SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Perencanaan produksi

I.

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam dunia industri, seorang pengusaha diharuskan membuat suatu pembukuan
(anggaran) yang berisi tentang perencanaan suatu proses produksi secara berkala. Pada
pembelajaran yang lalu, kita mempelajari bagaiman cara menentukan jumlah
kebutuhan apa saja yang menunjang dalam produksi.
Tidak cukup bagi seorang pengusaha hanya menentukan jumlah kebutuhan
produksi pokok saja, tetapi dalam suatu industri diharuskan memproduksi untuk
persediaan. Pengendalian persediaan sangat penting bagi suatu perusahaan demi
mencegah kemungkinan – kemungkinan buruk yang terjadi misalnya pemadaman
listrik bergilir, permintaan mendadak, cara mendapatkan bahan produksi sulit.
Berdasarkan hal itu, maka dipelajarilah cara untuk mengendalikan persediaan.

2. MAKSUD DAN TUJUAN
A. Maksud
1. Mempelajari cara pembuatan batik
2. Menganalisis proses pembuatan batik cap
3. Merencanakan proses produksi batik cap
4. Mengetahui kebutuhan apa saja dalam produksi batik cap
5. Merencanakan jumlah produksi dalam kurun waktu tertentu
6. Menentukan kebutuhan persediaan untuk enam bulan
B. Tujuan
1.

Untuk mengetahui jenis dan jumlah kebutuhan produksi batik cap

2.

Untuk mengetahui jumlah atau besarnya persediaan yang paling ekonomis

3.

Sebagai titik tolak untuk peramalan permintaan
1
Perencanaan produksi

4.

Untuk menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh dalam produksi

3. DASAR TEORI
a. Pengertian Inventory Stock ( Persediaan Bahan Baku )
Suatu perencanaan dan perhitungan jumlah ( Quantity ) suatu stock ( bahan )
untuk digunakan atau diolah menjadi suatu produk. Dimana diperhitungkan
besarnya biaya penyimpanan dan pemesanan yang berhubungan dengan jumlah
kebutuhannya.
b. Kategori Persediaan
1. Bahan Baku
2. Komponen
3. Barang Setengah Jadi
4. Barang Jadi
5. Bahan Pembantu
c. Penyebab Pengendalian Persediaan
1. Untuk memenuhi permintaan
2. Meredam ketidakpastian
3. Adanya Spekulasi
4. Fungsi Persediaan
 Independensi
 Ekonomis
 Antisipasi

1
Perencanaan produksi

 Fleksibilitas
d. Biaya – Biaya Persediaan
1. Harga pembelian
2. Biaya Pemesanan
3. Biaya Penyiapan
4. Biaya penyimpanan
5. Biaya Kekurangan Persediaan
4. LANGKAH KERJA
Secara garis besar, proses pembuatan batik cap pada prinsipnya seperti yang telah
digambarkan pada uraian di atas, namun secara mendetailnya dapat dilakukan dengan
tahap-tahap sebagai berikut:
a. Diloyor/tahap persiapan
Adalah dimana kain mori sudah dipersiapkan, direndam untuk menghilangkan
kanjinya. Dan dikeringkan. Kemudian setelah kering direndam kembali didalam bubur
beras Wulu serta dkeringkan kembali dengan cara dibentang supaya kain tersebut
tidak kusut.
b. Dikemplong
Yaitu memukul – mukul kain yang telah selesai diloyor palu kayu besar yang
bertujuan supaya kainnya menjadi rata.
c. Membuat corak/gambar (molani) sekaligus menutup motif dengan malam (lilin)
(pencapan)
Membuat corak untuk batik ini adalah dengan cara mencap dengan alat cap yang
telah tersedia. Motif-motif yang dibuat adalah berdasarkan motif alat cap yang
1
dimiliki, caranya dengan mencelupkan alat cap ke dalam lilin panas dan ditempelkan

