SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
i


                               KATA PENGANTAR


         Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai waktunya.
         Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala
bantuan yang telah diberikan, kepada:
1.      Ibu Misbah, M.Pd selaku dosen pembimbing pada mata kuliah Fisika
     Instrumentasi
2.      Semua pihak yang telah membantu baik sengaja atau tidak selama
     penyusunan makalah ini.
         Penulis sadar bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan-kekurangan,
sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan sebagai bahan
masukan demi kesempurnaan makalah ini.
         Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri dan para pembaca. Amin.




                                                        Banjarmasin, Maret 2013




                                                                Penulis




                                  DAFTAR ISI


                                    Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
ii



HALAMAN COVER
KATA PENGANTAR………………………………………………...……..………i
DAFTAR ISI………………………………………………………..…………..…...ii


Bab I PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang……………………………………………………..……..….1
  2. Rumusan Masalah………………………………………………………...…1
  3. Tujuan Penulisan…………………………………………………….………1
  4. Batasan Masalah……………………………………………….……….........2
Bab II PEMBAHASAN
  1. Ohmmeter……………………………………………………………….........3
  2. Osiloskop……………………………………………………………………..6
  3. Magnetic Stirrer…………………………………………………………..…12
  4. Densitometer………………………………………………………………..15
Bab III PENUTUP
  1. Kesimpulan ………………………………………………………………....18
  2. Saran ………………………………………………………………………..18


DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….....19




                       BAB I

                      Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
iii


                                    PENDAHULUAN

1.   Latar Belakang
            Dalam dunia kelistrikan untuk mengetahui besaran-besaran dalam listrik
     seperti besaran arus, resistansi dan daya dapat menggunakan alat ukur listrik.
     Pada awalnya digunakan alat ukur yang berbentuk analog dengan menggunakan
     jarum sebagai pembacaan skala. Namun pada saat ini sudah digunakan alat ukur
     yang lebih praktis yaitu alat ukur digital yang hasilnya sudah otomatis tertera
     pada layar. Alat ukur digital lebih mudah digunakan dari pada analog karena alat
     ukur digital lebih efisien dalam pengukuran.
            Selain dalam hal pengukuran, instrumen elektronika semakin berkembang
     seiring perkembangan zaman, hingga instrumen tersebut dapat dimanfaatkan
     untuk bidang keilmuan yang lain. Demi mewujudkan itu semua, maka perlu
     adanya proses pengenalan terhadap semua instrumen elektronika yang dimaksud.
     Pengenalan di sini diharapkan nantinya agar mahasiswa sebagai calon guru
     nantinya di sekolah tidak lagi gagap untuk mengiringi kemajuan teknologi
     dewasa ini.

2.   Rumusan Masalah
     a. Apa yang dapat diketahui dari ohmmeter, osiloskop, magnetic stirrer, dan
       densitometer.
     b. Bagaimana menjelaskan fungsi dari ohmmeter, osiloskop, magnetic stirrer,
       dan densitometer sebagai instrumen elektronika.
     c. Bagaimana menjelaskan prinsip kerja dari ohmmeter, osiloskop, magnetic
       stirrer, dan densitometer.

3.   Tujuan Penulisan
     a. Mengetahui, mengenali, dan dapat menentukan bagian-bagian dari ohmmeter,
       osiloskop, magnetic stirrer, dan densitometer.



                                      Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
iv


     b. Menjelaskan bagaimana fungsi dari ohmmeter, osiloskop, magnetic stirrer,
       dan densitometer sebagai instrumen elektronika.
     c. Menjelaskan bagaimana prinsip kerja dari ohmmeter, osiloskop, magnetic
       stirrer, dan densitometer.

4.   Batasan Masalah
            Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai, maka dalam
     makalah ini hanyalah akan membahas tentang pengenalan bentuk dan bagian-
     bagian dari ohmmeter, osiloskop, magnetic stirrer, dan densitometer, serta fungsi
     dan prinsip kerja dari keempat instrumen tersebut.




                                     Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
v


                                         BAB II
                                    PEMBAHASAN

1.   Ohmmeter
     a. Pengertian Ohmmeter
            Ohmmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik
     yang merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor.
     Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam Ohm. Alat
     Ohmmeter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik
     yang lewat pada suatu hambatan listrik (R) kemudian dikalibrasi ke satuan Ohm.

     b. Bagian-bagian Ohmmeter
            Ohmmeter terbagi dua jenis yaitu Ohmmeter analog dan Ohmmeter
     digital. Contoh Ohmmeter analog dapat dilihat dari gambar berikut ini:
            Pada umumnya ohmmeter tidak berdiri
     sendiri. Amperemeter untuk mengukur ampere
     (kuat arus listrik), voltmeter untuk mengukur volt
     (besar tegangan listrik) dan ohm meter untuk
     mengukur        ohm       (hambatan        listrik)
     menggabungkan fungsi mejadi satu kesatuan
     yang disebut Avometer (ampere volt meter) atau
     disebut juga Multimeter. Multimeter ada dua jenis
     yaitu multimeter analog dan multimeter digital.       Gambar 1. Ohmmeter analog




            Bagian-bagian multimeter analog dapat dilihat dari gambar berikut ini:



                                     Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
vi




                                    Gambar 2. Multimeter Analog


Keterangan gambar:
1. Papan skala
2. Jarum penunjuk skala
3. Pengatur jarum skala
4. Knop pengatur nol ohm
5. Batas ukur ohmmeter
6. Batas ukur DC Volt (dcv)
7. Batas ukur AC Volt (acv)
8. Batas ukur amperemeter DC
9. Saklar pemilih (dcv,
    acv, Ohm, Ampere dc)
10. Test pin positif (+)
11. Test pin negatif (-)




Contoh multimeter digital:


                              Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
vii




Gambar 3. Multimeter Digital 1                 Gambar 4. Multimeter Digital 2




                         Gambar 5. Multimeter digital 3


c. Prinsip Kerja Ohmmeter
       Telah diketahui bahwa tahanan arus listrik suatu benda baru dapat diukur
bila dialirkan arus listrik ke benda tersebut. Pada Ohmmeter prinsipnya adalah
benda dialiri listrik dan diukur tahanan listriknya. Sedangkan pada Amperemeter,
yang digunakan untuk mengukur besar kuat arus, tidak diperlukan sumber arus
listrik karena sumbernya adalah benda yang diukur tersebut.



                                 Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
viii


              Langkah-langkah pengujian resistor dengan multimeter analog adalah
     sebagai berikut:
     1) Putar saklar pemilih pada posisi Ohmmeter.
     2) Tempelkan probe masing-masing        pada kawat resistor. Pengukuran   jangan
          sampai tangan menyentuh kawat (salah satu kawat boleh tersentuh asal tidak
          keduanya).
     3) Perhatikan jarum pada papan skala. Jika bergerak berarti resistor baik, jika
          diam berarti resistor putus.
              Pada prinsipnya, cara tersebut di atas juga dapat digunakan pada
     multimeter digital.

