia bapa-bapa di Yamnia, maka kesatua Injil juga bisa jadi dibicara tetang hubungan antara orang-orang Yahudi dan para orang-orang semula yang dimaksud oleh Matius. Barang kali pengambaran Matius tentang Yesus, tentang para murid, dan tentang para pemimpin keagamaan juga menunjukan bahwa para pembaca semula yang semua dimaksud oleh Matius ini dekat sekali dengan orang-orang Yahudi. Dengan demikian, boleh jadi Matius melukiskan Yesus Anak Allah sebagai orang Israel yang ideal dan telah mengangkat-Nya diatas Musa sebagai Guru Aggung yang mengajarkan kehendak Allah. Selain itu, ketika Matius mengambarkan kesalehan Kristen sebagai kebenaran yang lebih besar dari pada kebenaran ahli- ahli Taurat dan orang-orang Farisi barangkali juga yang ada dalam pikirannya adalah orang- orang Yahudi yang tinggal bersebelahan. Hal yang sama berlaku juga untuk kata-kata keras yang dilontarkan kepada para pemimpin keagamaan dalam Injil ini. Pada aras lain, meskipun tugas utama para pembaca yang semula dimaksud Matius adalah untuk menjadi bangsa-bangsa lain murid Yesus.
  • 14. D. Organisasi Dipanggil melalui baptisan untuk mengikut Yesus. Anak Allah yang dibangkitkan dan dimuliakan yang dipimpin dan yang tinggal bersama jemaat-Nya, para pembaca yang semula dimaksud oleh Injil Matius bahwa diri mereka adalah anak-anak Allah dan saudara-saudara Yesus dan saudara-saudara lain. Sebagai anak-anak Allah, mereka adalah orang-orang kecil, karena mereka mengerti bahwa diri mereka sepenuhnya bergantung pada Bapa sorgawi mereka. Sebagai saudara-saudara Yesus dan saudara satu sama yang lain, mereka juga adalah pelayan- pelayan dan hamba-hamba satu sama lain. Dan sebagai pengikut-pengikut Yesus, mereka adalah juga murid-murid (mathetawi), sebab mereka telah menerima kuk dan mereka belajar, dari Dia. Karena itu, secara internal, para pembaca yang semula dimaksud Matius ini memahami bahwa mereka adalah jemaat, yaitu suatu penyubuan, atau persaudaraan, anak-anak Allah dan murid- murid Yesus. Dalam penyubuan ini, dapat dibedakan dua atau tiga kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok para Nabi. Pada prinsipnya keseluruhan penyubuan ini memandang dirinya berada dalam tradisi nabi-nabi Perjanjian Lama dan kedua belas murid Yesus. Akan tetapi, tampak disana ada juga orang-orang Kristen tertentu dalam penyubuan itu yang dianggap sebagai nabi-nabi. Tampak mereka adalah misionaris keliling yang memberitakan Injil Kerajaan Allah kepada orang-orang Yahudi, tetapi terutama kepada orang-orang dari bangsa lain. Sulit mengatakan pakah parah nabi Kristen ini berada di luar batas-batas penyubuan atau jemaat Matius. Ada petunjuk terhadap para nabi yang tampaknya aktif dalam jemaat ini. Para nabi ini menyatakan sebagai palsu sebagai serigala-serigala yang buas yang datang kepadamu yang menyamar sebagi domba. Juga mereka kaum entusiastis karena dikatakan bahwa dalam nama Yesus mereka telah bernubuat, mengusir setan dan bernubuat dan membuat banyak mujizat. Akan tetapi pekerjaan mereka dinilai bertentangan dengan pengakuan mereka akan nama Yesus. Akibatnya mereka dihukum dalam perkataan Yesus sebagai pelaku-pelaku kejahatan yang akan dibuang dari hadapan Allah yang dimuliakan pada hari terakhir. Intinya adalah bolehkah disimpilkan dari petunjuk terhadap nabi-nabi palsu seperti itu sebagai orang- orang yang aktif dalam jemaat Matius bahwa sebaliknya, nabi-nabi Kristen yang sah ini juga harus dianggap sebagai orang-orang yang terlibat dalam pelayanan.
  • 15. Bab III Kesimpulan Jadi Matius adalah satu di antara empat Injil Perjanjian Baru (PB). Injil secara tradisi disalin dalam urutan dengan Matius terlebih dulu, disusul dengan Markus, Lukas dan Yohanes. Bersama-sama Injil Markus dan Lukas, Injil ini digolongkan Injil sinoptis. Kitab Matius mempunyai amanat tentang "Kabar Baik" (injil; bahasa Inggris: gospel) bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat yang dijanjikan oleh Tuhan, ini dapat terlihat melalui contoh Doa Bapa Kami. Melalui Kerajaan Allah inilah Yesus Kristus akan memulihkan kondisi Bumi dan kehidupan umat manusia. Oleh karena itu, hal inilah yang akan menjadi kesaksian bagi semua bangsa, barulah akhir sistem dunia ini berakhir. Melalui Yesus itulah Tuhan menepati apa yang telah dijanjikan-Nya di dalam Perjanjian Lama kepada umat-Nya. Sekalipun Yesus lahir dari orang Yahudi dan hidup sebagai orang Yahudi, namun Kabar Baik itu bukanlah hanya untuk bangsa Yahudi saja melainkan untuk seluruh dunia.