Dokumen tersebut membahas tentang zakat, infak, sedekah dan wakaf (ZISWAF). Siswa mempelajari tentang definisi, hukum, dan cara menghitung zakat untuk emas, perak, pertanian dan perdagangan. Dokumen ini juga menjelaskan perbedaan antara zakat, infak dan sedekah serta undang-undang terkait pengelolaan zakat di Indonesia.
2. Kompetisi Dasar
• Siswa memahami tentang zakat, infak dan sedekah.
• Siswa memahami tentang pembagian dan nishab
zakat
• Siswa mampu menghitung zakat
• Siswa mengetahui Undang-Undang No. 23 tahun
2011 tentang pengelolaan zakat di Indonesia.
• Siswa mengetahui pengelolaan wakaf dalam undang-
undang Nomor 41 Tahun 2004
3. Tugas 2
1. Apa makna zakat, secara bahasa dan istilah
2. Tuliskan dalil tentang kewajiban zakat di dalam Al Quran
3. Berapa golongan yang berhak menerima zakat, sebut dan
jelaskan!
4. Apa yang dimaksud dengan nishab?
5. Berapa nisab kambing, sapi dan unta
6. Berapa nishab zakat pertanian, perdagangan dan berapa persen
zakatnya
7. Berapa nishab zakat emas dan perak
8. Apakah zakat profesi itu?jelaskan dan berapa nishabnya
9. Buat tulisan tentang lembaga zakat nasional dan kiprahnya
5. Dalil Zakat Di Al Qur’an
ُت ةَقَدَص ْمِهِلا َوْمَأ ْنِم ْذُخ
يِكَزُت َو ْمُهُرِهَط
اَهِب ْمِه
َت َ
َلَص َّنِإ ْمِهْيَلَع ِلَص َو
ُ َّ
ّللا َو ْمُهَل ٌنَكَس َك
ٌعيِمَس
ٌميِلَع
◦ Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka
dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu
itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.( At
Taubah:103)
6. Hadits Tentang Zakat
ٍ
سَْمخ ىَلَع ُمََلْسِاال َىِنُب
׃
َهَلِا آل ْنَا ِةَداَهَش
َّالِا
ا
ُﷲ
َل ْوُسَر ادَّمَحُم َّنَا َو
ﷲ
ِ
٬
ِةََلَّصال ِامَقِا َو
٬
ِةاَكَّالز ِاءَتْيِا َو
٬
ِجَحْال َو
٬
اَضَمَر ِم ْوَص َو
َن
٠
Islam dibangun atas lima perkara: Bersaksi bahwasanya
tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah
utusan Allah, mendirikanlah shalat, menunaikan zakat,
naik haji, dan Berpuasa di bulan Ramadhan.“
(Bukhari-Muslim)
7. Apakah
Hikmah
Berzakat?
Sebagai perwujudan dan pembuktian iman kepada Allah.
Mensucikan dan menambah keberkahan harta
Menumbuhkan sikap peduli kepada kaum lemah
Memberdayakan ekonomi dan sosial umat
Mengikis sifat kikir dan rakus terhadap harta
Menambah ketenangan dan kebahagiaan hidup
8. Hukum Mengingkari Zakat
Seorang muslim yang tahu akan kewajiban zakat,
kemudian mengingkarinya maka dia telah jatuh
pada kekafiran, dan hukumnya hukum orang yang
murtad.
Adapun muslim yang menolak tidak mau
membayar zakat:
◦ Di akhirat dia akan mendapat balasannya
◦ Di dunia, pemimpin berhak untuk memeranginya
sehingga dia mau membayar zakat, atau menyita
sebagian hartanya
9. Perbedaan Antara:
Zakat, Infaq & Shadaqah
Zakat
• Kewajiban harta yang spesifik, memiliki syarat
tertentu, batas, tertentu dan waktu tertentu
Infaq
• Mengeluarkan harta secara umum untuk
kepentingan diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
shadaqah
• Maknanya lebih luas, bisa berarti infaq, zakat atau
kebaikan non materi. Sadaqah terbagi menjadi wajib
( zakat ) dan sunnah ( infaq )
11. Syarat Harta yang Wajib
Dikeluarkan Zakatnya
• Milik pribadi penuh, bukan hasil
meminjam atau hutang
• Produktif, berkembang dan untung
• Sampai nishab, batas tertentu
• Surplus dari kebutuhan primer
• Berlalu satu tahun
12. Makna Nishab
• Nishab adalah batas harta milik yang wajib
dikeluarkan zakatnya.
• Nishab zakat berbeda-beda setiap objek zakat,
sesuai dengan ketentuan dalam hadits Nabi.
13.
14. َو ِاءَرَقُفْلِل ُاتَقَدَّصال اَمَّنِإ
َينِلِامَعْال َو ِينِكاَسَمْال
اَهْيَلَع
ِ
الر يِف َو ْمُهُبوُلُق ِةَفَّلَؤُمْال َو
يِف َو َينِم ِ
َارغْال َو ِباَق
ِ َّ
ّللا ِليِبَس
ِ َّ
ّللا َنِم ةَضي ِ
رَف ِليِبَّسال ِْنبا َو
ِكَ ٌميِلَع ُ َّ
ّللا َو
ٌمي
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya
(mualaf), untuk memerdekakan hamba sahaya, untuk
membebaskan orang yang berhutang, untuk yang berada
di jalan Allah dan untuk orang yang sedang di dalam
perjalanan sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”[At-Taubah 60.]
