SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
MENTERIKEUANGAN 
REPUBLIK INDONESIA 
SALINAN 
PERATURAN MENTERI KEUANGAN 
NOMOR 80/PMK.03/2010 
TENTANG 
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 184/PMK.03/2007 
TENTANG PENENTUAN TANGGAL JATUH TEMPO PEMBAYARAN DAN 
PENYETORAN PAJAK, PENENTUAN TEMPAT PEMBAYARAN PAJAK, DAN TATA 
CARA PEMBAYARAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK, SERTA TATA CARA 
PENGANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK 
DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA 
MENTERI KEUANGAN, 
Menimbang a. bahwa penetapan batas waktu pembayaran dan penyetoran- pajak 
telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 
184/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo 
Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran 
Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak, 
serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak 
yang merupakan peraturan pelaksanaan dari ketentuan Pasal3 ayat 
(3c), Pasal 9 ayat (1) dan ayat (4), dan Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2) 
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum 
dart Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah 
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Undang­Undang 
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan); 
b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 49 Undang-Undang Ketentuan 
Umum dan Tata Cara Perpajakan, diatur bahwa ketentuan dalam 
Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan 
berIaku pula bagi undang-undang perpajakan lainnya, kecuali 
apabila ditentukan lain; 
c. bahwa selain pengaturan mengenai penetapan batas waktu 
pembayaran dan penyetoran pajak sebagaimana tersebut pada 
huruf a, sesuai ketentuan yang memberikan pengecualian 
sebagaimana tersebut pada huruf b, telah diatur batas waktu 
pembayaran dan penyetoran PPN berdasarkan Pasal15A Undang­Undang 
Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai 
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah 
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang­Undang 
Nomor 42 Tahun 2009 yaitu paling lama akhir bulan 
berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum Surat 
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan; 
d. bahwa dalam rangka penyelarasan ketentuan yang diatur dalam 
Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan 
sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan Undang-Undang Pajak 
Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud dalam huruf c, perlu 
melakukan penyesuaian terhadap ketentuan mengenai penentuan 
tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak 
sebagaimana dimaksud pada huruf a;
Mengingat 
Menetapkan 
MENTERI KEUANGAN 
REPUBLIK INDONESIA 
- 2 - 
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam 
huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan 
Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri 
Keuangan Nomor 184jPMK03j2007 tentang Penentuan Tanggal 
Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat 
Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan 
Pelaporan Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan 
Pembayaran Pajak; 
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum 
dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia 
Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik 
Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah 
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran 
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan 
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999); 
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan 
Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah 
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, 
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) 
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang­Undang 
Nomor 42 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik 
Indonesia Tahun 2009 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara 
Republik Indonesia Nomor 5069); 
3. Keputusan Presiden Nomor 84jP Tahun 2009; 
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184jPMK03j2007 tentang 
Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, 
Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, 
Penyetoran dan Pelaporan Pajak, serta Tata Car a Pengangsuran dan 
Penundaan Pembayaran Pajak; 
MEMUTUSKAN: 
PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN 
ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 
184jPMK03j2007 TENTANG PENENTUAN TANGGAL JATUH 
TEMPO PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK, PENENTUAN 
TEMP AT PEMBAYARAN PAJAK, DAN TATA CARA PEMBAYARAN, 
PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK, SERTA TATA CARA 
PENGANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK 
Pasal I 
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 
184jPMK03j2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran 
dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata 
Car a Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak, serta Tata Cara 
Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak diubah sebagai 
berikut:
MENTERI KEUANGAN 
REPUBLIK INDONESIA 
- 3 - 
1. Ketentuan Pasal 1 angka 1, angka 2, dan angka 3 diubah, sehingga 
Pasal1 berbunyi sebagai berikut: 
Pasal 1 
Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini, yang dimaksud dengan: 
1. Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan 
yang selanjutnya disebut Undang-Undang KUP adalah Undang­Undang 
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata 
Cara Perpajakan sebagaimana telah beberap a kali diubah terakhir 
dengan Undang-Undang Nomor 16Tahun 2009. 
2. Undang-Undang Pajak Penghasilan yang selanjutnya disebut 
Undang-Undang PPh adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 
1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali 
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008. 
3. Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai yang selanjutnya 
disebut Undang-Undang PPN adalah Undang-Undang Nomor 8 
Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan 
Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa 
kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 
2009. 
4. Pajak Penghasilan yang selanjutnya disingkat PPh adalah Pajak 
Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang PPh. 
5. Pajak Pertambahan Nilai yang selanjutnya disingkat PPN adalah 
Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud dalam 
Undang-Undang PPN. 
6. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang selanjutnya disingkat 
PPnBM adalah Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana 
dimaksud dalam Undang-Undang PPN. 
2. Ketentuan Pasal 2 ayat (13), ayat (14),dan ayat (15) diubah, di antara 
ayat (13)dan ayat (14) disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (13a),dan di 
antara ayat (14)dan ayat (15) disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (14a), 
sehingga Pasal2 berbunyi sebagai berikut: 
Pasal 2 
(1) PPh Pasal 4 ayat (2) yang dipotong oleh Pernotong Pajak 
Penghasilan harus disetor paling lama tang gal 10 (sepuluh) 
bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir kecuali ditetapkan 
lain oleh Menteri Keuangan. 
(2) PPh Pasal4 ayat (2) yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak 
harus disetor paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan 
berikutnya setelah Masa Pajak berakhir kecuali ditetapkan lain 
oleh Menteri Keuangan.
MENTERIKEUANGAN 
REPUBLIK INDONESIA 
-4 - 
(3) PPh Pasal 15 yang dipotong oleh Pernotong PPh harus disetor 
paling lama tanggall0 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa 
Pajak berakhir. 
(4) PPh Pasal 15 yang harus dibayar sendiri harus disetor paling 
lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa 
Pajak berakhir. 
(5) PPh Pasal 21 yang dipotong oleh Pernotong PPh harus disetor 
paling lama tanggall0 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa 
Pajak berakhir. 
(6) PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 26 yang dipotong oleh Pernotong 
PPh harus disetor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan 
berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. 
(7) PPh Pasal 25 harus dibayar paling lama tang gal 15 (lima belas) 
bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. 
(8) PPh Pasal 22, PPN atau PPN dan PPnBM atas impor harus 
dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk dan 
dalam hal Bea Masuk ditunda atau dibebaskan, PPh Pasal 22, 
PPN atau PPN dan PPnBM atas impor harus dilunasi pada saat 
penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean impor. 
(9) PPh Pasal 22, PPN atau PPN dan PPnBM atas impor yang 
dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, harus disetor 
dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja setelah dilakukan 
pemungutan pajak. 
(10) PPh Pasal 22 yang dipungut oleh bend ahara harus disetor pad a 
hari yang sarna dengan pelaksanaan pembayaran atas 
penyerahan barang yang dibiayai dari belanja Negara atau 
belanja Daerah, dengan menggunakan Surat Setoran Pajak atas 
nama rekanan dan ditandatangani oleh bendahara. 
(11) PPh Pasal 22 atas penyerahan bahan bakar minyak, gas, dan 
pelumas kepada penyalurj agen atau industri yang dipungut 
oleh Wajib Pajak badan yang bergerak dalam bidang produksi 
bahan bakar minyak, gas, dan pelumas, harus disetor paling 
lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak 
berakhir. 
(12) PPh Pasal 22 yang pemungutannya dilakukan oleh Wajib Pajak 
badan tertentu sebagai Pemungut Pajak harus disetor paling 
lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak 
berakhir. 
(13) PPN yang terutang atas kegiatan membangun sendiri harus 
disetor oleh orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan 
membangun sendiri paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan 
berikutnya setelap.Masa Pajak berakhir.
MENTERI KEUANGAN 
REPUBLIK INDONESIA 
- 5 - 
(13a) PPN yang terutang atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak 
berwujud dan/ atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean 
harus disetor oleh orang pribadi atau badan yang memanfaatkan 
Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/ atau Jasa Kena Pajak 
dari luar Daerah Pabean, paling lama tanggal 15 (lima belas) 
bulan berikutnya setelah saat terutangnya pajak. 
(14) PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan 
oleh Bendahara Pengeluaran sebagai Pemungut PPN, harus 
disetor paling lama tanggal 7 (tujuh) bulan berikutnya setelah 
Masa Pajak berakhir. 
(14a) PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan 
oleh Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar sebagai 
Pemungut PPN, harus disetor pada hari yang sarna dengan 
pelaksanaan pembayaran kepada Pengusaha Kena Pajak 
Rekanan Pemerintah melalui Kantor Pelayanan Perbendahara an 
Negara. 
(15) PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan 
oleh Pemungut PPN selain Bendahara Pemerintah yang 
ditunjuk, harus disetor paling lama tanggal15 (lima belas) bulan 
berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. 
(16) PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak dengan kriteria tertentu 
sebagaimana dimaksud dalam Pasa13 ayat (3b) Undang-Undang 
KUP yang melaporkan beberapa Masa Pajak dalam satu Surat 
Pemberitahuan Masa, harus dibayar paling lama pada akhir 
Masa Pajak terakhir. 
(17) Pembayaran masa selain PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak dengan 
kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3b) 
Undang-Undang KUP yang melaporkan beberapa masa pajak 
dalam satu Surat Pemberitahuan Masa, harus dibayar paling 
lama sesuai dengan batas waktu untuk masing-masing jenis 
pajak. 
3. Di antara Pasal 2 dan Pasa13 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 2A 
sehingga berbunyi sebagai berikut: 
Pasal 2A 
PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang dalam satu Masa Pajak 
harus disetor paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak 
berakhir dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa PPN disampaikan. 
4. Ketentuan Pasal 7 ayat (1) dan ayat (3) diubah, di antara ayat (1) dan 
ayat (2) disisipkan 3 (tiga) ayat yakni ayat (la), ayat (lb) dan ayat (lc), 
dan di antara ayat (3) dan (4) disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (3a) 
sehingga Pasal 7 berbunyi sebagai berikut:
MENTERI KEUANGAN 
REPUBLIK INDONESIA 
-6- 
Pasal 7 
(1) Wajib Pajak orang pribadi atau badan, baik yang melakukan 
pembayaran pajak sendiri maupun yang ditunjuk sebagai 
Pemotong atau Pemungut PPh, sebagaimana dimaksud dalam 
Pasal 2 ayat (I), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), ayat 
(7), ayat (11), dan ayat (12) wajib menyampaikan Surat 
Pemberitahuan Masa paling lama 20 (dua puluh) hari setelah 
Masa Pajak berakhir. 
(la) Pengusaha Kena Pajak wajib melaporkan PPN atau PPN dan 
PPnBM yang telah disetor sebagaimana dimaksud dalam Pasal2 
ayat (13) dan ayat (13a), serta Pasal 2A, dengan menggunakan 
Surat Pemberitahuan Masa PPN ke Kantor Pelayanan Pajak 
temp at Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan, paling lama akhir 
bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. 
(1b) Orang pribadi atau badan yang bukan PengusahaKena Pajak 
wajib melaporkan Pajak Pertambahan Nilai yang telah disetor 
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (13) dengan 
menggunakan lembar ketiga Surat Setoran Pajak ke Kantor 
Pelayanan Pajak yang wilayahnya meliputi tempat bangunan 
tersebut, paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak 
berakhir. 
(Ie) Orang pribadi atau badan yang bukan Pengusaha Kena Pajak 
wajib melaporkan Pajak Pertambahan Nilai yang telah disetor 
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (13a) dengan 
menggunakan lembar ketiga Surat Setoran Pajak ke Kantor 
Pelayanan Pajak yang wilayahnya meliputi tempat tinggal orang 
pribadi atau tempat kedudukan badan tersebut, paling lama 
akhir bulan berikutnya setelah saat terutangnya pajak. 
(2) Pemungut Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (9) 
wajib melaporkan hasil pemungutannya seeara mingguan 
paling lama pada hari kerja terakhir minggu berikutnya. 
(3) Pemungut Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (10) 
wajib melaporkan hasil pemungutannya paling lama 14 (empat 
belas) hari setelah Masa Pajak berakhir. 
(3a) Pemungut PPN wajib melaporkan PPN atau PPN dan PPnBM 
yang telah disetor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 
(14) dan ayat (15)ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pemungut 
PPN terdaftar paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa 
Pajak berakhir. 
(4) Wajib Pajak dengan kriteria tertentu sebagaimana dimaksud 
dalam Pasal 2 ayat (16)dan ayat (17) yang melaporkan beberapa 
Masa Pajak dalam satu Surat Pemberitahuan Masa, wajib 
menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa paling lama 20 (dua 
puluh) hari setelah berakhirnya Masa Pajak terakhir.
MENTERI KEUANGAN 
REPUBLIK INDONESIA 
-7- 
Pasal II 
Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 April 
2010. 
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan 
Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita 
Negara Republik Indonesia. 
Ditetapkan di Jakarta 
padatanggal5 April 2010 
MENTERI KEUANGAN 
ttd. 
SRI MULYANI INDRAWATI 
Diundangkan di Jakarta 
pada tanggal 5 April 2010 
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, 
ttd. 
PATRIALIS AKBAR 
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 169

