SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
NASKAH DRAMA BAWANG MERAH BAWANG PUTIH
Dahulu kala, ada sebuah desa yang bernama Desa “BUMBU”. Desa ini sangat subur,
pepohonan lebat tumbuh di sana, air yang melimpah dan jernih mengalir dari sungai di desa
ini. Penduduknya pun hidup makmur dan sangat ramah. Di desa di hilir sungai ini tinggalah
sebuah keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Keluarga tersebut adalah Ayah Bawang,
Ibu bawang daun, dan putrinya, Bawang putih. Ayah Bawang bekerja di lapak miliknya di
pasar. Bawang Putih sendiri adalah seorang anak yang baik, dia rajin dan selalu membantu
orang tuanya. Keluarga ini sangat harmonis. Berbeda dengan tetangganya yang bernama
Bawang Merah, dia sangat malas dan manja. Dia hanya hidup bersama Ibunya karena
ayahnya sudah lama meninggal.
(di teras rumah – pagi hari)
Ayah Bawang : istriku
Ibu Bawang Daun : iyaaa
Ayah bwang : Ayah pamit kerja ya
Ibu bawang Daun : Iya suamiku
Ayah Bawang : loh, mana putri kita si putih?
Ibu Bawang Daun : nah itu dia lagi nyapu di depan, putiih…
Bawang Putih : ada apa ibu?
Ibu Bawang Daun : itu nak ayahmu mau pamit kerja, ayah jadi berangkat sekarang?
Ayah Bawang : iya bu, kalian hati-hati di rumah ya
Ibu Bawang Daun : oh iya yah, nanti Putih akan mengantarkan makan siang ayah.
Ayah Bawang : baiklah, ayah tunggu nanti siang. kalo begitu ayah pergi dulu
ya..assalamualaikum. (salim)
Ibu Bawang Daun + Bawang Putih : waalaikumsalam.
Ayah bawang putih pun pergi ke pasar. Dia berjualan di lapak miliknya. Tinggallah bawang
putih dan ibunya di rumah tersebut. Karena tidak tega melihat ibunya yang sedang sakit itu
mencuci di sungai, bawang putih pun menggantikan ibunya.
Ibu Bawang Daun : Putih, ibu mau mencuci baju di sungai. Kamu jaga rumah ya nak…
Bawang Putih : biar Putih saja buk yang pergi ke sungai, ibu di rumah saja.
Ibu Bawang Daun : tapi nak…
Bawang Putih : tidak apa-apa bu, ibu istirahat saja di rumah.
Ibu Bawang Daun : kau memang anak yang sangat baik, ibu bangga punya anak
sepertimu (membelai Bawang Putih)
Bawang Putih : Putih juga senang punya orang tua seperti ayah dan ibu (memeluk
ibunya)
Ibu Bawang Daun : ibu sayang sekali sama kamu nak. Ya sudah, pergilah sebelum
matahari terlalu terik.
Bawang Putih : baiklah bu, Putih ambil baju kotornya dulu. (mengambil baju kotor)
Ibu Bawang Daun : iya nak.
Bawang Putih : Putih pergi dulu bu, assalamualaikum.
Ibu Bawang Daun : waalaikumsalam, hati-hati di jalan. Putih…putih tidak terasa kini kau
telah tumbuh dewasa. Cantik, baik, dan berbakti pada orang tua.
Betapa bahagianya aku. Terima kasih Tuhan, dia adalah anugerah
terindah dalam hidup hamba.
Bawang putih pun pergi ke sungai untuk mencuci. Ternyata bawang merah dan ibunya sudah
mengintai dari balik pohon dan merencanakan hal buruk.
Ibu Bawang Merah : hahaha. bagus, Ini saatnya kita menjalankan rencana anakku.
Bawang Merah : benar mah ! ayo cepat mumpung ibu bawang daun lagi sendirian
tuh!
Akhirnya bawang merah dan ibunya datang ke rumah bawang putih dengan membawa kue
yang telah dicampur dengan racun.
Ibu Bawang Merah : selamat pagi bu.
Ibu Bawang Daun : eh ibu, selamat pagi.
Ibu Bawang Merah : Lagi sendirian ya? Kemana si putih?
Ibu Bawang Daun : si putih sedang mencuci baju di sungai. Oh iya ngomong-ngomong
ada apa ibu datang kemari?
Bawang Merah : ini loh bik, kami bawakan kue yang sangaaat enak!
Ibu Bawang Daun : wah ada acara apa ini?
Ibu Bawang Merah : tidak ada acara apa-apa sih buk. Kebetulan saya lagi mencoba resep
baru.
Ibu Bawang Daun : sepertinya enak sekali ya bu. Terima kasih ya. Ayo buk, mari kita
makan bersama.
Bawang Merah : oh tidak- tidak bik, terima makasih, tadi kami sudah makan di
rumah. Yang ini kta bawakan khusus untuk bibik.
Ibu Bawang Daun : oh, begitu. Sekali lagi terima kasih yaa
Bawang Merah : sama- sama
Ibu Bawang Merah : yasudah buk, kalo begitu kita pulang dulu ya. Asalamualaikum.
Ibu Bawang Daun : walaikumsalam. Tapi aneh sekali, tidak biasanya mereka bersikap
baik. Ah tidak, mungkn ini hanya perasaanku saja. Aku tidak boleh
berprasangka buruk.
Ibu bawang daun pun memakan kue yang pemberian Bawang Merah dan Ibunya.
Ibu Bawang Daun : ahh… kenapa ini, tolong…tolong..(sekarat)
Ibu Bawang Merah : HAHAHAHAHA rasain kamu ! sebentar lagi kau akan mati, dan
suamimu akan menikah denganku ! otomatis seluruh hartanya akan
menjadi milikku!
Bawang Merah : benar mah ! setelah ini kita akan jadi kaya raya!
Akhirnya ibu bawang daun menghembuskan napas terakhirnya. Beberapa saat kemudian
Bawang Putih pulang dari sungai. Dia sangat terkejut melihat ibunya tergeletak di lantai dan
sudah tak bernyawa. Bawang Putih menjatuhkan keranjang cuciannya dan berteriak histeris.
Bawang Putih : Ibu !!!! IBU !!! ibuku kenapa? IBUUUUUUUUUUUUUUU!!!
Bangun!!!
Sejak kehilangan sosok ibu yang sangat menyayanginya, bawang putih amat merasa
kesepian dan kerap menyendiri di kamarnya. Pada saat itu Ibu Bawang Merah sering
berkunjung ke rumahnya untuk membawa makanan, bahkan membantu bawang putih
membersihkan rumah dan memasak. Hal itulah yang membuat Ayah Bawang tertarik untuk
menikahi Ibu Bawang Merah agar putrinya tidak kesepian lagi. Pernikahan dirayakan dengan
sangat sederhana. Hanya beberapa tetangga dan keluarga yang datang menghadari acara ini.
Ibu Bawang Merah : aduuuh, penghulunya kemana sih? Lama banget.
Ayah Bawang : mungkin penghulunya masih di perjalanan.
Ibu Bawang Merah : ah, emang dasar malas tu penghulu. (sambil berdiri mondar
mandir).
Ayah Bawang : duduklah, sabarlah dulu.
Setelah menunggu lama akhirnya penghulu datang juga. Dia datang dengan tergopoh-gopoh.
Penghulu : assalamualaikum, maaf saya terlambat. (logat madura)
Ibu Bawang Merah : bapak ini dari mana aja sih. (sambil berlari menghampiri
penghulu)
Penghulu : maaf buk maaf
Ibu Bawang Merah : ah alasan saja
Penghulu : sekali lagi maaf buk.
Ibu Bawang Merah : sudahlah, kita mulai saja sekarang (sambil menarik
penghulu).
Penghulu : ya saya nikkahkan pak bappaknya bawang putih ngan dengan buk
ibuknya bawang merah, ngan dengan mas kawin sepperangkat bu
bumbu dappur di bayar tunai.
Ayah Bawang : saya terima nikahnya Ibu bawang merah dengan mas kawin
seperangkat bumbu dapur di bayar tunai.
Penghulu : na bagaimana si saksi ? sah apa nggak ini??
Saksi : saaaaaah~ alhamdulilah.
Setelah acara pernikahan itu, Ayah Bawang, ibu bawang merah, bawang putih, dan
bawang merah hidup bersama di rumah bawang putih. Ketika Ayah Bawang di rumah,
mereka memeperlakukan bawang putih dengan sangat baik. Namun, ketika ayah keluar
rumah mereka berlaku buruk pada Bawang Putih. Mereka kerap memarahi Bawang Putih dan
memberinya pekerjaan berat. (di ruang tamu – pagi hari)
Ibu Bawang Merah : hey kau bawang merah, sapu sapu dong
yang rajin kayak bawang putih. Sapu sampai bersih.
Bawang Merah : iya iya bu!
