SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
STANtrIAFI                                                          siPLN         6E| -e-:1gElEi
                                                                     Lampi ranS urat K eputusan i reksiPLN
                                                                                                 D
PERUSAHAANUMUM LISTRIK NEGARA                                        N o. 058iD I R /86,tanggal A gustus 986
                                                                                              27       1




                 sistemtenagalistrik
    Tingkatiaminan
                                                  Bagiandua: Sistemdistribusi




D E P A R T E M E N P E R T A M B A N G A ND A N                          E N E R G I


PERUS A HA A N U M L IST R IKN E GAR A
              UM
J A L A N T R U N O J O Y OB L O K M I 1 3 5   K E B A Y O R A NB A R U     JAKARTA
SPLN58-2 : 1985




TINGKAT JAMINAN SISTEM TENAGA LISTRIK

       Bagian Dua : Sistem Distribusi




                Disusun oleh:
 l . Kelompok Pembakuan Bidang Distribusi
     dengan Surat Keputusan Direksi Peru-
     sahaan Umum        Listrik Negara No.
     I 2 I /DIR /S5 tanggal 23 Agustus 1985
     (mengganti SK tjireksi No.: 027 lDlP.l-
    s3h
 2 . Kelompok Kerja Konstruksi Distribusi
   dengan Surat Keputusan Direktur Pusat
   Penyelidikan Masalah Kelistrikan No.:
   024lLMKl84 tanggal 24 Agustus 1984.




               Diterbitkan oleh:
DEPARTEMEN PERTAMBANGAN DAN ENERGI
   PERUSAHAAN UMUM LISTRIK NEGARA
  Jl. Trunojoyo Blok M U 135 Kebayoran Baru
                    Jakarta
                     t986




                 - 1 -
9-N 68-2 z t9B6




                   - lt -
                  (kosong)
SPLN68-2 | L986



    SUSUNAN ANGGOTA KELOMPOK PEMBAKUAN BIDANG DISTRIBUSI
    Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara
                    No.: l2l /DIR /85 tang gal 23 Agustus 1985
            (mengganti SK Direksi No.: OZ7lntn/83 tanggal 5 April 1983)




         l . K e p a l a D i n a s P e m b a k u a n , Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan
             (ex-officio)
                                ")                           Sebagai Ketua
                                                             merangkap Anggota TetaP
        2.   Ir. Soenarjo Sastrosewojo                      Sebagai Ketua Harian
                                                             merangkap Anggota TetaP
        3.   Ir. Hoedojo                                    Sebagai Sekretaris
                                                             merangkap Anggota TetaP
        4.   Ir. Achmad Sudjana                             Sebagai Wakil Sekretaris
                                                             merangkap Anggota TetaP
         5. Ir. Moeljadi         Oetji                      Sebagai Anggota TetaP
         5. Ir. Komari                                      Sebagai Anggota TetaP
         7. lr. Sambodho           Sumani                   Sebagai Anggota TetaP
         8. Ir. Ontowirjo Suwarno                           Sebagai Anggota TetaP
         9. Ir. Soemarto Soedirman                          Sebagai Anggota TetaP
        10. Ir. R. Soedarjo                                 Sebagai Anggota TetaP
        11. Ir. Adiwardojo Warsito                           Sebagai Anggota TetaP
        12. lr. Soejoko Hardjodirono                         Sebagai Anggota TetaP
        13. Ir. J. Soekarto                                  Sebagai Anggota TetaP
        14. Ir. Masgunarto Budiman                           Sebagai Anggota TetaP
        15. Ir. Rosid                                        Sebagai Anggota TetaP
        16. Ir. Wardhani                                     Sebagai Anggota TetaP



        SUSUNAN ANGGOTA KELOMPOK KERJA KONSTRUKSI DISTRIBUSI
          Surat Keputusan Direktur Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan
                          No.: 0241LMK/S4 tanggal 24 Agustus 1984


                       t . Ir. SambodhoSumani                             Ketua
                                                                          merangkap A n g g o t a
                      2 . Ir. Cicih Munarsih                              Sekretaris
                                                                          merangkap Anggota
                       3 . Ir. Ontowirjo Suwarno                          Anggota
                       4 . Ir. Soemarto Soedirman Anggota
                       5. Ir. Adiwardoio Warsito                          Anggota
                       6 . Ir. Sam R asosia                               Anggota
                       7. Ir. Paul August Liqrri                           Anggota
                       8 . Ir. Gesit R. Avianto                            Anggota
                       9 . Ir. Mulyanto                                    Ang,gota
                      1 0 .I r . S a m i u d i n                           Anggota
                        l . Wargono Magiono, BEE                           Anggota
                       2. Ir. Ishak Sastranegara                           Anggota
                       3 . Djoko Sasongko                                  Anggota
                      1 4 . S o e m a r s o n o rA h . T .                 Anggota
                      1 5 .I r . S o e n a r j o S a s t r o s e w o j o : A n g g o t a
                      1 6 .Rachmat Makmur, BE                          : Anggota



'-Ir.    Mahmud Junus.
                                                   - f l I -
SPLN 68-2 3 1986
SPLN 68-2 : 1986




                                                 t-ftar isi
                                                                                                     Fblaran

l.   Pasal Satu - Ruang l i n g k u p d a n t u j u a n       ..o..r.o...................o........        I

2. Pasal Dua - Definisi                                                                                   I

3. Pasal - Tiga : P e r t i m b a n g a n u n t u k m e n e t a p k a n                                   2
                         tingkat jaminan sistem distribusi

4. Pasal Empat : Pemakaian SUTM dan SKTM ...o........................o                                    6

5. Pasal Lima : Indeks keandalan dan tingkat jaminan ..o...............                                   7

6.   Pasal Enam : Tingkat jaminan pada sistem distribusi ..o............                                 l3

Gambar I        Konfigurasi spot network sebagai bagian ..o...o..............                             3
                konfigurasi spindel atau radial
Gambar 2        Konfigurasi SKTM spindeI dengan PPJD ......o..,........o.o                                4
Gambar 3        Konfigurasi SKTM spindel dengan gugus ....,................                               5
Gambar 4        Konfigurasi radial tanpa atau dengan PBO ..................                               5




di682                                                   v -
SFLN 68-2 s 1986


                   TTNGKILT3A,MAN{A,ru
                                   sTsTAMTENAGA LISTRIK
                         BagiamDua: Sistern Distnihusi


                                      Fasai Satu
                              R.ulangl-imgkup dan Tuiuan


l.   Ruang Lingkup
     Standar ini dimaksudl<an                 dan menetapkan tingkat jaminan
                            urltuk menjelaslcan
     sistem tenaga listrik, baik sistem tenaga hulu maupun sistem tenaga hilir
     atau sistem distnibusi"
     Standar tingkat jarninan ini terdiri dari dua bragian
                                                         yaitu :
     - BagianSatu: Sistem tenaga lrulu, yarlg clibagimenjadi 2 Subbagian
                                                                       yakni:
       A. Pembangkitan
       B. Transmisi56 kV s/d 150 kV"
     - Bagian Dua : Sistem Distribusi ?0 kV.
     Publikasi ini melipr.rt
                           tsagianilua : SisternDistribusi 20 kV.


2.   Tujuan
     Tujuannya ialah untuk nremberikan pegangan yang terarah dan seragam bagi
     perencanaan    tingkat    janrinan    sesuai dengan konfigurasi    jaringan   dan
     klasifikasi konsumen.




                                      trasal Dua
                                          Eefinisi


3 . Indeks frekuensi pernadarnan rata-rata
     Indeks frekuensi pernadaman rata-rata adalair iumiah banyaknya pemadaman
     yang dialami konsr:rnen dalanr sa.trr tahun dibagi dengan jumlah konsumen
     yang dilayani- Satuan kali tiap tahun atatr pemadarnan tiap tahun.


4 . Indeks la.ma pemadaman rata-rata
     Indeks lama pemadaman rata-rata adalah jumtah lamanya pemadaman yang
     dialami konsumen dalam satu tahr.rn dibagi dengan jumlah konsumen yang
     dilayani. Satuan jam tiap tahun.


5 . Pemadaman sekejap
     Pemadaman sekejap ialah pernadaman yang lamanya 5 menit atau kurang.



                                            - 1 , -
SPLN&2   s lS5




6. Pemadaman (interruption)
   Pemadaman ialah berhentinya suplai listrik.   Untuk mengukur parah atau ti-
   daknya pemadaman digunakan dua indeks yaitu:
   - indeks frekuensi pemadaman rata-ratal
   - indeks lama pemadamanrata-rata.
   Kedua indeks pemadaman tersebut dihitung dengan tidak nrengikutsertakan
   penjumlahan pemadaman sejenak (momentary interruption). Sebagianbesar
   pemadaman sejenak berlansung hanya dalam beberapa detik atau kurang
   dari satu detik dan dalam standar ini disebut hilang tegangan sekejap.



                                 Pasal Tiga
                       Pertimbangan untuk Menetapkan
                      Tingkat Jamlnan Sistem Distribusi


7 . Untuk merencanakan pembangunan sistem tenaga listrik, khususnya sistem
   distribusi, perlu diperhatikan adanya tiga tingkat rekayasa dasar (basic
   engineering) dalam pengembangansistem distribusi; pertama, desain sistem
   dan peralatan distribusi serta pembuatannyal kedua, penentuan garis-garis
   besar standar konstruksi yang didasarkan pada peralatan yang diperoleh dan
   ketiga, menyeleksi macam-macam standar konstruksi yang akan digunakan
   pada situasi tertentu.


8. PLN bertanggung-jawabpada tingkat pertama yaitu segi desain sistem dan
   peralatan sedang fabrikan bertanggung-jawab atas pembuatannya' balam
   hal ini PLN mengikuti standar IEC dan demikian pula pembuatan peralatan
   oleh fabrikan.


g . PLN dan badan-badanrekayasa yang ditunjuk PLN bertanggungiawabuntuk
   mempersiapkan tingkat kedua. Pengalaman sejak tahun 1960 badan-badan
   rekayasa (konsultan) aslng lebih banyak memegang peranan untuk tingkat
   kedua ini, bahkan untuk tingkat ketigapun peranannya masih lebih besar
   dari PLN sendiri.   Namun sejak beberapa tahun terakhir PLN telah
   mengambil langkah-langkah konkrit untuk membina badan rekayasa nasional.


1 0 . Valaupun PLN telah menetapkan kebijaksanaannya di bidang pembakuan
   yang mengutamakan pembakuan sistem dan peralatan utama serta menS-
   llqrti standar IEC, namun badan rekayasa asing tersebut ternyata belum

                                     - 2 -
SPLN 68-2 : 1985




   melaksanakan kebijaksanaan tersebut yaitu antara lain dalam memilih fasi-
   litas distribusi, terutama JTM, tidak diadakan pertimbangan yang lebih
   mendalam untuk menyesuaikan keandalan jaringan dengan keandalan yang
   diperlukan konsumen.
   Banyak konsumen perumahan disuplai dengan Saluran Kabel Tegangan Me-
   nengah (SKTM) yang berkeandalan tinggi dan tentunya mahal yang sebe-
   narnya tidak diperlukan olefr konsumen perumahan.


