SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA
MATERI ENERGI PANAS DAN BUNYI (IPA)
KELAS IV SDN 5 MALIGANO
OLEH
KARMILA
GURU SDN 5 MALIGANO KABUPATEN MUNA
ABSTRAK
KARMILA, 2014 “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode
Eksperimen pada materi Energi Panas dan Bunyi (IPA) siswa kelas IV SDN 5
Maligano Kabupaten Muna”. Laporan PKP Program Studi S1 Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan , FKIP Universitas Terbuka.
Latar belakang : Model pembelajaran eksperimen merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, termasuk dalam IPA.
Pembelajaran eksperimen merupakan salah satu model pembelajaran dimana siswa
belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat maupun perbedaan dalam
menyelesaikan tugas kelompok. Data dari SDN 5 Maligano TAHUN 2014 menunjukkan
kelas IV mata pelajaran IPA dengan jumlah siswa 14 orang (terdiri dari 10 orang laki-laki
dan 4 orang perempuan) masih perlu bimbingan guru kelas dari model pembelajaran
eksperimen.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran eksperimen.
Hasil : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskripsi per siklus (rencana,
pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data instrumen, refleksi)
Simpulan : Menerapkan model pembelajaran eksperimen dalam upaya meningkatkan
hasil belajar IPA karena model pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Kata Kunci :Eksperimen, Energi panas dan bunyi, Ipa
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hasil belajar siswa merupakan indikator kualitas proses pembelajaran di
kelas. Proses pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain : keterampilan mengajar guru, lingkungan belajar siswa media
pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi
pembelajaran, cara guru memotivasi siswa agar belajar dengan baik serta strategi
dan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam kelas. Proses
pembelajaran dan hasil pembelajaran siswa tidak hanya ditentukan oleh sekolah,
pola dan struktur serta isi kurikulum, tetapi ada yang paling penting adalah
kemampuan guru yang mengajar dan membimbing siswa. Salah satu faktor yang
mendukung keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran adalah kemampuan
guru dalam mengusai dan menerapkan metode pembelajaran dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Untuk mencapai suatu hasil yang maksimal, banyak aspek yang
mempengaruhinya, diantaranya aspek guru, siswa, metode pembelajaran dan
sumber belajar.
Berdasarkan hasil belajar siswa, diketahui bahwa hasil belajar IPA pada
materi energi panas dan bunyi di kelas IV SDN 5 Maligano masih tergolong
rendah. Data dokumentasi guru IPA pada materi energi panas dan bunyi di kelas
IV SDN 5 Maligano, diperoleh informasi bahwa rata-rata capaian hasil belajar
siswa belum mencapai 70% Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan
oleh sekolah. Berdasarkan hasil studi awal yang dilakukan peneliti pada bulan
Mei 2014 di kelas IV SDN 5 Maligano, pada saat pembelajaran, ternyata siswa
kurang aktif dan sulit menelaah materi yang diberikan guru. Salah satu faktor
penyebabnya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru yang masih
menggunakan model konvensional dalam mengerjakan mata pengajaran IPA.
Untuk mengatasi masalah pelajaran diatas pada pelajaran IPA pada materi
energi panas dan bunyi, ini perlu diupayakan dengan cara memilih strategi atau
pendekatan yang sesuai. Dalam meningkatkan hasil belajar IPA pada materi
energi panas dan bunyi di kelas IV SDN 5 Maligano perlu melakukan penelitian
tindakan kelas untuk memperbaiki proses pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran eksperimen.
Model pembelajaran eksperimen dalam mengerjakan IPA merupakan
suatu model yang diharapkan dapat memberi peran yang aktif dan motifasi kepada
siswa agar mereka mempelajarinnya dengan sungguh-sungguh materi yang
diajarkan . model ini melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang
tercakup dalam suatu pelajaran yang mengecek pemahaman mereka terhadap isi
pelajaran tersebut. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok belajar dimana tiap
kelompok kecil terdiri 4 atau 5 orang siswa. Langkah-langkah model
pembelajaran eksperimen adalah percobaan, mengajukan pertanyaan, berpikir
besama dan menjawab.
1. Identifikasi Masalah
Setelah proses belajar mengajar pada pembelajaran IPA yang di akhiri
dengan evaluasi ternyata hasilnya belum mencapai target yang ditetapkan. Hal ini
merupakan suatu masalah yang harus diselesaikan dengan melakukan penelitian
tindakan kelas (PTK).
Berdasarkan data yang ada selaku guru atau peneliti meminta salah satu
seorang guru teman sejawat dan supervisor untuk mengidentifikasi kekurangan
dan pengajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat dan
supervisor terungkap beberapa masalah yang terjadi dalan pembelajaran yaitu :
- Nilai prestasi siswa yang masih rendah
- Siswa kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan materi
- Siswa belum memahami materi pelajaran
- Siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, maka saya sebagai guru
dikelas IV SDN 5 Maligano melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Menganalisis daftar hadir siswa
b. Menganalisis daftar nilai siswa
c. Melakukan refleksi terdapat cara guru mengajar dikelas
Dari hasil analisis tersebut ditemukan faktor penyebab nilai prestasi siswa
tergolong rendah adalah sebagai berikut :
- Guru dalam mengajar hanya menggunakan satu metode yaitu metode
pembelajaran yang konvensional yaitu guru yang aktif sedangkan siswa pasif.
- Pemilihan media yang kurang sesuai dengan materi palajaran yang diajarkan
- Kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran
- Siswa tidak berani mengajukan pendapat apabila ada pelajaran yang tidak
dipahami
Berdasarkan permasalah diatas maka saya sebagai guru tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas untuk mengetahui kekurangan dengan judul :
“Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode eksperimen pada
materi energi panas dan bunyi IPA di Kelas IV SDN 5 Maligano”.
3. Altenatif dan prioritas pemecahan masalah :
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah maka altenatif dan
prioritas pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
- Dalam metode pembelajaran guru dan siswa harus aktif maka dipilihlah
metode eksperimen.
- Pemilihan media pembelajaran harus sesuai dengan materi yang diajarkan.
- Memotivasi siswa supaya berani mengeluarkan pendapat tentang materi
yang diajarkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai
berikut “ apakah melalui penggunaan model pembelajaran Eksperimen dapat
meningkatkan hasil belajar IPA pada materi energi panas dan bunyi di kelas IV
SDN 5 Maligano?”
C. Tujuan Perbaikan
Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan dari perbaikan ini adalah
: meningkatkan nilai prestasi siswa terdapat pelajaran IPA pada materi energi
panas dan bunyi melalui model pembelajaran eksperimen.
D. Manfaat Perbaikan
Hasil dari perbaikan ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang berani
dari beberapa pihak :
1. Bagi siswa, dapat membantu sekaligus mempermudah siswa dalam belajar
IPA pada materi energi panas dan bunyi di kelas IV SDN 5 Maligano,
2. Bagi guru, dapat memperbaiki model pelajaran dan meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas,
3. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan yang baik pada sekolah dalam
rangka perbaikan pembelajaran IPA pada khususnya,
4. Peneliti sendiri, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang
kondisi dan permasalahan pembelajaran di sekolah serta dapat menerapkan
model pelajaran yang sesuai.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat IPA
Pengetahuan alam adalah pengetahuan tentang alam semesta dan
segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang
diketahui oleh menusia. Lebih lanjut, Nash (Samatowa, 2006:2)
menyatakan bahwa: IPA itu adalah suatu cara untuk mengamati dunia ini
bersifat analisis, lengkap cermat, serta menghubungkan antara satu
fenomena dangan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk
suatu prespektif yang baru tentang objek yang diamatinya.
IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang di susun secara
sistematis yang di dasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang
dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagai mana yang dikemukakan oleh
Lukman( 1997) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubunan dengan
gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara
teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan
eksperimen. Sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam
suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan,
saling menjelaskan sehinggan seluruhnya merupakan satu kesatuan yang
utuh. Sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya
berlaku oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi
yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Lebih lanjut,
Hadiat (1996:6) menyatakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan
pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi merupakan cara
kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.
2. Pengertian Eksperimen
Era globalisasi perubahan ilmu pengetahuan sangat pesat. Seperti
saat ini, pendidikan IPA bersama nilai-nilai etis yang terkait didalamnya
sangat di butuhkan oleh setiap masyarakat, baik secara langsung maupun
tidak langsung, untuk itu pendidikan IPA berpotensi untuk
mengembangkan kapasitas dalam membuat keputusan tentang riset dan
penerapan IPTEK , karena penerapan IPA merupakan komponen penting
yang diperlukan dalam pertimbanagan moral dan konteks IPTEK. Oleh
karena itu percobaan atau eksperimen setiap saat dapat diprogramkan
pelaksanaannya dalam pembelajaran IPA di SD karena merupakan salah
satu dasar pengetahuan peserta didik dalam IPTEK.
Eksperimen atau yang dikenal dengan nama percobaan merupakan
suatu tuntutan perkembangan ilmu pengtahuan dan ilmu teknologi yang
setiap saat mengalami perkembangan yang sangat pesat dapat
menghasilkan suatu produk yang dinikmati semua masyarakat luas secara
aman dan terkendali Sumantri dan Permana (1999:11) mengemukakan
bahwa eksperimen mempunyai dua bentuk yaitu : eksperimen sungguhan
dan eksperimen semu. Eksperimen sungguhan bertujuan untuk
membuktikan kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat, sedangkan
eksperimen semu bertujuan untuk memperoleh suatu informasi yang hanya
berupa pikiran belaka.
Karena itu untuk melakukan suatu eksperimen dalam pembuktian
konsep-konsep pengetahuan dapat di uji kebenarannya dalam setiap
pembelajaran IPA, sehingga percobaan dapat menghasilkan kepuasan yang
ingin dicapai.
Sumantri dan permana (1999:12) mengemukakan bahwa metode
eksperimen sebagai cara belajar mengajar yang melibatkan peserta didik
dengan mengalami, menguji, membuktikan sendiri proses dan hasil
percobaan sedangkan Metode eksperimen adalah cara penyajian
penbelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan membuktikan
sendiri sesuatu yang dipelajari.
3. Pelaksanaan Eksperimen
Tujuan utama ekperimen/percobaan IPA adalah : 1) sebagai
ilustrasi apa yang di ajarkan, 2) membuat bahan ajar lebih jelas, 3)
membuat pelajaran lebih menarik, 4) membina/meningkatkan
keterampilan siswa, 5) merangsang sifat keingintahuan siswa, 6)
meningkatkan daya observasi siswa.
Dalam kurikulum (2004) dijelaskan bahwa siswa di kelas IV
sebaiknya diberikan kesempatan untuk berpartisipasi sepenuhnya dan yang
memilih penyelidikan, dalam suatu penyelidikan yang lengkap, mencari
fakta-fakta, menyusun jawaban untuk pertanyaan semula, dan
menyampaikan proses penyelidikan serta hasil penyelidikan.
Lebih luas Tamir, van den Breng(1995:477) mengemukakan tujuan
praktikum IPA sebagai berikut :
a. Mendorong dan mempertahankan minat, sikap yang baik, kepuasan,
keterbukaan, dan rasa ingin tahu terhadap pembelajaran IPA dikelas.
b. Mengembangkan kreatifitas untuk mengembangkan masalah.
c. Mengembangkan keterampilan proses seperti merancang dan
melakukan penyelidikan, mengukur dan merekam data, menganalisis
dan menafsirkan hasil eksperimen.
d. Mengembangkan keterampilan dalam menggunakan alat dan bahan
eksperimen.
Tamir, Van Den Breng(1995:95-105) membagi jenis praktikum
tiga macam yaitu, praktikum konsep, praktikum proses dan praktikum
keterampilan. Praktikum konsep menekankan perkembangan konsep siswa
dan penanggulangan konsepsi. Kegiatan praktikum merupakan sederetan
urutan yang jelas. Untuk itu petunjuk praktikum dan lembar kerja siswa
harus ditekankan pada pemahaman konsep IPA bukan pada proses.
Praktikum proses menekankan latihan keterampailan proses,
misalnya dalam praktikum tentu ditekankan rancangan praktikum untuk
membuat hipotesis, prediksi, dan interprestasi data. Pada praktikum
lainnya di fokuskan pada pengukuran, analisis dan generalisasi perlu
digaris bawahi dalam praktikum proses, tetapi di perhatikan pemahaman
konsep dari pada siswa.
Praktikum keterampilan di fokuskan pada penggunaan alat seperti
mikroskop, membaca skala, menyusun rangkaian arus listrik dan
sebagainya. Keterampilan ini sangat berguna bagi siswa yang akan
melanjutkan pendidikan yang lebih. Ketiga keterampailan tersebut
menuntut metode yang berbeda maskipun tidak mungkin terpisah secara
penuh antara konsep, proses, dan keterampilan.
Untuk menghindari kegagalan dalam melakukan eksperimen IPA
perlu dipersiapkan yang matang seperti pemilihan alat/bahan dengan
pertimbangan asas-asas bidaktik. Menurut Hadidat (1985:106) untuk
pemilihan alat/bahan yang cocok disarankan sebagai berikut :1) sesuai
dengan tujuan pembelajaran, 2) spesifikasi alat, 3) fasilitas dan rehabilitas
alat 4) tahan dan mudah digunakan, 5) bentuknya menarik dan mempunyai
nilai pedagogis.
Efektivitas pelaksanaan eksperimen/praktikum sebagai sarana
belajar sejalan yang dikatakan , R.Oktava (1991:138) antara lain : 1)
praktikum IPA dapat membantu pemecahaan masalah dalam bidang studi
lain khususnya matematika, 2) membentuk sikap ilmiah, melatih ketelitian
dan kesabaran, 3) mengatur dan menghargai waktu.
Kemampuan yang diprasyaratkan dalam pelaksanaan praktikum
(Sumadji 1991:81) yaitu: a) mempersiapkan, b) melakukan percobaan, c)
menyempurnakan/mengelaborasi pengamatan , d) memberi penjelasan
yang memuaskan dari semua kegiatan.
Dalam pelaksanaan eksperimen IPA sangat dianjurkan
menyediakan alat sederhana yang dapat dirakit sendiri oleh guru atau
bersama siswa sehingga konsep IPA dapat dikaitkan dengan
lingkungannya dan terbebas dari rasa takut karena salah menggunakan alat
atau rusak, harganya murah, dan didasarkan pada kepentingan
perkembangan belajar siswa.
Pelaksanaan eksperimen IPA yang berorientasi pada tujuan
eksperimen perlu mendapat perhatian paling kurang lima faktor, yaitu: 1)
pengelompokan jenis eksperimen, 2) pemilihan eksparimen, 3) tujuan dan
petunjuk eksperimen, 4) cara mengajar dan, 5) tujuan dan alat evaluasi.( R.
OKtava : 138).
4. Eksperimen IPA dan Penelitian Tindakan Kelas
Berdasarkan kurikulum sekolah dasar Ilmu Pengetahuan Alam
yang terorganisasikan tentang alam sekitar, yang diperoleh dari