More Related Content

What's hot

2011 Pbb menkeu+prov
2011 Pbb menkeu+prov2011 Pbb menkeu+prov
2011 Pbb menkeu+provPA_Klaten
 
Uu no.11 th 2016 pengampunan pajak
Uu no.11 th 2016 pengampunan pajakUu no.11 th 2016 pengampunan pajak
Uu no.11 th 2016 pengampunan pajakRoko Subagya
 
Perda 2014 no. 1 Tentang perubahan pajak daerah
Perda 2014 no. 1 Tentang perubahan pajak daerahPerda 2014 no. 1 Tentang perubahan pajak daerah
Perda 2014 no. 1 Tentang perubahan pajak daerahkabupaten_pakpakbharat
 
Uu Kup 28 2007 Batang Tubuh
Uu Kup 28 2007 Batang TubuhUu Kup 28 2007 Batang Tubuh
Uu Kup 28 2007 Batang TubuhChairudin NR
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 2 tahun 2012 tentang pajak sarang b...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 2 tahun 2012 tentang pajak sarang b...Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 2 tahun 2012 tentang pajak sarang b...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 2 tahun 2012 tentang pajak sarang b...andika_combat
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 3 tahun 2012 tentang pajak parkir
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 3 tahun 2012 tentang pajak parkirPeraturan daerah kabupaten ketapang nomor 3 tahun 2012 tentang pajak parkir
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 3 tahun 2012 tentang pajak parkirandika_combat
 
SURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAKSURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAKYABES HULU
 
PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online
 PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online  PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online
PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online Roko Subagya
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 4 tahun 2012 tentang pajak penerang...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 4 tahun 2012 tentang pajak penerang...Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 4 tahun 2012 tentang pajak penerang...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 4 tahun 2012 tentang pajak penerang...andika_combat
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...andika_combat
 
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...Roko Subagya
 
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab Sumbawa
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab SumbawaTata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab Sumbawa
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab SumbawaWEST NUSA TENGGARA
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 12 tahun 2011 tentang pajak hiburan
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 12 tahun 2011 tentang pajak hiburanPeraturan daerah kabupaten ketapang nomor 12 tahun 2011 tentang pajak hiburan
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 12 tahun 2011 tentang pajak hiburanandika_combat
 
Kewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
Kewajiban PPh PPN dari seorang BendaharawanKewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
Kewajiban PPh PPN dari seorang BendaharawanRoko Subagya
 

What's hot (18)

2011 Pbb menkeu+prov
2011 Pbb menkeu+prov2011 Pbb menkeu+prov
2011 Pbb menkeu+prov
 
Uu no.11 th 2016 pengampunan pajak
Uu no.11 th 2016 pengampunan pajakUu no.11 th 2016 pengampunan pajak
Uu no.11 th 2016 pengampunan pajak
 
Perda 2014 no. 1 Tentang perubahan pajak daerah
Perda 2014 no. 1 Tentang perubahan pajak daerahPerda 2014 no. 1 Tentang perubahan pajak daerah
Perda 2014 no. 1 Tentang perubahan pajak daerah
 
Perpajakan
PerpajakanPerpajakan
Perpajakan
 
Uu Kup 28 2007 Batang Tubuh
Uu Kup 28 2007 Batang TubuhUu Kup 28 2007 Batang Tubuh
Uu Kup 28 2007 Batang Tubuh
 
Kode pajak
Kode pajakKode pajak
Kode pajak
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 2 tahun 2012 tentang pajak sarang b...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 2 tahun 2012 tentang pajak sarang b...Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 2 tahun 2012 tentang pajak sarang b...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 2 tahun 2012 tentang pajak sarang b...
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 3 tahun 2012 tentang pajak parkir
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 3 tahun 2012 tentang pajak parkirPeraturan daerah kabupaten ketapang nomor 3 tahun 2012 tentang pajak parkir
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 3 tahun 2012 tentang pajak parkir
 
SURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAKSURAT TAGIHAN PAJAK
SURAT TAGIHAN PAJAK
 
PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online
 PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online  PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online
PER:41/PJ/2015 TENTANG PENGAMANAN TRANSAKSI ELEKTRONIK LAYANAN PAJAK online
 
Pmk 29.pmk03.2015
Pmk   29.pmk03.2015Pmk   29.pmk03.2015
Pmk 29.pmk03.2015
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 4 tahun 2012 tentang pajak penerang...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 4 tahun 2012 tentang pajak penerang...Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 4 tahun 2012 tentang pajak penerang...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 4 tahun 2012 tentang pajak penerang...
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 14 tahun 2011 tentang pajak mineral...
 
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
PER : 36/PJ/2015 ::::: PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP OP DAN FORMULIR-FORM...
 
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab Sumbawa
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab SumbawaTata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab Sumbawa
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab Sumbawa
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 12 tahun 2011 tentang pajak hiburan
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 12 tahun 2011 tentang pajak hiburanPeraturan daerah kabupaten ketapang nomor 12 tahun 2011 tentang pajak hiburan
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 12 tahun 2011 tentang pajak hiburan
 
Kewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
Kewajiban PPh PPN dari seorang BendaharawanKewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
Kewajiban PPh PPN dari seorang Bendaharawan
 
Pertemuan 3 2
Pertemuan 3 2Pertemuan 3 2
Pertemuan 3 2
 

Viewers also liked

Премия права потребителей 2015
Премия права потребителей 2015Премия права потребителей 2015
Премия права потребителей 2015Игорь Немков
 
Champ navigator
Champ navigatorChamp navigator
Champ navigatorpccchampn
 
HADOOP ONLINE TRAINING
HADOOP ONLINE TRAININGHADOOP ONLINE TRAINING
HADOOP ONLINE TRAININGtraining3
 
Champ for students
Champ for studentsChamp for students
Champ for studentspccchampn
 
QUESTION 1 by Sarah Mohamed
QUESTION 1 by Sarah MohamedQUESTION 1 by Sarah Mohamed
QUESTION 1 by Sarah Mohamedsarah2296
 
Презентация Фонда "Социальные проекты"
Презентация Фонда "Социальные проекты"Презентация Фонда "Социальные проекты"
Презентация Фонда "Социальные проекты"Игорь Немков
 
Our video presentation for social
Our video presentation for socialOur video presentation for social
Our video presentation for socialNyasha Rubwe
 
Champ for employers
Champ for employersChamp for employers
Champ for employerspccchampn
 