2.   Osiloskop
     a.    Pengertian Osiloskop
              Osiloskop adalah alat ukur yang digunakan untuk memetakan atau
     membaca sinyal listrik maupun frekuensi. Secara sederhana osiloskop dapat
     menunjukkan bentuk dari suatu sinyal listrik dan sinyal listrik ini dinamakan
     dengan bentuk gelombang sinyal. Osiloskop digunakan dalam pengukuran
     rangkaian elektronik seperti stasiun pemancar radio, TV, atau dalam kegunaan
     memonitor frekuensi elektronik seperti di rumah sakit dan untuk kegunaan-
     kegunaan lainnya.
              Osiloskop memiliki sebuah layar serupa dengan sebuah layar televisi dan
     hanya jauh lebih kecil. Osiloskop tersebut menampilkan suatu garis yang terang
     yang menunjukkan perubahan-perubahan tegangan untuk perioda waktu garis
     yang terletak pada layar. Contoh-contoh tipe tampilan ini terlihat pada setiap
     televisi rumah sakit yang digunakan untuk menunjukkan aktivitas denyut
     jantung.
              Layar osiloskop memiliki suatu garis-garis kisi horizontal dan vertical
     yang diberi spasi 1 cm dan garis kisi-kisi ini mengizinkan kepada kita untuk




                                         Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
ix


melakukan pembacaan tegangan dan waktu. Garis-garis tersebut dinamakan
garis-garis graticule.
       Nama lengkap dari osiloskop adalah Osiloskop Sinar Katoda (Cathode
Ray Oscilloscope) dan singkatan umumnya adalah CRO. Para teknisi sering
menyebutnya dengan perkataan “ telah melihat bentuk gelombang pada CRO”.
Istilah sinar katoda muncul dari nama lengkap layar yang disebut Cathode Ray
Tube atau CRT. Jadi CRT adalah bagian dari CRO. Tabung gambar televisi juga
dinamakan CRT.

b. Bagian-bagian Osiloskop




                     Gambar 6. Skema Tampilan Osiloskop


       Beberapa tombol pengatur yang penting:


                                Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
x


1) Intensitas digunakan untuk mengatur intensitas (“keterangan”) cahaya pada
  layar. Sebaiknya dijaga agar tombol intensitas ini tidak pada kedudukan
  maksimum.
2) Focus digunakan untuk mengatur ketajaman gambar yang terjadi pada layar.
3) Horizontal dan vertikal digunakan untuk mengatur kedudukan gambar dalam
  arah horizontal dan vertikal.
4) Volt/ Div (atau Volts/cm), ada 2 tombol yang konsentris. Tombol
  ditempatkan pada kedudukan maksimum ke kanan (searah dengan jarum
  jam) menyatakan osiloskop dalam keadaan terkalibrasi untuk pengukuran.
  Kedudukan tombol di luar menyatakan besar tegangan yang tergambar pada
  layar per kotak (per cm) dalam arah vertikal.
5) Time/Div (atau Time/cm), ada 2 tombol yang konsentris. Tombol di tengah
  pada kedudukan maksimum ke kanan (searah dengan jarum jam)
  menyatakan osiloskop dalam keadaan terkalibrasi untuk pengukuran.
  Kedudukan tombol diluar menyatakan faktor pengali untuk waktu dari
  gambar pada layar dalam arah horizontal.
6) Sinkronisasi digunakan untuk mengatur supaya pada layar diperoleh gambar
  yang tidak bergerak.
7) Slope digunakan untuk mengatur saat trigger dilakukan, yaitu pada waktu
  sinyal naik (+) atau pada waktu sinyal turun (-).
8) Kopling digunakan untuk menunjukan hubungan dengan sinyal searah atau
  bolak-balik.
9) Trigger “Ext” atau “Int”: “Exit” adalah Trigger yang dikendalikan oleh
  rangkaian di luar osiloskop. Pada kedudukan ini fungsi tombol
  “sinkronisasi”, “slope” dan “kopling” tidak dapat dipergunakan. “Int” adalah
  Trigger yang dikendalikan oleh rangkaian di dalam osiloskop. Pada
  kedudukan ini fungsi tombol “simkronisasi”, “slope” dan “kopling” dapat
  dipergunakan.



                                  Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
xi


    c.   Fungsi Osiloskop
           Beberapa fungsi osiloskop antara lain untuk:
    1) Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
    2) Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
    3) Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik.
    4) Membedakan arus AC dengan arus DC.
    5) Mengetahui noise pada sebuah rangkaian listrik.

           Berikut gambar-gambar dari osiloskop:




Gambar 7. Osiloskop 1                               Gambar 8. Osiloskop 2

d. Prinsip Kerja Osiloskop Analog




                    Gambar 9. Analog Oscilloscope Block diagram


                                    Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
xii


1) Saat mengkoneksikan probe ke sebuah rangkaian, Sinyal tegangan mengalir
  dari probe menuju ke pengaturan vertikal dari sebuah sistem osiloskop
  [Vertical System] (Lihat Skema). Sebuah Attenuator akan melemahkan sinyal
  tegangan masukan sedangkan Amplifier akan menguatkan sinyal tegangan
  masukan. Pengaturan ini ditentukan saat menggerakkan kenop "Volt/Div"
  pada user interface Osiloskop.
2) Tegangan yang keluar dari sistem vertikal lalu diteruskan menuju Pelat
  Defleksi vertikal pada sebuah CRT [Catode Ray Tube], sinyal tegangan yang
  dimasukkan ke pelat ini nantinya akan digunakan oleh CRT untuk
  menggerakkan berkas-berkas elektron secara bidang vertikal saja (ke atas atau
  ke bawah). Sampai point ini dapat disimpulkan bahwa Vertical System pada
  osiloskop analog adalah untuk mengatur penampakan amplitudo dari sinyal
  yang diamati.
3) Lalu sinyal masuk ke dalam Pelat Defleksi vertikal. Sinyal tegangan yang
  teraplikasikan disini menyebabkan berkas-berkas elektron bergerak. Tegangan
  positif mengakibatkan berkas elektron bergerak keatas, sedangkan tegangan
  negatif menyebabkan elektron terdorong kebawah.
4) Sinyal yang keluar dari Vertikal Sytem tadi juga diarahkan ke Trigger System
  untuk memicu sweep generator dalam menciptakan apa yang disebut dengan
  "Horizontal Sweep" [pergerakan elektron secara sweep dalam dimensi
  horizontal, atau dengan kata lain adalah sebuah ungkapan untuk aksi yang
  menyebabkan elektron untuk bergerak menyebrangi layar dalam suatu interval
  waktu tertentu, pergerakan yang super cepat dari elektron yang dapat
  mencapai 500.000 kali per detik inilah yang menyebabkan elektron tampak
  seperti garis pada layar].
5) Pengaturan berapa kali elektron bergerak menyebrangi layar inilah yang dapat
  kita anggap sebagai pengaturan periode/ frekuensi yang tampak pada layar,
  bentuk konkretnya adalah saat kita menggerakkan kenop Time/ Div pada
  Osiloskop. Bersama, pengaturan bidang vertikal dan horizontal ahirnya dapat

                               Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
xiii


       merepresentasikan sinyal tegangan yang diamati kedalam bentuk grafik yang
       dikenal sampai saat ini.

e.   Cara Penggunaan Osiloskop
            Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop
     perlu disetel dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah
     awal pemakaian yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar
     adalah garis lurus mendatar jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel
     adalah fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan
     menggunakan tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka dapat
     dilakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa
     dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1
     KHz. Setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada terminal
     tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar. Jika yang
     dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu kotak
     vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke
     puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal
     mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak. Jika
     masih belum tepat maka perlu disetel dengan potensio yang terdapat di tengah-
     tengah knob pengganti Volt/div dan time/div. Atau kalau pada gambar osiloskop
     diatas berupa potensio dengan label "var".
            Pada saat menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan beberapa hal
     sebagai berikut:
     1) Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan (digroundkan),
       disamping untuk kemanan, hal ini juga untuk mengurangi suara dari frekuensi
       radio atau jala-jala.
     2) Memastikan probe dalam keadaan baik.
     3) Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.




                                     Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
xiv


    4) Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div
      pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar,
      gunakan skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya
      tegangan masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau
      skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
    5) Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
    6) Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran
      yang stabil.
    7) Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
    8) Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.