11. Kenyataan di atas tidak sesuai dengan prinsip pemasaran yaitu konsumen
   dengan beban tarif      yang lebih tinggi seyogyanya disuplai dengan keandalan
   yang lebih baik.
   Dalam SPLN 59t 1985 tentang Keandalan pada Sistem Distribusi 20 kV dan
   6 kV tercantum 6 macam konfigurasi JTM dengan catatan konfigurasi tidak
   termasuk dalam standar ini karena belum dipakai di lingkungan PLN.
  Adapun      ke-enam      macam    konfigurasi    tersebut   sebagai berikut      (urutan
  dimulai dari konfigurasi dengan keandalan tertinggi):




  A.   Spot   network



                                                                             G.l




                                                                             Gardu
                                                                             Konsumen

                   ffiar   I : tftnf igrrasi spot netuork sebagai bagian
                               konfipprasi spirdel atar radial

                                            ?
SFLI{68-2 r 1986
      B.       $Kll{       Splndel       dengan           PP,JD

                                                     TK+TS
           r           .      .        +
           I
           I
           I
           t




                                                     TX. TS_                          -)
                 I




                                                                                                1f         f^ PHT.z
               t l                                        I K . i I S + IH                 ->     T           T
           @F                                                                                        G..
                                                                                                       f
               Gambar 2 ' -          Ko n fi g u ra s i        S K TM S pi ndel    dengan P P JD , di mana:

                                    TK     =
                                       T e l e K o ntrol
                                    TS     =
                                       T e l e Si g nal
                                    TM     =
                                       T e l e M e teri ng
                                   PMT     =
                                       Pemut,us
                                  G.I.     =
                                       Gardu Tnduk
                                  G.T .    =
                                       Ga rd u Transformator
                                  PPJD     =
                                       Pusat Pengatur Jaringan     Distribusi
                                  G.H.     =
                                       Gardu Hubung
                             -             =
                                       Kabel
                             --+>-         -
                                       Bulusan kabel
                             -.-=      Saluran telepon bawah tanah
                              ___{>_ _ Gardu transformator    sambungan
                               --;   = Ga rd u tr ansformator tengah n



                                                                             - 4
SPLN68-2 : 1986




    C.    SKTM Spindel          tanPa          PPJD

          S e p e rti   B , te ta p i     ta n p a       TK ' TMTTS dan P P JD



    D . SK T M g u g u s      (C l u s te r)
                                                                                   6 A R D UT R A N s F O R y I A T O R
                                                                              d

                                                              M
                                                 S U T H/ S K T
                                                   c a d an g v n                                   SAKELAR
                                                                                                          BEMN



                                                                    (
                                                            K A B E L u t am a )


          Gambar        3    Konfiqurasi              S l : T 1 " 1S p i n d e l    dengan     gugus      (sederhana)




    E.    Radial

                                                                    OT&1ATIK
                                                              PEMISAH
                   PEMUTUS                                     7      f
                                                                 6ARDU RAN5FORI"IAT0R
                                                                f
                                                     r

                                          NT.
                               SAKELA BEBAN
                                    R                                                       BEBANNO
                                                                                     SAKEI-AR

                              BULUSANKABEL

                                                '
                                                N         .TRANsFORMAT9R
                                                     G,TRDU           S A M D U N G AlN
                                                                                      [


          Gambar 4            Konfiqurasi             radial            tanpa atau denqan PBO




12. Konfigurasi SKTM spindel baik dengan PPJD maupun tanpa PPJD hanya se-
   suai untuk kawasan metropolitan (sekarang hanya DKI Jakarta Raya dan
   Bandung)dengan padat beban 5 MVA lkm7 atau lebih, antara lain:
   ir. Kawasan bangunan bertingkat yang masing-masing memakai daya antara
         L slazo MVA.
   b. Kawasan perumahan mewah (biasanya luas rumah dan halamannya lebih
      dari 350 m2) yang masing-masing memakai daya 4 kVA atau lebih dan
      berlokasi di samping kawasan bangunan bertingkat.
      Diharapkan untuk selanjutnya konfigurasi ini hanya dipakai di DKI Jakar-
         ta Raya dan Bandung saja, karena selain mahal iug" memerlukan saluran
      cadangan (express feeder).




                                                              - 5 -
S P LN 8 -2 :
       6         1986



L3. Industri pertenunan dan pemintalan sangat peka terhadap 8an88uan Pe-
    madaman permanen maupun seke    jap, karena itu pemakaian SKTM perlu
    dipertimbangkan. Apabila industri pertenunan dan pemintalan ini berada di
    kawasan metropolitan tentunya dapat disuplai dari SKTM yang merupakan
    bagian dari konfigurasi spindel tersebut. Tetapi bila industri tersebut berada
    di kawasan yang memakai konf igurasi radial dapat digurnkan konf igurasi         r
    gugus sederhana.


14. Konfigurasi radial dipakai di semua kota selain DKI Jakarta Raya dan
    Bandung. Khusus untuk konsumen yang memerlukan keandalan yang tinggi
    dapat dipakai konfigurasi spindel.
                                                                                     I
                                                                                     l




                                    Pasal Empat
                           Pemakaian SUTM dan SKTM


15. Pada umumnya SUTM akan banyak mengalami gangguan hubung-singkat
    yang disebabkanantara lain oleh:
    a. sentuhan daun-daunl
    b. surja petir.
    Delapan puluh persen (SO %) dari gangguan tersebut menyebabkankeluar
    (outage) sementara yang dapat diatasi dengan pemasanganrelai yang sesuai
    dan penutup balik otomatis.        Walaupun demikian adanya hilang tegangan
    sekejap tak dapat dihindari.


16. Adanya hilang tegangan sekejap sangat menggangSu, karena:
    a. Peralatan atau industri yang menggunakan kontaktor magnetik, kontaktor
        akan berhenti (lepas/jatuh) sehingga suplai terhenti'
    b. Kerusakan mutu produk dan terhentinya        proses pemintalan pada pabrik
        pemintalan yang terdiri dari puluhan ribu mata pintal.
    c. Kerusakan mutu pertenunan.         Hilang tegangan sekejap akan mengubah
        putaran mesin dengan mendadak; akibatnya pola pertenunan berubah.
    d. Kerusakan mutu produksi kertas karena berubahnya putaran mesin yang
        mendadak.
     Karena itu disarankan agars
     a. Industri di daerah pedesaan yang lokasinya jauh dari gardu induk (teUin
        dari 7 km) dan disuplai dengan SUTM mengganti korrtaktor magnetiknya
        dengan sakelar on-off biasa.



                                       - 6 -
SPI-N58-2 | L986



   b. Pabrik tenun, pemintalan dan kertas di daerah pedesaan yang lokasinya
       jauh dari gardu induk (tenifr dari 7 km) disuplai dengan SKTM atau kabel
       udara       sebagai suplai                utama,         sedangkan saluran cadangannya dipakai
       SUTM         (sistem gugus).                   Untuk ketiga pabrik ini bila disuplai dengan
       SUTM, diperlukan pemeliharaan yang seksama antara lain membersihkan
       dahan-dahan dan ranting sekitar SUTM.

       Catatan: Konsumen   daya lebih dari 10 t,fVA
                      dengan                      akandiatur tersendlri.


                                                         Pasal Lima
                               Indeks Keandalan dan Tingkat                          Jaminan


17. Indeks frekuensi pemadaman
   Indeks frekuensi pemadaman f sebagaimana tercantum pada Lampiran C
   dari SPLN 592 1985 tentang "Keandalan pada Sistem Distribusi 20 kV dan 6
   kV" diperoleh dari angka keluar komponen sistem distribusi (distribution
   systems components failure rate) yang di PLN Distribusi DKI & Tangerang
   menurut statistik tercatat sebagai berikut :
                                            An g k a K e l uar           (

                                             (kali/km          /tahun)

                             Tahun                             SUTI'I

                             r 9 7 7/ 7 B                       0,BBo                     o,442
                             L97B/79                            0, 5BB                    o,5oB
                             reTe/Bo                            0, 955                    o,372
                             r.98ol81                           1,803                     o, 2 6 r
                             LgBr/82                            2,076                      n   ?qq


                             1.982/83                           r , 7( , o                 o, 518

                              r9B3/ 84                          2,062                      0,4R6



                         n*     S U T Mr a t a - r a t a        = L,A{7rlkm/t'ahun

                         N      S K T I ' {r a t a - r a t a    = O, 4 2 5 / k r n / t a } r u n

   D a r i s t a t i s t i k t e r s e b u t d i a t a s d i c a t a t p u l a b a h w a 5 2 1 9 3 %d a r i " k e l u a r " p a d a
   SIJTM terjadi tanpa penyebab jelas sedang pada SKTM sebanyak 48124%.

   17.I SUTM
            Pemadaman tanpa penyebab jelas terdiri                                       dari 3 kemungkinan, yaitu:
            (a) salah-langkah (maloperation);
            (b) pemadarnransejenak yang menjadi permanen karena tidak ada PBO/
                tidak difurngsikannya relai penutup-balik;



                                                               - 7 -
SP|-N6B-2 : 1986



              (c) pemadaman permanen yang tidak menimbulkan kerusakan (misalnya

                  dahan menimpa/terkait                   pada penghantar).
          Kemungkinan (c) tidak terjadi karena pMB dapat dimasukkan kembali
          (Uita ada dahan terkait penghantar, PMB yang dimasukkan
                                                                  akan keluar
          lagi).          Jadi pemadaman permanen yang terjadi                                     (dan diperhitungl<an
          dalam standar) Uait karena komponen rusak maupun tidak.
          Namun masih ada kemungkinan lainnya yaitu beban-lebih.
          Dengan             demikian            dapat              ditegaskan           bahwa      pemadaman             yang
          diperhitungkan terdiri dari:
          (*)       Pemadaman permanen dengan penyebab jelas 47r07%
          (**)       Pemadaman permanen tanpa penyebab jelas 52,93%
                    berarti I SUTM (*)                   = 0,572
                                 I SUTM(xx1 = lr447 - 0,572 = 0,875.
          Di atas telah disebutkan bahwa:
              I S U T M ( * * ) t e r d i r i d a r i : ( a ) s a l a h l a n g k a h ,( b ) s e j e n a k d a n
                                   (c) bebanlebih.
          J a d i l S U T M = A , 5 7 2 + 0 1 8 7 5= 0 1 5 7 2 + ( a ) * ( b ) * ( c ) .
         Nilai-nilai yang digarap di atas adalah fakta (F), sedang nilai-nilai yang
         akan ditetapkan sebagai standar adalah nilai-nilai                                         ,vang direncanakan
         atau terencana (T), sehingga dapat ditulis:
          l      SUTM (F) = 0,572(tr)+ (a)(F) + (b)(F) + (c)(F)
         dimana:
         . 0r572(F) dapat                 dipakai        sebagai nilai                  standar    (T)     karena       meng-
                              gambarkan manajemen PLN saat ini;
         . (a)(F)             yang biasanya cukup tinggi                                harus diusahakan lebih baik
                              (diperkecit) sehingga (aXT) < (aXF);
         . (bXF)              adalah pemadaman (permanen) yang diharapkan tidak terjadi
                              bila      dipasang           PBO/dif ungsikannya                    relai     penutup-balik,
                              sehingga (b)(D = (nXF);
         . (cXF)              yang terjadi pada saat ini harus diperbaiki (diperkecil) se-
                              hingga (c)(T) < (cXF).
         Jadi pemadaman tanpa PBO/relai penutup-balik tidak difungsikan dapat
         direncanakan sebagai standar sebagai berikut:
          I      SUTM (T) = 0,572(T) + (aXT) + (b)(T) * (c)(T)
         sedang           pem adaman              dengan                    PBO/relai     penutup-balik            dif ungsikan
         m e nj a d i :
          )      S U T M ( T ) = 0 , 5 7 2 ( T * ( a X T ) , 0 + ( c X t ) .