Bawang Putih : biar aku bantu yaaa..
Bawang Merah : tidak usah!
Ibu Bawang Merah : sudah sudah, bawang putih sini nak. Kamu duduk bersama ibu dan
ayah.
Bawang Putih : baik bu
Ibu Bawang Merah : eh sebentar, ibu buatkan teh dulu
Ayah Bawang : aku harus pergi ke pasar bu.
Ibu Bawang Merah : nanti dulu lah yah, minum teh dulu (bergegas menuju dapur)
Ayah Bawang : baiklah kalau begitu.
Bawang Putih : ayah, putih boleh bantu ayah di pasar?
Ayah Bawang : nggak usah lah nak. Kamu di rumah saja. Meraaah, kemarilah,
duduklah di sini.
Bawang Merah : sebentar yah, aku selesaikan dulu pekerjaanku.
Ayah Bawang : kalian memang anak-anak ayah yang rajin, ayah bangga dengan
kalian.
Bawang Merah : oh iya putih, setelah ini kamu bisa membantuku mencuci di sungai?
Bawang Putih : oh dengan senang hati, aku ambil baju kotor dulu ya.. (mengambil
baju kotor)
Bawang Merah : yasudah cepat ………………. ayah, kami berangkat ya
Ayah Bawang : iya, hati-hati di jalan nak.
Ibu Bawang Merah : kemana anak-anak yah?
Ayah Bawang : mereka pergi ke sungai bu.
Ibu Bawang Merah : o begitu. Ini diminum dulu tehnya yah.
Ayah Bawang : terima kasih bu (meminum teh)
Ayah bawang meminum teh yang ternyata telah dicampur dengan racun oleh ibu bawang
merah. Beberapa saat kemudian dia merasakan perutnya sangat sakit. Ayah bawang
mengalami nasib yang sama seperti istrinya, ia meninggal dunia di racun oleh Ibu Bawang
Merah.
Ayah Bawang : aduh, kenapa perutku sakit sekali.
Ibu Bawang Merah : kenapa yah? Kau baik-baik saja kan? (berpura-pura peduli)
Ayah Bawang : sakit sekali, aku tidak tahan lagi..aduh, ahh (terjatuh di lantai)
Ibu Bawang Merah : ayah, ayah kenapa? (menggoyang-gayangkan tubuh suaminya
sambil memastikan apakah suaminya sudah meninggal). Hahaha….RASAIN KAU !!
sekarang semuanya menjadi miliku ! haha.
Beberapa saat kemudian Bawang Putih pulang dari sungai. Namun, dia mendapati ayahnya
telah tak bernyawa. Ketika mengetahui ayahnya telah tiada, ia menangis tersedu-sedu.
Bawang putih : AYAAAAAAAAAAAH !!! ayah bangun – bangun !!
Bawang Merah : Ayaaaaaaaaahhhhh !!!!! ayah kenapa ??
Peri : lihat saja. Kelak akan ada bencana yang menghampiri bawang
merah dan ibunya. Karna semua yang mereka perbuat akan mendapat balasan yang setimpal.
*triiiing.
Kini ayah dan ibu bawang putih telah tiada. Bawang putih sangat merasa sedih, dia selalu
dijadikan pembantu oleh ibu tirinya dan bawang merah.
Bawang Merah : Putiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiihhhh !!!!!
Bawang Putih : iya kak, ada apa??
Ibu Bawang Merah : heh kamu! Cepat siapkan makanan !
Bawang Putih : iya bu, akan putih siapkan
(meletakkan makanan di meja )
Bawang Putih : (duduk )
Bawang Merah : ngapain kamu duduk disini ??
Bawang Putih : putih ingin makan bersama ibu dan kakak
Ibu Bawang Merah : enak aja! Kamu tuh ngga pantes duduk disini. Sudah sana bersihkan
rumah.
Bawang Merah : tau nih, sana sana ! ngilangin selera makan aja .
Ibu Bawang : heh heh ! putihhhhh, tuh masih ada yang kotor ! yang bener doong
!!!!
Bawang Merah : gimana sih? Nyapu aja nggak becuss ! ( sambil menjatuhkan tisu di
lantai )
Bawang Putih : bawang merah, hentikan. Lantai tak akan bersih jika kau terus
mengotorinya seperti ini.
Ibu Bawang : berani kau !! diam ! kerjakan yang benar!!
Bawang Merah : dan jangan lupa nanti cucikan semua bajuku !
Ibu bawang dan bawang merah pun pergi jalan – jalan ke pasar sedangkan bawang
putih harus membereskan pekerjaan rumah. Beberapa saat kemudian, datanglah cabe ijo..
Cabe ijo : bawang putih – bawang putih, kau tak kenapa – kenapa kan?
Bawang Putih : aku baik – baik saja. Ada apa cabe ijo?
Cabe ijo : ini aku mengantarkan undangan pesta panen dari pangeran.
Pangeran mengundang semua warga di desa bumbu ini. Kau jangan lupa datang ya. Kalau
bisa kau jangan beritahu bawang merah dan ibunya ! biar mereka tau rasa.
Bawang Merah : apa kau bilang ?? berikan undangan itu padaku !!
Ibu Bawang Merah : hey bocah ingusan ! berani – beraninya kau !! pergi sana !!
Cabe ijo : kalian memang benar – benar jahat..
Bawang Putih : sudah cabe ijo ayo kita pergi, antarkan aku ke sungai.
(Bawang putih dan cabe ijo pun pergi ke sungai.)
Ibu Bawang Merah : hanya kita berdua saja yang boleh datang ke pesta panen ini. Dan
biarkan bawang putih sendirian disini !
Bawang Merah : betul itu mah !
Saat di sungai bawang putih dan cabe ijo bertemu dengan bawang bombay, bawang
bombay adalah teman baik bawang merah.
Bawang Putih : apa kabar bawang bombay ?
Bawang Bombay : tadinya baik. Karna ada kau jadi buruk deh!
Cabe Ijo : biasa aja deh ! bawang putih kan nanya baik – baik !
Bawang Bombay : diem deh kamu ! heh bawang putih, itu baju milik ibu tirimu ya ?
Bawang Putih : iya memangnya kenapa ?
Bawang Bombay : pinjam dong.
Bawang Putih : untuk apa ?
Bawang Bombay : untuk di hanyutkan. (menghanyutkan baju milik ibu bawang )
Cabe Ijo : hey kau !! apa salah bawang putih !!
Bawang Putih : kenapa kau melakukannya ? cabe ijo bantu aku mengejar baju itu.
Bawang Bombay : maaf ya bawang putih yang malang. Ini perintah dari bawang
merah. Sekarang aku akan menemui bawang merah untuk
melaporkannya.
Bawang putih dan cabe ijo pun terus mengejar baju yang hanyut itu tapi sayangnya
baju itu sudah menghilang entah hanyut kemana.
Cabe Ijo : kau pasti akan kena marah oleh ibu tiri mu.
Bawang Putih : bagaimana ini, aduuh ibu akan sangat marah besar padaku. (nangis)
Cabe Ijo : sudahlah lebih baik kita pulang dulu.
Bawang putih pun pulang ke rumah dan menceritakan kepada ibunya tentang baju
yang hanyut itu.
Bawang Putih : ibu…. maafkan putihh
Ibu Bawang Merah : tunggu tunggu… ada apa ini ??
Bawang utih : baju ibuuu……
Ibu bawang Merah :kenapa bajuku?
Bawang Merah : Pasti hilang deh
Bawang Putih : maafkan putih bu, putih tidak sengaja
Ibu Bawang : DASAR ANAK CEROBOH, bodoh sekali kau !! (menyeret bawang
putih)
Bawang Putih : maafkan saya bu ! maaf (nangis, bersujud)
Bawang Merah : maaf maaf ! enak aja kamu minta maaf. Kamu tahu nggak? Itu baju
tuh mahal! cari baju itu sampai ketemu !!
Bawang Putih : baiklah kakak
Ibu Bawang : heh ! jangan pulang sampai BAJU ITU DITEMUKAN, NGERTIII !!
Bawang Merah : ya sudah lah ma, kita masuk saja.
Akhirnya bawang putih pergi ke sungai, dengan sedih bawang putih terus mencari baju itu
sampai larut malam. Disana dia ditemui oleh seorang peri .
Bawang Putih : bagaimana ini, sudah larut malah tapi baju itu belum di temukan.
Peri : tenanglah nak~ aku akan membantumu~
Bawang Putih : suara siapa itu ? siapa kau?
Peri : bawang putih. Aku adalah peri cantik, aku akan membantumu untuk
menemukan baju ibu tirimu.
Bawang Putih : kau peri ? peri ? perii.. tolong bantu aku.
Peri : tentu saja aku akan membantumu.
Bawang Putih : benarkah apa yang kau katakan itu?
Peri : yah, pasti.
Bawang Putih : terimakasih peri, apa yang harus ku lakukan?
