SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
5 
2.1 Pengertian Air 
Sumber daya air merupakan bagian dari sumber daya alam yang 
mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan sumber daya alam lainnya. Air 
adalah sumber daya yang terbaharui, bersifat dinamis mengikuti siklus hidrologi 
yang secara alamiah berpindah-pindah serta mengalami perubahan bentuk dan 
sifat. Tergantung dari waktu dan lokasinya, air dapat berupa zat padat sebagai es 
dan salju, dapat berupa zat cair yang mengalir sebagai air permukaan, berada di 
dalam tanah sebagai air tanah, berada di udara sebagai air hujan, berada di laut 
sebagai air laut dan bahkan berupa uap air yang didefinisikan sebagai air udara 
(Kodoatie, 2002:27). 
Iqbal dan Nurul (2009:298) menyatakan bahwa, “Air merupakan unsur 
yang paling penting bagi kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per empat bagian 
tubuh kita terdiri atas air, tidak ada seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari 4- 
5 hari tanpa minum air”. 
Menurut UU No. 7 Tahun 2004, air adalah semua air yang terdapat pada, 
di atas maupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air 
permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. Sedangkan 
menurut UU No. 11 Tahun 1974, air adalah semua air yang terdapat di dalam dan 
atau berasal dari sumber-sumber air, baik yang terdapat di atas maupun di bawah
6 
permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini air yang terdapat di laut 
(Kodoatie dan Roestam, 2005:14). 
Air di permukaan bumi tetap, dan secara alamiah terjadi memalui daur 
(siklus) air yang dikenal dengan siklus hidrologi. Hal ini sesuai dengan yang 
terdapat di dalam Al-Quran surat An-Nur ayat 43 (Departemen Agama, 
2008:355). 
Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak 
perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya 
bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, dan 
Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari 
(gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan- 
Nya (butiran-butiran es) itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan 
dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir 
menghilangkan penglihatan 
Dengan demikian air merupakan unsur pokok dalam kehidupan manusia 
dan makhluk hidup lainnya. Makhluk hidup tidak akan mampu bertahan hidup 
tanpa air yang merupakan kebutuhan vital baginya. Air merupakan penyokong 
kehidupan manusia untuk menjalankan berbagai aktifitas, baik sosial maupun 
ekonomi. 
2.2 Kebutuhan Air 
Kebutuhan air merupakan sesuatu yang digunakan untuk menunjang 
segala kegiatan manusia, meliputi air bersih domestik dan non domestik, air 
irigasi baik pertanian maupun perikanan, dan air untuk penggelontoran kota. 
Kodoatie dan Roestam (2005:174) membagi kebutuhan air bersih menjadi dua 
jenis: “Kebutuhan air domestik untuk keperluan rumah tangga. Kebutuhan air non
7 
domestik untuk industri, pariwisata, tempat ibadah, tempat sosial, serta tempat-tempat 
komersial atau tempat umum lainnya”. 
Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang tidak terbatas dan 
berkelanjutan. Sedang kebutuhan akan penyediaan dan pelayanan air bersih dari 
waktu ke waktu semakin meningkat yang terkadang tidak diimbangi oleh 
kemampuan pelayanan. Peningkatan kebutuhan ini disebabkan oleh peningkatan 
jumlah penduduk, peningkatan derajat kehidupan warga serta perkembangan 
kota/kawasan pelayanan ataupun hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan 
kondisi sosial ekonomi warga. 
Simoen (1985) dalam Syahputra (2004) mengatakan bahwa, “Dalam 
kehidupan sehari-hari pemanfaatan air semakin bertambah seiring dengan 
pertambahan jumlah penduduk, tetapi tidak semata-mata meningkatnya 
pemanfaatan air hanya karena pertambahan jumlah penduduk saja, melainkan 
juga karena majunya kehidupan manusia”. Pemanfaatan air oleh suatu masyarakat 
bertambah besar dengan kemajuan masyarakat tersebut, sehingga pemanfaatan air 
seringkali dipakai sebagai salah satu tolok ukur tinggi rendahnya kemajuan suatu 
masyarakat dengan demikian penggunaan air yang banyak selalu dikatagorikan 
sebagai keluarga yang mampu. 
2.2.1 Kebutuhan Air Domestik 
Kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air bersih yang digunakan pada 
tempat-tempat hunian pribadi untuk memenuhi hajat hidup sehari-hari, seperti 
pemakaian air untuk minum, mandi, dan mencuci. Satuan yang dipakai adalah 
liter/orang/hari. Penggunaan air untuk keperluan domestik diperhitungkan dari
8 
jumlah penduduk di daerah perkotaan dan pedesaan yang terdapat di daerah aliran 
sungai (DAS). Untuk penduduk perkotaan diperlukan 120 liter/hari/kapita, 
sedangkan penduduk pedesaan memerlukan 60 liter/hari/kapita 
(http://www.bakosurtanal.go.id). Kemudian menurut Kindler dan Russel (1984), 
kebutuhan air domestik adalah: 
Kebutuhan air untuk tempat tinggal (kebutuhan domestik) meliputi semua 
kebutuhan air untuk keperluan penghuni. Meliputi kebutuhan air untuk 
mempersiapkan makanan, toilet, mencuci pakaian mandi (rumah ataupun 
apartemen), mencuci kendaraan dan untuk menyiram pekarangan. Tingkat 
kebutuhan air bervariasi berdasarkan keadaan alam di areapemukiman, 