                                                            -   L   '   -
SPLN58-2 : 1.986



            Pemadaman karena bebanlebih (c), data & informasinya dapat diperoleh
            dari       PLN       Distribusi       DKI       &    Tangerang            yaitu   sebanyak    01012
            kali/km/tahun          *)

            Adapun pemadaman karena salahlangkah (a), karena memang sulit dica-
            ri data & informasinya, dapat diperkirakan lebih dari l0% **), misalnya
            15% atau 01217 kalilkm/tahun.
             I     SUTM(F) = 0,572(F) r (aXF) + (u)((F) + (c)(F)
                                = 0 1 5 7 2+ 0 , 2 1 7 + 0 , 6 4 6 + 0 r 0 L Z
                                = 1,447 kalilkm/tahun.
            Guna menetapkan                l SI.JTM(T),perlu ditetapkan pemadaman karena sa-
            lahlangkah          (a)     dan   karena       bebanlebih (c) yang lebih              baik'   yaitu
            masing-masing l0% (0,145) dan 2,5% (0,036), sedangpemadaman karena
            tanpa PBo/tidak difungsikannya relai penutup-balik (bXF) = (bXT).
            Dengan uraian di atas maka pemadaman yang direncanakan, demikian
            pula indeks frekuensi pemadaman dapat ciitetapkan dengan dua kategori
            yaitu:
           - Tanpa PBO/relai penutup-balik tidak                         difungsikan
                   t r S U T M ( T ) = 0 1 5 7 2+ 0 , 1 4 5 + 0 , 6 4 6 + 0 , 0 3 6
                                      = 11399kali/km/tahun
                   f SUTM(T) = 16 x 1,399 = 22,384 kali/tahun.
           - Dengan PBO/relai penutup-balik difungsikan
                   I S U T M ( T ) = 0 1 5 7 2+ 0 , 1 4 5 + 0 , 0 3 6
                             = 0 17 kali/km /tahun
                                   53
                   f SUTM(T) = 16 x 0,753 = 12,048 kali/tahun.


     T 7. 2 S K T M
            Pada       SKTM        "keluar"      tanpa      penyebab yang jelas terjadi              sebanyak
            48124%yang terdiri dari 2 kemungkinan yaitu:
            (a) salahlangkah dan (n) neUanlebih
            sehingga:
                 tr SKTM(F) = 0.209(F) + (a)(p) * (bXF)
                            = 0 1 2 0 9+ 0 , 0 4 8 + 0 1 0 2 3 * ) F * )
                                 = 01280 kali/km/tahun
*)   Pemadaman karena bebanLebih 12 kaLi/tahun, sedang panjang SUTM 1074,479
     km;
**) Menurut          T d D Reference       Book, sal-ahl-angkah (correct  tripping undesired,
     incorcect       tripping ) kurang dari 10 %.
* ** ) Pe m adam an         karena   bebanlebih  6l- ,5 kali/tahun,  sedang panjang    SK T M
       2 6 4 0 , 72 2 k n .



tjst2 8


                                                            o
SPLN 68-2 s 1986



               Untuk menetapkan               I SKTM(T), ditetapkan (aXT) dan (bXT) ma-
               sing-masing l0% (0,021) sehinggas
                     SKTM(T) = 01209+ 0rO2l + 0,021
                               = 01251 kali/km /tahun
                     SKTM(T) = 16 x 0r15l = 4,016 kaliltahun.


 18. Indeks lama pemadaman
         Berbeda dengan indeks f rekuensi pemadaman (f ) yang kurang menyajikan
         data & informasi yang memadai karena penyebabnya bersumber dari alam,
         sistem dan peralatannya, maka data & inf ormasi mengenai indeks lama
         pemadaman (d) dapat disajikan cukup memadai karena dibuat sesuai dengan
         pelaksanaan pemulihan gangguan oleh petugas pLN sendiri.
         Indeks lama pemadaman (d) yang diperoleh dari Laporan Gangguan di pLN
         Distribusi DKI & Tangerang tercatat per konfiRurasi sebagai berikut:



                                 Tahun                    Indeks lama pemadaman
                                                                    JTM (d)
                                                                 ( j amltahun )

                                 L e B 28 3
                                        /                        5,63
                                 LeB3/
                                     84                           2,BO
                                 L9B4 Bs
                                    /                            4,76


                                                     d rata-rata      = 4 , 39




19. Indeks keandalan konfigurasi sistem
         Keandalan      sistem     sebagaimana            diuraikan    dalam     SPLN     592 l98 j
         diklasifikasikan menurut konfigurasi sistem, khususnya konfigurasi jaringan.
         Dari 8 macam konfigurasi sistem yang disajikan, 6 macam diantaranya
         disajikan    sampai     dengan       perhitungan       memperoleh
                                                                  indeks frekuensi
         pemadaman rata-rata        (t) dan indeks lama pemadaman rata-rata (d) se-
     bagaimana tercantum dalam Lampiran B, C dan D.                          Namun angka-keluar
     ( I ) yang diperhitungkan dalam lampiran-lampiran
                                                                            tersebut    adalah ang-
     ka-keluar yan8 bersumber dari kepustakaan.  Semua angka-keluar pelbagai
     komponen dapat dipakai kecuali untuk SUTM dan SKTM yang menunjukkan
     nilai lebih besar karena perencanaan, pembangunan dan pengusahaan yang
     belurr seksama, hal mana disebabkan oleh pelbagai faktor                          baik ekstern
     m a u p u r ,: n t e r n P L N s e n d i r i .


tjst29
                                                 -   lt-l -
SPLN68-2 : 1986


 Menurut       kepustakaan I SUTM                   dan SKTM           masing-masing 0r2 dan ArOT)
 sedang      kenyataannya             masing-masing             l r4     dan        0rz5l    yang   berarti
 masing-masing hampir               7 dan 316 kali            lebih besar.
                                                                  Karena besarnya ),
 kenyataan ini,         maka I        (dan tentunya f ) komponen-komponen yang lain
 dapat diabaikan.
 Berbeda dengan ), dan f maka nilai d                       yang diperoleh dari laporan Gangguan
 tersebut dalam Ayat l8 di atas tidak jauh berbeda dengan Lampiran B dan
 karenanya d dari Lampiran B dapat dipakai.
 Oleh karena itu indeks keandalan kelima konf igurasi jaringan yang diren-
 canakan di lingkungan PLN dapat diperoleh dengan memperbandingkannya
 dengan nilai-nilai        f   dan d dari Lampiran B dan c, yaitu:
 (a) SUrM radial                        :f    =3,2kali/tahun
                                        :d=2ljam/tahun
(b) SUf M radial dengan pBO: f = 2.4 kali/tahun

                                             :d=      l2,8jam/tahun
(c) Sff M tanpa PPJD                         : f = 1,2 kali/tahun
                                                  d = 4136 lam/tahun
(d) SrcfM denganppJD                         :f    = l,2kaliltahun
                                                  d = 3.33 iam/tahun.
Keempat konfigurasi tersebut diperoleh denganpanjangsUTM/SKTM l6 km,
sedangsKTM dengangugus diperorehdenganpanjangg km, yaitu:
(e) srrM dengangugus        :f=0,6kali/tahun
                                             d = lr75 jam/tahun.
Dengan demikian indeks keandalan kelima konfigurasi tersebut dapat dihi-
tung dengan catatan untuk SUTM & SKTM masing-masingdengan panianR
32 km dan 8 km, sebagaiberikut;
(a) SUTM radial:
     f. = 32 x 1,4 x 3r2 = 14 x 3r2 = 44$ kali/tahun
          i3- 67
     d - 14 x Zl = 294 jam/tahun.
(b) SUTM dengan PBO:
     f = 3 2 x 0 1 7 3 5x 2 r E = 7 1 5 3x 2 , 4 = l g , 0 g k a l i / t a h u n
          16        02
    d = 7r53 x l2r8 = 96,38 jam/tahun.
(c) SKTM tanpa PPJD:
    f = 8      x 0 1 2 5 1x l r 2 = l r 7 9 x I r Z = 2 r l 5 k a l i / t a h u n
          reTF
    d - l r 7 9 x 4 1 3 6= 7 , 8 2 j a m / t a h u n .




                                                    -11 -
SH-N &-2   I 1986


     (d) SKTM dengan PPJDI
            f =8      x01251 lr2=lr79xll?=Zrl5
                           x                         kali/tahun
                16-w
            d - Ir79 x 3133= ir97 jam/tahun.

     (e) srrM gugus
                  :
            f = 0'251 x 016 = 3,.5gx 0r5 = Zsl5 kali/tahun
                01007
            d = 3158x lr75 = 6,27 jam/tahun.


20. Pertimbangan untuk menetapkan tingkat jaminan
     Dalam Rensalita IV telah ditetapkan peningkatan keandalan dan mutu pela-
     yanan kepada masyarakat, maka nilai-nilai indeks keandalan yang diperoleh
     dalam     Ayat    19 di atas harus diperbaiki dan sampai akhir Repelita IV
     diperkirakan sebagai berikut:
     (i)    Bagi SUTM, nilai indeks keandalan diperkecil menjadi 60 %.
     (ii)   Bagi SKTM, nilai indeks keandalan diperkecil menjadi 80 %.
     Perbaikan keandalan tersebut diusahakan dengan memperbaiki perencanaan,
     pernban8unan (pemasangan) dan pengusahaan termasuk pemeliharaan. Usaha
     perbaikan       tersebut harus disusun dalam suatu program berdasarkan data &
     inf ormasi      mengenai gangguan serta pengalaman pengusahaan dalam be-
     berapa tahun sebelumnya.


21. Faktor penyesuaian f dan d
     Nilai f dan d di PLN Distribusi DKI & Tangerang dijadikan dasar bagi ni-
     lai-nilai untuk wilayah lain di Indonesia.  Untuk menentukan tingkat
     jaminan bagi daerah-daerah lain, maka nilai-nilai f & d untuk PLN DKI'&
     Tangerang dikalikan dengan faktor sebagai berikut :
            Daerah                                       Faktor
            Jawa dan Bali                                    1'l
            Sumatera                                         I12
            Kalimantan dan Sulawesi                          I13
            Maluku, Nusa Tenggara Barat & Timur              l14
            Irian Jaya dan Timor Timur                       L15
    Untuk perlistrikan desa dapat dikalikan dengan faktor yang lebih tinggi dari
    faktor untuk masing-masing wilayah di atas, tetapi tidak melebihi 116.


22. Tingkat Jaminan menurut jenis konsumen
    22-l Satuan-satuan PLN menyusun rencana pengembangan kelistrikan kota
         (ibukota propinsi, kabupaten, kotamadya, kota administratif) dan desa


                                         - t 2 -
SPLN58-2 : 1986



        di wilayah masing-masing atas dasar kelima konf igurasi jaringan ter-
        sebut yang dapat disederhanakan menjadi dua konfigurasi yaitu SUTM
        dan SKTM.      Pada umumnya dipakai SUTM sedang SKTM hanya dipakai
        di   kota   metropolitan    (nru    Jakarta   Raya dan Bandung) dan untuk

        menyuplai konsurnen yang memang memerlukan keandalan yang cukup
        tinggi' antara lain pabrik tenun, pemintalan dan pabrik kertas.

   22.2 Rencana pengembangan kelistrikan tersebut di atas berikut penjelasan
        perihal kebi jaksanaan PLN mengenai peningkatan dan klasif ikasi
        keandalan dan tingkat jaminan bagi konsumen diajukan sedini mungkin
        kepada Pemerintah Daerah agar dapat dikoordinasikan dengan planologi
        yang disusun Pemerintah Daerah.            Dengan pendekatan demikian bukan
        saja    diperoleh   pengembangan kelistrikan       yang lebih   terarah   (Uait<

        konfigurasi, pengoperasian maupun keandalannya) melainkan juga diper-
        oleh pengertian yang lebih mendalam dari Pemerintah Daerah dan
        masyarakat      terhadap      kebijaksanaan     PLN   dalam     pengembangan

        kelistrikan pada umumnya.

    22.3 Penerapan standar tentang tingkat jaminan ini akan melalui masa Per-
        alihan karena menghadapi kondisi awal yang berbeda dengan PenS-
        arahan standar ini.         Untuk    itu   diperlukan keluwesan Perencanaan
        namun tetap dalam jangka panjang diarahkan untuk menerapkan stan-
        dar ini.




                                      Pasal Enam
                      Tingkat Jaminan pada Sistem Distribusi


23. Standar tingkat jaminan menurut konfigurasi jaringan pada sistem distribusi
    ditetapkan sebagai berikut:
    23.1 PLN Distribusi DKI & Tangerang
         (a) SUTM radial
               f. = 27 kali/tahun
               d - 177 iam/tahun.
         (b) SUTM dengan PBo
             f - ll kali/tahun
               d = 58 jam/tahun.
         (c) SKTM spindel tanPa PPJD :
             f - 1,7 kali/tahun
               d = 6J5 jam/tahun.

