Permen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
IPAL Mataram
1. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 1
PENDEKATAN,
METODOLOGI &
PROGRAM KERJA
4.1. PENDEKATAN NORMATIF
Dalam melakukan kajian penyusunan Dokumen Amdal IPAL Kota Mataram
kami akan melakukan pendekatan normative dengan mengacu pada peraturan
perundangan-undangan yang relevan. Adapun peraturan perundang-undangan
diantaranya :
1. Pengaturan terkait air limbah domestik berdasarkan Undang-Undang 11
tahun 1974 tentang Pengairan dan turunan peraturannya.
Peraturan
Perundang -Undangan
Materi Pengaturan
UU 11 tahun 1974 tentang
Pengairan
Bab V, Pasal 10, ayat (1) huruf c :
Pemerintah menetapkan tata cara pembinaan dalam
rangka kegiatan pengairan menurut bidangnya asing-
masing sesuai dengan fungsi-fungsi dan peranannya,
meliputi:
c. Melakukan pencegahan terhadap terjadinya
pengotoran air yang dapat merugikan
penggunaannya serta lingkungannya.
6
BAB
2. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 2
Peraturan Pemerintah No.
122 tahun 2015 tentang
Sistem Penyediaan Air
Minum
Pasal 33
(1) Penyelenggaraan SPAM harus dilaksanakan secara
terpadu dengan
penyelenggaraan sanitasi untuk mencegah pencemaran Air
Baku dan
menjamin keberlanjutan fungsi penyediaan Air Minum
(2) Penyelenggaraan sanitasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. Penyelenggaraan SPAL; dan
b. Pengelolaan sampah
Pasal 34
(1) Penyelenggaraan SPAL sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 33 ayat (2)
huruf a meliputi pengelolaan:
a. Air limbah domestik; dan
b. Air limbah nondomestik.
(2) Ketentuan mengenai penyelenggaraan SPAL untuk
pengelolaan air limbah domestik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a diatur dengan Peraturan Menteri.
(3) Ketentuan mengenai penyelenggaraan SPAL untuk
pengelolaan air limbah nondomestik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b diatur dengan Peraturan
Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah di
bidang lingkungan hidup.
Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat
No.04/2017 tentang
Penyelenggaraan SPALD
Muatan pengaturan:
Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi
penyelenggara
SPALD untuk memberikan pelayanan pengelolaan air
limbah domestik kepada seluruh masyarakat.
2. Pengaturan terkait air limbah domestik berdasarkan Undang-Undang 28
tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan turunan peraturannya.
Peraturan
Perundang -Undangan
Materi Pengaturan
3. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 3
UU 28 tahun 2002 tentang
Bangunan
Gedung
Bagian keempat, Paragraf 3, Pasal 21:
Persyaratan kesehatan bangunan gedung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16
ayat (1) meliputi persyaratan system penghawaan,
pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan bangunan
gedung.
Bagian keempat, Paragraf 3, Pasal 24:
1) Sistem sanitasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 merupakan kebutuhan sanitasi yang harus
disediakan di dalam dan di luar bangunan gedung
untuk memenuhi kebutuhan air bersih,
pembuangan air kotor dan/atau air limbah,
kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan.
2) Sistem sanitasi pada bangunan gedung dan
lingkungannya harus dipasang sehingga mudah
dalam pengoperasian dan pemeliharaannya, tidak
membahayakan serta tidak menganggu
lingkungan.
3) Ketentuan mengenai sistem sanitasi sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
4. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 4
PP 36 tahun 2005 tentang
Peraturan
Pelaksanaan UU 28/2002
tentang
Bangunan Gedung
Bagian keempat, Paragraf 1, Pasal 31:
Persyaratan keandalan bangunan gedung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3)
meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, dan kemudahan.
Bagian keempat, Paragraf 3, Pasal 38:
Persyaratan kesehatan bangunan gedung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31 meliputi persyaratan sistem
penghawaan, pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan
bahan bangunan gedung
Bagian keempat, Paragraf 3, Pasal 42:
Untuk memenuhi persyaratan sistem sanitasi, setiap
bangunan gedung harus dilengkapi dengan sistem air
bersih, sistem pembuangan air kotor dan/atau air
limbah, kotoran dan sampah, serta penyaluran air
hujan.
Bagian keempat, Paragraf 3, Pasal 44:
1) Sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 harus
direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkan jenis dan tingkat bahayanya.
2) Pertimbangan jenis air kotor dan/atau air limbah
diwujudkan dalam bentuk pemilihan sistem
pengaliran/pembuangan dan penggunaan
peralatan yang dibutuhkan.
3) Pertimbangan tingkat bahaya air kotor dan/atau
air limbah diwujudkan dalam bentuk sistem
pengolahan dan pembuangannya.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
perencanaan, pemasangan, pemasangan, dan
pemeliharaan sistem pembuangan air kotor
dan/atau air limbah pada bangunan gedung
mengikuti pedoman dan standar teknis yang
berlaku.
3. Pengaturan terkait air limbah domestik berdasarkan Undang-Undang 32
tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
turunan peraturannya.
Peraturan
Perundang -Undangan
Materi Pengaturan
UU 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Meliputi seluruh pasal yang terdapat pada Bab V
tentang Pengendalian.
5. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 5
Peraturan Pemerintah
No.27/2012
Pasal 2
1) Setiap usaha dan/atau Kegiatan yang wajib
memiliki AMDAL atau UKL-UPL wajib memiliki
Izin Lingkungan.
2) Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diperoleh melalui tahapan kegiatan yang
meliputi:
a. Penyusunan AMDAL dan UKL-UPL
b. Penilaian AMDAL dan pemeriksaan UKL-
UPL; dan
c. Permohonan dan penerbitan Izin
Lingkungan.
Bab II mengenai Penyusunan AMDAL dan UKL-UPL,
dari pasal 3 hingga pasal 19.
Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
No.05/2012 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib
Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan
Hidup
Pasal 2
1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak
penting terhadap lingkungan hidup wajib
memiliki Amdal.
2) Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang
wajib memiliki Amdal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
3) Untuk menentukan rencana Usaha dan/atau
Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pemrakarsa melakukan penapisan sesuai dengan
tata cara penapisan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
4) Terhadap hasil penapisan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), instansi lingkungan hidup Pusat,
provinsi, atau kabupaten/kota menelaah dan
menentukan wajib tidaknya rencana Usaha
dan/atau Kegiatan memiliki AMDAL.
4.2. PENDEKATAN TEKNIS IPAL
Instalisi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Kota Mataram kami pahami
sebagai Sub-sistem pengolahan terpusat atau Instalasi Pengolahan Air
Limbah Domestik (IPALD) pada Sistem Pengelolaan Air limbah Domestik
Terpusat (SPALD-T) ditujukan untuk mengolah air limbah domestik yang
terkumpul melalui jaringan perpipaan sehingga dapat memenuhi baku
6. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 6
mutu lingkungan yang sudah ditetapkan oleh peraturan perundang-
undangan sebelum dialirkan masuk ke badan air penerima.
Pendekatan teknis yang dilakukan adalah dengan mengacu pada
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengelolaan Air Limbah Domestik, air limbah domestik didefinisikan
sebagai air limbah yang berasal dari usaha dan/atau kegiatan pemukiman,
rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama.
Air limbah domestik telah menjadi isu penting yang timbul sejalan
dengan kemajuan pembangunan kota-kota di Indonesia yang terus
berkembang secara pesat yang diikuti dengan peningkatan laju
pertumbuhan penduduk. Hal ini memberikan dampak, baik secara
langsung maupun tidak langsung, terutama terkait dengan kesehatan
masyarakat dan estetika kota. Untuk menghindari dampak negatif
terhadap lingkungan dan masyarakat, salah satunya untuk mengurangi
jumlah penyakit yang disebabkan oleh kondisi sanitasi yang buruk, maka
dibutuhkan sistem pengelolaan air limbah domestik yang terencana dengan
baik.
4.2.1 Konsep Dasar IPALD
Sub-sistem pengolahan terpusat atau Instalasi Pengolahan Air Limbah
Domestik (IPALD) pada Sistem Pengelolaan Air limbah Domestik
Terpusat (SPALD-T) ditujukan untuk mengolah air limbah domestik
yang terkumpul jaringan perpipaan sehingga dapat memenuhi baku
mutu lingkungan yang sudah ditetapkan oleh peraturan perundang-
undangan sebelum dialirkan masuk ke badan air penerima.
Secara nasional, baku mutu lingkungan yang dimaksud ditetapkan
oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
7. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 7
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik. Terdapat tujuh parameter yang harus dipenuhi sebelum air
limbah domestik dibuang ke badan air penerima, yakni pH, Biological
Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total
Suspended Solid (TSS), Minyak dan Lemak, Ammonia, serta Total
Coliform.
4.2.2 Prinsip Pengolahan Air Limbah Domestik
Fungsi dasar pengolahan air limbah domestik adalah untuk
mempercepat proses dedgradasi polutan secara natural melalui
rekayasa pada unit operasi dan proses. Secara umum, terdapat
beberapa tahapan pengolahan yang harus dilakukan dalam
pengolahan air limbah domestik, yakni Tahap Pertama, Tahap Kedua,
Tahap Ketiga, Tahap Lanjutan, dan Tahap Pengolahan Lumpur.
Tahap Ketiga dan Lanjutan merupakan opsi yang dapat direncanakan
jika masih terdapat parameter tertentu yang berpotensi melebihi baku
mutu lingkungan dan adanya rencana pemanfaatan air hasil olahan.
Skematik dan alternatif teknologi SPALD-T dapat dilihat pada
Gambar berikut ini.
8. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 8
Gambar 1.
Jenis-Jenis Sistem Pengelolaan Air Limbah (IPALD)
1. Pengolahan Tahap Pertama
Pengolahan Tahap Pertama bertujuan untuk menyisihkan
material kasar, diskrit, dan tersuspensi (suspended solid)
sebelum dialirkan menuju ke unit pengolahan selanjutnya.
Pada awal tahapan ini terdapat pula bangunan inlet yang
berfungsi untuk mengumpulkan air limbah domestik dari
jaringan perpipaan sub-sistem pengumpulan. Pada
umumnya, jaringan perpipaan sub-sistem pengumpulan di
segmen akhir menuju IPALD, memiliki elevasi yang relatif
rendah dari permukaan. Oleh karena itu, bangunan inlet
berfungsi untuk menaikkan elevasi air limbah domestik ke
permukaan dengan menggunakan sistem pemompaan. Hal
ini dilakukan pula dengan tujuan agar IPALD dapat
dioperasikan dengan menggunakan metode aliran gravitasi.
9. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 9
Terdapat beberapa unit pengolahan pada Tahap Awal yakni
Saringan Sampah (Screen), Bak Penyisihan Pasir (Grit
Chamber), Bak Ekualisasi (Equalization Tank), dan bak
sedimentasi (primary sedimentation).
