2. DESAIN DAN
PENGEMBANGAN
CALL
Oleh Yati Suwartini
Maskun Iskandar
Hendi Kasih
Wiwik Hartati
Dwi Sampurna
3. Langkah-langkah dalam
Mengembangkan CALL
perencanaan awal;
menentukan tujuan;
memilih tipe program;
memilah materi;
memilih software;
menentukan tugas; dan
merancang struktur program.
6. Cara Sukses Memadukan TIK dalam
Pembelajaran Bahasa
Keterjangkauan peralatan TIK bagi seluruh
siswa.
Mempekerjakan teknisi atau
mempekerjakan webmaster secara tetap.
Pelatihan yang memadai bagi guru
Pemanfaatan laboratorium multimedia atau
peralatan TIK
Pendekatan pembelajaran bahasa yang
berpusat pada siswa
7. Lanjutan
Komitmen penuh komunitas sekolah
dan pemangku kepentingan terhadap
implementasi TIK dalam pembelajaran
bahasa.
Kelas belajar dengan visi, pandangan,
dan kepemimpinan proaktif.
8. Perencanaan Awal
Proses awal perancangan model
pembelajaran bahasa dengan bantuan
komputer swa-akses meliputi serangkaian
tugas: menentukan tujuan, tipe program,
memilah materi, memilih software,
menentukan tugas, dan menyusun
rancangan program.
9. B. Menentukan Tujuan
Russel menekankan pentingnya menentukan
tujuan-sasaran-materi yang dikehendaki
untuk diberikan. Hal ini dikarenakan
kenyataan bahwa tujuan biasanya akan
berfungsi sebagai panduan struktur program
pada hakikatnya, dan oleh karena itu
kegiatan untuk merancang keseluruhan
proyek bersifat krusial.
10. C. Memilih Jenis Program
Terdapat beberapa tipe program berbasis komputer yang umum
digunakan dalam pembelajaran bahasa seperti latihan dan drill, game,
tutorial, simulasi, pemecahan masalah, dan demonstrasi . Di antara tipe-
tipe program CALL di atas, tipe program pembelajaran bahasa tutorial
dengan mediasi komputer swa-akses lebih dipilih dan diminati. Criswell
(1989:9) dalam Hartoyo menyatakan bahwa sebuah program linier
mempresentasikan setiap bingkai kepada siswa. Presentasi tersebut lebih
menyerupai buku teks, yang sering menitikberatkan pada kata-kata.
Program linier dapat dilalui siswa dan dapat menyatakan grafik yang
menarik. Bobot pengajaran yang dipresentasikan sama bagi semua siswa,
namun waktu yang digunakan untuk menyelesaikan program beragam
dari siswa satu ke siswa lainnya. Tidak sama dengan buku teks, program
linier mempresentasikan informasi dalam bagian-bagian kecil yang runtut,
dan siswa harus memeriksanya satu persatu. Siswa tidak dapat
mengubah alur program, kecuali melaluinya.
11. D. Memilah Materi
Richards dan Rodgers (1985) membahas peran materi dalam
konteks metode pengajaran mereka. Johnson (1991) dalam Hartoyo
menggaris bawahi pentingnya pembuat multimedia dan guru tidak
terjerumus kembali pada jebakan membuat tugas yang using
(menampilkan drill yang tak berarti; menyalin daftar kata;
mengerjakan tes vocabulary dan grammar dengan jawaban satu
kata; menghapal padanan di luar konteks), memberikan siswa tugas
rendahan, sia-sia dan juga tidak relevan karena siswa dapat
menyelesaikannya dengan pikiran yang ter tidur atau dihinggapi hal-
hal lain. Oleh karena itu, saat merancang media pembelajaran, kita
perlu untuk mengenal bahwa bahasa bukan semata-mata
sekumpulan kosakata yang berbeda dan struktur yang harus
dipelajari, namun merupakan sebuah kesatuan yang bergelombang,
berputar, dan dinamis, dalam artian dimana laki-laki, perempuan,
dan anak-anak berkomunikasi satu sama lain.