pengalaman melalui serangkai proses ilmiah antara lain : penyelidikan,
penyusunan dan pengujian gagasan. Sedangkan tujuan IPA dikemukakan
sebagai berikut :
a. Memahami konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-
hari
b. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan
dan gagasan tentang alam sekitar
c. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta
kejadian di lingkungan sekitar
d. Bersikap ingin tahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab,
bekerja sama dan mandiri.
e. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-
gejala alam dan memecahkan masalah
f. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk
memecahkan masalah
g. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga
menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
Untuk mencapai tujuan tersebut, sulit jika dalam pembelajaran IPA
tidak diiringi dengan eksprimen IPA yang telah banyak diuraikan
manfaatnya oleh para ahli. Dalam pelaksanaannya guru dituntut untuk
merancang eksperimen IPA yang akan dilakukan, membuat LKS yang
baik, membimbing dalam melakukan eksperimen. Hal tersebut tentu tidak
akan dapat dikuasai oleh seorang guru, khususnya guru kelas di Sekolah
Dasar yang harus mengajar beberapa bidang studi di dalam kelas.
Sehubungan hal diatas penelitian tindakan kelas merupakan
langkah yang paling tepat untuk memperbaiki dan meningkatkan
pelaksanaan eksperimen IPA secara bertahap. Untuk itu Soedarsono
(1997:3) mengemukakan langkah-langkah untuk penelitian tindakan kelas
(PTK), sebagai berikut : a) mengidentifikasi masalah, b) menganalisis
masalah dan memahami faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab
utama, c) merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah, d) solusi
atau tindakan.
5. Energi panas dan bunyi
Pengetahuan anak terhadap dunia sekitar tidak hanya kemampuan
tentang energi panas dan bunyi, tetapi kemampuan memahami energi
panas dan bunyi, tetapi kemampuan memahami energi panas dan bunyi
dapat dikenalkan kepada anak usia sekolah dasar, asalkan melalui metode
yang cocok dengan perkembangan terhadap berpikir mereka.
Siswa akan lebih tertarik untuk mempelajari energi jika terlibat
langsung secara aktif dalam kegiatan individu atau kelompok. Salah satu
bentuk yang dapat diberikan kepada siswa adalah berkenalan dengan
energi panas dan bunyi, keterlibatan secara aktif anak dalam menggunakan
alat peraga adalah hal yang penting dalam membantu anak memahami
konsep energi panas dan bunyi. Oleh karena itu siswa hendaknya diberikan
kesempatan untuk melakukan investigasi atau penemuan dengan bantuan
energi panas dan bunyi konkret di sekitar anak.
Pada tingkat sekolah dasar, guru hendaknya melibatkan siswa
secara penuh dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat,
memahami konsep energi panas dan bunyi dan mengembangkan
kemampuan dalam menggunakan alat peraga dalam memahami energi
panas dan bunyi.
Adapun pembelajaran energi panas dan bunyi dibagi dalam tiga
fase, yaitu fase eksplorasi, fase pengenalan konsep, dan fase aplikasi
konsep. Fase eksplorasi yaitu guru menyiapkan kesempatan kepada siswa
untu menyampaikan gagasannya yang mungkin bertentangan dan dapat
menimbulkan perdebatan serta suatu analisis mengenal mengapa siswa
mepunyai gagasan demikian. Disamping itu membawa siswa pada
identifikasi suatu pola keteraturan dalam fenomena yang diselidiki. Fase
pangenalan konsep dimulai dengan memperkenalkan suatu konsep atau
yang ada hubungannya dengan fenomena yang diselidiki dan didiskusikan
dalam konteks yang telah di amati selama fase eksplorasi. Fase eksplorasi
menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan konsep yang
telah dikenalnya untuk melatih keterampilan dalam memahami energi
panas dan bunyi.
Pada kegiatan eksplorasi, guru dapat melakukan penilaian awal
yang berkaitan dengan materi energi panas dan bunyi. Hal ini dapat
dilakukan secara tertulis atau lisan misalnya pertanyaan yang berkaitan
dengan energi panas dan bunyi. Tujuannya yaitu untuk menggali
pengetahuan awal siswa, melalui pertanyaan yang sesuai pengalaman
lingkungan anak atau sesuai materi yang diajarkan.
Untuk menggali pengetahuan atau pikian yang ada pada diri siswa
guru dapat mengajukan pertayaan seperti : Apa yang terjadi pada mentega
diujung kawat ketika ujung kawat yang lain dipanasi ?
Setelah siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut, guru dapat
melanjutkan dengan menggali pengetahuan anak tentang energi panas dan
bunyi. Pada kegiatan ini guru membagikan alat peraga untuk mengamati
energi panas dan bunyi.
Langkah kedua adalah fase pengenalan konsep energi panas dan
bunyi melalui kagiatan atau percodaan setelah paham, mintalah siswa
untuk melakukan suatu percobaan yng menunjukan adanya energi panas
dan bunyi. Seperti; apa pula yang terjadi kalau mentega didekatkan ke api?
Langkah terakhir adalah fase aplikasi konsep. Pada fase ini guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memantapkan konsep
dengan menyelesaikan soal-soal yang bervariasi sesuai dengan yang
dipelajarinya. Dari tiga fase kegiatan ini, keterlibatan guru dalam
memberikan arahan dan bimbingan diminimalkan, bimbingan diberikan
apabila siswa mengalami kesulitan.
Tiga fase yang dijelaskan diatas, guru memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada siswa untuk mengolah bahan, mencerna,
memikirkan, menganalisa, dan yang terpenting merangkum sebagai
kontribusi pengetahuan berdasarkan pengalaman atau pengetahuan awal
yang telah dimiliki siswa. Pada kegiatan ini, siswa menginterfasikan
persepsi konsep atau pengalaman baru ke dalam skema yang cocok dengan
rangsangan modifikasi skema sehingga cocok dengan rangsangan tersebut.
Kegiatan di atas, bertujuan untuk melacak tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Guru dapat mengajukan
pertanyaan dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk ide atau
pendapat, baik dalam memanipulasi energi konkret maupun dalam
menemukan jawaban. Fenomena yang dialami siswa tersebut, akan
menjadi sumber penting pada diri siswa dalam mengontruksi pengetahuan
sendiri terhadap materi energi panas dan bunyi.
Dalam kerangka ini, sangat penting bahwa siswa dimungkinkan
untuk mencoba menemukan cara-cara yang cocok sesuai dengan
pengetahuan yang telah dimilikinya. Guru tinggal mengarahkan siswa
dengan cara menciptakan situasi serta memberi motivasi, agar siswa itu
sendiri mengkontruksi pengetahuannya.
B. Penelitian Relevan
Hasil penelitian Karmila tahun (2014), menyimpulkan bahwa hasil
belajar IPA siswa kelas IV SDN 5 Maligano dapat ditingkatkan melalui
penggunaan Metode Eksperimen.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kerangka teori yang melandasi pada pelaksanaan
penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan
Metode Eksperimen energi panas dan bunyi pada pelajaran IPA di kelas IV
SDN 5 Maligano yang terdiri dari tiga tahapan awal, tahapan inti yang terdiri
dari tiga fase (1) fase eksplorasi, (2) fase pengenalan konsep, (3) fase aplikasi
konsep dan tahap akhir.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka pikir penelitian
tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan
Metode Eksperimen pada pembelajaran IPA dikelas IV SDN 5 Maligano.
Gbr.2.1 Bagan kerangka pikir Penelitian Tindakan Kelas Pelajaran IPA di
Kelas IV SDN 5 Maligano kabupaten Muna
D. Hipotesis Tindakan
Hasil belajar siswa terhadap energi panas dan bunyi meningkat
Penilaian proses dan hasil melalui penerapan metode eksperimen
Rasa ingin tahu, Kreativitas, Mengamati, Menggolongkan, menafsirkan,
merancang, meramalkan, menerapkan, mengembangkan
Proses Belajar
Aspek Guru
 Kurang menggunakanmetode
eksperimen/percobaan
 Kurang melibatkan siswa dalam
eksperimen/percobaan
 Kurang mengaktifkansiswa
Aspek Siswa
 Kurangnya pemahaman siswa tentang materi
perubahanbenda dan manusia
 Kurangnya keterlibatandalamproses
pembelajaran
 Kurang tertarik dengan hal yang abstrak
Metode Eksperimen
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “ Penerapan Metode
Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi energi panas
dan bunyi siswa kelas IV SDN 5 Maligano Kabupaten Muna”
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subjek Penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di SDN 5 Maligano
kelas IV mata pelajaran IPA dengan jumlah siswa 14 orang (terdiri dari 10 orang
laki-laki dan 4 orang perempuan) tahun 2014. Jadwal pelaksanaan perbaikan
pembelajaran dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu :
- Tanggal 5 Mei 2014 siklus I untuk mata pelajaran IPA materi energi panas dan
bunyi
- Tanggal 12 Mei 2014 siklus II untuk mata pelajaran IPA materi energi panas
dan bunyi
B. Deskripsi Per Siklus (Rencana, Pelaksanaan, Pengamatan/Pengumpulan
Data Instrumen, Refleksi)
Siklus I
Penelitian ini dilaksanakan dua siklus dan apabila pada siklus keduanya
ternyata indikator kinerja telah tercapai maka penelitian ini dihentikan pada siklus
II. Tiap siklus dilaksanakan dua kali pelaksanaan tindakan sesuai dengan
perubahan yang ingin dicapai. Berdasarkan hasil evaluasi dalam proses
pembelajaran dikelas pada siswa kelas IV SDN 5 MALIGANO pada mata
pelajaran IPA pada materi energi panas dan bunyi dikelas tergolong rendah,
sehingga ditetapkan tindakan yang akan dipergunakan untuk meningkatkan hasil
belajar IPA pada materi energi panas dan bunyi yaitu model pembelajaran
eksperimen.
Beberapa prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas sebagai berikut :
(1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan evaluasi dan,
(Refleksi).
Secar rinci prosedur penelitian tindakan kelas sebagai berikut :
1. Perencanaan tindakan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :
a. Pembuatan perangkat pembelajaran (RPP dan LKS)
b. Membuat instrumen penelitian yamg meliputi alat evaluasi berupa tes
bersertai kunci jawaban dan observasi
c. Menyiapkan bahan dan media pembelajaran yang diperlukan untuk
membantu siswa agar lebih cepat memahami materi pembelajaran
2. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilasanakan dalam tahapan ini yaitu melaksanakan proses
pembelajaran di kelas IV SDN 5 Maligano mata pelajar IPA pada materi energi
panas dan bunyi dengan menerapkan model pembelajaran eksperimen, yang
dilaksanakan dua kali pelaksanaan tindakan dalam satu siklus yaitu tindakan kelas
I dan tindakan kelas II. Dalam pelaksanaan dibantu olah teman-teman sejawat
yang bertugas mengamati proses pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang
pada tahap perencanaan. Secara umum prosedur pelaksanaan tindakan dijabarkan
sebagai berikut : a) mengajukan pertanyaan tentang materi sebelumnta sebagai
kegiatan awal, b) membahas materi pelajaran dengan peragaan alat/media, c)
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan sendiri peragaan di
depapan kelas, d) menyimpulkan materi pelajarn, e) memberikan pekerjaan
rumah.
3. Pengamatan/pengumpulan data/instrumen
Kegiatanya adalah melaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan
tindakan terhadap kegiatan guru dan siswa dengan menggunakan lembar observasi
yang telah dibuat. Proses observasi dilaksanakan sejak awal sampai akhir
penelitian. Dan melakukan evaluasi dapa setiap akhir siklus. Evaluasi bertujuan
untuk melihat apakah hasil belajar IPA siswa dapat meningkat dengan
menggunakan model pembelajaran eksperimen. Sedangkan cara pengumpulan
data adalah sebagai berikut : 1) sumber data yaitu personil penelitian adalah guru
dan siswa; 2) jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif
diperoleh melalui lembar observasi sedangkan data kuantitatif melalui tes hasil
belajar; 3) dat mengenai kondidsi pelaksanaan model pembelajaran eksperimen di
ambil dengan menggunakan lembar observasi; 4) data mengenai hasil belajar
siswa diambil dengan menggunakan tes hasil belajar.
4. Refleksi
Pada tahap ini, hasil tersebut akan dilihat apakah telah memenuhi target
yang ditetapkan pada indikator kinerja. Jika belum, maka penelitian akan
dilanjutkan pada siklus berikutnya. Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada
siklus sebelumnya telah diperbaiki pada siklus berikutnya.
Sebagai indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
minimal 80% skenario pembelajaran telah tercapai dan minimal 70% siswa telah
memperoleh nilai diatas 65 baru dikatakan tuntas.
SIKLUS II
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran pada siklus I di kelas pada siswa
kelas IV SDN 5 Maligano mata pelajaran IPA pada materi energi panas dan bunyi
masih belum tercapai target yang telah ditetapkan dalam indikator kinerja,
sehingga ditetapkan tindakan yang akan dipergunakan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa mata pelajaran IPA pada materi energi panas dan bunyi yaitu model
pembelajaran eksperimen.
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas dijabarkan sebagai berkut :
1. Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi :
a. Meninjau kembali skenario pembelajaran
b. Pembuatan perangkat pembelajaran (RPP dan LKS)
c. Membuat instrumen penelitian yamg meliputi alat evaluasi berupa tes disertai
kunci jawaban dan observasi
d. Menyiapkan bahan dan media pembelajaran yang diperlukan untuk membantu
siswa agar lebih cepat memahami materi pembelajaran
2. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilasanakan dalam tahapan ini yaitu melaksanakan proses
pembelajaran di kelas IV SDN 5 Maligano mata pelajar IPA pada materi energi
panas dan bunyi dengan menerapkan model pembelajaran eksperimen, yang
dilaksanakan dua kali pelaksanaan tindakan dalam satu siklus yaitu tindakan kelas
I dan tindakan kelas II. Dalam pelaksanaan dibantu olah teman-teman sejawat
yang bertugas mengamati proses pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang
pada tahap perencanaan. Secara umum prosedur pelaksanaan tindakan dijabarkan
sebagai berikut : a) mengajukan pertanyaan tentang materi sebelumnya sebagai
kegiatan awal, b) membahas materi pelajaran dengan peragaan alat/media, c)
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan sendiri peragaan di
depan kelas, d) menyimpulkan materi pelajaran, e) memberikan pekerjaan rumah.
3. Pengamatan/pengumpulan data/instrumen
Kegiatanya adalah melaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan
tindakan terhadap kegiatan guru dan siswa dengan menggunakan lembar observasi
yang telah dibuat. Proses observasi dilaksanakan sejak awal sampai akhir
penelitian. Dan melakukan evaluasi dapa setiap akhir siklus. Evaluasi bertujuan
untuk melihat apakah hasil belajar IPA siswa dapat meningkat dengan
menggunakan model pembelajaran eksperimen. Sedangkan cara pengumpulan
data adalah sebagai berikut : 1) sumber data yaitu personil penelitian adalah guru
dan siswa; 2) jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif
diperoleh melalui lembar observasi sedangkan data kuantitatif melalui tes hasil
belajar; 3) dat mengenai kondidsi pelaksanaan model pembelajaran eksperimen di
ambil dengan menggunakan lembar observasi; 4) data mengenai hasil belajar
siswa diambil dengan menggunakan tes hasil belajar.
4. Refleksi
Pada tahap ini, hasil tersebut akan dilihat apakah telah memenuhi target
yang ditetapkan pada indikator kinerja. Jika belum, maka penelitian akan
