2. SAFA MARWA 71210913016
NAZLA ELYZA 71210913004
TRIA HENDRIKA 71210913025
MUHAMMAD HABIB 71210913045
M. HUSNUL SYAHPUTRA
71200913038
KELOMPOK 2
3. Jual beli merupakan suatu kegiatan muamalah
yang melekat pada kehidupan masyarakat dari
zaman dahulu hingga sampai sekarang.
Adapun ba’i menurut istilah Syekh Al Qalyubi
dalam Hasyiyah-nya
bahwa “akad saling mengganti dengan harta yang
berakibat kepada kepemilikan terhadap satu
benda atau manfaat untuk tempo waktu selamanya
4. Dasar Hukum
Jual Beli
Dasar hukum jual beli tercantum pada Al-
Qur’an dan Hadist
• Al-Qur’an
QS.Al-Baqarah [2]:275 yang memiliki arti
“Padahal Allah telah menghalalkan jual-beli dan
mengharamkan riba.”
• Hadits Rasulullah saw
“Dari Rifa’ah bin Rafi’ Ra. bahwasannya Nabi Saw. ditanya
tentang mata pencaharian yang paling baik, beliau
menjawab, seseorang bekerja dengan tangannya dan setiap
jual-beli yang mabrur.” (HR. Al-Bazzar dan ditashih oleh
Hakim).
5. • Mayoritas ulama menyatakan bahwa rukun
jual beli ada empat yaitu:
• Penjual dan pembeli (aqidain).
• Barang yang diperjual belikan (ma’qud
alaih).
• Alat nilai tukar pengganti
• Ucapan serah terima antara penjual dan
pembeli (ijab kabul).
Rukun Jual Beli
6. Jual beli dianggap sah apabila penjual
dan pembeli memenuhi 4 syarat sebagai
berikut:
Syarat penjual dan pembeli (aqidain)
• Kedua belah pihak harus baligh,
maksudnya baik penjual atau pembeli
• Keduanya berakal
• Bukan pemboros (tidak suka memubazirkan
barang).
• Bukan paksaan, yakni atas kehendak
sendiri. Rasulullah bersabda:
Artinya: “Nabi saw. bersabda sesungguhnya
jual beli itu sah, apabila dilakukan atas
dasar suka sama suka.” (HR. Ibnu Hiban
dan Ibnu Majah).
Syarat
Jual Beli
7. Syarat barang jual beli (ma’qud alaih)
• Barang harus ada saat terjadi transaksi, jelas dan dapat dilihat
atau diketahui oleh kedua belah pihak. Penjual harus memperlihatkan
barang yang akan dijual kepada pembeli secara jelas, baik ukuran dan
timbangannya, jenis, sifat maupun harganya.
• Barang yang diperjualbelikan berupa harta yang bermanfaat. Semua
barang yang tidak ada manfaatnya seperti membahayakan ataupun
melanggar norma agama dalam kehidupan manusia tidak sah untuk
diperjualbelikan. Contohnya jual beli barang curian atau minuman
keras.
• Barang itu Jual beli bangkai, kotoran, barang yang menjijikkan dan
sejenisnya tidak sah untuk diperjualbelikan dan hukumnya haram.
• Milik Oleh karenanya barang-barang yang bukan milik sendiri seperti
barang pinjaman, barang sewaan, barang titipan tidak sah untuk
diperjualbelikan.
• Barang yang dijual dapat dikuasai oleh Tidak sah jual beli ayam yang
belum ditangkap, merpati yang masih beterbangan, ikan yang masih
dalam kolam dan sebagainya.
8. Alat untuk tukar menukar barang
• Harga harus disepakati kedua belah pihak dan disepakati
• Nilai kesepakatan itu dapat diserahkan langsung pada waktu transaksi jual
• Apabila jual beli dilakukan secara barter (al-muqayyadah), bukan berupa uang
tetapi berupa barang
Ijab dan kabul
Ijab dilakukan oleh pihak penjual barang dan kabul dilakukan oleh pembeli
barang. Ijab kabul dapat dilakukan dengan kata-kata penyerahan dan penerimaan
atau dapat juga berbentuk tulisan seperti faktur, kuitansi atau nota dan lain
sebagainya. Hal utama yang ada dalam jual beli adalah kerelaan kedua belah
pihak. Kerelaan ini dapat dilihat pada saat akad berlangsung dan ijab kabul harus
diucapkan secara jelas dalam transaksi.
9. • Jual beli untuk ditimbun.
• Jual beli dengan informasi yang tidak
lengkap/penipuan.
•
• Jual beli untuk sarana maksiat.
• Jual beli pada masa khiyar.
• Memborong agar orang kehabisan stok
5 contoh jual beli yang sah namun dilarang oleh agama Islam diantaranya adalah :
10. menurut istilah,
khiyar adalah
hak yang
dimiliki
seseorang yang
melakukan
perjanjian usaha
(jual-beli)
untuk menentukan
pilihan antara
meneruskan
perjanjian jual-
beli atau
membatalkannya.
11. Hikmah &
Manfaat
Jual Beli
1. Masing masing merasa puas, si penjual telah melepas barang
dagangannya dengan ikhlas dan menerima uang yang telah
disepakati bersama, pembeli akan memperoleh barang yang
dibelinya dengan senang.
2. Penjual dan membeli masing-masing berlapang dada ketika tawar
menawar, sehingga mereka dirahmati Allah Swt.
Hadis Rasulullah Saw
Artinya : “Dirahmati Allah orang yang berlapang dada bila ia
berjualan, membeli dan bila menagih hutang.” (HR Bukhari dan
Tirmidzi)
3. Menjauhkan orang dari memakan atau memiliki harta yang batil.
Firman Allah SWT
Artinya : ” Jangan kamu saling memakan harta saudaramu dengan
jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama suka diantara kamu.” (QS An-Nisa’ : 29)
12. Jual Beli Riba
• Orang yang melakukan transaksi jual
beli, dia melakukan kerja fisik yang
nyata. Mulai dari mencari barang,
memindahkan sampai pada menjualkan
barang.
• Orang yang melakukan jual beli, mereka
menanggung semua potensi resiko kerugian
dalam setiap tahapan usahanya.
• Jual beli berbasis pada penyediaan
barang atau jasa. Sehingga ada manfaat
nyata yang diputar di masyarakat.
• Jual beli membangun kegiatan
perekonomian di masyarakat.
• hampir tidak ada usaha yang nyata di
sana.
• hampir tidak ada resiko, selalu di
posisi aman. Mendapat keuntungan,
tanpa menanggung resiko kerugian.
• Tidak ada barang atau jasa yang
ditransaksikan. Uang ditransaksikan
dengan uang, menghasilkan uang.
• riba mengajarkan masyarakat untuk
menjadi pemalas, karena uang yang
bekerja.
Apa Perbedaan Jual Beli Dengan Riba?