SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
1 | P a g e
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kebututuhan teknologi material belakangan ini mengarah kepada pengembangan material
ringan dan kuat, dengan mampu bentuk yang tinggi, dan komposisi kimia yang sederhana.
Hal in dipicu oleh meningkatnya harga bahan bakar dan keterbatasan persedian logam.
Keterbatasan persediaan logam memicu penghematan penggunaan logam, sehingga cara
pemaduan logam untuk meningkatkan kekuatannya pada saat ini menjadi kurang efektif.
Salah satu dari sekian banyak bahan non ferrous yang mempunyai banyak penggunaan
adalah aluminum. Aluminum sudah banyak dipergunakan dalam bidang industri dan
transportasi karena memiliki banyak sifat yang menguntungkan serta teknologi pengolahan
yang ekonomis, hal tersebut menyebabkan aluminum memiliki penggunaan yang semakin
luas. Penggunaan aluminum yang sering dijumpai di pasaran adalah dalam bentuk paduan.
Sebagai tambahan terhadap kekuatan mekaniknya, aluminum dapat dipadukan dengan Cu,
Mg, Si, Mn, Ni dan sebagainya, secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Hal ini dapat
memberikan sifat-sifat yang menguntungkan sebagai contoh diantaranya, yaitu :
meningkatkan kekerasan, benda bertambah ringan, ketahanan terhadap beban impak, tahan
aus, koefisien muai yang rendah dan sebagainya.
Kekuatan paduan aluminum yang berkisar antara 83-310 Mpa dapat ditingkatkan melalui
beberapa cara, yaitu : menambahkan unsur paduan, pengerjaan dingin dan heat treatment
sehingga dapat diperoleh paduan aluminum dengan kekuatan melebihi 700 Mpa (B.H.
Amstead : 1995). Di pasaran dapat diperoleh dengan mudah paduan aluminum dalam
berbagai bentuk, antara lain bentuk pelat dan lembaran. Hampir semua paduan aluminum
adalah mampu bentuk (wrought alloys) sehingga dapat ditempa, dibentuk sambil dirol,
diregang dan dicetak-tekan.
Pada proses industri aluminum hasil pengerjaan dingin memberikan dampak berkurangnya
deformasi plastis karena mengalami pengerasan regangan (strain hardening). Sehingga
pada pengerjaan berikutnya aluminum menjadi keras, kurang ulet sehingga memerlukan
lebih banyak daya untuk pembentukan selanjutnya dan besar kemungkinan terjadi retak.
Oleh karena itu, si klus pengerjaan dingin (cold working) dilanjutkan annealing
2 | P a g e
rekristalisasi banyak digunakan untuk membantu proses produksi. Dengan annealing
rekristalisasi maka pengerasan regangan dapat hilang seiring terbentuknya butir-butir baru
sekaligus menaikkan keliatan bahan (Van Vlack : 1992).
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis memilih material paduan
aluminium (Al -Fe) bentuk pelat hasil proses pembentukan yang banyak beredar di pasaran
dan dengan cara perlakuan panas annealing untuk 3 mengetahui sejauh mana pengaruh
sebelum dan sesudah mengalami annealing pada sifat fisis dan mekanisnya.
1.2 Tujuan
Mahasiswa manpu menganalisa hasil uji tarik beberapa jenis logam sebagia respon
mekanis terhadap deformasi dari luar dan manpu menganalisis karakteristik perpatahan yang
dihasilkan.
3 | P a g e
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Landasan Teori
Landasan teori Surdia (2009), aluminum ditemukan oleh Sir Humphrey Davy padaoleh
H. C.Oersted tahun 1825. Secara industri tahun 1886, Paul heroult dierancis dan C. M. Hall di
Amerika Serikat secara terpisah telahmemperoleh logam aluminum dari alumina dengan cara
elektrolisa dari garamnya yang terfusi. Sampai sekarang proses Heroult Hall masih dipakai untuk
mereduksi aluminum.Pemakaian aluminum semakin meluas akhir–akhir ini karena beberapa
faktor yang menguntungkan baik produsen maupun konsumen, antara lain karena ringan dan
kuat, konduktifitas yang baik, daya hantar listrik yang cukup tinggi, reflektor yang baik dan juga
dapat dilakukan hampir semua perlakuan permukaan, tidak bersifat magnetik, tidak memercik
dan tidak bersifat racun. Aluminum diproduksi dengan cara mereduksi aluminum klorida. Bahan
baku pengolahan aluminum adalah bauksit, yang terdiri dari :
 60 % Alumina / Aluminum Oksida ( Al2O3 ).
 34 % Oksida besi ( FeO3 )
 2,5 % Oksida Titan ( TiO2 )
 3,2 % Asam Keizel – Anhydriet ( SiO2 )
Bijih bauksit didapat dalam bentuk batu kecil dengan warna merah tua dan mengandung air
sampai 30 %. Pengolahan Al2O3 menjadi aluminum menggunakan oven elektrolis yaitu proses
dimana tanah aluminum bersama soda dicairkan dibawah tekanan pada suhu 160 °C dan terjadi
persenyawaan aluminum dan sodanya ditarik sehingga berubah menjadi oksida aluminum yang
masih mempunyai titik cair tinggi (2200 °C), titik cair turun menjadi sebesar 1000 °C jika
dicampur kriolit, proses cair oksida aluminum yang terjadi dalam sebuah dapur listrik yang
terdiri atas sebuah bak baja plat, di bagian dalam dilapisi dengan arangmurni, dan diatasnya
terdapat batang - batang arang yang dicelupkan kedalam campuran tersebut.Arus listrik yang
mengalir akan mengangkat kriolit menjadi cairoleh panas yang terjadi karena arus listrik yang
mengangkat dalam cairan kriolit tersebut adalah sebagai bahan pelarut untuk oksida aluminum.
Al didapat dalam keadaan cair dengan elektrolisa, umumnya mencapai kemurnian 99,85 % berat.
Dengan dielektrolisa kembali dapat dicapai kemurnian 99,99 %.Aluminum mempunyai sifat fisik
hantaran listrik yang tinggi sepertiterlihat pada tabel 2.1. Hantaran listrik aluminum kira–kira 65
% dari hantaran listrik tembaga, tetapi massa jenisnya kira – kira sepertiganya sehingga
memungkinkan untuk memperluas penampangnya. Oleh karena itu aluminum dapat digunakan
4 | P a g e
untuk kabel tenaga. Ketahanan korosi berubah menurut kemurniannya, pada umumnya untuk
kemurnian 99,0 % atau di atasnya dapat dipergunakan di udara dan tahan dalam waktu bertahun–
tahun.
2.2 sifat fisik dan mekanik pada aluminium
2.1 Sifat fisik aluminium
Aluminum mempunyai sifat fisik hantaran listrik yang tinggi sepertiterlihat pada tabel
2.1. Hantaran listrik aluminum kira–kira 65 % darihantaran listrik tembaga, tetapi massa jenisnya
kira – kira sepertiganyasehingga memungkinkan untuk memperluas penampangnya. Oleh
karenaitu aluminum dapat digunakan untuk kabel tenaga. Ketahanan korosiberubah menurut
kemurniannya, pada umumnya untuk kemurnian 99,0 %atau di atasnya dapat dipergunakan di
udara dan tahan dalam waktubertahun–tahun.
Tabel 2.1 sifat-sifat fisik aluminium
Nama, Simbol, dan Nomor Aluminium, Al, 13
Sifat Fisik
Wujud Padat
Massa jenis 2,70 gram/cm3
Massa jenis pada wujud cair 2,375 gram/cm3
Titik lebur 933,47 K, 660,32 o
C, 1220,58 oF
Titik didih 2792 K, 2519 o
C, 4566 o
F
Kalor jenis (25 o
C) 24,2 J/mol K
Resistansi listrik (20 o
C) 28.2 nΩ m
Konduktivitas termal (300 K) 237 W/m K
Pemuaian termal (25 o
C) 23.1 µm/m K
Modulus Young 70 Gpa
Modulus geser 26 Gpa
Poisson ratio 0,35
Kekerasan skala Mohs 2,75
