3. Perubahan2 u/ memulihkan tubuhinvolusi
uterus yang menyebabkan ekskresi nitrogen
meningkat.
Produksi ASI
persiapan laktasi mulai saat hamil muda,
penyimpanan kalori dlm bentuk jaringan lemak
sbg cadangan u/ masa laktasi
energi ASI berasal dari makanan (kalori ckp)
dan jaringan ibu (kalori tdk ckpkatabolisme)
4. PRODUKSI ASI
Sekresi ASI oleh Alveoli Glandula
Mammae (the milk production refleks)
Perkembangan Alveoli Glandula Mammae
(jumlah &perkembangan)
Nutrien yang ada dlm tubuh ibu untuk
produksi ASI.
Pengaruh hormon2 estrogen, progesteron,
prolaktin dan faktor psychis
Milk Production Refleks merupakan refleks yang timbul akibat rangsangan
dari puting susu sehingga terjadi sekresi hormon prolaktin.
5. Pengeluaran (ejection) ASI kedalam saluran glandula
mammae (the let down refleks)
Perkembangan Alveoli Glandula Mammae
Tergantung dari refleks neuro hormonal (reaksi rangsangan
hisapan)
Anak menghisap papilarangsangan dibawa melalui batang
otakotak besar hipotalamus hipofise posteriorhormon
oxytocin dilepasperedaran darah sel myoephitel
ototberkontraksi ejection (produksiASI)
Hormon oxytocin menyebabkan let down reflekASI
memancar.
PRODUKSI ASI
Let Down Refleks : refleks yang menekan air susu ke bagian
depan payudara karena hormon oksitosin menyebabkan sel-sel
otot disekeliling alveoli berkontraksi
8. Kelompok Makanan Tdk Hamil Hamil Menyusui
Protein 2 4 4
- Hewani (1) (2) (2)
- Nabati (1) (2) (2)
Susu & Olahannya 2 4 4
Roti & Biji2an 4 4 4
Buah & Sayur2an 4 4 4
- Buah kaya Vit.C (1) (1) (1)
- Sayuran Hijau tua (1) (1) (1)
- Sayuran, buah2an (2) (2) (2)
Perbandingan Porsi Mknan Wanita Tdk hamil,
Hamil & Menyusui
9. MASALAH DALAM MENYUSUI
Beberapa faktor yg menyebabkan ibu tidak
dapat menyusui bayi:
- air susu tdk keluar
- tidak mempraktikan IMD
- menyusui tdk on demand
- ibu/bayi sakit
- sikap ibu
- ada masalah pd payudara
- Bayi tdk dpt menghisap putting susu dng
benar
11. Gastroenteritis, Radang lambung dan usus (bahasa
Inggris: gastric flu, stomach flu) adalah suatu jenis
peradangan yang terjadi pada saluran pencernaan,
terutama pada lambung dan usus kecil, dan
mengakibatkan diare akut.
Diasosiasikan dg penyakit yg disebabkan o/ virus
Umum terjadi pada bayi dan masa awal anak2
Penyakit ini merusak mukosa usus dan mengurangi
aktivitas enzim laktase yg dibutuhkan u/ pencernan
laktase(gula susu),karena laktase terletak didindingusus.
Makanan yg mengandung laktose tdk dpt dicerna dgn
baik dan sbg akibat efek osmolalitas karena tdk
terserapnya laktose air ditarik ke saluran pencernan yg
memperparah diare.
GASTROENTRITIS
12. Anak yg dilahirkan <2,5 kg.
Belum dapat menghisap & menelan dg baik
Kapasitas u/ mencerna makanan terbatas.
ASI mengandung zat2 anti infeksi spt
antibodi,dll, mudah dicerna.
Dianjurkan mendapat makanan dari luar mis:
makanan formula 40-50% mengandung
lemak
Untuk tiap 10kal,mengandung protein 2,54gr,
kalsium 132 mg,dan natrium 53mg.
PREMATUR
13. Perlu dilakukan pemeriksan apakah anak
menderita gangguan saluran cerna atau
penyakit infeksi lainya.
Penyakit infeksi menahun spt TB paru,
glomerulonefritis kronik, dsb.
Obati dulu sakitnya, sambil memberikan
asupan makanan kecil tapi sering utk
menghindari kebosanan pd anak.