3. Magnetic Stirrer
   a. Pengertian Magnetic Stirrer
              Pengaduk        magnetik          atau
       Magnetic stirrers (nama lainnya adalah
       Magnetic mixer) merupakan salah satu
       perangkat laboratorium yang menggunakan
       putaran medan magnet untuk memutar stir
       bars (juga disebut "flea") yang direndam
       dalam cairan yang juga berputar, dengan
       kata lain stirrer adalah alat pengaduk
       beberapa cairan didalam sebuah bejana
       (cuvet).                                             Gambar 10. Magnetic stirrer


   b. Bagian-bagian Magnetic Stirrer
              Sistem   ini   terdiri    dari   sebuah   sensor   temperatur,    sebuah
       microcontroller sebagai pengolah data, actuator berupa motor sebagai
       pemutar pengaduk, magnet sebagai pengaduk, dan heater yang dirancang




                                       Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
xv


   berbentuk hot plate sebagai pemanas, dan display hasil dari pendeteksian
   tersebut.
c. Fungsi Magnetic Stirrer
          Dalam    bidang    Kimia    dan
   Biologi perangkat ini biasa digunakan
   untuk mencampur (menghomogenkan)
   larutan-larutan yang ingin diteliti,
   yaitu dengan cara mengaduk larutan
   tersebut.
                                             Gambar 11. Stir bars atau batang
                                             pengaduk
d. Prinsip Kerja Magnetic Stirrer
          Medan perputaran dapat dihasilkan oleh perputaran magnet atau satu
   set elektromagnet stasioner, yang diletakkan di bawah bejana cairan. Sejak
   kaca diketahui tidak mempengaruhi medan magnetik, serta kebanyakan dari
   reaksi kimia menggunakan tempat yang terbuat dari tempat kaca, maka
   diketahui bahwa magnetik stir bar sangat baik bekerja di bejana kaca tersebut.
   Prinsip kerja stirrer ini menggunakan sebuah batang berputar yang berfungsi
   untuk mengaduk cairan, perputaran batang tersebut digerakan oleh sebuah
   motor DC dengan kecepatan putaran konstan 2400rpm. Waktu pengadukan
   ditetapkan selama 15 detik yang dibangkitkan oleh sebuah monostabil
   multivibrator. Dua buah cuvet disediakan untuk menampung cairan yang akan
   diaduk secara bergantian sehingga diperoleh kapasitas hasil yang lebih besar.
   Hasil percobaan menunjukan bahwa campuran menjadi homogen setelah
   diaduk 5 kali dengan masing-masing 15 detik.
          Pada tahun 2001 telah dilakukan kegiatan aplikasi magnet permanen
   buatan P3IB pada sebuahmotor dc sebagai komponen penggerak instrumen
   pendukung litbang yang dikenal dengan magnetic stirrer. Sepasang kutub
   magnet yang dibuat di P3IB dipasang sebagai medan stator pada sebuah motor
   dc, kemudian motor tersebut digunakan sebagai komponen penggerak pada


                                Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
xvi


   pembuatan alat magnetic stirrer yang juga dilengkapi dengan sistem pemanas.
   Untuk mengetahui karakteristik motor dan tegangan masukan atau putaran
   optimumnya telah dilakukan pengukuran kecepatan putar motor pada
   tegangan masukan yang bervariasi dan pengamatan putaran kapsul magnet di
   dalam larutan garam dengan kadar garam yang berbeda-beda. Sedangkan
   untuk mengetahui suhu maksimum yang dapat dicapai oleh alat, juga telah
   dilakukan pengukuran suhu pada dudukan gelas dan pada larutan untuk harga
   setting suhu yang bervariasi.

e. Kelebihan dan Kekurangan dari Magnetic Stirrer
   1) Kelebihan
      Dalam bidang Kimia dan Biologi, alat ini lebih banyak dipilih
      dibandingkan pengaduk mesin (motorized stirrers) karena hal-hal berikut,
      antara lain: a) lebih tenang, lebih efisien, dan memiliki bagian luar yang
      tidak mudah rusak atau berubah jadi aus (selain magnet batang itu
      sendiri); b) karena ukurannya kecil, batang pengaduk ini lebih mudah
      dibersihkan dan disterilkan daripada pengaduk jenis lainnya; c) ia tidak
      membutuhkan pelumas yang dapat mencemari bejana reaksi dan produk;
      d) dapat digunakan dalam tempat atau sistem yang kedap udara tanpa
      memerlukan segel yang rumit; dan e) magnetic stirrer dapat juga
      menyertakan hot plate atau perangkat lainnya untuk memanaskan cairan.
   2) Kekurangan
      Berdasarkan percobaan, batas ukuran magnetik stirrer untuk mengaduk
      hanya dapat digunakan untuk eksperimen yang relative kecil (di bawah 4
      liter). Alat ini sulit digunakan pada cairan yang kental atau pada suspense
      yang kental. Jadi untuk volume yang besar dan cairan yang kental
      dibutuhkan beberapa macam pengaduk magnetik.




                                   Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
xvii




4. Densitometer
  a.   Pengertian Densitometer

               Densitometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur Density suatu
       benda yang memantulkan cahaya (reflection densitometer) atau yang
       meneruskan cahaya (transmission densitometer); di dalam industri grafika
       densitometer digunakan antara lain:

       1) Mengukur kepekatan film separasi
       2) Mengukur kepekatan tinta cetakan, nilai density ini memiliki korelasi
            dengan ketebalan tinta tetapi tidak sepenuhnya porposional

               Nilai-nilai dibawah ini merupakan contoh anjuran status T salah satu
       pabrik tinta
       Bahan Cetakan / Methode Cetak                   Cyan Magenta Yellow Black
       Kertas            Coated                    /
                                                       1,40   1,50   1,10   1,70
       Offset Lithography Lembaran
       Kertas               Coated                 /
                                                       1,30   1,40   1,00   1,55
       Offset Lithography Gulungan (heatset)
       Kertas               Koran                  /
                                                       0,90   0,90   0,85   1,05
       Offset Lithography Gulungan (non-heatset)
               Densitometer tidak dapat dipakai untuk mengukur warna, karena nilai
       yang dipresentasikan berdasarkan panjang gelombang cahaya tertentu (lihat
       fungsi diagram kepekatan); Sekarang ini pengukuran kepekatan warna
       (density) digunakan alat pengukur warna seperti Spectrophotometer yang
       mengukur data spektral warna, nilai density merupakan hasil perhitungan dari
       data spektral tersebut.

  b. Prinsip Pengukuran dengan Densitometer


                                      Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
xviii


Status T atau Status E
       Dalam praktek sehari-hari status pengukuran di percetakan dikenal 2
macam status pengukuran yaitu Status T dan Status E. Status T banyak
dipergunakan di Amerika sedangkan Status E dipergunakan di sebagian besar
negara di Eropa.




                            Gambar 12.




                            Gambar 13.


                            Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
xix


       Perbedaan kedua status pengukuran hanya pada filter biru yang
dipergunakan untuk pengukuran density Yellow; pada status puncak T
pemindaian warna Yellow (filter biru) ada di panjang gelombang 460 nm dan
berakhir pada panjang gelombang
       560 nm sedangkan pada status puncak E pemindaian tersebut berada di
panjang gelombang 440 nm dan berakhir pada 540 nm. Oleh karena itu
apabila kita mengukur density dengan status T atau status E, perbedaan yang
signifikan hanya pada warna Yellow saja. Sedangkan baik filter hijau yang
mengukur density Magenta maupun filter merah yang mengukur density Cyan
sama atau sangat mirip.