15. Kekayaan
Yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya
1. Zakat emas & perak, Zakat Perhiasan
2. Zakat uang
3. Zakat pertanian dan zakat hasil bumi
4. Zakat binatang ternak
5. Zakat harta galian (Rikaz ( temuan )
6. Zakat Hasil Manfaat
7. Zakat perdagangan
8. Zakat profesi
16. 1. Zakat Emas & Perak
Hadits yang diriwayatkan dari Ali bin
Abi Thalib, ia berkata, telah Bersabda
Rasulullah saw: “Jika kamu mempunyai
200 dirham dan sudah cukup setahun
maka zakatnya adalah 5 dirham, dan
emas hanya dikenakan zakat bila sudah
mencapai 20 dinar dan sudah cukup
setahun, maka zakatnya adalah ½
dinar setiap bertambah maka dengan
hitungan tersebut. Tidak wajib zakat
kecuali sampai cukup masa setahun”
(HR. Abu Daud)
Landasan Hukumnya
17. Zakat Emas & Perak
• Nishab emas 20 dinar, 1 dinar = 4,25 gram,
maka nishab emas adalah :
20 X 4,25 gram = 85 gram
• Nishab Perak adalah 200 dirham,
1 dirham = 2,975 gram, maka nishab perak
adalah 200 X 2,975 gram = 595 gram.
Nilai Nishab Emas & Perak
18. Zakat Emas & Perak
Syarat:
Sampai nishab
Berlalu satu tahun
Bebas dari hutang
yang
menyebabkan
kurang dari nishab
Surplus dari
kebutuhannya
1. Jika perhiasan
tersebut sebagai
simpanan investasi,
wajib dikeluarkan
zakatnya 2.5% dengan
syarat nishab dan haul
2. Penentuan nishabnya
adalah senilai dengan
nishab emas 85 gram
19. Cara Menghitung Zakat Emas
Ketentuan :
1. Mencapai haul
2. Mencapai nishab, 85 gr emas murni
3. Besar zakat 2,5 %
Cara Menghitung :
Jika seluruh emas/perak yang dimiliki,
tidak dipakai atau dipakainya hanya
setahun sekali, cara hitungnya adalah:
Zakat emas/perak = emas yang dimiliki x
harga emas x 2,5 %.
Jika emas yang dimiliki ada yang dipakai
Zakat = (emas yang dimiliki – emas yang
dipakai) x harga emas x 2,5 %
Contoh: Bu Eva memiliki
perhiasan emas, setelah
berlalu setahun sebanyak 100
gr, jika harga emas /gram
adalah Rp. 500.000,
berapakah zakatnya?
Jawab:
• Emas yg dimiliki X harga
emas X 2.5 %
• 100 gr x Rp. 500.000 x 2.5%
• Hasilnya= Rp. 1.250.000
20. Cara Menghitung Zakat Perak
Ketentuan :
– Mencapai haul
– Mencapai nishab 595 gr perak
– Besar zakat 2,5 %
Cara Menghitung :
• Jika seluruh perak yang dimiliki,
tidak dipakai atau dipakainya hanya
setahun sekali
Zakat = perak yang dimiliki x harga
perak x 2,5 %
• Jika perak yang dimiliki ada yang
dipakai
Zakat = (perak yang dimiliki – perak
yang dipakai) x harga perak x 2,5 %
Contoh:
Bu Jerry memiliki perhiasan
perak sebesar 800 gr, ia
memiliki perhiasan perak yang
dipakai sebesar 150 gr, harga
perak/gram adalah Rp.200.000,
berapakah zakatnya?
• Perak yg dimiliki-yang dipakai
x 2.5 %
• 800 gr-150 gr x 2.5 %
• 650 gr x 200.000 x 2.5%
• Rp. 3.250.000
21. 2. Zakat Uang
• Karena uang adalah merupakan barang berharga,
dan menjadi alat mengukur nilai segala sesuatu,
juga merupakan alat tukar yang kekuatannya
seperti emas & perak, maka uang dikenai zakat
sebagaimana emas & perak dikenai zakat.
• Syaratnya:
– Sampai nishab 85 gram emas
– Berlalu satu tahun
– Bebas dari hutang
– Surplus dari kebutuhannya
22. 3. Zakat Pertanian
Firman Allah : “Dan Dialah yang menjadikan kebun-
kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung,
pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-
macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa
(bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya).
Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam
itu) bila berbuah. Dan tunaikanlah haknya
(zakatnya) di hari memetiknya”. (QS. 6 : 141)
Nabi SAW bersabda: “Yang diairi oleh sungai dan
hujan 10% , sedangkan yang diairi dengan
pengairan 5 %”
23. Landasan Hukum Zakat Pertanian
• Rasulullah bersabda:
ةَقَدَص ٍقُس ْوَأ ِةَسْمَخ َُوند اَميِف َ
سْيَل
• “… Tidak wajib bayar zakat pada kurma yang kurang dari 5 ausuq”
(HR Muslim)
Dari hadist ini dijelaskan bahwa nishab zakat pertanian adalah 5
ausuq
• Ausuq jamak dari wasaq, 1 wasaq = 60 sha’, sedangkan 1 sha’ =
2,176 kg, maka 5 wasaq adalah 5 x 60 x 2,176 = 652,8 kg
• Hitungan tersebut adalah untuk makanan pokok atau gabah, maka jika
diberaskan nishab tersebut menjadi 520 kg
• Sedangkan kadar zakat yang harus dikeluarkan berdasarkan hadits
dari Jabir (yang pertama) jika diairi oleh hujan atau sungai 10 %, dan
apabila diairi oleh pengairan 5 %
24. Contoh Menghitung zakat
Pertanian
Pak Bram panen sawah sebanyak 5 ton, ia
memiliki karyawan 3 orang dengan gaji masing
masing 1 juta, biaya perawatan sawahnya diairi
irigasi 500.000, berapakah zakatnya?
• Rumus: penghasilan kotor dikurangi biaya-
biaya dihitung zakatnya.
• 5 ton asumsi = 10.000.000-3.000.000-500.000
• 6.500.000= 5% = hasilnya=Rp. 325.000
25. 4. Zakat Hasil Bumi
Pendapat Malikiyah dan
Syafiiyyah; adalah pada hasil
bumi yang dapat ditakar dan
disimpan, berlaku pada
makanan pokok, dikeluarkan
pada waktu panen dan
dalam keadaan kering.
Pendapat Madzhab Imam
Ahmad juga Abu Yusuf dan
Muhammad Hasan (dari
Madzhab Hanafi) adalah
pada hasil bumi yang dapat
ditakar dan disimpan,
sekalipun bukan makanan
pokok, dikeluarkan zakatnya
ketika sudah kering.
26. • Pendapat Imam Abu Hanifah; semua yang keluar dari
bumi, jika maksudnya untuk dikembangkan wajib
dikeluarkan zakatnya. Hal tersebut berlandaskan pada
keumuman ayat “Hai orang-orang yang beriman!
Nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang
Kami keluarkan dari bumi untukmu”
• Salah satu pendapat Imam Ahmad; Zakat hanya
diwajibkan pada empat jenis, dua jenis gandum (hinthah
dan syair) dua jenis buah-buahan (kurma dan anggur)
27. Nishab Hasil Bumi Yang
Tidak Ditakar
• Nishabnya adalah 5 ausuq diperuntukkan hasil
bumi yang dapat diukur dengan takaran
tersebut, adapun bagi hasil bumi yang tidak
dapat ditakar maka nishabnya yaitu sama
dengan nilai 653 kg hasil bumi yang berharga,
seperti padi untuk negeri kita atau gandum,
demikian pendapat Syekh Yusuf Qardhawi.
• 5 Ausuq senilai 653 kg padi, atau 520 kg
beras
28. 5. Zakat Binatang Ternak
• Syarat Umum
– Sampai Nishab
– Berlalu satu tahun
– Tenaganya tidak
dipergunakan
untuk produksi
– Digembalakan
• Tiga jenis hewan yang wajib dizakati
didalam Islam yang tergolong al-an’am
(hewan ternak) yaitu:
– Unta
– Sapi
– Kambing (domba atau kambing jawa
(ma’iz)
30. Nishab & Kadar Zakat
Binatang Ternak Sapi
1 - 29 Tidak ada zakat
30 – 39 anak sapi
40 – 59 sapi satu tahun
60 – 69 sapi usia 2 tahun
70 – 79 2 ekor anak sapi
80 – 89 anak sapi & sapi 2 thn
90 – 99 2 sapi 2 tahun
100 – 109 3 anak sapi
110 – 119 2 anak sapi & sapi usia 2 tahun
Kemudian setiap pertambahan 30 ekor seekor anak
sapi dan 40 ekor seekor sapi usia 2 tahun
31. Nishab Zakat Kambing
40-120 ekor 1 kambing dari jenis domba
yang berumur 1 tahun atau 1
kambing dari jenis ma’iz yang
berumur 2 tahun
121-200 ekor 2 kambing
201-300 ekor 3 kambing
301 ke atas setiap kelipatan seratus
bertambah 1 kambing
sebagai wajib zakat
32. Kuda tunggangan, dan yang
dipergunakan tidak dikenakan
zakat
Kuda yang diperjual belikan,
dianggap sebagai asset
perdagangan, maka termasuk
pada zakat perdagangan 2.5%
Kuda yang diternak dengan
maksud investasi; Kebanyakan
ulama mengatakan tidak
dikenai zakat. Imam Abu
Hanifah berpendapat dikenai
zakat sebesar 1 dinar (4.25
gram emas) dengan nishob 5
ekor jika kuda Arab, selain kuda
Arab 2.5 % dari nilai kuda
tersebut, Dr Yusuf Al Qaradhawi
berpendapat 2.5 % dari nilai
kuda-kuda tersebut dengan
nishab 5 ekor tanpa
membedakan kuda Arab dan
lainnya
Nishab Zakat Ternak Kuda
33. Zakat Binatang Ternak Lainnya
• Binatang ternak lainnya (selain yang telah disebutkan
dan ada nashnya) menurut sebagian ulama dikenakan
zakat dengan alasan dalil yang umum
• Mengenai nishab dan kadarnya ulama berbeda
pendapat
– Pertama nishabnya adalah senilai dengan emas 85
gram dan besarnya zakat 2.5 % dikiaskan pada harta
kekayaan
– Dr Qardhawi berpendapat, nishabnya adalah di-
analogikan pada nilai 5 ekor unta atau 40 ekor
kambing. Kadarnya 2.5 %
34. 6. Zakat Barang Tambang & Temuan
(rikaz)
• Landasan Hukum Dan
Kadarnya
– Dari Abu Hurairah, bahwa
Rasulullah SAW pernah
bersabda: “ Pada
“rikaz” harta galian,
zakatnya seperlima
(20%)” (HR. Bukhri
Muslim)
35. Pengertian Rikaz
• Jumhur ulama berpendapat bahwa rikaz
adalah harta yang terpendam dalam perut
bumi dari kekayaan masyarakat jahiliyyah
• Jumhur ulama membedakan antara barang
tambang dengan rikaz.
