Hokky Situngkir adalah ilmuwan asal Indonesia yang dikenal sebagai penemu metode batik fraktal. Ia lahir di Sumatera Utara pada tahun 1978 dan merupakan pendiri Bandung Fe Institute. Penelitiannya tentang kompleksitas batik dan budaya Indonesia telah memberikan sumbangan besar dalam memahami rahasia pola batik secara ilmiah. Hokky aktif mengembangkan teori kompleksitas dan menerapkannya dalam berbagai bidang seperti batik, musik daer
3. Batik adalah kain bergambar yang
pembuatannya secara khusus dengan
menuliskan atau menerakan malam pada kain
itu, kemudian pengolahannya diproses
dengan cara tertentu yang memiliki
kekhasan.
4. APA ADA YANG TAHU,
SIAPA PENEMU
METODE
BATIK FRAKTAL?
7. Hokky Situngkir lahir di Siantar Sumatera
Utara, 7 Februari 1978. Hokky adalah
ilmuan/peneliti teori kompleksitas di Surya
University dan pendiri Bandung Fe
Institute. Ia dikenal memiliki spektrum
kajian yang luas, mulai dari
keberhasilannya memecahkan rahasia
pola/motif batik fraktal, kompleksitas
matematis lagu-lagu daerah Indonesia,
aspek matematis dalam Candi Borobudur
hingga pergerakan saham dengan memakai
teori kompleksitas yang dilakukannya
dengan Yohanes Surya.
8. Hokky Situngkir dibesarkan di Sumatera Utara dan merupakan
salah seorang cucu dari Liberty Manik atau L.Manik, seorang
komponis Indonesia, pencipta lagu “Satu Nusa Satu Bangsa”.
Dalam aktivitas sosialnya, Hokky merintis Gerakan Sejuta
Data Budaya (GSDB), yang menggalang kelompok muda
pecinta budaya untuk pelestarian data budaya melalui
Perpustakaan Digital Budaya Indonesia (PDBI). Kegiatan
pendataan budaya secara pastisipatif dan digital ini dimotori
berbagai komunitas yang menamakan diri “Sobat Budaya” di
berbagai komunitas muda pecinta budaya di berbagai kawasan
budaya di Indonesia.
9. PENDIDIKAN
Setelah menamatkan pendidikannya di
SMA Negeri 1 Medan, ia mendaftar di
Institut Teknologi Bandung (ITB), dan
mengambil jurusan Elektro ITB. Semenjak
menjadi mahasiswa ia telah aktif dalam
berbagai organisasi, seperti:
1. Anggota Majelis Permusyawaratan
Mahasiswa di Himpunan Mahasiswa
Elektroteknik.
2. Tim Materi Orientasi Studi Keluarga
Mahasiswa ITB.
3. Kepala Divisi Dana Tim Beasiswa KM
ITB.
4. Kepala Divisi Budaya Unit Kesenian
Sumatera Utara ITB.
10. AWAL
KETERTARIKAN
BATIK
Pada awal ketertarikan dia itu dimulai
dari berbagai diskusi dan korespondensi
melalui internet. Dengan mempelajari teori
kompleksitas yang dikembangkan Santa
Fe Institue. Sebuah lembaga riset yang
berada New Mexico, Amerika Serikat.
Teori yang kemudian dikembangkannya
di Indonesia ini lahir pada akhir abad ke-
20 dengan merangkul berbagai disiplin
ilmu untuk menjelaskan suatu persoalan.
Ia akhirnya mendirikan Bandung Fe
Institute, mengambil nama Santa Fe
Institute. Pada awalnya kebanyakan
risetnya berhubungan dengan sistem
keuangan dalam kajian ekono-fisika,
yaitu penggunaan berbagai model fisika
untuk meneliti pola-pola data dalam
ekonomi.
11. Riset-riset kompleksitasnya
kemudian membawanya untuk
meneliti batik. Ia ingin membuktikan
batik bukan ornamen tetapi lukisan
yang disejajarkan dengan karya
Leonardo da Vinci, Raphael atau
Michaelangelo. Ia mulai
mengumpulkan berbagai motif batik
dan kemudian diterjemahkan dalam
rumus fraktal atau matematika.
Hasilnya kemudian dimodifikasi
dengan bantuan komputer sehingga
menghasilkan desain pola baru yang
sangat beragam, baik dilihat dari
grafis, warna, ukuran, sudut maupun
perulangannya. Proses pembuatan
motif batik fraktal dapat
memecahkan masalah keterbatasan
motif batik dan dapat menghasilkan
banyak motif secara tepat.
12. Seperti yang dikemukakan oleh Hokky, bahwa
pola fraktal juga terlihat pigmentasi kerang,
pola sulir cekang kerang, bentuk-bentuk rumit
bunga salju, atau pertumbuhan sel kanker.
Pola pikir dengan geometri fraktal ini , juga
digunakan untuk membuktikan pengukuran di
setiap jengkal dari candi Borobudur.
Penemuan ini telah banyak memberikan
banyak sumbangsih terhadap rahasia-rahasia
yang selama ini dianggap sebuah hal yang
mitis dan tidak bisa di lihat oleh science.
13. JABATAN
Saat ini Hokky Situngkir
juga menjabat sebagai
presiden di Bandung Fe
Institute dan seorang
Peneliti di Center for
Complexitas, Surya
University. Selain menjabat
di Bandung Fe Institute, dia
juga aktif sebagai peneliti
di Center for Complexities.
Lewat penemuannya ini dia
mendapat julukan sebagai
“Bapak Kompleksitas
Indonesia” gelar ini
diberikan oleh Prof.
Yohanes Surya, Ph.D.
14. Ia juga aktif dalam berbagai pertemuan dan
komunitas llmiah berskala nasional dan
internasional seperti
-Conference of Application of Physics in Financial
Analysis
-International Conference on World of
Heterogenous and Interacting Agents
-Complexity in Cultural and Literary Studies
-World New Economic Window
-International Conference in Computational
Intelligence in Economics and Finance
-Asia Pacific Forum on Cultures-based
Innovation.