SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
BAB I 
PENDAHULUAN 
A. LATAR BELAKANG 
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai dan 
berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Masa nifas (puerperium) yaitu di mulainnya 
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika ala-alat kandungan kembali seperti 
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu. 
Adapun tahapan-tahapan masa nifas (post partum/puerperium) adalah : 
1. Puerperium dini yaitu masa kepulihan, yakni saat-saat ibu telah 
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. 
2. Puerperium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ 
genital, kira-kira antara 6-8 minggu. 
3. Remot puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat 
sempurna teutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai 
komplikasi. Sebagai catatan, waktu untuk sehat sempurna bias cepat bila 
kondisi sehat prima, atau bisa juga berminggu-minggu, bulanan, bahkan 
tahunan, bila ada gangguan-gangguan kesehatan lainnya. 
B. RUMUSAN MASALAH 
1. Apakah pengertian dari Masa Nifas (Puerperium) ? 
2. Bagaimana tahapan-tahapan dari Masa Nifas ? 
3. Bagaimana perubahan fisiologis uterus dan system reproduksi pada Masa 
Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 1 
Nifas ? 
C. TUJUAN 
1. Untuk mengetahui pengertian dari Masa Nifas (Puerperium) ! 
2. Untuk mengetahui tahapan-tahapan dari Masa Nifas ! 
3. Untuk mengetahui perubahan fisiologis uterus dan system reproduksi pada 
Masa Nifas !
BAB II 
PEMBAHASAN 
A. PENGERTIAN 
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai dan 
berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Masa nifas (puerperium) yaitu di mulainnya 
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika ala-alat kandungan kembali seperti 
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (YBS-PS : 
122). 
B. TAHAPAN-TAHAPAN MASA NIFAS 
Adapun tahapan-tahapan masa nifas (post partum/puerperium) adalah : 
1. Puerperium dini yaitu masa kepulihan, yakni saat-saat ibu telah 
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. 
2. Puerperium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ 
genital, kira-kira antara 6-8 minggu. 
3. Remot puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat 
sempurna teutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai 
komplikasi. Sebagai catatan, waktu untuk sehat sempurna bias cepat bila 
kondisi sehat prima, atau bisa juga berminggu-minggu, bulanan, bahkan 
tahunan, bila ada gangguan-gangguan kesehatan lainnya. 
C. PERUBAHAN UTERUS DAN SISTEM REPRODUKSI PADA MASA 
Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 2 
NIFAS 
Perubahan alat-alat genital baik interna maupun eksterna kembali seperti 
semula seperti sebelum hamil disebut involusi. Bidan dapat membantu ibu untuk 
mengatasi dan memahami perubahan-perubahan seperti: 
1. Involusi uterus 
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana 
uterus kembali ke kondisi sebelum hamil. Proses kembalinya uterus ke keadaan
sebelum hamil setelah melahirkan disebut involusi. Proses ini dimulai segera 
setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap 
ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah 
umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada saat 
ini besar uterus kira-kira sama dengan besar uterus sewaktu usia kehamilan 1 
minggu (kira-kira sebesar grapefruit (jeruk asam) dan beratnya kira-kira 1000 g. 
Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus uteri mencapai 1 cm di atas tali 
umbilikus. Dalam beberapa hari kemudian, perubahan involusi berlangsung 
dengan cepat. Fundus turun kira-kira 1 sampai 2 cm setiap 24 jam. Pada hari 
pascapartum keenam fundus normal akan berada di pertengahan antara umbilikus 
dan simfisis pubis. Uterus tidak bisa dipalpasi pada abdomen pada hari ke-9 
pascapartum. 
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut : 
a) Iskemia Miometrium – Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang 
terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga membuat 
uterus menjadi relatif anemi dan menyebabkan serat otot atrofi. 
b) Atrofi jaringan – Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian 
hormon esterogen saat pelepasan plasenta. 
c) Autolysis – Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di 
dalam otot uterus. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot 
yang telah mengendur hingga panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil 
dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan. 
Hal ini disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan progesteron. 
d) Efek Oksitosin – Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi 
otot uterus sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan 
berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk 
mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi 
perdarahan. 
Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 3
 Perubahan Pada Pembuluh Darah Uterus 
Kehamilan yang sukses membutuhkan peningkatan aliran darah uterus 
yang cukup besar. Untuk menyuplainya , arteri dan vena di dalam uterus , 
terutama plasenta , menjadi luar biasa membesar , begitu juga pembuluh darah ke, 
dan dari uterus . Di dalam uterus , pembentukan pembuluh – pembuluh darah baru 
juga menyebabkan peningkatan aliran darah yang bermakna. Setelah pelahiran , 
kepiler pembuluh darah ekstra uterin berkurang sampai mencapai atau paling 
tidak mendekati keadaan sebelum hamil. Pada masa nifas , di dalam uterus 
pembuluh – pembuluh darah mengalami obliterasi akibat perubahan hialin , dan 
pembuluh – pembuluh yang lebih kecil menggantikannya . Resorpsi residu hialin 
dilakukan melalui suatu proses yang menyerupai proses pada ovarium setelah 