dilanjutkan pada siklus berikutnya. Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada
siklus sebelumnya telah diperbaiki pada silklus berikutnya.
5. Indikator keberhasilan
Sebagai indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
minimal 80% skenario pembelajaran telah tercapai dan minimal 70% siswa telah
memperoleh nilai diatas 65 baru dikatakan tuntas.
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
Untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran dalam penelitian
tentang penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pada materi energi panas dan bunyi di kelas IV SDN 5 Maligano Kabupaten
Muna, maka kegiatan perencanaan yang dilakukan guru adalah sebagai berikut:
1) Membuat rencana perbaikan pembelajaran (RPP) dengan metode
eksperimen
2) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa untuk melihat
kondisi
3) Bagaimana kondisi pembelajaran dikelas ketika guru menerapkan metode
eksperimen dalam mengajarkan materi energi panas dan bunyi;
4) Menyiapkan alat atau media yang akan digunakan dalam pembelajaran;
5) Mendesain, alat evaluasi siklus I untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada siklus I
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan tindakan sesuai
dengan langkah – langkah pembelajaran yang telah dipersiapkan dengan
menggunakan metode eksperimen. Adapun langkah – langkah pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1) Di kegiatan pendahuluan, guru membuka pelajaran dengan mengadakan
apersepsi (mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan energi panas
dan bunyi);
2) Memotivasi siswa ( menyampaikan manfaat tentang energi panas dan
bunyi yang ada dalam kehidupan sehari - hari);
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran;
4) Pada kegiatan inti, guru membagi siswa dalam 4 kelompok. Membagikan
media pembelajaran pada setiap kelompok;
5) Setiap kelompok mengadakan percobaan tentang energi panas dan bunyi
dengan menggunakan media yang telah dipersiapkan oleh guru;
6) Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk dikerjakan secara
kelompok;
7) Guru membimbing setiap kelompok yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan tugas dalam LKS;
8) Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk merangkum materi
yang telah dipelajari serta memberikan tugas rumah.
c. Observasi dan Evaluasi
Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama
proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan pada akhir pembelajaran siklus I
untuk mengetahui hasil belajar berupa kemampuan menyerap materi
pembelajaran.
1) Observasi Aktifitas Guru
Aktifitas guru dalam pembelajaran dengan menerapkan metode
eksperimen diamati dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan
aktivitas guru.
Deskripsi perolehan aktivitas guru dalam pembelajaran dengan metode
eksperimen disajikan dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1 Deskripsi Skor Aktivitas Guru dalam PembelajaranSiklus I
Banyak Aspek yang
Diamati
Jumlah Skor
Perolehan
Jumlah Skor
Maksimal
Persentase
19 54 76 71,05 %
Sumber Data : Diolah dari lembar observasi aktifitas guru siklus I.
Berdasarkan data pada tabel 4.1 di atas, diperoleh bahwa hasil
pengamatan terhadap aktivitas guru yang dilaksanakan oleh observer selama
proses pembelajaran siklus I menunjukkan bahwa persentase aktivitas guru
sebesar 71,05%.
2) Observasi Aktifitas siswa
Aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I diamati dengan
menggunaka instrumen pengamatan aktivitas siswa. Deskripsi perolehan per
sentase aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I disajikan dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2 Deskripsi Skor Aktivitas Siswa dalam kelompok Pembelajaran
Siklus I
Banyak Aspek yang Diamati
(6 aspek)
I II III IV
Skor perolehan 17 18 17 18
Skor maksimal 24 24 24 24
Persentase 70,83% 75% 70,83% 75%
Persentase hasil Observasi silkus I 72,91%
Sumber Data : Diolah dari Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I.
Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan proses pembelajaran
siklus I, persentase aktivitas belajar siswa 72,91%. Hal ini disebabkan karena
selama ini guru jarang melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan
metode eksperimen.
3) Hasil Belajar Siswa Siklus I
Setelah pelaksanaan pembelajaran melalui metode eksperimen dalam
mengajarkan IPA materi pokok energi panas dan bunyi dalam dua kali
pertemuan, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi atau tes akhir tindakan
siklus I berupa tes tertulis yang bertujuan untuk melihat sejauhmana
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui
metode eksperimen. Deskripsi perolehan nilai tes siklus I disajikan dalam
lampiran 4.3.
Tabel 4.3 Deskripsi Nilai Tes Siklus I
Reantang Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentasi Kategori
0 – 64 5 35,72% Belum tuntas
65 -100 9 64,28% Tuntas
Jumlah 14 100
Sumber data: Pengolahan data hasil Evaluasi Siklus I.
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, Nampak bahwa siswa yang berada pada
rentang nilai 0 – 64 sebanyak 5 orang dari 14 siswa atau 35,72 % sedangkan
siswa yang berada pada rentang nilai 65 -100 sebanyak 9 orang atau 64,28 %
dengan nilai rata – rata hasil belajar siswa sebesar 62,14.
d. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti bersama observer melakukan refleksi untuk
mengetahui kelemahan – kelemahan yang terdapat pada pelaksanaan tindakan
siklus I yang akan di perbaiki pada siklus II. Pada tindakan siklus I, metode
eksperimen pada mata pelajaran IPA belum terlaksana secara maksimal. Hal
ini terlihat dari hasil pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa serta hasil
evaluasi siklus I yang belum sesuai dengan indikator yang telah ditargetkan
dalam penelitian.
Hal –hal yang belum terlaksana secara maksimal antara lain:
1) Guru tidak menjelaskan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan secara
keseluruhan.
2) Guru kurang memberikan dorongan kepada siswa untuk mengemukakan
pengetahuan awal yang mereka miliki.
3) Guru kurang memotivasi siswa dalam melakukan percobaan yang sesuai
dengan kompetensi yang diharapkan.
4) Guru kurang mengemukakan pertanyaan kepada siswa yang berhubungan
dengan materi pelajaran.
2. Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan pembelajaran siklus II sama dengan perencanaan pembelajaran
siklus I. Hal – hal yang perlu dipersiapkan guru adalah :
1) Membuat rencana perbaikan Pembelajaran (RPP) dengan metode
eksperimen;
2) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa untuk melihat
bagaimana kondisi pembelajaran dikelas ketika guru menerapkan metode
eksperimen dalam mengajarkan materi energi panas dan bunyi;
3) Menyiapakan alat – alat atau media yang akan digunakan dalam
pembelajaran;
4) Mendesain alat evaluasi siklus II untuk mengetahui hasil belajar siswa pada
siklus II.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan tindakan sesuai
dengan langkah – langkah pembelajaran yang telah dipersiapkan dengan
menggunakan metode eksperimen. Adapun langkah – langkah pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1) Dikegiatan pendahuluan, guru membuka pelajaran dengan mengadakan
apersepsi (mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran);
2) Memotivasi siswa (menyampaikan manfaat tentang materi pembelajaran
kehidupan sehari - hari);
3) Menyampaikan tujuan pembelajaran;
4) Pada kegiatan inti guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, membagikan
media pembelajaran pada setiap kelompok;
5) Setiap kelompok mengadakan percobaan / eksperimen tentang energi panas
dan bunyi dengan menggunakan media pembelajaran yang dibagikan oleh
guru;
6) Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk dikerjakan secara
kelompok;
7) Guru membimbing setiap kelompok yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan tugas dalam LKS.
8) Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk merangkum materi
yang telah dipelajari serta memberikan tugas rumah.
c. Observasi dan Evaluasi
Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama
proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan pada akhir pembelajaran pertemuan
siklus II untuk mengetahui hasil belajar berupa kemampuan menyerap materi
pembelajaran.
1) Observasi Aktivitas Guru
Aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menerapkan metode
eksperimen diamati dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan
aktivitas guru siklus II.
Deskripsi perolehan aktivitas guru dalam pembelajaran dengan metode
eksperimen, disajikan dalam tabel 4.4
Tabel 4.4 Deskripsi Skor Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus II
Banyak Aspek
yang Diamati
Jumlah Skor
Perolehan
Jumlah Skor
Maksimal
Persentase
19 69 76 90,78%
Sumber Data : Diolah dari lembar observasi aktivitas guru siklus II
Berdasarkan data pada tabel 4.4 diatas, diperoleh bahwa hasil
pengamatan terhadap aktivitas guru yang dilaksanakan oleh observer selama
proses pembelajaran siklus II menunjukkan bahwa persentase aktivitas guru
sebesar 90,78%.
2) Observasi Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa selama pembelajaran siklus II diamati dengan
menggunakan instrumen pengamatan aktivitas siswa. Deskripsi perolehan
persentase aktivitas siswa selama pembelajaran siklus II disajikan dalam tabel
4.5.
Tabel 4.5 Deskripsi Skor Aktivitas Siswa dalam Kelompok Pembelajaran
Siklus II
Banyaknya Aspek yang Diamati
(6 Aspek)
Kelompok
I II III IV
Skor perolehan 24 24 22 23
Skor maksimal 24 24 24 24
Persentase 100% 100% 91,66% 95,83%
Persentase hasil Observasi
siklus II
96,87%
Sumber Data : Diolah dari Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II.
Berdasarkan data pada tabel 4.5 diatas, Nampak bahwa aktivitas siswa
selama pembelajaran siklus II sebesar 96,87%.
3) Hasil Belajar Siswa Siklus I
Evaluasi atau tes akhir tindakan siklus II berupa tes tertulis yang
dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran pertemuan kedua siklus II.
Kegiatan evaluasi ini dilaksanakan untuk melihat sejauhmana pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui metode
eksperimen. Hasil tes menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tentang materi
yang telah diajarkan mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus I ke
siklus II.
Berdasarkan hasil evaluasi siklus II diperoleh bahwa siswa yang berada
pada rentang nilai 0 – 69 sebanyak 1 orang dari 14 orang siswa atau sebesar 7,1
% sedangkan siswa yang berada pada rentang nilai 70 – 100 sebanyak 13 orang
atau 92,9 % dengan nilai rata – rata sebesar 73,88. Deskripsi perolehan nilai tes
siklus II disajikan dalam table 4.6.
Tabel 4.6 Deskripsi Nilai Tes Siklus II
Rentang Nilai Frekuensi Ketuntasan persentase Kategori
0 – 69 1 7,1 % Belum tuntas
70 -100 13 92,9 % Tuntas
Jumlah 14 100
Sumber data : Pengolahan data hasil belajar siswa
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, terlihat bahwa kegiatan
pembelajaran telah berlangsung efektif dan optimal. Pada siklus II, penerapan
metode eksperimen dalam pembelajaran menjadi lebih baik karena semua
tahapan yang tertuang dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
diterapkan secara optimal. Perkembangan kemajuan aktivitas guru selama 2
B. Pembahasan
Metode eksperimen dalam Pembelajaran IPA khususnya materi energi
panas dan bunyi dan sifat – sifatnya merupakan bentuk pembelajaran yang
memungkinkan guru dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentu dengan
memperhatikan langkah – langkah yang sangat penting dalam demonstrasi
tersebut.
Dalam proses pembelajaran IPA menuntut guru untuk selalu melakukan
demonstrasi atau mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang
akan dilatihkan kepada siswa sesuai dengan urutannya, sehingga proses
pembelajaran dapat menarik minat siswa untuk meningkatkan pengetahuan
pada akhirnya dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
Pada penelitian ini, metode eksperimen pada pembelajaran IPA,
dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang
dipelajari, khususnya pada materi energi panas dan bunyi dan sifat – sifatnya
yang pelaksanaannya terdiri dari 2 siklus sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan. Dalam pelaksanakan proses pembelajaran, obsever melakukan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar siswa pada materi energi panas dan bunyi di kelas IV SD
Negeri 5 Maligano dapat ditingkatkan melalui penerapan metode eksperimen.
Hal ini dapat dilihat dari pencapaian ketuntasan belajar siswa yaitu pada siklus
I sebesar 64,28 % dan pada siklus II 92,9 % menunjukkan kenaikan yang
artinya hasil belajar siswa telah tuntas berdasarkan KKM.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti menyarankan hal – hal
sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada guru agar dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa
dengan menerapkan berbagai metode mengajar, salah satu metode mengajar
yang dimaksud adalah metode eksperimen.
2. Diharapkan kepada peneliti berikutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan perbandingan dalam melaksanakan penelitian serupa atau
lebih meningkatkan dan mengembangkan maksud dan tujuan peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.2004. Kurikulum Berbasis Kompetansi Mata Pelajaran IPA kelas V
sekolah dasar. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas.2006. Kurikulum Tingkat satuan pendidikan Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam . Jakarta: Depdiknas.
Hadiat,dkk.1996. Alam Sekitar. Jakarta: Bumi aksara (hal 6)
Hadidat.1985.Keterampilan Proses IPA. Jakarta : Depdikbud. (hal 106)
R.Oktava.1991. Meningkatkan Efektifitas Praktikum Sebagai Belajar
Fisika.Desember(hal 138)
Sumadji.1991.Peranan dan Tugas Eksperimen dalam menunjang Pendidikan
Fisika (hal 81)
Sumantri.Permana.1999.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan (hsl 11-12)
Samatowa, Usman. 2006.Bagaimana Pembelajaran IPA di SD.Jakarta : Direktorat
Dikti dan Direktor Ketenagaan. (hal 2)
Soedarsono, 1997. Metodelogi Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT Bumi
Aksara. (hal 3)
Tamir, Van Den Breng. 1995.Praktikum Fisika: Meniru atau Belajar Tranformasi
(hal 95,105, 477)
Azhar Arsyat Hamalik. 2006. Media pembelajaran.Jakarta: PT Raja Gravindo
Persada.
Bundu Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jandral
Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.
Bundu Patta.1983 . IKIP Sikap Guru Terhadap Inkuiri dan Pelaksanaan
Praktikum IPA pada SMP Negeri di Tanah Toraja.
Laporan Penelitian Ujung Pandang.
Carr,W. and Kemmis, S. 1986. Becoming Critical Education Knowledge and
Action Reserch. Vicoria,Australia: Deaking Universty
Press.
Hamalik.1986. Media Pembelajaran.Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.
Kemmis,& taggart.1988. Theacion Research Planner. Deaking Universty Press.
Lukman,dkk.1997. Pelajaran IPA Kelas VI. Jakarta : Erlangga.
Lunetta,V. 1984. Science Teacher Diploma Programmer In Indonesia.
Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) jakarta: Depdikbud
Wardhani, Sri 1999/2000. Konstruktivisme Teori dan implikasinya dalam KBM
Matematika.Paket Pembinaan Penataran. Depdiknas :
Dirjen Dikdasmen