• Abu Hanifah mendefinisikan bahwa rikaz
mencakup semua kekayaan dalam perut bumi
termasuk barang tambang.
36. Syarat-Syarat Zakat Rikaz
• Madzhab Syafii’ mensyaratkan bahwa rikaz adalah
kekayaan pada tanah yang tidak bertuan, sementara
jumhur mensyaratkan peninggalan jahiliyyah
• Madzhab Syafii’ mengkhususkan rikaz pada emas
dan perak saja, sementara madzhab yang lain tidak
mensyaratkan demikian
• Madzhab Syafii’ mensyaratkan nishab, sementara
madzhab lainnya tidak.
37. Barang Tambang
• Madzhab Abu Hanifah tidak membedakan antara rikaz
dengan barang tambang, maka besarnya zakat adalah 20
%
• Sedangkan jumhur tidak membedakan antara keduanya,
secara umum zakat barang tambang sebesar 2,5 %
karena ekplorasinya membutuhkan biaya yang besar
• Madzhab Maliki dan Syafii’ menyatakan jika penggalian
barang tambang tersebut tidak mengeluarkan cost, maka
besar zakatnya adalah 20 %
38. Kesimpulan
Pada Rikaz & Barang Tambang
• Zakat Rikaz berbeda dengan Zakat Barang Tambang
• Zakat Barang Tambang mencakup semua jenis, baik
padat maupun cair
• Zakat Rikaz dan Barang Tambang tidak mensyaratkan
nishab dan haul
• Tarif Zakat Rikaz 20% dan Zakat Barang Tambang 2,5
% kecuali ada kemiripan
• Mustahik Zakat Rikaz dan Barang Tambang sama
dengan mustahikkin zakat lainnya.
39. Zakat Hasil Laut dan Galian
• Harta galian adalah yang didapatkan dari
perut bumi baik cair seperti minyak, atau
padat, atau berupa gas, atau berupa besi
sulgur, dan sebagainya. Sedangkan ikan,
mutiara, marjan dan sebangsanya adalah
merupakan harta yang didapat dari lautan dan
dasar zakat bagi harta tersebut adalah
termasuk kategori harta yang tidak bergerak.
Maka zakatnya adalah 20%
40. Zakat Hasil Laut dan Galian
• Kaidah yang harus diperhatikan
– Harta tersebut termasuk dalam katagori harta yang
tidak disyaratkan haul, juga tidak disyaratkan nishab
– Jika harta tersebut didapat tidak melalui jerih payah
maka tarifnya adalah 20%, akan tetapi jika dicapainya
melalu jerih payah maka tarifnya adalah 10% (Dr. Yusuf
Qordhowi, Fiqh Zakat)
– Sedangkan Perusahaan tambang yang mendapat izin
ekplorasi hasil tambang tarif zakatnya adalah 2,5 %
seperti zakat perdagangan yang dikenakan dari modal
dan hasil. (Pendapat Jumhur Ulama)
41. 7. Zakat Hasil Manfaat
• Sesuatu yang kita pergunakan tidak wajib dikenai
zakat sesuai dengan apa yang pernah
diungkapkan Rasulullah SAW. Adapun harta yang
tidak kita gunakan, tetapi harta tersebut
mendatangkan pemasukan seperti rumah yang
disewakan, atau tanah, atau barang lainnya, maka
hal tersebut dapat dikenai zakat, dan disebut
sebagai harta yang diambil manfaatnya.
Keputusan tersebut telah diambil oleh para ulama
dalam pertemuan pambahasan zakat di Kuwait
tahun
42. Zakat Hasil Manfaat
• Maka yang termasuk dalam katagori ini adalah:
– Pemasukan dari hasil kontrak rumah, atau bangunan
– Pemasukan dari hasil menyewakan sarana transportasi
– Pemasukan dari hasil ternak ayam telur dan yang
semisalnya
– Pemasukan dari hasil ternak yang dipekerjakan atau
diambil hasilnya
– Pemasukan dari hasil produk peternakan seperti wool
dan susu
– Pemasukan dari ternak lebah
– Pemasukan dari proyek tender bangunan dst
43. Zakat Hasil Manfaat
• Untuk menghitungnya hendaknya memperhitungkan hal-hal berikut ini:
– Tarif zakat bagi harta yang diambil manfaatnya adalah 2,5 %
– Nishab yang ditentukannya adalah dianalogikan pada nilai emas 85
gram
– Mengikuti haul dengan mengakumulasikan hasil yang didapat selama
setahun, jika sampai nishab, maka wajib dikeluarkan zakatnya sesuai
tarif diatas
– Biaya produksi langsung dan tidak langsung dikurangkan atas hasil
tersebut dengan selalu berpedoman pada prinsip tidak berlebih-lebihan
dalam cost
– Jika ada hutang yang berkaitan dengan produksi maka hal tersebut
dikurangkan atas hasil yang didapat.