                            Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
xx




                                        BAB III
                                       PENUTUP


1.   KESIMPULAN
            Dari pembahasan yang telah disampaikan di bab sebelumnya ada
     beberapa hal yang dapat disimpulkan, antara lain:
     a. Ohmmter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang
       merupakan besarnya suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada
       konduktor.
     b. Osiloskop adalah adalah alat ukur yang digunakan untuk memetakan atau
       membaca sinyal listrik maupun frekuensi. Secara sederhana osiloskop dapat
       menunjukkan bentuk dari suatu sinyal listrik dan sinyal listrik ini dinamakan
       dengan bentuk gelombang sinyal.
     c. Magnetic Stirrer adalah salah satu perangkat laboratorium yang menggunakan
       putaran medan magnet untuk memutar stir bars yang direndam dalam cairan
       yang berputar, dengan kata lain stirrer adalah alat pengaduk beberapa cairan
       didalam sebuah bejana (cuvet).
     d. Densitometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur Density suatu benda
       yang memantulkan cahaya (reflection densitometer) atau yang meneruskan
       cahaya (transmission densitometer)


2.   SARAN
            Diharapkan, untuk terus menambah referensi dengan mencari artikel
     terkait di internet terutama bagaimana perkembangan dari instrumen-instrumen
     ini yang tentunya terus mengalami penyempurnaan seiring berkembangnya
     teknologi pada setiap waktunya.



                                       Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
xxi




                              DAFTAR PUSTAKA


http://elektronikaindustri.com/pengertian-osiloskop/ (diakses pada tanggal 3 Maret
       2013 pukul 00.08)
http://en.wikipedia.org/wiki/Magnetic_stirrer (diakses pada tanggal 3 Maret 2013
       pukul 00.20)
http://kelompok8tekniklab.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 3 Maret 2013 pukul
       00.13)
http://komputerizam.blogspot.com/2012/06/pengertian-dan-fungsi-amperemeter.html
       diakses pada tanggal 1 Maret 2013 pukul 04.28)
http://osiloskop-vivie.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 1 Maret 2013 pukul 03.57)
http://www.sisilain.net/2010/10/pengertian-osiloskop.html (diakses pada tanggal 3
       Maret 2013 pukul 04.47)
www.gunadarma.ac.id/library/.../Artikel_11400127.pdf     (diakses pada tanggal 15
       Maret 2013 pukul 02.43)




                                    Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2

More Related Content

What's hot

Rangkuman sensor & tranduser by suparman
Rangkuman sensor & tranduser by suparmanRangkuman sensor & tranduser by suparman
Rangkuman sensor & tranduser by suparmansuparman unkhair
 
Sensor Mekanik, Laely Mahmudah
Sensor Mekanik, Laely MahmudahSensor Mekanik, Laely Mahmudah
Sensor Mekanik, Laely Mahmudahkemenag
 
Laporan resmi percobaan iv
Laporan resmi percobaan ivLaporan resmi percobaan iv
Laporan resmi percobaan ivIis Ragiel
 
Pengertian sensor dan tranduser
Pengertian sensor dan tranduserPengertian sensor dan tranduser
Pengertian sensor dan tranduserIlham Dn
 
Multimeter analog dan digital
Multimeter analog dan digitalMultimeter analog dan digital
Multimeter analog dan digitalFian DeBoris
 
Alat ukur & pengukuran listrik
Alat ukur & pengukuran listrikAlat ukur & pengukuran listrik
Alat ukur & pengukuran listrikfaqih12
 
35946210 instrumentasi-sensor
35946210 instrumentasi-sensor35946210 instrumentasi-sensor
35946210 instrumentasi-sensormasoso
 
14708251091_RIZAL NASRUL EFENDI_Sensor mekanik
14708251091_RIZAL NASRUL EFENDI_Sensor mekanik14708251091_RIZAL NASRUL EFENDI_Sensor mekanik
14708251091_RIZAL NASRUL EFENDI_Sensor mekanikIPA 2014
 
Modul cara menggunakan ohm meter
Modul   cara menggunakan ohm meterModul   cara menggunakan ohm meter
Modul cara menggunakan ohm meterArief Budianto R
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum OhmLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohmyudhodanto
 
Cara membaca multimeter bagian ii
Cara membaca multimeter bagian iiCara membaca multimeter bagian ii
Cara membaca multimeter bagian iiMuchsin Muchsin
 
Modul Pertemuan 3 Penerapan Rangkaian Elektronika
Modul Pertemuan 3  Penerapan Rangkaian ElektronikaModul Pertemuan 3  Penerapan Rangkaian Elektronika
Modul Pertemuan 3 Penerapan Rangkaian ElektronikaAhmad Nawawi, S.Kom
 
Menggunakan multimeter analog
Menggunakan multimeter analogMenggunakan multimeter analog
Menggunakan multimeter analogIvanAdesmansyah
 
Alat ukur
Alat ukurAlat ukur
Alat ukurSi Dego
 
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)Redo Pariansah
 
14708251076_Arna Putri_Sensor Listrik
14708251076_Arna Putri_Sensor Listrik14708251076_Arna Putri_Sensor Listrik
14708251076_Arna Putri_Sensor ListrikIPA 2014
 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganErnhy Hijoe
 

What's hot (19)

Rangkuman sensor & tranduser by suparman
Rangkuman sensor & tranduser by suparmanRangkuman sensor & tranduser by suparman
Rangkuman sensor & tranduser by suparman
 
Bab 7- alat-alat-ukur
Bab 7- alat-alat-ukurBab 7- alat-alat-ukur
Bab 7- alat-alat-ukur
 
Sensor Mekanik, Laely Mahmudah
Sensor Mekanik, Laely MahmudahSensor Mekanik, Laely Mahmudah
Sensor Mekanik, Laely Mahmudah
 
Laporan resmi percobaan iv
Laporan resmi percobaan ivLaporan resmi percobaan iv
Laporan resmi percobaan iv
 
Pengertian sensor dan tranduser
Pengertian sensor dan tranduserPengertian sensor dan tranduser
Pengertian sensor dan tranduser
 
Multimeter analog dan digital
Multimeter analog dan digitalMultimeter analog dan digital
Multimeter analog dan digital
 
Alat ukur & pengukuran listrik
Alat ukur & pengukuran listrikAlat ukur & pengukuran listrik
Alat ukur & pengukuran listrik
 
35946210 instrumentasi-sensor
35946210 instrumentasi-sensor35946210 instrumentasi-sensor
35946210 instrumentasi-sensor
 
14708251091_RIZAL NASRUL EFENDI_Sensor mekanik
14708251091_RIZAL NASRUL EFENDI_Sensor mekanik14708251091_RIZAL NASRUL EFENDI_Sensor mekanik
14708251091_RIZAL NASRUL EFENDI_Sensor mekanik
 
Modul cara menggunakan ohm meter
Modul   cara menggunakan ohm meterModul   cara menggunakan ohm meter
Modul cara menggunakan ohm meter
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum OhmLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA : Multimeter dan Hukum Ohm
 
Cara membaca multimeter bagian ii
Cara membaca multimeter bagian iiCara membaca multimeter bagian ii
Cara membaca multimeter bagian ii
 
Modul Pertemuan 3 Penerapan Rangkaian Elektronika
Modul Pertemuan 3  Penerapan Rangkaian ElektronikaModul Pertemuan 3  Penerapan Rangkaian Elektronika
Modul Pertemuan 3 Penerapan Rangkaian Elektronika
 
Menggunakan multimeter analog
Menggunakan multimeter analogMenggunakan multimeter analog
Menggunakan multimeter analog
 
Avometer
AvometerAvometer
Avometer
 
Alat ukur
Alat ukurAlat ukur
Alat ukur
 
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)
5. instrumentasi dan pengukuran listrik (mkk)
 
14708251076_Arna Putri_Sensor Listrik
14708251076_Arna Putri_Sensor Listrik14708251076_Arna Putri_Sensor Listrik
14708251076_Arna Putri_Sensor Listrik
 
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran teganganLaporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
Laporan lengkap kesalahan pada pengukuran tegangan
 

Viewers also liked

Historia de los computadores para el blog con animacion
Historia de los computadores para el blog con animacionHistoria de los computadores para el blog con animacion
Historia de los computadores para el blog con animacionPittyisito Slow Crazyrecords
 