More Related Content

What's hot

Proposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum NewtonProposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum NewtonEko Supriyadi
 
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP Arif Sulistiawan
 
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...Irma Mustika Sari
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Harsidi Side
 
LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V Eman Syukur
 
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discoveryProposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discoveryMuhammad Syafrullah
 
PTK IPA Fisika Kelas 8
PTK IPA Fisika Kelas 8PTK IPA Fisika Kelas 8
PTK IPA Fisika Kelas 8Asep Trie
 
B nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repairedB nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repairedIlham Muhit
 
24496040 pgsr-bm-nota-modul-bmm3103-by-cikgu-ruslee
24496040 pgsr-bm-nota-modul-bmm3103-by-cikgu-ruslee24496040 pgsr-bm-nota-modul-bmm3103-by-cikgu-ruslee
24496040 pgsr-bm-nota-modul-bmm3103-by-cikgu-rusleeAli Hadoon
 
Skripsi hasriyanti
Skripsi hasriyantiSkripsi hasriyanti
Skripsi hasriyantiAdhy Samin
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptkAgoes Sholeh
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...SMK Negeri 6 Malang
 
Karil Penilitian Tindakan Kelas
Karil Penilitian Tindakan KelasKaril Penilitian Tindakan Kelas
Karil Penilitian Tindakan KelasSmartEdu
 

What's hot (17)

Proposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum NewtonProposal PTK Fisika Hukum Newton
Proposal PTK Fisika Hukum Newton
 
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP
PENELITIAN TINDAKAN KELAS IPA SMP
 
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
”Meningkatkan Hasil Belajar IPA-Fisika Pada Materi Pokok Tekanan Dengan Mengg...
 
