meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...Siti Romlah
Bab I ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, dan definisi operasional pada skripsi yaang berjudul meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis siswa Mts dengan menggunakan pendekatan problem posing
Strategi Media Pembelajaran (SMP) - Konsep Dasar Model pembelajarannoussevarenna
Semoga bermanfaat :)
Tolong jangan mengupload file ini kembali yaa, jika ingin mengupload kembali, copy url dan sertakan akun ini sebagai sumber ^^ Terima kasih
meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis ...Siti Romlah
Bab I ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, dan definisi operasional pada skripsi yaang berjudul meningkatkan kemampuan berfikir kreatif matematis dan self-concept matematis siswa Mts dengan menggunakan pendekatan problem posing
Strategi Media Pembelajaran (SMP) - Konsep Dasar Model pembelajarannoussevarenna
Semoga bermanfaat :)
Tolong jangan mengupload file ini kembali yaa, jika ingin mengupload kembali, copy url dan sertakan akun ini sebagai sumber ^^ Terima kasih
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
5. Dimensi Pengetahuan Metakonitif
Menurut Flavel (Jonassen, 2000) metakognitif yaitu kesadaran seseorang tentang
bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran sesuatu masalah,
kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan meng-
gunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan, dan kemampuan menilai
kemajuan belajar sendiri.
Flavell tahun 1979 dalam artikel klasiknya mengenai metakognisi, mengungkapkan
bahwa metakognisi mencakup tiga macam pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang
strategi, pengetahuan tentang tugas kognitif, dan pengetahuan diri.
6. PENGETAHUAN STRATEGI
Pintrich (2002) memaparkan
pengetahuanstrategi adalah pengetahuan
pada strategi umumuntuk belajar,
berpikir, dan memecahkan masalah.
Pengetahuan strategis meliputi
pengetahuan tentang berbagai strategi
yang mungkin digunakan oleh peserta
didik untuk menghafal materi, untuk
memperoleh makna dari bacaan
Strategi-strategi metakognitif membantu
siswa lebih efisien dan lebih memiliki
kekuatandalam belajar karena strategi
metakognitif menolong siswa untuk
menemukan informasi, menilai kapan
siswa perlu tambahan sumber materi
danmengerti kapan harus menerapkan
pendekatanyang berbeda terhadap suatu
masalah yangditemukan ketika siswa
belajar (Hammond, Austin, Cheung dan
Martin, 2003)
7. Anderson dan Krathwohl (2010), contoh-
contoh pengetahuan stategis adalah
sebagai berikut
1. Pengetahuan bahwa mengulang-ulang
informasi merupakan salah satu cara
untuk mengingat informasi
2. Pengetahuan perihal beraneka
strategimnemonic untuk menghafal
(misal menggunakan akronim untuk
menghafal)
3. Pengetahuan tentang berbagai
strategi pe- ngorganisasian seperti
menuliskan garis besar dan
menggambar diagram.
4. Pengetahuan untuk merencanakan
strategi seperti merumuskan tujuan
membaca dan mengajukan
pertanyaan pada diri sendiri.
8. PENGETAHUAN TENTANG TUGAS-
TUGAS KOGNITIF
Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif
menjelaskan bahwa tugas belajar yang berbeda
bisa dikatakan sulit, bisa juga dikatakan kurang
sulit oleh siswa tertentu sesuai dengan kemam-
puan kognitif siswa dan situasi belajar.
9. Anderson dan Krathwohl (2010), contoh
pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif,
yang meliputi pengetahuan kontekstual
dan kondisional adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan bahwa strategi elaborasi
seperti merangkum dan
memparafrasakan dapat
membuahkan pemahaman yang
mendalam.
2. Pengetahuan bahwa tugas mengingat
kembali (soal jawaban singkat),
berbeda dengan tugas mengenali
(soal pilihan ganda) yang pada
umumnya lebih banyak menuntut
kerja sistem memori.
10. PENGETAHUAN DIRI
Pengetahuan diri merupakan pengetahuan
mengenai kekuatan dan kelemahan seseorang.
Flavell (Pintrich, 2002). Pengetahuan diri
berkaitan erat dengankesadaran diri. Kesadaran
diri yang luas dan mendalam dari pengetahuan
dasar orang itu sendiri merupakan aspek
penting dari pengetahuan diri.
11. Anderson dan Krathwohl (2010), contoh
pengetahuan diri adalah sebagai berikut:
1. Seorang mahasiswa yang tahu bahwa
dia lebih bisa mengerjakan tes berupa
pilihan ganda dibanding tes berupa
essay
2. Seorang mahasiswa yang mengetahui
bahwa dirinya tidak suka berhitung
akan lebih mempersiapkan diri saat
mengikuti pelajaran statistik dan
mengerjakan tugas bersama teman
yang memang menyukai statistik.
15. • Instrumen Penilaian & Evaluasi (Sesuai dengan
indikator)
• Bentuk / Metoda / Penugasan Pembelajaran
• Materi Pembelajaran (keluasan dan
kedalaman)
16.
17. Mengingat sumber belajar sebagai komponen
penting dalam pembelajaran (Fathoni, dkk, 2021;
Riyadi, 2021), maka kriteria analisis sumber belajar
didasarkan atas ketersediaan, kesesuaian,
kemudahan (Kosasih, 2021) dengan memperhatikan
faktor fungsional, efektif, dan sistematis saat akan
mengembangkannya (Ummah & Wisanti, 2021)
sehingga menghasilkan bahan ajar yang benar
secara keilmuan dan tidak menimbulkan
kebingungan pembaca (Kosasih, 2021) serta
bermanfaat dalam meningkatkan hasil belajar siswa
(Januszewski & Molenda, 2008).
18.
19. REFERENSI
Hasanudin, C., Subyantoro, S., Zulaeha, I., & Pristiwati, R. (2021, December). Strategi Menyusun Bahan Ajar Inovatif
Berbasis Mobile Learning untuk Pembelajaran Mata Kuliah Keterampilan Menulis di Abad 21. In Prosiding Seminar
Nasional Pascasarjana (PROSNAMPAS) (Vol. 4, No. 1, pp. 343-347).
Editor's Notes
Penilaian seharusnya dilaksanakan melalui tiga pendekatan, yaitu assessment of learning (penilaian akhir pembelajaran), assessment for learning (penilaian untuk pembelajaran), dan assessment as learning (penilaian sebagai pembelajaran).
Assessment as learning mempunyai fungsi yang mirip dengan assessment for learning, yaitu berfungsi sebagai formatif dan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Perbedaannya, assessment as learning melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Peserta didik diberi pengalaman untuk belajar menjadi penilai bagi dirinya sendiri (self assessment).
Selama ini assessment of learning paling dominan dilakukan oleh pendidik dibandingkan assessment for learning dan assessment as learning. Penilaian pencapaian hasil belajar seharusnya lebih mengutamakan assessment as learning dan assessment for learning dibandingkan assessment of learning.