                                           -13-
SFLN 68-2 ! 1985


            (d) SrcfM spindel dengan PPJD :
                f - 1,7 kali/tahun
                  d = 4r77 jam/tahun.
            (e) SKTM gugus :
                f - 1,7 kallltahun
                  d = 5,0 jam/tahun.

    23.2 PLN Distribusi dan                         Wilayah lain dikalikan suatu faktor sebagai
            berikut:
                  Daerah                                                                 Faktor
                  Jawa dan Bali                                                             Irl
                 Sumatera                                                                   l12
                 Kalimantan dan Sulawesi                                                    L13
                  Maluku, NTB & NTT                                                         l14
                 Irian Jaya dan Timor Timur                                                 I'5
            C a t a t a n : Un t u k p e r l l s t r i k a n d e s a d a p a t d l k a l L k a n d e n g a n f a k t o r y a r r g
                            l e b l h t j . n g g i d a r i f a k t o r u n t u k m a s i n g - m a s l n gr l l a y a h d l a t a s ,
                            t e t a p l t i d a k me l e b l h l I , 5 .


2t+. Rekomendasi tingkat jaminan menurut klasifikasi atau jenis konsumen pac{a
    sistem distribusi ditetapkan sebagai berikut :

    24.1 Rencana pengembangan kelistril<an kota dan desa disusun atas dasar
         kelima konfigurasi jaringan tersebut pada Ayat 23, yang dapat diseder-
           hanakan menjadi dua konfigurasi yaitu SUTM dan SKTM. Kedua konfi-
           g u r a s i i n i d i u s a h a k a na g a r d i b a n g u n p a d a k a w a s a n t e r p i s a h .


    24.2 Konfigurasi SUTM dengan PBO dipakai di kawasan kota sedang SUTM
           radial dipakai untuk perlistrikan desa.

    24.3 K o n fi g u ra s i    S KT M       k husus      di pakai       untuk      menyupl ai         konsumen          di ka-
           w a s a n k o ta y a n g me mpunyai f              beban tari f        yang ti nggi .
            catatan : I. Beban tarlf yang tlnggi iarah tarlf u, ro, r, dan R4.
                           Keempat kelas konsumen lnl dibangun dt kawasan yang
                          terplsah.
                      2 . K o n s um e n i n d u s t r l s e d a n g ( I l ) s e b a l k n y a d l b a n g u n b e r -
                          d a mp l n g a n d e n g a n k o n s u me n        l n d u s t r l b e s a r ( I 4) d a n
                          d e m l k l a n p u l a k o n s u me n g e d u n g b e r t l n g k a t ( U ) d e n g a n
                          k o n s u m e np e r u m a h a nm e w a h ( R a ) .
                      t. Khusus untuk pabrik tenun, peniintalan dan pabrlk kertas
                          (Il) yang berada atau dlbangun dl kawasan dengan SUTM
                          dipakai konfigurasi gugus sederhana.




                                                           - 1 4 -
SPLN68-2 : 1986



   24.4 Untuk mencapai pengembangan kelistrikan yang sesuai dengan sasaran
        standar ini diperlukan perencanaan dan Pengembangan dalam masa
        peralihan sebagaimana diuraikan dalam Ayat 25.


25. pengembangan kelistrikan                dalam masa peralihan direkomendasikan sebagai
   berikut:
   Zj.L Bagi kawasan baru yang peruntukan kawasannya berdasarkan planologi
        yang telah mantap membutuhkan sistem SKTM Spindel, sedang keadaan
                                                                     (g kV)
        kelistrikan awalny'a masih kosong atau merupakan sistem lama
        yang tidak dapat dikenrbangkan lagi (karena kemampuan jaringannya
        terbatas dan keadaannva sudah tua), maka sistem SKTM Spindel untuk
        kawasan tersebur dapat langsung direncanakan dan dibangun secara
        bertahaP.

   Z5.2Bagi kag'asan )'ang te,lai i'r,emili<i sistem SUTM Radial yang kemudian
       dan berdasarKan pianoiogi cjan peruntukan kawasanr memerlukan kon-
        f i g u r a s i G u g u s , m a k a p e n g e m b a n g a n n y ad i l a k u k a n m e n u r u t t a h a p a n s e -
        bagai berikut:
        (a) Menarik          satu jalur         SUT M        yang akan berf ungsi sebagai saluran

              cadangan (ekspres), dari G.I. terdekat (sebagai pensuplai) melewati
              jalan umum yang membelah kawasan dan menuju ke arah beban
              berkembang.
        (U) SUTM diganti dengan SKTM dan ditautkan ke ekspres feeder.

    25.3 Bagi kawasan yang semula dilayani dengan sistem SUTM Radial atau
         Gugus, dan berdasarkan planologi baru kawasan tersebut perlu dilayani
         oleh sistem SKTM                 Spindel, maka pengembangannya dapat dilakukan
         menurut tahaPan berikut:
         (a) Penentuan G.I. dan lokasi G.H.
         (b) eenggantian            SUTM         yang      sudah        tidak     lagi     memadai          bagi      per-

              kembangan beban dengan SKTM.
         (c) Mentautkan SUT M yang masih dapat memenuhi kebutuhan beban
             pada Gardu trafo konfigurasi SKTM yang sudah ditarikr sehingga
             terbentuk konfigurasi-konfigurasi gelang (loop) atau semi spindel.
         (d) Menarik kabel cadangan (ekspres) dan membangun G.H.t kemudian
              menghubungkan ujung-ujung saluran kabel ke G'H'
         (e) Penyempurnaan: penggantian SUTM dengan SKTM secara bertahap
             dan bila sudah ada PPJD, memasukkannya ke dalam sistem
              pengendaliannya (sejak awal penggelaran kabel tanah, kabel pilot
              harus sudah disiaPkan).

                                                    - 1 5 -
i
S H- N68- 2 :    1986
                                                                                                        t




      25.4 Bagi kawasan baru misalnya kawasan pinggiran dan luar kota yang me-
           merlukan pelayanan listrik tetapi belum mempunyai planologi yang
            mantap, agar dilayani dengansistem suTM radial.

      Ca t a t a n :

         l. Untuk rumah sakit, dlberlkan suplai listrik      dengan keandalan yang samadengan
             keandalan untuk perumahan  biasa; biasanya dlsediakan suplai cadanganyaltu:
             (a) Suplal darurat yang dijalankan secara otomatis (short break) atau secara
                 manual untuk ruang unit perawatan intenslf;
            (b) Sup1al darurat no-break untuk ruang operasi (blasanya 20 kVA).

         2. Bagl peralatan yang memerlukan kontlnuitas suplal yang tlnggl dapat dlgunaken
            suplal darurat.
            Suplal   darurat yang pallng sederhana lalah lampu neon dengan batere.  l{aktu
            suplal PLN maslh ada suplal Pl-Nmenglsl batere. Waktu suplai PLN padamr lampl
            neon akan menyala secara otomatik. Lampuneon dengan batere dapat dlgunakan dl
            toko-toko kecl1, lobby hotel kecll, Ja1an keluar darurat gedung bloskop dan
                laln sebagainya.
                Penerangan rtnnah (home llght) yang dapat start secara otcrnatls dapat dlgunakan
                sebagai suplal darurat proyektor gedung bioskop kecll.      Pada uMnya gB*r€
                bertlngkat yang besar rnemerlukandua macamsuplal darurat yaknl :
                (a) Slstem batere untuk penerangan darurat yang dapat nrenyalakan larpu secara
                    darurat.
                (b) pembangklt llstrlk    dlesel   yang dapat distart   secara otomatik (short break)
                     untuk melayani lift.
                                                                                   untuk :
                Selaln untuk lift suplal darurat slstem short break Juga dlgr-rnakan
                (a) Kamarrawat darurat (ICU) dl runrahsakit.
                (b) Baglan dari suptai darurat sistem no-break.

           f. pada umumnyasistem pendlngln untuk kamar-kamar hotel, penyimpanan susut
              pembuatan ice-cream dan sebagainya tidak memerlukan suplal darurat karena
              peralatan semacamltu tahan pemadamansekurang-kurangnyal/2 Jam.
              Untuk konsumensemacam   inl pelayanan PLN-lah yang harus ditlngkatkan Jangan
              sampai pemadamanmeleblhi L/2 ian.
           4.Untuk hotel dengan sistem pendingin kamar, penyimpanansusu' pernbuatanlce
             cream dimana Pt-N belum dapat menJamlnagar gangguan kurang dari setengah- atau
             satu Jam dapat menggunakan  sistem suplai darurat yang terdlrl darl pernbangklt
             dlesel atau peneranganrumah (homellght) yang distartsecara manual.
          5. Pada unumnya PLN sudah mampu  mensuplal tlstrlk dengan gangguan pemadaman
                                                                                     kurang
             darl L/2 Jam kecuali, bila :
             - Isolator SUTMyang dlgunakan dari mutu yang kurang baik, serlng pecah. llttuk
               menghlndarl iso]ator yang kurang baik telah dltentukan bahwa lsolator turpu
               yang dipakal dari jenis pin-post atau yang leblh balk.
             - Adanya standar konstruksl yang kurang memenuhlsyarat (mekanls kurang kuatt
                  bila hujan tlmbul loncatan api) dan sebagainya.
                Adapun peralatan yang memerlukan sup1al darurat no-break (apablla suplal PLN
                padamterus menyala tanpa waktu tunda) antara laln:
                - Menara telekomunikasi lapangan terbang
                - Peneranganlandasan lapangan terbang
                - Ruangoperasi dl rumah sakit'




                                                    - t5 -

                                                                                                            :-

More Related Content

What's hot

8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor dayaSimon Patabang
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikMulia Damanik
 
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Faizin Pass
 
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timurkonstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa TimurDANA KHOIRIL HUDA
 
Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)PT. Hexamitra Daya Prima
 
Level keandalan sistem tenaga listrik
Level keandalan sistem tenaga listrikLevel keandalan sistem tenaga listrik
Level keandalan sistem tenaga listriksuparman unkhair
 
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga ListrikGangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrikderrydwipermata
 
Voltage sag and swell
Voltage sag and swellVoltage sag and swell
Voltage sag and swellInstansi
 
Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Kevin Adit
 
10 GARDU INDUK (3)(1).pptx
10 GARDU INDUK (3)(1).pptx10 GARDU INDUK (3)(1).pptx
10 GARDU INDUK (3)(1).pptxRatihPuspitaSiwi
 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikJohari Zhou Hao Li
 

What's hot (20)

GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI
 
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK
SISTEM  OPERASI  TENAGA  LISTRIKSISTEM  OPERASI  TENAGA  LISTRIK
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya
 
Transmisi Daya Listrik
Transmisi Daya ListrikTransmisi Daya Listrik
Transmisi Daya Listrik
 
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
Analisa sistem tenaga(sistem per unit)-1
 
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
 
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timurkonstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
konstruksi jaring jaringan tegangan menengah PLN Distribusi Jawa Timur
 
Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
Presentasi PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
 
Gardu induk
Gardu indukGardu induk
Gardu induk
 
Jaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendahJaringan distribusi tegangan rendah
Jaringan distribusi tegangan rendah
 
Level keandalan sistem tenaga listrik
Level keandalan sistem tenaga listrikLevel keandalan sistem tenaga listrik
Level keandalan sistem tenaga listrik
 
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga ListrikGangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik
 
Voltage sag and swell
Voltage sag and swellVoltage sag and swell
Voltage sag and swell
 
STABILITAS DAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
STABILITAS  DAN  OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIKSTABILITAS  DAN  OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
STABILITAS DAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)Buku ast(yusreni warmi)
Buku ast(yusreni warmi)
 
10 GARDU INDUK (3)(1).pptx
10 GARDU INDUK (3)(1).pptx10 GARDU INDUK (3)(1).pptx
10 GARDU INDUK (3)(1).pptx
 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrik
 
Materi 6 sistem distribusi tenaga listik
Materi 6 sistem distribusi tenaga listikMateri 6 sistem distribusi tenaga listik
Materi 6 sistem distribusi tenaga listik
 
SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI
 
SWITCH GEAR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
SWITCH GEAR  PADA  SISTEM TENAGA LISTRIK SWITCH GEAR  PADA  SISTEM TENAGA LISTRIK
SWITCH GEAR PADA SISTEM TENAGA LISTRIK
 

Viewers also liked

Perencanaan kontruksi panel_listrik
Perencanaan kontruksi panel_listrikPerencanaan kontruksi panel_listrik
Perencanaan kontruksi panel_listrikEko Supriyadi
 
Kelas x smk teknik_pembangkit_tenaga_listrik_h.supari_muslim
Kelas x smk teknik_pembangkit_tenaga_listrik_h.supari_muslimKelas x smk teknik_pembangkit_tenaga_listrik_h.supari_muslim
Kelas x smk teknik_pembangkit_tenaga_listrik_h.supari_muslimHari Budiarto
 
Soal perencanaan sistem tenaga listrik
Soal perencanaan sistem tenaga listrikSoal perencanaan sistem tenaga listrik
Soal perencanaan sistem tenaga listrikdewayudha_21
 
Teknik Distribusi
Teknik DistribusiTeknik Distribusi
Teknik Distribusisulsandy
 
Katalog peralatan
Katalog peralatanKatalog peralatan
Katalog peralatanHaerul Amri
 
86656891 study-recloser-unnes
86656891 study-recloser-unnes86656891 study-recloser-unnes
86656891 study-recloser-unnesrandy_wiyarga
 
Dasar Teknik Tegangan Tinggi
Dasar Teknik Tegangan TinggiDasar Teknik Tegangan Tinggi
Dasar Teknik Tegangan Tinggiedofredika
 
Teknik tenaga listrik 2
Teknik tenaga listrik 2Teknik tenaga listrik 2
Teknik tenaga listrik 2haafizah
 
PRECAST TIANG LISTRIK BETON
PRECAST TIANG LISTRIK BETONPRECAST TIANG LISTRIK BETON
PRECAST TIANG LISTRIK BETONHudan Moci
 
Materi Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan TinggiMateri Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan TinggiGredi Arga
 
Soal Analisa Sistem Tenaga Listrik
Soal Analisa Sistem Tenaga ListrikSoal Analisa Sistem Tenaga Listrik
Soal Analisa Sistem Tenaga Listrikazikin09
 
Distribusi tenaga listrik 1
Distribusi tenaga listrik 1Distribusi tenaga listrik 1
Distribusi tenaga listrik 1Rizka Detektor
 

Viewers also liked (20)

Perencanaan kontruksi panel_listrik
Perencanaan kontruksi panel_listrikPerencanaan kontruksi panel_listrik
Perencanaan kontruksi panel_listrik
 
Kelas x smk teknik_pembangkit_tenaga_listrik_h.supari_muslim
Kelas x smk teknik_pembangkit_tenaga_listrik_h.supari_muslimKelas x smk teknik_pembangkit_tenaga_listrik_h.supari_muslim
Kelas x smk teknik_pembangkit_tenaga_listrik_h.supari_muslim
 
Transformator
TransformatorTransformator
Transformator
 
Soal perencanaan sistem tenaga listrik
Soal perencanaan sistem tenaga listrikSoal perencanaan sistem tenaga listrik
Soal perencanaan sistem tenaga listrik
 
Teknik Distribusi
Teknik DistribusiTeknik Distribusi
Teknik Distribusi
 
Katalog peralatan
Katalog peralatanKatalog peralatan
Katalog peralatan
 
86656891 study-recloser-unnes
86656891 study-recloser-unnes86656891 study-recloser-unnes
86656891 study-recloser-unnes
 
Fluida
FluidaFluida
Fluida
 
Rangkuman Teknik Tenaga Listrik
Rangkuman Teknik Tenaga ListrikRangkuman Teknik Tenaga Listrik
Rangkuman Teknik Tenaga Listrik
 
Ppt tdl
Ppt tdlPpt tdl
Ppt tdl
 
Dasar Teknik Tegangan Tinggi
Dasar Teknik Tegangan TinggiDasar Teknik Tegangan Tinggi
Dasar Teknik Tegangan Tinggi
 
Teknik tenaga listrik 2
Teknik tenaga listrik 2Teknik tenaga listrik 2
Teknik tenaga listrik 2
 
PRECAST TIANG LISTRIK BETON
PRECAST TIANG LISTRIK BETONPRECAST TIANG LISTRIK BETON
PRECAST TIANG LISTRIK BETON
 
Teknik tegangan tinggi
Teknik tegangan tinggiTeknik tegangan tinggi
Teknik tegangan tinggi
 
Fenomena Petir
Fenomena PetirFenomena Petir
Fenomena Petir
 
Shock listrik
Shock listrikShock listrik
Shock listrik
 
Materi Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan TinggiMateri Teknik Tegangan Tinggi
Materi Teknik Tegangan Tinggi
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
 
Soal Analisa Sistem Tenaga Listrik
Soal Analisa Sistem Tenaga ListrikSoal Analisa Sistem Tenaga Listrik
Soal Analisa Sistem Tenaga Listrik
 
Distribusi tenaga listrik 1
Distribusi tenaga listrik 1Distribusi tenaga listrik 1
Distribusi tenaga listrik 1
 

Similar to Spln 68 2-1986 (18)

Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Perbuatan Melawan Hukum oleh P...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Perbuatan Melawan Hukum oleh P...Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Perbuatan Melawan Hukum oleh P...
Laporan Hasil Penelitian Putusan Hakim Tentang Perbuatan Melawan Hukum oleh P...
 
N. endang
N. endang N. endang
N. endang
 
Gugun
Gugun Gugun
Gugun
 
Sutarjo, S.Pd
Sutarjo, S.PdSutarjo, S.Pd
Sutarjo, S.Pd
 
Nunung
Nunung Nunung
Nunung
 
E. sahri
E. sahri E. sahri
E. sahri
 
SPLN 2_1978 Pentanahan netral sistem.pdf
SPLN 2_1978 Pentanahan netral sistem.pdfSPLN 2_1978 Pentanahan netral sistem.pdf
SPLN 2_1978 Pentanahan netral sistem.pdf
 
Pupud
Pupud Pupud
Pupud
 
Itoh
Itoh Itoh
Itoh
 
Momo
MomoMomo
Momo
 
Ir. djoko udjianto, mm
Ir. djoko udjianto, mmIr. djoko udjianto, mm
Ir. djoko udjianto, mm
 
Sk nomor 80 ps (2012)tim badan pertimbangan jabatan dan kepangkatan
Sk nomor 80 ps  (2012)tim badan pertimbangan jabatan dan kepangkatanSk nomor 80 ps  (2012)tim badan pertimbangan jabatan dan kepangkatan
Sk nomor 80 ps (2012)tim badan pertimbangan jabatan dan kepangkatan
 
Johar
Johar Johar
Johar
 
Endang
Endang Endang
Endang
 
Wawi, S.Pd
Wawi, S.PdWawi, S.Pd
Wawi, S.Pd
 
Waitno
Waitno Waitno
Waitno
 
Sk nomor 62 ku (2012)penunjukan team pengelola keuangan
Sk nomor 62 ku (2012)penunjukan team pengelola keuanganSk nomor 62 ku (2012)penunjukan team pengelola keuangan
Sk nomor 62 ku (2012)penunjukan team pengelola keuangan
 