ovulasi dan pembentukan korpus luteum . Namun , sisa – sisa dalam jumlah kecil 
dapat bertahan selama bertahun – tahun. 
 Perubahan Pada Serviks dan Segmen Bawah Uterus 
Tepi luar serviks, yang berhubungan dengan os eksternum, biasanya 
mengalami laserasi terutama di bagian lateral. Ostium serviks berkontraksi 
perlahan, dan beberapa hari setelah bersalin ostium serviks hanya dapat ditembus 
oleh dua jari. Pada akhir minggu pertama, ostium tersebut telah menyempit. 
Karena ostium menyempit, serviks menebal dan anal kembali terbentuk. 
Meskipun involusi telah selesai, os eksternum tidak dapat sepenuhnya kembali ke 
keadaan seperti sebelum hamil. Os ini tetap agak melebar, dan depresi bilateral 
pada lokasi laserasi menetap sebagai perubahan yang permanen dan menjadi ciri 
khas serviks para. Harus diingat juga bahwa epitel serviks menjalani pembentukan 
kembali dalam jumlah yang cukup banyak sebagai akibat pelahiran bayi. 
Contohnya, Ahdoot dan rekan ( 1998 ) menemukan bahwa sekitar 50 % wanita 
dengan sel skuamosa intraepithelial tingkat tinggi mengalami regresi akibat 
persalinan pervaginam. Segmen bawah uterus yang mengalami penipisan cukup 
bermakna akan berkontraksi dan tertarik kembali, tapi tidak sekuat pada korpus 
uteri. Dalam waktu beberapa minggu, segmen bawah telah 
Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 4
mengalami perubahan dari sebuah struktur yang tampak jelas dan cukup 
besar untuk menampung hampir seluruh kepala janin, menjadi isthmus uteri yang 
hampir tak terlihat dan terletak di antara korpus uteri diatasnya dan os internum 
serviks di bawahnya. 
Uterus, yang pada waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat sebelum hamil, 
berinvolusi menjadi kira-kira 500 g, 1 minggu setelah melahirkan dan 350 g, 2 
minggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul sejati lagi. Pada 
minggu ke enam, beratnya sampai 60 g. Dan pada minggu ke-8, uterus memiliki 
berat 30 g, yaitu sebesar uterus normal. 
Peningkatan kadar estrogen dan progesteron bertanggung jawab untuk 
prtumbuhan masif uterus selama masa hamil. Pertumbuhan uterus prenatal 
tergantung pada hiperplasia, pningkatan jumlah sel-sel otot, dan hipertrofi, 
pembesaran sel-sel yang sudah ada. Pada masa pascapartum penurunan kadar 
hormon-homon ini menyebabkan terjadinya autolisis, perusakan secara langsung 
jaringan hipertiroid yang berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk selama 
masa hamil menetap. Inilah penyebab ukuran uterus sedikit lebih besar setelah 
hamil. 
Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil seperti sebelum hamil. 
Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum adalah sebagai 
berikut : 
Involusi Uteri Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus Diameter 
Uterus 
Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm 
7 hari (minggu 1) Pertengahan pusat dan 
simpisis 
500 gram 7,5 cm 
14 hari (minggu 2) Tidak teraba 350 gram 5 cm 
6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm 
Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 5
2. Involusi Tempat Plasenta 
Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan 
menonjol ke dalam kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, dengan cepat luka 
mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 
cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada permulaan nifas bekas 
plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh 
thrombus. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkan 
karena diikuti pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka. 
Regenerasi endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta selama sekitar 6 
minggu. Pertumbuhan kelenjar endometrium ini berlangsung di dalam decidua 
basalis. Pertumbuhan kelenjar ini mengikis pembuluh darah yang membeku pada 
tempat implantasi plasenta hingga terkelupas dan tak dipakai lagi pada 
pembuangan lokia. 
Menurut Williams ( 1931 ), ekstruksi lengkap tempat melekatnya plasenta 
perlu waktu sampai 6 minggu. Proses ini mempunyai kepentingan klinis yang 
besar, karena bila proses ini terganggu, dapat terjadi perdarahan nifas awitan 
lambat. Segera setelah pelahiran, tempat melekatnya plasenta kira – kira 
berukuran sebesar telapak tangan, tetapi dengan cepat ukurannya mengecil . Pada 
akhir minggu kedua, diameternya hanya 3 cm sampai 4 cm. Dalam waktu 
beberapa jam setelah pelahiran, tempat melekatnya plasenta biasanya terdiri atas 
Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 6
banyak pembuluh darah yang mengalami thrombosis yang selanjutnya mengalami 
organisasi thrombus secara khusus. 
Williams ( 1931 ) menjelaskan involusi tempat melekatnya plasenta sebagai 
Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 7 
berikut : 
Involusi tidak dipengaruhi oleh absorpsi insitu, namun oleh suatu proses 
eksofilasi yang sebagian besar ditimbulkan oleh berkurangnya tempat implantasi 
plasenta akibat pertumbuhan jaringan endometrium. Hal ini sebagian dipengaruhi 
oleh perluasan dan pertumbuhan endometrium ke bawah dari tepi – tepi 
melekatnya plasenta dan sebagian oleh perkembangan jaringan endometrium dari 
kelenjar dan stroma yang tertinggal di bagian dalam desidua basalis setelah 
pelepasan plasenta. Proses eksfoliasi semacam itu dianggap sebagai suatu 
ketetapan yang bijaksana; sebaliknya kesulitan besar akan dialami dalam 
penyelapan arteri yang mengalami obliterasi dan thrombus yang mengalami 
organisasi, yang bila menetap in situ, akan segera mengubah banyak bagian 
mukosa uterus dan miometrium di bawahnya menjadi suatu massa jaringan perut. 
Anderson dan Davis ( 1968 ) , menyimpulkan bahwa eksfoliasi tempat 
melekatnya plasenta berlangsung sebagai akibat pengelupasan jaringan superficial 
yang mengalami infark dan nekrotik yang diikuti oleh suatu proses perbaikan. 