Xarxes Multimèdia, PAC 1- Multimedia (UOC) - Paquita Ribas
Xarxes Multimèdia, PAC 1- Multimedia (UOC) - Paquita RibasXarxes Multimèdia, PAC 1- Multimedia (UOC) - Paquita Ribas
Xarxes Multimèdia, PAC 1- Multimedia (UOC) - Paquita RibasPaquita Ribas
 
Draft 4 – ancillary plan
Draft 4 – ancillary planDraft 4 – ancillary plan
Draft 4 – ancillary planAbc Abc
 
Anthropologie: Full Digital Strategy
Anthropologie: Full Digital StrategyAnthropologie: Full Digital Strategy
Anthropologie: Full Digital Strategycgazoul
 
The Business Edge Radio
The Business Edge RadioThe Business Edge Radio
The Business Edge RadioMarcia Zidle
 
Dicas de estudo para analista do MPU
Dicas de estudo para analista do MPUDicas de estudo para analista do MPU
Dicas de estudo para analista do MPUMarcato Praetorium
 
Retallos da memoria V
Retallos da memoria VRetallos da memoria V
Retallos da memoria Vcenlf
 
Page Layout & Design: Task 2
Page Layout & Design: Task 2Page Layout & Design: Task 2
Page Layout & Design: Task 2hannahwoollaston
 

Viewers also liked (15)

Historia de los computadores para el blog con animacion
Historia de los computadores para el blog con animacionHistoria de los computadores para el blog con animacion
Historia de los computadores para el blog con animacion
 
Sentencia clausula aceleratoria
Sentencia clausula aceleratoriaSentencia clausula aceleratoria
Sentencia clausula aceleratoria
 
Xarxes Multimèdia, PAC 1- Multimedia (UOC) - Paquita Ribas
Xarxes Multimèdia, PAC 1- Multimedia (UOC) - Paquita RibasXarxes Multimèdia, PAC 1- Multimedia (UOC) - Paquita Ribas
Xarxes Multimèdia, PAC 1- Multimedia (UOC) - Paquita Ribas
 
Draft 4 – ancillary plan
Draft 4 – ancillary planDraft 4 – ancillary plan
Draft 4 – ancillary plan
 
Anthropologie: Full Digital Strategy
Anthropologie: Full Digital StrategyAnthropologie: Full Digital Strategy
Anthropologie: Full Digital Strategy
 
The Business Edge Radio
The Business Edge RadioThe Business Edge Radio
The Business Edge Radio
 
Dicas de estudo para analista do MPU
Dicas de estudo para analista do MPUDicas de estudo para analista do MPU
Dicas de estudo para analista do MPU
 
Estudio
EstudioEstudio
Estudio
 
Resume
ResumeResume
Resume
 
Retallos da memoria V
Retallos da memoria VRetallos da memoria V
Retallos da memoria V
 
музей книги
музей книги музей книги
музей книги
 
Page Layout & Design: Task 2
Page Layout & Design: Task 2Page Layout & Design: Task 2
Page Layout & Design: Task 2
 
Walton - Investigating social entrepreneurs’ information needs
Walton - Investigating social entrepreneurs’ information needsWalton - Investigating social entrepreneurs’ information needs
Walton - Investigating social entrepreneurs’ information needs
 
SV Ranganath's Lecture on Water Governance in Bangalore
SV Ranganath's Lecture on Water Governance in BangaloreSV Ranganath's Lecture on Water Governance in Bangalore
SV Ranganath's Lecture on Water Governance in Bangalore
 
Trabajo del blog
Trabajo del blogTrabajo del blog
Trabajo del blog
 

Similar to OSILOSKOP DAN FUNGSINYA

Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamisrajanya
 
CIRI STATIK TRANSISTOR
CIRI STATIK TRANSISTORCIRI STATIK TRANSISTOR
CIRI STATIK TRANSISTORsuyono fis
 
Tugas media pembelajaran
Tugas media pembelajaranTugas media pembelajaran
Tugas media pembelajaranEko Ramadhan
 
Adit priyadi modul alat ukur tugas drs. moch. solikin, m.kes.
Adit priyadi modul alat ukur tugas drs. moch. solikin, m.kes.Adit priyadi modul alat ukur tugas drs. moch. solikin, m.kes.
Adit priyadi modul alat ukur tugas drs. moch. solikin, m.kes.Setyo Faithful
 
PPT KELOMPOK 5 ALAT UKUR POWER.pptx
PPT KELOMPOK 5 ALAT UKUR POWER.pptxPPT KELOMPOK 5 ALAT UKUR POWER.pptx
PPT KELOMPOK 5 ALAT UKUR POWER.pptxlukasnapitupulu
 
Pengaruh Batas Ukur Terhadap Hasil Pengukuran.pptx
Pengaruh Batas Ukur Terhadap Hasil Pengukuran.pptxPengaruh Batas Ukur Terhadap Hasil Pengukuran.pptx
Pengaruh Batas Ukur Terhadap Hasil Pengukuran.pptxMArifRamadhan2
 
Transistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguatTransistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguatRetnoWulan26
 
Transistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguatTransistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguatRetnoWulan26
 
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Dandi Ardiansyah Putra
 
Silabus audio video smkn 2 lgs
Silabus audio video smkn 2 lgsSilabus audio video smkn 2 lgs
Silabus audio video smkn 2 lgsMuhammad Hendra
 

Similar to OSILOSKOP DAN FUNGSINYA (20)

Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
CIRI STATIK TRANSISTOR
CIRI STATIK TRANSISTORCIRI STATIK TRANSISTOR
CIRI STATIK TRANSISTOR
 
Ppt instrumen
Ppt instrumenPpt instrumen
Ppt instrumen
 
Pdte praktikum 4
Pdte   praktikum 4Pdte   praktikum 4
Pdte praktikum 4
 
Sensor dan transduser_2
Sensor dan transduser_2Sensor dan transduser_2
Sensor dan transduser_2
 
Listrik dinamis i
Listrik dinamis iListrik dinamis i
Listrik dinamis i
 
8.1 multimeter
8.1 multimeter8.1 multimeter
8.1 multimeter
 
Tugas media pembelajaran
Tugas media pembelajaranTugas media pembelajaran
Tugas media pembelajaran
 
Adit priyadi modul alat ukur tugas drs. moch. solikin, m.kes.
Adit priyadi modul alat ukur tugas drs. moch. solikin, m.kes.Adit priyadi modul alat ukur tugas drs. moch. solikin, m.kes.
Adit priyadi modul alat ukur tugas drs. moch. solikin, m.kes.
 
PPT KELOMPOK 5 ALAT UKUR POWER.pptx
PPT KELOMPOK 5 ALAT UKUR POWER.pptxPPT KELOMPOK 5 ALAT UKUR POWER.pptx
PPT KELOMPOK 5 ALAT UKUR POWER.pptx
 
Pengaruh Batas Ukur Terhadap Hasil Pengukuran.pptx
Pengaruh Batas Ukur Terhadap Hasil Pengukuran.pptxPengaruh Batas Ukur Terhadap Hasil Pengukuran.pptx
Pengaruh Batas Ukur Terhadap Hasil Pengukuran.pptx
 
LCR METER
LCR METERLCR METER
LCR METER
 
JURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOPJURNAL OSILOSKOP
JURNAL OSILOSKOP
 
CBR AAU.docx
CBR AAU.docxCBR AAU.docx
CBR AAU.docx
 
Transistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguatTransistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguat
 
Transistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguatTransistor sebagai penguat
Transistor sebagai penguat
 
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
 
Laporan fisika
Laporan fisikaLaporan fisika
Laporan fisika
 
Teori dasar listrik
Teori dasar listrikTeori dasar listrik
Teori dasar listrik
 
Silabus audio video smkn 2 lgs
Silabus audio video smkn 2 lgsSilabus audio video smkn 2 lgs
Silabus audio video smkn 2 lgs
 