Peri : sekarang pergilah ke sebuah rumah mewah. Disanalah kau akan
menemukan baju itu.
Bawang Putih : rumah pangeran yang akan mengadakan pesta panen itu ?
Peri : iya benar, disana tempatnya.
Bawang Putih : terima kasih peri.
Peri : baiklah putih, mari aku antar ke sana.
Bawang Putih pun pergi ke rumah pangeran yang sedang mengadakan pesta panen.
(Istana)
Bawang Putih : peri~ disinikah ? tapi bagaimana bisa ? aku dekil, pasti tidak di boleh
kan untuk masuk.
Peri : cobalah masuk.
Pengawal : heh ! mana undangannya ?
Bawang Putih : undangan apa ?
Pengawal : undangan pesta panen, jika kau punya undangan maka kau boleh
masuk.
Bawang Putih : aku tak punya undangan yang kalian maksud!
Pengawal : dasar gembel ! pergi kau !!
Bawang Putih : tapi…tapi..
Pengawal : ah, sudahlah pergi kau !
Bawang Putih : peri~ bagaimana ini ? aku harus menemukan baju itu sekarang?
Peri : kemarilah~ pegang tanganku. Aku akan membuat pengawal itu
mengijinkan mu masuk. Aku akan menghipnotis dia.
1..2..3..4..5..
Pengawal : ah, apa ini ( menghindari terjangan angin)
Bawang Putih : permisi
Pengawal : oh nona kau cantik sekali.
Bawang Putih : bolehkah aku masuk?
Pengawal : tentu saja, silahkan.
Bawang putih pun masuk ke istana.
Peri : pergilah ke samping rumah ini tempat dimana air sungai mengalir,
disana akan ada baju ibumu.
Setelah berhasil masuk ke dalam rumah mewah itu, Bawang Putih pun pergi ke
samping rumah itu. Sedangkan bawang merah dan Ibunya sudah berada diantara ramainya
tamu yang datang. Bawang merah dan ibunya kemudian menemui pangeran.
Bawang Merah : halo pangeran tampan. Apa kabar ?
Bawang Bombay : waaaah, pangeran tampan sekali.
Pangeran : baik~ terimakasih atas kedatangan kalian.
Ibu Bawang Merah : wah wah. Kau sangat tampan malam ini. Begitu pulang dengan
putriku yang cantik jelita.
Pangeran : terimakasih. Kudengar kau mempunyai sudara bernama bawang
putih. Dimana dia ?
Bawang Merah : apa ??? bawang putih ?? dia bukan saudaraku lagi !!
Pangeran : benarkah? Apa kau tak membohongiku??
Bawang Merah : sungguh ! aku tak membohongimu pangeran~ kalau kamu tak
percaya tanya saja pada bawang bombay.
Pangeran : bawang bombay, benar dia tak mempunyai saudara bernama bawang
putih ?
Bawang Bombay : benar. Bawang putih hanyalah pesuruh.
Pangeran : baiklah aku percaya, sekarang silakan masuk.
Di sungai tepat di samping rumah itu, akhirnya bawang putih berhasil menemukan baju yang
hanyut.
Bawang Putih : terimakasih peri. Kau sangat baik.
Peri : ini sudah menjadi tugasku. Ini aku punya beberapa perhiasan
untukmu. Pakailah. Jika ada oranglain yang memakainya, maka orang itu akan mendapatkan
bahaya.
Bawang Putih : terimakasih peri.
Setelah menemukan baju ibunya. Bawang putihpun berjalan menuju gerbang keluar untuk
pulang. Pangeran melihat bawang putih yang berjalan terburu – buru menuju gerbang dan
segera mengejarnya. Akhirnya Pengeran berhasil mengejar bawang putih dan mereka saling
bertatapan..
Pangeran : hei kau !! kau !! kau bawang putih kan??
Bawang Putih : pangeran? (mencoba berlari)
Pangeran : tunggu! Apa yang sedang kau lakukan ?
Bawang Putih : maaf pangeran. Tadi aku mengambil baju ibu tiriku yang hanyut di
aliran sungai di samping istana ini.
Tiba-tiba ibu bawang merah menghampiri mereka..
Ibu Bawang Merah : bawang putih? Kenapa kau ada di sini ? seharusnya kau
membersihkan rumah!
Bawang Merah : dasar pemalas! Ngapain kamu disini? Pulang sana !
Bawang Putih : maafkan aku. Aku akan segera pulang bu.
Pangeran : oh jadi benar bawang putih adalah saudara kalian. Kenapa kalian
memperlakukannya seperti itu?
Bawang Bombay : tidak pangeran! Sungguh dia adalah pesuruh di rumah bawang
merah.
Bawang merah : benar apa yang dikatakan bawang bombay! Lihatlah pengaran!
Bawang putih mencuri kotak perhiasanku, berikan perhiasan itu!!
Bawang Putih : jangan bawang merah , jangan ! (rebutan)
Ibu bawang Merah : dasar kau ! anak tak punya malu !!
Bawang Merah : lihat pangeran, perhiasan ini lebih cocok dipakai olehku dan ibu ku.
Ibu Bawang Merah : ini karna aku baik hati aku berikan satu perhiasan untukmu bawang
bombay !
Bawang Bombay : oh~ terimakasih.
Bawang merah, ibu bawang, dan bawang bombay pun memakai perhiasan itu
Bawang Merah : ah tidak ! kenapa kulitku gatal gatal begini perih pula !! ada apa ini.
Ibu Bawang Merah : aduh kulitku gatal sekali !!
Bawang Bombay : aah~ kulitkuuuuu..
Pangeran : kalian pasti selalu jahat pada bawang putih. Dan itu ganjaran untuk
kalian. Sekarang cepat minta maaf pada bawang putih !!
Peri : apa yang kalian lakukan pada bawang putih selama ini sungguh
sangat jahat. Dan sekarang kalian telah mendapatkan balasan yang setimpal. Cepat minta
maaf pada bawang putih, jika tidak keadaan kalian akan terus seperti ini.
Pangeran : sungguh aku tak menyangka, kalian akan sejahat itu pada bawang
putih.
Bawang Merah : bawang putih ! aku mohon maafkan aku. Maaf karna sikapku selalu
jahat padamu. Sungguh aku minta maaf.
Ibu Bawang Merah : maafkan ibu nak, ibu sudah berprilaku kasar padamu. Maafkan ibu.
Bawang Bombay : maafkan aku, aku sudah menjadi teman yang sangat jahat padamu.
Bawang Putih : sudahlah. Aku sudah memaafkan kalian. Aku yakin kalian bisa
berubah.
Bawang Merah : terimakasih bawang putih. Kau memang sangat baik. (memeluk
bawang putih)
Ibu Bawang Merah : maafkan kami pangeran, kami telah membuat kegaduhan di istana
ini.
Pangeran : baiklah, aku maafkan asalkan kalian berjanji untuk tidak
mengulanginya lagi. Sekarang kalian boleh pulang
Bawang Merah : baiklah
Pangeran : biar pengawalku mengantarkan kalian. Pengawal…
Pengawal : iya pangeran..
Pangeran : antarkan mereka pulang pastikan mereka selamat sampai di rumah.
Pengawal : baik pangeran
Pengawal mengantar Bawang Merah, Ibu Bawang Merah, dan Bawang Bombay pulang ke
rumah.
Bawang Putih : baiklah, saya juga izin pulang pangeran
Pangeran : tunggu….(menarik tangan bawang putih)
Bawang Putih : ada apa pangeran
Pangeran : aku ingin mengatakan sesuatu padamu, maukah kau menjadi
pendamping hidupku…
Bawang Putih : (menunduk)
Pangeran : kenapa putih? Kau tidak bersedia?
Bawang Putih : maafkan saya pangeran, tapi saya hanya gadis desa, apa pantas saya
menjadi istri seorang pangeran.
Pangeran : kenapa tidak putih, kamu cantik dan kamu mempunyai hati yang
baik, kamu layak bersamaku, aku mohon..
Bawang Putih : (berfikir kemudian mengangguk) baiklah pangeran
Pangeran : terima kasih putih, aku akan segera datang ke rumahmu untuk
melamarmu.
Bawang Putih : (tersenyum menatap pangeran).
Akhirnya Pangeran melamar bawang putih, dan meminta izin pada ibu tirinya untuk
menikahi bawang putih. Pada saat yang telah ditentukan, Bawang putih dan Pangeran
menikah, pesta dansa pun digelar cukup meriah, bunga berwarna-warni menghiasi setiap
sudut rumah, beraneka macam hidangan lezat disajikan, kebahagian tampak menyelimuti
rumah mewah itu dan mereka hidup bahagia selamanya.

