1. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunianyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul
”PROMOSI
KESEHATAN PADA IBU YANG MEMILIKI
BALITA”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memperkaya pengetahuan dan
pemahaman mengenai ” PROMOSI KESEHATAN PADA IBU YANG
MEMILIKI BALITA”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun penyusunannya. Oleh karena itu kritikan dan saran
yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan.
Raha,6 November 2013
Penulis
1
2. DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
PEMENUHAN GIZI BALITA
1. Mengenal Balita........................................................................................6
2. Perkembangan Balita...............................................................................6
3. Kebutuhan Dasar Seorang Anak............................................................7
4. Karakteristik Balita.................................................................................8
5. Peran Makanan Bagi Balita.....................................................................8
6. Kebutuhan Gizi Balita..............................................................................9
7. Beberapa Hal yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi..............10
8. Akibat Gizi yang Tidak Seimbang.........................................................11
2
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ruang lingkup Asuhan Neonatus terdapat suatu kelainan kongenital.
Kelainan kongenital adalah kelainan dalam pertumbuhan janin yang terjadi
sejak konsepsi dan selama dalam kandungan. Diperkirakan 10-20% dari
kematian janin dalam kandungan dan kematian neonatal disebabkan oleh
kelainan kongenital. Khusunya pada bayi berat badan rendah diperkirakan kirakiraa 20% diantaranya meninggal karena kelainan kongenital dalam minggu
pertama kehidupannya.
Sangat banyak penyakit yang bisa menimbulkan seorang ibu kehilangan
bayinya karena akibat dari kelalaian ibu dalam merawat anak balitanya
sehingga timbul berbagai macam penyakit pada anak balita tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari anak balita ?
2. Bagaimana perkembangan anak balita ?
3. Bagaimana kebutuhan dasar seorang anak balita ?
4. Bagaimana karakteristik balita ?
5. Jelaskan peran makanan bagi balita !
4
5. 6. Bagaimana kebutuhan gizi balita ?
7. Jelaskan hal yang mendorong terjadinya gangguan gizi !
8. Apa akibat gizi yang tidak seimbang ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari anak balita
2. Mengetahui perkembangan anak balita
3. Mengetahui kebutuhan dasar seorang anak balita
4. Mengetahui karakteristik balita
5. Mengetahui peran makan
6. Mengetahui kebutuhan gizi balita
7. Mengetahui beberapa hal yang mendorong terjadinya gangguan gizi
8. Mengetahui akibat gizi yang tidak seimbang bagi balita
5
6. BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMENUHAN GIZI BALITA
1. Mengenal Balita
Balita atau anak bawah lima tahun adalah salah satu periode
dengan rentang usia satu sampai lima tahun .Pada masa balita
perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial,
emosional, intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
bagi perkembangan selanjutnya.
Perkembangan yang optimal sangat dipengaruhi oleh peranan
lingkungan antara interaksi antara anak dan orang tua/orang dewasa
lainnya.Interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak dengan
kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan, bahkan sejak bayi
dalam kandungan.
2. Perkembangan Balita
1. Perkembangan Fisik
Di awal balita , pertambahan berat badan menurun disebabkan
nyaknya energi untuk bergerak
2. Perkembangan Psikologi
Balita mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan sosial diluar
keluarga, mulai memahami dirinya sebagai individu yang memiliki atribut
6
7. tertentu seperti nama, jenis kelamin, mulai merasa bebeda dengan orang
lain dilingkungannya.
3. Kebutuhan Dasar Seorang Anak Balita
1. ASUH ( Kebutuhan Biomedis)
Menyangkut asupan gizi anak selama dalam kandungan dan sesudahnya
kebutuhan akan tempat tinggal, pakaian yang layak dan aman, perawatan
kesehatan dini berupa imunisasi, deteksi, dan intervensi dini akan timbulnya
penyakit.
2. ASIH ( Kebutuhan Emosional)
Penting menimbulkan rasa aman (emotional security) dengan kontak fisik
dan psikis sedini mungkin dengan ibu. Kebutuhan anak akan kasih sayang,
diperhatikan dan dihargai, pengalaman baru, pujian dan tanggung jawab untuk
kemandirian sangatlah penting diberikan. Tidak mengutamakan hukuman dan
kemarahan, tetapi lebuh banyak memberikan contoh-contoh penuh kasih
sayang adalah salah satunya.
3. ASAH ( Kebutuhan Akan Stimulasi Mental Dini)
Cikal bakal proses pembelajaran, pendidikan, dan pelatihan yang diberikan
sedini dan sesuai mungkin. Terutama pada usia 4-5 tahun pertama (Golden
Years) sehingga akan terwujud etika, kepribadian yang mantap, dengan
kecerdasan, kemandirian, ketrampilan, produktivitas yang baik.
Menurut Persagi (1992), berdasarkan karakteristiknya balita usia 1-5 tahun
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga
tahun yang disebut ”batita” dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima
tahun yang dikenal dengan usia ”prasekolah”.
4. Karakteristik Balita
7
8. Anak usia 1-3 tahu merupakan kosumen pasif, artinya anak menerima
makanan dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian,
sebaiknya anak batita diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan.Laju
pertumbuhan masa batita lebih besar dari masa usia prasekolah sehingga
diperlukan jumlah makanan yang relatif besar.Namun, perut yang masih lebih
kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu diterimanya dalam sekali
makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar.Oleh karena itu, pola
makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.