3. Perubahan Ligamen 
Setelah bayi lahir, ligamen dan diafragma pelvis fasia yang meregang 
sewaktu kehamilan dan saat melahirkan, kembali seperti sedia kala. Perubahan 
ligamen yang dapat terjadi pasca melahirkan antara lain: ligamentum rotundum 
menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi; ligamen, 
fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor. 
4. Perubahan pada Serviks 
Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulai dan 
berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi, sedangkan
serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus dan serviks uteri 
berbentuk cincin. Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh 
darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan 
2–3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk. Oleh karena 
hiperpalpasi dan retraksi serviks, robekan serviks dapat sembuh. Namun 
demikian, selesai involusi, ostium eksternum tidak sama waktu sebelum hamil. 
Pada umumnya ostium eksternum lebih besar, tetap ada retak-retak dan robekan-robekan 
pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya. Delapan belas jam 
pasca partum , serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan 
kembali ke bentuk semula . Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap 
edematosa , tipis dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu melahirkan . 
Ektoserviks ( bagian serviks yang menonjol ke vagina ) terlihat memar dan ada 
sedikit laserasi kecil – kondisi yang optimal untuk perkembangan infeksi. Muara 
serviks , yang berdilatasi 10 cm seewaktu melahirkan , menutup secara bertahap. 2 
jari mungkin masih dapat dimasukkan kedalam muara serviks pada hari ke 4 
sampai ke-6 pasca partum, tetapi hanya tangkai kuret terkecil yang dapat 
dimasukkan pada akhir minggu ke – 2. Muara serviks eksterna tidak akan 
berbentuk lingkaran seperti sebelum melahirkan , tetapi terlihat memanjang 
seperti suatu celah , sering disebut seperti mulut ikan .Laktasi menunda produksi 
estrogen yang mempengaruhi mucus dan mukosa. 
Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 8 
5. Lokia 
Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi situs plasenta 
akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa 
cairan. Percampuran antara darah dan desidua inilah yang dinamakan lokia. Lokia 
adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi 
basa/alkalis yang membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi 
asam yang ada pada vagina normal. Lokia mempunyai bau yang amis (anyir) 
meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap 
wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lokia
dapat dibagi menjadi lokia rubra, sanguilenta, serosa dan alba. Perbedaan masing-masing 
lokia dapat dilihat sebagai berikut: 
Lokia Waktu Warna Ciri-ciri 
Rubra 1-3 hari Merah 
kehitaman 
Terdiri dari sel desidua, verniks 
caseosa, rambut lanugo, sisa 
mekoneum dan sisa darah 
Sanguilenta 3-7 hari Putih bercampur 
merah 
Sisa darah bercampur lender 
Serosa 7-14 hari Kekuningan/ 
kecoklatan 
Lebih sedikit darah dan lebih 
banyak serum, juga terdiri dari 
leukosit dan robekan laserasi 
plasenta 
Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit, selaput 
lendir serviks dan serabut jaringan 
yang mati. 
Umumnya jumlah lochia lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi 
berbaring dari pada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina 
bagian atas saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir 
keluar saat berdiri. Total jumlah rata-rata pengeluaran lokia sekitar 240 hingga 
270 ml. 
Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir sering kali lokia, mula - mula 
berwarna merah, kemudian berubah menjadi merah tua atau merah coklat. Rabas 
ini dapat mengandung bekuan darah kecil. Selama dua jam pertama setelah lahir, 
jumlah cairan yang keluar dari uterus tidak boleh lebih dari jumlah maksimal yang 
keluar selama menstruasi. Setelah waktu tersebut, aliran yang keluar harus 
semakin berkurang. 
Lokia rubra terutama mengandung darah. Aliran menyembur, menjadi 
merah muda atau coklat setelah 3 sampai 4 hari ( lokia serosa ). Lokia serosa 
Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 9
terdiri dari darah lama ( old blood ), serum, leukosit, dan debris jaringan. sekitar 
10 hari setelah bayi lahir, warna cairan ini menjadi kuning sampai putih ( lokia 
alba ). Lokia alba mengandung leukosit, desidua, sel epitel, mucus, serum, dan 
bakteri. Lokia alba bisa bertahan selama 2 sampai 6 minggu setelah bayi lahir. 
Pengkajian jumlah aliran lokia berdasarkan observasi tampon perineum sulit 
dilakukan. Jacobson (1985 ) menganjurkan suatu metode untuk memperkirakan 
kehilangan darah pasca partum secara subyektif dengan mengkaji jumlah cairan 
yang menodai tampon perineum. cara mengukur lokia yang obyektif ialah 
dengann menimbang tampon perineum sebelum dipakai dan setelah dilepas. 
Setiap peningkatan berat sebesar 1 gram setara dengan 1 ml darah. seluruh 
perkiraan cairan lokia tidak akurat bila factor waktu tidak dipertimbangkan. 
Seorang wanita yang mengganti satu tampon perineum dalam waktu 1 jam atau 
kurang mengeluarkan lebih banyak darah daripada wanita yang mengganti tampon 
setelah 8 jam. 
Apabila wanita mendapat pengobatan oksitosin, tanpa memandang cara 
pemberiannya, lokia yang mengalir biasanya sedikit sampai efek obat hilang. 
setelah operasi sesaria, jumlah lokia yang keluar biasanya lebih sedikit. Cairan 
lokia biasanya meningkat, jika klien melakukan ambulasi dan menyusui. Setelah 
berbaring di tempat tidur selama kurun waktu yang lama, wanita dapat 
mengeluarkan semburan darah saat ia berdiri, tetapi hal ini tidak sama dengan 
perdarahan. 
Lokia rubra yang menetap pada wal periode pascapartum menunjukkan 