More Related Content

What's hot

Naskah drama qada dan qadar
Naskah drama qada dan qadarNaskah drama qada dan qadar
Naskah drama qada dan qadarnoussevarenna
 
Konsep kt sambutan pnitia
Konsep kt sambutan pnitiaKonsep kt sambutan pnitia
Konsep kt sambutan pnitiaDasenk Syah
 
Naskah drama perpecahan 3 sahabat
Naskah drama perpecahan 3 sahabatNaskah drama perpecahan 3 sahabat
Naskah drama perpecahan 3 sahabatagung hanafi
 
Naskah drama arti sahabat
Naskah drama arti sahabatNaskah drama arti sahabat
Naskah drama arti sahabatFadhli Syar
 
naskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunia
naskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunianaskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunia
naskah drama lentera hati di tengah gelapnya duniaSiti Jum'atun
 
Contoh naskah drama malin kundang
Contoh naskah drama malin kundangContoh naskah drama malin kundang
Contoh naskah drama malin kundangWarnet Raha
 
Cerpen Tak mampu memutar waktu
Cerpen Tak mampu memutar waktuCerpen Tak mampu memutar waktu
Cerpen Tak mampu memutar waktuFungkiandisatria
 
Sebuah permusuhan berakhir dengan sebuah persahabatan
Sebuah permusuhan berakhir dengan sebuah persahabatanSebuah permusuhan berakhir dengan sebuah persahabatan
Sebuah permusuhan berakhir dengan sebuah persahabatanOperator Warnet Vast Raha
 
Sambutan ketua panitia halal bihalal
Sambutan ketua panitia halal bihalalSambutan ketua panitia halal bihalal
Sambutan ketua panitia halal bihalalMochamad Iqbal
 
Naskah drama 2 orang
Naskah drama 2 orangNaskah drama 2 orang
Naskah drama 2 orangYadhi Muqsith
 
Naskah drama " Bakat Siswa "
Naskah drama " Bakat Siswa "Naskah drama " Bakat Siswa "
Naskah drama " Bakat Siswa "Rachmah Safitri
 

What's hot (20)

Naskah drama qada dan qadar
Naskah drama qada dan qadarNaskah drama qada dan qadar
Naskah drama qada dan qadar
 
Konsep kt sambutan pnitia
Konsep kt sambutan pnitiaKonsep kt sambutan pnitia
Konsep kt sambutan pnitia
 
Naskah drama perpecahan 3 sahabat
Naskah drama perpecahan 3 sahabatNaskah drama perpecahan 3 sahabat
Naskah drama perpecahan 3 sahabat
 
Naskah drama
Naskah dramaNaskah drama
Naskah drama
 
Naskah drama arti sahabat
Naskah drama arti sahabatNaskah drama arti sahabat
Naskah drama arti sahabat
 
Naskah drama 4 orang pemborosan
Naskah drama 4 orang pemborosanNaskah drama 4 orang pemborosan
Naskah drama 4 orang pemborosan
 
Drama 6 orang
Drama 6 orangDrama 6 orang
Drama 6 orang
 
Contoh cerpen persahabatan
Contoh cerpen persahabatanContoh cerpen persahabatan
Contoh cerpen persahabatan
 
Naskah Drama Jawa
Naskah Drama JawaNaskah Drama Jawa
Naskah Drama Jawa
 
naskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunia
naskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunianaskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunia
naskah drama lentera hati di tengah gelapnya dunia
 
Naskah drama 8 orang
Naskah drama 8 orangNaskah drama 8 orang
Naskah drama 8 orang
 
Contoh naskah drama malin kundang
Contoh naskah drama malin kundangContoh naskah drama malin kundang
Contoh naskah drama malin kundang
 
Cerpen Tak mampu memutar waktu
Cerpen Tak mampu memutar waktuCerpen Tak mampu memutar waktu
Cerpen Tak mampu memutar waktu
 
Sebuah permusuhan berakhir dengan sebuah persahabatan
Sebuah permusuhan berakhir dengan sebuah persahabatanSebuah permusuhan berakhir dengan sebuah persahabatan
Sebuah permusuhan berakhir dengan sebuah persahabatan
 
