Dokumen tersebut membahas tentang bidang studi kepemimpinan yang mencakup tiga sub bidang yaitu pemimpin tingkat nasional, kepemimpinan negarawan, dan kepemimpinan visioner. Modul tersebut menjelaskan konsep-konsep penting kepemimpinan seperti jenis-jenis teori kepemimpinan, karakteristik pemimpin nasional, indeks kepemimpinan nasional, dan model-model pengembangan kepemimpinan.
2. Keberhasilan dan kegagalan Kepemimpinan Nasional merupakan
pelajaran berharga dalam membangun bangsa agar setiap tantangan,
hambatan, gangguan, dan ancaman terhadap pencapaian tujuan nasional
dapat diantisipasi dan diatasi dengan baik
Aktualisasi pola pikir, pola sikap dan pola tindak seorang Pemimpin
Tingkat Nasional harus mengalir dari paradigma nasional serta
memperhatikan fenomena yang berkembang serta perubahan
lingkungan strategis yang komprehensif integral secara sistematis,
terarah dan tepat sasaran
Untuk menghayati objek Kepemimpinan dan pemahaman terhadap keberadaan
Pemimpin Tingkat Nasional harus berangkat dari pengertian operasional Pemimpin
Tingkat Nasional sebagai suatu sistem yang mengacu kepada pengimplementasian
Wawasan Nusantara dan konsepsi Ketahanan Nasional
3. KEPEMIMPINAN NASIONAL
KETAHANAN NASIONAL
Kepemimpinan merupakan salah
satu fungsi strategis yang dapat
mendorong terwujudnya citacita,
aspirasi, dan nilai-nilai yang
berkembang dalam masyarakat
karena adanya interaksi antara
pemimpin dan yang dipimpin
Kepemimpinan (leadership) dapat juga diartikan sebagai
kemampuan yang ada dari seseorang untuk
memengaruhi, menggerakkan, dan mengarahkan orang
lain untuk mencapai suatu tujuan. Kepemimpinan
Nasional adalah merupakan system atau hal, cara,
sistem, hasil kerja Pemimpin Tingkat Nasional.
3
4. TEORI SIFAT
(TRAITS THEORY)
kepemimpinan adalah sifat atau
perilaku dari seorang pemimpin.
ENVIROMENTAL
THEORY
munculnya seorang pemimpin merupakan hasil
dari waktu, tempat, dan keadaan
HUMANISTIC THEORY
Didasarkan karena sifat yang
berbeda antara organisasi
dan manusia
EXCHANGE THEORY
KEPEMIMPINAN MODEL FIELDES GAYA
KEPEMIMPINAN YG DPT DIUKUR
KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
KEPEMIMPINAN MODEL PENCAPAIAN TUJUAN
KEPEMIMPINAN MODEL PARTISIPASI BERSYARAT
KEPEMIMPINAN YG MEMUSATKAN PRINSIP
KEPEMIMPINAN MODEL LOMPATAN CEPAT KE
DEPAN
2
LANDASAN KONSEPTUAL KEPEMIMPINAN NASIONAL
didasarkan pada asumsi bahwa
interaksi sosial menggambarkan
suatu bentuk tukar menukar
5. A. PEMIMPIN NASIONAL
KEPEMIMPINAN
Pemimpin Tingkat Nasional diartikan sebagai kelompok pemimpin bangsa pada segenap
strata kehidupan nasional didalam setiap gatra (asta gatra) pada bidang/sektor profesi, baik
di tingkat suprastruktur, infrastruktur dan substruktur maupun formal, nonformal dan
informal yang memilki kemampuan dan kewenangan untuk mengarahkan mengerahkan
segenap potensi nasional (bangsa dan negara) dalam rangka pencapaian tujuan nasional .
Pemimpin Tingkat Nasional dapat pula diartikan sebagai seseorang
atau sekelompok elite bangsa yang mampu melakukan proses
kepemimpinan untuk menggerakkan atau mengarahkan segala
sumber daya (empowerment all resources) bangsa menuju
tercapainya cita-cita nasional sesuai tujuan nasional berdasarkan
Pancasila dan UUD NRI 1945
Kaderisasi Pemimpinan Tingkat Nasional adalah suatu proses mempersiapkan
sumber daya manusia Indonesia baik di tingkat pusat maupun daerah untuk
menjadi pemimpin pada masanya bagi masa depan bangsa berdasarkan
Pancasila dan UUD NRI 1945 dengan tetap menjaga keutuhan NKRI
6. SECARA PARADIGMATIK, LANDASAN KEPEMIMPINAN
BAGI PEMIMPIN TINGKAT NASIONAL BERSUMBER DARI
KAJIAN PARA PAKAR KEPEMIMPINAN,BAIK YANG
BERSIFAT KHUSUS (BIDANG TERTENTU) MAUPUN
UMUM. LANDASAN TEORETIS DIBATASI PADA DUA
ASPEK, YAITU ASPEK FILOSOFIS DAN ASPEK HISTORIS.
