Ringkasan singkat dari dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut menceritakan kisah empat syekh Sufi yang ditawari menjadi hakim agung oleh khalifah
2) Mereka semua menolak tawaran tersebut dengan berbagai alasan untuk menghindari tanggung jawab berat menjadi hakim
3) Pada akhirnya hanya Syuraih yang menjadi hakim agung karena muslihat penolakannya gagal
1. Makalah Mandiri
SERI TELADAN HUMOR SUFISTIK
BERBOHONG ITU NIKMAT
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
TARIKH TASYRI’
Disusun Oleh
NAMA
: MAISAYARAH
NIRM
:1209.11.06356
SEMESTER : V ( Lima)
LOKAL
:C
PRODI
: PAI
Dosen Pengampu
: Abd, Syahid,S.Pd.I,M.A
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AULIAURRASYDIN
TEMBILAHAN
T.A.2013/2014
1
2. SERI TELADAN HUMOR SUFISTIK
BERBOHONG ITU NIKMAT
“ Dan jika kamu menetapkan hukum antara manusia, maka hendaknya
kamu menghukum dengan adil.”
( Alquran-An-Nisa: 58)
Dikisahkan
kalau
khalifah
Mansyur
telah
memutuskan
untuk
mengangkat salah seorang dari empat syekh sufi untuk menduduki jabatan Hakim
Agung kerajaan. Oleh karena itu keempat orang syekh diundang ke istana untuk
dimintai kesanggupannya. Keempat syekh itu adalah : Abu Hanifah, Sufyan ats
Tsauri, Misar, dan Syuraih. Sebelum mereka tiba di istana, mereka telah
membuat rencana tersendiri.
Abu Hanifah salah seorang dari empat ulama ahli hukum, berkata, “Aku
akan lari dari kedudukan tersebut dengan pengelakkan. Misar akan berpura-pura
gila. Sufyan akan melarikan diri dan aku perkirakan Syuraih lah yang akan
menjadi hakim.”
Benar, Sufyan mengikuti rencana itu. Ia pergi dan menghilang entah
kemana. Dia kemudian dinyatakan buron dan terhukum karena dinilai tidak setia
pada khalifah. Maka tinggal tiga orang menghadap khlaifah.
Yang pertama, khalifah Mansyur berkata kepada Abu Hanifah,” Engkau
akan aku tunjuk menjadi hakim.”
Abu Hanifah menjawab,” Wahai pemimpin umat, akan tidak mungkin
itu bagiku. Aku bukan keturunan Arab, dan karena itulah aku tidak akan bisa
diterima oleh orang-orang Arab.”
Kahalifah menjawab, “ Ini tidak ada kaitannya dengan darah dan
keturunan. Kita membutuhkan seorang tokoh yang dapat menjadi contoh. Dan
engkau seorang ulama dan ahli hukum yang paling dihormati saat ini.”
2
3. Abu Hanifah bersikeras menolak, “ jika kata-kataku benar, aku tidak
bisa menjadi hakim. Dan jika mereka salah, aku tidak pantas menduduki jabatan
itu. Karena itu, aku tidak memenuhi persyaratan.”
Lalu Abu Hanifah menjelaskan alasan penolakan itu hingga akhirnya
baginda khalifah pun menerima alasan keberatannya.
Sementara itu Misar, tidak suka dengan kedudukan. Dia kemudian
mendekati khalifah seraya menangis dan mencium tangannya, seraya berkata,”
Apakah engkau baik-baik saja? Engkau dan si kecil dan juga ternakmu?”
“ Seret dia dari pandangan saya!” teriak khalifaah, “ Dia benar-benar
sudah gila,” bentak khalifah, marah.
Akhirnya tinggal giliran Syuraih, yang berpura-pura sakit. Tapi sial,
muslihatnya
gagal
karena
khalifah
Mansyur
mmalah
menyuruh
para
pembantunya mencari tabib untuk mengobatinya. Maka jadilah Syuraih seorang
Hakim yang Agung.
Things to Think .......???????
Ada apa dengan profesi menjadi hakim ?Kenapa
mereka menjauh jabatan tersebut ? Bukan kah jabatan
hakimdi negeri kita banyak di perlukan orang?
kita jadi teringat dengan kasus yang mencuat menyinggung soal jaksa
Agung yang kekayaannya berlimpah ruah. Harga salah satu rumahnya mencapai
1,6 Milyar. Disebuah media massa di tuliskan kalau keuangannya di pasok oleah
salah seorang makelar perkara. Makelar mirip dengan peradilan agama. mereka
melakukan jual beli perkara dengan para hakim dan jaksa untuk dapat
menenagkan/ mengalahkan perkara itu di peradilan. Sehingga masyarakat dapat
meraskan tidak adanya keadilan, kepastian dan kekuatan hukum. Hukum hanya
main-main saja. Kasasi, banding, grasi adalah dagelan hukum ala Indonesia
hingga era presiden yang sekarang. Jika keadilan jadi komoditi yang di
3
4. perjualbelikan, maka terjadi kerusakan moral dan kerugian yang di derita Negara.