44. 8. Zakat Perdagangan
• Landasan Hukum
– Firman Allah : “Wahai orang-orang yang beriman,
keluarkanlah sebagian dari harta halal yang kamu peroleh
dari usahamu dan dari harta yang kami keluarkan untukmu
dari perut bumi” (Q S 2 : 267)
– Dari Samurah bin Jundub mengatakan : “Rasulullah saw
memerintahkan kami agar mengeluarkan zakat dari semua
yang kami persiapkan untuk diperdagangkan”
45. Ketentuan Zakat Perdagangan
• Dikenakan atas modal yang diputar, keuntungan dan
piutang lancar dikurangi hutang dan kerugian. Asset
tetap yang tidak untuk diperdagangkan tidak
termasuk harta perdagangan.
• Berlalu satu tahun
• Mencapai nishab yaitu senilai dengan 85 gram emas
• Tarip zakatnya 2,5%
• Dapat dibayar dengan uang atau barang
• Dikenakan pada perdagangan sendiri maupun
perseroan
• Aktiva berjalan – Kewajiban Lancar
46. 9. Zakat Investasi
• Zakat Investasi dalam istilah fiqh biasa disebut Zakat
“Almustaghillat” atau Al maal almustafaad
• Zakat tersebut dikenakan terhadap harta yang
diperoleh dari hasil investasi
• Diantara bentuk usaha yang termasuk investasi
adalah; bangunan atau kantor yang disewakan,
saham, rental mobil, rumah kontrakan, dll
47. Analogi Zakat Investasi
• Sebagian ulama Hanbali menganalogikan kedalam
zakat perdagangan, dengan tarif 2,5 % dan nishab
85 gram serta sampai haul.
• Sebagian ulama Maliki dan salaf seperti Ibnu
Masu’d, Ibnu Abbas, menganalogikannya kedalam
zakat uang tapi diambil dari hasilnya saja, tanpa
mensyaratkan haul dikeluarkan ketika
menerimanya
• Abu Zahrah, Abdul Wahab Khalaf & Dr. Yusuf Al
Qardhawi menganalogikannya kedalam zakat
pertanian yaitu dikeluarkan saat menghasilkan dari
hasilnya, tanpa memasukkan unsur modal dengan
tarif 5 % untuk penghasilan kotor dan 10 % untuk
penghasilan bersih
48. 10. Zakat Perusahaan
• Dalam fiqh Islam perusahaan dikenal dengan syirkah. Pada
era modern sekarang ini, perusahaan adalah merupakan
lambang kekuatan perekonomian, oleh sebab itu tidak
pantas membiarkan perusahaan terlepas dari kewajiban
zakat.
• Pada dasarnya zakat adalah merupakan kewajiban individu,
sedangkan perusahaan adalah merupakan badan hukum
yuridicial personality (Syakhsiyyah I’tibariyyah), tapi
beberapa nash mendukung adanya zakat perusahaan ini
49. Landasan Hukumnya
• Hadist riwayat Bukhari dalam pembahasan
zakat binatang ternak : “… janganlah
menggabungkan yang terpisah dan jangan
memisahkan sesuatu yang sudah bergabung
(berserikat) dan sesuatu yang bercampur dari
dua pihak maka keduanya memeriksa (jumlah
hartanya) untuk dibayarkaan dengan
ketentuan yang sama (sesuai besarnya harta)”
50. Ketentuan Zakat Perusahaan
• Dianalogkan pada zakat perniagaan, sesuai
dengan pendapat Muktamar Zakat
Internasional, dan berdasarkan pada
pendapat ulama. Diantaranya adalah Abu
Ishaq Asy Syatibi, “Hukumnya adalah seperti
hukum zakat perdagangan, karena memproduksi
dan kemudian menjual, atau menjadikan apa yang
diproduksi sebagai komoditas perdagangan, harus
dikeluarkan zakatnya tiap tahun dari apa yg miliki
baik berupa stok barang yang ada ditambah nilai
dari hasil penjualan yang ada, bila telah mencapai
nishabnya.”
51. Cara penghitungannya
• Sama dengan pola penghitungan zakat
perdagangan
• Aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar
• Nishab senilai 85 gram emas
• Besaran zakatnya adalah 2,5%
52. 11. Zakat Profesi
Zakat profesi adalah zakat atas
penghasilan yang diperoleh dari
pengembangan potensi diri yang
dimiliki seseorang dengan cara yang
sesuai syariat, seperti: upah kerja
rutin, profesi dokter, pengacara,
arsitek, dll.