ANAK TDK MAU MKN
15. KEP dikenal juga dgn PEM, merupakan
salah satu penyakit gangguan gizi banyak
terjadi di negara berkembang khususnya
di Indonesia.
Disebabkan karena kekurangan energi &
protein.
Terdiri dari marasmus dan kwashiorkor
atau gabungan dari kedua tipe tsb
KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)
16. 1. MARASMUS
Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang
terbungkus kulit
Wajah seperti orang tua
Cengeng, rewel
Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat
sedikit sampai tidak ada (~pakai celana longgar-
baggy pants)
Perut umumnya cekung
Tulang rusuk menonjol (Iga gambang, “piano
sign”)
Sering disertai penyakit infeksi (umumnya
kronis berulang) diare persisten
17. Gambar anak marasmus
Anak gizi buruk kehilangan lemak dan otot, terlihat tulang terbungkus kulit,
sehingga anak sulit untuk dapat berdiri tegak
18. wajah seperti orang
tua
kulit terlihat longgar
tulang rusuk tampak
terlihat jelas
kulit paha berkeriput
kulit di pantat
berkeriput (“baggy
pants”)
Anak gizi buruk :
Marasmus (dengan HIV/AIDS)
20. 2. KWASHIORKOR
Otot mengecil (hipotrofi)
Kelainan kulit berupa bercak merah muda
yg meluas & berubah warna menjadi coklat
kehitaman dan terkelupas (crazy pavement
dermatosis)
Sering disertai: penyakit infeksi (umumnya
akut) anemia dan diare
21. Edema muka
rambut kemerahan, mudah
dicabut
kurang aktif, rewel/cengeng
pengurusan otot
Kelainan kulit berupa bercak
merah muda yg meluas &
berubah warna menjadi
coklat kehitaman dan
terkelupas (crazy pavement
dermatosis)
22. 3. MARASMIK - KWASHIORKOR
Gambaran klinik merupakan campuran dari
beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan
Marasmus dengan BB/TB-PB <-3 SD
disertai edema yang tidak mencolok
24. Gomez, 1956
Klasifikasi didasarkan atas BB individu
menurut BB seharusnya anak sehat
seumur
KALSIFIKASI KEP
Derajat KEP
BB % dr Baku
Standar
0 =normal =/> 90 %
1 = ringan 89-75 %
2 = sedang 74 - 60 %
3 = berat < 60 %
25. Bengua atas Kalsifikasi Gomez, 1970
Dengan melihat defisit BB
KEP dg edema tanpa melihat defisit BB
digolongkan derajat 3.
Anak kwasiorkor Bbnya jarang menurun sd
60% karena adanya edema
Lemak &otot2 tdk mengurang spt pada anak
marasmus
26. Depkes, 1975
Modifikasi klasifikasi gomez, lokakarya
mengkalsifikasikan menjadi3al:
Derajat KEP
BB % dr Baku
Standar
0 =normal =/> 80 %
1 = Kurang 60-79 %
2 = Buruk < 60 %
27. WHO NCHS 2005
Indeks Standar
Ambang Batas (standar
deviasi)
BB/U Gizi Lebih >+ 2SD
Gizi Baik >= - 2 SD sampai + 2 SD
Gizi Kurang < - 1 SD sampai >= -3 SD
Gizi Buruk <-3 SD
TB/U Normal >= 2 SD
Pendek ( Stunded) < - 2 SD
BB/TB Gemuk >+ 2 SD
Normal >= - 2 SD sampai + 2 SD
Kurus < - 1 SD sampai >= -3 SD
Kurus Sekali <-3 SD
29. ANEMIA DEFISIENSI BESI
Anemia gizi adalah keadaan dng hemoglobin,
hematokrit dan sel darah merah yg lebih rendah dari
nilai normal.
Disebabkan oleh defisiensi zat besi, asam folat dan
atau vit B12
Prevalensi anemia pada anak usia 1-4 thn 27,7%, 5-
14 thn 9,4%. Sebanyak 70,1% anemia pd anak usia
1-14 thn adalah anemia mikrositik hipokromik
(kekurangan zat besi, penyakit kronis tingkat lanjut
atau keracunan timbal) (RISKESDAS, 2007)
Penanganan: mengkonsumsi makanan yg mengandung Fe dan yg
memacu penyerapan Fe (vitamin C, daging, ikan, unggasdan sea
food), konsumsi tablet tambah darah (TTD)
30. Penyebab obesitas: hereditas/gen, gangguan
emosi, gangguan hormon, gaya hidup (pola
makan dan aktifitas fisik)
Patogenesis: ada dua yi regulatory obesity
(gangguan primer pd yg mengatur masukan
makanan) & obesitas metabolik yi kelainan
pd metabolik lemak&KH (Mayer, 1973).
kelebihan BB pd anak tdk boleh diturunkan
scra drastis krn penyusutan BB akan
sekaligus menghilangkan zat gizi yg
dibutuhkan untuk pertumbuhan.