ke kain sehingga membentuk motif yang kita buat.
Perencanaan produksi

d. Nerusi
Adalah merekatkan malam pada sisi sebaliknya, yang bertujuan untuk
mendapatkan hasil bathikan yang berkualitas.
e. Wedel/pencelupan
Tahap ini adalah pemberian (pencelupan) warna pada bagian kain yang tidak
ditutup dengan malam atau bisa dikatankan pewarnaan dasar.
f. Kerok
Tahap ini adalah menghilangkan malam bathikan dengan cara dikerok dengan
menggunakan alat pisau tumpul yang dibengkokkan seperti huruf “U” dengan tujuaan
untuk pemberiaan warna selanjutnya (warna kedua), jika kita mau mencelup dua kali
(sesuai yang kita inginkan).
g. Mencap untuk kedua kalinya
Kain yang telah melalui proses pengerokan biasanya malam bathikan mengalami
kerontokan, untuk mencegah kemasukan warna lain, maka ditutup kembali dengan
malam menggunakan alat cap.
h. Nyoga/pencelupan ke dua kali
Adalah tahapan pewarnaan kedua dengan menggunakan zat pewarna buatan atau
alami yang terbuat dari kulit kayu ; jambal, tinggi dan teger. Jenis tumbuhan ini
terdapat di daerah NTB dan Kalimantan.
i. Babaran/menghilangkan malam (nglorot)
Adalah proses akhir membuat bathik, dimana proses ini adalah melorod malam
yang menempel pada kain dengan cara merebus kain tersebut hingga malam yang
menempel lepas semuanya.
j. Mbilasi (pembilasan/pencucian)
1
Perencanaan produksi

Yaitu setelah lmalam bathiknya lepas dari kain kemudian kainnya dibilas dengan
air hingga airnya sampai kelihatan bening.
k. Pememehan/penjemuran
Setelah proses babaran usai tahap berikutnya adalah pengeringan kain bathik.
Dengan cara dijemur sampai kering dan tidak boleh kontak langsung dengan pancaran
sinar matahari.
5. DIAGRAM ALIR SECARA GARIS BESAR

Pembuatan pola dan pemberian lilin

pewarnaan

Penghilangan lilin

6. DIAGRAM ALIR PROSES

1
Perencanaan produksi

Persiapan

Dikemplong

Kerok

Pencelupan

Pencelupan ke-2

Molani ke-2

Penjemuran

a. Peralatan
Jenis Alat

Jumlah

1

Wajan / ketel

1

2

Kompor

1

3

Dingklik

1

4

Kemplong / ganden

1

5

Jembangan atau Bak Pencelupan

1

6

Kerokan

1

7

Plorodan

1

8

Alat pencap

4

1

Neruai

Nglorot

Membilasi

7. ALAT DAN BAHAN

No

Molani
Perencanaan produksi

b. Bahan

No

Nama Bahan

1

Kain Mori

2

Lilin / Malam Bathik

3

Zat Pewarna

4

Air

5

Zat warna reaktif remazol

6

Sodium Bikarbonat

7

Urea

8

Remazhol / Zat Anti Reduksi

9

Manutex / Pengental

10

II.

