Dokumen tersebut membahas tentang penilaian pendidikan dalam kurikulum. Secara garis besar dibahas mengenai pentingnya penilaian sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kurikulum dan tujuan pendidikan nasional. Dokumen ini juga menjelaskan prinsip-prinsip dan tujuan penilaian serta peranannya dalam proses pembelajaran.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan berlakunya Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional ( UUSPN ) serta segenap Peraturan Pemerintah sebagai
pedoman pelaksanaan, perlu diupayakan penyesuaian kurikulum sebagai jenis dan
jenjang pendidikan dengan tuntutan perangkat dasar Sistem Pendidikan Nasional
tersebut.
Ditegaskan dalam UUSPN bahwa yang dimaksudkan dengan kurikulum adalah
seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Kurikulum sebagai perangkat rencana dan pengaturan guna mencapai tujuan
pendidikan nasional merupakan sesuatu yang sangat penting bagi segenap lembaga
pendidikan. Tersirat dalam pengertian kurikulum sesuai UUSPN adalah pengaturan
mengenai penilaian sebagian bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tujuan
pendidikan Nasional maupun penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Penilaian kegiatan belajar mengajar yang menjadi tanggung jawab lembaga
pendidikan merupakan kegiatan yang perlu direncanakan dan diatur sejalan dengan
kurikulum yang berlaku. Dalam UUSPN No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab XII pasal 43 dan 44 yang menyatakan bahwa penilaian
pendidikan mencakup penilaian kegiatan dan kemajuan belajar peserta didik serta
hasil belajar suatu jenis dan atau jenjang pendidikan.
Dalam PP No. 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar Bab IX berbunyi : “ Penilaian
pendidikan dasar diselenggarakan untuk memperoleh keterangan tentang proses
belajar mengajar dan upaya mencapai tujuan pendidikan dasar dalam rangka
pembinaan dan pengembangannya, serta untuk penentuan akredilitasi satuan
pendidikan dasar yang bersangkutan.
2. BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Penilaian
Secara harfiah kata penilaian berasal dari bahasa Inggris “ evaluation “ dalam bahasa
Arab Al – Taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Penilaian dapat
digunakan untuk semua aspek kehidupan. Dalam buku ini kita hanya mempokuskan
penilaian dalam bidang Pendidikan Agama Islam atau penilaian pendidikan Islam.
Penilaian Pendidikan Agama Islam adalah usaha untuk mendapatkan nilai yang
terdapat dalam proses belajar mengajar yang dilihat dari hasil yang dicapai oleh setiap
siswa dalam jangka waktu tertentu. Misalnya penilaian harian, mingguan, bulanan,
catur wulan, akhir tahun dan akhir tahun ajaran dan EBTA serta EBTANAS.
2. Fungsi Penilaian
1. Perbaikan proses belajar mengajar.
2. Untuk menentukan nilai kenaikan kelas maupun penentuan lulus atau tidak
3. Penempatan siswa.
4. Diagnostik, yaitu untuk memeriksa dan mengalisa kelemahan siswa dan upaya
mengatasinya.
3. Tujuan Penilaian
Penilaian bertujuan memperoleh data mengenai pencapaian tujuan hasil belajar
mengajar yang menuju ketingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran serta mengukur atau menilai efektifitas pengalaman
belajar, kegiatan belajar dan metode mengajar Pendidikan Agama Islam yang
dipergunakan.
4. Prisip dan Obyek Penilai
1. Prinsip Penilaian
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penilaian yaitu :
a. Prinsip kontinuitas
Penilaian harus dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan, oleh sebab itu
penilaian tidak hanya dilakukan peda waktu tertentu seperti sebulan sekali hanya,
3. catur wulan dan sebagainya, tetapi sebaiknya dilakukan setiap kegiatan belajar
mengajar berlangsung. penilaian seperti ini sangat diperlukan untuk mengetahui
keadaan kemampuan siswa menyerap materi yang diberikan dan efektivitas metode
yang digunakan. Disamping itu untuk menentukan perlu tidaknya perbaikan proses
belajar mengajar dan perbaikan bagi siswa atau diagnostik seperti telah dikemukakan
pada bagian 2.d.
b. Prinsip Individual
Prinsip penilaian ini harus diberikan kepada setiap siswa untuk menilai pekerjaannya
sendiri. Hal ini memberikan kesadaran kepada setiap siswa untuk mengetahui keadaan
kualitas belajar yang telah dicapainya. Dalam penilaian individu ini perlu di
pertimbangkan situasi dan kondisi masing-masing siswa dalam menilai kemajuan dan
pengawasan siswa terhadap pencapaian tujuan.
c. Prinsip Keseluruhan
Dengan prinsip keseluruhan, konprehensif dimaksudkan disini agar evaluasi /
penilaian hasil belajar tersebut dapat terlaksana dengan baik apabila penilaian tersebut
dilaksanakan secara bulat, utuh dan menyeluruh. Penilaian itu harus dapat menjangkau
tiga aspek yang perlu dinilai yaitu aspek kognitif, aspek efektif dan aspek psikomotor
sesuai dengan porsi masing-masing dalam penilaian pendidikan agama Islam.
d. Prinsip Obyektivitas
Prinsip obyektivitas atau maudluu’iyyah, dapat dinyatakan sebagai penilaian yang
baik apabila dapat terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subyektif.
Oleh sebab itu penilaian harus dilakukan secara wajar sesuai dengankeadaan, kondisi
apa adanya, tidak dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yang bersifat subyektif.
Jika tidak obyektif akan dapat menodai kemurnian pekerjaan penilaian itu sendiri.
2. Obyek Penilaian
Dimaksud dengan obyek atau sasaran penilaian pendidikan agama Islam ialah segala
sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan dapat dilakukan
terhadap siswa, guru maupun kurikulum pendidikan agama Islam.
Pada kesempatan kali ini sasaran atau obyek penilaian yang akan dibahas ada yang
4. berkenaan dengan proses atau kegiatan proses pendidikan agama Islam yang dialami
oleh siswa untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar siswa, maka obyek
dari penilaian pendidikan agama Islam meliputi tiga aspek, yaitu (1) aspek
kemampuan, (2) aspek kepribadian, (3) aspek sikap.
5. Peran Penilaian dalam Proses Belajar Mengajar ( PBM )
Ada beberapa peran penilaian dalam PBM
1. Mengetahui tingkat pencapaian siswa dalam kegiatan suatu proses belajar mengajar.
2. Menetapkan keefektifan pengajar dan rencana kegiatan.
3. Sebagai laporan kemajuan belajar siswa.
4. Menghilangkan kendala dalam kegiatan belajar mengajar dan memperbaiki
kesalahan setra menyempurnakan kekurangan yang terdapat sewaktu praktek.