perdarah berlanjut sebagai akibat fragmen plasenta atau membrane yang 
tertinggal. Terjadinya perdarahan ulang setelah hari ke – 10 pasca partum 
menandakan adanya perdarahan pada bekas tempat plasenta yang mulai memulih. 
Namun, setelah 3 sampai 4 minggu, perdarahan mungkin disebabkan oleh infeksi 
atau sub involusi. Lokia serosa atau lokia alba yang berlajut bisa menandakan 
endometritis, terutama jika disertai demam, rasa sakit, atau nyeri tekan pada 
abdomen yang dihubungkan dengan pengeluaran cairan. Bau lokia menyerupai 
bau cairan menstruasi, bau yang tidak sedap biasanya menandakan infeksi. 
Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 10
Perlu diingat bahwa tidak semua perdarahan pervaginam pascapartum lain 
ialah laserasi vagina atau serviks yang tidak diperbaiki dan perdarahan bukan 
lokia. 
LOKIA BUKAN LOKIA 
Lokia biasanya menetes dari muara 
vagina. Aliran darah tetap keluar dalam 
jumlah yang lebih besar saat uterus 
berkontraksi. 
Apabila rabas darah menyembur dari 
vagina, kemungkinan terdapat 
robekan pada serviks, atau vagina 
selain dari lokia yang normal 
Semburan lokia dapat terjadi akibat 
masasse pada uterus. Apabila lokia 
berwarna gelap, maka lokia 
sebelumnya terkumpul di dalam vagina 
yang relaksasi dan jumlahnya segera 
berkurang menjadi tetesan lokia 
berwarna merah terang ( pada 
puerpurium dini ). 
Apabila jumlah darah berlebihan dan 
berwarna merah terang, suatu robekan 
dapat merupakan penyebab. 
6. Perubahan Pada Vulva, Vagina dan Perineum 
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta 
peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam 
keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ke tiga. Himen tampak 
sebagai tonjolan kecil dan dalam proses pembentukan berubah menjadi 
karankulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara. Ukuran vagina akan 
selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama. 
Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum 
mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun 
dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan otot 
perineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan vagina 
Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 11
hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir puerperium dengan 
latihan harian. 
Estrogen pasca partum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa 
vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali 
secara bertahap ke ukuran sebelum hamil, 6 sampai 8 minggu setelah bayi lahir. 
Rugae akan kembali terlihat pada sekitar minggu ke empat, walaupun tidak akan 
semenonjol pada wanita nulipara. Pada umumnya rugae akan memipih secara 
permanen. Mukosa tetap etrofik pada wanita menyusui sekurang – kurangnya 
sampai menstruasi dimulai kembali. Penebalan mukosa vagina terjadi seiring 
pemulihan fungsi ovarium. Kekurangan estrogen menyebabkan penurunan jumlah 
pelumas vagina dan penipisan mukosa vagina. kekeringan local dan rasa tidak 
nyaman saat koitus ( dispereunia ) menetap sampai fungsi ovarium kembali 
normal dan menstruasi dimulai lagi. Biasanya wanita dianjurkan menggunakan 
pelumas larut saat melakukan hubungan seksual untuk mengurangi nyeri. Pada 
awalnya, introitus mengalami eritematosa dan edematosa, terutama pada daerah 
episiotomi atau jahitan laserasi. Perbaikan yang cermat, pencegahan, atau 
pengobatan dini hematoma dan hygiene yang baik selama dua minggu pertama 
setelah melahirkan biasanya membuat introitus dengan mudah dibedakan dengan 
introitus pada wanita nulipara. 
Pada umumnya episiotomy hanya mungkin dilakukan bila wanita berbaring 
miring dengan bokong diangkat atau ditempatkan pada posisi litotomi. 
Penerangan yang baik diperlukan supaya episiotomy dapat terlihat jelas. Proses 
penyembuhan luka episiotomy sama dengan luka operasi lain. Tanda – tanda 
infeki ( nyeri, panas, merah, bengkak atau rabas ) atau tepian insisi tidak saling 
mendekat bisa terjadi. Penyembuhan harus berlangsung dalam 2 sampai 3 
minggu. 
Hemoroid ( varises anus ) umumnya terlihat. Wanita sering mengalami 
gejala terkait, seperti rasa gatal, tidak nyaman, dan perdarahan berwarna merah 
terang pada waktu defecator. Ukuran hemoroid biasanya mengecil beberapa 
minggu setelah bayi lahir. 
Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 12
BAB III 
PENUTUP 
A. KESIMPULAN 
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai dan 
berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Masa nifas (puerperium) yaitu di mulainnya 
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika ala-alat kandungan kembali seperti 
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu. 
Adapun tahapan-tahapan masa nifas (post partum/puerperium) adalah : 
1. Puerperium dini yaitu masa kepulihan, yakni saat-saat ibu telah 
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. 
2. Puerperium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ 
genital, kira-kira antara 6-8 minggu. 
3. Remot puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat 
sempurna teutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai 
komplikasi. Sebagai catatan, waktu untuk sehat sempurna bias cepat bila 
kondisi sehat prima, atau bisa juga berminggu-minggu, bulanan, bahkan 
tahunan, bila ada gangguan-gangguan kesehatan lainnya. 
Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 13 
B. SARAN 
Saran penulis kepada pembaca yaitu penulis mengharapkan kritik dan 
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan pembuatan makalah 
selanjutnya. Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA 
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia 
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika 
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya 
Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 14

