SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
BENTUK TIDAK
SEMPURNA DARI
AGAMA SIPIL
BAB 5
Beberapa Kondisi Munculnya
Agama Sipil
Teori 1
Wacana sipil atau kesatuan sipil ternyata cukup rumit dan sulit,
tetapi pada kondisi agama yang plural maka hal ini semakin rumit
dan sulit karena diskusi mengenai peristiwa-peristiwa yang
konkrit menjadi istilah yang abstrak dan pluralism menciptakan
tempat yang berbeda-beda bagi bidang ini
John Courtney Murray
Teori 2
Berhubungan dengan situasi dimana
aktivitas sekuler telah atau sedang berada
pada posisi terhalang oleh pluralism agama
Beberapa Kondisi Munculnya
Agama Sipil
Max Weber
Teori 1
Semakin tinggi tingkat pluralism agama di masyarakat,
dan semakin tinggi pula tergantungnya kompleksitas
sosial, maka akan semakin berhubungan dengan
keberadaan sistem legal universal.
Teori 2
Sistem legal yang rasional, umum dan dapat diprediksi akan
membentuk interaksi sosial dan juga kompleksitas sosial. Hal ini
sesuai dengan argument yang disampaikan pada paragraf awal
yaitu bahwa tatanan hukum dalam beberapa ukuran akan
menjadi pengganti tatanan agama – tatanan yang menghasilkan
pemaknaan – sehingga akan memberikan ruang bagi
terbentuknya agama sipil.
PENGUJIAN TEORI
Kompleksitas
Sosial
Perkembangan
Legal
Pluralisme
Agama
Teori Evolusioner-
Talcot Parson
Pengujian Teori dilakukan
oleh Gery Buck
Terbentuknya agama Sipil
Dia Mengembangkan 10 Variable Parson :
1)komunikasi,
2)organisasi persaudaraan,
3)agama,
4)teknologi,
5)strata,
6)legitimasi budaya,
7)organisasi birokrasi,
8)uang dan kompleks perdagangan,
9)norma umum dan
10)asosiasi demokrasi.
Hasil Pengujian dari Teori
Teori pertama
◦pluralism agama dan kompleksitas sosial saling berlawanan. Tabel 3 menunjukkan jawaban dari pertanyaan
pertama, bahwa pluralisme agama bukan satu-satunya aspek diperinsiasi (perbedaan) sosial, tetapi juga
bertentangan dengan kompleksitas sosial.
Bagian kedua
◦Melalui tabel 4 dapat dilihat bahwa Negara dengan perkembangan legal yang sedikit ternyata
kompleksitasnya juga sedikit, sedangkan Negara dengan perkembangan legal tinggi ternyata kompleksitasnya
juga tinggi.
Bukti ini mendukung teori bahwa sistem legal universal memfasilitasi terjadinya kompleksitas sosial,
seperti terlhat pada tabel 5. Setiap peningkatan asosiasi pluralism agama dengan kompleksitas sosial
ternyata dapat meningkatkan asosiasinya dengan perkembangan legal.
Ada 4 negara yang mempunyai kondisi masyarakat yang sangat plural, komplek dan hukumnya juga
berkembang yaitu Bulgaria, Malaysia, Filipina dan Trinidad, meskipun mereka berada didaerah yang
berbeda. Mereka menunjukkan cara yang berbeda dalam keberagaman agamanya tetapi mereka juga
menunjukkan perkembangan legal yang baik. Dengan kata lain, keempat Negara ini tidak mempunyai
hubungan sejarah, geografis, politik, hukum dan agama.
Implikasi
Dimanakah implikasi agama sipil berperan dalam hukum ditengah masyarakat
yang plural?
Hal ini dapat terjadi jika seseorang mengalami konflik, mereka berusaha
menyelesaikannya. Jika konflik itu melibatkan suatu “sistem resolusi” yang saling
bertentangan maka akan dicari bentuk resolusi lainnya.
