SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
Download to read offline
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 1
PENDEKATAN,
METODOLOGI &
PROGRAM KERJA
4.1. PENDEKATAN NORMATIF
Dalam melakukan kajian penyusunan Dokumen Amdal IPAL Kota Mataram
kami akan melakukan pendekatan normative dengan mengacu pada peraturan
perundangan-undangan yang relevan. Adapun peraturan perundang-undangan
diantaranya :
1. Pengaturan terkait air limbah domestik berdasarkan Undang-Undang 11
tahun 1974 tentang Pengairan dan turunan peraturannya.
Peraturan
Perundang -Undangan
Materi Pengaturan
UU 11 tahun 1974 tentang
Pengairan
Bab V, Pasal 10, ayat (1) huruf c :
Pemerintah menetapkan tata cara pembinaan dalam
rangka kegiatan pengairan menurut bidangnya asing-
masing sesuai dengan fungsi-fungsi dan peranannya,
meliputi:
c. Melakukan pencegahan terhadap terjadinya
pengotoran air yang dapat merugikan
penggunaannya serta lingkungannya.
6
BAB
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 2
Peraturan Pemerintah No.
122 tahun 2015 tentang
Sistem Penyediaan Air
Minum
Pasal 33
(1) Penyelenggaraan SPAM harus dilaksanakan secara
terpadu dengan
penyelenggaraan sanitasi untuk mencegah pencemaran Air
Baku dan
menjamin keberlanjutan fungsi penyediaan Air Minum
(2) Penyelenggaraan sanitasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a. Penyelenggaraan SPAL; dan
b. Pengelolaan sampah
Pasal 34
(1) Penyelenggaraan SPAL sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 33 ayat (2)
huruf a meliputi pengelolaan:
a. Air limbah domestik; dan
b. Air limbah nondomestik.
(2) Ketentuan mengenai penyelenggaraan SPAL untuk
pengelolaan air limbah domestik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a diatur dengan Peraturan Menteri.
(3) Ketentuan mengenai penyelenggaraan SPAL untuk
pengelolaan air limbah nondomestik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b diatur dengan Peraturan
Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah di
bidang lingkungan hidup.
Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat
No.04/2017 tentang
Penyelenggaraan SPALD
Muatan pengaturan:
Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi
penyelenggara
SPALD untuk memberikan pelayanan pengelolaan air
limbah domestik kepada seluruh masyarakat.
2. Pengaturan terkait air limbah domestik berdasarkan Undang-Undang 28
tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan turunan peraturannya.
Peraturan
Perundang -Undangan
Materi Pengaturan
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 3
UU 28 tahun 2002 tentang
Bangunan
Gedung
Bagian keempat, Paragraf 3, Pasal 21:
Persyaratan kesehatan bangunan gedung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16
ayat (1) meliputi persyaratan system penghawaan,
pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan bangunan
gedung.
Bagian keempat, Paragraf 3, Pasal 24:
1) Sistem sanitasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 merupakan kebutuhan sanitasi yang harus
disediakan di dalam dan di luar bangunan gedung
untuk memenuhi kebutuhan air bersih,
pembuangan air kotor dan/atau air limbah,
kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan.
2) Sistem sanitasi pada bangunan gedung dan
lingkungannya harus dipasang sehingga mudah
dalam pengoperasian dan pemeliharaannya, tidak
membahayakan serta tidak menganggu
lingkungan.
3) Ketentuan mengenai sistem sanitasi sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 4
PP 36 tahun 2005 tentang
Peraturan
Pelaksanaan UU 28/2002
tentang
Bangunan Gedung
Bagian keempat, Paragraf 1, Pasal 31:
Persyaratan keandalan bangunan gedung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3)
meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, dan kemudahan.
Bagian keempat, Paragraf 3, Pasal 38:
Persyaratan kesehatan bangunan gedung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31 meliputi persyaratan sistem
penghawaan, pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan
bahan bangunan gedung
Bagian keempat, Paragraf 3, Pasal 42:
Untuk memenuhi persyaratan sistem sanitasi, setiap
bangunan gedung harus dilengkapi dengan sistem air
bersih, sistem pembuangan air kotor dan/atau air
limbah, kotoran dan sampah, serta penyaluran air
hujan.
Bagian keempat, Paragraf 3, Pasal 44:
1) Sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 harus
direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkan jenis dan tingkat bahayanya.
2) Pertimbangan jenis air kotor dan/atau air limbah
diwujudkan dalam bentuk pemilihan sistem
pengaliran/pembuangan dan penggunaan
peralatan yang dibutuhkan.
3) Pertimbangan tingkat bahaya air kotor dan/atau
air limbah diwujudkan dalam bentuk sistem
pengolahan dan pembuangannya.
4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
perencanaan, pemasangan, pemasangan, dan
pemeliharaan sistem pembuangan air kotor
dan/atau air limbah pada bangunan gedung
mengikuti pedoman dan standar teknis yang
berlaku.
3. Pengaturan terkait air limbah domestik berdasarkan Undang-Undang 32
tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
turunan peraturannya.
Peraturan
Perundang -Undangan
Materi Pengaturan
UU 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
Meliputi seluruh pasal yang terdapat pada Bab V
tentang Pengendalian.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 5
Peraturan Pemerintah
No.27/2012
Pasal 2
1) Setiap usaha dan/atau Kegiatan yang wajib
memiliki AMDAL atau UKL-UPL wajib memiliki
Izin Lingkungan.
2) Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diperoleh melalui tahapan kegiatan yang
meliputi:
a. Penyusunan AMDAL dan UKL-UPL
b. Penilaian AMDAL dan pemeriksaan UKL-
UPL; dan
c. Permohonan dan penerbitan Izin
Lingkungan.
Bab II mengenai Penyusunan AMDAL dan UKL-UPL,
dari pasal 3 hingga pasal 19.
Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
No.05/2012 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan yang Wajib
Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan
Hidup
Pasal 2
1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak
penting terhadap lingkungan hidup wajib
memiliki Amdal.
2) Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang
wajib memiliki Amdal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
3) Untuk menentukan rencana Usaha dan/atau
Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pemrakarsa melakukan penapisan sesuai dengan
tata cara penapisan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
4) Terhadap hasil penapisan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), instansi lingkungan hidup Pusat,
provinsi, atau kabupaten/kota menelaah dan
menentukan wajib tidaknya rencana Usaha
dan/atau Kegiatan memiliki AMDAL.
4.2. PENDEKATAN TEKNIS IPAL
Instalisi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Kota Mataram kami pahami
sebagai Sub-sistem pengolahan terpusat atau Instalasi Pengolahan Air
Limbah Domestik (IPALD) pada Sistem Pengelolaan Air limbah Domestik
Terpusat (SPALD-T) ditujukan untuk mengolah air limbah domestik yang
terkumpul melalui jaringan perpipaan sehingga dapat memenuhi baku
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 6
mutu lingkungan yang sudah ditetapkan oleh peraturan perundang-
undangan sebelum dialirkan masuk ke badan air penerima.
Pendekatan teknis yang dilakukan adalah dengan mengacu pada
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengelolaan Air Limbah Domestik, air limbah domestik didefinisikan
sebagai air limbah yang berasal dari usaha dan/atau kegiatan pemukiman,
rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama.
Air limbah domestik telah menjadi isu penting yang timbul sejalan
dengan kemajuan pembangunan kota-kota di Indonesia yang terus
berkembang secara pesat yang diikuti dengan peningkatan laju
pertumbuhan penduduk. Hal ini memberikan dampak, baik secara
langsung maupun tidak langsung, terutama terkait dengan kesehatan
masyarakat dan estetika kota. Untuk menghindari dampak negatif
terhadap lingkungan dan masyarakat, salah satunya untuk mengurangi
jumlah penyakit yang disebabkan oleh kondisi sanitasi yang buruk, maka
dibutuhkan sistem pengelolaan air limbah domestik yang terencana dengan
baik.
4.2.1 Konsep Dasar IPALD
Sub-sistem pengolahan terpusat atau Instalasi Pengolahan Air Limbah
Domestik (IPALD) pada Sistem Pengelolaan Air limbah Domestik
Terpusat (SPALD-T) ditujukan untuk mengolah air limbah domestik
yang terkumpul jaringan perpipaan sehingga dapat memenuhi baku
mutu lingkungan yang sudah ditetapkan oleh peraturan perundang-
undangan sebelum dialirkan masuk ke badan air penerima.
Secara nasional, baku mutu lingkungan yang dimaksud ditetapkan
oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 7
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik. Terdapat tujuh parameter yang harus dipenuhi sebelum air
limbah domestik dibuang ke badan air penerima, yakni pH, Biological
Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total
Suspended Solid (TSS), Minyak dan Lemak, Ammonia, serta Total
Coliform.
4.2.2 Prinsip Pengolahan Air Limbah Domestik
Fungsi dasar pengolahan air limbah domestik adalah untuk
mempercepat proses dedgradasi polutan secara natural melalui
rekayasa pada unit operasi dan proses. Secara umum, terdapat
beberapa tahapan pengolahan yang harus dilakukan dalam
pengolahan air limbah domestik, yakni Tahap Pertama, Tahap Kedua,
Tahap Ketiga, Tahap Lanjutan, dan Tahap Pengolahan Lumpur.
Tahap Ketiga dan Lanjutan merupakan opsi yang dapat direncanakan
jika masih terdapat parameter tertentu yang berpotensi melebihi baku
mutu lingkungan dan adanya rencana pemanfaatan air hasil olahan.
Skematik dan alternatif teknologi SPALD-T dapat dilihat pada
Gambar berikut ini.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 8
Gambar 1.
Jenis-Jenis Sistem Pengelolaan Air Limbah (IPALD)
1. Pengolahan Tahap Pertama
Pengolahan Tahap Pertama bertujuan untuk menyisihkan
material kasar, diskrit, dan tersuspensi (suspended solid)
sebelum dialirkan menuju ke unit pengolahan selanjutnya.
Pada awal tahapan ini terdapat pula bangunan inlet yang
berfungsi untuk mengumpulkan air limbah domestik dari
jaringan perpipaan sub-sistem pengumpulan. Pada
umumnya, jaringan perpipaan sub-sistem pengumpulan di
segmen akhir menuju IPALD, memiliki elevasi yang relatif
rendah dari permukaan. Oleh karena itu, bangunan inlet
berfungsi untuk menaikkan elevasi air limbah domestik ke
permukaan dengan menggunakan sistem pemompaan. Hal
ini dilakukan pula dengan tujuan agar IPALD dapat
dioperasikan dengan menggunakan metode aliran gravitasi.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 9
Terdapat beberapa unit pengolahan pada Tahap Awal yakni
Saringan Sampah (Screen), Bak Penyisihan Pasir (Grit
Chamber), Bak Ekualisasi (Equalization Tank), dan bak
sedimentasi (primary sedimentation).
Secara umum, Pengolahan Tahap Pertama dilakukan
dengan menggunakan prinsip pengolahan fisik. Pengolahan
fisik pertama yang diterapkan merupakan proses
penyaringan, tahapan ini bertujuan untuk menyisihkan
benda-benda berukuran besar seperti kain, plastik, kertas,
metal, dan sejenisnya. Kemudian diterapkan pengolahan
fisik lanjutan dengan memanfaatkan perbedaan ukuran dan
massa/volume partikel pada air limbah domestik yang
akan mempengaruhi kecepatan pengendapan partikel
sehingga terjadi sedimentasi padatan.
2. Pengelolaan Tahap Kedua
Pengolahan tahap kedua direncanakan untuk menyisihkan
material organik yang ada dalam air limbah domestik
dalam bentuk terlarut (soluble) maupun koloid (colloid)
yang tersisa dari hasil penyisihan pada pengolahan tahap
pertama. Proses ini dilakukan dengan menggunakan
prinsip pengolahan biologi melalui pemanfaatan peran
mikroorganisme yang sudah terkandung di dalam air
limbah domestik. Jumlah mikroorganisme di dalam air
limbah domestik diketahui dapat mencapai 500.000 hingga
5.000.000 per mL, tergantung pada umur air limbah
domestik (McGhee, 1991). Bakteri merupakan makhluk
hidup bersel satu yang berukuran sangat kecil dan
mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Mikroorganisme
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 10
memiliki kemampuan untuk melakukan metabolisme
makanan terlarut (soluble food) dan bereproduksi dengan
cara pembelahan sel.
3. Pengelolaan Tahap Ketiga
Pengolahan tahap ketiga harus dilakukan jika masih
terdapat parameter yang belum memenuhi baku mutu
lingkungan yang berlaku sesuai dengan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu
Air Limbah Domestik. Hal ini dapat diketahui setelah
analisis kesetimbangan massa terhadap seluruh parameter
berdasarkan hitungan detail yang dilakukan dalam
perencanaan. Perencanaan terhadap tahapan ketiga harus
dilakukan agar efluen IPALD dapat memenuhi seluruh
parameter yang berlaku. Beberapa parameter yang perlu
diperhatikan, yakni total koliform, amonia nitrogen, fosfor, dan
total suspended solid (TSS).
4. Pengelolaan Tahap Lanjutan
Pengolahan tahap lanjutan merupakan pilihan yang dapat
direncanakan dengan tujuan tertentu, salah satunya untuk
pemanfaatan air dalam lingkup terbatas sesuai dengan
peraturan yang baku mutu lingkungan yang berlaku.
4.3. METODOLOGI PENYUSUNAN AMDAL
Pendekatan studi dan metode studi yang akan digunakan merupakan
pendekatan yang komprehensip, tepat dan efisien dengan cara memanfaatkan
seluruh potensi informasi yang ada. Dengan metode tersebut diharapkan hasil
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 11
dari studi akan lebih berimbang, menyeluruh dan bisa mengakomodasi semua
kepentingan terkait, serta pada akhirnya output studi akan lebih sesuai dengan
tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Secara umum pendekatan studi yang
akan dilakukan untuk Penyusunan Dokumen Amdal Instalasi Pengelolaan Air
Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Tahun Anggaran 2021 disajikan pada Gambar
2.
4.2.1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Metode Pengumpulan Data
Untuk memprakirakan dan mengevaluasi dampak rencana kegiatan
terhadap komponen lingkungan yang diprakirakan terkena dampak
diperlukan data rona lingkungan awal di wilayah studi. Komponen
lingkungan yang datanya dikumpulkan tersebut meliputi komponen
lingkungan fisik - kimia, biologi, sosial ekonomi dan budaya, serta
kesehatan masyarakat.
Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan/hasil penelitian instansi
terkait baik pemerintah maupun swasta, pemrakarsa, perguruan tinggi dan
lainnya yang menyangkut data yang berhubungan dengan kondisi
lingkungan di wilayah studi. Selain itu data sekunder diperoleh juga dari
kantor desa dan kecamatan di wilayah studi. Jenis data sekunder yang
dikumpulkan meliputi deskripsi rencana kegiatan serta kondisi rona
lingkungan awal di wilayah studi. Data deskripsi rencana kegiatan
diperoleh dari pemrakarsa yaitu dengan merujuk pada laporan feasibility
study dan desain awal untuk rencana kegiatan.
Data sekunder tentang rona lingkungan awal yang dikumpulkan antara
lain : peta topografi, peta tata guna tanah, peta geologi, peta tata ruang,
data iklim, peta administrasi, data kependudukan, informasi tentang
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 12
kondisi penggunaan dan penutupan lahan saat ini, serta data tentang
kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 13
Gambar 2
Bagan Alir Pendekatan Studi AMDAL
LANDASAN HUKUM:
 UU No. 32 TAHUN 2009
 PP No. 27 TAHUN 2012
 PERMEN LH No. 5
TAHUN 2012
 PERMEN LH No. 16
TAHUN 2012
DESKRIPSI KEGIATAN
 TAHAP PERSIAPAN
 TAHAP PENYUSUNAN KA
ANDAL
 TAHAP PENYUSUNAN
DOKUMEN ANDAL, RPL,
DAN RKL
SOSIALISASI
 IKLAN MEDIA CETAK
 PAPAN PENGUMUMAN
 KONSULTASI PUBLIK
PELINGKUPAN DAN LINGKUP WILAYAH
STUDI
 IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL
 EVALUASI DAMPAK POTENSIAL
 KLASIFIKASI DAN PRIORITAS DAMPAK
HIPOTETIK
 LINGKUP WILAYAH STUDI
 BATAS WAKTU KAJIAN
PENGUMPULAN DATA RONA
LINGKUNGAN HIDUP AWAL
 FISIK-KIMIA
 BIOLOGI
 SOSIAL EKONOMI & BUDAYA
 KESEHATAN MASYARAKAT
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
EVALUASI DAMPAK PENTING
RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
& RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
MASUKAN DARI
PAKAR, INSTANSI
TERKAIT, DAN
MASYARAKAT
Baku Mutu
Lingkungan,
Pertimbangan
Keahlian, Analogi &
Perhitungan
Matematik
PENDEKATAN RKL
1. TEKNOLOGI
2. SOSIAL EKONOMI
3. INSTITUSI
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 14
Data Primer
Data primer diperoleh dengan metode sigi, yaitu dengan melakukan
pengamatan langsung di lapangan, pengambilan contoh bahan dan di
analisis di laboratorium serta wawancara dengan masyarakat.
Lokasi pengamatan dan pengambilan contoh ditentukan dengan
mempertimbangkan antara lain jenis kegiatan yang berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan, fungsi komponen lingkungan dalam
ekosistem dan sifat kerentanan komponen lingkungan.
Analisis Data
Untuk mengetahui status kondisi rona lingkungan awal di wilayah studi
dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul secara deskriptif,
kecenderungan dan komperatif.
A. Komponen Lingkungan Fisika-Kimia
1. Iklim , Kualitas Udara dan Kebisingan
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data sekunder berupa data iklim makro yang
terdiri dari suhu, kelembaban, curah hujan, tekanan udara serta
arah dan kecepatan angin dalam periode tahun-tahun terakhir
dan diperoleh dari stasiun pengamat iklim yang terdekat dengan
rencana lokasi kegiatan.
Pengumpulan data primer berkaitan dengan kondisi iklim (iklim
mikro) berupa suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara,
serta arah dan kecepatan angin. Pengukuran data iklim mikro
dilakukan sesaat dan waktunya dilakukan bersamaan dengan
pengukuran kualitas udara.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 15
Pengumpulan data kualitas udara akan dilakukan pengukuran
langsung pada lokasi yang telah ditentukan. Selain itu dilakukan
pula pengukuran intensitas kebisingan secara langsung di
lapangan.
b. Analisis Data
Analisis data iklim dilakukan untuk mengetahui klasifikasi iklim
di daerah studi berdasarkan Schmidt & Ferguson yaitu dengan
rumus sebagai berikut :
Q 