Dari berbagai pendapat dinyatakan
bahwa landasan zakat profesi
dianalogikan kepada zakat hasil
pertanian yaitu dibayarkan ketika
mendapatkan hasilnya, demikian juga
dengan nishobnya yaitu sebesar 652,8
kg makanan pokok (padi) atau senilai
520 kg beras, dan dibayarkan dari
pendapatan kotor. Sedangkan tarifnya
adalah dianalogikan kepada zakat
emas dan perak yaitu sebesar 2,5 %,
atas dasar kaidah “Qias Asysyabah”
(kemiripan)
53. Cara Penghitungannya
• Zakat penghasilan ialah yang dikeluarkan dari penghasilan
kita atau pendapatan yang didapatkan dari hasil kerja kita,
hal tersebut dapat dilakukan:
– Dengan cara mengakumulasikan pendapatan tiap bulan yang
mencapai nishab, kemudian ditunaikan zakatnya pada akhir
tahun
– Atau ditunaikan pada tiap bulan ketika kita mendapatkannya
– Tarifnya adalah 2,5%, Sedangkan nishabnya adalah 520 kg beras
dengan asumsi pendapataan kotor.
– Utang jangka panjang yang dicicil tiap bulan dapat menjadi
pengurang penghasilan.
54. Landasan Zakat Profesi
Ada beberapa 2 pendapat yang muncul mengenai nishab
dan kadar zakat profesi, yaitu:
Menganalogikan secara mutlak kedua kategori di atas
dengan hasil pertanian, baik nishab maupun kadar
zakatnya. Dengan demikian, nishab-nya adalah senilai
dengan hasil pertanian yaitu 653 kg gabah, tarifnya 5%,
dan dikeluarkan setiap menerima hasil tersebut.
Menganalogikan secara mutlak kedua kategori di atas
dengan zakat perdagangan atau emas. Nishab-nya 85
gram emas. Kadar zakatnya 2,5% dan dikeluarkan
setiap menerima. Kemudian, penghitungannya
diakumulasikan atau dibayar di akhir tahun.
55. Landasannya
Menganalogikan
nishab zakat upah
kerja/gaji dengan
nishab zakat hasil
pertanian. Nishab-
nya senilai 653 kg
gabah dan
dikonversi ke
dalam makanan
pokok, yaitu beras
diperkirakan
hasilnya menjadi
520 kg beras.
Sedangkan, kadar
zakatnya
dianalogikan
dengan emas
yakni 2,5%.
Contoh: Pak Amran seorang karyawan
swasta yang berdomisili di Bogor. Ia
mempunyai seorang istri dan dua orang
anak yang masih kecil. Penghasilan per
bulannya adalah Rp 5.000.000,-.
• Pendapatan gaji per bulan Rp
5.000.000,-
• Nisab 520 kg beras @Rp 7.000
(relatif) Rp 3.654.000,-
• Rumus zakat = (2,5% x besar gaji per
bulan),-
Jadi Zakat yang harus ditunaikan Rp
125.000,-
56. Model bentuk harta yang diterima sebagai penghasilan berupa
uang. Oleh sebab itu, bentuk harta ini dapat di-qiyas-kan dalam
zakat harta (simpanan/kekayaan) berdasarkan kadar zakat yang
harus dibayarkan (2,5 %). Dengan demikian, hasil profesi seseorang
apabila telah memenuhi ketentuan wajib zakat, maka wajib baginya
untuk menunaikan zakat. Model penganalogian tersebut tidak asing
di kalangan ulama salaf, seperti saat para ulama menganalogikan
hamba sahaya. Di satu sisi, hamba sahaya dianalogikan dengan
hewan untuk menetapkan boleh/tidaknya mereka diperjualbelikan.
Namun di sisi lain, hamba sahaya dianalogikan dengan manusia
mukallaf ketika mereka harus malaksanakan beberapa taklif, seperti
shalat dan puasa. (Al Amidi 423)
57. UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR 23 TAHUN 2011
Pasal 1:
• Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengoordinasian dalam pengumpulan,
pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
• Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang
muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang
berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam
• Badan Amil Zakat Nasional yang selanjutnya disebut
BAZNAS adalah lembaga yang melakukan pengelolaan
zakat secara nasional.
• Lembaga Amil Zakat yang selanjutnya disingkat LAZ adalah
lembaga yang dibentuk masyarakat yang memiliki tugas
membantu pengumpulan, pendistribusian, dan
pendayagunaan zakat.
• Unit Pengumpul Zakat yang selanjutnya disingkat UPZ
adalah satuan organisasi yang dibentuk oleh BAZNAS
untuk membantu pengumpulan zakat.
58. Pengelolaan Zakat
Pasal 27
• Zakat dapat didayagunakan untuk usaha
produktif dalam rangka penanganan fakir
miskin dan peningkatan kualitas umat.
• Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan apabila kebutuhan dasar mustahik
telah terpenuhi.
60. Pengertian Wakaf
• Dalam Bahasa Arab kata wakaf berasal dari kata ََفَق َو
(wakafa) yang artinya berhenti atau menahan.
• Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia , wakaf
adalah tanah negara yang tidak dapat diserahkan
kepada siapapun dan digunakan untuk tujuan amal,
benda bergerak atau tidak bergerak yang disediakan
untuk kepentingan umum sebagai pemberian yang
ikhlas; hadiah atau pemberian yang bersifat suci.
61. Pengertian Wakaf Menurut Ulama
• Hanafiyyah: Menahan benda yang statusnya tetap milik si wakif (org yg
mewakafkan) dan yang disedekahkan adalah manfaatnya saja.
