- Muhammadiyah menggunakan 3 pendekatan dalam berijtihad, yaitu Bayani, Burhani, dan Irfani
- Pendekatan Bayani menitikberatkan pada nash al-Quran dan as-Sunnah
- Pendekatan Burhani memanfaatkan ilmu pengetahuan umum untuk masalah-masalah fiqih
- Pendekatan Irfani menekankan pada peningkatan intuisi batin dan etika melalui pembersihan jiwa
Mengapa Waktu Shubuh Mundur 8 ( Sholahuddin Sirizar ).pdf
1.
2.
3. Muhammadiyah ( Majelis Tarjih
Dan Tajdid ) dalam berijtihad
menggunakan 3 pendekatan :
1. Bayani
2. Burhani
3. Irfani
4. Pendekatan bayani :
• Merespons permasalahan dengan titik tolak utama adalah nash-nash syariah (al-
Quran dan as-Sunnah).
Pendekatan Burhani :
• Merespons permasalahan dengan banyak menggunakan pendekatan ilmu
pengetahuan umum yang berkembang,
• seperti dalam ijtihad mengenai waktu shalat dan penentuan awal bulan qamariah,
Pendekatan Irfani :
• upaya meningkatkan kepekaan nurani dan ketajaman intuisi batin melalui
pembersihan jiwa, sehingga suatu keputusan tidak hanya didasarkan kepada
kecanggihan otak belaka, tetapi juga didasarkan atas adanya kepekaan nurani untuk
menginsafi berbagai masalah dan keputusan yang diambil mengenainya dan
mendapatkan petunjuk dari Allah SWT. ( menekankan adab/etika )
• Seperti nikah tidak sekedar menghindari perbuatan zina
20. Fajar ada dua macam :
1. Fajar Kadzib
Seperti arti katanya, fajar kadzib, fajar yang bohong, bukanlah
fajar yang sebenarnya. Fajar kadzib atau zodiacal light terjadi karena
partikel debu dalam sistem surya memantulkan cahaya matahari dan
sampai ke pengamat. Partikel debu kosmis ini diyakini berasal dari
tumbukan asteroid-asteroid.
2. Fajar Shadiq
Walaupun matahari belum berada di horison, kita telah bisa
melihat cahayanya. Fenomena ini dikenal sebagai twilight atau fajar
shadiq, fajar yang sebenarnya.
25. Terkait kapan waktu yang
utama untuk memulai mendirikan
sholat shubuh, ada perbedaan
diantara ulama :
26. Pertama
Waktu gholas/taghlis ( masih agak gelap )
تَلاَق َةَ
شِائَ
ع نَ
ع
ُ
سَ
ر َ
ناَ
كنِإ
عليه هللا صلى َِّ
اَّلل ُ
ول
َ
حبُّ
الص ىِلَ
صُيَل وسلم
ِ
رَ
صنَ
ـيَ
ـف
ٍ
اتَ
عِ
فَلَ
ـتُ
م ُاءَ
سِالن ُ
ف
َّ
نِ
هِ
وطُ
رُِ
ِب
اَ
م
َ
نِ
م َ
نفَ
رعُـي
ِ
سَلَغال
.
مسلم اهور
Dari ‘Aisyah berkata :
Jika Dahulu Rosululloah Saw benar-benar mendirikan sholat shubuh, kemudian para
27. نَ
ع
َةَ
ورُ
ع
َ
ع َّ
َنأ ِ
رَبُّ
الز ُ
نب
صل ِِ
َّبنال َ
جوَ
ز َةَ
شِائ
عليه هللا ى
تَلاَق وسلم
ُ
مال َ
نِ
م ٌاءَ
سِن َ
ناَ
كدَ
قَل
َ
فال َ
ندَ
هشَي ِ
اتَنِ
مؤ
َ
عَ
م َ
رج
َلَ
ـتُ
م وسلم عليه هللا صلى َِّ
اَّلل ِ
ولُ
سَ
ر
َّ
نِ
هِ
وطُ
رُِ
ِب ٍ
اتَ
عِ
ف
َ
ْبِلَ
قـنَـي َُّ
ُث
َ
نفَ
رعُـي اَ
مَ
و َّ
نِِ
وِتُيُـب َ
َلِإ
نِ
م
ِ
يسِلغَ
ـت
صلى َِّ
اَّلل ِ
ولُ
سَ
ر
عليه هللا
ِةَالَّ
لصِ
ب وسلم
.
