1. Prodeo
Terhadap: Sore Petiaji
“Keluar dari sangkar.
Ambil pakaian dan Kitab-mu.
Berikutnya!
Menghadap ke kanan.
Kanan.
Kiri.”
Malam pertama adalah yang terberat,
itu tak diragukan lagi.
Mereka membariskanmu telanjang
seperti saat dilahirkan di dunia ini...
...kulit terasa pedih dan mata
setengah buta karena bedak kutu.
Dan saat mereka memasukkanmu
ke dalam sel...
...dan saat jeruji sel terbanting menutup...
...saat itulah kau tahu
kenyataan yang kau hadapi.
Kehidupan lama terhempas
dalam waktu sekejap saja.
Tak ada yang tersisa selain hanya waktu untuk mengenangnya.
Kebanyakan penghuni baru nyaris
gila pada malam pertamanya.
Selalu ada yang menangis.
Itu terjadi setiap saat.
Satu-satunya pertanyaan adalah...
...siapa yang akan menangis?
Kurasa bisa saja aku bertaruh
untuk siapa saja.
2. Zihuatanejo.
Pinggir ingatan cerita Kentucky
Kurasa ini hanya nasib buruk.
Ya.
Nasib buruk itu berkeliaran.
Itu harus menimpa seseorang.
Sekarang giliranku, itu saja.
Aku berada di jalur tornado.
Aku hanya tak mengira badai terus berlangsung.
Kau pikir akan keluar dari sini?
Aku?
Ya.
Suatu hari, saat aku berjanggut panjang berwarna putih...
...dan pikiranku mulai pikun.
Kuberi tahu padamu ke mana aku akan pergi.
Zihuatanejo.
Kau bilang apa?
Zihuatanejo.
Itu ada di Meksiko.
Pulau kecil di Samudera Pasifik.
Kau tahu apa yang orang Meksiko katakan tentang Samudera Pasifik?
Tidak.
Mereka bilang itu tempat yang tak punya kenangan.
Di situlah aku ingin habiskan sisa hidupku.
Tempat hangat yang tak punya memori.
Membuka hotel kecil di pantai.
Membeli perahu tua usang lalu memperbaikinya.
Kuajak tamuku berlayar rekreasi memancing.
Zihuatanejo.
Di tempat seperti itu, aku butuh orang yang ahli mencari barang.
3. Oak, Buxton
Hambur pandang Maghfur di pohon Khayal
Ada padang rumput besar dekat
Buxton. Kau tahu letak Buxton?
Banyak padang rumput di sana.
Yang satu ini berbeda.
Ada dinding batu panjang dengan
pohon oak besar di ujung utara.
Seperti yang digambarkan
puisi Robert Frost.
Di tempat itulah aku
melamar istriku.
Kami piknik di sana..
...dan bercinta di bawah
pohon oak itu...
...dan aku melamar dan
dia menerimanya.
4. Last Wish
Next Chance
Untuk kedua kalinya dalam hidupku...
...aku bersalah karena melakukan kejahatan.
Pelanggaran pembebasan bersyarat.
Tentu aku ragu mereka akan memblokir jalanku.
Tidak untuk penjahat tua sepertiku.
Aku sangat senang sampai tak bisa
duduk atau memikirkan apa pun.
Kupikir ini kebahagiaan yang hanya dirasakan orang bebas.
Orang bebas yang mulai melakukan perjalanan panjang...
...yang kesimpulannya masih
belum pasti.
Kuharap aku bisa berhasil melewati perbatasan.
Aku berharap bisa bertemu temanku dan menjabat tangannya.
Kuharap Samudera Pasifik itu
sebiru seperti di impianku.
Kuharap begitu.