Radiografía del Destino Huelva - David Hidalgo - Grupo Thursa minubeTalks Huelva
Radiografía del Destino Huelva - David Hidalgo - Grupo Thursa minubeTalks HuelvaRadiografía del Destino Huelva - David Hidalgo - Grupo Thursa minubeTalks Huelva
Radiografía del Destino Huelva - David Hidalgo - Grupo Thursa minubeTalks HuelvaHuelva Inteligente
 
12 YEARS A SLAVE by Sarah Mohamed
12 YEARS A SLAVE by Sarah Mohamed12 YEARS A SLAVE by Sarah Mohamed
12 YEARS A SLAVE by Sarah Mohamedsarah2296
 
Internet de las Cosas, por Ulises Gascón - Parte I
Internet de las Cosas, por Ulises Gascón - Parte IInternet de las Cosas, por Ulises Gascón - Parte I
Internet de las Cosas, por Ulises Gascón - Parte IHuelva Inteligente
 
Internet de las Cosas, por Ulises Gascón - Parte II
Internet de las Cosas, por Ulises Gascón - Parte IIInternet de las Cosas, por Ulises Gascón - Parte II
Internet de las Cosas, por Ulises Gascón - Parte IIHuelva Inteligente
 
Taller Internet de las Cosas, por Ulises Gascón
Taller Internet de las Cosas, por Ulises GascónTaller Internet de las Cosas, por Ulises Gascón
Taller Internet de las Cosas, por Ulises GascónHuelva Inteligente
 

Viewers also liked (16)

Премия права потребителей 2015
Премия права потребителей 2015Премия права потребителей 2015
Премия права потребителей 2015
 
INNemkov
INNemkovINNemkov
INNemkov
 
Calamelo test
Calamelo testCalamelo test
Calamelo test
 
Champ navigator
Champ navigatorChamp navigator
Champ navigator
 
HADOOP ONLINE TRAINING
HADOOP ONLINE TRAININGHADOOP ONLINE TRAINING
HADOOP ONLINE TRAINING
 
Champ for students
Champ for studentsChamp for students
Champ for students
 
QUESTION 1 by Sarah Mohamed
QUESTION 1 by Sarah MohamedQUESTION 1 by Sarah Mohamed
QUESTION 1 by Sarah Mohamed
 
Презентация Фонда "Социальные проекты"
Презентация Фонда "Социальные проекты"Презентация Фонда "Социальные проекты"
Презентация Фонда "Социальные проекты"
 
Our video presentation for social
Our video presentation for socialOur video presentation for social
Our video presentation for social
 
Champ for employers
Champ for employersChamp for employers
Champ for employers
 
Radiografía del Destino Huelva - David Hidalgo - Grupo Thursa minubeTalks Huelva
Radiografía del Destino Huelva - David Hidalgo - Grupo Thursa minubeTalks HuelvaRadiografía del Destino Huelva - David Hidalgo - Grupo Thursa minubeTalks Huelva
Radiografía del Destino Huelva - David Hidalgo - Grupo Thursa minubeTalks Huelva
 
12 YEARS A SLAVE by Sarah Mohamed
12 YEARS A SLAVE by Sarah Mohamed12 YEARS A SLAVE by Sarah Mohamed
12 YEARS A SLAVE by Sarah Mohamed
 
Internet de las Cosas, por Ulises Gascón - Parte I
Internet de las Cosas, por Ulises Gascón - Parte IInternet de las Cosas, por Ulises Gascón - Parte I
Internet de las Cosas, por Ulises Gascón - Parte I
 
Internet de las Cosas, por Ulises Gascón - Parte II
Internet de las Cosas, por Ulises Gascón - Parte IIInternet de las Cosas, por Ulises Gascón - Parte II
Internet de las Cosas, por Ulises Gascón - Parte II
 
Taller Internet de las Cosas, por Ulises Gascón
Taller Internet de las Cosas, por Ulises GascónTaller Internet de las Cosas, por Ulises Gascón
Taller Internet de las Cosas, por Ulises Gascón
 
Award and forum "Sport and Russia 2016"
Award and forum "Sport and Russia 2016"Award and forum "Sport and Russia 2016"
Award and forum "Sport and Russia 2016"
 

Similar to Pmk no 80 th 2010

UU 7TAHUN 2021 HARMONISASI PERATURAN PERPAJAKAN.pdf
UU 7TAHUN 2021 HARMONISASI PERATURAN PERPAJAKAN.pdfUU 7TAHUN 2021 HARMONISASI PERATURAN PERPAJAKAN.pdf
UU 7TAHUN 2021 HARMONISASI PERATURAN PERPAJAKAN.pdfCVLOMBOKENERGI
 
Per 08 thn 2017 ttg skd bagi subjek pajak dn indonesia untuk tax treaty -
Per 08 thn 2017 ttg skd bagi subjek pajak dn indonesia untuk tax treaty  -Per 08 thn 2017 ttg skd bagi subjek pajak dn indonesia untuk tax treaty  -
Per 08 thn 2017 ttg skd bagi subjek pajak dn indonesia untuk tax treaty -superandrosa
 