Sambutan ketua panitia halal bihalal
Sambutan ketua panitia halal bihalalSambutan ketua panitia halal bihalal
Sambutan ketua panitia halal bihalal
 
Cerpen
CerpenCerpen
Cerpen
 
Naskah drama 2 orang
Naskah drama 2 orangNaskah drama 2 orang
Naskah drama 2 orang
 
Drama 9 orang
Drama 9 orangDrama 9 orang
Drama 9 orang
 
Taubatnya Preman Sekolah
Taubatnya Preman SekolahTaubatnya Preman Sekolah
Taubatnya Preman Sekolah
 
Naskah drama " Bakat Siswa "
Naskah drama " Bakat Siswa "Naskah drama " Bakat Siswa "
Naskah drama " Bakat Siswa "
 

Viewers also liked

Viewers also liked (9)

Naskah drama bawang merah bawang
Naskah drama bawang merah bawangNaskah drama bawang merah bawang
Naskah drama bawang merah bawang
 
Drama bawang merah bawang putih
Drama bawang merah bawang putihDrama bawang merah bawang putih
Drama bawang merah bawang putih
 
Naskah drama bawang merah bawan1
Naskah drama bawang merah bawan1Naskah drama bawang merah bawan1
Naskah drama bawang merah bawan1
 
Naskah drama Timun Emas
Naskah drama Timun EmasNaskah drama Timun Emas
Naskah drama Timun Emas
 
Naskah drama tradisional
Naskah drama tradisionalNaskah drama tradisional
Naskah drama tradisional
 
Naskah drama sederhana cinderella
Naskah drama sederhana cinderellaNaskah drama sederhana cinderella
Naskah drama sederhana cinderella
 
SKRIP BAWANG PUTIH BAWANG MERAH
SKRIP BAWANG PUTIH BAWANG MERAHSKRIP BAWANG PUTIH BAWANG MERAH
SKRIP BAWANG PUTIH BAWANG MERAH
 
Naskah drama negosiasi ifah
Naskah drama negosiasi ifahNaskah drama negosiasi ifah
Naskah drama negosiasi ifah
 
Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "
Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "
Naskah Drama " Pak Bayan Gagal Nyaleg "
 

Similar to Naskah drama bawang merah bawan1

Similar to Naskah drama bawang merah bawan1 (18)

Naskah drama bawang merah bawan1
Naskah drama bawang merah bawan1Naskah drama bawang merah bawan1
Naskah drama bawang merah bawan1
 
Naskah drama bawang merah bawan1
Naskah drama bawang merah bawan1Naskah drama bawang merah bawan1
Naskah drama bawang merah bawan1
 
Naskah bwg mrh&pth,drama malin kundang
Naskah bwg mrh&pth,drama malin kundangNaskah bwg mrh&pth,drama malin kundang
Naskah bwg mrh&pth,drama malin kundang
 
Garlic
GarlicGarlic
Garlic
 
Drama bawang bombay yang baik hati
Drama bawang bombay yang baik hatiDrama bawang bombay yang baik hati
Drama bawang bombay yang baik hati
 
Bawang Merah cerita rakyat.docx
Bawang Merah cerita rakyat.docxBawang Merah cerita rakyat.docx
Bawang Merah cerita rakyat.docx
 
Bawang putih bawang merah,, SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Bawang putih bawang merah,, SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Bawang putih bawang merah,, SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Bawang putih bawang merah,, SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
Bawang merah
Bawang merah Bawang merah
Bawang merah
 
Bawang putih bawang merah
Bawang putih bawang merahBawang putih bawang merah
Bawang putih bawang merah
 
Hidup lebih bermakna
Hidup lebih bermaknaHidup lebih bermakna
Hidup lebih bermakna
 
Bahasa inggris
Bahasa inggrisBahasa inggris
Bahasa inggris
 
Drama bahasa sunda
Drama bahasa sundaDrama bahasa sunda
Drama bahasa sunda
 
Asal usul danau toba
Asal usul danau tobaAsal usul danau toba
Asal usul danau toba
 
tugas drama anekdot 5 orang
tugas drama anekdot 5 orangtugas drama anekdot 5 orang
tugas drama anekdot 5 orang
 
18sx adik pun-tahu
18sx adik pun-tahu18sx adik pun-tahu
18sx adik pun-tahu
 
Pada suatu hari karya arifin c noer
Pada suatu hari karya arifin c noerPada suatu hari karya arifin c noer
Pada suatu hari karya arifin c noer
 
bawang merah bawang putih.docx
bawang merah bawang putih.docxbawang merah bawang putih.docx
bawang merah bawang putih.docx
 
Part 2 luka luka hidup yang telah berlalu
Part 2 luka luka hidup yang telah berlaluPart 2 luka luka hidup yang telah berlalu
Part 2 luka luka hidup yang telah berlalu
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Naskah drama bawang merah bawan1

