Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Prinsip logiko 1
1. Prinsip Logiko-Hipotetiko-Verikatif mengandung makna bahwa: suatu penalaran ilmiah harus
mempergunakan logika tertentu sehingga prinsip tersebut (a) konsisten dengan teori
sebelumnya sehingga tidak memungkinkan terjadinya pertentangan dengan teori lain secara
keseluruhan. (b) harus cocok dengan fakta-fakta empiris, sebab teori yang bagaimanapun
konsistennya jika tidak didukung oleh pengujian empiris tidak dapat diterima kebenarannya
secara ilmiah. Dalam rangka pengujian empiris tersebutlah prinsip Hipotetiko diperlukan untuk
membuat dugaan sementara terhadap permasalahan yang sedang dihadapi yang disebut
Hipotesis. Prinsip Verifikatif adalah lanjutan dari prinsip Hipotetiko dimana analisis ilmiah
harus dilanjutkan dengan melakukan verifikasi apakah hipotesis yang diajukan benar atau
tidak. Kerangka berpikir ilmiah yang berintikan logico-hypotetico-verifikasi terdiri dari
langkah-langkah sebagai berikut:
(1) Perumusan masalah yang merupakan pernyataan obyek empiris yang jelas batas-batasnya
dan dapat diidentifikasikan factor-faktor terkait,
(2) Kerangka berpikir merupakan argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin
terdapat dari berbagai factor yang ada yang saling terkait yang membentuk konstelasi
permasalahan.
(3) Perumusan Hipotesis merupakan jawaban sementara yang merupakan kesimpulan kerangka
berpikir yang dikembangkan.
(4) Pengujian Hipotesis merupakan proses verikatif dengan pengumpulan fakta-fakta yang
relevan dengan hipotesis, apakah mendukung hipotesis atau tidak.
(5) Penarikan Kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan ditolak
atau diterima.
Prinsip Sistematis-Terkontrol-Empris merupakan prinsip penalaran ilmiah dengan melibatkan
berbagai disiplin keilmuan dalam melakukan penelaahan bersama dengan sarana yang ada
seperti bahasa, logika matematika dan statistika. Terkontrol artinya penelaahan bersama
diarahkan untuk menghilangkan lingkup analisis keilmuan yang sempit dan sektoral agar tidak
terjadi kaburnya batas-batas disiplin keilmuan yang makin lama memang makin
terspesialisasikan dengan jalan mengikatnya secara federatif dalam suatu pendekatan multi-
sipliner yang terarah atau terkontrol. Penelaahan multisipliner harus sistemik, terkontrol dan
selanjutnya dilakukan proses pembuktian secara empiris dalam bentuk pengumpulan fakta-
fakta yang mendukung pernyataan tertentu mempergunakan teori kebenaran multisipliner.