Lukisan The Scream karya Edvard Munch menggambarkan suasana mencekam dengan latar langit kemerahan dan kota gelap serta sosok manusia yang menutup telinga merasakan jeritan alam. Lukisan ini menjadi ikon ekspresionisme dan telah terjual dengan harga tertinggi di lelang.
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
The Scream
1. The
Screa
m
XI MIA 1
Cyntia Ayudia
Diana Ambarwati Febriani
Habibah Hafshah
Kashaya Ayudina
Nandita Pramila
Shintia Damayanti
2.
3. Judul: The Scream
(Jeritan)
Aliran:
Ekspresionis.
Seniman: Edvard
Munch yang berasal
dari Norwegia
4. • Versi ketiga dimiliki
oleh Museum Munch,
dan yang keempat
dimiliki oleh Petter
Olsen.
• Sejak 1994, dua versi
terpisah dari Jeritan ini
dicuri oleh pencuri-pencuri
karya seni, tapi
akhirnya keduanya
telah ditemukan
kembali.
• Pada tanggal 2 Mei
2012, lukisan The
Scream terjual
sebesar US$
119.922.500 atau
setara dengan Rp
1,079 triliun dalam
pelelangan di rumah
lelang Sotheby's, New
5. Sumber Ilham
"Saya sedang berjalan di
sebuah jalan kecil dengan
dua orang teman – matahari
sedang tenggelam –
mendadak langit berubah
menjadi merah darah –
Saya berhenti, merasa lelah,
dan bersandar di pagar – di
atas fjord dan kota yang biru
kehitaman tampak darah dan
lidah-lidah api – teman-teman
berjalan terus, dan
saya berdiri di sana gemetar
dan diliputi rasa cemas –
dan saya merasakan jeritan
7. Faktor Yang
Menimbulkan
Perasaan
•Warna langit yang orange
kemerah merahan
menggambarkan keadaan
sore yang mencekam
•Kota yang digambarkan
berwarna biru tua kehitaman
juga dengan bentuk yang
tidak teratur
menggambarkan saat
matahari mulai tenggelam,
maka kota mulai gelap,
namun masih memantulkan
warna kemerahan langit
yang menambah suasana
menjadi mencekam.
8. Sabrina
Laurent
“
Orang di latar depan itu adalah si pelukis
sendiri yang "sebetulnya tidak menjerit
tetapi sekadar bereaksi dengan ngeri ketika
mendengar jeritan Alam. Dengan menutupi
kedua telinganya dengan tangannya,
Munch berusaha keras untuk tidak
mendengar jeritan ini, sehingga
menempatkannya dalam keadaan seolah-olah
sedang mengalami serangan panik."
Posisi di mana ia melukiskan dirinya sendiri
adalah reaksi refleks yang khas dari
siapapun yang berjuang untuk menghindari
suara yang menekan, entah suara yang
sungguhan atau yang dibayang-