  • 1. NASKAH DRAMA BAWANG MERAH BAWANG PUTIH Dahulu kala, ada sebuah desa yang bernama Desa “BUMBU”. Desa ini sangat subur, pepohonan lebat tumbuh di sana, air yang melimpah dan jernih mengalir dari sungai di desa ini. Penduduknya pun hidup makmur dan sangat ramah. Di desa di hilir sungai ini tinggalah sebuah keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Keluarga tersebut adalah Ayah Bawang, Ibu bawang daun, dan putrinya, Bawang putih. Ayah Bawang bekerja di lapak miliknya di pasar. Bawang Putih sendiri adalah seorang anak yang baik, dia rajin dan selalu membantu orang tuanya. Keluarga ini sangat harmonis. Berbeda dengan tetangganya yang bernama Bawang Merah, dia sangat malas dan manja. Dia hanya hidup bersama Ibunya karena ayahnya sudah lama meninggal. (di teras rumah – pagi hari) Ayah Bawang : istriku Ibu Bawang Daun : iyaaa Ayah bwang : Ayah pamit kerja ya Ibu bawang Daun : Iya suamiku Ayah Bawang : loh, mana putri kita si putih? Ibu Bawang Daun : nah itu dia lagi nyapu di depan, putiih… Bawang Putih : ada apa ibu? Ibu Bawang Daun : itu nak ayahmu mau pamit kerja, ayah jadi berangkat sekarang? Ayah Bawang : iya bu, kalian hati-hati di rumah ya Ibu Bawang Daun : oh iya yah, nanti Putih akan mengantarkan makan siang ayah. Ayah Bawang : baiklah, ayah tunggu nanti siang. kalo begitu ayah pergi dulu ya..assalamualaikum. (salim) Ibu Bawang Daun + Bawang Putih : waalaikumsalam. Ayah bawang putih pun pergi ke pasar. Dia berjualan di lapak miliknya. Tinggallah bawang putih dan ibunya di rumah tersebut. Karena tidak tega melihat ibunya yang sedang sakit itu mencuci di sungai, bawang putih pun menggantikan ibunya. Ibu Bawang Daun : Putih, ibu mau mencuci baju di sungai. Kamu jaga rumah ya nak… Bawang Putih : biar Putih saja buk yang pergi ke sungai, ibu di rumah saja. Ibu Bawang Daun : tapi nak… Bawang Putih : tidak apa-apa bu, ibu istirahat saja di rumah. Ibu Bawang Daun : kau memang anak yang sangat baik, ibu bangga punya anak sepertimu (membelai Bawang Putih) Bawang Putih : Putih juga senang punya orang tua seperti ayah dan ibu (memeluk ibunya) Ibu Bawang Daun : ibu sayang sekali sama kamu nak. Ya sudah, pergilah sebelum matahari terlalu terik. Bawang Putih : baiklah bu, Putih ambil baju kotornya dulu. (mengambil baju kotor) Ibu Bawang Daun : iya nak. Bawang Putih : Putih pergi dulu bu, assalamualaikum. Ibu Bawang Daun : waalaikumsalam, hati-hati di jalan. Putih…putih tidak terasa kini kau telah tumbuh dewasa. Cantik, baik, dan berbakti pada orang tua. Betapa bahagianya aku. Terima kasih Tuhan, dia adalah anugerah terindah dalam hidup hamba. Bawang putih pun pergi ke sungai untuk mencuci. Ternyata bawang merah dan ibunya sudah mengintai dari balik pohon dan merencanakan hal buruk.
  • 2. Ibu Bawang Merah : hahaha. bagus, Ini saatnya kita menjalankan rencana anakku. Bawang Merah : benar mah ! ayo cepat mumpung ibu bawang daun lagi sendirian tuh! Akhirnya bawang merah dan ibunya datang ke rumah bawang putih dengan membawa kue yang telah dicampur dengan racun. Ibu Bawang Merah : selamat pagi bu. Ibu Bawang Daun : eh ibu, selamat pagi. Ibu Bawang Merah : Lagi sendirian ya? Kemana si putih? Ibu Bawang Daun : si putih sedang mencuci baju di sungai. Oh iya ngomong-ngomong ada apa ibu datang kemari? Bawang Merah : ini loh bik, kami bawakan kue yang sangaaat enak! Ibu Bawang Daun : wah ada acara apa ini? Ibu Bawang Merah : tidak ada acara apa-apa sih buk. Kebetulan saya lagi mencoba resep baru. Ibu Bawang Daun : sepertinya enak sekali ya bu. Terima kasih ya. Ayo buk, mari kita makan bersama. Bawang Merah : oh tidak- tidak bik, terima makasih, tadi kami sudah makan di rumah. Yang ini kta bawakan khusus untuk bibik. Ibu Bawang Daun : oh, begitu. Sekali lagi terima kasih yaa Bawang Merah : sama- sama Ibu Bawang Merah : yasudah buk, kalo begitu kita pulang dulu ya. Asalamualaikum. Ibu Bawang Daun : walaikumsalam. Tapi aneh sekali, tidak biasanya mereka bersikap baik. Ah tidak, mungkn ini hanya perasaanku saja. Aku tidak boleh berprasangka buruk. Ibu bawang daun pun memakan kue yang pemberian Bawang Merah dan Ibunya. Ibu Bawang Daun : ahh… kenapa ini, tolong…tolong..(sekarat) Ibu Bawang Merah : HAHAHAHAHA rasain kamu ! sebentar lagi kau akan mati, dan suamimu akan menikah denganku ! otomatis seluruh hartanya akan menjadi milikku! Bawang Merah : benar mah ! setelah ini kita akan jadi kaya raya! Akhirnya ibu bawang daun menghembuskan napas terakhirnya. Beberapa saat kemudian Bawang Putih pulang dari sungai. Dia sangat terkejut melihat ibunya tergeletak di lantai dan sudah tak bernyawa. Bawang Putih menjatuhkan keranjang cuciannya dan berteriak histeris. Bawang Putih : Ibu !!!! IBU !!! ibuku kenapa? IBUUUUUUUUUUUUUUU!!! Bangun!!! Sejak kehilangan sosok ibu yang sangat menyayanginya, bawang putih amat merasa kesepian dan kerap menyendiri di kamarnya. Pada saat itu Ibu Bawang Merah sering berkunjung ke rumahnya untuk membawa makanan, bahkan membantu bawang putih membersihkan rumah dan memasak. Hal itulah yang membuat Ayah Bawang tertarik untuk menikahi Ibu Bawang Merah agar putrinya tidak kesepian lagi. Pernikahan dirayakan dengan sangat sederhana. Hanya beberapa tetangga dan keluarga yang datang menghadari acara ini.
  • 3. Ibu Bawang Merah : aduuuh, penghulunya kemana sih? Lama banget. Ayah Bawang : mungkin penghulunya masih di perjalanan. Ibu Bawang Merah : ah, emang dasar malas tu penghulu. (sambil berdiri mondar mandir). Ayah Bawang : duduklah, sabarlah dulu. Setelah menunggu lama akhirnya penghulu datang juga. Dia datang dengan tergopoh-gopoh. Penghulu : assalamualaikum, maaf saya terlambat. (logat madura) Ibu Bawang Merah : bapak ini dari mana aja sih. (sambil berlari menghampiri penghulu) Penghulu : maaf buk maaf Ibu Bawang Merah : ah alasan saja Penghulu : sekali lagi maaf buk. Ibu Bawang Merah : sudahlah, kita mulai saja sekarang (sambil menarik penghulu). Penghulu : ya saya nikkahkan pak bappaknya bawang putih ngan dengan buk ibuknya bawang merah, ngan dengan mas kawin sepperangkat bu bumbu dappur di bayar tunai. Ayah Bawang : saya terima nikahnya Ibu bawang merah dengan mas kawin seperangkat bumbu dapur di bayar tunai. Penghulu : na bagaimana si saksi ? sah apa nggak ini?? Saksi : saaaaaah~ alhamdulilah. Setelah acara pernikahan itu, Ayah Bawang, ibu bawang merah, bawang putih, dan bawang merah hidup bersama di rumah bawang putih. Ketika Ayah Bawang di rumah, mereka memeperlakukan bawang putih dengan sangat baik. Namun, ketika ayah keluar rumah mereka berlaku buruk pada Bawang Putih. Mereka kerap memarahi Bawang Putih dan memberinya pekerjaan berat. (di ruang tamu – pagi hari) Ibu Bawang Merah : hey kau bawang merah, sapu sapu dong yang rajin kayak bawang putih. Sapu sampai bersih. Bawang Merah : iya iya bu! Bawang Putih : biar aku bantu yaaa.. Bawang Merah : tidak usah! Ibu Bawang Merah : sudah sudah, bawang putih sini nak. Kamu duduk bersama ibu dan ayah. Bawang Putih : baik bu Ibu Bawang Merah : eh sebentar, ibu buatkan teh dulu Ayah Bawang : aku harus pergi ke pasar bu. Ibu Bawang Merah : nanti dulu lah yah, minum teh dulu (bergegas menuju dapur) Ayah Bawang : baiklah kalau begitu. Bawang Putih : ayah, putih boleh bantu ayah di pasar? Ayah Bawang : nggak usah lah nak. Kamu di rumah saja. Meraaah, kemarilah, duduklah di sini. Bawang Merah : sebentar yah, aku selesaikan dulu pekerjaanku. Ayah Bawang : kalian memang anak-anak ayah yang rajin, ayah bangga dengan kalian. Bawang Merah : oh iya putih, setelah ini kamu bisa membantuku mencuci di sungai?