Secara umum, Pengolahan Tahap Pertama dilakukan
dengan menggunakan prinsip pengolahan fisik. Pengolahan
fisik pertama yang diterapkan merupakan proses
penyaringan, tahapan ini bertujuan untuk menyisihkan
benda-benda berukuran besar seperti kain, plastik, kertas,
metal, dan sejenisnya. Kemudian diterapkan pengolahan
fisik lanjutan dengan memanfaatkan perbedaan ukuran dan
massa/volume partikel pada air limbah domestik yang
akan mempengaruhi kecepatan pengendapan partikel
sehingga terjadi sedimentasi padatan.
2. Pengelolaan Tahap Kedua
Pengolahan tahap kedua direncanakan untuk menyisihkan
material organik yang ada dalam air limbah domestik
dalam bentuk terlarut (soluble) maupun koloid (colloid)
yang tersisa dari hasil penyisihan pada pengolahan tahap
pertama. Proses ini dilakukan dengan menggunakan
prinsip pengolahan biologi melalui pemanfaatan peran
mikroorganisme yang sudah terkandung di dalam air
limbah domestik. Jumlah mikroorganisme di dalam air
limbah domestik diketahui dapat mencapai 500.000 hingga
5.000.000 per mL, tergantung pada umur air limbah
domestik (McGhee, 1991). Bakteri merupakan makhluk
hidup bersel satu yang berukuran sangat kecil dan
mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Mikroorganisme
10. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 10
memiliki kemampuan untuk melakukan metabolisme
makanan terlarut (soluble food) dan bereproduksi dengan
cara pembelahan sel.
3. Pengelolaan Tahap Ketiga
Pengolahan tahap ketiga harus dilakukan jika masih
terdapat parameter yang belum memenuhi baku mutu
lingkungan yang berlaku sesuai dengan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu
Air Limbah Domestik. Hal ini dapat diketahui setelah
analisis kesetimbangan massa terhadap seluruh parameter
berdasarkan hitungan detail yang dilakukan dalam
perencanaan. Perencanaan terhadap tahapan ketiga harus
dilakukan agar efluen IPALD dapat memenuhi seluruh
parameter yang berlaku. Beberapa parameter yang perlu
diperhatikan, yakni total koliform, amonia nitrogen, fosfor, dan
total suspended solid (TSS).
4. Pengelolaan Tahap Lanjutan
Pengolahan tahap lanjutan merupakan pilihan yang dapat
direncanakan dengan tujuan tertentu, salah satunya untuk
pemanfaatan air dalam lingkup terbatas sesuai dengan
peraturan yang baku mutu lingkungan yang berlaku.
4.3. METODOLOGI PENYUSUNAN AMDAL
Pendekatan studi dan metode studi yang akan digunakan merupakan
pendekatan yang komprehensip, tepat dan efisien dengan cara memanfaatkan
seluruh potensi informasi yang ada. Dengan metode tersebut diharapkan hasil
11. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 11
dari studi akan lebih berimbang, menyeluruh dan bisa mengakomodasi semua
kepentingan terkait, serta pada akhirnya output studi akan lebih sesuai dengan
tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Secara umum pendekatan studi yang
akan dilakukan untuk Penyusunan Dokumen Amdal Instalasi Pengelolaan Air
Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Tahun Anggaran 2021 disajikan pada Gambar
2.
4.2.1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Metode Pengumpulan Data
Untuk memprakirakan dan mengevaluasi dampak rencana kegiatan
terhadap komponen lingkungan yang diprakirakan terkena dampak
diperlukan data rona lingkungan awal di wilayah studi. Komponen
lingkungan yang datanya dikumpulkan tersebut meliputi komponen
lingkungan fisik - kimia, biologi, sosial ekonomi dan budaya, serta
kesehatan masyarakat.
Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan/hasil penelitian instansi
terkait baik pemerintah maupun swasta, pemrakarsa, perguruan tinggi dan
lainnya yang menyangkut data yang berhubungan dengan kondisi
lingkungan di wilayah studi. Selain itu data sekunder diperoleh juga dari
kantor desa dan kecamatan di wilayah studi. Jenis data sekunder yang
dikumpulkan meliputi deskripsi rencana kegiatan serta kondisi rona
lingkungan awal di wilayah studi. Data deskripsi rencana kegiatan
diperoleh dari pemrakarsa yaitu dengan merujuk pada laporan feasibility
study dan desain awal untuk rencana kegiatan.
Data sekunder tentang rona lingkungan awal yang dikumpulkan antara
lain : peta topografi, peta tata guna tanah, peta geologi, peta tata ruang,
data iklim, peta administrasi, data kependudukan, informasi tentang
12. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 12
kondisi penggunaan dan penutupan lahan saat ini, serta data tentang
kondisi sosial ekonomi masyarakat.
13. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 13
Gambar 2
Bagan Alir Pendekatan Studi AMDAL
LANDASAN HUKUM:
UU No. 32 TAHUN 2009
PP No. 27 TAHUN 2012
PERMEN LH No. 5
TAHUN 2012
PERMEN LH No. 16
TAHUN 2012
DESKRIPSI KEGIATAN
TAHAP PERSIAPAN
TAHAP PENYUSUNAN KA
ANDAL
TAHAP PENYUSUNAN
DOKUMEN ANDAL, RPL,
DAN RKL
SOSIALISASI
IKLAN MEDIA CETAK
PAPAN PENGUMUMAN
KONSULTASI PUBLIK
PELINGKUPAN DAN LINGKUP WILAYAH
STUDI
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL
EVALUASI DAMPAK POTENSIAL
KLASIFIKASI DAN PRIORITAS DAMPAK
HIPOTETIK
LINGKUP WILAYAH STUDI
BATAS WAKTU KAJIAN
PENGUMPULAN DATA RONA
LINGKUNGAN HIDUP AWAL
FISIK-KIMIA
BIOLOGI
SOSIAL EKONOMI & BUDAYA
KESEHATAN MASYARAKAT
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
EVALUASI DAMPAK PENTING
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
& RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
MASUKAN DARI
PAKAR, INSTANSI
TERKAIT, DAN
MASYARAKAT
Baku Mutu
Lingkungan,
Pertimbangan
Keahlian, Analogi &
Perhitungan
Matematik
PENDEKATAN RKL
1. TEKNOLOGI
2. SOSIAL EKONOMI
3. INSTITUSI
14. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 14
Data Primer
Data primer diperoleh dengan metode sigi, yaitu dengan melakukan
pengamatan langsung di lapangan, pengambilan contoh bahan dan di
analisis di laboratorium serta wawancara dengan masyarakat.
Lokasi pengamatan dan pengambilan contoh ditentukan dengan
mempertimbangkan antara lain jenis kegiatan yang berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan, fungsi komponen lingkungan dalam
ekosistem dan sifat kerentanan komponen lingkungan.
Analisis Data
Untuk mengetahui status kondisi rona lingkungan awal di wilayah studi
dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul secara deskriptif,
kecenderungan dan komperatif.
A. Komponen Lingkungan Fisika-Kimia
1. Iklim , Kualitas Udara dan Kebisingan
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data sekunder berupa data iklim makro yang
terdiri dari suhu, kelembaban, curah hujan, tekanan udara serta
arah dan kecepatan angin dalam periode tahun-tahun terakhir
dan diperoleh dari stasiun pengamat iklim yang terdekat dengan
rencana lokasi kegiatan.
Pengumpulan data primer berkaitan dengan kondisi iklim (iklim
mikro) berupa suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara,
serta arah dan kecepatan angin. Pengukuran data iklim mikro
dilakukan sesaat dan waktunya dilakukan bersamaan dengan
pengukuran kualitas udara.
15. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 15
Pengumpulan data kualitas udara akan dilakukan pengukuran
langsung pada lokasi yang telah ditentukan. Selain itu dilakukan
pula pengukuran intensitas kebisingan secara langsung di
lapangan.
b. Analisis Data
Analisis data iklim dilakukan untuk mengetahui klasifikasi iklim
di daerah studi berdasarkan Schmidt & Ferguson yaitu dengan
rumus sebagai berikut :
Q
Rata rata bulan kering
Rata rata bulan basah
Bulan kering, yaitu bulan dengan curah hujan < 60 mm/bulan
dan bulan basah, yaitu bulan dengan curah hujan > 100
mm/bulan. Nilai Q ditentukan berdasarkan persamaan Schmidt
& Ferguson.
Tipe iklim A yaitu : 0 Q < 0,143
Tipe iklim B yaitu : 0,143 Q < 0,333
Tipe iklim C yaitu : 0,333 Q < 0,600
Tipe iklim D yaitu : 0,600 Q < 1,000
Tipe iklim E yaitu : 1,000 Q < 1,670
Tipe iklim F yaitu : 1,670 Q < 3,000
Tipe iklim G yaitu : 3,000 Q < 7,000
Tipe iklim H yaitu : 7,000 Q
Metoda analisis data dan peralatan yang digunakan untuk
pengambilan data iklim dapat dilihat pada Tabel B1. sebagai
berikut :
Tabel B1.
16. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 16
Parameter dan Peralatan Pengukuran Iklim
No Parameter Satuan Peralatan
1. Arah Angin Derajat (o) Windvane
2. Kecepatan Angin M/dt Anemometer
3. Temperatur oC Termometer
4. Kelembaban Udara % Psychrometer
5. Radiasi Matahari M3/M2 Campbell Stokes
6. Curah Hujan Mm Pluviometer
Sumber : Casyono, B., 1992.
Kualitas udara akan diukur di lapangan bersamaan dengan
pengukuran iklim mikro dengan menggunakan alat dan metode
analisis yang disajikan pada Tabel B2. Hasil pengukuran
kualitas udara tersebut selanjutnya akan dibandingkan baku
mutu kualitas udara ambien yang berlaku berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 41 tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Baku mutu kebisingan
mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 48/MENLH/11/1996, tentang Baku Tingkat Kebisingan.
Tabel B2.
Parameter, Satuan dan Metoda Analisa Kualitas Udara dan
Kebisingan
No Parameter Satuan Metode Analisa Peralatan
1. Oksida Nitrogen (NOx) g/NM3 Salzmann Spektrofotometer
2. Sulfur Dioksida (SO2) g/NM3 Pararosanilin Spektrofotometer
3. Karbon Monoksida (CO) g/NM3 Gas Analyzer Spektrofotometer
4. Debu / Partikulat (TSP) g/NM3 Gravimetri Hi-Vol Sampler
5. Kebisingan dBA Sound
Pressuremetri
Sound Level
Meter
Sumber : - Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang
PengendalianPencemaran Udara
- Kep Men LH 48/MENLH/II/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
17. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 17
c. Lokasi Sampling
Pengukuran kualitas udara ambien untuk studi Penyusunan
Dokumen Amdal Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) SSDP
Kota Mataram Tahun Anggaran 2021, akan dilakukan pada
lokasi pengukuran sesuai kebutuhan studi. Pemilihan lokasi
pengukuran tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan
daerah sebaran dampak pembangunan gedung diklat, arah
angin dominan dapat mewakili berbagai tata guna lahan.