Berita acara
Berita acaraBerita acara
Berita acara
 

Spln 68 2-1986

  • 1. STANtrIAFI siPLN 6E| -e-:1gElEi Lampi ranS urat K eputusan i reksiPLN D PERUSAHAANUMUM LISTRIK NEGARA N o. 058iD I R /86,tanggal A gustus 986 27 1 sistemtenagalistrik Tingkatiaminan Bagiandua: Sistemdistribusi D E P A R T E M E N P E R T A M B A N G A ND A N E N E R G I PERUS A HA A N U M L IST R IKN E GAR A UM J A L A N T R U N O J O Y OB L O K M I 1 3 5 K E B A Y O R A NB A R U JAKARTA
  • 2. SPLN58-2 : 1985 TINGKAT JAMINAN SISTEM TENAGA LISTRIK Bagian Dua : Sistem Distribusi Disusun oleh: l . Kelompok Pembakuan Bidang Distribusi dengan Surat Keputusan Direksi Peru- sahaan Umum Listrik Negara No. I 2 I /DIR /S5 tanggal 23 Agustus 1985 (mengganti SK tjireksi No.: 027 lDlP.l- s3h 2 . Kelompok Kerja Konstruksi Distribusi dengan Surat Keputusan Direktur Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan No.: 024lLMKl84 tanggal 24 Agustus 1984. Diterbitkan oleh: DEPARTEMEN PERTAMBANGAN DAN ENERGI PERUSAHAAN UMUM LISTRIK NEGARA Jl. Trunojoyo Blok M U 135 Kebayoran Baru Jakarta t986 - 1 -
  • 3. 9-N 68-2 z t9B6 - lt - (kosong)
  • 4. SPLN68-2 | L986 SUSUNAN ANGGOTA KELOMPOK PEMBAKUAN BIDANG DISTRIBUSI Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No.: l2l /DIR /85 tang gal 23 Agustus 1985 (mengganti SK Direksi No.: OZ7lntn/83 tanggal 5 April 1983) l . K e p a l a D i n a s P e m b a k u a n , Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan (ex-officio) ") Sebagai Ketua merangkap Anggota TetaP 2. Ir. Soenarjo Sastrosewojo Sebagai Ketua Harian merangkap Anggota TetaP 3. Ir. Hoedojo Sebagai Sekretaris merangkap Anggota TetaP 4. Ir. Achmad Sudjana Sebagai Wakil Sekretaris merangkap Anggota TetaP 5. Ir. Moeljadi Oetji Sebagai Anggota TetaP 5. Ir. Komari Sebagai Anggota TetaP 7. lr. Sambodho Sumani Sebagai Anggota TetaP 8. Ir. Ontowirjo Suwarno Sebagai Anggota TetaP 9. Ir. Soemarto Soedirman Sebagai Anggota TetaP 10. Ir. R. Soedarjo Sebagai Anggota TetaP 11. Ir. Adiwardojo Warsito Sebagai Anggota TetaP 12. lr. Soejoko Hardjodirono Sebagai Anggota TetaP 13. Ir. J. Soekarto Sebagai Anggota TetaP 14. Ir. Masgunarto Budiman Sebagai Anggota TetaP 15. Ir. Rosid Sebagai Anggota TetaP 16. Ir. Wardhani Sebagai Anggota TetaP SUSUNAN ANGGOTA KELOMPOK KERJA KONSTRUKSI DISTRIBUSI Surat Keputusan Direktur Pusat Penyelidikan Masalah Kelistrikan No.: 0241LMK/S4 tanggal 24 Agustus 1984 t . Ir. SambodhoSumani Ketua merangkap A n g g o t a 2 . Ir. Cicih Munarsih Sekretaris merangkap Anggota 3 . Ir. Ontowirjo Suwarno Anggota 4 . Ir. Soemarto Soedirman Anggota 5. Ir. Adiwardoio Warsito Anggota 6 . Ir. Sam R asosia Anggota 7. Ir. Paul August Liqrri Anggota 8 . Ir. Gesit R. Avianto Anggota 9 . Ir. Mulyanto Ang,gota 1 0 .I r . S a m i u d i n Anggota l . Wargono Magiono, BEE Anggota 2. Ir. Ishak Sastranegara Anggota 3 . Djoko Sasongko Anggota 1 4 . S o e m a r s o n o rA h . T . Anggota 1 5 .I r . S o e n a r j o S a s t r o s e w o j o : A n g g o t a 1 6 .Rachmat Makmur, BE : Anggota '-Ir. Mahmud Junus. - f l I -
  • 5. SPLN 68-2 3 1986
  • 6. SPLN 68-2 : 1986 t-ftar isi Fblaran l. Pasal Satu - Ruang l i n g k u p d a n t u j u a n ..o..r.o...................o........ I 2. Pasal Dua - Definisi I 3. Pasal - Tiga : P e r t i m b a n g a n u n t u k m e n e t a p k a n 2 tingkat jaminan sistem distribusi 4. Pasal Empat : Pemakaian SUTM dan SKTM ...o........................o 6 5. Pasal Lima : Indeks keandalan dan tingkat jaminan ..o............... 7 6. Pasal Enam : Tingkat jaminan pada sistem distribusi ..o............ l3 Gambar I Konfigurasi spot network sebagai bagian ..o...o.............. 3 konfigurasi spindel atau radial Gambar 2 Konfigurasi SKTM spindeI dengan PPJD ......o..,........o.o 4 Gambar 3 Konfigurasi SKTM spindel dengan gugus ....,................ 5 Gambar 4 Konfigurasi radial tanpa atau dengan PBO .................. 5 di682 v -
  • 7. SFLN 68-2 s 1986 TTNGKILT3A,MAN{A,ru sTsTAMTENAGA LISTRIK BagiamDua: Sistern Distnihusi Fasai Satu R.ulangl-imgkup dan Tuiuan l. Ruang Lingkup Standar ini dimaksudl<an dan menetapkan tingkat jaminan urltuk menjelaslcan sistem tenaga listrik, baik sistem tenaga hulu maupun sistem tenaga hilir atau sistem distnibusi" Standar tingkat jarninan ini terdiri dari dua bragian yaitu : - BagianSatu: Sistem tenaga lrulu, yarlg clibagimenjadi 2 Subbagian yakni: A. Pembangkitan B. Transmisi56 kV s/d 150 kV" - Bagian Dua : Sistem Distribusi ?0 kV. Publikasi ini melipr.rt tsagianilua : SisternDistribusi 20 kV. 2. Tujuan Tujuannya ialah untuk nremberikan pegangan yang terarah dan seragam bagi perencanaan tingkat janrinan sesuai dengan konfigurasi jaringan dan klasifikasi konsumen. trasal Dua Eefinisi 3 . Indeks frekuensi pernadarnan rata-rata Indeks frekuensi pernadaman rata-rata adalair iumiah banyaknya pemadaman yang dialami konsr:rnen dalanr sa.trr tahun dibagi dengan jumlah konsumen yang dilayani- Satuan kali tiap tahun atatr pemadarnan tiap tahun. 4 . Indeks la.ma pemadaman rata-rata Indeks lama pemadaman rata-rata adalah jumtah lamanya pemadaman yang dialami konsumen dalam satu tahr.rn dibagi dengan jumlah konsumen yang dilayani. Satuan jam tiap tahun. 5 . Pemadaman sekejap Pemadaman sekejap ialah pernadaman yang lamanya 5 menit atau kurang. - 1 , -
  • 8. SPLN&2 s lS5 6. Pemadaman (interruption) Pemadaman ialah berhentinya suplai listrik. Untuk mengukur parah atau ti- daknya pemadaman digunakan dua indeks yaitu: - indeks frekuensi pemadaman rata-ratal - indeks lama pemadamanrata-rata. Kedua indeks pemadaman tersebut dihitung dengan tidak nrengikutsertakan penjumlahan pemadaman sejenak (momentary interruption). Sebagianbesar pemadaman sejenak berlansung hanya dalam beberapa detik atau kurang dari satu detik dan dalam standar ini disebut hilang tegangan sekejap. Pasal Tiga Pertimbangan untuk Menetapkan Tingkat Jamlnan Sistem Distribusi 7 . Untuk merencanakan pembangunan sistem tenaga listrik, khususnya sistem distribusi, perlu diperhatikan adanya tiga tingkat rekayasa dasar (basic engineering) dalam pengembangansistem distribusi; pertama, desain sistem dan peralatan distribusi serta pembuatannyal kedua, penentuan garis-garis besar standar konstruksi yang didasarkan pada peralatan yang diperoleh dan ketiga, menyeleksi macam-macam standar konstruksi yang akan digunakan pada situasi tertentu. 8. PLN bertanggung-jawabpada tingkat pertama yaitu segi desain sistem dan peralatan sedang fabrikan bertanggung-jawab atas pembuatannya' balam hal ini PLN mengikuti standar IEC dan demikian pula pembuatan peralatan oleh fabrikan. g . PLN dan badan-badanrekayasa yang ditunjuk PLN bertanggungiawabuntuk mempersiapkan tingkat kedua. Pengalaman sejak tahun 1960 badan-badan rekayasa (konsultan) aslng lebih banyak memegang peranan untuk tingkat kedua ini, bahkan untuk tingkat ketigapun peranannya masih lebih besar dari PLN sendiri. Namun sejak beberapa tahun terakhir PLN telah mengambil langkah-langkah konkrit untuk membina badan rekayasa nasional. 1 0 . Valaupun PLN telah menetapkan kebijaksanaannya di bidang pembakuan yang mengutamakan pembakuan sistem dan peralatan utama serta menS- llqrti standar IEC, namun badan rekayasa asing tersebut ternyata belum - 2 -
  • 9. SPLN 68-2 : 1985 melaksanakan kebijaksanaan tersebut yaitu antara lain dalam memilih fasi- litas distribusi, terutama JTM, tidak diadakan pertimbangan yang lebih mendalam untuk menyesuaikan keandalan jaringan dengan keandalan yang diperlukan konsumen. Banyak konsumen perumahan disuplai dengan Saluran Kabel Tegangan Me- nengah (SKTM) yang berkeandalan tinggi dan tentunya mahal yang sebe- narnya tidak diperlukan olefr konsumen perumahan. 11. Kenyataan di atas tidak sesuai dengan prinsip pemasaran yaitu konsumen dengan beban tarif yang lebih tinggi seyogyanya disuplai dengan keandalan yang lebih baik. Dalam SPLN 59t 1985 tentang Keandalan pada Sistem Distribusi 20 kV dan 6 kV tercantum 6 macam konfigurasi JTM dengan catatan konfigurasi tidak termasuk dalam standar ini karena belum dipakai di lingkungan PLN. Adapun ke-enam macam konfigurasi tersebut sebagai berikut (urutan dimulai dari konfigurasi dengan keandalan tertinggi): A. Spot network G.l Gardu Konsumen ffiar I : tftnf igrrasi spot netuork sebagai bagian konfipprasi spirdel atar radial ?
  • 10. SFLI{68-2 r 1986 B. $Kll{ Splndel dengan PP,JD TK+TS r . . + I I I t TX. TS_ -) I 1f f^ PHT.z t l I K . i I S + IH -> T T @F G.. f Gambar 2 ' - Ko n fi g u ra s i S K TM S pi ndel dengan P P JD , di mana: TK = T e l e K o ntrol TS = T e l e Si g nal TM = T e l e M e teri ng PMT = Pemut,us G.I. = Gardu Tnduk G.T . = Ga rd u Transformator PPJD = Pusat Pengatur Jaringan Distribusi G.H. = Gardu Hubung - = Kabel --+>- - Bulusan kabel -.-= Saluran telepon bawah tanah ___{>_ _ Gardu transformator sambungan --; = Ga rd u tr ansformator tengah n - 4
  • 11. SPLN68-2 : 1986 C. SKTM Spindel tanPa PPJD S e p e rti B , te ta p i ta n p a TK ' TMTTS dan P P JD D . SK T M g u g u s (C l u s te r) 6 A R D UT R A N s F O R y I A T O R d M S U T H/ S K T c a d an g v n SAKELAR BEMN ( K A B E L u t am a ) Gambar 3 Konfiqurasi S l : T 1 " 1S p i n d e l dengan gugus (sederhana) E. Radial OT&1ATIK PEMISAH PEMUTUS 7 f 6ARDU RAN5FORI"IAT0R f r NT. SAKELA BEBAN R BEBANNO SAKEI-AR BULUSANKABEL ' N .TRANsFORMAT9R G,TRDU S A M D U N G AlN [ Gambar 4 Konfiqurasi radial tanpa atau denqan PBO 12. Konfigurasi SKTM spindel baik dengan PPJD maupun tanpa PPJD hanya se- suai untuk kawasan metropolitan (sekarang hanya DKI Jakarta Raya dan Bandung)dengan padat beban 5 MVA lkm7 atau lebih, antara lain: ir. Kawasan bangunan bertingkat yang masing-masing memakai daya antara L slazo MVA. b. Kawasan perumahan mewah (biasanya luas rumah dan halamannya lebih dari 350 m2) yang masing-masing memakai daya 4 kVA atau lebih dan berlokasi di samping kawasan bangunan bertingkat. Diharapkan untuk selanjutnya konfigurasi ini hanya dipakai di DKI Jakar- ta Raya dan Bandung saja, karena selain mahal iug" memerlukan saluran cadangan (express feeder). - 5 -