banyaknya penghuni rumah, karakteristik penghuni serta ada atau tidaknya 
penghitungan pemakaian air. 
Kebutuhan air domestik sangat ditentukan oleh jumlah penduduk dan 
konsumsi perkapita. Kecenderungan populasi dan sejarah populasi dipakai sebagai 
dasar perhitungan kebutuhan air domestik terutama dalam penentuan 
kecenderungan laju pertumbuhan (Growth Rate Trends). Pertumbuhan ini juga 
tergantung dari rencana pengembangan dari tata ruang Kabupaten (Kodoatie dan 
Roestam, 2005:174). 
2.2.2 Kebutuhan Air Non-Domestik 
Kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih yang digunakan 
untuk beberapa kegiatan, seperti: kebutuhan institusional, yaitu kebutuhan air 
bersih untuk kegiatan perkantoran dan tempat pendidikan atau sekolah. 
Kebutuhan komersial dan industri, yaitu kebutuhan air bersih untuk kegiatan 
hotel, pasar, pertokoan, dan restoran. Sedangkan kebutuhan air bersih untuk 
industri biasanya digunakan untuk air pendingin, air pada boiler untuk pemanas, 
dan bahan baku proses. Kebutuhan fasilitas umum, yaitu kebutuhan air bersih
9 
untuk kegiatan tempat-tempat ibadah, rekreasi, dan terminal 
(http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/rekayasa_lingkungan/bab2_sistem_p 
enyedian_air_bersih.pdf, diakses: 31 Januari 2014). 
Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Kodoatie dan Roestam (2005: 
175) yang menyatakan bahwa, “Kebutuhan air non domestik meliputi: 
pemanfaatan komersial, kebutuhan institusi, dan kebutuhan industri. Kebutuhan 
air komersial untuk suatu daerah cenderung meningkat sejalan dengan 
peningkatan penduduk dan perubahan tata guna lahan. Kebutuhan ini bisa 
mencapai dua puluh sampai dua puluh lima persen dari total suplai (produksi) 
air”. 
2.3 Pengertian Sungai (Krueng) 
Wardiyatmoko (2006:167) menyatakan bahwa, “Sungai adalah air tawar 
yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau, 
atau singai lain yang lebih besar. Aliran sungai merupakan aliran yang bersumber 
dari tiga jenis limpasan, yaitu limpasan yang berasal dari hujan, limpasan dari 
anak-anak sungai, dan limpasan dari air tanah. 
Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 35 Tahun 1991 tentang sungai 
disebutkan bahwa, “Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan 
pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan 
kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan”. Sungai juga bisa 
diartikan sebagai bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah
10 
disekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, 
rawa atau ke sungai yang lain. 
Sungai dalam bahasa Aceh disebut dengan Krueng. Sungai merupakan 
bagian dari muka bumi yang karena sifatnya menjadi tempat air mengalir dari 
mata air. Biasanya berupa aliran yang besar dan terjadinya secara alami dan bukan 
buatan makhluk hidup (Team Pustaka Phoenix, 2007:831). Sungai mempunyai 
fungsi mengumpulkan curah hujan dalam suatu daerah tertentu dan 
mengalirkannya ke laut. Sungai itu dapat digunakan juga untuk berjenis-jenis 
aspek seperti pembangkit tenaga listrik, pelayaran, pariwisata, perikanan, dan lain-lain. 
Dalam bidang pertanian sungai itu berfungsi sebagai sumber air yang 
penting untuk irigasi. (Sosrodarsono dan Kenaku, 1976: 169). 
Sungai adalah daerah yang dilalui badan air yang bergerak dari tempat 
yang tinggi ke tempat yang lebih rendah dan melalui permukaan atau bawah 
tanah. Berdasarkan sifar badan air, sungai dapat dibedakan menjadi hulu, hilir, 
dan muara. Sungai bagian hulu dicirikan dengan badan sungai yang dangkal dan 
sempit, tebing curam dan tinggi, berair jernih dan mengalir cepat. Sungai bagian 
hilir umumnya lebih lebar, tebingnya curam atau landai, badan air dalam, keruh, 
dan aliran air lambat. Sedangkan muara adalah bagian sungai yang berbstasan 
dengan laut. Di bagian sungai ini mempunyai tebing landai dan dangkal, badan air 
dalam, keruh serta mengalir lambat. Pada saat air laut pasang, air sungai mengalir 
ke hulu. Ketinggian permukaan badan air sangat dipengaruhi oleh pasang dan 
surutnya air laut. (Kordi dan Andi, 2007:16-17).
11 
2.4 Jenis-Jenis Sungai 
Berdasarkan asal (sumber) airnya, sungai dikelompokkan dalam tiga jenis 
yaitu: sungai hujan yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari resapan air hujan. 
Air hujan yang meresap tersebut kemudian keluar sebagai mata air melalui 
rekahan atau celah batuan dan mengalir sebagai sungai. Sebagian besar sungai-sungai 
yang terdapat di Indonesia termasuk ke dalam jenis sungai hujan. Sungai 
gletser adalah jenis sungai yang sumber airnya berasal dari pencairan es atau 
gletser. Sungai campuran yaitu jenis sungai gletser yang mendapat tambahan air 
dari curahan hujan (Utoyo, 2009:116). 
Sumber air sungai juga dapat mempengaruhi banyak atau sedikitnya debit 
(kondisi) air sepanjang tahunnya. Apabila dari segi debit atau volume air sungai 
sepanjang tahun, Waluya (2009:229-230) membedakan sungai menjadi dua jenis 
yaitu: 
Sungai episodik, artinya sungai yang alirannya tetap sepanjang tahun. Pada 
umumnya sungai jenis ini terdapat di daerah curah hujannya besar dan di 
daerah yang berhutan lebat. Sungai periodik, yaitu sungai yang massa 
airnya tidak tetap di sepanjang tahun. Biasanya pada waktu datangnya 