2. Geologi dan Fisiografi
a. Pengumpulan Data
Metoda pengumpulan data dilakukan dengan cara survey, yaitu
pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data
primer dilakukan di lokasi rencana kegiatan dan daerah
sekitarnya yang diprakirakan dapat terkena dampak.
Data tersebut meliputi kondisi morfologi, jenis dan sifat batuan,
kondisi keairan daerah rawan erosi, dan longsor. Data sekunder
yang diperlukan adalah peta topografi, peta geologi, peta
hidrogeologi, peta geologi teknik, peta erosi, peta gerakan tanah,
kegempaan, dan peta bahaya geologi lainnya. Di samping itu
mengacu pula dari data hasil survei para ahli terdahulu lainnya
yang berkaitan dengan kondisi geologi di daerah studi.
Parameter yang dikaji, metoda pengumpulan data, alat yang
digunakan serta hasil yang diharapkan dari komponen fisiografi
dan geologi disajikan pada beberapa Tabel B3.
18. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 18
Tabel B3
Pengumpulan dan Analisis Data Fisiografi dan Geologi
Parameter
Metoda Pengumpulan
dan Metoda Analisis
Alat yang Dipakai
Hasil yang
Diharapkan
A. Fisiografi
Fisiografi Identifikasi lapangan
langsung dan dari data
sekunder.
Peta topografi dan
data fisiografi
regional
Mengenal kondisi
fisiografi daerah
studi.
B. Morfologi
Kemiringan
lereng
Pengukuran dan
analisis morfometri
Peta topografi
skala 1:25.000
Mengenal besaran
kemiringan lereng,
Relief topografi Pengamatan
lapangan,
peta topografi,
kamera
Mengenal proses
erosi yang terjadi
C. Sumber Daya Geologi
a. Litologi Identifikasi lapangan
langsung dan dari data
sekunder.
Peta topografi skala
1 : 25.000 dan peta
geologi,
Urutan kontinuitas
lapisan dan struktur
batuan.
b. Daya dukung
litologi (tanah
dan batuan)
Identifikasi lapangan
langsung dan dari data
sekunder.
Peta topografi skala
1 : 25.000 dan peta
geologi, kompas,
penetrometer,
infiltrometer, palu
dan meteran
Jenis batuan dan soil,
sifat fisiknya
(kekerasan, laju
resapan dll).
c. Hidrogeologi Identifikasi lapangan
langsung (pengukuran)
dan dari data sekunder.
Peta topografi skala
1 : 25.000 dan peta
hidrogeologi.
Kondisi air tanah
(potensi, mata air,
kedalaman muka air
tanah)
D. Bahaya Geologi
a. Kegempaan
dan lain-lain
Mengacu dari data
sekunder
Peta topografi dan
peta kegempaan
Mengetahui sejauh
mana ancaman gempa
terhadap proyek.
b. Longsoran Identifikasi sifat fisik
tanah/batuan, lereng
dan gangguan akibat
kegiatan gali timbun
Peta topografi, peta
gerakan tanah
Mengetahui sejauh
dampak proyek
terhadap longsor atau
sebaliknya
Sumber : Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Deprt Pertambangan dan Energi
b. Analisis Data
Analisis fisiografi dan geologi dilakukan terhadap komponen
tersebut di atas dengan menggunakan beberapa peta tematik
sebagai acuan digabung dengan hasil pengamatan atau temuan di
19. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 19
lapangan. Analisis untuk memprakiraan dampak pada aspek
geologi dan fisiografi adalah:
1) Mengkaji kegiatan proyek dan kemungkinan dampaknya,
baik sebelum dan sesudah adanya kegiatan dengan
menggunakan peta geologi, peta kemiringan lereng, peta
hidrogeologi dan peta bencana geologi.
2) Mempertimbangkan rencana kegiatan proyek, maka
prakiraan dampak penting terhadap sub komponen
fisiografi dan geologi akan menggunakan metoda formal dan
non formal. Metoda formal digunakan untuk perhitungan
prakiraan dampak terhadap kemantapan tanah pada
berbagai unit litologi atau lahan teridentifikasi.
Di samping itu diperlukan juga tingkat laju resapan air pada soil
di daerah studi, terkait pula dengan tingkat erosi dan
pelumpuran yang terjadi.
c. Lokasi Sampling
Pengamatan dilakukan langsung di lokasi rencana kegiatan dan
daerah sekitarnya yang diprakirakan dapat terkena dampak,
antara lain lokasi tapak proyek, jalur jalan penghubung dan
fasilitas pendukung lainnya.
3. Hidrologi dan Kualitas Air
Hidrologi
a. Pengumpulan Data
Data hidrologi dikelompokkan menjadi dua jenis data, yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer meliputi pola aliran
sungai, kecepatan arus (m/det), kedalaman air sungai (m), lebar
sungai (m), debit air (m3/det) dan koefisien run off.
20. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 20
Data sekunder meliputi peta rupa bumi, iklim (curah hujan, hari
hujan, suhu udara) dan rencana kegiatan
Peta rupa bumi diperoleh dari BAKOSURTANAL, curah hujan,
hari hujan dan suhu udara diperoleh dari Badan Meteorologi
dan Geofisika.
Data untuk mengetahui neraca air (water balance) dapat
dikelompokkan menjadi data primer dan sekunder. Data primer
diperoleh melalui pengukuran di lapangan. Data sekunder
yang mencakup peta rupa bumi, peta tanah dan data curah
hujan. Peta tanah diperoleh dari Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat.
b. Analisis Data
Hubungan antara debit air sungai, luas penampang badan air /
saluran dan kecepatan air sungai dihitung berdasarkan “hukum
kontinuitas, yaitu :
Q = A . V
dimana :
Q = Debit badan air, m
3
/det
A = Luas penampang basah sungai, m
2
V = Kecepatan air, m/det
Kecepatan arus sungai akan diukur dengan alat current meter
sedangkan lebar sungai diukur dengan alat meteran, kedalaman
diukur dengan alat ukur duga muka air.
c. Lokasi Sampling
Lokasi pengukuran surface run off dan infiltrasi dilakukan di
lokasi rencana tapak proyek pada beberapa lokasi pengukuran
dimana lokasi kegiatan terdapat perbedaan jenis tanah.
21. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 21
Pengamatan aspek hidrologi : pola aliran, karakteristik fisik dan
tata guna badan air dilakukan pada perairan di wilayah studi
yang dapat terpengaruh.
Perairan sungai yang akan diamati dan diukur debitnya adalah
sungai di lokasi studi yang akan terkena dampak. Pemilihan
lokasi pengukuran dilakukan dengan pertimbangan untuk
mengetahui kondisi awal badan air yang dapat terpengaruh
kegiatan, sehingga dapat diketahui perubahan yang dapat terjadi
dengan adanya kegiatan proyek.
Kualitas Air
a. Pengumpulan Data
Pemeriksaan kualitas air dilakukan dengan pengumpulan data
primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer akan
diperoleh dari hasil pengujian kualitas air sungai dan sumber air
tanah / air sumur milik penduduk yang dilakukan di
laboratorium serta pemeriksaan insitu (di lapangan), sedangkan
pengumpulan data sekunder akan dilakukan dengan
membandingkan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya.
b. Analisis Data
Parameter kualitas air yang dianalisis meliputi parameter fisik
dan kimia, sesuai dengan jenis limbah dari kegiatan
PENGEMBANGAN KAWASAN SCIENCE TECHNOLOGY INDUSTRIAL PARK
(STIP) PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Tahun Anggaran 2021.
Beberapa parameter yang cepat berubah karena waktu diukur di
lapangan (insitu), sedangkan parameter lainnya diperiksa di
laboratorium. Parameter kualitas air sungai yang diamati serta
alat dan metoda analisisnya disajikan pada Tabel B4 dan Tabel B5.
22. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 22
Tabel B4
Parameter, Alat dan Metoda Analisis Kualitas Air Permukaan / Sungai
No. PARAMETER UNIT ALAT/METODA KET
FISIKA
1. Suhu oC Pemuaian,Thermometer In-situ
2. TSS Mg/l Gravimetrik Lab Induk
3. TDS Mg/l Grav[imetrik Lab Induk
4. DHL umhos/cm Conduktivitymeter Lab Induk
5. Kekeruhan NTU Nephelometry/Turbidity meter Lab Induk
KIMIAWI
1. pH - pH meter In-situ
2. DO Mg/l DO Meter, Modifikasi Winkler, In-situ
3. BOD5 Mg/l Modifikasi Winkler Lab Induk
4. COD Mg/l Titrimetrik Lab Induk
5. Nitrat (N-NO3) Mg/l Metode Brusin Lab Induk
6. Nitrit (N-NO2) Mg/l Metode Sulfanilik Lab Induk
7. Amoniak bebas Mg/l Metode Nessler Lab Induk
8. Sulfida Mg/l Titrimetrik/Spectrofotometrik Lab Induk
9 Minyak-lemak Mg/l Ekstraksi Lab Induk
10. Zat Organik Mg/l Spektrofotometrik Lab Induk
Sumber : Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
Hasil analisis kualitas air permukaan akan dibandingkan dengan
baku mutu yang berlaku berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air sebagai baku mutu pembanding
mutu kualitas air untuk sumber air permukaan / sungai (Kelas II).
Adapun untuk hasil analisa kualitas air tanah selanjutnya nilainya
akan dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan
23. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 23
Republik Indonesia No. 416 / Mekses / Per / IX / 1990, tentang
Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air (Lampiran B, Air
Bersih).
c. Lokasi Sampling
Pemilihan lokasi pengambilan sampel kualitas air sungai di yang
diperkirakan akan terpengaruh oleh kegiatan, dipilih atas
sensitivitas perairan di lokasi studi untuk berbagai penggunaan
badan air sungai dibandingkan dengan perairan lainnya di lokasi
studi.
24. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 24
Tabel B5
Parameter, Alat dan Metoda Analisis Kualitas Air Bersih / Air Tanah
NO PARAMETER UNIT ALAT/METODA KETERANGAN
FISIKA
1. Temperatur oC Pemuaian,Thermometer In-situ
2. Kekeruhan NTU Nephelometry/Turbidity meter Lab rujukan
3. TSS Mg/l Gravimetrik Lab rujukan
4. TDS Mg/l Gravimetrik Lab rujukan
5. Daya Hantar Listrik
(DHL)
mhos/cm Conductivity Electrode Pt Lab rujukan
KIMIAWI
1. pH - pH- meter In-situ
2. Klorida (Cl) Mg/l AAS Lab rujukan
3. Fluorida (F) Mg/l AAS Lab rujukan
4. Nitrat (N-NO3) Mg/l Metode Brusin Lab rujukan
5. Nitrit (N-NO2) Mg/l Metode Sulfanilik Lab rujukan
6. Amoniak bebas Mg/l Metode Nessler Lab rujukan
7. Natrium (Na) Mg/l AAS Lab rujukan
8. Arsen (As) Mg/l AAS Lab rujukan
9 Nikel (Ni) Mg/l AAS Lab rujukan
10. Barium (Ba) Mg/l AAS Lab rujukan
11. Besi (Fe) Mg/l AAS Lab rujukan
12. Mangan (Mn) Mg/l AAS Lab rujukan
13. Tembaga (Cu) Mg/l AAS Lab rujukan
14. Timbal (Pb) Mg/l AAS Lab rujukan
15. Seng (Zn) Mg/l AAS Lab rujukan
16. Krom Total Mg/l AAS Lab rujukan
17 Kesadahan total Mg/l Spektrofotometri Lab rujukan
18. Zat organic Mg/l Spektrofotometri Lab rujukan
BAKTERIOLOGI
1. Total koliform JPT/100 ml Botol steril tabung ganda,
inkubator
Lab rujukan
2. Koliform tinja JPT/100 ml Botol steril tabung ganda,
inkubator
Lab rujukan
Sumber : Permenkes RI Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air.
4. Ruang, Lahan dan Tanah
25. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 25
Ruang
a. Pengumpulan Data
Struktur ruang dan pola pemanfatan ruang yang mencakup
lahan budidaya diperoleh dari Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) setempat. Pengumpulan data tersebut meliputi fakta
dan analisis serta rencana peruntukkan ruang. Seluruh data yang
mencakup ruang akan diperoleh dari BAPPEDA setempat.
Analisis Data
Analisis data ruang dilakukan dengan cara melakukan analisis
peta pola pemanfaatan ruang yang ditumpang susunkan (super
impussed) dengan peta rencana PENGEMBANGAN KAWASAN
SCIENCE TECHNOLOGY INDUSTRIAL PARK (STIP) PROVINSI NUSA
TENGGARA BARAT Tahun Anggaran 2021, mulai tahap persiapan,
penyusunan KA Andal, dan Penyusunan Dokumen Andal, RKL
dan RPL.
Selain itu dilakukan pengumpulan data aspek ruang yang
meliputi pencatatan volume transportasi, lebar badan dan bahu
jalan sekitar.
b. Lokasi Sampling
Pengamatan aspek ruang dilakukan di seluruh tapak proyek dan
daerah sekitarnya termasuk lokasi pemukiman penduduk.
Lahan
a. Pengumpulan Data
Data aspek lahan dapat dikelompokkan menjadi data sekunder
dan data primer. Data sekunder seperti peta topografi, peta rupa
26. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 26
bumi dan peta penggunaan lahan. Peta topografi diperoleh dari
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G), peta rupa
bumi diperoleh dari Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan
Nasional (BAKOSURTANAL), selain itu peta penggunan lahan
akan digabung dengan data Badan Pertanahan Nasional (BPN)
setempat.
Data yang telah ada pada suatu peta tetapi terdapat di peta lain,
misalnya data penggunaan lahan sudah terdapat pada peta rupa
bumi dipergunakan untuk kelengkapan data dan untuk
memperoleh informasi lebih rinci lagi.
Sedangkan peta penggunan lahan diperoleh dari BPN
Kabupaten di wilayah studi. Data yang telah ada pada suatu
peta tetapi terdapat di peta lain, misalnya data penggunaan
lahan sudah terdapat pada peta rupa bumi dipergunakan untuk
kelengkapan data dan untuk memperoleh informasi lebih rinci
lagi.
b. Analisis Data
Penentuan bentuk lahan (morfologi) akan didasarkan pada
lereng dan perbedaan tinggi. Lereng dinyatakan dalam persen
(%), sedangkan perbedaan tinggi dinyatakan dalam meter.
Klasifikasi morfologi menurut PPTA (Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat), seperti disajikan pada Tabel B6. Lereng akan
dianalisis dari peta topografi dan rupa bumi dengan perhitungan
sebagai berikut :
L = Ci x 100
S x d
Dimana :
L = Lereng (%)
Ci = Interval kontur (m)
27. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 27
S = Skala interval
d = Jarak antara 2 garis kontur (transis)
28. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 28
Tabel B6.
Klasifikasi Bentuk Lahan Didasarkan Pada Lereng dan Beda Tinggi
N
o
Bentuk Lahan Lereng (%)
Beda Tinggi
(m)
1.
Datar sampai agak datar (level to
slightly level)
0 – 3 < 5
2.
Datar dan agak bergelombang (level
and slightly undulating)
> 3 < 5
3.
Bergelombang dan agak datar
(undulating and slightly level)
0 – 3 < 15
4. Agak melandai (slightly slooping) 0 – 3 5 – 15
5. Berombak (undulating) 3 - 8 5 - 15
6.
Berombak dan agak bergelom-bang
(undulating and slightly rolling)
> 8 5 – 15
7. Bergelombang (rolling) 3 - 15 15 – 50
8. Bergelombang (rolling) 8 - 15 15 – 50
9.
Bergelombang dan agak berbukit
(rolling and slightly hilly)
> 15 15 – 50
10
.
Agak berbukit (slightly hilly)
3 - 8 50 – 120
11
.
Berbukit dan agak bergelombang (hilly
and slightly roling)
8 - 15 50 - 200
12
.
Berbukit (hilly)
15 - 30 50 – 200
13
.
Berbukit dan agak bergunung (hilly
and slightly mountainous)
> 30 50 – 200
14
.
Bergunung dan agak bergelombang
(mountainous and slightly roling)
8 - 15 > 200
15
.
Bergunung dan agak berbukit
(mountainous and slightly hilly)
15 - 30 > 200
16
.
Bergunung (Mountainous)
> 30 > 200
Sumber : PPTA (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat), 1983
Kelas lereng akan didasarkan pada pengelompokkan sebagai
berikut :
Datar : < 3 %
Agak landai : > 3 – 8 %
Landai : > 8 – 15 %
29. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 29
Agak curam : > 15 – 30 %
Curam : > 30 – 40 %
Sangat curam : > 40 – 100 %
Terjal : > 100 – 150 %
Sangat terjal : > 150 %
c. Lokasi Sampling
Lokasi pengamatan aspek lahan dilakukan pada lokasi tapak
kegiatan Pengembangan Kawasan Science Technology Industrial
Park (STIP) Provinsi Nusa Tenggara Barat dan daerah sekitar
kegiatan yang meliputi lokasi dengan penggunaan lahan
pemukiman, kebun, sawah, serta pengunaan lahan lainnya.
Tanah
a. Pengumpulan Data
Jenis data sub komponen tanah terdiri atas data primer yang
diperoleh dengan cara survey lapangan dan analisis tanah di
laboratorium. Teknik pengamatan dan pengambilan contoh
tanah akan didasarkan pada buku pedoman pengamatan tanah
di lapang (LPT, 1969). Data sekunder yang meliputi peta
topografi, peta penggunaan lahan, peta tanah dan curah hujan.
Data tersebut akan diperoleh dari P3G, dan Badan Pertanahan
setempat.
b. Analisis Data
Hasil deskripsi tanah di lapangan berupa interpretasi tekstur
tanah, warna tanah dan pengukuran kedalaman efektif tanah
dituangkan dalam deskripsi tanah sebagai gambaran sifat tanah.
Uraian tersebut dilengkapi dengan hasil analisis laboratorium
untuk contoh tanah.
30. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 30
Adapun parameter erosi tanah yang ditelaah yaitu a) indeks
erosivitas hujan, b) indeks erodibilitas tanah c) indeks panjang
dan sudut lereng d) indeks vegetasi e) indeks pengelolaan tanah
yang diterapkan.
Indeks erosivitas diketahui dengan menggunakan persamaan
Bol’s (1978) yaitu :
R = 6,199 (Rm) 1,21 + (Rd) –0,47 + (R maks) 0,53
Dimana :
R = Rata-rata erosivitas bulanan
Rm = Rata-rata hujan bulanan (cm)
Rd = Rata-rata jumlah hari hujanper bulan
R maks = Rata-rata hujan maksimum dalam bulan tersebut
(cm)
Data hujan yang meliputi jumlah hujan bulanan, jumlah hari
hujan per bulan dan hujan maksimum diperoleh dari stasiun
penakar hujan terdekat dari lokasi studi. Untuk mengetahui
indeks erodibilitas tanah (k) digunakan diagram Weischmeier
dan Cross (1978).
Parameter erodibilitas tanah yaitu persentase debu, pasir halus,
pasir, bahan organik dan permeabilitas diketahui dari analisis
laboratorium, sedangkan struktur tanah ditetapkan di lapangan.
Indeks panjang lereng dan sudut lereng ditentukan dengan
rumus :
Ls = ( L / 22,1) 0,3 Sin 0,6 S Cos S
Dimana :
L = Panjang lereng (meter)
S = Sudut lereng (0)
31. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 31
Panjang dan sudut lereng diukur dari peta topografi skala 1 :
5.000. Indeks vegetasi diketahui dengan menggunakan model
Kooiman (1990). Faktor indeks vegetasi yaitu tinggi tanaman, %
kanopi, % serasah dan % penutup tanah oleh ground cover diukur
di lapangan.
c. Lokasi Sampling
Pengamatan / pengambilan sampel tanah untuk kegiatan
pembangunan pada lokasi yang mewakili setiap jenis tanah dan
lereng di lokasi studi.
32. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 32
B. Komponen Lingkungan Biologi
1. Flora Terestrial
Pengumpulan Data
Pengumpulan data aspek flora yang meliputi tipe komunitas dan jenis
tumbuhan dilakukan dengan sigi lapangan. Pengumpulan jenis dan jumlah
tumbuhan dilakukan dengan inventarisasi jenis.