Pluralisme dan Hukum dalam
Pembentukan Agama Sipil
Amerika
BAB 6
Konsep Durkheim Tentang
Agama
Agama Sipil lahir dari sekelompok
orang yang menyatukan asas
moralnya.
Agama Sipil adalah
kekayaan kehidupan
sosial itu sendiri yang
sedang berkembang.
Durkheim menemukan
pengekspresian agama dalam
praktek totemistik dari orang
Arunta
Pluralisme Agama
Mengacu pada Heterogenitas
Ada beberapa tokoh pencetus teori Pluralisme
(walaupun pemikiran berbeda):
1.Teggart
2.Mcintyre
3.John Courney Murray
Agama dan Hukum
• Little
• Pound
• Conrad Grebel
• Henry
Robinson
• John Robinson
• Shipton
Tokoh Yang berbicara tentang
hubungannya antara Agama dan
Hukum :
Karakter Religius dari lembaga-
lembaga Hukum
Dimasukkan menjadi masalah hukum
bermula dari puritanisme yang
mencoba mempengaruhi dengan cara
membuat setiap masalah sebagai
masalah moral
Pound
Setiap masalah moral menjadi masalah hukum
Pakelis
1)Pluralitas dari sistem religius memerlukan pendefinisian
kembali terhadap tatanan yang berlaku.
2)Lembaga-lembaga hukum diperlukan untuk
mengamankan tatanan tersebut dan juga memaknainya
sehingga dapat diterima sebagai keseragaman.
3)Hasilnya adalah serangkaian lembaga hukum yang
mempunyai karakter moral religius.
Nelson
Tetapi pada tahun 1760an, persamaan etika ini tidak ada
lagi karena teologi Puritan membawa bibit-bibit pluralism
Agama dalam Sistem Hukum:
Retorika yang Hilang
Little :
Terjadi pengembangan tugas pengadilan
Bickel :
Fungsi pengadilan adalah untuk membenamkan diri mereka ke dalam masyarakat dan
ke dalam masyarakat yang sudah musnah, ke dalam sejarah dan fondasi sejarah
dimana hukum masih berada dalam angan-angan para filsuf dan penyair.
Agama Dalam Sistem Hukum :
Retorika agama sipil yang sedang
berkembang
Retorika baru ini sedang dalam tahap perkembangan. Agama sipil baru ini akan menjadi bagian
dari kebudayaan umum, tetapi masih ada keraguan tentang bentuk, keaslian bahkan
keberadaannya. Di Amerika, retorika baru ini dapat ditemukan dalam hukum adat dan
berkembang di lembaga-lembaga hukum.
Kesimpulan
Lembaga hukum bukan satu-satunya lembaga yang harus melaksanakan tugas-tugas agama
sipil. Sekolah-sekolah umum berperan penting dalam mensosialsasikan hukum tentang agama
ini kepada kaum muda seperti yang diutarakan oleh Kohlberg.
“Keputusan Mahkamah Agama Schemp – (melarang sekolah untuk mengadakan ibadah dan
membaca Alkitab) sejak lama dipertentangkan, karena digunakan untuk membatasi sekolah-
sekolah umum untuk melakukan pendidikan moral karena hal ini sama dengan penanaman
agama oleh Negara. Masalahnya adalah legitimasi pendidikan agama di sekolah-sekolah umum
jadi hilang, akan tetapi jika kandungan pendidikan moral dianggap sebagai nilai-nilai keadilan
dapat melarang pembebanan kepercayaan seseorang terhadap orang lain ….. Hal ini tidak
berarti bahwa sekolah tidak menjadi “berorientasi pada nilai” …. Sekolah umum mempunyai
komitmen yang sama dengan pengadilan dalam memelihara keadilan.
Sehingga kita dapat mengetahui agen-agen sosalisasi yang memperkenalkan dan
mengembangkan agama sipil. Sekolah-sekolah umum adalah “Sekolah Minggu” yang baru,
sedangkan pengadilan adalah mimbar gereja yang baru.