1557202703 49 pmk-03_2019
1557202703 49 pmk-03_20191557202703 49 pmk-03_2019
1557202703 49 pmk-03_2019KantorHukum1
 
Kasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi Trisakti
Kasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi TrisaktiKasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi Trisakti
Kasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi TrisaktiDinny Gamalasari
 
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...Yudhi Aldriand
 
Batas waktu penyetoran dan pelaporan pajak
Batas waktu penyetoran dan pelaporan pajakBatas waktu penyetoran dan pelaporan pajak
Batas waktu penyetoran dan pelaporan pajakErich Huwae
 
PPN Pemungutan PPN
 PPN   Pemungutan PPN PPN   Pemungutan PPN
PPN Pemungutan PPNkaromah95
 
Pp nomor 46 tahun 2013
Pp nomor 46 tahun 2013Pp nomor 46 tahun 2013
Pp nomor 46 tahun 2013Cahyo Priyatno
 
PP No 2 Tahun 2009 (Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, Dan Cukai Serta Pengawa...
PP No 2 Tahun 2009 (Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, Dan Cukai Serta Pengawa...PP No 2 Tahun 2009 (Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, Dan Cukai Serta Pengawa...
PP No 2 Tahun 2009 (Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, Dan Cukai Serta Pengawa...Hendie Cahya Maladewa
 
9~pmk.03~2018 per
9~pmk.03~2018 per9~pmk.03~2018 per
9~pmk.03~2018 perCombro999
 
perda pajak kalteng.pdf
perda pajak kalteng.pdfperda pajak kalteng.pdf
perda pajak kalteng.pdfGeorgeTomonob
 
Peraturan menteri keuangan nomor 107
Peraturan menteri keuangan nomor 107Peraturan menteri keuangan nomor 107
Peraturan menteri keuangan nomor 107Pradhana Radya
 

Similar to Pmk no 80 th 2010 (20)

UU 7TAHUN 2021 HARMONISASI PERATURAN PERPAJAKAN.pdf
UU 7TAHUN 2021 HARMONISASI PERATURAN PERPAJAKAN.pdfUU 7TAHUN 2021 HARMONISASI PERATURAN PERPAJAKAN.pdf
UU 7TAHUN 2021 HARMONISASI PERATURAN PERPAJAKAN.pdf
 
UU Nomor 7 Tahun 2021.pdf
UU Nomor 7 Tahun 2021.pdfUU Nomor 7 Tahun 2021.pdf
UU Nomor 7 Tahun 2021.pdf
 
Uu 28 2007
Uu 28 2007Uu 28 2007
Uu 28 2007
 
Per 08 thn 2017 ttg skd bagi subjek pajak dn indonesia untuk tax treaty -
Per 08 thn 2017 ttg skd bagi subjek pajak dn indonesia untuk tax treaty  -Per 08 thn 2017 ttg skd bagi subjek pajak dn indonesia untuk tax treaty  -
Per 08 thn 2017 ttg skd bagi subjek pajak dn indonesia untuk tax treaty -
 
1557202703 49 pmk-03_2019
1557202703 49 pmk-03_20191557202703 49 pmk-03_2019
1557202703 49 pmk-03_2019
 
Kasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi Trisakti
Kasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi TrisaktiKasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi Trisakti
Kasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi Trisakti
 
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
 
Pajak rokok
Pajak rokokPajak rokok
Pajak rokok
 
Batas waktu penyetoran dan pelaporan pajak
Batas waktu penyetoran dan pelaporan pajakBatas waktu penyetoran dan pelaporan pajak
Batas waktu penyetoran dan pelaporan pajak
 
PPN Pemungutan PPN
 PPN   Pemungutan PPN PPN   Pemungutan PPN
PPN Pemungutan PPN
 
Pp nomor 46 tahun 2013
Pp nomor 46 tahun 2013Pp nomor 46 tahun 2013
Pp nomor 46 tahun 2013
 
Pp no.46 2013
Pp no.46 2013Pp no.46 2013
Pp no.46 2013
 
PP No 2 Tahun 2009 (Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, Dan Cukai Serta Pengawa...
PP No 2 Tahun 2009 (Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, Dan Cukai Serta Pengawa...PP No 2 Tahun 2009 (Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, Dan Cukai Serta Pengawa...
PP No 2 Tahun 2009 (Perlakuan Kepabeanan, Perpajakan, Dan Cukai Serta Pengawa...
 