Pengumpulan data jenis dan jumlah tumbuhan dilakukan dengan
pembuatan petak contoh Nesred Quadrat (Oosting, 1956), petak contoh
akan dibuat ukuran 20 X 20 m (pohon) dan 10 X 10 m (tiang); 5 X 5 m
(pancang); 1 X 1 m (semai)
Analisis Data
Untuk mengetahui keanekaragaman pada jenis tumbuhan semai yang
dominan, indeks kesamaan dan perataan jenis dilakukan perhitungan :
2
Fr
Kr
SDR
Sedangkan untuk jenis tumbuhan pohon digunakan rumus :
3
Dr
Fr
Kr
SDR
dimana :
SDR = Summed Dominant Ratio
Fr = Frekuensi relatif
Dr = Dominansi atau kerapatan relatif
Kr = Kerapatan relatif
Jumlah Plot ditemukan suatu jenis tumbuhan
Fr Mutlak =
Jumlah jenis pada plot yang diamati
Frekuensi mutlak
Fr = X 100 %
33. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 33
Frekuensi seluruh jenis
Jumlah Individu species setiap plot
Dr Mutlak =
Jumlah total individu semua spesies
D Mutlak
Dr = X 100 %
Seluruh dominasi spesies
dimana :
H' = Indeks keanekaan jenis Shannon-Weaver (1949)
ni = Jumlah individu jenis i
N = Jumlah individu total jenis
2C
Ss =
A + B
dimana :
Ss = Indeks kesamaan jenis Sorensen (1948)
A = Jumlah jenis di daerah 1
B = Jumlah jenis di daerah 2
C = Jumlah jenis yang sama yang terdapat di daerah A dan B
(jenis yang berpasangan)
H'
e atau J' =
ln s
dimana :
e (J') = Indeks perataan jenis Shannon-Wiener (1949)
H' = Indeks keanekaan Shannon-Wiener
s = Jumlah jenis
H
ni
N
ni
N
' ln
34. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 34
Lokasi Sampling
Pemilihan plot lokasi sampling vegetasi akan dilakukan dengan
pertimbangan untuk menginfentarisir jenis flora : tipe komunitas dan jenis
tumbuhan di tapak proyek dan daerah sekitarnya sebagai data awal yang
dapat terpengaruh kegiatan pembukaan lahan untuk kegiatan rencana
PENGEMBANGAN KAWASAN SCIENCE TECHNOLOGY INDUSTRIAL PARK (STIP)
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Tahun Anggaran 2021.
2. Fauna Terestrial
Pengumpulan Data
Kelompok satwa liar yang diteliti sebagai komponen lingkungan adalah :
burung, mamalia, amphibia dan reptilia. Data yang dikumpulkan dalam
studi adalah data yang menunjang parameter-parameter sebagai berikut :
- Keberadaan jenis-jenis satwa, atau komposisi jenis satwa.
- Kekayaan jenis (species richness) atau jumlah jenis dalam suatu
komunitas satwa.
- Keanekaragaman jenis (species diversity), atau nilai indeks yang
menunjukkan keanekaragaman jenis satwa dalam suatu komunitas.
- Keseragaman komunitas (community evenness), atau suatu nilai indeks
yang menunjukkan keseragaman jenis satwa dalam suatu komunitas.
- Kelimpahan jenis (species abundance), atau suatu nilai indeks yang
menunjukkan keadaan populasi suatu jenis satwa.
- Jumlah jenis endemik yang dijumpai.
- Jumlah jenis dilindungi yang dijumpai.
- Kategori makanan, khusus untuk jenis-jenis burung yang dijumpai.
Data dari lapangan dianalisa mengenai jumlah jenis, keanekaan jenis,
penyebaran jenis, kesamaan jenis, habitat dan jenis hewan yang tidak
dilindungi, dilindungi serta endemik.
35. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 35
a. Burung
Pengumpulan data jenis dan jumlah individu dari aves (burung)
didasarkan atas metoda IPA (Indices Poenctoel d’Abudance) dari Blonde et all,
1970. Indeks kelimpahan jenis Joergensen, 1974
Di = (Ni/N) x 100 %
Dimana :
Di = Indeks kelimpahan jenis Joergensen, 1974
Ni =Jumlah individu jenis i
N = Jumlah total suatu jenis
Di > 2,5 dikategorikan tidak dominan; Di antara 2,5 – 5 dikategorikan sub
dominan, sedangkan Di < 5 dikategorikan dominan
Indeks Keanekaragaman jenis Shanon & Wiever, 1949
dimana :
H' = Indeks keanekaan jenis Shannon-Weaver (1949)
ni = Jumlah individu jenis i
N = Jumlah individu total jenis
Indeks Perataan Jenis Shannon & Wieve, 1949
H'
J' =
ln s
dimana :
J’ = Indeks perataan jenis Shannon-Wiener (1949)
H' = Indeks keanekaan Shannon-Wiener
s = Jumlah jenis
Indeks kesamaan komunitas Sorensen 1948
MC
Ss =
H
ni
N
ni
N
' ln
36. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 36
MA + MB
dimana :
Ss = Indeks kesamaan jenis Sorensen (1948)
MA = Jumlah jenis di daerah 1
MB = Jumlah jenis di daerah 2
MC = Jumlah jenis yang sama yang terdapat di daerah A dan B
(jenis yang berpasangan)
b. Mammalia
Informasi keberadaan mammalia penting atau dilindungi untuk analisis
secara teoritis kualitatif.
c. Reptilia dan amphibia
Informasi keberadaan reptilia dan amphibia digunakan untuk analisis
secara teoritis dan kualitatif.
Lokasi Sampling
Lokasi pengamatan dilakukan di tapak lokasi kegiatan yaitu lahan yang
terkena kegiatan dan diluar lokasi yaitu lahan yang tidak terkena dampak
secara langsung serta berfungsi pula sebagai pembanding dengan lokasi
proyek.
Lokasi pengamatan aspek fauna akan difokuskan pada lokasi : habitat pada
lahan pekarangan / permukiman, habitat pada lahan hutan dan lainnya,
habitat pada lahan kebun rakyat jenis lainnya, habitat pada lahan sawah
dan habitat pada sempadan sungai di lokasi studi.
37. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 37
3. Biota Air .
Pengumpulan Data
Jenis biota akuatik yang dikumpulan adalah mencakup plankton dan
benthos yang terdapat di sungai-sungai di seluruh daerah studi.
Pengumpulan data jenis dan kelimpahan plankton dilakukan dengan
mengambil contoh plankton, yaitu dengan cara menyaring air sebanyak 30
liter dengan plankton net no. 25 yang kemudian dikonsentrasikan menjadi
25 ml dan ditambahkan pengawet formalin 4% sebanyak 4 tetes.
Sedangkan untuk mengetahui jenis dan kelimpahan benthos dilakukan
dengan cara mengambil contoh substrat dasar perairan (lumpur dan atau
pasir) dengan menggunakan surber net. Jumlah contoh plankton dan
benthos masing-masing disesuaikan dengan jumlah sampel kualitas air
sungai di wilayah studi. Contoh plankton dan benthos kemudian di periksa
di laboratorium dengan menggunakan mikroskop dan stereo mikroskop.
Analisis Data
Untuk mengetahui keanekaan jenis plankton dilakukan perhitungan indek
keanekaan jenis dengan menggunakan rumus dari Simpson (1949).
Adapun indek keanekaan jenis benthos dihitung dengan menggunakan
rumus dari Shannon dan Wiever (1949).
Sebelum menghitung indeks keanekaragaman, maka dihitung terlebih
dahulu jumlah total individu/ltr dengan menggunakan metoda
Micotransect (kelimpahan plankton) dengan perhitungan :
N = n X (A/B) X (C/D) X (1/E) X (1/P)
Dimana :
N = Kelimpahan Plankton (individu/ltr)
N = Jumlah individu species ke i
A = Luas gelas penutup (mm2)
38. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 38
B = Luas satu lapangan pandang (mm2)
C = Volume air yang tersaring (cc)
D = Volume satu tetes air contoh (cc)
E = Volume air yang tersaring (liter)
P = Jumlah lapangan pandang
Indeks Keanekaan Jenis plankton Simpson (1949)
H' = 1 - (pi)2
ni
pi =
N
dimana :
H' = indeks keanekaan
ni = jumlah individu dari suatu jenis
N = jumlah individu seluruh jenis
Berdasarkan Lee at al. (1978), Odum (1975), nilai indek keanekaan jenis
plankton mengacu pada kriteria Simpsons adalah :
H' = < 0,6 tercemar (mengalami gangguan berat)
= 0,6 - 0,8 tercemar (mengalami gangguan) sedang
= > 0,8 tercemar (mengalami gangguan) ringan sampai tidak
tercemar/terganggu
Sedangkan berdasarkan Lee at al 1978), Odum (1975), indek keanekaan
jenis benthos mengacu pada kriteria Shannon dan Wiever (1975) adalah :
H
n
N
ni
N
' Log
dimana :
n = Jumlah individu jenis benthos
N = Jumlah total individu jenis benthos
ni = Jumlah individu jenis ke-1 benthos
39. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 39
Ni = Jumlah total individu jenis ke-1 benthos
H ‘ = Indeks keanekaragaman jenis benthos
H' = < 1,0 tercemar (mengalami gangguan berat)
= 1,0 - 1,5 tercemar (mengalami gangguan) sedang
= 1,6 - 2,0 tercemar (mengalami gangguan) ringan
= > 2,0 tidak tercermar (tidak terganggu)
Lokasi Sampling
Lokasi pengambilan sampel biota air akan dilakukan pada sungai di lokasi
studi yang akan terkena dampak kegiatan
C. Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya
Pengumpulan Data
Pengumpulan data aspek sosial ekonomi dan budaya yang akan
dikumpulkan akan difokuskan tentang kemungkinan perubahan
kepemilikan lahan, akses menuju tempat mencari nafkah serta
berkurang/bertambahnya peluang mata pencaharian.
Metoda pengumpulan data selain analisis data nantinya akan merujuk
pada Keputusan Kepala Bapedal Nomor 299/BAPEDAL/11/1996 tentang
Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Data aspek sosial budaya yang juga akan dikaji adalah kemungkinan
perubahan pola hubungan sosial karena berubahnya kondisi fisik di
lingkungan tempat bermukim. Berkaitan dengan itu, maka pengumpulan
data difokuskan untuk memperoleh data komponen lingkungan sosial
ekonomi dan sosial budaya yang terkena dampak terutama :
a. Struktur kependudukan serta aspek-aspek demografi lainnya
b. Kesempatan kerja dan kesempatan berusaha
c. Pola pemilikan dan penguasaan lahan
40. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 40
d. Pola pemilikan dan penguasaan sumber daya alam
e. Pola pemanfaatan sumber daya alam
f. Tingkat pendapatan penduduk
g. Organisasi sosial dan hubungan kekerabatan
h. Perubahan sosial
i. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegiatan
Sesuai dengan ketentuan SK. Kepala Bapedal Nomor 08 Tahun 2000,
tentang pelibatan masyarakat lokal, pada intinya kandungan SK tersebut
meliputi dua hal, yaitu pertama, perumusan aspek sosial, ekonomi dan
budaya yang relevan untuk dipelajari (scoping) dan kedua, pemahaman
aspirasi masyarakat lokal terhadap rencana kegiatan pembangunan Balai
Diklat Basarnas Tahun Anggaran 2013, khususnya harapan dan
kekhawatiran yang dirasakan sesuai hasil musyawarah /sosialisasi antara
masyarakat lokal, pemrakarsa kegiatan, aparat pemerintah, dan
penyusun/peneliti studi AMDAL.