More Related Content

What's hot

Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
bundarererania
 
presentasi materi TTV pada ibu nifas
presentasi materi TTV pada ibu nifaspresentasi materi TTV pada ibu nifas
presentasi materi TTV pada ibu nifas
wayan suarni Quetz
 
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluargaPemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Rahayu Pratiwi
 
Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV Persalinan
Indah Widi
 
Peran dan fungsi bidan
Peran dan fungsi bidanPeran dan fungsi bidan
Peran dan fungsi bidan
risdiana21
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifas
owik15
 
Proses adaptasi psikologis dalam masa nifas
Proses adaptasi psikologis dalam masa nifasProses adaptasi psikologis dalam masa nifas
Proses adaptasi psikologis dalam masa nifas
Juwita Ayu Antateliz
 
Filosofi Kebidanan
Filosofi KebidananFilosofi Kebidanan
Filosofi Kebidanan
bettycan33
 

What's hot (20)

Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
 
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
 
presentasi materi TTV pada ibu nifas
presentasi materi TTV pada ibu nifaspresentasi materi TTV pada ibu nifas
presentasi materi TTV pada ibu nifas
 
Word eliminasi ibu nifas
Word eliminasi ibu nifasWord eliminasi ibu nifas
Word eliminasi ibu nifas
 
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluargaPemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
 
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFASPERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
 
Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV Persalinan
 
Standar praktik kebidanan
Standar praktik kebidananStandar praktik kebidanan
Standar praktik kebidanan
 
Peran dan fungsi bidan
Peran dan fungsi bidanPeran dan fungsi bidan
Peran dan fungsi bidan
 
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalPembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifas
 
Ruang lingkup asuhan kebidanan
Ruang lingkup asuhan kebidananRuang lingkup asuhan kebidanan
Ruang lingkup asuhan kebidanan
 
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidananLegislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
Legislasi,registrasi,lisensi praktek kebidanan
 
Ppt nifas
Ppt nifasPpt nifas
Ppt nifas
 
Proses adaptasi psikologis dalam masa nifas
Proses adaptasi psikologis dalam masa nifasProses adaptasi psikologis dalam masa nifas
Proses adaptasi psikologis dalam masa nifas
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme Persalinan
 
Filosofi Kebidanan
Filosofi KebidananFilosofi Kebidanan
Filosofi Kebidanan
 
Kunjungan neonatus & bbl (yona)
Kunjungan neonatus & bbl (yona)Kunjungan neonatus & bbl (yona)
Kunjungan neonatus & bbl (yona)
 
Sepsis puerperalis
Sepsis puerperalisSepsis puerperalis
Sepsis puerperalis
 

Similar to Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas

Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan ibu dengan post partum normal
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan ibu dengan post partum normalLaporan pendahuluan asuhan keperawatan ibu dengan post partum normal
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan ibu dengan post partum normal
SABRAJULIANTORY
 
Askeb nifas fisiologis 2 jam
Askeb nifas fisiologis 2 jamAskeb nifas fisiologis 2 jam
Askeb nifas fisiologis 2 jam
Neyzha Neyz
 
Tugas nifas
Tugas nifasTugas nifas
Tugas nifas
andlye
 
3. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS.pptx
3. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS.pptx3. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS.pptx
3. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS.pptx
erniwarhamni
 
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
meilina17
 
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1BTugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
Meilina18
 
Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil
Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamilPerubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil
Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil
bintangzwitsal28
 
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
meilina17
 
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
meilina17
 

Similar to Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas (20)

Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifasMakalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas
 
Makalah nifas
Makalah nifasMakalah nifas
Makalah nifas
 
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFASPERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS
 
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptxPPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
PPT POST PARTUM keperawatan A [Autosaved].pptx
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan ibu dengan post partum normal
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan ibu dengan post partum normalLaporan pendahuluan asuhan keperawatan ibu dengan post partum normal
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan ibu dengan post partum normal
 
Askeb nifas fisiologis 2 jam
Askeb nifas fisiologis 2 jamAskeb nifas fisiologis 2 jam
Askeb nifas fisiologis 2 jam
 
Siklus menstruasi dan fisiologi kehamilan
Siklus menstruasi dan fisiologi kehamilanSiklus menstruasi dan fisiologi kehamilan
Siklus menstruasi dan fisiologi kehamilan
 
Tugas nifas
Tugas nifasTugas nifas
Tugas nifas
 
materi bu army nifas update 2 (1).pptx
materi bu army nifas update 2 (1).pptxmateri bu army nifas update 2 (1).pptx
materi bu army nifas update 2 (1).pptx
 
Askeb II.pptx
Askeb II.pptxAskeb II.pptx
Askeb II.pptx
 
3. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS.pptx
3. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS.pptx3. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS.pptx
3. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA NIFAS.pptx
 
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP kelas 1B
 
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1BTugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
Tugas TIK NIFAS Meilina Tri WP kelas1B
 
masa nifas 2.ppt
masa nifas 2.pptmasa nifas 2.ppt
masa nifas 2.ppt
 
Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil
Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamilPerubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil
Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi ibu hamil
 
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
 
Tugas TIK B
Tugas TIK BTugas TIK B
Tugas TIK B
 
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1BTugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
Tugas TIK Meilina Tri WP Kelas 1B
 

More from Septian Muna Barakati

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Makalah perubahan fisiologis sistem reproduksi pada ibu nifas