Sehingga kasus hukum menyangkut para pejabat, konglomerat, dan oraang kaya
tidak pernah selesai. Huku tegas berkenaan dengan kasus yang menimpa orang
kecil. Sehingga berkembang ungkapan Hukum di indoneisa hanya milik orangorang berduit.
Orang yang mengemplang (menggelapkan) uang Negara triliyunan
rupiah dapat lolos dengan menyuap mafia peradilan milyaran rupiah. Akibat
Negara harus di rugikan dan rakyat harus menanggungnya. Semboyan para hakim
menyatakan” Langit hukum harus ditegakkan meski besok pagi akan runtuh ”
hanyalah selogan kosong. Logo dan ikon lembaga kehakiman yang di tandai
dengan wanita dengan mata tertutup di India wanita itu hanya mengenakan
selembar kain yang menutup harga dirinya, dan memegang timbangan pada
tangan kiri dan pedang di tangan kanan, ternyata tak bertuah.
Ikon yang mengandung pesan tidak pandang bulu, dan tebas habis yang
salah, tidak dapat ditegakkan kerna uang telah membuka tutup matanya, dan
pedangnya tumpul karena terantuk uang menyedihkan.
Taufik ismali dalam puisinya yang berjudul “Aku Malu Jadi Orang
Indonesia” menagtakan : “ Langit dan sendi akhlak di negeri ini sudah berserakserak, sudah runtuh, tidak ada lagi.” Karena korupsi sudah menjadi kanker
menjalar di semua liku kehidupan. Bahkan, maaf menurut salah seorang
mubaligh dikatakan, disebuah departemen mesti menjadi contoh karena banyak
“santri “nya korupsinnya tidak ketulungan ( baca teramat: banyak parah). Lalu
kepada siapa bila para hakim tidak dapat lagi diandalkan menjadi soko guru dan
tiang penyanggah tegaknya keadilan?
Jawabanya tentu ada pada diri kita, pada keluarga ita, pada lingkungan
kita. Artinya gerakan sadar moral dan hkum harus di mulai dari diri kita, tanpa
harus mengharap orang lain. Jadi mirip dengan ungkapan Rasulullah SAW,”
Ibda’binafsik, mulailah dengan diri anda sendiri.
4
5. Hukum sebagai pilar utama untuk membangun Negara yang demokratis
adalah sebuah keharusan. A.Dicey mengatakan, “ Negara demokratis akan tegak
bila ada kepastian hukum, peradilan yang indenpenden, pembagian kekuasaan,
dan prosedur penyelesaian masalah yang fair.”
Para hakim adalah orang yang menjaga tegaknya moral, sehingga
mereka haruslah orang-orang yang bersih tidak terlibat kasus suap, briber atau
Riswah. “ Nabi bersabda, para penyuap dan yang menyuap tempatnya adalah di
neraka.”
Di ceriatakan oleh M. Gibbon, sejarawan yang menulis buku “ The
Decline and The Fall Of Rome,” menagatakan apa sih kurang hebatnya romawi ?
sebuah negeri dengan imperium yang sanagt kuat. Tapi kenapa hancur ?
Tentang hukum, bukankah negeri ini paling pintar membuat hukum ? bahkan
hukum modern barat banyak diwarisi oleh kekayaan (legacy) hukum Romawi.”
“ Tapi,” kata Gibbon, “yang membuat hancur Romawi adalah hukum
yang tidak di patuhi, hukum yang dipermainkan. Hukum yang dijadikan
komoditi. Hukum yang diperjualbelikan.
5
6. KESIMPULAN
Berdasarkan cerita tersebut dapat diambil kesimpilan bahwa dalam
menjadi hakim merupakan tanggung jawab yang berat yang harus dikerjakan
dengan benar dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapi. Sehingga ada
beberapa hal penting yang berkaitan dengan pendidikanyaitu :
Jabatan menjadi hakim adalah amanat yang berat, karena menyangkut
masalah memutuskan perkara.
Bila saja ia membuat sebuah kesalahan dalam memutuskan perkara, maka
yang terjadi adalah tindak kezaliman kepada yang di rugikan.
Barang siapa merugikan orang lain sesungguhnya dia sedang memasukkan
api neraka kedalam perutnya.
Para hakim haruslah berusaha menjadi contoh dan teladan dalam rangka
menegakkan keadilan dan kebenaran di Negara ini. Jabatan yang di
pangkunya hendaknya dimanfaatkan sebagai sarana pengabdian dan ibadah,
karena akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak.
DAFTAR PUSTAKA
Sulaiman, Tasirun, Seri Teladan Humor Sufistik; Berbohong itu Nikmat,
Jakarta: Erlangga,2005.
6