More Related Content

Similar to Agama sipil

Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan
Nurul Azzahra
 
Felixsiauw bahaya sekulerisme, pluralisme dan liberalisme
Felixsiauw   bahaya sekulerisme, pluralisme dan liberalismeFelixsiauw   bahaya sekulerisme, pluralisme dan liberalisme
Felixsiauw bahaya sekulerisme, pluralisme dan liberalisme
Rizky Faisal
 
Info sosiologi masy dan tamaddun
Info sosiologi masy dan tamaddunInfo sosiologi masy dan tamaddun
Info sosiologi masy dan tamaddun
Lai NM
 

Similar to Agama sipil (20)

Islam dan demokrasi
Islam dan demokrasiIslam dan demokrasi
Islam dan demokrasi
 
FILSAFAT.pptx
FILSAFAT.pptxFILSAFAT.pptx
FILSAFAT.pptx
 
Agama Sebagai Sistem Kebudayaan.pptx
Agama Sebagai Sistem Kebudayaan.pptxAgama Sebagai Sistem Kebudayaan.pptx
Agama Sebagai Sistem Kebudayaan.pptx
 
pancasila sebagai ideologi negara
pancasila sebagai ideologi negarapancasila sebagai ideologi negara
pancasila sebagai ideologi negara
 
3 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp023 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp02
 
3 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp023 131217225316-phpapp02
3 131217225316-phpapp02
 
Sumber historis, sosiologis, politis pancasila sebagai dasar negara
Sumber historis, sosiologis, politis pancasila sebagai dasar negaraSumber historis, sosiologis, politis pancasila sebagai dasar negara
Sumber historis, sosiologis, politis pancasila sebagai dasar negara
 
Peran Agama Dalam Kehidupan Manusia
Peran Agama Dalam Kehidupan ManusiaPeran Agama Dalam Kehidupan Manusia
Peran Agama Dalam Kehidupan Manusia
 
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.pptPeranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
Peranan Agama dalam Kehidupan Manusia Terbaru.ppt
 
Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan Tugas sosiologi pendidikan
Tugas sosiologi pendidikan
 
Pancasila sebagai sistem Etika
Pancasila sebagai sistem EtikaPancasila sebagai sistem Etika
Pancasila sebagai sistem Etika
 
Teori kajian sosial
Teori kajian sosialTeori kajian sosial
Teori kajian sosial
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
 
Agama dan masyarakat
Agama dan masyarakatAgama dan masyarakat
Agama dan masyarakat
 
Toleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragamaToleransi antar umat beragama
Toleransi antar umat beragama
 
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan MasyarakatIlmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
Ilmu Sosial Dasar : Agama dan Masyarakat
 
Felixsiauw bahaya sekulerisme, pluralisme dan liberalisme
Felixsiauw   bahaya sekulerisme, pluralisme dan liberalismeFelixsiauw   bahaya sekulerisme, pluralisme dan liberalisme
Felixsiauw bahaya sekulerisme, pluralisme dan liberalisme
 
Dialog Antara Tamadun Di Malaysia
Dialog Antara Tamadun Di MalaysiaDialog Antara Tamadun Di Malaysia
Dialog Antara Tamadun Di Malaysia
 
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdfSistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
Sistem Sosial dan Keadilan Ekonomi dalam Islam.pdf
 
Info sosiologi masy dan tamaddun
Info sosiologi masy dan tamaddunInfo sosiologi masy dan tamaddun
Info sosiologi masy dan tamaddun
 

Recently uploaded

GAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
GAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssGAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
GAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
UZAIRBINIBRAHIMMoe
 

Recently uploaded (8)

Makalah kelompok 8 administrasi.pdf. pengelolaan administrasi persuratan dan ...
Makalah kelompok 8 administrasi.pdf. pengelolaan administrasi persuratan dan ...Makalah kelompok 8 administrasi.pdf. pengelolaan administrasi persuratan dan ...
Makalah kelompok 8 administrasi.pdf. pengelolaan administrasi persuratan dan ...
 
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan""PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
"PPT K1_pengantar komunikasi pendidikan"
 
Pemahaman Dasar Ekonometrika pendahuluan.ppt
Pemahaman Dasar Ekonometrika pendahuluan.pptPemahaman Dasar Ekonometrika pendahuluan.ppt
Pemahaman Dasar Ekonometrika pendahuluan.ppt
 
Ppt kel.8 administrasi pengelolaan administrasi persuratan dan pengarsipan
Ppt kel.8 administrasi pengelolaan administrasi persuratan dan pengarsipanPpt kel.8 administrasi pengelolaan administrasi persuratan dan pengarsipan
Ppt kel.8 administrasi pengelolaan administrasi persuratan dan pengarsipan
 
Power Point seminar proposal skripsi Dita
Power Point seminar proposal skripsi DitaPower Point seminar proposal skripsi Dita
Power Point seminar proposal skripsi Dita
 
tahapan pengembangan guru profesional, alur dan kebijakan pengembangan profes...
tahapan pengembangan guru profesional, alur dan kebijakan pengembangan profes...tahapan pengembangan guru profesional, alur dan kebijakan pengembangan profes...
tahapan pengembangan guru profesional, alur dan kebijakan pengembangan profes...
 