musim hujan airnya meluap, dan pada waktu musim kemarau airnya 
kering. 
Waluya (2009:228) membagi sungai berdasarkan arah alirannya menjadi 
lima jenis, yaitu: 
1. sungai konsekwen yaitu sungai yang alirannya searah dengan lerengnya 
2. sungai insekwen yaitu sungai yang arah alirannya tidak teratur 
3. sungai subsekwen yaitu anak sungai yang arah alirannya tegak lurus 
terhadap sungai konsekwen 
4. sungai obsekwen yaitu anak sungai dari sungai subsekuen yang arahnya 
berlawanan dengan induk sungai konsekwen 
5. sungai resekwen yaitu sungai subsekwen yang arahnya sejajar dengan 
induk sungai konsekwen
12 
Sistem pengaliran sungai beserta anak-anak sungainya di suatu daerah 
memperlihatkan pola-pola pengaliran tertentu. Hal ini umumnya bergantung dari 
beberapa faktor, seperti kondisi morfologi daerah, kemiringan lereng, serta 
struktur dan kekerasan batuan. Ada delapan pola pengaliran sungai yang biasa 
dijumpai yaitu. 
a. Pola dendritik, yaitu sistem pengaliran sungai dalam suatu DAS di 
mana anak-anak sungai yang bermuara ke sungai utama membentuk 
sudut yang tidak beraturan, ada yang lancip maupun tumpul. 
b. Pola pinnate yaitu sistem pola pengaliran sungai dalam suatu DAS 
dimana anak-anak sungai yang bermuara ke sungai utamanya 
membentuk sudut lancip. Pola pengaliran semacam ini banyak dijumpai 
di daerahdaerah yang memiliki kemiringan lereng tinggi atau curam. 
c. Pola trellis, yaitu sistem pola pengaliran sungai yang relatif sejajar 
dengan anak-anak sungai membentuk sudut hampir tegak lurus terhadap 
sungai utama. Pola trellis banyak dijumpai di kawasan kompleks 
pegunungan lipatan atau patahan. 
d. Pola rektangular, yaitu sistem pola pengaliran yang membentuk sudut 
siku-siku (900) . Pola aliran ini terdapat di daerah patahan. 
e. Pola paralel, yaitu sistem pengaliran sungai dalam suatu DAS dimana 
sungai-sungai yang mengalir di wilayah tersebut relatif sejajar satu 
sama lain. Pola pengaliran semacam ini banyak dijumpai di wilayah 
pegunungan atau perbukitan yang memanjang dengan kemiringan 
lereng yang sangat curam.
13 
f. Pola radial yaitu sistem pola pengaliran sungai-sungai yang menyebar 
dari suatu puncak ke arah lereng-lereng lembahnya. Pola semacam ini 
banyak dijumpai di wilayah gunung api yang berbentuk kerucut. 
g. Pola sentripetal, yaitu sistem pengaliran sungai yang memusat ke 
daerah depresi atau basin (cekungan). 
h. Pola annular yaitu sistem pola pengaliran sungai yang melingkar. Pola 
pengaliran annular banyak dijumpai di kawasan morfologi kubah 
(Utoyo, 2009:117). 
Gambar 2.1 Pola-Pola Aliran Sungai 
2.5 Manfaat Sungai 
Sumber : belajargeodenganhendri.files.wordpress.com 
/2011/04/13/hidrosfer/ 
Sungai merupakan sumber, baik sumber air untuk kebutuhan sehari-hari 
dalam rumah tangga, sebagai tempat pembuangan kotoran, sebagai sumber bahan 
makanan, mencari nafkah, dan sarana transportasi. Disamping itu sungai juga
14 
dimanfaatkan untuk sarana pertanian dengan jalan membangun irigasi untuk 
mengairi sawah. Ada juga sungai yang dimanfaatkan untuk membangun tenaga 
hidro-elektrik seperti pembangkit listrik tenaga air. Dengan pemanfaatan sungai 
yang tepat, maka manusia akan mendapatkan keuntungan dan manfaat yang besar 
dari sungai tersebut (Tanudidjaja dan Omi, 1986:268). 
Sungai memiliki beberapa manfaat yang mendukung kehidupan manusia. 
Manfaat sungai adalah sebagai berikut. 
a. Sumber air bersih. Salah satu manfaat sungai untuk kebutuhan manusia 
adalah sebagai sumber cadangan air bersih bagi manusia, terutama 
masyarakat perkotaan. Sejak dahulu manfaat sungai bagi manusia 
antara lain untuk keperluan minum, makan, mandi, cuci dan berbagai 
kebutuhan dasar lainnya. Sebagian besar perusahaan daerah air minum 
(PDAM) menggunakan sungai sebagai sumber air bersihnya. 
b. Pengairan dan irigasi. Fungsi sungai bagi sektor pertanian adalah 
sebagai sarana irigasi bagi lahan pertanian. 
c. Sumber energi pembangkit listrik. Aliran air sungai yang deras dapat 
digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik. Pembangkit listrik 
yang memanfaatkan aliran sungai disebut dengan pembangkit istrik 
tenaga air (PLTA). 
d. Sarana transportasi 
e. Budidaya perikanan. Sungai menjadi habitat sempurna bagi ikan-ikan 
tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh masyrakat untuk dibudidayakan.
15 
f. Pariwisata. Sungai juga dapat dimanfaatkan untuk tempat pariwisata. 
Sungai yang dirawat dengan baik dan dijaga kelestariannya 
menjadikannya sebagai salah satu tempat tujuan wisata. Di beberapa 
wilayah, sungai juga dapat dimanfaatkan untuk arung jeram. 
(http://www.anneahira.com/manfaat-sungai.htm, diakses: 12 Februari 
2014) 
2.6 Krueng Daroy 
Krueng Daroy merupakan sungai yang mengalir di tengah kota Banda 
Aceh, berhulu dari perbukitan Mata Ie dan bermuara ke Krueng Aceh. Krueng 
Daroy merupakan salah satu sub daerah aliran sungai (DAS) Krueng Aceh. 
Krueng Daroy adalah salah satu dari tiga sungai yang mengalir di tengah kota 
Banda Aceh selain Krueng Aceh dan Krueng Doy. Terusan Krueng Daroy dapat 
ditemukan di pinggiran Jalan Soekarno-Hatta, di pasar Ketapang atau di belakang 
Gunongan dan di sekitar Taman Putroe Phang atau di sekitar Meuligo Gubernur 
Aceh (Hermaliza, 2009).