9~pmk.03~2018 per
9~pmk.03~2018 per9~pmk.03~2018 per
9~pmk.03~2018 per
 
Per 20/PJ/2013
Per 20/PJ/2013Per 20/PJ/2013
Per 20/PJ/2013
 
Perda PBB P2 Kab Sumbawa
Perda PBB P2 Kab SumbawaPerda PBB P2 Kab Sumbawa
Perda PBB P2 Kab Sumbawa
 
perda pajak kalteng.pdf
perda pajak kalteng.pdfperda pajak kalteng.pdf
perda pajak kalteng.pdf
 
Perda 10 2011
Perda 10 2011Perda 10 2011
Perda 10 2011
 
Per 20.pj.2013
Per 20.pj.2013Per 20.pj.2013
Per 20.pj.2013
 
Peraturan menteri keuangan nomor 107
Peraturan menteri keuangan nomor 107Peraturan menteri keuangan nomor 107
Peraturan menteri keuangan nomor 107
 

Pmk no 80 th 2010

  • 1. MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 80/PMK.03/2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 184/PMK.03/2007 TENTANG PENENTUAN TANGGAL JATUH TEMPO PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK, PENENTUAN TEMPAT PEMBAYARAN PAJAK, DAN TATA CARA PEMBAYARAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK, SERTA TATA CARA PENGANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK DENGAN RAHMA T TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang a. bahwa penetapan batas waktu pembayaran dan penyetoran- pajak telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak yang merupakan peraturan pelaksanaan dari ketentuan Pasal3 ayat (3c), Pasal 9 ayat (1) dan ayat (4), dan Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dart Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Undang­Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan); b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 49 Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, diatur bahwa ketentuan dalam Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan berIaku pula bagi undang-undang perpajakan lainnya, kecuali apabila ditentukan lain; c. bahwa selain pengaturan mengenai penetapan batas waktu pembayaran dan penyetoran pajak sebagaimana tersebut pada huruf a, sesuai ketentuan yang memberikan pengecualian sebagaimana tersebut pada huruf b, telah diatur batas waktu pembayaran dan penyetoran PPN berdasarkan Pasal15A Undang­Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang­Undang Nomor 42 Tahun 2009 yaitu paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai disampaikan; d. bahwa dalam rangka penyelarasan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud dalam huruf c, perlu melakukan penyesuaian terhadap ketentuan mengenai penentuan tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak sebagaimana dimaksud pada huruf a;
  • 2. Mengingat Menetapkan MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184jPMK03j2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak; 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang­Undang Nomor 42 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5069); 3. Keputusan Presiden Nomor 84jP Tahun 2009; 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184jPMK03j2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak, serta Tata Car a Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak; MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 184jPMK03j2007 TENTANG PENENTUAN TANGGAL JATUH TEMPO PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK, PENENTUAN TEMP AT PEMBAYARAN PAJAK, DAN TATA CARA PEMBAYARAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK, SERTA TATA CARA PENGANGSURAN DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184jPMK03j2007 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata Car a Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak diubah sebagai berikut:
  • 3. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 3 - 1. Ketentuan Pasal 1 angka 1, angka 2, dan angka 3 diubah, sehingga Pasal1 berbunyi sebagai berikut: Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri Keuangan ini, yang dimaksud dengan: 1. Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang selanjutnya disebut Undang-Undang KUP adalah Undang­Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberap a kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16Tahun 2009. 2. Undang-Undang Pajak Penghasilan yang selanjutnya disebut Undang-Undang PPh adalah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008. 3. Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai yang selanjutnya disebut Undang-Undang PPN adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009. 4. Pajak Penghasilan yang selanjutnya disingkat PPh adalah Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang PPh. 5. Pajak Pertambahan Nilai yang selanjutnya disingkat PPN adalah Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang PPN. 6. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang selanjutnya disingkat PPnBM adalah Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang PPN. 2. Ketentuan Pasal 2 ayat (13), ayat (14),dan ayat (15) diubah, di antara ayat (13)dan ayat (14) disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (13a),dan di antara ayat (14)dan ayat (15) disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (14a), sehingga Pasal2 berbunyi sebagai berikut: Pasal 2 (1) PPh Pasal 4 ayat (2) yang dipotong oleh Pernotong Pajak Penghasilan harus disetor paling lama tang gal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir kecuali ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan. (2) PPh Pasal4 ayat (2) yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak harus disetor paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir kecuali ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan.
  • 4. MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -4 - (3) PPh Pasal 15 yang dipotong oleh Pernotong PPh harus disetor paling lama tanggall0 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. (4) PPh Pasal 15 yang harus dibayar sendiri harus disetor paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. (5) PPh Pasal 21 yang dipotong oleh Pernotong PPh harus disetor paling lama tanggall0 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. (6) PPh Pasal 23 dan PPh Pasal 26 yang dipotong oleh Pernotong PPh harus disetor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. (7) PPh Pasal 25 harus dibayar paling lama tang gal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. (8) PPh Pasal 22, PPN atau PPN dan PPnBM atas impor harus dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk dan dalam hal Bea Masuk ditunda atau dibebaskan, PPh Pasal 22, PPN atau PPN dan PPnBM atas impor harus dilunasi pada saat penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean impor. (9) PPh Pasal 22, PPN atau PPN dan PPnBM atas