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
Penggunaan Media animasi dalam model pembelajaran langsung untuk meningkatkan...
 
LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V LPKP UT BAB I - BAB V
LPKP UT BAB I - BAB V
 
Karya ilmiah nur sabaniah
Karya ilmiah nur sabaniahKarya ilmiah nur sabaniah
Karya ilmiah nur sabaniah
 
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discoveryProposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
Proposal skripsi metode inquiry dengan metode discovery
 
Masalah macroteaching di sekolah
Masalah macroteaching di sekolahMasalah macroteaching di sekolah
Masalah macroteaching di sekolah
 
PTK IPA Fisika Kelas 8
PTK IPA Fisika Kelas 8PTK IPA Fisika Kelas 8
PTK IPA Fisika Kelas 8
 
B nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repairedB nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repaired
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
24496040 pgsr-bm-nota-modul-bmm3103-by-cikgu-ruslee
24496040 pgsr-bm-nota-modul-bmm3103-by-cikgu-ruslee24496040 pgsr-bm-nota-modul-bmm3103-by-cikgu-ruslee
24496040 pgsr-bm-nota-modul-bmm3103-by-cikgu-ruslee
 
Skripsi hasriyanti
Skripsi hasriyantiSkripsi hasriyanti
Skripsi hasriyanti
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN PENDEKATAN ...
 
Karil Penilitian Tindakan Kelas
Karil Penilitian Tindakan KelasKaril Penilitian Tindakan Kelas
Karil Penilitian Tindakan Kelas
 
Pp jurnal
Pp jurnalPp jurnal
Pp jurnal
 

Similar to Karyl (20)

Ptk1
Ptk1Ptk1
Ptk1
 
Ptk ipa
Ptk ipaPtk ipa
Ptk ipa
 
5464 17940-1-pb
5464 17940-1-pb5464 17940-1-pb
5464 17940-1-pb
 
Pts diklat
Pts diklatPts diklat
Pts diklat
 
Proposal skripsi
Proposal skripsiProposal skripsi
Proposal skripsi
 
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
1247-2601-1-SM.pdf Penerapan problem bas
 
Laporan pkp ipa
Laporan pkp ipaLaporan pkp ipa
Laporan pkp ipa
 
Laporan pkp ipa
Laporan pkp ipaLaporan pkp ipa
Laporan pkp ipa
 
Contoh artikel Tes
Contoh artikel TesContoh artikel Tes
Contoh artikel Tes
 
Ipa penemuan terbimbing
Ipa penemuan terbimbingIpa penemuan terbimbing
Ipa penemuan terbimbing
 
karil pkp pgsd
karil pkp pgsdkaril pkp pgsd
karil pkp pgsd
 
4908 article text-10015-1-10-20180423
4908 article text-10015-1-10-201804234908 article text-10015-1-10-20180423
4908 article text-10015-1-10-20180423
 
Tugas ii
Tugas iiTugas ii
Tugas ii
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 
Nht 4
Nht 4Nht 4
Nht 4
 
Pkp ipa
Pkp ipaPkp ipa
Pkp ipa
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Karyl