More Related Content

What's hot

Kualitas air lingkungan-ekonomi-kesehatan-juli07 by asep as mulyana
Kualitas air lingkungan-ekonomi-kesehatan-juli07 by asep as mulyanaKualitas air lingkungan-ekonomi-kesehatan-juli07 by asep as mulyana
Kualitas air lingkungan-ekonomi-kesehatan-juli07 by asep as mulyanaAsep Mulyana
 
Restorasi sungai jangkok 2013
Restorasi sungai jangkok 2013Restorasi sungai jangkok 2013
Restorasi sungai jangkok 2013alokasiair
 
88656117 penanganan-banjir-kota-dki-jakarta
88656117 penanganan-banjir-kota-dki-jakarta88656117 penanganan-banjir-kota-dki-jakarta
88656117 penanganan-banjir-kota-dki-jakartaNunu Nurul
 
Pbl 1 kekurangan air bersih dari hg 5
Pbl 1 kekurangan air bersih dari hg 5Pbl 1 kekurangan air bersih dari hg 5
Pbl 1 kekurangan air bersih dari hg 5Syamsu Rijal Efendi
 
Makalah banjiritb220302
Makalah banjiritb220302Makalah banjiritb220302
Makalah banjiritb220302NoVa Anggraeni
 
Tps50 tgs2-leonardo-waduk
Tps50 tgs2-leonardo-wadukTps50 tgs2-leonardo-waduk
Tps50 tgs2-leonardo-wadukWiina Parmana
 
Jumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga
Jumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tanggaJumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga
Jumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tanggaChristina_planoITN Lukitasari
 
Bab ii tinjauan pustaka
Bab ii tinjauan pustakaBab ii tinjauan pustaka
Bab ii tinjauan pustakaHabib Baihaqi
 
Defisit Air Bersih dan Layak Konsumsi di Indonesia
Defisit Air Bersih dan Layak Konsumsi di IndonesiaDefisit Air Bersih dan Layak Konsumsi di Indonesia
Defisit Air Bersih dan Layak Konsumsi di IndonesiaClarissa Tiffany
 
Pengendalian banjir-sungai
Pengendalian banjir-sungaiPengendalian banjir-sungai
Pengendalian banjir-sungaiRachyma Briston
 
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah HidrologiMateri Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 

What's hot (20)

Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis airPengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
Pengaruh penggundulan hutan terhadap krisis air
 
Kualitas air lingkungan-ekonomi-kesehatan-juli07 by asep as mulyana
Kualitas air lingkungan-ekonomi-kesehatan-juli07 by asep as mulyanaKualitas air lingkungan-ekonomi-kesehatan-juli07 by asep as mulyana
Kualitas air lingkungan-ekonomi-kesehatan-juli07 by asep as mulyana
 
Defisit Air Bersih
Defisit Air BersihDefisit Air Bersih
Defisit Air Bersih
 
Restorasi sungai jangkok 2013
Restorasi sungai jangkok 2013Restorasi sungai jangkok 2013
Restorasi sungai jangkok 2013
 
88656117 penanganan-banjir-kota-dki-jakarta
88656117 penanganan-banjir-kota-dki-jakarta88656117 penanganan-banjir-kota-dki-jakarta
88656117 penanganan-banjir-kota-dki-jakarta
 