impor yang dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, harus disetor dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja setelah dilakukan pemungutan pajak. (10) PPh Pasal 22 yang dipungut oleh bend ahara harus disetor pad a hari yang sarna dengan pelaksanaan pembayaran atas penyerahan barang yang dibiayai dari belanja Negara atau belanja Daerah, dengan menggunakan Surat Setoran Pajak atas nama rekanan dan ditandatangani oleh bendahara. (11) PPh Pasal 22 atas penyerahan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas kepada penyalurj agen atau industri yang dipungut oleh Wajib Pajak badan yang bergerak dalam bidang produksi bahan bakar minyak, gas, dan pelumas, harus disetor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. (12) PPh Pasal 22 yang pemungutannya dilakukan oleh Wajib Pajak badan tertentu sebagai Pemungut Pajak harus disetor paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. (13) PPN yang terutang atas kegiatan membangun sendiri harus disetor oleh orang pribadi atau badan yang melakukan kegiatan membangun sendiri paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelap.Masa Pajak berakhir.
  • 5. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 5 - (13a) PPN yang terutang atas pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/ atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean harus disetor oleh orang pribadi atau badan yang memanfaatkan Barang Kena Pajak tidak berwujud dan/ atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean, paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah saat terutangnya pajak. (14) PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran sebagai Pemungut PPN, harus disetor paling lama tanggal 7 (tujuh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. (14a) PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan oleh Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar sebagai Pemungut PPN, harus disetor pada hari yang sarna dengan pelaksanaan pembayaran kepada Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah melalui Kantor Pelayanan Perbendahara an Negara. (15) PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan oleh Pemungut PPN selain Bendahara Pemerintah yang ditunjuk, harus disetor paling lama tanggal15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. (16) PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak dengan kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasa13 ayat (3b) Undang-Undang KUP yang melaporkan beberapa Masa Pajak dalam satu Surat Pemberitahuan Masa, harus dibayar paling lama pada akhir Masa Pajak terakhir. (17) Pembayaran masa selain PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak dengan kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3b) Undang-Undang KUP yang melaporkan beberapa masa pajak dalam satu Surat Pemberitahuan Masa, harus dibayar paling lama sesuai dengan batas waktu untuk masing-masing jenis pajak. 3. Di antara Pasal 2 dan Pasa13 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 2A sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 2A PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang dalam satu Masa Pajak harus disetor paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir dan sebelum Surat Pemberitahuan Masa PPN disampaikan. 4. Ketentuan Pasal 7 ayat (1) dan ayat (3) diubah, di antara ayat (1) dan ayat (2) disisipkan 3 (tiga) ayat yakni ayat (la), ayat (lb) dan ayat (lc), dan di antara ayat (3) dan (4) disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (3a) sehingga Pasal 7 berbunyi sebagai berikut:
  • 6. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -6- Pasal 7 (1) Wajib Pajak orang pribadi atau badan, baik yang melakukan pembayaran pajak sendiri maupun yang ditunjuk sebagai Pemotong atau Pemungut PPh, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (I), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), ayat (7), ayat (11), dan ayat (12) wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir. (la) Pengusaha Kena Pajak wajib melaporkan PPN atau PPN dan PPnBM yang telah disetor sebagaimana dimaksud dalam Pasal2 ayat (13) dan ayat (13a), serta Pasal 2A, dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa PPN ke Kantor Pelayanan Pajak temp at Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan, paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. (1b) Orang pribadi atau badan yang bukan PengusahaKena Pajak wajib melaporkan Pajak Pertambahan Nilai yang telah disetor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (13) dengan menggunakan lembar ketiga Surat Setoran Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayahnya meliputi tempat bangunan tersebut, paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. (Ie) Orang pribadi atau badan yang bukan Pengusaha Kena Pajak wajib melaporkan Pajak Pertambahan Nilai yang telah disetor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (13a) dengan menggunakan lembar ketiga Surat Setoran Pajak ke Kantor Pelayanan Pajak yang wilayahnya meliputi tempat tinggal orang pribadi atau tempat kedudukan badan tersebut, paling lama akhir bulan berikutnya setelah saat terutangnya pajak. (2) Pemungut Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (9) wajib melaporkan hasil pemungutannya seeara mingguan paling lama pada hari kerja terakhir minggu berikutnya. (3) Pemungut Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (10) wajib melaporkan hasil pemungutannya paling lama 14 (empat belas) hari setelah Masa Pajak berakhir. (3a) Pemungut PPN wajib melaporkan PPN atau PPN dan PPnBM yang telah disetor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (14) dan ayat (15)ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pemungut PPN terdaftar paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. (4) Wajib Pajak dengan kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (16)dan ayat (17) yang melaporkan beberapa Masa Pajak dalam satu Surat Pemberitahuan Masa, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa paling lama 20 (dua puluh) hari setelah berakhirnya Masa Pajak terakhir.
  • 7. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA -7- Pasal II Peraturan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal 1 April 2010. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta padatanggal5 April 2010 MENTERI KEUANGAN ttd. SRI MULYANI INDRAWATI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 5 April 2010 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, ttd. PATRIALIS AKBAR BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2010 NOMOR 169