Rata rata bulan kering
Rata rata bulan basah
Bulan kering, yaitu bulan dengan curah hujan < 60 mm/bulan
dan bulan basah, yaitu bulan dengan curah hujan > 100
mm/bulan. Nilai Q ditentukan berdasarkan persamaan Schmidt
& Ferguson.
Tipe iklim A yaitu : 0  Q < 0,143
Tipe iklim B yaitu : 0,143  Q < 0,333
Tipe iklim C yaitu : 0,333  Q < 0,600
Tipe iklim D yaitu : 0,600  Q < 1,000
Tipe iklim E yaitu : 1,000  Q < 1,670
Tipe iklim F yaitu : 1,670  Q < 3,000
Tipe iklim G yaitu : 3,000  Q < 7,000
Tipe iklim H yaitu : 7,000  Q
Metoda analisis data dan peralatan yang digunakan untuk
pengambilan data iklim dapat dilihat pada Tabel B1. sebagai
berikut :
Tabel B1.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 16
Parameter dan Peralatan Pengukuran Iklim
No Parameter Satuan Peralatan
1. Arah Angin Derajat (o) Windvane
2. Kecepatan Angin M/dt Anemometer
3. Temperatur oC Termometer
4. Kelembaban Udara % Psychrometer
5. Radiasi Matahari M3/M2 Campbell Stokes
6. Curah Hujan Mm Pluviometer
Sumber : Casyono, B., 1992.
Kualitas udara akan diukur di lapangan bersamaan dengan
pengukuran iklim mikro dengan menggunakan alat dan metode
analisis yang disajikan pada Tabel B2. Hasil pengukuran
kualitas udara tersebut selanjutnya akan dibandingkan baku
mutu kualitas udara ambien yang berlaku berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 41 tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Baku mutu kebisingan
mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 48/MENLH/11/1996, tentang Baku Tingkat Kebisingan.
Tabel B2.
Parameter, Satuan dan Metoda Analisa Kualitas Udara dan
Kebisingan
No Parameter Satuan Metode Analisa Peralatan
1. Oksida Nitrogen (NOx) g/NM3 Salzmann Spektrofotometer
2. Sulfur Dioksida (SO2) g/NM3 Pararosanilin Spektrofotometer
3. Karbon Monoksida (CO) g/NM3 Gas Analyzer Spektrofotometer
4. Debu / Partikulat (TSP) g/NM3 Gravimetri Hi-Vol Sampler
5. Kebisingan dBA Sound
Pressuremetri
Sound Level
Meter
Sumber : - Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang
PengendalianPencemaran Udara
- Kep Men LH 48/MENLH/II/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 17
c. Lokasi Sampling
Pengukuran kualitas udara ambien untuk studi Penyusunan
Dokumen Amdal Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) SSDP
Kota Mataram Tahun Anggaran 2021, akan dilakukan pada
lokasi pengukuran sesuai kebutuhan studi. Pemilihan lokasi
pengukuran tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan
daerah sebaran dampak pembangunan gedung diklat, arah
angin dominan dapat mewakili berbagai tata guna lahan.
2. Geologi dan Fisiografi
a. Pengumpulan Data
Metoda pengumpulan data dilakukan dengan cara survey, yaitu
pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data
primer dilakukan di lokasi rencana kegiatan dan daerah
sekitarnya yang diprakirakan dapat terkena dampak.
Data tersebut meliputi kondisi morfologi, jenis dan sifat batuan,
kondisi keairan daerah rawan erosi, dan longsor. Data sekunder
yang diperlukan adalah peta topografi, peta geologi, peta
hidrogeologi, peta geologi teknik, peta erosi, peta gerakan tanah,
kegempaan, dan peta bahaya geologi lainnya. Di samping itu
mengacu pula dari data hasil survei para ahli terdahulu lainnya
yang berkaitan dengan kondisi geologi di daerah studi.
Parameter yang dikaji, metoda pengumpulan data, alat yang
digunakan serta hasil yang diharapkan dari komponen fisiografi
dan geologi disajikan pada beberapa Tabel B3.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 18
Tabel B3
Pengumpulan dan Analisis Data Fisiografi dan Geologi
Parameter
Metoda Pengumpulan
dan Metoda Analisis
Alat yang Dipakai
Hasil yang
Diharapkan
A. Fisiografi
Fisiografi Identifikasi lapangan
langsung dan dari data
sekunder.
Peta topografi dan
data fisiografi
regional
 Mengenal kondisi
fisiografi daerah
studi.
B. Morfologi
 Kemiringan
lereng
 Pengukuran dan
analisis morfometri
 Peta topografi
skala 1:25.000
 Mengenal besaran
kemiringan lereng,
 Relief topografi  Pengamatan
lapangan,
 peta topografi,
kamera
 Mengenal proses
erosi yang terjadi
C. Sumber Daya Geologi
a. Litologi Identifikasi lapangan
langsung dan dari data
sekunder.
Peta topografi skala
1 : 25.000 dan peta
geologi,
Urutan kontinuitas
lapisan dan struktur
batuan.
b. Daya dukung
litologi (tanah
dan batuan)
Identifikasi lapangan
langsung dan dari data
sekunder.
Peta topografi skala
1 : 25.000 dan peta
geologi, kompas,
penetrometer,
infiltrometer, palu
dan meteran
Jenis batuan dan soil,
sifat fisiknya
(kekerasan, laju
resapan dll).
c. Hidrogeologi Identifikasi lapangan
langsung (pengukuran)
dan dari data sekunder.
Peta topografi skala
1 : 25.000 dan peta
hidrogeologi.
Kondisi air tanah
(potensi, mata air,
kedalaman muka air
tanah)
D. Bahaya Geologi
a. Kegempaan
dan lain-lain
Mengacu dari data
sekunder
Peta topografi dan
peta kegempaan
Mengetahui sejauh
mana ancaman gempa
terhadap proyek.
b. Longsoran Identifikasi sifat fisik
tanah/batuan, lereng
dan gangguan akibat
kegiatan gali timbun
Peta topografi, peta
gerakan tanah
Mengetahui sejauh
dampak proyek
terhadap longsor atau
sebaliknya
Sumber : Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Deprt Pertambangan dan Energi
b. Analisis Data
Analisis fisiografi dan geologi dilakukan terhadap komponen
tersebut di atas dengan menggunakan beberapa peta tematik
sebagai acuan digabung dengan hasil pengamatan atau temuan di
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 19
lapangan. Analisis untuk memprakiraan dampak pada aspek
geologi dan fisiografi adalah:
1) Mengkaji kegiatan proyek dan kemungkinan dampaknya,
baik sebelum dan sesudah adanya kegiatan dengan
menggunakan peta geologi, peta kemiringan lereng, peta
hidrogeologi dan peta bencana geologi.
2) Mempertimbangkan rencana kegiatan proyek, maka
prakiraan dampak penting terhadap sub komponen
fisiografi dan geologi akan menggunakan metoda formal dan
non formal. Metoda formal digunakan untuk perhitungan
prakiraan dampak terhadap kemantapan tanah pada
berbagai unit litologi atau lahan teridentifikasi.
Di samping itu diperlukan juga tingkat laju resapan air pada soil
di daerah studi, terkait pula dengan tingkat erosi dan
pelumpuran yang terjadi.
c. Lokasi Sampling
Pengamatan dilakukan langsung di lokasi rencana kegiatan dan
daerah sekitarnya yang diprakirakan dapat terkena dampak,
antara lain lokasi tapak proyek, jalur jalan penghubung dan
fasilitas pendukung lainnya.
3. Hidrologi dan Kualitas Air
Hidrologi
a. Pengumpulan Data
Data hidrologi dikelompokkan menjadi dua jenis data, yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer meliputi pola aliran
sungai, kecepatan arus (m/det), kedalaman air sungai (m), lebar
sungai (m), debit air (m3/det) dan koefisien run off.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 20
Data sekunder meliputi peta rupa bumi, iklim (curah hujan, hari
hujan, suhu udara) dan rencana kegiatan
Peta rupa bumi diperoleh dari BAKOSURTANAL, curah hujan,
hari hujan dan suhu udara diperoleh dari Badan Meteorologi
dan Geofisika.
Data untuk mengetahui neraca air (water balance) dapat
dikelompokkan menjadi data primer dan sekunder. Data primer
diperoleh melalui pengukuran di lapangan. Data sekunder
yang mencakup peta rupa bumi, peta tanah dan data curah
hujan. Peta tanah diperoleh dari Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat.
b. Analisis Data
Hubungan antara debit air sungai, luas penampang badan air /
saluran dan kecepatan air sungai dihitung berdasarkan “hukum
kontinuitas, yaitu :
Q = A . V
dimana :
Q = Debit badan air, m
3
/det
A = Luas penampang basah sungai, m
2
V = Kecepatan air, m/det
Kecepatan arus sungai akan diukur dengan alat current meter
sedangkan lebar sungai diukur dengan alat meteran, kedalaman
diukur dengan alat ukur duga muka air.
c. Lokasi Sampling
Lokasi pengukuran surface run off dan infiltrasi dilakukan di
lokasi rencana tapak proyek pada beberapa lokasi pengukuran
dimana lokasi kegiatan terdapat perbedaan jenis tanah.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 21
Pengamatan aspek hidrologi : pola aliran, karakteristik fisik dan
tata guna badan air dilakukan pada perairan di wilayah studi
yang dapat terpengaruh.
Perairan sungai yang akan diamati dan diukur debitnya adalah
sungai di lokasi studi yang akan terkena dampak. Pemilihan
lokasi pengukuran dilakukan dengan pertimbangan untuk
mengetahui kondisi awal badan air yang dapat terpengaruh
kegiatan, sehingga dapat diketahui perubahan yang dapat terjadi
dengan adanya kegiatan proyek.
Kualitas Air
a. Pengumpulan Data
Pemeriksaan kualitas air dilakukan dengan pengumpulan data
primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer akan
diperoleh dari hasil pengujian kualitas air sungai dan sumber air
tanah / air sumur milik penduduk yang dilakukan di
laboratorium serta pemeriksaan insitu (di lapangan), sedangkan
pengumpulan data sekunder akan dilakukan dengan
membandingkan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya.
b. Analisis Data
Parameter kualitas air yang dianalisis meliputi parameter fisik
dan kimia, sesuai dengan jenis limbah dari kegiatan
PENGEMBANGAN KAWASAN SCIENCE TECHNOLOGY INDUSTRIAL PARK
(STIP) PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Tahun Anggaran 2021.
Beberapa parameter yang cepat berubah karena waktu diukur di
lapangan (insitu), sedangkan parameter lainnya diperiksa di
laboratorium. Parameter kualitas air sungai yang diamati serta
alat dan metoda analisisnya disajikan pada Tabel B4 dan Tabel B5.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 22
Tabel B4
Parameter, Alat dan Metoda Analisis Kualitas Air Permukaan / Sungai
No. PARAMETER UNIT ALAT/METODA KET
FISIKA
1. Suhu oC Pemuaian,Thermometer In-situ
2. TSS Mg/l Gravimetrik Lab Induk
3. TDS Mg/l Grav[imetrik Lab Induk
4. DHL umhos/cm Conduktivitymeter Lab Induk
5. Kekeruhan NTU Nephelometry/Turbidity meter Lab Induk
KIMIAWI
1. pH - pH meter In-situ
2. DO Mg/l DO Meter, Modifikasi Winkler, In-situ
3. BOD5 Mg/l Modifikasi Winkler Lab Induk
4. COD Mg/l Titrimetrik Lab Induk
5. Nitrat (N-NO3) Mg/l Metode Brusin Lab Induk
6. Nitrit (N-NO2) Mg/l Metode Sulfanilik Lab Induk
7. Amoniak bebas Mg/l Metode Nessler Lab Induk
8. Sulfida Mg/l Titrimetrik/Spectrofotometrik Lab Induk
9 Minyak-lemak Mg/l Ekstraksi Lab Induk
10. Zat Organik Mg/l Spektrofotometrik Lab Induk
Sumber : Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
Hasil analisis kualitas air permukaan akan dibandingkan dengan
baku mutu yang berlaku berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air sebagai baku mutu pembanding
mutu kualitas air untuk sumber air permukaan / sungai (Kelas II).
Adapun untuk hasil analisa kualitas air tanah selanjutnya nilainya
akan dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 23
Republik Indonesia No. 416 / Mekses / Per / IX / 1990, tentang
Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air (Lampiran B, Air
Bersih).
c. Lokasi Sampling
Pemilihan lokasi pengambilan sampel kualitas air sungai di yang
diperkirakan akan terpengaruh oleh kegiatan, dipilih atas
sensitivitas perairan di lokasi studi untuk berbagai penggunaan
badan air sungai dibandingkan dengan perairan lainnya di lokasi
studi.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 24
Tabel B5
Parameter, Alat dan Metoda Analisis Kualitas Air Bersih / Air Tanah
NO PARAMETER UNIT ALAT/METODA KETERANGAN
FISIKA
1. Temperatur oC Pemuaian,Thermometer In-situ
2. Kekeruhan NTU Nephelometry/Turbidity meter Lab rujukan
3. TSS Mg/l Gravimetrik Lab rujukan
4. TDS Mg/l Gravimetrik Lab rujukan
5. Daya Hantar Listrik
(DHL)
mhos/cm Conductivity Electrode Pt Lab rujukan
KIMIAWI
1. pH - pH- meter In-situ
2. Klorida (Cl) Mg/l AAS Lab rujukan
3. Fluorida (F) Mg/l AAS Lab rujukan
4. Nitrat (N-NO3) Mg/l Metode Brusin Lab rujukan
5. Nitrit (N-NO2) Mg/l Metode Sulfanilik Lab rujukan
6. Amoniak bebas Mg/l Metode Nessler Lab rujukan
7. Natrium (Na) Mg/l AAS Lab rujukan
8. Arsen (As) Mg/l AAS Lab rujukan
9 Nikel (Ni) Mg/l AAS Lab rujukan
10. Barium (Ba) Mg/l AAS Lab rujukan
11. Besi (Fe) Mg/l AAS Lab rujukan
12. Mangan (Mn) Mg/l AAS Lab rujukan
13. Tembaga (Cu) Mg/l AAS Lab rujukan
14. Timbal (Pb) Mg/l AAS Lab rujukan
15. Seng (Zn) Mg/l AAS Lab rujukan
16. Krom Total Mg/l AAS Lab rujukan
17 Kesadahan total Mg/l Spektrofotometri Lab rujukan
18. Zat organic Mg/l Spektrofotometri Lab rujukan
BAKTERIOLOGI
1. Total koliform JPT/100 ml Botol steril tabung ganda,
inkubator
Lab rujukan
2. Koliform tinja JPT/100 ml Botol steril tabung ganda,
inkubator
Lab rujukan
Sumber : Permenkes RI Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air.
4. Ruang, Lahan dan Tanah
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 25
Ruang
a. Pengumpulan Data
Struktur ruang dan pola pemanfatan ruang yang mencakup
lahan budidaya diperoleh dari Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) setempat. Pengumpulan data tersebut meliputi fakta
dan analisis serta rencana peruntukkan ruang. Seluruh data yang
mencakup ruang akan diperoleh dari BAPPEDA setempat.
Analisis Data
Analisis data ruang dilakukan dengan cara melakukan analisis
peta pola pemanfaatan ruang yang ditumpang susunkan (super
impussed) dengan peta rencana PENGEMBANGAN KAWASAN
SCIENCE TECHNOLOGY INDUSTRIAL PARK (STIP) PROVINSI NUSA
TENGGARA BARAT Tahun Anggaran 2021, mulai tahap persiapan,
penyusunan KA Andal, dan Penyusunan Dokumen Andal, RKL
dan RPL.
Selain itu dilakukan pengumpulan data aspek ruang yang
meliputi pencatatan volume transportasi, lebar badan dan bahu
jalan sekitar.
b. Lokasi Sampling
Pengamatan aspek ruang dilakukan di seluruh tapak proyek dan
daerah sekitarnya termasuk lokasi pemukiman penduduk.
Lahan
a. Pengumpulan Data
Data aspek lahan dapat dikelompokkan menjadi data sekunder
dan data primer. Data sekunder seperti peta topografi, peta rupa
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 26
bumi dan peta penggunaan lahan. Peta topografi diperoleh dari
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G), peta rupa
bumi diperoleh dari Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan
Nasional (BAKOSURTANAL), selain itu peta penggunan lahan
akan digabung dengan data Badan Pertanahan Nasional (BPN)
setempat.
Data yang telah ada pada suatu peta tetapi terdapat di peta lain,
misalnya data penggunaan lahan sudah terdapat pada peta rupa
bumi dipergunakan untuk kelengkapan data dan untuk
memperoleh informasi lebih rinci lagi.
Sedangkan peta penggunan lahan diperoleh dari BPN
Kabupaten di wilayah studi. Data yang telah ada pada suatu
peta tetapi terdapat di peta lain, misalnya data penggunaan
lahan sudah terdapat pada peta rupa bumi dipergunakan untuk
kelengkapan data dan untuk memperoleh informasi lebih rinci
lagi.
b. Analisis Data
Penentuan bentuk lahan (morfologi) akan didasarkan pada
lereng dan perbedaan tinggi. Lereng dinyatakan dalam persen
(%), sedangkan perbedaan tinggi dinyatakan dalam meter.
Klasifikasi morfologi menurut PPTA (Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat), seperti disajikan pada Tabel B6. Lereng akan
dianalisis dari peta topografi dan rupa bumi dengan perhitungan
sebagai berikut :
L = Ci x 100
S x d
Dimana :
L = Lereng (%)
Ci = Interval kontur (m)
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 27
S = Skala interval
d = Jarak antara 2 garis kontur (transis)
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 28
Tabel B6.
Klasifikasi Bentuk Lahan Didasarkan Pada Lereng dan Beda Tinggi
N
o
Bentuk Lahan Lereng (%)
Beda Tinggi
(m)
1.
Datar sampai agak datar (level to
slightly level)
0 – 3 < 5
2.
Datar dan agak bergelombang (level
and slightly undulating)
> 3 < 5
3.
Bergelombang dan agak datar
(undulating and slightly level)
0 – 3 < 15
4. Agak melandai (slightly slooping) 0 – 3 5 – 15
5. Berombak (undulating) 3 - 8 5 - 15
6.
Berombak dan agak bergelom-bang
(undulating and slightly rolling)
> 8 5 – 15
7. Bergelombang (rolling) 3 - 15 15 – 50
8. Bergelombang (rolling) 8 - 15 15 – 50
9.
Bergelombang dan agak berbukit
(rolling and slightly hilly)
> 15 15 – 50
10
.
Agak berbukit (slightly hilly)
3 - 8 50 – 120
11
.
Berbukit dan agak bergelombang (hilly
and slightly roling)
8 - 15 50 - 200
12
.
Berbukit (hilly)
15 - 30 50 – 200
13
.
Berbukit dan agak bergunung (hilly
and slightly mountainous)
> 30 50 – 200
14
.
Bergunung dan agak bergelombang
(mountainous and slightly roling)
8 - 15 > 200
15
.
Bergunung dan agak berbukit
(mountainous and slightly hilly)
15 - 30 > 200
16
.
Bergunung (Mountainous)
> 30 > 200
Sumber : PPTA (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat), 1983
Kelas lereng akan didasarkan pada pengelompokkan sebagai
berikut :
Datar : < 3 %
Agak landai : > 3 – 8 %
Landai : > 8 – 15 %
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 29
Agak curam : > 15 – 30 %
Curam : > 30 – 40 %
Sangat curam : > 40 – 100 %
Terjal : > 100 – 150 %
Sangat terjal : > 150 %
c. Lokasi Sampling
Lokasi pengamatan aspek lahan dilakukan pada lokasi tapak
kegiatan Pengembangan Kawasan Science Technology Industrial
Park (STIP) Provinsi Nusa Tenggara Barat dan daerah sekitar
kegiatan yang meliputi lokasi dengan penggunaan lahan
pemukiman, kebun, sawah, serta pengunaan lahan lainnya.
Tanah
a. Pengumpulan Data
Jenis data sub komponen tanah terdiri atas data primer yang
diperoleh dengan cara survey lapangan dan analisis tanah di
laboratorium. Teknik pengamatan dan pengambilan contoh
tanah akan didasarkan pada buku pedoman pengamatan tanah
di lapang (LPT, 1969). Data sekunder yang meliputi peta
topografi, peta penggunaan lahan, peta tanah dan curah hujan.
Data tersebut akan diperoleh dari P3G, dan Badan Pertanahan
setempat.
b. Analisis Data
Hasil deskripsi tanah di lapangan berupa interpretasi tekstur
tanah, warna tanah dan pengukuran kedalaman efektif tanah
dituangkan dalam deskripsi tanah sebagai gambaran sifat tanah.
Uraian tersebut dilengkapi dengan hasil analisis laboratorium
untuk contoh tanah.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 30
Adapun parameter erosi tanah yang ditelaah yaitu a) indeks
erosivitas hujan, b) indeks erodibilitas tanah c) indeks panjang
dan sudut lereng d) indeks vegetasi e) indeks pengelolaan tanah
yang diterapkan.
Indeks erosivitas diketahui dengan menggunakan persamaan
Bol’s (1978) yaitu :
R = 6,199 (Rm) 1,21 + (Rd) –0,47 + (R maks) 0,53
Dimana :
R = Rata-rata erosivitas bulanan
Rm = Rata-rata hujan bulanan (cm)
Rd = Rata-rata jumlah hari hujanper bulan
R maks = Rata-rata hujan maksimum dalam bulan tersebut
(cm)
Data hujan yang meliputi jumlah hujan bulanan, jumlah hari
hujan per bulan dan hujan maksimum diperoleh dari stasiun
penakar hujan terdekat dari lokasi studi. Untuk mengetahui
indeks erodibilitas tanah (k) digunakan diagram Weischmeier
dan Cross (1978).
Parameter erodibilitas tanah yaitu persentase debu, pasir halus,
pasir, bahan organik dan permeabilitas diketahui dari analisis
laboratorium, sedangkan struktur tanah ditetapkan di lapangan.
Indeks panjang lereng dan sudut lereng ditentukan dengan
rumus :
Ls = ( L / 22,1) 0,3 Sin 0,6 S Cos S
Dimana :
L = Panjang lereng (meter)
S = Sudut lereng (0)
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 31
Panjang dan sudut lereng diukur dari peta topografi skala 1 :
5.000. Indeks vegetasi diketahui dengan menggunakan model
Kooiman (1990). Faktor indeks vegetasi yaitu tinggi tanaman, %
kanopi, % serasah dan % penutup tanah oleh ground cover diukur
di lapangan.
c. Lokasi Sampling
Pengamatan / pengambilan sampel tanah untuk kegiatan
pembangunan pada lokasi yang mewakili setiap jenis tanah dan
lereng di lokasi studi.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 32
B. Komponen Lingkungan Biologi
1. Flora Terestrial
Pengumpulan Data
Pengumpulan data aspek flora yang meliputi tipe komunitas dan jenis
tumbuhan dilakukan dengan sigi lapangan. Pengumpulan jenis dan jumlah
tumbuhan dilakukan dengan inventarisasi jenis.
Pengumpulan data jenis dan jumlah tumbuhan dilakukan dengan
pembuatan petak contoh Nesred Quadrat (Oosting, 1956), petak contoh
akan dibuat ukuran 20 X 20 m (pohon) dan 10 X 10 m (tiang); 5 X 5 m
(pancang); 1 X 1 m (semai)
Analisis Data
Untuk mengetahui keanekaragaman pada jenis tumbuhan semai yang
dominan, indeks kesamaan dan perataan jenis dilakukan perhitungan :
2
Fr
Kr
SDR


Sedangkan untuk jenis tumbuhan pohon digunakan rumus :
3
Dr
Fr
Kr
SDR



dimana :
SDR = Summed Dominant Ratio
Fr = Frekuensi relatif
Dr = Dominansi atau kerapatan relatif
Kr = Kerapatan relatif
Jumlah Plot ditemukan suatu jenis tumbuhan
Fr Mutlak =
Jumlah jenis pada plot yang diamati
Frekuensi mutlak
Fr = X 100 %
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 33
Frekuensi seluruh jenis
Jumlah Individu species setiap plot
Dr Mutlak =
Jumlah total individu semua spesies
D Mutlak
Dr = X 100 %
Seluruh dominasi spesies
dimana :
H' = Indeks keanekaan jenis Shannon-Weaver (1949)
ni = Jumlah individu jenis i
N = Jumlah individu total jenis
2C
Ss =
A + B
dimana :
Ss = Indeks kesamaan jenis Sorensen (1948)
A = Jumlah jenis di daerah 1
B = Jumlah jenis di daerah 2
C = Jumlah jenis yang sama yang terdapat di daerah A dan B
(jenis yang berpasangan)
H'
e atau J' =
ln s
dimana :
e (J') = Indeks perataan jenis Shannon-Wiener (1949)
H' = Indeks keanekaan Shannon-Wiener
s = Jumlah jenis
H
ni
N
ni
N
' ln
 

Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 34
Lokasi Sampling
Pemilihan plot lokasi sampling vegetasi akan dilakukan dengan
pertimbangan untuk menginfentarisir jenis flora : tipe komunitas dan jenis
tumbuhan di tapak proyek dan daerah sekitarnya sebagai data awal yang
dapat terpengaruh kegiatan pembukaan lahan untuk kegiatan rencana
PENGEMBANGAN KAWASAN SCIENCE TECHNOLOGY INDUSTRIAL PARK (STIP)
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Tahun Anggaran 2021.
2. Fauna Terestrial
Pengumpulan Data
Kelompok satwa liar yang diteliti sebagai komponen lingkungan adalah :
burung, mamalia, amphibia dan reptilia. Data yang dikumpulkan dalam
studi adalah data yang menunjang parameter-parameter sebagai berikut :
- Keberadaan jenis-jenis satwa, atau komposisi jenis satwa.
- Kekayaan jenis (species richness) atau jumlah jenis dalam suatu
komunitas satwa.
- Keanekaragaman jenis (species diversity), atau nilai indeks yang
menunjukkan keanekaragaman jenis satwa dalam suatu komunitas.
- Keseragaman komunitas (community evenness), atau suatu nilai indeks
yang menunjukkan keseragaman jenis satwa dalam suatu komunitas.
- Kelimpahan jenis (species abundance), atau suatu nilai indeks yang
menunjukkan keadaan populasi suatu jenis satwa.
- Jumlah jenis endemik yang dijumpai.
- Jumlah jenis dilindungi yang dijumpai.
- Kategori makanan, khusus untuk jenis-jenis burung yang dijumpai.
Data dari lapangan dianalisa mengenai jumlah jenis, keanekaan jenis,
penyebaran jenis, kesamaan jenis, habitat dan jenis hewan yang tidak
dilindungi, dilindungi serta endemik.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 35
a. Burung
Pengumpulan data jenis dan jumlah individu dari aves (burung)
didasarkan atas metoda IPA (Indices Poenctoel d’Abudance) dari Blonde et all,
1970. Indeks kelimpahan jenis Joergensen, 1974
Di = (Ni/N) x 100 %
Dimana :
Di = Indeks kelimpahan jenis Joergensen, 1974
Ni =Jumlah individu jenis i
N = Jumlah total suatu jenis
Di > 2,5 dikategorikan tidak dominan; Di antara 2,5 – 5 dikategorikan sub
dominan, sedangkan Di < 5 dikategorikan dominan
Indeks Keanekaragaman jenis Shanon & Wiever, 1949
dimana :
H' = Indeks keanekaan jenis Shannon-Weaver (1949)
ni = Jumlah individu jenis i
N = Jumlah individu total jenis
Indeks Perataan Jenis Shannon & Wieve, 1949
H'
J' =
ln s
dimana :
J’ = Indeks perataan jenis Shannon-Wiener (1949)
H' = Indeks keanekaan Shannon-Wiener
s = Jumlah jenis
Indeks kesamaan komunitas Sorensen 1948
MC
Ss =
H
ni
N
ni
N
' ln
 

Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 36
MA + MB
dimana :
Ss = Indeks kesamaan jenis Sorensen (1948)
MA = Jumlah jenis di daerah 1
MB = Jumlah jenis di daerah 2
MC = Jumlah jenis yang sama yang terdapat di daerah A dan B
(jenis yang berpasangan)
b. Mammalia
Informasi keberadaan mammalia penting atau dilindungi untuk analisis
secara teoritis kualitatif.
c. Reptilia dan amphibia
Informasi keberadaan reptilia dan amphibia digunakan untuk analisis
secara teoritis dan kualitatif.
Lokasi Sampling
Lokasi pengamatan dilakukan di tapak lokasi kegiatan yaitu lahan yang
terkena kegiatan dan diluar lokasi yaitu lahan yang tidak terkena dampak
secara langsung serta berfungsi pula sebagai pembanding dengan lokasi
proyek.
Lokasi pengamatan aspek fauna akan difokuskan pada lokasi : habitat pada
lahan pekarangan / permukiman, habitat pada lahan hutan dan lainnya,
habitat pada lahan kebun rakyat jenis lainnya, habitat pada lahan sawah
dan habitat pada sempadan sungai di lokasi studi.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 37
3. Biota Air .
Pengumpulan Data
Jenis biota akuatik yang dikumpulan adalah mencakup plankton dan
benthos yang terdapat di sungai-sungai di seluruh daerah studi.
Pengumpulan data jenis dan kelimpahan plankton dilakukan dengan
mengambil contoh plankton, yaitu dengan cara menyaring air sebanyak 30
liter dengan plankton net no. 25 yang kemudian dikonsentrasikan menjadi
25 ml dan ditambahkan pengawet formalin 4% sebanyak  4 tetes.
Sedangkan untuk mengetahui jenis dan kelimpahan benthos dilakukan
dengan cara mengambil contoh substrat dasar perairan (lumpur dan atau
pasir) dengan menggunakan surber net. Jumlah contoh plankton dan
benthos masing-masing disesuaikan dengan jumlah sampel kualitas air
sungai di wilayah studi. Contoh plankton dan benthos kemudian di periksa
di laboratorium dengan menggunakan mikroskop dan stereo mikroskop.
Analisis Data
Untuk mengetahui keanekaan jenis plankton dilakukan perhitungan indek
keanekaan jenis dengan menggunakan rumus dari Simpson (1949).
Adapun indek keanekaan jenis benthos dihitung dengan menggunakan
rumus dari Shannon dan Wiever (1949).
Sebelum menghitung indeks keanekaragaman, maka dihitung terlebih
dahulu jumlah total individu/ltr dengan menggunakan metoda
Micotransect (kelimpahan plankton) dengan perhitungan :
N = n X (A/B) X (C/D) X (1/E) X (1/P)
Dimana :
N = Kelimpahan Plankton (individu/ltr)
N = Jumlah individu species ke i
A = Luas gelas penutup (mm2)
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 38
B = Luas satu lapangan pandang (mm2)
C = Volume air yang tersaring (cc)
D = Volume satu tetes air contoh (cc)
E = Volume air yang tersaring (liter)
P = Jumlah lapangan pandang
Indeks Keanekaan Jenis plankton Simpson (1949)
H' = 1 - (pi)2
ni
pi = 
N
dimana :
H' = indeks keanekaan
ni = jumlah individu dari suatu jenis
N = jumlah individu seluruh jenis
Berdasarkan Lee at al. (1978), Odum (1975), nilai indek keanekaan jenis
plankton mengacu pada kriteria Simpsons adalah :
H' = < 0,6  tercemar (mengalami gangguan berat)
= 0,6 - 0,8  tercemar (mengalami gangguan) sedang
= > 0,8  tercemar (mengalami gangguan) ringan sampai tidak
tercemar/terganggu
Sedangkan berdasarkan Lee at al 1978), Odum (1975), indek keanekaan
jenis benthos mengacu pada kriteria Shannon dan Wiever (1975) adalah :
H
n
N
ni
N
' Log

dimana :
n = Jumlah individu jenis benthos
N = Jumlah total individu jenis benthos
ni = Jumlah individu jenis ke-1 benthos
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 39
Ni = Jumlah total individu jenis ke-1 benthos
H ‘ = Indeks keanekaragaman jenis benthos
H' = < 1,0  tercemar (mengalami gangguan berat)
= 1,0 - 1,5  tercemar (mengalami gangguan) sedang
= 1,6 - 2,0  tercemar (mengalami gangguan) ringan
= > 2,0  tidak tercermar (tidak terganggu)
Lokasi Sampling
Lokasi pengambilan sampel biota air akan dilakukan pada sungai di lokasi
studi yang akan terkena dampak kegiatan
C. Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya
Pengumpulan Data
Pengumpulan data aspek sosial ekonomi dan budaya yang akan
dikumpulkan akan difokuskan tentang kemungkinan perubahan
kepemilikan lahan, akses menuju tempat mencari nafkah serta
berkurang/bertambahnya peluang mata pencaharian.
Metoda pengumpulan data selain analisis data nantinya akan merujuk
pada Keputusan Kepala Bapedal Nomor 299/BAPEDAL/11/1996 tentang
Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.
Data aspek sosial budaya yang juga akan dikaji adalah kemungkinan
perubahan pola hubungan sosial karena berubahnya kondisi fisik di
lingkungan tempat bermukim. Berkaitan dengan itu, maka pengumpulan
data difokuskan untuk memperoleh data komponen lingkungan sosial
ekonomi dan sosial budaya yang terkena dampak terutama :
a. Struktur kependudukan serta aspek-aspek demografi lainnya
b. Kesempatan kerja dan kesempatan berusaha
c. Pola pemilikan dan penguasaan lahan
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 40
d. Pola pemilikan dan penguasaan sumber daya alam
e. Pola pemanfaatan sumber daya alam
f. Tingkat pendapatan penduduk
g. Organisasi sosial dan hubungan kekerabatan
h. Perubahan sosial
i. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegiatan
Sesuai dengan ketentuan SK. Kepala Bapedal Nomor 08 Tahun 2000,
tentang pelibatan masyarakat lokal, pada intinya kandungan SK tersebut
meliputi dua hal, yaitu pertama, perumusan aspek sosial, ekonomi dan
budaya yang relevan untuk dipelajari (scoping) dan kedua, pemahaman
aspirasi masyarakat lokal terhadap rencana kegiatan pembangunan Balai
Diklat Basarnas Tahun Anggaran 2013, khususnya harapan dan
kekhawatiran yang dirasakan sesuai hasil musyawarah /sosialisasi antara
masyarakat lokal, pemrakarsa kegiatan, aparat pemerintah, dan
penyusun/peneliti studi AMDAL.
Metoda pelaksanaan musyawarah dengan penduduk lokal untuk
menampung aspirasi masyarakat, dilakukan melalui proses diskusi /
musyawarah. Pada tahap ini dikumpulkan atau dilakukan inventarisasi
berbagai aspirasi para tokoh yang mengikuti musyawarah.
Hasil inventarisasi / diskusi tersebut kemudian dikonfirmasikan kepada
masyarakat melalui survey. Langkah tersebut merupakan validasi aspirasi
di masyarakat, sehingga dapat digali aspirasi masyarakat tentang manfaat
dan harapannya terhadap proyek.
Penentuan sampel dilakukan secara bertahap, yaitu pertama setelah
ditentukan besar sampel untuk suatu Kelurahan, kemudian di tingkat
kelurahan dilakukan pendistribusian besar sampel secara proporsional
pada masing-masing wilayah administrasi tertentu, seperti kampung.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 41
Tahap kedua setelah ditentukan besar sampel pada masing-masing
kampung, kemudian didistribusikan kembali berdasarkan wilayah ke- RT-
an. Tahap ketiga, pada tingkat RT ini barulah dilakukan penentuan sampel
(nama-nama calon resonden) dengan memanfaatkan Daftar Rumah Tangga
di tingkat ke- RT-an. Para responden yang terpilih secara acak, dikunjungi
oleh pewawancara untuk diwawancarai dengan menggunakan daftar
pertanyaan (questioner).
Sampel (responden) akan ditentukan berdasarkan jumlah populasi di desa-
desa / kelurahan di lokasi studi. Penentuan sampel mengacu pada rumus :
)
P
1
(
P
2
Nd
)
P
1
(
xP
NZ
n 2
2
2




Dengan perincian :
n = sampel
N = jumlah populasi
Z = nilai variable normal (1,96) mengacu pada derajat kepercayaan
(reliability) 0,95
P = proporsi yang paling mungkin
d = sampling error, dalam peneliatian ini ditentukan lebih kecil dari 0,96
Wawancara dilakukan dengan cara mengunjungi responden di wilayah
studi. Apabila resonden sullit dihubungi maka wawancara dialihkan pada
responden cadangan.
Jenis data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder
1. Data primer yang bersifat kuantitatif dikumpulkan dengan cara
wawancara dengan menggunakan kuesioner.
2. Untuk mendukung data kuantitatif, dilakukan pengumpulan data
kualitatif melalui pengamatan dan wawancara tidak berstruktur
terhadap informan kunci dengan menggunakan pedoman wawancara.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 42
3. Data sekunder dilakukan dengan cara mengunjungi responden di
rumah masing-masing. Apabila responden sulit dihubungi maka
wawancara dialihkan pada responden cadangan.
Analisis Data
Hasil tabulasi data kuantitatif variabel-variabel kependudukan, tingkat
pendidikan, struktur angkatan kerja, tingkat mobilitas penduduk, struktur
ekonomi akan dianalisa secara deskriptif analisis.
Demikian pula data kualitatif dari hasil wawancara dan observasi yang
tercatat pada catatan harian akan dianalisa secara deskriptif analisis dengan
membandingkannya dengan teori-teori ilmu sosial.
Lokasi Sampling
Lokasi sampling akan dilakukan pada wilayah desa-desa yang mewakili
karakteristik daerah di sekitarnya serta penentuan lokasi sampling akan
diproyeksikan pada seluruh desa di wilayah yang dapat terkena dampak
kegiatan PENGEMBANGAN KAWASAN SCIENCE TECHNOLOGY INDUSTRIAL PARK
(STIP) PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Tahun Anggaran 2021.
D. Kesehatan Masyarakat
Pengumpulan Data
Pengamatan lapangan dan pengumpulan data sekunder : melalui teknik
ini, data dan informasi yang berupa hasil penelitian, bahan pustaka dan
bahan lain yang relevan dikumpulkan dari berbagai instansi terkait
Informasi yang diperlukan untuk penyusunan rona lingkungan kesehatan
masyarakat akan merujuk pada Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep-
124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang antara
lain
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 43
 Kondisi sanitasi lingkungan
 Status kesehatan penduduk
 10 jenis penyakit utama
 Prevalensi penyakit menular
 Karakteristik epidemilogis penduduk
 Akses dan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada
 Vektor penyakit
 Kondisi kehidupan penduduk, terutama yang berkaitan faktor akses
kepada penyediaan air bersih dan makanan serta sarana kesehatan
Pengumpulan data dilakukan juga terhadap data primer melalui
wawancara / kuestioner untuk mengetahui data aspek kesehatan
masyarakat, serta sarana kesehatan lingkungan yang dilakukan bersamaan
dengan dilaksanakannya survey aspek sosial ekonomi dan budaya yang
dilakukan di lokasi studi pada responden yang sama, di lokasi yang sama
dan waktu yang sama dengan kustetioner aspek sosial ekonomi dan
budaya
Analisis Data
a. Metoda analisis data yang dapat digunakan adalah metoda : Analisis
dampak kesehatan lingkungan, analisis resiko kesehatan lingkungan
dan metoda epidemilogi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
b. Data kesehatan masyarakat akan ditekankan pada beban masyarakat
akibat dampak kesehatan (penyakit cedera) yang timbul
Lokasi Sampling
Lokasi sampling akan dilakukan pada wilayah desa-desa yang mewakili
karakteristik daerah di sekitarnya serta penentuan lokasi sampling akan
diproyeksikan pada seluruh kelurahan di wilayah yang dapat terkena
dampak kegiatan PENGEMBANGAN KAWASAN SCIENCE TECHNOLOGY
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 44
INDUSTRIAL PARK (STIP) PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Tahun Anggaran
2021.
4.2.2. Metoda Prakiraan Dampak Penting
Prakiraan dampak kegiatan pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi dan
tahap operasi terhadap lingkungan dengan cara menganalisis perbedaan
antara kondisi kualitas lingkungan yang diprakirakan dengan adanya
kegiatan, dan kondisi kualitas lingkungan yang diprakirakan tanpa adanya
kegiatan.
Besar dampak lingkungan (magnitude of impac") akan diprakirakan dengan
metoda sebagai berikut :
A. Metode Formal
Melalui metode ini, hubungan sebab akibat yang menggambarkan
pengaruh kegiatan terhadap perubahan komponen lingkungan tertentu
dirumuskan dalam bentuk persamaan-persamaan matematik, model
eksperimental dan model pendugaan cepat.
Pemilihan metode prakiraan dampak disesuaikan dengan masalah yang
dihadapi. Metoda formal akan dilakukan terhadap ruang-lahan, kualitas
udara, fisiografi dan geologi, hidrologi - kualitas air, tanah, flora, fauna dan
biota air.
B. Metode Non Formal
Metode non formal ini digunakan apabila ada parameter yang tidak dapat
dikuantifikasi, sehingga untuk memperkirakan dampak akan dilakukan
dengan profesional judgement. Dua jenis metode non formal yang akan
digunakan, yaitu : prakiraan dampak secara analog dan penilaian para ahli.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 45
prakiraan dampak secara analog, dampak lingkungan yang timbul sebagai
akibat aktivitas sejenis di daerah lain dan atau berlangsung pada waktu
yang lampau akan dijadikan bahan pertimbangan untuk memprakirakan
dampak lingkungan yang akan terjadi di proyek.
Metoda non formal dilakukan terhadap komponen ruang dan lahan serta
sosial ekonomi dan sosial budaya. Penilaian para ahli, menentukan
prakiraan dampak yang didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman
peneliti di bidangnya. Teknik ini digunakan apabila dijumpai hal-hal,
dimana data dan informasi yang tersedia terbatas, serta kurang
dipahaminya fenomena yang diprakirakan akan terjadi.
Telaahan dampak akan ditempuh melalui sintesis :
1. Penelaahan secara holistik segenap komponen lingkungan yang
diprakirakan akan mengalami perubahan karena kegiatan proyek.
2. Penelaahan persebaran dampak lingkungan yang disebabkan oleh
kegiatan proyek menurut ruang persebaran dampak.
3. Penelaahan kegiatan proyek yang bersifat strategis bagi keperluan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Komponen lingkungan yang secara potensial akan terkena dampak akan
didasarkan pada derajat kepentingan dampaknya dengan metoda yang
relevan antara lain telaahan pustaka, pertimbangan pakar (expert
judgement).
Tingkat kepentingan dampak menurut PP No. 27 Tahun 2012 dan
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP-
056/Tahun 1994 antara lain didasarkan pada faktor-faktor sebagai berikut :
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Lamanya dampak berlangsung
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 46
d. Intensitas dampak
e. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang dapat terkena dampak
f. Sifat kumulatif dampak
g. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
1. Kualitas Udara dan Kebisingan
a. Kualitas Udara
Untuk memprediksi resuspensi debu yang diakibatkan oleh pergerakan
roda kendaraan pada tahap pematangan lahan digunakan persamaan :
eu = 5,9 (s/12) (S/30) (W/7)0,7 (w/4)0,5(d/365)
dimana :
eu = Jumlah debu per panjang jalan (lb/mile)
s = Silt Content (%)
S = Kecepatan kendaraan (mile/jam)
W = Berat kendaraan (ton)
w = Jumlah roda kendaraan
d = Jumlah hari tidak hujan dalam 1 tahun
Dispersi gas buang akibat kegiatan mobilisasi alat diprediksikan dengan
persamaan Gaussian (line source) sebagai berikut :
 
  















2
5
,
0
5
,
0
.
2
2
,
z
H
Exp
z
QL
z
x
C



dimana :
C (x,z) = Konsentrasi pencemar di udara ambien (atmosfer), g/m3
X = jarak antara jalan dengan receptor, m
Z = Tinggi receptor di atas permukaan tanah, m
Q = Emision rate per unit jarak, g/s.m.
 = Koefisien; 3,14
u = Rata-rata kjecepatan angin pada sumbu X, (m/det)
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 47
H = Tinggi sumber titik gas buang dari kendaraan, m
z = Koefisien dispersi vertikal Gaussian, m
b. Kebisingan
Sumber titik / diam yang bersumber dari genset / generator :
sumber garis/bergerak dari kegiatan transportasi :
dimana :
LP1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1, dBA
LP2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2, dBA
r1 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 1
r2 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 2
2. Hidrologi dan Kualitas Air
a. Hidrologi
Untuk memprakirakan besarnya surface run off akibat kegiatan
pematangan lahan dan perkerasan lahan PENGEMBANGAN KAWASAN
SCIENCE TECHNOLOGY INDUSTRIAL PARK (STIP) PROVINSI NUSA TENGGARA
BARAT Tahun Anggaran 2021 dan sarana pendukungnya akan dihitung
berdasarkan pendekatan besarnya hujan maksimum menurut periode
ulangnya dihitung dengan menggunakan metoda baku, sedangkan taksiran
intensitas hujan digunakan dengan menghitung berdasarkan data curah
hujan yang ada
Persamaan yang dipakai untuk menghitung volume run off dan volume
infiltrasi rona lingkungan awal adalah :
LP LP 20.log
r
r
2 1
2
1
 