Hasil observasi air
Hasil observasi air Hasil observasi air
Hasil observasi air
 
Pbl 1 kekurangan air bersih dari hg 5
Pbl 1 kekurangan air bersih dari hg 5Pbl 1 kekurangan air bersih dari hg 5
Pbl 1 kekurangan air bersih dari hg 5
 
Makalah banjiritb220302
Makalah banjiritb220302Makalah banjiritb220302
Makalah banjiritb220302
 
Tps50 tgs2-leonardo-waduk
Tps50 tgs2-leonardo-wadukTps50 tgs2-leonardo-waduk
Tps50 tgs2-leonardo-waduk
 
Pencemaran air
Pencemaran airPencemaran air
Pencemaran air
 
Modul penuh hidrologi
Modul penuh   hidrologiModul penuh   hidrologi
Modul penuh hidrologi
 
Bab i konserling
Bab i konserlingBab i konserling
Bab i konserling
 
Jumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga
Jumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tanggaJumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga
Jumlah air minimal yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga
 
Ad
AdAd
Ad
 
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTAPERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
PERMASALAHAN DAN UPAYA PENANGANAN AIR BAKU DI DKI JAKARTA
 
Hermono: Pengendalian Kerusakan Sungai
Hermono: Pengendalian Kerusakan Sungai Hermono: Pengendalian Kerusakan Sungai
Hermono: Pengendalian Kerusakan Sungai
 
Bab ii tinjauan pustaka
Bab ii tinjauan pustakaBab ii tinjauan pustaka
Bab ii tinjauan pustaka
 
Defisit Air Bersih dan Layak Konsumsi di Indonesia
Defisit Air Bersih dan Layak Konsumsi di IndonesiaDefisit Air Bersih dan Layak Konsumsi di Indonesia
Defisit Air Bersih dan Layak Konsumsi di Indonesia
 
Pengendalian banjir-sungai
Pengendalian banjir-sungaiPengendalian banjir-sungai
Pengendalian banjir-sungai
 
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah HidrologiMateri Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Hidrologi Hutan Mata Kuliah Hidrologi
 

Similar to Bab ii

Similar to Bab ii (20)

Air dalam Kehidupan
Air dalam KehidupanAir dalam Kehidupan
Air dalam Kehidupan
 
Air dalam perspektif islam
Air dalam perspektif islamAir dalam perspektif islam
Air dalam perspektif islam
 
Week 07 penyehatan air minum
Week 07  penyehatan air minumWeek 07  penyehatan air minum
Week 07 penyehatan air minum
 
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdfARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
ARTIKEL PUBLIKASI PEMANTAUAN KUALITAS AIR PERMUKAAN TAHUN 2021.pdf
 
Tugas ringkasan
Tugas ringkasanTugas ringkasan
Tugas ringkasan
 
Bab hidosfer
Bab hidosferBab hidosfer
Bab hidosfer
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Permasalahan air
Permasalahan airPermasalahan air
Permasalahan air
 
Sumber daya air1
Sumber daya air1Sumber daya air1
Sumber daya air1
 
Domestikasi
DomestikasiDomestikasi
Domestikasi
 
Pencemaran air
Pencemaran airPencemaran air
Pencemaran air
 
Dinamika hidrosfer
Dinamika hidrosferDinamika hidrosfer
Dinamika hidrosfer
 
Memanen air kondensasi sebagai salah satu upaya konservasi air masyarakat per...
Memanen air kondensasi sebagai salah satu upaya konservasi air masyarakat per...Memanen air kondensasi sebagai salah satu upaya konservasi air masyarakat per...
Memanen air kondensasi sebagai salah satu upaya konservasi air masyarakat per...
 
Pembelajaran 1 tema 3 sub tema 3 kelas 5
Pembelajaran 1 tema 3 sub tema 3 kelas 5Pembelajaran 1 tema 3 sub tema 3 kelas 5
Pembelajaran 1 tema 3 sub tema 3 kelas 5
 
Pembelajaran 1 tema 3 sub tema 9 kelas 5
Pembelajaran 1 tema 3 sub tema 9  kelas 5Pembelajaran 1 tema 3 sub tema 9  kelas 5
Pembelajaran 1 tema 3 sub tema 9 kelas 5
 
Tugas remed geo
Tugas remed geoTugas remed geo
Tugas remed geo
 
dinamika-hidrosfer-121220092651-phpapp02.pdf
dinamika-hidrosfer-121220092651-phpapp02.pdfdinamika-hidrosfer-121220092651-phpapp02.pdf
dinamika-hidrosfer-121220092651-phpapp02.pdf
 
Makalah air dan kesehatan
Makalah air dan kesehatanMakalah air dan kesehatan
Makalah air dan kesehatan
 