Minyak tanah

ANALISIS DAN PEMBAHASAN
1. Kebutuhan alat (sebagian data diasumsikan)
No

Jenis Alat

Jumlah

1

Wajan / ketel

1

2

Kompor

1

3

Dingklik

1

1
Perencanaan produksi

4

Kemplong / ganden

1

5

Jembangan atau Bak Pencelupan

1

6

Kerokan

1

7

Plorodan

1

8

Alat pencap

4

2. Kebutuhuan bahan yang diperlukan untuk 1 lembar kain ( 5 x 1,8 m )
 Lilin

= 200 gram

 Zat warna reaktif remazol

= 75 gram

 Sodium bikarbonat

= 10 gram

 Urea

= 50 gram

 Remazol/zat anti reduksi

= 20 gram

 Manutex/pengental

= 350 gram

 Air

= 495 gram

 Minyak Tanah

= 1,5 liter

3. Analisis kapasitas produksi per bulan
Pengerjaan pembatikan (pencapan dan pewarnaan,untuk persiapan batik dilakukan
pada hari sebelumnya) untuk 5 meter kain dapat dikerjakan dalam waktu 2 jam. Jadi
jika satu hari kerja (8 jam efektif) dapat mengerjakan batik cap sebanyak 20 meter.
Dalam waktu satu minggu (6 hari kerja) dapat terselesaikan sebanyak 120 meter kain
batik, dan dalam waktu satu bulan (4 minggu + 2 hari kerja) dapat terselesaikan batik
sebanyak 520 meter atau 104 lembar kain batik.
1
Perencanaan produksi

No

Nama Bahan

Jumlah

1

Kain Mori

520 meter

2

Lilin / Malam Bathik

20,8 kg

4

Air

51,48 kg

5

Zat warna reaktif remazol

7,8 kg

6

Sodium Bikarbonat

1,04 kg

7

Urea

5,2 kg

8

Remazhol / Zat Anti Reduksi

2,08 kg

9

Manutex / Pengental

36,4 kg

10 Minyak Tanah

156 liter

4. Analisis kapasitas produksi per enam bulan

No

Nama Bahan

Jumlah

1

Kain Mori

3120 m

2

Lilin / Malam Bathik

124,8 kg

4

Air

308,88 kg

5

Zat warna reaktif remazol

46,8 kg

6

Sodium Bikarbonat

6,24 kg

7

Urea

31,2 kg

8

Remazhol / Zat Anti Reduksi

1

12,48 kg
Perencanaan produksi

9

Manutex / Pengental

218,4 kg

10 Minyak Tanah

936 liter

5. Analisis EOQ
Diketahui : A

= Order Cost

= 1. Kain = Rp 50.000,00
2. Zat = Rp 7.500,00

D = Permintaan / Periode

= Jumlah Kebutuhan Bahan / 6 bulan

I = Holding Cost

= 0,05

C = Harga per Unit

Rumus : 1. EOQ =

√

2 AD
IC

2. Frequensi Pemesanan = Jumlah Kebutuhan
EOQ
3. ROP

=d.l

ket : d = Jumlah Kebutuhan per hari
l = Lead Time = 5 hari

N
o

Nama Bahan

Jumlah

Harga Bahan
1

EOQ

Frequensi
Pemesanan

ROP
Perencanaan produksi

1 Kain Mori

3120 m

Rp5.000,00 / m

1117,14 m

2,79

86,67 m

2 Lilin / Malam Bathik

124,8 kg

Rp30.000,00 /kg

35,32 kg

3,5

3,46 kg

4 Air

308,88 liter Rp20,00/ liter

-

Zat warna reaktif
remazol

46,8 kg

Rp80.000,00/kg

13,25kg

3,5

1,3 kg

6 Sodium Bikarbonat

6,24 kg

Rp15.000,00/kg

11,17kg

0,5

0,17 kg

7 Urea

31,2 kg

Rp10.000,00/kg

31 kg

1

0,87 kg

Remazhol / Zat Anti
Reduksi

12,48 kg

Rp40.000,00/kg

9,67 kg

1,3

0,347 kg

9 Manutex / Pengental

218,4 kg

Rp40.000,00/kg

40.47 kg

5,39

6,067 kg

10 Minyak Tanah

936 liter

Rp4.000,00/liter

264,95 kg

3,5

26 liter

5

8

III.

KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam suatu produksi, pengendalian
persediaan merupakan suatu hal yang penting. Berdasarkan hasil analisa tersebut bahwa
setiap kebutuhan produksi nilai EOQ-nya berbeda-beda. Oleh karena itu, seorang
pengusaha harus bisa menentukan nilai ter-Ekonomis suatu bahan produksi untuk
menekan biaya produksi.

IV.