  • 12. S P LN 8 -2 : 6 1986 L3. Industri pertenunan dan pemintalan sangat peka terhadap 8an88uan Pe- madaman permanen maupun seke jap, karena itu pemakaian SKTM perlu dipertimbangkan. Apabila industri pertenunan dan pemintalan ini berada di kawasan metropolitan tentunya dapat disuplai dari SKTM yang merupakan bagian dari konfigurasi spindel tersebut. Tetapi bila industri tersebut berada di kawasan yang memakai konf igurasi radial dapat digurnkan konf igurasi r gugus sederhana. 14. Konfigurasi radial dipakai di semua kota selain DKI Jakarta Raya dan Bandung. Khusus untuk konsumen yang memerlukan keandalan yang tinggi dapat dipakai konfigurasi spindel. I l Pasal Empat Pemakaian SUTM dan SKTM 15. Pada umumnya SUTM akan banyak mengalami gangguan hubung-singkat yang disebabkanantara lain oleh: a. sentuhan daun-daunl b. surja petir. Delapan puluh persen (SO %) dari gangguan tersebut menyebabkankeluar (outage) sementara yang dapat diatasi dengan pemasanganrelai yang sesuai dan penutup balik otomatis. Walaupun demikian adanya hilang tegangan sekejap tak dapat dihindari. 16. Adanya hilang tegangan sekejap sangat menggangSu, karena: a. Peralatan atau industri yang menggunakan kontaktor magnetik, kontaktor akan berhenti (lepas/jatuh) sehingga suplai terhenti' b. Kerusakan mutu produk dan terhentinya proses pemintalan pada pabrik pemintalan yang terdiri dari puluhan ribu mata pintal. c. Kerusakan mutu pertenunan. Hilang tegangan sekejap akan mengubah putaran mesin dengan mendadak; akibatnya pola pertenunan berubah. d. Kerusakan mutu produksi kertas karena berubahnya putaran mesin yang mendadak. Karena itu disarankan agars a. Industri di daerah pedesaan yang lokasinya jauh dari gardu induk (teUin dari 7 km) dan disuplai dengan SUTM mengganti korrtaktor magnetiknya dengan sakelar on-off biasa. - 6 -
  • 13. SPI-N58-2 | L986 b. Pabrik tenun, pemintalan dan kertas di daerah pedesaan yang lokasinya jauh dari gardu induk (tenifr dari 7 km) disuplai dengan SKTM atau kabel udara sebagai suplai utama, sedangkan saluran cadangannya dipakai SUTM (sistem gugus). Untuk ketiga pabrik ini bila disuplai dengan SUTM, diperlukan pemeliharaan yang seksama antara lain membersihkan dahan-dahan dan ranting sekitar SUTM. Catatan: Konsumen daya lebih dari 10 t,fVA dengan akandiatur tersendlri. Pasal Lima Indeks Keandalan dan Tingkat Jaminan 17. Indeks frekuensi pemadaman Indeks frekuensi pemadaman f sebagaimana tercantum pada Lampiran C dari SPLN 592 1985 tentang "Keandalan pada Sistem Distribusi 20 kV dan 6 kV" diperoleh dari angka keluar komponen sistem distribusi (distribution systems components failure rate) yang di PLN Distribusi DKI & Tangerang menurut statistik tercatat sebagai berikut : An g k a K e l uar ( (kali/km /tahun) Tahun SUTI'I r 9 7 7/ 7 B 0,BBo o,442 L97B/79 0, 5BB o,5oB reTe/Bo 0, 955 o,372 r.98ol81 1,803 o, 2 6 r LgBr/82 2,076 n ?qq 1.982/83 r , 7( , o o, 518 r9B3/ 84 2,062 0,4R6 n* S U T Mr a t a - r a t a = L,A{7rlkm/t'ahun N S K T I ' {r a t a - r a t a = O, 4 2 5 / k r n / t a } r u n D a r i s t a t i s t i k t e r s e b u t d i a t a s d i c a t a t p u l a b a h w a 5 2 1 9 3 %d a r i " k e l u a r " p a d a SIJTM terjadi tanpa penyebab jelas sedang pada SKTM sebanyak 48124%. 17.I SUTM Pemadaman tanpa penyebab jelas terdiri dari 3 kemungkinan, yaitu: (a) salah-langkah (maloperation); (b) pemadarnransejenak yang menjadi permanen karena tidak ada PBO/ tidak difurngsikannya relai penutup-balik; - 7 -
  • 14. SP|-N6B-2 : 1986 (c) pemadaman permanen yang tidak menimbulkan kerusakan (misalnya dahan menimpa/terkait pada penghantar). Kemungkinan (c) tidak terjadi karena pMB dapat dimasukkan kembali (Uita ada dahan terkait penghantar, PMB yang dimasukkan akan keluar lagi). Jadi pemadaman permanen yang terjadi (dan diperhitungl<an dalam standar) Uait karena komponen rusak maupun tidak. Namun masih ada kemungkinan lainnya yaitu beban-lebih. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa pemadaman yang diperhitungkan terdiri dari: (*) Pemadaman permanen dengan penyebab jelas 47r07% (**) Pemadaman permanen tanpa penyebab jelas 52,93% berarti I SUTM (*) = 0,572 I SUTM(xx1 = lr447 - 0,572 = 0,875. Di atas telah disebutkan bahwa: I S U T M ( * * ) t e r d i r i d a r i : ( a ) s a l a h l a n g k a h ,( b ) s e j e n a k d a n (c) bebanlebih. J a d i l S U T M = A , 5 7 2 + 0 1 8 7 5= 0 1 5 7 2 + ( a ) * ( b ) * ( c ) . Nilai-nilai yang digarap di atas adalah fakta (F), sedang nilai-nilai yang akan ditetapkan sebagai standar adalah nilai-nilai ,vang direncanakan atau terencana (T), sehingga dapat ditulis: l SUTM (F) = 0,572(tr)+ (a)(F) + (b)(F) + (c)(F) dimana: . 0r572(F) dapat dipakai sebagai nilai standar (T) karena meng- gambarkan manajemen PLN saat ini; . (a)(F) yang biasanya cukup tinggi harus diusahakan lebih baik (diperkecit) sehingga (aXT) < (aXF); . (bXF) adalah pemadaman (permanen) yang diharapkan tidak terjadi bila dipasang PBO/dif ungsikannya relai penutup-balik, sehingga (b)(D = (nXF); . (cXF) yang terjadi pada saat ini harus diperbaiki (diperkecil) se- hingga (c)(T) < (cXF). Jadi pemadaman tanpa PBO/relai penutup-balik tidak difungsikan dapat direncanakan sebagai standar sebagai berikut: I SUTM (T) = 0,572(T) + (aXT) + (b)(T) * (c)(T) sedang pem adaman dengan PBO/relai penutup-balik dif ungsikan m e nj a d i : ) S U T M ( T ) = 0 , 5 7 2 ( T * ( a X T ) , 0 + ( c X t ) . - L ' -
  • 15. SPLN58-2 : 1.986 Pemadaman karena bebanlebih (c), data & informasinya dapat diperoleh dari PLN Distribusi DKI & Tangerang yaitu sebanyak 01012 kali/km/tahun *) Adapun pemadaman karena salahlangkah (a), karena memang sulit dica- ri data & informasinya, dapat diperkirakan lebih dari l0% **), misalnya 15% atau 01217 kalilkm/tahun. I SUTM(F) = 0,572(F) r (aXF) + (u)((F) + (c)(F) = 0 1 5 7 2+ 0 , 2 1 7 + 0 , 6 4 6 + 0 r 0 L Z = 1,447 kalilkm/tahun. Guna menetapkan l SI.JTM(T),perlu ditetapkan pemadaman karena sa- lahlangkah (a) dan karena bebanlebih (c) yang lebih baik' yaitu masing-masing l0% (0,145) dan 2,5% (0,036), sedangpemadaman karena tanpa PBo/tidak difungsikannya relai penutup-balik (bXF) = (bXT). Dengan uraian di atas maka pemadaman yang direncanakan, demikian pula indeks frekuensi pemadaman dapat ciitetapkan dengan dua kategori yaitu: - Tanpa PBO/relai penutup-balik tidak difungsikan t r S U T M ( T ) = 0 1 5 7 2+ 0 , 1 4 5 + 0 , 6 4 6 + 0 , 0 3 6 = 11399kali/km/tahun f SUTM(T) = 16 x 1,399 = 22,384 kali/tahun. - Dengan PBO/relai penutup-balik difungsikan I S U T M ( T ) = 0 1 5 7 2+ 0 , 1 4 5 + 0 , 0 3 6 = 0 17 kali/km /tahun 53 f SUTM(T) = 16 x 0,753 = 12,048 kali/tahun. T 7. 2 S K T M Pada SKTM "keluar" tanpa penyebab yang jelas terjadi sebanyak 48124%yang terdiri dari 2 kemungkinan yaitu: (a) salahlangkah dan (n) neUanlebih sehingga: tr SKTM(F) = 0.209(F) + (a)(p) * (bXF) = 0 1 2 0 9+ 0 , 0 4 8 + 0 1 0 2 3 * ) F * ) = 01280 kali/km/tahun *) Pemadaman karena bebanLebih 12 kaLi/tahun, sedang panjang SUTM 1074,479 km; **) Menurut T d D Reference Book, sal-ahl-angkah (correct tripping undesired, incorcect tripping ) kurang dari 10 %. * ** ) Pe m adam an karena bebanlebih 6l- ,5 kali/tahun, sedang panjang SK T M 2 6 4 0 , 72 2 k n . tjst2 8 o
  • 16. SPLN 68-2 s 1986 Untuk menetapkan I SKTM(T), ditetapkan (aXT) dan (bXT) ma- sing-masing l0% (0,021) sehinggas SKTM(T) = 01209+ 0rO2l + 0,021 = 01251 kali/km /tahun SKTM(T) = 16 x 0r15l = 4,016 kaliltahun. 18. Indeks lama pemadaman Berbeda dengan indeks f rekuensi pemadaman (f ) yang kurang menyajikan data & informasi yang memadai karena penyebabnya bersumber dari alam, sistem dan peralatannya, maka data & inf ormasi mengenai indeks lama pemadaman (d) dapat disajikan cukup memadai karena dibuat sesuai dengan pelaksanaan pemulihan gangguan oleh petugas pLN sendiri. Indeks lama pemadaman (d) yang diperoleh dari Laporan Gangguan di pLN Distribusi DKI & Tangerang tercatat per konfiRurasi sebagai berikut: Tahun Indeks lama pemadaman JTM (d) ( j amltahun ) L e B 28 3 / 5,63 LeB3/ 84 2,BO L9B4 Bs / 4,76 d rata-rata = 4 , 39 19. Indeks keandalan konfigurasi sistem Keandalan sistem sebagaimana diuraikan dalam SPLN 592 l98 j diklasifikasikan menurut konfigurasi sistem, khususnya konfigurasi jaringan. Dari 8 macam konfigurasi sistem yang disajikan, 6 macam diantaranya disajikan sampai dengan perhitungan memperoleh indeks frekuensi pemadaman rata-rata (t) dan indeks lama pemadaman rata-rata (d) se- bagaimana tercantum dalam Lampiran B, C dan D. Namun angka-keluar ( I ) yang diperhitungkan dalam lampiran-lampiran tersebut adalah ang- ka-keluar yan8 bersumber dari kepustakaan. Semua angka-keluar pelbagai komponen dapat dipakai kecuali untuk SUTM dan SKTM yang menunjukkan nilai lebih besar karena perencanaan, pembangunan dan pengusahaan yang belurr seksama, hal mana disebabkan oleh pelbagai faktor baik ekstern m a u p u r ,: n t e r n P L N s e n d i r i . tjst29 - lt-l -
  • 17. SPLN68-2 : 1986 Menurut kepustakaan I SUTM dan SKTM masing-masing 0r2 dan ArOT) sedang kenyataannya masing-masing l r4 dan 0rz5l yang berarti masing-masing hampir 7 dan 316 kali lebih besar. Karena besarnya ), kenyataan ini, maka I (dan tentunya f ) komponen-komponen yang lain dapat diabaikan. Berbeda dengan ), dan f maka nilai d yang diperoleh dari laporan Gangguan tersebut dalam Ayat l8 di atas tidak jauh berbeda dengan Lampiran B dan karenanya d dari Lampiran B dapat dipakai. Oleh karena itu indeks keandalan kelima konf igurasi jaringan yang diren- canakan di lingkungan PLN dapat diperoleh dengan memperbandingkannya dengan nilai-nilai f dan d dari Lampiran B dan c, yaitu: (a) SUrM radial :f =3,2kali/tahun :d=2ljam/tahun (b) SUf M radial dengan pBO: f = 2.4 kali/tahun :d= l2,8jam/tahun (c) Sff M tanpa PPJD : f = 1,2 kali/tahun d = 4136 lam/tahun (d) SrcfM denganppJD :f = l,2kaliltahun d = 3.33 iam/tahun. Keempat konfigurasi tersebut diperoleh denganpanjangsUTM/SKTM l6 km, sedangsKTM dengangugus diperorehdenganpanjangg km, yaitu: (e) srrM dengangugus :f=0,6kali/tahun d = lr75 jam/tahun. Dengan demikian indeks keandalan kelima konfigurasi tersebut dapat dihi- tung dengan catatan untuk SUTM & SKTM masing-masingdengan panianR 32 km dan 8 km, sebagaiberikut; (a) SUTM radial: f. = 32 x 1,4 x 3r2 = 14 x 3r2 = 44$ kali/tahun i3- 67 d - 14 x Zl = 294 jam/tahun. (b) SUTM dengan PBO: f = 3 2 x 0 1 7 3 5x 2 r E = 7 1 5 3x 2 , 4 = l g , 0 g k a l i / t a h u n 16 02 d = 7r53 x l2r8 = 96,38 jam/tahun. (c) SKTM tanpa PPJD: f = 8 x 0 1 2 5 1x l r 2 = l r 7 9 x I r Z = 2 r l 5 k a l i / t a h u n reTF d - l r 7 9 x 4 1 3 6= 7 , 8 2 j a m / t a h u n . -11 -
