1. PENGENALAN ASET JANGKA PANJANG
Aset jangka panjang merupakan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan penghasilan
operasi lebih dari satu periode. Aset tetap berwujud antara lain bangunan, pabrik dan peralatan.
Sedangkan untuk aset tetap tak berwujud antara lain paten, merk dagang, copyright, goodwill.
Akuntansi Aset Jangka Panjang
Kapitalisasi, Alokasi, dan Penurunan Nilai
Kapitalisasi untuk :
a. Aset berwujud : aset dicatat pada nilai perolehan
b. Aset tak berwujud : biaya internalnya segera dibiayakan dan tidak dicatat pada neraca.
Area yang paling bermasalah untuk profesi akuntansi adalah kapitalisasi biaya
pengembangan perangkat lunak. Kapitalisasi untuk internal, harus dikapitalisasi dan
diamortisasi sepanjang masa manfaat yang diharapkan. Untuk yang eksternal, dikapitalisasi
dan diamortisasi hanya jika perangkat tersebut mencapai fisibilitas teknologi.
Alokasi ada 3 yaitu
a. Penyusutan (depresiasi) : untuk aset tetap
b. Amortisasi : untuk aset tak berwujud
c. Deplesi : untuk sumber daya alam
3 faktor yang menentukan nilai alokasi biaya
a. Periode manfaat
b. Nilai sisa
c. Metode alokasi
Penurunan Nilai dilakukan apabila arus kas yang diharapkan lebih kecil daripada nilai tercatat
aset, dan dinyatakan sebesar nilai pasar wajar. 2 distorsi terkait dengan dengan penurunan
nilai :
a. Bias konservatif mendistorsi valuasi aset jangka panjang karena nilai aset dapat
diturunkan namun tidak dapat dinaikkan
b. Pengakuan penurunan nilai aset memiliki dampak temporer besar yang mendistorsi laba
bersih sementara berpotensi meningkaatkan kegunaan nilai aset pada neraca
Kapitalisasi vs Pembebanan : Dampak terhadap Laporan Keuangan dan Rasio
Dampak Kapitalisasi terhadap Laba
Dampak terhadap laba :
a. Menangguhkan pengakuan biaya = menghasilkan laba yang lebih tinggi pada saat
akuisisi, dan laba yang rendah untuk selanjutnya
b. Menghasilkan serial perataan laba
Dampak Kapitalisasi terhadap Tingkat Pengembalian Investasi
Meningkatkan fluktuasi pengukuran laba dan rasio tingkat pengembalian investasi.
Kapitalisasi mempengaruhi baik laba maupun basis investasi pada rasio tingkat
pengembalian investasi.
Dampak Kapitalisasi terhadap Rasio Solvabilitas
Pada pembebanan biaya aset langsung, rasio solvabilitas mencerminkan kondisi perusahaan
lebih buruk dari kondisi sebenarnya, karena pembebanan tersebut menyebabkan ekuitas
dinyatakan terlalu rendahh untuk yang memiliki aset produktif
Dampak Kapitalisasi terhadap Arus Kas Operasi
2. Jika aset dikapitalisasi, biaya dilaporkan sebagai arus kas keluar aktivitas investasi, maka arus
kas keluar operasi terlalu tinggi dan arus kas keluar investasi terlalu rendah pada tahun
akuisisi dibandingkan dengan kapitalisasi biaya.
ASET TETAP DAN SUMBER DAYA ALAM
Menilai Aset Tetap dan Sumber Daya Alam
Menilai Properti, Pabrik, dan Peralatan
Penilaian dari aset tetap ini menggunakan prinsip biaya historis, yaitu mencatat aset sesuai
harga beli. Seluruh biaya akuisisi dan persiapan dikapitalisasi pada saldo akun aset.
Menilai Sumber Daya Alam
Sumber daya alam merupakan hak untuk mengambil atau mengkonsumsi sumber daya.