Urgensi air
Urgensi airUrgensi air
Urgensi air
 
Bab ii pkl
Bab ii pklBab ii pkl
Bab ii pkl
 

Bab ii

  • 1. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 2.1 Pengertian Air Sumber daya air merupakan bagian dari sumber daya alam yang mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan sumber daya alam lainnya. Air adalah sumber daya yang terbaharui, bersifat dinamis mengikuti siklus hidrologi yang secara alamiah berpindah-pindah serta mengalami perubahan bentuk dan sifat. Tergantung dari waktu dan lokasinya, air dapat berupa zat padat sebagai es dan salju, dapat berupa zat cair yang mengalir sebagai air permukaan, berada di dalam tanah sebagai air tanah, berada di udara sebagai air hujan, berada di laut sebagai air laut dan bahkan berupa uap air yang didefinisikan sebagai air udara (Kodoatie, 2002:27). Iqbal dan Nurul (2009:298) menyatakan bahwa, “Air merupakan unsur yang paling penting bagi kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per empat bagian tubuh kita terdiri atas air, tidak ada seorang pun dapat bertahan hidup lebih dari 4- 5 hari tanpa minum air”. Menurut UU No. 7 Tahun 2004, air adalah semua air yang terdapat pada, di atas maupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. Sedangkan menurut UU No. 11 Tahun 1974, air adalah semua air yang terdapat di dalam dan atau berasal dari sumber-sumber air, baik yang terdapat di atas maupun di bawah
  • 2. 6 permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian ini air yang terdapat di laut (Kodoatie dan Roestam, 2005:14). Air di permukaan bumi tetap, dan secara alamiah terjadi memalui daur (siklus) air yang dikenal dengan siklus hidrologi. Hal ini sesuai dengan yang terdapat di dalam Al-Quran surat An-Nur ayat 43 (Departemen Agama, 2008:355). Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan- Nya (butiran-butiran es) itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan Dengan demikian air merupakan unsur pokok dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Makhluk hidup tidak akan mampu bertahan hidup tanpa air yang merupakan kebutuhan vital baginya. Air merupakan penyokong kehidupan manusia untuk menjalankan berbagai aktifitas, baik sosial maupun ekonomi. 2.2 Kebutuhan Air Kebutuhan air merupakan sesuatu yang digunakan untuk menunjang segala kegiatan manusia, meliputi air bersih domestik dan non domestik, air irigasi baik pertanian maupun perikanan, dan air untuk penggelontoran kota. Kodoatie dan Roestam (2005:174) membagi kebutuhan air bersih menjadi dua jenis: “Kebutuhan air domestik untuk keperluan rumah tangga. Kebutuhan air non
  • 3. 7 domestik untuk industri, pariwisata, tempat ibadah, tempat sosial, serta tempat-tempat komersial atau tempat umum lainnya”. Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang tidak terbatas dan berkelanjutan. Sedang kebutuhan akan penyediaan dan pelayanan air bersih dari waktu ke waktu semakin meningkat yang terkadang tidak diimbangi oleh kemampuan pelayanan. Peningkatan kebutuhan ini disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk, peningkatan derajat kehidupan warga serta perkembangan kota/kawasan pelayanan ataupun hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi warga. Simoen (1985) dalam Syahputra (2004) mengatakan bahwa, “Dalam kehidupan sehari-hari pemanfaatan air semakin bertambah seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, tetapi tidak semata-mata meningkatnya pemanfaatan air hanya karena pertambahan jumlah penduduk saja, melainkan juga karena majunya kehidupan manusia”. Pemanfaatan air oleh suatu masyarakat bertambah besar dengan kemajuan masyarakat tersebut, sehingga pemanfaatan air seringkali dipakai sebagai salah satu tolok ukur tinggi rendahnya kemajuan suatu masyarakat dengan demikian penggunaan air yang banyak selalu dikatagorikan sebagai keluarga yang mampu. 2.2.1 Kebutuhan Air Domestik Kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air bersih yang digunakan pada tempat-tempat hunian pribadi untuk memenuhi hajat hidup sehari-hari, seperti pemakaian air untuk minum, mandi, dan mencuci. Satuan yang dipakai adalah liter/orang/hari. Penggunaan air untuk keperluan domestik diperhitungkan dari
  • 4. 8 jumlah penduduk di daerah perkotaan dan pedesaan yang terdapat di daerah aliran sungai (DAS). Untuk penduduk perkotaan diperlukan 120 liter/hari/kapita, sedangkan penduduk pedesaan memerlukan 60 liter/hari/kapita (http://www.bakosurtanal.go.id). Kemudian menurut Kindler dan Russel (1984), kebutuhan air domestik adalah: Kebutuhan air untuk tempat tinggal (kebutuhan domestik) meliputi semua kebutuhan air untuk keperluan penghuni. Meliputi kebutuhan air untuk mempersiapkan makanan, toilet, mencuci pakaian mandi (rumah ataupun apartemen), mencuci kendaraan dan untuk menyiram pekarangan. Tingkat kebutuhan air bervariasi berdasarkan keadaan alam di areapemukiman, banyaknya penghuni rumah, karakteristik penghuni serta ada atau tidaknya penghitungan pemakaian air. Kebutuhan air domestik sangat ditentukan oleh jumlah penduduk dan konsumsi perkapita. Kecenderungan populasi dan sejarah populasi dipakai sebagai dasar perhitungan kebutuhan air domestik terutama dalam penentuan kecenderungan laju pertumbuhan (Growth Rate Trends). Pertumbuhan ini juga tergantung dari rencana pengembangan dari tata ruang Kabupaten (Kodoatie dan Roestam, 2005:174). 