5 | P a g e
Kekerasan skala Vickers 167 Mpa
Kekerasan skala Brinnel 245 Mpa
2.2Sifat mekanik aluminium
Untuk sifat mekanik sendiri seperti terlihat pada tabel 2.2 tergantung dari seberapa besar
kemurnian aluminum itu sendiri, karenauntuk mendapatkan aluminum dengan kekuatan mekanik
yang baik, dapat menambahkan unsur logam lain sebagai paduannya, antara lain : Cu, Mg,Zn, Si,
Mn, Ni dan sebagainya baik secara satu persatu maupunersama–sama. Berikut adalah tabel sifat
– sifat mekanis dan fisisaluminum.
Table 2.2 sifat mekanik aluminium
Sifat Mekanik Aluminium
Sifat teknik bahan aluminium murni dan aluminium paduan dipengaruhi oleh
konsentrasi bahan dan perlakuan yang diberikan terhadap bahan tersebut.
Aluminium terkenal sebagai bahan yang tahan terhadap korosi. Hal ini disebabkan oleh
fenomena pasivasi, yaitu proses pembentukan lapisan aluminium oksida di permukaan logam
aluminium segera setelah logam terpapar oleh udara bebas. Lapisan aluminium oksida ini
mencegah terjadinya oksidasi lebih jauh. Namun, pasivasi dapat terjadi lebih lambat jika
dipadukan dengan logam yang bersifat lebih katodik, karena dapat mencegah oksidasi
aluminium.
6 | P a g e
2.3 Paduan Aluminum
Paduan aluminum diklasifikasikan dalam berbagai standar olehberbagai negara di dunia.
Saat ini klasifikasi yang sangat terkenal dansempurna adalah standar Aluminum Association di
Amerika (AA) yangdidasarkan atas standar terdahulu dari Alcoa (Aluminum Company
ofAmerica) antara lain sebagai berikut:
1. Al – Cu dan Al – Cu – Mg
Dalam diagram fasa Al-Cu yang ditunjukkan pada gambar 2.1perlakuan panas dan
pengerasan paduan alumunium dapat dilakukandi sistem antara Al dan CuAl2, larutan padat alfa
di daerah sisi Al padatemperatur tinggi merupakan larutan padat dari berbagai komponenkedua,
yang kelarutannya menurun kalau temperatur diturunkan. Bagipaduan yang mempunyai diagram
fasa seperti itu kalau paduan padakomposisi tertentu misalnya 4 % Cu-Al, didinginkan dari
larutan padatyang homogen sampai pada temperatur memotong kurva kelarutan unsur kedua
dimana konsentrasinya mencapai jenuh. Selanjutnyadengan pendinginan yang lebih jauh pada
keadaan mendekatikeseimbangan, fasa kedua akan terpresipitasikan. Konsentrasi darilarutan
dapat berubah tergantung pada kurva kelarutan, dan padatemperatur biasa merupakan suatu
campuran antara larutan padat yang jenuh dan fasa kedua. Presipitasi tersebut memerlukan
keadaantransisi dari atom yaitu difusi, yang memerlukan pula waktu yangcukup.Kalau material
didinginkan dengan cepat dari larutan padatyang homogen pada temperatur tinggi, yaitu dengan
pencelupandingin, keadaan pada temperatur tinggi itu dapat dibawa ketemperatur yang
biasa.Operasi ini dinamakan perlakuan pelarutan.
7 | P a g e
Gambar 2.1 Diagram fasa Al - Cu
Sebagai paduan coran dipergunakan paduan yang mengandung 4 – 5 % Cu. Ternyata dari
fasanya paduan ini mempunyai daerah pembekuan yang luas, penyusutan yang besar,resiko besar
pada kegetasan panas dan mudah terjadi retakan pada coran. Adanya Si sangat berguna untuk
mengurangi keadaan itu dan penambahan Ti sangat efektif untuk memperhalus butir.
Sebagai paduan Al – Cu – Mg paduan yang mengandung 4 % Cu dan 0,5 % Mg dapat mengeras
dengan baik dalam beberapa hari oleh penuaan pada temperatur biasa setelah pelarutan, paduan
ini ditemukan oleh A. Wilm dalam usaha mengembangkan paduan Al yang kuat yang dinamakan
duralumin. Paduan yang mengandung Cu mempunyai ketahanan korosi yang rendah, jadi apabila
ketahanan korosi yang khusus diperlukan permukaannya dilapisi dengan Al murni atau paduan
Al yang tahan korosi yang disebut plat alklad. Aplikasi paduan ini adalah pada bahan pesawat
terbang.
2. Paduan Al – Mn
Mn adalah unsur yang memperkuat Al tanpa mengurangiketahanan korosi dan dipakai
untuk membuat paduan yang tahankorosi. Contoh paduan ini adalah Al – 1,2% Mn, Al – 1,2%
Mn – 1,0%Mg. Dalam diagram fasa Al – Mn yang terdapat pada gambar 2.2 yangada dalam
keseimbangan dengan larutan padat Al adalah Al6Mn.
8 | P a g e
Gambar 2.2 diagram fasa Al-Mn
3. Paduan Al–Si
Dalam diagram fasa dari sistem paduan Al – Si terlihat padagambar 2.3 ini adalah tipe
eutektik yang sederhana yang mempunyai titik eutektik pada 577 0C, 11,7 % Si, larutan padat
terjadi pada sisi Al,karena batas kelarutan padat sangat kecil maka pengerasan penuaansukar
diharapkan. Kalau paduan ini didinginkan pada cetakan logam,setelah cairan logam diberi
natrium flourida kira – kira 0,05 - 1,1 %,tampaknya temperatur eutektik meningkat kira – kira 15
0C, dankomposisi eutektik bergeser ke daerah kaya Si kira – kira pada 14 %.Hal ini biasa terjadi
pada paduan hipereuektik seperti 11,7 – 14 % Si,Si mengkristal sebagai kristal primer, tetapi
karena perlakuan yangdisebut di atas Al mengkristal sebagai kristal primer dan
struktureutektiknya menjadi sangat halus. Ini dinamakan struktur yangdimodifikasi. Sifat – sifat
mekaniknya sangat diperbaiki, fenomena iniditemukan oleh A. Pacs tahun 1921 dan paduan yang
telah diadakanperlakuan tersebut dinamakan silium.
Gambar 2.3. Diagram fasa Al – Si
9 | P a g e
Paduan Al–Si sangat baik kecairannya, yang mempunyai permukaan bagus sekali, tanpa
kegetasan panas dan sangat baik untuk paduan coran. Sebagai tambahan ia mempunyai
ketahanan korosi yang tinggi, sangat ringan, koefesien pemuaian yang kecil dan sebagai
penghantar yang baik untuk listrik dan panas. Karena mempunyai kelebihan tersebut, paduan ini
sangat banyak dipakai.Paduan Al–12 % Si sangat banyak dipakai untuk cor cetak.Tetapi dalam
hal ini modifikasi tidak perlu dilakukan.Sifat – sifat silumin sangat diperbaiki oleh perlakuan
panas dan sedikit diperbaikioleh unsur paduan.Paduan Al – Si juga banyak dipakai sebagai
elektroda untuk pengelasan yaitu terutama yang mengandung 5 % Si.
4. Paduan Al – Mg
Dalam paduan biner Al – Mg satu fasa yang ada dalamkeseimbangan dengan larutan
padat Al adalah larutan padat yangmerupakan senyawa antar logam yaitu Al3Mg2.Sel
satuannyamerupakan hexagonal susunan rapat tetapi juga ada sel satuannyamerupakan kubus
berpusat muka rumit.Dapat dilihat pada gambar2.4.diagram Al-Mg untuk titik eutektiknya
adalah 450 oC, 35 % Mg
dan batas kelarutan padatnya pada temperatur eutektik adalah 17,4 %Mg, yang menurun pada
temperatur biasa kira – kira 1,9 % Mg, jadikemampuan penuaan dapat diharapkan. Secara praktis
penambahanMg tidaklah banyak, pengerasan penuaan yang berarti tidakdiharapkan. Senyawa
beta mempunyai massa jenis yang rendah danmudah teroksidasi, oleh karena itu biasanya
ditambahkan sedikit fluxdari Be, sebagai contoh 0,004 %.
10 | P a g e
5. Paduan Al–Si–Mg
Pada paduan ini kalau sedikit Mg ditambahkan kepada Alpengerasan sangat jarang
terjadi, tetapi apabila secara simultan mengandung Si, maka dapat dikeraskan dengan penuaan