  • 1. MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI ENERGI PANAS DAN BUNYI (IPA) KELAS IV SDN 5 MALIGANO OLEH KARMILA GURU SDN 5 MALIGANO KABUPATEN MUNA ABSTRAK KARMILA, 2014 “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Eksperimen pada materi Energi Panas dan Bunyi (IPA) siswa kelas IV SDN 5 Maligano Kabupaten Muna”. Laporan PKP Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan , FKIP Universitas Terbuka. Latar belakang : Model pembelajaran eksperimen merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, termasuk dalam IPA. Pembelajaran eksperimen merupakan salah satu model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat maupun perbedaan dalam menyelesaikan tugas kelompok. Data dari SDN 5 Maligano TAHUN 2014 menunjukkan kelas IV mata pelajaran IPA dengan jumlah siswa 14 orang (terdiri dari 10 orang laki-laki dan 4 orang perempuan) masih perlu bimbingan guru kelas dari model pembelajaran eksperimen. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran eksperimen. Hasil : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskripsi per siklus (rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data instrumen, refleksi) Simpulan : Menerapkan model pembelajaran eksperimen dalam upaya meningkatkan hasil belajar IPA karena model pembelajaran eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci :Eksperimen, Energi panas dan bunyi, Ipa
  • 2. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar siswa merupakan indikator kualitas proses pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : keterampilan mengajar guru, lingkungan belajar siswa media pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran, cara guru memotivasi siswa agar belajar dengan baik serta strategi dan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam kelas. Proses pembelajaran dan hasil pembelajaran siswa tidak hanya ditentukan oleh sekolah, pola dan struktur serta isi kurikulum, tetapi ada yang paling penting adalah kemampuan guru yang mengajar dan membimbing siswa. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran adalah kemampuan guru dalam mengusai dan menerapkan metode pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran. Untuk mencapai suatu hasil yang maksimal, banyak aspek yang mempengaruhinya, diantaranya aspek guru, siswa, metode pembelajaran dan sumber belajar. Berdasarkan hasil belajar siswa, diketahui bahwa hasil belajar IPA pada materi energi panas dan bunyi di kelas IV SDN 5 Maligano masih tergolong rendah. Data dokumentasi guru IPA pada materi energi panas dan bunyi di kelas IV SDN 5 Maligano, diperoleh informasi bahwa rata-rata capaian hasil belajar siswa belum mencapai 70% Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah. Berdasarkan hasil studi awal yang dilakukan peneliti pada bulan Mei 2014 di kelas IV SDN 5 Maligano, pada saat pembelajaran, ternyata siswa kurang aktif dan sulit menelaah materi yang diberikan guru. Salah satu faktor penyebabnya adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru yang masih menggunakan model konvensional dalam mengerjakan mata pengajaran IPA.
  • 3. Untuk mengatasi masalah pelajaran diatas pada pelajaran IPA pada materi energi panas dan bunyi, ini perlu diupayakan dengan cara memilih strategi atau pendekatan yang sesuai. Dalam meningkatkan hasil belajar IPA pada materi energi panas dan bunyi di kelas IV SDN 5 Maligano perlu melakukan penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki proses pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran eksperimen. Model pembelajaran eksperimen dalam mengerjakan IPA merupakan suatu model yang diharapkan dapat memberi peran yang aktif dan motifasi kepada siswa agar mereka mempelajarinnya dengan sungguh-sungguh materi yang diajarkan . model ini melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran yang mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok belajar dimana tiap kelompok kecil terdiri 4 atau 5 orang siswa. Langkah-langkah model pembelajaran eksperimen adalah percobaan, mengajukan pertanyaan, berpikir besama dan menjawab. 1. Identifikasi Masalah Setelah proses belajar mengajar pada pembelajaran IPA yang di akhiri dengan evaluasi ternyata hasilnya belum mencapai target yang ditetapkan. Hal ini merupakan suatu masalah yang harus diselesaikan dengan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). Berdasarkan data yang ada selaku guru atau peneliti meminta salah satu seorang guru teman sejawat dan supervisor untuk mengidentifikasi kekurangan dan pengajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi dengan teman sejawat dan supervisor terungkap beberapa masalah yang terjadi dalan pembelajaran yaitu : - Nilai prestasi siswa yang masih rendah - Siswa kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan materi - Siswa belum memahami materi pelajaran - Siswa tidak aktif dalam proses pembelajaran.
  • 4. 2. Analisis Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, maka saya sebagai guru dikelas IV SDN 5 Maligano melakukan hal-hal sebagai berikut : a. Menganalisis daftar hadir siswa b. Menganalisis daftar nilai siswa c. Melakukan refleksi terdapat cara guru mengajar dikelas Dari hasil analisis tersebut ditemukan faktor penyebab nilai prestasi siswa tergolong rendah adalah sebagai berikut : - Guru dalam mengajar hanya menggunakan satu metode yaitu metode pembelajaran yang konvensional yaitu guru yang aktif sedangkan siswa pasif. - Pemilihan media yang kurang sesuai dengan materi palajaran yang diajarkan - Kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran - Siswa tidak berani mengajukan pendapat apabila ada pelajaran yang tidak dipahami Berdasarkan permasalah diatas maka saya sebagai guru tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk mengetahui kekurangan dengan judul : “Meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode eksperimen pada materi energi panas dan bunyi IPA di Kelas IV SDN 5 Maligano”. 3. Altenatif dan prioritas pemecahan masalah : Berdasarkan hasil identifikasi dan analisis masalah maka altenatif dan prioritas pemecahan masalah adalah sebagai berikut : - Dalam metode pembelajaran guru dan siswa harus aktif maka dipilihlah metode eksperimen. - Pemilihan media pembelajaran harus sesuai dengan materi yang diajarkan. - Memotivasi siswa supaya berani mengeluarkan pendapat tentang materi yang diajarkan. B. Rumusan Masalah
  • 5. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut “ apakah melalui penggunaan model pembelajaran Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi energi panas dan bunyi di kelas IV SDN 5 Maligano?” C. Tujuan Perbaikan Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan dari perbaikan ini adalah : meningkatkan nilai prestasi siswa terdapat pelajaran IPA pada materi energi panas dan bunyi melalui model pembelajaran eksperimen. D. Manfaat Perbaikan Hasil dari perbaikan ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang berani dari beberapa pihak : 1. Bagi siswa, dapat membantu sekaligus mempermudah siswa dalam belajar IPA pada materi energi panas dan bunyi di kelas IV SDN 5 Maligano, 2. Bagi guru, dapat memperbaiki model pelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas, 3. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan yang baik pada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran IPA pada khususnya, 4. Peneliti sendiri, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman tentang kondisi dan permasalahan pembelajaran di sekolah serta dapat menerapkan model pelajaran yang sesuai.
  • 6. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat IPA Pengetahuan alam adalah pengetahuan tentang alam semesta dan segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya segala sesuatu yang diketahui oleh menusia. Lebih lanjut, Nash (Samatowa, 2006:2) menyatakan bahwa: IPA itu adalah suatu cara untuk mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap cermat, serta menghubungkan antara satu fenomena dangan fenomena lain, sehingga keseluruhannya membentuk suatu prespektif yang baru tentang objek yang diamatinya. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang di susun secara sistematis yang di dasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagai mana yang dikemukakan oleh Lukman( 1997) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubunan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen. Sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehinggan seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Lebih lanjut, Hadiat (1996:6) menyatakan bahwa tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi merupakan cara kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.
  • 7. 2. Pengertian Eksperimen Era globalisasi perubahan ilmu pengetahuan sangat pesat. Seperti saat ini, pendidikan IPA bersama nilai-nilai etis yang terkait didalamnya sangat di butuhkan oleh setiap masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk itu pendidikan IPA berpotensi untuk mengembangkan kapasitas dalam membuat keputusan tentang riset dan penerapan IPTEK , karena penerapan IPA merupakan komponen penting yang diperlukan dalam pertimbanagan moral dan konteks IPTEK. Oleh karena itu percobaan atau eksperimen setiap saat dapat diprogramkan pelaksanaannya dalam pembelajaran IPA di SD karena merupakan salah satu dasar pengetahuan peserta didik dalam IPTEK. Eksperimen atau yang dikenal dengan nama percobaan merupakan suatu tuntutan perkembangan ilmu pengtahuan dan ilmu teknologi yang setiap saat mengalami perkembangan yang sangat pesat dapat menghasilkan suatu produk yang dinikmati semua masyarakat luas secara aman dan terkendali Sumantri dan Permana (1999:11) mengemukakan bahwa eksperimen mempunyai dua bentuk yaitu : eksperimen sungguhan dan eksperimen semu. Eksperimen sungguhan bertujuan untuk membuktikan kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat, sedangkan eksperimen semu bertujuan untuk memperoleh suatu informasi yang hanya berupa pikiran belaka. Karena itu untuk melakukan suatu eksperimen dalam pembuktian konsep-konsep pengetahuan dapat di uji kebenarannya dalam setiap pembelajaran IPA, sehingga percobaan dapat menghasilkan kepuasan yang ingin dicapai. Sumantri dan permana (1999:12) mengemukakan bahwa metode eksperimen sebagai cara belajar mengajar yang melibatkan peserta didik dengan mengalami, menguji, membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan sedangkan Metode eksperimen adalah cara penyajian
  • 8. penbelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. 3. Pelaksanaan Eksperimen Tujuan utama ekperimen/percobaan IPA adalah : 1) sebagai ilustrasi apa yang di ajarkan, 2) membuat bahan ajar lebih jelas, 3) membuat pelajaran lebih menarik, 4) membina/meningkatkan keterampilan siswa, 5) merangsang sifat keingintahuan siswa, 6) meningkatkan daya observasi siswa. Dalam kurikulum (2004) dijelaskan bahwa siswa di kelas IV sebaiknya diberikan kesempatan untuk berpartisipasi sepenuhnya dan yang memilih penyelidikan, dalam suatu penyelidikan yang lengkap, mencari fakta-fakta, menyusun jawaban untuk pertanyaan semula, dan menyampaikan proses penyelidikan serta hasil penyelidikan. Lebih luas Tamir, van den Breng(1995:477) mengemukakan tujuan praktikum IPA sebagai berikut : a. Mendorong dan mempertahankan minat, sikap yang baik, kepuasan, keterbukaan, dan rasa ingin tahu terhadap pembelajaran IPA dikelas. b. Mengembangkan kreatifitas untuk mengembangkan masalah. c. Mengembangkan keterampilan proses seperti merancang dan melakukan penyelidikan, mengukur dan merekam data, menganalisis dan menafsirkan hasil eksperimen. d. Mengembangkan keterampilan dalam menggunakan alat dan bahan eksperimen. Tamir, Van Den Breng(1995:95-105) membagi jenis praktikum tiga macam yaitu, praktikum konsep, praktikum proses dan praktikum keterampilan. Praktikum konsep menekankan perkembangan konsep siswa dan penanggulangan konsepsi. Kegiatan praktikum merupakan sederetan urutan yang jelas. Untuk itu petunjuk praktikum dan lembar kerja siswa harus ditekankan pada pemahaman konsep IPA bukan pada proses.
  • 9. Praktikum proses menekankan latihan keterampailan proses, misalnya dalam praktikum tentu ditekankan rancangan praktikum untuk membuat hipotesis, prediksi, dan interprestasi data. Pada praktikum lainnya di fokuskan pada pengukuran, analisis dan generalisasi perlu digaris bawahi dalam praktikum proses, tetapi di perhatikan pemahaman konsep dari pada siswa. Praktikum keterampilan di fokuskan pada penggunaan alat seperti mikroskop, membaca skala, menyusun rangkaian arus listrik dan sebagainya. Keterampilan ini sangat berguna bagi siswa yang akan melanjutkan pendidikan yang lebih. Ketiga keterampailan tersebut menuntut metode yang berbeda maskipun tidak mungkin terpisah secara penuh antara konsep, proses, dan keterampilan. Untuk menghindari kegagalan dalam melakukan eksperimen IPA perlu dipersiapkan yang matang seperti pemilihan alat/bahan dengan pertimbangan asas-asas bidaktik. Menurut Hadidat (1985:106) untuk pemilihan alat/bahan yang cocok disarankan sebagai berikut :1) sesuai dengan tujuan pembelajaran, 2) spesifikasi alat, 3) fasilitas dan rehabilitas alat 4) tahan dan mudah digunakan, 5) bentuknya menarik dan mempunyai nilai pedagogis. Efektivitas pelaksanaan eksperimen/praktikum sebagai sarana belajar sejalan yang dikatakan , R.Oktava (1991:138) antara lain : 1) praktikum IPA dapat membantu pemecahaan masalah dalam bidang studi lain khususnya matematika, 2) membentuk sikap ilmiah, melatih ketelitian dan kesabaran, 3) mengatur dan menghargai waktu. Kemampuan yang diprasyaratkan dalam pelaksanaan praktikum (Sumadji 1991:81) yaitu: a) mempersiapkan, b) melakukan percobaan, c) menyempurnakan/mengelaborasi pengamatan , d) memberi penjelasan yang memuaskan dari semua kegiatan. Dalam pelaksanaan eksperimen IPA sangat dianjurkan menyediakan alat sederhana yang dapat dirakit sendiri oleh guru atau bersama siswa sehingga konsep IPA dapat dikaitkan dengan
  • 10. lingkungannya dan terbebas dari rasa takut karena salah menggunakan alat atau rusak, harganya murah, dan didasarkan pada kepentingan perkembangan belajar siswa. Pelaksanaan eksperimen IPA yang berorientasi pada tujuan eksperimen perlu mendapat perhatian paling kurang lima faktor, yaitu: 1) pengelompokan jenis eksperimen, 2) pemilihan eksparimen, 3) tujuan dan petunjuk eksperimen, 4) cara mengajar dan, 5) tujuan dan alat evaluasi.( R. OKtava : 138). 4. Eksperimen IPA dan Penelitian Tindakan Kelas Berdasarkan kurikulum sekolah dasar Ilmu Pengetahuan Alam yang terorganisasikan tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkai proses ilmiah antara lain : penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan. Sedangkan tujuan IPA dikemukakan sebagai berikut : a. Memahami konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari- hari b. Memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitar c. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitar d. Bersikap ingin tahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri. e. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala- gejala alam dan memecahkan masalah f. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan masalah g. Mengenal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa. Untuk mencapai tujuan tersebut, sulit jika dalam pembelajaran IPA tidak diiringi dengan eksprimen IPA yang telah banyak diuraikan manfaatnya oleh para ahli. Dalam pelaksanaannya guru dituntut untuk