مسلم اهور
Dari ‘Urwah bin Az-Zubairbahwa ‘Aisyah istri Nabi Saw pernah berkata :
Dahulu para wanita mu’minah, menyaksikan sholatfajar ( shubuh)bersama
Rosulullah Saw, dengan menyelimuti dirinya dengan kain yang tidak berjahit,
kemudian mereka pulang menuju rumah-rumah mereka, dan mereka tidak bisa
28. Kedua
Waktu isfar ( sudah agak terang kekuning-kuningan )
َ
صنَاْل ٍ
يدِبَل ِ
نب ِ
ودُ
م َ
َم نَ
ع
َ
الَق َ
الَق ِ
يِ
را
ع هللا صلى
ليه
وسلم
:
«
اوُ
رِ
فَسأ
ِ
رجَ
فلِ
ب
َعأ ُهَّنِ
إَف
ِ
رجَِْل ُ
مََظ
»
.
ابنو اَنربالطو البيهقىو النسائىو الرتمذىو أمحد اهور
حبان
Dari Mahmud bin Labid Al-Anshariberkata :
29. Catatan penting :
1. Baik waktu gholas/taghlis maupun waktu isfar,
keduanya adalah waktu setelah terbitnya “fajar
shodiq”
2. Gholas/taghlis, bersegera setelah terbitnya fajar,
sedang isfar menunggu agak lama, setelah
terbitnya fajar, sehingga suasana sudah mulai
agak terang
34. Ada keterangan tambahan :
Ketika Rosul mendirikan sholat shubuh
waktu isfar karena melihat jamaah ( para
shohabat ) agak terlambat datang ke
masjid untuk sholat shubuh.
36. Majelis Tarjih dan Tajdid
Pimpinan Pusat Muhammadiyah
mengamanatkan kepada tiga
lembaga untuk melakukan kajian
dan observasi fajar. Tiga lembaga
itu ialah :
37. 1. Observatorium Ilmu Falak (OIF) di Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara (UMSU),
Menggunakan alat sky quality meter (SQM) untukmenguantitasi
perubahan tingkat kecerahan langit (TKL). Pengambilan data dilakukan di
Medan, PantaiRomantis (Kabupaten Deli Serdang), dan Barus (Kabupaten
TapanuliTengah). Lokasi penelitiandi OIF berada pada daerah dengan polusi
cahaya yang buruk.
2. Pusat Studi Astronomi (Pastron) di Universitas Ahmad Dahlan
(UAD) Yogyakarta,
Juga menggunakan SQM yang diarahkan ke Zenit. Pengambilan data
dilakukan di Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo, dan
Kabupaten Gunungkidul.
3. Islamic Science Research Network (ISRN)
4. Di tambah penelitian individu dari para pakar Astronomi
40. Dari sebagian data citra pengamatan, maka nilai rata-rata (mean)
dari sudut ketinggian Matahari saat terbitnya fajar shadiq adalah
dengan cara menghitung jumlah seluruh data kemudian dibagi
banyaknya data.
Mean = Jumlah keseluruhan data
Banyak data
-19:9:05 + -19:33:50 + -18:02:08 + -20:52:29 + -21:41:48 + -19:02:45 + -
24:53:20+ -17:43:47+ -17:33:27+ -18:03:55
Rerata = 179°3’7’’
10
Rerata = 17°54’18.7’’
41.
42. No Konvensi Sudut Depresi Matahari
1 Shiah Itsna Ashariyah (Ja’fari) -16°
2 Islamic Society of North America (ISNA) -15°
3 Muslim World League (MWL) -18°
4 Umm al-Qura, Mekkah -18,5°
5 Diyanetisleri Baskanligi -18°
6 TunisianMinistry of ReligiousAffairs -18°
7 Egyptian General Authority of Survey -19,5°
8 University of Tehran -17,7°
9 University of Islamic Science, Karachi -18°
10 Malaysia -20° saat ini -18⁰
11 Singapura(MajelisUgama islam Singapura) -20°
12 Kementerian Agama RI -20°
44. Pertama
Menanfidzkan Keputusan Musyawarah Nasional XXXI
Tarjih Muhammadiyah yang diselenggarakan melalui
telekonferensivideo pada tanggal 28 November2020 sampai
dengan 20 Desember 2020 tentang Kriteria Awal Waktu
Subuh sebagai berikut.
a. Mengubah ketinggian matahari awal waktu Subuh minus 20 derajat
yang selama ini berlaku dan sebagaimana tercantum dalam
Himpunan Putusan Tarjih 3
b. Menetapkan ketinggian matahari awal waktu Subuh yang baru,
yaitu minus 18 derajat di ufuk bagian timur.
45. Kedua
Menginstruksikan kepada seluruh jajaran
pimpinan di semua tingkatan dan anggota
Muhammadiyah untuk mengikutidan melaksanakan
keputusanMusyawarah Nasional XXXI Tarjih
Muhammadiyah tentangKriteriaAwal Waktu Subuh
yang tercantum dalam Diktum KESATU Keputusan
Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini, sebagai pedoman
dan tuntunan dalam menjalankan ibadah salat.