perlakuan panas setelah perlakuan pelarutan. Pada gambar 2.5 menunjukkan diagram fasa
paduan Al-Mg2Si yang berasal dari kelarutan yang menurun dari Mg2Si terhadap larutan padat
Al dari temperatur tinggi ke temperatur yang lebih rendah.
Gambar 2.5. Diagram fasa biner semu dari paduan Al–Mg2Si
Paduan dalam sistem ini mempunyai kekuatan kurang sebagai bahan tempaan dibandingkan
dengan paduan–paduan lainnya, tetapisangat liat, sangat baik mampu bentuknya untuk
penempaan, ekstrusi dan sebagainya dan sangat baik untuk mampu bentuk yang tinggipada
temperatur biasa. Mempunyai mampu bentuk yang baik padaekstrusi dan tahan korosi.Karena
paduan dalam sistem ini mempunyai kekuatan yang cukup baik tanpa mengurangi hantaran
listrik, maka banyak digunakan untuk kabel tenaga.Dalam hal ini pencampuran Cu, Fe dan Mn
perlu dihindari karena unsur – unsur itu menyebabkan ketahanan listrik menjadi tinggi.
11 | P a g e
6. Paduan Al–Mg–Zn
Dalam digram fasa paduan ini yang terdapat pada gambar 2.6tersebut, aluminum
menyebabkan keseimbangan biner semu dengansenyawa antar logam MgZn2, dan kelarutannya
menurun apabilatemperatur turun.
Gambar 2.6. Diagram fasa biner semu dari paduan Al-MgZn2
Paduan ini dapat dibuat keras sekali dengan penuaan setelah perlakuan pelarutan. Tetapi sudah
sejak lama tidak dipakai karena mempunyai sifat getas terhadap retak korosi tegangan.
12 | P a g e
BAB III
Pembahasan
3.1Paduan Aluminium 2024 T3(paduan Al-Cu)
Paduan Seri 2XXX. Unsur pemadu utama adalah copper (Cu), tetapi magnesium, silikon
dan mangan juga ditambahkan pada paduan ini. Salah satu paduan yang penting pada kelompok
ini adalah Al 2024. Paduan 2024 diperkuat dengan solid solution and precipitation strengthening,
Paduan 2024-T3 memiliki kekuatan tarik sekitar 400 MPa, sedangkan pada kondisi T6 sekitar
440 MPa. Paduan ini banyak dipakai pada struktur pesawat terbang terutama untuk skin dan
rivet. Sedangkan paduan dengan kadar Cu dinaikkan menjadi 4,5% dan Mg menjadi 1,5%
sering dinamakan paduan 2024 yang nama lama disebut duralumin super. Paduan aluminium
2024 yang ada berasal dari proses pengerjaan yang dilakukan dengan mengkondisikan T3
sehingga menjadi paduan Al 2024-T3. dalam hal ini material dipanaskan antara 900-10500F
tergantung dari paduannya dan kekuatan paduannya tergantung pada pemanasan, quenching dan
arifticial aging.Al-Cu dan Al-Cu-Mg Mempunyai kandungan 4% Cu dan 0,5% Mg untuk
menambah kekuatan paduan mampu mesin yang baik serta dipakai pada bahan pesawat terbang.
Memiliki sifat-sifat:
1. Mampu menahan kekuatan tarik yang tinggi.
2. Memiliki fracture toughness yang baik.
3. Memiliki perambatan retak yang lambat.
4. Fatigue life baik.
5. Aplikasi untuk struktur pesawat.
6. manpu las yang kurang
13 | P a g e
Gambar specimen paduan aluminium tipe 2024 T3 sebelum ditarik
Gambar specimen paduan tipe 2024 T3 sesudah ditarik
3.1.1uji tarik pada aluminium 2024 T3
Width (mm) Thickness
(mm)
Laod at Max
Load (kgf)
Stress at Max
Load
(kgf/mm2)
Stress at
offset Yieldi
(kgf/mm2)
% strain at
Auto Break
(%)
12.660 1.540 834.897 43.285 26.993 18.891
14 | P a g e
3.1.2 Diagram aluminium paduan 2024 T3
3.1.3 Struktur mikro Aluminium paduan 2024 T3
2024 T3 ETSA H3PO4 10%
15 | P a g e
Yang warna hitam = presipitat, yang berwarna putih = Alfa
3.1.4 Aplikasi Aluminiun 2024 T3
 Pada sayap pesawat terbang
 Skin pesawat terbang
 Roda gigi
3.1.5 kekerasan Aluminium paduan 2024 T3
 HRB = 64
 HB = 110
Alat yang digunakan yaitu Nikkon Elviso
3.2 Paduan Aluminium tipe 7075 T62 (paduan AL-Zn)
Paduan Seri 7XXX. Unsur pemandu utama paduan ini adalah Zn, disamping itu juga
ditambahkan unsur lain seperti Mg, Cu, Mn dan Cr, dimana akan terbentuk senyawa metalik
MgZn2yang merupakan presipitat dasar yang memperkuat paduan ini. Paduan 7075 merupakan
salah satu paduan yang penting dari kelompok ini dimana kekuatan tariknya dapat mencapai 500
MPa.Paduan ini banyak digunakan pada struktur pesawat terbang.
Pada pesawat terbang, front spar dibuat dari paduan aluminium type 7075, pada paduan ini
memiliki ketahanan korosi disetai ketahanan terhadap bebantekan yang baik.
Gambar specimen paduan aluminium tipe 7075 T62 sebelum ditarik
Gambar specimen paduan aluminium tipe 7075 T62 sesudah ditarik
16 | P a g e
3.2.1. Data uji tarik aluminium paduan tipr 7075 T6/ seri 7XXX
Width (mm) Thickness
(mm)
Load at Max
Load (kgf)
Stress at Max
Load
(kgf/mm2)
Stress at
offset Yield
(kgf/mm2)
% Stain at
Auto Break
(%)
12.440 1.540 1154.677 60.272 53.456 11.947
3.2.2 Diagram aluminium paduan tipe 7075 T62/seri 7XXX
17 | P a g e
3.2.3 Struktur miko paduan aluminium tipe 7075 T62
7075 T6 ETSA KELLER
3.2.4 Aplikasi paduan aluminium tipe 7075 T62
 Rangka pesawat
 Font spar
3.2.5 Data kekerasan dari paduan aluminium tipe 7075 T62
 HRB 91
 HB 190
3.3 Paduan aluminiu 6061T4
Paduan Seri 6XXX.Unsur pemadu utama adalah magnesium dan silikon yang
membentuk senyawa intermetalik Mg2Si, yang dalam bentuk presipitat memperkuat paduan
ini.Paduan 6061 merupakan salah satu kelompok yang banyak dipakai, pada kondisi T6 paduan
ini mempunyai kekuatan tarik sekitar 290 MPa.Paduan ini banyak dipakai untuk stuktur-stuktur
umum.
18 | P a g e
Paduan Aluminium-Magnesium-Silikon termasuk dalam jenis yang dapat diperlakupanaskan dan
mempunyai sifat mampu potong, mampu las dan tahan korosi yang cukup (Wiryosumarto,
2000). Jika Magnesium dan Silikon dipadukan bersama Aluminium, maka akan terbentuk
Magnesium Silikat (Mg2Si), kebanyakan paduan Aluminium mengandung Si, sehingga
penambahan Magnesium diperlukan untuk memperoleh efek pengerasan dari Mg2Si. Tetapi sifat
paduan ini akan menjadi getas, sehingga untuk mengurangi hal tersebut, penambahan dibatasi
antara 0,03% - 0,1% (Heine, 1995:320).
Sifat aluminium paduan Al-Mg-Si
Gambar specimen paduan aluminium 6061 T4 sebelum ditarik
Gambar specimen paduan aluminium 6061 T4 sesudah ditarik
19 | P a g e
3.3.1 data uji tarik paduan aluminium tipe 6061 T4
Width (mm) Thickness
(mm)
Load at Max
Load (kgf)
Stress at Max
load(kgf/mm2
Stress at
offset
yield(kgf/mm2
% strain at
Auto break
(%)
12.500 1.500 537.776 28.681 15.076 22.085
3.3.2 Diagram paduan aluminium tipe 6061 T4
20 | P a g e
3.3.3 Struktur Mikro paduan aluminium tipe 6061 T4
6061 T62 ETSA HF2%
3.3.4 Aplikasi paduan aluminium tipe 6061 T4
 Cubing hidrolik
 Skin bawah pesawat terbang
3.3.5 Data kekerasan dari paduan aluminium tipe 6061 T4
 HRE 75
 HB 83
21 | P a g e
Alat digunakan pada proses uji tarik aluminium sebagai berikut
22 | P a g e
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan hasil dari data yang diperoleh maka disimpulkan bahwa
1. Kekerasan yang diperoleh dari ketiga spesime adalah sebagai berikut
 Tipe 7075 T62 kekerasanya
 HRB 91
 HB 190
 Tipe 2024 T3 kekerasanya
 HRB = 64
 HB = 110
 Tipe 6067 T4 kekerasanya
 HRE 75
 HB 83