  • 11. merancang eksperimen IPA yang akan dilakukan, membuat LKS yang baik, membimbing dalam melakukan eksperimen. Hal tersebut tentu tidak akan dapat dikuasai oleh seorang guru, khususnya guru kelas di Sekolah Dasar yang harus mengajar beberapa bidang studi di dalam kelas. Sehubungan hal diatas penelitian tindakan kelas merupakan langkah yang paling tepat untuk memperbaiki dan meningkatkan pelaksanaan eksperimen IPA secara bertahap. Untuk itu Soedarsono (1997:3) mengemukakan langkah-langkah untuk penelitian tindakan kelas (PTK), sebagai berikut : a) mengidentifikasi masalah, b) menganalisis masalah dan memahami faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab utama, c) merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah, d) solusi atau tindakan. 5. Energi panas dan bunyi Pengetahuan anak terhadap dunia sekitar tidak hanya kemampuan tentang energi panas dan bunyi, tetapi kemampuan memahami energi panas dan bunyi, tetapi kemampuan memahami energi panas dan bunyi dapat dikenalkan kepada anak usia sekolah dasar, asalkan melalui metode yang cocok dengan perkembangan terhadap berpikir mereka. Siswa akan lebih tertarik untuk mempelajari energi jika terlibat langsung secara aktif dalam kegiatan individu atau kelompok. Salah satu bentuk yang dapat diberikan kepada siswa adalah berkenalan dengan energi panas dan bunyi, keterlibatan secara aktif anak dalam menggunakan alat peraga adalah hal yang penting dalam membantu anak memahami konsep energi panas dan bunyi. Oleh karena itu siswa hendaknya diberikan kesempatan untuk melakukan investigasi atau penemuan dengan bantuan energi panas dan bunyi konkret di sekitar anak. Pada tingkat sekolah dasar, guru hendaknya melibatkan siswa secara penuh dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat, memahami konsep energi panas dan bunyi dan mengembangkan
  • 12. kemampuan dalam menggunakan alat peraga dalam memahami energi panas dan bunyi. Adapun pembelajaran energi panas dan bunyi dibagi dalam tiga fase, yaitu fase eksplorasi, fase pengenalan konsep, dan fase aplikasi konsep. Fase eksplorasi yaitu guru menyiapkan kesempatan kepada siswa untu menyampaikan gagasannya yang mungkin bertentangan dan dapat menimbulkan perdebatan serta suatu analisis mengenal mengapa siswa mepunyai gagasan demikian. Disamping itu membawa siswa pada identifikasi suatu pola keteraturan dalam fenomena yang diselidiki. Fase pangenalan konsep dimulai dengan memperkenalkan suatu konsep atau yang ada hubungannya dengan fenomena yang diselidiki dan didiskusikan dalam konteks yang telah di amati selama fase eksplorasi. Fase eksplorasi menyediakan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan konsep yang telah dikenalnya untuk melatih keterampilan dalam memahami energi panas dan bunyi. Pada kegiatan eksplorasi, guru dapat melakukan penilaian awal yang berkaitan dengan materi energi panas dan bunyi. Hal ini dapat dilakukan secara tertulis atau lisan misalnya pertanyaan yang berkaitan dengan energi panas dan bunyi. Tujuannya yaitu untuk menggali pengetahuan awal siswa, melalui pertanyaan yang sesuai pengalaman lingkungan anak atau sesuai materi yang diajarkan. Untuk menggali pengetahuan atau pikian yang ada pada diri siswa guru dapat mengajukan pertayaan seperti : Apa yang terjadi pada mentega diujung kawat ketika ujung kawat yang lain dipanasi ? Setelah siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut, guru dapat melanjutkan dengan menggali pengetahuan anak tentang energi panas dan bunyi. Pada kegiatan ini guru membagikan alat peraga untuk mengamati energi panas dan bunyi. Langkah kedua adalah fase pengenalan konsep energi panas dan bunyi melalui kagiatan atau percodaan setelah paham, mintalah siswa
  • 13. untuk melakukan suatu percobaan yng menunjukan adanya energi panas dan bunyi. Seperti; apa pula yang terjadi kalau mentega didekatkan ke api? Langkah terakhir adalah fase aplikasi konsep. Pada fase ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memantapkan konsep dengan menyelesaikan soal-soal yang bervariasi sesuai dengan yang dipelajarinya. Dari tiga fase kegiatan ini, keterlibatan guru dalam memberikan arahan dan bimbingan diminimalkan, bimbingan diberikan apabila siswa mengalami kesulitan. Tiga fase yang dijelaskan diatas, guru memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk mengolah bahan, mencerna, memikirkan, menganalisa, dan yang terpenting merangkum sebagai kontribusi pengetahuan berdasarkan pengalaman atau pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa. Pada kegiatan ini, siswa menginterfasikan persepsi konsep atau pengalaman baru ke dalam skema yang cocok dengan rangsangan modifikasi skema sehingga cocok dengan rangsangan tersebut. Kegiatan di atas, bertujuan untuk melacak tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Guru dapat mengajukan pertanyaan dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk ide atau pendapat, baik dalam memanipulasi energi konkret maupun dalam menemukan jawaban. Fenomena yang dialami siswa tersebut, akan menjadi sumber penting pada diri siswa dalam mengontruksi pengetahuan sendiri terhadap materi energi panas dan bunyi. Dalam kerangka ini, sangat penting bahwa siswa dimungkinkan untuk mencoba menemukan cara-cara yang cocok sesuai dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. Guru tinggal mengarahkan siswa dengan cara menciptakan situasi serta memberi motivasi, agar siswa itu sendiri mengkontruksi pengetahuannya.
  • 14. B. Penelitian Relevan Hasil penelitian Karmila tahun (2014), menyimpulkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 5 Maligano dapat ditingkatkan melalui penggunaan Metode Eksperimen. C. Kerangka Berpikir Berdasarkan kerangka teori yang melandasi pada pelaksanaan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan Metode Eksperimen energi panas dan bunyi pada pelajaran IPA di kelas IV SDN 5 Maligano yang terdiri dari tiga tahapan awal, tahapan inti yang terdiri dari tiga fase (1) fase eksplorasi, (2) fase pengenalan konsep, (3) fase aplikasi konsep dan tahap akhir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka pikir penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan Metode Eksperimen pada pembelajaran IPA dikelas IV SDN 5 Maligano. Gbr.2.1 Bagan kerangka pikir Penelitian Tindakan Kelas Pelajaran IPA di Kelas IV SDN 5 Maligano kabupaten Muna D. Hipotesis Tindakan Hasil belajar siswa terhadap energi panas dan bunyi meningkat Penilaian proses dan hasil melalui penerapan metode eksperimen Rasa ingin tahu, Kreativitas, Mengamati, Menggolongkan, menafsirkan, merancang, meramalkan, menerapkan, mengembangkan Proses Belajar Aspek Guru  Kurang menggunakanmetode eksperimen/percobaan  Kurang melibatkan siswa dalam eksperimen/percobaan  Kurang mengaktifkansiswa Aspek Siswa  Kurangnya pemahaman siswa tentang materi perubahanbenda dan manusia  Kurangnya keterlibatandalamproses pembelajaran  Kurang tertarik dengan hal yang abstrak Metode Eksperimen
  • 15. Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “ Penerapan Metode Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi energi panas dan bunyi siswa kelas IV SDN 5 Maligano Kabupaten Muna” PELAKSANAAN PERBAIKAN A. Subjek Penelitian Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di SDN 5 Maligano kelas IV mata pelajaran IPA dengan jumlah siswa 14 orang (terdiri dari 10 orang laki-laki dan 4 orang perempuan) tahun 2014. Jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam 2 siklus yaitu : - Tanggal 5 Mei 2014 siklus I untuk mata pelajaran IPA materi energi panas dan bunyi - Tanggal 12 Mei 2014 siklus II untuk mata pelajaran IPA materi energi panas dan bunyi B. Deskripsi Per Siklus (Rencana, Pelaksanaan, Pengamatan/Pengumpulan Data Instrumen, Refleksi) Siklus I Penelitian ini dilaksanakan dua siklus dan apabila pada siklus keduanya ternyata indikator kinerja telah tercapai maka penelitian ini dihentikan pada siklus II. Tiap siklus dilaksanakan dua kali pelaksanaan tindakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Berdasarkan hasil evaluasi dalam proses pembelajaran dikelas pada siswa kelas IV SDN 5 MALIGANO pada mata pelajaran IPA pada materi energi panas dan bunyi dikelas tergolong rendah, sehingga ditetapkan tindakan yang akan dipergunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada materi energi panas dan bunyi yaitu model pembelajaran eksperimen.
  • 16. Beberapa prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas sebagai berikut : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan evaluasi dan, (Refleksi). Secar rinci prosedur penelitian tindakan kelas sebagai berikut : 1. Perencanaan tindakan Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi : a. Pembuatan perangkat pembelajaran (RPP dan LKS) b. Membuat instrumen penelitian yamg meliputi alat evaluasi berupa tes bersertai kunci jawaban dan observasi c. Menyiapkan bahan dan media pembelajaran yang diperlukan untuk membantu siswa agar lebih cepat memahami materi pembelajaran 2. Pelaksanaan tindakan Kegiatan yang dilasanakan dalam tahapan ini yaitu melaksanakan proses pembelajaran di kelas IV SDN 5 Maligano mata pelajar IPA pada materi energi panas dan bunyi dengan menerapkan model pembelajaran eksperimen, yang dilaksanakan dua kali pelaksanaan tindakan dalam satu siklus yaitu tindakan kelas I dan tindakan kelas II. Dalam pelaksanaan dibantu olah teman-teman sejawat yang bertugas mengamati proses pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang pada tahap perencanaan. Secara umum prosedur pelaksanaan tindakan dijabarkan sebagai berikut : a) mengajukan pertanyaan tentang materi sebelumnta sebagai kegiatan awal, b) membahas materi pelajaran dengan peragaan alat/media, c) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan sendiri peragaan di depapan kelas, d) menyimpulkan materi pelajarn, e) memberikan pekerjaan rumah. 3. Pengamatan/pengumpulan data/instrumen Kegiatanya adalah melaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan terhadap kegiatan guru dan siswa dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Proses observasi dilaksanakan sejak awal sampai akhir penelitian. Dan melakukan evaluasi dapa setiap akhir siklus. Evaluasi bertujuan untuk melihat apakah hasil belajar IPA siswa dapat meningkat dengan
  • 17. menggunakan model pembelajaran eksperimen. Sedangkan cara pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1) sumber data yaitu personil penelitian adalah guru dan siswa; 2) jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui lembar observasi sedangkan data kuantitatif melalui tes hasil belajar; 3) dat mengenai kondidsi pelaksanaan model pembelajaran eksperimen di ambil dengan menggunakan lembar observasi; 4) data mengenai hasil belajar siswa diambil dengan menggunakan tes hasil belajar. 4. Refleksi Pada tahap ini, hasil tersebut akan dilihat apakah telah memenuhi target yang ditetapkan pada indikator kinerja. Jika belum, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus berikutnya. Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya telah diperbaiki pada siklus berikutnya. Sebagai indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah minimal 80% skenario pembelajaran telah tercapai dan minimal 70% siswa telah memperoleh nilai diatas 65 baru dikatakan tuntas. SIKLUS II Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran pada siklus I di kelas pada siswa kelas IV SDN 5 Maligano mata pelajaran IPA pada materi energi panas dan bunyi masih belum tercapai target yang telah ditetapkan dalam indikator kinerja, sehingga ditetapkan tindakan yang akan dipergunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada materi energi panas dan bunyi yaitu model pembelajaran eksperimen. Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas dijabarkan sebagai berkut : 1. Perencanaan Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi : a. Meninjau kembali skenario pembelajaran b. Pembuatan perangkat pembelajaran (RPP dan LKS) c. Membuat instrumen penelitian yamg meliputi alat evaluasi berupa tes disertai kunci jawaban dan observasi
  • 18. d. Menyiapkan bahan dan media pembelajaran yang diperlukan untuk membantu siswa agar lebih cepat memahami materi pembelajaran 2. Pelaksanaan tindakan Kegiatan yang dilasanakan dalam tahapan ini yaitu melaksanakan proses pembelajaran di kelas IV SDN 5 Maligano mata pelajar IPA pada materi energi panas dan bunyi dengan menerapkan model pembelajaran eksperimen, yang dilaksanakan dua kali pelaksanaan tindakan dalam satu siklus yaitu tindakan kelas I dan tindakan kelas II. Dalam pelaksanaan dibantu olah teman-teman sejawat yang bertugas mengamati proses pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang pada tahap perencanaan. Secara umum prosedur pelaksanaan tindakan dijabarkan sebagai berikut : a) mengajukan pertanyaan tentang materi sebelumnya sebagai kegiatan awal, b) membahas materi pelajaran dengan peragaan alat/media, c) memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan sendiri peragaan di depan kelas, d) menyimpulkan materi pelajaran, e) memberikan pekerjaan rumah. 3. Pengamatan/pengumpulan data/instrumen Kegiatanya adalah melaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan terhadap kegiatan guru dan siswa dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Proses observasi dilaksanakan sejak awal sampai akhir penelitian. Dan melakukan evaluasi dapa setiap akhir siklus. Evaluasi bertujuan untuk melihat apakah hasil belajar IPA siswa dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran eksperimen. Sedangkan cara pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1) sumber data yaitu personil penelitian adalah guru dan siswa; 2) jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui lembar observasi sedangkan data kuantitatif melalui tes hasil belajar; 3) dat mengenai kondidsi pelaksanaan model pembelajaran eksperimen di ambil dengan menggunakan lembar observasi; 4) data mengenai hasil belajar siswa diambil dengan menggunakan tes hasil belajar.