12. Memilih Software
Terdapat berbagai software multimedia yang dapat
digunakan untuk merancang/mengembangkan program
CALL. Program pembelajaran bahasa dengan mediasi
komputer yang dikembangkan oleh Hartoyo misalnya
dirancang menggunakan Asymetrix Multimedia
ToolBook 3.0, sebuah sistem berjalan dengan
windows. Program ini merupakan pengembang objek
berorientasi lingkungan yang menyediakan peralatan
menggambar untuk membuat objek dan bahasa
pemrograman berfitur penuh yang disebut openscript
untuk pemrograman tingkah laku objek.
13. Menentukan Tugas
Menentukan tugas dalam program berbasis komputer
merupakan hal utama dalam menstimulasi interaksi bagi
pelajar dan komputer. Wilson (1994) menyarankan agar
sebelum perancang membuat system CALL yang
“mengerti” penggunaannya, mereka harus mampu
menganalisis tugas belajar apa yang harus disediakan
untuk menstimulasi interaksi antara pengguna dan
komputer.
Dalam program Computer-Assisted Language Learning
(CALL) yang dikembangkan oleh Hartoyo, tugas belajar
ditampilkan dalam satu set latihan mengikuti sesi
presentasi materi dan siswa diminta mengerjakannya.
14. Merancang Struktur
Program
Informasi/penjelasan mengenai program
tutorial
Menampilkan materi pokok dalam program
Satu set latihan yang memungkinkan
pengguna menilai pemahamannya
terhadap materi yang baru saja dipelajari.
15. Prinsip – Prinsip Merancang dan Mengetes
Program CALL
Program pembelajaran bahasa dengan media komputer
swa-akses biasanya dirancang dengan berdasarkan lima
prinsip, sebagai berikut:
Interaktivitas ( Umpan Balik dan Instruksi )
Kegunaan ( Fleksibilitas ).
Keberterimaan Isi
Efektivitas
Penampilan ( Daya Pikat )
16. PELAJARAN BAGI PARA
GURU
media baru mendorong sebuah perubahan
besar dalam budaya belajar, yakni:
memfasilitasi kemudahan siswa
menyokong kerja interaktif
memfasilitasi umpan balik
membawa perubahan dalam pembagian peranan
menyiapkan materi agar dapat diperbarui dengan
usaha yang minimum
17. Lanjutan
menyediakan akses yang lebih cepat
memberikan kesempatan kesempatan
belajar secara individual
membentuk pembelajaran sosial secara
kelompok
menawarkan cakupan belajar yang lebih
luas
memungtkinkan pelajar mandiri
18. Peran guru dalam lingkungan yang
sarat dengan TIK
Guru sebagai Fasilitator dan Pemandu
Guru sebagai Interogator Media
Guru Sebagai Peneliti
Guru Sebagai Perancang Skenario
Pembelajaran yang Komplek
Guru Sebagai Kolaborator
Guru Sebagai Pakar Teknologi, siswa dan
Kurikulum
19. Lanjutan
Guru Sebagai Pelajar
Guru Sebagai Evaluator
20. PELAJARAN BAGI SISWA
Siswa bekerja tanpa pengawasan
Siswa memiliki akses terhadap informasi
bahasa sasaran (target language) yang otentik
dan hampir tak terbatas
Memungkinkan siswa untuk menerbitkan,
memuat dan mendistribusikan informasi
multimedia melalui internet kepada siswa atau
pengguna internet lain secara internasional.
21. Cara Sukses Memadukan TIK
dalam Pembelajaran Bahasa
Keterjangkauan peralatan TIK bagi seluruh
siswa.
Mempekerjakan teknisi atau mempekerjakan
webmaster secara tetap.
Pelatihan yang memadai bagi guru
Pemanfaatan laboratorium multimedia atau
peralatan TIK
Pendekatan pembelajaran bahasa yang
berpusat pada siswa
22. Lanjutan
Komitmen penuh komunitas sekolah dan
pemangku kepentingan terhadap implementasi
TIK dalam pembelajaran bahasa.
Kelas belajar dengan visi, pandangan, dan
kepemimpinan proaktif.