More Related Content

What's hot (20)

Makalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besiMakalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besi
 
Baja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyaBaja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinya
 
Lesson 4.8
Lesson 4.8Lesson 4.8
Lesson 4.8
 
Baja ppt kelompok 6 hilman
Baja ppt kelompok 6 hilmanBaja ppt kelompok 6 hilman
Baja ppt kelompok 6 hilman
 
Logam
LogamLogam
Logam
 
Carbon steel
Carbon steelCarbon steel
Carbon steel
 
Presentation pbt
Presentation pbtPresentation pbt
Presentation pbt
 
Besi & baja
Besi & bajaBesi & baja
Besi & baja
 
Presentasi Baja/Steel "Civil Engineering"
Presentasi Baja/Steel "Civil Engineering"Presentasi Baja/Steel "Civil Engineering"
Presentasi Baja/Steel "Civil Engineering"
 
Kbb_UII_Arsi 14_ a_ baja_kiki cs_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a_ baja_kiki cs_okkyKbb_UII_Arsi 14_ a_ baja_kiki cs_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a_ baja_kiki cs_okky
 
pengaruh preheat
pengaruh preheatpengaruh preheat
pengaruh preheat
 
Konstruksi Bahan Bangunan-Baja
Konstruksi Bahan Bangunan-BajaKonstruksi Bahan Bangunan-Baja
Konstruksi Bahan Bangunan-Baja
 
Paduan logam chromium D4 Mesin ITS
Paduan logam chromium D4 Mesin ITSPaduan logam chromium D4 Mesin ITS
Paduan logam chromium D4 Mesin ITS
 
Teknologi baja kelompok 3
Teknologi baja kelompok 3Teknologi baja kelompok 3
Teknologi baja kelompok 3
 
Alumunium
Alumunium Alumunium
Alumunium
 
Logam non ferro
Logam non ferroLogam non ferro
Logam non ferro
 
1bahasa
1bahasa1bahasa
1bahasa
 
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr
97884 id-perancangan-dan-pembuatan-tungku-heat-tr
 
File4433938146f4f
File4433938146f4fFile4433938146f4f
File4433938146f4f
 
Ladle furnace
Ladle furnaceLadle furnace
Ladle furnace
 

Viewers also liked

Pengujian impak dan fenomena
Pengujian impak dan fenomenaPengujian impak dan fenomena
Pengujian impak dan fenomenaaambrey
 
Lampiran gaambar kerja
Lampiran gaambar kerjaLampiran gaambar kerja
Lampiran gaambar kerjaXi Imam
 
10 karakteristik sifat mekanik komposit serat bambu resin polyester tak jenuh...
10 karakteristik sifat mekanik komposit serat bambu resin polyester tak jenuh...10 karakteristik sifat mekanik komposit serat bambu resin polyester tak jenuh...
10 karakteristik sifat mekanik komposit serat bambu resin polyester tak jenuh...Mirmanto
 
Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]
Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]
Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]Dionisius Kristanto
 
Laporan awal uji impak kalih
Laporan awal uji impak kalihLaporan awal uji impak kalih
Laporan awal uji impak kalihKalih Rizki
 
modul pelatihan geosintetik
modul pelatihan geosintetikmodul pelatihan geosintetik
modul pelatihan geosintetikWSKT
 
Diktat pengujian material
Diktat pengujian materialDiktat pengujian material
Diktat pengujian materialOmpu Kurniawan
 

Viewers also liked (15)

Pengujian impak dan fenomena
Pengujian impak dan fenomenaPengujian impak dan fenomena
Pengujian impak dan fenomena
 
Rumus hardness test
Rumus hardness testRumus hardness test
Rumus hardness test
 
Lampiran gaambar kerja
Lampiran gaambar kerjaLampiran gaambar kerja
Lampiran gaambar kerja
 
Uji vickers
Uji vickersUji vickers
Uji vickers
 
10 karakteristik sifat mekanik komposit serat bambu resin polyester tak jenuh...
10 karakteristik sifat mekanik komposit serat bambu resin polyester tak jenuh...10 karakteristik sifat mekanik komposit serat bambu resin polyester tak jenuh...
10 karakteristik sifat mekanik komposit serat bambu resin polyester tak jenuh...
 