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Masa nifas (puerperium) yaitu di mulainnya setelah plasenta lahir dan berakhir ketika ala-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu. Adapun tahapan-tahapan masa nifas (post partum/puerperium) adalah : 1. Puerperium dini yaitu masa kepulihan, yakni saat-saat ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. 2. Puerperium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, kira-kira antara 6-8 minggu. 3. Remot puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna teutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi. Sebagai catatan, waktu untuk sehat sempurna bias cepat bila kondisi sehat prima, atau bisa juga berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan, bila ada gangguan-gangguan kesehatan lainnya. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apakah pengertian dari Masa Nifas (Puerperium) ? 2. Bagaimana tahapan-tahapan dari Masa Nifas ? 3. Bagaimana perubahan fisiologis uterus dan system reproduksi pada Masa Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 1 Nifas ? C. TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengertian dari Masa Nifas (Puerperium) ! 2. Untuk mengetahui tahapan-tahapan dari Masa Nifas ! 3. Untuk mengetahui perubahan fisiologis uterus dan system reproduksi pada Masa Nifas !
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Masa nifas (puerperium) yaitu di mulainnya setelah plasenta lahir dan berakhir ketika ala-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (YBS-PS : 122). B. TAHAPAN-TAHAPAN MASA NIFAS Adapun tahapan-tahapan masa nifas (post partum/puerperium) adalah : 1. Puerperium dini yaitu masa kepulihan, yakni saat-saat ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. 2. Puerperium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, kira-kira antara 6-8 minggu. 3. Remot puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna teutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi. Sebagai catatan, waktu untuk sehat sempurna bias cepat bila kondisi sehat prima, atau bisa juga berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan, bila ada gangguan-gangguan kesehatan lainnya. C. PERUBAHAN UTERUS DAN SISTEM REPRODUKSI PADA MASA Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 2 NIFAS Perubahan alat-alat genital baik interna maupun eksterna kembali seperti semula seperti sebelum hamil disebut involusi. Bidan dapat membantu ibu untuk mengatasi dan memahami perubahan-perubahan seperti: 1. Involusi uterus Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil. Proses kembalinya uterus ke keadaan
  • 3. sebelum hamil setelah melahirkan disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada saat ini besar uterus kira-kira sama dengan besar uterus sewaktu usia kehamilan 1 minggu (kira-kira sebesar grapefruit (jeruk asam) dan beratnya kira-kira 1000 g. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus uteri mencapai 1 cm di atas tali umbilikus. Dalam beberapa hari kemudian, perubahan involusi berlangsung dengan cepat. Fundus turun kira-kira 1 sampai 2 cm setiap 24 jam. Pada hari pascapartum keenam fundus normal akan berada di pertengahan antara umbilikus dan simfisis pubis. Uterus tidak bisa dipalpasi pada abdomen pada hari ke-9 pascapartum. Proses involusi uterus adalah sebagai berikut : a) Iskemia Miometrium – Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga membuat uterus menjadi relatif anemi dan menyebabkan serat otot atrofi. b) Atrofi jaringan – Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian hormon esterogen saat pelepasan plasenta. c) Autolysis – Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterus. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah mengendur hingga panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil dan lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama kehamilan. Hal ini disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan progesteron. d) Efek Oksitosin – Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterus sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan. Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 3
  • 4.  Perubahan Pada Pembuluh Darah Uterus Kehamilan yang sukses membutuhkan peningkatan aliran darah uterus yang cukup besar. Untuk menyuplainya , arteri dan vena di dalam uterus , terutama plasenta , menjadi luar biasa membesar , begitu juga pembuluh darah ke, dan dari uterus . Di dalam uterus , pembentukan pembuluh – pembuluh darah baru juga menyebabkan peningkatan aliran darah yang bermakna. Setelah pelahiran , kepiler pembuluh darah ekstra uterin berkurang sampai mencapai atau paling tidak mendekati keadaan sebelum hamil. Pada masa nifas , di dalam uterus pembuluh – pembuluh darah mengalami obliterasi akibat perubahan hialin , dan pembuluh – pembuluh yang lebih kecil menggantikannya . Resorpsi residu hialin dilakukan melalui suatu proses yang menyerupai proses pada ovarium setelah ovulasi dan pembentukan korpus luteum . Namun , sisa – sisa dalam jumlah kecil dapat bertahan selama bertahun – tahun.  Perubahan Pada Serviks dan Segmen Bawah Uterus Tepi luar serviks, yang berhubungan dengan os eksternum, biasanya mengalami laserasi terutama di bagian lateral. Ostium serviks berkontraksi perlahan, dan beberapa hari setelah bersalin ostium serviks hanya dapat ditembus oleh dua jari. Pada akhir minggu pertama, ostium tersebut telah menyempit. Karena ostium menyempit, serviks menebal dan anal kembali terbentuk. Meskipun involusi telah selesai, os eksternum tidak dapat sepenuhnya kembali ke keadaan seperti sebelum hamil. Os ini tetap agak melebar, dan depresi bilateral pada lokasi laserasi menetap sebagai perubahan yang permanen dan menjadi ciri khas serviks para. Harus diingat juga bahwa epitel serviks menjalani pembentukan kembali dalam jumlah yang cukup banyak sebagai akibat pelahiran bayi. Contohnya, Ahdoot dan rekan ( 1998 ) menemukan bahwa sekitar 50 % wanita dengan sel skuamosa intraepithelial tingkat tinggi mengalami regresi akibat persalinan pervaginam. Segmen bawah uterus yang mengalami penipisan cukup bermakna akan berkontraksi dan tertarik kembali, tapi tidak sekuat pada korpus uteri. Dalam waktu beberapa minggu, segmen bawah telah Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 4