OBESITAS PADA ANAK
31. Gejala Klinis Penderita Obesitas
Anak terlihat sangat gemuk
Umumnya lebih tingi dari anak normal
seumur
Doublechin (terlihat dagu berganda)
Buah dada seolah2 berkembang
Perut mengantung kebawah
Penis laki2 terlihat kecil, karena
tersembunyi dalam jaringan lemak pubis
32. Terapi obesitas pada anak
Mengurangi masukan energi
Memperbesar pengunanya, dgn memperhatikan sbb:
Protein, mengurangi protein terlampau banyak akan
menimbulkan keseimbangan nitrogen negatif, karena
protein mrpkan zat pembangun maka kekurangan
protein berakibat atrofi otot, fungsi protein sbg zat
hormon&enzim tergganggu
Lemak harus banyak dikurangi, makan tanpa lemak tdk
enak rasanya, lemak metab vit dan mengandung asam
lemak esensial bg tubuh
KH, obesitas karena konsumsi gula2an maka harus
dikurangi
Vitamin, dari sayuran harus banyak untuk cegah
konstipasi dan tinggi serat
33. Kekurangan vit A dgn KEP.
Kekurangan vit A dgn infeksi.
Campak dan Kekurangan vitA.
KEKURANGAN VIT.A (XEROFTALMIA)
34. Faktor Etiologi
Diet jangka panjang shg kekurangan vit A
atau pro vit A.
Gangguan resorbsi vit A,spt pd penyakit
pangkreas, diare kronik, KEP dll
Gangguan konversi pro vit A menjadi vit A spt
pd : penyakit gangguan fx kelenjar tiroid
Kerusakan hati spt :kwashirkor, hepatitis
kronik
35. Gambaran Klinis
Kelainan kulitPada paha bagian depan (anterior) dan
lengan atas bagian belakang (posteriror).
Kelainan mata
Buta senja
Xerosis konjuntiva (kering, tebal, keriput, penimbunan
pigmen)
Bercak bitot (adanya bercak bitot warna putih)
Xerosis kornea (keringnya epitel, kejernihan kornea krg)
36. Pencegahan dan Penanganan
Meningkatkan asupan yg kaya vit A dan
pro vit A (telur, ikan, hati)
Pemberian vit A secara berkala
Fortifikasi makanan yg sering disantap
37. Disebabkan virus (virus hepatitis A, B)
Gejala A lebih berat dari B, shg B kadang2
tdk tahu kalau sdg sakit.
Tetapi B ditakuti, karena menahun shg
hepar menjadi sirosis atau timbul kanker
hati.
Gejala hepatitis akut : suhu tinggi, muntah,
sakit perut, dsb
HEPAR
38. Diet Hepatitis Akut
Tergantung nafsu makan
Jika muntah atau mual jgn berikan
makanan berlemak
Cukup air buah & bubur.
Kondisi membaik energi cukup untuk
memperbaiki BB yg selama sakit menurun
40. KEK (Kurang Energi Kronis)
Penilaian KEK pd WUS → LILA < 23,5 cm
WUS dng resiko KEK cenderung
melahirkan bayi dng Berat Badan Lair
Rendah (BBLR) yg dpt menhambat
pertumbuhan selanjutnya khususnya pd
masa balita
Tingginya resiko KEK pd WUS di
Indonesia disebabkan oleh rendahnya
ketahanan pangan di RT karena
kemiskinan
41. OBESITAS
Obesitas merupakan resiko terjadinya
berbagai penyakit dan gangguan penyakit
dalam tubuh.
IMT (BB/TB): 25-27 (overweight), >27
(obesitas)
Prevalensi obesittas (> 18 thn), scra
berturut-turut 7,8% (laki-laki) dan 15,5%
(perempuan) (RISKESDAS, 2010)
42. KANKER
Merupakan penyakit akibat pertumbuan
tumor ganas yg tidak terkontrol.