Modul 4_Uji Kekerasan
Modul 4_Uji KekerasanModul 4_Uji Kekerasan
Modul 4_Uji Kekerasan
 
Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]
Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]
Lapres Rekban P2 [Percobaan Bahan Keramik]
 
Laporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasanLaporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasan
 
Laporan Uji Bahan
Laporan Uji BahanLaporan Uji Bahan
Laporan Uji Bahan
 
Laporan Pengujian Bahan 2013/2014
Laporan Pengujian Bahan 2013/2014Laporan Pengujian Bahan 2013/2014
Laporan Pengujian Bahan 2013/2014
 
Laporan awal uji impak kalih
Laporan awal uji impak kalihLaporan awal uji impak kalih
Laporan awal uji impak kalih
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
modul pelatihan geosintetik
modul pelatihan geosintetikmodul pelatihan geosintetik
modul pelatihan geosintetik
 
Makalah Pengujian Tarik Tekan
Makalah Pengujian Tarik TekanMakalah Pengujian Tarik Tekan
Makalah Pengujian Tarik Tekan
 
Diktat pengujian material
Diktat pengujian materialDiktat pengujian material
Diktat pengujian material
 

Similar to Dokumen.tips makalah uji-tarik-al-2024-t3

PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUMPROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUMLinda Rosita
 
Pengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnancePengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnanceJohan Johan
 
02. naskahpublikaasi
02. naskahpublikaasi02. naskahpublikaasi
02. naskahpublikaasiAlfina Haqoh
 
Kimia golongan IIa alkali tanah
Kimia golongan IIa alkali tanahKimia golongan IIa alkali tanah
Kimia golongan IIa alkali tanahLutfiiatu Ulfah
 
Makalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besiMakalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besiWarnet Raha
 
BAB 1.5 PENGEKSTRAKAN LOGAM.pptx
BAB 1.5 PENGEKSTRAKAN LOGAM.pptxBAB 1.5 PENGEKSTRAKAN LOGAM.pptx
BAB 1.5 PENGEKSTRAKAN LOGAM.pptxEAMEELINGMoe
 
Pemurnian aluminium
Pemurnian aluminium Pemurnian aluminium
Pemurnian aluminium dandybunayya
 
BAB_3_KIMIA_UNSUR.ppt
BAB_3_KIMIA_UNSUR.pptBAB_3_KIMIA_UNSUR.ppt
BAB_3_KIMIA_UNSUR.pptRENIMARZELA1
 
Pelapisan Alumunium Pada Logam Timbal!!!
Pelapisan Alumunium Pada Logam Timbal!!!Pelapisan Alumunium Pada Logam Timbal!!!
Pelapisan Alumunium Pada Logam Timbal!!!guest04f1d3
 
Aluminium kelompok 7 fi tree a violet
Aluminium kelompok  7 fi tree a violetAluminium kelompok  7 fi tree a violet
Aluminium kelompok 7 fi tree a violetFi Tree A Violet
 
Elektroplating indra baru
Elektroplating indra baruElektroplating indra baru
Elektroplating indra baruElsya Sari
 
Engineering Materials.pptx
Engineering Materials.pptxEngineering Materials.pptx
Engineering Materials.pptxsiekhai1
 

Similar to Dokumen.tips makalah uji-tarik-al-2024-t3 (20)

Presentasi aluminum
Presentasi aluminumPresentasi aluminum
Presentasi aluminum
 
jurnal aluminium
jurnal aluminiumjurnal aluminium
jurnal aluminium
 
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUMPROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
 
Pengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnancePengertian electric arc furnance
Pengertian electric arc furnance
 
02. naskahpublikaasi
02. naskahpublikaasi02. naskahpublikaasi
02. naskahpublikaasi
 
Kimia golongan IIa alkali tanah
Kimia golongan IIa alkali tanahKimia golongan IIa alkali tanah
Kimia golongan IIa alkali tanah
 
Proses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanasProses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanas
 
Makalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besiMakalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besi
 
BAB 1.5 PENGEKSTRAKAN LOGAM.pptx
BAB 1.5 PENGEKSTRAKAN LOGAM.pptxBAB 1.5 PENGEKSTRAKAN LOGAM.pptx
BAB 1.5 PENGEKSTRAKAN LOGAM.pptx
 
Pemurnian aluminium
Pemurnian aluminium Pemurnian aluminium
Pemurnian aluminium
 
BAB_3_KIMIA_UNSUR.ppt
BAB_3_KIMIA_UNSUR.pptBAB_3_KIMIA_UNSUR.ppt
BAB_3_KIMIA_UNSUR.ppt
 
Pelapisan Alumunium Pada Logam Timbal!!!
Pelapisan Alumunium Pada Logam Timbal!!!Pelapisan Alumunium Pada Logam Timbal!!!
Pelapisan Alumunium Pada Logam Timbal!!!
 
Aluminium kelompok 7 fi tree a violet
Aluminium kelompok  7 fi tree a violetAluminium kelompok  7 fi tree a violet
Aluminium kelompok 7 fi tree a violet
 
Elektroplating indra baru
Elektroplating indra baruElektroplating indra baru
Elektroplating indra baru
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Baja masih belajar
Baja masih belajarBaja masih belajar
Baja masih belajar
 
Ppt seminar
Ppt seminarPpt seminar
Ppt seminar
 
Engineering Materials.pptx
Engineering Materials.pptxEngineering Materials.pptx
Engineering Materials.pptx
 

Recently uploaded

BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptDellaEkaPutri2
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptxilanarespatinovitari1
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierbudi194705
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxyoodika046
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...rororasiputra
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptxVinaAmelia23
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxArisatrianingsih
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompeteIwanBasinu1
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptarifyudianto3
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfIftitahKartika
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdffitriAnnisa54
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Parthusien3
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf114210034
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxarifyudianto3
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptxEnginerMine
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxFahrizalTriPrasetyo
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxAndimarini2
 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASMuhammadFiqi8
 

Recently uploaded (20)

BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
 

Dokumen.tips makalah uji-tarik-al-2024-t3

  • 1. 1 | P a g e BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kebututuhan teknologi material belakangan ini mengarah kepada pengembangan material ringan dan kuat, dengan mampu bentuk yang tinggi, dan komposisi kimia yang sederhana. Hal in dipicu oleh meningkatnya harga bahan bakar dan keterbatasan persedian logam. Keterbatasan persediaan logam memicu penghematan penggunaan logam, sehingga cara pemaduan logam untuk meningkatkan kekuatannya pada saat ini menjadi kurang efektif. Salah satu dari sekian banyak bahan non ferrous yang mempunyai banyak penggunaan adalah aluminum. Aluminum sudah banyak dipergunakan dalam bidang industri dan transportasi karena memiliki banyak sifat yang menguntungkan serta teknologi pengolahan yang ekonomis, hal tersebut menyebabkan aluminum memiliki penggunaan yang semakin luas. Penggunaan aluminum yang sering dijumpai di pasaran adalah dalam bentuk paduan. Sebagai tambahan terhadap kekuatan mekaniknya, aluminum dapat dipadukan dengan Cu, Mg, Si, Mn, Ni dan sebagainya, secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Hal ini dapat memberikan sifat-sifat yang menguntungkan sebagai contoh diantaranya, yaitu : meningkatkan kekerasan, benda bertambah ringan, ketahanan terhadap beban impak, tahan aus, koefisien muai yang rendah dan sebagainya. Kekuatan paduan aluminum yang berkisar antara 83-310 Mpa dapat ditingkatkan melalui beberapa cara, yaitu : menambahkan unsur paduan, pengerjaan dingin dan heat treatment sehingga dapat diperoleh paduan aluminum dengan kekuatan melebihi 700 Mpa (B.H. Amstead : 1995). Di pasaran dapat diperoleh dengan mudah paduan aluminum dalam berbagai bentuk, antara lain bentuk pelat dan lembaran. Hampir semua paduan aluminum adalah mampu bentuk (wrought alloys) sehingga dapat ditempa, dibentuk sambil dirol, diregang dan dicetak-tekan. Pada proses industri aluminum hasil pengerjaan dingin memberikan dampak berkurangnya deformasi plastis karena mengalami pengerasan regangan (strain hardening). Sehingga pada pengerjaan berikutnya aluminum menjadi keras, kurang ulet sehingga memerlukan lebih banyak daya untuk pembentukan selanjutnya dan besar kemungkinan terjadi retak. Oleh karena itu, si klus pengerjaan dingin (cold working) dilanjutkan annealing
  • 2. 2 | P a g e rekristalisasi banyak digunakan untuk membantu proses produksi. Dengan annealing rekristalisasi maka pengerasan regangan dapat hilang seiring terbentuknya butir-butir baru sekaligus menaikkan keliatan bahan (Van Vlack : 1992). Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis memilih material paduan aluminium (Al -Fe) bentuk pelat hasil proses pembentukan yang banyak beredar di pasaran dan dengan cara perlakuan panas annealing untuk 3 mengetahui sejauh mana pengaruh sebelum dan sesudah mengalami annealing pada sifat fisis dan mekanisnya. 1.2 Tujuan Mahasiswa manpu menganalisa hasil uji tarik beberapa jenis logam sebagia respon mekanis terhadap deformasi dari luar dan manpu menganalisis karakteristik perpatahan yang dihasilkan.
  • 3. 3 | P a g e BAB II TEORI DASAR 2.1 Landasan Teori Landasan teori Surdia (2009), aluminum ditemukan oleh Sir Humphrey Davy padaoleh H. C.Oersted tahun 1825. Secara industri tahun 1886, Paul heroult dierancis dan C. M. Hall di Amerika Serikat secara terpisah telahmemperoleh logam aluminum dari alumina dengan cara elektrolisa dari garamnya yang terfusi. Sampai sekarang proses Heroult Hall masih dipakai untuk mereduksi aluminum.Pemakaian aluminum semakin meluas akhir–akhir ini karena beberapa faktor yang menguntungkan baik produsen maupun konsumen, antara lain karena ringan dan kuat, konduktifitas yang baik, daya hantar listrik yang cukup tinggi, reflektor yang baik dan juga dapat dilakukan hampir semua perlakuan permukaan, tidak bersifat magnetik, tidak memercik dan tidak bersifat racun. Aluminum diproduksi dengan cara mereduksi aluminum klorida. Bahan baku pengolahan aluminum adalah bauksit, yang terdiri dari :  60 % Alumina / Aluminum Oksida ( Al2O3 ).  34 % Oksida besi ( FeO3 )  2,5 % Oksida Titan ( TiO2 )  3,2 % Asam Keizel – Anhydriet ( SiO2 ) Bijih bauksit didapat dalam bentuk batu kecil dengan warna merah tua dan mengandung air sampai 30 %. Pengolahan Al2O3 menjadi aluminum menggunakan oven elektrolis yaitu proses dimana tanah aluminum bersama soda dicairkan dibawah tekanan pada suhu 160 °C dan terjadi persenyawaan aluminum dan sodanya ditarik sehingga berubah menjadi oksida aluminum yang masih mempunyai titik cair tinggi (2200 °C), titik cair turun menjadi sebesar 1000 °C jika dicampur kriolit, proses cair oksida aluminum yang terjadi dalam sebuah dapur listrik yang terdiri atas sebuah bak baja plat, di bagian dalam dilapisi dengan arangmurni, dan diatasnya terdapat batang - batang arang yang dicelupkan kedalam campuran tersebut.Arus listrik yang mengalir akan mengangkat kriolit menjadi cairoleh panas yang terjadi karena arus listrik yang mengangkat dalam cairan kriolit tersebut adalah sebagai bahan pelarut untuk oksida aluminum. Al didapat dalam keadaan cair dengan elektrolisa, umumnya mencapai kemurnian 99,85 % berat. Dengan dielektrolisa kembali dapat dicapai kemurnian 99,99 %.Aluminum mempunyai sifat fisik hantaran listrik yang tinggi sepertiterlihat pada tabel 2.1. Hantaran listrik aluminum kira–kira 65 % dari hantaran listrik tembaga, tetapi massa jenisnya kira – kira sepertiganya sehingga memungkinkan untuk memperluas penampangnya. Oleh karena itu aluminum dapat digunakan
  • 4. 4 | P a g e untuk kabel tenaga. Ketahanan korosi berubah menurut kemurniannya, pada umumnya untuk kemurnian 99,0 % atau di atasnya dapat dipergunakan di udara dan tahan dalam waktu bertahun– tahun. 2.2 sifat fisik dan mekanik pada aluminium 2.1 Sifat fisik aluminium Aluminum mempunyai sifat fisik hantaran listrik yang tinggi sepertiterlihat pada tabel 2.1. Hantaran listrik aluminum kira–kira 65 % darihantaran listrik tembaga, tetapi massa jenisnya kira – kira sepertiganyasehingga memungkinkan untuk memperluas penampangnya. Oleh karenaitu aluminum dapat digunakan untuk kabel tenaga. Ketahanan korosiberubah menurut kemurniannya, pada umumnya untuk kemurnian 99,0 %atau di atasnya dapat dipergunakan di udara dan tahan dalam waktubertahun–tahun. Tabel 2.1 sifat-sifat fisik aluminium Nama, Simbol, dan Nomor Aluminium, Al, 13 Sifat Fisik Wujud Padat Massa jenis 2,70 gram/cm3 Massa jenis pada wujud cair 2,375 gram/cm3 Titik lebur 933,47 K, 660,32 o C, 1220,58 oF Titik didih 2792 K, 2519 o C, 4566 o F Kalor jenis (25 o C) 24,2 J/mol K Resistansi listrik (20 o C) 28.2 nΩ m Konduktivitas termal (300 K) 237 W/m K Pemuaian termal (25 o C) 23.1 µm/m K Modulus Young 70 Gpa Modulus geser 26 Gpa Poisson ratio 0,35 Kekerasan skala Mohs 2,75
