2. Dari Jabir r.a., katanya dia mendengar Rasulullah
saw. bersabda: “Sesungguhnya tali penghubung
antara seseorang dengan syirik dan kafir, ialah
meninggalkan shalat.”
2
4. Shalat juga bisa diartikan sebagai zikir kepada Allah.
Melalui sabda Rasulullah saw, Allah Berfirman:
“Aku adalah sahabat orang-orang yang mengingat-Ku”
Bila Allah menjadi sahabat seseorang yang sedang
shalat, itu berarti orang tersebut mampu melihat
sahabatnya (Allah). Inilah sebabnya shalat itu
disebut sarana berkomunikasi dengan Allah.
Menurut Ibnu Arabi, barang siapa yang shalatnya
sudah mencapai pada tingkatan melihat Allah, maka
ia selalu menjadi imam dalam shalatnya, meskipun
shalatnya sendirian. Sebab, para malaikat akan
menjadi ma’mum di belakang orang yang shalat
pada tingkatan itu.
4
5. MEMBACA FATIHAH
Nabi saw. bersabda: “Siapa yang tidak membaca
Ummul Qur’an (Fatihah) dalam shalat, maka shalatnya
tidak sempurna (Nabi mengulangnya sampai tiga kali).
Lalu ditanyakan orang kepada Abu Hurairah,
“Bagimana kalau kami shalat mengikut Imam?”
Jawabnya, “Bacalah perlahan-lahan! Karena aku
mendengar Rasulullah saw. bersabda, bahwa Allah
Ta’ala berfirman: ‘Shalat itu Kubagi dua antara-Ku dan
hamba-Ku. Untuk hamba-Ku ialah apa yang
dimintanya.
5
6. Al-Fatihah terbagi dua,
Ayat 1 - 4 : untuk Allah;
Ayat 5 : untuk Allah dan Hamba-Nya;
Ayat 6 - 7 : untuk Hamba-Nya
6
7. Apabila hambaKu mengucapkan,
‘Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang,
maka Allah Ta’ala menjawab,
“Dzakiruni ‘abdiy” ( HambaKu telah mengingatKu )
7
8. Apabila hambaKu mengucapkan,
‘Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam’
maka Allah Ta’ala menjawab,
‘Hamadani ‘abdi’ (Hamba-Ku telah memuji-Ku)
8
9. Apabila hambaKu mengucapkan,
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
maka Allah Ta’ala menjawab,
‘Atsna ‘alayya ‘abdi’ (Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku)
9
10. Apabila hambaKu mengucapkan,
Yang Menguasai hari pembalasan
maka Allah Ta’ala menjawab,
‘Majjadani ‘abdi’ (Hamba-Ku telah memuliakan-Ku), atau
‘Fawwadha ilayya ‘abdi’, (Hamba-Ku telah berserah diri
kepada-Ku )
10
11. Apabila hambaKu mengucapkan,
Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada
Engkaulah kami mohon pertolongan
maka Allah Ta’ala menjawab,
‘Hadza bayni wa bayna ‘abdi, wa li ‘abdi ma saala’
(inilah bagian-Ku dan bagian Hamba-Ku, dan bagi hamba-Ku
apa yang dimohon akan terkabulkan)
11
12. Apabila hambaKu mengucapkan,
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang
telah Engkau anugerahkan ni’mat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula) jalan mereka yang sesat
maka Allah Ta’ala menjawab,
‘Hadza li ‘abdi’, wa li ‘abdi ma saala’
(Ini semua bagian Hamba-Ku, dan terkabullah semua
permohonan hamba-Ku)
12