• Malikiyyah: Menjadikan manfaat benda yang dimiliki, baik yang berupa
sewa atau hasilnya untuik diserahkan kepada orang yang berhak dengan
bentuk penyerahan berjangka waktu sesuai dengan apa yang dikehendaki
oleh yang mewakafkan.
• Syafi’iyyah: Menahan harta yang dapat diambil manfaatnya dengan tetap
utuhnya barang dan barang itu lepas dari penguasaan si wakif serta
dimanfaatkan pada sesuatu yang diperbolehkan oleh agama.
• Hanabilah: Menahan kebebasan pemilik harta dalam membelanjakan
hartanya yang bermanfaat dengan tetap utuhnya harta itu sedangkan
manfaatnya dimanfaatkan pada suatu kebaikan untuk mendekatkan diri
kepada Allah.
62. Dalil Wakaf dalam Al Qur’an
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir. Pada tiap-tiap bulir
seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi sesiapa yang
Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui.” (Q.S. al-Baqarah (2): 261)
63. Dalil Wakaf dari Hadits
•
ُْتبَصَأ َلاَقَف َّيِبَّنال ىَتَأَف اًضْرَأ َرَبْيَخِب ُرَمُع َابَصَأ
َف ُهْنِم َ
سَفْنَأ ُّطَق ً
اًلَم ْب ِ
صُأ ْمَل اًضْرَأ
َفْيَك
ِهِب يِنُرُمْأَت
اَهِب َتْقَّدَصَتَو اَهَلْصَأ َتْسَّبَح َتْئِش ْنِإ َلاَق
,
َّدَصَتَف
ُرَمُع َق
,
وُي َ
ًلَو اَهُلْصَأ ُعاَبُي َ
ًل ُهَّنَأ
ُثَورُي َ
ًلَو ُبَه
,
يِف
ْيَّضالَو ِ َّ
َّللا ِليِبَس يِفَو ِباَق ِ
الرَو ىَبْرُقْلاَو ِاءَرَقُفْلا
ِليِبَّسال ِنْباَو ِف
,
َيِلَو ْنَم ىَلَع َحاَنُج َ
ًل
اَهْنِم َلُكْأَي ْنَأ اَه
ِهيِف ٍلِوَمَتُم َرْيَغ اًقِيدَص َمِعْطُي ْوَأ ِوفُرْعَمْلاِب
Umar Radhiyallahu ‘anhu telah memperoleh bagian tanah di Khaibar, lalu ia
datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seraya berkata,”Aku telah
mendapatkan bagian tanah, yang saya tidak memperoleh harta selain ini yang
aku nilai paling berharga bagiku. Maka bagaimana engkau, wahai Nabi? Engkau
memerintahkan aku dengan sebidang tanah ini?” Lalu Beliau menjawab,”Jika
engkau menghendaki, engkau wakafkan tanah itu (engkau tahan tanahnya) dan
engkau shadaqahkan hasilnya,” lalu Umar menyedekahkan hasilnya.
Sesungguhnya tanah ini tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan dan tidak
boleh diwaris, tetapi diinfakkan hasilnya untuk orang fakir, kerabat, untuk
memerdekakan budak, untuk kepentingan di jalan Allah, untuk menjamu tamu
dan untuk ibnu sabil. Orang yang mengurusinya, tidak mengapa apabila dia
makan sebagian hasilnya menurut yang ma’ruf, atau memberi makan temannya
tanpa ingin menimbunnya. [HR Bukhari no. 2565, Muslim 3085].
65. Syarat Wakaf
• Wakif (orang yang mewakafkan)
– Merdeka, berakal sehat, dewasa, tidak berada di bawah
pengampuan.
– Sedangkan syarat menurut UU Nomor 41 Tahun 2004
adalah: dewasa, barakal sehat, tidak terhalang melakukan
perbuatan hukum, dan pemilik sah harta wakaf.
• Maukuf bih (Benda yang diwakafkan): Harus mempunyai
nilai/berguna, benda tetap atau benda bergerak yang
dibenarkan untuk diwakafkan
• Maukuf Alaih (tujuan wakaf) adalah dimanfaatkan dalam
batas-batas yang sesuai dan diperbolehkan menurut Syari’at
Islam.
66. Tujuan Wakaf
Menurut UU Nomor 41 Tahun 2004, Pasal 22:
1. Sarana ibadah dan kegiatan ibadah
2. Sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan.
3. Bantuan kepada fakir miskin, anak terlantas, yatim
piatu atau bea siswa.
4. Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat.
5. Kemajauan kesejahteraan umum lainnya yang tidak
bertentangan dengan syari’ah dan peraturan
perundang-undangan.
67. Jenis Wakaf
Wakaf
Dzurry
Wakaf
Khairy
wakaf ini ditujukan kepada orang-orang
tertentu, baik seorang atau lebih atau baik
keluarga si wakif sendiri atau bukan.
wakaf untuk kepentingan agama atau
kemasyarakatan, seperti wakaf yang
diserahkan untuk kepentingan
pembangunan masjid, sekolahan, jembatan,
rumah sakit, panti asuhan anak yatim, dan
lain-lain.