LP LP log
r
r
2 1
2
1
  10.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 48
Vr = L x Cr x H
Vi = L x Ci x H
Disini :
Vr = volume run off (M3/tahun)
Vi = volume infiltrasi (M3/tahun)
L = luas (M2)
Cr = Koefisien run off (%)
Ci = Koefisien infiltrasi (%)
H = Curah hujan (M3/tahun)
Untuk memprakirakan besarnya ketersediaan sumber air permukaan bagi
operasional industri dan rencana operasional kegiatan dan sarana lainnya
akan dikaji dengan pengukuran debit air air sungai yang akan dijadikan
sumber air bagi kegiatan saat rona awal di musim kemarau dan musim
hujan serta mengetahui berbagai pengguna air permukaan, sehingga dapat
diketahui dampak yang akan terjadi.
b. Kualitas Air
Dasar pendekatan prediksi konsentrasi pencemar konservatif didasarkan
kepada Model Zona Pengadukan (Mixing Zone Model), yaitu :
Cr =  (C1 x Q1) + (C2 x Q2)  / Q1 + Q2
dimana :
Cr = Konsentrasi konsisten di sebelah hilir tapak proyek, mg/l
C1 = Konsentrasi konsisten di sebelah hulu lokasi tapak proyek, mg/l
C2 = K onsentrasi konsisten air limbah kegiatan, mg/l
Q1 = Debit di sebelah hilir lokasi tapak proyek, m3/det
Q2 = Debit di sebelah hulu lokasi tapak proyek, m3/det
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 49
Konsentrasi konsisten di sebelah hilir merupakan konsentrasi campuran di
badan air antara konsentrasi limbah cair dengan debit tertentu dengan
kualitas air di badan air dan debit tertentu.
Limbah cair dari kegiatan ini bersumber dari kegiatan serta sarana
penunjangnya pada tahap konstruksi maupun tahap operasi kegiatan.
Prakiraan ini didasarkan pada kasus terburuk (worst case scenario) yang
dapat terkena dampak akibat adanya limbah cair dari kegiatan.
4. Ruang - Lahan dan Tanah
Prakiraan dampak kegiatan terhadap aspek ruang dan lahan didasarkan
sebagai berikut :
a. Penggunaan ruang dan lahan
Prakiraan dampak didasarkan pada kemungkinaan dampak yang dapat
terjadi dan dibandingkan antara penggunaan lahan sebelum adanya
proyek dan setelah adanya proyek. Selain itu akan dilakukan dengan
jalan overlay peta penggunaan lahan dan peta tata ruang wilayah
setempat.
b. Tanah
Dampak terhadap aspek tanah didasarkan pada kemungkinaan dampak
yang dapat terjadi akibat kegiatan terhadap terjadinya sifat tanah.
5. Komponen Biologi
a. Flora
Untuk memprakirakan dampak terhadap flora akan dilakukan dengan
metoda formal, yaitu melalui pendekatan analogis terhadap kegiatan
sejenis
b. Fauna
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 50
Untuk memprakirakan dampak terhadap flora akan dilakukan dengan
metoda formal, yaitu melalui pendekatan analogis terhadap kegiatan
sejenis
c. Biota Air
Prakiraan dampak kegiatan proyek yang dapat menimbulkan dampak
terhadap biota perairan akan dilakukan dengan melihat terjadinya
perubahan sifat fisik dan kimia air permukaan dan dampaknya
terhadap biota perairan (plankton, benthos dan nekton) dengan
mengkaji pada berbagai literatur, hasil penelitian dan studi sejenis yang
relevan dengan studi yang akan dilakukan terutama untuk kegiatan
sejenis.
6. Komponen Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya
Prakiraan dampak pada aspek sosial ekonomi dan sosial budaya
didasarkan pada konsep dan teori yang relevan dengan menggunakan
analogi pada proyek sejenis akibat adanya kegiatan.
Hal ini merupakan hipotesis yang disusun berdasarkan kerangka
pikiran tertentu yang dimiliki oleh tenaga ahli, tetapi tidak dituangkan
dalam laporan ini.
7. Kesehatan Masyarakat
Prakiraan dampak pada aspek kesehatan masyarakat (pedagang,
konsumen /pembeli dan masyarakat) didasarkan pada dampak
turunan dari dampak akibat penurunan kualitas air, ketersediaan
kuantitas air, kualitas udara, limbah padat/sampah, kondisi sanitasi,
lokasi tapak secara umum, kebisingan, serta timbulan limbah padat.
4.2.3. Penentuan Pentingnya Dampak
Komponen lingkungan yang potensial terkena dampak akan didasarkan
pada derajat kepentingan dampak dengan metoda yang relevan yaitu
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 51
telaahan pustaka, pertimbangan pakar (expert judgement).Kriteria mengenai
dampak penting suatu usaha dan atau kegiatan terhadap komponen
lingkungan dikaji dengan mempertimbangkan Keputusan Kepala Bapedal
Nomor: KEP-056 tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak
Penting serta Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 2012 tentang Ijin
Lingkungan, yaitu :
a. Jumlah manusia yang terkena dampak
b. Luas wilayah persebaran dampak
c. Intensitas dampak
d. Lamanya dampak berlangsung
e. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang dapat terkena dampak
r. Sifat kumulatif dampak
g. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
4.2.4. Metoda Evaluasi Dampak Penting
Telaahan evalusai dampak penting akan dikaji dengan telaahan dampak
negatif dan positif penting berdasarkan hasil kajian dalam uraian bab
sebelumnya, sedangkan dampak yang tergolong tidak penting (positif atau
negatif) tidak akan dievaluasi lebih lanjut.
Berdasarkan telahan pada uraian prakiraan dampak penting yang
ditimbulkan dari masing-masing rencana kegiatan secara holistik dan
kausatif sehingga akan dapat diketahui dampak yang dijelaskan pada
uraian evaluasi dampak penting dan perlu dilakukan pengelolaan serta
dampak – dampak apa saja yang tidak perlu dikelola mengingat dampak
tersebut merupakan dampak sekunder / dampak turunan.
Hasil evaluasi dampak penting akan menjadi bahan masukan rencana
usaha / kegiatan pembangunan dan selanjutnya akan menjadi masukan
bagi instansi yang berwenang untuk memutuskan kelayakan lingkungan
dari rencana usaha / kegiatan, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 52
Pemerintah Nomor : 27 tahun 2012. Pada bahasan evaluasi dampak penting
akan dirumuskan tentang identifikasi dan rumusan arahan pengelolaan
dampak penting lingkungan yang ditimbulkan.
4.3. RENCANA PROGRAM & JADWAL KERJA
Rencana kerja yang akan dilakukan konsultan bertitik tolak dari adaya
jadwal studi AMDAL meliputi tahapan kegiatan sebagaimana disajikan pada
jadwal rencana kegiatan sebagai berikut :
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 53
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Review Dokumen Kontrak
2. Penyusunan Jadwal Kerja
3. Pembagian Tugas Personil
1. Pengambilan & Uji Lab.Sampel Air
2. Pengambilan & Uji Lab Sampel Udara
3. Pengukuran Tingkat Kebisingan
4. Survey Flora dan Fauna
5. Survey Sosekbud
1. Data Demografi
2. Data Iklim
3. Data Kesmas
1. Tayang Pengumuman Media Massa
2. Rapat Konsultasi Publik
1. Kajian dan Analisa Data
2. Penyusunan KA-Andal
1. Kajian dan Analisa Data
2. Penyusunan Dokumen Andal
3. Penyusunan RKL-RPL
1. Pembahasan KA-Andal
2. Pembahasan Dok. Andal
3. Pembahasan Dok. RKL-RPL
1. Perbaikan KA-Andal
2. Perbaikan Dok. Andal
3. Perbaikan Dok. RKL-RPL
1. Finalisasi Dokumen
2. Keputusan Penetapan Kelayakan Amdal
3. Penerbitan Izin Lingkungan
3. Penyerhan Hasil Pekerjaan
Bulan Ke-4
WAKTU PELAKSANAAN
I. FINALISASI DAN
PENYERAHAN HASIL
PEKERJAAN
Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3
A. PERSIAPAN
B. SURVEY LAPANGAN
C. PENGUMPULAN
DATA SEKUNDER
D. PENGUMUMAN &
KONSULTASI PUBLIK
E. PENYUSUNAN KA-
ANDAL
F. PENYUSUNAN DOK.
ANDAL & RKL-RPL
TAHAPAN
PEKERJAAN
UARAIAN PEKERJAAN
G. SIDANG
PEMBAHASAN
H. PERBAIKAN HASIL
PEMBAHASAN
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 54
Perlaksanaan pekerjaan akan kami laksanakan dengan system yang kamim
susun sedemikian rupa untuk mencapai target pekerjaan sehingga dapat tepat
waktu dan tepat mutu sesuai denga biaya kontrak. Berikut gambaran program
kerja pada setiap tahapan yang akan kami lakukan :
1. Koordinasi Tim
 Mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan studi AMDAL meliputi
tugas masing-masing tenaga ahli
 Mengkoordinasikan kesiapan tenaga ahli untuk pekerjaan studi
AMDAL.
 Mengkordinasi kesiapan tenaga penunjang (asisten, operator
computer dan drafter serta office boy) untuk pekerjaan studi
AMDAL.
 Mengkkordinasikan persiapan tenaga ahli dan asisten untuk rencana
survey lapangan guna menghimpun data primer dan data sekunder
 Menghimpun seluruh data primer dan data sekunder yang akan
diambil di lokasi studi dari pemrakarsa maupun dari instansi terkait
2. Publikasi di Media Masa Lokal / Lingkup Lebih Luas
 Publikasi rencana kegiatan perlu dilakukan pada awal pekerjaan
sebelum maju pada pekerjaan selanjutnya
 Sebelum pemasanngan rencana kegiatan dilakukan perlu koordinasi
dengan aparat instansi terkait yang membidangi masalah
lingkungan serta pemrakarsa rencana kegiatan, hal ini untuk
penyamaan persepsi perihal materi yang akan dipublikasikan
sebelumnya dikonsep konsultan selanjutnya disampaikan draftnya
ke Kantor Linkungan Hidup Kota Mataram.
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 55
 Pemasangan informasi rencana kegiatan selain dilakukan di media
masa local / lingkup luas juga dilakukan pada kantor Kecamatan di
lokasi studi, dan Kantor LH Kota Mataram.
 Pedoman penyusunan materi yang akan dipublikasikan di media
masa merujuk pada pedoman yang diterbitkan yaitu : Keputusan
Kepala Bapedal No. 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat
dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses AMDAL
3. Pelaksanaan Konsultasi Publik
 Pedoman pelaksanaan kegiatan konsultasi public berpedoman pada
Keputusan Kepala Bapedal No. 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan
Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses AMDAL
 Pelaksanaan konsultasi publik dapat dilakukan pada lokasi Kantor
Kelurahan yang terkena dampak
 Pihak yang akan diundang dalam acara sosialisasi / konsultasi
publik adalah : aparat kelurahan di lokasi studi, tokoh-tokoh
masyarakat,tokoh pemuda, LSM, muspika Kecamatan, instansi
terkait, pemrakarsa kegiatan dan konsultan penyusun AMDAL
 Pihak yang akan mengundang adalah pemrakarsa kegiatan kepada
instansi terkait dan Kelurahan serta kecamatan sedangkan yang
mengundang masyarakat adalah kecamatan
4. Survey Lapangan untuk Pengumpulan Data untuk KA-ANDAL
Pelaksanaan survey untuk penyusunan draft KA-ANDAL akan
dilakuklan untuk mengetahui gambaran awal secara jelas tentang lokasi
rencana kegiatan, kegiatan yang ada di lokasi studi, kegiatan yang telah
menimbulkan dampak pada lingkungan, penentuan rencana lokasi
sampling. Tenaga ahli yang mengikuti survey adalah tenaga ahli : ketua
tim, ahli lingkungan, ahli teknik sipil, ahli kimia, ahli biologi. Survey
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 56
lapangan dilakukan untuk menghimpun seluruh data sekunder yang
akan diambil di lokasi studi dari pemrakarsa maupun dari instansi
terkait yang meliputi komponen fisik-kimia, komponen biologi,
komponen sosial ekonomi dan budaya serta komponen kesehatan
masyarakat dan terdiri dari :
Komponen lingkungan fisik-kimia
 Data Iklim, data sekunder bilamana ada terkait kualitas adara
ambien dan kebisingan (telah dibahas di metoda studi),
 Geologi, penjelasan telah dibahas pada pendekatan dan metoda
studi aspek geologi
 Hidrologi dan kualitas air (air tanah dan kualitas air permukaan),
penjelasan telah dibahas pada pendekatan dan metoda studi aspek
hidrologi dan kualitas air
 Ruang, lahan, tanah dan transportasi, penjelasan telah dibahas pada
pendekatan dan metoda studi aspek ruang, lahan tanah
Komponen Biologi
 Keanekaan jenis flora, penjelasan telah dibahas pada pendekatan
dan metoda studi aspek biota air
 Biota air (sungai), penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek
biota air
Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya
 Kependudukan, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek
sosial ekonomi dan budaya
 Sosial ekonomi, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek
sosial ekonomi dan budaya
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 57
 Sosial budaya, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek
sosial ekonomi dan budaya
 Persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan untuk aspek social
ekonomi dan budaya
Komponen Lingkungan Kesehatan Masyarakat
 Kesehatan masyarakat, penjelasan telah dibahas pada metoda studi
aspek kesehatan masyarakat
5. Penyusunan Draft KA-ANDAL
Penyusunan draft KA-ANDAL akan disusun tenaga ahli bersama ketua
tim studi AMDAL dengan materi yang akan dibahas meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Rencana Kegiatan
1.3. Pelaksanaan Studi
BAB II PELINGKUPAN
2.1. Deskripsi Rencana Usah/atau Kegiatan yang akan Dikaji
2.1.1 Status Studi AMDAL
2.1.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
dengan Rencana Tata Ruang
2.2. Deskripsi Rona Lingkungan Awal
2.2.1 Komponen Fisik-Kimia
2.2.2. Komponen Biologi
2.2.3. Komponen Sosial Ekonomi Budaya
2.2.4. Komponen Kesehatan Masyarakat
2.2.5. Kegiatan di Sekitar Lokasi
2.3. Hasil Pelibatan Masyarakat
2.4. Dampak Penting Hipotetik
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 58
2.5. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian
BAB III METODA STUDI
3.1. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data
3.1.1. Komponen Lingkungan Fisika-Kimia
3.1.2. Komponen Lingkungan Biologi
3.1.3. Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya
3.1.4. Kesehatan Lingkungan Kesehatan Masyarakat
3.2. Metoda Prakiraan Dampak Besar dan Penting
3.3. Metoda Evaluasi Dampak Besar dan Penting
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6. Penyampaian Draft KA-ANDAL dan Koreksi KA-ANDAL
Penyampaian draft KA-ANDAL akan disampaikan konsultan kepada
pemrakarsa setelah dikoreksi tenaga ahli bersama ketua tim studi
AMDAL. Setelah disampaikan draft KA-ANDAL kepada pemrakarsa
maka dokumen dikoreksi pemrakarsa untuk disampaikan kembali
kepada konsultan.
7. Presentasi Draft KA-ANDAL
Setelah disampaikan draft KA-ANDAL akan dibahas di Komisi
Teknis/Komisi AMDAL Kota Mataram.
8. Koreksi Draft KA-ANDAL
Setelah disampaikan dan dibahas maka draft KA-ANDAL akan
dikorekksi konsultan berdasarkan masukan tertulis dari anggota komisi
tetap anggota komisi tidak tetap
9. Penyampaian Dokumen Akhir KA-ANDAL
Penyampaian dokumen akhir KA-ANDAL akan disampaikan konsultan
kepada pemrakarsa serta Komisi Teknis/Komisi AMDAL Daerah
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 59
setelah dikoreksi tenaga ahli bersama ketua tim studi AMDAL dan
mendapat pengesahan
10. Analisis Laboratorium dan Pengolahan Data
Pelaksanaan survey untuk penyusunan draft ANDAL, RKL, RPL
mengetahui gambaran awal secara jelas tentang lokasi rencana kegiatan,
kegiatan yang ada di lokasi studi, kegiatan yang telah menimbulkan
dampak pada lingkungan, penentuan rencana lokasi sampling. Tenaga
ahli yang mengikuti survey adalah tenaga ahli : ketua tim, ahli kimia,
ahli lingkungan, ahli teknik sipil, dan ahli biologi.
Survey lapangan dilakukan untuk menghimpun seluruh data sekunder
tambahan dan data primer yang akan diambil di lokasi studi yang
meliputi komponen fisik-kimia, komponen biologi, komponen sosial
ekonomi dan budaya serta komponen kesehatan masyarakat dan terdiri
dari :
Komponen lingkungan fisik-kimia
 Data Iklim, kualitas adara ambien dan kebisingan (telah dibahas di
metoda studi),
 Geologi, penjelasan telah dibahas pada pendekatan dan metoda
studi aspek geologi
 Hidrologi dan pengmbilan contoh sampel kualitas air (kualitas air
permukaan), penjelasan telah dibahas pada pendekatan dan metoda
studi aspek hidrologi dan kualitas air
 Ruang, lahan, tanah dan transportasi, penjelasan telah dibahas pada
pendekatan dan metoda studi aspek ruang, lahan tanah
Komponen Biologi
 Flora, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek flora
 Fauna, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek fauna
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 60
 Biota air (sungai), penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek
biota air
Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya
 Kependudukan, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek
sosial ekonomi dan budaya
 Sosial ekonomi, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek
sosial ekonomi dan budaya
 Sosial budaya, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek
sosial ekonomi dan budaya
 Persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan untuk aspek social
ekonomi dan budaya
Komponen Lingkungan Kesehatan Masyarakat
 Kesehatan masyarakat, penjelasan telah dibahas pada metoda studi
aspek kesehatan masyarakat
11. Analisis Laboratorium
Analisis laboratorium akan dilakukan terhadap :
 Kualitas udara ambien
 Kualitas air permukaan
 Contoh tanah undisturbed
 Contoh biota air (plankton, benthos dan nekton)
Pengujian akan dilakukan pada laboratorium terakreditasi bilamana
tidak ada maka akan merujuk pada laboratorium resmi terakreditasi /
KAN.
12. Penyusunan Draft ANDAL, RKl, RPL
Penyusunan draft ANDAL, RKL, RPL akan disusun tenaga ahli
bersama ketua tim studi AMDAL dengan materi sesuai acuan
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 61
PermenLH No 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup.
13. Penyampaian Draft ANDAL, RKL, RPL
Penyampaian draft ANDAL, RKL, RPL akan disampaikan konsultan
kepada pemrakarsa setelah dikoreksi tenaga ahli bersama ketua tim
studi AMDAL
14. Koreksi Draft ANDAL, RKL, RPL
Setelah disampaikan draft ANDAL, RKL, RPL kepada pemrakarsa
maka dokumen dikoreksi pemrakarsa untuk disampaikan kembali
kepada konsultan
15. Perbaikan Draft ANDAL, RKL, RPL
Setelah diterima konsultan maka draft ANDAL, RKL, RPL akan
dikoreksi lagi berdasarkan masukan dari pemrakarsa sebelum
diserahkan ke Komisi Teknis / Komisi AMDAL Daerah.
16. Penyampaian Draft ANDAL, RKL, RPL
Penyampaian draft ANDAL, RKL, RPL akan disampaikan konsultan
kepada pemrakarsa serta Komisi Teknis / Komisi AMDAL Daerah
setelah dikoreksi tenaga ahli bersama ketua tim studi AMDAL untuk
dibahas.
17. Presentasi di Komisi AMDAL Kota Mataram
Setelah disampaikan dan disampaikan ke Komisi AMDAL Kota
Mataram maka draft ANDAL, RKL, RPL akan dibahas anggota Komisi
AMDAL (anggota komisi tetap anggota komisi tidak tetap).
18. Perbaikan Draft ANDAL, RKL, RPL
Dokumen Usulan Teknis
Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram
Bab VI - 62
Setelah diterima konsultan anggota komisi AMDAL maka draft
ANDAL, RKL, RPL akan dikoreksi lagi berdasarkan masukan dari
tertulis Komisi Teknis/Komisi AMDAL Komisi AMDAL Kota Mataram.
19. Penyampaian Laporan Draft Akhir ANDAL, RKL, RPL
Penyampaian laporan Draft Akhir ANDAL, RKL, RPL akan
disampaikan konsultan kepada pemrakarsa serta Komisi Teknis/Komisi
AMDAL Daerah guna mendapat evaluasi kelayakan lingkungan
20. Pemrosesan Pengesahan Dokumen AMDAL dan Izin Lingkungan
Dokumen AMDAL yang dianggap memenuhi persyaratan maka
mendapat rekomendasi dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram
sebagai dasar penerbitan Izin Lingkungan Hidup.

More Related Content

What's hot

Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3infosanitasi
 
Metode Review Strategi Sanitasi (SSK)
Metode Review Strategi Sanitasi (SSK)Metode Review Strategi Sanitasi (SSK)
Metode Review Strategi Sanitasi (SSK)Joy Irman
 
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air LimbahSistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air LimbahJoy Irman
 
Pedoman Praktis Tahap Implementasi/Pembangunan Sanitasi Permukiman
Pedoman Praktis Tahap Implementasi/Pembangunan Sanitasi PermukimanPedoman Praktis Tahap Implementasi/Pembangunan Sanitasi Permukiman
Pedoman Praktis Tahap Implementasi/Pembangunan Sanitasi PermukimanJoy Irman
 
Manual C Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
Manual C Penyusunan Strategi Sanitasi KotaManual C Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
Manual C Penyusunan Strategi Sanitasi KotaJoy Irman
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...Joy Irman
 
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusatPerencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusatinfosanitasi
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3R
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3RPersyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3R
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3RJoy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Joy Irman
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Oswar Mungkasa
 
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spal
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spalRencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spal
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spalJoy Irman
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase PerkotaanPermen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaaninfosanitasi
 
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan SanitasiKebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasiinfosanitasi
 
Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Skala Komunal, > 50 KK)
Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Skala Komunal, > 50 KK)Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Skala Komunal, > 50 KK)
Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Skala Komunal, > 50 KK)Joy Irman
 
Onsite c1 tangki septik - perencanaan
Onsite   c1 tangki septik - perencanaanOnsite   c1 tangki septik - perencanaan
Onsite c1 tangki septik - perencanaanJoy Irman
 
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurJoy Irman
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Joy Irman
 
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
 
Permen pu no. 5 tahun 2008 tentang rth
Permen pu no. 5 tahun 2008 tentang rthPermen pu no. 5 tahun 2008 tentang rth
Permen pu no. 5 tahun 2008 tentang rthjamestravolta
 

What's hot (20)

Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
 
Metode Review Strategi Sanitasi (SSK)
Metode Review Strategi Sanitasi (SSK)Metode Review Strategi Sanitasi (SSK)
Metode Review Strategi Sanitasi (SSK)
 
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air LimbahSistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
Sistematika Dokumen Rencana Induk (Master Plan) Air Limbah
 
Pedoman Praktis Tahap Implementasi/Pembangunan Sanitasi Permukiman
Pedoman Praktis Tahap Implementasi/Pembangunan Sanitasi PermukimanPedoman Praktis Tahap Implementasi/Pembangunan Sanitasi Permukiman
Pedoman Praktis Tahap Implementasi/Pembangunan Sanitasi Permukiman
 
Manual C Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
Manual C Penyusunan Strategi Sanitasi KotaManual C Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
Manual C Penyusunan Strategi Sanitasi Kota
 
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
PerMen Pekerjaan Umum No. 14 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal bidang PU d...
 