DAFTAR PUSTAKA
Batik Pekalongan, Pembuatan Batik. Teknik Pembuatan Batik « Batik.htm
Belajar Membuat Batik. www.indonext.com
Batik Bakaran Wetan-Pati. Indek.php.htm
Laporan Kerja Praktek di Perusahaan Batik Nadira Tasikmalaya Pembuatan Batik
dengan Zat Warna Reaktif Remazol 1
pada Kain Mori Prima. 1996. Bandung: STT
Tekstil

More Related Content

Similar to Lap batik eoq

Similar to Lap batik eoq (20)

Model GKM 3P Gugus Kendali Mutu - sebuah contoh
Model GKM 3P Gugus Kendali Mutu - sebuah contohModel GKM 3P Gugus Kendali Mutu - sebuah contoh
Model GKM 3P Gugus Kendali Mutu - sebuah contoh
 
Proses pemasakan
Proses pemasakanProses pemasakan
Proses pemasakan
 
Zulvan makalah-limbah-tekstil (1)
Zulvan makalah-limbah-tekstil (1)Zulvan makalah-limbah-tekstil (1)
Zulvan makalah-limbah-tekstil (1)
 
141147997 makalah-limbah-tekstil
141147997 makalah-limbah-tekstil141147997 makalah-limbah-tekstil
141147997 makalah-limbah-tekstil
 
Scouring
ScouringScouring
Scouring
 
tas kain flanel kel 3
tas kain flanel kel 3tas kain flanel kel 3
tas kain flanel kel 3
 
kel 3 11ips7
kel 3 11ips7kel 3 11ips7
kel 3 11ips7
 
Lap batik cap 1
Lap batik cap 1Lap batik cap 1
Lap batik cap 1
 
Pendidikan kewirausahaan xi ipa 1
Pendidikan kewirausahaan xi ipa 1Pendidikan kewirausahaan xi ipa 1
Pendidikan kewirausahaan xi ipa 1
 
6018210071_ Riqqah Ananda Adzani_Business Idea Plan
6018210071_ Riqqah Ananda Adzani_Business Idea Plan6018210071_ Riqqah Ananda Adzani_Business Idea Plan
6018210071_ Riqqah Ananda Adzani_Business Idea Plan
 
Poliester bleaching
Poliester bleachingPoliester bleaching
Poliester bleaching
 
Uas pencapan
Uas   pencapanUas   pencapan
Uas pencapan
 
Tradisional Mining gold bussines plan
Tradisional Mining gold bussines planTradisional Mining gold bussines plan
Tradisional Mining gold bussines plan
 
Proposal Usaha Tekstil
 Proposal Usaha Tekstil  Proposal Usaha Tekstil
Proposal Usaha Tekstil
 
CONTOH PPT UJIAN/SIDANG PKL.pptx
CONTOH PPT UJIAN/SIDANG PKL.pptxCONTOH PPT UJIAN/SIDANG PKL.pptx
CONTOH PPT UJIAN/SIDANG PKL.pptx
 
Karya tulis kemasan batik titik agustina t1210077
Karya tulis kemasan batik  titik agustina t1210077Karya tulis kemasan batik  titik agustina t1210077
Karya tulis kemasan batik titik agustina t1210077
 
Lap 2.cap pigmen nonrepeat tc
Lap 2.cap pigmen nonrepeat tcLap 2.cap pigmen nonrepeat tc
Lap 2.cap pigmen nonrepeat tc
 
Kerajinan Bahan Lunak dan Wirausaha
Kerajinan Bahan Lunak dan WirausahaKerajinan Bahan Lunak dan Wirausaha
Kerajinan Bahan Lunak dan Wirausaha
 
Makalah nata de coco
Makalah nata de cocoMakalah nata de coco
Makalah nata de coco
 
Makalahe toga
Makalahe togaMakalahe toga
Makalahe toga
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Lap batik eoq