Dilaporkan sebesar biaya historis dan ditambah dengan biaya pencarian, eksplorasi dan
pengembangan. Biaya ini dibebankan saat sumber daya tersebut dipindahkan, dikonsumsi
atau dijual. Perusahaan juga mengalokasi biaya sumber daya alam pada jumlah estimasi unit
cadangan yang tersedia yang juga biasa disebut sebagai deplesi.
Penyusutan
Tingkat Penyusutan
a. Umur Manfaat
Asumsi ini dibuat berdasar kondisi ekonomi, pemahaman teknik, pengalaman, dan
informasi mengenai fisik dan sifat produktifnya. Kerusakan merupakan salah satu alasan
adanya umur manfaat ini. Integritaas penyusutan dan penentuan laba bergantung pada
estimasi yang cukup akurat dan revisi masa manfaat yang tepat waktu, yang idealnya
tidak dipengaruhi oleh insentif manajemen yang terkait dengan waktu pengakuan laba.
b. Metode Alokasi
Garis lurus
Mengalokasikan biaya aset pada masa manfaat berdasarkan beban periodik yang
sama. Alasan penggunaan metode ini adalah kerusakan fisik terjadi seragam
sepanjang waktu. Analisis harus waspada pada kelemahan konseptual ini yaitu
kurang efisien dan membutuhkan pemeliharaan yang lebih tinggi karena penyusutan
pada tahun awal sama dengan tahun berikutnya. Dan juga penyusutan ini
menghasilkan bias yang makin besar pada pola tingkat pengembalian aset sepanjang
waktu.
Dipercepat
Mengalokasi biaya aset sepanjang masa manfaat dengan pola semakin menurun.
Tujuan dari metode ini adalah pajak, yaitu percepatan alokasi biaya dan berikut
penangguhan laba kena pajak. Konsep yang mendukung metode ini addalah beban
penyusutan yang semakin kecil sepanjang waktu merupakan kompensasi atas
1) Peningkatan biaya perbaikan dan perawatan
2) Pennurunan pendapatan dan efisiensi operasi
3) Peningkatan ketidakpastian pendapatan atas aset berumur dimasa depan.
Dua metode dipercepat antara lain yaitu saldo menurun dan jumlah angka tahun.
Khusus
Ditentukan pada industri tertentu, seperti baja dan mesin berat. Metode ini
mengkaitkan penyusutan dengan pada aktivitas atau entitas penggunaan aset. Pada
metode ini perlu menelaah estimasi masa manfaat secara periodik untuk tetap valid
dibaawah kondisi yang berubah.
3. Deplesi
Merupakan alokasi biaya sumber daya alam berdasarkan tingkat pemungutan atau produksi.
Perbedaan dengan penyusutan adalah jika penyusutan adalah alokasi biaya aset produktif
sepanjang waktu, sedangkan deplesi adalah alokasi biaya berdasar unit yang dieksploitasi
dari sumber daya alam. Deplesi tergantu pada produksi, jika menghasilkan ebih banyak
maka biaya deplesi juga lebih tinggi pula. Analis harus memperhatikan kerumitan pada
deplesi seperti keanddalan dalam mengestimasi pemulihan sumber daya. Harus menelaah
estimasi ini secara periodik untuk membuktikan informasi telah semua tersampaikan.
Penurunan Nilai
Akuntansi sekarang telah merefleksikan nilai masa kini, meskipun dengan dasar konservatif
yaitu ketika aset yang telah disusutkan diestimasi lebih tinggi daripada nilai estimasi
sekarang, maka nilainya pada neraca diturunkan untuk merefleksikan nilai saat ini.
Menganalisis Aset Tetap dan Sumber Daya Alam
Menganalisis Penyusutan dan Deplesi
Analis berfokus pada revisi masa manfaat aset. Revisi ini sering kali digunakan untuk
memindahkan atau meratakan laba selama beberapa periode. Tiga kemungkinan tantangan
analis pada perbedaan metode alokasi yang digunakan adalah
Penggunaan garis lurus baik dalam pelaporan keuangan maupun tujuan pajak
Dampak pajak yang menguntungkan menghasilkan dari penyusutan pajak yang makin
tinggi .
