Dokumen ini membahas tentang ujian tengah semester mata kuliah Pendekatan Studi Islam. Terdapat dua pertanyaan yang dijawab, yaitu tentang definisi wahyu menurut para ulama dan proses akulturasi agama Islam dengan budaya Sunda di tanah Pasundan. Tokoh-tokoh penyebar awal Islam di Sunda adalah tiga orang keturunan raja Pajajaran yang menggunakan pendekatan damai dan memberikan nilai spiritual.
UTS Mata Kuliah Pendekatan Studi Islam ILAN FAHMI FAUJI.docx
1. UJIAN TENGAH SMESTER
Mata Kuliah : Pendekatan Studi Islam
Prodi/Semester : PAI/II-B
Dosen Pengampu : Dr. Ahmad Nabil Atoillah, S.Th.I, M.Hum
ILAN FAHMI FAUJI
KELAS B
SMESTER 2
PROGRAM PASCASARJANA
1. Jelaskan definisi wahyu menurut para ulama?
- Syech Muhammad Abduh mendefinisikan bahwa wahyu adalah pengetehuan yang di peroleh
seseorang dari dalam dirinya sendiri disertai dengan keyakinan, bahwa hal itu dari sisi Allah, baik
dengan perantaraan
- Dr. Abdullah Syahhatah, wahyu menurut syara’ ialah pemberitahuan Allah SWT kepada orang
yang dipilih dari beberapa hambaNya mengenai berbagai petunjuk dan ilmu pengetahuan yang
hendak diberitahuakannya teteapi dengan cara yang tidak biasa bagi manusia atau tidak dengan
perantaraan.
Bagaimana menjelaskan kepada masyarakat milenial tentang Islam sebagai Agama wahyu?
Islam adalah agama rahmatan li al-‘âlamîn (agama kasih sayang) yang amat sempurna. Ia cocok
untuk segala tempat dan etnis (al-shâlih li kulli zamân wa makân). Islam adalah agama wahyu taraf
terakhir dari proses evolusi agama sejak dari Nabi Adam AS. Agama-agama yang diturunkan Allah
sesuai dengan tingkat kecerdasan manusia yang menerimanya. Agama yang diajarkan Nabi Adam
AS adalah agama untuk tingkat kecerdasan bayi. Sedangkan nabi-nabi lain, untuk tingkat
kecerdasan anak-anak dan remaja. Adapun agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang disebut Islam adalah agama untuk tingkat manusia dewasa. Dengan kata lain, agama Nabi
Muhammad SAW bersifat tegas, jelas, nyata, lengkap dan sempurna, tidak bisa dikurangi dan
ditambah, berlaku sampai akhir zaman.
Berikan contoh logika berpikir wahyu yang mampu diterima oleh masyarakat milenial?
2. Bagaimana proses akulturasi-asimilasi agama Islam dengan agama Jati Sunda?
Berbicara Islam dan budaya lokal, tentu merupakan pembahasan yang menarik, dimana Islam
sebagai agama universal merupakan rahmat bagi semesta alam, dan dalam kehadirannya di muka
bumi ini, Islam berbaur dengan budaya lokal (local culture) jati sunda, sehingga antara Islam dan
budaya lokal jati sunda pada suatu masyarakat tidak bisa dipisahkan, melainkan keduanya
merupakan bagian yang saling mendukung. Islam sebagai agama yang diturunkan oleh Allah SWT
untuk semua umat manusia telah memainkan peranannya di dalam mengisi kehidupan umat
manusia di muka bumi ini. Kehadiran Islam di tengah tengah masyarakat sunda yang sudah
memiliki budaya tersendiri, ternyata membuat Islam dengan budaya setempat mengalami akulturasi,
yang pada akhirnya tata pelaksanaan ajaran Islam sangat beragam. Namun demikian, Al-Qur’an dan
2. As-Sunnah sebagai sumber hukum Islam tetap menjadi ujung tombak di dalam suatu masyarakat
muslim, sehingga Islam begitu identik dengan keberagaman.
Siapakah tokoh-tokoh yang menyebarkan agama Islam di tanah Sunda?
Menurut sumber sejarah lokal (baik lisan maupun tulisan) bahwa tokoh utama penyebar Islam awal
di tanah Pasundan adalah tiga orang keturunan raja Pajajaran, yaitu Pangeran Cakrabuana, Syarif
Hidayatullah, dan Prabu Kian Santang.
Bagaimana metode pendekatan studi Islam yang digunakan para tokoh-tokoh tersebut
kepada masyarakat Sunda?
Islam memasuki Tatar Sunda dengan penuh kedamaian, memberikan nilai-nilai spiritual bagi
masyarakat Sunda yang telah memiliki sifat hanif dengan penyembahan hanya pada satu
tuhan saja (monoteisme) (Raffles, 2015, p. 447). Kehadirannya diterima dengan penuh
sukacita, tidak ada pedang dan darah yang dikorbankan, tidak ada nyawa dan korban jiwa yang
melayang. Semua berjalan sebagaimana kehendak tuhan hingga akhirnya munculah istilah
dimasyarakat bahwa Islam itu Sunda dan Sunda itu Islam.