  • 4. Bawang Putih : oh dengan senang hati, aku ambil baju kotor dulu ya.. (mengambil baju kotor) Bawang Merah : yasudah cepat ………………. ayah, kami berangkat ya Ayah Bawang : iya, hati-hati di jalan nak. Ibu Bawang Merah : kemana anak-anak yah? Ayah Bawang : mereka pergi ke sungai bu. Ibu Bawang Merah : o begitu. Ini diminum dulu tehnya yah. Ayah Bawang : terima kasih bu (meminum teh) Ayah bawang meminum teh yang ternyata telah dicampur dengan racun oleh ibu bawang merah. Beberapa saat kemudian dia merasakan perutnya sangat sakit. Ayah bawang mengalami nasib yang sama seperti istrinya, ia meninggal dunia di racun oleh Ibu Bawang Merah. Ayah Bawang : aduh, kenapa perutku sakit sekali. Ibu Bawang Merah : kenapa yah? Kau baik-baik saja kan? (berpura-pura peduli) Ayah Bawang : sakit sekali, aku tidak tahan lagi..aduh, ahh (terjatuh di lantai) Ibu Bawang Merah : ayah, ayah kenapa? (menggoyang-gayangkan tubuh suaminya sambil memastikan apakah suaminya sudah meninggal). Hahaha….RASAIN KAU !! sekarang semuanya menjadi miliku ! haha. Beberapa saat kemudian Bawang Putih pulang dari sungai. Namun, dia mendapati ayahnya telah tak bernyawa. Ketika mengetahui ayahnya telah tiada, ia menangis tersedu-sedu. Bawang putih : AYAAAAAAAAAAAH !!! ayah bangun – bangun !! Bawang Merah : Ayaaaaaaaaahhhhh !!!!! ayah kenapa ?? Peri : lihat saja. Kelak akan ada bencana yang menghampiri bawang merah dan ibunya. Karna semua yang mereka perbuat akan mendapat balasan yang setimpal. *triiiing. Kini ayah dan ibu bawang putih telah tiada. Bawang putih sangat merasa sedih, dia selalu dijadikan pembantu oleh ibu tirinya dan bawang merah. Bawang Merah : Putiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiihhhh !!!!! Bawang Putih : iya kak, ada apa?? Ibu Bawang Merah : heh kamu! Cepat siapkan makanan ! Bawang Putih : iya bu, akan putih siapkan (meletakkan makanan di meja ) Bawang Putih : (duduk ) Bawang Merah : ngapain kamu duduk disini ?? Bawang Putih : putih ingin makan bersama ibu dan kakak Ibu Bawang Merah : enak aja! Kamu tuh ngga pantes duduk disini. Sudah sana bersihkan rumah. Bawang Merah : tau nih, sana sana ! ngilangin selera makan aja . Ibu Bawang : heh heh ! putihhhhh, tuh masih ada yang kotor ! yang bener doong !!!! Bawang Merah : gimana sih? Nyapu aja nggak becuss ! ( sambil menjatuhkan tisu di lantai ) Bawang Putih : bawang merah, hentikan. Lantai tak akan bersih jika kau terus mengotorinya seperti ini.
  • 5. Ibu Bawang : berani kau !! diam ! kerjakan yang benar!! Bawang Merah : dan jangan lupa nanti cucikan semua bajuku ! Ibu bawang dan bawang merah pun pergi jalan – jalan ke pasar sedangkan bawang putih harus membereskan pekerjaan rumah. Beberapa saat kemudian, datanglah cabe ijo.. Cabe ijo : bawang putih – bawang putih, kau tak kenapa – kenapa kan? Bawang Putih : aku baik – baik saja. Ada apa cabe ijo? Cabe ijo : ini aku mengantarkan undangan pesta panen dari pangeran. Pangeran mengundang semua warga di desa bumbu ini. Kau jangan lupa datang ya. Kalau bisa kau jangan beritahu bawang merah dan ibunya ! biar mereka tau rasa. Bawang Merah : apa kau bilang ?? berikan undangan itu padaku !! Ibu Bawang Merah : hey bocah ingusan ! berani – beraninya kau !! pergi sana !! Cabe ijo : kalian memang benar – benar jahat.. Bawang Putih : sudah cabe ijo ayo kita pergi, antarkan aku ke sungai. (Bawang putih dan cabe ijo pun pergi ke sungai.) Ibu Bawang Merah : hanya kita berdua saja yang boleh datang ke pesta panen ini. Dan biarkan bawang putih sendirian disini ! Bawang Merah : betul itu mah ! Saat di sungai bawang putih dan cabe ijo bertemu dengan bawang bombay, bawang bombay adalah teman baik bawang merah. Bawang Putih : apa kabar bawang bombay ? Bawang Bombay : tadinya baik. Karna ada kau jadi buruk deh! Cabe Ijo : biasa aja deh ! bawang putih kan nanya baik – baik ! Bawang Bombay : diem deh kamu ! heh bawang putih, itu baju milik ibu tirimu ya ? Bawang Putih : iya memangnya kenapa ? Bawang Bombay : pinjam dong. Bawang Putih : untuk apa ? Bawang Bombay : untuk di hanyutkan. (menghanyutkan baju milik ibu bawang ) Cabe Ijo : hey kau !! apa salah bawang putih !! Bawang Putih : kenapa kau melakukannya ? cabe ijo bantu aku mengejar baju itu. Bawang Bombay : maaf ya bawang putih yang malang. Ini perintah dari bawang merah. Sekarang aku akan menemui bawang merah untuk melaporkannya. Bawang putih dan cabe ijo pun terus mengejar baju yang hanyut itu tapi sayangnya baju itu sudah menghilang entah hanyut kemana. Cabe Ijo : kau pasti akan kena marah oleh ibu tiri mu. Bawang Putih : bagaimana ini, aduuh ibu akan sangat marah besar padaku. (nangis) Cabe Ijo : sudahlah lebih baik kita pulang dulu. Bawang putih pun pulang ke rumah dan menceritakan kepada ibunya tentang baju yang hanyut itu. Bawang Putih : ibu…. maafkan putihh Ibu Bawang Merah : tunggu tunggu… ada apa ini ?? Bawang utih : baju ibuuu…… Ibu bawang Merah :kenapa bajuku? Bawang Merah : Pasti hilang deh
  • 6. Bawang Putih : maafkan putih bu, putih tidak sengaja Ibu Bawang : DASAR ANAK CEROBOH, bodoh sekali kau !! (menyeret bawang putih) Bawang Putih : maafkan saya bu ! maaf (nangis, bersujud) Bawang Merah : maaf maaf ! enak aja kamu minta maaf. Kamu tahu nggak? Itu baju tuh mahal! cari baju itu sampai ketemu !! Bawang Putih : baiklah kakak Ibu Bawang : heh ! jangan pulang sampai BAJU ITU DITEMUKAN, NGERTIII !! Bawang Merah : ya sudah lah ma, kita masuk saja. Akhirnya bawang putih pergi ke sungai, dengan sedih bawang putih terus mencari baju itu sampai larut malam. Disana dia ditemui oleh seorang peri . Bawang Putih : bagaimana ini, sudah larut malah tapi baju itu belum di temukan. Peri : tenanglah nak~ aku akan membantumu~ Bawang Putih : suara siapa itu ? siapa kau? Peri : bawang putih. Aku adalah peri cantik, aku akan membantumu untuk menemukan baju ibu tirimu. Bawang Putih : kau peri ? peri ? perii.. tolong bantu aku. Peri : tentu saja aku akan membantumu. Bawang Putih : benarkah apa yang kau katakan itu? Peri : yah, pasti. Bawang Putih : terimakasih peri, apa yang harus ku lakukan? Peri : sekarang pergilah ke sebuah rumah mewah. Disanalah kau akan menemukan baju itu. Bawang Putih : rumah pangeran yang akan mengadakan pesta panen itu ? Peri : iya benar, disana tempatnya. Bawang Putih : terima kasih peri. Peri : baiklah putih, mari aku antar ke sana. Bawang Putih pun pergi ke rumah pangeran yang sedang mengadakan pesta panen. (Istana) Bawang Putih : peri~ disinikah ? tapi bagaimana bisa ? aku dekil, pasti tidak di boleh kan untuk masuk. Peri : cobalah masuk. Pengawal : heh ! mana undangannya ? Bawang Putih : undangan apa ? Pengawal : undangan pesta panen, jika kau punya undangan maka kau boleh masuk. Bawang Putih : aku tak punya undangan yang kalian maksud! Pengawal : dasar gembel ! pergi kau !! Bawang Putih : tapi…tapi.. Pengawal : ah, sudahlah pergi kau ! Bawang Putih : peri~ bagaimana ini ? aku harus menemukan baju itu sekarang? Peri : kemarilah~ pegang tanganku. Aku akan membuat pengawal itu mengijinkan mu masuk. Aku akan menghipnotis dia. 1..2..3..4..5..