  • 5. mengalami perubahan dari sebuah struktur yang tampak jelas dan cukup besar untuk menampung hampir seluruh kepala janin, menjadi isthmus uteri yang hampir tak terlihat dan terletak di antara korpus uteri diatasnya dan os internum serviks di bawahnya. Uterus, yang pada waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat sebelum hamil, berinvolusi menjadi kira-kira 500 g, 1 minggu setelah melahirkan dan 350 g, 2 minggu setelah melahirkan uterus berada di dalam panggul sejati lagi. Pada minggu ke enam, beratnya sampai 60 g. Dan pada minggu ke-8, uterus memiliki berat 30 g, yaitu sebesar uterus normal. Peningkatan kadar estrogen dan progesteron bertanggung jawab untuk prtumbuhan masif uterus selama masa hamil. Pertumbuhan uterus prenatal tergantung pada hiperplasia, pningkatan jumlah sel-sel otot, dan hipertrofi, pembesaran sel-sel yang sudah ada. Pada masa pascapartum penurunan kadar hormon-homon ini menyebabkan terjadinya autolisis, perusakan secara langsung jaringan hipertiroid yang berlebihan. Sel-sel tambahan yang terbentuk selama masa hamil menetap. Inilah penyebab ukuran uterus sedikit lebih besar setelah hamil. Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil seperti sebelum hamil. Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum adalah sebagai berikut : Involusi Uteri Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus Diameter Uterus Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm 7 hari (minggu 1) Pertengahan pusat dan simpisis 500 gram 7,5 cm 14 hari (minggu 2) Tidak teraba 350 gram 5 cm 6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 5
  • 6. 2. Involusi Tempat Plasenta Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, dengan cepat luka mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkan karena diikuti pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka. Regenerasi endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta selama sekitar 6 minggu. Pertumbuhan kelenjar endometrium ini berlangsung di dalam decidua basalis. Pertumbuhan kelenjar ini mengikis pembuluh darah yang membeku pada tempat implantasi plasenta hingga terkelupas dan tak dipakai lagi pada pembuangan lokia. Menurut Williams ( 1931 ), ekstruksi lengkap tempat melekatnya plasenta perlu waktu sampai 6 minggu. Proses ini mempunyai kepentingan klinis yang besar, karena bila proses ini terganggu, dapat terjadi perdarahan nifas awitan lambat. Segera setelah pelahiran, tempat melekatnya plasenta kira – kira berukuran sebesar telapak tangan, tetapi dengan cepat ukurannya mengecil . Pada akhir minggu kedua, diameternya hanya 3 cm sampai 4 cm. Dalam waktu beberapa jam setelah pelahiran, tempat melekatnya plasenta biasanya terdiri atas Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 6
  • 7. banyak pembuluh darah yang mengalami thrombosis yang selanjutnya mengalami organisasi thrombus secara khusus. Williams ( 1931 ) menjelaskan involusi tempat melekatnya plasenta sebagai Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 7 berikut : Involusi tidak dipengaruhi oleh absorpsi insitu, namun oleh suatu proses eksofilasi yang sebagian besar ditimbulkan oleh berkurangnya tempat implantasi plasenta akibat pertumbuhan jaringan endometrium. Hal ini sebagian dipengaruhi oleh perluasan dan pertumbuhan endometrium ke bawah dari tepi – tepi melekatnya plasenta dan sebagian oleh perkembangan jaringan endometrium dari kelenjar dan stroma yang tertinggal di bagian dalam desidua basalis setelah pelepasan plasenta. Proses eksfoliasi semacam itu dianggap sebagai suatu ketetapan yang bijaksana; sebaliknya kesulitan besar akan dialami dalam penyelapan arteri yang mengalami obliterasi dan thrombus yang mengalami organisasi, yang bila menetap in situ, akan segera mengubah banyak bagian mukosa uterus dan miometrium di bawahnya menjadi suatu massa jaringan perut. Anderson dan Davis ( 1968 ) , menyimpulkan bahwa eksfoliasi tempat melekatnya plasenta berlangsung sebagai akibat pengelupasan jaringan superficial yang mengalami infark dan nekrotik yang diikuti oleh suatu proses perbaikan. 3. Perubahan Ligamen Setelah bayi lahir, ligamen dan diafragma pelvis fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan saat melahirkan, kembali seperti sedia kala. Perubahan ligamen yang dapat terjadi pasca melahirkan antara lain: ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi; ligamen, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor. 4. Perubahan pada Serviks Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendor, terkulai dan berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi, sedangkan
  • 8. serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus dan serviks uteri berbentuk cincin. Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan 2–3 jari dan setelah 1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk. Oleh karena hiperpalpasi dan retraksi serviks, robekan serviks dapat sembuh. Namun demikian, selesai involusi, ostium eksternum tidak sama waktu sebelum hamil. Pada umumnya ostium eksternum lebih besar, tetap ada retak-retak dan robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya. Delapan belas jam pasca partum , serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk semula . Serviks setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa , tipis dan rapuh selama beberapa hari setelah ibu melahirkan . Ektoserviks ( bagian serviks yang menonjol ke vagina ) terlihat memar dan ada sedikit laserasi kecil – kondisi yang optimal untuk perkembangan infeksi. Muara serviks , yang berdilatasi 10 cm seewaktu melahirkan , menutup secara bertahap. 2 jari mungkin masih dapat dimasukkan kedalam muara serviks pada hari ke 4 sampai ke-6 pasca partum, tetapi hanya tangkai kuret terkecil yang dapat dimasukkan pada akhir minggu ke – 2. Muara serviks eksterna tidak akan berbentuk lingkaran seperti sebelum melahirkan , tetapi terlihat memanjang seperti suatu celah , sering disebut seperti mulut ikan .Laktasi menunda produksi estrogen yang mempengaruhi mucus dan mukosa. Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 8 5. Lokia Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan. Percampuran antara darah dan desidua inilah yang dinamakan lokia. Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lokia mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lokia
  • 9. dapat dibagi menjadi lokia rubra, sanguilenta, serosa dan alba. Perbedaan masing-masing lokia dapat dilihat sebagai berikut: Lokia Waktu Warna Ciri-ciri Rubra 1-3 hari Merah kehitaman Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah Sanguilenta 3-7 hari Putih bercampur merah Sisa darah bercampur lender Serosa 7-14 hari Kekuningan/ kecoklatan Lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati. Umumnya jumlah lochia lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi berbaring dari pada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina bagian atas saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir keluar saat berdiri. Total jumlah rata-rata pengeluaran lokia sekitar 240 hingga 270 ml. Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir sering kali lokia, mula - mula berwarna merah, kemudian berubah menjadi merah tua atau merah coklat. Rabas ini dapat mengandung bekuan darah kecil. Selama dua jam pertama setelah lahir, jumlah cairan yang keluar dari uterus tidak boleh lebih dari jumlah maksimal yang keluar selama menstruasi. Setelah waktu tersebut, aliran yang keluar harus semakin berkurang. Lokia rubra terutama mengandung darah. Aliran menyembur, menjadi merah muda atau coklat setelah 3 sampai 4 hari ( lokia serosa ). Lokia serosa Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 9