  • 1. Perencanaan produksi I. PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Dalam dunia industri, seorang pengusaha diharuskan membuat suatu pembukuan (anggaran) yang berisi tentang perencanaan suatu proses produksi secara berkala. Pada pembelajaran yang lalu, kita mempelajari bagaiman cara menentukan jumlah kebutuhan apa saja yang menunjang dalam produksi. Tidak cukup bagi seorang pengusaha hanya menentukan jumlah kebutuhan produksi pokok saja, tetapi dalam suatu industri diharuskan memproduksi untuk persediaan. Pengendalian persediaan sangat penting bagi suatu perusahaan demi mencegah kemungkinan – kemungkinan buruk yang terjadi misalnya pemadaman listrik bergilir, permintaan mendadak, cara mendapatkan bahan produksi sulit. Berdasarkan hal itu, maka dipelajarilah cara untuk mengendalikan persediaan. 2. MAKSUD DAN TUJUAN A. Maksud 1. Mempelajari cara pembuatan batik 2. Menganalisis proses pembuatan batik cap 3. Merencanakan proses produksi batik cap 4. Mengetahui kebutuhan apa saja dalam produksi batik cap 5. Merencanakan jumlah produksi dalam kurun waktu tertentu 6. Menentukan kebutuhan persediaan untuk enam bulan B. Tujuan 1. Untuk mengetahui jenis dan jumlah kebutuhan produksi batik cap 2. Untuk mengetahui jumlah atau besarnya persediaan yang paling ekonomis 3. Sebagai titik tolak untuk peramalan permintaan 1
  • 2. Perencanaan produksi 4. Untuk menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh dalam produksi 3. DASAR TEORI a. Pengertian Inventory Stock ( Persediaan Bahan Baku ) Suatu perencanaan dan perhitungan jumlah ( Quantity ) suatu stock ( bahan ) untuk digunakan atau diolah menjadi suatu produk. Dimana diperhitungkan besarnya biaya penyimpanan dan pemesanan yang berhubungan dengan jumlah kebutuhannya. b. Kategori Persediaan 1. Bahan Baku 2. Komponen 3. Barang Setengah Jadi 4. Barang Jadi 5. Bahan Pembantu c. Penyebab Pengendalian Persediaan 1. Untuk memenuhi permintaan 2. Meredam ketidakpastian 3. Adanya Spekulasi 4. Fungsi Persediaan  Independensi  Ekonomis  Antisipasi 1
  • 3. Perencanaan produksi  Fleksibilitas d. Biaya – Biaya Persediaan 1. Harga pembelian 2. Biaya Pemesanan 3. Biaya Penyiapan 4. Biaya penyimpanan 5. Biaya Kekurangan Persediaan 4. LANGKAH KERJA Secara garis besar, proses pembuatan batik cap pada prinsipnya seperti yang telah digambarkan pada uraian di atas, namun secara mendetailnya dapat dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut: a. Diloyor/tahap persiapan Adalah dimana kain mori sudah dipersiapkan, direndam untuk menghilangkan kanjinya. Dan dikeringkan. Kemudian setelah kering direndam kembali didalam bubur beras Wulu serta dkeringkan kembali dengan cara dibentang supaya kain tersebut tidak kusut. b. Dikemplong Yaitu memukul – mukul kain yang telah selesai diloyor palu kayu besar yang bertujuan supaya kainnya menjadi rata. c. Membuat corak/gambar (molani) sekaligus menutup motif dengan malam (lilin) (pencapan) Membuat corak untuk batik ini adalah dengan cara mencap dengan alat cap yang telah tersedia. Motif-motif yang dibuat adalah berdasarkan motif alat cap yang 1 dimiliki, caranya dengan mencelupkan alat cap ke dalam lilin panas dan ditempelkan ke kain sehingga membentuk motif yang kita buat.