Metoda pelaksanaan musyawarah dengan penduduk lokal untuk
menampung aspirasi masyarakat, dilakukan melalui proses diskusi /
musyawarah. Pada tahap ini dikumpulkan atau dilakukan inventarisasi
berbagai aspirasi para tokoh yang mengikuti musyawarah.
Hasil inventarisasi / diskusi tersebut kemudian dikonfirmasikan kepada
masyarakat melalui survey. Langkah tersebut merupakan validasi aspirasi
di masyarakat, sehingga dapat digali aspirasi masyarakat tentang manfaat
dan harapannya terhadap proyek.
Penentuan sampel dilakukan secara bertahap, yaitu pertama setelah
ditentukan besar sampel untuk suatu Kelurahan, kemudian di tingkat
kelurahan dilakukan pendistribusian besar sampel secara proporsional
pada masing-masing wilayah administrasi tertentu, seperti kampung.
41. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 41
Tahap kedua setelah ditentukan besar sampel pada masing-masing
kampung, kemudian didistribusikan kembali berdasarkan wilayah ke- RT-
an. Tahap ketiga, pada tingkat RT ini barulah dilakukan penentuan sampel
(nama-nama calon resonden) dengan memanfaatkan Daftar Rumah Tangga
di tingkat ke- RT-an. Para responden yang terpilih secara acak, dikunjungi
oleh pewawancara untuk diwawancarai dengan menggunakan daftar
pertanyaan (questioner).
Sampel (responden) akan ditentukan berdasarkan jumlah populasi di desa-
desa / kelurahan di lokasi studi. Penentuan sampel mengacu pada rumus :
)
P
1
(
P
2
Nd
)
P
1
(
xP
NZ
n 2
2
2
Dengan perincian :
n = sampel
N = jumlah populasi
Z = nilai variable normal (1,96) mengacu pada derajat kepercayaan
(reliability) 0,95
P = proporsi yang paling mungkin
d = sampling error, dalam peneliatian ini ditentukan lebih kecil dari 0,96
Wawancara dilakukan dengan cara mengunjungi responden di wilayah
studi. Apabila resonden sullit dihubungi maka wawancara dialihkan pada
responden cadangan.
Jenis data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder
1. Data primer yang bersifat kuantitatif dikumpulkan dengan cara
wawancara dengan menggunakan kuesioner.
2. Untuk mendukung data kuantitatif, dilakukan pengumpulan data
kualitatif melalui pengamatan dan wawancara tidak berstruktur
terhadap informan kunci dengan menggunakan pedoman wawancara.
42. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 42
3. Data sekunder dilakukan dengan cara mengunjungi responden di
rumah masing-masing. Apabila responden sulit dihubungi maka
wawancara dialihkan pada responden cadangan.
Analisis Data
Hasil tabulasi data kuantitatif variabel-variabel kependudukan, tingkat
pendidikan, struktur angkatan kerja, tingkat mobilitas penduduk, struktur
ekonomi akan dianalisa secara deskriptif analisis.
Demikian pula data kualitatif dari hasil wawancara dan observasi yang
tercatat pada catatan harian akan dianalisa secara deskriptif analisis dengan
membandingkannya dengan teori-teori ilmu sosial.
Lokasi Sampling
Lokasi sampling akan dilakukan pada wilayah desa-desa yang mewakili
karakteristik daerah di sekitarnya serta penentuan lokasi sampling akan
diproyeksikan pada seluruh desa di wilayah yang dapat terkena dampak
kegiatan PENGEMBANGAN KAWASAN SCIENCE TECHNOLOGY INDUSTRIAL PARK
(STIP) PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Tahun Anggaran 2021.
D. Kesehatan Masyarakat
Pengumpulan Data
Pengamatan lapangan dan pengumpulan data sekunder : melalui teknik
ini, data dan informasi yang berupa hasil penelitian, bahan pustaka dan
bahan lain yang relevan dikumpulkan dari berbagai instansi terkait
Informasi yang diperlukan untuk penyusunan rona lingkungan kesehatan
masyarakat akan merujuk pada Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-
124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang antara
lain
43. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 43
Kondisi sanitasi lingkungan
Status kesehatan penduduk
10 jenis penyakit utama
Prevalensi penyakit menular
Karakteristik epidemilogis penduduk
Akses dan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada
Vektor penyakit
Kondisi kehidupan penduduk, terutama yang berkaitan faktor akses
kepada penyediaan air bersih dan makanan serta sarana kesehatan
Pengumpulan data dilakukan juga terhadap data primer melalui
wawancara / kuestioner untuk mengetahui data aspek kesehatan
masyarakat, serta sarana kesehatan lingkungan yang dilakukan bersamaan
dengan dilaksanakannya survey aspek sosial ekonomi dan budaya yang
dilakukan di lokasi studi pada responden yang sama, di lokasi yang sama
dan waktu yang sama dengan kustetioner aspek sosial ekonomi dan
budaya
Analisis Data
a. Metoda analisis data yang dapat digunakan adalah metoda : Analisis
dampak kesehatan lingkungan, analisis resiko kesehatan lingkungan
dan metoda epidemilogi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
b. Data kesehatan masyarakat akan ditekankan pada beban masyarakat
akibat dampak kesehatan (penyakit cedera) yang timbul
Lokasi Sampling
Lokasi sampling akan dilakukan pada wilayah desa-desa yang mewakili
karakteristik daerah di sekitarnya serta penentuan lokasi sampling akan
diproyeksikan pada seluruh kelurahan di wilayah yang dapat terkena
dampak kegiatan PENGEMBANGAN KAWASAN SCIENCE TECHNOLOGY
44. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 44
INDUSTRIAL PARK (STIP) PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Tahun Anggaran
2021.
4.2.2. Metoda Prakiraan Dampak Penting
Prakiraan dampak kegiatan pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi dan
tahap operasi terhadap lingkungan dengan cara menganalisis perbedaan
antara kondisi kualitas lingkungan yang diprakirakan dengan adanya
kegiatan, dan kondisi kualitas lingkungan yang diprakirakan tanpa adanya
kegiatan.
Besar dampak lingkungan (magnitude of impac") akan diprakirakan dengan
metoda sebagai berikut :
A. Metode Formal
Melalui metode ini, hubungan sebab akibat yang menggambarkan
pengaruh kegiatan terhadap perubahan komponen lingkungan tertentu
dirumuskan dalam bentuk persamaan-persamaan matematik, model
eksperimental dan model pendugaan cepat.
Pemilihan metode prakiraan dampak disesuaikan dengan masalah yang
dihadapi. Metoda formal akan dilakukan terhadap ruang-lahan, kualitas
udara, fisiografi dan geologi, hidrologi - kualitas air, tanah, flora, fauna dan
biota air.
B. Metode Non Formal
Metode non formal ini digunakan apabila ada parameter yang tidak dapat
dikuantifikasi, sehingga untuk memperkirakan dampak akan dilakukan
dengan profesional judgement. Dua jenis metode non formal yang akan
digunakan, yaitu : prakiraan dampak secara analog dan penilaian para ahli.
45. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 45
prakiraan dampak secara analog, dampak lingkungan yang timbul sebagai
akibat aktivitas sejenis di daerah lain dan atau berlangsung pada waktu
yang lampau akan dijadikan bahan pertimbangan untuk memprakirakan
dampak lingkungan yang akan terjadi di proyek.
Metoda non formal dilakukan terhadap komponen ruang dan lahan serta
sosial ekonomi dan sosial budaya. Penilaian para ahli, menentukan
prakiraan dampak yang didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman
peneliti di bidangnya. Teknik ini digunakan apabila dijumpai hal-hal,
dimana data dan informasi yang tersedia terbatas, serta kurang
dipahaminya fenomena yang diprakirakan akan terjadi.
Telaahan dampak akan ditempuh melalui sintesis :
1. Penelaahan secara holistik segenap komponen lingkungan yang
diprakirakan akan mengalami perubahan karena kegiatan proyek.
2. Penelaahan persebaran dampak lingkungan yang disebabkan oleh
kegiatan proyek menurut ruang persebaran dampak.
3. Penelaahan kegiatan proyek yang bersifat strategis bagi keperluan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Komponen lingkungan yang secara potensial akan terkena dampak akan
didasarkan pada derajat kepentingan dampaknya dengan metoda yang
relevan antara lain telaahan pustaka, pertimbangan pakar (expert
judgement).
Tingkat kepentingan dampak menurut PP No. 27 Tahun 2012 dan
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-
056/Tahun 1994 antara lain didasarkan pada faktor-faktor sebagai berikut :
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Lamanya dampak berlangsung
46. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 46
d. Intensitas dampak
e. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang dapat terkena dampak
f. Sifat kumulatif dampak
g. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
1. Kualitas Udara dan Kebisingan
a. Kualitas Udara
Untuk memprediksi resuspensi debu yang diakibatkan oleh pergerakan
roda kendaraan pada tahap pematangan lahan digunakan persamaan :
eu = 5,9 (s/12) (S/30) (W/7)0,7 (w/4)0,5(d/365)
dimana :
eu = Jumlah debu per panjang jalan (lb/mile)
s = Silt Content (%)
S = Kecepatan kendaraan (mile/jam)
W = Berat kendaraan (ton)
w = Jumlah roda kendaraan
d = Jumlah hari tidak hujan dalam 1 tahun
Dispersi gas buang akibat kegiatan mobilisasi alat diprediksikan dengan
persamaan Gaussian (line source) sebagai berikut :
2
5
,
0
5
,
0
.
2
2
,
z
H
Exp
z
QL
z
x
C
dimana :
C (x,z) = Konsentrasi pencemar di udara ambien (atmosfer), g/m3
X = jarak antara jalan dengan receptor, m
Z = Tinggi receptor di atas permukaan tanah, m
Q = Emision rate per unit jarak, g/s.m.