  • 10. terdiri dari darah lama ( old blood ), serum, leukosit, dan debris jaringan. sekitar 10 hari setelah bayi lahir, warna cairan ini menjadi kuning sampai putih ( lokia alba ). Lokia alba mengandung leukosit, desidua, sel epitel, mucus, serum, dan bakteri. Lokia alba bisa bertahan selama 2 sampai 6 minggu setelah bayi lahir. Pengkajian jumlah aliran lokia berdasarkan observasi tampon perineum sulit dilakukan. Jacobson (1985 ) menganjurkan suatu metode untuk memperkirakan kehilangan darah pasca partum secara subyektif dengan mengkaji jumlah cairan yang menodai tampon perineum. cara mengukur lokia yang obyektif ialah dengann menimbang tampon perineum sebelum dipakai dan setelah dilepas. Setiap peningkatan berat sebesar 1 gram setara dengan 1 ml darah. seluruh perkiraan cairan lokia tidak akurat bila factor waktu tidak dipertimbangkan. Seorang wanita yang mengganti satu tampon perineum dalam waktu 1 jam atau kurang mengeluarkan lebih banyak darah daripada wanita yang mengganti tampon setelah 8 jam. Apabila wanita mendapat pengobatan oksitosin, tanpa memandang cara pemberiannya, lokia yang mengalir biasanya sedikit sampai efek obat hilang. setelah operasi sesaria, jumlah lokia yang keluar biasanya lebih sedikit. Cairan lokia biasanya meningkat, jika klien melakukan ambulasi dan menyusui. Setelah berbaring di tempat tidur selama kurun waktu yang lama, wanita dapat mengeluarkan semburan darah saat ia berdiri, tetapi hal ini tidak sama dengan perdarahan. Lokia rubra yang menetap pada wal periode pascapartum menunjukkan perdarah berlanjut sebagai akibat fragmen plasenta atau membrane yang tertinggal. Terjadinya perdarahan ulang setelah hari ke – 10 pasca partum menandakan adanya perdarahan pada bekas tempat plasenta yang mulai memulih. Namun, setelah 3 sampai 4 minggu, perdarahan mungkin disebabkan oleh infeksi atau sub involusi. Lokia serosa atau lokia alba yang berlajut bisa menandakan endometritis, terutama jika disertai demam, rasa sakit, atau nyeri tekan pada abdomen yang dihubungkan dengan pengeluaran cairan. Bau lokia menyerupai bau cairan menstruasi, bau yang tidak sedap biasanya menandakan infeksi. Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 10
  • 11. Perlu diingat bahwa tidak semua perdarahan pervaginam pascapartum lain ialah laserasi vagina atau serviks yang tidak diperbaiki dan perdarahan bukan lokia. LOKIA BUKAN LOKIA Lokia biasanya menetes dari muara vagina. Aliran darah tetap keluar dalam jumlah yang lebih besar saat uterus berkontraksi. Apabila rabas darah menyembur dari vagina, kemungkinan terdapat robekan pada serviks, atau vagina selain dari lokia yang normal Semburan lokia dapat terjadi akibat masasse pada uterus. Apabila lokia berwarna gelap, maka lokia sebelumnya terkumpul di dalam vagina yang relaksasi dan jumlahnya segera berkurang menjadi tetesan lokia berwarna merah terang ( pada puerpurium dini ). Apabila jumlah darah berlebihan dan berwarna merah terang, suatu robekan dapat merupakan penyebab. 6. Perubahan Pada Vulva, Vagina dan Perineum Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ke tiga. Himen tampak sebagai tonjolan kecil dan dalam proses pembentukan berubah menjadi karankulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara. Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama. Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan otot perineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan vagina Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 11
  • 12. hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir puerperium dengan latihan harian. Estrogen pasca partum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap ke ukuran sebelum hamil, 6 sampai 8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat pada sekitar minggu ke empat, walaupun tidak akan semenonjol pada wanita nulipara. Pada umumnya rugae akan memipih secara permanen. Mukosa tetap etrofik pada wanita menyusui sekurang – kurangnya sampai menstruasi dimulai kembali. Penebalan mukosa vagina terjadi seiring pemulihan fungsi ovarium. Kekurangan estrogen menyebabkan penurunan jumlah pelumas vagina dan penipisan mukosa vagina. kekeringan local dan rasa tidak nyaman saat koitus ( dispereunia ) menetap sampai fungsi ovarium kembali normal dan menstruasi dimulai lagi. Biasanya wanita dianjurkan menggunakan pelumas larut saat melakukan hubungan seksual untuk mengurangi nyeri. Pada awalnya, introitus mengalami eritematosa dan edematosa, terutama pada daerah episiotomi atau jahitan laserasi. Perbaikan yang cermat, pencegahan, atau pengobatan dini hematoma dan hygiene yang baik selama dua minggu pertama setelah melahirkan biasanya membuat introitus dengan mudah dibedakan dengan introitus pada wanita nulipara. Pada umumnya episiotomy hanya mungkin dilakukan bila wanita berbaring miring dengan bokong diangkat atau ditempatkan pada posisi litotomi. Penerangan yang baik diperlukan supaya episiotomy dapat terlihat jelas. Proses penyembuhan luka episiotomy sama dengan luka operasi lain. Tanda – tanda infeki ( nyeri, panas, merah, bengkak atau rabas ) atau tepian insisi tidak saling mendekat bisa terjadi. Penyembuhan harus berlangsung dalam 2 sampai 3 minggu. Hemoroid ( varises anus ) umumnya terlihat. Wanita sering mengalami gejala terkait, seperti rasa gatal, tidak nyaman, dan perdarahan berwarna merah terang pada waktu defecator. Ukuran hemoroid biasanya mengecil beberapa minggu setelah bayi lahir. Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 12
  • 13. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Masa nifas (puerperium) yaitu di mulainnya setelah plasenta lahir dan berakhir ketika ala-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu. Adapun tahapan-tahapan masa nifas (post partum/puerperium) adalah : 1. Puerperium dini yaitu masa kepulihan, yakni saat-saat ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. 2. Puerperium intermedial yaitu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, kira-kira antara 6-8 minggu. 3. Remot puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna teutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi. Sebagai catatan, waktu untuk sehat sempurna bias cepat bila kondisi sehat prima, atau bisa juga berminggu-minggu, bulanan, bahkan tahunan, bila ada gangguan-gangguan kesehatan lainnya. Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 13 B. SARAN Saran penulis kepada pembaca yaitu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya. Terima kasih
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya Perubahan Fisiologis Uterus Dan Sistem Reproduksi Pada Ibu Nifas| 14