  • 18. SH-N &-2 I 1986 (d) SKTM dengan PPJDI f =8 x01251 lr2=lr79xll?=Zrl5 x kali/tahun 16-w d - Ir79 x 3133= ir97 jam/tahun. (e) srrM gugus : f = 0'251 x 016 = 3,.5gx 0r5 = Zsl5 kali/tahun 01007 d = 3158x lr75 = 6,27 jam/tahun. 20. Pertimbangan untuk menetapkan tingkat jaminan Dalam Rensalita IV telah ditetapkan peningkatan keandalan dan mutu pela- yanan kepada masyarakat, maka nilai-nilai indeks keandalan yang diperoleh dalam Ayat 19 di atas harus diperbaiki dan sampai akhir Repelita IV diperkirakan sebagai berikut: (i) Bagi SUTM, nilai indeks keandalan diperkecil menjadi 60 %. (ii) Bagi SKTM, nilai indeks keandalan diperkecil menjadi 80 %. Perbaikan keandalan tersebut diusahakan dengan memperbaiki perencanaan, pernban8unan (pemasangan) dan pengusahaan termasuk pemeliharaan. Usaha perbaikan tersebut harus disusun dalam suatu program berdasarkan data & inf ormasi mengenai gangguan serta pengalaman pengusahaan dalam be- berapa tahun sebelumnya. 21. Faktor penyesuaian f dan d Nilai f dan d di PLN Distribusi DKI & Tangerang dijadikan dasar bagi ni- lai-nilai untuk wilayah lain di Indonesia. Untuk menentukan tingkat jaminan bagi daerah-daerah lain, maka nilai-nilai f & d untuk PLN DKI'& Tangerang dikalikan dengan faktor sebagai berikut : Daerah Faktor Jawa dan Bali 1'l Sumatera I12 Kalimantan dan Sulawesi I13 Maluku, Nusa Tenggara Barat & Timur l14 Irian Jaya dan Timor Timur L15 Untuk perlistrikan desa dapat dikalikan dengan faktor yang lebih tinggi dari faktor untuk masing-masing wilayah di atas, tetapi tidak melebihi 116. 22. Tingkat Jaminan menurut jenis konsumen 22-l Satuan-satuan PLN menyusun rencana pengembangan kelistrikan kota (ibukota propinsi, kabupaten, kotamadya, kota administratif) dan desa - t 2 -
  • 19. SPLN58-2 : 1986 di wilayah masing-masing atas dasar kelima konf igurasi jaringan ter- sebut yang dapat disederhanakan menjadi dua konfigurasi yaitu SUTM dan SKTM. Pada umumnya dipakai SUTM sedang SKTM hanya dipakai di kota metropolitan (nru Jakarta Raya dan Bandung) dan untuk menyuplai konsurnen yang memang memerlukan keandalan yang cukup tinggi' antara lain pabrik tenun, pemintalan dan pabrik kertas. 22.2 Rencana pengembangan kelistrikan tersebut di atas berikut penjelasan perihal kebi jaksanaan PLN mengenai peningkatan dan klasif ikasi keandalan dan tingkat jaminan bagi konsumen diajukan sedini mungkin kepada Pemerintah Daerah agar dapat dikoordinasikan dengan planologi yang disusun Pemerintah Daerah. Dengan pendekatan demikian bukan saja diperoleh pengembangan kelistrikan yang lebih terarah (Uait< konfigurasi, pengoperasian maupun keandalannya) melainkan juga diper- oleh pengertian yang lebih mendalam dari Pemerintah Daerah dan masyarakat terhadap kebijaksanaan PLN dalam pengembangan kelistrikan pada umumnya. 22.3 Penerapan standar tentang tingkat jaminan ini akan melalui masa Per- alihan karena menghadapi kondisi awal yang berbeda dengan PenS- arahan standar ini. Untuk itu diperlukan keluwesan Perencanaan namun tetap dalam jangka panjang diarahkan untuk menerapkan stan- dar ini. Pasal Enam Tingkat Jaminan pada Sistem Distribusi 23. Standar tingkat jaminan menurut konfigurasi jaringan pada sistem distribusi ditetapkan sebagai berikut: 23.1 PLN Distribusi DKI & Tangerang (a) SUTM radial f. = 27 kali/tahun d - 177 iam/tahun. (b) SUTM dengan PBo f - ll kali/tahun d = 58 jam/tahun. (c) SKTM spindel tanPa PPJD : f - 1,7 kali/tahun d = 6J5 jam/tahun. -13-
  • 20. SFLN 68-2 ! 1985 (d) SrcfM spindel dengan PPJD : f - 1,7 kali/tahun d = 4r77 jam/tahun. (e) SKTM gugus : f - 1,7 kallltahun d = 5,0 jam/tahun. 23.2 PLN Distribusi dan Wilayah lain dikalikan suatu faktor sebagai berikut: Daerah Faktor Jawa dan Bali Irl Sumatera l12 Kalimantan dan Sulawesi L13 Maluku, NTB & NTT l14 Irian Jaya dan Timor Timur I'5 C a t a t a n : Un t u k p e r l l s t r i k a n d e s a d a p a t d l k a l L k a n d e n g a n f a k t o r y a r r g l e b l h t j . n g g i d a r i f a k t o r u n t u k m a s i n g - m a s l n gr l l a y a h d l a t a s , t e t a p l t i d a k me l e b l h l I , 5 . 2t+. Rekomendasi tingkat jaminan menurut klasifikasi atau jenis konsumen pac{a sistem distribusi ditetapkan sebagai berikut : 24.1 Rencana pengembangan kelistril<an kota dan desa disusun atas dasar kelima konfigurasi jaringan tersebut pada Ayat 23, yang dapat diseder- hanakan menjadi dua konfigurasi yaitu SUTM dan SKTM. Kedua konfi- g u r a s i i n i d i u s a h a k a na g a r d i b a n g u n p a d a k a w a s a n t e r p i s a h . 24.2 Konfigurasi SUTM dengan PBO dipakai di kawasan kota sedang SUTM radial dipakai untuk perlistrikan desa. 24.3 K o n fi g u ra s i S KT M k husus di pakai untuk menyupl ai konsumen di ka- w a s a n k o ta y a n g me mpunyai f beban tari f yang ti nggi . catatan : I. Beban tarlf yang tlnggi iarah tarlf u, ro, r, dan R4. Keempat kelas konsumen lnl dibangun dt kawasan yang terplsah. 2 . K o n s um e n i n d u s t r l s e d a n g ( I l ) s e b a l k n y a d l b a n g u n b e r - d a mp l n g a n d e n g a n k o n s u me n l n d u s t r l b e s a r ( I 4) d a n d e m l k l a n p u l a k o n s u me n g e d u n g b e r t l n g k a t ( U ) d e n g a n k o n s u m e np e r u m a h a nm e w a h ( R a ) . t. Khusus untuk pabrik tenun, peniintalan dan pabrlk kertas (Il) yang berada atau dlbangun dl kawasan dengan SUTM dipakai konfigurasi gugus sederhana. - 1 4 -
  • 21. SPLN68-2 : 1986 24.4 Untuk mencapai pengembangan kelistrikan yang sesuai dengan sasaran standar ini diperlukan perencanaan dan Pengembangan dalam masa peralihan sebagaimana diuraikan dalam Ayat 25. 25. pengembangan kelistrikan dalam masa peralihan direkomendasikan sebagai berikut: Zj.L Bagi kawasan baru yang peruntukan kawasannya berdasarkan planologi yang telah mantap membutuhkan sistem SKTM Spindel, sedang keadaan (g kV) kelistrikan awalny'a masih kosong atau merupakan sistem lama yang tidak dapat dikenrbangkan lagi (karena kemampuan jaringannya terbatas dan keadaannva sudah tua), maka sistem SKTM Spindel untuk kawasan tersebur dapat langsung direncanakan dan dibangun secara bertahaP. Z5.2Bagi kag'asan )'ang te,lai i'r,emili<i sistem SUTM Radial yang kemudian dan berdasarKan pianoiogi cjan peruntukan kawasanr memerlukan kon- f i g u r a s i G u g u s , m a k a p e n g e m b a n g a n n y ad i l a k u k a n m e n u r u t t a h a p a n s e - bagai berikut: (a) Menarik satu jalur SUT M yang akan berf ungsi sebagai saluran cadangan (ekspres), dari G.I. terdekat (sebagai pensuplai) melewati jalan umum yang membelah kawasan dan menuju ke arah beban berkembang. (U) SUTM diganti dengan SKTM dan ditautkan ke ekspres feeder. 25.3 Bagi kawasan yang semula dilayani dengan sistem SUTM Radial atau Gugus, dan berdasarkan planologi baru kawasan tersebut perlu dilayani oleh sistem SKTM Spindel, maka pengembangannya dapat dilakukan menurut tahaPan berikut: (a) Penentuan G.I. dan lokasi G.H. (b) eenggantian SUTM yang sudah tidak lagi memadai bagi per- kembangan beban dengan SKTM. (c) Mentautkan SUT M yang masih dapat memenuhi kebutuhan beban pada Gardu trafo konfigurasi SKTM yang sudah ditarikr sehingga terbentuk konfigurasi-konfigurasi gelang (loop) atau semi spindel. (d) Menarik kabel cadangan (ekspres) dan membangun G.H.t kemudian menghubungkan ujung-ujung saluran kabel ke G'H' (e) Penyempurnaan: penggantian SUTM dengan SKTM secara bertahap dan bila sudah ada PPJD, memasukkannya ke dalam sistem pengendaliannya (sejak awal penggelaran kabel tanah, kabel pilot harus sudah disiaPkan). - 1 5 -
  • 22. i S H- N68- 2 : 1986 t 25.4 Bagi kawasan baru misalnya kawasan pinggiran dan luar kota yang me- merlukan pelayanan listrik tetapi belum mempunyai planologi yang mantap, agar dilayani dengansistem suTM radial. Ca t a t a n : l. Untuk rumah sakit, dlberlkan suplai listrik dengan keandalan yang samadengan keandalan untuk perumahan biasa; biasanya dlsediakan suplai cadanganyaltu: (a) Suplal darurat yang dijalankan secara otomatis (short break) atau secara manual untuk ruang unit perawatan intenslf; (b) Sup1al darurat no-break untuk ruang operasi (blasanya 20 kVA). 2. Bagl peralatan yang memerlukan kontlnuitas suplal yang tlnggl dapat dlgunaken suplal darurat. Suplal darurat yang pallng sederhana lalah lampu neon dengan batere. l{aktu suplal PLN maslh ada suplal Pl-Nmenglsl batere. Waktu suplai PLN padamr lampl neon akan menyala secara otomatik. Lampuneon dengan batere dapat dlgunakan dl toko-toko kecl1, lobby hotel kecll, Ja1an keluar darurat gedung bloskop dan laln sebagainya. Penerangan rtnnah (home llght) yang dapat start secara otcrnatls dapat dlgunakan sebagai suplal darurat proyektor gedung bioskop kecll. Pada uMnya gB*r€ bertlngkat yang besar rnemerlukandua macamsuplal darurat yaknl : (a) Slstem batere untuk penerangan darurat yang dapat nrenyalakan larpu secara darurat. (b) pembangklt llstrlk dlesel yang dapat distart secara otomatik (short break) untuk melayani lift. untuk : Selaln untuk lift suplal darurat slstem short break Juga dlgr-rnakan (a) Kamarrawat darurat (ICU) dl runrahsakit. (b) Baglan dari suptai darurat sistem no-break. f. pada umumnyasistem pendlngln untuk kamar-kamar hotel, penyimpanan susut pembuatan ice-cream dan sebagainya tidak memerlukan suplal darurat karena peralatan semacamltu tahan pemadamansekurang-kurangnyal/2 Jam. Untuk konsumensemacam inl pelayanan PLN-lah yang harus ditlngkatkan Jangan sampai pemadamanmeleblhi L/2 ian. 4.Untuk hotel dengan sistem pendingin kamar, penyimpanansusu' pernbuatanlce cream dimana Pt-N belum dapat menJamlnagar gangguan kurang dari setengah- atau satu Jam dapat menggunakan sistem suplai darurat yang terdlrl darl pernbangklt dlesel atau peneranganrumah (homellght) yang distartsecara manual. 5. Pada unumnya PLN sudah mampu mensuplal tlstrlk dengan gangguan pemadaman kurang darl L/2 Jam kecuali, bila : - Isolator SUTMyang dlgunakan dari mutu yang kurang baik, serlng pecah. llttuk menghlndarl iso]ator yang kurang baik telah dltentukan bahwa lsolator turpu yang dipakal dari jenis pin-post atau yang leblh balk. - Adanya standar konstruksl yang kurang memenuhlsyarat (mekanls kurang kuatt bila hujan tlmbul loncatan api) dan sebagainya. Adapun peralatan yang memerlukan sup1al darurat no-break (apablla suplal PLN padamterus menyala tanpa waktu tunda) antara laln: - Menara telekomunikasi lapangan terbang - Peneranganlandasan lapangan terbang - Ruangoperasi dl rumah sakit' - t5 - :-