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusatPerencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
Perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem terpusat
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3R
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3RPersyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3R
Persyaratan Teknis Penyediaan TPS dan TPS-3R
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat (SPAL) – Sistem Pengelolaan Ter...
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
 
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spal
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spalRencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spal
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengantar Perencanaan spal
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase PerkotaanPermen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan
 
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan SanitasiKebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Sanitasi
 
Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Skala Komunal, > 50 KK)
Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Skala Komunal, > 50 KK)Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Skala Komunal, > 50 KK)
Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Skala Komunal, > 50 KK)
 
Onsite c1 tangki septik - perencanaan
Onsite   c1 tangki septik - perencanaanOnsite   c1 tangki septik - perencanaan
Onsite c1 tangki septik - perencanaan
 
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan LumpurPerencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
Perencanaan Teknis IPLT - Teknologi Pengolahan Air Limbah dan Lumpur
 
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah
 
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
Sistem Pengelolaan Air Limbah Sistem Setempat - Anaerobic Bafle Reactor - Per...
 
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Permen pu no. 5 tahun 2008 tentang rth
Permen pu no. 5 tahun 2008 tentang rthPermen pu no. 5 tahun 2008 tentang rth
Permen pu no. 5 tahun 2008 tentang rth
 

Similar to IPAL Mataram

Pp 7-2010-permen bmal kawasan industri
Pp 7-2010-permen bmal kawasan industriPp 7-2010-permen bmal kawasan industri
Pp 7-2010-permen bmal kawasan industriMas Kris
 
Permen LH No 5 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan Pertek dan SLO Air Limbah da...
Permen LH No 5 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan Pertek dan SLO Air Limbah da...Permen LH No 5 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan Pertek dan SLO Air Limbah da...
Permen LH No 5 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan Pertek dan SLO Air Limbah da...Johari Mr
 
Diseminasi Pergub 122thn2005 Jan
Diseminasi  Pergub 122thn2005  JanDiseminasi  Pergub 122thn2005  Jan
Diseminasi Pergub 122thn2005 JanYose Rizal
 
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikPermen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikRizki Darmawan
 
Sosialisasi KajianStandar PBMAL REV.pptx
Sosialisasi KajianStandar PBMAL REV.pptxSosialisasi KajianStandar PBMAL REV.pptx
Sosialisasi KajianStandar PBMAL REV.pptxAmin638839
 
Pp no 16_2005 tentang penyediaan air minum
Pp no 16_2005 tentang penyediaan air minumPp no 16_2005 tentang penyediaan air minum
Pp no 16_2005 tentang penyediaan air minumAgil Harnowo Putra
 
PermenLHK P.102-2018.pdf
PermenLHK P.102-2018.pdfPermenLHK P.102-2018.pdf
PermenLHK P.102-2018.pdfHenriDrone
 
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air Minum
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air MinumPeraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air Minum
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air MinumJoy Irman
 
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...Joy Irman
 
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combineInd puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combineMarita Purnama Sari
 
Permen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdf
Permen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdfPermen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdf
Permen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdflilyoktavia2
 
PP_NO_122_2015 SPAM
PP_NO_122_2015 SPAMPP_NO_122_2015 SPAM
PP_NO_122_2015 SPAMjanuari pane
 
Modul #2 pembinaan pengelolaan lingkungan
Modul #2 pembinaan pengelolaan lingkunganModul #2 pembinaan pengelolaan lingkungan
Modul #2 pembinaan pengelolaan lingkunganjohnmaking
 
20220816-Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah Fasyankes.pptx
20220816-Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah Fasyankes.pptx20220816-Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah Fasyankes.pptx
20220816-Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah Fasyankes.pptxrahayusafitri8
 
Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013
Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013
Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013Muhammmad AlKholif
 
Batang tubuhpermenpupr 042017_jdih
Batang tubuhpermenpupr 042017_jdihBatang tubuhpermenpupr 042017_jdih
Batang tubuhpermenpupr 042017_jdihMursalim Mursalim
 
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...infosanitasi
 
112705946 standar-baku-mutu-air-minum-menkes-907
112705946 standar-baku-mutu-air-minum-menkes-907112705946 standar-baku-mutu-air-minum-menkes-907
112705946 standar-baku-mutu-air-minum-menkes-907tifani putri
 
Permen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Permen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPermen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Permen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 

Similar to IPAL Mataram (20)

Pp 7-2010-permen bmal kawasan industri
Pp 7-2010-permen bmal kawasan industriPp 7-2010-permen bmal kawasan industri
Pp 7-2010-permen bmal kawasan industri
 
Permen LH No 5 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan Pertek dan SLO Air Limbah da...
Permen LH No 5 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan Pertek dan SLO Air Limbah da...Permen LH No 5 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan Pertek dan SLO Air Limbah da...
Permen LH No 5 2021 Tentang Tata Cara Penerbitan Pertek dan SLO Air Limbah da...
 
Diseminasi Pergub 122thn2005 Jan
Diseminasi  Pergub 122thn2005  JanDiseminasi  Pergub 122thn2005  Jan
Diseminasi Pergub 122thn2005 Jan
 
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikPermen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestik
 
Sosialisasi KajianStandar PBMAL REV.pptx
Sosialisasi KajianStandar PBMAL REV.pptxSosialisasi KajianStandar PBMAL REV.pptx
Sosialisasi KajianStandar PBMAL REV.pptx
 
Pp no 16_2005 tentang penyediaan air minum
Pp no 16_2005 tentang penyediaan air minumPp no 16_2005 tentang penyediaan air minum
Pp no 16_2005 tentang penyediaan air minum
 
PermenLHK P.102-2018.pdf
PermenLHK P.102-2018.pdfPermenLHK P.102-2018.pdf
PermenLHK P.102-2018.pdf
 
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air Minum
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air MinumPeraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air Minum
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Air Minum
 
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...
 
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combineInd puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
Ind puu-7-2009-permen bmal bauksit combine
 
Permen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdf
Permen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdfPermen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdf
Permen-LHK-Nomor-P59-Tentang-Baku-Mutu-Lindi-TPA.pdf
 
PP_NO_122_2015 SPAM
PP_NO_122_2015 SPAMPP_NO_122_2015 SPAM
PP_NO_122_2015 SPAM
 
Modul #2 pembinaan pengelolaan lingkungan
Modul #2 pembinaan pengelolaan lingkunganModul #2 pembinaan pengelolaan lingkungan
Modul #2 pembinaan pengelolaan lingkungan
 
20220816-Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah Fasyankes.pptx
20220816-Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah Fasyankes.pptx20220816-Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah Fasyankes.pptx
20220816-Pemenuhan Baku Mutu Air Limbah Fasyankes.pptx
 
Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013
Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013
Penyusunan perencanaan sistem pengelolaan air limbah 2013
 
Batang tubuhpermenpupr 042017_jdih
Batang tubuhpermenpupr 042017_jdihBatang tubuhpermenpupr 042017_jdih
Batang tubuhpermenpupr 042017_jdih
 
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan...
 
112705946 standar-baku-mutu-air-minum-menkes-907
112705946 standar-baku-mutu-air-minum-menkes-907112705946 standar-baku-mutu-air-minum-menkes-907
112705946 standar-baku-mutu-air-minum-menkes-907
 
Permen 18 2007
Permen 18 2007Permen 18 2007
Permen 18 2007
 
Permen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Permen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPermen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Permen PU 18 Tahun 2007 Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 