5. Peran Makanan Bagi Balita
a. Makanan sebagai sumber zat gizi
b. Zat Tenaga
Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat,
lemak dan protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan
aktivitasnya serta pertumbuhan dan perkembangannya.Oleh karena itu,
kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita relatif besar daripada orang dewasa.
c. Zat Pembangun
Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan
fisik
dan
perkembangan
organ-organ
tubuh
balita,
tetapi
juga
menggantikan jaringan yang aus atau rusak.
d. Zat Pengatur
Berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak
dapat berjalan seperti yang diharapkan.Zat yang berperan vitamin,
berbagai mineral, dan air.
8
9. 6. Kebutuhan Gizi Balita
Secara garis besr kebutuhan gizi ditentukan oleh usia, jenis kelamin,
aktivitas, berat badan, dan tinggi badan.Antara asupan gizi dan pengeluarannya
harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi
balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan
dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).
7. Beberapa Hal yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi
a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan
Kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang
berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan
relatif baik (cukup).
b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu
Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tetapi
tidak digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat akibat adanya
prasangka tidak baik terhadap makanan itu.
c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan.
d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu
e. Jarak kelahiran yang terlalu cepat
Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan
ibunya, baik perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih
sayang ,jika dalam masa 2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja
perhatian ibu terhadap anak akan menjadi berkurang.
f. Sosial Ekonomi
9
10. Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu
makanan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun
jumlah makanan.
g. Penyakit Infeksi
Dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau
makan.Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang
seharusnya dipakai untuk pertumbuhan.Penyakit –penyakit umum yang
memperburuk keadaan gizi adalah diare, infeksi saluran pernapasan atas,
tubercolosis, campak, batuk rejan, malaria kronis,cacingan (Dr.Harsono,
1999).
8. Akibat Gizi yang Tidak Seimbang
a. Kekurangan Energi dan Protein (KEP)
Berikut ini sebab-sebab kurangnya kurangnya asupan gizi dan protein:
1. Makanan yang tersedia kurang mengandung energi
2. Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan
3. Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan
dalam usus terganggu
4. Kebutuhan yang meningkat, misalnya penyakit yang tidak diimbangi
dengan asupan yang memadai.
Berdasarkan penampilan yang ditunjukkan, KEP Akut derajat berat dapat
dibedakan menjadi 3 bentuk :
1. Marasmus
Anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperi orang tua. Bentuk
ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan
10
11. 2. Kwashiorkor
Terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di selasela sel dalam jaringan tetapi otot-otot tubuhnya mengalami pengurusan
(wasting) dikarenakan kekurangan asupan protein secara akut (mendadak).
3. Marasmik-Kwashiorkor
Merupakan
kombinasi
antara
marasmus
dengan
kwashiorkor,
dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat
terpenuhi dari asupaanya.
4. Obesitas
Dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lingkungan. Faktor utama
adalah asupan energi yang tidak sesuai dengan penggunaan.Menurut AvenHen (1992),obesitas sering ditemui padak ank sebagai berikut:
5. Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol
6. Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat
7. Ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi
8. Anak yang malas untuk beraktivitas fisik
9. Upaya mengatasi anak sulit makan adalah
10. Jika Faktor Organis, yang harus dilakukan dengan mengobati penyakitnya
melalui dokter.
11. Jika Faktor Psikologis
a. Makanan yang dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis
sehingga dapat menggugah selera makan anak dan disajikan semenarik
mungkin
11
12. b. Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orang tua harus
sabar saat memberi makan anak
c. Upayakan suasana makan menyenangkan, sebaiknya waktu makan
disesuaikan dengan waktu makan keluarga
12. Jika Faktor Pengaturan Makanan
a. Waktu makan diusahakan teratur dan diberikan pada saat anak benar-benar
lapar dan haus
b. Makanan selingan dapat disajikan asalkan makanan tersebut tidak
membuatnya terlalu kenyang
c. Sebaiknya membeli makanan selingan didampingi oleh orang tua sehingga
anak bisa memilih makanan jajanan yang baik dari segi kandungan gizi
maupun kebersihannya
d. Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan
dengan kebutuhan atau kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita
gizi kurang atau gizi lebih
e. Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap
pertumbuhan dan perkembangan anak.
12
13. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun saran kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Balita atau anak bawah lima tahun adalah salah satu periode dengan rentang
usia satu sampai lima tahun .Pada masa balita perkembangan kemampuan
berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, intelegensia berjalan
sangat cepat dan merupakan landasan bagi perkembangan selanjutnya.
2. Perkembangan yang optimal sangat dipengaruhi oleh peranan lingkungan
antara interaksi antara anak dan orang tua/orang dewasa lainnya.Interaksi
sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak dengan kebutuhan anak
pada berbagai tahap perkembangan, bahkan sejak bayi dalam kandungan.
B. Saran
Adapun saran dari makalah ini adalah :
1. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
2. Isi dari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
13
14. DAFTAR PUSTAKA
Maryunani,Anik.2002.Biologi Reproduksi. Jakarta : Trans Info Media.
Syafrudin.2011.PENYULUHAN KIA (Kesehatan Ibu dan Anak).Jakarta : Trans
Info Media.
Walsh,Linda V.2008.Buku Ajar Kebidanan Komunitas.Jakarta : EGC.
14