BAB I Probabilitas konsep peluang kejadian.ppt
BAB I Probabilitas konsep peluang kejadian.pptBAB I Probabilitas konsep peluang kejadian.ppt
BAB I Probabilitas konsep peluang kejadian.ppt
 
GAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
GAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssGAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
GAYA HIDUP SIHAT ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
 

Agama sipil

  • 2. Beberapa Kondisi Munculnya Agama Sipil Teori 1 Wacana sipil atau kesatuan sipil ternyata cukup rumit dan sulit, tetapi pada kondisi agama yang plural maka hal ini semakin rumit dan sulit karena diskusi mengenai peristiwa-peristiwa yang konkrit menjadi istilah yang abstrak dan pluralism menciptakan tempat yang berbeda-beda bagi bidang ini John Courtney Murray Teori 2 Berhubungan dengan situasi dimana aktivitas sekuler telah atau sedang berada pada posisi terhalang oleh pluralism agama
  • 3. Beberapa Kondisi Munculnya Agama Sipil Max Weber Teori 1 Semakin tinggi tingkat pluralism agama di masyarakat, dan semakin tinggi pula tergantungnya kompleksitas sosial, maka akan semakin berhubungan dengan keberadaan sistem legal universal. Teori 2 Sistem legal yang rasional, umum dan dapat diprediksi akan membentuk interaksi sosial dan juga kompleksitas sosial. Hal ini sesuai dengan argument yang disampaikan pada paragraf awal yaitu bahwa tatanan hukum dalam beberapa ukuran akan menjadi pengganti tatanan agama – tatanan yang menghasilkan pemaknaan – sehingga akan memberikan ruang bagi terbentuknya agama sipil.
  • 4. PENGUJIAN TEORI Kompleksitas Sosial Perkembangan Legal Pluralisme Agama Teori Evolusioner- Talcot Parson Pengujian Teori dilakukan oleh Gery Buck Terbentuknya agama Sipil Dia Mengembangkan 10 Variable Parson : 1)komunikasi, 2)organisasi persaudaraan, 3)agama, 4)teknologi, 5)strata, 6)legitimasi budaya, 7)organisasi birokrasi, 8)uang dan kompleks perdagangan, 9)norma umum dan 10)asosiasi demokrasi.
  • 5. Hasil Pengujian dari Teori Teori pertama ◦pluralism agama dan kompleksitas sosial saling berlawanan. Tabel 3 menunjukkan jawaban dari pertanyaan pertama, bahwa pluralisme agama bukan satu-satunya aspek diperinsiasi (perbedaan) sosial, tetapi juga bertentangan dengan kompleksitas sosial. Bagian kedua ◦Melalui tabel 4 dapat dilihat bahwa Negara dengan perkembangan legal yang sedikit ternyata kompleksitasnya juga sedikit, sedangkan Negara dengan perkembangan legal tinggi ternyata kompleksitasnya juga tinggi. Bukti ini mendukung teori bahwa sistem legal universal memfasilitasi terjadinya kompleksitas sosial, seperti terlhat pada tabel 5. Setiap peningkatan asosiasi pluralism agama dengan kompleksitas sosial ternyata dapat meningkatkan asosiasinya dengan perkembangan legal. Ada 4 negara yang mempunyai kondisi masyarakat yang sangat plural, komplek dan hukumnya juga berkembang yaitu Bulgaria, Malaysia, Filipina dan Trinidad, meskipun mereka berada didaerah yang berbeda. Mereka menunjukkan cara yang berbeda dalam keberagaman agamanya tetapi mereka juga menunjukkan perkembangan legal yang baik. Dengan kata lain, keempat Negara ini tidak mempunyai hubungan sejarah, geografis, politik, hukum dan agama.
  • 6. Implikasi Dimanakah implikasi agama sipil berperan dalam hukum ditengah masyarakat yang plural? Hal ini dapat terjadi jika seseorang mengalami konflik, mereka berusaha menyelesaikannya. Jika konflik itu melibatkan suatu “sistem resolusi” yang saling bertentangan maka akan dicari bentuk resolusi lainnya.