  • 5. 5 | P a g e Kekerasan skala Vickers 167 Mpa Kekerasan skala Brinnel 245 Mpa 2.2Sifat mekanik aluminium Untuk sifat mekanik sendiri seperti terlihat pada tabel 2.2 tergantung dari seberapa besar kemurnian aluminum itu sendiri, karenauntuk mendapatkan aluminum dengan kekuatan mekanik yang baik, dapat menambahkan unsur logam lain sebagai paduannya, antara lain : Cu, Mg,Zn, Si, Mn, Ni dan sebagainya baik secara satu persatu maupunersama–sama. Berikut adalah tabel sifat – sifat mekanis dan fisisaluminum. Table 2.2 sifat mekanik aluminium Sifat Mekanik Aluminium Sifat teknik bahan aluminium murni dan aluminium paduan dipengaruhi oleh konsentrasi bahan dan perlakuan yang diberikan terhadap bahan tersebut. Aluminium terkenal sebagai bahan yang tahan terhadap korosi. Hal ini disebabkan oleh fenomena pasivasi, yaitu proses pembentukan lapisan aluminium oksida di permukaan logam aluminium segera setelah logam terpapar oleh udara bebas. Lapisan aluminium oksida ini mencegah terjadinya oksidasi lebih jauh. Namun, pasivasi dapat terjadi lebih lambat jika dipadukan dengan logam yang bersifat lebih katodik, karena dapat mencegah oksidasi aluminium.
  • 6. 6 | P a g e 2.3 Paduan Aluminum Paduan aluminum diklasifikasikan dalam berbagai standar olehberbagai negara di dunia. Saat ini klasifikasi yang sangat terkenal dansempurna adalah standar Aluminum Association di Amerika (AA) yangdidasarkan atas standar terdahulu dari Alcoa (Aluminum Company ofAmerica) antara lain sebagai berikut: 1. Al – Cu dan Al – Cu – Mg Dalam diagram fasa Al-Cu yang ditunjukkan pada gambar 2.1perlakuan panas dan pengerasan paduan alumunium dapat dilakukandi sistem antara Al dan CuAl2, larutan padat alfa di daerah sisi Al padatemperatur tinggi merupakan larutan padat dari berbagai komponenkedua, yang kelarutannya menurun kalau temperatur diturunkan. Bagipaduan yang mempunyai diagram fasa seperti itu kalau paduan padakomposisi tertentu misalnya 4 % Cu-Al, didinginkan dari larutan padatyang homogen sampai pada temperatur memotong kurva kelarutan unsur kedua dimana konsentrasinya mencapai jenuh. Selanjutnyadengan pendinginan yang lebih jauh pada keadaan mendekatikeseimbangan, fasa kedua akan terpresipitasikan. Konsentrasi darilarutan dapat berubah tergantung pada kurva kelarutan, dan padatemperatur biasa merupakan suatu campuran antara larutan padat yang jenuh dan fasa kedua. Presipitasi tersebut memerlukan keadaantransisi dari atom yaitu difusi, yang memerlukan pula waktu yangcukup.Kalau material didinginkan dengan cepat dari larutan padatyang homogen pada temperatur tinggi, yaitu dengan pencelupandingin, keadaan pada temperatur tinggi itu dapat dibawa ketemperatur yang biasa.Operasi ini dinamakan perlakuan pelarutan.
  • 7. 7 | P a g e Gambar 2.1 Diagram fasa Al - Cu Sebagai paduan coran dipergunakan paduan yang mengandung 4 – 5 % Cu. Ternyata dari fasanya paduan ini mempunyai daerah pembekuan yang luas, penyusutan yang besar,resiko besar pada kegetasan panas dan mudah terjadi retakan pada coran. Adanya Si sangat berguna untuk mengurangi keadaan itu dan penambahan Ti sangat efektif untuk memperhalus butir. Sebagai paduan Al – Cu – Mg paduan yang mengandung 4 % Cu dan 0,5 % Mg dapat mengeras dengan baik dalam beberapa hari oleh penuaan pada temperatur biasa setelah pelarutan, paduan ini ditemukan oleh A. Wilm dalam usaha mengembangkan paduan Al yang kuat yang dinamakan duralumin. Paduan yang mengandung Cu mempunyai ketahanan korosi yang rendah, jadi apabila ketahanan korosi yang khusus diperlukan permukaannya dilapisi dengan Al murni atau paduan Al yang tahan korosi yang disebut plat alklad. Aplikasi paduan ini adalah pada bahan pesawat terbang. 2. Paduan Al – Mn Mn adalah unsur yang memperkuat Al tanpa mengurangiketahanan korosi dan dipakai untuk membuat paduan yang tahankorosi. Contoh paduan ini adalah Al – 1,2% Mn, Al – 1,2% Mn – 1,0%Mg. Dalam diagram fasa Al – Mn yang terdapat pada gambar 2.2 yangada dalam keseimbangan dengan larutan padat Al adalah Al6Mn.
  • 8. 8 | P a g e Gambar 2.2 diagram fasa Al-Mn 3. Paduan Al–Si Dalam diagram fasa dari sistem paduan Al – Si terlihat padagambar 2.3 ini adalah tipe eutektik yang sederhana yang mempunyai titik eutektik pada 577 0C, 11,7 % Si, larutan padat terjadi pada sisi Al,karena batas kelarutan padat sangat kecil maka pengerasan penuaansukar diharapkan. Kalau paduan ini didinginkan pada cetakan logam,setelah cairan logam diberi natrium flourida kira – kira 0,05 - 1,1 %,tampaknya temperatur eutektik meningkat kira – kira 15 0C, dankomposisi eutektik bergeser ke daerah kaya Si kira – kira pada 14 %.Hal ini biasa terjadi pada paduan hipereuektik seperti 11,7 – 14 % Si,Si mengkristal sebagai kristal primer, tetapi karena perlakuan yangdisebut di atas Al mengkristal sebagai kristal primer dan struktureutektiknya menjadi sangat halus. Ini dinamakan struktur yangdimodifikasi. Sifat – sifat mekaniknya sangat diperbaiki, fenomena iniditemukan oleh A. Pacs tahun 1921 dan paduan yang telah diadakanperlakuan tersebut dinamakan silium. Gambar 2.3. Diagram fasa Al – Si
  • 9. 9 | P a g e Paduan Al–Si sangat baik kecairannya, yang mempunyai permukaan bagus sekali, tanpa kegetasan panas dan sangat baik untuk paduan coran. Sebagai tambahan ia mempunyai ketahanan korosi yang tinggi, sangat ringan, koefesien pemuaian yang kecil dan sebagai penghantar yang baik untuk listrik dan panas. Karena mempunyai kelebihan tersebut, paduan ini sangat banyak dipakai.Paduan Al–12 % Si sangat banyak dipakai untuk cor cetak.Tetapi dalam hal ini modifikasi tidak perlu dilakukan.Sifat – sifat silumin sangat diperbaiki oleh perlakuan panas dan sedikit diperbaikioleh unsur paduan.Paduan Al – Si juga banyak dipakai sebagai elektroda untuk pengelasan yaitu terutama yang mengandung 5 % Si. 4. Paduan Al – Mg Dalam paduan biner Al – Mg satu fasa yang ada dalamkeseimbangan dengan larutan padat Al adalah larutan padat yangmerupakan senyawa antar logam yaitu Al3Mg2.Sel satuannyamerupakan hexagonal susunan rapat tetapi juga ada sel satuannyamerupakan kubus berpusat muka rumit.Dapat dilihat pada gambar2.4.diagram Al-Mg untuk titik eutektiknya adalah 450 oC, 35 % Mg dan batas kelarutan padatnya pada temperatur eutektik adalah 17,4 %Mg, yang menurun pada temperatur biasa kira – kira 1,9 % Mg, jadikemampuan penuaan dapat diharapkan. Secara praktis penambahanMg tidaklah banyak, pengerasan penuaan yang berarti tidakdiharapkan. Senyawa beta mempunyai massa jenis yang rendah danmudah teroksidasi, oleh karena itu biasanya ditambahkan sedikit fluxdari Be, sebagai contoh 0,004 %.