68. Bolehkah Alih Fungsi Wakaf?
Tidak
Boleh
Menurut pendapat Imam Malik dan Imam
Syafi’i , wakaf tidak boleh dipejual belikan
atau ditukarkan atau diubah. Sehingga masjid
atau peralatan masjid sebagai wakaf
meskipun sudah tidak dapat digunakan, tidak
boleh dijual atau ditukarkan. Menjual atau
menukarkan harta wakaf berarti memutuskan
harta wakaf
ُي ًَلَو ُعاَبُي ًَل ، ِهِلْصَأِب َّْقدَصَت
ْنِكَلَو ،ُثَورُي ًَلَو ُبَهو
ُقَفْنُي
ُهُرَمَث
Dalilnya:
Bersedekahlah dengan tetap pokoknya, tidak boleh dijual, dihadiahkan, dan
diwariskan, akan tetapi berinfak dengan keuntungannya (HR Bukhari
Muslim)
69. Boleh
Menurut pendapat ini larangan
menjual harta wakaf dalam hadits itu
hanyalah bagi harta wakaf yang masih
dapat dimanfaatkan suatu kebutuhan.
Adapun harta wakaf yang sudah lama
atau hampir tidak dapat dimanfaatkan
lagi boleh dijual dan uangnya dibelikan
lagi penggantinya-(Imam Ahmad bi
Hambal dan Imam Hanafi)
70. Wakaf Tunai (Cash Waqf )
Wakaf tunai adalah wakaf
yang dilakukan seseorang,
suatu kelompok, lembaga
atau badan hukum dalam
bentuk uang tunai,
termasuk dalam
pengertian uang adalah
surat-surat berharga,
seperti saham dan cek.
71. Hukum Wakaf Tunai
• Pendapat Pertama: Wakaf tunai hukumnya tidak boleh. Ini
pendapat Ibnu Abidin dari Hanafiyah dan madzhab
Syafi’i. (Abu Bakar al-Husaini, Kifayat al-Akhyar, 412)
• Ibnu Abidin berkata: “wakaf tunai (dengan dirham)
merupakan kebiasaan yang berlaku di masyarakat Romawi,
bukan dalam masyarakat kita. Begitu juga wakaf kapak dan
pisau pernah berlaku pada zaman terdahulu, tetapi tidak lagi
pernah terdengar pada zaman kita. Untuk itu, tidak sah kalau
diterapkan sekarang, seandainya-pun ada, maka sangat jarang
terjadi dan itu tidak dianggap. (Sebagaimana diketahui) bahwa
yang dijadikan standar adalah kebiasaan masyarakat yang
sudah menyebar.“ (Hasyiatu Ibni Abidin: 3/375)
72. • Pendapat Kedua: Wakaf tunai hukumnya boleh. Ini adalah
pendapat Imam Zuhri, seorang ahli hadist, Muhammad bin
Abdullah Al-Anshari, murid dari Zufar, sahabat Abu Hanifah, ini juga
pendapat sebagian ulama mutaakhirin dari kalangan Hanafiyah dan
sebagian ulama dari kalangan Syafii, sebagaimana disebutkan
Mawardi dalam kitab al-Hawi al-Kabir, bahwa Abu Tsaur
meriwayatkan hal itu dari Imam Syafi’i.
َلاَق ي ِ
رْهُّالز َِنع
:
ِبَس يِف ٍ
ارَنْيِد َفْلَأ َلَعَج ْنَمْيِف
ٍ
ر ِاجَت ُهَل ٍم َ
َلُغ ىَلِإ اَهَعَفَد ِهللا ِلْي
،اَهِب ُر ِجَّتَي
َنْيِبَرْقَ ْ
اْلَو َنْيِكاَسَمْلِل ةَقَدَص ُهَحْبُر َلَعَجَو
Dari Az Zuhri bahwasanya ia berkata: “ Tentang seseorang yang
mewakafkan seribu dinar di jalan Allah, dan uang tersebut diberikan
kepada pembantunya untuk diinvestasikan, kemudian keuntungannya
disedekahkan untuk orang-orang miskin dan para kerabat. “ (Shahih
Bukhari: 4/14)
73. Fatwa Majelis Ulama
Indonesia
Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa
kebolehan wakaf tunai, pada tanggal 11 Mei 2002:
– Wakaf Uang (Cash Wakaf/Wagf al-Nuqud) adalah wakaf
yang dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga
atau badan hukum dalam bentuk uang tunai.
– Termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat
berharga.
– Wakaf uang hukumnya jawaz (boleh)
– Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk
hal-hal yang dibolehkan secara syar'i.
– Nilai pokok Wakaf Uang harus dijamin kelestariannya,
tidak boleh dijual, dihibahkan, dan atau diwariskan.
74. Manfaat Wakaf Tunai
1. Wakaf tunai jumlahnya bisa bervariasi sehingga seseorang yang
memilki dana terbatas sudah bisa mulai memberikan dana
wakafnya.
2. Melalui wakaf tunai, aset-aset wakaf yang merupakan tanah-tanah
kosong bisa mulai dimanfaatkan dengan pembangunan gedung
atau digunakan untuk sektor lain yag berdaya guna.
3. Dana wakaf tunai juga bisa membantu sebagian lembaga-lembaga
islam yang lemah.
4. umat Islam dapat lebih mandiri dalam mengembangkan hal-hal yg
bermanfaat untuk kaum muslimin dan tidak tergantung pada
pemerintah.