  • 7. Pluralisme dan Hukum dalam Pembentukan Agama Sipil Amerika BAB 6
  • 8. Konsep Durkheim Tentang Agama Agama Sipil lahir dari sekelompok orang yang menyatukan asas moralnya. Agama Sipil adalah kekayaan kehidupan sosial itu sendiri yang sedang berkembang. Durkheim menemukan pengekspresian agama dalam praktek totemistik dari orang Arunta
  • 9. Pluralisme Agama Mengacu pada Heterogenitas Ada beberapa tokoh pencetus teori Pluralisme (walaupun pemikiran berbeda): 1.Teggart 2.Mcintyre 3.John Courney Murray
  • 10. Agama dan Hukum • Little • Pound • Conrad Grebel • Henry Robinson • John Robinson • Shipton Tokoh Yang berbicara tentang hubungannya antara Agama dan Hukum :
  • 11. Karakter Religius dari lembaga- lembaga Hukum Dimasukkan menjadi masalah hukum bermula dari puritanisme yang mencoba mempengaruhi dengan cara membuat setiap masalah sebagai masalah moral Pound Setiap masalah moral menjadi masalah hukum Pakelis 1)Pluralitas dari sistem religius memerlukan pendefinisian kembali terhadap tatanan yang berlaku. 2)Lembaga-lembaga hukum diperlukan untuk mengamankan tatanan tersebut dan juga memaknainya sehingga dapat diterima sebagai keseragaman. 3)Hasilnya adalah serangkaian lembaga hukum yang mempunyai karakter moral religius. Nelson Tetapi pada tahun 1760an, persamaan etika ini tidak ada lagi karena teologi Puritan membawa bibit-bibit pluralism
  • 12. Agama dalam Sistem Hukum: Retorika yang Hilang Little : Terjadi pengembangan tugas pengadilan Bickel : Fungsi pengadilan adalah untuk membenamkan diri mereka ke dalam masyarakat dan ke dalam masyarakat yang sudah musnah, ke dalam sejarah dan fondasi sejarah dimana hukum masih berada dalam angan-angan para filsuf dan penyair.
  • 13. Agama Dalam Sistem Hukum : Retorika agama sipil yang sedang berkembang Retorika baru ini sedang dalam tahap perkembangan. Agama sipil baru ini akan menjadi bagian dari kebudayaan umum, tetapi masih ada keraguan tentang bentuk, keaslian bahkan keberadaannya. Di Amerika, retorika baru ini dapat ditemukan dalam hukum adat dan berkembang di lembaga-lembaga hukum.
  • 14. Kesimpulan Lembaga hukum bukan satu-satunya lembaga yang harus melaksanakan tugas-tugas agama sipil. Sekolah-sekolah umum berperan penting dalam mensosialsasikan hukum tentang agama ini kepada kaum muda seperti yang diutarakan oleh Kohlberg. “Keputusan Mahkamah Agama Schemp – (melarang sekolah untuk mengadakan ibadah dan membaca Alkitab) sejak lama dipertentangkan, karena digunakan untuk membatasi sekolah- sekolah umum untuk melakukan pendidikan moral karena hal ini sama dengan penanaman agama oleh Negara. Masalahnya adalah legitimasi pendidikan agama di sekolah-sekolah umum jadi hilang, akan tetapi jika kandungan pendidikan moral dianggap sebagai nilai-nilai keadilan dapat melarang pembebanan kepercayaan seseorang terhadap orang lain ….. Hal ini tidak berarti bahwa sekolah tidak menjadi “berorientasi pada nilai” …. Sekolah umum mempunyai komitmen yang sama dengan pengadilan dalam memelihara keadilan. Sehingga kita dapat mengetahui agen-agen sosalisasi yang memperkenalkan dan mengembangkan agama sipil. Sekolah-sekolah umum adalah “Sekolah Minggu” yang baru, sedangkan pengadilan adalah mimbar gereja yang baru.