  • 10. 10 | P a g e 5. Paduan Al–Si–Mg Pada paduan ini kalau sedikit Mg ditambahkan kepada Alpengerasan sangat jarang terjadi, tetapi apabila secara simultan mengandung Si, maka dapat dikeraskan dengan penuaan perlakuan panas setelah perlakuan pelarutan. Pada gambar 2.5 menunjukkan diagram fasa paduan Al-Mg2Si yang berasal dari kelarutan yang menurun dari Mg2Si terhadap larutan padat Al dari temperatur tinggi ke temperatur yang lebih rendah. Gambar 2.5. Diagram fasa biner semu dari paduan Al–Mg2Si Paduan dalam sistem ini mempunyai kekuatan kurang sebagai bahan tempaan dibandingkan dengan paduan–paduan lainnya, tetapisangat liat, sangat baik mampu bentuknya untuk penempaan, ekstrusi dan sebagainya dan sangat baik untuk mampu bentuk yang tinggipada temperatur biasa. Mempunyai mampu bentuk yang baik padaekstrusi dan tahan korosi.Karena paduan dalam sistem ini mempunyai kekuatan yang cukup baik tanpa mengurangi hantaran listrik, maka banyak digunakan untuk kabel tenaga.Dalam hal ini pencampuran Cu, Fe dan Mn perlu dihindari karena unsur – unsur itu menyebabkan ketahanan listrik menjadi tinggi.
  • 11. 11 | P a g e 6. Paduan Al–Mg–Zn Dalam digram fasa paduan ini yang terdapat pada gambar 2.6tersebut, aluminum menyebabkan keseimbangan biner semu dengansenyawa antar logam MgZn2, dan kelarutannya menurun apabilatemperatur turun. Gambar 2.6. Diagram fasa biner semu dari paduan Al-MgZn2 Paduan ini dapat dibuat keras sekali dengan penuaan setelah perlakuan pelarutan. Tetapi sudah sejak lama tidak dipakai karena mempunyai sifat getas terhadap retak korosi tegangan.
  • 12. 12 | P a g e BAB III Pembahasan 3.1Paduan Aluminium 2024 T3(paduan Al-Cu) Paduan Seri 2XXX. Unsur pemadu utama adalah copper (Cu), tetapi magnesium, silikon dan mangan juga ditambahkan pada paduan ini. Salah satu paduan yang penting pada kelompok ini adalah Al 2024. Paduan 2024 diperkuat dengan solid solution and precipitation strengthening, Paduan 2024-T3 memiliki kekuatan tarik sekitar 400 MPa, sedangkan pada kondisi T6 sekitar 440 MPa. Paduan ini banyak dipakai pada struktur pesawat terbang terutama untuk skin dan rivet. Sedangkan paduan dengan kadar Cu dinaikkan menjadi 4,5% dan Mg menjadi 1,5% sering dinamakan paduan 2024 yang nama lama disebut duralumin super. Paduan aluminium 2024 yang ada berasal dari proses pengerjaan yang dilakukan dengan mengkondisikan T3 sehingga menjadi paduan Al 2024-T3. dalam hal ini material dipanaskan antara 900-10500F tergantung dari paduannya dan kekuatan paduannya tergantung pada pemanasan, quenching dan arifticial aging.Al-Cu dan Al-Cu-Mg Mempunyai kandungan 4% Cu dan 0,5% Mg untuk menambah kekuatan paduan mampu mesin yang baik serta dipakai pada bahan pesawat terbang. Memiliki sifat-sifat: 1. Mampu menahan kekuatan tarik yang tinggi. 2. Memiliki fracture toughness yang baik. 3. Memiliki perambatan retak yang lambat. 4. Fatigue life baik. 5. Aplikasi untuk struktur pesawat. 6. manpu las yang kurang
  • 13. 13 | P a g e Gambar specimen paduan aluminium tipe 2024 T3 sebelum ditarik Gambar specimen paduan tipe 2024 T3 sesudah ditarik 3.1.1uji tarik pada aluminium 2024 T3 Width (mm) Thickness (mm) Laod at Max Load (kgf) Stress at Max Load (kgf/mm2) Stress at offset Yieldi (kgf/mm2) % strain at Auto Break (%) 12.660 1.540 834.897 43.285 26.993 18.891
  • 14. 14 | P a g e 3.1.2 Diagram aluminium paduan 2024 T3 3.1.3 Struktur mikro Aluminium paduan 2024 T3 2024 T3 ETSA H3PO4 10%
  • 15. 15 | P a g e Yang warna hitam = presipitat, yang berwarna putih = Alfa 3.1.4 Aplikasi Aluminiun 2024 T3  Pada sayap pesawat terbang  Skin pesawat terbang  Roda gigi 3.1.5 kekerasan Aluminium paduan 2024 T3  HRB = 64  HB = 110 Alat yang digunakan yaitu Nikkon Elviso 3.2 Paduan Aluminium tipe 7075 T62 (paduan AL-Zn) Paduan Seri 7XXX. Unsur pemandu utama paduan ini adalah Zn, disamping itu juga ditambahkan unsur lain seperti Mg, Cu, Mn dan Cr, dimana akan terbentuk senyawa metalik MgZn2yang merupakan presipitat dasar yang memperkuat paduan ini. Paduan 7075 merupakan salah satu paduan yang penting dari kelompok ini dimana kekuatan tariknya dapat mencapai 500 MPa.Paduan ini banyak digunakan pada struktur pesawat terbang. Pada pesawat terbang, front spar dibuat dari paduan aluminium type 7075, pada paduan ini memiliki ketahanan korosi disetai ketahanan terhadap bebantekan yang baik. Gambar specimen paduan aluminium tipe 7075 T62 sebelum ditarik Gambar specimen paduan aluminium tipe 7075 T62 sesudah ditarik
  • 16. 16 | P a g e 3.2.1. Data uji tarik aluminium paduan tipr 7075 T6/ seri 7XXX Width (mm) Thickness (mm) Load at Max Load (kgf) Stress at Max Load (kgf/mm2) Stress at offset Yield (kgf/mm2) % Stain at Auto Break (%) 12.440 1.540 1154.677 60.272 53.456 11.947 3.2.2 Diagram aluminium paduan tipe 7075 T62/seri 7XXX
  • 17. 17 | P a g e 3.2.3 Struktur miko paduan aluminium tipe 7075 T62 7075 T6 ETSA KELLER 3.2.4 Aplikasi paduan aluminium tipe 7075 T62  Rangka pesawat  Font spar 3.2.5 Data kekerasan dari paduan aluminium tipe 7075 T62  HRB 91  HB 190 3.3 Paduan aluminiu 6061T4 Paduan Seri 6XXX.Unsur pemadu utama adalah magnesium dan silikon yang membentuk senyawa intermetalik Mg2Si, yang dalam bentuk presipitat memperkuat paduan ini.Paduan 6061 merupakan salah satu kelompok yang banyak dipakai, pada kondisi T6 paduan ini mempunyai kekuatan tarik sekitar 290 MPa.Paduan ini banyak dipakai untuk stuktur-stuktur umum.
  • 18. 18 | P a g e Paduan Aluminium-Magnesium-Silikon termasuk dalam jenis yang dapat diperlakupanaskan dan mempunyai sifat mampu potong, mampu las dan tahan korosi yang cukup (Wiryosumarto, 2000). Jika Magnesium dan Silikon dipadukan bersama Aluminium, maka akan terbentuk Magnesium Silikat (Mg2Si), kebanyakan paduan Aluminium mengandung Si, sehingga penambahan Magnesium diperlukan untuk memperoleh efek pengerasan dari Mg2Si. Tetapi sifat paduan ini akan menjadi getas, sehingga untuk mengurangi hal tersebut, penambahan dibatasi antara 0,03% - 0,1% (Heine, 1995:320). Sifat aluminium paduan Al-Mg-Si Gambar specimen paduan aluminium 6061 T4 sebelum ditarik Gambar specimen paduan aluminium 6061 T4 sesudah ditarik
  • 19. 19 | P a g e 3.3.1 data uji tarik paduan aluminium tipe 6061 T4 Width (mm) Thickness (mm) Load at Max Load (kgf) Stress at Max load(kgf/mm2 Stress at offset yield(kgf/mm2 % strain at Auto break (%) 12.500 1.500 537.776 28.681 15.076 22.085 3.3.2 Diagram paduan aluminium tipe 6061 T4
  • 20. 20 | P a g e 3.3.3 Struktur Mikro paduan aluminium tipe 6061 T4 6061 T62 ETSA HF2% 3.3.4 Aplikasi paduan aluminium tipe 6061 T4  Cubing hidrolik  Skin bawah pesawat terbang 3.3.5 Data kekerasan dari paduan aluminium tipe 6061 T4  HRE 75  HB 83
  • 21. 21 | P a g e Alat digunakan pada proses uji tarik aluminium sebagai berikut
  • 22. 22 | P a g e Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan hasil dari data yang diperoleh maka disimpulkan bahwa 1. Kekerasan yang diperoleh dari ketiga spesime adalah sebagai berikut  Tipe 7075 T62 kekerasanya  HRB 91  HB 190  Tipe 2024 T3 kekerasanya  HRB = 64  HB = 110  Tipe 6067 T4 kekerasanya  HRE 75  HB 83