  • 19. 4. Refleksi Pada tahap ini, hasil tersebut akan dilihat apakah telah memenuhi target yang ditetapkan pada indikator kinerja. Jika belum, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus berikutnya. Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya telah diperbaiki pada silklus berikutnya. 5. Indikator keberhasilan Sebagai indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah minimal 80% skenario pembelajaran telah tercapai dan minimal 70% siswa telah memperoleh nilai diatas 65 baru dikatakan tuntas.
  • 20. BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Siklus I a. Perencanaan Untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran dalam penelitian tentang penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi energi panas dan bunyi di kelas IV SDN 5 Maligano Kabupaten Muna, maka kegiatan perencanaan yang dilakukan guru adalah sebagai berikut: 1) Membuat rencana perbaikan pembelajaran (RPP) dengan metode eksperimen 2) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa untuk melihat kondisi 3) Bagaimana kondisi pembelajaran dikelas ketika guru menerapkan metode eksperimen dalam mengajarkan materi energi panas dan bunyi; 4) Menyiapkan alat atau media yang akan digunakan dalam pembelajaran; 5) Mendesain, alat evaluasi siklus I untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I b. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan tindakan sesuai dengan langkah – langkah pembelajaran yang telah dipersiapkan dengan menggunakan metode eksperimen. Adapun langkah – langkah pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Di kegiatan pendahuluan, guru membuka pelajaran dengan mengadakan apersepsi (mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan energi panas dan bunyi);
  • 21. 2) Memotivasi siswa ( menyampaikan manfaat tentang energi panas dan bunyi yang ada dalam kehidupan sehari - hari); 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran; 4) Pada kegiatan inti, guru membagi siswa dalam 4 kelompok. Membagikan media pembelajaran pada setiap kelompok; 5) Setiap kelompok mengadakan percobaan tentang energi panas dan bunyi dengan menggunakan media yang telah dipersiapkan oleh guru; 6) Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk dikerjakan secara kelompok; 7) Guru membimbing setiap kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas dalam LKS; 8) Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk merangkum materi yang telah dipelajari serta memberikan tugas rumah. c. Observasi dan Evaluasi Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan pada akhir pembelajaran siklus I untuk mengetahui hasil belajar berupa kemampuan menyerap materi pembelajaran. 1) Observasi Aktifitas Guru Aktifitas guru dalam pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen diamati dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan aktivitas guru. Deskripsi perolehan aktivitas guru dalam pembelajaran dengan metode eksperimen disajikan dalam tabel 4.1. Tabel 4.1 Deskripsi Skor Aktivitas Guru dalam PembelajaranSiklus I Banyak Aspek yang Diamati Jumlah Skor Perolehan Jumlah Skor Maksimal Persentase 19 54 76 71,05 % Sumber Data : Diolah dari lembar observasi aktifitas guru siklus I.
  • 22. Berdasarkan data pada tabel 4.1 di atas, diperoleh bahwa hasil pengamatan terhadap aktivitas guru yang dilaksanakan oleh observer selama proses pembelajaran siklus I menunjukkan bahwa persentase aktivitas guru sebesar 71,05%. 2) Observasi Aktifitas siswa Aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I diamati dengan menggunaka instrumen pengamatan aktivitas siswa. Deskripsi perolehan per sentase aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I disajikan dalam tabel 4.2. Tabel 4.2 Deskripsi Skor Aktivitas Siswa dalam kelompok Pembelajaran Siklus I Banyak Aspek yang Diamati (6 aspek) I II III IV Skor perolehan 17 18 17 18 Skor maksimal 24 24 24 24 Persentase 70,83% 75% 70,83% 75% Persentase hasil Observasi silkus I 72,91% Sumber Data : Diolah dari Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, persentase aktivitas belajar siswa 72,91%. Hal ini disebabkan karena selama ini guru jarang melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen. 3) Hasil Belajar Siswa Siklus I Setelah pelaksanaan pembelajaran melalui metode eksperimen dalam mengajarkan IPA materi pokok energi panas dan bunyi dalam dua kali pertemuan, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi atau tes akhir tindakan siklus I berupa tes tertulis yang bertujuan untuk melihat sejauhmana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui metode eksperimen. Deskripsi perolehan nilai tes siklus I disajikan dalam lampiran 4.3.
  • 23. Tabel 4.3 Deskripsi Nilai Tes Siklus I Reantang Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentasi Kategori 0 – 64 5 35,72% Belum tuntas 65 -100 9 64,28% Tuntas Jumlah 14 100 Sumber data: Pengolahan data hasil Evaluasi Siklus I. Berdasarkan tabel 4.3 diatas, Nampak bahwa siswa yang berada pada rentang nilai 0 – 64 sebanyak 5 orang dari 14 siswa atau 35,72 % sedangkan siswa yang berada pada rentang nilai 65 -100 sebanyak 9 orang atau 64,28 % dengan nilai rata – rata hasil belajar siswa sebesar 62,14. d. Refleksi Pada tahap ini, peneliti bersama observer melakukan refleksi untuk mengetahui kelemahan – kelemahan yang terdapat pada pelaksanaan tindakan siklus I yang akan di perbaiki pada siklus II. Pada tindakan siklus I, metode eksperimen pada mata pelajaran IPA belum terlaksana secara maksimal. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan aktivitas guru, aktivitas siswa serta hasil evaluasi siklus I yang belum sesuai dengan indikator yang telah ditargetkan dalam penelitian. Hal –hal yang belum terlaksana secara maksimal antara lain: 1) Guru tidak menjelaskan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan secara keseluruhan. 2) Guru kurang memberikan dorongan kepada siswa untuk mengemukakan pengetahuan awal yang mereka miliki. 3) Guru kurang memotivasi siswa dalam melakukan percobaan yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. 4) Guru kurang mengemukakan pertanyaan kepada siswa yang berhubungan dengan materi pelajaran.
  • 24. 2. Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan Kegiatan pembelajaran siklus II sama dengan perencanaan pembelajaran siklus I. Hal – hal yang perlu dipersiapkan guru adalah : 1) Membuat rencana perbaikan Pembelajaran (RPP) dengan metode eksperimen; 2) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran dikelas ketika guru menerapkan metode eksperimen dalam mengajarkan materi energi panas dan bunyi; 3) Menyiapakan alat – alat atau media yang akan digunakan dalam pembelajaran; 4) Mendesain alat evaluasi siklus II untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus II. b. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap pelaksanaan tindakan sesuai dengan langkah – langkah pembelajaran yang telah dipersiapkan dengan menggunakan metode eksperimen. Adapun langkah – langkah pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Dikegiatan pendahuluan, guru membuka pelajaran dengan mengadakan apersepsi (mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi pembelajaran); 2) Memotivasi siswa (menyampaikan manfaat tentang materi pembelajaran kehidupan sehari - hari); 3) Menyampaikan tujuan pembelajaran; 4) Pada kegiatan inti guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, membagikan media pembelajaran pada setiap kelompok; 5) Setiap kelompok mengadakan percobaan / eksperimen tentang energi panas dan bunyi dengan menggunakan media pembelajaran yang dibagikan oleh guru; 6) Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok untuk dikerjakan secara kelompok;
  • 25. 7) Guru membimbing setiap kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas dalam LKS. 8) Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk merangkum materi yang telah dipelajari serta memberikan tugas rumah. c. Observasi dan Evaluasi Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran. Evaluasi dilakukan pada akhir pembelajaran pertemuan siklus II untuk mengetahui hasil belajar berupa kemampuan menyerap materi pembelajaran. 1) Observasi Aktivitas Guru Aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen diamati dengan menggunakan instrumen lembar pengamatan aktivitas guru siklus II. Deskripsi perolehan aktivitas guru dalam pembelajaran dengan metode eksperimen, disajikan dalam tabel 4.4 Tabel 4.4 Deskripsi Skor Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus II Banyak Aspek yang Diamati Jumlah Skor Perolehan Jumlah Skor Maksimal Persentase 19 69 76 90,78% Sumber Data : Diolah dari lembar observasi aktivitas guru siklus II Berdasarkan data pada tabel 4.4 diatas, diperoleh bahwa hasil pengamatan terhadap aktivitas guru yang dilaksanakan oleh observer selama proses pembelajaran siklus II menunjukkan bahwa persentase aktivitas guru sebesar 90,78%. 2) Observasi Aktivitas Siswa Aktivitas siswa selama pembelajaran siklus II diamati dengan menggunakan instrumen pengamatan aktivitas siswa. Deskripsi perolehan persentase aktivitas siswa selama pembelajaran siklus II disajikan dalam tabel 4.5.
  • 26. Tabel 4.5 Deskripsi Skor Aktivitas Siswa dalam Kelompok Pembelajaran Siklus II Banyaknya Aspek yang Diamati (6 Aspek) Kelompok I II III IV Skor perolehan 24 24 22 23 Skor maksimal 24 24 24 24 Persentase 100% 100% 91,66% 95,83% Persentase hasil Observasi siklus II 96,87% Sumber Data : Diolah dari Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II. Berdasarkan data pada tabel 4.5 diatas, Nampak bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran siklus II sebesar 96,87%. 3) Hasil Belajar Siswa Siklus I Evaluasi atau tes akhir tindakan siklus II berupa tes tertulis yang dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran pertemuan kedua siklus II. Kegiatan evaluasi ini dilaksanakan untuk melihat sejauhmana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui metode eksperimen. Hasil tes menunjukkan bahwa hasil belajar siswa tentang materi yang telah diajarkan mengalami peningkatan yang signifikan dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil evaluasi siklus II diperoleh bahwa siswa yang berada pada rentang nilai 0 – 69 sebanyak 1 orang dari 14 orang siswa atau sebesar 7,1 % sedangkan siswa yang berada pada rentang nilai 70 – 100 sebanyak 13 orang atau 92,9 % dengan nilai rata – rata sebesar 73,88. Deskripsi perolehan nilai tes siklus II disajikan dalam table 4.6.
  • 27. Tabel 4.6 Deskripsi Nilai Tes Siklus II Rentang Nilai Frekuensi Ketuntasan persentase Kategori 0 – 69 1 7,1 % Belum tuntas 70 -100 13 92,9 % Tuntas Jumlah 14 100 Sumber data : Pengolahan data hasil belajar siswa d. Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, terlihat bahwa kegiatan pembelajaran telah berlangsung efektif dan optimal. Pada siklus II, penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran menjadi lebih baik karena semua tahapan yang tertuang dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) diterapkan secara optimal. Perkembangan kemajuan aktivitas guru selama 2 B. Pembahasan Metode eksperimen dalam Pembelajaran IPA khususnya materi energi panas dan bunyi dan sifat – sifatnya merupakan bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentu dengan memperhatikan langkah – langkah yang sangat penting dalam demonstrasi tersebut. Dalam proses pembelajaran IPA menuntut guru untuk selalu melakukan demonstrasi atau mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa sesuai dengan urutannya, sehingga proses pembelajaran dapat menarik minat siswa untuk meningkatkan pengetahuan pada akhirnya dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Pada penelitian ini, metode eksperimen pada pembelajaran IPA, dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang dipelajari, khususnya pada materi energi panas dan bunyi dan sifat – sifatnya yang pelaksanaannya terdiri dari 2 siklus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanakan proses pembelajaran, obsever melakukan
  • 28. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada materi energi panas dan bunyi di kelas IV SD Negeri 5 Maligano dapat ditingkatkan melalui penerapan metode eksperimen. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian ketuntasan belajar siswa yaitu pada siklus I sebesar 64,28 % dan pada siklus II 92,9 % menunjukkan kenaikan yang artinya hasil belajar siswa telah tuntas berdasarkan KKM. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti menyarankan hal – hal sebagai berikut : 1. Diharapkan kepada guru agar dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa dengan menerapkan berbagai metode mengajar, salah satu metode mengajar yang dimaksud adalah metode eksperimen. 2. Diharapkan kepada peneliti berikutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam melaksanakan penelitian serupa atau lebih meningkatkan dan mengembangkan maksud dan tujuan peneliti.
  • 29. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas.2004. Kurikulum Berbasis Kompetansi Mata Pelajaran IPA kelas V sekolah dasar. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas.2006. Kurikulum Tingkat satuan pendidikan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam . Jakarta: Depdiknas. Hadiat,dkk.1996. Alam Sekitar. Jakarta: Bumi aksara (hal 6) Hadidat.1985.Keterampilan Proses IPA. Jakarta : Depdikbud. (hal 106) R.Oktava.1991. Meningkatkan Efektifitas Praktikum Sebagai Belajar Fisika.Desember(hal 138) Sumadji.1991.Peranan dan Tugas Eksperimen dalam menunjang Pendidikan Fisika (hal 81) Sumantri.Permana.1999.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan (hsl 11-12) Samatowa, Usman. 2006.Bagaimana Pembelajaran IPA di SD.Jakarta : Direktorat Dikti dan Direktor Ketenagaan. (hal 2) Soedarsono, 1997. Metodelogi Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT Bumi Aksara. (hal 3) Tamir, Van Den Breng. 1995.Praktikum Fisika: Meniru atau Belajar Tranformasi (hal 95,105, 477) Azhar Arsyat Hamalik. 2006. Media pembelajaran.Jakarta: PT Raja Gravindo Persada. Bundu Patta. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jandral Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Bundu Patta.1983 . IKIP Sikap Guru Terhadap Inkuiri dan Pelaksanaan Praktikum IPA pada SMP Negeri di Tanah Toraja. Laporan Penelitian Ujung Pandang.
  • 30. Carr,W. and Kemmis, S. 1986. Becoming Critical Education Knowledge and Action Reserch. Vicoria,Australia: Deaking Universty Press. Hamalik.1986. Media Pembelajaran.Jakarta: PT Raja Gravindo Persada. Kemmis,& taggart.1988. Theacion Research Planner. Deaking Universty Press. Lukman,dkk.1997. Pelajaran IPA Kelas VI. Jakarta : Erlangga. Lunetta,V. 1984. Science Teacher Diploma Programmer In Indonesia. Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) jakarta: Depdikbud Wardhani, Sri 1999/2000. Konstruktivisme Teori dan implikasinya dalam KBM Matematika.Paket Pembinaan Penataran. Depdiknas : Dirjen Dikdasmen