  • 7. Pengawal : ah, apa ini ( menghindari terjangan angin) Bawang Putih : permisi Pengawal : oh nona kau cantik sekali. Bawang Putih : bolehkah aku masuk? Pengawal : tentu saja, silahkan. Bawang putih pun masuk ke istana. Peri : pergilah ke samping rumah ini tempat dimana air sungai mengalir, disana akan ada baju ibumu. Setelah berhasil masuk ke dalam rumah mewah itu, Bawang Putih pun pergi ke samping rumah itu. Sedangkan bawang merah dan Ibunya sudah berada diantara ramainya tamu yang datang. Bawang merah dan ibunya kemudian menemui pangeran. Bawang Merah : halo pangeran tampan. Apa kabar ? Bawang Bombay : waaaah, pangeran tampan sekali. Pangeran : baik~ terimakasih atas kedatangan kalian. Ibu Bawang Merah : wah wah. Kau sangat tampan malam ini. Begitu pulang dengan putriku yang cantik jelita. Pangeran : terimakasih. Kudengar kau mempunyai sudara bernama bawang putih. Dimana dia ? Bawang Merah : apa ??? bawang putih ?? dia bukan saudaraku lagi !! Pangeran : benarkah? Apa kau tak membohongiku?? Bawang Merah : sungguh ! aku tak membohongimu pangeran~ kalau kamu tak percaya tanya saja pada bawang bombay. Pangeran : bawang bombay, benar dia tak mempunyai saudara bernama bawang putih ? Bawang Bombay : benar. Bawang putih hanyalah pesuruh. Pangeran : baiklah aku percaya, sekarang silakan masuk. Di sungai tepat di samping rumah itu, akhirnya bawang putih berhasil menemukan baju yang hanyut. Bawang Putih : terimakasih peri. Kau sangat baik. Peri : ini sudah menjadi tugasku. Ini aku punya beberapa perhiasan untukmu. Pakailah. Jika ada oranglain yang memakainya, maka orang itu akan mendapatkan bahaya. Bawang Putih : terimakasih peri. Setelah menemukan baju ibunya. Bawang putihpun berjalan menuju gerbang keluar untuk pulang. Pangeran melihat bawang putih yang berjalan terburu – buru menuju gerbang dan segera mengejarnya. Akhirnya Pengeran berhasil mengejar bawang putih dan mereka saling bertatapan.. Pangeran : hei kau !! kau !! kau bawang putih kan?? Bawang Putih : pangeran? (mencoba berlari) Pangeran : tunggu! Apa yang sedang kau lakukan ? Bawang Putih : maaf pangeran. Tadi aku mengambil baju ibu tiriku yang hanyut di aliran sungai di samping istana ini. Tiba-tiba ibu bawang merah menghampiri mereka..
  • 8. Ibu Bawang Merah : bawang putih? Kenapa kau ada di sini ? seharusnya kau membersihkan rumah! Bawang Merah : dasar pemalas! Ngapain kamu disini? Pulang sana ! Bawang Putih : maafkan aku. Aku akan segera pulang bu. Pangeran : oh jadi benar bawang putih adalah saudara kalian. Kenapa kalian memperlakukannya seperti itu? Bawang Bombay : tidak pangeran! Sungguh dia adalah pesuruh di rumah bawang merah. Bawang merah : benar apa yang dikatakan bawang bombay! Lihatlah pengaran! Bawang putih mencuri kotak perhiasanku, berikan perhiasan itu!! Bawang Putih : jangan bawang merah , jangan ! (rebutan) Ibu bawang Merah : dasar kau ! anak tak punya malu !! Bawang Merah : lihat pangeran, perhiasan ini lebih cocok dipakai olehku dan ibu ku. Ibu Bawang Merah : ini karna aku baik hati aku berikan satu perhiasan untukmu bawang bombay ! Bawang Bombay : oh~ terimakasih. Bawang merah, ibu bawang, dan bawang bombay pun memakai perhiasan itu Bawang Merah : ah tidak ! kenapa kulitku gatal gatal begini perih pula !! ada apa ini. Ibu Bawang Merah : aduh kulitku gatal sekali !! Bawang Bombay : aah~ kulitkuuuuu.. Pangeran : kalian pasti selalu jahat pada bawang putih. Dan itu ganjaran untuk kalian. Sekarang cepat minta maaf pada bawang putih !! Peri : apa yang kalian lakukan pada bawang putih selama ini sungguh sangat jahat. Dan sekarang kalian telah mendapatkan balasan yang setimpal. Cepat minta maaf pada bawang putih, jika tidak keadaan kalian akan terus seperti ini. Pangeran : sungguh aku tak menyangka, kalian akan sejahat itu pada bawang putih. Bawang Merah : bawang putih ! aku mohon maafkan aku. Maaf karna sikapku selalu jahat padamu. Sungguh aku minta maaf. Ibu Bawang Merah : maafkan ibu nak, ibu sudah berprilaku kasar padamu. Maafkan ibu. Bawang Bombay : maafkan aku, aku sudah menjadi teman yang sangat jahat padamu. Bawang Putih : sudahlah. Aku sudah memaafkan kalian. Aku yakin kalian bisa berubah. Bawang Merah : terimakasih bawang putih. Kau memang sangat baik. (memeluk bawang putih) Ibu Bawang Merah : maafkan kami pangeran, kami telah membuat kegaduhan di istana ini. Pangeran : baiklah, aku maafkan asalkan kalian berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Sekarang kalian boleh pulang Bawang Merah : baiklah Pangeran : biar pengawalku mengantarkan kalian. Pengawal… Pengawal : iya pangeran.. Pangeran : antarkan mereka pulang pastikan mereka selamat sampai di rumah. Pengawal : baik pangeran Pengawal mengantar Bawang Merah, Ibu Bawang Merah, dan Bawang Bombay pulang ke rumah.
  • 9. Bawang Putih : baiklah, saya juga izin pulang pangeran Pangeran : tunggu….(menarik tangan bawang putih) Bawang Putih : ada apa pangeran Pangeran : aku ingin mengatakan sesuatu padamu, maukah kau menjadi pendamping hidupku… Bawang Putih : (menunduk) Pangeran : kenapa putih? Kau tidak bersedia? Bawang Putih : maafkan saya pangeran, tapi saya hanya gadis desa, apa pantas saya menjadi istri seorang pangeran. Pangeran : kenapa tidak putih, kamu cantik dan kamu mempunyai hati yang baik, kamu layak bersamaku, aku mohon.. Bawang Putih : (berfikir kemudian mengangguk) baiklah pangeran Pangeran : terima kasih putih, aku akan segera datang ke rumahmu untuk melamarmu. Bawang Putih : (tersenyum menatap pangeran). Akhirnya Pangeran melamar bawang putih, dan meminta izin pada ibu tirinya untuk menikahi bawang putih. Pada saat yang telah ditentukan, Bawang putih dan Pangeran menikah, pesta dansa pun digelar cukup meriah, bunga berwarna-warni menghiasi setiap sudut rumah, beraneka macam hidangan lezat disajikan, kebahagian tampak menyelimuti rumah mewah itu dan mereka hidup bahagia selamanya.