OSILOSKOP DAN FUNGSINYA

  • 1. i KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai waktunya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan yang telah diberikan, kepada: 1. Ibu Misbah, M.Pd selaku dosen pembimbing pada mata kuliah Fisika Instrumentasi 2. Semua pihak yang telah membantu baik sengaja atau tidak selama penyusunan makalah ini. Penulis sadar bahwa makalah ini tidak lepas dari kekurangan-kekurangan, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan sebagai bahan masukan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca. Amin. Banjarmasin, Maret 2013 Penulis DAFTAR ISI Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
  • 2. ii HALAMAN COVER KATA PENGANTAR………………………………………………...……..………i DAFTAR ISI………………………………………………………..…………..…...ii Bab I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang……………………………………………………..……..….1 2. Rumusan Masalah………………………………………………………...…1 3. Tujuan Penulisan…………………………………………………….………1 4. Batasan Masalah……………………………………………….……….........2 Bab II PEMBAHASAN 1. Ohmmeter……………………………………………………………….........3 2. Osiloskop……………………………………………………………………..6 3. Magnetic Stirrer…………………………………………………………..…12 4. Densitometer………………………………………………………………..15 Bab III PENUTUP 1. Kesimpulan ………………………………………………………………....18 2. Saran ………………………………………………………………………..18 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….....19 BAB I Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
  • 3. iii PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam dunia kelistrikan untuk mengetahui besaran-besaran dalam listrik seperti besaran arus, resistansi dan daya dapat menggunakan alat ukur listrik. Pada awalnya digunakan alat ukur yang berbentuk analog dengan menggunakan jarum sebagai pembacaan skala. Namun pada saat ini sudah digunakan alat ukur yang lebih praktis yaitu alat ukur digital yang hasilnya sudah otomatis tertera pada layar. Alat ukur digital lebih mudah digunakan dari pada analog karena alat ukur digital lebih efisien dalam pengukuran. Selain dalam hal pengukuran, instrumen elektronika semakin berkembang seiring perkembangan zaman, hingga instrumen tersebut dapat dimanfaatkan untuk bidang keilmuan yang lain. Demi mewujudkan itu semua, maka perlu adanya proses pengenalan terhadap semua instrumen elektronika yang dimaksud. Pengenalan di sini diharapkan nantinya agar mahasiswa sebagai calon guru nantinya di sekolah tidak lagi gagap untuk mengiringi kemajuan teknologi dewasa ini. 2. Rumusan Masalah a. Apa yang dapat diketahui dari ohmmeter, osiloskop, magnetic stirrer, dan densitometer. b. Bagaimana menjelaskan fungsi dari ohmmeter, osiloskop, magnetic stirrer, dan densitometer sebagai instrumen elektronika. c. Bagaimana menjelaskan prinsip kerja dari ohmmeter, osiloskop, magnetic stirrer, dan densitometer. 3. Tujuan Penulisan a. Mengetahui, mengenali, dan dapat menentukan bagian-bagian dari ohmmeter, osiloskop, magnetic stirrer, dan densitometer. Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
  • 4. iv b. Menjelaskan bagaimana fungsi dari ohmmeter, osiloskop, magnetic stirrer, dan densitometer sebagai instrumen elektronika. c. Menjelaskan bagaimana prinsip kerja dari ohmmeter, osiloskop, magnetic stirrer, dan densitometer. 4. Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai, maka dalam makalah ini hanyalah akan membahas tentang pengenalan bentuk dan bagian- bagian dari ohmmeter, osiloskop, magnetic stirrer, dan densitometer, serta fungsi dan prinsip kerja dari keempat instrumen tersebut. Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
  • 5. v BAB II PEMBAHASAN 1. Ohmmeter a. Pengertian Ohmmeter Ohmmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. Besarnya satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam Ohm. Alat Ohmmeter ini menggunakan galvanometer untuk mengukur besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R) kemudian dikalibrasi ke satuan Ohm. b. Bagian-bagian Ohmmeter Ohmmeter terbagi dua jenis yaitu Ohmmeter analog dan Ohmmeter digital. Contoh Ohmmeter analog dapat dilihat dari gambar berikut ini: Pada umumnya ohmmeter tidak berdiri sendiri. Amperemeter untuk mengukur ampere (kuat arus listrik), voltmeter untuk mengukur volt (besar tegangan listrik) dan ohm meter untuk mengukur ohm (hambatan listrik) menggabungkan fungsi mejadi satu kesatuan yang disebut Avometer (ampere volt meter) atau disebut juga Multimeter. Multimeter ada dua jenis yaitu multimeter analog dan multimeter digital. Gambar 1. Ohmmeter analog Bagian-bagian multimeter analog dapat dilihat dari gambar berikut ini: Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
  • 6. vi Gambar 2. Multimeter Analog Keterangan gambar: 1. Papan skala 2. Jarum penunjuk skala 3. Pengatur jarum skala 4. Knop pengatur nol ohm 5. Batas ukur ohmmeter 6. Batas ukur DC Volt (dcv) 7. Batas ukur AC Volt (acv) 8. Batas ukur amperemeter DC 9. Saklar pemilih (dcv, acv, Ohm, Ampere dc) 10. Test pin positif (+) 11. Test pin negatif (-) Contoh multimeter digital: Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
  • 7. vii Gambar 3. Multimeter Digital 1 Gambar 4. Multimeter Digital 2 Gambar 5. Multimeter digital 3 c. Prinsip Kerja Ohmmeter Telah diketahui bahwa tahanan arus listrik suatu benda baru dapat diukur bila dialirkan arus listrik ke benda tersebut. Pada Ohmmeter prinsipnya adalah benda dialiri listrik dan diukur tahanan listriknya. Sedangkan pada Amperemeter, yang digunakan untuk mengukur besar kuat arus, tidak diperlukan sumber arus listrik karena sumbernya adalah benda yang diukur tersebut. Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
  • 8. viii Langkah-langkah pengujian resistor dengan multimeter analog adalah sebagai berikut: 1) Putar saklar pemilih pada posisi Ohmmeter. 2) Tempelkan probe masing-masing pada kawat resistor. Pengukuran jangan sampai tangan menyentuh kawat (salah satu kawat boleh tersentuh asal tidak keduanya). 3) Perhatikan jarum pada papan skala. Jika bergerak berarti resistor baik, jika diam berarti resistor putus. Pada prinsipnya, cara tersebut di atas juga dapat digunakan pada multimeter digital. 2. Osiloskop a. Pengertian Osiloskop Osiloskop adalah alat ukur yang digunakan untuk memetakan atau membaca sinyal listrik maupun frekuensi. Secara sederhana osiloskop dapat menunjukkan bentuk dari suatu sinyal listrik dan sinyal listrik ini dinamakan dengan bentuk gelombang sinyal. Osiloskop digunakan dalam pengukuran rangkaian elektronik seperti stasiun pemancar radio, TV, atau dalam kegunaan memonitor frekuensi elektronik seperti di rumah sakit dan untuk kegunaan- kegunaan lainnya. Osiloskop memiliki sebuah layar serupa dengan sebuah layar televisi dan hanya jauh lebih kecil. Osiloskop tersebut menampilkan suatu garis yang terang yang menunjukkan perubahan-perubahan tegangan untuk perioda waktu garis yang terletak pada layar. Contoh-contoh tipe tampilan ini terlihat pada setiap televisi rumah sakit yang digunakan untuk menunjukkan aktivitas denyut jantung. Layar osiloskop memiliki suatu garis-garis kisi horizontal dan vertical yang diberi spasi 1 cm dan garis kisi-kisi ini mengizinkan kepada kita untuk Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