IPAL Mataram

  • 1. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 1 PENDEKATAN, METODOLOGI & PROGRAM KERJA 4.1. PENDEKATAN NORMATIF Dalam melakukan kajian penyusunan Dokumen Amdal IPAL Kota Mataram kami akan melakukan pendekatan normative dengan mengacu pada peraturan perundangan-undangan yang relevan. Adapun peraturan perundang-undangan diantaranya : 1. Pengaturan terkait air limbah domestik berdasarkan Undang-Undang 11 tahun 1974 tentang Pengairan dan turunan peraturannya. Peraturan Perundang -Undangan Materi Pengaturan UU 11 tahun 1974 tentang Pengairan Bab V, Pasal 10, ayat (1) huruf c : Pemerintah menetapkan tata cara pembinaan dalam rangka kegiatan pengairan menurut bidangnya asing- masing sesuai dengan fungsi-fungsi dan peranannya, meliputi: c. Melakukan pencegahan terhadap terjadinya pengotoran air yang dapat merugikan penggunaannya serta lingkungannya. 6 BAB
  • 2. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 2 Peraturan Pemerintah No. 122 tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum Pasal 33 (1) Penyelenggaraan SPAM harus dilaksanakan secara terpadu dengan penyelenggaraan sanitasi untuk mencegah pencemaran Air Baku dan menjamin keberlanjutan fungsi penyediaan Air Minum (2) Penyelenggaraan sanitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. Penyelenggaraan SPAL; dan b. Pengelolaan sampah Pasal 34 (1) Penyelenggaraan SPAL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (2) huruf a meliputi pengelolaan: a. Air limbah domestik; dan b. Air limbah nondomestik. (2) Ketentuan mengenai penyelenggaraan SPAL untuk pengelolaan air limbah domestik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diatur dengan Peraturan Menteri. (3) Ketentuan mengenai penyelenggaraan SPAL untuk pengelolaan air limbah nondomestik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang lingkungan hidup. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.04/2017 tentang Penyelenggaraan SPALD Muatan pengaturan: Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi penyelenggara SPALD untuk memberikan pelayanan pengelolaan air limbah domestik kepada seluruh masyarakat. 2. Pengaturan terkait air limbah domestik berdasarkan Undang-Undang 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan turunan peraturannya. Peraturan Perundang -Undangan Materi Pengaturan
  • 3. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 3 UU 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung Bagian keempat, Paragraf 3, Pasal 21: Persyaratan kesehatan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) meliputi persyaratan system penghawaan, pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan bangunan gedung. Bagian keempat, Paragraf 3, Pasal 24: 1) Sistem sanitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 merupakan kebutuhan sanitasi yang harus disediakan di dalam dan di luar bangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan. 2) Sistem sanitasi pada bangunan gedung dan lingkungannya harus dipasang sehingga mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaannya, tidak membahayakan serta tidak menganggu lingkungan. 3) Ketentuan mengenai sistem sanitasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
  • 4. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 4 PP 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 28/2002 tentang Bangunan Gedung Bagian keempat, Paragraf 1, Pasal 31: Persyaratan keandalan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan. Bagian keempat, Paragraf 3, Pasal 38: Persyaratan kesehatan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 meliputi persyaratan sistem penghawaan, pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan bahan bangunan gedung Bagian keempat, Paragraf 3, Pasal 42: Untuk memenuhi persyaratan sistem sanitasi, setiap bangunan gedung harus dilengkapi dengan sistem air bersih, sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan. Bagian keempat, Paragraf 3, Pasal 44: 1) Sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 harus direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat bahayanya. 2) Pertimbangan jenis air kotor dan/atau air limbah diwujudkan dalam bentuk pemilihan sistem pengaliran/pembuangan dan penggunaan peralatan yang dibutuhkan. 3) Pertimbangan tingkat bahaya air kotor dan/atau air limbah diwujudkan dalam bentuk sistem pengolahan dan pembuangannya. 4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan, pemasangan, dan pemeliharaan sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah pada bangunan gedung mengikuti pedoman dan standar teknis yang berlaku. 3. Pengaturan terkait air limbah domestik berdasarkan Undang-Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan turunan peraturannya. Peraturan Perundang -Undangan Materi Pengaturan UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Meliputi seluruh pasal yang terdapat pada Bab V tentang Pengendalian.
  • 5. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 5 Peraturan Pemerintah No.27/2012 Pasal 2 1) Setiap usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki AMDAL atau UKL-UPL wajib memiliki Izin Lingkungan. 2) Izin Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh melalui tahapan kegiatan yang meliputi: a. Penyusunan AMDAL dan UKL-UPL b. Penilaian AMDAL dan pemeriksaan UKL- UPL; dan c. Permohonan dan penerbitan Izin Lingkungan. Bab II mengenai Penyusunan AMDAL dan UKL-UPL, dari pasal 3 hingga pasal 19. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.05/2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Pasal 2 1) Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki Amdal. 2) Jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. 3) Untuk menentukan rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemrakarsa melakukan penapisan sesuai dengan tata cara penapisan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. 4) Terhadap hasil penapisan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), instansi lingkungan hidup Pusat, provinsi, atau kabupaten/kota menelaah dan menentukan wajib tidaknya rencana Usaha dan/atau Kegiatan memiliki AMDAL. 4.2. PENDEKATAN TEKNIS IPAL Instalisi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Kota Mataram kami pahami sebagai Sub-sistem pengolahan terpusat atau Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) pada Sistem Pengelolaan Air limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) ditujukan untuk mengolah air limbah domestik yang terkumpul melalui jaringan perpipaan sehingga dapat memenuhi baku
  • 6. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 6 mutu lingkungan yang sudah ditetapkan oleh peraturan perundang- undangan sebelum dialirkan masuk ke badan air penerima. Pendekatan teknis yang dilakukan adalah dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 04/PRT/M/2017 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik, air limbah domestik didefinisikan sebagai air limbah yang berasal dari usaha dan/atau kegiatan pemukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Air limbah domestik telah menjadi isu penting yang timbul sejalan dengan kemajuan pembangunan kota-kota di Indonesia yang terus berkembang secara pesat yang diikuti dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk. Hal ini memberikan dampak, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama terkait dengan kesehatan masyarakat dan estetika kota. Untuk menghindari dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat, salah satunya untuk mengurangi jumlah penyakit yang disebabkan oleh kondisi sanitasi yang buruk, maka dibutuhkan sistem pengelolaan air limbah domestik yang terencana dengan baik. 4.2.1 Konsep Dasar IPALD Sub-sistem pengolahan terpusat atau Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) pada Sistem Pengelolaan Air limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) ditujukan untuk mengolah air limbah domestik yang terkumpul jaringan perpipaan sehingga dapat memenuhi baku mutu lingkungan yang sudah ditetapkan oleh peraturan perundang- undangan sebelum dialirkan masuk ke badan air penerima. Secara nasional, baku mutu lingkungan yang dimaksud ditetapkan oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
  • 7. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 7 P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Terdapat tujuh parameter yang harus dipenuhi sebelum air limbah domestik dibuang ke badan air penerima, yakni pH, Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), Minyak dan Lemak, Ammonia, serta Total Coliform. 4.2.2 Prinsip Pengolahan Air Limbah Domestik Fungsi dasar pengolahan air limbah domestik adalah untuk mempercepat proses dedgradasi polutan secara natural melalui rekayasa pada unit operasi dan proses. Secara umum, terdapat beberapa tahapan pengolahan yang harus dilakukan dalam pengolahan air limbah domestik, yakni Tahap Pertama, Tahap Kedua, Tahap Ketiga, Tahap Lanjutan, dan Tahap Pengolahan Lumpur. Tahap Ketiga dan Lanjutan merupakan opsi yang dapat direncanakan jika masih terdapat parameter tertentu yang berpotensi melebihi baku mutu lingkungan dan adanya rencana pemanfaatan air hasil olahan. Skematik dan alternatif teknologi SPALD-T dapat dilihat pada Gambar berikut ini.
  • 8. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 8 Gambar 1. Jenis-Jenis Sistem Pengelolaan Air Limbah (IPALD) 1. Pengolahan Tahap Pertama Pengolahan Tahap Pertama bertujuan untuk menyisihkan material kasar, diskrit, dan tersuspensi (suspended solid) sebelum dialirkan menuju ke unit pengolahan selanjutnya. Pada awal tahapan ini terdapat pula bangunan inlet yang berfungsi untuk mengumpulkan air limbah domestik dari jaringan perpipaan sub-sistem pengumpulan. Pada umumnya, jaringan perpipaan sub-sistem pengumpulan di segmen akhir menuju IPALD, memiliki elevasi yang relatif rendah dari permukaan. Oleh karena itu, bangunan inlet berfungsi untuk menaikkan elevasi air limbah domestik ke permukaan dengan menggunakan sistem pemompaan. Hal ini dilakukan pula dengan tujuan agar IPALD dapat dioperasikan dengan menggunakan metode aliran gravitasi.
  • 9. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 9 Terdapat beberapa unit pengolahan pada Tahap Awal yakni Saringan Sampah (Screen), Bak Penyisihan Pasir (Grit Chamber), Bak Ekualisasi (Equalization Tank), dan bak sedimentasi (primary sedimentation). Secara umum, Pengolahan Tahap Pertama dilakukan dengan menggunakan prinsip pengolahan fisik. Pengolahan fisik pertama yang diterapkan merupakan proses penyaringan, tahapan ini bertujuan untuk menyisihkan benda-benda berukuran besar seperti kain, plastik, kertas, metal, dan sejenisnya. Kemudian diterapkan pengolahan fisik lanjutan dengan memanfaatkan perbedaan ukuran dan massa/volume partikel pada air limbah domestik yang akan mempengaruhi kecepatan pengendapan partikel sehingga terjadi sedimentasi padatan. 2. Pengelolaan Tahap Kedua Pengolahan tahap kedua direncanakan untuk menyisihkan material organik yang ada dalam air limbah domestik dalam bentuk terlarut (soluble) maupun koloid (colloid) yang tersisa dari hasil penyisihan pada pengolahan tahap pertama. Proses ini dilakukan dengan menggunakan prinsip pengolahan biologi melalui pemanfaatan peran mikroorganisme yang sudah terkandung di dalam air limbah domestik. Jumlah mikroorganisme di dalam air limbah domestik diketahui dapat mencapai 500.000 hingga 5.000.000 per mL, tergantung pada umur air limbah domestik (McGhee, 1991). Bakteri merupakan makhluk hidup bersel satu yang berukuran sangat kecil dan mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Mikroorganisme
  • 10. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 10 memiliki kemampuan untuk melakukan metabolisme makanan terlarut (soluble food) dan bereproduksi dengan cara pembelahan sel. 3. Pengelolaan Tahap Ketiga Pengolahan tahap ketiga harus dilakukan jika masih terdapat parameter yang belum memenuhi baku mutu lingkungan yang berlaku sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Hal ini dapat diketahui setelah analisis kesetimbangan massa terhadap seluruh parameter berdasarkan hitungan detail yang dilakukan dalam perencanaan. Perencanaan terhadap tahapan ketiga harus dilakukan agar efluen IPALD dapat memenuhi seluruh parameter yang berlaku. Beberapa parameter yang perlu diperhatikan, yakni total koliform, amonia nitrogen, fosfor, dan total suspended solid (TSS). 4. Pengelolaan Tahap Lanjutan Pengolahan tahap lanjutan merupakan pilihan yang dapat direncanakan dengan tujuan tertentu, salah satunya untuk pemanfaatan air dalam lingkup terbatas sesuai dengan peraturan yang baku mutu lingkungan yang berlaku. 4.3. METODOLOGI PENYUSUNAN AMDAL Pendekatan studi dan metode studi yang akan digunakan merupakan pendekatan yang komprehensip, tepat dan efisien dengan cara memanfaatkan seluruh potensi informasi yang ada. Dengan metode tersebut diharapkan hasil
  • 11. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 11 dari studi akan lebih berimbang, menyeluruh dan bisa mengakomodasi semua kepentingan terkait, serta pada akhirnya output studi akan lebih sesuai dengan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Secara umum pendekatan studi yang akan dilakukan untuk Penyusunan Dokumen Amdal Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Tahun Anggaran 2021 disajikan pada Gambar 2. 4.2.1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data Metode Pengumpulan Data Untuk memprakirakan dan mengevaluasi dampak rencana kegiatan terhadap komponen lingkungan yang diprakirakan terkena dampak diperlukan data rona lingkungan awal di wilayah studi. Komponen lingkungan yang datanya dikumpulkan tersebut meliputi komponen lingkungan fisik - kimia, biologi, sosial ekonomi dan budaya, serta kesehatan masyarakat. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan/hasil penelitian instansi terkait baik pemerintah maupun swasta, pemrakarsa, perguruan tinggi dan lainnya yang menyangkut data yang berhubungan dengan kondisi lingkungan di wilayah studi. Selain itu data sekunder diperoleh juga dari kantor desa dan kecamatan di wilayah studi. Jenis data sekunder yang dikumpulkan meliputi deskripsi rencana kegiatan serta kondisi rona lingkungan awal di wilayah studi. Data deskripsi rencana kegiatan diperoleh dari pemrakarsa yaitu dengan merujuk pada laporan feasibility study dan desain awal untuk rencana kegiatan. Data sekunder tentang rona lingkungan awal yang dikumpulkan antara lain : peta topografi, peta tata guna tanah, peta geologi, peta tata ruang, data iklim, peta administrasi, data kependudukan, informasi tentang
  • 12. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 12 kondisi penggunaan dan penutupan lahan saat ini, serta data tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat.
  • 13. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 13 Gambar 2 Bagan Alir Pendekatan Studi AMDAL LANDASAN HUKUM:  UU No. 32 TAHUN 2009  PP No. 27 TAHUN 2012  PERMEN LH No. 5 TAHUN 2012  PERMEN LH No. 16 TAHUN 2012 DESKRIPSI KEGIATAN  TAHAP PERSIAPAN  TAHAP PENYUSUNAN KA ANDAL  TAHAP PENYUSUNAN DOKUMEN ANDAL, RPL, DAN RKL SOSIALISASI  IKLAN MEDIA CETAK  PAPAN PENGUMUMAN  KONSULTASI PUBLIK PELINGKUPAN DAN LINGKUP WILAYAH STUDI  IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL  EVALUASI DAMPAK POTENSIAL  KLASIFIKASI DAN PRIORITAS DAMPAK HIPOTETIK  LINGKUP WILAYAH STUDI  BATAS WAKTU KAJIAN PENGUMPULAN DATA RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL  FISIK-KIMIA  BIOLOGI  SOSIAL EKONOMI & BUDAYA  KESEHATAN MASYARAKAT PRAKIRAAN DAMPAK PENTING EVALUASI DAMPAK PENTING RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP & RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP MASUKAN DARI PAKAR, INSTANSI TERKAIT, DAN MASYARAKAT Baku Mutu Lingkungan, Pertimbangan Keahlian, Analogi & Perhitungan Matematik PENDEKATAN RKL 1. TEKNOLOGI 2. SOSIAL EKONOMI 3. INSTITUSI
  • 14. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 14 Data Primer Data primer diperoleh dengan metode sigi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan, pengambilan contoh bahan dan di analisis di laboratorium serta wawancara dengan masyarakat. Lokasi pengamatan dan pengambilan contoh ditentukan dengan mempertimbangkan antara lain jenis kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan, fungsi komponen lingkungan dalam ekosistem dan sifat kerentanan komponen lingkungan. Analisis Data Untuk mengetahui status kondisi rona lingkungan awal di wilayah studi dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul secara deskriptif, kecenderungan dan komperatif. A. Komponen Lingkungan Fisika-Kimia 1. Iklim , Kualitas Udara dan Kebisingan a. Pengumpulan Data Pengumpulan data sekunder berupa data iklim makro yang terdiri dari suhu, kelembaban, curah hujan, tekanan udara serta arah dan kecepatan angin dalam periode tahun-tahun terakhir dan diperoleh dari stasiun pengamat iklim yang terdekat dengan rencana lokasi kegiatan. Pengumpulan data primer berkaitan dengan kondisi iklim (iklim mikro) berupa suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara, serta arah dan kecepatan angin. Pengukuran data iklim mikro dilakukan sesaat dan waktunya dilakukan bersamaan dengan pengukuran kualitas udara.
  • 15. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 15 Pengumpulan data kualitas udara akan dilakukan pengukuran langsung pada lokasi yang telah ditentukan. Selain itu dilakukan pula pengukuran intensitas kebisingan secara langsung di lapangan. b. Analisis Data Analisis data iklim dilakukan untuk mengetahui klasifikasi iklim di daerah studi berdasarkan Schmidt & Ferguson yaitu dengan rumus sebagai berikut : Q    Rata rata bulan kering Rata rata bulan basah Bulan kering, yaitu bulan dengan curah hujan < 60 mm/bulan dan bulan basah, yaitu bulan dengan curah hujan > 100 mm/bulan. Nilai Q ditentukan berdasarkan persamaan Schmidt & Ferguson. Tipe iklim A yaitu : 0  Q < 0,143 Tipe iklim B yaitu : 0,143  Q < 0,333 Tipe iklim C yaitu : 0,333  Q < 0,600 Tipe iklim D yaitu : 0,600  Q < 1,000 Tipe iklim E yaitu : 1,000  Q < 1,670 Tipe iklim F yaitu : 1,670  Q < 3,000 Tipe iklim G yaitu : 3,000  Q < 7,000 Tipe iklim H yaitu : 7,000  Q Metoda analisis data dan peralatan yang digunakan untuk pengambilan data iklim dapat dilihat pada Tabel B1. sebagai berikut : Tabel B1.
  • 16. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 16 Parameter dan Peralatan Pengukuran Iklim No Parameter Satuan Peralatan 1. Arah Angin Derajat (o) Windvane 2. Kecepatan Angin M/dt Anemometer 3. Temperatur oC Termometer 4. Kelembaban Udara % Psychrometer 5. Radiasi Matahari M3/M2 Campbell Stokes 6. Curah Hujan Mm Pluviometer Sumber : Casyono, B., 1992. Kualitas udara akan diukur di lapangan bersamaan dengan pengukuran iklim mikro dengan menggunakan alat dan metode analisis yang disajikan pada Tabel B2. Hasil pengukuran kualitas udara tersebut selanjutnya akan dibandingkan baku mutu kualitas udara ambien yang berlaku berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Baku mutu kebisingan mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 48/MENLH/11/1996, tentang Baku Tingkat Kebisingan. Tabel B2. Parameter, Satuan dan Metoda Analisa Kualitas Udara dan Kebisingan No Parameter Satuan Metode Analisa Peralatan 1. Oksida Nitrogen (NOx) g/NM3 Salzmann Spektrofotometer 2. Sulfur Dioksida (SO2) g/NM3 Pararosanilin Spektrofotometer 3. Karbon Monoksida (CO) g/NM3 Gas Analyzer Spektrofotometer 4. Debu / Partikulat (TSP) g/NM3 Gravimetri Hi-Vol Sampler 5. Kebisingan dBA Sound Pressuremetri Sound Level Meter Sumber : - Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang PengendalianPencemaran Udara - Kep Men LH 48/MENLH/II/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan
  • 17. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 17 c. Lokasi Sampling Pengukuran kualitas udara ambien untuk studi Penyusunan Dokumen Amdal Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Tahun Anggaran 2021, akan dilakukan pada lokasi pengukuran sesuai kebutuhan studi. Pemilihan lokasi pengukuran tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan daerah sebaran dampak pembangunan gedung diklat, arah angin dominan dapat mewakili berbagai tata guna lahan. 2. Geologi dan Fisiografi a. Pengumpulan Data Metoda pengumpulan data dilakukan dengan cara survey, yaitu pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan di lokasi rencana kegiatan dan daerah sekitarnya yang diprakirakan dapat terkena dampak. Data tersebut meliputi kondisi morfologi, jenis dan sifat batuan, kondisi keairan daerah rawan erosi, dan longsor. Data sekunder yang diperlukan adalah peta topografi, peta geologi, peta hidrogeologi, peta geologi teknik, peta erosi, peta gerakan tanah, kegempaan, dan peta bahaya geologi lainnya. Di samping itu mengacu pula dari data hasil survei para ahli terdahulu lainnya yang berkaitan dengan kondisi geologi di daerah studi. Parameter yang dikaji, metoda pengumpulan data, alat yang digunakan serta hasil yang diharapkan dari komponen fisiografi dan geologi disajikan pada beberapa Tabel B3.
  • 18. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 18 Tabel B3 Pengumpulan dan Analisis Data Fisiografi dan Geologi Parameter Metoda Pengumpulan dan Metoda Analisis Alat yang Dipakai Hasil yang Diharapkan A. Fisiografi Fisiografi Identifikasi lapangan langsung dan dari data sekunder. Peta topografi dan data fisiografi regional  Mengenal kondisi fisiografi daerah studi. B. Morfologi  Kemiringan lereng  Pengukuran dan analisis morfometri  Peta topografi skala 1:25.000  Mengenal besaran kemiringan lereng,  Relief topografi  Pengamatan lapangan,  peta topografi, kamera  Mengenal proses erosi yang terjadi C. Sumber Daya Geologi a. Litologi Identifikasi lapangan langsung dan dari data sekunder. Peta topografi skala 1 : 25.000 dan peta geologi, Urutan kontinuitas lapisan dan struktur batuan. b. Daya dukung litologi (tanah dan batuan) Identifikasi lapangan langsung dan dari data sekunder. Peta topografi skala 1 : 25.000 dan peta geologi, kompas, penetrometer, infiltrometer, palu dan meteran Jenis batuan dan soil, sifat fisiknya (kekerasan, laju resapan dll). c. Hidrogeologi Identifikasi lapangan langsung (pengukuran) dan dari data sekunder. Peta topografi skala 1 : 25.000 dan peta hidrogeologi. Kondisi air tanah (potensi, mata air, kedalaman muka air tanah) D. Bahaya Geologi a. Kegempaan dan lain-lain Mengacu dari data sekunder Peta topografi dan peta kegempaan Mengetahui sejauh mana ancaman gempa terhadap proyek. b. Longsoran Identifikasi sifat fisik tanah/batuan, lereng dan gangguan akibat kegiatan gali timbun Peta topografi, peta gerakan tanah Mengetahui sejauh dampak proyek terhadap longsor atau sebaliknya Sumber : Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Deprt Pertambangan dan Energi b. Analisis Data Analisis fisiografi dan geologi dilakukan terhadap komponen tersebut di atas dengan menggunakan beberapa peta tematik sebagai acuan digabung dengan hasil pengamatan atau temuan di
  • 19. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 19 lapangan. Analisis untuk memprakiraan dampak pada aspek geologi dan fisiografi adalah: 1) Mengkaji kegiatan proyek dan kemungkinan dampaknya, baik sebelum dan sesudah adanya kegiatan dengan menggunakan peta geologi, peta kemiringan lereng, peta hidrogeologi dan peta bencana geologi. 2) Mempertimbangkan rencana kegiatan proyek, maka prakiraan dampak penting terhadap sub komponen fisiografi dan geologi akan menggunakan metoda formal dan non formal. Metoda formal digunakan untuk perhitungan prakiraan dampak terhadap kemantapan tanah pada berbagai unit litologi atau lahan teridentifikasi. Di samping itu diperlukan juga tingkat laju resapan air pada soil di daerah studi, terkait pula dengan tingkat erosi dan pelumpuran yang terjadi. c. Lokasi Sampling Pengamatan dilakukan langsung di lokasi rencana kegiatan dan daerah sekitarnya yang diprakirakan dapat terkena dampak, antara lain lokasi tapak proyek, jalur jalan penghubung dan fasilitas pendukung lainnya. 3. Hidrologi dan Kualitas Air Hidrologi a. Pengumpulan Data Data hidrologi dikelompokkan menjadi dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer meliputi pola aliran sungai, kecepatan arus (m/det), kedalaman air sungai (m), lebar sungai (m), debit air (m3/det) dan koefisien run off.
  • 20. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 20 Data sekunder meliputi peta rupa bumi, iklim (curah hujan, hari hujan, suhu udara) dan rencana kegiatan Peta rupa bumi diperoleh dari BAKOSURTANAL, curah hujan, hari hujan dan suhu udara diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika. Data untuk mengetahui neraca air (water balance) dapat dikelompokkan menjadi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui pengukuran di lapangan. Data sekunder yang mencakup peta rupa bumi, peta tanah dan data curah hujan. Peta tanah diperoleh dari Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. b. Analisis Data Hubungan antara debit air sungai, luas penampang badan air / saluran dan kecepatan air sungai dihitung berdasarkan “hukum kontinuitas, yaitu : Q = A . V dimana : Q = Debit badan air, m 3 /det A = Luas penampang basah sungai, m 2 V = Kecepatan air, m/det Kecepatan arus sungai akan diukur dengan alat current meter sedangkan lebar sungai diukur dengan alat meteran, kedalaman diukur dengan alat ukur duga muka air. c. Lokasi Sampling Lokasi pengukuran surface run off dan infiltrasi dilakukan di lokasi rencana tapak proyek pada beberapa lokasi pengukuran dimana lokasi kegiatan terdapat perbedaan jenis tanah.