Penyebab kematian utama di dunia
Proporsi kematian karena kanker di
perkotaan 5,4% dan 4,3% dipedesaan
(15-44 thn), 4,8% dan 4,4% (45-54 thn),
3,2% dan 3,9% (55-64 thn) (RISKESDAS,
2007)
43. Faktor Resiko
Keturunan: beberapa jenis kanker mempunyai hubungan
dnegan keturunan. Seorang dng riwayat keluarga kanker
payudara, mempunyai resiko lebi tinggi terkena kanker
payudara
Sistem imun: sistem imun tubuh yg sehat akan mengenali
sel asing yg menghancurkannya. Sistem imun tubuh yg tdk
efektif tdk dapt mengenali sel tumor sbg sel asing sehingga
tumor tumbuh dan berkembang
Lingkungan: radiasi sinar matahari berlebihan, zat kimia
aflatoksin (pd jamur kc. Tanah dan biji-bijian), benzopyrene
asap yg terbentuk pd pemanggangan daging dng arang dan
merokok
Makanan: makanan berpengaruh terhadap timbulnya kanker
atau sebaliknya.
44. Penanganan dan Diet
Mengontrol BB dan mempertahankan BB pd
tingkat normal
Memilih sebagian besar makanan yg berasal
dari tumbuh2an
Membatasi asupan makanan berlemak tinggi,
Membatasi makanan yg diawetkan dengan
garam dan makanan yg diasap
Olahraga teratur
Menghindari minuman beralkohol
Tidak merokok
45. DIABETES MELITUS
Merupakan gangguan kronis yg ditandai
dng peningkatan kadar gula darah karena
gangguan metabolisme akibat hormon
insulin rendah.
Kadar gula darah < 140 mg/dl: tdk DM
>= 200 mg/dl : DM
46. Pencegahan (Slamet Suyono, 1996)
Pencegahan Primer: semua aktivitas ditujukan u/
mcegah timbulnya hiperglikemia pd individu yg memp.
Resiko (umur >40 thn, gemuk, hipertensi, ada riwayat
DM,beriwayat melahirkan bayi dng BB > 4 kg, beriwayat
DMG, dan dislipidemia (gangguan metabolisme lemak)
Pencegahan Sekunder: menjaga kadar gula darah dan
lipid darah dlm batas normal, diet seimbang, olahraga
teratur dan tdk merokok
Pencegahan Tersier: semua upaya hendaknya
dilakukan untuk mencegah komplikasi dan kecacatan
akibat komplikasi DM
47. Penanganan
Pengobatan umumnya dilakukan dng
menjalankan diet teratur, menurunkan BB,
olahraga, dan mengkonsumsi obat u/
menurunkan kadar Gula Darah
Diet yg dianjurkan:
KH 60-70% tot energi
Lemak 20-25%, utamakan lemak tidak jenuh
Protein 10-15%
Asupan Kolesterol < 00 mg/hari
asupan serat 25 g/hari
48. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Merupakan Penyakit pd arteri koroner jantung yg
disebabkan oleh proses aterosklerosis.
Resiko penyakit ini lebih rendah pd usia dewasa muda
dan meningkat tajam dng bertambahnya usia
Kadar Kolesterol dan Trigliserida Orang Sehat
Lemak Darah Normal Antara Batas Tinggi
Kolesterol Total ≤ 200 200-239 >240
LDL ≤ 130 130-159 >160
Trigliserida < 200 200-399 >400
HDL ≥ 60 ≤ 35
Rasio LDL/HDL:
Lk
>5
Pr >4,5
49. Faktor Resiko
Karakteristik Individu (tdk dpt diubah) :
Usia, dan Riwayat Keluarga
Perilaku Gaya Hidup (dpt diubah):
kegemukan, kurang olahraga, merokok,
kebiasaan makan (kelebihan lemak,
garam, gula, energi serta kurang serat)
Kondisi Latar Belakang (diperiksa dan
ditangani): Hipertensi, DM, Hiperlipidemia
50. Pencegahan
Menjaga BB normal dng konsumsi
makanan sehat dan seimbang
Meningkatkan aktivitas fisik
Tdk merokok
Membatasi konsumsi alkohol
Banyak mengkonsumsi sayur dan buah