2.2.2 Kebutuhan Air Non-Domestik Kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih yang digunakan untuk beberapa kegiatan, seperti: kebutuhan institusional, yaitu kebutuhan air bersih untuk kegiatan perkantoran dan tempat pendidikan atau sekolah. Kebutuhan komersial dan industri, yaitu kebutuhan air bersih untuk kegiatan hotel, pasar, pertokoan, dan restoran. Sedangkan kebutuhan air bersih untuk industri biasanya digunakan untuk air pendingin, air pada boiler untuk pemanas, dan bahan baku proses. Kebutuhan fasilitas umum, yaitu kebutuhan air bersih
  • 5. 9 untuk kegiatan tempat-tempat ibadah, rekreasi, dan terminal (http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/rekayasa_lingkungan/bab2_sistem_p enyedian_air_bersih.pdf, diakses: 31 Januari 2014). Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Kodoatie dan Roestam (2005: 175) yang menyatakan bahwa, “Kebutuhan air non domestik meliputi: pemanfaatan komersial, kebutuhan institusi, dan kebutuhan industri. Kebutuhan air komersial untuk suatu daerah cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan penduduk dan perubahan tata guna lahan. Kebutuhan ini bisa mencapai dua puluh sampai dua puluh lima persen dari total suplai (produksi) air”. 2.3 Pengertian Sungai (Krueng) Wardiyatmoko (2006:167) menyatakan bahwa, “Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau, atau singai lain yang lebih besar. Aliran sungai merupakan aliran yang bersumber dari tiga jenis limpasan, yaitu limpasan yang berasal dari hujan, limpasan dari anak-anak sungai, dan limpasan dari air tanah. Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 35 Tahun 1991 tentang sungai disebutkan bahwa, “Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan”. Sungai juga bisa diartikan sebagai bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah
  • 6. 10 disekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa atau ke sungai yang lain. Sungai dalam bahasa Aceh disebut dengan Krueng. Sungai merupakan bagian dari muka bumi yang karena sifatnya menjadi tempat air mengalir dari mata air. Biasanya berupa aliran yang besar dan terjadinya secara alami dan bukan buatan makhluk hidup (Team Pustaka Phoenix, 2007:831). Sungai mempunyai fungsi mengumpulkan curah hujan dalam suatu daerah tertentu dan mengalirkannya ke laut. Sungai itu dapat digunakan juga untuk berjenis-jenis aspek seperti pembangkit tenaga listrik, pelayaran, pariwisata, perikanan, dan lain-lain. Dalam bidang pertanian sungai itu berfungsi sebagai sumber air yang penting untuk irigasi. (Sosrodarsono dan Kenaku, 1976: 169). Sungai adalah daerah yang dilalui badan air yang bergerak dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah dan melalui permukaan atau bawah tanah. Berdasarkan sifar badan air, sungai dapat dibedakan menjadi hulu, hilir, dan muara. Sungai bagian hulu dicirikan dengan badan sungai yang dangkal dan sempit, tebing curam dan tinggi, berair jernih dan mengalir cepat. Sungai bagian hilir umumnya lebih lebar, tebingnya curam atau landai, badan air dalam, keruh, dan aliran air lambat. Sedangkan muara adalah bagian sungai yang berbstasan dengan laut. Di bagian sungai ini mempunyai tebing landai dan dangkal, badan air dalam, keruh serta mengalir lambat. Pada saat air laut pasang, air sungai mengalir ke hulu. Ketinggian permukaan badan air sangat dipengaruhi oleh pasang dan surutnya air laut. (Kordi dan Andi, 2007:16-17).
  • 7. 11 2.4 Jenis-Jenis Sungai Berdasarkan asal (sumber) airnya, sungai dikelompokkan dalam tiga jenis yaitu: sungai hujan yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari resapan air hujan. Air hujan yang meresap tersebut kemudian keluar sebagai mata air melalui rekahan atau celah batuan dan mengalir sebagai sungai. Sebagian besar sungai-sungai yang terdapat di Indonesia termasuk ke dalam jenis sungai hujan. Sungai gletser adalah jenis sungai yang sumber airnya berasal dari pencairan es atau gletser. Sungai campuran yaitu jenis sungai gletser yang mendapat tambahan air dari curahan hujan (Utoyo, 2009:116). Sumber air sungai juga dapat mempengaruhi banyak atau sedikitnya debit (kondisi) air sepanjang tahunnya. Apabila dari segi debit atau volume air sungai sepanjang tahun, Waluya (2009:229-230) membedakan sungai menjadi dua jenis yaitu: Sungai episodik, artinya sungai yang alirannya tetap sepanjang tahun. Pada umumnya sungai jenis ini terdapat di daerah curah hujannya besar dan di daerah yang berhutan lebat. Sungai periodik, yaitu sungai yang massa airnya tidak tetap di sepanjang tahun. Biasanya pada waktu datangnya musim hujan airnya meluap, dan pada waktu musim kemarau airnya kering. Waluya (2009:228) membagi sungai berdasarkan arah alirannya menjadi lima jenis, yaitu: 1. sungai konsekwen yaitu sungai yang alirannya searah dengan lerengnya 2. sungai insekwen yaitu sungai yang arah alirannya tidak teratur 3. sungai subsekwen yaitu anak sungai yang arah alirannya tegak lurus terhadap sungai konsekwen 4. sungai obsekwen yaitu anak sungai dari sungai subsekuen yang arahnya berlawanan dengan induk sungai konsekwen 5. sungai resekwen yaitu sungai subsekwen yang arahnya sejajar dengan induk sungai konsekwen