  • 4. Perencanaan produksi d. Nerusi Adalah merekatkan malam pada sisi sebaliknya, yang bertujuan untuk mendapatkan hasil bathikan yang berkualitas. e. Wedel/pencelupan Tahap ini adalah pemberian (pencelupan) warna pada bagian kain yang tidak ditutup dengan malam atau bisa dikatankan pewarnaan dasar. f. Kerok Tahap ini adalah menghilangkan malam bathikan dengan cara dikerok dengan menggunakan alat pisau tumpul yang dibengkokkan seperti huruf “U” dengan tujuaan untuk pemberiaan warna selanjutnya (warna kedua), jika kita mau mencelup dua kali (sesuai yang kita inginkan). g. Mencap untuk kedua kalinya Kain yang telah melalui proses pengerokan biasanya malam bathikan mengalami kerontokan, untuk mencegah kemasukan warna lain, maka ditutup kembali dengan malam menggunakan alat cap. h. Nyoga/pencelupan ke dua kali Adalah tahapan pewarnaan kedua dengan menggunakan zat pewarna buatan atau alami yang terbuat dari kulit kayu ; jambal, tinggi dan teger. Jenis tumbuhan ini terdapat di daerah NTB dan Kalimantan. i. Babaran/menghilangkan malam (nglorot) Adalah proses akhir membuat bathik, dimana proses ini adalah melorod malam yang menempel pada kain dengan cara merebus kain tersebut hingga malam yang menempel lepas semuanya. j. Mbilasi (pembilasan/pencucian) 1
  • 5. Perencanaan produksi Yaitu setelah lmalam bathiknya lepas dari kain kemudian kainnya dibilas dengan air hingga airnya sampai kelihatan bening. k. Pememehan/penjemuran Setelah proses babaran usai tahap berikutnya adalah pengeringan kain bathik. Dengan cara dijemur sampai kering dan tidak boleh kontak langsung dengan pancaran sinar matahari. 5. DIAGRAM ALIR SECARA GARIS BESAR Pembuatan pola dan pemberian lilin pewarnaan Penghilangan lilin 6. DIAGRAM ALIR PROSES 1
  • 6. Perencanaan produksi Persiapan Dikemplong Kerok Pencelupan Pencelupan ke-2 Molani ke-2 Penjemuran a. Peralatan Jenis Alat Jumlah 1 Wajan / ketel 1 2 Kompor 1 3 Dingklik 1 4 Kemplong / ganden 1 5 Jembangan atau Bak Pencelupan 1 6 Kerokan 1 7 Plorodan 1 8 Alat pencap 4 1 Neruai Nglorot Membilasi 7. ALAT DAN BAHAN No Molani
  • 7. Perencanaan produksi b. Bahan No Nama Bahan 1 Kain Mori 2 Lilin / Malam Bathik 3 Zat Pewarna 4 Air 5 Zat warna reaktif remazol 6 Sodium Bikarbonat 7 Urea 8 Remazhol / Zat Anti Reduksi 9 Manutex / Pengental 10 II. Minyak tanah ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Kebutuhan alat (sebagian data diasumsikan) No Jenis Alat Jumlah 1 Wajan / ketel 1 2 Kompor 1 3 Dingklik 1 1