46. Ketiga
Menginstruksikan kepada seluruh pimpinan di semua
tingkatan khususnya Majelis Tarjih dan Tajdid bersama Majelis
Tabligh serta Majelis Pustaka dan Informasi untuk
menyosialisasikan Keputusan Musyawarah Nasional XXXI Tarjih
Muhammadiyah tentang Kriteria Awal Waktu Subuh yang
tercantum dalam Diktum KESATU Keputusan Pimpinan Pusat
Muhammadiyah ini kepada umat Islam dan berbagai pihak
sebagai tuntunan dalam melaksanakan ibadah.
47. Keempat
Keputusan Musyawarah Nasional XXXI Tarjih Muhammadiyah
tentang: Fikih Zakat Kontemporer, Fikih Difabel, Fikih Agraria,
Risalah Akhlak Islam Filosofis, Terminasi Hidup (Perawatan Paliatif
dan Penyantunan Kaum Senior), dan Pengembangan Himpunan
Putusan Tarjih, yang meliputi (a) hukum puasa Ayyām al-Bīḍ dan
puasa tiga hari setiap bulan, (b) sujud sahwi, (c) salat sunat
sesudah wudu dan rawatib qabliah Asar, (d) kaifiat salat Istisqa, (e)
kaifiat salat Gaib, dan (f) menjamak salat Jumat dengan Asar yang
diqasar, akan ditanfidzkan kemudian.
48. Kelima
Menyampaikan Keputusan Pimpinan Pusat
Muhammadiyah ini kepada seluruh pimpinan dan
warga Muhammadiyah untuk dilaksanakan
sebagaimana mestinya, dengan ketentuan apabila
terdapat kekeliruanatau kekurangan di dalamnya
akan diadakan perbaikan atau perubahan.
49. Keenam
• Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
• Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 7 Syakban 1442 H 20
Maret 2021 M
• Ketua Umum, Prof. Dr. H. HAEDAR NASHIR, M.Si. NBM 545549
• Sekretaris Umum, Prof. Dr. H. ABDUL MU’TI, M.Ed. NBM
750178
• Tembusan:
1. Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kantor Jakarta
2. Majelis dan Lembaga Pimpinan Pusat Muhammadiyah
50. Dampak pergeseran dip
matahari -18
Pergeseran dip matahari dari -20 ke -18
mengakibatkan :
• waktu imsak,
• waktu salat subuh
• waktu mulai berpuasa
bergeser sebanyak 8 menit.
51. Mengapa 8 menit ?
• Konversi derajat ke waktu
Sudut Waktu
360° 24 jam
15° 1 jam
1° 4 menit
15’ 1 menit
1’ 4 detik
53. Di antara prinsip Manhaj Tarjih
adalah :
“Berprinsip terbuka dan toleran,
sehingga dimungkinkan mengubah
keputusan yang pernah ditetapkan.”
54. Terbuka
• Mempelajari pendapat para ulama dari generasi ke generasi ….
• Membuka pintu dari siapa saja ( Ulama ) untuk menyatakan
pendapatnya ….
• Tidak melihat siapa ( madzhab yang mana ) yang berfatwa,
namun melihat dalil dan argumentasinya
• Menerima kritik dan saran yang konstruktif dari mana saja ….
55. Toleran
• Tidak mengklaim hanya fatwa/ hasil ijtihad Muhammadiyahlah yang benar …
• Menghormati dan menghargai ulama lain yang berbeda pendapat ( dalam urusan
furu’iyyah ijtihadiyyan , (... namun kalau perbedaannyamasalah Ushuluddin…
lakum diinukumwaliyadiin ).
• Toleran bukan berarti menggadaikanagama dan keyakinan … ( menyembunyikan
kebenaran …) …. Mengalah….???!!! … permasalahannya bukan ada pada
perbedaan … tapi bagaimanamenghadapiperbedaan tersebut …
✓ Tarawih ….
✓ Qunut ….
✓ 40 harian …..
✓ Dll.
56. Fatwa Tarjih bukan harga mati
• Kalau ada dari pendapat lain yang diyakini ( oleh
para Ulama Muhammadiyah ) lebih kuat dalil dan
alasannya … siap untuk merubah fatwanya …
• Meskipun pada kenyataannya hanya sedikit yang di
rubah …..
57. Contoh
Fatwa Tarjih tentang :
1. Memajang Photo K.H. Ahmad Dahlan
2. Hisab, dari Hisab Imkanur-rukyah, menjadi Hisab
Haqiqi Wujudul Hilal
3. Mengganti istilah As-Sunnah Ash-Shahihah,
menjadi As-Sunnah Al-Maqbulqh