  • 9. ix melakukan pembacaan tegangan dan waktu. Garis-garis tersebut dinamakan garis-garis graticule. Nama lengkap dari osiloskop adalah Osiloskop Sinar Katoda (Cathode Ray Oscilloscope) dan singkatan umumnya adalah CRO. Para teknisi sering menyebutnya dengan perkataan “ telah melihat bentuk gelombang pada CRO”. Istilah sinar katoda muncul dari nama lengkap layar yang disebut Cathode Ray Tube atau CRT. Jadi CRT adalah bagian dari CRO. Tabung gambar televisi juga dinamakan CRT. b. Bagian-bagian Osiloskop Gambar 6. Skema Tampilan Osiloskop Beberapa tombol pengatur yang penting: Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
  • 10. x 1) Intensitas digunakan untuk mengatur intensitas (“keterangan”) cahaya pada layar. Sebaiknya dijaga agar tombol intensitas ini tidak pada kedudukan maksimum. 2) Focus digunakan untuk mengatur ketajaman gambar yang terjadi pada layar. 3) Horizontal dan vertikal digunakan untuk mengatur kedudukan gambar dalam arah horizontal dan vertikal. 4) Volt/ Div (atau Volts/cm), ada 2 tombol yang konsentris. Tombol ditempatkan pada kedudukan maksimum ke kanan (searah dengan jarum jam) menyatakan osiloskop dalam keadaan terkalibrasi untuk pengukuran. Kedudukan tombol di luar menyatakan besar tegangan yang tergambar pada layar per kotak (per cm) dalam arah vertikal. 5) Time/Div (atau Time/cm), ada 2 tombol yang konsentris. Tombol di tengah pada kedudukan maksimum ke kanan (searah dengan jarum jam) menyatakan osiloskop dalam keadaan terkalibrasi untuk pengukuran. Kedudukan tombol diluar menyatakan faktor pengali untuk waktu dari gambar pada layar dalam arah horizontal. 6) Sinkronisasi digunakan untuk mengatur supaya pada layar diperoleh gambar yang tidak bergerak. 7) Slope digunakan untuk mengatur saat trigger dilakukan, yaitu pada waktu sinyal naik (+) atau pada waktu sinyal turun (-). 8) Kopling digunakan untuk menunjukan hubungan dengan sinyal searah atau bolak-balik. 9) Trigger “Ext” atau “Int”: “Exit” adalah Trigger yang dikendalikan oleh rangkaian di luar osiloskop. Pada kedudukan ini fungsi tombol “sinkronisasi”, “slope” dan “kopling” tidak dapat dipergunakan. “Int” adalah Trigger yang dikendalikan oleh rangkaian di dalam osiloskop. Pada kedudukan ini fungsi tombol “simkronisasi”, “slope” dan “kopling” dapat dipergunakan. Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
  • 11. xi c. Fungsi Osiloskop Beberapa fungsi osiloskop antara lain untuk: 1) Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu. 2) Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi. 3) Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik. 4) Membedakan arus AC dengan arus DC. 5) Mengetahui noise pada sebuah rangkaian listrik. Berikut gambar-gambar dari osiloskop: Gambar 7. Osiloskop 1 Gambar 8. Osiloskop 2 d. Prinsip Kerja Osiloskop Analog Gambar 9. Analog Oscilloscope Block diagram Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
  • 12. xii 1) Saat mengkoneksikan probe ke sebuah rangkaian, Sinyal tegangan mengalir dari probe menuju ke pengaturan vertikal dari sebuah sistem osiloskop [Vertical System] (Lihat Skema). Sebuah Attenuator akan melemahkan sinyal tegangan masukan sedangkan Amplifier akan menguatkan sinyal tegangan masukan. Pengaturan ini ditentukan saat menggerakkan kenop "Volt/Div" pada user interface Osiloskop. 2) Tegangan yang keluar dari sistem vertikal lalu diteruskan menuju Pelat Defleksi vertikal pada sebuah CRT [Catode Ray Tube], sinyal tegangan yang dimasukkan ke pelat ini nantinya akan digunakan oleh CRT untuk menggerakkan berkas-berkas elektron secara bidang vertikal saja (ke atas atau ke bawah). Sampai point ini dapat disimpulkan bahwa Vertical System pada osiloskop analog adalah untuk mengatur penampakan amplitudo dari sinyal yang diamati. 3) Lalu sinyal masuk ke dalam Pelat Defleksi vertikal. Sinyal tegangan yang teraplikasikan disini menyebabkan berkas-berkas elektron bergerak. Tegangan positif mengakibatkan berkas elektron bergerak keatas, sedangkan tegangan negatif menyebabkan elektron terdorong kebawah. 4) Sinyal yang keluar dari Vertikal Sytem tadi juga diarahkan ke Trigger System untuk memicu sweep generator dalam menciptakan apa yang disebut dengan "Horizontal Sweep" [pergerakan elektron secara sweep dalam dimensi horizontal, atau dengan kata lain adalah sebuah ungkapan untuk aksi yang menyebabkan elektron untuk bergerak menyebrangi layar dalam suatu interval waktu tertentu, pergerakan yang super cepat dari elektron yang dapat mencapai 500.000 kali per detik inilah yang menyebabkan elektron tampak seperti garis pada layar]. 5) Pengaturan berapa kali elektron bergerak menyebrangi layar inilah yang dapat kita anggap sebagai pengaturan periode/ frekuensi yang tampak pada layar, bentuk konkretnya adalah saat kita menggerakkan kenop Time/ Div pada Osiloskop. Bersama, pengaturan bidang vertikal dan horizontal ahirnya dapat Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
  • 13. xiii merepresentasikan sinyal tegangan yang diamati kedalam bentuk grafik yang dikenal sampai saat ini. e. Cara Penggunaan Osiloskop Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal pemakaian yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah garis lurus mendatar jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan menggunakan tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka dapat dilakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz. Setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar. Jika yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak. Jika masih belum tepat maka perlu disetel dengan potensio yang terdapat di tengah- tengah knob pengganti Volt/div dan time/div. Atau kalau pada gambar osiloskop diatas berupa potensio dengan label "var". Pada saat menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1) Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan (digroundkan), disamping untuk kemanan, hal ini juga untuk mengurangi suara dari frekuensi radio atau jala-jala. 2) Memastikan probe dalam keadaan baik. 3) Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop. Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
  • 14. xiv 4) Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar. 5) Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan. 6) Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil. 7) Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus. 8) Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang. 3. Magnetic Stirrer a. Pengertian Magnetic Stirrer Pengaduk magnetik atau Magnetic stirrers (nama lainnya adalah Magnetic mixer) merupakan salah satu perangkat laboratorium yang menggunakan putaran medan magnet untuk memutar stir bars (juga disebut "flea") yang direndam dalam cairan yang juga berputar, dengan kata lain stirrer adalah alat pengaduk beberapa cairan didalam sebuah bejana (cuvet). Gambar 10. Magnetic stirrer b. Bagian-bagian Magnetic Stirrer Sistem ini terdiri dari sebuah sensor temperatur, sebuah microcontroller sebagai pengolah data, actuator berupa motor sebagai pemutar pengaduk, magnet sebagai pengaduk, dan heater yang dirancang Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