  • 8. 12 Sistem pengaliran sungai beserta anak-anak sungainya di suatu daerah memperlihatkan pola-pola pengaliran tertentu. Hal ini umumnya bergantung dari beberapa faktor, seperti kondisi morfologi daerah, kemiringan lereng, serta struktur dan kekerasan batuan. Ada delapan pola pengaliran sungai yang biasa dijumpai yaitu. a. Pola dendritik, yaitu sistem pengaliran sungai dalam suatu DAS di mana anak-anak sungai yang bermuara ke sungai utama membentuk sudut yang tidak beraturan, ada yang lancip maupun tumpul. b. Pola pinnate yaitu sistem pola pengaliran sungai dalam suatu DAS dimana anak-anak sungai yang bermuara ke sungai utamanya membentuk sudut lancip. Pola pengaliran semacam ini banyak dijumpai di daerahdaerah yang memiliki kemiringan lereng tinggi atau curam. c. Pola trellis, yaitu sistem pola pengaliran sungai yang relatif sejajar dengan anak-anak sungai membentuk sudut hampir tegak lurus terhadap sungai utama. Pola trellis banyak dijumpai di kawasan kompleks pegunungan lipatan atau patahan. d. Pola rektangular, yaitu sistem pola pengaliran yang membentuk sudut siku-siku (900) . Pola aliran ini terdapat di daerah patahan. e. Pola paralel, yaitu sistem pengaliran sungai dalam suatu DAS dimana sungai-sungai yang mengalir di wilayah tersebut relatif sejajar satu sama lain. Pola pengaliran semacam ini banyak dijumpai di wilayah pegunungan atau perbukitan yang memanjang dengan kemiringan lereng yang sangat curam.
  • 9. 13 f. Pola radial yaitu sistem pola pengaliran sungai-sungai yang menyebar dari suatu puncak ke arah lereng-lereng lembahnya. Pola semacam ini banyak dijumpai di wilayah gunung api yang berbentuk kerucut. g. Pola sentripetal, yaitu sistem pengaliran sungai yang memusat ke daerah depresi atau basin (cekungan). h. Pola annular yaitu sistem pola pengaliran sungai yang melingkar. Pola pengaliran annular banyak dijumpai di kawasan morfologi kubah (Utoyo, 2009:117). Gambar 2.1 Pola-Pola Aliran Sungai 2.5 Manfaat Sungai Sumber : belajargeodenganhendri.files.wordpress.com /2011/04/13/hidrosfer/ Sungai merupakan sumber, baik sumber air untuk kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga, sebagai tempat pembuangan kotoran, sebagai sumber bahan makanan, mencari nafkah, dan sarana transportasi. Disamping itu sungai juga
  • 10. 14 dimanfaatkan untuk sarana pertanian dengan jalan membangun irigasi untuk mengairi sawah. Ada juga sungai yang dimanfaatkan untuk membangun tenaga hidro-elektrik seperti pembangkit listrik tenaga air. Dengan pemanfaatan sungai yang tepat, maka manusia akan mendapatkan keuntungan dan manfaat yang besar dari sungai tersebut (Tanudidjaja dan Omi, 1986:268). Sungai memiliki beberapa manfaat yang mendukung kehidupan manusia. Manfaat sungai adalah sebagai berikut. a. Sumber air bersih. Salah satu manfaat sungai untuk kebutuhan manusia adalah sebagai sumber cadangan air bersih bagi manusia, terutama masyarakat perkotaan. Sejak dahulu manfaat sungai bagi manusia antara lain untuk keperluan minum, makan, mandi, cuci dan berbagai kebutuhan dasar lainnya. Sebagian besar perusahaan daerah air minum (PDAM) menggunakan sungai sebagai sumber air bersihnya. b. Pengairan dan irigasi. Fungsi sungai bagi sektor pertanian adalah sebagai sarana irigasi bagi lahan pertanian. c. Sumber energi pembangkit listrik. Aliran air sungai yang deras dapat digunakan sebagai sumber energi pembangkit listrik. Pembangkit listrik yang memanfaatkan aliran sungai disebut dengan pembangkit istrik tenaga air (PLTA). d. Sarana transportasi e. Budidaya perikanan. Sungai menjadi habitat sempurna bagi ikan-ikan tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh masyrakat untuk dibudidayakan.
  • 11. 15 f. Pariwisata. Sungai juga dapat dimanfaatkan untuk tempat pariwisata. Sungai yang dirawat dengan baik dan dijaga kelestariannya menjadikannya sebagai salah satu tempat tujuan wisata. Di beberapa wilayah, sungai juga dapat dimanfaatkan untuk arung jeram. (http://www.anneahira.com/manfaat-sungai.htm, diakses: 12 Februari 2014) 2.6 Krueng Daroy Krueng Daroy merupakan sungai yang mengalir di tengah kota Banda Aceh, berhulu dari perbukitan Mata Ie dan bermuara ke Krueng Aceh. Krueng Daroy merupakan salah satu sub daerah aliran sungai (DAS) Krueng Aceh. Krueng Daroy adalah salah satu dari tiga sungai yang mengalir di tengah kota Banda Aceh selain Krueng Aceh dan Krueng Doy. Terusan Krueng Daroy dapat ditemukan di pinggiran Jalan Soekarno-Hatta, di pasar Ketapang atau di belakang Gunongan dan di sekitar Taman Putroe Phang atau di sekitar Meuligo Gubernur Aceh (Hermaliza, 2009).