PENDEKATAN PARADIGMA KEPEMIMPINAN
5
9. KEPEMIMPINAN
MODEL PENGEMBANGAN KEPEMIMPINn
MODEL KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL
MODEL KEPEMIMPINAN
TRANSAKSIONAL
PENGEMBANGAN
KEPEMIMPINAN
pemimpin berupaya untuk
meningkatkan motivasi, moral dan
kinerja pengikutnya
kepemimpinan dimana seorang pemimpin mendorong
bawahannya untuk bekerja dengan menyediakan sumberdaya
dan penghargaan sebagai imbalan untuk motivasi, produktivitas
dan pencapaian tugas yang efektif
5 (lima) tingkat pengembangan kemampuan kepemimpinan,
yakni (1) berdasarkan kedudukan, (2) kemampuan membina
hubungan, (3) karena memberikan "hasil" bagi
organisasinya, (4) pengembangan sumberdaya manusia, dan
(5) pengendalian diri
10. 10
B. KEPEMIMPINAN
NEGARAWAN
POSTUR PEMIMPIN DAN NEGARAWAN
Siapapun yang masuk kategori pemimpin tingkat nasional (the national leaders)
harus memahami dan sanggup untuk menghadapi dan mengatasi kompleksitas
permasalahan nasional yang telah diuraikan sebelumnya.
INDEK
KEPEMIMPINAN
NASIONAL
INDONESIA
identifikasi Cita Susila (moralitas) dan Akuntabilitas (rasa tanggung
jawab) sebagai" key variables “:
1. Moralitas dan Akuntabilitas yang bersifat Sipil atau Individual;
2. Moralitas dan Akuntabilitas yang bersifat Sosial
Kemasyarakatan;
3. Moralitas dan Akuntabilitas yang bersilat Institusional atau
Kelembagaan; dan;
4. Moralitas dan Akuntabilitas yang bersifat Global
11. 12
INDEK
KEPEMIMPINAN
NASIONAL
INDONESIA
(I K N I)
merupakan gambaran tentang tolok ukur
harapan kepercayaan sosial (social trust)
kepada kapabilitas dan akseptabilitas seorang
pemimpin yang didambakan dapat
membangun optimisme bahwa pemimpin
tersebut dapat mengantarkan bangsa
Indonesia ke pintu gerbang kehidupan
nasional yang lebih baik.
dapat digunakan sebagai parameter untuk
melakukan intropeksi bagi siapa saja
yang berkeinginan dan mempunyai cita-
cita untuk masuk dijajaran pimpinan di
tingkat nasional.
12. 10
C. KEPEMIMPINAN VISIONER
Kepemimpinan Visioner merupakan seni dan kemampuan
seorang pemimpin organisasi dalam menerapkan visi yang
sudah ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
PERAN
PENENTU
ARAH
AGEN
PERUBAHAN
JURU
BICARA
PELATIH
13. 10
KEPEMIMPINAN
PERUBAHAN
Era perubahan akan menciptakan kebutuhan bagi banyak
pemimpin baru di masa yang akan datang. Pada akhirnya,
para pemimpin yang paling sukses akan menjadi orang yang
paling bisa
Transisi adalah keadaan dimana perubahan menempatkan
manusia ke dalam perubahan. Perubahan bersifat eksternal
(kebijakan, praktik, atau struktur berbeda yang ingin
diwujudkan pemimpin), sedangkan transisi bersifat internal
(suatu re-orientasi psikologis yang harus dilalui orang
sebelum perubahan dapat berhasil
14. 10
KEPEMIMPINAN KONEKTIF
Kepemimpinan Konektif membutuhkan kemampuan untuk
menyesuaikan ketergantungan dan keragaman melalui pola
kolaborasi yang kondusif, sedemikian rupa agar kasus-kasus
atau masalah yang dirasakan oleh para pengikut dapat
diselesaikan dengan pendekatan kolaboratif
Terdapat enam kekuatan penting untuk dikembangkan oleh
pemimpin konektif yaitu: kecerdikan politis yang etis,
keaslian dan pertanggungjawaban, politik
kesamaan, berpikir jangka panjang-bertindak
jangka pendek, kepemimpinan melalui harapan,
pencarian makna
20. “Pengakuan ini perlu saya sampaikan, karena menyadari
bahwa bangsa dan rakyat kita hari ini, berada dalam situasi
yang sangat merindukan adanya Rujukan Nilai Etika dan Moral
dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan
bernegara”
25
23. PENUTUP
Pemahaman dan pendalaman materi belajar kepemimpinan akan
memberikan gambaran tentang adanya perbedaan tantangan di setiap jaman
pada masing-masing era Pemimpin Tingkat Nasional harus dilihat sebagai
suatu bagian dari tahapan menuju tercapainya tujuan nasional
Peningkatan pemahaman dan pendalaman pengetahuan tentang
Kepemimpinan merupakan suatu hal yang dinamis dan sejajar dengan gerak
dinamika tantangan yang dihadapi bangsa dan negara.
Memahami materi Bidang Studi Kepemimpinan ( Sub Bidang Studi Pemimpin
Tingkat Nasional, Sub Bidang Studi Kepemimpinan Negarawan dan Sub
Bidang Studi Kepemimpinan Visioner), maka outputnya mampu
memantapkan kepemimpinan secara komprehensif integral, berwawasan
kebangsaan yang luas, berkonsepsi Ketahanan Nasional yang utuh, ulet dan
tangguh serta berpikir tentang strategi Pembangunan Nasional dalam wadah
NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang konstruktif, imajinatif
dan inovatif dalam menghadapi tantangan serta permasalahan nasional saat
ini dan kedepan
24. TANGGAPAN PERANGKUM
SECARA UMUM MODUL YANG DISUSUN SUDAH
CUKUP BAGUS, NAMUN PERLU WAKTU YANG CUKUP
UNTUK MEMBAHAS SETIAP MODUL BIDANG STUDI
PADA PROGRAM PENDIDIKAN INI (PPRA)
Jabatan kepemimpinan bukanlah hasil dari usaha
yang dilandasi oleh semangat “trial and error"
apalagi bila pencapaiannya disertai dengan “dirty
games” seperti money politics (vote buying),
manipulasi dan korupsi, kebohongan publik dan
sebagainya,