= Koefisien; 3,14
u = Rata-rata kjecepatan angin pada sumbu X, (m/det)
47. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 47
H = Tinggi sumber titik gas buang dari kendaraan, m
z = Koefisien dispersi vertikal Gaussian, m
b. Kebisingan
Sumber titik / diam yang bersumber dari genset / generator :
sumber garis/bergerak dari kegiatan transportasi :
dimana :
LP1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1, dBA
LP2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2, dBA
r1 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 1
r2 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 2
2. Hidrologi dan Kualitas Air
a. Hidrologi
Untuk memprakirakan besarnya surface run off akibat kegiatan
pematangan lahan dan perkerasan lahan PENGEMBANGAN KAWASAN
SCIENCE TECHNOLOGY INDUSTRIAL PARK (STIP) PROVINSI NUSA TENGGARA
BARAT Tahun Anggaran 2021 dan sarana pendukungnya akan dihitung
berdasarkan pendekatan besarnya hujan maksimum menurut periode
ulangnya dihitung dengan menggunakan metoda baku, sedangkan taksiran
intensitas hujan digunakan dengan menghitung berdasarkan data curah
hujan yang ada
Persamaan yang dipakai untuk menghitung volume run off dan volume
infiltrasi rona lingkungan awal adalah :
LP LP 20.log
r
r
2 1
2
1
LP LP log
r
r
2 1
2
1
10.
48. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 48
Vr = L x Cr x H
Vi = L x Ci x H
Disini :
Vr = volume run off (M3/tahun)
Vi = volume infiltrasi (M3/tahun)
L = luas (M2)
Cr = Koefisien run off (%)
Ci = Koefisien infiltrasi (%)
H = Curah hujan (M3/tahun)
Untuk memprakirakan besarnya ketersediaan sumber air permukaan bagi
operasional industri dan rencana operasional kegiatan dan sarana lainnya
akan dikaji dengan pengukuran debit air air sungai yang akan dijadikan
sumber air bagi kegiatan saat rona awal di musim kemarau dan musim
hujan serta mengetahui berbagai pengguna air permukaan, sehingga dapat
diketahui dampak yang akan terjadi.
b. Kualitas Air
Dasar pendekatan prediksi konsentrasi pencemar konservatif didasarkan
kepada Model Zona Pengadukan (Mixing Zone Model), yaitu :
Cr = (C1 x Q1) + (C2 x Q2) / Q1 + Q2
dimana :
Cr = Konsentrasi konsisten di sebelah hilir tapak proyek, mg/l
C1 = Konsentrasi konsisten di sebelah hulu lokasi tapak proyek, mg/l
C2 = K onsentrasi konsisten air limbah kegiatan, mg/l
Q1 = Debit di sebelah hilir lokasi tapak proyek, m3/det
Q2 = Debit di sebelah hulu lokasi tapak proyek, m3/det
49. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 49
Konsentrasi konsisten di sebelah hilir merupakan konsentrasi campuran di
badan air antara konsentrasi limbah cair dengan debit tertentu dengan
kualitas air di badan air dan debit tertentu.
Limbah cair dari kegiatan ini bersumber dari kegiatan serta sarana
penunjangnya pada tahap konstruksi maupun tahap operasi kegiatan.
Prakiraan ini didasarkan pada kasus terburuk (worst case scenario) yang
dapat terkena dampak akibat adanya limbah cair dari kegiatan.
4. Ruang - Lahan dan Tanah
Prakiraan dampak kegiatan terhadap aspek ruang dan lahan didasarkan
sebagai berikut :
a. Penggunaan ruang dan lahan
Prakiraan dampak didasarkan pada kemungkinaan dampak yang dapat
terjadi dan dibandingkan antara penggunaan lahan sebelum adanya
proyek dan setelah adanya proyek. Selain itu akan dilakukan dengan
jalan overlay peta penggunaan lahan dan peta tata ruang wilayah
setempat.
b. Tanah
Dampak terhadap aspek tanah didasarkan pada kemungkinaan dampak
yang dapat terjadi akibat kegiatan terhadap terjadinya sifat tanah.
5. Komponen Biologi
a. Flora
Untuk memprakirakan dampak terhadap flora akan dilakukan dengan
metoda formal, yaitu melalui pendekatan analogis terhadap kegiatan
sejenis
b. Fauna
50. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 50
Untuk memprakirakan dampak terhadap flora akan dilakukan dengan
metoda formal, yaitu melalui pendekatan analogis terhadap kegiatan
sejenis
c. Biota Air
Prakiraan dampak kegiatan proyek yang dapat menimbulkan dampak
terhadap biota perairan akan dilakukan dengan melihat terjadinya
perubahan sifat fisik dan kimia air permukaan dan dampaknya
terhadap biota perairan (plankton, benthos dan nekton) dengan
mengkaji pada berbagai literatur, hasil penelitian dan studi sejenis yang
relevan dengan studi yang akan dilakukan terutama untuk kegiatan
sejenis.
6. Komponen Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya
Prakiraan dampak pada aspek sosial ekonomi dan sosial budaya
didasarkan pada konsep dan teori yang relevan dengan menggunakan
analogi pada proyek sejenis akibat adanya kegiatan.
Hal ini merupakan hipotesis yang disusun berdasarkan kerangka
pikiran tertentu yang dimiliki oleh tenaga ahli, tetapi tidak dituangkan
dalam laporan ini.
7. Kesehatan Masyarakat
Prakiraan dampak pada aspek kesehatan masyarakat (pedagang,
konsumen /pembeli dan masyarakat) didasarkan pada dampak
turunan dari dampak akibat penurunan kualitas air, ketersediaan
kuantitas air, kualitas udara, limbah padat/sampah, kondisi sanitasi,
lokasi tapak secara umum, kebisingan, serta timbulan limbah padat.
4.2.3. Penentuan Pentingnya Dampak
Komponen lingkungan yang potensial terkena dampak akan didasarkan
pada derajat kepentingan dampak dengan metoda yang relevan yaitu
51. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 51
telaahan pustaka, pertimbangan pakar (expert judgement).Kriteria mengenai
dampak penting suatu usaha dan atau kegiatan terhadap komponen
lingkungan dikaji dengan mempertimbangkan Keputusan Kepala Bapedal
Nomor: KEP-056 tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak
Penting serta Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 2012 tentang Ijin
Lingkungan, yaitu :
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Intensitas dampak
d. Lamanya dampak berlangsung
e. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang dapat terkena dampak
r. Sifat kumulatif dampak
g. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
4.2.4. Metoda Evaluasi Dampak Penting
Telaahan evalusai dampak penting akan dikaji dengan telaahan dampak
negatif dan positif penting berdasarkan hasil kajian dalam uraian bab
sebelumnya, sedangkan dampak yang tergolong tidak penting (positif atau
negatif) tidak akan dievaluasi lebih lanjut.
Berdasarkan telahan pada uraian prakiraan dampak penting yang
ditimbulkan dari masing-masing rencana kegiatan secara holistik dan
kausatif sehingga akan dapat diketahui dampak yang dijelaskan pada
uraian evaluasi dampak penting dan perlu dilakukan pengelolaan serta
dampak – dampak apa saja yang tidak perlu dikelola mengingat dampak
tersebut merupakan dampak sekunder / dampak turunan.
Hasil evaluasi dampak penting akan menjadi bahan masukan rencana
usaha / kegiatan pembangunan dan selanjutnya akan menjadi masukan
bagi instansi yang berwenang untuk memutuskan kelayakan lingkungan
dari rencana usaha / kegiatan, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
52. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 52
Pemerintah Nomor : 27 tahun 2012. Pada bahasan evaluasi dampak penting
akan dirumuskan tentang identifikasi dan rumusan arahan pengelolaan
dampak penting lingkungan yang ditimbulkan.
4.3. RENCANA PROGRAM & JADWAL KERJA
Rencana kerja yang akan dilakukan konsultan bertitik tolak dari adaya
jadwal studi AMDAL meliputi tahapan kegiatan sebagaimana disajikan pada
jadwal rencana kegiatan sebagai berikut :
53. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 53
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Review Dokumen Kontrak
2. Penyusunan Jadwal Kerja
3. Pembagian Tugas Personil
1. Pengambilan & Uji Lab.Sampel Air
2. Pengambilan & Uji Lab Sampel Udara
3. Pengukuran Tingkat Kebisingan
4. Survey Flora dan Fauna
5. Survey Sosekbud
1. Data Demografi
2. Data Iklim
3. Data Kesmas
1. Tayang Pengumuman Media Massa
2. Rapat Konsultasi Publik
1. Kajian dan Analisa Data
2. Penyusunan KA-Andal
1. Kajian dan Analisa Data
2. Penyusunan Dokumen Andal
3. Penyusunan RKL-RPL
1. Pembahasan KA-Andal
2. Pembahasan Dok. Andal
3. Pembahasan Dok. RKL-RPL
1. Perbaikan KA-Andal
2. Perbaikan Dok. Andal
3. Perbaikan Dok. RKL-RPL
1. Finalisasi Dokumen
2. Keputusan Penetapan Kelayakan Amdal
3. Penerbitan Izin Lingkungan
3. Penyerhan Hasil Pekerjaan
Bulan Ke-4
WAKTU PELAKSANAAN
I. FINALISASI DAN
PENYERAHAN HASIL
PEKERJAAN
Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3
A. PERSIAPAN
B. SURVEY LAPANGAN
C. PENGUMPULAN
DATA SEKUNDER
D. PENGUMUMAN &
KONSULTASI PUBLIK
E. PENYUSUNAN KA-
ANDAL
F. PENYUSUNAN DOK.
ANDAL & RKL-RPL
TAHAPAN
PEKERJAAN
UARAIAN PEKERJAAN
G. SIDANG
PEMBAHASAN
H. PERBAIKAN HASIL
PEMBAHASAN
54. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 54
Perlaksanaan pekerjaan akan kami laksanakan dengan system yang kamim
susun sedemikian rupa untuk mencapai target pekerjaan sehingga dapat tepat
waktu dan tepat mutu sesuai denga biaya kontrak. Berikut gambaran program
kerja pada setiap tahapan yang akan kami lakukan :
1. Koordinasi Tim
Mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan studi AMDAL meliputi
tugas masing-masing tenaga ahli
Mengkoordinasikan kesiapan tenaga ahli untuk pekerjaan studi
AMDAL.
Mengkordinasi kesiapan tenaga penunjang (asisten, operator
computer dan drafter serta office boy) untuk pekerjaan studi
AMDAL.
Mengkkordinasikan persiapan tenaga ahli dan asisten untuk rencana
survey lapangan guna menghimpun data primer dan data sekunder
Menghimpun seluruh data primer dan data sekunder yang akan
diambil di lokasi studi dari pemrakarsa maupun dari instansi terkait
2. Publikasi di Media Masa Lokal / Lingkup Lebih Luas
Publikasi rencana kegiatan perlu dilakukan pada awal pekerjaan
sebelum maju pada pekerjaan selanjutnya
Sebelum pemasanngan rencana kegiatan dilakukan perlu koordinasi
dengan aparat instansi terkait yang membidangi masalah
lingkungan serta pemrakarsa rencana kegiatan, hal ini untuk
penyamaan persepsi perihal materi yang akan dipublikasikan
sebelumnya dikonsep konsultan selanjutnya disampaikan draftnya
ke Kantor Linkungan Hidup Kota Mataram.
55. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 55
Pemasangan informasi rencana kegiatan selain dilakukan di media
masa local / lingkup luas juga dilakukan pada kantor Kecamatan di
lokasi studi, dan Kantor LH Kota Mataram.
Pedoman penyusunan materi yang akan dipublikasikan di media
masa merujuk pada pedoman yang diterbitkan yaitu : Keputusan
Kepala Bapedal No. 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat
dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses AMDAL
3. Pelaksanaan Konsultasi Publik
Pedoman pelaksanaan kegiatan konsultasi public berpedoman pada
Keputusan Kepala Bapedal No. 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan
Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses AMDAL
Pelaksanaan konsultasi publik dapat dilakukan pada lokasi Kantor
Kelurahan yang terkena dampak
Pihak yang akan diundang dalam acara sosialisasi / konsultasi
publik adalah : aparat kelurahan di lokasi studi, tokoh-tokoh
masyarakat,tokoh pemuda, LSM, muspika Kecamatan, instansi
terkait, pemrakarsa kegiatan dan konsultan penyusun AMDAL
Pihak yang akan mengundang adalah pemrakarsa kegiatan kepada
instansi terkait dan Kelurahan serta kecamatan sedangkan yang
mengundang masyarakat adalah kecamatan
4. Survey Lapangan untuk Pengumpulan Data untuk KA-ANDAL
Pelaksanaan survey untuk penyusunan draft KA-ANDAL akan
dilakuklan untuk mengetahui gambaran awal secara jelas tentang lokasi
rencana kegiatan, kegiatan yang ada di lokasi studi, kegiatan yang telah
menimbulkan dampak pada lingkungan, penentuan rencana lokasi
sampling. Tenaga ahli yang mengikuti survey adalah tenaga ahli : ketua
tim, ahli lingkungan, ahli teknik sipil, ahli kimia, ahli biologi. Survey
56. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 56
lapangan dilakukan untuk menghimpun seluruh data sekunder yang
akan diambil di lokasi studi dari pemrakarsa maupun dari instansi
terkait yang meliputi komponen fisik-kimia, komponen biologi,
komponen sosial ekonomi dan budaya serta komponen kesehatan
masyarakat dan terdiri dari :
Komponen lingkungan fisik-kimia
Data Iklim, data sekunder bilamana ada terkait kualitas adara
ambien dan kebisingan (telah dibahas di metoda studi),
Geologi, penjelasan telah dibahas pada pendekatan dan metoda
studi aspek geologi
Hidrologi dan kualitas air (air tanah dan kualitas air permukaan),
penjelasan telah dibahas pada pendekatan dan metoda studi aspek
hidrologi dan kualitas air
Ruang, lahan, tanah dan transportasi, penjelasan telah dibahas pada
pendekatan dan metoda studi aspek ruang, lahan tanah
Komponen Biologi
Keanekaan jenis flora, penjelasan telah dibahas pada pendekatan
dan metoda studi aspek biota air
Biota air (sungai), penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek
biota air
Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya
Kependudukan, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek
sosial ekonomi dan budaya
Sosial ekonomi, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek
sosial ekonomi dan budaya
57. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 57
Sosial budaya, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek
sosial ekonomi dan budaya
Persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan untuk aspek social
ekonomi dan budaya
Komponen Lingkungan Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat, penjelasan telah dibahas pada metoda studi
aspek kesehatan masyarakat
5. Penyusunan Draft KA-ANDAL
Penyusunan draft KA-ANDAL akan disusun tenaga ahli bersama ketua
tim studi AMDAL dengan materi yang akan dibahas meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Rencana Kegiatan
1.3. Pelaksanaan Studi
BAB II PELINGKUPAN
2.1. Deskripsi Rencana Usah/atau Kegiatan yang akan Dikaji
2.1.1 Status Studi AMDAL
2.1.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
dengan Rencana Tata Ruang
2.2. Deskripsi Rona Lingkungan Awal
2.2.1 Komponen Fisik-Kimia
2.2.2. Komponen Biologi
2.2.3. Komponen Sosial Ekonomi Budaya
2.2.4. Komponen Kesehatan Masyarakat
2.2.5. Kegiatan di Sekitar Lokasi
2.3. Hasil Pelibatan Masyarakat
2.4. Dampak Penting Hipotetik
58. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 58
2.5. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian
BAB III METODA STUDI
3.1. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data
3.1.1. Komponen Lingkungan Fisika-Kimia
3.1.2. Komponen Lingkungan Biologi
3.1.3. Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya
3.1.4. Kesehatan Lingkungan Kesehatan Masyarakat
3.2. Metoda Prakiraan Dampak Besar dan Penting
3.3. Metoda Evaluasi Dampak Besar dan Penting
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6. Penyampaian Draft KA-ANDAL dan Koreksi KA-ANDAL
Penyampaian draft KA-ANDAL akan disampaikan konsultan kepada
pemrakarsa setelah dikoreksi tenaga ahli bersama ketua tim studi
AMDAL. Setelah disampaikan draft KA-ANDAL kepada pemrakarsa
maka dokumen dikoreksi pemrakarsa untuk disampaikan kembali
kepada konsultan.
7. Presentasi Draft KA-ANDAL
Setelah disampaikan draft KA-ANDAL akan dibahas di Komisi
Teknis/Komisi AMDAL Kota Mataram.
8. Koreksi Draft KA-ANDAL
Setelah disampaikan dan dibahas maka draft KA-ANDAL akan
dikorekksi konsultan berdasarkan masukan tertulis dari anggota komisi
tetap anggota komisi tidak tetap
9. Penyampaian Dokumen Akhir KA-ANDAL
Penyampaian dokumen akhir KA-ANDAL akan disampaikan konsultan
kepada pemrakarsa serta Komisi Teknis/Komisi AMDAL Daerah
59. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 59
setelah dikoreksi tenaga ahli bersama ketua tim studi AMDAL dan
mendapat pengesahan
10. Analisis Laboratorium dan Pengolahan Data
Pelaksanaan survey untuk penyusunan draft ANDAL, RKL, RPL
mengetahui gambaran awal secara jelas tentang lokasi rencana kegiatan,
kegiatan yang ada di lokasi studi, kegiatan yang telah menimbulkan
dampak pada lingkungan, penentuan rencana lokasi sampling. Tenaga
ahli yang mengikuti survey adalah tenaga ahli : ketua tim, ahli kimia,
ahli lingkungan, ahli teknik sipil, dan ahli biologi.
Survey lapangan dilakukan untuk menghimpun seluruh data sekunder
tambahan dan data primer yang akan diambil di lokasi studi yang
meliputi komponen fisik-kimia, komponen biologi, komponen sosial
ekonomi dan budaya serta komponen kesehatan masyarakat dan terdiri
dari :
Komponen lingkungan fisik-kimia
Data Iklim, kualitas adara ambien dan kebisingan (telah dibahas di
metoda studi),
Geologi, penjelasan telah dibahas pada pendekatan dan metoda
studi aspek geologi
Hidrologi dan pengmbilan contoh sampel kualitas air (kualitas air
permukaan), penjelasan telah dibahas pada pendekatan dan metoda
studi aspek hidrologi dan kualitas air
Ruang, lahan, tanah dan transportasi, penjelasan telah dibahas pada
pendekatan dan metoda studi aspek ruang, lahan tanah
Komponen Biologi
Flora, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek flora
Fauna, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek fauna
60. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 60
Biota air (sungai), penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek
biota air
Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya
Kependudukan, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek
sosial ekonomi dan budaya
Sosial ekonomi, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek
sosial ekonomi dan budaya
Sosial budaya, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek
sosial ekonomi dan budaya
Persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan untuk aspek social
ekonomi dan budaya
Komponen Lingkungan Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat, penjelasan telah dibahas pada metoda studi
aspek kesehatan masyarakat
11. Analisis Laboratorium
Analisis laboratorium akan dilakukan terhadap :
Kualitas udara ambien
Kualitas air permukaan
Contoh tanah undisturbed
Contoh biota air (plankton, benthos dan nekton)
Pengujian akan dilakukan pada laboratorium terakreditasi bilamana
tidak ada maka akan merujuk pada laboratorium resmi terakreditasi /
KAN.
12. Penyusunan Draft ANDAL, RKl, RPL
Penyusunan draft ANDAL, RKL, RPL akan disusun tenaga ahli
bersama ketua tim studi AMDAL dengan materi sesuai acuan
61. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 61
PermenLH No 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup.
13. Penyampaian Draft ANDAL, RKL, RPL
Penyampaian draft ANDAL, RKL, RPL akan disampaikan konsultan
kepada pemrakarsa setelah dikoreksi tenaga ahli bersama ketua tim
studi AMDAL
14. Koreksi Draft ANDAL, RKL, RPL
Setelah disampaikan draft ANDAL, RKL, RPL kepada pemrakarsa
maka dokumen dikoreksi pemrakarsa untuk disampaikan kembali
kepada konsultan
15. Perbaikan Draft ANDAL, RKL, RPL
Setelah diterima konsultan maka draft ANDAL, RKL, RPL akan
dikoreksi lagi berdasarkan masukan dari pemrakarsa sebelum
diserahkan ke Komisi Teknis / Komisi AMDAL Daerah.
16. Penyampaian Draft ANDAL, RKL, RPL
Penyampaian draft ANDAL, RKL, RPL akan disampaikan konsultan
kepada pemrakarsa serta Komisi Teknis / Komisi AMDAL Daerah
setelah dikoreksi tenaga ahli bersama ketua tim studi AMDAL untuk
dibahas.
17. Presentasi di Komisi AMDAL Kota Mataram
Setelah disampaikan dan disampaikan ke Komisi AMDAL Kota
Mataram maka draft ANDAL, RKL, RPL akan dibahas anggota Komisi
AMDAL (anggota komisi tetap anggota komisi tidak tetap).
18. Perbaikan Draft ANDAL, RKL, RPL
62. Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 62
Setelah diterima konsultan anggota komisi AMDAL maka draft
ANDAL, RKL, RPL akan dikoreksi lagi berdasarkan masukan dari
tertulis Komisi Teknis/Komisi AMDAL Komisi AMDAL Kota Mataram.
19. Penyampaian Laporan Draft Akhir ANDAL, RKL, RPL
Penyampaian laporan Draft Akhir ANDAL, RKL, RPL akan
disampaikan konsultan kepada pemrakarsa serta Komisi Teknis/Komisi
AMDAL Daerah guna mendapat evaluasi kelayakan lingkungan
20. Pemrosesan Pengesahan Dokumen AMDAL dan Izin Lingkungan
Dokumen AMDAL yang dianggap memenuhi persyaratan maka
mendapat rekomendasi dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram
sebagai dasar penerbitan Izin Lingkungan Hidup.