  • 21. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 21 Pengamatan aspek hidrologi : pola aliran, karakteristik fisik dan tata guna badan air dilakukan pada perairan di wilayah studi yang dapat terpengaruh. Perairan sungai yang akan diamati dan diukur debitnya adalah sungai di lokasi studi yang akan terkena dampak. Pemilihan lokasi pengukuran dilakukan dengan pertimbangan untuk mengetahui kondisi awal badan air yang dapat terpengaruh kegiatan, sehingga dapat diketahui perubahan yang dapat terjadi dengan adanya kegiatan proyek. Kualitas Air a. Pengumpulan Data Pemeriksaan kualitas air dilakukan dengan pengumpulan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer akan diperoleh dari hasil pengujian kualitas air sungai dan sumber air tanah / air sumur milik penduduk yang dilakukan di laboratorium serta pemeriksaan insitu (di lapangan), sedangkan pengumpulan data sekunder akan dilakukan dengan membandingkan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya. b. Analisis Data Parameter kualitas air yang dianalisis meliputi parameter fisik dan kimia, sesuai dengan jenis limbah dari kegiatan PENGEMBANGAN KAWASAN SCIENCE TECHNOLOGY INDUSTRIAL PARK (STIP) PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Tahun Anggaran 2021. Beberapa parameter yang cepat berubah karena waktu diukur di lapangan (insitu), sedangkan parameter lainnya diperiksa di laboratorium. Parameter kualitas air sungai yang diamati serta alat dan metoda analisisnya disajikan pada Tabel B4 dan Tabel B5.
  • 22. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 22 Tabel B4 Parameter, Alat dan Metoda Analisis Kualitas Air Permukaan / Sungai No. PARAMETER UNIT ALAT/METODA KET FISIKA 1. Suhu oC Pemuaian,Thermometer In-situ 2. TSS Mg/l Gravimetrik Lab Induk 3. TDS Mg/l Grav[imetrik Lab Induk 4. DHL umhos/cm Conduktivitymeter Lab Induk 5. Kekeruhan NTU Nephelometry/Turbidity meter Lab Induk KIMIAWI 1. pH - pH meter In-situ 2. DO Mg/l DO Meter, Modifikasi Winkler, In-situ 3. BOD5 Mg/l Modifikasi Winkler Lab Induk 4. COD Mg/l Titrimetrik Lab Induk 5. Nitrat (N-NO3) Mg/l Metode Brusin Lab Induk 6. Nitrit (N-NO2) Mg/l Metode Sulfanilik Lab Induk 7. Amoniak bebas Mg/l Metode Nessler Lab Induk 8. Sulfida Mg/l Titrimetrik/Spectrofotometrik Lab Induk 9 Minyak-lemak Mg/l Ekstraksi Lab Induk 10. Zat Organik Mg/l Spektrofotometrik Lab Induk Sumber : Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Hasil analisis kualitas air permukaan akan dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air sebagai baku mutu pembanding mutu kualitas air untuk sumber air permukaan / sungai (Kelas II). Adapun untuk hasil analisa kualitas air tanah selanjutnya nilainya akan dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan
  • 23. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 23 Republik Indonesia No. 416 / Mekses / Per / IX / 1990, tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air (Lampiran B, Air Bersih). c. Lokasi Sampling Pemilihan lokasi pengambilan sampel kualitas air sungai di yang diperkirakan akan terpengaruh oleh kegiatan, dipilih atas sensitivitas perairan di lokasi studi untuk berbagai penggunaan badan air sungai dibandingkan dengan perairan lainnya di lokasi studi.
  • 24. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 24 Tabel B5 Parameter, Alat dan Metoda Analisis Kualitas Air Bersih / Air Tanah NO PARAMETER UNIT ALAT/METODA KETERANGAN FISIKA 1. Temperatur oC Pemuaian,Thermometer In-situ 2. Kekeruhan NTU Nephelometry/Turbidity meter Lab rujukan 3. TSS Mg/l Gravimetrik Lab rujukan 4. TDS Mg/l Gravimetrik Lab rujukan 5. Daya Hantar Listrik (DHL) mhos/cm Conductivity Electrode Pt Lab rujukan KIMIAWI 1. pH - pH- meter In-situ 2. Klorida (Cl) Mg/l AAS Lab rujukan 3. Fluorida (F) Mg/l AAS Lab rujukan 4. Nitrat (N-NO3) Mg/l Metode Brusin Lab rujukan 5. Nitrit (N-NO2) Mg/l Metode Sulfanilik Lab rujukan 6. Amoniak bebas Mg/l Metode Nessler Lab rujukan 7. Natrium (Na) Mg/l AAS Lab rujukan 8. Arsen (As) Mg/l AAS Lab rujukan 9 Nikel (Ni) Mg/l AAS Lab rujukan 10. Barium (Ba) Mg/l AAS Lab rujukan 11. Besi (Fe) Mg/l AAS Lab rujukan 12. Mangan (Mn) Mg/l AAS Lab rujukan 13. Tembaga (Cu) Mg/l AAS Lab rujukan 14. Timbal (Pb) Mg/l AAS Lab rujukan 15. Seng (Zn) Mg/l AAS Lab rujukan 16. Krom Total Mg/l AAS Lab rujukan 17 Kesadahan total Mg/l Spektrofotometri Lab rujukan 18. Zat organic Mg/l Spektrofotometri Lab rujukan BAKTERIOLOGI 1. Total koliform JPT/100 ml Botol steril tabung ganda, inkubator Lab rujukan 2. Koliform tinja JPT/100 ml Botol steril tabung ganda, inkubator Lab rujukan Sumber : Permenkes RI Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. 4. Ruang, Lahan dan Tanah
  • 25. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 25 Ruang a. Pengumpulan Data Struktur ruang dan pola pemanfatan ruang yang mencakup lahan budidaya diperoleh dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) setempat. Pengumpulan data tersebut meliputi fakta dan analisis serta rencana peruntukkan ruang. Seluruh data yang mencakup ruang akan diperoleh dari BAPPEDA setempat. Analisis Data Analisis data ruang dilakukan dengan cara melakukan analisis peta pola pemanfaatan ruang yang ditumpang susunkan (super impussed) dengan peta rencana PENGEMBANGAN KAWASAN SCIENCE TECHNOLOGY INDUSTRIAL PARK (STIP) PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Tahun Anggaran 2021, mulai tahap persiapan, penyusunan KA Andal, dan Penyusunan Dokumen Andal, RKL dan RPL. Selain itu dilakukan pengumpulan data aspek ruang yang meliputi pencatatan volume transportasi, lebar badan dan bahu jalan sekitar. b. Lokasi Sampling Pengamatan aspek ruang dilakukan di seluruh tapak proyek dan daerah sekitarnya termasuk lokasi pemukiman penduduk. Lahan a. Pengumpulan Data Data aspek lahan dapat dikelompokkan menjadi data sekunder dan data primer. Data sekunder seperti peta topografi, peta rupa
  • 26. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 26 bumi dan peta penggunaan lahan. Peta topografi diperoleh dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G), peta rupa bumi diperoleh dari Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), selain itu peta penggunan lahan akan digabung dengan data Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat. Data yang telah ada pada suatu peta tetapi terdapat di peta lain, misalnya data penggunaan lahan sudah terdapat pada peta rupa bumi dipergunakan untuk kelengkapan data dan untuk memperoleh informasi lebih rinci lagi. Sedangkan peta penggunan lahan diperoleh dari BPN Kabupaten di wilayah studi. Data yang telah ada pada suatu peta tetapi terdapat di peta lain, misalnya data penggunaan lahan sudah terdapat pada peta rupa bumi dipergunakan untuk kelengkapan data dan untuk memperoleh informasi lebih rinci lagi. b. Analisis Data Penentuan bentuk lahan (morfologi) akan didasarkan pada lereng dan perbedaan tinggi. Lereng dinyatakan dalam persen (%), sedangkan perbedaan tinggi dinyatakan dalam meter. Klasifikasi morfologi menurut PPTA (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat), seperti disajikan pada Tabel B6. Lereng akan dianalisis dari peta topografi dan rupa bumi dengan perhitungan sebagai berikut : L = Ci x 100 S x d Dimana : L = Lereng (%) Ci = Interval kontur (m)
  • 27. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 27 S = Skala interval d = Jarak antara 2 garis kontur (transis)
  • 28. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 28 Tabel B6. Klasifikasi Bentuk Lahan Didasarkan Pada Lereng dan Beda Tinggi N o Bentuk Lahan Lereng (%) Beda Tinggi (m) 1. Datar sampai agak datar (level to slightly level) 0 – 3 < 5 2. Datar dan agak bergelombang (level and slightly undulating) > 3 < 5 3. Bergelombang dan agak datar (undulating and slightly level) 0 – 3 < 15 4. Agak melandai (slightly slooping) 0 – 3 5 – 15 5. Berombak (undulating) 3 - 8 5 - 15 6. Berombak dan agak bergelom-bang (undulating and slightly rolling) > 8 5 – 15 7. Bergelombang (rolling) 3 - 15 15 – 50 8. Bergelombang (rolling) 8 - 15 15 – 50 9. Bergelombang dan agak berbukit (rolling and slightly hilly) > 15 15 – 50 10 . Agak berbukit (slightly hilly) 3 - 8 50 – 120 11 . Berbukit dan agak bergelombang (hilly and slightly roling) 8 - 15 50 - 200 12 . Berbukit (hilly) 15 - 30 50 – 200 13 . Berbukit dan agak bergunung (hilly and slightly mountainous) > 30 50 – 200 14 . Bergunung dan agak bergelombang (mountainous and slightly roling) 8 - 15 > 200 15 . Bergunung dan agak berbukit (mountainous and slightly hilly) 15 - 30 > 200 16 . Bergunung (Mountainous) > 30 > 200 Sumber : PPTA (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat), 1983 Kelas lereng akan didasarkan pada pengelompokkan sebagai berikut : Datar : < 3 % Agak landai : > 3 – 8 % Landai : > 8 – 15 %
  • 29. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 29 Agak curam : > 15 – 30 % Curam : > 30 – 40 % Sangat curam : > 40 – 100 % Terjal : > 100 – 150 % Sangat terjal : > 150 % c. Lokasi Sampling Lokasi pengamatan aspek lahan dilakukan pada lokasi tapak kegiatan Pengembangan Kawasan Science Technology Industrial Park (STIP) Provinsi Nusa Tenggara Barat dan daerah sekitar kegiatan yang meliputi lokasi dengan penggunaan lahan pemukiman, kebun, sawah, serta pengunaan lahan lainnya. Tanah a. Pengumpulan Data Jenis data sub komponen tanah terdiri atas data primer yang diperoleh dengan cara survey lapangan dan analisis tanah di laboratorium. Teknik pengamatan dan pengambilan contoh tanah akan didasarkan pada buku pedoman pengamatan tanah di lapang (LPT, 1969). Data sekunder yang meliputi peta topografi, peta penggunaan lahan, peta tanah dan curah hujan. Data tersebut akan diperoleh dari P3G, dan Badan Pertanahan setempat. b. Analisis Data Hasil deskripsi tanah di lapangan berupa interpretasi tekstur tanah, warna tanah dan pengukuran kedalaman efektif tanah dituangkan dalam deskripsi tanah sebagai gambaran sifat tanah. Uraian tersebut dilengkapi dengan hasil analisis laboratorium untuk contoh tanah.
  • 30. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 30 Adapun parameter erosi tanah yang ditelaah yaitu a) indeks erosivitas hujan, b) indeks erodibilitas tanah c) indeks panjang dan sudut lereng d) indeks vegetasi e) indeks pengelolaan tanah yang diterapkan. Indeks erosivitas diketahui dengan menggunakan persamaan Bol’s (1978) yaitu : R = 6,199 (Rm) 1,21 + (Rd) –0,47 + (R maks) 0,53 Dimana : R = Rata-rata erosivitas bulanan Rm = Rata-rata hujan bulanan (cm) Rd = Rata-rata jumlah hari hujanper bulan R maks = Rata-rata hujan maksimum dalam bulan tersebut (cm) Data hujan yang meliputi jumlah hujan bulanan, jumlah hari hujan per bulan dan hujan maksimum diperoleh dari stasiun penakar hujan terdekat dari lokasi studi. Untuk mengetahui indeks erodibilitas tanah (k) digunakan diagram Weischmeier dan Cross (1978). Parameter erodibilitas tanah yaitu persentase debu, pasir halus, pasir, bahan organik dan permeabilitas diketahui dari analisis laboratorium, sedangkan struktur tanah ditetapkan di lapangan. Indeks panjang lereng dan sudut lereng ditentukan dengan rumus : Ls = ( L / 22,1) 0,3 Sin 0,6 S Cos S Dimana : L = Panjang lereng (meter) S = Sudut lereng (0)
  • 31. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 31 Panjang dan sudut lereng diukur dari peta topografi skala 1 : 5.000. Indeks vegetasi diketahui dengan menggunakan model Kooiman (1990). Faktor indeks vegetasi yaitu tinggi tanaman, % kanopi, % serasah dan % penutup tanah oleh ground cover diukur di lapangan. c. Lokasi Sampling Pengamatan / pengambilan sampel tanah untuk kegiatan pembangunan pada lokasi yang mewakili setiap jenis tanah dan lereng di lokasi studi.
  • 32. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 32 B. Komponen Lingkungan Biologi 1. Flora Terestrial Pengumpulan Data Pengumpulan data aspek flora yang meliputi tipe komunitas dan jenis tumbuhan dilakukan dengan sigi lapangan. Pengumpulan jenis dan jumlah tumbuhan dilakukan dengan inventarisasi jenis. Pengumpulan data jenis dan jumlah tumbuhan dilakukan dengan pembuatan petak contoh Nesred Quadrat (Oosting, 1956), petak contoh akan dibuat ukuran 20 X 20 m (pohon) dan 10 X 10 m (tiang); 5 X 5 m (pancang); 1 X 1 m (semai) Analisis Data Untuk mengetahui keanekaragaman pada jenis tumbuhan semai yang dominan, indeks kesamaan dan perataan jenis dilakukan perhitungan : 2 Fr Kr SDR   Sedangkan untuk jenis tumbuhan pohon digunakan rumus : 3 Dr Fr Kr SDR    dimana : SDR = Summed Dominant Ratio Fr = Frekuensi relatif Dr = Dominansi atau kerapatan relatif Kr = Kerapatan relatif Jumlah Plot ditemukan suatu jenis tumbuhan Fr Mutlak = Jumlah jenis pada plot yang diamati Frekuensi mutlak Fr = X 100 %
  • 33. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 33 Frekuensi seluruh jenis Jumlah Individu species setiap plot Dr Mutlak = Jumlah total individu semua spesies D Mutlak Dr = X 100 % Seluruh dominasi spesies dimana : H' = Indeks keanekaan jenis Shannon-Weaver (1949) ni = Jumlah individu jenis i N = Jumlah individu total jenis 2C Ss = A + B dimana : Ss = Indeks kesamaan jenis Sorensen (1948) A = Jumlah jenis di daerah 1 B = Jumlah jenis di daerah 2 C = Jumlah jenis yang sama yang terdapat di daerah A dan B (jenis yang berpasangan) H' e atau J' = ln s dimana : e (J') = Indeks perataan jenis Shannon-Wiener (1949) H' = Indeks keanekaan Shannon-Wiener s = Jumlah jenis H ni N ni N ' ln   
  • 34. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 34 Lokasi Sampling Pemilihan plot lokasi sampling vegetasi akan dilakukan dengan pertimbangan untuk menginfentarisir jenis flora : tipe komunitas dan jenis tumbuhan di tapak proyek dan daerah sekitarnya sebagai data awal yang dapat terpengaruh kegiatan pembukaan lahan untuk kegiatan rencana PENGEMBANGAN KAWASAN SCIENCE TECHNOLOGY INDUSTRIAL PARK (STIP) PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Tahun Anggaran 2021. 2. Fauna Terestrial Pengumpulan Data Kelompok satwa liar yang diteliti sebagai komponen lingkungan adalah : burung, mamalia, amphibia dan reptilia. Data yang dikumpulkan dalam studi adalah data yang menunjang parameter-parameter sebagai berikut : - Keberadaan jenis-jenis satwa, atau komposisi jenis satwa. - Kekayaan jenis (species richness) atau jumlah jenis dalam suatu komunitas satwa. - Keanekaragaman jenis (species diversity), atau nilai indeks yang menunjukkan keanekaragaman jenis satwa dalam suatu komunitas. - Keseragaman komunitas (community evenness), atau suatu nilai indeks yang menunjukkan keseragaman jenis satwa dalam suatu komunitas. - Kelimpahan jenis (species abundance), atau suatu nilai indeks yang menunjukkan keadaan populasi suatu jenis satwa. - Jumlah jenis endemik yang dijumpai. - Jumlah jenis dilindungi yang dijumpai. - Kategori makanan, khusus untuk jenis-jenis burung yang dijumpai. Data dari lapangan dianalisa mengenai jumlah jenis, keanekaan jenis, penyebaran jenis, kesamaan jenis, habitat dan jenis hewan yang tidak dilindungi, dilindungi serta endemik.
  • 35. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 35 a. Burung Pengumpulan data jenis dan jumlah individu dari aves (burung) didasarkan atas metoda IPA (Indices Poenctoel d’Abudance) dari Blonde et all, 1970. Indeks kelimpahan jenis Joergensen, 1974 Di = (Ni/N) x 100 % Dimana : Di = Indeks kelimpahan jenis Joergensen, 1974 Ni =Jumlah individu jenis i N = Jumlah total suatu jenis Di > 2,5 dikategorikan tidak dominan; Di antara 2,5 – 5 dikategorikan sub dominan, sedangkan Di < 5 dikategorikan dominan Indeks Keanekaragaman jenis Shanon & Wiever, 1949 dimana : H' = Indeks keanekaan jenis Shannon-Weaver (1949) ni = Jumlah individu jenis i N = Jumlah individu total jenis Indeks Perataan Jenis Shannon & Wieve, 1949 H' J' = ln s dimana : J’ = Indeks perataan jenis Shannon-Wiener (1949) H' = Indeks keanekaan Shannon-Wiener s = Jumlah jenis Indeks kesamaan komunitas Sorensen 1948 MC Ss = H ni N ni N ' ln   
  • 36. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 36 MA + MB dimana : Ss = Indeks kesamaan jenis Sorensen (1948) MA = Jumlah jenis di daerah 1 MB = Jumlah jenis di daerah 2 MC = Jumlah jenis yang sama yang terdapat di daerah A dan B (jenis yang berpasangan) b. Mammalia Informasi keberadaan mammalia penting atau dilindungi untuk analisis secara teoritis kualitatif. c. Reptilia dan amphibia Informasi keberadaan reptilia dan amphibia digunakan untuk analisis secara teoritis dan kualitatif. Lokasi Sampling Lokasi pengamatan dilakukan di tapak lokasi kegiatan yaitu lahan yang terkena kegiatan dan diluar lokasi yaitu lahan yang tidak terkena dampak secara langsung serta berfungsi pula sebagai pembanding dengan lokasi proyek. Lokasi pengamatan aspek fauna akan difokuskan pada lokasi : habitat pada lahan pekarangan / permukiman, habitat pada lahan hutan dan lainnya, habitat pada lahan kebun rakyat jenis lainnya, habitat pada lahan sawah dan habitat pada sempadan sungai di lokasi studi.
  • 37. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 37 3. Biota Air . Pengumpulan Data Jenis biota akuatik yang dikumpulan adalah mencakup plankton dan benthos yang terdapat di sungai-sungai di seluruh daerah studi. Pengumpulan data jenis dan kelimpahan plankton dilakukan dengan mengambil contoh plankton, yaitu dengan cara menyaring air sebanyak 30 liter dengan plankton net no. 25 yang kemudian dikonsentrasikan menjadi 25 ml dan ditambahkan pengawet formalin 4% sebanyak  4 tetes. Sedangkan untuk mengetahui jenis dan kelimpahan benthos dilakukan dengan cara mengambil contoh substrat dasar perairan (lumpur dan atau pasir) dengan menggunakan surber net. Jumlah contoh plankton dan benthos masing-masing disesuaikan dengan jumlah sampel kualitas air sungai di wilayah studi. Contoh plankton dan benthos kemudian di periksa di laboratorium dengan menggunakan mikroskop dan stereo mikroskop. Analisis Data Untuk mengetahui keanekaan jenis plankton dilakukan perhitungan indek keanekaan jenis dengan menggunakan rumus dari Simpson (1949). Adapun indek keanekaan jenis benthos dihitung dengan menggunakan rumus dari Shannon dan Wiever (1949). Sebelum menghitung indeks keanekaragaman, maka dihitung terlebih dahulu jumlah total individu/ltr dengan menggunakan metoda Micotransect (kelimpahan plankton) dengan perhitungan : N = n X (A/B) X (C/D) X (1/E) X (1/P) Dimana : N = Kelimpahan Plankton (individu/ltr) N = Jumlah individu species ke i A = Luas gelas penutup (mm2)
  • 38. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 38 B = Luas satu lapangan pandang (mm2) C = Volume air yang tersaring (cc) D = Volume satu tetes air contoh (cc) E = Volume air yang tersaring (liter) P = Jumlah lapangan pandang Indeks Keanekaan Jenis plankton Simpson (1949) H' = 1 - (pi)2 ni pi =  N dimana : H' = indeks keanekaan ni = jumlah individu dari suatu jenis N = jumlah individu seluruh jenis Berdasarkan Lee at al. (1978), Odum (1975), nilai indek keanekaan jenis plankton mengacu pada kriteria Simpsons adalah : H' = < 0,6  tercemar (mengalami gangguan berat) = 0,6 - 0,8  tercemar (mengalami gangguan) sedang = > 0,8  tercemar (mengalami gangguan) ringan sampai tidak tercemar/terganggu Sedangkan berdasarkan Lee at al 1978), Odum (1975), indek keanekaan jenis benthos mengacu pada kriteria Shannon dan Wiever (1975) adalah : H n N ni N ' Log  dimana : n = Jumlah individu jenis benthos N = Jumlah total individu jenis benthos ni = Jumlah individu jenis ke-1 benthos
  • 39. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 39 Ni = Jumlah total individu jenis ke-1 benthos H ‘ = Indeks keanekaragaman jenis benthos H' = < 1,0  tercemar (mengalami gangguan berat) = 1,0 - 1,5  tercemar (mengalami gangguan) sedang = 1,6 - 2,0  tercemar (mengalami gangguan) ringan = > 2,0  tidak tercermar (tidak terganggu) Lokasi Sampling Lokasi pengambilan sampel biota air akan dilakukan pada sungai di lokasi studi yang akan terkena dampak kegiatan C. Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya Pengumpulan Data Pengumpulan data aspek sosial ekonomi dan budaya yang akan dikumpulkan akan difokuskan tentang kemungkinan perubahan kepemilikan lahan, akses menuju tempat mencari nafkah serta berkurang/bertambahnya peluang mata pencaharian. Metoda pengumpulan data selain analisis data nantinya akan merujuk pada Keputusan Kepala Bapedal Nomor 299/BAPEDAL/11/1996 tentang Pedoman Teknis Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Data aspek sosial budaya yang juga akan dikaji adalah kemungkinan perubahan pola hubungan sosial karena berubahnya kondisi fisik di lingkungan tempat bermukim. Berkaitan dengan itu, maka pengumpulan data difokuskan untuk memperoleh data komponen lingkungan sosial ekonomi dan sosial budaya yang terkena dampak terutama : a. Struktur kependudukan serta aspek-aspek demografi lainnya b. Kesempatan kerja dan kesempatan berusaha c. Pola pemilikan dan penguasaan lahan
  • 40. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 40 d. Pola pemilikan dan penguasaan sumber daya alam e. Pola pemanfaatan sumber daya alam f. Tingkat pendapatan penduduk g. Organisasi sosial dan hubungan kekerabatan h. Perubahan sosial i. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha atau kegiatan Sesuai dengan ketentuan SK. Kepala Bapedal Nomor 08 Tahun 2000, tentang pelibatan masyarakat lokal, pada intinya kandungan SK tersebut meliputi dua hal, yaitu pertama, perumusan aspek sosial, ekonomi dan budaya yang relevan untuk dipelajari (scoping) dan kedua, pemahaman aspirasi masyarakat lokal terhadap rencana kegiatan pembangunan Balai Diklat Basarnas Tahun Anggaran 2013, khususnya harapan dan kekhawatiran yang dirasakan sesuai hasil musyawarah /sosialisasi antara masyarakat lokal, pemrakarsa kegiatan, aparat pemerintah, dan penyusun/peneliti studi AMDAL. Metoda pelaksanaan musyawarah dengan penduduk lokal untuk menampung aspirasi masyarakat, dilakukan melalui proses diskusi / musyawarah. Pada tahap ini dikumpulkan atau dilakukan inventarisasi berbagai aspirasi para tokoh yang mengikuti musyawarah. Hasil inventarisasi / diskusi tersebut kemudian dikonfirmasikan kepada masyarakat melalui survey. Langkah tersebut merupakan validasi aspirasi di masyarakat, sehingga dapat digali aspirasi masyarakat tentang manfaat dan harapannya terhadap proyek. Penentuan sampel dilakukan secara bertahap, yaitu pertama setelah ditentukan besar sampel untuk suatu Kelurahan, kemudian di tingkat kelurahan dilakukan pendistribusian besar sampel secara proporsional pada masing-masing wilayah administrasi tertentu, seperti kampung.
  • 41. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 41 Tahap kedua setelah ditentukan besar sampel pada masing-masing kampung, kemudian didistribusikan kembali berdasarkan wilayah ke- RT- an. Tahap ketiga, pada tingkat RT ini barulah dilakukan penentuan sampel (nama-nama calon resonden) dengan memanfaatkan Daftar Rumah Tangga di tingkat ke- RT-an. Para responden yang terpilih secara acak, dikunjungi oleh pewawancara untuk diwawancarai dengan menggunakan daftar pertanyaan (questioner). Sampel (responden) akan ditentukan berdasarkan jumlah populasi di desa- desa / kelurahan di lokasi studi. Penentuan sampel mengacu pada rumus : ) P 1 ( P 2 Nd ) P 1 ( xP NZ n 2 2 2     Dengan perincian : n = sampel N = jumlah populasi Z = nilai variable normal (1,96) mengacu pada derajat kepercayaan (reliability) 0,95 P = proporsi yang paling mungkin d = sampling error, dalam peneliatian ini ditentukan lebih kecil dari 0,96 Wawancara dilakukan dengan cara mengunjungi responden di wilayah studi. Apabila resonden sullit dihubungi maka wawancara dialihkan pada responden cadangan. Jenis data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder 1. Data primer yang bersifat kuantitatif dikumpulkan dengan cara wawancara dengan menggunakan kuesioner. 2. Untuk mendukung data kuantitatif, dilakukan pengumpulan data kualitatif melalui pengamatan dan wawancara tidak berstruktur terhadap informan kunci dengan menggunakan pedoman wawancara.
  • 42. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 42 3. Data sekunder dilakukan dengan cara mengunjungi responden di rumah masing-masing. Apabila responden sulit dihubungi maka wawancara dialihkan pada responden cadangan. Analisis Data Hasil tabulasi data kuantitatif variabel-variabel kependudukan, tingkat pendidikan, struktur angkatan kerja, tingkat mobilitas penduduk, struktur ekonomi akan dianalisa secara deskriptif analisis. Demikian pula data kualitatif dari hasil wawancara dan observasi yang tercatat pada catatan harian akan dianalisa secara deskriptif analisis dengan membandingkannya dengan teori-teori ilmu sosial. Lokasi Sampling Lokasi sampling akan dilakukan pada wilayah desa-desa yang mewakili karakteristik daerah di sekitarnya serta penentuan lokasi sampling akan diproyeksikan pada seluruh desa di wilayah yang dapat terkena dampak kegiatan PENGEMBANGAN KAWASAN SCIENCE TECHNOLOGY INDUSTRIAL PARK (STIP) PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Tahun Anggaran 2021. D. Kesehatan Masyarakat Pengumpulan Data Pengamatan lapangan dan pengumpulan data sekunder : melalui teknik ini, data dan informasi yang berupa hasil penelitian, bahan pustaka dan bahan lain yang relevan dikumpulkan dari berbagai instansi terkait Informasi yang diperlukan untuk penyusunan rona lingkungan kesehatan masyarakat akan merujuk pada Keputusan Kepala Bapedal Nomor Kep- 124/12/1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yang antara lain