  • 15. xv berbentuk hot plate sebagai pemanas, dan display hasil dari pendeteksian tersebut. c. Fungsi Magnetic Stirrer Dalam bidang Kimia dan Biologi perangkat ini biasa digunakan untuk mencampur (menghomogenkan) larutan-larutan yang ingin diteliti, yaitu dengan cara mengaduk larutan tersebut. Gambar 11. Stir bars atau batang pengaduk d. Prinsip Kerja Magnetic Stirrer Medan perputaran dapat dihasilkan oleh perputaran magnet atau satu set elektromagnet stasioner, yang diletakkan di bawah bejana cairan. Sejak kaca diketahui tidak mempengaruhi medan magnetik, serta kebanyakan dari reaksi kimia menggunakan tempat yang terbuat dari tempat kaca, maka diketahui bahwa magnetik stir bar sangat baik bekerja di bejana kaca tersebut. Prinsip kerja stirrer ini menggunakan sebuah batang berputar yang berfungsi untuk mengaduk cairan, perputaran batang tersebut digerakan oleh sebuah motor DC dengan kecepatan putaran konstan 2400rpm. Waktu pengadukan ditetapkan selama 15 detik yang dibangkitkan oleh sebuah monostabil multivibrator. Dua buah cuvet disediakan untuk menampung cairan yang akan diaduk secara bergantian sehingga diperoleh kapasitas hasil yang lebih besar. Hasil percobaan menunjukan bahwa campuran menjadi homogen setelah diaduk 5 kali dengan masing-masing 15 detik. Pada tahun 2001 telah dilakukan kegiatan aplikasi magnet permanen buatan P3IB pada sebuahmotor dc sebagai komponen penggerak instrumen pendukung litbang yang dikenal dengan magnetic stirrer. Sepasang kutub magnet yang dibuat di P3IB dipasang sebagai medan stator pada sebuah motor dc, kemudian motor tersebut digunakan sebagai komponen penggerak pada Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
  • 16. xvi pembuatan alat magnetic stirrer yang juga dilengkapi dengan sistem pemanas. Untuk mengetahui karakteristik motor dan tegangan masukan atau putaran optimumnya telah dilakukan pengukuran kecepatan putar motor pada tegangan masukan yang bervariasi dan pengamatan putaran kapsul magnet di dalam larutan garam dengan kadar garam yang berbeda-beda. Sedangkan untuk mengetahui suhu maksimum yang dapat dicapai oleh alat, juga telah dilakukan pengukuran suhu pada dudukan gelas dan pada larutan untuk harga setting suhu yang bervariasi. e. Kelebihan dan Kekurangan dari Magnetic Stirrer 1) Kelebihan Dalam bidang Kimia dan Biologi, alat ini lebih banyak dipilih dibandingkan pengaduk mesin (motorized stirrers) karena hal-hal berikut, antara lain: a) lebih tenang, lebih efisien, dan memiliki bagian luar yang tidak mudah rusak atau berubah jadi aus (selain magnet batang itu sendiri); b) karena ukurannya kecil, batang pengaduk ini lebih mudah dibersihkan dan disterilkan daripada pengaduk jenis lainnya; c) ia tidak membutuhkan pelumas yang dapat mencemari bejana reaksi dan produk; d) dapat digunakan dalam tempat atau sistem yang kedap udara tanpa memerlukan segel yang rumit; dan e) magnetic stirrer dapat juga menyertakan hot plate atau perangkat lainnya untuk memanaskan cairan. 2) Kekurangan Berdasarkan percobaan, batas ukuran magnetik stirrer untuk mengaduk hanya dapat digunakan untuk eksperimen yang relative kecil (di bawah 4 liter). Alat ini sulit digunakan pada cairan yang kental atau pada suspense yang kental. Jadi untuk volume yang besar dan cairan yang kental dibutuhkan beberapa macam pengaduk magnetik. Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
  • 17. xvii 4. Densitometer a. Pengertian Densitometer Densitometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur Density suatu benda yang memantulkan cahaya (reflection densitometer) atau yang meneruskan cahaya (transmission densitometer); di dalam industri grafika densitometer digunakan antara lain: 1) Mengukur kepekatan film separasi 2) Mengukur kepekatan tinta cetakan, nilai density ini memiliki korelasi dengan ketebalan tinta tetapi tidak sepenuhnya porposional Nilai-nilai dibawah ini merupakan contoh anjuran status T salah satu pabrik tinta Bahan Cetakan / Methode Cetak Cyan Magenta Yellow Black Kertas Coated / 1,40 1,50 1,10 1,70 Offset Lithography Lembaran Kertas Coated / 1,30 1,40 1,00 1,55 Offset Lithography Gulungan (heatset) Kertas Koran / 0,90 0,90 0,85 1,05 Offset Lithography Gulungan (non-heatset) Densitometer tidak dapat dipakai untuk mengukur warna, karena nilai yang dipresentasikan berdasarkan panjang gelombang cahaya tertentu (lihat fungsi diagram kepekatan); Sekarang ini pengukuran kepekatan warna (density) digunakan alat pengukur warna seperti Spectrophotometer yang mengukur data spektral warna, nilai density merupakan hasil perhitungan dari data spektral tersebut. b. Prinsip Pengukuran dengan Densitometer Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
  • 18. xviii Status T atau Status E Dalam praktek sehari-hari status pengukuran di percetakan dikenal 2 macam status pengukuran yaitu Status T dan Status E. Status T banyak dipergunakan di Amerika sedangkan Status E dipergunakan di sebagian besar negara di Eropa. Gambar 12. Gambar 13. Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
  • 19. xix Perbedaan kedua status pengukuran hanya pada filter biru yang dipergunakan untuk pengukuran density Yellow; pada status puncak T pemindaian warna Yellow (filter biru) ada di panjang gelombang 460 nm dan berakhir pada panjang gelombang 560 nm sedangkan pada status puncak E pemindaian tersebut berada di panjang gelombang 440 nm dan berakhir pada 540 nm. Oleh karena itu apabila kita mengukur density dengan status T atau status E, perbedaan yang signifikan hanya pada warna Yellow saja. Sedangkan baik filter hijau yang mengukur density Magenta maupun filter merah yang mengukur density Cyan sama atau sangat mirip. Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
  • 20. xx BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN Dari pembahasan yang telah disampaikan di bab sebelumnya ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, antara lain: a. Ohmmter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang merupakan besarnya suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. b. Osiloskop adalah adalah alat ukur yang digunakan untuk memetakan atau membaca sinyal listrik maupun frekuensi. Secara sederhana osiloskop dapat menunjukkan bentuk dari suatu sinyal listrik dan sinyal listrik ini dinamakan dengan bentuk gelombang sinyal. c. Magnetic Stirrer adalah salah satu perangkat laboratorium yang menggunakan putaran medan magnet untuk memutar stir bars yang direndam dalam cairan yang berputar, dengan kata lain stirrer adalah alat pengaduk beberapa cairan didalam sebuah bejana (cuvet). d. Densitometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur Density suatu benda yang memantulkan cahaya (reflection densitometer) atau yang meneruskan cahaya (transmission densitometer) 2. SARAN Diharapkan, untuk terus menambah referensi dengan mencari artikel terkait di internet terutama bagaimana perkembangan dari instrumen-instrumen ini yang tentunya terus mengalami penyempurnaan seiring berkembangnya teknologi pada setiap waktunya. Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2
  • 21. xxi DAFTAR PUSTAKA http://elektronikaindustri.com/pengertian-osiloskop/ (diakses pada tanggal 3 Maret 2013 pukul 00.08) http://en.wikipedia.org/wiki/Magnetic_stirrer (diakses pada tanggal 3 Maret 2013 pukul 00.20) http://kelompok8tekniklab.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 3 Maret 2013 pukul 00.13) http://komputerizam.blogspot.com/2012/06/pengertian-dan-fungsi-amperemeter.html diakses pada tanggal 1 Maret 2013 pukul 04.28) http://osiloskop-vivie.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 1 Maret 2013 pukul 03.57) http://www.sisilain.net/2010/10/pengertian-osiloskop.html (diakses pada tanggal 3 Maret 2013 pukul 04.47) www.gunadarma.ac.id/library/.../Artikel_11400127.pdf (diakses pada tanggal 15 Maret 2013 pukul 02.43) Kelompok 6 | INSTRUMEN ELEKTRONIKA 2