  • 8. Perencanaan produksi 4 Kemplong / ganden 1 5 Jembangan atau Bak Pencelupan 1 6 Kerokan 1 7 Plorodan 1 8 Alat pencap 4 2. Kebutuhuan bahan yang diperlukan untuk 1 lembar kain ( 5 x 1,8 m )  Lilin = 200 gram  Zat warna reaktif remazol = 75 gram  Sodium bikarbonat = 10 gram  Urea = 50 gram  Remazol/zat anti reduksi = 20 gram  Manutex/pengental = 350 gram  Air = 495 gram  Minyak Tanah = 1,5 liter 3. Analisis kapasitas produksi per bulan Pengerjaan pembatikan (pencapan dan pewarnaan,untuk persiapan batik dilakukan pada hari sebelumnya) untuk 5 meter kain dapat dikerjakan dalam waktu 2 jam. Jadi jika satu hari kerja (8 jam efektif) dapat mengerjakan batik cap sebanyak 20 meter. Dalam waktu satu minggu (6 hari kerja) dapat terselesaikan sebanyak 120 meter kain batik, dan dalam waktu satu bulan (4 minggu + 2 hari kerja) dapat terselesaikan batik sebanyak 520 meter atau 104 lembar kain batik. 1
  • 9. Perencanaan produksi No Nama Bahan Jumlah 1 Kain Mori 520 meter 2 Lilin / Malam Bathik 20,8 kg 4 Air 51,48 kg 5 Zat warna reaktif remazol 7,8 kg 6 Sodium Bikarbonat 1,04 kg 7 Urea 5,2 kg 8 Remazhol / Zat Anti Reduksi 2,08 kg 9 Manutex / Pengental 36,4 kg 10 Minyak Tanah 156 liter 4. Analisis kapasitas produksi per enam bulan No Nama Bahan Jumlah 1 Kain Mori 3120 m 2 Lilin / Malam Bathik 124,8 kg 4 Air 308,88 kg 5 Zat warna reaktif remazol 46,8 kg 6 Sodium Bikarbonat 6,24 kg 7 Urea 31,2 kg 8 Remazhol / Zat Anti Reduksi 1 12,48 kg
  • 10. Perencanaan produksi 9 Manutex / Pengental 218,4 kg 10 Minyak Tanah 936 liter 5. Analisis EOQ Diketahui : A = Order Cost = 1. Kain = Rp 50.000,00 2. Zat = Rp 7.500,00 D = Permintaan / Periode = Jumlah Kebutuhan Bahan / 6 bulan I = Holding Cost = 0,05 C = Harga per Unit Rumus : 1. EOQ = √ 2 AD IC 2. Frequensi Pemesanan = Jumlah Kebutuhan EOQ 3. ROP =d.l ket : d = Jumlah Kebutuhan per hari l = Lead Time = 5 hari N o Nama Bahan Jumlah Harga Bahan 1 EOQ Frequensi Pemesanan ROP
  • 11. Perencanaan produksi 1 Kain Mori 3120 m Rp5.000,00 / m 1117,14 m 2,79 86,67 m 2 Lilin / Malam Bathik 124,8 kg Rp30.000,00 /kg 35,32 kg 3,5 3,46 kg 4 Air 308,88 liter Rp20,00/ liter - Zat warna reaktif remazol 46,8 kg Rp80.000,00/kg 13,25kg 3,5 1,3 kg 6 Sodium Bikarbonat 6,24 kg Rp15.000,00/kg 11,17kg 0,5 0,17 kg 7 Urea 31,2 kg Rp10.000,00/kg 31 kg 1 0,87 kg Remazhol / Zat Anti Reduksi 12,48 kg Rp40.000,00/kg 9,67 kg 1,3 0,347 kg 9 Manutex / Pengental 218,4 kg Rp40.000,00/kg 40.47 kg 5,39 6,067 kg 10 Minyak Tanah 936 liter Rp4.000,00/liter 264,95 kg 3,5 26 liter 5 8 III. KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam suatu produksi, pengendalian persediaan merupakan suatu hal yang penting. Berdasarkan hasil analisa tersebut bahwa setiap kebutuhan produksi nilai EOQ-nya berbeda-beda. Oleh karena itu, seorang pengusaha harus bisa menentukan nilai ter-Ekonomis suatu bahan produksi untuk menekan biaya produksi. IV. DAFTAR PUSTAKA Batik Pekalongan, Pembuatan Batik. Teknik Pembuatan Batik « Batik.htm Belajar Membuat Batik. www.indonext.com Batik Bakaran Wetan-Pati. Indek.php.htm Laporan Kerja Praktek di Perusahaan Batik Nadira Tasikmalaya Pembuatan Batik dengan Zat Warna Reaktif Remazol 1 pada Kain Mori Prima. 1996. Bandung: STT Tekstil