  • 43. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 43  Kondisi sanitasi lingkungan  Status kesehatan penduduk  10 jenis penyakit utama  Prevalensi penyakit menular  Karakteristik epidemilogis penduduk  Akses dan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada  Vektor penyakit  Kondisi kehidupan penduduk, terutama yang berkaitan faktor akses kepada penyediaan air bersih dan makanan serta sarana kesehatan Pengumpulan data dilakukan juga terhadap data primer melalui wawancara / kuestioner untuk mengetahui data aspek kesehatan masyarakat, serta sarana kesehatan lingkungan yang dilakukan bersamaan dengan dilaksanakannya survey aspek sosial ekonomi dan budaya yang dilakukan di lokasi studi pada responden yang sama, di lokasi yang sama dan waktu yang sama dengan kustetioner aspek sosial ekonomi dan budaya Analisis Data a. Metoda analisis data yang dapat digunakan adalah metoda : Analisis dampak kesehatan lingkungan, analisis resiko kesehatan lingkungan dan metoda epidemilogi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif b. Data kesehatan masyarakat akan ditekankan pada beban masyarakat akibat dampak kesehatan (penyakit cedera) yang timbul Lokasi Sampling Lokasi sampling akan dilakukan pada wilayah desa-desa yang mewakili karakteristik daerah di sekitarnya serta penentuan lokasi sampling akan diproyeksikan pada seluruh kelurahan di wilayah yang dapat terkena dampak kegiatan PENGEMBANGAN KAWASAN SCIENCE TECHNOLOGY
  • 44. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 44 INDUSTRIAL PARK (STIP) PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Tahun Anggaran 2021. 4.2.2. Metoda Prakiraan Dampak Penting Prakiraan dampak kegiatan pada tahap pra konstruksi, tahap konstruksi dan tahap operasi terhadap lingkungan dengan cara menganalisis perbedaan antara kondisi kualitas lingkungan yang diprakirakan dengan adanya kegiatan, dan kondisi kualitas lingkungan yang diprakirakan tanpa adanya kegiatan. Besar dampak lingkungan (magnitude of impac") akan diprakirakan dengan metoda sebagai berikut : A. Metode Formal Melalui metode ini, hubungan sebab akibat yang menggambarkan pengaruh kegiatan terhadap perubahan komponen lingkungan tertentu dirumuskan dalam bentuk persamaan-persamaan matematik, model eksperimental dan model pendugaan cepat. Pemilihan metode prakiraan dampak disesuaikan dengan masalah yang dihadapi. Metoda formal akan dilakukan terhadap ruang-lahan, kualitas udara, fisiografi dan geologi, hidrologi - kualitas air, tanah, flora, fauna dan biota air. B. Metode Non Formal Metode non formal ini digunakan apabila ada parameter yang tidak dapat dikuantifikasi, sehingga untuk memperkirakan dampak akan dilakukan dengan profesional judgement. Dua jenis metode non formal yang akan digunakan, yaitu : prakiraan dampak secara analog dan penilaian para ahli.
  • 45. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 45 prakiraan dampak secara analog, dampak lingkungan yang timbul sebagai akibat aktivitas sejenis di daerah lain dan atau berlangsung pada waktu yang lampau akan dijadikan bahan pertimbangan untuk memprakirakan dampak lingkungan yang akan terjadi di proyek. Metoda non formal dilakukan terhadap komponen ruang dan lahan serta sosial ekonomi dan sosial budaya. Penilaian para ahli, menentukan prakiraan dampak yang didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman peneliti di bidangnya. Teknik ini digunakan apabila dijumpai hal-hal, dimana data dan informasi yang tersedia terbatas, serta kurang dipahaminya fenomena yang diprakirakan akan terjadi. Telaahan dampak akan ditempuh melalui sintesis : 1. Penelaahan secara holistik segenap komponen lingkungan yang diprakirakan akan mengalami perubahan karena kegiatan proyek. 2. Penelaahan persebaran dampak lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan proyek menurut ruang persebaran dampak. 3. Penelaahan kegiatan proyek yang bersifat strategis bagi keperluan pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Komponen lingkungan yang secara potensial akan terkena dampak akan didasarkan pada derajat kepentingan dampaknya dengan metoda yang relevan antara lain telaahan pustaka, pertimbangan pakar (expert judgement). Tingkat kepentingan dampak menurut PP No. 27 Tahun 2012 dan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. KEP- 056/Tahun 1994 antara lain didasarkan pada faktor-faktor sebagai berikut : a. Jumlah manusia yang terkena dampak b. Luas wilayah persebaran dampak c. Lamanya dampak berlangsung
  • 46. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 46 d. Intensitas dampak e. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang dapat terkena dampak f. Sifat kumulatif dampak g. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak. 1. Kualitas Udara dan Kebisingan a. Kualitas Udara Untuk memprediksi resuspensi debu yang diakibatkan oleh pergerakan roda kendaraan pada tahap pematangan lahan digunakan persamaan : eu = 5,9 (s/12) (S/30) (W/7)0,7 (w/4)0,5(d/365) dimana : eu = Jumlah debu per panjang jalan (lb/mile) s = Silt Content (%) S = Kecepatan kendaraan (mile/jam) W = Berat kendaraan (ton) w = Jumlah roda kendaraan d = Jumlah hari tidak hujan dalam 1 tahun Dispersi gas buang akibat kegiatan mobilisasi alat diprediksikan dengan persamaan Gaussian (line source) sebagai berikut :                     2 5 , 0 5 , 0 . 2 2 , z H Exp z QL z x C    dimana : C (x,z) = Konsentrasi pencemar di udara ambien (atmosfer), g/m3 X = jarak antara jalan dengan receptor, m Z = Tinggi receptor di atas permukaan tanah, m Q = Emision rate per unit jarak, g/s.m.  = Koefisien; 3,14 u = Rata-rata kjecepatan angin pada sumbu X, (m/det)
  • 47. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 47 H = Tinggi sumber titik gas buang dari kendaraan, m z = Koefisien dispersi vertikal Gaussian, m b. Kebisingan Sumber titik / diam yang bersumber dari genset / generator : sumber garis/bergerak dari kegiatan transportasi : dimana : LP1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1, dBA LP2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2, dBA r1 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 1 r2 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 2 2. Hidrologi dan Kualitas Air a. Hidrologi Untuk memprakirakan besarnya surface run off akibat kegiatan pematangan lahan dan perkerasan lahan PENGEMBANGAN KAWASAN SCIENCE TECHNOLOGY INDUSTRIAL PARK (STIP) PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Tahun Anggaran 2021 dan sarana pendukungnya akan dihitung berdasarkan pendekatan besarnya hujan maksimum menurut periode ulangnya dihitung dengan menggunakan metoda baku, sedangkan taksiran intensitas hujan digunakan dengan menghitung berdasarkan data curah hujan yang ada Persamaan yang dipakai untuk menghitung volume run off dan volume infiltrasi rona lingkungan awal adalah : LP LP 20.log r r 2 1 2 1   LP LP log r r 2 1 2 1   10.
  • 48. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 48 Vr = L x Cr x H Vi = L x Ci x H Disini : Vr = volume run off (M3/tahun) Vi = volume infiltrasi (M3/tahun) L = luas (M2) Cr = Koefisien run off (%) Ci = Koefisien infiltrasi (%) H = Curah hujan (M3/tahun) Untuk memprakirakan besarnya ketersediaan sumber air permukaan bagi operasional industri dan rencana operasional kegiatan dan sarana lainnya akan dikaji dengan pengukuran debit air air sungai yang akan dijadikan sumber air bagi kegiatan saat rona awal di musim kemarau dan musim hujan serta mengetahui berbagai pengguna air permukaan, sehingga dapat diketahui dampak yang akan terjadi. b. Kualitas Air Dasar pendekatan prediksi konsentrasi pencemar konservatif didasarkan kepada Model Zona Pengadukan (Mixing Zone Model), yaitu : Cr =  (C1 x Q1) + (C2 x Q2)  / Q1 + Q2 dimana : Cr = Konsentrasi konsisten di sebelah hilir tapak proyek, mg/l C1 = Konsentrasi konsisten di sebelah hulu lokasi tapak proyek, mg/l C2 = K onsentrasi konsisten air limbah kegiatan, mg/l Q1 = Debit di sebelah hilir lokasi tapak proyek, m3/det Q2 = Debit di sebelah hulu lokasi tapak proyek, m3/det
  • 49. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 49 Konsentrasi konsisten di sebelah hilir merupakan konsentrasi campuran di badan air antara konsentrasi limbah cair dengan debit tertentu dengan kualitas air di badan air dan debit tertentu. Limbah cair dari kegiatan ini bersumber dari kegiatan serta sarana penunjangnya pada tahap konstruksi maupun tahap operasi kegiatan. Prakiraan ini didasarkan pada kasus terburuk (worst case scenario) yang dapat terkena dampak akibat adanya limbah cair dari kegiatan. 4. Ruang - Lahan dan Tanah Prakiraan dampak kegiatan terhadap aspek ruang dan lahan didasarkan sebagai berikut : a. Penggunaan ruang dan lahan Prakiraan dampak didasarkan pada kemungkinaan dampak yang dapat terjadi dan dibandingkan antara penggunaan lahan sebelum adanya proyek dan setelah adanya proyek. Selain itu akan dilakukan dengan jalan overlay peta penggunaan lahan dan peta tata ruang wilayah setempat. b. Tanah Dampak terhadap aspek tanah didasarkan pada kemungkinaan dampak yang dapat terjadi akibat kegiatan terhadap terjadinya sifat tanah. 5. Komponen Biologi a. Flora Untuk memprakirakan dampak terhadap flora akan dilakukan dengan metoda formal, yaitu melalui pendekatan analogis terhadap kegiatan sejenis b. Fauna
  • 50. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 50 Untuk memprakirakan dampak terhadap flora akan dilakukan dengan metoda formal, yaitu melalui pendekatan analogis terhadap kegiatan sejenis c. Biota Air Prakiraan dampak kegiatan proyek yang dapat menimbulkan dampak terhadap biota perairan akan dilakukan dengan melihat terjadinya perubahan sifat fisik dan kimia air permukaan dan dampaknya terhadap biota perairan (plankton, benthos dan nekton) dengan mengkaji pada berbagai literatur, hasil penelitian dan studi sejenis yang relevan dengan studi yang akan dilakukan terutama untuk kegiatan sejenis. 6. Komponen Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya Prakiraan dampak pada aspek sosial ekonomi dan sosial budaya didasarkan pada konsep dan teori yang relevan dengan menggunakan analogi pada proyek sejenis akibat adanya kegiatan. Hal ini merupakan hipotesis yang disusun berdasarkan kerangka pikiran tertentu yang dimiliki oleh tenaga ahli, tetapi tidak dituangkan dalam laporan ini. 7. Kesehatan Masyarakat Prakiraan dampak pada aspek kesehatan masyarakat (pedagang, konsumen /pembeli dan masyarakat) didasarkan pada dampak turunan dari dampak akibat penurunan kualitas air, ketersediaan kuantitas air, kualitas udara, limbah padat/sampah, kondisi sanitasi, lokasi tapak secara umum, kebisingan, serta timbulan limbah padat. 4.2.3. Penentuan Pentingnya Dampak Komponen lingkungan yang potensial terkena dampak akan didasarkan pada derajat kepentingan dampak dengan metoda yang relevan yaitu
  • 51. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 51 telaahan pustaka, pertimbangan pakar (expert judgement).Kriteria mengenai dampak penting suatu usaha dan atau kegiatan terhadap komponen lingkungan dikaji dengan mempertimbangkan Keputusan Kepala Bapedal Nomor: KEP-056 tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting serta Peraturan Pemerintah RI No. 27 Tahun 2012 tentang Ijin Lingkungan, yaitu : a. Jumlah manusia yang terkena dampak b. Luas wilayah persebaran dampak c. Intensitas dampak d. Lamanya dampak berlangsung e. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang dapat terkena dampak r. Sifat kumulatif dampak g. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak. 4.2.4. Metoda Evaluasi Dampak Penting Telaahan evalusai dampak penting akan dikaji dengan telaahan dampak negatif dan positif penting berdasarkan hasil kajian dalam uraian bab sebelumnya, sedangkan dampak yang tergolong tidak penting (positif atau negatif) tidak akan dievaluasi lebih lanjut. Berdasarkan telahan pada uraian prakiraan dampak penting yang ditimbulkan dari masing-masing rencana kegiatan secara holistik dan kausatif sehingga akan dapat diketahui dampak yang dijelaskan pada uraian evaluasi dampak penting dan perlu dilakukan pengelolaan serta dampak – dampak apa saja yang tidak perlu dikelola mengingat dampak tersebut merupakan dampak sekunder / dampak turunan. Hasil evaluasi dampak penting akan menjadi bahan masukan rencana usaha / kegiatan pembangunan dan selanjutnya akan menjadi masukan bagi instansi yang berwenang untuk memutuskan kelayakan lingkungan dari rencana usaha / kegiatan, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
  • 52. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 52 Pemerintah Nomor : 27 tahun 2012. Pada bahasan evaluasi dampak penting akan dirumuskan tentang identifikasi dan rumusan arahan pengelolaan dampak penting lingkungan yang ditimbulkan. 4.3. RENCANA PROGRAM & JADWAL KERJA Rencana kerja yang akan dilakukan konsultan bertitik tolak dari adaya jadwal studi AMDAL meliputi tahapan kegiatan sebagaimana disajikan pada jadwal rencana kegiatan sebagai berikut :
  • 53. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 53 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Review Dokumen Kontrak 2. Penyusunan Jadwal Kerja 3. Pembagian Tugas Personil 1. Pengambilan & Uji Lab.Sampel Air 2. Pengambilan & Uji Lab Sampel Udara 3. Pengukuran Tingkat Kebisingan 4. Survey Flora dan Fauna 5. Survey Sosekbud 1. Data Demografi 2. Data Iklim 3. Data Kesmas 1. Tayang Pengumuman Media Massa 2. Rapat Konsultasi Publik 1. Kajian dan Analisa Data 2. Penyusunan KA-Andal 1. Kajian dan Analisa Data 2. Penyusunan Dokumen Andal 3. Penyusunan RKL-RPL 1. Pembahasan KA-Andal 2. Pembahasan Dok. Andal 3. Pembahasan Dok. RKL-RPL 1. Perbaikan KA-Andal 2. Perbaikan Dok. Andal 3. Perbaikan Dok. RKL-RPL 1. Finalisasi Dokumen 2. Keputusan Penetapan Kelayakan Amdal 3. Penerbitan Izin Lingkungan 3. Penyerhan Hasil Pekerjaan Bulan Ke-4 WAKTU PELAKSANAAN I. FINALISASI DAN PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3 A. PERSIAPAN B. SURVEY LAPANGAN C. PENGUMPULAN DATA SEKUNDER D. PENGUMUMAN & KONSULTASI PUBLIK E. PENYUSUNAN KA- ANDAL F. PENYUSUNAN DOK. ANDAL & RKL-RPL TAHAPAN PEKERJAAN UARAIAN PEKERJAAN G. SIDANG PEMBAHASAN H. PERBAIKAN HASIL PEMBAHASAN
  • 54. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 54 Perlaksanaan pekerjaan akan kami laksanakan dengan system yang kamim susun sedemikian rupa untuk mencapai target pekerjaan sehingga dapat tepat waktu dan tepat mutu sesuai denga biaya kontrak. Berikut gambaran program kerja pada setiap tahapan yang akan kami lakukan : 1. Koordinasi Tim  Mengkoordinasi pelaksanaan pekerjaan studi AMDAL meliputi tugas masing-masing tenaga ahli  Mengkoordinasikan kesiapan tenaga ahli untuk pekerjaan studi AMDAL.  Mengkordinasi kesiapan tenaga penunjang (asisten, operator computer dan drafter serta office boy) untuk pekerjaan studi AMDAL.  Mengkkordinasikan persiapan tenaga ahli dan asisten untuk rencana survey lapangan guna menghimpun data primer dan data sekunder  Menghimpun seluruh data primer dan data sekunder yang akan diambil di lokasi studi dari pemrakarsa maupun dari instansi terkait 2. Publikasi di Media Masa Lokal / Lingkup Lebih Luas  Publikasi rencana kegiatan perlu dilakukan pada awal pekerjaan sebelum maju pada pekerjaan selanjutnya  Sebelum pemasanngan rencana kegiatan dilakukan perlu koordinasi dengan aparat instansi terkait yang membidangi masalah lingkungan serta pemrakarsa rencana kegiatan, hal ini untuk penyamaan persepsi perihal materi yang akan dipublikasikan sebelumnya dikonsep konsultan selanjutnya disampaikan draftnya ke Kantor Linkungan Hidup Kota Mataram.
  • 55. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 55  Pemasangan informasi rencana kegiatan selain dilakukan di media masa local / lingkup luas juga dilakukan pada kantor Kecamatan di lokasi studi, dan Kantor LH Kota Mataram.  Pedoman penyusunan materi yang akan dipublikasikan di media masa merujuk pada pedoman yang diterbitkan yaitu : Keputusan Kepala Bapedal No. 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses AMDAL 3. Pelaksanaan Konsultasi Publik  Pedoman pelaksanaan kegiatan konsultasi public berpedoman pada Keputusan Kepala Bapedal No. 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses AMDAL  Pelaksanaan konsultasi publik dapat dilakukan pada lokasi Kantor Kelurahan yang terkena dampak  Pihak yang akan diundang dalam acara sosialisasi / konsultasi publik adalah : aparat kelurahan di lokasi studi, tokoh-tokoh masyarakat,tokoh pemuda, LSM, muspika Kecamatan, instansi terkait, pemrakarsa kegiatan dan konsultan penyusun AMDAL  Pihak yang akan mengundang adalah pemrakarsa kegiatan kepada instansi terkait dan Kelurahan serta kecamatan sedangkan yang mengundang masyarakat adalah kecamatan 4. Survey Lapangan untuk Pengumpulan Data untuk KA-ANDAL Pelaksanaan survey untuk penyusunan draft KA-ANDAL akan dilakuklan untuk mengetahui gambaran awal secara jelas tentang lokasi rencana kegiatan, kegiatan yang ada di lokasi studi, kegiatan yang telah menimbulkan dampak pada lingkungan, penentuan rencana lokasi sampling. Tenaga ahli yang mengikuti survey adalah tenaga ahli : ketua tim, ahli lingkungan, ahli teknik sipil, ahli kimia, ahli biologi. Survey
  • 56. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 56 lapangan dilakukan untuk menghimpun seluruh data sekunder yang akan diambil di lokasi studi dari pemrakarsa maupun dari instansi terkait yang meliputi komponen fisik-kimia, komponen biologi, komponen sosial ekonomi dan budaya serta komponen kesehatan masyarakat dan terdiri dari : Komponen lingkungan fisik-kimia  Data Iklim, data sekunder bilamana ada terkait kualitas adara ambien dan kebisingan (telah dibahas di metoda studi),  Geologi, penjelasan telah dibahas pada pendekatan dan metoda studi aspek geologi  Hidrologi dan kualitas air (air tanah dan kualitas air permukaan), penjelasan telah dibahas pada pendekatan dan metoda studi aspek hidrologi dan kualitas air  Ruang, lahan, tanah dan transportasi, penjelasan telah dibahas pada pendekatan dan metoda studi aspek ruang, lahan tanah Komponen Biologi  Keanekaan jenis flora, penjelasan telah dibahas pada pendekatan dan metoda studi aspek biota air  Biota air (sungai), penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek biota air Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya  Kependudukan, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek sosial ekonomi dan budaya  Sosial ekonomi, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek sosial ekonomi dan budaya
  • 57. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 57  Sosial budaya, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek sosial ekonomi dan budaya  Persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan untuk aspek social ekonomi dan budaya Komponen Lingkungan Kesehatan Masyarakat  Kesehatan masyarakat, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek kesehatan masyarakat 5. Penyusunan Draft KA-ANDAL Penyusunan draft KA-ANDAL akan disusun tenaga ahli bersama ketua tim studi AMDAL dengan materi yang akan dibahas meliputi : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Rencana Kegiatan 1.3. Pelaksanaan Studi BAB II PELINGKUPAN 2.1. Deskripsi Rencana Usah/atau Kegiatan yang akan Dikaji 2.1.1 Status Studi AMDAL 2.1.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan dengan Rencana Tata Ruang 2.2. Deskripsi Rona Lingkungan Awal 2.2.1 Komponen Fisik-Kimia 2.2.2. Komponen Biologi 2.2.3. Komponen Sosial Ekonomi Budaya 2.2.4. Komponen Kesehatan Masyarakat 2.2.5. Kegiatan di Sekitar Lokasi 2.3. Hasil Pelibatan Masyarakat 2.4. Dampak Penting Hipotetik
  • 58. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 58 2.5. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian BAB III METODA STUDI 3.1. Metode Pengumpulan Data dan Analisis Data 3.1.1. Komponen Lingkungan Fisika-Kimia 3.1.2. Komponen Lingkungan Biologi 3.1.3. Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya 3.1.4. Kesehatan Lingkungan Kesehatan Masyarakat 3.2. Metoda Prakiraan Dampak Besar dan Penting 3.3. Metoda Evaluasi Dampak Besar dan Penting DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 6. Penyampaian Draft KA-ANDAL dan Koreksi KA-ANDAL Penyampaian draft KA-ANDAL akan disampaikan konsultan kepada pemrakarsa setelah dikoreksi tenaga ahli bersama ketua tim studi AMDAL. Setelah disampaikan draft KA-ANDAL kepada pemrakarsa maka dokumen dikoreksi pemrakarsa untuk disampaikan kembali kepada konsultan. 7. Presentasi Draft KA-ANDAL Setelah disampaikan draft KA-ANDAL akan dibahas di Komisi Teknis/Komisi AMDAL Kota Mataram. 8. Koreksi Draft KA-ANDAL Setelah disampaikan dan dibahas maka draft KA-ANDAL akan dikorekksi konsultan berdasarkan masukan tertulis dari anggota komisi tetap anggota komisi tidak tetap 9. Penyampaian Dokumen Akhir KA-ANDAL Penyampaian dokumen akhir KA-ANDAL akan disampaikan konsultan kepada pemrakarsa serta Komisi Teknis/Komisi AMDAL Daerah
  • 59. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 59 setelah dikoreksi tenaga ahli bersama ketua tim studi AMDAL dan mendapat pengesahan 10. Analisis Laboratorium dan Pengolahan Data Pelaksanaan survey untuk penyusunan draft ANDAL, RKL, RPL mengetahui gambaran awal secara jelas tentang lokasi rencana kegiatan, kegiatan yang ada di lokasi studi, kegiatan yang telah menimbulkan dampak pada lingkungan, penentuan rencana lokasi sampling. Tenaga ahli yang mengikuti survey adalah tenaga ahli : ketua tim, ahli kimia, ahli lingkungan, ahli teknik sipil, dan ahli biologi. Survey lapangan dilakukan untuk menghimpun seluruh data sekunder tambahan dan data primer yang akan diambil di lokasi studi yang meliputi komponen fisik-kimia, komponen biologi, komponen sosial ekonomi dan budaya serta komponen kesehatan masyarakat dan terdiri dari : Komponen lingkungan fisik-kimia  Data Iklim, kualitas adara ambien dan kebisingan (telah dibahas di metoda studi),  Geologi, penjelasan telah dibahas pada pendekatan dan metoda studi aspek geologi  Hidrologi dan pengmbilan contoh sampel kualitas air (kualitas air permukaan), penjelasan telah dibahas pada pendekatan dan metoda studi aspek hidrologi dan kualitas air  Ruang, lahan, tanah dan transportasi, penjelasan telah dibahas pada pendekatan dan metoda studi aspek ruang, lahan tanah Komponen Biologi  Flora, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek flora  Fauna, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek fauna
  • 60. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 60  Biota air (sungai), penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek biota air Komponen Lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya  Kependudukan, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek sosial ekonomi dan budaya  Sosial ekonomi, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek sosial ekonomi dan budaya  Sosial budaya, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek sosial ekonomi dan budaya  Persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan untuk aspek social ekonomi dan budaya Komponen Lingkungan Kesehatan Masyarakat  Kesehatan masyarakat, penjelasan telah dibahas pada metoda studi aspek kesehatan masyarakat 11. Analisis Laboratorium Analisis laboratorium akan dilakukan terhadap :  Kualitas udara ambien  Kualitas air permukaan  Contoh tanah undisturbed  Contoh biota air (plankton, benthos dan nekton) Pengujian akan dilakukan pada laboratorium terakreditasi bilamana tidak ada maka akan merujuk pada laboratorium resmi terakreditasi / KAN. 12. Penyusunan Draft ANDAL, RKl, RPL Penyusunan draft ANDAL, RKL, RPL akan disusun tenaga ahli bersama ketua tim studi AMDAL dengan materi sesuai acuan
  • 61. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 61 PermenLH No 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. 13. Penyampaian Draft ANDAL, RKL, RPL Penyampaian draft ANDAL, RKL, RPL akan disampaikan konsultan kepada pemrakarsa setelah dikoreksi tenaga ahli bersama ketua tim studi AMDAL 14. Koreksi Draft ANDAL, RKL, RPL Setelah disampaikan draft ANDAL, RKL, RPL kepada pemrakarsa maka dokumen dikoreksi pemrakarsa untuk disampaikan kembali kepada konsultan 15. Perbaikan Draft ANDAL, RKL, RPL Setelah diterima konsultan maka draft ANDAL, RKL, RPL akan dikoreksi lagi berdasarkan masukan dari pemrakarsa sebelum diserahkan ke Komisi Teknis / Komisi AMDAL Daerah. 16. Penyampaian Draft ANDAL, RKL, RPL Penyampaian draft ANDAL, RKL, RPL akan disampaikan konsultan kepada pemrakarsa serta Komisi Teknis / Komisi AMDAL Daerah setelah dikoreksi tenaga ahli bersama ketua tim studi AMDAL untuk dibahas. 17. Presentasi di Komisi AMDAL Kota Mataram Setelah disampaikan dan disampaikan ke Komisi AMDAL Kota Mataram maka draft ANDAL, RKL, RPL akan dibahas anggota Komisi AMDAL (anggota komisi tetap anggota komisi tidak tetap). 18. Perbaikan Draft ANDAL, RKL, RPL
  • 62. Dokumen Usulan Teknis Penyusunan Dokumen AMDAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) SSDP Kota Mataram Bab VI - 62 Setelah diterima konsultan anggota komisi AMDAL maka draft ANDAL, RKL, RPL akan dikoreksi lagi berdasarkan masukan dari tertulis Komisi Teknis/Komisi AMDAL Komisi AMDAL Kota Mataram. 19. Penyampaian Laporan Draft Akhir ANDAL, RKL, RPL Penyampaian laporan Draft Akhir ANDAL, RKL, RPL akan disampaikan konsultan kepada pemrakarsa serta Komisi Teknis/Komisi AMDAL Daerah guna mendapat evaluasi kelayakan lingkungan 20. Pemrosesan Pengesahan Dokumen AMDAL dan Izin Lingkungan Dokumen AMDAL yang dianggap memenuhi persyaratan maka mendapat rekomendasi dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram sebagai dasar penerbitan Izin Lingkungan Hidup.