Menghasilkan penyusutan yang lebih tinggi dari awal tahun yang diperpanjang selama
beberapa tahun bagi perusahaan yang sedang ekspansi.
Analis dapat mempertimbangkan penyusutan tambahan berdasar percepatan dengan
membagi jumlah pajak tangguhan dengan tarif pajak terkini. Analis juga harus
memperhatikan informasi penyusutan dan juga tidak terfokus pada laba sebelum
penyusutan. Menganalisis penyusutan membutuhkan evaluasi kelayakannya. Untuk itu
digunakan pengukuran seperti rasio penyusutan terhadap total aset. Pengukuran lain yaitu
rata-rata jangkauan waktu total, umur rata-rata, umur sisa rata-rata, dan rata-rata
jangkauan total yang berhubungan dengan umur rata-rata dan umur sisa. Jika pengukuran
tersebut digunakan oleh analis untuk membandingkan antar perusahaan, harus dilakukan
dengan hati-hati karena beban penyusutan berubah tergantung metode alokasi serta
asumsi masa manfaat dan nilai sisa.
Analisis Penurunan Nilai
3 masalah anilisis penurunan nilai adalah
Evaluasi kelayakan jumlah penurunan nilai
Evaluasi kelayakan waktu penurunan nilai
Analisis efek penurunan nilai terhadap laba
ASET TAK BERWUJUD
Merupakan hak, keistimewaan, dan manfaat kepemilikan atau pengendalian. Aset tak berwujud
sering kali :
1. Tidak dapat dipisahkan dari suatu perusahaan atau segmennya
2. Masa manfaat yang tidak terhingga
3. Mengalami perubahan penilaian yang besar karena kondisi yang kompetitif
4. Akuntansi Aset Tak Berwujud
Aset Tak Berwuujud dapat Diidentifikasi
Merupakan aset tak berwujud yang dapat diidentifikasikan terpisah dan dikaitkan dengan
hak tertentu atau keistimewaan selama periode manfaat yang terbatas. Dicatat sebesar
biayanya dan mengamortisasi biaya sepanjang periode manfaat. Tidak diperbolehkan
menghapus untuk dibebankan pada saat akuisisi.
Aset Tak Berwujud tidak dapat Diidentifikasi
Merupakan aset yang dapat dikembangkan secara internal atau dibeli namun tidak dapat
diidentifikasi dan seringkali memiliki masa manfaat yang tak terhingga. Biaya
pengembangan, pemeliharaan dan pemulihan aset tak berwujud dibebankan saat
terjadinya.
Amortisasi Aset Tak Berwujud
Saat kapitalisasi biaya aset tak berwujud yang dapat atau tidak diidentifikasi, biaya ini
selanjutnya diamortisasi sepanjang periode manfaat aset ini. Jika aset tak berwujud
mengalami penurunan nilai yang materiel (setelah uji pemulihan), maka aset diturunkan
nilainya. Berdasar sstandar akuntansi goodwill tidak diamortisasi tetapi diuji penurunan nilai
setiap tahunnya.
Menganalisis Aset Tak Berwujud
Analisis harus waspada terhadap :
1. Saat mengevaluasi aset tak berwujud karena sering terjadi kesalahan penilaian
2. Goodwill yang dicatat hanya saat akuisisi, dan sebagian besar goodwill terdapat pada neraca.
3. Perlakuan amortisasi manajemen. Yaitu dengan meningkatkan laba yang dilaporkan dengan
cara mengamortisasi aset tak berwujud sepanjang periode yang melebihi periode manfaat
4. Komposisi, penilaian dan disposisi goodwill.
Aset Tak Berwujud dan Kontinjensi yang Tak Tercatat
Dalam praktik, pengeluaran untuk menciptakan goodwill dibebankan saat terjadinya. Jika goodwill
dapat menghasilkan laba itu karena pembebanan pengembangan goodwill. Analis harus
menyesuaikan aset dan kewajiban secara layak.